Post on 30-Oct-2020
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH
DITINJAU DARI PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Ekonomi Syari’ah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
Oleh :
ROSITA ELOK PUJA IKLIMA
NIM. 12402173210
Dosen Pembimbing Lapangan
Sri Eka Astutiningsih, S.E, M.M
NIP. 196908272000032001
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN TULUNGAGUNG
TAHUN 2020
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
Laporan akhir praktik pengalaman lapangan (PPL) jurusan Ekonomi Syari’ah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung ini telah disetujui dan disahkan pada :
Hari : Senin
Tanggal : 31 Agustus 2020
Di : Tulungagung
Judul Laporan : Analisis Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Perah Ditinjau Dari
Perspektif Ekonomi Islam
MENYETUJUI
Dosen Pembimbing Lapangan
Sri Eka Astutiningsih, S.E, M.M
NIP. 196908272000032001
Mengesahkan
a.n Dekan
Kepala Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Siswahyudianto, S.Pd.,S.E,M.M.
NIDN. 2015068402
iii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiran-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada kami dapat menyelesaikan laporan Praktik Pengalaman Lapangan ini dengan
baik.
Laporan ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami selaku penulis menyampaikan
rasa terimakasih sebanyak-banyaknya kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. Maftukhin M.Ag, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.
2. Dr. Dede Nurohman, M.Ag. selaku Dekan Fakkultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Tulungagung.
3. Siswahyudianto, M.M. selaku Kepala Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Tulungagung.
4. Sri Eka Astutiningsih, S.E, M.M. selaku Dosen Pembimbing Praktik Pengalaman Lapangan.
5. Sumileh , selaku pemilik Peternakan Sapi Perah Di Desa Penjor Kecamatan Pagerwojo
Tulungagung.
6. Seluruh karyawan yang berada di Peternakan Sapi Perah milik Bapak Sumileh.
7. Kedua orangtua, adik, dan teman-teman atas do’a serta dukungan dan motivasi yang telah
diberikan kepada kami.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan ini
dapat memberikan manfaat kepada pembaca.
Tulungagung, Agustus 2020
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Dasar Pemikiran ........................................................................................................ 1
B. Tujuan dan Kegunaan ................................................................................................. 3
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan.................................................................................. 4
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK ................................................................................. 5
A. Profil Lembaga ........................................................................................................... 5
B. Pelaksanaan Praktik .................................................................................................... 6
C. Permasalahan di Lapangan.......................................................................................... 7
D. Tanggapan dari Pihak Lembaga Tempat Praktik ......................................................... 8
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................................... 9
A. Kajian Teori ............................................................................................................... 9
B. Analisis Terhadap Temuan Studi .............................................................................. 15
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................ 17
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 17
B. Saran ....................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Peternakan sapi perah salah satu usaha yang paling dominan dilakukan oleh
masyarakat daerah pegunungan. Begitu juga di Desa Penjor Kecamatan Pagerwojo ini,
seluruh masyarakat menggantungkan hidupnya di dunia peternakan khususnya peternakan
sapi perah. Didukung dengan kondisi alam yang memadai membuat jumlah dan kualitas
pangan untuk hewan sangatlah melimpah sehingga memudahkan dalam pengelolaan.
Sapi merupakan salah satu sumberdaya penghasilan yang memiliki nilai ekonomis
yang tinggi dan penting artinya di dalam kehidupan masyarakat. Ternak sapi biasa
menghasilkan berbagai macam kebutuhan, terutama sebagai bahan makanan yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam rangka mengembangkan peternakan dalam negeri dan
pengembangan ekonomi rakyat khususnya di pedesaan, banyak peternak yang ingin
mencapai kesejahteraan masyarakat. Strategi pengambangan usaha ternak sapi dapat
dikatakan berhasil jika telah memberikan kontribusi pendapatan dan memenuhi kebutuhan
hidup peternak sehari-hari. 1
Dalam suatu usaha, salah satu cara meningkatkan dan mengembangkan ternak
adalah dengan melakukan strategi pengembangan usaha lebih spesifiknya lagi yaitu strategi
produksi. Menentukan strategi yang tepat sehingga bisa meningkatkan produksi dalam
pengelolaan peternakan sapi perah sehingga mampu berkembang menjadi lebih meningkat
lagi. Apabila strategi produksi pengelolaan peternakan lebih ditingkatkan maka akan
berpengaruh pada penjualan dan juga penambahan kuantitas sapi perah dengan
menggunakan hasil dari pengembangan usaha terebut.
Di desa Penjor ini mayoritas masyarakatnya usaha sapi perah sedangkan hasilnya
belum maksimal sebagaimana modal yang digunakan usaha, begitu juga peternakan sapi
perah milik Bapak Sumileh ini. Maka dibutuhkan suatu upaya untuk meningkatkan ekonomi
dengan cara usaha pengembangan sapi agar usaha yang dijalankan semakin meningkat.
Dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 10 juga dijelaskan :
شم رن ر ك ما مش ممقشلميلا يلشش مفيلهش مشعش مك ر شركضمنشجشعشلكنش ملش مفىمٱلك رمك نا ا مش نشلشقشدك
1 Sugeng, Y.B. Sapi Potong, Jakarta : Swadaya, 2003, Hlm. 55
2
Artinya : “Sesungguhnya kami telah memaparkan kamu sekalian dimuka bumi dan
kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan, amat setidaknya kamu
bersyukur”.2
Allah SWT telah mengingatkan kepada hamba-hambaNya kepada karunia yang telah
diberikan kepada manusia, yaitu Allah telah menjadikan bumi sebagai tempat tinggal
manusia dan Allah pun menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai , serta menjadikan
tempat-tempat dan rumah bagi manusia. Allah memperbolehkan manusia untuk
menggunakannya, memanfaatkannya dan menundukkan awan bagi manusia untuk
mengeluarkan riskinya di bumi. Allah telah menjadikan manusia kehidupan dibumi itu,
yakmi mata pencaharian serta berbagai sarannya, sehingga manusia dapat berniaga padanya
dan dapat membuat berbagai macam sarana untuk penghidupan mereka.
Seiring berkembangnya zaman, dalam menjalankan usaha peternakan sapi perah juga
terdapat zakat, apakah zakat peternakan ataukah zakat perdagangan. Salah satu persyaratan
utama dalam zakat peternakan adalah al-saum yaitu bahwasanya ternak-ternak tersebut
mencari rumput sendiri selama atau sebagian besar waktu satu tahun, bukan binatang yang
diupayakan rumputnya dengan biaya pemilikan.
Hal ini sejalan dengan sebuah hasits riwayat Abu Dawud bahwasanya Abu Bakar
menjelaskan kewajiban zakat sebagaimana dikemukakan Rasulullah SAW , “... zakat empat
puluh ekor unta yang merumput sendiri adalah seekor unta betina berusia dua tahun,
memasuki tahun ketiga...”
Juga sabda Rasulullah SAW dalam hadist tersebut, “...Zakat empat puluh ekor
kambing yang merumput sendiri adalah seekor domba sampai dengan jumlah seratus dua
puluh ekor...”
Dalam kenyataan, hampir semua jenis peternakan sekarang tidak lagi memenuhi
persyaratan al-saum ‘merumput sendiri’, akan tetapi dipelihara, diberikan rumput dan
ditempatkan pada tempat-tempat atau kandang-kandang yang telah dipersiapkan dengan
baik. Dalam menetapkan kewajiban zakat tidak diperbolehkan terjadi dua penetapan yaitu
sebagai objek zakat peternakan sekaligus juga objek zakat perdagangan. Sehingga jika
terdapat sapi, kambing atau unta tetapi dikelola, dipelihara dan juga diternakkan , tidak
memenuhi persyaratan kewajiban zakat, Sementara niat pemeliharaannya untuk dijadikan
sebagai komoditas perdagangan, maka zakatnya termasuk ke dalam zakat perdagangan.
2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemah, Bandung: Diponegoro, 2009, Hlm. 5
3
Nishabnya senilai 85 gram emas dan kadar zakatnya sebesar 2,5%, dikeluarkan setiap tahun
satu kali.3
Sehingga dari penjelasan di atas sudah jelas bahwa dalam berbisnis sapi perah
menurut islam diperbolehkan bahkan juga terdapat besaran zakat yang harus dikeluarkan
setiap tahunnya. Itu membuktikan bahwa islam bukan hanya mengatur perihal ibadah sehari-
hari namun juga mengatur kegiatan bisnis yang dijalani setiap manusia sehingga tidak
melanggar apa yang telah ditentukan oleh syariat islam.
Melalui kegiatan pengembangan peternakan sapi yang sesuai dengan ekonomi islam
agar mampu mengelola usaha dan mempunyai daya usaha yang tinggi. Revitalisasi
pengembangan usaha peternakan sapi perah dapat berjalan dengan produktif dan efisien,
perlu dilakukan identifikasi sumberdaya dan program-program peternakan, baik dari
pemerintah, swasta maupun masyarakat.
Berdasarkan dasar pemikiran yang telah dijelaskan di atas, maka penulis akan
membuat laporan Praktik Pengalaman Lapangan dengan judul “Analisis Strategi
Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Perah Ditinjau Dari Perspektif Ekonomi
Islam”
B. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan Praktik Pengalaman Lapangan di Peternakan Sapi Perah milik Bapak
Sumileh yaitu untuk menganalisis strategi dalam pengembangan usaha peternakan
sapi perah ini ditinjau berdasarkan ekonomi islam.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
Laporan hasil Praktik Pengalaman Lapangan ini diharapkan dapat memberikan
referensi bagi para pengusaha selanjutnya untuk benar-benar menggunakan analisa
yang tepat dalam strategi pengembangan terhadap usaha yang dijalaninya serta
sesuai dengan perspektif ekonomi islam.
b. Kegunaan Praktis
1) Bagi Akademik
Sebagai bahan referensi dalam mendirikan usaha dan mampu menerapkan
strategi pengembangan usaha sesuai dengan prespektif ekonomi islam.
3 Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta : Gema Insani, 2002, Hlm. 111
4
2) Bagi Lembaga
Dengan adanya laporan hasil Praktik Pengalaman Lapangan ini diharapkan
Peternakan Sapi Perah ini mampu menggunakan strategi pengembangan usaha
yang sesuai dengan perspektif eknomi islam. Tujuannya untuk menghindari
unsur-unsur yang melanggar aturan islam sehingga hasil usaha benar-benar halal
dan sesuai dengan syariat islam, baik dari cara mendapatkan hingga
pengelolaannya.
3) Bagi Peserta Praktik Pengalaman Lapangan Selanjutnya
Dengan adanya laporan hasil Praktik Pengalaman Lapangan ini diharapkan dapat
menjadi bahan referensi para penulis baru.
4) Bagi Mahasiswa
Diharapkan dengan adanya laporan hasil Praktik Pengalaman Lapangan ini dapat
menambah pengetahuan keilmuan berbisnis dan tidak hanya memahami secara
teori saja, namun mengetahui secara langsung praktik yang diterapkan di
Peternakan Sapi Perah dalam strategi pengembangan yang dilakukan ditinjau
dari perspektif ekonomi islam.
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1. Waktu Pelaksanaan
Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Ekonomi Syari’ah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Tulungagung gelombang II ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Agustus
2020 sampai dengan Senin, 31 Agustus 2020. Kegiatan PPL berlangsung 2 kali tatap
muka di lapangan dan melalui pelaksanaan jarak jauh dikarenakan pandemi Covid 19
yang terjadi saat ini.
2. Tempat Pelaksanaan
Tempat atau lokasi pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan ini di Peternakan Sapi
Perah Bapak Sumileh, dengan alamat Desa Penjor Kec. Pagerwojo, Kabupaten
Tulungagung, Jawa Timur 66262.
5
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil Usaha
Laporan ini dilakukan terhadap Bapak Sumileh Pemilik peternakan sapi perah.
Pemilihan peternakan sapi perah ini karena berdasarkan data yang diperoleh dari Kepala
Desa Penjor dan ditinjau dari perkembangan dalam pengelolaan sapi perah yang kian
meningkat dibanding milik masyarakat lainnya. Sehingga menjadikan alasan penulis untuk
melakukan penelitian di peternakan sapi perah ini.
Peternakan Sapi Perah milik Bapak Sumileh ini dimulai pada tahun 2013 yang mana
masih terdapat 2 ekor sapi perah saja. Rencana awal memang akan mengembangkan usaha
sapi perah ini dengan menambah kuantitas sapi perah yang dimilikinya. Seiring berjalannya
waktu, Bapak Sumileh perlahan mulai menambah sapi perah yang dimilikinya dengan
menggunakan modal dari keuntungan yang didapat usaha sapi perah sebelumnya. Dari 2
ekor menjadi 4 ekor sapi perah hingga saat ini telah mencapai 17 ekor sapi perah yang
terdapat di kandang (tempat peternakan). Selain itu, ternak yang dimiliki juga terdapat di
berbagai rumah warga sekitar yaitu sebanyak 13 ekor sapi perah.
Untuk proses perawatan setiap harinya, pemilik dibantu oleh 2 karyawan yang
terbagi dalam 2 tugas pula. Ada sebagai pencari rumput dan lainnya sebagai pemerah susu
sapi. Untuk stock pangan terutama rumput gajah sangat memadai karena pemilik telah
menyiapkan lahan kurang lebih sekitar 22 Hektar. Selain itu terdapat makanan tambahan
seperti katul dan susu A bagi sapi yang menjalani masa pembinaan atau masih muda.
Strategi yang dikembangkan selama ini sehingga mencapai sekian ekor sapi perah
yaitu dengan memperbanyak keturunan atau perkembangbiakan buatan oleh sapi perah yang
ada. Perkembangbiakan sapi perah ini dilakukan dengan kawin suntik atau inseminasi
buatan dari induk yang terbaik. Sehingga calon sapi yang dihasilkan menjadi sapi yang
super. Di daerah Penjor juga terdapat dokter hewan atau biasa masyarakat sebut dengan
mantri. Dengan keberadaan mantri hewan di desa ini memudahkan para pengusaha sapi
perah salah satunya Bapak Sumileh ini dalam melakukan perkembangbiakan. Untuk
mendapatkan kualitas yang baik tentunya harga suntikan calon sapi tidak terlalu murah.
Karena harga mewakili sebuah kualitas yang ada.
Dengan demikian perkembangan sapi tiap tahun akan segera bertambah, selain itu
juga menggunakan cara pembelian sapi di blantik sapi. Strategi ini cukup efektif untuk
6
pengembagnan usaha ternak sapi perah. Tentunya harus diimbangi dengan ketersedianya
lahan untuk makanan sapi. Sehingga tidak terlalu ribet perihal pangan, dan juga tinggal
memberi makanan tambahan seperti yang disebut di awal.
Modal yang diperoleh untuk pengembangan usaha ini dari hasil penjualan susu yang
telah disetorkan tiap harinya oleh pemilik kepada petugas susu sapi perah. Penyetoran susu
sapi perah ini dilakukan setiap hari pagi dan sore. Untuk harga per liter saat ini sekitar Rp
5.840,- untuk jumlah liter susu yang diperoleh per 1 ekor sapi/hari yaitu sebanyak 25ltr susu.
Keadaan seperti ini tidak selalu meningkat tergantung kualitas pangan yang diberikan dan
juga kondisi serta umur sapi perah yang ada.
Usaha ini sangatlah berpotensi untuk berkembang menjadi lebih baik tentunya
dengan berbagai tantangan. Namun tidak menyurutkan pemilik usaha untuk
mengembangkan ternak sapi ini di era yang sangat milenial ini.
B. Pelaksanaan Praktik
Dampak pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan yang telah dilaksanakan selama
31 hari, tepatnya dari Sabtu, 1 Agustus 2020 sampai dengan Senin, 31 Agustus 2020 banyak
hal yang saya pelajari dalam usaha peternakan sapi perah ini. Dikarenakan kegiatan Praktik
Pengalaman Lapangan ini dilaksanakan ketika pandemi Covid-19 maka dilakukan dengan
daring (online). Untuk kunjungan ke lokasi dilakukan 2 kali tatap muka kepada pemilik.
Pertama, melakukan kegiatan wawancara secara tatap muka kepada pemilik peternakan.
Kedua¸ melakukan observasi serta dokumentasi kegiatan keseluruhan dalam mengelola
peternakan sapi perah ini. Disamping itu juga melakukan kegiatan melalui online, seperti
konsultasi ke pemilik maupun dosen pembimbing, dan lain-lain.
Namun secara keseluruhan proses di peternakan sapi perah sebagaimana berikut ini :
Adapun jadwal kerja yang dilakukan oleh para karyawan untuk pencari rumput dilakukan
setiap 2 hari sekali. Kurang lebih rumput yang dibutuhkan sekitar 100 ikat rumput dan itu
untuk pakan 2 hari dengan sapi berjumlah 17 ekor. Karyawan lainnya yaitu sebagai pemerah
susu melakukan tugasnya setiap hari tepatnya pagi dan sore. Pagi sekitar pukul 03.00 sudah
memulai kegiatan karena sebelum diperah kandang harus dibersihkan dahulu agar tetap
steril sehingga susu yang diperoleh tidak tercemari oleh kotoran yang ada disekitar. Sore
hari sekitar pukul 15.00 sapi diperah kembali. Begitu setiap harinya. Tak lupa tetap
membersihkan kandang bahkan sapi pun harus dibersihkan juga.
Untuk pembagian pangan yang diberikan yaitu pagi , siang dan malam dengan
disertai makanan tambahan sehingga sapi mendapatkan nutrisi sangat maksimal. Lalu
7
membersihkan kandang dan sapi yang akan diperah. Bahkan setelah diperah tempat
peternakan juga harus dibersihkan kembali karena cara ini dapat meminimalisir penyakit
sapi yang sering terjadi sebab kurang terjaganya kebersihan di kandang tersebut. Kegiatan
ini dilakukan secara terus menerus setiap harinya. Apabila ada hal yang tidak sesuai dengan
kondisi kesehatan sapi maka dapat dikonsultasikan ke mantri sapi yang ada di desa.
C. Permasalahan di Lapangan
Suatu usaha tidak mungkin selalu berjalan dengan lancar tanpa suatu hambatan,
pastinya terdapat hambatan atau bahkan tantangan yang terjadi selama berjalannya suatu
usaha tersebut. Dikarenakan dengan adanya masalah tersebut akan dapat memberikan
pelajaran bagi yang bersangkutan untuk menjadi yang lebih baik. Begitu juga Peternakan
Sapi Perah yang telah dijalankan oleh Bapak Sumileh selama beberapa tahun ini.
Berdasarkan hasil observasi selama ini permasalahan yang ada di Peternakan Sapi
Perah adalah kesehatan hewan, terdapat unsur kecurangan di susu sapi perah dan
pembuangan susu sapi perah apabila memiliki kualitas yang buruk sehingga tidak lalku
dijual di pasaran.
Permasalahan yang pertama yaitu kesehatan hewan. Dikarenakan kurang terjaganya
kebersihan tempat peternakan mengakibatkan infeksi pada kulit hewan. Selain itu apabila
kualitas pakan ternak tidak sesuai dengan kebutuhan sapi perah tersebut maka bisa membuat
hewan mengalami gangguan pencernaan. Dan juga puting susu sapi perah terinfeksi
dikarenakan ketika melakukan pengambilan susu sapi tidak dibersihkan dengan teliti. Maka
membuat puting susu sapi mengalami infeksi yang menyebabkan kualitas maupun kuantitas
susu sapi kurang baik. Diantara beberapa permasalahan di atas terdapat satu lagi
permasalahan, yaitu sapi perah tidak mau gayem atau dalam bahasa indonesia “mengunyah”
dengan baik.
Permasalahan yang kedua yaitu terdapat unsur kecurangan dalam penyetoran jumlah
susu sapi perah. Semakin banyak jumlah liter susu yang disetorkan maka berpengaruh pada
hasil jual yang diterima kelak. Hal ini membuat masyarakat melakukan hal yang curang
yaitu dengan mencampurkan air biasa ke dalam susu sapi, otomatis jumlah liter yang
disetorkan menjadi bertambah banyak. Sikap yang demikian sebaiknya tidak diterapkan
dalam berbisnis. Selain merusak citra lembaga penyetoran susu juga merusak kualitas dari
susu sapi itu sendiri. Bahkan sikap ini pun tidak sesuai dengan aturan syariah dalam
berbisnis. Dalam istilah syariah biasa disebut dengan gharar yaitu terdapat beberapa yang
disembunyikan atau dapat dikatakan sebagai penipuan.
8
Permasalahan ketiga yaitu tidak diterimanya penyetoran susu sapi perah yang
memilki kualitas buruk. Sehingga susu sapi perah dibuang begitu saja tanpa ada pengolahan
untuk menjadi produk yang lebih bermanfaat. Otomatis jika dibuang tidak mendapatkan
penambahan jumlah liter yang disetorkan setiap bulannya. Nah hal ini sudah menjadi biasa
dikalangan masyarakat desa. Kurangnya pengetahuan untuk melakukan pengelolaan produk
dari susu sapi menjadi alasan yang paling tepat.
Berbagai permasalahan di atas dapat menghambat strategi pengembangan usaha dan
menjadikan masyarakat lebih memilih menjalankan bisnis yang seperti itu saja tidak ada
perkembangan dan peningkatkan yang signifikan.
Dengan adanya permasalahan yang ada, maka penulis tertarik untuk mengangkat
permasalahan tersebut dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Peternakan
Sapi Perah Ditinjau Dari Perspektif Ekonomi Islam”
D. Tanggapan dari Pihak Lembaga Tempat Praktik
Tanggapan dari pemilik Peternakan Sapi Perah mengenai permasalahan di atas
adalah pemilik harus menjaga kesehatan dan kebersihan di lingkungan peternakan. Untuk
menjaga kesehatan hewan ternak, pemilik rutin mengontrol kesehatan hewan kepada mantri
hewan. Sedangkan untuk menjaga kebersihan kandang atau lingkungan peternakan yaitu
melakukan pembersihan secara rutin setiap harinya di kandang dan lingkungan sekitar.
Selain itu, perlu adanya pelatihan untuk pengelolaan peternakan sapi perah yang baik
sehingga mampu meminimalisir hal-hal yang merugikan usaha dan mampu memanfaatkan
bahan yang ada. Yang dimaksud bahan disini yaitu susu sapi yang memiliki kualitas buruk
tidak selalu dibuang begitu saja, bisa dikelola menjadi lebih bermanfaat dan memiliki nilai
jual.
9
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kajian Teori
1. Manajemen Strategi
Manajemen strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan
keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara
melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di
dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan.4 Manajemen strategis senantiasa menyikapi
dinamika terjadinya suatu perubahan lingkungan sehingga dapat berpengaruh terhadap
implementasi manajemen itu sendiri serta berupaya untuk merealisasikan tujuan yang telah
ditetapkan.
Keberhasilan strategi yang diterapkan sangat tergantung dengan proses yang
manajemen strategis yang dijalankan. Keberhasilan strategi yang diterapkan dalam
mencapai tujuan akan diketahui setelah proses evaluasi strategi selesai dilakukan. Kegagalan
organisasi dalam mencapai tujuan, padahal seluruh proses dan tahapan manajemen strategis
telak dilaksanakan, lebih disebabkan oleh analisa lingkungan yang keliru atau perumusan
strategi yang kurang tepat dan dapat juga disebabkan oleh pelaksanaan strategi yang tidak
konsisten. Oleh karena itu tugas penting selanjutnya adalah memastikan bahwa proses dan
tahapan telah dilaksanakan dengan baik, analisa lingkungan dan perumusan strategi yang
tepat serta pelaksanaan strategi yang konsisten dengan rencana atau kebijakan strategis yang
telah ditetapkan sebelumnya. 5
Manajemen strategi merupakan sebuah proses yang terdiri dari tiga kegiatan antara
lain perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Perumusan strategi
terdiri dari kegiatan-kegiatan mengembangkan misi bisnis, mengenali peluang dan ancaman
eksternal perusahaan atau usaha, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan
objektif jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi tertentu untuk
dilaksanakan isu perumusan strategi termasuk memutuskan bisnis apa yang akan dimasuki
bisnis apa yang harus dihentikan, bagaimana mengalokasikan sumber daya, apakah
memperluas operasi atau diversifikasi, apakah akan memasuki pasar internasional, apakah
akan melakukan merger atau membentuk usaha patungan, dan bagaimana menghindari
4 Eddy Yunus, Manajeen Strategis, Yogyakarta : Andi, 2016, Hlm. 5 5 Efri novianto, manajemen strategis, yogyakarta : Deepublish, 2019, hlm. 15
10
pengambilalihan perusahaan pesaing. Keputusan perumusan strategis mengikat suatu
organisasi pada produk, pasar, sumber daya, dan teknologi spesifik selama waktu tertentu.
Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya mendukung strategi,
menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah usaha pemasaran, menyiapkan
anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi dan menghubungkan
kompensasi karyawan dengan prestasi organisasi. Implementasi strategi sering disebut tahap
tindakan manajemen strategis. Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen
strategis. Para pemimpin sangat perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi
dengan baik, evaluasi strategi berarti usaha untuk memperoleh informasi terkini. Semua
strategi dapat dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor eksternal dan internal selalu
berubah. 6
Begitu juga dalam pengembangan usaha peternakan sapi perah ini, selaku pemilik
usaha berhak membuat strategi untuk usaha dalam jangka panjang sehingga target yang
ingin dicapai itu lebih jelas.
2. Pengembangan Usaha (Strategi Produksi)
Perkembangan strategi produksi sangat dipengaruhi oleh tuntutan pasar maupun
pelanggan terhadap produk. Tuntutan akan produk akan membawa perusahaan kepada suatu
strategi produksi yang efektif agar dapat selalu menghasilkan produk yang diterima pasar.
Jadi strategi produksi pada era dengan tuntutan produk ‘ketersediaan’ sangatlah berbeda
dengan era dengan tuntutan produk ‘harga’.
Salah satu strategi yang berada di dalam strategi produksi adalah strategi pengadaan,
yang oleh beberapa praktisi maupun ahli manajemen mengelompokkannya terpisah dengan
strategi produksi yaitu suatu fungsi untuk mengadakan faktor produksi untuk masukan atau
input. Dalam strategi pengadaan perlu diadakan pengelompokan produk yang akan dibeli
menurut berbagai faktor pengaruh kepada perusahaan. 7
Strategi dalam pengembangan usaha terdapat beberapa jenis, yaitu strategi
pengembangan pasar merupakan strategi yang memasarkan produk atau jasa saat ini kepada
konsumen di segmen pasar yang baru maupun wilayah geografis pasar yang baru. Yang
kedua yaitu strategi pengembangan produk, yaitu dengan memperkuat posisi dan
memperluas pangsa pasar yanglebih besar dengan menggunakan tambahan pilihan produk
atau jasa baru. Dan yang ketiga, strategi inovasi merupakan strategi untuk meraih margin
6 Zuriani Ritonaga, Buku Ajar Manajemen Strategi, Yogyakarta : Deepublish, 2020, Hlm. 16 7 Jemsly Hutabarat Dan Martani Huseini, Proses, Formasi, Dan Implementasi Manajemen Strategik Kontemporer
Operasionalisasi Strategi, Jakarta : Gramdeia, 2006, Hlm. 247
11
premium berkaitan dengan penciptaaan dan penerimaan pelanggan atau produk atau jasa
baru.
Beberapa hal di atas dapat dilaksanakan jika telah mengetahui kelembahan atau
kelebihan dari suatu usaha. Oleh karena itu, strategi pengembangan yang tepat yaitu dengan
adanya analisis SWOT yang merupakan akronim dari strength, yang berarti kekuatan,
Weaknes yang berarti kelemahan yang dimiliki perusahan atau usaha, Oppotunities peluang
yang dihadapinya. Threats yaitu ancaman. Analisis SWOT merpakan penilaian terhadap
hasil identifikasi situasi strategi perusahaan, untuk menentukan apakah suatu kondisi
dikategorikan sebagai kekuatan, kelemahan, peluang atau ancaman. 8
Menindaklanjuti sebuah strategi pengembangan usaha peternakan sapi perah ini
maka perlu kita analisis lebih lanjut , sebagai berikut :
Strength (kekuatan) Weaknes
(kelemahan) Oppotunitien (peluang)
Threats
(Ancaman)
Temperatur sangat
cocok untuk
pemeliharaan sapi
perah.
Kurangnya karyawan Kemudahan dalam
pemasaran susu
Banyak pesaing
yang tumbuh di
bidang usaha
sapi perah.
Semangat beternak
sapi perah tinggi.
Sukungan SDM
bidang peternakan
dan veteriner belum
memadai
Meningkatkan konsusi
susu terutama akibat
tuntutan selera yang
menginginan aneka
produk.
Kurangnya
penyuluhan.
Memelihara ternak
merupakan bagian
dari budaya.
Pasar domestik dan
global yang sadar akibat
pertumbuhan penduduk
dan kesadaran akan gizi.
Perubahan
musim
menyebabkan
tertanggunya
kesehatan sapi
perah.
Dengan menganalisis SWOT maka harus memulai untuk mengubahnya menjadi
strategi nyata. Yang pastinya langkah pertama adalah melihat kekuatan yang dimiliki untuk
8 M. Husni, Manajemen Strategi, Kudus : Dipa Stain Kudus, 2009 , Hlm. 55
12
memanfaatkan peluang yang ada. Lalu bagaimana kekuatan yang dimiliki menuntaskan
ancaman yang terdapat di pasar. Disamping iu dengan menganalisis bagaimana peluang
dapat membantu dalam mengatasi kelemahan yang terdapat di peternakan sapi perah.
3. Ekonomi islam
Secara umum pengertian ekonomi adalah salah satu ilmu sosial yang mempelajari
aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi dan konsumsi terhadap
bawang dan jasa. Sedangkan ekonomi islam yaitu ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai islam (M.A.
Mannan). Begitu pula menurut Yusuf Qardhawi, pengertian ekonomi islam merupakan
ekonomi yang berdasarkan pada ketuhanan. Esensi sistem ekonomi ini bertitik tolak dari
Allah Azza Wa Jalla, tujuan akhirnya kepada Allah Azza Wa Jalla , dan memanfaatkan
sarana yang tidak lepas dari syari’at Allah Azza Wa Jalla. 9
Sejak zaman Rasulullah SAW umat islam telah menggeluti dunia bisnis dan berhasil.
Banyak diantara para sahabat yang mejadi pengusaha besar dan mengembangkan jaringan
bisnisnya melewati batas teritorial Mekkah ataupun Madinah. Dengan berlandaskan
ekonomi syariah atau ekonomi islam, mereka membangun kehidupan bisnisnya. Tak
terkecuali dalam hal transaksi dan hubungan perdagangan, dalam hal manajemen
perusahaan pun mereka berpedoman pada nilai-nilai keislaman. Demikian juga dalam
seluruh pengambilan keputusan bisnisnya, pengembangan sangat diperlukan guna mencapai
tujuan bisnis. 10
Dalam menjalankan suatu usaha ditinjau dari prespektif ekonomi islam maka
terdapat pelarangan transaksi atau mengandung unsur MAGHRIB (Maysir, Gharar, dan
Riba) sehingga usaha tersebut telah sesuai dengan etika muamalah atau lebih tepatnya sesuai
dengan ciri khas dari ekonomi islam.
Maysir, secara harfiah berarti judi yang mana islam melarang dengan tegas segala
bentuk perjudian. Aktivitas maysir mengacu pada aktivitas dalam memperoleh kekayaan
melalui cara yang mudah dan secara kebetulan, baik itu merampas hak orang lain atau tidak.
Gharar, berdasarkan etimologinya ghara memiliki arti yang cukup luas namun secara
harfiah dapat diartikan sebagai penipuan, ketidakpastian atau bahaya yang dapat
menyebabkan kehancuran atau kerugian. Lebih tepatnya, grarar merupakan segala sesuatu
9 Yoyok Prasetyo, Ekonomi Syariah, Aria Mandiri Group, 2018, Hlm. 3
10 Muhammad Ismail Yusanto, Menggagas Bisnis Islami, Jakarta : Gema Insani Press, 2002.
13
yang hasil akhirnya disembunyikan atau risikonya dan dampaknya belum diketahui, apakah
itu ada atau tidak. Riba, pada umumnya diterjemahkan sebagai bunga, akan tetapi
berdasarkan persepektif syariah memiliki arti yang jauh lebih luas. Dengan kata lain
tambahan pokok pinjaman yang disyaratkan diawal dan diambil oleh pemberi pinjaman dari
yang berhutang sebagai kompensasi atas tangguhan pinjaman yang diberikannya tersebut. 11
Hal lain yang perlu dihindari ketika berbisnis sesuai dengan ekonomi islam yaitu
selain unsur maysir, gharar dan riba , terdapat beberapa hal lainnya seperti berikut ini :
1. Asusila (zalim)
Dalam islam, kita sering mendengar zalim. Zalim berarti merugikan diri sendiri
dan orang lalin. Kezaliman merupakan kebalikan dari prinsip keadilan. Pelaku bisnis
islam sepatutnya tidak menyakiti rekan bisnisnya.
جش رشةا م م ش و ر ش م ك مأش لا مإ ل مب لكبشم ط مك ر نش مب شيل ك مك ر وشالش لروامأشك شأككر م نرواملش مآش ينش يش مأشي هش مالاذ
يلا مرش مك ر مبم ش للاهشمكش ما ا مإ م مك ر لروامأشن كفرسش ت ر م شقك ممنشلش مك ر نك شاضم م ش عشنكArtinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batul, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu” (QS. An-Nisa’ :29)
Dalam dunia bisnis, konsep zalim berkaitan erat dengan batil adalah suatu
kezaliman. Mezalimi orang lain dalam ekonomi berarti merusak dan membunuh
kehidupannya. Oleh karena itu, Allah mengaitkan larangan memakan harta dengan
batil dengan larangan membunuh diri kamu. Maka, lakukanlah perdagangan yang fair,
tidak zalim,yang disebut Al-Qur’an dengan istilah ‘an taradin (suka sama suka).12
2. Haram
Termasuk pula kemungkaran yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya dalam
perilaku bisnis yang melakukan hal-hal yang diharamkan. Karena semua yang dilarang
itu berarti haram dan jika masih dikerjakan itu berdosa. Selain itu, pada umumnya setiap
11 Muhammad Iqbal Fasa, dkk , Eksistensi Bisnis Islami Di Era Revolusi Industri 4.0, Bandung : Widina Bhakti
Persada, 2020, Hlm. 147.
12 Kuat Ismanto, Manajemen Syari’ah, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2000, Hlm. 40
14
pelarangan berarti perbuatan tersebut harmful (berbahaya) ataupun materunya impurity
(tidak suci atau najis). 13
3. Iktinaz atau Ikhtikar
Dalam ekonomi islam, siapapun boleh berbisnis. Namun demikian, dia tidak
boleh melakukan ikhtikar yaitu orang yang dengan sengaja membeli bahan makanan
yang dibutuhkan manusia, lalu ia menahannya dan bermaksud untuk mendongkrak
harga jualnya terhadap mereka. Rasulullah SAW bersabda, “ia yang menimbung adalah
orangyang berdosa” (HR. Muslim dalam sahihnya). 14
4. Batil
Manurut An-Nadawi dalam Kuat Ismanto, batil adalah segala sesuatu yang tidak
dihalalkan syari’ah, seperti riba, judi, korupsi, penipuan dan segala yang diharamkan
Allah.15
5. Bersikap rendah hari dan menghindari kesombongan
Siapapun yang bergaul dengan kita sebagai pembeli, pegawai, pemberi kerja,
dan sebagainya tidak menyukai otang yang sombong karena ketika disombongi, ia akan
merasa direndahkan harga dirinya. 16
6. Selalu tepat waktu karena terlatih dalam shalat
شام مفش م مك ر نروب مجر عشلشمى امنش ق رعرودا يلش ا منش رناماللاهشمق ككر ةشمفش ش ترمرمالصا يل ك شامقشضش فش
قروا وك تش با مش مك يلنش ن ؤك ر معشلشىمالك ةشمكش نشتك ش مالصا ا مإ ةشم ش وامالصا ر يل مفشأشق ترمك أكن شن ك ش اطكArtinya : “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di
waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah
merasa aman, Maka dirikanlah shalatitu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu
adah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa’
: 103)
Kedisiplinan akan membuat kita selalu memperhitungkan waktu untuk
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Bila
kita bisa selalu disiplin, siapapun yang berkepentingan dengan kita, termasuk
13 Ibid., Hlm. 49-50
14 Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, Jakarta : Erlangga, 2012, Hlm. 168
15 Kuat Ismanto, Manajemen Syari’ah, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2000, Hlm. 39
16 Rizka Abdullah, Kiat Menjadi Orang Kaya, Dalam Artikel, Desember 2015, Hlm. 17
15
pelanggan, akan senang bekerja sama dengan kita karena merkea bisa membuat
perhitungan dengan baik dalam urusan mereka. 17
B. Analisis Terhadap Temuan Studi
Penulisan laporan ini dilakukan terhadap pemilik usaha peternakan sapi perah Bapak
Sumileh. Dari permasalahan yang terdapat di lapangan maka terdapat analisis terhadap temuan
studi yaitu perlu adanya pelatihan pengelolaan peternakan sapi perah, baik itu diselenggarakan
oleh pemerintah desa, swasta atau masyarakat sendiri. Sehingga masyarakat mendapat
wawasan yang lebih luas dan terbuka dalam pengelolaan sapi perah ini. Pelatihan yang dibuat
bisa berupa pelatihan menjaga kesehatan ternak sapi atau pelatihan menjaga kebersihan sekitar
area peternakan sapi perah. Hal sekecil itu juga mempengaruhi produktivitas sapi perah jika
tidak diperhatikan dengan sangat.
Dalam pengembangan suatu usaha tentu membutuhkan modal. Begitu juga usaha
peternakan sapi perah ini, suntikan modal sangat dibutuhkan untuk penambahan kuantitas sapi
perah yang ada. Peminjaman modal usaha ini diperoleh dari badan atau lembaga yang memang
siap untuk menyuplai dana, bisa berasal dari pemerintah daerah atau swasta. Sehingga dana
yang terdapat di bank atau pemerintahan itu bisa berputar untuk masyarakat, mengenai
keuntungan sesuai dengan kesepakatan antara kedua belah pihak.
Untuk permasalahan selanjutnya yaitu kualitas susu sapi yang buruk maka dibuang
begitu saja ini merupakan hal yang sangat disayangkan. Padahal kita bisa mengolah susu sapi
tersebut menjadi produk yang memiliki nilai jual yang tinggi. Tentunya didasari dengan
pengetahuan yang memadai. Oleh karena itu, perlu juga diadakan penyuluhan untuk
pengelolaan produk dari susu sapi. Sehingga susu sapi bukan hanya dijual mentah atau dalam
bentuk asli namun bisa dijual dalam bentuk suatu produk. Otomatis itu akan menambah
pemasukan usaha tiap bulan.
Selain hal di atas, penerapan sesuai dengan ekonomi islam sangatlah perlu sehingga
terhidar dari maysir, gharar dan riba. Ketika semua strategi telah diterapkan maka tindakan
selanjutnya menerapkan atau membiasakan berpedoman dengan ajaran islam dalam
pengembangan usaha ini, yaitu sebagai berikut :
1. Niat yang baik
Niat yang baik adalah pondasi dari amal perbuatan. Jika niatnya baik usaha
amalnya juga baik, sebaiknya jika niatnya rusak, maka amalnya juga rusak,
sebagaimana hasits Rasulullah berikut ini :”Sesungguhnya amalan itu tergantung
17 Ibid., hlm. 18
16
pada niatnya. Dan seseorang sesuai dengan paa yang ia niatkan” (HR. Bukhari).
Apa yang dikatakan Rasulullah itu bukan hanya untuk urusan ibadah saja, tetapi juga
berlaku untuk urusan muamalah seperti kegiatan berwirausaha. Oleh karena itu,
semua wirausaha muslim dituntut agar aktivitas eknomi yang ditekuninya selalu
berorientasi pada mencari ridha Allah semata. 18
2. Berinteraksi dengan akhlak
Akhlak menempati posisi puncak dalam rancang bangun ekonomi islam,
karena inilah yang menjadi tujuan islam dan dakwah para nabi, yaitu untuk
menyempurnakan akhlak. Beberapa akhlak dasar yang harus dimiliki oleh seorang
wirausaha muslim yaitu jujur, amanah, toleran, dan menepati janji.
3. Percaya pada takdir dan ridha
Seorang wirausaha muslim wajib mengimani / percaya pada takdir, baik atau
buruk. Tidak sempurna keimanan seseorang tanpa mengimani takdir Allah. Setelah
percaya dengan takdir, maka ia pun harus berdzikir dan bersyukur bila menerima
keuntungan dalam hartanya dan tidak akan bergembira secara berlebih-lebihan.
4. Bersyukur
Wirausaha muslim adalah wirausaha yang selalu bersyukur kepada Allah .
bersyukur merupakan konsekuensi logis dari bentuk rasa terimakasih kita atas
nikmat-nikmat yang sudah Allah berikan selama ini.
5. Kerja sebagai ibadah
Islam memposisikan bekerja sebagai kewajiban kedua setelah sholat. Oleh
karena itu apabila dilakukan dengan ikhlas, maka bekerja bernilai ibadah dan
mendapat pahala. Dengan bekerja bernilai ibadah dan mendapat pahala. Dengan
bekerja kita tidak saja menghidupi diri kita sendiri, tetapi juga menghidupi orang-
orang yang ada dalam tanggungan kita bahkan bila kita sudah berkecukupan dapat
memberikan sebagian dari hasil kita untuk menolong orang lain yang memerlukan.
6. Menjaga aturan syari’ah
Islam memberikan keleluasaan kepada kita untuk menjalankan usaha
ekonomi, perdagangan atau bisnis apapun sepanjang bisnis (perdagangan) itu tidak
termasuk yang diharamkan oleh syariah islam, sebagaimana Rasulullah SAW
berikut: “sembilan dari sepuluh rezeki itu terdapat dalam usaha berdagang dan
sepersepuluhnya dalam usaha beternak” (HR. Ibnu Manshurur).
18 Ma’ruf Abdullah, Wirausaha Berbasis Syari’ah, Banjarmasin : Antasari Press, 2017, Hlm. 17
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan
keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara
melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di
dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan.
Perkembangan strategi produksi sangat dipengaruhi oleh tuntutan pasar maupun
pelanggan terhadap produk. Tuntutan akan produk akan membawa perusahaan kepada suatu
strategi produksi yang efektif agar dapat selalu menghasilkan produk yang diterima pasar.
Salah satu strategi yang berada di dalam strategi produksi adalah strategi pengadaan, yang
oleh beberapa praktisi maupun ahli manajemen mengelompokkannya terpisah dengan
strategi produksi yaitu suatu fungsi untuk mengadakan faktor produksi untuk masukan atau
input.
Dalam menjalankan suatu usaha ditinjau dari prespektif ekonomi islam maka
terdapat pelarangan transaksi atau mengandung unsur MAGHRIB (Maysir, Gharar, dan
Riba) sehingga usaha tersebut telah sesuai dengan etika muamalah atau lebih tepatnya sesuai
dengan ciri khas dari ekonomi islam. Dengan melakukan analisis SWOT serta penerapan
ekonomi islam dalam strategi pengembangan usaha ini akan memberikan perkembagnan
usaha yang pesat dan lebih mampu membaca maupun memanfaatkan kekuatan serta peluang
yang ada.
B. Saran
1. Untuk Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Sebagai Pengelola Praktik Pengalaman
Lapangan.
Memperluas jaringan kerjasama selain di Kabupaten Tulungagung dan sekitarnya
sehingga dengan cara ini mampu meningkatkan mental mahasiswa untuk menjadi
seorang pencipta lapangan pekerjaan (wirausaha).
2. Untuk Instansi/Lembaga Tempat Praktik Pengalaman Lapangan.
Untuk Peternakan Sapi Perah milik Bapak Sumileh Desa Penjor Kecamatan
Pagerwojo ini mampu menerapkan strategi pengembangan usaha sesuai dengan ekonomi
islam. Sehingga selain usaha sukses dan meningkat juga menjadi berkah dan sesuai
dengan ketentuan syariah islam dalam berbisnis/bermuamalah.
18
3. Untuk Mahasiswa Sebagai Peserta Praktik Pengalaman Lapangan
Dengan adanya praktik pengalaman lapangan dapat dimanfaatkan sebagai
pembelajaran jika ingin membangun suatu usaha dengan memanfaatkan potensi desa
yang ada, sehingga mampu membawa nama baik desa ke dunia luar. Dan juga
memperhatikan syariah islam dalam menjalankan sebuah bisnis atau usaha karena
dengan penerapan yang tepat mampu membawa bisnis yang dijalankan bukan hanya
urusan duniawi melainkan mampu menjadi ladang amal yang berkah.
19
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ma’ruf. 2017. Wirausaha Berbasis Syari’ah, Banjarmasin : Antasari Press.
Abdullah, Rizka. 2015. Kiat Menjadi Orang Kaya, Dalam Artikel, Desember.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemah, 2009. Bandung: Diponegoro.
Fasa, Muhammad Iqbal dkk. 2020. Eksistensi Bisnis Islami Di Era Revolusi Industri 4.0, Bandung :
Widina Bhakti Persada.
Hafidhuddin, Didin. 2002. Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta : Gema Insani.
Hakim,Lukman. 2012. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, Jakarta : Erlangga.
Huseini, Martani dan Jemsly Hutabarat. 2006. Proses, Formasi, Dan Implementasi Manajemen
Strategik Kontemporer Operasionalisasi Strategi, Jakarta : Gramdeia.
Husni, M. 2009. Manajemen Strategi, Kudus : Dipa Stain Kudus.
Ismanto, Kuat. 2000. Manajemen Syari’ah, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2000.
novianto,Efri. 2019. manajemen strategis, yogyakarta : Deepublish.
Prasetyo,Yoyok. 2018. Ekonomi Syariah, Aria Mandiri Group.
Ritonaga, Zuriani. 2020. Buku Ajar Manajemen Strategi, Yogyakarta : Deepublish, 2020.
Sugeng, Y.B. 2003. Sapi Potong, Jakarta : Swadaya.
Yunus,Eddy. 2016. Manajeen Strategis, Yogyakarta : Andi, 2016.
Yusanto, Muhammad Ismail. 2002. Menggagas Bisnis Islami, Jakarta : Gema Insani Press
20
LAMPIRAN
Lampiran 1
BERITA ACARA HARIAN
PPL JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG
GELOMBANG II TAHUN 2020
Pada tanggal 1 sampai tanggal 31 Bulan Agustus Tahun 2020, bertempat di Peternakan Sapi
Perah , telah dilaksanakan PPL Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Tulungagung gelombang II tahun 2020 oleh mahasiswa dengan identitas sebagai berikut :
Nama : Rosita Elok Puja Iklima
NIM : 12402173210
Jurusan : Ekonomi Syari’ah
No Hari/ Tanggal Pukul Kegiatan
1 Sabtu /1 Agustus 2020 08.00 Menghubungi pemilik peternakan.
2 Minggu/2Agustus 2020 19.00 Membuat rancangan pertanyaan untuk
wawancara di esok hari.
3 Senin/3 Agustus 2020 15.00 Melakukan wawancara dengan pemilik
peternakan sapi perah, Bapak Sumileh.
4 Selasa/ 4 Agustus 2020 20.00 Merekap hasil wawancara dengan Bapak
Sumileh.
5 Rabu/ 5 Agustus 2020 09.00
Menghubungi pemilik peternakan karena ada
beberapa hal yang belum dijelaskan dalam
proses wawancara di hari sebelumnya.
6 Kamis/ 6 Agustus 2020 10.00 Merekap secara keseluruhan baik dari catatan
atau rekaman suara hasil wawancara.
7 Jumat/ 7 Agustus 2020 11.00 Meresume pendalaman materi pemberdayaan
desa dan UMKM sebagai pembekalan ppl.
8 Sabtu/ 8 Agustus 2020 09.00 Mencari referensi judul laporan ppl.
9 Minggu/ 9 Agustus 2020 10.00 Membuat rancangan konsep video laporan.
10 Senin/ 10 Agustus 2020 11.00 Membuat rancangan konsep video laporan.
11 Selasa/ 11 Agustus 2020 08.00 Mencari teori tentang pengelolaan ternak sapi
perah.
21
12 Rabu/ 12 Agustus 2020 18.00 Mencari teori tentang strategi pengembangan
usaha
13 Kamis/ 13 Agustus 2020 08.00 Mencari informasi mengenai menjaga
kesehatan hewan ternak yang baik.
14 Jumat/ 14 Agustus 2020 09.00 Mencari informasi mengenai menjaga
kesehatan hewan ternak yang baik.
15 Sabtu/ 15 Agustus 2020 09.00 Mencari referensi judul yang tepat.
16 Minggu/ 16 Agustus 2020 09.00
Konsultasi dengan dosen pembimbing
mengenai konsep laporan baik video atau
laporan akhir.
17 Senin/ 17 Agustus 2020 09.00 Menyiapkan konsep untuk rekaman video.
18 Selasa/ 18 Agustus 2020 09.00 Menyiapkan konsep untuk rekaman video.
19 Rabu/ 19 Agustus 2020 12.15
Menghubungi pemilik usaha untuk melakukan
observasi dan dokumentasi di lokasi
peternakan.
20 Kamis/ 20 Agustus 2020 08.00 Membuat laporan akhir
21 Jumat/ 21 Agustus 2020 08.00 Membuat laporan akhir
22 Sabtu/ 22 Agustus 2020 10.00 Membuat laporan akhir
23 Minggu/ 23 Agustus 2020 11.00 Membuat laporan akhir
24 Senin/ 24 Agustus 2020 08.00 Membuat laporan akhir
25 Selasa/ 25 Agustus 2020 19.00 Membuat laporan akhir
26 Rabu/ 26 Agustus 2020 17.00 Membuat laporan akhir
27 Kamis/ 27 Agustus 2020 14.00 Membuat video laporan
28 Jumat/ 28 Agustus 2020 13.00 Mengedit video laporan
29 Sabtu/ 29 Agustus 2020 19.00 Menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk
presentasi laporan ppl.
30 Minggu/ 30 Agustus 2020 14.00
Membuat video beserta laporan menjadi sebuah
dokumentasi yang utuh sehingga siap untuk di
upload di youtube.
31 Senin/ 31 Agustus 2020 08.00 Mengecheck tugas untuk laporan akhir dan
lainnya sehingga tidak ada yang tertinggal.
22
Lampiran 2
BERITA ACARA KONSULTASI
Nama : Rosita Elok Puja Iklima
Nim : 12402173210
Jurusan : Ekonomi Syari’ah
DPL : Sri Eka Astutiningsih, S.E, M.M
Tempat PPL : Peternakan Sapi Perah Bapak Sumileh Ds. Penjor Kec. Pagerwojo Tulungagung
Judul Laporan :Analisis Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Ditinjau Dari Perspektif
Ekonomi Islam
No Hal Yang Dikonsultasikan Catatan DPL Paraf
1. Judul pembuatan laporan Bisa dilanjut untuk mengerjakan
laporan PPL
2. Isi laporan PPL Revisi bagian yang kurang benar
Tulungagung, 25 Agustus 2020
Sri Eka Astutiningsih, S.E, M.M
NIP. 196908272000032001
23
Lampiran 3
DOKUMENTASI
.
.
Dok. proses wawancara bersama pemilik peternakan.
Dok. Bersama pemilik dan salah satu karyawan peternakan sapi
perah
Dok. Observasi di peternakan sapi perah
Dok. Konsultasi dengan Dosen Pembimbing Lapangan