Post on 31-Dec-2015
SIKAP
AFIFAH HASANIASTRI ANDARINI AYU MAULIDIDINAVIDYA TIARA
G.W.Allport mengemukakan bahwa sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respons individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya.
Krench dan Crutchfield : yang sangat mendukung perspektif kognitif, mendefinisikan sikap sebagai “organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional, perceptual, dan kognitif”.
Pengertian Sikap
Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi berdasarkan pendapat - pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan mental yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh terhadap respons individu, organisasiyang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional, perceptual, dan kognitif.
Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.
Ciri-ciri Sikap
Ciri-ciri sikap menurut Gerungan (2004) dalam psikolog social adalah sebagai berikut :
a. Sikap tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari.b. Sikap berubah-ubah sesuai dengan keadaan.c. Dalam sikap selalu terjadi hubungan subyek-subyek,
tidak ada sikap tanpa obyek.d. Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah
terpenuhi. e. Sikap tidak hanya satu macam saja, melainkan sangat
bermacam-macam sesuai dengan banyak obyek yang dapat menjadi perhatian orang yang bersangkutan.
Definisi dan Konsep Tingkah laku
- Tingkah laku adalah sebuah tingkah laku yang seseorang itu lakukan dan katakan.
- Menurut Skinner tingkah laku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.teori Skinner disebutteori “S-O-R” ( Stimulus – Organisme – Respon). , perilakudibedakanmenjadidua :
a. Perilaku tertutup (convert behavior)
b. Perilaku terbuka (overt behavior)
Ciri-ciri tingkah laku:
a. Apa yang orang katakan dan lakukan (Actions)
b. Mempunyai satu atau lebih dimensi (Dimention) yang boleh diukur (Kekerapan, tempo masa, intensiti, latensi)
c. Boleh mengamati, dan direkam (Observable and Measurable)
d. Mempunyai efek kepada persekitaran- (hubungan antara tingkah laku dengan peristiwa dipersekitaran) dalam bentuk overt or covert.
Komponen Sikap1. Komponen Kognitif (komponen perseptual)
Komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubung dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap.
2. Komponen Afektif (komponen emosional) Komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap, berkaitan dengan nilai-nilai.
3. Komponen Konatif ( komponen perilaku) Komponen yang berhubungan dengan tendensi bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukan intensitas sikap, yaitu menunjukan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap
Fungsi Sikap
Fungsi penyesuaian diri Bahwa orang cenderung mengembangkan sikap yang akan membantu untuk mencapai tujuannya secara maksimal.Fungsi pertahanan diriBahwa sikap dapat melindungi seseorang dari keharusan untuk mengakui kenyataan tentang dirinya. Sikap melingdungi diri, menutupi kesalahan, agresi dsb, dalam rangka mempertahankan diri
Fungsi ekspresi nilai Bahwa sikap membantu ekspresi positif nilai-nilai dasar seseorang, memamerkan citra dirinya dan aktualisasi diri. Fungsi pengetahuan Sikap membantu memahami lingkungan (sebagai skema), Bahwa sikap membantu seseorang menetapkan standar evaluasi terhadap sesuatu hal.
SUMBER-SUMBER PEMBENTUKAN SIKAP
1. Faktor Sosialisasi
Pengalaman hidup memainkan peranan penting dalam membentuk dan mempengaruhi sikap individu. Hal ini dikeranakan segala pengalaman yang telah dilalui tersebut akan tersimpan di dalam memori atau ingatan mereka dan akan dimunculkan pada saat-saat tertentu. Pengalaman hidup ini biasanya berbeda antara satu individu dengan individu yang lain
2. Faktor Pengalaman Hidup
memainkan peranan penting dalam membentuk dan mempengaruhi sikap individu. Hal ini dikeranakan segala pengalaman yang telah dilalui tersebut akan tersimpan di dalam memori atau ingatan mereka dan akan dimunculkan pada saat-saat tertentu. Pengalaman hidup ini biasanya berbeda antara satu individu dengan individu yang lain. Kadang-kadang melalui pengalaman ini juga akan menyebabkan seseorang mempunyai keyakinan lebih terhadap sesuatu perkara.
3. Hasil Pengamatan yang Berpanjangan
Terdapat kajian-kajian yang menunjukkan bahwa penelitian dapat mengubah asumsi kita terhadap suatu masalah. Kajian tersebut menunjukkan bahwa hanya dengan pengamatan yang berpanjangan atau berulangkali terhadap sesuatu masalah baru sudah mencukupi untuk menjadikan masalah tersebut lebih disukai. Hal ini karena terdapat kaitan dan hubungan antara diri dan sikap dalam pembentukan tingkah laku seseorang.
Terbentuknya Sikap
Sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi dibentuk sepanjang perkembangan individu
Faktor internal:
1. Fisiologis2. Psikologis
Faktor Eksternal :1. Pengalama
n2. Situasi3. Norma-
norma4. Hambatan5. Pendorong
Sikap
Objek Sikap
Reaksi
Perubahan Sikap Spontan
• Memikirkan objek sikap secara mendalam cenderung akan membuat sikap menjadi lebih ekstrim.
• Menurut Tesser, me-review dan mengkaji keyakinan kita, dan tekanan konsistensi menyebabkan keyakinan kita cenderung menjadi konsisten.
• Hipotesis Tesser menyatakan bahwa memikirkan sesuatu isu akan melahirkan sikap yang lebih terpolarisasi karena pemikiran akan menyebabkan seseorang menghasilkan lebih banyak sikap yang konsisten.
• Implikasinya adalah bahwa pemikiran akan mempolarisasikan sikap hanya ketika orang memiliki skema tetntang suatu isu.
• Menguji implikasi ini, Chaiken dan Yates pada tahun 1985 meneliti dua kelompok orang: Sebagian sudah punya struktur pengetahuan yang konsisten tentang suatu isu (hukuman mati) dan sebagian tidak punya. Setiap orang menulis esai tentang isu ini atau tentang isu lain yang tak relevan (sensor). Hanya partisipan dengan tingkat konsistensi tinggi yang menulis esai tentang hukuman mati yang mengembangkan sikap lebih ekstrim terhadap isu itu.
Persistensi Perubahan
• Secara umum, memori detail argumen akan pudar dengan cepat dan kemudian pudar secara lambat. Akan tetapi, persistensi perubahan sikap tidak selalu bergantung pada retensi detail argument.
• Satu faktor panting apakan penerima komunikasi itu kemudian ingat pada petunjuk-petunjuk yang penting.
• Sleeper Effect adalah perubahan sikap yang tetundan yang tidak segera kelihatan setelah menerima komunikasi.
• Sleeper effect berlaku pula pada niat untuk membujuk.
Ketika Sikap Gagal Diubah: Resistensi Terhadap Persuasi
Faktor Menolak Persuasi
Reaktansi: Melindungi Kebebasan Pribadi Kita
Penghindaran Selektif
•Peringatan: Pengatahuan Awal akan Intense Persuasi
• Pertahanan Aktif terhadap Sikap Kita yang Sudah Ada: Penyanggahan pandangan yang berlawanan.
Bias Asimilasi dan Polarisasi Sikap
HUBUNGAN ANTARA SIKAP, MINAT DAN PERILAKU MANUSIA
• Sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan dan berdampak sebagai berikut:
1) Perilaku tidak hanya ditentukan oleh sikap umum tapi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu.
2) Perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh sikap tetapi juga oleh norma-norma subjektif yaitu keyakinan kita mengenai apa yang kita perbuat sesuai dengan aturan yang berlaku dimasyarakat.
3) Sikap terhadap suatu perilaku bersama norma-norma subjektif membentuk suatu intensi atau niat untuk berperilaku tertentu.
Sikap yang spesifik dapat mempengaruhi perilaku adalah sikap sosial yang dilakukan dengan cara
berulang-ulang pada kegiatan yang sama Disebut:
kebiasaan
motif merupakan dorongan
keinginan dan hasrat yang berasal dari dalam diri
nilai-nilai merupakan norma-norma subjektif sedangkan kekuatan pendorong dan kekuatan penahan adalah berupa nasihat atau
penyuluhan dan informasi
PENGUKURAN SIKAP
LANGSUNG TIDAK LANGSUNG
Skala THURSTONE
Skala LIKERT
Skala GUTTMAN
LANGSUNG
pengukuran secara langsung dimana individu secara langsung diminta pendapatnya terhadap suatu hal atau fenomena sosial yang dihadapkan pada dirinya.
Biasanya masalah yang dihadapi pada teknik pengukuran ini adalah apakah individu menjawab pertanyaan dengan jujur.
CONTOH : Wawancara
Tidak Langsung
Untuk mengetahui bagaimana sikap seseorang terhadap keadaan sekitarnya.
Pengukuran dapat menggunakan alat-alat tes, baik yang proyektif maupun non proyektif. Misal dengan tes : Rorschahch, TAT
Biasanya tes ini berupa beberapa item yang disusun secara sistematis, selektif, dan dengan kriteria tertentu.
Skala THURSTONE
Teknik ini disusun oleh Thrustone didasarkan pada asumsi-asumsi yaitu ukuran sikap seseorang itu dapat digambarkan dengan interval skala sama.
Dalam skala Thrustone, digunakan pernyataan-pernyataan yang disusun sedemikian rupa hingga merupakan rentangan dari yang favorable sampai yang paling unfavorable.
Pernyataan-pernyataan itu, disampaikan kepada subjek dalam suatu formulir (form).
setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut, kunci skor menghasilkan nilai yang berjarak sama.
Petunjuk : Pilihlah 5(lima) buah pernyataan yang paling sesuai dengan sikap anda terhadap pelajaran matematika, dengan cara membubuhkan tanda cek (v) di depan nomor pernyataan di dalam tanda kurung.
( ) 1. Saya senang belajar matematika
( ) 2. Matematika adalah segalanya buat saya
( ) 3. Jika ada pelajaran kosong, saya lebih suka belajar matematika
( ) 4. Belajar matematika menumbuhkan sikap kritis dan kreatif
( ) 5. Saya merasa pasrah terhadap ketidak-berhasilan saya dalam matematika
( ) 6. Penguasaan matematika akan sangat membantu dalam mempelajari bidang studi lain
( ) 7. Saya selalu ingin meningkatkan pengetahuan & kemampuan saya dalam matematika
( ) 8. Pelajaran matematika sangat menjemukan
( ) 9. Saya merasa terasing jika ada teman membicarakan matematika
Skala LIKERT
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, serta persepsi seseorang tentang suatu fenomena sosial.
Jawaban setiap item yang menggunakan Skala Likert mempunyai variasi dari sangat positif sampai sangat negatif
Skala Likert biasanya untuk mengukur kesetujuan dan ketidaksetujuan seseorang terhadap sesuatu objek.
A. PERTANYAAN POSITIF (+)
Skor 1. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)Skor 2. Tidak (setuju/baik/) atau kurangSkor 3. Netral / CukupSkor 4. (Setuju/Baik/suka)Skor 5. Sangat (setuju/Baik/Suka)
B. PERTANYAAN NEGATIF (-)
Skor 1. Sangat (setuju/Baik/Suka)Skor 2. (Setuju/Baik/suka)Skor 3. Netral / CukupSkor 4. Tidak (setuju/baik/) atau kurangSkor 5. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)
Skala GUTTMAN
Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang di tanyakan.
Skala Guttman lebih mudah digunakan dibandingkan dengan skala Likert dan skala Thrustone.
Skala pengukuran dengan ini, jawaban yang diberikan responden bersifat tegas, yaitu ya atau tidak, benar atau salah, pernah.