Post on 06-Feb-2016
description
1
2
3
Umur kehamilan : cukup bulan : 37 – 42 mgg
BB lahir : sesuai masa kehamilan
Tidak ada kelainan pd saat lahir
SYARAT :SYARAT :
4
HPHT Rumus NAEGEL
Ukuran antropometrik : BB lahir
PB
Lingkaran kepala, dll
Pem. radiologik pusat2 epifisis
Motor Conduction Velocity
ECG
Penilaian karakteristik fisik luar :
Usher & Farr 1966 & Finnstrom 1970
Penilaian kriteria neurologik
5
Menurut Finnstrom 1972 : Cara yg paling mendekati
Kebenaran kombinasi 3 cara :
Kriteria fisik luar + kriteria neurologik + lingkaran kepala
Saat itu yg paling praktis :
“ Sistem Skor Dubowitz “
SKOR BALLARD (1977)
Ciri : kematangan fisis : 7
kematangan neuromuskular : 6
6
Cara menetukan umur kehamilan menurut Ballard (1977), Cara menetukan umur kehamilan menurut Ballard (1977), berdasarkan ciri kematangan fisisberdasarkan ciri kematangan fisis
0 1 2 3 4 5
KulitMerah seperti agar,
transparan
Merah muda licin/ halus
tampak vena
Permukaan
mengelupas dgn/tanpa
ruam, sedikit vena
Daerah pucat
retak2, vena jarang
Seperti kertas
kulit, retak lbh
dalam, tdk ada
vena
Seperti kulit,
retak2,
megkerut
Lanego Tdk ada Banyak Menipis Menghilang Umumnya tdk ada
Lipatan
plantarTdk ada
Tanda merah sangat
sedikit
Hanya lipatan anterior
yh melintang
Lipatan 2/3
anterior
Lipatan di seluruh
telapak
Payudara Hampir tdk tampakAreola datar, tdk ada
tonjolan
Areola seperti titik,
tonjolan 1-2 mm
Areola lbh jelas,
tonjolan 3-4 mm
Areola penuh,
tonjolan 5-10 mm
Daun telinga Datar, tetap terlipatSedikit melengkung,
lunak, lambat membalik
Bentuknya lbh baik,
lunak, mudah membaik
Bentuk sempurna,
membalik seketika
Tulang rawan
tebal, telinga kaku
Kelamin lelakiSkrotum kosong, tdk
ada ruga
Testis turun, sedikit
ruga
Testis di bawah,
ruganya bagus
Testis bergantung,
ruganya dalam
Kelamin
perempuan
Klitoris & labia
minora menonjol
Labia mayora & minora
sama-sama menonjol
Labia mayora
besar, labia minora
kecil
Klitoris & labia
minora ditutupi
labia mayora
7
Kematangan neuromuskular
8
Penilaian Tingkat Kematangan
NilaiNilai MingguMinggu
55
1010
1515
2020
2525
3030
3535
4040
4545
5050
2626
2828
3030
3232
3434
3636
3838
4040
4242
4444
9
Taksiran maturitas bayiTaksiran maturitas bayi
Sangat penting mengetahui secara tepat masa gestasi
setiap BBL, karena :
perlu untuk penatalaksanaan
mempengaruhi morbiditas & mortalitas
menilai tingkat perkembangan BKB
penelitian fisiologik harus dilakukan dgn
mempertimbangkan lamanya masa gestasi
10
Disebut sesuai masa kehamilan bila BB lahir sesuai dgn
BB seharusnya utk masa kehamilan tsb
Harus ada BB standar utk tiap2 masa gestasi
Lubchencho 1963 pertama kali meneliti korelasi antara
BB lahir & masa gestasi :
“Intra Uterine Growth Curve” (IUGC)
Menggunakan “percentile ke 10 & ke 90
Usher 1970 memakai standard deviation : -2 SD & 2 SD
Evaluasi pertumbuhan BBL Evaluasi pertumbuhan BBL Evaluasi pertumbuhan BBL Evaluasi pertumbuhan BBL
11
Penilaian pertumbuhan
bayi berdasarkan Klasifikasi
neonatus menurut
Battaglia & Lubchenco
(1967)
(Gram)5000
4750
4500PERSENTIL
4250 KE 90
4000
3750
3500
3250
3000
2750
2500 PERSENTILKE 10
2250
2000
1750
1500
1250
1000
750
500
24 26 28 30 32 34 36 37 38 40 42 44 46
KB CB LB
B M K
S M K
K M KKB : Kurang bulanCB : Cukup bulanLB : Lebih bulanBMK : Besar utk masa kehamilanSMK : Sesuai utk masa kehamilanKMB : Kecil untuk masa kehamilan
12
Untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pd waktu lahir :
Untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pd waktu lahir :
Harus mempelajari fisiologi & patologi neonatusHarus mempelajari fisiologi & patologi neonatus
Harus ketahui keadaan2 yg terjadi pd kehamilan & kelahiran
“past history” neonatus : janin/fetus oki perlu tahu :
pertumbuhan & perkembangan janin
homeostasis & gangguannya
reaksi adaptasi
keadaan & peny. yg dpt mempengaruhi janin : antenatal intranatal postnatal
cara mengevaluasi & menolong janin
13
Perkembangan otakPerkembangan otakPerkembangan otakPerkembangan otakPaling pesat : trimester terakhir kehamilan s/d 6 bln
post partum
“vulnerable period”
Gangguan dalam periode ini
Kerusakan otak permanen
Bbrp sarjana : banyak kelainan neurologik & psikologik
pd anak disebabkan o/ peristiwa2 yg terjadi pd periode
perinatal
14
Tujuan kelahiran bayiTujuan kelahiran bayiTujuan kelahiran bayiTujuan kelahiran bayiBayi yg sehat dari ibu yg sehat tanpa sequele akibat
Hal-hal yg dpt dicegah
Perlu : antenatal care
perinatal care
tindakan preventif
tindakan kuratif
Untuk membatasi : morbiditas
mortalitas perinatal
15
Tindakan preventifTindakan preventif
Vaksinasi ibu hamil
Perbaikan gizi
Pengobatan
Mencegah lahirnya BBLR + penanganan
Pertolongan gawat janin
16
Bayi baru lahir normalBayi baru lahir normal
BB : 2500 – 4000 gram
Lingkaran kepala : 33 – 38 cm
AS : 7 – 10
Kulit :
Lanugo sedikit
Hari I : kadang2 acral sianosis
Waktu lahir : vernix caseosa (+)
24 jam post natal : tanda2 desquamasi mulai di daerah
pelipatan
Hari 2 – 3 : kekuningan ikterus neonatorum simpleks
(ikterus fisiologik)
17
Kepala :
Sering moulage (+)
Dada :
lingkar 1 – 2,5 cm < lingkar kepala
pernapasan : - tipe abdominal
diafragmatik – abdominal
- 30 – 100/mnt, tergantung aktifitas
HR : 120 – 130 /mnt
kadang2 bising (+)
18
Abdomen : H.L.G. dpt teraba Letak umbilicus : + ½ symphisis – proc. Xyphoidus Genitalia :
: descensus testiculorim lengkap
: lab. majora menutupi vestibulum & kadang ada
sekresi mukoid
Refleks : Moro Plantar & grasp Rooting Sucking Babinsky Tonic neck
19
Sal. pencernaan :
Mulai aktif dari saat lahir
Enzym2 pencernaan (+) kecuali amilase
pH cairan lambung netral dalam 5-24 jam menjadi asam
Mengandung meconium
Hepar :
Fungsi belum sempurna
+ 50% ikterus, timbul hari 2-3
Keseimbangan air & fungsi ginjal
tubuh mengandung relatif lbh banyak air
penurunan BB fisiologik 6 – 10%
Ginjal blm dpt mengkonsentrasi urine, tp sdh dpt
mencairkan urine
20
Kelenjar endokrin :
Hipertrofi kelenjar & sekresi air susu
Perdarahan pervaginam
Metaplasia prostat
Kekebalan :
Imunitas transplasenter
Respons immunologik masih imatur
Pernapasan :
Pernapasan I timbul akibat :
1. Rangsangan mekanik
2. Rangsangan kimia : penurunan PaO2
kenaikan PaCO2
3. Rangsangan termik
21
Penanganan bayiPenanganan bayi
1. Pem. fisis :
KB / OK
Dalam 24 jam I
Sebelum pulang
Kecuali : - bayi risiko tinggi
- kelainan (+)
2. Perawatan bayi :
RG
Ruang observasi
Ruang isolasi
NICU
22
Yang perlu dilakukanYang perlu dilakukan
Menjaga agar jalan napas bersih & bebas
Mempertahankan suhu tubuh mencegah hipotermi
Menjamin intake :
ASI sedini mungkin
Sesuai kebutuhan bayi (on demand)
ASI saja sampai umur 6 bln
Penimbangan / pantau BB
Waspada faktor risiko
23
BBLR = LBWBBLR = LBW
24
BB lahir < 2500 gram
Dibagi atas :
1. Prematur murni
UK : < 37 mgg
BB : SMK = AGA (Appropriate for
Gestational Age)
2. KMK = SGA = Small for Gestational Age
UK : BCB – BKB – BLB
BB : KMK dibawah persentil ke 10
25
BKB = Prematur = PretermBKB = Prematur = PretermBKB = Prematur = PretermBKB = Prematur = Preterm
UK < 37 minggu
BMK
BKB SMK
KMK
Faktor2 yg mempengaruhi kelahiran prematur
1. Faktor ibu : Penyakit
Usia
Interval kelahiran
Jumlah kehamilan
Sosial ekonomi
2. Faktor janin : Kehamilan multipel
Hidramnion
26
Karakteristik klinikKarakteristik klinikKarakteristik klinikKarakteristik klinik
BB : < 2500 gram
PB : < 48 cm
Lingkar dada : < 30 cm
Lingkar kepala : < 33 cm
Kepala relatif lbh besar dari pada badannya
27
Sifat-sifat anatomisSifat-sifat anatomisSifat-sifat anatomisSifat-sifat anatomis
Kulit tipis, transparan
Lanugo banyak
Jar. subkutis lemak kurang
Jar. mamma belum sempurna
Ossifikasi tengkorak sedikit
Ubun-ubun & sutura lebar
Tulang rawan daun telinga belum cukup
dll
28
Sifat-sifat fisiologisSifat-sifat fisiologisSifat-sifat fisiologisSifat-sifat fisiologis
Vitalitas : kurang aktif, banyak tidur
Suhu irregular tendensi hipotermi
Pernapasan : kadang2 cheyne stokes
Refleks menelan & batuk belum sempurna
29
PerawatanPerawatanPerawatanPerawatan
Atur suhu
Cegah sianosis
Cegah infeksi
Vit. K
Intake harus dijamin
30
Penyakit dan komplikasiPenyakit dan komplikasiPenyakit dan komplikasiPenyakit dan komplikasi
Semua penyakit / keadaan yg terjadi pd BCB, tetapi
beberapa penyakit tersebut lebih sering atau hanya pd BKB :
Asfiksia
RDN = SGP
Retrolental fibroplasia
Hiperbilirubinemia
Infeksi
31
K M KK M KK M KK M K
BB lahir < 10 persentil dari IUGV Lubchenco
Etiologi : Gangguan supply makanan pd janin
BCB KMK
KMK BKB KMK
BLB KMK
BKB KMK :
Gejela fisik bayi prematur
Tanda retardasi pertumbuhan + wasting
32
BCB KMK BLB KMKBCB KMK BLB KMKBCB KMK BLB KMKBCB KMK BLB KMK
SSSS
UK : ?
BB < 10 persentil
PB <
Kulit : kering
Jar. lemak s.k. <
Otot-otot : tipis
Desquamasi kulit <
Hepar kecil
tanda-tanda insuffisiensi plasenta
Kulit keriput wasting
SSSS
33
PerawatanPerawatanPerawatanPerawatan
Intake dini = early feeding
Kontrol glukosa darah
Observasi pernapasan
Atur suhu
Cegah infeksi
34Empat cara bayi baru lahir kehilangan panas tubuh
35
Gambar. Rantai hangatGambar. Rantai hangat
36
KomplikasiKomplikasiKomplikasiKomplikasi
Hipoglikemi
Hiperbilirubinemi
BKB : komplikasi / peny. pd BKB
Asfiksia
Meconium aspiration syndrome
37
ASFIKSIA NEONATORUMASFIKSIA NEONATORUM
38
PENDAHULUANPENDAHULUAN Suatu keadaan dimana :
Bayi segera setelah lahir
Tdk dpt bernapas secara spontan, teratur &
adekuat
Penyebab morbiditas & mortalitas
Sebagian besar persalinan tanpa kesulitan + 10%
perlu resusitasi
Sudah mengalami hipoksia – anoksia :
Sewaktu dlm kandungan
Selama proses persalinan
Segera setelah lahir
39
Perlu kerja sama :
Bag. Kebidanan
Bag. Anak
Bag. Anestesi
Bidan & Paramedis
Keberhasilan resusitasi
Tergantung pada :
Tersedianya alat resusitasi
Ketrampilan
Ada tidaknya faktor resiko (ibu, janin, bayi)
Penilaian terhadap bayi
40
PATOFISIOLOGIPATOFISIOLOGIPATOFISIOLOGIPATOFISIOLOGIHipoksia
Penimbunan CO2
Asidosis respiratorik
Metabolisme anaerobGlikolisis Cadangan :
Asam piruvatAsam laktat
MiokardiumHatiOtot
Asidosis metabolikpH < 6.9Pa CO2 > 100 torr
PaO2 tak terukur
Gangguan kardiovaskuler
Gangguan sel-sel otak
Gejala sisa Meninggal
41
DIAGNOSISDIAGNOSIS= Asfiksia janin asfiksia neonatorum
Gawat janin :
Klinik :
DJJ
Air ketuban
Gerakan janin
Lab :
ECG
pH darah janin
42
DERAJAT ASFIKSIADERAJAT ASFIKSIADERAJAT ASFIKSIADERAJAT ASFIKSIA
1. PH darah janin – bayi
2. Skor Apgar o/ Virgina Apgar (1953)
Derajat asfiksiaDerajat asfiksia SASA pHpH
Tidak asfiksiaTidak asfiksia >> 7 7 > 7,2> 7,2
Asf. ringan-sedangAsf. ringan-sedang 4 – 64 – 6 7,1 – 7,27,1 – 7,2
Asfiksia beratAsfiksia berat << 3 3 < 7,1< 7,1
AS 1 menit Berat ringannya asfiksia
AS 5 menit Menilai keberhasilan resusitasi
Berhubungan dgn morbiditas & mortalitas
43
TANDATANDA 00 11 22
1. A : Warna apperance1. A : Warna apperance Biru / Biru / pucatpucat
Tbh keme-Tbh keme-rahan, angg. rahan, angg. gerak birugerak biru
Slrh tbh Slrh tbh keme-keme-rahanrahan
2. P : Pulse2. P : Pulse -- < 100/m< 100/m >> 100/m 100/m
3. G : Grimace 3. G : Grimace
= Rx ….= Rx ….
-- Gerak otot Gerak otot muka sdktmuka sdkt
Batuk / Batuk / bersinbersin
4. A : Activity tonus otot4. A : Activity tonus otot LumpuhLumpuh Sedang, flek- Sedang, flek- si sdkt agg. si sdkt agg. gerakgerak
Baik, Baik, gerakan gerakan aktifaktif
5. R : Respiration5. R : Respiration -- Lambat tdk Lambat tdk teraturteratur
Baik Baik menangis menangis kuatkuat
44
PENANGANANPENANGANANPENANGANANPENANGANAN
Resusitasi tepat & cepat
Prinsip :
A Air way
B Breathing
C Circulation
D Drug
45
Langkah awal resusitasi
Langkah awal resusitasi
Penggunaan balon resusitasi & sungkup
Penggunaan balon resusitasi & sungkup
Penekanan dadaPenekanan dada
R E S U S I T A S R E S U S I T A S II
Intubasi endotrakealIntubasi endotrakeal
Obat-obatanObat-
obatan
AA
BB
CC
DD
46
Mencegah kehilangan panas
Mencegah kehilangan panas
Membuka jalan nafas
Membuka jalan nafas
Menilai bayiMenilai bayi
3 langkah
awal resusitas
i BBL
47
IGA LANGKAH AWAL RESUSITASI
IGA LANGKAH AWAL RESUSITASI
48
Leher agak ekstensi (tengadah)
Ekstensi leher kurangEkstensi leher berlebihan
49
ActionAction
EvaluationDecision
Resp
HR
C o l o r
50
51
Usaha bernafas
Bernafas Tidak/sukar bernafas
Menepuk telapak kaki, Menyatakan keperluan menyentil tumit atau pemberian oksigen menggosok punggung 80 – 100 % Menilai pernafasan Bernafas Tidak/sukar bernafas
Menilai frekuensi denyut jantung Menyatakan keperluan pemberian VTP dengan oksigen 80 – 100 % Di atas 100 Di bawah 100 Memutuskan pentingnya pemberian VTP dengan oksigen 100 %
Menilai warna kulit
Kemerahan/ Sianosis sentral sianosis perifer Lanjutkan Berikan oksigen observasi bayi 80 – 100 % Nilai warna kulit Kemerahan Sianotik Secara perlahan mengurangi Teruskan pemberian oksigen, bayi tetap kemerahan oksigen 80 – 100 %
52
53
METODE MULUT KE MULUT
54
Sungkup oksigenSungkup oksigen Oksigen Melalui pipa
Penggunaan Oksigen
55
Setelah stimulasi
taktil
Bayi apnu
Bayi megap-megap
Hernia
FJ <
100 X/mnt
56
< 100/mnt
VTP100% O2
57
Melalui sungkupMelalui sungkup
V T P
Melalui pipa ET
58
FJ < 60x/mnt,setelah 15-30 dtk dgn
VTP O2 100%
FJ 60 x/mnt atau lebih
FJ 60 x/mnt atau lebih
59
Vena Vena umbilikalisumbilikalis
Pipa endotrakeal (ET)
S A L A H
B E N A R
60
• FJ = NOL
• FJ < 60x/m setelah VTP dan Penekanan dada selama 30 detik
Beri EpinefrinDapat diulang tiap 3-5 menit kalau perlu
FJ > 60x/m Hentikan ObatYa
Henti nafas lama yang tidak memberikan
respon thd terapi lain
Beri
Na. bikarbonat
Terjadi / diduga terdapat kehilangan darah dgn
tanda hipovolemia
Beri Volume Expanders
Dapat diulang bila tanda hipovolemia
menetap
Tidak
61
KOMPLIKASIKOMPLIKASITindakan resusitasi berulang2 atau secara kasar
sebabkan :
Trauma farings, epiglotitis, pita suara, laserasi,
kontusio rahang atas, mukosa pipi & larings
terjadi spasme & udem larings
Pneumotoraks
Emfisema mediastinum
Infeksi sekunder
62
Pemakaian OPemakaian O22 konsentrasi tinggi & lama konsentrasi tinggi & lama keracunan keracunan
OO22 berupa kerusakan pd : berupa kerusakan pd :
Paru-paru : udem
atelektasi, dsb
Mata : retrolenta fibroplasia
Otak : pd hewan percobaan
perubahan vaskularisasi jar. otak
63
TINDAKAN LAINTINDAKAN LAIN1. Pengisapan cairan lambung cegah regurgitasi & aspirasi
Sebelumnya ada gawat janin
Prematur
Ibunya mendpt obat2 analgetik/anestesi pd persalinan
Manfaat lain dari tindakan ini :
Mengetahui secara dini adanya atresia / stenosis
oesophagus
Cairan lambung > 30 ml obstruksi usus bag. atas ?
2. Bila diragukan sterilitas dlm tindakan R/ antibiotika
64
PROGNOSISPROGNOSIS
Bergantung faktor penyebab
Tindakan cepat & adekuat P/ baik
AS rendah P/ jelek
Asfiksia makin lama kemungkinan sequele
neurologik makin tinggi
65
66
I. Gangguan Ritme Pernapasan
Dibagi 2 : I. Gangguan Ritme PernapasanI. Gangguan Ritme Pernapasan
II. Sindrom Gangguan PernapasanII. Sindrom Gangguan Pernapasan
1.1. Serangan apnuSerangan apnu
Sering pd BKB
Abnormal : > 20 detik
Serangan : pd hari2 I
berulang2
BB kecil lbh sering
BB lahir 1250 gr : 1500 gr
= 3 : 1
67
Etiologi
Imaturitas pusat pernapasan
Obstruksi jalan napas oleh lendir / susu, dll
Serangan apnu yg menyertai bbrp kelainan paru
Mis : HMD, PNEU, perdarahan
Ggn SSP perdarahan intrakranial, Kern icterus
Ggn metabolik : hipoglikemi, ggn keseimbangan
: Asam basa
Cairan & elektrolit
68
Tindakan
Rangsang mekanik
Bersihkan jalan napas
O2 intra nasal
R/ kausal
69
2. Pernapasan Periodik
Sering pd : BB lahir < 2000 gr
Atau BKB < 36 mgg
Jarang dalam 24 jam I
Dpt berlangsung sampai + 6 mgg
Mirip pernapasan Cheyne – Stokes
Sianosis (-)
Bradikardi (-)
Etiologi : maturitas SSP belum sempurna
Tindakan : O2
Perbaiki ventilasi paru
Merangsang timbulnya pernapasan yg
teratur
70
II. Sindroma Gangguan Pernapasan (= RDN)
Sindrom :Sindrom :
Dispnu / Hiperpnu > 60 x/mnt
Sianosis
Expiratory grunting
Retraksi inspiratoir
Penurunan air entry dalam paru
71
Kausa
Dalam paru : HMD
Pneumothoraks / pneumomediastinum
Pneumoni aspirasi
Sindrom Wilson Mikity, dll
Luar paru : Kln. Diafragma : hernia paralyse
Kln. Jantung : KJB
Kln intrakranial : perdarahan, depresi obat2an
Kln. Metabolik : hipoglikemi, asidosis metabolik
dll
72
Evaluasi Gawat napasEvaluasi Gawat napas dengan Menggunakan dengan Menggunakan Skor Down Skor Down
00 11 22
Frekuensi Frekuensi napasnapas
< 60/menit< 60/menit 60-80/menit60-80/menit > 80/menit> 80/menit
RetraksiRetraksi Tidak ada Tidak ada retraksiretraksi
Retraksi ringanRetraksi ringan Retraksi beratRetraksi berat
SianosisSianosis Tidak sianosisTidak sianosis Sianosis hilang Sianosis hilang dengan Odengan O22
Sianosis menetap Sianosis menetap walaupun diberi Owalaupun diberi O22
Air entryAir entry Udara masuk Udara masuk
Bilateral baikBilateral baik
Penurunan ringan Penurunan ringan udara masukudara masuk
Tidak ada udara Tidak ada udara masukmasuk
MerintihMerintih Tidak merintihTidak merintih Dapat didengar Dapat didengar dengan stetoskopdengan stetoskop
Dapat didengar Dapat didengar tanpa alat bantutanpa alat bantu
73
Evaluasi Gawat napas dengan Menggunakan Skor Down
Skor < 4Skor < 4 Tidak ada gawat napasTidak ada gawat napas
Skor 4 -7Skor 4 -7 Gawat napasGawat napas
Skor > 7 Skor > 7 Ancaman gagal napas Ancaman gagal napas (pemeriksaan gas darah harus dilakukan)(pemeriksaan gas darah harus dilakukan)
74
HMD IRDS RDS
ETIOLOGIETIOLOGI
Belum pasti
Dianggap : faktor pertumbuhan atau pematangan paru
belum sempurna oki biasanya menyerang :
Bayi prematur terutama bila ibu menderita ggn perfusi
darah uterus selama kehamilan, mis. ibu menderita :
DM
Pre ekl – eklampsia
Hipotensi
Perdarahan antepartum
Seksio sesaria
75
INSIDENS
Sukar D/ pasti : pem. postmortem
Avery & oppenheimer 3,8% kematian BKB,
BB 1000 – 2000 gr BK HMD makin kecil BB lahir
makin
Tertinggi : BKB UK 30 – 32 mgg
BB 1200 – 2000 gr
Jarang BCB & BB > 2500 gr
76
PATOFISIOLOGI
Faktor pematangan paru blm sempurna terutama pembentukan
Pulmonary Surfactant Substance
Merendahkan tegangan pemukaan
Alveolus tak terjadi kolaps & mampu menahan
sisa udara fungsional pd akhir ekspirasiAnti Atelectatic
Factor
77
HMD Kolaps paru ventilasi terganggu
Oksigenasi jar. menurun
Kerusakan : Endotel kapiler
Epitel Ductus Alveolaris
Timbul :
Transudasi ke dlm alveoli
Terbentuk fibrin
• Fibrin + jar. Epitel yg nekrotik bentuk suatu lapisan :
Membran hialin
Hipoksia
Retensi CO2
Acidosis metabolik
78
PENYELIDIKAN
Kematangan paru dpt ditentukan dgn amniocentesis
L / S Ratio < 1 imatur
+ 1,5 intermediate
> 2 matur
Tidak disertai HMD
79
GEJALA KLINIK
Biasa timbul : pd saat lahir
dlm waktu 6 jam I
kadang2 asfiksia intra ut.
gejala khas : 24 – 72 jam
Gambaran radiologis : air bronchogram
reticulogranuler
Bila : KU baik
Komplikasi (-) Gejala klinik berkurang
Sembuh sempurna 10 hr – 2 mgg
SGP
BKB
80
GAMBARAN HISTOPATOLOGI (OTOPSI)
Ada : atelektasis
membran hialin di dlm alveolus atau ductus alveolaris
Ada bagian paru yg emphysema
PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN
Inkubator
O2 bila perlu ventilasi aktif
Intake terjamin
Atasi asidosis
Cegah infeksi Artificial Surfactant
81
PROGNOSIS Mortalitas 20 – 40 %
Tergantung tingkat : Prematuritas
Beratnya penyakit
Dgn Intensive Care ternyata kepandaian &
perkembangan neurologik sama dgn BKB lain dgn
UK yg sama
82
PNEUMOTHORAX / PNEUMOMEDIASTINUM
Lebih sering pd masa neonatus
Faktor predisposisi :
Pengembangan paru yg berlebihan ok resusitasi
tak adekuat
Pemberian O2 dgn tekanan berlebih
Adanya aspirasi meconium yg masif
Pd perjalanan peny. paru yg berat : HMD, pneumonia
berat
83
PATOGENESIS
Pengembangan paru berlebih
Alveolus pecah atau dinding mediastinum robek
Udara ke rongga pleura / mediastinum
Aspirasi darah
meconium Obstruksi parsial di bronchus /
lendir cabangnya
Ball valve mechanism
84
= Inspirasi : timbul ruang udara di daerah distal dari obstruksi
= Ekspirasi : udara tersebut tak bisa keluar
= Inspirasi kuat (mis : nangis, tek. ventilasi )
Ruang udara pecah
Masuk rongga pleura
85
GAMBARAN KLINIK & DIAGNOSIS
Variasi Ringan : - tanpa gejala
- kebetulan pd Rö foto
Berat : - SGP
- Gelisah
- Kadang : penonjolan ddg thorax
Diameter anteroposterior thorax membesar
Perkusi & auskultasi : kurang jelas
Bayi gelisah bbrp jam setelah lahir :
distress pernapasan
penonjolan ddg thorax unilateral atau sternal
Patognomonik diagnosis pasti : Foto thorax
86
R/ & PERAWATAN
Observasi teliti : pernapasan & nadi
O2 percepat resorpsi
perbaiki hipoksia / asidosis respirator
Sedativum cegah / kurangi :
kegelisahan
usaha bernapas yg berlebih
mis : bayi banyak nangis
Antibiotika profilaksis
Frekuensi pemberian dgn vol. cairan lebih rendah
Tension pneumothorax operatif
87
PNEUMONIA ASPIRASI
= Meconium Aspiration Syndrome
Ok. Menghisap cairan amnion yg mengandung meconium
GAMBARAN KLINIKGAMBARAN KLINIK
Sering terjadi pd bayi : • KMK / SGA
• BLB
• Sebelumnya : gawat janin
Biasanya : • Asfiksia
• Riwayat resusitasi aktif
Tanda2 SGP nampak dlm 24 jam I
Tergantung jum. meconium yg terhisap bisa emfisema
atelektasis
88
DIAGNOSIS
Rö Foto toraks : gambaran infiltrasi kasar di ke-2 paru
disertai bagian yg mengalami emfisema
PENGOBATANPENGOBATAN
Perawatan umum
Atur suhu & humiditas
Saluran napas harus bersih intubasi
Aspirasi cairan lambung cegah aspirasi lebih lanjut
O2 & keseimbangan asam – basa
Antibiotika
89
PROGNOSIS
Kematian bisa terjadi pd hari2 I ok :
kegagalan pernapasan
asidosis berat
Pd bayi dgn perbaikan : biasanya gejala hiperpnu
menghilang setelah bbrp hr bbrp mgg
90
Wet LungTransient Tachypnoe of the Newborn
Diagnosis : Foto thoraks
91
92
Insidens ikterus neonatorum simpleks : 50 % BCB
70 % BKB
Derajat ikterus : Ringan : fisiologis INS
Berat : hiperbilirubinemia
Kern Icterus
† Hidup + sequalae
Sebab timbulnya ikterus : penumpukan unconyugated bil /
conyugated bil. dalam darah, dimana kedua ini berbeda
dlm hal penyebab, gejala, perjalanan penyakit & terapi
perlu mengingat : Metabolisme bilirubin
93
METABOLISME BILIRUBINMETABOLISME BILIRUBIN
Produksi
Transportasi
Konyugasi
Ekskresi
DegradasiHb
Bil. I (Bil. Indirek) + Albumin
Bil I Prot. Y & Z
O2 gluc. Transt.
glukosa
Stercobilin
Bil II
glukoroniltransferaseBil IIBil I
Peningkatan bil I yg bebas BERBAHAYA ok dpt melekat
pd sel2 otak kerusakan otak KERN ICTERUS
94
Tanda klinik Kern Icterus
Letargi, tak mau isap, kejang, leher kaku, opisthotonus
Kebanyakan : †, bila hidup dgn gejala sisa :
cerebral palsy, atetosis dgn ketegangan otot, tuli,
ggn. bicara, retardasi mental
HiperbilirubinemiaHiperbilirubinemia
Kadar bil. serum mencapai nilai yg mempunyai potensi
menimbulkan Kern Icterus, bila tdk ditanggulangi dgn baik
BCB : > 10 mg%
BKB : 12,5 mg%
95
ETIOLOGI ETIOLOGI IKTERUSIKTERUSETIOLOGI ETIOLOGI IKTERUSIKTERUS
Bisa : berdiri sendiri
bbrp faktor
1. Produksi berlebih : ok hemolisis
ketidakselarasan gol. darah
def. G6PD
perdarahan tertutup
infeksi / sepsis
2. Transpor terganggu :
Konsentrasi alb. serum
Ion-ion organik : sulfa, salicilat
Konsentrasi ion hidrogen me mis : asidosis
Mempengaruhi bil. binding capacity
96
3. Gangguan dlm proses uptake & konyugasi
enzim (-) / berkurang
imaturitas hepar
ggn fungsi hepar : asidosis, hipoksi, infeksi
4. Gangguan ekskresi :
obstruksi dlm / luar hepar
infeksi, dll kelainan bawaan
97
PENGELOLAANPENGELOLAANPENGELOLAANPENGELOLAAN
I. Menentukan kemungkinan penyebab :
pendekatan dgn menggunakan saat timbulnya ikterus
(HARPER + YOON)
1. Timbul 24 jam I :
Inkompatibilitas darah
Infeksi intrauterin
Kadang2 def. G6PD
98
2. Sesudah 24 – 72 jam sesudah lahir :
Fisiologis
Masih kemungkinan inkomp. darah
Def. G6PD
Polisitemia
Hemolisis perdarahan tertutup
Hipoksi
Dehidrasi asidosis
99
3. > 72 jam – Akhir Minggu I :
• Infeksi / sepsis
• Dehidrasi + asidosis
• Def. G6PD
• Pengaruh obat2an dll
4. Akhir Minggu I dstnya :
Ikterus obstruktif
Hipotiroidisme
Breast Milk Jaundice
Infeksi
Neonatal hepatitis, dll
100
Ikterus yang kemungkinan besar jadi patologik
Timbul 24 jam I
Kadar bil. > 10 mg% BCB
> 12,5 mg% BKB
Pean bil. > 5 mg% / hr
Menetap sesudah 2 mgg I
Bil. Direk > 1 mg%
Ada hubungan dgn hemolisis, infeksi atau
keadaan patologik lain yg telah diketahui
101
II. Terapi
1. Percepat konyugasi luminal
2. Perlancar : - transpor
- konyugasi
albumin
plasma 10cc/kgBB
glucosa : sumber energi
substrat
102
3. Terapi sinar / foto terapi :
Bil > 10 mg%
Efeknya :
1. Dekomposisi bilirubin (Fotooksidasi) dipirol
larut dalam air
2. Mekanisme lain lebih penting dp dekomposisi /
fotooksidasi :
Terjadi isomerisasi bil. indirek yg mudah larut
di dlm plasma & lebih mudah diekskresi oleh
hati ke dlm saluran empedu
103
4. Transfusi tukar tujuan :
Mengganti eritrosit
Membuang antibodi yg menyebabkan hemolisis
Menurunkan kadar bil. Indirek
III. Tindakan UmumIII. Tindakan Umum
R/ kausal
Pemberian makanan dini & adekuat
Iluminasi ruangan
104
PENCEGAHANPENCEGAHANPENCEGAHANPENCEGAHAN
Dpt dicegah & dihentikan peningkatannya dgn :
1. Pem. antenatal yg baik
2. Hindari obat2an pd masa kehamilan & persalinan :
• Sulfa furazole
• Novobiocin
• Oxytocin dll
3. Cegah & atasi hipoksi janin & neonatus
4. R/ luminal ibu hamil 1 – 2 hr sebelum partus
5. Iluminasi yg baik
6. Pemberian makanan dini
7. Cegah infeksi
105
KRAMERKRAMERKRAMERKRAMER
Daerah IKT Range Kdr Bil
BCB : 1. 4,3 – 7,8 mg%2. 5,4 – 12,23. 8,1 – 16,54. 11,1 – 18,35. > 15 - ….
BKB : 1. 4,1 – 7,5 mg%2. 5,6 – 12,13. 7,1 – 14,84. 9,3 – 18,45. > 10,5
1
2
34
5
4
5
106
107
Sering : pd BBLR
lahir di RS tanpa RG
Patogenesis Patogenesis melalui bbrp cara : melalui bbrp cara :
1. Antenatal :
Transplacenter
Cairan / selaput amnion yg tercemar
2. Intranatal
Kuman asenderen
Kontak langsung
Virus
Spirochaeta
Bakteri
Partus lama
KPD
108
3. Post natal
Lanjutan 1 & 2
Segera setelah lahir
Sebagian besar fatal ok. kuman sudah resisten
thd semua AB
Gejala klinik :Gejala klinik :
Tdk khas
Kemungkinan besar curiga bila :
“NOT DOING AS WELL AS BEFORE"
109
Gejala Gejala infeksi :infeksi :
Biasanya tidak khas
Yg mungkin ditemukan :
Malas minum / bayi lemah
Pe BB
Gerakan kurang
Muntah, diare
Ikterus
Hepatomegali
Suhu : N / / Bisa timbul udem, tanda2 perdarahan
Pd BBLR : sering hipotermi & sclerema neonatorum
110
P.U. : kemungkinan besar bayi menderita infeksi bila
bayi nampak
“NOT DOING AS WELL AS BEFORE”
DiagnosisDiagnosis
Atas dasar :
Observasi teliti
Anamnesis kehamilan & persalinan
Pemeriksaan fisik
Laboratorium
111
Sering diagnosis didahului dgn persangkaan adanya infeksi
Atau adanya Faktor Predisposisi
Bila (+) lakukan pemeriksaan selanjutnya
Faktor predisposisi :Faktor predisposisi :
1. Infeksi intrapartum :
Suhu > 380 C
Lekositosis
Air ketuban keruh & berbau
2. Partus lama
3. KPD
4. Tindakan resusitasi aktif
5. Partus luar evaluasi dulu
112
Pemeriksaan selanjutnya : Darah tepi :
Lekositosis suspek inf.
Sediaan hapus ada tanda2 hemolisis
Air kemih : lekosit > 5 – 10/LPB
kultur air kemih bila perlu dgn SPP
Foto toraks
Bila mungkin : kultur dari apusan / swab :
Hidung
Tenggorok
Kulit
Umbilikus, dll
113
Bila faktor predisposisi (+) beri antibiotika profilaksis
untuk kuman gram (+) & (-) yaitu kombinasi :
Ampicillin atau Penicillin
50 – 100 mg/kgBB 100.000 IU/kgBB
Dengan :
Kanamycin atau Gentamycin
15 mg/kgBB 2 – 4 mg/kgBB
114
Pembagian Infeksi PerinatalPembagian Infeksi Perinatal
Dibagi atas 2 golongan menurut berat ringannya :
1.1. Infeksi beratInfeksi berat
Sepsis neonatorum, meningitis, pneumonia, diare
epidemik, pyelonefritis, tetanus neonatorum, dll
2.2. Infeksi ringanInfeksi ringan
Pada kulit, mata, umbilikus, mulut, dsb
115
Impetigo neonatorum :Impetigo neonatorum := Pemphigus neonatorum= Pemphigus neonatorum
Biasanya sbg impetigo bullosa mula2 sbg vesikel yg jernih
Purulent dikelilingi daerah kemerahan
Bisa multipel timbulkan gejala2 sistemik yg berat
R/ :R/ :
Isolasi + perawatan asepsis
A.B : Cloxacillin 50 mg/kgBB
Bulla diincisi
Lesi kulit ringan salf A.BR/ lokal
116
Ophthalmia neonatorum :Ophthalmia neonatorum := Blenorrhoe = conjunctivitis gonorrhoica= Blenorrhoe = conjunctivitis gonorrhoica
Infeksi gonorrhoe waktu melalui jalan lahir / melalui
tangan perawat yg sudah terkontaminasi
Gejala klinik :
Mula2 hiperemis
Palpebra : udem
Mata lengket ok. sekret purulen
Bisa bilateral
stadium lanjut : menyerang cornea sebabkan kebutaan
117
R/ :R/ :
Isolasi
Salf mata A.B.
Kadang2 perlu + A.B. sistemik
D/ :D/ : periksa sekret mata pew. gram diplococcus
gram (-)
118
Infeksi umbilicusInfeksi umbilicus
Ok. Staphylococcus aureus, bagian pangkal umbilikus
meradang sekitarnya merah + udem, keluar nanah
Kelainan berat menjalar ke hepar melalui lig. falciforme
timbul absces multipel
Kelainan kronik : timbul granuloma pd umbilicus
R/ :R/ :
Lokal : salf A.B
Untuk granuloma : dioles nitras argenti 3% ?
119
Stomatitis atau oral thrushStomatitis atau oral thrush
Bercak putih di lidah, bibir + mukosa mulut
DD/DD/ sisa susu mudah dilepas
E/E/ fungus : Candida albicans saprofit
Bila : daya tahan tubuh
A.B. lama
corticosteroid lama
diare +
Bahkan infeksi parenteral/sepsis
Overgrowth
Infeksi
Moniliasis
120
D/D/ : sediaan hapus mycellium + spora yg khas
R/ :R/ :
Gentian violet 0 – 5 – 1 %
Borax glicerin
Nistatin oral sol 3 x 100.000 U/hr
Bila hebat : amphotericin / fungilin
121
Sepsis neonatorumSepsis neonatorum
Suatu keadaan dimana terjadi infeksi umum atau sistemik
pd bayi
Pasien sepsis neonatal secara garis besar dibagi 2 klpk :
Sepsis awitan dini (Early onset neonatal sepsis)
85% terjadi dlm 24 jam pertama, 5% pd 24 – 48 jam,
sedangkan sisanya terjadi setelah hari ke-2 sampai 6
122
Di negara maju kuman yang tersering adlh :
Kelompok B Streptococcus (GBS), Escherichia coli,
Haemophilus influenzae, Listeria monocytogenes
Di FK-UI RSCM selama thn 2002 : Enterobacter sp.,
Acinetobecter sp. & Coli sp.
123
Sepsis awitan lambat (Late onset neonatal sepsis) :
Infeksi terjadi stllh hr ke-7 kuman penyebab biasanya
berasal dr lingkungan disekitarnya. Kuman yg sering
adl Staphylococcus aureus, E. coli, Klebsiella,
Pseudomonas, Enterobacter, Candida, GBS, Serratia,
Acinetobacter, & kuman Anerob
124
Sebagaimana halnya di Indonesia/RSCM hampir sebagian
besar kuman penyebab negara berkembang adl kuman
gram (-) berupa kuman enterik mis : Enterobacter sp,
Klebsiella sp & Coli sp.
125
Disamping adanya perbedaan antara negara, pola
kuman juga selalu berubah dari waktu ke waktu
Perbedaan pola kuman ini mempunyai arti yg penting
dalam penatalaksanaan penderita sepsis
126
Diagnosis :Diagnosis :
Dibutuhkan berbagai informasi al :
1. Faktor risiko
2. Gejala klinik bervariasi
3. Pemeriksaan penunjang
Ketiga faktor ini saling menunjang karena salah satu faktor
saja sulit dipakai sebagai pegangan sbg diagnosis
127
Faktor risiko sepsis neonatorumFaktor risiko sepsis neonatorum
Dapat bervariasi tergantung awitan sepsis yg diderita pasien
pd umumnya dibagi dlm 2 klpk :
1.1. Faktor risiko mayorFaktor risiko mayor
Ketuban pecah > 24 jam
Ibu demam; saat intrapartum suhu > 380C
Korioamnionitis
Denyut jantung janin yg menetap > 160 x/menit
Ketuban berbau
128
2. Faktor risiko minor2. Faktor risiko minor
Ketuban pecah > 12 jam
Ibu demam; saat intrapartum suhu > 37,50C
Nilai Apgar rendah (menit ke-1 < 5, menit ke-5 < 7)
129
Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) < 1500 gr
Usia gestasi < 37 mgg
Kehamilan ganda
Keputihan pd ibu yg tidak diobati
Ibu dgn ISK / tersangka ISK yg tidak diobati
130
Bila terdpt faktor risiko mayor & 2 faktor risiko
minor maka diagnosis sepsis harus dilakukan
secara proaktif dgn memperlihatkan gejala
klinis serta dilakukan pemeriksaan penunjang
sesegera mungkin
131
Pd awitan lambat faktor risiko infeksi sangat
tergantung pd lingkungan tempat perawatan
bayi, al : adanya infeksi silang, infeksi
nosokomial, pelayanan antisepsis yg tdk
optimal, serta petugas/sarana/prasarana yg
tdk memadai
132
Gambaran klinisGambaran klinis
Sangat bervariasi & tidak ada yg spesifik, namun tragisnya
keterlambatan dalam menegakkan diagnosis dapat
berakibat fatal bagi kehidupan bayi
Gejala klinis sangat berhubungan dgn karakteristik kuman
penyebab & respons tubuh terhadap masuknya kuman
dpt berupa :
133
Gangguan minum
Letargi / tampak sakit berat
Gangguan napas / dispnea
Ikterus / hiperbilirubinemia
Jittery / iritabel
Kejang
Gangguan serebral (spastis, paresis)
Hipertermia / hipotermia
Serangan apnea
Gangguan gastrointestinal
134
Pemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjang
Harus segera dilakukan pemeriksaan al :
Pemeriksaan darah Septic work up al :
Pem. biakan darah baku emas dlm menentukan
diagnosis sepsis
Kelemahan :
Hasil dlm waktu 3 – 5 hari
Dipengaruhi oleh kemungkinan pemberian
antibiotika sebelumnya
Kemungkinan kontaminasi kuman nosokomial
135
Pewarnaan gram dpt dipakai sbg penunjang
diagnosa dini pasien sepsis kira-kira 61%
disebabkan kuman gram (-) dpt diagnosis
melalui pem. ini
136
Pem. komponen darah :
1. Lekopeni / lekositosis (normal 5.000 – 25.000/uL)
2. Trombosit : 10 – 60% didapatkan trombositopenia
yaitu < 100.000 yg terjadi 1 – 3 mgg setelah
diagnosis sepsis ditegakkan
3. Ratio neutrofil imatur & neutrofil total
(rasio I/T): lebih 0,2
Sensitifitas rasio ini 60 – 90% shg perlu disertai
gambaran klinik & pem. penunjang lain
137
4. Pem. C-Reactive Protein : adl protein yg timbul pd fase
akut kerusakan jaringan & biasanya meningkat pd
50 – 90% pasien sepsis neonatal
Peninggian kadar CRP terjadi 24 jam setelah terjadi
sepsis, meningkat pd hr 2, 3 & menetap tinggi sampai
infeksi teratasi & menurun kembali setelah penyembuhan
o.k.i. lebih bermanfaat bila dilakukan secara serial
138
Pemeriksaan cairan serebrospinal
Pem. cairan serebrospinal dgn melakukan PL merupakan
indikasi yg perlu dikerjakan pd bayi tersangka sepsis
Kecuali pd bayi yang tidak stabil mis. : penderita sindroma
ggn napas atau bayi dgn penyakit berat lainnya
139
Pemeriksaan penunjang lainnya
Antara lain :
- Pem. Biomolekuler
- Respon imun
Teknologi canggih &mahal
140
Terapi :Terapi :
1. Kombinasi antara :
Ampicillin 100 - 200 mg/kgBB/hari
Gentamisin 5 mg/kgBB/hari
2. Gol. Ceftasidim 50 – 100 mg/kgBB/hari tergantung
berat ringannya gejala diberikan 2 x sehari
3. Beberapa kuman gram (-) saat ini hanya sensitif
terhadap imipenem atau meropenem dgn dosis
25 mg/kgBB/dosis diberikan 2 x sehari
141
Prognosis :Prognosis :
Angka kematian
Terutama bila komplikasi (+) :
Meningitis, ggn sirkulasi asidosis + shock,
DIC
Selanjutnya disesuaikan hasil sensitivity test
Lamanya pengobatan tergantung pd jenis kuman penyebab
dianjurkan 10-14 hari
142
143
Merupakan suatu keadaan daruratMerupakan suatu keadaan darurat Manifestasi gangguan :Manifestasi gangguan :
☻ SSPSSP☻ Kelainan MetabolikKelainan Metabolik☻ Penyakit lain dapat menyebabkan kerusakan otakPenyakit lain dapat menyebabkan kerusakan otak
Harus diatasi Harus diatasi SESEGERA MUNGKINSESEGERA MUNGKIN
Mencegah kerusakan otak lebih luasMencegah kerusakan otak lebih luas R/ Kejang :R/ Kejang :
Harus KausalHarus Kausal
R/ Anti Konvulsan R/ Anti Konvulsan Hanya Hanya SimptomatisSimptomatis
144
PENYEBABJarang bersifat idiopatikJarang bersifat idiopatik
Penelusuran etiologi yang tepatPenelusuran etiologi yang tepat
untuk menentukan : untuk menentukan : R/ AdekuatR/ Adekuat
PrognosisPrognosis
Paling sering :Paling sering :
1.1. Gangguan metabolikGangguan metabolik
2.2. Hipoksik Iskemik Ensefalopati (HIE)Hipoksik Iskemik Ensefalopati (HIE)
3.3. Perdarahan IntrakranialPerdarahan Intrakranial
4.4. Infeksi IntrakranialInfeksi Intrakranial
5.5. Kelainan BawaanKelainan Bawaan
145
GANGGUAN METABOLIK
Yang Sering :Yang Sering :
GlukosaGlukosa
KalsiumKalsium
MagnesiumMagnesium
Gangguan Metabolik lainnya :Gangguan Metabolik lainnya :
Asam AminoAsam Amino
Asam OrganikAsam Organik
Amoniak DarahAmoniak Darah
ElektrolitElektrolit
Intoksikasi dari Anestesi LokalIntoksikasi dari Anestesi Lokal
““Piridoxin Dependency”Piridoxin Dependency”
146
HIPOGLIKEMISering dijumpaiSering dijumpaiWHO :WHO : Kadar Gula Darah < 45 mg/dlKadar Gula Darah < 45 mg/dl
sebagai batasan hipoglikemi padasebagai batasan hipoglikemi padaBCB dan BKBBCB dan BKB
Sering terjadi pada :Sering terjadi pada :BMK, KMK, BKBBMK, KMK, BKBAsfiksia beratAsfiksia beratBayi dari ibu DM yang tidak terkontrolBayi dari ibu DM yang tidak terkontrol
Pada BKB :Pada BKB : Jarang sebagai penyebab tunggalJarang sebagai penyebab tunggalok. sering disertai :ok. sering disertai :Asfiksia, Hipokalsemi, Infeksi, Asfiksia, Hipokalsemi, Infeksi, PerdarahanPerdarahan
147
HIPOKALSEMIA
Kadar Kalsium Darah < 7 mg%Kadar Kalsium Darah < 7 mg%
Dapat terjadi bersamaan dengan gangguan Dapat terjadi bersamaan dengan gangguan lain, misalnya :lain, misalnya :
HipoglikemiaHipoglikemia
Hipomagnesemia &Hipomagnesemia &
HipofosfatemiaHipofosfatemia
148
Bila timbul 2-3 hari I kehidupan :Bila timbul 2-3 hari I kehidupan :
HIPOKALSEMIA AWITAN DINIHIPOKALSEMIA AWITAN DINI
Terjadi pada : Terjadi pada :
Bayi KMKBayi KMK
Lahir dari ibu DMLahir dari ibu DM
BKBBKB
HIEHIE
Pada keadaan ini, Pada keadaan ini, ± 13% bersamaan dengan Hipoglikemia± 13% bersamaan dengan Hipoglikemia
HIPOKALSEMIA
149
Bila timbul akhir minggu I/II :Bila timbul akhir minggu I/II :
HIPOKALSEMIA AWITAN LAMBATHIPOKALSEMIA AWITAN LAMBAT
Terjadi pada : Terjadi pada :
BCBBCB
Bayi BMKBayi BMK
Bayi mendapat susu sapi dengan :Bayi mendapat susu sapi dengan :
Kadar fosfat rendahKadar fosfat rendah
Perbandingan : kadar fosfat & kalsiumPerbandingan : kadar fosfat & kalsium
kadar fosfat & magnesiumkadar fosfat & magnesium
tidak optimaltidak optimal
HIPOKALSEMIA
150
HIPOMAGNESEMIA
Kadar Magnesium Darah < 1,2 mg/dlKadar Magnesium Darah < 1,2 mg/dl
Sering bersamaan dengan Sering bersamaan dengan HipokalsemiaHipokalsemia
Mekanisme : belum jelasMekanisme : belum jelas
151
HIPOKSIK ISKEMIK ENSEFALOPATI (HIE)
Terjadi sekunder akibat asfiksia perinatalTerjadi sekunder akibat asfiksia perinatal
Kejang timbul dalam 24 jam IKejang timbul dalam 24 jam I
Sulit diatasi dengan R/ AntikonsulvanSulit diatasi dengan R/ Antikonsulvan
Dapat dijumpai semua tipe kejang :Dapat dijumpai semua tipe kejang :
p.u.: bersifat p.u.: bersifat FOKAL & UNILATERALFOKAL & UNILATERAL
Renen dkk. Renen dkk. Laporkan 40% kasus kejang Laporkan 40% kasus kejang pada pada neonatus neonatus ok.: ok.:
HIEHIE
152
PERDARAHAN INTRAKRANIAL
Kejang tergantung pada jenis perdarahanKejang tergantung pada jenis perdarahan
p.u. setelah hari I kehidupanp.u. setelah hari I kehidupan
Ada 3 jenis :Ada 3 jenis :Perdarahan Subaraknoid PrimerPerdarahan Subaraknoid Primer
Perdarahan Intraventrikuler – PeriventrikulerPerdarahan Intraventrikuler – Periventrikuler
Perdarahan SubduralPerdarahan Subdural
153
PERDARAHAN SUB ARACHNOID PRIMER
Penyebab : Robekan vena superficial akibat Penyebab : Robekan vena superficial akibat partus lama partus lama atauatau
Disertai HIE Disertai HIE Kebanyakan asimptomatisKebanyakan asimptomatis Kejang p.u. terjadi pada hari ke II setelah Kejang p.u. terjadi pada hari ke II setelah
lahirlahir Lebih sering pada BCBLebih sering pada BCB Bayi terlihat sehat di antara kejadian kejangBayi terlihat sehat di antara kejadian kejang
154
PERDARAHAN INTRAVENTRIKULER - PERIVENTRIKULER
Perdarahan berasal dari :Perdarahan berasal dari : pemb. darah kecil subependimal matriks germinalis, pemb. darah kecil subependimal matriks germinalis,
atauatau lesi pada daerah tersebut lesi pada daerah tersebut atauatau akibat keduanyaakibat keduanya
Kejang timbul dalam beberapa jam sampai 3 hari setelah Kejang timbul dalam beberapa jam sampai 3 hari setelah lahirlahir
Tipe kejang tonikTipe kejang tonik Keadaan dpt memburuk dgn cepat (bbrp menit sampai Keadaan dpt memburuk dgn cepat (bbrp menit sampai
bbrp jam) & berakhir dgn kematianbbrp jam) & berakhir dgn kematian Lebih sering pada BKB t.u UK < 34 mgguLebih sering pada BKB t.u UK < 34 mggu
155
PERDARAHAN SUBDURAL Kejang akibat penekanan batang otak oleh darah yg Kejang akibat penekanan batang otak oleh darah yg
terkumpul di fossa posterior o.k. robekan tentorium di terkumpul di fossa posterior o.k. robekan tentorium di dekat falx cerebridekat falx cerebri
Kejang dpt timbul hari I kehidupan, bersifat lokal & subtleKejang dpt timbul hari I kehidupan, bersifat lokal & subtle Sering pada BCB, t.u. :Sering pada BCB, t.u. :
BCB dan BMKBCB dan BMK Presentasi bokongPresentasi bokong Ekstraksi forcepsEkstraksi forceps Partus precipitatus sehingga terjadi kontusio serebriPartus precipitatus sehingga terjadi kontusio serebri
Perdarahan di bawah tentorium tdk dpt terlihat dgn USG, Perdarahan di bawah tentorium tdk dpt terlihat dgn USG, dpt menekan batang otak & menyebabkan kematian dpt menekan batang otak & menyebabkan kematian mendadakmendadak
156
TANDA-TANDA KEJANG
Kejang pd bayi tdk khasKejang pd bayi tdk khas Harus dibedakan dengan “jitteriness”Harus dibedakan dengan “jitteriness” Pada “jitteriness” :Pada “jitteriness” :
gerakan mata normalgerakan mata normal tangan akan berhenti bergerak bila tangan akan berhenti bergerak bila
digenggamdigenggam gerakannya halusgerakannya halus Gambaran EEG normalGambaran EEG normal
157
Pada kejang :Pada kejang : gerakan mata abnormal : gerakan mata abnormal :
staringstaring : melihat ke atas : melihat ke atas blinkingblinking : berkedip-kedip : berkedip-kedip gerakan nystagmus ataugerakan nystagmus atau gerakan deviasi horisontalgerakan deviasi horisontal
Gerakan lebih kasar & tangan tetap Gerakan lebih kasar & tangan tetap bergerak walaupun digenggambergerak walaupun digenggam
Gambaran EEG abnormalGambaran EEG abnormal
158
INFEKSI INTRAKRANIALDapat terjadi :Dapat terjadi : dalam rahim dalam rahim
selama persalinanselama persalinan
segera setelah lahirsegera setelah lahir
Penyebab Penyebab akibat infeksi intrauterin o.k. : akibat infeksi intrauterin o.k. :
ToksoplasmaToksoplasma
SitomegalovirusSitomegalovirus
RubellaRubella
HerpesHerpes
Kejang timbul pada hari ke-3 kehidupanKejang timbul pada hari ke-3 kehidupan
5-10% disebabkan oleh :5-10% disebabkan oleh :
Infeksi bakteri & non bakteriInfeksi bakteri & non bakteri
Terjadi : Terjadi : selama persalinanselama persalinan
segera setelah lahirsegera setelah lahir
159
KELAINAN BAWAAN
Kejang akibat terganggunya perkembangan otak Kejang akibat terganggunya perkembangan otak misalnya : Mikrogria, Pakigria, Heteropiamisalnya : Mikrogria, Pakigria, Heteropia
5-10% penyebab kejang5-10% penyebab kejang
Kejang timbul setiap saatKejang timbul setiap saat
Penyebab yang sering adalah : Penyebab yang sering adalah :
Korteks serebri berhubungan dengan gangguan Korteks serebri berhubungan dengan gangguan migrasi neuronmigrasi neuron
160
IDIOPATIK
Terdapat 2 bentuk :Terdapat 2 bentuk :
1.1. ““Benign Familial Neonatal Seizure”Benign Familial Neonatal Seizure”
Kejang terjadi antara hari II dan IIIKejang terjadi antara hari II dan III
dan menghilang setelah beberapa bulandan menghilang setelah beberapa bulan
Kejang berulang 10-12x/hr, di antara kejang Kejang berulang 10-12x/hr, di antara kejang neonatus normalneonatus normal
Tipe kejang : Tipe kejang : Klonik Fokal atau Klonik Fokal atau
Tonik FokalTonik Fokal
Disertai apnuDisertai apnu
D/ ditegakkan berdasarkan riwayat keluargaD/ ditegakkan berdasarkan riwayat keluarga
Diturunkan secara Autosomal DominanDiturunkan secara Autosomal Dominan
161
IDIOPATIK2.2. ““Benign Idiopatik Neonatal Seizure” (Fifth – Day Fits)Benign Idiopatik Neonatal Seizure” (Fifth – Day Fits)
Karakteristik :Karakteristik :
Timbul akhir minggu ITimbul akhir minggu I
p.u. pada BCB & Kelahiran normalp.u. pada BCB & Kelahiran normal
Kejang terjadi antara hari ke IV – VI Kejang terjadi antara hari ke IV – VI setelah setelah lahir dan menghilang dalam 15 harilahir dan menghilang dalam 15 hari
Tipe kejang :Tipe kejang : Klonik Fokal Klonik Fokal atau atau
Multifokal &Multifokal &
Serangan apnuSerangan apnu
Kejang dapat berlangsung 24 jam Kejang dapat berlangsung 24 jam
80% :80% : terjadi Status Epileptikus selama intervalterjadi Status Epileptikus selama interval
tersebut. tersebut.
162
PENANGANAN1.1. Pem. Analisis Gas DarahPem. Analisis Gas Darah2.2. Beri terapi oksigenBeri terapi oksigen3.3. Kontrol kadar gula darahKontrol kadar gula darah
Bila rendah : Glukosa 10% 2-4 ml/kgbb IVBila rendah : Glukosa 10% 2-4 ml/kgbb IV4.4. Pem. Kadar kalsium, natrium, magnesiumPem. Kadar kalsium, natrium, magnesium5.5. R/ anti kejangR/ anti kejang
a.a. Phenobarbital : 20 mg/kgbb Phenobarbital : 20 mg/kgbb loading dose dapat loading dose dapat ditingkatkan 5 – 40 mg/kgbb bila kejang tidak ditingkatkan 5 – 40 mg/kgbb bila kejang tidak berhentiberhenti
b.b. Bila tetap kejang : R/ Phenytoin (Dilantin)Bila tetap kejang : R/ Phenytoin (Dilantin)20 mg/kgbb/dosis yg diberikan pelan-pelan20 mg/kgbb/dosis yg diberikan pelan-pelan
6.6. R/ KausalR/ Kausal
163
164
Banyak macam, dari ringan berat kematian
Faktor predisposisi :
Makrosomi, FPD, distocia cervicis, partus lama,
kelainan letak & persalinan buatan
Kejadian : 2-7/1000 kelahiran
Hasil otopsi dari bayi lahir † di bbrp negara sebab
kematian nomor 4
INDONESIA ?INDONESIA ?
165
I. Trauma jaringan lunak
1.1. Eritema & abrasio :Eritema & abrasio :
Bisa di : - kepala
- muka
- genitalia
- bokong
R/ cegah infeksi
Bersihkan + anti septikum
2.2. Petechiae :Petechiae :
Di kepala, leher, dada bagian atas ok :
Tekanan jalan lahir
Lilitan tali pusat
cunam
vacum extractic
persalinan sungsang
166
3. Echymoses :3. Echymoses :
Pada : letak muka & letak sungsang
Gejala : anemi, shock
reabsorbsi timbul hiperbilirubin
R/ : ringan sembuh + 1 mgg
luas transfusi darah & R/ hiperbilirubin
4. Luka sayat :4. Luka sayat :
Pada : SC tersayatnya kulit
5. Nekrosis lemak subkutan :5. Nekrosis lemak subkutan :
Pada : bayi gemuk ok. tekanan pd kulit oleh daun
cunam atau manipulasi kasar pd
pertolongan
persalinan yg berlangsung lama
167
II. Trauma kepala
1.1. Caput succedaneumCaput succedaneum
Udem ok penekanan jalan lahir
Cairan serosanguinosa dlm jar. subkutis
Nampak segera setelah lahir
Tak ada batas yg tegas melewati sutura
Menghilang beberapa jam – 48 jam
168
2.2. Perdarahan subaponeurotikaPerdarahan subaponeurotika
Ok ekstraksi vakum
Darah dlm jar. subkutis sebelah luar periost
Derajat perdarahan ?
Perdarahan banyak transfusi darah
Bisa timbul hiperbilirubinemi
169
3.3. Cephal hematomaCephal hematoma
Akibat robekan pembuluh darah a/ tulang kepala & perios
Ok penekanan kepala oleh dinding pelvis pd persalinan
sulit, lama / persalinan oleh cunam
Perdarahan pelan2
Batas tegas, tak melewati sutura
170
Nampak bbrp hari setelah lahir
Palpasi : fluktuasi
Lokalisasi : 1 / ke 2 tulang parietal
R/ -
Resorbsi hematom berlangsung lama sampai 3 bln
Bisa timbul hiperbilirubinemi
171
Perdarahan intrakranium :
Bisa lahir † atau † pd masa neonatus
Ok persalinan sulit :
Bayi kurang bln
Partus lama
Partus precipitatus
buatan
sungsang
172
Tempat perdarahan :Tempat perdarahan :
Ekstradural sangat jarang
Subdural
Subaraknoid
Intraventrikel
173
Gejala :
Tergantung pd letak & derajat perdarahan
Kelainan banyak lahir †
Gejala tdk khas :
Asfiksi
Kejang
Bradikardi
174
Oligopnoe
Criencephalique
Sianosis
Kesadaran menurun
Bila perdarahan banyak : fontanel tegang
175
Tindakan :
Perawatan intensif
Dalam inkubator
Tidak boleh digerakkan
Intake personde / IVFD
O2 bila sianosis
Untuk kejang : sedativa
Vit. K1
Bila tekanan intrakranial me R/ dexamethasone
atau manitol
176
Fraktura tulang kepala
Jarang
Gejala2 : ok perdarahan intrakranium yg menyertai frak. Ini
Paralisis fasialisParalisis fasialis
Gejala : paralisis sentral paralisis spastis yg kontra
lateral
paralisis perifer paralisis flasid homolateral
177
Trauma pada mataTrauma pada mata
Udem, perdarahan kelopak mata, perdarahan / fraktura
orbita, perdarahan intraokular tu di retina
III. Trauma Col. Vertebralis & Medulla SpinalisIII. Trauma Col. Vertebralis & Medulla Spinalis
Jarang
Ok persalinan sunsang
178
IV. Trauma Leher + Pergelangan IV. Trauma Leher + Pergelangan bahubahu
Fraktura klavikula tersering
Brachial palsy
Paralisis N. phrenicus
Trauma pd otot sterno kleido mastoid muscular torticollis
Duchene Erb
Klumpke
Total
179
V. Trauma Alat2 Intra abdomen
Ruptura : - hepar
- lien
- anak ginjal
180
VI. Trauma Alat GerakVI. Trauma Alat Gerak
Fraktura humerus fraktura tulang ke-2 yg sering
Fraktura femur
Dislokasi
181
VII. Trauma Genital
Scrotum & Lab. mayora
Hematocal
Testis
182
183
Penyebab KBPenyebab KBPenyebab KBPenyebab KB
Pada umumnya dapat dibagi :
• Sebab genetik
• Sebab kromosomal
• Pengaruh lingkungan di antara masa pembuahan &
kelahiran, mis :
184
Radiasi
Virus
Zat kimia
Kelainan metabolik ibu : DM, hipotiroid
Kelainan kardiovaskuler ibu
185
KELAINANKELAINANKELAINANKELAINAN
1. Saluran pencernaan
2. Saluran urogenitalis
3. Fraktur tulang tengkorak
4. Atresia choana
5. Meningocele, meningomyelocele,
encephalocele
6. CHD
186
Khusus : yg perlu tindakan bedah segera
Pemeriksaan
& dlm 48 jam I
Pengawasan
R/ bedah terbaik :
2 hari I ok : volume darah relatif >
hemolisis fisiologis belum dimulai
Bila ditunda : KU makin jelek ok. Muntah, ggn pernapasan,
dehidrasi, infeksi, dsb
!!!!
187
Kelainan saluran pencernaanKelainan saluran pencernaanKelainan saluran pencernaanKelainan saluran pencernaan
Curiga bila : ibu dgn polihidramnion
atresia oesophagus &/tanpa fistula tracheo-
oesophagus :
90% ujungnya buntu
1/4 – 1/3 oesophagus bgn bawah berhub.
dgn trachea
188
D/ : hipersalivasi
kadang2 cyanosis ok saliva masuk sal. pernapasan
batuk seperti tercekik
BBLR : beri minum cyanosis & apnu, tanpa batuk
Kl. Fistula tracheo-oesoph. (+) perut buncit, berisi udara
Masukkan sonde lambung 7,5 – 10 cm buntu
D/ pasti : larutan kontras foto thorax
189
R/ : Konservatif : • isap saliva
• posisi ½ duduk
Operasi
P/ tergantung : ada tidaknya kelainan bawaan yg lain
perawatan
190
Hernia DiaphragmaticaHernia DiaphragmaticaHernia DiaphragmaticaHernia Diaphragmatica
Etiologi Etiologi
Sebgn diafragma tak terbentuk sering : penutupan
Sinus pleuro peritoneal (Foramen Bochdalek) tak sempurna
GejalaGejala
Tergantung banyaknya isi perut yg masuk ke rongga thorax
Bila banyak : RDN
Perut cekung
BP melemah
Bising usus bisa (+)
191
D/ : foto paru
R/ : Konservatif : O2
Kepala & dada harus lbh tinggi
Operasi
192
Obstruksi ususObstruksi usus
Curiga bila : ibu polihidramnion
Bila sonde sampai lambung :
cairan 15 cc obstruksi letak tinggi
bila di duodenum : gejala tbl setelah bbrp jam
di usus halus & usus besar : > 24 jam
193
Meconium :
Bila obstruksi bgn atas usus halus : meconium (+)
Bila obstruksi di bawah sal. empedu meconium
pucat
Gejala umum :
Muntah
Perut buncit
Kadang2 obstipasi
194
Atresia DuodeniAtresia DuodeniAtresia DuodeniAtresia Duodeni
Biasa terjadi di bawah ampulla vateri
Muntah proyektil & hijau
Perut di sub epigastrium : buncit sesaat sebelum
muntah
Foto abdomen : double bubble (+)
R/ kosongkan lambung, infus, operasi
195
Hirschsprung’s diseaseHirschsprung’s diseaseHirschsprung’s diseaseHirschsprung’s disease
Oleh karena :Oleh karena :
Sel ganglion parasimpatik (-)
Sebagian besar : mengenai rectum & bag. bawah colon
sigmoid
Terjadi : hipertrofi & distensi yg berlebih pd colon yg
lbh atas
196
Gejala utama :Gejala utama : Bowring & Kern 1972
Muntah hijau
Perut buncit
Meconium (+)
RDN
Dehidrasi
D / :
Barium enema
Biopsi rectum
R/ : operasi
Tbl 2 – 3 hr sesudah lahir
197
Anus imperforataAnus imperforataAnus imperforataAnus imperforata
Ada beberapa jenis :Ada beberapa jenis :
1. Stenosis rektum lebih rendah / pd anus
2. Membran anus menetap
198
3. Ujung rektum buntu, pd bermacam2 jarak dari perineum
Hampir selalu fistula (+)
: fistula :: fistula :
rekto vaginal
jarang : rekto-perineal
rekto-urinarius (-)
: sering : rekto-urinarius: sering : rekto-urinarius
berakhir di :
vesica-urinaria
urethra
o+
o
199
D/ :D/ :
Masukkan termometer melalui anus
Bila sumbatan lebih tinggi :
Gejala tbl dalam 24-48 jam :
gembung, muntah
meconium (-)
Rö : plain foto abdomen : posisi
Pem. urin : mekonium (+) fistula (+)
R/ : operasiR/ : operasi
tegak
terbalik
200
OmphaloceleOmphaloceleOmphaloceleOmphalocele
Kegagalan viscera utk kembali ke rongga abdomen
Kelainan berupa : kantong berisi usus melalui umbilicus
Bahaya : infeksi, pecah
R/ :R/ :
Oles desinfektans
Operasi
201
Kista UrachusKista UrachusKista UrachusKista Urachus
Obliterasi bagian tengah urachus tak sempurna kista
Diketahui segera setelah lahir
bayi lebih besar
sesudah infeksi
Lokalisasi : a/ umbilicus & simphisis
extra peritoneal
a/ m. transversalis & peritoneum
Rö : jar. Lunak : massa bundar di bawah dinding abdomen
lebih jelas : kontras (+)
R/ : operasiR/ : operasi
202
Meningocele; Meningomyelocele, EncephaloceleMeningocele; Meningomyelocele, EncephaloceleMeningocele; Meningomyelocele, EncephaloceleMeningocele; Meningomyelocele, Encephalocele
Oleh karena defek pd penutupan spina disertai
pertumbuhan spinal cord & penutupannya yg tak normal
Lokalisasi : di garis tengah
Meningocele :Meningocele : Cervical
Thoracal atas
Kantong berisi : selaput otak
Ggn sensorik & motorik (-)
203
Meningomyelocele :Meningomyelocele : Lumbosacral
Kantong berisi : spinal cord / serabut saraf
Ditutupi oleh : selaput neuro-epithelium
pembuluh darah abdomen
75% derita Hydrocephalus
204
Encephalocele :Encephalocele : Occipital
Kantong berisi : cairan
jaringan saraf /
sebagian dari otak
sering : kelainan mental
mikrocephal
205
Bilateral choana atresiaBilateral choana atresiaBilateral choana atresiaBilateral choana atresia
Jarang
Tapi dpt menimbulkan :
ggn pernapasan ok. hidung tersumbat oleh selaput
di choana posterior
nafas dgn mulut
sering sianosis
D/ :
letakkan kapas di depan masing2 lubang hidung
gerakan (-)
sonde tak masuk melalui hidung
R/ operasi
206