Post on 30-Nov-2015
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL
Disusun oleh :
Tuti Sriatun
P17335112220
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG JURUSAN FARMASI
Tahun Ajaran 2013/2014
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Teknologi
Sediaan Steril dengan judul Sterilisasi ini yang merupakan salah satu matakuliah di
semester 3 di Poltekkes Bandung Jurusan Farmasi. Laporan Praktikum ini disusun
sebagaihasilpraktekyangtelahdilaksanakan.
Dengan selesainya laporan praktikum ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
telah memberikan masukan-masukan kepada saya.Untuk itu saya mengucapkan banyak
terimakasihkepada :
1. Ibu Angreni Ayuhastuti, M.Si., Apt selaku dosen teknologi sediaan steril yang telah
memberikan banyak ilmu yang bermanfaat.
2.Teman-teman kelas II B yang selalu memberi semangat dan kompak.
3.Suamisertaanak-anaksaya
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman saya.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan.
Bandun21September2013
Penulis
~ i ~
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………........ i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….. ii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………….. iii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………. iv
I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………
1.Landasan Masalah
2.Rumusan Masalah
II. TUJUAN PRAKTIKUM ……………………………………………………......
III. LANDASAN TEORI
IV. PERALATAN DAN BAHAN ……………………………………………….....
4.1 Alat-alat……………………………………………………………………
4.2 Bahan……………………………………………………………………..
V. PROSEDUR KERJA ……………………………………………………………
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………………….
DAFTAR TABEL
Table
IV.1.1
Alat yang digunakan dalam Sterilisasi
Table IV.2 Alat-alat yang disterilisasi
~ ii ~
~ iii ~
DAFTAR GAMBAR
GambarIV.1.1
.1
Autoklaf………………………………………………
GambarIV.1.1
.2
Oven…………………………………………………….
GambarIV.1.1
.3
Panci Presto dan Kompor …………………………………
GambarIV.1.1
.4
Panci………………………………………………………
…
GambarIV.2.1
.
LabuErlenmeyer…………………………………………….
GambarIV.2.2
.
Ampul……………………………………………………….
Gambar
IV.2.3
Pinset ……………………………………………………
Gambar
IV.2.4
Kertassaring ………………………………………………...
GambarIV.2.5
.
Pipettetes ……………………………………………………
Gambar
IV.2.6
Karetpipet…………………………………………………...
GambarIV
2.7.
Vial………………………………………………………….
Gambar
IV.2.8
.Tutup Vial ………………………………………………
Gambar
IV.2.9
WadahOTM ………………………………………………...
Gamba
rIV.2.10
TutupwadahOTM …………………………………………..
~ iv ~
~ v ~
I.PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Hampir semua tindakan yang dilakukan dalam sterilisasi sangat diutamakan baik alat-alat
yang siap pakai maupun medianya. Suatu alat atau bahan dikatakan steril apabila alat atau
bahan tersebut bebas dari mikroba baik dalam bentuk vegetative maupun spora. Secara
umum, sterilisasi merupakan suatu proses pemusnahan kehidupan khususnya mikrobia dalam
suatu wadah ataupun peralatan kesehatan. Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam
sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi)
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja persiapan yang dilakukan praktikan dalam praktikum mensterilkan alat-alat
sediaan steril?
2.Metode seperti apakah yang digunakan oleh praktikan untuk mensterilkan alat-alat sediaan
steril?
3.Bagaimana cara atau tahap tahapnya praktikan dalam mensterilisasi alat-alat sediaan steril
yang akan digunakan ?
4.Berapa lamakah waktu yang dibutuhkan untuk praktikan setiap kali mensterilkan alat-alat
sediaan steril sesuai dengan jenis alatnya?
5 Bagaimana cara praktikan menyimpan alat-alat yang telah disterilkan?
6.Bagaimana cara mempertahankan alat-alat agar tetap steril sebelum digunakan?
II. TUJUAN PRAKTIKUM
1 Mengetahui apa saja persiapan yang dilakukan praktikan sebelum mensterilkan alat-alat
sediaan steril
2. Mengetahui metode seperti apakah yang digunakan oleh praktikan untuk mensterilkan alat-
alat sediaan steril
3. Mengetahui bagaimana cara atau tahap tahapnya praktikan dalam mensterilisasi alat-alat
sediaan steril yang akan digunakan.
4. Mengetahui berapa lamakah waktu yang dibutuhkan untuk praktikan setiap kali
mensterilkan alat-alat sediaan steril sesuai dengan jenis alatnya.
5. Mengetahui bagaimana cara praktikan menyimpan alat-alat yang telah disterilkan.
6. Mengetahui bagaimana cara mempertahankan alat-alat agar tetap steril sebelum digunakan
~ 1 ~
III.LANDASAN TEORI
Sterilisasi
Sterilisasi adalah menghilangkan semua bentuk kehidupan, baik bentuk patogen,
nonpatogen, vegetative, nonvegetativ dari suatu objek atau material.. Suatu bahan dinyatakan
steril bila sama sekali bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen maupun yang tidak,
baik dalam bentuk vegetatip maupun dalam bentuk tidak vegetatip (spora).
Ada 3 alasan utama untuk melakukan sterilisasi dan desinfeksi.
1. Untuk mencegah transmisi penyakit
2. Untuk mencegah pembusukan material oleh mikroorganisme
3. Untuk mencegah kompetisi nutrien dalam media pertumbuhan sehingga
memungkinkan kultur organisme spesifik berbiak untuk keperluan sendiri (seperti
produksi ragi) atau untuk metabolitnya (seperti untuk memproduksi minuman dan
antibiotika).
Metode sterilisasi yang umum digunakan untuk mensterilkan produk farmasi adalah :
1. Sterilisasi uap (lembap panas)
2. Sterilisasi panas kering
3. Sterilisasi dengan penyaringan
4. Sterilisasi gas
5. Sterilisasi dengan radiasi ion
Metode yang digunakan untuk mendapatkan sterilitas pada sediaan farmasi sangat ditentukan
oleh sifat bahan sediaan dan zat aktif yang dikandungnya. Walau demikian, apapun cara yang
digunakan, produk yang dihasilkan harus memenuhi tes sterilitas sebagai bukti dari
keefektifan cara, peralatan, dan petugas
Sterilisasi uap (lembab panas) :
Sterilisasi uap dilakukan dalam autoklaf dan menggunakan uap air dengan tekanan. Cara
ini dilakukan sebagai cara yang terpillih pada hampir semua keadaan di mana produk mampu
diperlakukan seperti itu. Tekanan uap air yang lazim, temperatur yang dapat dicapai dengan
tekanan tersebut, dan penetapan waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi sesudah sistem
mencapai temperatur yang ditentukan, adalah sebagai berikut :
~ 2 ~
Tekanan 10 pound (115,5oC), untuk 30 menit
Tekanan 15 pound (121,5oC), untuk 20 menit
Tekanan 20 pound (126,5oC), untuk 15 menit
Dapat dilihat, makin besar tekanan yang dipergunakan makin tinggi temperatur yang
dicapai dan makin pendek waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi. Suatu siklus otoklaf yang
ditetapkan dalam farmakope untuk media atau pereaksi adalah selama 15 menit pada suhu
121oC kecuali dinyatakan lain.
Sterilisasi panas dan kering:
Sterilisasi panas kering biasanya dilakukan dengan oven pensteril yang dirancang khusus
untuk tujuan itu. Sterilisasi panas kering, biasanya ditetapkan pada temperatur 160o – 170oC
dengan waktu tidak kurang dari 2 jam. Temperatur yang lebih tinggi memungkinkan waktu
sterilisasi yang lebih pendek dari waktu yang ditentukan oleh peraturan,sebaliknya
temperatur yang lebih rendah membutuhkan waktu yang panjang.
Selain sterilisasi menggunakan metode panas kering dan panas basah, sterilisasi juga
dapat dilakukan menggunakan bahan kimia. Bahan kimia yang digunakan untuk sterilisasi
bisa berupa cairan dan gas. Bahan kimia gas yang dapat digunakan untuk sterilisasi adalah
Etilen Oksida (EtO), formaldehyde, dan chlorine dioxide. Sedangkan bahan kimia cairan
yang biasa digunakan untuk sterilisasi adalah alcohol 70%, phenol, kresol, dan lain-lain.
Alkohol 70% dapat mematikan mikroorganisme berdasarkan denaturasi protein dan koagulasi
(Gupte, 1990).
IV.PERALATAN DAN BAHAN
IV.1 Alat
IV.1.1 Alat yang digunakan dalam Sterilisasi
1. Autoclaf
2. Oven
3. Panci presto
4. Kompor
5. Wadah (panci)
1.2.Bahan :
1.Alkohol 70%
~ 3 ~
2.Kertas Perkamen
3.Aquadest
4.Kapas
5.Taali kasur
Tabel IV.1.1
Gambar IV.1.1.1Autoclaf Gambar IV.1.1.2Oven
~ 4 ~
Gambar IV.1.1.3 Panci Presto dan Kompor Gambar IV.1.1.4 Panci
IV.2 Alat-alat yang disterilisasi
1. Labu Erlenmeyer
2. Ampul
3. Pinset
4. Kertas saring
5. Pipet
6. Karet pipet
7. Vial
8. Tutup vial
9. Wadah OTM
10. Tutup wadah OTM
Tabel IV.2
Gambar IV.2.1.Labu erlenmeyer Gambar IV.2.2.Ampul
Gambar IV.2.3Pinset Gambar IV.2.4Kertas Saring
~ 5 ~
Gambar IV.2.5.Pipet tetes Gambar IV.2.6.Karet pipet
Gambar IV 2.7.VialGambar IV.2.8.Tutup Vial
Gambar IV.2.9.Wadah OTM Gambar IV.2.10Tutup wadah OTM
V. PROSEDUR KERJA
V.1.1 Teknik Sterilisasi Panas Kering (Oven,Panci)
1.1.a Alat :Labu Erlemeyer,Pipet Tetes,Pinset,Ampul,Vial.
1.1.b.Suhu :160 C
~ 6 ~
1.1.c Lamanya : 2 jam
V.1.2.Prosedur Kerja
a.Siapkan alat-alat yang akan disterilisasi panas kering a.l:Labu Erlemeyer,Pipet
Tetes,Ampul.
b.Cuci bersih alat-alat tersebut dengan menggunakan aquadest kemudian dikeringkan.
c.Tutup mulut labu erlemeyer,pipet tetes,ampul dengan kapas
d.Kemudian bungkus semua alat-alat tersebut dengan menggunakan kertas perkamen dengan
rapi.
e.Kemudian masukkan kedalam oven (rak oven)dengan menjaga sirkulasi udara oven tetap
baik.
f.Kemudian atur suhu oven 160 C selama jam.
g.Setelah 2 jam matikan oven sampai suhu kamar.
h.Keluarkan alat-alat dari oven dengan perlahan-lahan kemudian masukkan kedalam bak
isolator steril.
V.2.1 Teknik Sterilisasi Panas Basah(Autoklaf,Panci Presto)
2.1.a. Alat :Kertas Saring,Tutup Wadah Obat Tetes Mata,Wadah Obat Tetes Mata
2.1.b Suhu :121 C
2.1.c Lamanya :15 menit.
IV.2.2 Prosedur Kerja
a.Siapkan alat-alat yang akan disterilisasi panas basah a.l: Kertas Saring,Tutup Wadah Obat
Tetes Mata,Wadah Obat Tetes Mata
b.Cuci bersih alat-alat tersebut dengan menggunakan aquadest kemudian dikeringkan.
c.Bungkus kertas saring,tutup wadah otm,wadah otm dengan kertas buram coklat.
~ 7 ~
d.Siapkan autoklaf ,isi autoklaf dengan air terlebih dahulu sampai tanda batas kemudian
masukkan alat-alat yang telah dibungkus kedalam autoklaf dengan disusun rapi
e.Buka kran pengeluaran uap air,atur temperature autoklaf 121 C selama 15 menit.
g.Kran pengeluaran uap air dibiarkan terbuka sehingga udara didalam autoklaf terdesak
keluar dan dalam bejana hanya terdapat tekanan uap air saja.
h.Setelah 15 menit tunggu autoklaf tekanannya menurun kemudian keluarkan alat-alat lalu
masukkan kedalam lemari penyimpanan steril
V.3.1 Teknik Sterilisasi Secara Kimia
3.1.a. Alat : Tutup Vial , Karet Pipet
3.1.b Bahan :Alkohol 70%
3.1.c Lamanya :1 jam
V.2.2 Prosedur Kerja
a.Siapkan alat-alat yang akan disterilisasi secara kimia a.l: Tutup Vial,Karet Pipet
b.Cuci bersih alat-alat tersebut dengan menggunakan aquadest kemudian dikeringkan.
c.Siapkan panci dan masukkan alcohol 70% secukupnya kemudian masukkan tutup
karet,karet pipet kedalam alcohol 70% tutup panic lalu diamkan selama 1 jam
d.Setelah 1 jam keluarkan tutup vial dan karet pipet keringkan didalam lemari penyimpanan
steril
VI.HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan sterilisasi alat-alat yang akan digunakan
untuk pembuatan sediaan steril.Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk
menciptakan keadaan steril. Secara tradisional keadaan steril adalah kondisi mutlak
yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme
hidup. Konsep ini menyatakan bahwa steril adalah istilah yang mempunyai kondisi
konotasi relatif, dan kemungkinan menciptakan kondisi mutlak bebas dari
mikrorganisme hanya dapat diduga atas dapat proyeksi kinetis angka kematian
mikroba.Teknik sterilisasi yang digunakan pada praktikum kali ini ada 3 yaitu:Teknik
Sterilisasi Panas Kering,Teknik Sterilisasi Panas Basah,Teknik Sterilisasi Secara
Kimia.Setiap teknik menggunakan alat dan bahan yang berbeda serta waktu yang
~ 8 ~
berbeda pula.Hal ini dilakukan karena alat-alat yang akan disterilkan berbeda-beda
bahan dan sifatnya. Sterilisasi Panas Basah menggunakan autoklaf membutuhkan
waktu yang lebih singkat, sekitar 15 menit. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan
kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk
membunuh sel dibanding dengan udara panas Biasanya untuk mesterilkan media
digunakan suhu 121 C dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit.Alat-
alat yang menggunakan teknik ini adalah Kertas Saring,Tutup Wadah Obat Tetes
Mata,Wadah Obat Tetes Mata.Pada sterilisasi ini Tutup Wadah Obat Tetes
Mata,Wadah Obat Tetes Mata meleleh karena tidak tahan pemanasan tinggi.Sterilisasi
Panas Kering menggunakan alat oven pada suhu 1600C selama 2 jam. Alat-alat yang
menggunakan teknik ini adalah Labu Erlemeyer,Pipet Tetes,Pinset,Ampul,Vial.Pada
teknik ini alat-alat yang disterilisasi tidak mendapatkan kendala semuanya berhasil
disterilisasi hanya saja membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding
autoklaf.Teknik Sterilisasi Secara Kimia digunakan Alkohol 70% ini digunakan untuk
mensterilisasi alat-alat yang terbuat dari karet. Proses sterilisasi menggunakan alkohol
70% ini harus dilakukan selama 24 jam dengan cara direndam. Namun dalam proses
pelaksanaan praktikum kali ini tutup vial dan karet pipet hanya direndam dalam waktu
1 jam. Dengan waktu 1 jam sebenarnya belum mencapai proses sterilisasi dan hanya
mencapai proses desinfeksi saja. Desinfeksi adalah proses untuk menghilangkan
mikroorganisme berbahaya dalam suatu alat.
VII Pendalaman Materi
Menentukan teknik sterilisasi suatu alat atau bahan yang harus diperhatikan
adalah sifat dan bahan alat tersebut. Alat yang memiliki sifat tahan pemanasan tinggi,
terbuat dari gelas atau logam, dan merupakan alat yang tidak digunakan untuk
mengukur volume sehingga untuk mensterilkannya digunakan metode sterilisasi
kering. Sedang alat yang memiliki sifat tahan pemanasan namun tidak terbuat dari
bahan gelas atau logam yang dikhawatirkan akan rusak jika terkena panas tinggi
sehingga untuk mensterilkannya digunakan metode sterilisasi panas basah karena
metode panas basah ini hanya menggunakan suhu 1210C selama 15 menit untuk
mensterilkannya.Selain itu untuk alat-alat yang terbuat dari karet yang memiliki sifat
dapat meleleh atau rusak dengan suhu tinggi digunakan metode sterilisasi kimiawi
menggunakan ethanol 70% untuk mensterilkannya.
~ 9 ~
Sebelum alat-alat dimasukkan ke dalam autoklaf dan oven alat-alat tersebut
dibungkus terlebih dahulu menggunakan kertas perkamen atau aluminium foil atau
bahan lain dengan tujuan untuk menjaga penghilangan udara dan penetrasi uap dan
mencegah rekontaminasi setelah sterilisasi
Untuk alat yang memiliki mulut harus disumbat dahulu dengan kapas dengan
tujuan agar selama proses sterilisasi uap air ataupun uap panas tidak masuk masuk ke
dalam isi botol. Bila uap air atau uap panas masuk kedalam botol akan membentuk
uap di dinding botol. Uap tersebut dapat berubah menjadi air dan botol menjadi basah
dan dapat meningkatkan terjadinya kontaminasi pada alat setelah proses sterilisasi.
Bahan seperti kertas saring dibungkus terlebih dahulu dengan plastik ditujukan
agar selama proses sterilisasi dengan autoclave, kertas saring tersebut tidak basah
terkena uap air dalam autoclave. Karena jika uap air mengenai kertas saring yang
disterilisasi tersebut basah maka tidak akan bisa lagi digunakan.
Seluruh alat-alat steril yang dibungkus dapat disimpan satu minggu asalkan
kondisinya tetap kering dan pembungkusnya utuh Tetapi apabila dalam satu minggu
alat-alat steril belum digunakan maka perlu dilakukan sterilisasi ulang untuk
menjamin alat-alat tersebut benar-benar steril sebelum digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuni. 2012. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Moh. Anief. 1990. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada University Press : Yogyakarta
Ansel, H.C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Universitas Indonesia Press : Jakarta
Agoes, Goeswin. 2009. Sediaan Farmasi Steril. Penerbit ITB : Bandung
~ 10 ~
~ 11 ~