kriteria desain & PRINSIP PERENC PERKERASAN JALAN 1, Jawali Marbun 1, 48 hal..ppt

Post on 14-Feb-2016

107 views 32 download

Transcript of kriteria desain & PRINSIP PERENC PERKERASAN JALAN 1, Jawali Marbun 1, 48 hal..ppt

1

PERENCANAAN PERKERASAN

KAKU (RIGID PAVEMENT)

olehIr. Jaja Pryadi, MEng.Sc04/22/23

KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

04/22/23 2

Dasar hukum Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan

Umum No.19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan, kriteria teknis perencanaan jalan ditentukan seperti pada uraian berikut.

04/22/23 3

a. Tahapan Perencanaan Jalan.

Tahapan perencanaan teknis jalan meliputi : Perencanaan Teknis Awal, berupa :

Perencanaan beberapa alternatif alinemen jalan yang akan dibangun

Pertimbangan teknis, ekonomis, lingkungan dan keselamatan yang melatar belakangi konsep perencanaan

04/22/23 4

Kajian kelayakan jalan (Feasibility study), berupa : Kajian kelayakan teknis dan kajian kelayakan

finansial untuk setiap alternatif alinemen jalan sebagai keluaran perencanaan teknis awal

Menetapkan pilihan alternatif yang paling layak, baik secara teknis maupun finansial, serta keselamatan lalu lintas jalan

04/22/23 5

a. Tahapan Perencanaan Jalan.

Perencanaan Teknis Akhir (Final Engineering Design), berupa : Desain pendahuluan, yang diawali dengan

perlengkapan data pendukung untuk perencanaan termasuk tinjauan lapangan untuk penetapan alinemen jalan yang final untuk alternatif alinemen terpilih hasil kajian kelayakan jalan

Perencanaan teknis rinci (Detail Engineering Design) Audit keselamatan jalan (AKJ)

Perencanaan teknis akhir04/22/23 6

a. Tahapan Perencanaan Jalan.

b. Fungsi Jalan

Fungsi jalan terdiri atas : Jalan arteri Jalan kolektor Jalan lokal Jalan lingkungan

04/22/23 7

04/22/23 8

Sistem Jaringan JalanPasal 6

Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hirarki.

04/22/23 9

Fungsi Jalan (Pasal 9)

Berdasarkan sifat dan pergerakan lalu lintas dan angkutan jalan, fungsi jalan dibedakan atas:

arteri, kolektor, lokal, lingkungan.

Fungsi jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan terdapat pada sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder.

04/22/23 10

Hubungan Antara Hirarki Kota Dengan Fungsi Jalan Dalam Sistem Jaringan Jalan Primer

PerkotaanPKN PKW PKL PKLING KPD

PKN

PKW

PKL

PKLING

KPD

ArteriArteriLokalLokal Lokal

KolektorKolektorArteri

LokalLokal

LokalKolektor

LokalLokalLokalLokal

Lingkungan

04/22/23 11

JALAN KOLEKTOR PRIMER (JKP)

PKL

JALAN LOKAL PRIMER (JLP)

JALAN LINGKUNGAN PRIMER (JLP)

JALAN LOKAL PRIMER (JLP)

JALAN LOKAL PRIMER (JLP)

JALAN LOKAL PRIMER (JLP)

JALAN LOKAL PRIMER (JLP)

JALAN KOLEKTOR PRIMER (JKP)

JALAN KOLEKTOR PRIMER (JKP)

JALAN ARTERI PRIMER (JAP)

JALAN ARTERI PRIMER (JAP)

JALAN ARTERI PRIMER (JAP)

PKWPKW

PKN

KPD

PK LING-KUNGAN

PKL

PKN

Sistem Jaringan Jalan Primer

04/22/23 12

Hubungan Antara Kawasan PerkotaanDengan Fungsi Jalan Dalam Sistem Jaringan Jalan Sekunder

KawasanPrimer

(F2.1)Perumahan

Primer (F1)

Sekunder 1 (F2.1)

Perumahan

-

Arteri

-

-

- Lokal

Kolektor Kolektor

Arteri

Lokal

-

Kolektor

-

-

Lokal

-

Lokal

Lokal

Lokal

Lokal

( F1 )

SekunderI

SekunderII(F2.2) (F2.3)

IIISekunder

Sekunder II (F2.2)

Sekunder III (F2.3)

Arteri

Kolektor-

Arteri

Arteri

04/22/23 13

Sistem Jaringan Jalan SekunderJALAN ARTERI

SEKUNDER (JAS)

F1 Kawasan Primer

JALAN ARTERI SEKUNDER (JAS)

F2,1 Kawasan SekunderI

JALAN ARTERI SEKUNDER (JAS)

F2,1 Kawasan SekunderI

JALAN ARTERI SEKUNDER (JAS)

F2,2 Kawasan SekunderII

JALAN KOLEKTOR SEKUNDER (JKS)

JALAN ARTERI SEKUNDER (JAS)

F2,2 Kawasan SekunderII

JALAN KOLEKTOR SEKUNDER (JKS)

F2,3Kawasan SekunderIII

JALAN LOKAL SEKUNDER (JLS)

F2,3Kawasan SekunderIII

Perumahan Perumaha

n

JALAN LINGKUNGAN SEKUNDER (JLS)

JALAN LOKAL SEKUNDER (JLS)

JALAN LOKAL SEKUNDER (JLS)

JALAN LOKAL SEKUNDER (JLS)

04/22/23 14

Bandar Udara

Pergudangan

Pelabuhan & Pergudangan

Kawasan perdagangan regional

Terminal angkutan barang

Kawasan Industri

Sketsa Hipotesis Hirarki Jalan Perkotaan

Perumahan

Kawasan SekunderKawasan Primer Batas Perkotaan

Sistem Jaringan Jalan PrimerJalan Arteri SekunderJalan Kolektor SekunderJalan Lokal Sekunder

c. Kelas Jalan.

Kelas jalan dibagi atas : Berdasarkan spesifikasi penyediaan

prasarana, yaitu : Jalan bebas hambatan, yaitu jalan dengan

spesifikasi pengendalian jalan masuk secara penuh, tidak ada persimpangan sebidang, dilengkapi pagar ruang milik jalan, dilengkapi dengan median, serta lebar dan jumlah jalur sesuai standar teknis yang berlaku.

04/22/23 15

c. Kelas Jalan Jalan raya, yaitu jalan umum untuk lalu lintas

secara menerus dengan pengendalian jalan masuk secara terbatas dan dilengkapi dengan median, serta lebar dan jumlah jalur sesuai standar teknis yang berlaku.

Jalan sedang, yaitu jalan umum dengan lalu lintas jarak sedang dengan pengendalian jalan masuk tidak dibatasi, serta lebar dan jumlah jalur sesuai standar teknis yang berlaku.

Jalan kecil, yaitu jalan umum untuk melayani lalu lintas setempat, dengan lebar dan jumlah jalur sesuai standar teknis yang berlaku04/22/23 16

Jalan yang ditetapkan berdasarkan fungsi dan intensitas lalu lintas, guna kepentingan pengaturan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan, yang terdiri atas : Jalan Kelas I yaitu jalan arteri dan kolektor, yang

dapat dilalui kendaraan bermotor dengan lebar paling besar 2,5 m, panjang paling besar 18 m, tinggi paling paling besar 4,2 m dan muatan sumbu terberat 10 ton.

Jalan Kelas II yaitu jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan lebar paling besar 2,5 m, panjang paling besar 12 m, tinggi paling paling besar 4,2 m dan muatan sumbu terberat 8 ton.

04/22/23 17

c. Kelas Jalan

Jalan Kelas III yaitu jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan lebar paling besar 2,1 m, panjang paling besar 9 m, tinggi paling paling besar 3,5 m dan muatan sumbu terberat 8 ton.

Jalan Kelas Khusus yaitu jalan arteri, yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan lebar paling besar 2,5 m, panjang paling besar 18 m, tinggi paling paling besar 4,2 m dan muatan sumbu terberat lebih dari 10 ton.

04/22/23 18

c. Kelas Jalan

d. Bagian-bagian Jalan.Bagian-bagian jalan terdiri dari : Ruang manfaat jalan (Rumaja) Rumaja meliputi badan jalan, saluran tepi jalan untuk

drainase permukaaan, talud timbunan atau talud galian dan ambang pengaman jalan yang dibatasi oleh tinggi dan kedalaman tertentu dari permukaan jalan.

 Rumaja tersebut diperuntukan bagi perkerasan jalan, median, jalur pemisah jalan, bahu jalan, trotoar, saluran tepi, dan gorong-gorong, lereng tepi badan jalan, bangunan pelengkap jalan dan perlengkapan jalan yang tidak boleh dimanfaatkan untuk prasrana perkotaan atau keperluan utilitas atau lainnya tanpa ijin penyelenggara jalan.

04/22/23 19

d. Bagian-bagian Jalan. Ambang pengaman jalan berupa bidang

tanah dan/atau konstruksi bangunan pengaman yang berada di antara tepi badan jalan dan batas Rumaja yang hanya diperuntukkan bagi pengaman konstruksi jalan dengan lebar minimum 1 m.

Tinggi ruang bebas bagi semua kelas jalan yang sebidang dengan tanah paling rendah 5 m, serta kedalaman paling rendah 1,5 m dari permukaan jalan04/22/23 20

Tinggi ruang bebas bagi semua jalan arteri dan kolektor pada lintas atas, lintas bawah, jalan layang, dan terowongan paling rendah 5 m, serta kedalaman paling rendah sesuai kebutuhan pengamanan konstruksi.

Rumaja di bawah kolong jalan layang dapat dimanfaatkan untuk parkirkendaraan, ruang terbuka hijau, lapangan olah raga, dan kantor penoperasian jalan, dengan syarat tidak mengganggu keselamatan, kelancaran lalu lintas dan keamanan konstruksi.

04/22/23 21

d. Bagian-bagian Jalan.

Ruang milik jalan (Rumija). Rumija merupakan ruang sepanjang jalan, yang

dibatasi oleh lebar yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan dan merupakan milik negara.

 Rumija harus memiliki lebar minimal sesuai kelas jalan yang akan dibangun, dikuasai oleh penyelenggara jalan dengan suatu hak tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan, diberi tanda batas/patok rumija sebagai batas yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan.04/22/23 22

d. Bagian-bagian Jalan.

Rumija selain digunakan untuk ruang manfaat jalan, bisa dimanfaatkan untuk : pelebaran jalan atau penambahan lajur lalu lintas

di masa yang akan datang kebutuhan ruang untuk pengamanan jalan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai

lansekap jalan kebutuhan ruang untuk penempatan utilitas

Untuk bangunan utilitas dapat ditempatkan di dalam rumija namun sekurang-kurangnya pada batas terluar ruang manfaat jalan sesuai dengan pedoman yang berlaku.04/22/23 23

d. Bagian-bagian Jalan.

BAB III BAGIAN-BAGIAN JALAN& PEMANFAATAN BAGIAN-BAGIAN JALANBagian Kesatu Bagian-Bagian JalanParagraf 2 Ruang Milik Jalan Pasal 40

(1) Rumija paling sedikit memiliki lebar sebagai berikut :

a. jalan bebas hambatan 30 m; b. jalan raya 25 m;c. jalan sedang 15 m; dand. jalan kecil 11 m.

(detail : a,b,c,d )

Ruang pengawasan jalan (Ruwasja) Ruwasja merupakan ruang tertentu diluar

rumija, dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu, penggunanaannya ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan. Ruwasja berguna untuk pemenuhan pandangan bebas pengemudi, ruang bebas bagi kendaraan yang mengalami hilang kendali dan pengaman fungsi jalan.

 04/22/23 25

d. Bagian-bagian Jalan.

BAB III BAGIAN-BAGIAN JALAN& PEMANFAATAN BAGIAN-BAGIAN JALANBagian Kesatu Bagian-Bagian JalanParagraf 2 Ruang Pengawasan Jalan Pasal 44

(4) Dalam hal rumija tidak cukup luas, lebar ruwasja [ayat (1)] ditentukan dari tepi badan jalan Paling sedikit dengan ukuran sebagai berikut:

a. jalan arteri primer 15 m;b. jalan kolektor primer 10 m;c. jalan lokal primer 7 m;d. jalan lingkungan primer 5 m;e. jalan arteri sekunder 15 m;f. jalan kolektor sekunder 5 m;g. jalan lokal sekunder 3 m;h. jalan lingkungan sekunder 2 m; dani. jembatan 100 m ke arah hilir dan hulu.

22/04/23 27

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan

Bagian – bagian Jalan

Pasal 40

Pasal 40Ayat (1)Huruf aLebar 30 (tiga puluh) meter terdiri dari median 3 (tiga)meter, lebar lajur 3,5 (tiga koma lima) meter, bahu jalan 2(dua) meter, saluran tepi jalan 2 (dua) meter, ambangpengaman 2,5 (dua koma lima) meter, dan marginal strip0,5 (nol koma lima) meter.

Huruf bLebar 25 (dua puluh lima) meter terdiri dari median 2 (dua)meter, lebar lajur 3,5 (tiga koma lima) meter, bahu jalan2 (dua) meter, saluran tepi jalan 1,5 (satu koma lima) meter,dan ambang pengaman 1 (satu) meter, marginal strip 0,25(nol koma dua puluh lima) meter.

Pasal 40

Huruf cLebar 15 (lima belas) meter terdiri dari lebar jalur 7 (tujuh)meter, bahu jalan 2 (dua) meter, saluran tepi jalan 1,5 satukoma lima) meter, dan ambang pengaman 0,5 (nol komalima) meter.

Huruf dLebar 11 (sebelas) meter terdiri dari lebar jalur 5,5 (limakoma lima) meter, bahu jalan 2 (dua) meter, saluran tepijalan 0,75 (nol koma tujuh puluh lima) meter.

e Dimensi jalan

Dimensi jalan untuk setiap perencanaan teknis jalan harus ditetapkan sesuai dengan kelas jalan. Dimensi jalan terdiri dari badan jalan yang didalamnya termuat jalur lalu lintas, bahu jalan, median dan jalur pemisah (jika diperlukan). Dimensi jalan ditetapkan berdasarkan : Lalu lintas harian rata-rata tahunan yang direncanakan Kelas jalan 

04/22/23 30

f. Muatan Sumbu Terberat, Volume lalu Lintas, Kapasitas. Muatan sumbu terberat, volume lalu lintas

dan kapasitas jalan untuk setiap perencanaan teknis jalan harus ditetapkan.

Volume lalu lintas rencana harus dibedakan untuk perencanaan geometrik jalan dan untuk perencanaan perkerasan jalan.

04/22/23 31

Volume lalu lintas rencana untuk perencanaan geometrik jalan meliputi : Volume lalu lintas harian rata-rata tahunan

rencana yang dihitung berdasarkan lalu lintas harian rata-rata saat ini yang diproyeksikan ke masa yang akan datang sesuai dengan usia rencana dan faktor pertumbuhan lalu lintas

Volume lalu lintas jam perencanaan yang dihitung berdasarkan volume lalu lintas harian rata-rata tahunan rencana dikalikan dengan faktor jam sibuk (faktor K)

04/22/23 32

f. Muatan Sumbu Terberat, Volume lalu Lintas, Kapasitas.

Volume lalu lintas rencana untuk perencanaan perkerasan jalan meliputi : Jumlah kumulatif lalu lintas kendaraan dalam

satuan lintasan ekivalen sumbu as tunggal 8,16 ton (18 Kip Single Axle Load) yang diperkirakan akan menggunakan jalan tersebut selama usia perencanaannya.

Jumlah kumulatif lalu lintas kendaraan dinyatakan dalam jumlah kumulatif satuan perusakan perkerasan oleh berat beban kendaraan yang melalui jalan tersebut

04/22/23 33

f. Muatan Sumbu Terberat, Volume lalu Lintas, Kapasitas.

Satuan perusakan perkerasan oleh kendaraan (vehicle damaging factor) ditetapkan berdasarkan kondisi lalu lintas aktual yang diukur langsung dan dinyatakan dalam satuan lintasan ekivalen sumbu as tunggal 8,16 ton (18 Kip Single Axle Load), dan

Jika vehicle damaging factor tidak ditetapkan berdasarkan lalu lintas aktual, satuan perusakan perkerasan oleh beban kendaraan ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan disetujui oleh penyelenggara jalan.04/22/23 34

f. Muatan Sumbu Terberat, Volume lalu Lintas, Kapasitas.

Kapasitas jalan adalah kemampuan jalan untuk melayani lalulintas selama usia pelayanan dengan tingkat pelayanan yang tidak melampaui batas RVK pada akhir usia pelayanan

Pada saat RVK suatu ruas jalan sudah mencapai batas tingkat pelayanan sampai dengan 100 jam dalam setahun (1,14 % dari waktu pelayanan) atau rata-rata 16 menit dalam satu hari, maka kapasitas ruas jalan tersebut harus ditingkatkan.04/22/23 35

f. Muatan Sumbu Terberat, Volume lalu Lintas, Kapasitas.

Usia rencana tingkat pelayanan ditentukan minimal : 10 tahun untuk jalan arteri dan kolektor 5 tahun untuk jalan lokal dan lingkungan Volume lalu lintas rencana untuk perencanaan geometrik

jalan meliputi : Volume lalu lintas harian rata-rata tahunan rencana

yang dihitung berdasarkan lalu lintas harian rata-rata saat ini yang diproyeksikan ke masa yang akan datang sesuai dengan usia rencana dan faktor pertumbuhan lalu lintas

Volume lalu lintas jam perencanaan yang dihitung berdasarkan volume lalu lintas harian rata-rata tahunan rencana dikalikan dengan faktor jam sibuk (faktor K)

04/22/23 36

f. Muatan Sumbu Terberat, Volume lalu Lintas, Kapasitas.

Untuk setiap perencanaan geometrik jalan harus mengikuti kaidah geometrik jalan yang berazaskan keselamatan lalu lintas serta mengikuti ketentuan N,S,P,M yang berlaku.

37

g. Persyaratan Geometrik Jalan.

 h. Konstruksi Jalan. Konstruksi jalan harus diperhitungkan untuk

mampu melayani beban lalu lintas rencana yang berlaku, dengan konstruksi perkerasan terdiri dari lapis penopang, tanah dasar, lapis pondasi dan lapis penutup

04/22/23 38

i. Konstruksi Bangunan Pelengkap Jalan. Sebagai bagian dari jalan, konstruksi jembatan harus

direncanakan paling sedikit berumur 50 tahun. Untuk mengalirkan air permukaan, apabila tidak terdapat

saluran alam atau saluran buatan pada medan datar, maka jarak antar gorong-gorong paling jauh 300 m.

 

04/22/23 39

j. Perlengkapan Jalan. Perlengkapan jalan harus direncanakan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dengan prioritas mewujudkan keselamatan lalu lintas

40

. K. Kelestarian Lingkungan.

Setiap perencanaan teknis jalan harus dilengkapi dengan dokumen Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) atau Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Integrasi pertimbangan lingkungan dilakukan dengan memasukkan rekomendasi lingkungan yang terdapat dalam AMDAL/UKL/UPL/SPPL.

04/22/23 41

04/22/23 42

BAGAN ALIRPROSES PENYARINGAN LINGKUNGAN

RENCANA KEGIATAN

WAJIB AMDAL

DAERAH SENSITIF (Termasuk Kawasan

Lindung dan Komunitas Adat Terpencil)

AMDAL

DAMPAK PENTING

WAJIB UKL/UPL

Tidak

Tidak

Ya

Ya Ya

Ya

Tidak

Tidak

UKL/UPL

S O P

04/22/23 43

DASAR PERATURAN PENYARINGAN

43

Persyaratan Lingkungan

KEGIATAN PROYEKWajib AMDAL

Kepmen LH 17/2001

Wajib UKL/UPLKepmen. Kimpraswil

17/KPTS/M/20031 JALAN TOL/LAYANG

a.Pembangunan Jalan Tolb.Pembangunan Jalan Layang &

Subwayc.Peningkatan Jalan Tol dengan

pembebasan tanahd.Peningkatan Jalan Tol tanpa

pembebasan tanah

Semua BesaranP 2 Km

-

-

-P < 2 Km

Semua Besaran

P 5 Km

2. JALAN RAYA

a.Pembangunan/Peningkatan Jalan dengan pelebaran di luar DAMIJA Kota Besar/Metropolitan

Panjang atau Luas

P 5 KmL 5 Ha

1 Km s/d < 5 Km2 Ha s/d < 5 Ha

Kota Sedang Panjang atau Luas

P 10 KmL 10 Ha

3 Km s/d <10 Km5 Ha s/d <10 Ha

04/22/23 44 44Persyaratan Lingkungan

Pedesaan (Inter Urban) Panjang P 30 Km 5 Km s/d 30

Kmb. Peningkatan dengan pelebaran di

dalam DAMIJA Kota Besar/Metropolitan-Arteri/Kolektor Panjang

-P 10 Km

3. JEMBATAN (PEMBANGUNAN BARU)a. Pembanguan Jembatan

Kota Besar Kota Sedang Kebawah

--

P 20 MP 60 M

Catatan : • Kota Metropolitan

Populasi > 1.000.000 Penduduk

• Kota Besar Populasi 500.000 – 1.000.000

Penduduk

• Kota Sedang Populasi 200.000 – 500.000 Penduduk• Kota Kecil Populasi 20.000 – 200.000 Penduduk• Kota Kecamatan Populasi 3.000 – 20.000 Penduduk

i. Ruang Bebas Jalan. Ruang bebas jalan adalah ruang yang

dikosongkan dari segala bentuk bangunan atau penghalang atau bentuk muka tanah yang dapat mencederai berat pengguna jalan atau memperparah luka akibat kecelakaan kendaraan yang keluar dari badan jalan. Ruang bebas jalan ini diukur mulai dari batas terluar badan jalan sampai dengan batas luar Ruwasja.

04/22/23 45

46

Jenis / tipe perkerasan terdiri :a.Perkerasan jalan lentur (Flexible pavement).b.Perkerasan jalan kaku(Rigid pavement).c.Perkerasan jalan gabungan lentur dan kaku (Composite pavement rigid and flexible pavement).

47

IV. RIGID PAVEMENT(Perkerasan Beton semen)

Disebut juga PCCP (Portland Cement Concrete Pavement) Adalah struktur perkerasan yang terdiri atas pelat beton semen

yang bersambung (tidak menerus) tanpa atau dengan tulangan, atau menerus dengan tulangan, terletak diatas pondasi bawah atau tanah dasar tanpa atau dengan lapis permukaan beraspal.

Daya dukung terutama diperoleh dari pelat beton Pelat beton memiliki sifat kaku dan mampu menyebarkan beban

pada bidang yang luas dan menghasilkan tegangan (stress) yang rendah.

Tulangan berfungsi untukPemegang retak (bukan pemikul beban) danLetaknya diatas

TANAH DASAR (SUB GRADE) Bila nilai CBR < 2 %, maka harus dipasang pondasi bawah

yang terbuat dari beton kurus (lean mix concrete) setebal 15 cm yang dianggap memiliki nilai CBR tanah dasar efektif 5 %.

48

PONDASI BAWAH (Sub Base) Dapat berupa : bahan berbutir, campuran beton kurus Perlu diperlebar sampai 60 cm diluar tepi perkerasan beton semen Tebal lapisan minimum 10 cm Bila direncanakan beton semen bersambung tanpa ruji, maka

pondasi bawah harus menggunakan campuran beton kurus (CBK) Bukan merupakan bagian utama yang memikul beban sehingga

sering dianggap beersifat non struktural Berfungsi untuk

Mengendalikan pengaruh swelling and shrinkage tanah dasar Mencegah intrusi dan pemompaan pada sambungan, retakan

dan tepi-tepi plat Memberikan dukungan yang mantap dan seragan pada plat Sebagai penahan pumping Sebagai Lantai kerja selama pelaksanaan

49

Flexible Vs RigidAspek Flexible Rigid

LapisanPenyebaran gayaKekuatan

Umur RencanaPemeliharaanInvestasi

Multi LayerTerbatasTebal lapisan dan subgradeKurang panjangMahalmurah

Single layerMeluasTebal beton

PanjangMurahMahal

PCCP (K.350) tebal 30 cm

Sub Base Beton Kurus K.75

Tebal 10 cmSubgrade

50

PERSAMBUNGAN Sambungan pada beton semen ditujukan untuk:

Membatasi tegangan dan pengendalian retak yang disebabkan oleh shrinkage (penyusutan) Memudahkan pelaksanaan Mengakomodasi gerakan plat

Jenis sambungan : Sambungan memanjang Sambungan melintang Sambungan isolasi

Sambungan memanjang dengan batang pengikat (tie bars) Untuk mengendalikan terjadinya retak memanjang jarak antar sambungan 3 – 4 meter Harus dengan batang ulir mutu minimum BJTU 24 dan berdiameter 16 mm

51

Tulangan Pengikat berulir

Sambungan dibuat saat pelaksanaan

Tulangan Pengikat berulir

Pengecoran selebar jalur

Gambar Tipikal Sambungan Memanjang

Sambungan memanjang dengan batang pengikat (tiebar)- Gunanya untuk mengendalikan terjadinya retak memanjang- Jarak antara sambungan memanjang 3-4 m- Digunakan batang ulir dengan mutu minimum BJTU 24 dan berdiameter 16 mm

PUNDAMENTAL PERKERASAN BETON

Perkerasan beton dapat menanggung beban dari pejalan kaki hingga runway pesawat terbang 175 ton, dan dapat bertahan sampai 5,10,20 bahkan sampai 50 tahun.

Secara histori perkerasan dibagi menjadi dua jenis yaitu perkerasan lentur dan perkerasan kaku, yg dapat dipermudah dengan membedakan bagaimana perkerasan bereaksi terhadap beban dan lingkungannya.

Perkerasan aspal beton umumnya terdiri dari wearing surface yg tipis diatas base dan subbase cource.

Sedangkan perkerasan kaku dari beton bisa mempunyai base atau tidak diatas subgrade.

04/22/23 52

PERBEDAAN ANTARA PERKERASAN KAKU DGN LENTUR

Perbedaan yg esensi antara kedua jenis perkerasan ini adalah bagaimana distribusi beban disalurkan ke subgrade.

Perkerasan kaku karena mempunyai kekakuan dan stiffnes, akan mendistribusikan beban pada daerah yg relatif luas pada subgrade, beton sendiri bagian utama yg menanggung beban struktural.

Perkerasan lentur dibuat dgn material yg relatif kurang kaku, sehingga tidak menyebarkan beban sebaik pada beton, sehingga memerlukan tebal yang lebih besar untuk meneruskan beban ke subgrade.

04/22/23 53

PERBEDAAN ANTARA PERKERASAN KAKU DGN LENTUR

Faktor yg dipertimbangkan dalam disain perkerasan beton adalah kekuatan struktur beton, dengan alasan ini variasi kecil pada subgrade mempunyai pengaruh yg kecil pada kapasitas perkerasan menanggung beban.

Perbedaan lain bahwa perkerasan beton menyediakan kemungkinan berbagai tekstur, warna perkerasan, sehingga secara asitektur lebih baik.

04/22/23 54

04/22/23 55

PERBEDAAN PERKERASAN RIGID DENGAN FLEKSIBEL

Perbedaan lainnya 56

Perkerasan Kaku Perkerasan Lentur

1. Desain sederhana namun pada bagian

sambungan perlu perhitungan lebih teliti.

Kebanyakan digunakan hanya pada

jalan-jalan tinggi, serta pada perkerasan

lapangan terbang.

1. Perancangan sederhana dan dapat

digunakan untuk semua tingkat

volume lalu-lintas dan semua jenis

berdasarkan klasifikasi fungsi jalan

raya.

2. Rancangan Job Mix lebih mudah untuk

dikendalikan kualitasnya. Modulus

Elastisitas antara lapis permukaan dan

pondasi sangat berbeda.

2. Kendali kualitas untuk Job Mix agak

rumit karena harus diteliti baik di

laboratorium sebelum dihampar,

maupun hasil setelah dihampar di

lapangan.

3. Rongga udara didalam beton tidak dapat

mengurangi tegangan yang timbul akibat

perubahan volume beton. Pada

umumnya diperlukan sambungan untuk

mengurangi tegangan akibat perubahan

temperatur. Dapat lebih bertahan

terhadap kondisi yang lebih buruk.

3. Rongga udara dapat mengurangi

tegangan yang timbul akibat

perubahan volume campuran aspal.

Oleh karena itu tidak diperlukan

sambungan. Sulit untuk bertahan

terhadap kondisi drainase yang

buruk.

57

Perkerasan Kaku Perkerasan Lentur

4. Umur rencana dapat mencapai 15 –

40 tahun. Jika terjadi kerusakan

maka kerusakan tersebut cepat dan

dalam waktu singkat.

4. Umur rencana relatif pendek 5 – 10 tahun.

Kerusakan tidak merambat ke bagian

konstruksi yang lain, kecuali jika perkerasan

terendam air.

5. Indeks Pelayanan tetap baik hampir

selama umur rencana, terutama jika

transverse joints dikerjakan dan

dipelihara dengan baik.

5. Indeks Pelayanan yang terbaik hanya pada

saat selesai pelaksanaan konstruksi, setelah

itu berkurang seiring dengan waktu dan

frekuensi beban lalu-lintasnya.

6. Pada umumnya biaya awal

konstruksi tinggi.

6. Pada umumnya biaya awal konstruksi rendah,

terutama untuk jalan lokal dengan volume lalu-

lintas rendah. Tetapi biaya awal hampir sama

untuk jenis konstruksi jalan berkualitas tinggi

yaitu jalan dengan tingkat volume lalu-lintas

tinggi.

58

Perkerasan Kaku Perkerasan Lentur

7. Pelaksanaan relatif sederhana kecuali pada

sambungan-sambungan.

7. Pelaksanaan cukup rumit disebabkan kendali kualitas

harus diperhatikan pada sejumlah varian, termasuk

kendali terhadap temperatur.

8. Sangat penting untuk melaksanakan

pemeliharaan terhadap sambungan-sambungan

secara tetap.

8. Biaya pemeliharaan yang dikeluarkan, mencapai lebih

kurang dua kali lebih besar dari pada perkerasan kaku.

9. Agak sulit untuk menetapkan saat yang tepat

untuk melakukan pelapisan ulang. Apabila

lapisan permukaan akan dilapis ulang, maka

untuk mencegah terjadinya retak refleksi

biasanya dibuat tebal perkerasan > 10 cm

9. Pelapisan ulang dapat dilaksanakan pada semua tingkat

ketebalan perkerasan yang diperlukan lebih mudah

menentukan perkiraan saat pelapisan ulang harus

dilakukan.

10

.

Kekuatan konstruksi perkerasan kaku

ditentukan oleh kekuatan lapisan beton sendiri

(tanah dasar tidak begitu menentukan).

10. Kekuatan konstruksi perkerasan lentur ditentukan oleh

kemampuan penyebaran tegangan setiap lapisan dan

ditentukan oleh tebal setiap lapisan dan kekuatan tanah

dasar yang dipadatkan.

11

.

Yang dimaksud dengan tebal konstruksi

perkerasan kaku adalah tebal lapisan beton

tidak termasuk pondasi.

11. Yang dimaksud dengan tebal konstruksi perkerasan

lentur adalah tebal seluruh lapisan yang ada diatas tanah

dasar dipadatkan termasuk pondasi.

JENIS-JENIS PERKERASAN KAKU Jalan beton pertama dibuat tahun 1893 di Bellefontaine,

OH yg masih ada sampai sekarang. Dari pionir proyek tersebut saat ini berkembang menjadi

tiga jenis perkerasan kaku yaitu, Jointed Plain (JPCP), Jointed Reinforced (JRCP) dan Continuously Reinforced (CRCP).

Salah satu item yang membedakan setiap jenis adalah sistem jointing yg digunakan untuk mengendalikan perkembangan retaknya.

Retak pada perkerasan merupakan masalah yg komplek, hal ini penting mengetahui berbagai alasan serperti, beton menyusut, kontraksi dan mengembang serta melengkung akibat beban dan lingkungan yg dapat menghasilkan retak.

04/22/23 59

04/22/23 60

JPCP

04/22/23 61

JRCP

04/22/23 62

CRCP

04/22/23 63

64

KRITERIA DESAIN PERKERASAN

04/22/23

PRESTRESSED PRECAST RIGID PAVEMENT

04/22/23 65

PETUNJUK DAN PETIMBANGAN DISAIN PRECAST CONCRETE PAVEMENT

Berikut ini diberikan petunjuk identifikasi proyek yang sesuai untuk menggunakan sistem perkerasan beton precast.

Juga petunjuk penentuan aspek utama pada disain perkerasan beton precast (tebal plat, dowel dan tie bar, joint sealing, kerataan dan textur permukaannya).

Petunjuk ini sesuai untuk, sistem konvensional jointed concrete pav dan sistem precast prestressed concrete pavement.

04/22/23 66

PEMILIHAN PROYEK Pertimbangan adalah untuk mengurangi penutupan

jalur dan perlunya pelaksanaan yang cepat dan teknik perbaikan perkerasan beton semen.

Saat ini telah dikembangkan Precast Concrete Pavement System (PCPS) dengan menggunakan material High early strength (HES).

Dengan pengujian Heavy Vehicle Simulator di California menunjukan hasil baik, meskipun kinerja jangka panjangnya belum diketahui.

04/22/23 67

PEMILIHAN PROYEK Precast perkerasan beton ini dapat diterapkan untuk

seluruh atau sebagian khususnya perbaikan atau rekonstruksi perkerasan beton.

Keuntungan plat precast adalah :1. Kapasitas menanggung beban yang sangat tinggi;2. Keawetan beton yg baik, sehingga berumur panjang;3. Mengurangi potensi early age cracking;4. Menjamin bahwa lajur dapat dibuka untuk lalu lintas

secepatnya karena tidak menunggu sampai kekuatan beton tercapai;

5. Berpotensi mengurangi biaya delay user dan life cycle cost yang baik.04/22/23 68

Pertimbangan meliputi hal berikut

Perlunya pengendalian kualitas dan menjamin bahwa material grouting, patching dan metrial lainnya yang digunakan sebagai bagian dari pemasangan plat precast mempunyai kualitas yang sama dengan palt precastnya.

Kemungkinan bahwa permukaan individual plat tidak benar-benar pas satu dengan lainnya, sehingga perlu grinding atau aktifitas untuk memenuhi persyaratan kerataan.

04/22/23 69

Pertimbangan meliputi hal berikut Persiapan jenis base memerlukan prosedur khusus

dan/atau pertimbangan untuk pemasangan, drainase dan kestabilannya,

Perlu menjamin bahwa material yang digunakan untuk stabilisasi atau mendukung plat precast stabil dan tahan terhadap erosi.

04/22/23 70

Pertimbangan Ekomomi Pembangunan perkerasan beton precast mungkin

lebih tinggi initial cost dari pada pelaksanaan perkerasan konvensional atau beton kekuatan tinggi.

Hal ini perlu dipertimbangkan pengaruh waktu terhadap penutupan jalur, user delay cost dan life cycle cost, disamping memberikan pelaksanaan yang aman dan kemudahan pelaksanaan managemen lalu lintasnya.

04/22/23 71

Petunjuk DisainPembangunan Baru Perkerasan plat precast dapat direncanakan untuk

replikat (memperbaharui) existing perkerasan, untuk menambah umur disain, atau sebagai perkerasan baru, tergantung kebutuhan proyek khususnya.

Ketebalan plat dan keadaan disain perkerasan lainnya dapat dipilih untuk memenuhi kebutuhan suatu proyek.

04/22/23 72

Petunjuk DisainPembangunan Baru Untuk sistem perkerasan beton precast dengan joint,

ukuran plat (ump. tebal, lebar dan panjang plat) dapat dikembangkan menggunakan prosedur seperti pengecoran ditempat JPCP.

Untuk precast perkerasan beton dengan precast, compressive stress yang ada dalam beton akan dapat memperkecil tebal plat dari pada sistem konvensional.

04/22/23 73

Petunjuk DisainPembangunan Baru

Keadaan disain dan kekuatan baton untuk jenis perstreseed precast dapat diseimbangkan untuk mendapatkan disain yang sesuai dengan tebal existing perkerasan untuk penggunaan penggantian lajur atau penambahan tebalnya.

Hal berikut ini diperlukan pada pelaksanaan perkerasan baru plat precast antara lain, spek plat beton precast,sealing joint melintang, dan sealing memanjang.

04/22/23 74

Penambahan Lajur Bila menambah lajur plat precast pada existing

perkeran beton, permukaan akhir perkerasan precast harus sesuai dengan permukaan perkerasan yang disebelahnya.

Hal ini mungkin memerlukan penyesuaian (tambahan atau pembuangan) material subbase, plat precast dengan permukaan yang tidak rata perlu grinding setelah pemasangannya.

04/22/23 75

Penambahan Lajur Untuk penambahan lajur yang diikat, sambungan

melintang pada sistem precast harus sama dengan sambungan melintang pada existing perkerasan.

Bila penambahan tidak diikat dengan exsisting perkerasan, kesesuaian sambungan dan bentuknya menjadi kurang kritis.

04/22/23 76

Perbaikan Perkerasan Beton dan Overlay perkerasan beton

Untuk proyek kadang-kadang ada perbaikan full depth dengan plat precast, perkirakan kuantitas dan produksi untuk memilih dua atau tiga typical ukuran plat yang digunakan.

Sebagai contoh, apabila terutama perbaikan full depth yang diperuntukan menggunakan plat precast ukuran 2.0 m x 3,66 m, identifikasi ukuran yang digunakan pada rencana proyek , dan kuantitasnya.

04/22/23 77

Perbaikan Perkerasan Beton dan Overlay perkerasan beton Ukuran yang lebih besar atau perbaikan multipel per

plat dapat dicapai menggunakan gabungan dari ukuran plat yang diperbaiki atau penggantian panel seluruhnya.

Perbaikan full depth memerlukan grouting semen berkekuatan awal tinggi atau urethane polymer base material untuk stabilisasi plat, demikian juga material dowelnya.

04/22/23 78

Persyaratan Kerataan Persyaratan kerataan akhir berkaitan dengan

pembayaran untuk perkerasan beton precast harus digunakan kriteria seperti perkerasan beton konvensional.

Mungkin akan diperlukan diamon grinding untuk mencapai kerataan akhir yang disyaratkan.

04/22/23 79

Persyaratan Tektur dan Kekesatan Permukaan Persyaratan tektur dan kekesatan yang berkaitan

dengan pembayaran pada perkerasan beton precast harus memenuhi kriteria yang sama seperti untuk beton konvensional.

04/22/23 80

Keuntungan Kerugian Alternatif Material BetonMaterialPerkerasan

Keuntungan Kerugian

BetonKonvensionalCor ditempat

•Pengalaman banyak disain material, teknik pelaksanan•Umumnya tersedia spesifikasi•Peralatan penghampar yg efisien tersedia•Memberikan potensi umur panjang, dgn pemeliharaan yg rendah•Biaya dapat diperkirakan :-Kontraktor terbiasa dan kompetisi menghasilkan biaya rendah-Material yg awet juga mempunyai life cycle cost rendah

•Sulit dilaksanakan pada traffik tertentu.•Memerlukan waktu penghamparan dan perawatan yg dapat melebihi waktu yang tersedia untuk pelaksanaan.•Harus hati-hati untuk menghindari terbentuknya palt melenting akibat perbedaan temperatur.•Kondisi iklim (ump, panas tinggi, dingin, angin dll) yg mempengaruhi batas operasi pelaksanaan

04/22/23 81

Keuntungan Kerugian Alternatif Material Beton

MaterialPerkerasan

Keuntungan Kerugian

Beton yg memerlukan waktu curing 12-24 jam

•Material sudah tersedia.•Banyak kontraktor berpengalaman dgn material ini.•Meskipun relatif baru, spek yang tersedia umumnya ada.•Peralatan penghampar konvensioanal dapat digunakan.•Umumnya menawarkan potensi keawetan dan pemasangan tidak terlalu lama.•Biaya relatif stabil dan dapat diperkirakan.

•Beberapa material mudah terjadi retak (akibat temperatur tinggi sewaktu curing), mengakibatkan umur perkerasan manjadi pendek.•Campuran lebih sensitif, pada proses pencampuran dan curing, memrlukan penegndalian dan pengawasan yg teliti.•Biaya lebih tinggi dari beton konvensioanal, khususnya pelaksanaan dengan acuan tetap.

04/22/23 82

Keuntungan Kerugian Alternatif Material Beton

MaterialPerkerasan

Keuntungan Kerugian

Beton yg memerlukan waktu curing4 – 12 jam

•Kekauatan awal yang tinggi memungkinkan penngunaan oleh lalu lintas 4- 12 jam setelah pengecoran.•Menggunakan alat penghampar konvensional dan umumnya kontraktor sudah familier.

•Material dan spesifikasi yang sesuai belum tersedia.•Sulit membuat campuran yang dapat mencapai kekuatan dan kinerja jangka panjang yang diperlukan.•Pengalaman yang baik penggunaan material ini belum tersedia.•Waktu pengerasan sangat sensitif untuk campuran dan kondisi temperatur ruang dan sulit diperkirakan atau dikendalikan secara tepat.•Bila materail mengeras prematur sulit dikerjakan.

04/22/23 83

Keuntungan Kerugian Alternatif Material Beton

MaterialPerkerasan

Keuntungan Kerugian

Sistem Perkerasan Beton Precast

•Tidak diperlukan curing, trafik dapat langsung setelah pemasangan.•Plat dibuat dipabrik curing dikendalikan secara baik, berpotensi durabilitas tinggi dan umur yg panjang.•Curing yg terkendali dapat mengurangi retak awal.•Kepastian lalu lintas terbuka dengan cepat segera setelah pemasangan.•Tidak diperlukan pekerjaan finishing.

•Banyak kontraktor belum berpengalaman pemasangan plat ini.•Memerlukan peralatan khusus atau teknik penyiapan subgarde dan/atau pemasangan bedding material.•Umur material yg digunakan untuk mencapai joint load transfer sensitif terhadap persiapan dan prosdur pemasangannya.•Plat precast mempunyai ketebalan yang bervariasi (yg diizinnkan oleh toleransi spek) yg menghasilkan variasi pada permukaan perkerasan.

04/22/23 84

Keuntungan Kerugian Alternatif Material Beton

MaterialPerkerasan

Keuntungan Kerugian

Sistem Perkerasan Beton Precast

•Pemasangan plat tidak banyak dipengaruhi oleh cuaca, pelaksanaan dapat dilakukan pada cuaca panas, dingin atau hujan tanpa berpengaruh pada kinerja plat atau keawetannya.•Pengalaman menunjukkan precast yg pendek dapat dipasang dalam waktu 5 jam.•Pemasangan yg cepat mengurangi user delay cost.•Perkerasan yg berumur panjang dapat mengatasi biaya awal yg tinggi dan life cycle cost yg baik.

•Perlu menghilangkan variasi kerataan dengan diamon grinding.•Biaya awal precast lebih tinggi dari pada beton konvensional, meskipun diimbangi dengan user cost yg rendah dan umur perkerasan yg panjang.

04/22/23 85

Pemasangan Precast satu lajur

04/22/23 86

04/22/23 87

Kabel Prestress sedang dipasang

04/22/23 88

PERSIAPAN BASE

04/22/23 89

PEMASANGAN PLASTIKBOND BREAKING

04/22/23 90

PEMBERIAN EPOXY

04/22/23 91

PEMASANGAN PANEL

04/22/23 92

POST TENSIONING

04/22/23 93

POST TENSIONING

04/22/23 94

PENUTUPAN LOBANG TENDON

04/22/23 95

GROUTING BAWAH PLAT

04/22/23 96

PEMBUKAAN LALU LINTAS

04/22/23 97

istilah

04/22/23 98

LOBANG CENTRAL STRESSING

04/22/23 99

CENTRAL PANEL

04/22/23 100

10104/22/23