Post on 01-Jan-2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Hukum dalam Islam ada lima
a. Wajib, yaitu perintah yang harus dikerjakan. Jika dikerjakan maka akan
mendapat pahala, jika tidak dikerjakan maka akan berdosa.
b. Sunnah, yaitu anjuran. Jika dikerjakan akan mendapat pahala, jika tidak
dikerjakan tidak berdosa.
c. Haram, yaitu larangan keras. Jika dikerjakan berdosa, jika tidak dikerjakan
mendapat pahala.
d. Makruh, yaitu larangan yang tidak keras. Jika dikerjakan tidak berdosa,
jika ditinggalkan akan mendapat pahala.
e. Mubah, yaitu sesuatu yang boleh dikerjakan dan boleh ditinggalkan. Jika
dikerjakan tidak mendapat pahala, jika ditinggalkan tidak berdosa.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang tersurat dalam latar belakang, maka penulis dalam
hal ini akan merumuskan permasalahan dalam beberapa pertanyaan:
1. Pengertian sholat
2. Macam-macam sholat
1.3.Tujuan
Dengan berdasar kepada poin-poin pertanyaan tersebut diatas, maka penulis
mempunyai tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu :
1. Memahami Pengertian Sholat
2. Memahami macam-macam sholat
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat
Asal makna shalat menurut bahasa Arab ialah “doa”, tetapi yang dimaksud disini ialah “ibadat yang tersusun dari beberapa perkataan dan memenuhi beberapa syarat yang dimulai dengan takbair, disudahi dengan salam, dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan”.1
Firman Alla SWT
Artinya : “Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(Q.S Al-Ankabut ayat : 45)
B. Shalat Fardhu
Sholat yang diwajibkan bagi tiap-tiap orang yang dewasa dan berakal ialah lima kali sehari semalam. Mula-mula turunnya perintah wajib shalat itu ialah pada malam isra’, setahun sebelum tahun hijriah.
Yang sunat dilakukan sebelum sholat :
a. Adzan Asal makna azan ialah “memberitahukan”. Maksudnya ialah
memberitahukan bahwa waktu shalat telah tiba dengan lafaz yang telah ditentukan oleh syara’.
1 Fiqh Islam oleh H. Sulaiman Rasjid, Sinar Baru Algesindo hal 53
3
b. Iqamah Yaitu memberitahukan kepada hadirin supaya bersiap berdiri untuk
melaksankan shalat.
1. Membatasi Tempat Shalat
Diantara beberapa hal yang dilakukan sebelum sholat ialah membatasi tempat shalat dengan dinding, dengan tongkat, dengan menghamparkan sajadah atau dengan garis, supaya orang tidak lewat didepan orang yang sedang shalat, sebab lewat didepan orang shalat itu hukumnya haram.
2. Waktu Shalat Fardu
Shalat fardu atau wajib dilaksanakan oleh tiap-tiap mukallaf (orang-orang yang telah balig lagi berakal) ialah lima kali sehari semalam.
1. Shalat Zuhur. Awal waktunya adalah setelah tergelincir matahari dari pertengahan langit. Akhir waktunya apabila bayang-bayang sesuatu telah sama dengan panjangnya, selain dari bayang-bayang ketika matahari menonggak
2. Shalat Asar. Waktunya mulai dari habisnya waktu zuhur, bayng-bayang sesuatu lebih daripada panjangnya selain dari bayang-bayang ketika matahari sedang menonggak sampai terbenam matahari.
3. Shalat Maghrib. Waktunya dari terbenam matahari sampai terbenam syafaq (teja) merah.
4. Sholat Isya’. Waktunya mulai dari terbenam syafaq merah sampai terbit fajar kedua.
5. Sholat Shubuh. Waktunya mulai dari terbit fajar kedua sampai terbit matahari.
3. Syarat-Syarat Wajib Sholat Fardhu
1. Islam. Orang yang bukan islam tidak diwajibkan mengerjakan sholat
2. Suci dari haid dan nifas
3. Berakal. Orang yang tidak berakal tidak diwajibkan sholat
4. Balig (dewasa)
4. Syarat-Syarat Sah Sholat
1. Suci dari hadas besar dan hadas kecil
2. Suci badan, pakaian, dan tempat dari najis
4
3. Menutup aurat
4. Mengetahui masuknya waktu sholat
5. Menghadap ke kiblat (ka’bah)
5. Rukun Sholat 1. Niat
Arti niat ada dua :
a. Asal makna niat ialah “menyengaja” suatu perbuatan.
b. Niat pada syara’ yaitu menyengaja suatu perbuatan karena mengikuti
pertintah Allah suapaya diridhai-Nya
2. Berdiri bagi yang kuasa
Orang yang tidak kuasa berdiri boleh sholat sambil duduk, kalau tidak
kuasa duduk boleh berbaring
3. Takbiratul ihram
4. Membaca Al-Fatihah
6. Sunat-Sunat Sholat
1. Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram.
2. Mengangkat kedua tangan ketika akan rukuk, ketika berdiri dari rukuk
dan tatkala berdiri dari tasyahud awal.
3. Meletakkan tangan kanan diatas punggung tangan kiri.
4. Melihat kearah tempat sujud.
5. Membaca doa iftitah sesudah takbiratul ihram
6. Membaca Ta’awuz sebelem Al-Fatihah. 7. Membaca Amin setelah membaca Al-Fatihah. 8. Membaca surat Al-Quran bagi imam atau orang sholat sendiri. 9. Sunat bagi makmum mendengarkan imam.
7. Sunnah Muakad (Sunnah yang lebih penting)
Dalam mazhab Syafi’i ada dua sunnah yang lebih penting daripada yang
disebutkan diatas, sehingga bila salah satu dari keduanya ditinggalkan
hendaklah diganti dengan sujud sahwi.
5
1. Membaca tasyahud pertama sesudah sujud kedua dari rakaat yang kedua
sebelum berdiri pada rakaat ketiga.
2. Qunut sesudah I’tidal yang akhir pada sholat Shubuh dan Witir, sejak
malam tanggal 16 Ramadhan sampai akhirnya.
8. Hal-Hal Yang Membatalkan Sholat 1. Meninggalkan salah satu rukun atau sengaja memutuskan rukun
sebelum sempurna, umpamanya melakukan i’tidal sebelum sempurna
rukuk.
2. Meninggalkan salah satu syarat misalnya berhadas, dan terkena najis
yang tidak dimaafkan, baik pada badan ataupun pakaian, sedangkan
najis itu tidak dapat dibuang ketika itu.
3. Sengaja berbicara.
4. Banyak bergerak.
5. Makan dan minum.
9. Sujud Sahwi
Sebab-sebab sujud sahwi ialah :
1. Ketinggalan tasyahud pertama atau ketinggalan qunut
2. Kelebihan rakaat, rukuk, atau sujud karena lupa
3. Karena syak (ragu) tentang jumlah rakaat yang telah dikerjakan
4. Apabila kurang rakaat sholat karena lupa2
C. Sholat Berjamaah
Apabila dua orang sholat bersama-sama dan salah seorang diantara mereka
mengikuti yang lain, keduanya dinamakan sholat berjamaah
Hukum sholat berjmaah
Sebagian ulama mengatakan bahwa sholat berjamaah itu adalah fardu
‘ain (wajib ‘ain), sebagian berpendapat bahwa sholat berjamaah itu fardu 2 Fiqh Islam oleh H. Sulaiman Rasjid, Sinar Baru Algesindo hal 100
6
kifayah dan sebagian lagi berpendapat sunnah muakad (sunnah istimewa).
Yang akhir iinilah hukum yang lebih layak, kecuali bagi sholat Jum’at.
Menurut kaidah persesuaian beberapa dalil dalam masalah ini, seperti yang
telah disebutkan diatas.
قال : صلى اهللا علیھ وسلمعن ابن عمر أن رسول اهللا
((صالة الجماعة أفضل من صالة الفرد بسبع وعشرین درجة)). متفق علیھ.Dari Ibnu Umar c bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda :
((Shalat berjama`ah lebih utama daripada shalat sendirian dua puluh
tujuh derajat.)) Muttafaqun `Alaihi.
Bagi siapa saja yang interest menunggu waktu shalat berikutnya tiba di dalam
masjid, akan memperoleh 4 (empat) keistimewaan yaitu :
1. Ia seperti seorang yang selalu siap tempur di jalan Allah.
2. Dicatat baginya pahala shalat meskipun ia menantikannya dalam keadaan
duduk.
3. Para malaikat memohonkan ampunan untuknya. 4. Jika pada saat itu dia mengisi waktunya dengan membaca Al-Qur`an dan
zikrullah maka akan ditambahkan baginya pahala tilawah dan zikir.3 1. Sholat Qasar dan Jamak
i. Sholat Qasar
Sholat qasar artinya sholat yang diringkaskan jumlah rakaatnya, yaitu
diantara sholat fardu yang lima, yang mestinya empat rakaat dijadikan
dua rakaat saja. Sholat lima waktu yang boleh diqasar hanya Zuhur,
Asar, dan Isya’. Adapun Maghrib dan Shubuh tetap sebagaimana biasa,
tidak boleh diqasar.
Hukum sholat qasar dalam mazhab Syafi’i (boleh), bahkan lebih baik bagi
orang yang dalam perjalanan. 3 Abu Abdil Aziz Abdullah Bin Safar `Ubadah Al`Abdali Al Ghamidi, Shalat Berjama`ah, Keutamaan, Manfaat Dan Hukumnya, hal 9
7
Artinya : “Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah Mengapa kamu meng-qashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.”(Q.S An-Nisa :101)
Syarat sah sholat qasar a. Perjalanan yang dilakukan bukan perjalanan maksiat b. Perjalanan itu jauh, sekurang-kurangnya 3 mil = 80,640 km atau lebih c. Sholat yang diqasar itu ialah sholat adaan bukan sholat qada d. Berniat ketika takbiratul ihram.
ii. Sholat Jamak
Sholat jamak artinya sholat yang dikumpulkan. Maksudnya ialah dua
sholat fardu yang lima dikerjakan dalam satu waktu. Misalnya sholat
Zuhur dan Asar dikerjakan pada waktu Zuhur atau Asar.
Sholat yang harus dijamakkan
Sholat yang boleh dijamakkan hanya antara Zuhur dengan Asar, dan antara
Maghrib dengan Isya’, sedangkan Shubuh tetap dikerjakan pada waktunya
sendiri.
Jamak Taqdim (dahulu) dan Jamak Takhir (kemudian)
- Jamak Taqdim ialah sholat Zuhur dan Asar dikerjakan diwaktu Zuhur,
sholat Maghrib dan Isya’ dikerjakan pada waktu Maghrib.
- Jamak Takhir ialah sholat Zuhur dan Asar dikerjakan diwaktu Asar,
sholat Maghrib dan Isya’ dikerjakan pada waktu Isya’.
Syarat jamak taqdim
1. Hendaklah dimulai dengan sholat pertama (Zuhur sebelum Asar,
atau Maghrib sebelum Isya’)
8
2. Berniat jamak agar berbeda dari sholat yang terdahulu karena lupa
3. Berturut-turut karena keduanya seolah-olah satu sholat
Syarat jamak takhir
Pada waktu yang pertama hendaklah berniat akan melakukan sholat
pertama itu diwaktu yang kedua, supaya ada maksud bersungguh-
sungguh akan mengerjakan sholat pertama itu dan ditinggalkan begitu
saja.
2. Sholat Orang Sakit
Orang sakit wajib juga sholat semampuannya selama akal atau
ingatannya masih tetap. Kalau tidak mampu berdiri, ia boleh sholat sambil
duduk; kalau tidak mampu duduk, boleh berbaring kesebelah kanan
menghadap kiblat; kalau tidak kuat berbaring, boleh menelentang dengan
kedua kakinya kearah kiblat, dan kalau dapat kepalanya diberi bantal agar
mukanya menghadap ke kiblat.4
Termasuk dalam arti “tidak mampu” ialah apabila ia mendapat
kesukaran berdiri atau mendapat kesukaran duduk dan seterusnya, atau
takut sakitnya akan bertambah parah apabila ia berdiri, apalagi kalau ia
takut binasa.
Sabda Rasulullah SAW :
Artinya : “Solat Jum’at itu hak yang wajib dikerjakan oleh tiap-tiap orang
Islam dengan berjamaah, kecuali empat macam orang : (1)Hamba
sahaya (2)perempuan (3)anak-anak (4)orang sakit”(Riwayat Abu
Dawud dan Hakim)
4 Fiqh Islam oleh H. Sulaiman Rasjid, Sinar Baru Algesindo hal 122
9
3. Sholat Jum’at
Sholat Jum’at ialah sholat dua rakaat sesudah khotbah pada waktu Zuhur
pada hari Jum’at.
Hukumnya
Sholat Jum’at itu fardu ‘ain, artinya wajib atau setiap laki-laki dewasa
yang beragama Islam, merdeka, dan tetap dalam negeri.
Artinya : “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan
shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika
kamu Mengetahui.”(Q.S Al-Jumu’ah : 9)
Syarat-Syarat Wajib Sholat Jum’at 1. Islam
2. Baligh (dewasa)
3. Berakal
4. Laki-laki, tidak diwajibkan atas perempuan
5. Sehat
6. Tetap dalam negeri atau tidak sedang dalam perjalanan.5
Syarat Sah Mendirikan Sholat Jum’at 1. Hendaklah diadakan dialam negeri yang penduduknya menerap,
yang telah dijadikan tempat-tempat, baik di kota maupun di
kampung. Maka tidak sah mendirikan Jum’at di ladang-ladang
5 Ibid 123
10
yang penduduknya hanya tinggal disana untuk sementara waktu
saja.
2. Berjamaah, karena dimasa Rasulullah, sholat Jum’at tidak pernah
dilakukan sendiri-sendiri. Bilangan jamaah, menurut sebagian
ulama, sekurang-kurangnya 40 orang laki-laki dewasa dari
penduduk negeri.
3. Hendaklah dikerjakan diwaktu Zuhur.
4. Hendaklah didahhului oleh dua khotbah.
Khotbah Jum’at
Rukun dua khotbah Jum’at 1. Mengucapkan puji-pujian kepada Allah. Keterangannya adalah
amal Rasulullah SAW, yang diriwayatkan oleh Muslim.
2. Membaca Sholawat atas Rasulullah SAW
3. Mengucapkan syahadat
Sabda Rasulullah yang artinya
“Tiap-tiap khotbah yang tidak ada syahadatnya adalah seperti
tangan yang terpotong.”(H.R Ahmad dan Abu Dawud)
4. Berwasiat dengan taqwa dan mengajarkan apa-apa yang perlu
kepada pendengar, sesuai dengan keadaan tempat dan waktu, baik
urusan agama maupun urusan dunia.
5. Membaca ayat Al-Qur’an pada salah satu dari kedua khotbah.
6. Berdo’a untuk kaum muslimin dan mukminat pada khotbah yang
kedua.
Syarat dua khotbah
1. Kedua khotbah itu hendaklah dimulai setelah tergelincir matahari.
2. Sewaktu berkhotbah hendaklah berdiri jika mampu.
3. Khatib hendaklah duduk diantara kedua khotbah, sekurang-
kurangnya berhenti sebentar.
11
4. Hendaklah dengan suara yang keras kira-kira terdengar oleh
bilangan yang sah Jum’at dengan mereka,
5. Hendaklah berturut-turut baik rukun, jarak keduanya, maupun
jarak antara keduanya dengan sholat.
6. Khatib hendaklah suci dari hadas dan najis.
7. Khatib hendaklah menutup auratnya.
Sunnah yang bersangkutan dengan khotbah
1. Khotbah itu hendalkah dilakukan diatas mimbar atau tempat yang tinggi
2. Khotbah itu diucapkan dengan kalimat yang fasih, terang, mudah
dipahami, sederhana, tidak terlalu panjang, dan tidak pula terlalu pendek.
3. Khatib hendaklah tetap menghadap orang banyak jangan berputar-putar.
4. Membaca surat Al-Ikhlas sewaktu duduk diantara dua khotbah.
5. Menertibkan tiga rukun, yaitu mulai dengan pujian-pujian, kemudian
sholawat atas nabi, lalu berwasiat .
6. Pendengar hendaklah diam serta memperhatikan khotbah.
Sabda Rasulullah SAW
Artinya : Dari Abu Hirairah. Bahwasanya Nabi SAW, terlah berkata,
“Apabila engkau katakan diam kepada temanmu pada hari Jum’at
sewaktu khotib berkhotbah, maka sesungguhnya engkau telah
menghapus pahala sholat Jum’atmu.”(H.R Bukhari)
7. Khatib hendaklah memberi salam.
8. Khatib hendaklah duduk diatas mimbar sesudah memberi salam, sesudah
duduk itulah azan dikumandangkan.
Sunnah yang bersangkutan dengan Jum’at
1. Disunnahkan mandi pada hari Jum’at bagi orang yang akan pergi ke
masjid untuk sholat Jum’at.
2. Berhias dengan memakai pakaian yang sebaik-baiknya, dan lebih baik
yang berwarna putih.
3. Memakai wangi-wangian
12
4. Memotong kuku, menggunting kumis, dan menyisir rambut.
5. Segera pergi ke Masjid dengan berjalan kaki.
6. Hendaklah ia membaca Qur’an sebelum khotbah.
7. Paling baik ialah membaca surat Al-Kahfi.
8. Hendaklah perbanyak membaca do’a dan sholawat.
Bacaan Sesudah Shalat Fardhu
Memang, bacaan dzikir setelah shalat wajib ini, bukan merupakan sebuah
keharusan atau wajib hukumnya secara syar’i. Cuma mungkin kalau dilihat dari
segi hubungan kehambaan kita dengan Khaliqnya, maka dzikir dan berdoa ini
merupakan sebuah sarana dalam berhubungan dengan-Nya, baik dikala kita sedih
atau butuh sesuatu sebagai tanda kekurangan kita, atau dikala kita bahagia sebagai
tanda syukur kepada-Nya.
Adapun untuk membaca bacaan dzikir setelah shalat wajib, kita bebas
membaca apa saja sesuai dengan kemampuan dan apa yang kita hafal. Mau baca
istighfar, tasbih, tahlil, hamdallah, shalawat, ayat-ayat Al Quran dan lain
sebagainya. Namun agar bacaan kita lebih terarah, berikut ini Saya tuliskan
beberapa bacaan dzikir setelah shalat wajib yang diambil dari hadits Nabi yang
shahih. 6
أستغفر اهللا
Astaghfirullaah (3x) Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung
السالم، تباركت یـا ذا الجالل واإلكرام اللھم أنت السالم، ومنك
Allaahumma antas salaamu, wa minkas salaamu, tabaarakta yaa dzal jalaali wal
ikraam
6 http://belajar-fiqih.blogspot.com/2013/05/bacaan-dzikir-setelah-sholat-wajib.html#sthash. g4peqJlb. dpuf
13
Ya Allah, Engkau Maha Sejahtera, dan dari-Mu lah kesejahteraan, Maha Berkat
Engkau ya Allah, yang memiliki kemegahan dan kemuliaan
اللھم ال مانع لما أعطیت، وال معطي لما منعت، ال ینفع ذا الجد منك الجد
Allaahumma laa maani’a limaa a’thaita walaa mu’thiya limaa mana ‘ta walaa
yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu
Ya Allah, tidak ada sesuatu yang dapat menghalangi pemberian-Mu, dan tak ada
pula sesuatu yang dapat memberi apa-apa yang Engkau larang, dan tak ada
manfaat kekayaan bagi yang mempunyai, kebesaran bagi yang dimilikinya,
kecuali kekayaan dan kebesaran yang datang bersama ridha-Mu
اللھم أعني على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
Allaahumma a'innii 'alaa dzikrika wasyukrika wahusni 'ibaadatik
Ya Allah, tolonglah aku agar senantiasa mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu
dan beribadah dengan baik kepada-Mu
ول وال ال إلھ إال اهللا وحده ال شریك لھ، لھ الملك ولھ الحمد وھو على كل شيء قدیر، ال ح قوة إال باهللا
Laailaaha illallaahu wahdahu laa syariika lahu, lahulmulku walahul hamdu wa
huwa 'alaa kulli syai'in Qodiir', laa haula walaa quwwata ilaa billaah
Tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya
segala kerajaan, dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Tiada
daya dan upaya serta kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah
14
لا إلھ إلا اللھ ولا نعبد إلا إیاه لھ النعمة ولھ الفضل ولھ الثناء الحسن
laa ilaaha illallahu walaa na'budu ilala iyyaahu, lahun na'matu walahul fadlu,
walahuts tsanaa-ul hasan
Tidak ada tuhan selain Allah dan kami tidak beribadah kecuali kepada Allah,
milik-Nya-lah segala kenikmatan, karunia, dan sanjungan yang baik,
ال إلھ إال اهللا مخلصین لھ الدین ولو كره الكافرون
Laa ilaaha illallaahu mukhlisiina lahud diina walau karihal Kaafirun.
Tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, kami mengikhlashkan agama
untuk-Nya walaupun orang-orang kafir benci.
سبحان اهللا
Subhaanallaah (33x)
Maha Suci Allah
الحمد للھ
Alhamdulillaah (33x)
Segala puji bagi Allah
بر اهللا أك
Allaahu akbar (33x)
Allah Maha Besar
ا إلھ إال اهللا وحـده ال شریك لھ، لھ الملك ولھ الحمد وھو على كل شيء قدیرل
Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syain qadiir
15
Tidak ada Tuhan selain Allah, sendiri-Nya; tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah kerajaan dan pujian. Dia Maha Kuasa atas segala-galanya.
D. Sholat Sunnah
Yang dimaksud dengan sholat sunnah ialah semua sholat selain dari sholat
fardhu, diantaranya :
1. Sholat Hari Raya
Hari raya dalam Islam ada dua :
a. Hari raya Idul Fitri, yaitu pada setiap tanggal 1 bulan Syawal.
b. Hari raya Haji atau Idul Adha, yaitu pada setiap tanggal 10 bulan
Zulhijah.
Hukum sholat hari raya adalah sunnah muakad (sunnah yang lebih
penting)
- Tempat sholat hari raya
Tempat yang lebih baik ialah ditanah lapang, kecuali kalau ada
halangan seperti hujan dan sebagainya. Sebagian ulama berpendapat,
lebih baik di masjid, sebab masjid adalah tempat yang mulia. Pada hari
raya tidak di syariatkan azan dan tidak pula iqamah.7
- Sunnah sholat hari raya 1. Disunnahkan berjamaah.
2. Takbir tujuh kali sesudah membaca do’a iftitah pada rakaat pertama,
dan pada rakaat kedua lima takbir sebeleum membaca Al-Fatihah.
3. Mengangkat tangan setingggih bahu.
4. Membaca tasbih diantara beberapa takbir.
5. Membaca surat Qaf sesudah Al-Fatihah.
6. Mengeraskan bacaan, kecuali makmkum.
7. Khotbah dua kali seperti khotbah Jum’at
7 Ibid hal 136
16
8. Khotbah pertama hendaklah dimulai dengan takbir sembilan kali.
9. Dalam khotbah hari raya fitri hendaklah diadakan penerangan
tentang zakat fitrah, dan hari raya haji diadakan penerangan tentang
hukum-hukum kurban.
10. Pada hari raya disunnahkan mandi dan berhias memakai pakaian
yang sebaik-baiknya.
11. Disunnahkan makan sebelum pergi sholat pada hari raya fitri,
sedangkan pada hari haji disunnahkan tidak makan, kecuali sesudah
sholat.
12. Ketika pergi sholat hendaklah melalui satu jalan, dan pulang melalui
jalan yang lain.
13. Disunnahka takbir diluar sholat.
2. Sholat Gerhana Bulan Dan Matahari
Firman Allah SWT :
Artinya : “Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah
Allah yang menciptakannya,”(Q.S Fussilat : 37)
Hukum sholat gerhana adalah “sunnah muakad”, boleh berjamaah dan
boleh juga tidak. Caranya :
a. Sekurang-kurangnya dua rakaat sebagaimana sholat sunnah yang lain. b. Hendaklah takbir dengan niat sholat gerhana, membaca Al-Farihah,
rukuk, berdiri kembali, dan membaca Al-Fatihah; kemudian rukuk
sekali lagi, i’tidak, lalu sujud dua kali.
c. Cara yang ketiga seperti yang kedua.
3. Sholat Minta Hujan (Istisqa)
Meminta hujan hukumnya sunnah ketika ada hajat. Caranya ada tiga : a. Sekurang-kurangnya berdoa saja, baik sendiri-sendiri maupun
berjamaah.
17
b. Berdoa didalam khotbah Jum’at.
c. Yang lebih sempurna hendaklah dengan sholat dua rakaat.
4. Sholat Sunat Rawatib
Sholat sunnah Rawatib ialah sholat sunnah yang mengikuti sholat
fardhu yang lima. Dilakukan sebelum sholat fardu atau sesudahnya.
a. Sunnah Rawatib muakad (Penting)
1. Dua rakaat sebelum Shubuh
2. Dua rakaat sebelum Zuhur
3. Dua rakaat sesudah Zuhur
4. Dua rakaat sesudah Maghrib
5. Dua rakaat sesudah Isya’
b. Sunnah Rawatib tidak muakad (Kurang Penting)
1. Dua rakaat sebelum Zuhur dan sesudahnya.
2. Empat rakaat sebelum Asar
3. Dua rakaat sebelum Maghrib
5. Sholat Sunnah Jum’at
Disunnahkan sholat dua rakaat atau empat rakaat sesudah sholat Jum’at.
6. Sholat Tahiyatul Masjid
Tahiyatul masjid ialah sholat menghormati masjid. Sholat ini disunnahkan
bagi orang yang masuk masjid, sebelum duduk sebanyak dua rakaat.
7. Sholat Ketika Akan Bepergian
Orang yang akan bepergian disunnhajan sholat dua rakaat ketika ia hendak
keluar rumahnya. Begitu juga orang yang baru datang dari bepergian.
8. Sholat sunnah Wudhu
Apabila selesai dari berwudhu, disunnahkan sholat dua rakaat.8
8 Ibid hal 147
18
9. Sholat Duha
Sholat Duha ialah sholat sunnah dua rakaat atau lebih, sebanyak-
banyaknya dua belas rakaat. Sholat ini dikerjakan ketika waktu duha, yaitu
waktu matahari naik setinggi tombak, kira-kira pukul 8 atau pukul 9
sampai matahari tergelincir.
Sabda Rasulullah SAW:
Dari Anas, “Nabi SAW. berkata ‘Barang siapa sholat Duha dua belas
rakaat, Allah akan membuatkan baginya istana di surga’.”(H.R Tirmizi
dan Ibnu Majah)
10. Sholat Tahajud
Sholat Tahajud ialah sholat sunnah pada waktu malam, lebih baik jika
dikerjakan sesudah larut malam, dan sesudah tidur. Bilangan rakaatnya
tidak dibatasi, boleh sekuatnya.
Sabda Rasulullah SAW
Dari Abu Hurairah, “Tatkala Nabi SAW. ditanya orang, ‘Apakah sholat
yang lebih utama selain dari sholat fardu?’ Jawab beliau, Sholat pada
waktu tengah malam’.”(H.R Muslim dan lainnya)
Firman Allah SWT
Artinya : “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah
kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-
mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.”(Q.S Al-Isra’: 79)
11. Sholat Witir
Sholat Witir artinya sholat ganjil (satu rakaat, tiga rakaat, lima rakaat,
tujuh rakaat, sembilan rakaat, atau sebelas rakaat). Sekurang-kurangnya
satu rakaat dan sebanyak-banyaknya sebelas rakaat, boleh memberi
salam setiap dua rakaat dan yang terakhir boleh dilakukan satu atau tiga
19
rakaat. Kalau dikerjakan tiga rakaat, jangan membaca tasyahud awal agar
tidak serupa dengan sholat Maghrib. Waktunya itu sesudah sholat Isya’
sampai fajar.
12. Sholat Tarawih
Sholat Tarawih ialah sholat malam pada bulan Ramadhan, hukumnya
sunnah muakad, boleh dikerjakan sendiri-sendiri dan boleh berjamaah.
Waktunya yaitu sesudah sholat Isya’ sampai terbit fajar (waktu Shubuh).
- Jumlah rakaat sholat Tarawih
Menurut riwayat ahli hadis, selama hidupnya Rasulullah Saw tiga
kali sholat Tarawih di masjid bersama-sama dengan orang banyak, yaitu
pada malam tanggal 23, 25, dan 27 Ramadhan
13. Sholat Istikharah
Sholat Istikharah artinya sholat meminta petunjuk yang baik. Misalnya
seseorang akan mengerjakan suatu pekerjaan yang penting, sedangkan ia
masih ragu-ragu, apakah perkerjaan itu baik untuk dia atau tidak. Ketika
itu disunnahkan baginya sholat istikharah dua rakaat, sesudah itu berdoa
meminta petunjuk.
14. Sholat Sunnah Mutlaq
Sholat sunnah Mutlaq adalah sholat sunnah yang tidak ditentukan
waktunya dan tidak ada sebabnya. Jumlah rakaatnya tidak ada batasnya,
berapa saja, dua rakaat atau lebih. Caranya seperti sholat sunnah yang
lain.
E. Waktu-Waktu Yang Dilarang Untuk Sholat
Sebagaimana telah diterangkan, sholat sunnah Mutlaq itu tidak mempunyai
waktu yang tertentu, tetapi semua waktu boleh dimanfaatkan untuk sholat
sunnah Mutlaq, kecuali beberapa waktu ini.
1. Sesudah sholat Shubuh sampai terbit matahari
20
2. Sesudah sholat Asar sampai terbenam matahari
3. Tatkala istiwa (tengah hari) selain hari Jum’at
4. Tatkala terbit matahari sampai matahari setinggi tombak (pukul 8:00-9:00)
jam Zawaliyah.
5. Tatkala matahari hampir terbenam sampai terbenamnya.9
9 Ibid hal 153
21
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hendaknya kita sejatinya umat muslim mengetahui dan
melaksanakan kewajiban sebagaimana ibadah merupakan tiang
agama. Allah tidak mempersulit hambanya untuk beribadah karna
ada beberapa cara yang tetap bisa melaksanakan ibadah meskipun
itu terkadang terkendala akan waktu seperti berpergian jauh.
2. Saran
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita dan
senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT.
22
DAFTAR PUSTAKA
Rasjid, H. Sulaiman. 2004. Fiqh Islam (hukum fiqh lengkap). Sinar Baru
Algesindo. Bandung.
Abu Abdil Aziz Abdullah Bin Safar `Ubadah Al`Abdali Al Ghamidi. 2010. Shalat
Berjama`ah, Keutamaan, Manfaat Dan Hukumnya
http://belajar-fiqih.blogspot.com/2013/05/bacaan-dzikir-setelah-sholat-
wajib.html#sthash. g4peqJlb. dpuf