Post on 06-Dec-2015
description
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap wanita menginginkan proses persalinan berjalan secara normal dan
melahirkan bayi yang sempurna. Proses persalinan dipengaruhi oleh tiga faktor
yang berperan yaitu kekuatan mendorong janin keluar (power) yang meliputi
kekuatan uterus (his), kontraksi otot dinding perut, kontraksi diaphragma dan
ligamentum action, faktor lain adalah faktor janin (passanger) dan faktor jalan
lahir (passage). Apabila his normal, tidak ada gangguan karena kelainan dalam
letak atau bentuk janin dan tidak ada kelainan dalam ukuran dan bentuk jalan lahir
maka proses persalinan akan berlangsung secara normal. Namun apabila salah
satu ketiga faktor ini mengalami kelainan, misalnya keadaan yang menyebabkan
kekuatan his tidak adekuat, kelainan pada bayi atau kelainan jalan lahir maka
persalinan tidak dapat berjalan normal sehingga perlu segera dilakukan persalinan
dengan tindakan seperti dengan ektraksi vacum dan forsep untuk menyelamatkan
jiwa ibu & bayi dalam kandungannya. Hal ini sesuai dengan Rencana Strategis
Nasional yang terdapat dalam pesan kunci Making Pregnancy Safer (MPS) yaitu :
setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi
obstetrik dan neonatal mendapatkan pelayanan yang adekuat.
Persalinan tindakan pervaginam dengan ektraksi vakum atau forsep
dilakukan apabila syarat persalinan dipenuhi dan ada indikasi. Ekstraksi vakum
merupakan salah satu dari dua instrumen tindakan obstetrik operatif yang
bertujuan untuk menolong persalinan melalui jalan lahir atau pervaginam. Alat
ekstraksi vakum terdiri dari mangkok penghisap, botol vakum dan pompa untuk
membentuk tekanan negatif. Tindakan ini dilakukan untuk semua keadaan yang
mengancam ibu dan janin yang memiliki indikasi untuk menjalani persalinan
pervaginam dengan bantuan alat. Tindakan lainnya yang dapat digunakan untuk
persalinan dengan tindakan adalah teknik forseps. Forsep merupakan instrumen
obstetrik yang terdiri dari dua sendok untuk memegang kepala bayi. Forsep dapat
digunakan sebagai ekstraktor, rotator atau keduanya. Terminasi persalinan
menggunakan forsep diindikasikan untuk semua keadaan yang mengancam ibu
atau janin. Indikasi pada ibu antaralain penyakit jantung, gangguan paru, penyakit
neurologis tertentu, kelelahan dan persalinan kala dua yang berkepanjangan.
Sebagian besar pertolongan persalinan dengan tindakan disebabkan karena
persalinan lama atau macet. Persalinan dengan tindakan bertujuan untuk
membantu proses persalinan yang mengalami penyulit, sehingga dapat
mengurangi risiko kematian ibu dan bayi yang pada akhirnya dapat menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia. Pada
periode 2004 sampai dengan 2007 terjadi penurunan AKI dari 307 kasus per
100.000 kelahiran hidup menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB dari
35 kasus per 1000 kelahiran hidup menjadi 34 kasus per 1000 kelahiran hidup.
Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia, 80% karena komplikasi obstetri
dan 20% oleh sebab lainnya, sedangkan penyebab tidak langsung adalah “3
Terlambat” dan “4 Terlalu”. Tiga faktor terlambat yang dimaksud adalah
terlambat dalam mengambil keputusan, terlambat sampai ke tempat rujukan, dan
terlambat dalam mendapat pelayanan di fasilitas kesehatan. Adapun 4 terlalu yang
dimaksud adalah terlalu muda saat melahirkan, terlalu tua melahirkan, terlalu
banyak anak, dan terlalu dekat jarak melahirkan. Namun demikian, keberhasilan
tersebut masih perlu terus ditingkatkan, mengingat AKI dan AKB di Indonesia
masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Upaya
penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu, yang
terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah pesalinan, yaitu perdarahan
(28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi pueperium 8%, partus macet
5%, abortus 5%, trauma obstetrik 5%, emboli 3%, dan lain-lain 11% .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi
Ekstraksi vakum adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan
ekstraksi tekanan negatif (vakum) pada kepalanya. Alat ini dinamakan ekstraktor
vakum atau ventouse.
Persalinan dengan ekstraksi vakum dilakukan apabila ada indikasi persalinan dan
syarat persalinan terpenuhi.
2.2 Sejarah
Gagasan untuk melahirkan kepala janin dengan memakai tenaga vakum,
mula-mula dipelajari oleh Young (1706) dari Inggri, yang kemudian secara
berturut-turut dikembangkan oleh ahli-ahli obstetri di negara Eropa dalam bentuk
yang bermacam-macam. Bentuk ekstraktor vakum yang bermacam-macam ini
ternyata kurang populer dalam pemakaiannya, karena banyak hambatan-hambatan
teknik. Akhirnya pada tahun 1952 – 1954, Tage Malmstrom dari Gothenburg,
Swedia, menciptakan ekstraktor vakum yang setelah mengalami percobaan-
percobaan dan modifikasi dalm bentuknya, sejak tahun 1956 menjadi sangat
populer dipakai dalam klinik-klinik obstetri sampai saat ini.
2.3 Bentuk dan Bagian Ekstraktor Vakum
Gambar 2.1 Ekstraktor Vakum
1. Mangkuk (cup)
Mangkuk ini digunakan untuk membuat kaput suksedaneum buatan sehingga
mangkuk dapat mencekam kepala janin. Sekarang ini terdapat dua macam
mangkuk yaitu mangkuk yang terbuat dari bahan logam dan plastik. Beberapa
laporan menyebutkan bahwa mangkuk plastik kurang traumatis dibanding
dengan mangkuk logam. Mangkuk umumnya berdiameter 4 cm sampai
dengan 6 cm. Pada punggung mangkuk terdapat :
Tonjolan berlubang tempat insersi rantai penarik.
Tonjolan berlubang yang menghubungkan rongga mangkuk dengan pipa
penghubung.
Tonjolan landai sebagai tanda untuk titik petunjuk kepala janin (point of
direction).
Pada mangkuk bagian depan terdapat logam/plastik yang berlubang untuk
menghisap cairan atau udara.
2. Rantai penghubung
Rantai penghubung tersebut dari logam dan berfungsi menghubungkan
mangkuk dengan pemegang.
3. Pipa penghubung
Terbuat dari karet atau plastik yang lentur yang tidak akan berkerut oleh
tekanan negatif. Pipa penghubung berfungsi sebagai penghubung tekanan
negatif mangkuk dengan botol.
4. Botol
Merupakan tempat cadangan tekanan negatif dan tempat penampungan cairan
yang mungkin ikut tersedot ( air ketuban, lendir serviks, dan darah). Pada
botol ini terdapat tutup yang mempunyai tiga saluran yaitu :
1) Saluran manometer.
2) Saluran menuju mangkuk.
3) Saluran menuju ke pompa penghisap.
5. Pompa penghisap
Dapat berupa pompa penghisap manual maupun listrik.
6. Alat pemegang
2.4 Indikasi Vakum
Waktu : Kala II memanjang (Nulipara 2 jam dan Multipara 1 jam)
Ibu : Mempersingkat Kala II misalnya
Kelainan jantung
Kelainan paru – paru
Ibu lelah
Janin : Gawat janin
2.5 Kontraindikasi Vakum
Ibu :
Ruptura uteri
Pada penyakit-penyakit di mana ibu secara mutlak tidak boleh mengejan
misalnya payah jantung, asma, preeklampsia berat, dll.
Janin :
Janin mati
Letak muka
After coming head
Janin preterm
2.6 Syarat Vakum
Pembukaan lebih dari 7 cm (hanya pada multigravida).
Penurunan kepala janin boleh pada Hodge II.
Harus ada kontraksi rahim dan ada tenaga mengejan.
2.7 Prosedur Vakum
1. Ibu tidur dalam posisi lithotomi.
2. Pada dasarnya tidak diperlukan narkosis umum. Bila pada waktu pemasangan
mangkuk, ibu mengeluh nyeri, dapat diberi anestesia infiltrasi atau pudendal
nerve block. Apabila dengan cara ini tidak berhasil, boleh diberi anestesia
inhalasi, namun hanya terbatas pada waktu memasang mangkuk saja.
3. Setelah semua bagian ekstraktor vakum terpasang, maka dipilih mangkuk
yang sesuai dengan pembukaan servis. Pada pembukaan serviks lengkap
biasanya dipakai mangkuk nomor 5. Mangkuk dimasukkan ke dalam vagina
dengan posisi miring dan dipasang pada bagian terendah kepala, menjauhi
ubun-ubun besar. Tonjolan pada mangkuk, diletakkan sesuai dengan letak
denominator.
4. Dilakukan penghisapan dengan pompa penghisap dengan tenaga -0,2 kg/cm2
dengan interal 2 menit. Tenaga vakum yang diperlukan ialah -0,7 sampai -0,8
km/cm2. Ini membutuhkan waktu kurang lebih 6 – 8 menit. Dengan adanya
tenaga negatif ini, maka pada mangkuk akan terbentuk kaput suksedaneum
artifisialis (chignon).
5. Sebelum mulai melakukan traksi, dilakukan periksa dalam ulang, apakah
bagian-bagian jalan lahir yang ikut terjepit.
6. Bersamaan dengan timbulnya his, ibu disuruh mengejan, dan mangkuk ditarik
searah dengan sumbu panggul. Pada waktu melakukan tarikan ini harus ada
koordinasi yang baik antara tangan kiri dan tangan kanan penolong.
7. Ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri menahan mangkuk, sedang tangan kanan
melakukan tarikan dengan memegang pada pemegang. Maksud tangan kiri
menahan mangkuk ialah agar mangkuk selalu dalam posisi yang benar dan
bila sewaktu-waktu mangkuk lepas, maka mangkuk tidak akan meloncat ke
arah muka penolong.
8. Traksi dilakukan terus selama ada his dan harus mengikuti putaran paksi
dalam, sampai akhirnya suboksiput berada di bawah simfisis. Bila his
terhenti, maka traksi juga dihentikan. Berarti traksi dikerjakan secara
intermitten, bersama-sama dengan his.
9. Kepala janin dilahirkan dengan menarik mangkuk ke arah atas, sehingga
kepala janin melakukan gerakan defleksi dengan suboksiput sebagai
hipomokhlion dan berturut-turut lahir bagian-bagian kepala sebagaimana
lazimnya. Pada waktu kepala melakukan gerakan defleksi ini, maka tangan
kiri penolong segera menahan perineum. Setelah kepala lahir, pentil dibuka,
udara masuk ke dalam botol, tekanan negatif menjadi hilang, dan mangkuk
dilepas.
10. Bila diperlukan episiotomi, maka dilakukan sebelum pemasangan mangkuk
atau pada waktu kepala membuka vulva.
2.8 Kriteria Ekstraksi Vakum Gagal
1. Waktu dilakukan traksi, mangkuk terlepas sebanyak 3 kali.
Kemungkinan yang terjadi yang menyebabkan mangkuk terlepas :
1) Tenaga vakum terlalu rendah.
2) Tekanan negatif dibuat terlalu cepat, sehingga tidak terbentuk kaput
suksedanum yang sempurna yang mengisi seluruh mangkuk.
3) Selaput ketuban melekat antara kulit kepala dan mangkuk sehingga
mangkuk tidak dapat mencengkam dengan baik.
4) Bagian-bagian jalan lahir (vagina, serviks) ada yang terjepit ke dalam
mangkuk.
5) Kedua tangan kiri dan kanan penolong tidak bekerja sama dengan baik.
6) Traksi terlalu kuat.
7) Cacat (defect) pada alat, misalnya kebocoran pada karet saluran
penghubung.
8) Adanya disproporsi sefalo-pelvik. Setiap mangkuk lepas pada waktu
traksi, harus diteliti satu persatu kemungkinan-kemungkinan di atas dan
diusahakan melakukan koreksi.
2. Dalam waktu setengah jam dilakukan traksi, janin tidak lahir.
2.9 Komplikasi
Ibu :
Perdarahan.
Trauma jalan lahir.
Infeksi.
Janin :
Ekskoriasi kulit kepala.
Sefalhematoma.
Subgaleal hematoma.
Nekrosis kulit kepala.
2.10 Keunggulan dan Kerugian
1. Keunggulan ekstraksi vakum dibandingkan ekstraksi cunam :
Pemasangan mudah (mengurangi bahaya trauma dan infeksi).
Tidak diperlukan narkosis umum.
Mangkuk tidak menambah besar ukuran kepala yang harus melalui jalan
lahir.
Ekstraksi vakum dapat dipakai pada kepala yang masih tinggi dan
pembukaan serviks belum lengkap.
Trauma pada kepala janin lebih ringan.
2. Kerugian ekstraksi vakum dibandingkan ekstraksi cunam :
Persalinan janin memerlukan waktu yang lebih lama.
Tenaga traksi tidak sekuat pada cunam. Sebenarnya hal ini dianggap
sebagai keuntungan, karena kepala janin terlindungi dari traksi dengan
tenaga yang berlebihan.
Pemeliharaannya lebih sukar, karena bagian-bagiannya banyak terbuat dari
karet dan harus selalu kedap udara.
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas Pasien
Ny.S/ 20 th/ IRT
Tn.E/ 22 th/ Buruh proyek
Menikah 1x/ 10 bln
Alamat : Ds.Alastlogo RT 2/ RW 1 Kec.Grati – Grati – Pasuruan
MRS : 18 Agustus 2015 jam 09.55
No.RM : 00-26-98-17
3.2 Anamnesa
Pasien rujukan dari PUSKESMAS Grati. Pasien merasa hamil 9 bulan dan
mengeluh perut kenceng-kenceng sejak jam 15.00 kemarin dan keluar cairan
ketuban dari jalan lahir sejak jam 02.00 tadi. Ini hamil pertama pasien.
Pasien mengatakan tidak meminum jamu, tidak pijet oyok, dan tidak
meminum rumput fatimah.
Pasien memiliki riwayat asma dengan serangan terakhir pada 1 tahun yang
lalu. Pasien tidak memiliki riwayat Hipertensi selama hamil atau sebelum
hamil. Pasien tidak memilik riwayat kencing manis.
Pasien sebelumnya tidak pernah mengonsumsi obat kontrasepsi. Pasien rutin
memeriksakan kehamilannya di PUSKESMAS.
Pasien mengatakan haid terakhir pada 12 November 2014 dengan tafsiran
hari lahir pada 19 Agustus 2015.
3.3 Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis, GCS 456
TB : 148 cm
Vital Sign :
Tensi 120/80 mmHg,
Nadi 88 x/m,
RR 20 x/m,
Tax 36,6oC
Kepala dan Leher : An -│- , Ict -│-
Thorak :
C/ S1S2 tunggal, murmur (-)
P/ Rh ≡│≡, Wz ≡│≡
Abdomen :
Leopold 1 = Teraba lunak kesan bokong
Leopold 2 = Punggung kiri ibu
Leopold 3 = Teraba keras kesan kepala
Leopold 4 = Devergen
TFU = 31 cm
Letak = Bujur
BJA = 139 x/m
HIS = 10’. 3. 30”
VT :
Portio Ø = 4 cm
Effisement = 100%
Hodge = II
Presentasi = Kepala
Posisi = Ubun-ubun kecil
Ketuban = (-)
Panggul = Dalam batas normal
Ekstremitas : Oedem -│-
3.4 Pemeriksaan Penunjang
1. Darah Lengkap
Laboratorium Hasil
WBC 13.000
HGB 12,6
HCT 39.0
PLT 207.000
2. NST
3.5 Diagnosa
G1P0000Ab000 part 38-39 mgg T/H
+ Kala I Fase Aktif
+ Riw. Asma
3.6 Penatalaksanaan
1. Planning Diagnosa : Darah Lengkap
2. Planning Terapi :
Tirah baring
IVFD RL 1000 cc
O2 NC 3 lpm
Pro Expect pervaginam : Ekstraksi Vakum
3. Planning Monitoring: Obs VS, Keluhan, DJJ, HIS
4. Edukasi : KIE
3.7 Outcome
Selasa, 18 Agustus 2015 jam 10.20/ Laki-laki/ 3.600 gram/ AS 5-6-7
DAFTAR PUSTAKA
1. Mochtar R. Sinopsis Obstetri. Jilid I Edisi 2. Jakarta : EGC; 1998. 2. Mose C.J., Alamsyah M. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo:
Persalinan Lama. Jakarta: PT Bina Pustaka; 2010. 3. Pacarda M, Zeqiri F, Hoxha S, Dervishi Z, Kongjeli N, Qavdarbasha H, et al.
Impact of parity and intrauterine fetal condition during vacuum extraction. Med arh [Internet] 2010 [cited 2010 Oct 5]; 64(3):175 .Available from : Scopemed
4. Martinus G. Bedah Kebidanan Martinus. Jakarta: EGC; 1997. 5. Al- Azzawi F. Atlas Teknik Kebidanan. Jakarta : EGC; 2002. 6. Cunningham G.F., Gant F.N., Levono J.K., Gilstrap III, C. Larry, Hayth C.J.,
Wesnstrom D.K. Obstetri Williams. Vol.1 Edisi 21. Jakarta: EGC; 2006. 7. Rusydi S.D. Tindakan Ekstraksi Vakum dan Forsep di Departemen Obstetri
dan Ginekologi di RS Dr. Mohammad Hoesin Palembang selama 5 tahun ( periode Agustus 1999 – Juli 2004). Jurnal Kedokteran dan Kesehatan [Internet]. 2005 [cited 2011 Oct 5]. Available from: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
8. Darmayanti A.R., Pramono B.A. Luaran Maternal dan Perinatal pada Wanita Usia Lebih dari 35 Tahun di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2008. Eprints Undip [Internet] . 2010 [cited 2011 Oct 8]; Available from : http://eprints.undip.ac.id/4733/1/Luaran_maternal.pdf
9. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jaminan persalinan upaya terobosan kementerian kesehatan dalam percepatan pencapaian target MDGs[Internet]. C2011 [cited 2011 Oct 5]. Available from : http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/99
10. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan efektif turunkan angka kematian ibu di Indonesia[ Internet ]. C2010 [cited 2011 Oct 5]. Available from: http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1076-pertolongan-persalinan-oleh-tenaga-kesehatan-efektif-turunkan-aki-di-indonesia.html
11. American Family Physican. Assisted vaginal delivery using the vacuum extractor [Internet]. C2000 [cited 2011 Oct 30]. Available from : http://www.aafp.org/afp/2000/0915/p1316.html
12. Hadi R. Persalinan dengan cara ekstraksi vakum oleh bidan di RSUD DR Soedono Madiun tahun 1998. Cermin Dunia Kedokteran [Internet]. 2001 [cited 2011 Oct]: 37(2):966-970. Available from: http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_133_obstetri_dan_ginekologi.pdf
13. Kusumawati Y. Faktor – faktor risiko yang berpengaruh terhadap persalinan tindakan di RS Dr. Moewardi Surakarta [Thesis]. Semarang: Universitas Diponegoro; 2006.
14. Ilmu Fantom Bedah Obstetri. Semarang: Bagian Obstetri dan Gynekologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro; 1999.
15. Angsar D.M. Ilmu Bedah Kebidanan: Ekstraksi Vakum dan Forsep. Jakarta: PT Bina Pustaka, 2010.
16. Manuaba I.B.G. Operasi Kebidanan Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Dokter Umum. Jakarta: EGC, 1999.
17. Obstetri Operatif. Bandung: Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Padjadjaran; 2000
18. Harjono M, Kian LS. Beberapa pandangan tentang vakum ekstraktor dengan laporan sementara mengenai beberapa kasus. Majalah Kedokteran Indonesia, 1963; 12: 291.
19. Malmstrom T. The Vacum – Extractor; Clinical Aspects Manual. Goteborg Sweden: Elanders Boktrykeri Aktiebolag, 1964.
20. Martius G. Operative Obstetrics. In: Freidman EA (Ed). Stuttgart: Georg Thieme Verlag, 1980.