Post on 07-Aug-2015
Laporan Kasus OBGYN IV
Di RSIA Zainab
I. Identitas pasien
No rekam medik : 13.01.00.067
Tanggal masuk RS : 3 Januari 2013
Nama : Ny.K
Umur : 33 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : sungai pagar lubuk sanai Kampar kiri
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
II. Anamnesis
Keluhan Utama :
Pasien mengeluhkan adanya perdarahan dari jalan lahir sejak 5 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :
Pasien mengaku awalnya perdarahan hanya berupa flek-flek yang warnanya
merah kecoklatan, namuan sejak 2 hari yang lalu perdarahan disertai
gumpalan-gumpalan berwarna hitam. Selain perdarahan pasien juga merasakan
nyeri perut pada bagian bawah. Pasien mengatakan telat haid dan tes kehamilan
positif.
Riwayat Menstruasi
Mernarche umur 14 tahun, siklus teratur 1x/bulan, lamanya 4-5 hari tiap kali
menstruasi. HPHT 27 September 2012, TP 4 Juni 2013.
Riwayat perkawinan
Pasien menikah satu kali dengan suami yang sekarang selama ± 3 tahun.
Riwayat Persalinan
Pasien mengaku ini baru kehamilan yang pertama.
Riwayat Ante Natal Care (ANC)
Pasien mengaku pergi ke bidan dekat rumah untuk periksa kehamilannya
sebanyak dua kali dan mengaku tidak ada keluhan.
Riwayat KB
Pasien mengaku belum pernah KB sebelumnya
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) :
Pasien mengaku belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.
Riwayat penyakit gula, riwayat hipertensi, penyakit jantung, asma, alergi obat,
dan riwayat truma disangkal pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga (RPK) :
Pasien menyatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang mengalami
penyakit yang sama, riwayat hipertensi, penyakit gula, asma disangkal pasien.
Riwayat Pribadi dan Sosial Ekonomi (RSE) :
Pasien sehari-hari makan nasi dengan lauk secukupnya, makan 3 kali sehari
dengan porsi sedang. Pasien tidak merokok, tidak minum alkohol, dan tidak
mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
III. Pemeriksaan fisik
Keadan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Vital sign : Tekanan Darah : 126/91 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,7°C
Status general :
Kepala
Normochepali
Tidak tampak adanya deformitas
Mata
Tidak terdapat ptosis pada palpebra dan tidak terdapat oedem
Conjunctiva tidak anemis
Sklera tidak tampak ikterik
Pupil: isokor
Hidung
Bagian luar : normal, tidak terdapat deformitas
Septum : terletak ditengah dan simetris
Mukosa hidung : tidak hiperemis
Cavum nasi : tidak ada tanda perdarahan
Telinga
Daun telinga : normal
Lieng telinga : lapang
Membrana timpani : intake
Nyeri tekan mastoid : tidak ada
Sekret : tidak ada
Mulut dan tenggorokan
Bibir : tidak pucat, tidak ada sianosis
Gigi geligi : lengkap, ada karies
Palatum : tidak ditemukan torus
Lidah : normoglosia
Tonsil : T1/T1 tenang
Faring : tidak hiperemis
Leher
JVP : (5+2) cm H2O
Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar
Trakea : letak di tengah
Thorax
Paru-Paru
Inspeksi : pergerakan nafas statis dan dinamis
Palpasi : vocal fremitus sama pada kedua paru
Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari linea midclavicularis
sinistra, ICS 5
Perkusi : Batas atas : ICS 2 linea parasternalis
sinistra
Batas kanan : ICS 3-4 linea sternalis dextra
Batas kiri : ICS 5, 1 cm lateral linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, parut bekas operasi (-), pelebaran vena (-),
edema (-)
Palpasi : nyeri tekan (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas atas : gerakan bebas, edema (-), jaringan parut (-),
pigmentasi normal, telapak tangan pucat (-),
turgor kembali lambat (-), sianosis (-),
parestesia (-).
Ekstremitas Bawah : gerakan bebas, jaringan parut (-), pigmentasi
normal, telapak kaki pucat (-), turgor kembali
lambat (-), edema pretibia dan pergelangan kaki
(-), parestesia (-).
IV. Status obstetric (jika pasien hamil)
Abdomen
- Leopold I :
- Leopold II :
- Leopold III :
- Leopold IV :
- TFU :
- TBJ :
- DJJ :
- HIS :
V. Pemeriksaan dalam vagina (VT)
Ditemukan adanya perdarahan pervaginam, kanalis servikalis masih terbuka
dan teraba jaringan dalam kavum uteri.
VI. Pemeriksaan penunjang
Tes kehamilan
Doppler atau USG
VII. Diagnose kerja
G1A0H0 + Gr 13-14 minggu + Abortus inkomplit
VIII. Diagnose banding
Molahidatidosa
Kehamilan ektopik terganggu (KET)
IX. Penatalaksanaan
IVFD RL 20 tpm
Skin test Antibiotik Ceftriaxon
Kuretase: keluar jaringan ± 10 gram + darah ± 50 cc
Ciprofloxacin 3x1 tab
Asam mefenamat 3x500 mg
Metil ergometrine 3x1 tab
X. Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
1. Definis
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram.
2. Klasifikasi
a. Abortus iminens
Abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman terjadinya abortus,
ditandai dengan perdarahan pervaginam pada umur kehamilan kurang
dari 20 minggu, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih
baik dalam kandungan.
b. Abortus insipiens
Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks telah
mendatar dan ostium uteri telah membuka, hasil konsepsi masih dalam
kavum uteri dan dalam proses pengeluaran.
c. Abortus komplit
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, ostium
telah menutup, uterus sudah mengecil sehingga perdarahan sedikit.
d. Abortus inkomplit
Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang
tertinggal, pada umur kehamilan kuang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram. Pada pemeriksaan VT, kanalis servikalis masih
terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau menonjol pada
ostium uteri eksternum. Banyaknya perdarahan tergantung pada jaringan
yang tersisa.
e. Missed abortion
Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dalam
kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya
masih tertahan dalam kandungan.
f. Abortus habitualis
Abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut. Salah satu
penyeba yang sering dijumpai ialah inkompetensia serviks yaitu keadaan
dimana serviks uterus tidak dapat menerima beban untuk tetap betahan
menutup setelah kehamilan melewati trimester pertama, ostium serviks
akan membuka tanpa disertai rasa mules/kontraksi rahim dan akhirnya
terjadi pengeluaran janin.
3. Etiologi
Penyebab abortus terbanyak adalah: Factor genetic Kelainan congenital uterus Autoimun Defek fase luteal Infeksi: bakteri, virus, parasit Hematologic lingkungan
4. Pathogenesis
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti nekrosis jairnga
sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam
uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamialn kurang dari 8 minggu, vili korialis belum menembus desidua secara
dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 – 14
minggu, penembusan lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan
menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan > 14 minggu, janin dikeluarkan
lebih dahulu daipada plasenta.
PerdarahanFactor predisposisiJanin
Plasenta previaMerah, segarTidak adaBagian terbawah janin blm masuk PAP, ada kelainan letak, kebanyakan masih hidup
Solusio plasentaMerah tua, kehitamanAdaKebanyakan telah mati
5. Diagnosis
Anamnesis:- Riwayat terlambat haid- Riwayat truma- Waktu, jumlah, dan sifat perdarahan- Mules- Riwayat keluarnya jaringan dari vagina- Kenaikan suhu badan- Keadaan umum lemah atau pingsan
Perdarahan Pervaginam
Tidak hamil/tidak berkaitan dg kehamilan
Kehamilan < 20 minggu Kehamilan >20 minggu
Diagnosis banding:Solusio plasentaPlasenta previa
Diagnosis banding: Kanker serviks, Polip serviks, Erosi porsio, Perdarahan uterus,
trauma
Diagnosis banding:Kehamilan ektopik
Molahidatidodaabortus
Molahidatidosa:- Darah coklat, keluar
gelembung,- uterus lebih besar dari
usia kehamilan- tidak teraba bagian janin,- BJJ tdk terdengar,- sonde dapat diputar tanpa
tahanan,- beta HCG meningkat
Pemeriksaan fisik:- Tanda vital: mencari tanda-tanda
syok- Pada pemeriksaan
ginekologis/obstetric: perhaitkan adanya darah, jaringan, bau, rasa nyeri, massa
Hamil ?
Kehamilan ektopik:- Nyri perut bawah- Tampak pucat- Tanda syok- Nyeri pergerakan serviks- Uterus teraba membesar- Kavum Douglass
menonjol berisi darah dan nyeri
- Kuldosentesis: darah (+)
Abortus Hasil Konsepsi Dilatasi ServiksIminens dalam uterus tidak adaInsipiens dalam uterus adaInkomplit sebagian adaKomplit sudah keluar tidak adaMissed dalam uterus tidak adaabortion
6. Penatalaksanaan
1) Abortus iminens
Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsangan
mekanik berkurang
Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak
panas dan tiap empat jam bila pasien panas
Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila negative, mungkin janin sudah
mati. Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
atau tidak.
Berikan obat penenang, fenobarbital 3x30 mg. berikan preparat
hematinik sulfas ferosus 600-1000 mg.
Diet tinggi protei dan tambahan vitamin C
Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptic
untuk mencegah infeksi.
2) Abortus insipiens
Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa
pertolongan selama 36 jam dengan diberikan morfin.
Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang disertai perdarahan,
tangani dengan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam
abortus, disusul dengan kerokan memakai kuret tajam. Suntikan
ergotametrin 0,5 mg IM.
Pada kehamilan > 12 minggu, berikan infuse oksitosin 10 IU dalam
dekstrose 5% 500 ml dimulai 8 tpm dan naikkan sesuai kontraksi
uterus sampai terjadi abortus komplit.
Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan
pengeluaran plasenta secara manual.
3) Abortus inkomplit
Bila disertai syok karena perdarahan, berika infuse cairan NaCl
fisiologis atau RL dan seccepat mungkin transfuse darah.
Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu
suntikan ergometrin 0,2 mg IM
Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan
pengeluaran plasenta secara manual.
Berikan antibiotic untuk mencegah infeksi.
4) Abortus komplit
Bila kondisi pasien baik, berikan ergometrin 3x1 tablet selama 3-5
hari
Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau
transfuse darah
Berikan antibiotic untuk menceah infeksi
Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin dan mineral.
5) Missed abortion
Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi
dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segar
sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi.
Pada kehamilan < 12 minggu, lakukan pembukaan serviks dengan
gagang laminaria selama 12 jam lalu lakukan dilatasi serviks dengan
dilatators Hegar. Kemudian hasil konsepsi diambil dengan cunam
ovum lalu dengan kuret tajam.
Pada kehamilan > 12 minggu, berikan dietistilbesterol 3x5 mg lalu
infuse oksitosin 10 IU dalam dekstrose 5% sebanyak 500 ml mulai 20
tpm dan naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus. Oksitosin dapaat
diberikaan sampai 100 IU dalam 8 jam. Bila tidak berhasil, ulang
infuse oksitosin setelah pasien istirahat satu hari.
Bila TFU sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan
menyuntik larutan garam 20% dalam kavum uteri melalui dinding
perut.
REFERENSI
1. Mansjoer, Arif. Kapita selekta Kedokteran. Jilid 1. Edisi ke-3. Jakarta: Media
Aesculapius. 2000
2. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2005