Kuliah 17 - Farmako Mata, Telinga Dan Kulit [Dr. Cicih, Sp.M]

Post on 29-Jan-2016

235 views 0 download

Transcript of Kuliah 17 - Farmako Mata, Telinga Dan Kulit [Dr. Cicih, Sp.M]

Route of drug administration, eye, ear and skin

Jalur penetrasi sediaan topikal Terjadi 3 interaksi:

1. Solute vehicle interaction: interaksi bahanaktif terlarut dalam vehikulum. Idealnya zataktif terlarut dalam vehikulum tetap stabildan mudah dilepaskan. Interaksi ini telah adadalam sediaan.2. Vehicle skin interaction: merupakan interaksivehikulum dengan kulit. Saat awal aplikasifungsi reservoir kulit terhadap vehikulum.3. Solute Skin interaction: interaksi bahan aktifterlarut dengan kulit (lag phase, rising phase,falling phase).

Penetrasi secara transepidermal Secara interseluler dan intraseluler.

Penetrasi interseluler merupakan jalur yang dominan : menembus stratum korneum melalui ruang antar sel pada lapisan lipid lapisan epidermis sehat di bawahnya berdifusi ke pembuluh kapiler

Penetrasi secara transfolikular Analisis penetrasi secara folikular

muncul setelah percobaan in vivo : molekul kecil (kafein), dapat

berpenetrasi tidak hanya melewati sel-sel korneum, tetapi juga melalui rute folikular

berdifusi melalui celah folikelrambut dan kelenjar sebasea

berdifusi ke kapiler

Absorpsi sediaan topikal secara umum

a. Lag phasePeriode ini merupakan saat sediaan dioleskandan belum melewati stratum korneum, belum

ditemukan bahan aktif obat dalam pembuluh darah.b. Rising phase

Fase ini dimulai saat sebagian sediaan menembus stratum korneum, kemudian memasuki kapiler

dermis, sehingga dapat ditemukan dalam pembuluh darah.c. Falling phase

Fase ini merupakan fase pelepasan bahan aktif obat dari permukaan kulit dan dapat dibawa ke kapiler dermis

PRINSIP PEMILIHAN SEDIAAN1. Pada kulit tidak berambut, secara umum dapat dipakai

sediaan salep, krim, emulsi. Krim dipakai pada lesi kulit yang kering dan superfi sial, salep dipakai pada lesi yang tebal (kronis).

2. Pada daerah berambut, losion dan gel merupakan pilihan yang cocok.

3. Pada lipatan kulit, formulasi bersifat oklusif seperti salep, emulsi W/O dapat menyebabkan maserasi sehingga harus dihindari.

4. Pada daerah yang mengalami ekskoriasi, formulasi berisi alkohol dan asam salisilat sering mengiritasi sehingga harus dihindari.

5. Sediaan cairan dipakai untuk kompres pada lesi basah, mengandung pus, berkrusta

Ocular Drug Delivery

Static barriers (different layers of cornea, sclera, and retina including blood aqueous and blood–retinal barriers)

Dynamic barriers (choroidal and conjunctival blood flow, lymphatic clearance, and tear dilution)

Efflux pumps

Routes of drug administration to eye

Ocular Disposition of Topically Applied Formulations

Obat Antiglaukoma

Menurunkan produksi akuos di badan siliar

Meningkatkan aliran keluar cairan akuos melalui anyaman trabekula

Meningkatkan aliran keluar cairan akuos melalui jalur uveosklera

Drug delivery to the ear

Topical Systemic (intravenous) Transtympanic Via the Eustachian tube