Post on 07-Feb-2018
LOGISTIK DAN DISTRIBUSI GUDANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
Setiap usaha tentunya punya kebutuhan dan pengeluaran barang atau bahan yang dibutuhkan atau
tidak dibutuhkan. Sebuah perusahaan kelapa sawit melakukan pemenuhan kebutuhannya lewat bagian
pembelian. Pembelian mencari supplier atau pemasok bahan yang dapat ditelusuri kelengkapan profil
perusahaan dan kualitas produknya. Pencarian pemasok bahan diusahakan lebih dari dua atau tiga
supplier agar keseimbangan harga dapat dipilih secara kompetitif. Penerimaan Bahan dari pemasok
dapat dilihat dari slip kertas pemasok yang berisi karakteristik, mutu, & jenis bahan, yang disesuaikan
dengan kesepakatan kedua belah pihak.
Beberapa yang perlu diperhatikan dalam penerimaan barang (Unloading Dock):
1. Slip pengiriman barang yang berisi jumlah barang, jenis, karakteristik dan no PO (Purchase
Order), dalam industry perkebunan biasanya disebut SPB (Surat Pengantar Barang).
2. Kondisi transportasi harus diperhatikan terutama segel yang mengharuskan pemakaian
tersebut.
3. Jumlah dan jenis sesuai nomor PO harus diperiksa kebenarannya
4. Barang yang diterima adalah barang yang sesuai kesepakatan kedua belah pihak dan apabila
barang rusak dalam pendistribusan menjadi tanggung jawab pemasok.
5. Barang ditempatkan pada tempat peruntukannya sesuai jenis dan penanganannya.
Gudang
Pemilihan tipe gudang yang akan dibangun disesuaikan kapasitas bahan keperluan kebun atau
perusahaan. Ada tipe gudang yang sederhana dengan peralatan dan fasilitas seadanya. Tipe yang kedua
yaitu dengan mengikuti ukuran standar pergudangan dan biasanya diterapkan di perusahaan-
perusahaan besar atau perusahaan supply chain dimana tingkat keluar masuknya tergolong tinggi.
Gudang yang kebanyakan kita temui di perkebunan kelapa sawit pada umumnya berbeda dengan
gudang di industry supply chain. Kebanyakan gudang di perkebunan tidak memenuhi standar gudang
dengan pendistribusian yang masih terbatas. Perkebunan lebih memilih gudang tipe sederhana dengan
alasan efisiensi biaya. Kondisi yang sulit dan terbatasnya pengetahuan akan pentingnya pemenuhan
standar gudang kebun membuat beberapa kerugian. Adapun kerugian tersebut diantaranya adalah
a. Rusaknya bahan-bahan yang ada dalam gudang karena pengaturan yang kurang baik
b. Membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak
c. Menimbulkan ancaman pada pekerja gudang
d. Tidak efisien dan menyita waktu
Dalam pembahasan kita pada edisi ini adalah lebih ditujukan kepada gudang dan logistik pupuk.
Gambar 1. Gudang Gambar 2. Gudang pupuk
Sebelum menempatkan barang pada gudang harus terlebih dahulu kita tahu sifat-sifat barang atau
bahan tersebut agar tidak menimbulkan kerugian atau kecelakaan kerja. Di gudang perkebunan yang
sering kita lihat kerusakan terjadi pada pupuk yangmengalami penggumpalan atau pengerasan seperti
batu. Hal ini disebabkan kondisi suhu gudang tidak sesuai dengan temperatur penyimpanan pupuk
tersebut. Kelembaban yang tinggi juga merusak mutu pupuk.
Pengaturan tata letak bahan dalam gudang memerlukan perhatian dan kontrol yang teratur agar setiap
kerusakan atau ketidaksesuaian dapat diketahui dengan mengisi lembar non conformance bahan.
Ketidaksesuaian bahan tersebut segera dilaporkan atau segera diambil tindakan apabila dalam kondisi
masalah kecil.
Penanganan setiap bahan tentu berbeda-beda oleh karena itu kita harus tahu bahan apa yang ada
didepan kita untuk mengambil tindakan. Sebagai contoh bahan-bahan kimia atau obat-obatan sesuai
tingkat resiko perlu penanganan khusus. Pada edisi lain kita akan membahasnya yang disesuaikan pada
standar good manufacturing practices.
Standar Gudang
Ukuran gudang sebenarnya disesuaikan dengan besar kecilnya barang-barang yang akan disimpan atau
kapasitas gudang. Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah
a. Bahan yang akan disimpan harus tahu jumlah dan sifat bahan tersebut
b. Adanya pintu loading dock dan unloadin dock yang memenuhi standar atau disesuaikan dengan
ukuran lebar badan pengangkut bahan tersebut.
c. Tinggi gudang dari tanah (dasar) ke lantai gudang harus diperhatikan atau hampir sama tinggi
bak pengangkut dengan tinggi lantai gudang agar keluar masuk barang cepat dan terkendali.
d. Ukuran bangunan gudang juga disesuaikan dengan kapasitas yang akan dimuat, pengaturan
suhu dan akses dalam gudang juga perlu diperhatikan.
Ukuran loading dock:
Tinggi dasar tanah (ground) ke Lantai gudang: 1.2192 m setara tinggi bak truk dengan tanah.
Lebar pintu diukur dari sisi paling luar: 3.5052 m
Lebar dari sisi dalam: 2.286 m
Gambar 4. Ukuran loading dock.
Di luar loading dock dibuat karet pengganjal sebagai pelindung gesekan antara badan truk dengan
tembok gudang demikian juga pada unloading dock. Di beberapa perusahaan terutama industri
makanan perlu dibuat balon udara (safety trap) pada sisi kiri kanan dan atas pintu keluar masuknya
barang. Hal ini diperlukan agar pengaturan suhu tetap stabil dan tidak berpengaruh terhadap produk
tersebut.
Fasilitas Gudang
Beberapa fasilitas yang perlu ada dalam gudang adalah
a. Forklift
b. Hand truck
c. Palet barang
d. Alat safety seperti APAR (alat pemadam api ringan) yang disesuaikan dengan penempatan dan
bahan yang ada
e. APD (alat pelindung diri) seperti sepatu safety, kaca mata pelindung, baju safety, dan helmet
serta musker apabila diperlukan).
f. Alat pengukur suhu (thermometer atau digital)
g. Alat pengatur suhu
h. Ventilasi udara
i. Kontrol Panel dan lain-lain
Gambar 5. Alat Angkat.
Pengeluaran Barang
Sebelum dilakukan loading, terlebih dahulu sudah dilakukan permintaan secara administrasi agar semua
pengeluaran barang terkendali. Dalam system pergudangan dikenal system FIFO (First In, First Out) atau
FEFO (First Expired, First Out). FIFO adalah pengeluaran barang yang lebih dulu masuk dari barang
lainnya dan FEFO adalah mengeluarkan barang yang masa kadaluarsanya sudah hampir habis atau telah
lama digudang.
Gambar 6. Loading/Unloading standar Gambar 7. Loading/Unloading Tidak standard
Keterangan:
Gambar 6. Menunjukkan adanya loading dock yang mempermudah keluar masuk barang
Gambar 7. Menunjukkan truk masuk gudang dan tidak dianjurkan untuk bongkar muat barang
Distribusi Barang
Dalam proses distribusi barang perlu diperhatikan bahwa barang yang dikeluarkan tersebut sudah
tercatat dan layak untuk digunakan. Sering kali dalam kebun karena kondisi tenaga kerja terbatas dan
manajemen gudang kurang baik, pengeluaran barang tidak layak pakai tetap dilakukan karena tuntutan
operasional kebun.
Gambar 8. Distribusi pupuk
Seluruh pupuk yang telah didistrbusikan harus di aplikasikan dan karung goni dikumpulkan untuk
pencatatan yang terkendali.
……….***……..
Author: Jivento Sitindaon / 25 April 2014
Referensi
Data didasarkan pada pengalaman di perusahaan logistik & transportasi dan perkebunan kelapa sawit
dengan pendekatan atau kajian terkini yang mengacu pada good warehouse practices