Post on 27-Jun-2015
LAPORAN HASIL PENELITIAN
TEKNOLOGI PENINGKATAN MUTU GAHARU KUALITAS RENDAH
PROGRAM INSENTIF RISET TERAPANTAHUN 2009
Fokus Bidang Prioritas : Teknologi Kesehatan dan Obat Peneliti Utama : Dra. Gusmailina, M.Si
Peneliti Anggota : Dra. Gustini, M.Si
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HASIL HUTANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN
DEPARTEMEN KEHUTANAN RIBOGOR
DESEMBER, 2009
1
LEMBAR PENGESAHAN
PROGRAM INSENTIF RISET TERAPAN TAHUN 2009
Judul : Teknologi Peningkatan Mutu Gaharu Kualitas Rendah Fokus Bidang Prioritas : Teknologi kesehatan dan obat
Kepala/Lembaga/Institusi Koordinator/Peneliti Utama
Dr.Ir.Maman Mansyur Idris,MS Dra. Gusmailina, M.SiNIP : 19500703 197903 1 001 NIP: 19570801 198603 2 001
2
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. v
I. RINGKASAN .................................................................................................... 1
II. PENDAHULUAN ....................................................................................... 2
A. Latar Belakang ....................................................................................... 2B. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3
C. Luaran, Hasil Manfaat dan Dampak Kegiatan .......................................... 3
III. TINJAUAN PUSTAKA ……………………...…………………………….… 3
A. Gaharu……………………………………………..………………………… 3 B. Perkembangan Gaharu Di Indonesia .............................................................. 4 C. Kandungan dan Manfaat Gaharu .............................................................. 6 D. Teknik Peningkatan Gaharu Kualitas Rendah ...................................... 7
IV. METODOLOGI .................................................................................................. 8
A. Lokasi ……………………………………………………………….. 8 B. Bahan dan Alat ………………………………………………………. 9 C Prosedur ……………………………………………………………….. 9 1. Persiapan Contoh ……………………………………….....…………… 9 2. Pembuatan Larutan Ekstrak Gaharu …………………………..…… 10 3. Proses Penetrasi Larutan ………………………..……………… 11
D. Rancangan Penelitian ………………………………………………………. 12 E. Analisis data ……………………………………………………………….. 13
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………………. 13 A. Analisis Gaharu Bahan Penelitian …………………………………… 13 B. Analisis Produk Gaharu Setelah Proses ……………………………. 14
VI. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………… 24
3
VII. DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 25
LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………… ………. 26 – 59
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rata-rata hasil analisis beberapa sifat dasar gaharu bahan penelitian ......................................................... 13
Tabel 2. Rata-rata BJ (berat jenis) sampel setelah proses ..................... 14
Tabel 3. Analisis keragaman BJ gaharu setelah proses ..................... 15
Tabel 4. Analisis kombinasi perlakuan ............................................ 16
Tabel 5. Rata-rata volume penetrasi larutan yang masuk ke dalam gaharu.. 16
Tabel 6. Analisis keragaman larutan yang masuk ke dalam gaharu ............. 17
Tabel 7. Analisis kombinasi ....................................................................... 18
Tabel 8 rata-rata kadar resin gaharu setelah proses ....................... 19
Tabel 9. Analisis keragaman kadar resin gaharu hasil proses ........... 20
Tabel 10. Analisis kombinasi perlakuan .............................................. 20
Tabel 11. uji Aroma gaharu dari responden .............................................. 22
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gaharu kualitas terendah yang akan ditingkatkan kualitasnya …………………………………………… 9
Gambar 2. Contoh bentukan gaharu sebelum di proses ………………… 10
Gambar 3. Gaharu yang digunakan untuk larutan ekstrak ………………… 10
Gambar 4. Larutan ekstrak gaharu. ………………………………………….. 11
Gambar 5. Urutan pekerjaan …………………………………………………… 12
Gambar 6. BJ gaharu setelah diproses penetrasi (impregnasi) ……….. 15
Gambar 7. Rata-rata volume penetrasi larutan yang masuk ke dalam gaharu …………………………………. 17
Gambar 8. Perbandingan kadar resin gaharu setelah diproses dengan pembanding …………………………………. 19
Gambar 9. Gaharu sebelum dan sesudah proses. ………………………… 21
5
I. RINGKASAN
Gaharu merupakan salah satu komoditi hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang mengandung resin atau damar wangi yang mengeluarkan aroma dengan keharuman yang khas. Sehingga diperlukan sebagai bahan baku industri parfum, obat-obatan, kosmetik, dupa, pengawet serta untuk keperluan kegiatan agama. Di dalam perdagangan terdapat kelas gaharu yang mempunyai nilai ekonomis paling rendah. Gaharu yang termasuk kelompok ini biasanya kurang mendapat perhatian dan cenderung tidak direspon oleh pasar. Inforfasi dari beberapa pengusaha kecil gaharu, biasanya kelas kelompok gaharu yang seperti ini sering dijumpai pada penampung gaharu yang pertama. Adanya kelas kelompok gaharu tersebut berasal dari sortiran, pemilahan dari batang gaharu yang sebagain besar dari batang belum menghasilkan gaharu. Sehingga lama kelamaan jadi menumpuk karena tidak ada pembeli. Kondisi seperti ini akhirnya melatar belakangi munculnya kegiatan ini dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah mutu dan kualitas gaharu kelas terrendah melalui penerapan teknik yang dikombinasi dengan proses penetrasi kimia, sehingga akhirnya dapat meningkat mutu dan kualitas maupun nilai jualnya.
Pada teknologi pengolahan kayu, selain pengawetan dan pengeringan, terdapat proses peningkatan berat jenis kayu yang juga dikenal dengan istilah densifikasi. Secara teori proses densifikasi dapat dibagi dua yaitu secara mekanis dan kimia/polymerisasi. Modifikasi sifat kayu meliputi impregnasi bahan kimia, dengan bantuan panas dan tekanan atau kombinasi keduanya. Penelitian ini melakukan salah satu aplikasi cara untuk peningkatan kualitas kayu yang dicoba untuk meningkatkan gaharu berkualitas rendah, sehingga diharapkan dari percobaan ini dapat meningkatkan sifat, kualitas dan nilai jual gaharu yang berkualitas rendah. Teknik yang dipilih adalah memasukkan ekstrak larutan gaharu ke dalam gaharu yang berkualitas rendah dengan cara penetrasi atau impregnasi. Tujuan penelitian ini adalah : mendapatkan teknik dan proses kimia yang tepat untuk meningkatkan nilai dan mutu gaharu kualitas rendah. Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah peningkatan mutu gaharu kualitas rendah. Sedangkan luaran yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : Paket teknologi untuk meningkatkan gaharu kualitas rendah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat ditransfer ke masyarakat sekitar hutan yang berprofesi sebagi pencari dan pengumpul gaharu dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Hasil yang diperoleh dari penelitian awal ini telah berhasil meningkatkan gaharu kualitas rendah yang dapat diidentifikasi berdasarkan beberapa parameter seperti : warna putih pucat menjadi coklat tua, berat jenis dan kadar resin produk yang dihasilkan menjadi meningkat serta volume larutan yang masuk kedalam gaharu dengan cara penetrasi (impregnasi), walaupun belum optimal tapi sudah berhasil. Rata-rata berat jenis gaharu meningkatkan, walaupun peningkatannya belum optimal yaitu antara 0,03 sampai 0,20. Persentasi volume larutan yang masuk ke dalam gaharu berkisar antara 24,84% sampai 72,69%. Volume tertinggi adalah pada perlakuan KP (kotak persegi) A6 (larutan press) dengan waktu 3 jam yaitu sebesar 72,89%, kemudian diikuti berturut-turut oleh perlakuan KP A4 dengan waktu 5 jam dan KPP A6 dengan waktu 3 jam masing-masing sebesar 65,47% dan 60,92%. Hasil ini menunjukkan bahwa larutan yang dihasilkan dari press lebih banyak masuk ke dalam gaharu. Kandungan resin Gaharu setelah diproses meningkat 3 sampai 5 kali lipat dibanding blanko. Hasil analisis berkisar antara 29,58 sampai 52,05 %. Kadar terendah dijumpai pada perlakuan A2 bentuk KP dengan waktu 5 jam, sedangkan kadar tertinggi diperoleh pada perlakuan A6 bentuk KP dengan waktu penetrasi 3 jam. Hasil uji aroma dari 25 orang responden menunjukkan bahwa umumnya responden menyukai aroma gaharu proses yang dihasilkan. Hasil analisis dengan pyrolisis GCMS tidak memberikan hasil yang diharapkan berupa identifikasi komponen utama gaharu, akan tetapi hasil yang tercatat adalah merupakan pecahan senyawa atau senyawa turunan dari komponen utamanya. Sebagai saran: penelitian ini perlu dilanjutkan untuk memperoleh hasil yang lebih optimal antara lain dalam proses penetrasi (impregnasi) yang lebih tepat serta dengan aplikasi suhu rendah pada disain alat. Selain itu perlu dianalisis kandungan komponen utama gaharu sebelum dan sesudah proses dengan menggunakan alat GCMS yang cocok.
Kata kunci : gaharu kualitas rendah, penetrasi/impregnasi, peningkatan kualitas, disukai
6
II. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Gaharu merupakan salah satu komoditi hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang
mengandung resin atau damar wangi yang mengeluarkan aroma dengan keharuman yang
khas. Sehingga diperlukan sebagai bahan baku industri parfum, obat-obatan, kosmetik, dupa,
pengawet serta untuk keperluan kegiatan agama (Suhartono, 2001). Perkembangan teknologi
kedokteran telah membuktikan secara klinis bahwa gaharu dapat dimanfaatkan sebagai obat
anti asmatik, anti mikroba, stimulant kerja syaraf dan pencernaan. Di beberapa negara seperti
Cina, Eropah, dan India, gaharu digunakan sebagai obat sakit perut, perangsang nafsu
birahi, penghilang rasa sakit, kanker, diare, tersedak, ginjal, tumor paru-paru, tumor usus dan
lain sebagainya. Selain itu di Singapura, Cina, Korea, Jepang, dan Amerika Serikat, gaharu
sudah dikembangkan sebagai obat penghilang stress, gangguan ginjal, sakit perut, hepatitis,
sirosis, pembengkakan liver dan limfa (Raintree,1996 dalam Masakazu, 1990). Di Indonesia
terutama di Papua, gaharu sudah digunakan secara tradisional oleh masyarakat setempat
untuk pengobatan. Bahagian pohon yang dimanfaatkan seperti daun, kulit batang, dan akar
digunakan sebagai bahan pengobatan penyakit malaria. Sementara air limbah dari proses
penyulingan minyak gaharu juga digunakan karena bermanfaat untuk merawat wajah dan
menghaluskan kulit.
Gaharu merupakan komoditi yang dapat diandalkan, terutama bila dilihat dari harga
yang sangat spesifik di banding dengan komoditi lainnya. Disebabkan aromanya yang wangi
dan khas, gaharu telah lama diperdagangkan sebagai komoditi elit, sehingga perlu
dimanfaatkan secara optimal. Umumnya gaharu yang dimanfaatkan dalam bentuk bahan
baku (kayu bulatan, cacahan, dan bubuk). Aroma wangi atau harum dengan cara membakar
secara sederhana banyak dilakukan oleh masyarakat Timur Tengah, sedangkan penggunaan
yang lebih bervariasi banyak dilakukan di Cina, Korea, dan Jepang. Menurut Burfield (2005)
hasil analisis kimia gaharu memiliki delapan komponen utama berupa furanoid sesquiterpene,
diantaranya a-agarofuran, (-)-10-epi-y-eudesmol, agarospirol, jinkohol, jinkoh-eremol, kusunol,
jinkohol II, dan oxo-agarospiral. Selain furanoid sesquiterpene, gaharu dari Aquilaria
malaccensis asal Kalimantan pun ditemukan komponen pokok minyak gaharu berupa
chromone. Chromone ini yang diduga sebagai penyebab bau harum apabila gaharu dibakar
(Rohadi, dan Sumadiwangsa. 2001).
Di dalam perdagangan terdapat kelas gaharu yang mempunyai nilai ekonomis paling
rendah. Gaharu yang termasuk kelompok ini biasanya kurang mendapat perhatian dan
cenderung tidak direspon oleh pasar. Inforfasi dari beberapa pengusaha kecil gaharu,
7
biasanya kelas kelompok gaharu yang seperti ini sering dijumpai pada penampung gaharu
yang pertama. Adanya kelas kelompok gaharu tersebut berasal dari sortiran, pemilahan dari
batang gaharu yang sebagain besar dari batang belum menghasilkan gaharu. Sehingga lama
kelamaan jadi menumpuk karena tidak ada pembeli. Kondisi seperti ini akhirnya melatar
belakangi munculnya kegiatan ini dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah mutu dan
kualitas gaharu kelas terrendah melalui penerapan teknik yang dikombinasi dengan proses
penetrasi kimia, sehingga akhirnya dapat meningkat mutu dan kualitas maupun nilai jualnya.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah : Mendapatkan teknik dan proses kimia yang tepat untuk
meningkatkan nilai dan mutu gaharu kualitas rendah. Sasaran yang ingin dicapai
adalah: Meningkatkan mutu gaharu kualitas rendah.
C. Luaran, Hasil Manfaat dan Dampak Kegiatan
Luaran yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : Paket teknokimia untuk
meningkatkan gaharu kualitas rendah. Sedangkan hasil penelitian ini diharapkan
dapat meningkatkan kualitas dan nilai jual dari gaharu. Dampak dari kegiatan ini
diharapkan akan meningkatkan mutu dan nilai jual gaharu kualitas rendah.
III. TINJAUAN PUSTAKA
A. Gaharu
Gaharu adalah bahan aromatik termahal di dunia. Harga gaharu baik di tingkat
konsumen atau di pasar internasional, sekitar US $ 5 sampai. 15 per gram, atau sekitar Rp
45.000,- sampai 135.000,-). Sedemikian tingginya nilai produk gaharu, hingga penjualannya
menggunakan bobot gram. Bukan ons atau kg. Gaharu adalah bahan parfum, kosmetik dan
obat-obatan (farmasi). Parfum diperoleh dari hasil ekstraksi resin dan kayunya. Gaharu sudah
dikenal sebagai komoditas penting, semenjak jaman Mesir Kuno. Mumi di Mesir, selain diberi
rempah-rempah (kayumanis, cengkeh), juga diberi cendana dan gaharu. Dalam injil,
disebutkan bahwa kain kafan Isa Al Masih, diberi Aloe. Istilah ini bukan mengacu ke Aloe vera
(lidah buaya), melainkan kayu gaharu. Itulah sebabnya kayu gaharu juga disebut sebagai
8
aloeswood (kayu aloe) atau dikenal juga dengan nama dagang agarwood, heartwood, dan
eaglewood. Di pasar internasional, gaharu murni diperdagangkan dalam bentuk kayu, serbuk
dan minyak (parfum).
Gaharu adalah salah satu komoditas Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) komersial yang
bernilai jual tinggi. Bentuk produk gaharu yang merupakan hasil alami dari kawasan hutan
yang dapat berupa cacahan, gumpalan atau bubuk. Nilai komersial gaharu sangat ditentukan
oleh keharuman yang dapat diketahui melalui warna serta aroma kayu bila dibakar,
masyarakat mengenal kelas dan kualita dengan nama gubal, kemedangan dan bubuk. Selain
dalam bentuk bahan mentah berupa serpihan kayu, saat ini melalui proses penyulingan dapat
diperoleh minyak atsiri gaharu yang juga bernilai jual tinggi. Ada yang mengatakan bahwa
kata “gaharu” berasal dari bahasa Melayu yang artinya “harum” ada juga yang mengatakan
berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu “aguru” yang berarti kayu berat (tenggelam) sebagai
produk damar, atau resin dengan aroma, keharuman yang khas. Gaharu sering digunakan
untuk mengharumkan tubuh dengan cara pembakaran (fumigasi) dan pada upacara ritual
keagamaan. Gaharu dengan aloewood merupakan substansi aromatik (aromatic resin)
berupa gumpalan atau padatan berwarna coklat muda sampai coklat kehitaman yang
terbentuk pada lapisan dalam dari kayu tertentu yang sudah dikenal sejak abad ke-7 di
wilayah Assam India yang berasal dari jenis Aqularia agaloccha rotb, digunakan terbatas
sebagai bahan pengharum dengan cara fumigasi.
Kandungan kimia yang terdapat dalam gaharu merupakan komponen-komponen yang
terdiri daripada sesquiterpenes, sesquiter-pene alcohol, kompoun oxygenated dan chromone.
Selain itu, ia juga terdiri dari komponen-komponen agarospiral, jinkohol-eramol, jinkool yang
menghasilkan aroma gaharu.
B. Perkembangan Gaharu Di Indonesia
Di Indonesia gaharu mulai dikenal sejak tahun 1200-an yang ditunjukkan oleh adanya
pertukaran (barter) perdagangan antara masyarakat “Palembang dan Pontianak” dengan
masyarakat Kwang Tung di daratan China. Menurut Burkill, perdagangan gaharu Indonesia
sudah dikenal sejak lebih dari 600 tahun yang silam, yakni dalam perdagangan Pemerintah
Hindia Belanda dan Portugia. Gaharu dari Indonesia banyak yang dikirim ke Negara Cina,
Taiwan dan Saudi Arabia (Timur Tengah). Karena adanya permintaan yang cukup tinggi dari
luar negeri terhadap gaharu tersebut terutama dari jenis Aquilaria malacensis, menyebabkan
perburuan gaharu semakin meningkat dan tidak terkendali di Indonesia. Padahal kita ketahui
bahwa tidak semua pohon gaharu bisa menghasilkan gubal gaharu yang bernilai jual yang
9
tinggi. Ini dikarenakan minimnya pengetahuan para pemburu gaharu sehingga melakukan
penebangan secara sembarangan tanpa diikuti upaya penanaman kembali (budidaya).
Akhirnya akibat yang ditimbulkan populasi pohon penghasil gaharu makin menurun.
Potensi produksi gaharu yang ada di Indonesia berasal dari jenis pohon Aquilaria
malacenis, A. filarial, A. birta, A. agalloccba Roxb, A. macrophylum, Aetoxylon sympetalum,
Gonystylus bancanus, G. macropbyllus, Enkleia malacensis, Wikstroemia androsaemofolia,
W. tenuriamis, Gyrinops cumingiana, Dalbergia parvifolia, dan Excoccaria agalloccb. Dari
banyaknya jenis pohon yang berpotensi sebagai penghasil gaharu tersebut, hanya satu
diketahui penghasil gaharu yang berkualitas terbaik dan mempunyai nilai jual yang tinggi
dibanding dengan pohon lainnya yaitu Aquilaria malacensis. Karena dampak tingginya nilai
jual terhadap jenis komersial menjadikan perburuan terhadap Aquilaria malacensis sangat
tinggi, sehingga sesuai Konvensi CITES (Convention On International Trade in Endangered
Species of Wild Fauna and Flora) Nopember 1994 di Florida, Amerika Serikat, memasukkan
jenis penghasil gaharu ini dalam kelompok Apendix II CITES.
Puncaknya perdagangan ekspor gaharu di Indonesia berlangsung antara tahun 1918 –
1925 dan pada masa penjajahan Hindia Belanda dengan volume sekitar 11 ton/tahun.
Setelah kemerdekaan, ekspor gaharu terus meningkat, bahkan tujuan ekspornya tidak hanya
ke daratan Cina, tapi juga sampai ke Korea, Jepang, Amerika Serikat dan sebagian Negara-
negara Timur Tengah dengan permintaan tidak terbatas. Indonesia telah sejak lama dikenal
dunia sebagai penghasil gaharu terbesar, tingginya produksi secara biologis didukung oleh
potensi jenis dengan penyebaran jenis pohon penghasil gaharu yang hampir dijumpai di
berbagai wilayah hutan. Semetara itu gaharu dikenal berasal dari family Thymeleaceae,
Leguminoceae dan Euphorbiaceae. Sebelumnya, ekspor gaharu dari Indonesia sempat
tercatat lebih dari 100 ton pada tahun 1985. Menurut laporan Harian Suara Pembaharuan (12
Januari 2003), pada periode 1990 – 1998, tercatat volume eksspor gaharu mencapai 165 ton
dengan nilai US $ 2.000.000.Lalu, pada periode 1999 – 2000 meningkat menjadi 456 ton
dengan nilai US $ 2.200.000. Ini membuktikan bahwa pasar gaharu terus meningkat. Namun
sejak akhir tahun 2000 sampai akhir tahun 2002, angka ekspor telihat mengalami penurunan
yaitu sekitar 30 ton dengan nilai US $ 600.000. Disebabkan makin sulitnya gaharu didapatkan
dan memang tidak semua pohon penghasil gaharu menghasilkan gubal gaharu. Selain itu,
pohon yang bisa didapatkan di hutan alam pun semakin sedikit yang diakibatkan penebangan
hutan secara liar dan tidak terkendali serta tidak adanya upaya pelestarian setelah pohon
tersebut ditebang.
Menurut See et al., (1997), spesies yang menghasilkan gaharu dengan kualitas baik
adalah dari genus Aquilaria. Disebutkan bahwa beberapa spesies Aquilaria penghasil
10
gaharu antara lain: Aquilaria subintegra, (Thailand), Aquilaria crassna (Malaysia, Thailand,
dan Cambodia), Aquilaria malaccensis (Malaysia, Thailand, dan India), Aquilaria apiculina
(Philippines), Aquilaria baillonil (Thailand dan Cambodia), Aquilaria baneonsis (Vietnam),
Aquilaria beccarain, (Indonesia), Aquilaria brachyantha (Malaysia), Aquilaria cumingiana
(Indonesia dan Malaysia), Aquilaria filarial (China), Aquilaria grandiflora (China), Aquilaria
hilata (Indonesia dan Malaysia), Aquilaria khasiana (India), Aquilaria microcapa (Indonesia
dan Malaysia), Aquilaria rostrata (Malaysia), Aquilaria sinensis (China). Disebutkan juga
bahwa jenis ini termasuk jenis yang terancam punah sehingga secara international jenis
tersebut tergolong ke dalam CITES Appendix II. Sehingga sejak tahun 2000 hampir setiap
negara tersebut telah mulai membudidayakannya. Bahkan di India telah dibudidayakan sejak
tahun 1980-an (Baruah et al., 1982).
C. Kandungan dan Manfaat Gaharu
Hasil analisis kimia di laboratorium, gaharu memiliki enam komponen utama yaitu
furanoid sesquiterpene diantaranya berupa a-agarofuran, b-agarofuran dan agarospirol.
Selain furanoid sesquiterpene, gaharu yang dihasilkan dari jenis Aquilaria malaccensis asal
Kalimantan ditemukan inti minyak gaharu yang berupa cbromone. Cbromone ini
menghasilkan bau yang sangat harum jika dibakar. Sementara itu komponen minyak atsiri
yang dikeluarkan gaharu berupa sequiterpenoida, eudesmana, dan valencana. Pemanfaatan
gaharu sampai saat ini masih dalam bentuk bahan baku (kayu bulatan, cacahan, bubuk,atau
fosil kayu yang sudah terkubur). Setiap bentuk produk gaharu tersebut mempunyai bentuk
dan sifat yang berbeda. Disamping itu, gaharu pun mempunyai kandungan resin atau damar
wangi yang mengeluarkan aroma dengan keharuman yang khas. Makanya dari aromanya itu
yang sangat popular bahkan sangat disukai oleh Negara-negara lain khususnya masyarakat
Timur Tengah, Saudi Arabia, Uni Emirat, Yaman, Oman, daratan Cina, Korea, dan Jepang
sehingga dibutuhkan sebagai bahan baku industri parfum, obat-obatan, kosmetika, dupa, dan
pengawet berbagai jenis asesoris serta untuk keperluan kegiatan relijius. Gaharu sudah lama
akrab bagi pemeluk agama Budha, dan Hindu. Dengan seiringnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi industri, gaharu pun bukan hanya berguna sebagai bahan untuk
industri wangi-wangian saja, tetapi juga secara klinis dapat dimanfaatkan sebagai obat.
Menurut Raintree(1996), gaharu bisa dipakai sebagai obat anti asmatik, anti mikroba,
stimulant kerja syaraf dan pencernaan. Dalam khasanah etnobotani di Cina, digunakan
sebagai obat sakit perut, perangsang nafsu birahi, penghilang rasa sakit, kanker, diare,
11
tersedak, ginjal tumor paru-paru dan lain-lain. Di Eropa, gaharu ini kabarnya diperuntukkan
sebagai obat kanker. Di India, gaharu juga dipakai sebagai obat tumor usus.
Negara Singapura, Cina, Korea, Jepang, dan Amerika Serikat sudah mengembangkan
gaharu ini sebagai obat-obatan seperti penghilang stress, gangguan ginjal, sakit perut, asma,
hepatitis, sirosis, pembengkakan liver dan limfa. Bahkan Asoasiasi Eksportir Gaharu
Indonesia (ASGARIN) melaporkan bahwa Negara-negara di Eropa dan India sudah
memanfaatkan gaharu tersebut untuk pengobatan tumor dan kanker. Di Papua, gaharu sudah
dgunakan secara tradisional oleh masyarakat setempat untuk pengobatan. Mereka
mengggunakan bagian-bagian dari pohon penghasil gaharu (daun, kulit batang, dan akar)
sebagai bahan pengobatan malaria. Sementara air bekas sulingan sangat bermanfaat untuk
merawat wajah dan menghaluskan kulit.
D. Teknik Peningkatan Gaharu Kualitas Rendah
Pada teknologi pengolahan kayu, selain pengawetan dan pengeringan, terdapat
proses peningkatan berat jenis kayu yang juga dikenal dengan istilah densifikasi. Berat jenis
adalah salah satu parameter penting dalam kualitas kayu terutama sifat mekanisnya. Semakin
tinggi berat jenis kayu, semakin kuat kayu tersebut. Secara teori proses densifikasi dapat
dibagi dua yaitu secara mekanis dan kimia/polymerisasi. Secara mekanis kayu dengan berat
jenis rendah dikukus terlebih dahulu untuk kemudian ditekan/dipress dengan pemberian
beban tertentu. Pemberian panas selama pengukusan mempunyai tujuan melunakkan ikatan
sel-sel kayu untuk kemudian ditekan dan mengurangi ruang udara antar sel-sel kayu untuk
kemudian ditekan dan mengurangi ruang udara antar sel kayu (Krisdianto dan Balfas, 2005
dalam Muslich dan Krisdianto, 2006). Selanjutnya dikatakan juga bahwa Secara kimia,
peningkatan mutu kayu dapat dilakukan dengan modifikasi sifat kayu yaitu perlakuan kayu
yang diberi bahan kimia, bertujuan untuk meningkatkan kekerasan dan sifat mekanis, juga
ketahanan terhadap api, kelembaban dan kerusakan (USDA, 1987 dalam Muslich dan
Krisdianto, 2006). Modifikasi sifat kayu tersebut dapat dilakukan secara fisik maupun secara
kimia atau bahkan ke dua cara tersebut dapat dikombinasikan. Modifikasi sifat kayu meliputi
impregnasi bahan kimia, dengan bantuan panas dan tekanan atau kombinasi keduanya
(Hadjib dan Sumarni, 2000 dalam Muslich dan Krisdianto, 2006).
Beberapa cara untuk memodifikasi sifat kayu antara lain dengan impregnasi,
furfurilasi, asetilasi dan polimerisasi. Impregnasi adalah penyimpanan dan pengendapan
bahan kimia ke dalam struktur kosong pada kayu, dinding sel atau bereaksinya bahan kimia
12
dengan komponen dinding sel tanpa merusak struktur kayu (Kollmann et al., 1975 dalam
Muslich dan Krisdianto, 2006). Tujuan impregnasi pada umumnya untuk meningkatkan
resistensi terhadap biodegradasi dan fotodegradasi, memperbaiki stabilitas dimensi,
memperbaiki sifat-sifat kekuatan lainnya serta untuk meningkatkan daya tahan terhadap api,
namun sangat tergantung dari jenis dan bahan kimia yang dipakai. Peningkatan mutu kayu
dengan mengimpregnasikan bahan tertentu seperti lilin/paraffin, minyak laka, minyak jarak,
minyak kemiri atau gondorukem. Impregnasi minyak laka dan minyak jarak dapat
meningkatkan sifat fisis meknis pada kayu batu (Parinarium corymbosum Miq.), keranji
(Dialium indum L.) dan tapos (Elateriospermum tapos Bl.) (Hadjib dan Sumarni, 2000 dalam
Muslich dan Krisdianto, 2006). Sedangkan furfurilasi merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan mutu kayu dengan mengimpregnasi bahan furfural yang mampu menimbulkan
reaksi silang dengan gugus hidroksil di dalam dinding sel. Furfulasi dapat meningkatkan
keteguhan kayu, ketahanan kayu terhadap serangan jamur dan serangga Pada kayu pinus
(Pinus merkusi Jungh. Et de Vr.) dan mangium (Acasia mangium Willd.) yang diimpregnasi
dengan furfural alcohol menggunakan katalis larutan 5% ZnCl2 dengan pelarut air,
menunjukkan kenaikkan sifat mekanik kayu pinus sampai 100% dan mangium sampai 60%
(Hadjib dan Sumarni, 2000). Kayu yang terfurfurilasi akan tahan terhadap serangan rayap
kayu kering dan rayap tanah (Hadjib dan Sumarni, 2000 dalam Muslich dan Krisdianto, 2006).
Berdasarkan pada uraian di atas, maka pada penelitian ini salah satu cara untuk
peningkatan kualitas kayu dicoba diaplikasikan untuk meningkatkan gaharu berkualitas
rendah, sehingga diharapkan dari percobaan ini dapat meningkatkan sifat, kualitas dan nilai
jual gaharu yang berkualitas rendah. Teknik yang dipilih adalah memasukkan ekstrak larutan
gaharu ke dalam gaharu yang berkualitas rendah dengan cara penetrasi atau impregnasi.
IV. METODOLOGI
A. Lokasi
Lokasi pengambilan bahan penelitian yaitu di Pekanbaru (Riau). Sedangkan Penelitian
dilakukan di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Laboratorium HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu),
dan Laboratorium Pengawetan Kayu, Pusat Litbang Hasil Hutan, Bogor.
B. Bahan dan Alat
Bahan dan alat penelitian yang digunakan antara lain:
- gaharu kualitas rendah berupa potongan-potongan kayu/balok yang yang kemudian
diproses untuk ditingkatkan kualitasnya.
- Campuran bubuk gaharu atau serbuk dan potongan-potongan kecil yang digunakan
sebagai bahan untuk ekstrak, selanjutnya digunakan sebagai larutan pengisi.
13
- Metanol teknis digunakan sebagai bahan pelarut.
- Alat yang digunakan adalah alat yang biasa digunakan untuk mengawetkan kayu
dengan metode vacum tekan
- Bahan dan alat pembantu lainnya berupa, beker glas, soxhlet, erlenmeyer, aquades,
dan lain-lain.
C. Prosedur
Prosedur penelitian diawali dengan persiapan contoh uji, pembuatan larutan ekstrak
gaharu untuk dimasukkan ke dalam gaharu kualitas rendah dengan cara penetrasi atau
impregnasi.
1. Persiapan contoh
Gambar 1. Gaharu kualitas terendah yang akan ditingkatkan kualitasnya.(Foto dokumentasi: Gusmailina, 2009)
Bahan gaharu yang akan ditingkatkan kualitasnya diperoleh dari Riau. Bahan ini kemudian
dibentuk dua macam yaitu bentuk kotak persegi (KP) dan kotak persegi panjang (KPP).
Bahan ini kemudian di keringkan di oven untuk mendapatkan tingkat kekeringan atau kadar
air yang sama sebelum diberi perlakuan. Kedua bentuk contoh ini dianalisis sifat dasarnya
meliputi Berat jenis dan kandungan resinnya (Gambar 1).
14
A B
Gambar 2. Contoh bentukan gaharu sebelum di proses : A = bentukan kotak paersegi (KP) dan B = bentukan kotak persegi panjang (KPP)
(Foto dokumentasi: Gusmailina, 2009)
2. Pembuatan larutan ekstrak gaharu
Larutan ekstrak gaharu diperoleh melalui dua cara yaitu dengan cara soxhlet dan
press. Bahan gaharu yang digunakan merupakan sisa sortiran berbentuk serbuk dan
potongan-potongan kecil (Gambar 3). Gaharu ini kemudian digiling dengan hammermill untuk
mendapatkan ukuran yang sama. Serbuk ini kemudian diekstrak dengan cara 1
menggunakan soxhlet seperti yang biasa dilakukan di Laboratorium HHBK Pusat Litbang
Hasil Hutan, Bogor. Kemudian dengan cara 2 yaitu serbuk dipanaskan dengan pelarut lalu
kemudian di press. Larutan ini kemudian yang digunakan sebagai bahan pengisi pada proses
penetrasi (impregnasi).
Gambar 3. Gaharu yang digunakan untuk larutan ekstrak(Foto dokumentasi: Gusmailina, 2009)
15
Gambar 4. Larutan ekstrak gaharu.(Foto dokumentasi: Gusmailina, 2009)
Bahan penetrasi berupa pelarut yang terdiri dari beberapa komponen utama yang
diketahui yang terkandung pada gaharu, sebagai contoh berupa campuran minyak
gaharu, kemenyan, minyak kelapa, minyak kayu manis, gondorukem dan lain-lain yang
dilarutkan dengan metanol atau benzen. Namun untuk percobaan tahap awal ini bahan
penetrasi yang dicoba hanya berupa larutan yang diekstrak dari gaharu dengan
pertimbangan untuk melihat optimalisasi proses penetrasi terlebih dahulu. Jika proses
penetrasi sudah diperoleh dengan tepat, maka baru dilakukan pembuatan larutan yang
dicampur dengan bahan-bahan lain sesuai permintaan pasar. Jika memungkinkan
percobaan ini akan dilakukan pada penelitian tahun-tahun mendatang.
3. Proses penetrasi larutan (impregnasi)
Contoh gaharu bentuk KP dan KPP yang telah ditetapkan sifat dasarnya (BJ dan
kadar resin) ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam wadah beker glass kemudian
masukkan larutan ekstrak gaharu sebagai pengisi, lalu masukkan ke dalam keranjang kawat
untuk kemudian dimasukkan ke dalam alat penetrasi dengan sistem vacum dan dorong.
Perlakuan yang dicoba pada tahap awal ini adalah lama waktu penetrasi yaitu 3 dan 5 jam.
Produk yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan gaharu pasar yang berkualitas tinggi.
Urutan pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 5.
16
A B C D
Gambar 5. Urutan pekerjaan A = contoh dimasukkan ke dalam beker glass; B = tambahkan larutan ekstrak sesuai perlakuan; C = masukkan ke dalam keranjang kawat; D = masukkan ke dalam alat penetrasi dengan sistem vacum dan dorong.(Foto dokumentasi: Gusmailina, 2009)
4. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian yang dipakai adalah rancangan petak terbagi (split plot acak
lengkap pola faktorial). Petak utama adalah A (cara ekstraksi), petak sekunder B, C dan
interaksi A, B, dan C. Pengamatan adalah Y1 = berat jenis gaharu setelah proses, Y2 =
volume larutan ekstrak yang masuk melalui proses penetrasi, dan Y3 = Kadar resin gaharu
yang terkandung setelah proses. Ulangan sebanyak 5 kali. Perlakuan yang dicoba yaitu:
Faktor-faktor yang diamati adalah :
A : Cara ekstraksi terdiri dari 6 taraf (A1 – A3 = cara soxhlet; A4 – A6 = cara press) yaitu:A1 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan soxhletA2 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan soxhlet + campuran 1A3 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan soxhlet + campuran 2A4 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan cara pressA5 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan cara press + campuran 1A6 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan cara press + campuran 2
B : Bentukan gaharu terdiri dari 2 taraf yaitu :B1/KP = bentukan contoh kotak persegiB2/KPP = bentukan contoh kotak persegi panjang
C : Waktu penetrasi terdiri dari 2 taraf yaitu :C1 = 3 jamC2 = 5 jam
T : Kombinasi faktor-faktor = A, B, C A x B x C = 6 x 2 x 2 = 24
17
5. Analisis Data
Data yang diperoleh antara lain berupa :
1. Data kuantitatif yaitu BJ (berat jenis) dan kadar resin bahan sebelum dan sesudah
proses dengan metode yang biasa dilakukan pada laboratorium kimia dan
laboratorium hasil hutan bukan kayu, serta laboratorium terpadu, Pusat Litbang Hasil
Hutan, Bogor.
2. Data kualitatif yaitu warna bahan sebelum dan sesudah proses, dan aroma bahan
sebelum dan sesudah proses dengan cara membakar, serta nilai jual produk.
3. Analisis data dengan menggunakan sidik ragam melalui program SAS.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Gaharu Bahan Penelitian
Analisis beberapa sifat dasar gaharu sebagai bahan penelitian dilakukan sebelum
penelitian dimulai semua bahan penelitian dianalisis terlebih dahulu sifat-sifatnya seperti BJ
(berat jenis), kadar resin dan kadar air. Pada Tabel 1 dapat dilihat hasil analisis bahan
penelitian.
Tabel 1. Rata-rata hasil analisis beberapa sifat dasar gaharu bahan penelitian
No Tolok ukur parameter pengukuran Rata-rata
1 Kadar air sampel yang akan diisi (%) 4,19
2 Kadar resin sampel yang akan diisi (%) 9,13
3 BJ sampel yg akan diisi (g/ml) 0,41
4 BJ larutan resin (g/ml) 0,80
5 Kadar resin larutan pengisi 44,62
Pada tabel 1 diketahui bahwa BJ bahan 0,43 g/ml dengan kandungan resin hanya
9,13 %. Kemudian kandungan resin pada larutan hasil ekstrak yang digunakan sebagai
bahan pengisi adalah 44,62 %. Biasanya kadar resin ini sangat menentukan kualitas dan
aroma dari gaharu yang dihasilkan, atau gaharu yang dijual dipasaran. Makin tinggi kadar
18
resin biasanya harganya juga makin tinggi. Namun ada juga pembeli yang lebih
mengutamakan aroma ketika gaharu dibakar dari pada hasil analisis kandungan resinnya. Ini
menunjukkan bahwa relatifitas sangat mempengaruhi harga dan kualitas gaharu, sehingga
sangat tergantung dari selera pembeli.
Berat jenis tidak mempunyai satuan karena merupakan perbandingan berat bahan
kayu terhadap berat volume air yang sama dengan volume bahan kayu, atau dapat juga
didefinisikan sebagai perbandingan antara kerapatan bahan kayu (atas dasar berat kering
tanur dan volume pada berbagai kondisi kayu) terhadap kerapatan air pada suhu 40C. Berat
jenis mempunyai pengaruh yang sangat erat dengan kekuatan kayu dan merupakan indeks
terbaik yang menunjukkan jumlah substansi dari sepotong kayu kering dalam hubungannya
dengan indeks sifat-sifat kekuatan kayu. Meskipun berat jenis merupakan petunjuk yang baik
untuk meramal kekuatan kayu tetapi harus diperhatikan pula bahwa bagaimanapun juga nilai
berat jenis dipengaruhi oleh adanya getah, resin dan ekstraktif yang mana pengaruhnya kecil
bagi kekuatan kayu. Kerapatan kayu di dalam suatu spesies ditemukan bervariasi dengan
sejumlah faktor yang meliputi letaknya di dalam pohon, letak dalam kisaran spesies tersebut,
kondisi tempat tumbuh, dan sumber sumber genetik. Demikian juga dengan BJ gaharu bahan
penelitian yang juga dipengaruhi oleh kandungan resin ada pada kayu gaharu tersebut.
B. Analisis Produk Gaharu Setelah Proses
1. BJ (berat jenis) gaharu setelah diproses
Berat jenis adalah salah satu parameter penting dalam kualitas kayu terutama sifat
mekanisnya. Semakin tinggi berat jenis suatu kayu, semakin kuat kayu tersebut. Analisis BJ
kayu gaharu pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses
pengisisan larutan ekstrak gaharu ke dalam kayu gaharu yang akan ditingkatkan kualitasnya.
Gaharu yang telah diproses penetrasi (impregnasi) kemudian dianalisis BJ nya, hasil yang
diperoleh dapat dilihat pada Tabel 2.
Table 2. Rata- rata BJ (berat jenis) sample setelah proses penetrasi
Parameter/Faktor
Perlakuan A1 A2 A3 A4 A5 A6
C/waktu 3 jam
5 jam
3 jam
5 jam
3 jam
5 jam
3 jam
5 jam
3 jam
5 jam
3 jam
5 jam
B1/KP 0,47 0,44 0,55 0,45 0,58 0,53 0,48 0,56 0,61 0,46 0,57 0,55B2/KPP 0,61 0,53 0,53 0,50 0,57 0,61 0,58 0,54 0,57 0,55 0,60 0,59blanko 0,41
19
Keterangan : B1/KP = bentukan contoh kotak persegi B2/KPP = bentukan contoh kotak persegi panjang A1 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan soxhlet A2 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan soxhlet + campuran 1 A3 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan soxhlet + campuran 2
A4 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan cara pressA5 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan cara press + campuran 1A6 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan cara press + campuran 2
Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa proses penetrasi (impregnasi) kayu gaharu dapat
meningkatkan rata-rata BJ gaharu, walaupun peningkatannya Belum optimal yaitu berkisar
antara 0,03 sampai 0,20. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Pada Gambar 6.
Gambar 6. BJ gaharu setelah diproses penetrasi (impregnasi)Keterangan : B1/KP = bentukan contoh kotak persegi
B2/KPP = bentukan contoh kotak persegi panjang A1 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan soxhlet A2 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan soxhlet + campuran 1 A3 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan soxhlet + campuran 2
A4 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan cara pressA5 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan cara press + campuran 1A6 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan cara press + campuran 2
Pada gambar 6 dapat diketahui bahwa semua perlakuan menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan BJ gaharu setelah di proses penetrasi.
Tabel 3. Analisis Keragaman BJ Gaharu setelah proses penetrasi (Y1)
Sumber variasi (SV)
Derajat bebas (DF)
Jumlah kuadrat (SS)
Rata-rata kuadrat (MS)
F hitung Pr > F
Model (bentukan)
35 0.22460026 0.00641715 140.50 * 0.0001
Galat 36 0.00164420 0.00004567Total 71 0.22624446
R-Square C.V Root MSE Y1 Mean0.992733 1.244781 0.00675812 0.54291667
Keterangan : *) berbeda sangat nyata
20
Tabel 4. Kombinasi perlakuan (Y1)
Sumber DF SS MS F hitung Pr > FC 1 0.02101250 0.02101250 460.07 * 0.0001A + C 5 0.02436250 0.00487250 106.68* 0.0001B + C 1 0.00211250 0.00211250 46.25* 0.0001A + B + C 5 0.03306250 0.00661250 144.78* 0.0001B (A) 12 0.03831276 0.00319273 69.92* 0.0001Keterangan : DF = derajat bebas; SS = sum of squares (jumlah kuadrat tengah); MS = Mean squares (Rata-rata kuadrat). C = waktu (lama waktu penetrasi); A = ekstrak larutan dengan cara soxhlet; B = bentukan contoh (KP dan KPP) *) berbeda sangat nyata
Hasil analisis statistik pada Tabel 3 diketahui bahwa perlakuan Y1 (BJ) berpengaruh nyata
baik pada bentuk KP maupun KPP. Secara rinci kombinasi dari pengaruh nyata ini dapat
dilihat pada Tabel 4, dimana setiap kombinasi memberikan hasil yang berbeda nyata.
2. Volume Penetrasi Larutan yang masuk ke dalam Gaharu
Persentase volume larutan yang masuk ke dalam gaharu dihitung setelah proses
penetrasi dilakukan dengan jalan menghitung selisih berat awal sebelum proses dengan berat
akhir setelah di proses. Penghitungan dilakukan setelah tercapainya berat yang konstan atau
stabil. Pada Tabel 3 dapat dilihat rata-rata persentase volume larutan pengisi yang masuk ke
dalam gaharu. Hasil ini juga dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 7.
Tabel 5. Rata-rata volume penetrasi larutan yang masuk ke dalam gaharu
Parameter/Faktor
Perlakuan A1 A2 A3 A4 A5 A6
C/waktu 3 jam 5 jam 3 jam 5 jam 3 jam 5 jam 3 jam 5 jam 3 jam 5 jam 3 jam 5 jamB1/KP 39,33 48,31 42,36 30,34 43,24 44,04 60,20 65,47 55,29 34,16 72,69 46,00B2/KPP 33,30 33,34 39,59 24,84 44,35 32,60 54,20 51,78 54,68 26,05 60,92 48,19
Keterangan : B1/KP = bentukan contoh kotak persegi B2/KPP = bentukan contoh kotak persegi panjang A1 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan soxhlet A2 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan soxhlet + campuran 1 A3 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan soxhlet + campuran 2
A4 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan cara pressA5 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan cara press + campuran 1A6 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan cara press + campuran 2
21
Gambar 7. Rata-rata volume penetrasi larutan yang masuk ke dalam gaharuKeterangan : B1/KP = bentukan contoh kotak persegi
B2/KPP = bentukan contoh kotak persegi panjang A1 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan soxhlet A2 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan soxhlet + campuran 1 A3 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan soxhlet + campuran 2
A4 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan cara pressA5 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan cara press + campuran 1A6 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan cara press + campuran 2
Persentasi volume larutan yang masuk ke dalam gaharu berkisar antara 24,84%
sampai 72,69%. Volume tertinggi adalah pada perlakuan KP (kotak persegi) A6 (larutan
press) dengan waktu 3 jam yaitu sebesar 72,89%, kemudian diikuti berturut-turut oleh
perlakuan KP A4 dengan waktu 5 jam dan KPP A6 dengan waktu 3 jam masing-masing
sebesar 65,47% dan 60,92%. Jika dibandingkan di antara perlakuan A (jenis larutan), larutan
yang dihasilkan dari press lebih banyak masuk ke dalam gaharu, hal ini mungkin disebabkan
larutan yang dihasilkan dengan cara press lebih pekat dari pada larutan yang dihasilkan
dengan cara soxhlet. Namun hal ini perlu penelitian dan pembuktian lebih lanjut.
Tabel 6. Analisis Keragaman larutan yang masuk ke dalam gaharu (Y2)
Sumber variasi (SV)
Derajat bebas (DF)
Jumlah kuadrat (SS)
Rata-rata kuadrat (MS)
F hitung Pr > F
Model (bentukan)
35 11132.14523164 318.06129233 518.66* 0.0001
Galat 36 22.07648852 0.61323579Total 71 11154.22172016
R-Square C.V Root MSE Y1 Mean0.992733 1.731614 0.78309373 45.22333333
Keterangan : *) berbeda sangat nyata
22
Tabel 7. Analisis kombinasi perlakuan
Sumber DF SS MS F hitung Pr > FA 5 5842.06825000 1168.41365000 1905.33* 0.0001B 1 750.78125000 750.78125000 1224.29* 0.0001A* B 5 126.53980000 25.30796000 41.27* 0.0001C 1 1651.40045000 1651.40045000 2692.93* 0.0001A*C 5 2064.13660000 412.82732000 673.20* 0.0001B*C 1 80.39120000 80.39120000 131.09* 0.0001A*B*C 5 334.28065000 66.85613000 109.02* 0.0001R(A) 12 282.54703164 23.54558597 38.40* 0.0001
Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > FA 5 5842.06825000 1168.41365000 1905.33 0.0001B 1 750.78125000 750.78125000 1224.29 0.0001A * B 5 126.53980000 25.30796000 41.27 0.0001Keterangan ; *) berbeda sangat nyata
Pada Tabel 6 dapat diketahui bahwa perlakuan presentase larutan yang masuk ke dalam
gaharu yang diuji cobakan memberikan hasil yang berbeda sangat nyata. Begitu juga
terhadap kombinasi perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata. Walaupun secara total
volume persentasi yang masuk ke dalam gaharu belum optimal, dengan arti kata kondisi ini
sebetulnya masíh memungkinkan untuk ditingkatkan sampai 80% atau bahkan mencapai
90%. Optimalisasi pencapaian secara optimum ini diprediksi dapat dilakukan dengan
mengoptimalkan kondisi alat, serta variasi tekanan dan suhu alat pada saat proses. Oleh
sebab itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, agar hasil yang diperoleh benar-benar optimal
sebelum di transfer pada masyarakat.
3. Kadar Resin Gaharu Setelah Proses
Resin adalah getah yang menggumpal di dalam batang gaharu akibat terinfeksi oleh
mikroorganisme yang apabila dibakar akan menghasilkan aroma harum yang tidak ada
duanya di dunia. Aroma gaharu ini sedemikian khasnya hingga hampir tidak mungkin dibuat
tiruannya. Sebab resin itu baru akan keluar, kalau tanaman terinfeksi oleh kapang (fungus).
Akibat infeksi, tanaman mengeluarkan getah yang aromanya sangat harum. Tanaman
Aquilaria atau jenis penghasil gaharu lainnya yang tidak terinfeksi tidak akan beraroma
harum. Pada penelitian ini salah satu perlakuan yang di amati adalah kandungan resin pada
kayu gaharu setelah dipenetrasi atau di impregnasi dengan larutan gaharu. Kayu gaharu
sebelum diproses tidak mengeluarkan aroma wangi, tapi setelah diproses mengeluarkan
23
aroma wangi terutama apabila dibakar. Hasil pengukuran kadar resin gaharu setelah proses
dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Rata-rata kadar resin gaharu setelah proses penetrasi (%b/b)
Parameter/Faktor
Perlakuan A1 A2 A3 A4 A5 A6
C/waktu 3 jam 5 jam 3 jam 5 jam 3 jam 5 jam 3 jam 5 jam 3 jam 5 jam 3 jam 5 jam
B1/KP 38.71 39.61 39.68 29.58 40.53 35.43 36.29 47.10 39.42 34.94 52.05 44.76
B2/KPP 36.73 35.69 37.21 34.7 37.44 30.6 42.29 39.73 40.72 28.42 53.68 42.43
blanko 9,13Pembanding 1 18,99Pembanding 2 30,81Pembanding 3 38,91
Tabel diatas menunjukkan bahwa kandungan resin Gaharu setelah diproses meningkat 3
sampai 5 kali lipat dibanding blanko (kadar resin blanko = 9,13). Hasil analisis berkisar antara
29,58 sampai 52,05 %. Kadar terendah dijumpai pada perlakuan A2 bentuk KP dengan
waktu 5 jam, sedangkan kadar tertinggi diperoleh pada perlakuan A6 bentuk KP dengan
waktu penetrasi 3 jam. Akan tetapi berdasarkan kadar resin gaharu dan jika dibandingkan
dengan gaharu pembanding yang dibeli di pasaran, kadar resin gaharu hasil proses sudah
masuk dalam kategori produk yang telah masuk dalam kriteria pasar, bahkan ada perlakuan
yang kadar resinnya melebihi kadar resin gaharu pembanding dengan harga jual tertinggi.
Perbandingan kadar resin hasil proses dengan kadar resin gaharu pembanding secara rinci
dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Perbandingan kadar resin gaharu setelah diproses dengan pembanding
24
Keterangan : B1/KP = bentukan contoh kotak persegi B2/KPP = bentukan contoh kotak persegi panjang A1 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan soxhlet A2 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan soxhlet + campuran 1 A3 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan soxhlet + campuran 2
A4 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan cara press A5 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan cara press + campuran 1 A6 = perlakuan larutan hasil ekstrak dengan cara press + campuran 2
pb1,2 dan pb3 = gaharu yang dibeli di pasar digunakan sebagai pembanding
Tabel 9. Analisis Keragaman kadar resin gaharu hasil proses (Y3)
Sumber variasi (SV)
Derajat bebas (DF)
Jumlah kuadrat (SS)
Rata-rata kuadrat (MS)
F hitung Pr > F
Model (bentukan)
35 4145.80073468 118.45144956 886.80* 0.0001
Galat 36 4.80859412 0.13357206Total 71 4150.60932880
R-Square C.V Root MSE Y3 Mean0.998841 0.955949 0.36547511 38.23166667
Keterangan : *) berbeda sangat nyata
Tabel 10. analisis kombinasi perlakuan
Sumber DF SS MS F hitung Pr > FA 5 1918.30585000 383.66117000 2872.32 0.0001B 1 183.16980000 183.16980000 1371.32 0.0001A* B 5 393.07575000 78.61515000 588.56 0.0001C 1 124.66205000 124.66205000 933.29 0.0001A*C 5 912.85000000 182.57000000 1366.83 0.0001B*C 1 0.25205000 0.25205000 1.89 0.1780A*B*C 5 483.67630000 96.73526000 724.22 0.0001R(A) 12 129.80893468 10.81741122 80.99 0.0001
Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > FA 5 1918.30585000 383.66117000 2872.32 0.0001B 1 183.16980000 183.16980000 1371.32 0.0001A * B 5 393.07575000 78.61515000 588.56 0.0001
Pada Tabel 9 yaitu analisis keragaman menunjukkan hasil yang berbeda nyata, tetapi dari
beberapa kombinasi perlakuan ada satu perlakuan yang tidak berbeda nyata yaitu perlakuan
kombinasi B *C yaitu bentukan sampel dengan lama waktu. Namur secara keseluruhan dapat
dikemukakan bahwa perlakuan Y3 (kadar resin) berbeda nyata tiap perlakuannya.
25
4. Warna Gaharu
Warna gaharu merupakan salah satu tolok ukur pengamatan secara kualitatif. Dari
warna bisa diketahui perobahan yang terjadi antara bahan sebelum di proses dengan bahan
yang sudah diproses. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa terjadi perubahan warna putih
pucat sebelum proses menjadi coklat tua setelah proses. Pada Gambar 9 dapat dilihat
perubahan warna bahan sebelum dan sesudah proses.
A B
Gambar 9. Gaharu sebelum dan sesudah proses. A = bentuk KP; B = KPP(Foto dokumentasi: Gusmailina, 2009)
Pada Gambar 9 dapat dilihat bahwa gaharu sebelum proses berwarna putih pucat dan jira
dibakar tidak mengeluarkan aroma. Hal ini memang dari awal dicari bahan yang tidak laku
dipasaran dan salah satu indikasinya adalah berwarna putih pucat tanpa aroma jira dibakar.
Setelah diproses terjadi perubahan warna menjadi coklat sampai coklat tua serta jira dibakar
mengeluarkan aroma. Secara kualitatif hal ini menjelaskan bahwa telah terjadi peningkatan
kualitas gaharu yang sebelumnya berkualitas rendah. Meski secara kuantitatif (BJ, kadar
resin dan volume larutan yang masuk ke dalam gaharu) Belum menunjukkan hasil yang
optimal, namun penelitian ini telah menunjukkan keberhasilan yang cukup.
5. Uji Aroma Gaharu
Kualitas gaharu yang tinggi dapat ditentukan dari aromanya sebelum atau sesuah
dibakar. Uji aroma gaharu yang telah diproses bertujuan untuk mengetahui respon terhadap
nilai kualitatif gaharu yang dihasilkan. 25 orang dipilih untuk mendapatkan skor aroma dari
responden, yang terdiri dari kalangan umum, pegawai, laboran, yang mengenal dengan baik
komoditi gaharu. Caranya adalah dengan membandingkan gaharu sebelum diproses dengan
gaharu yang telah diproses dari 6 perlakuan dengan cara membakarnya. Kriteria yang
26
digunakan yaitu : suka, sangat suka, tidak suka dan tidak tau. Ringkasan hasil uji aroma dari
responden dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Uji aroma gaharu dari responden
No Perlakuan Kriteria/responden (orang)
Suka Sangat suka Tidak suka Tidak tau
1 A1 13 3 4 5
2 A2 14 4 5 2
3 A3 17 3 2 3
4 A4 11 6 7 1
5 A5 15 4 4 2
6 A6 18 3 1 3
Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa rata-rata responden menyukai gaharu
hasil proses. 13 orang menyukai perlakuan A1, 14 orang menyukai perlakuan A2, 17 orang
menyukai perlakuan A3, 11 orang menyukai aroma gaharu perlakuan A4, 15 orang menyukai
aroma gaharu perlakuan A5, dan 18 orang menyukai aroma gaharu dengan perlakuan A6.
Kemudian 3 orang sangat menyukai aroma gaharu perlakuan A1, 4 orang yang sangat suka
aroma gaharu perlakuan A2, 3 orang yang sangat suka aroma gaharu perlakuan A3, 6 orang
yang sangat suka aroma gaharu perlakuan A4, 4 orang yang sangat suka aroma gaharu
perlakuan A5 dan 3 orang yang sangat suka aroma gaharu perlakuan A6. Selanjutnya yang
tidak suka aroma gaharu perlakuan A1 yaitu 4 orang, 5 orang yang tidak suka aroma gaharu
perlakuan A2, 2 orang yang tidak suka aroma gaharu perlakuan A3, 7 orang yang tidak suka
aroma gaharu perlakuan A4, 4 orang yang tidak suka aroma gaharu perlakuan A5, dan 1
orang yang tidak suka aroma gaharu perlakuan A6. Sedangkan kriteria tidak tau juga ada
beberapa responden yang menjawabnya, mungkin karena bingung sebab interval waktu uji
yang terlalu singkat antar perlakuan.
Pengujian aroma gaharu memang relatif sifatnya, karena sangat dipengaruhi oleh
selera dan indra penciuman responden. Kecenderungan tiap individu terhadap aroma bisa
saja tidak sama, atau bahkan bertolak belakang antara satu dengan yang lainnya. Contoh si
A menyukai atau sangat menyukai aroma X, tetapi si B bisa saja sama sekali tidak menyukai
aroma tersebut. Oleh sebab itu gaharu dipasaran juga bisa terjadi hal demikian. Kalo si
pembeli terlanjur menyukai aroma tertentu, dia tidak akan segan-segan untuk membayar
berapapun harganya.
27
6. Analisis Pyrolisis GCMS
Banyak sumber menyebutkan bahwa gaharu mengandung aneka senyawa kimia
seperti agarotetrol, isaagarotetrol, hydroxyl chromone, methoxy chromone, dimetoxy
chromone, dihidroxy chromone dan lain-lain. Sumber lain juga menyebutkan bahwa terdapat
enam komponen utama yaitu furanoid sesquiterpene (a-agarofuran, bagarofuran dan
agarospirol), furanoid sesquiterpene, chromone (dari jenis A. malacensis), sequiterpenoida,
eudesmana, dan valencana. Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa senyawa yang
menyebabkan aroma wangi pada gaharu adalah senyawa guia dienal, selina-dienone dan
selina dienol. Salah satu cara untuk mendeteksi kandungan tersebut adalah dengan cara
menganalisis dengan alat yang disebut Pyrolisis GCMS (Lab Terpadu P3HH). Alat ini akan
mengidentifikasi beberapa kandungan yang terdapat pada bahan yang dianalisis.
Hasil analisis dari penelitian ini selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Namun
secara global dapat disebutkan bahwa dari analisis yang diperoleh banyak sekali senyawa
yang tercatat yaitu sekitar 10 sampai 80 senyawa. Namun tidak ditemukan senyawa utama
dari gaharu seperti senyawa furanoid sesquiterpene (a-agarofuran, bagarofuran dan
agarospirol), furanoid sesquiterpene, chromone, sequiterpenoida, eudesmana, atau
valencana. Setelah diamati ternyata senyawa yang tercatat tersebut merupakan senyawa
turunan dari senyawa komponen utama tersebut. Hal ini disebabkan karena suhu alat
Pyrolisis GCMS tesebut beroperasi pada suhu 400 oC, sehingga hasil yang tercatat adalah
senyawa pecahan (turunan) dari senyawa komponen utama gaharu tersebut. Oleh sebab itu
berdasarkan hasil analisis ini menunjukkan bahwa untuk mengetahui senyawa komponen
utama dari gaharu lebih baik tidak menggunakan Pyrolisis GCMS, atau sampai alat tersebut
dapat dioperasikan pada suhu sekitar 80 oC. Akan tetapi hasil analisis menunjukkan bahwa
senyawa yang tercatat dari bahan baku gaharu sebelum diproses hanya 10 senyawa,
sedangkan gaharu setelah diproses, senyawa yang tercatat cukup banyak dan bervariasi
hingga mencapai 80 senyawa. Sehingga dapat dikemukakan bahwa gaharu yang diproses
telah meningkatkan kandungan dan jumlah senyawa.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
28
Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat diambil beberapa kesimpulkan yaitu:
1. Penelitian awal ini telah berhasil meningkatkan gaharu kualitas rendah yang dapat
diidentifikasi berdasarkan beberapa parameter seperti : warna putih pucat menjadi
coklat tua, berat jenis dan kadar resin produk yang dihasilkan menjadi meningkat
serta volume larutan yang masuk kedalam gaharu dengan cara penetrasi
(impregnasi), walaupun belum optimal tapi sudah berhasil.
2. Rata-rata berat jenis gaharu meningkatkan, walaupun peningkatannya belum optimal
yaitu antara 0,03 sampai 0,20.
3. Persentasi volume larutan yang masuk ke dalam gaharu berkisar antara 24,84%
sampai 72,69%. Volume tertinggi adalah pada perlakuan KP (kotak persegi) A6
(larutan press) dengan waktu 3 jam yaitu sebesar 72,89%, kemudian diikuti berturut-
turut oleh perlakuan KP A4 dengan waktu 5 jam dan KPP A6 dengan waktu 3 jam
masing-masing sebesar 65,47% dan 60,92%. Hasil ini menunjukkan bahwa larutan
yang dihasilkan dari press lebih banyak masuk ke dalam gaharu.
4. Kandungan resin Gaharu setelah diproses meningkat 3 sampai 5 kali lipat dibanding
blanko. Hasil analisis berkisar antara 29,58 sampai 52,05 %. Kadar terendah
dijumpai pada perlakuan A2 bentuk KP dengan waktu 5 jam, sedangkan kadar
tertinggi diperoleh pada perlakuan A6 bentuk KP dengan waktu penetrasi 3 jam.
5. Hasil uji aroma dari 25 orang responden menunjukkan bahwa umumnya responden
menyukai aroma gaharu proses yang dihasilkan.
6. Hasil analisis dengan pyrolisis GCMS tidak memberikan hasil yang diharapkan
berupa identifikasi komponen utama gaharu, akan tetapi hasil yang tercatat adalah
merupakan pecahan senyawa atau senyawa turunan dari komponen utamanya.
7. Sebagai saran: penelitian ini perlu dilanjutkan untuk memperoleh hasil yang lebih
optimal antara lain dalam proses penetrasi (impregnasi) yang lebih tepat serta
dengan aplikasi suhu rendah pada disain alat. Selain itu perlu dianalisis kandungan
komponen utama gaharu sebelum dan sesudah proses dengan menggunakan alat
GCMS yang cocok.
VII. DAFTAR PUSTAKA
29
Ahmad S. (1983) "Isolation of 5-hydroxy-7,4'-dimethoxyflavone from Gonystylus bancanus ." Planta Med. 48 (5), 62-3. Planta Med. 48 (5), 62-3.
Baruah J.N., Mathur R.K., Jain S.M. & Kataky J.C.S. (1982) "Agarwood." In Cultivation and Utilisation of Aromatic Plants Atal C.K. & Kapur B.M. eds. CSIR Jammu-Tawi, India pp 662-667.
Balfas, J. 2009. Kandungan Resin Pada Kayu Gaharu Kualitas Rendah. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. Vol.27 No. 2. Juni 2008. Pusat Litbang Hasil Hutan, Bogor.
Balfas, J. 2009. komunikasi pribadi. Bogor
Burfield T., 2005. Agarwood Chemistry. http://www.cropwat.org (Di baca Agustus 2008).
Masakazu, 1990. Three Sesquiterpenes from Agarwood. Phytochemistry 30:2. Japan
Rohadi, D. dan S. Sumadiwangsa. 2001. Prospek dan Tantangan Pengembangan Gaharu di Indonesia. Proseding Lokakarya Pengembangan Gaharu, Mataram 4-5 September 2001. Direktorat Bina Usaha Perhutanan Rakyat. Ditjen RLPS. Jakarta.
Soehartono,T. 2001. Gaharu, Kegunaan dan Pemanfaatan. Proseding Lokakarya Pengembangan Gaharu, Mataram 4-5 September 2001. Direktorat Bina Usaha Perhutanan Rakyat. Ditjen RLPS. Jakarta
See: Ng, L.T., Chang Y.S. and Kadir, A.A. (1997) "A review on agar (gaharu) producing Aquilaria species" Journal of Tropical Forest Products 2(2): pp. 272-285. [6]
Sumadiwangsa S. 1997. Kayu gaharu Komoditi Elit di Kalimantan Timur. Jakarta: Manggala Wanabakti. Jakarta
Lampiran 1. Hasil analisis statistik dengan SAS program (Han Roliadi, 2009)
30
SAS output untuk pengolahan data gaharu 1 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
OBS A B C T R Y1 Y2 Y3
1 1 1 3 1 1 0.4700 39.3300 38.7100 2 1 1 3 1 2 0.4418 36.9702 36.3874 3 1 1 3 1 3 0.4982 41.6898 41.0326 4 1 1 5 2 1 0.4400 48.3100 39.6100 5 1 1 5 2 2 0.4136 45.4114 38.0256 6 1 1 5 2 3 0.4664 51.2086 41.1944 7 2 1 3 3 1 0.5500 42.3600 39.6800 8 2 1 3 3 2 0.5170 39.8184 38.0928 9 2 1 3 3 3 0.5830 44.9016 41.2672 10 2 1 5 4 1 0.4500 30.3400 29.5800 11 2 1 5 4 2 0.4230 28.5196 28.3968 12 2 1 5 4 3 0.4770 32.1604 30.7632 13 3 1 3 5 1 0.5800 43.2400 40.5300 14 3 1 3 5 2 0.5452 40.6456 38.9088 15 3 1 3 5 3 0.6148 45.8344 42.1512 16 3 1 5 6 1 0.5300 44.0400 35.4300 17 3 1 5 6 2 0.4982 41.3976 34.0128 18 3 1 5 6 3 0.5618 46.6824 36.8472 19 4 1 3 7 1 0.4800 60.2000 36.2900 20 4 1 3 7 2 0.4608 57.7920 34.8384 21 4 1 3 7 3 0.4992 62.6080 37.7416 22 4 1 5 8 1 0.5600 65.4700 47.1000 23 4 1 5 8 2 0.5376 62.8512 45.2160 24 4 1 5 8 3 0.5824 68.0888 48.9840 25 5 1 3 9 1 0.6100 55.2900 39.2400 26 5 1 3 9 2 0.5734 51.9726 37.6704 27 5 1 3 9 3 0.6466 58.6074 40.8096 28 5 1 5 10 1 0.4600 34.1600 34.9400 29 5 1 5 10 2 0.4416 32.7936 32.8436 30 5 1 5 10 3 0.4784 35.5264 37.0364 31 6 1 3 11 1 0.5700 72.6900 52.0500 32 6 1 3 11 2 0.5358 68.3286 49.9680 SAS output untuk pengolahan data gaharu 2 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
OBS A B C T R Y1 Y2 Y3
33 6 1 3 11 3 0.6042 77.0514 54.1320 34 6 1 5 12 1 0.5500 46.0000 44.7600 35 6 1 5 12 2 0.5280 44.1600 42.9696 36 6 1 5 12 3 0.5720 47.8400 46.5504 37 1 2 3 13 1 0.6100 33.3000 16.7300 38 1 2 3 13 2 0.5734 31.3020 16.0608 39 1 2 3 13 3 0.6466 35.2980 17.3992 40 1 2 5 14 1 0.5300 33.3400 35.6900 41 1 2 5 14 2 0.4982 31.3396 34.2624 42 1 2 5 14 3 0.5618 35.3404 37.1176 43 2 2 3 15 1 0.5300 39.5900 37.2100 44 2 2 3 15 2 0.5088 38.0064 35.7216 45 2 2 3 15 3 0.5512 41.1736 38.6984 46 2 2 5 16 1 0.5000 24.8400 34.7000 47 2 2 5 16 2 0.4800 23.8464 33.3120 48 2 2 5 16 3 0.5200 25.8336 36.0880 49 3 2 3 17 1 0.5700 44.3500 37.4400 50 3 2 3 17 2 0.5472 42.5760 35.9424 51 3 2 3 17 3 0.5928 46.1240 38.9376 52 3 2 5 18 1 0.6100 32.6900 30.6000 53 3 2 5 18 2 0.5734 30.7286 29.3760 54 3 2 5 18 3 0.6466 34.6514 31.8240 55 4 2 3 19 1 0.5800 54.2000 42.2900
31
56 4 2 3 19 2 0.5452 50.9480 40.5984 57 4 2 3 19 3 0.6148 57.4520 43.9816 58 4 2 5 20 1 0.5400 51.7800 39.7300 59 4 2 5 20 2 0.5184 49.7088 38.1408 60 4 2 5 20 3 0.5616 53.8512 41.3192 61 5 2 3 21 1 0.5700 54.6800 40.7200 62 5 2 3 21 2 0.5358 51.3992 39.0912 63 5 2 3 21 3 0.6042 57.9608 42.3488 64 5 2 5 22 1 0.5500 26.0500 28.4200 SAS output untuk pengolahan data gaharu 3 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
OBS A B C T R Y1 Y2 Y3
65 5 2 5 22 2 0.5280 25.0080 27.2832 66 5 2 5 22 3 0.5720 27.0920 29.5568 67 6 2 3 23 1 0.6000 60.9200 53.6800 68 6 2 3 23 2 0.5640 57.2648 51.5328 69 6 2 3 23 3 0.6360 64.5752 55.8272 70 6 2 5 24 1 0.5900 48.1900 42.4300 71 6 2 5 24 2 0.5664 45.2986 39.8842 72 6 2 5 24 3 0.6136 51.0814 44.9758 SAS output untuk pengolahan data gaharu 4 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure Class Level Information
Class Levels Values
A 6 1 2 3 4 5 6
B 2 1 2
C 2 3 5
R 3 1 2 3
Number of observations in data set = 72
SAS output untuk pengolahan data gaharu 5 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure
Dependent Variable: Y1 (BJ = BERAT JENIS) sample setelah proses
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F
Model 35 0.22460026 0.00641715 140.50 0.0001
Error 36 0.00164420 0.00004567
Corrected Total 71 0.22624446
R-Square C.V. Root MSE Y1 Mean
32
0.992733 1.244781 0.00675812 0.54291667
Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F
A 5 0.05136250 0.01027250 224.92 0.0001B 1 0.03511250 0.03511250 768.79 0.0001A*B 5 0.01926250 0.00385250 84.35 0.0001C 1 0.02101250 0.02101250 460.07 0.0001A*C 5 0.02436250 0.00487250 106.68 0.0001B*C 1 0.00211250 0.00211250 46.25 0.0001A*B*C 5 0.03306250 0.00661250 144.78 0.0001R(A) 12 0.03831276 0.00319273 69.91 0.0001
Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F
A 5 0.05136250 0.01027250 224.92 0.0001B 1 0.03511250 0.03511250 768.79 0.0001A*B 5 0.01926250 0.00385250 84.35 0.0001 SAS output untuk pengolahan data gaharu 6 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure
Dependent Variable: Y1
Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F
C 1 0.02101250 0.02101250 460.07 0.0001A*C 5 0.02436250 0.00487250 106.68 0.0001B*C 1 0.00211250 0.00211250 46.25 0.0001A*B*C 5 0.03306250 0.00661250 144.78 0.0001R(A) 12 0.03831276 0.00319273 69.91 0.0001
Tests of Hypotheses using the Type III MS for R(A) as an error term
Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F
A 5 0.05136250 0.01027250 3.22 0.0451
SAS output untuk pengolahan data gaharu 7 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure Least Squares Means
A Y1 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
1 0.51250000 0.00195090 0.0001 2 0.50750000 0.00195090 0.0001 3 0.57250000 0.00195090 0.0001 4 0.54000000 0.00195090 0.0001 5 0.54750000 0.00195090 0.0001 6 0.57750000 0.00195090 0.0001
B Y1 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
1 0.52083333 0.00112635 0.0001 2 0.56500000 0.00112635 0.0001
A B Y1 Std Err Pr > |T|
33
LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
1 1 0.45500000 0.00275899 0.0001 1 2 0.57000000 0.00275899 0.0001 2 1 0.50000000 0.00275899 0.0001 2 2 0.51500000 0.00275899 0.0001 3 1 0.55500000 0.00275899 0.0001 3 2 0.59000000 0.00275899 0.0001 SAS output untuk pengolahan data gaharu 8 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure Least Squares Means
A B Y1 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
4 1 0.52000000 0.00275899 0.0001 4 2 0.56000000 0.00275899 0.0001 5 1 0.53500000 0.00275899 0.0001 5 2 0.56000000 0.00275899 0.0001 6 1 0.56000000 0.00275899 0.0001 6 2 0.59500000 0.00275899 0.0001
C Y1 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
3 0.56000000 0.00112635 0.0001 5 0.52583333 0.00112635 0.0001
A C Y1 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
1 3 0.54000000 0.00275899 0.0001 1 5 0.48500000 0.00275899 0.0001 2 3 0.54000000 0.00275899 0.0001 2 5 0.47500000 0.00275899 0.0001 3 3 0.57500000 0.00275899 0.0001 3 5 0.57000000 0.00275899 0.0001 SAS output untuk pengolahan data gaharu 9 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure Least Squares Means
A C Y1 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
4 3 0.53000000 0.00275899 0.0001 4 5 0.55000000 0.00275899 0.0001 5 3 0.59000000 0.00275899 0.0001 5 5 0.50500000 0.00275899 0.0001 6 3 0.58500000 0.00275899 0.0001 6 5 0.57000000 0.00275899 0.0001
B C Y1 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
1 3 0.54333333 0.00159290 0.0001 1 5 0.49833333 0.00159290 0.0001 2 3 0.57666667 0.00159290 0.0001 2 5 0.55333333 0.00159290 0.0001
A B C Y1 Std Err Pr > |T|
34
LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
1 1 3 0.47000000 0.00390180 0.0001 1 1 5 0.44000000 0.00390180 0.0001 1 2 3 0.61000000 0.00390180 0.0001 1 2 5 0.53000000 0.00390180 0.0001 SAS output untuk pengolahan data gaharu 10 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure Least Squares Means
A B C Y1 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
2 1 3 0.55000000 0.00390180 0.0001 2 1 5 0.45000000 0.00390180 0.0001 2 2 3 0.53000000 0.00390180 0.0001 2 2 5 0.50000000 0.00390180 0.0001 3 1 3 0.58000000 0.00390180 0.0001 3 1 5 0.53000000 0.00390180 0.0001 3 2 3 0.57000000 0.00390180 0.0001 3 2 5 0.61000000 0.00390180 0.0001 4 1 3 0.48000000 0.00390180 0.0001 4 1 5 0.56000000 0.00390180 0.0001 4 2 3 0.58000000 0.00390180 0.0001 4 2 5 0.54000000 0.00390180 0.0001 5 1 3 0.61000000 0.00390180 0.0001 5 1 5 0.46000000 0.00390180 0.0001 5 2 3 0.57000000 0.00390180 0.0001 5 2 5 0.55000000 0.00390180 0.0001 6 1 3 0.57000000 0.00390180 0.0001 6 1 5 0.55000000 0.00390180 0.0001 6 2 3 0.60000000 0.00390180 0.0001 6 2 5 0.59000000 0.00390180 0.0001
SAS output untuk pengolahan data gaharu 11 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure
Tukey's Studentized Range (HSD) Test for variable: Y1
NOTE: This test controls the type I experimentwise error rate, but generally has a higher type II error rate than REGWQ.
Alpha= 0.05 df= 36 MSE= 0.000046 Critical Value of Studentized Range= 4.255 Minimum Significant Difference= 0.0083
Means with the same letter are not significantly different.
Tukey Grouping Mean N A
A 0.577500 12 6 A A 0.572500 12 3
B 0.547500 12 5 B B 0.540000 12 4
C 0.512500 12 1 C C 0.507500 12 2
35
SAS output untuk pengolahan data gaharu 12 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure
Tukey's Studentized Range (HSD) Test for variable: Y1
NOTE: This test controls the type I experimentwise error rate, but generally has a higher type II error rate than REGWQ.
Alpha= 0.05 df= 36 MSE= 0.000046 Critical Value of Studentized Range= 2.868 Minimum Significant Difference= 0.0032
Means with the same letter are not significantly different.
Tukey Grouping Mean N B
A 0.565000 36 2
B 0.520833 36 1
SAS output untuk pengolahan data gaharu 13 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure
Tukey's Studentized Range (HSD) Test for variable: Y1
NOTE: This test controls the type I experimentwise error rate, but generally has a higher type II error rate than REGWQ.
Alpha= 0.05 df= 36 MSE= 0.000046 Critical Value of Studentized Range= 2.868 Minimum Significant Difference= 0.0032
Means with the same letter are not significantly different.
Tukey Grouping Mean N C
A 0.560000 36 3
B 0.525833 36 5
SAS output untuk pengolahan data gaharu 14 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure Class Level Information
Class Levels Values
A 6 1 2 3 4 5 6
36
T 24 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
R 3 1 2 3
Number of observations in data set = 72
SAS output untuk pengolahan data gaharu 15 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure
Dependent Variable: Y1
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F
Model 35 0.22460026 0.00641715 140.50 0.0001
Error 36 0.00164420 0.00004567
Corrected Total 71 0.22624446
R-Square C.V. Root MSE Y1 Mean
0.992733 1.244781 0.00675812 0.54291667
Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F
T 23 0.18628750 0.00809946 177.34 0.0001R(A) 12 0.03831276 0.00319273 69.91 0.0001
Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F
T 18 0.13492500 0.00749583 164.12 0.0001R(A) 12 0.03831276 0.00319273 69.91 0.0001
SAS output untuk pengolahan data gaharu 16 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure Least Squares Means
T Y1 LSMEAN
1 Non-est 2 Non-est 3 Non-est 4 Non-est 5 Non-est 6 Non-est 7 Non-est 8 Non-est 9 Non-est 10 Non-est 11 Non-est 12 Non-est 13 Non-est 14 Non-est 15 Non-est 16 Non-est 17 Non-est
37
18 Non-est 19 Non-est 20 Non-est 21 Non-est 22 Non-est 23 Non-est 24 Non-est
SAS output untuk pengolahan data gaharu 17 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure
Tukey's Studentized Range (HSD) Test for variable: Y1
NOTE: This test controls the type I experimentwise error rate, but generally has a higher type II error rate than REGWQ.
Alpha= 0.05 df= 36 MSE= 0.000046 Critical Value of Studentized Range= 5.555 Minimum Significant Difference= 0.0217
Means with the same letter are not significantly different.
Tukey Grouping Mean N T
A 0.610000 3 9 A A 0.610000 3 18 A A 0.610000 3 13 A B A 0.600000 3 23 B A B A C 0.590000 3 24 B C B D C 0.580000 3 19 B D C B D C 0.580000 3 5 D C E D C 0.570000 3 11 E D C E D C 0.570000 3 17 E D C E D C 0.570000 3 21 SAS output untuk pengolahan data gaharu 18 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure
Tukey Grouping Mean N T
E D E D F 0.560000 3 8 E F E G F 0.550000 3 3 E G F E G F 0.550000 3 22 E G F E G F 0.550000 3 12 G F G F 0.540000 3 20 G G 0.530000 3 15 G G 0.530000 3 14
38
G G 0.530000 3 6
H 0.500000 3 16 H I H 0.480000 3 7 I I J 0.470000 3 1 I J I J K 0.460000 3 10 J K J K 0.450000 3 4 K K 0.440000 3 2
Pembanding untuk Y1:
Blanko BJ KP = 0.41 masuk grade di bawah K (karena nilai BJ blanko KP < 0.44)Blanko BJ KPP = 0.41 juga masuk grade di bawah K (karena nilai BJ blanko KPP juga < 0.44)
SAS output untuk pengolahan data gaharu 19 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure Class Level Information
Class Levels Values
A 6 1 2 3 4 5 6
B 2 1 2
C 2 3 5
R 3 1 2 3
Number of observations in data set = 72
SAS output untuk pengolahan data gaharu 20 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure
Dependent Variable: Y2
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F
Model 35 11132.14523164 318.06129233 518.66 0.0001
Error 36 22.07648852 0.61323579
Corrected Total 71 11154.22172016
R-Square C.V. Root MSE Y2 Mean
0.998021 1.731614 0.78309373 45.22333333
Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F
A 5 5842.06825000 1168.41365000 1905.33 0.0001B 1 750.78125000 750.78125000 1224.29 0.0001
39
A*B 5 126.53980000 25.30796000 41.27 0.0001C 1 1651.40045000 1651.40045000 2692.93 0.0001A*C 5 2064.13660000 412.82732000 673.20 0.0001B*C 1 80.39120000 80.39120000 131.09 0.0001A*B*C 5 334.28065000 66.85613000 109.02 0.0001R(A) 12 282.54703164 23.54558597 38.40 0.0001
Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F
A 5 5842.06825000 1168.41365000 1905.33 0.0001B 1 750.78125000 750.78125000 1224.29 0.0001A*B 5 126.53980000 25.30796000 41.27 0.0001 SAS output untuk pengolahan data gaharu 21 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure
Dependent Variable: Y2
Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F
C 1 1651.40045000 1651.40045000 2692.93 0.0001A*C 5 2064.13660000 412.82732000 673.20 0.0001B*C 1 80.39120000 80.39120000 131.09 0.0001A*B*C 5 334.28065000 66.85613000 109.02 0.0001R(A) 12 282.54703164 23.54558597 38.40 0.0001
Tests of Hypotheses using the Type III MS for R(A) as an error term
Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F
A 5 5842.06825000 1168.41365000 49.62 0.0001
SAS output untuk pengolahan data gaharu 22 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure Least Squares Means
A Y2 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
1 38.5700000 0.2260597 0.0001 2 34.2825000 0.2260597 0.0001 3 41.0800000 0.2260597 0.0001 4 57.9125000 0.2260597 0.0001 5 42.5450000 0.2260597 0.0001 6 56.9500000 0.2260597 0.0001
B Y2 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
1 48.4525000 0.1305156 0.0001 2 41.9941667 0.1305156 0.0001
A B Y2 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
1 1 43.8200000 0.3196967 0.0001 1 2 33.3200000 0.3196967 0.0001 2 1 36.3500000 0.3196967 0.0001 2 2 32.2150000 0.3196967 0.0001
40
3 1 43.6400000 0.3196967 0.0001 3 2 38.5200000 0.3196967 0.0001 SAS output untuk pengolahan data gaharu 23 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure Least Squares Means
A B Y2 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
4 1 62.8350000 0.3196967 0.0001 4 2 52.9900000 0.3196967 0.0001 5 1 44.7250000 0.3196967 0.0001 5 2 40.3650000 0.3196967 0.0001 6 1 59.3450000 0.3196967 0.0001 6 2 54.5550000 0.3196967 0.0001
C Y2 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
3 50.0125000 0.1305156 0.0001 5 40.4341667 0.1305156 0.0001
A C Y2 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
1 3 36.3150000 0.3196967 0.0001 1 5 40.8250000 0.3196967 0.0001 2 3 40.9750000 0.3196967 0.0001 2 5 27.5900000 0.3196967 0.0001 3 3 43.7950000 0.3196967 0.0001 3 5 38.3650000 0.3196967 0.0001 SAS output untuk pengolahan data gaharu 24 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure Least Squares Means
A C Y2 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
4 3 57.2000000 0.3196967 0.0001 4 5 58.6250000 0.3196967 0.0001 5 3 54.9850000 0.3196967 0.0001 5 5 30.1050000 0.3196967 0.0001 6 3 66.8050000 0.3196967 0.0001 6 5 47.0950000 0.3196967 0.0001
B C Y2 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
1 3 52.1850000 0.1845770 0.0001 1 5 44.7200000 0.1845770 0.0001 2 3 47.8400000 0.1845770 0.0001 2 5 36.1483333 0.1845770 0.0001
A B C Y2 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
1 1 3 39.3300000 0.4521194 0.0001 1 1 5 48.3100000 0.4521194 0.0001
41
1 2 3 33.3000000 0.4521194 0.0001 1 2 5 33.3400000 0.4521194 0.0001 SAS output untuk pengolahan data gaharu 25 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure Least Squares Means
A B C Y2 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
2 1 3 42.3600000 0.4521194 0.0001 2 1 5 30.3400000 0.4521194 0.0001 2 2 3 39.5900000 0.4521194 0.0001 2 2 5 24.8400000 0.4521194 0.0001 3 1 3 43.2400000 0.4521194 0.0001 3 1 5 44.0400000 0.4521194 0.0001 3 2 3 44.3500000 0.4521194 0.0001 3 2 5 32.6900000 0.4521194 0.0001 4 1 3 60.2000000 0.4521194 0.0001 4 1 5 65.4700000 0.4521194 0.0001 4 2 3 54.2000000 0.4521194 0.0001 4 2 5 51.7800000 0.4521194 0.0001 5 1 3 55.2900000 0.4521194 0.0001 5 1 5 34.1600000 0.4521194 0.0001 5 2 3 54.6800000 0.4521194 0.0001 5 2 5 26.0500000 0.4521194 0.0001 6 1 3 72.6900000 0.4521194 0.0001 6 1 5 46.0000000 0.4521194 0.0001 6 2 3 60.9200000 0.4521194 0.0001 6 2 5 48.1900000 0.4521194 0.0001
SAS output untuk pengolahan data gaharu 26 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure
Tukey's Studentized Range (HSD) Test for variable: Y2
NOTE: This test controls the type I experimentwise error rate, but generally has a higher type II error rate than REGWQ.
Alpha= 0.05 df= 36 MSE= 0.613236 Critical Value of Studentized Range= 4.255 Minimum Significant Difference= 0.9618
Means with the same letter are not significantly different.
Tukey Grouping Mean N A
A 57.9125 12 4
B 56.9500 12 6
C 42.5450 12 5
D 41.0800 12 3
E 38.5700 12 1
F 34.2825 12 2
SAS output untuk pengolahan data gaharu 27 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3)
42
di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure
Tukey's Studentized Range (HSD) Test for variable: Y2
NOTE: This test controls the type I experimentwise error rate, but generally has a higher type II error rate than REGWQ.
Alpha= 0.05 df= 36 MSE= 0.613236 Critical Value of Studentized Range= 2.868 Minimum Significant Difference= 0.3743
Means with the same letter are not significantly different.
Tukey Grouping Mean N B
A 48.4525 36 1
B 41.9942 36 2
SAS output untuk pengolahan data gaharu 28 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure
Tukey's Studentized Range (HSD) Test for variable: Y2
NOTE: This test controls the type I experimentwise error rate, but generally has a higher type II error rate than REGWQ.
Alpha= 0.05 df= 36 MSE= 0.613236 Critical Value of Studentized Range= 2.868 Minimum Significant Difference= 0.3743
Means with the same letter are not significantly different.
Tukey Grouping Mean N C
A 50.0125 36 3
B 40.4342 36 5
SAS output untuk pengolahan data gaharu 29 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure Class Level Information
Class Levels Values
A 6 1 2 3 4 5 6
T 24 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
43
R 3 1 2 3
Number of observations in data set = 72
SAS output untuk pengolahan data gaharu 30 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure
Dependent Variable: Y2
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F
Model 35 11132.14523164 318.06129233 518.66 0.0001
Error 36 22.07648852 0.61323579
Corrected Total 71 11154.22172016
R-Square C.V. Root MSE Y2 Mean
0.998021 1.731614 0.78309373 45.22333333
Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F
T 23 10849.59820000 471.72166087 769.23 0.0001R(A) 12 282.54703164 23.54558597 38.40 0.0001
Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F
T 18 5007.52995000 278.19610833 453.65 0.0001R(A) 12 282.54703164 23.54558597 38.40 0.0001
SAS output untuk pengolahan data gaharu 31 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure Least Squares Means
T Y2 LSMEAN
1 Non-est 2 Non-est 3 Non-est 4 Non-est 5 Non-est 6 Non-est 7 Non-est 8 Non-est 9 Non-est 10 Non-est 11 Non-est 12 Non-est 13 Non-est 14 Non-est 15 Non-est 16 Non-est 17 Non-est 18 Non-est 19 Non-est
44
20 Non-est 21 Non-est 22 Non-est 23 Non-est 24 Non-est
SAS output untuk pengolahan data gaharu 32 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure
Tukey's Studentized Range (HSD) Test for variable: Y2
NOTE: This test controls the type I experimentwise error rate, but generally has a higher type II error rate than REGWQ.
Alpha= 0.05 df= 36 MSE= 0.613236 Critical Value of Studentized Range= 5.555 Minimum Significant Difference= 2.5113
Means with the same letter are not significantly different.
Tukey Grouping Mean N T
A 72.6900 3 11
B 65.4700 3 8
C 60.9200 3 23 C C 60.2000 3 7
D 55.2900 3 9 D D 54.6800 3 21 D E D 54.2000 3 19 E E 51.7800 3 20
F 48.3100 3 2 F F 48.1900 3 24 SAS output untuk pengolahan data gaharu 33 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure
Tukey Grouping Mean N T
F G F 46.0000 3 12 G G H 44.3500 3 17 G H G H 44.0400 3 6 H H 43.2400 3 5 H H 42.3600 3 3
I 39.5900 3 15 I I 39.3300 3 1
J 34.1600 3 10
45
J J 33.3400 3 14 J J 33.3000 3 13 J K J 32.6900 3 18 K K 30.3400 3 4
L 26.0500 3 22 L L 24.8400 3 16
Pembanding Untuk Y2: tak ada pembanding (tak ada blanko)
SAS output untuk pengolahan data gaharu 34 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure Class Level Information
Class Levels Values
A 6 1 2 3 4 5 6
B 2 1 2
C 2 3 5
R 3 1 2 3
Number of observations in data set = 72
SAS output untuk pengolahan data gaharu 35 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure
Dependent Variable: Y3
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F
Model 35 4145.80073468 118.45144956 886.80 0.0001
Error 36 4.80859412 0.13357206
Corrected Total 71 4150.60932880
R-Square C.V. Root MSE Y3 Mean
0.998841 0.955949 0.36547511 38.23166667
Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F
A 5 1918.30585000 383.66117000 2872.32 0.0001B 1 183.16980000 183.16980000 1371.32 0.0001A*B 5 393.07575000 78.61515000 588.56 0.0001C 1 124.66205000 124.66205000 933.29 0.0001A*C 5 912.85000000 182.57000000 1366.83 0.0001B*C 1 0.25205000 0.25205000 1.89 0.1780A*B*C 5 483.67630000 96.73526000 724.22 0.0001
46
R(A) 12 129.80893468 10.81741122 80.99 0.0001
Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F
A 5 1918.30585000 383.66117000 2872.32 0.0001B 1 183.16980000 183.16980000 1371.32 0.0001A*B 5 393.07575000 78.61515000 588.56 0.0001 SAS output untuk pengolahan data gaharu 36 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure
Dependent Variable: Y3
Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F
C 1 124.66205000 124.66205000 933.29 0.0001A*C 5 912.85000000 182.57000000 1366.83 0.0001B*C 1 0.25205000 0.25205000 1.89 0.1780A*B*C 5 483.67630000 96.73526000 724.22 0.0001R(A) 12 129.80893468 10.81741122 80.99 0.0001
Tests of Hypotheses using the Type III MS for R(A) as an error term
Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F
A 5 1918.30585000 383.66117000 35.47 0.0001
SAS output untuk pengolahan data gaharu 37 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure Least Squares Means
A Y3 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
1 32.6850000 0.1055036 0.0001 2 35.2925000 0.1055036 0.0001 3 36.0000000 0.1055036 0.0001 4 41.3525000 0.1055036 0.0001 5 35.8300000 0.1055036 0.0001 6 48.2300000 0.1055036 0.0001
B Y3 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
1 39.8266667 0.0609125 0.0001 2 36.6366667 0.0609125 0.0001
A B Y3 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
1 1 39.1600000 0.1492046 0.0001 1 2 26.2100000 0.1492046 0.0001 2 1 34.6300000 0.1492046 0.0001 2 2 35.9550000 0.1492046 0.0001 3 1 37.9800000 0.1492046 0.0001 3 2 34.0200000 0.1492046 0.0001 SAS output untuk pengolahan data gaharu 38 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3
47
B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure Least Squares Means
A B Y3 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
4 1 41.6950000 0.1492046 0.0001 4 2 41.0100000 0.1492046 0.0001 5 1 37.0900000 0.1492046 0.0001 5 2 34.5700000 0.1492046 0.0001 6 1 48.4050000 0.1492046 0.0001 6 2 48.0550000 0.1492046 0.0001
C Y3 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
3 39.5475000 0.0609125 0.0001 5 36.9158333 0.0609125 0.0001
A C Y3 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
1 3 27.7200000 0.1492046 0.0001 1 5 37.6500000 0.1492046 0.0001 2 3 38.4450000 0.1492046 0.0001 2 5 32.1400000 0.1492046 0.0001 3 3 38.9850000 0.1492046 0.0001 3 5 33.0150000 0.1492046 0.0001 SAS output untuk pengolahan data gaharu 39 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure Least Squares Means
A C Y3 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
4 3 39.2900000 0.1492046 0.0001 4 5 43.4150000 0.1492046 0.0001 5 3 39.9800000 0.1492046 0.0001 5 5 31.6800000 0.1492046 0.0001 6 3 52.8650000 0.1492046 0.0001 6 5 43.5950000 0.1492046 0.0001
B C Y3 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
1 3 41.0833333 0.0861433 0.0001 1 5 38.5700000 0.0861433 0.0001 2 3 38.0116667 0.0861433 0.0001 2 5 35.2616667 0.0861433 0.0001
A B C Y3 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
1 1 3 38.7100000 0.2110072 0.0001 1 1 5 39.6100000 0.2110072 0.0001 1 2 3 16.7300000 0.2110072 0.0001 1 2 5 35.6900000 0.2110072 0.0001 SAS output untuk pengolahan data gaharu 40 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3
48
B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure Least Squares Means
A B C Y3 Std Err Pr > |T| LSMEAN LSMEAN H0:LSMEAN=0
2 1 3 39.6800000 0.2110072 0.0001 2 1 5 29.5800000 0.2110072 0.0001 2 2 3 37.2100000 0.2110072 0.0001 2 2 5 34.7000000 0.2110072 0.0001 3 1 3 40.5300000 0.2110072 0.0001 3 1 5 35.4300000 0.2110072 0.0001 3 2 3 37.4400000 0.2110072 0.0001 3 2 5 30.6000000 0.2110072 0.0001 4 1 3 36.2900000 0.2110072 0.0001 4 1 5 47.1000000 0.2110072 0.0001 4 2 3 42.2900000 0.2110072 0.0001 4 2 5 39.7300000 0.2110072 0.0001 5 1 3 39.2400000 0.2110072 0.0001 5 1 5 34.9400000 0.2110072 0.0001 5 2 3 40.7200000 0.2110072 0.0001 5 2 5 28.4200000 0.2110072 0.0001 6 1 3 52.0500000 0.2110072 0.0001 6 1 5 44.7600000 0.2110072 0.0001 6 2 3 53.6800000 0.2110072 0.0001 6 2 5 42.4300000 0.2110072 0.0001
SAS output untuk pengolahan data gaharu 41 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure
Tukey's Studentized Range (HSD) Test for variable: Y3
NOTE: This test controls the type I experimentwise error rate, but generally has a higher type II error rate than REGWQ.
Alpha= 0.05 df= 36 MSE= 0.133572 Critical Value of Studentized Range= 4.255 Minimum Significant Difference= 0.4489
Means with the same letter are not significantly different.
Tukey Grouping Mean N A
A 48.2300 12 6
B 41.3525 12 4
C 36.0000 12 3 C C 35.8300 12 5
D 35.2925 12 2
E 32.6850 12 1
SAS output untuk pengolahan data gaharu 42 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder
49
Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure
Tukey's Studentized Range (HSD) Test for variable: Y3
NOTE: This test controls the type I experimentwise error rate, but generally has a higher type II error rate than REGWQ.
Alpha= 0.05 df= 36 MSE= 0.133572 Critical Value of Studentized Range= 2.868 Minimum Significant Difference= 0.1747
Means with the same letter are not significantly different.
Tukey Grouping Mean N B
A 39.82667 36 1
B 36.63667 36 2
SAS output untuk pengolahan data gaharu 43 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure
Tukey's Studentized Range (HSD) Test for variable: Y3
NOTE: This test controls the type I experimentwise error rate, but generally has a higher type II error rate than REGWQ.
Alpha= 0.05 df= 36 MSE= 0.133572 Critical Value of Studentized Range= 2.868 Minimum Significant Difference= 0.1747
Means with the same letter are not significantly different.
Tukey Grouping Mean N C
A 39.54750 36 3
B 36.91583 36 5
SAS output untuk pengolahan data gaharu 44 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure Class Level Information
Class Levels Values
A 6 1 2 3 4 5 6
T 24 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
R 3 1 2 3
Number of observations in data set = 72
50
SAS output untuk pengolahan data gaharu 45 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure
Dependent Variable: Y3
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F
Model 35 4145.80073468 118.45144956 886.80 0.0001
Error 36 4.80859412 0.13357206
Corrected Total 71 4150.60932880
R-Square C.V. Root MSE Y3 Mean
0.998841 0.955949 0.36547511 38.23166667
Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F
T 23 4015.99180000 174.60833913 1307.22 0.0001R(A) 12 129.80893468 10.81741122 80.99 0.0001
Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F
T 18 2097.68595000 116.53810833 872.47 0.0001R(A) 12 129.80893468 10.81741122 80.99 0.0001
SAS output untuk pengolahan data gaharu 46 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure Least Squares Means
T Y3 LSMEAN
1 Non-est 2 Non-est 3 Non-est 4 Non-est 5 Non-est 6 Non-est 7 Non-est 8 Non-est 9 Non-est 10 Non-est 11 Non-est 12 Non-est 13 Non-est 14 Non-est 15 Non-est 16 Non-est 17 Non-est 18 Non-est 19 Non-est 20 Non-est 21 Non-est 22 Non-est 23 Non-est 24 Non-est
51
SAS output untuk pengolahan data gaharu 47 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure
Tukey's Studentized Range (HSD) Test for variable: Y3
NOTE: This test controls the type I experimentwise error rate, but generally has a higher type II error rate than REGWQ.
Alpha= 0.05 df= 36 MSE= 0.133572 Critical Value of Studentized Range= 5.555 Minimum Significant Difference= 1.1721
Means with the same letter are not significantly different.
Tukey Grouping Mean N T
A 53.6800 3 23
B 52.0500 3 11
C 47.1000 3 8
D 44.7600 3 12
E 42.4300 3 24 E E 42.2900 3 19
F 40.7200 3 21 F F 40.5300 3 5 F G F 39.7300 3 20 G F G F 39.6800 3 3 SAS output untuk pengolahan data gaharu 48 A = Cara ekstraksi minyak dengan Soxhlet (X1,X2,X3) & dengan Pressing (P1,P2, P3) di mana a1=X1, a2=X2, a3=X3, a4=P1, a5=P2, a6=P3 B = Bentuk gaharu: b1=KP, b2=KPP & C = Waktu: c1=3 jam, c2=5 jam T = kombinasi faktor2 A, B, C, sedangkan R = ulangan 3 kali Rancangan petak terbagi (split plot), dengan faktor A sebagai petak utama dan faktor-faktor B & C sebagai petak sekunder Model: Y1 = u + Ai + acak petak utama (Eij) + Bk + Cl + + interaksi (AxBxC)ikl + acak petak sekunder (Eijkl) Y1=BJ (ssudah pntrasi), Y2=% Vol Lrtn msk kedlm contoh (ssudah pntrasi), Y3=Kadar Resin
General Linear Models Procedure
Tukey Grouping Mean N T
G F G F 39.6100 3 2 G G 39.2400 3 9 G G 38.7100 3 1
H 37.4400 3 17 H H 37.2100 3 15 H I H 36.2900 3 7 I I J 35.6900 3 14 I J I J 35.4300 3 6 J J 34.9400 3 10 J J 34.7000 3 16
K 30.6000 3 18
52
K L K 29.5800 3 4 L L 28.4200 3 22
M 16.7300 3 13
Pembanding untuk Y3:
Untuk Kw A = 18.99% masuk grade sedikit diatas M, karena sedikit di atas 16.73 (grade M)Untuk Kw B = 30.81% masuk grade K, karena berada dekat dengan nilai 30.60 (grade K)Untuk Kw C = 38.91% masuk grade G, karena nilai terletak diantara 38.71-39.24 (grade G)Untuk Kw D = 53.04% masuk grade A, karena nilai terletak diantara 52.05-53.68 (grade A)
Lampiran 2. Hasil analisis pyrolisis GCMS.
53
Kode sampel : Blanko
Kode Sampel A1
54
Kode sampel A2
55
Kode sampel A3
56
Kode Sampel : A4
57
Kode Sampel A5
58
59
Kode Sampel A6
60
Kode Sampel : pembanding 1
Kode Sampel : Pembanding 2
61
Kode Sampel : pembanding 3
62
Kode Sampel : Pb 4
63
64