kelompok 9 materi

download kelompok 9 materi

of 34

description

Ekonomi mikro.

Transcript of kelompok 9 materi

BAB IPENDAHULUAN1.1Latar BelakangAda beberapa keuntungan dalam perdagangan internasional terbuka : perdagangan memungkinkan orang-orang untuk menghasilkan produk terbaik mereka dan mengonsumsi beragam barang dan jasa yang di hasilkan di seluruh dunia. Perdagangan internasional dapat meningkatkan standar hidup di semua negara dengan memampukan dilakukannya spesialisasi dalam produksi barang dan jasa tertentu yang keunggulan komparatif untuk memproduksinya dimiliki oleh negara-negara tersebut. Beberapa masalah ekonomi makro baru muncul dalam perekonomian terbuka perekonomian yang berinteraksi secara bebas dengan perekonomian negara lain.Oleh karena itu, pada bab ini akan di bahas tentang mengkaji variabel ekonomi makro penting yang menggambarkan interaksi perekonomian terbuka di pasar dunia. Di bab ini mungkin telah mengetahui variabel-variabel ini yaitu, ekspor, impor, neraca perdagangan, dan nilai tukar.1.2Rumusan Masalah1.2.1Bagaimana kajian variabel ekonomi makro yang menggambarkan interaksi perekonomian terbuka di pasar dunia?1.3Tujuan 1.3.1 Untuk mengetahui kajian variabel ekonomi makro yang menggambarkan interaksi perekonomian terbuka di pasar dunia.

BAB IIPEMBAHASAN2.1ARUS BARANG DAN MODAL INTERNASIONALSebuah perekonomian terbuka berinteraksi dengan perekonomian lain dengan dua cara, yaitu : membeli dan menjual barang dan jasa di pasar produk dunia, serta membeli dan menjual aset modal, seperti saham dan surat obligasi di pasar uang dunia. 2.1.1 Arus Barang : Ekspor, Impor, dan Ekspor Neto Ekspor adalah barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan dijual ke luar negeri, dan impor adalah barang dan jasa yang diproduksi di luar negeri dan di jual di dalam negeri. Ketika Honda, produsen mobil Jepang, membuat mobil Jepang, membuat mobil dan menjualnya kepada warga Korea, penjualannya disebut dengan impor bagi Korea Selatan dan ekspor bagi Jepang. Ekspor neto adalah nilai ekspor sebuah negara dikurangi dengan nilai impornya disebut juga sebagai neraca perdagangan. Penjualan Hyundai meningkatkan ekspor neto Korea Selatan, sedangkan penjualan Honda mengurangi ekspor neto Korea Selatan. Neraca perdagangan adalah nilai ekspor sebuah negara dikurangi dengan nilai impornya, disebut juga sebagai ekspor neto. Surplus perdagangan adalah kelebihan ekspor daripada impor. Jika ekspor neto bernilai negatif, ekspor lebih kecil dibandingkan dengan impor yang mengindikasikan bahwa negara tersebut lebih sedikit menjual barang dan jasa ke luar negeri dibandingkan dengan membeli barang dan jasa dari negara lain. Perdagangan seimbang adalah situasi di mana ekspor sama dengan impor.ada faktor yang mungkin mempengaruhi ekspor, impor, dan ekspor neto suatu negara. Faktor-faktor tersebut adalah :1. Selera konsumen untuk barang-barang produksi dalam dan luar negeri.2. Harga barang di dalam negeri dan luar negeri.3. Nilai tukar di mana orang-orang dapat menggunakan mata uang domestik untuk membeli mata uang asing.4. Pendapatan konsumen di dalam dan luar negeri5. Biaya transportasi barang dari suatu negara ke negara lain.6. Kebijakan pemerintahan terhadap perdagangan internasional.Karena variabel-variabel ini berubah seiring dengan berjalannya waktu, jumlah perdagangan internasional juga berubah-ubah.2.1.2 Studi Kasus : Meningkatnya Keterbukaan Negara-Negara AsiaMungkin perubahan paling dramatis di Asia selama empat setengah dekade adalah meningkatnya perdagangan dan keuangan internasional. Perubahan ini ditunjukkan dalam tabel 1, yang memperlihatkan nilai total barang yang diekspor ke negara lain dan diimpor dari negara lain dalam persen Produk Domestik Bruto. Pada tahun 1960-an, nilai ekspor dan impor rata-rata 60 persen dari PDB. Peningkatan perdagangan internasional ini sebagaian diakibatkan oleh kemajuan dalam bidang transportasi, pada tahun 1950, kapal barang bisa dapat membawa kurang dari 100.000 ton. Jet jarak jauh diperkenalkan pada tahun 1958.karena perkembangan ini, barang-barang yang sebelumnya harus diproduksi secara lokal, sekarang dapat diperdagangkan di seluruh dunia. Buah-buahan dan sayuran, misalnya di tanam di Australia dapat dijual ke negara-negara asia, seperti Singapura dan Hongkong. Buah-buahan dan sayuran segar yang hanya dapat tumbuh pada iklim lain yang sekarang dapat dikonsumsi sepanjang tahun karena dapat dikapalkan ke negara-negara Asia dari negara lain. Peningkatan perdagangan internasional juga telah dipengaruhi oleh kemajuan telekomunikasi yang memungkinkan bisnis mencapai pelanggan luar negeri dengan lebih mudah, sebagai contoh, tabel telepon transatlantim pertama diperkenalkan pada tahun 1956. Pada tahun 1966, teknologi tersebut hanya memungkinkan 138 perkiraan secara bersamaan antaraAmerika Utara dan Eropa. Saat ini satelit komunikasi memungkinkan 1 juta pembicaraan yang dapat terjadi secara bersamaan. Kemajuan teknologi juga mendorong peninghkatan perdagangan internasional dengan mengubah jenis barang yang diproduksi oleh suatu negara. Ketika bahan baku dalam jumlah besar dan barang yang mudah rusak merupakan output terbesar di dunia, transportasi barang sering kali memakan biaya dan terkadang tidak mungkin dilakukan. Sebaliknya, barang-barang yang diproduksi dengan teknologi modern bobotnya ringan dan mudah dikirim. Barang-barang elektronik, misalnya memiliki berat yang ringan dibandingkan dengan nilai moneternya sehingga mudah diproduksi di suatu negara dan di jual di negara lain.

Kebijakan perdagangan pemerintah juga menjadi faktor peningkatan perdagangan internasional. Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, para ekonom telah yakin bahwa dunia telah mulai menerima hal ini. Kesepakatan internasional, seperti Southeast Asian Nations (ASEAN), Free Trade Area (AFTA), dan the Asia-Pacific Economic Coorperation (APEC), tel;ah menurunkan tarif, kuota impor, dan batasan perdagangan lainnya. Pola peningkatan perdagangan yang ditunjukkan dalam Tabel 1 adalah sebuah fenomena yang didukung oleh kebanyakan ekonom dan pembuat kebijakan.2.1.3 Aliran Sumber Daya Keuangan : Arus Keluar Modal NetoIstilah arus kas modal neto (net capital outflow) merujuk pada pembelian aset luar negeri oleh warga domestik dikurangi dengan pembelian aset domestik oleh warga asing. Ketika seorang warga Singapura membeli saham di perusahaan telekomunikasi Hong Kong, pe,belian tersebut meningkatkan arus kas modal neto Singapura. Sementara itu, ketika seseorang warga negara Filipina membeli surat obligasi yang dikeluarkan pemerintah Singapura, pembelian tersebut mengurangi arus kas modal neto singapura. Di sini akan membahas variabel yang lebih penting yang mempengaruhi arus kas keluar modal neto,yaitu:1. Suku bunga riil dibayarkan atas aset luar negeri.2. Suku bunga riil yang dibayarkan atas aset domestik.3. Risiko ekonomi dan politik dalam memegang aset luar negeri4. Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi kepemilikan aset domestik oleh investor asing.Sebagai contoh, seorang warga Singapura sedang mempertimbangkan untuk membeli surat obligasi pemerintah Thailand atau Singapura. Untuk mengambil keputusan ini, investor Singapura membandingkan suku bunga riil yang ditawarkan oleh kedua surat obligasi ini. Semakin tinggi suku bunga riil surat obligasi tersebut semakin menarik obligasi tersebut bagi investor. Namun, ketika membuat perbandingan ini, investor Singapura juga harus mempertimbangkan risiko utang yang mungkin dihindari oleh pemerintah, serta batasan-batasan yang dibebankan oleh pemerintah Thailand saat ini atau pada masa mendatang kepada investor asing di Thailand.2.1.4 Persamaan Ekspor Neto dan Arus Keluar Modal NetoEkspor neto dan arus keluar modal neto mengukur ketidakseimbangan antara jumlah aset asing yang dibeli oleh warga domestik dan jumlah aset domestik yang dibeli oleh asing. Fakta yang menyatakan bahwa untuk sebuah perekonomian sebagai satu keseluruhan, ketidakseimbangan ini harus menyeimbangi satu sama lain, yakni arus kas keluar modal neto (NCO) selalu sama dengan ekspor neto (NX) :NCO = NXPersamaan ini muncul karena setiap transaksi yang mempengaruhi salah satu sisi persamaan ini juga memengaruhi sisi lain dengan jumlah yang sama. Persamaan ini adalah sebuah identitas sebuah persamaan yang harus muncul karena cara variabel ditentukan dan diukur dalam persamaan tersebut.Untuk memahami mengapa identitas akuntansi itu benar, di sini ada contoh sebuah perusahaan minyak indonesia menjual bahan bakar jet kepada perusahaan penerbangan jepang. Dalam penjualan ini, perusahaan indonesia memberikan yen kepada perusahaan indonesia. Ada dua hal yang muncul secara bersamaan. Indonesia telah menjual beberapa output kepada perusahaan asing, dan penjualan ini meningkatkan ekspor neto indonesia. Selain itu, indonesia telah memperoleh beberapa aset asing (yen) dan ini meningkatkan arus kas keluar modal neto Indonesia. Walaupun perusahaan indonesia kemungkinan tidak akan mempertahankan yen yang diperolehnya dari penjualan tersebut, setiap transaksi selanjutnya akan mempertahankan persamaan ekspor neto dan arus kas keluar modal neto. Misalnya, perusahaan indonesia tersebut akan menukarkan yen ke rupiah untuk membeli saham di Sony Corporation, produsen barang elektronik jepang. Dalam contoh ini, ekspor neto bahan bakar indonesia sama dengan arus keluar modal neto untuk saham Sony. Dengan demikian, NX dan NCO naik dengan jumlah yang sama. Persamaan ekspor neto dan arus kas keluar modal neto terjadi karena setiap transaksi internasional merupakan pertukaran. ketika negara penjual mentransfer barang atau jasa kepada negara pembeli, negara pembeli memberikan aset untuk membayar barang atau jasa ini. Nilai aset tersebut sama dengan nilai barang atau jasa yang dijual. Ketika kita menambahkan semuanya, nilai neto barang dan jasa yang dijual oleh suatu negara (NX) harus sama dengan nilai neto aset yang diperoleh (NCO). Arus barang dan jasa internasional dan arus modal internasional ibarat dua sisi sebuah koin.2.1.5 Tabungan, Investasi, dan Hubungannya dengan Arus Internasional Tabungan dan investasi suatu negara sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjangnya. Variabel-variabel ini terkait dengan arus barang dan modal internasional seperti yang diukur oleh ekspor neto dan arus kas keluar modal neto. Istilah ekspor neto dibahas dalam komponen Produk domestik bruto (PDB). Produk domestik bruto suatu negara (Y) terbagi dalam empat komponen : konsumsi (C), investasi (I), belanja pemerintah (G), dan ekspor neto (NX). Rumusnya adalah sebagai berikut :Y= C+I+G+NXTotal pengeluaran terhadap output barang dan jasa negara ini adalah pengeluaran total terhadap konsumsi, investasi, belanja pemerintah, dan ekspor neto. Karena setiap unit pengeluaran ditempatkan ke dalam salah satu komponen ini, persamaan ini adalah identitas akuntansi. Tabungan nasional adalah pendapatan negara yang tersisa setelah membayar konsumsi dan pembelian pemerintah. Tabungan (S) nasional sama dengan Y-C-G. Jika kita menyusun ulang persamaan tersebut untuk menggambarkan fakta ini, kita akan memperoleh:Y-C-G= I+NXS= I + NXKarena ekspor neto (NX) juga sama dengan arus keluar modal neto (NCO), kita dapat menuliskan persamaannya sebagai berikut :S= I + NCOTabungan = investasi domestik + arus keluar modal netoPersamaan ini menunjukkan bahwa tabungan suatu negara harus sama dengan investasi domestiknya ditambah dengan arus kas keluar modal netonya. Dengan kata lain, ketika warga negara domestik menyimpan pendapatannya untuk masa depan, pendapatan tersebut dapat digunakan untuk membiayai akumulasi modal domestik atau dapat digunakan untuk membiayai pembelian modaal asing.Ketika kita menganalisis peran sistem keuangan, kita mempertimbangkan identitas ini untuk kasus khusus perekonomian tertutup. Dalam perekonomian tertutup, arus kas keluar modal neto adalah nol (NCO=0) sehingga tabungan sama dengan investasi (S=I). Sebnaliknya, perekonomian terbuka memiliki dua penggunaan tabungannya : investasi domestik dan arus keluar modal neto. Sebagai contoh, keluarga Wong memutuskan untuk menyimpan sebagian pendapatannya untuk pensiun. Keputusan ini memberi kontribusi bagi tabungan nasional, sisi kiri persamaan tersebut. Jika keluarga Wong menyimpan tabungannya dalam dana matual, dana matual mungkin akan menggunakan sebagaian tabungan tersebut untuk membuka toko di distrik pusat Hong Kong. Selain itu, dana matual tersebut mungkin menggunakan sebagian dari tabungan Wong untuk membeli saham yang diterbitkan oleh Toyota yang menggunakan uang tersebut untuk membangun pabrik di Osaka. Transaksi ini muncul di sisi kanan persamaan. Dari sudut pandang akuntansi Hong Kong, pengeluiaran Wing On untuk membuka toko adalah investasi domestim, sedangkan pembelian saham toyota oleh warga Hong Kong adalah arus keluar dana neto. Dengan demikian, semua tabungan di Hong Kong muncul sebagai investasi di Hong Kong atau arus keluar modal neto Hong Kong.RingkasanTabel 2 merangkum banyak gagasan yang sampai sejauh ini telah disajikan. Tabel tersebut menggambarkan tiga kemungkinan bagi perekonomian terbuka : sebuah negara dengan defisit perdagangan, sebuah negara dengan perdagangan yang seimbang, dan sebuah negara dengan surplus perdagangan. Surplus perdagangan berarti nilai ekspor melampaui nilai impor. Karena ekspor neto adalah ekspor dikurangi dengan impor, ekspor neto (NX) lebih besar dari nol. Hasilnya, pendapatan (Y-C+I+G+NX) harus lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran domestik (C+I+G). Namun jika Y lebih besar dari C+I+G, maka Y-C-G harus lebih besar dari I. Oleh karena itu, tabungan (S= Y-C-G) harus melampaui investasi. Karena negara tersebut memiliki tabungan lebih besar dibandingkan dengan investasi, ia harus mengirimkan sebagian tabungannya ke luar negeri. Dengan demikian, arus keluar modal neto harus lebih besar dari nol.Karena ekspor neto adalah ekspor dikurangi impor, ekspor neto (NX) bernilai negatif. Dengan demikian, pendapatan (Y=C+I+G+NX) harus kurang dari pengeluaran domestik (C+I+G) namun, jika Y lebih kecil dari C+I+G maka Y-C-G harus lebih kecil dari I. Oleh karena itu, tabungan harus lebih kecil dari investasi. Suatu negara memiliki perdagangan seimbang berada diantara kedua contoh tersebut. Ekspor sama dengan impor sehingga ekspor neto adalah nol. Pendapatan sama dengan pengeluaran domestik, dan tabungan sama dengan investasi. Arus keluar modal neto sama dengan nol.

2.1.6 Studi Kasus

Apakah Surplus Perdagangan Singapura menjadi Masalah?Menjadi rahasia umum bahwa dua dekade lalu di wilayah asia, singapura telah menjadi investor utama dalam pasar uang regional dan global. Singapura dapat melakukan ini karena ketersediaan dana yang diperoleh melalui surplus perdagangan yang kuat dan besar. Mengapa singapura melakukan hal ini dan haruskah singapura khawatir? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita lihat apa yang ditunjukkan oleh identitas akuntansi ekonomi makro mengenai ekonomi singapura. Panel (a) Figur 1 menunjukkan tabungan nasional dan investasi domestik sebagai persentase PDB sejak tahun 1960. Panel (b) menunjukkan arus keluar neto (yakni ekspor neto) sebagai persentase PDB perhatikan bahwa, seperti yang diharuskan oleh identitas, arus keluar modal neto selalu sama dengan tabungan nasional dikurangi investasi domestik. Angka tersebut menunjukkan perubahan dramatis di mulai pada pertengahan 1980-an. Sebelum 1986, tabungan nasional lebih kecil dari investasi domestik, begitu pula dengan arus keluar modal neto yang bernilai negatif. Namun, dari 1986 hingga seterusnya, tabungan melampaui investasi untuk pertama kalinya dan ekspor neto bernilai positif. Pada dasarnya, singapura memberikan pinjaman kepada negara lain ketika arus keluar modal neto menjadi besar dan bernilai positif.

Defisit perdagangan terjadi sebelum pertengahan tahun 1980-an. Walaupun investasi melampaui tabungan selama periode ini, seperti yang ditunjukkan pada figur 1, tabungan dan investasi sama-sama tinggi dan meningkat. Investasi meningkat karena singapura mengalami pertumbuhan ekonomi dan industralisasi yang pesat ketika negara tersebut beralih dari pelabuhan dagang di selat malaka menjadi negara produsen jasa berpendapatan tinggi saat ini. Angka tabungan sangat tinggi karena Central Provident Fund (CPF) dana pensiun wajib diwariskan dari masa penjajahan Inggris, yang harus dikontribusikan oleh karyawan dan pemilik perusahaan, dan karena pasca kemerdekaan tahun 1965 pemerintah singapura memutuskan untuk menghindari defisit anggaran. Oleh karena itu, tidak seperti negara berkembang lainnya, singapura tidak menimbun persediaan utang luar negeri jangka pendeknya untuk membiayai pembangunan dan defisit perdagangan, yang mungkin akan menimbulkan masalah pembayaran, dan ia tidak mengalami defisit anggaran yang besar atau menghamburkan dana yang dipinjam untuk konsumsi atau untuk proyek investasi negara yang tidak efisien. Sepertinya, singapura bergantung pada investasi asing yang produktif yang berorientasi pada ekspor untuk menyediakan sumber daya tambahan yang diperlukan guna mengisi kekosongan antara tabungan dan investasi domestik. Oleh karena itu, arus keluar modal neto dan defisit perdagangan bukanlah masalah bagi singapura.Surplus perdagangan yang dicapai oleh singapura sejak tahun 1986, karena tabungan domestik lebih besar dibandingkan dengan investasinya, Singapura memiliki surplus perdagangan dan arus keluar modal neto yang bernilai positif. Dengan kata lain, tabungan domestik lebih dari cukup untuk membiayai investasi domestik, dan hal ini membuat negara tersebut mampu memberikan pinjaman ke luar negeri untuk memperoleh pendapatan yang dapat dipulangkan kembali ke singapura pada masa mendatang ketika investasi tersebut jatuh tempo. Investasi domestik menurun sebagai rasio PDB sejak pertengahan tahun 1980-an, sedangkan rasio tabungan terus meningkat. Penurunan investasi mungkin menjadi gejala permasalahan dalam situasi lain, namun bagi Singapura, penurunan rasio investasi tidak dapat dihindari ketika perekonomian berkembang dan kebutuhan terhadap investasi dalam jasa berkualitas tinggi dan pertumbuhan produktivitas lebih besar. Kestabilan rasio tabungan yang tinggi, yang sebagian besar didorong oleh tabungan wajib melalui CPF dan terkadang surplus anggaran yang cukup besar, lebih kontroversial.Permasalahan tersebut bukanlah masalah manajemen ekonomi makro karena perekonomian Singapura memiliki catatan yang sangat baik dalam hal inflasi yang rendah, tingkat pengangguran yang rendah, serta tidak adanya masalah pembayaran, namun apakah rasio tabungan terlalu tinggi dan pemerintah terlalu ikut campur dalam investasi tabungan ini di dalam dan di luar negeri. Ada biaya kesempatan dalam tabungan yang tinggi dan surplus anggaran dan surplus perdagangan, karena dapat digunakan untuk konsumsi pribadi dan belanja pemerintah. Terlebih lagi jika warga singapura mampu menginvestasikan tabungan mereka di dalam dan di luar negeri, bukannya bergantung pada CPF dan badan investasi pemerintah, hal tersebut mungkin akan lebih efisien dan menghasilkan lebih banyak pendapatan dalam jangka panjang. Seperti halnya individu yang dapat berutang dengan cara yang bijaksana atau boros, begitu juga dengan negara. Defisit perdagangan singapura sebelum 1986 bukanlah sebuah masalah, namun terkadang hal tersebut dapat menjadi gejala permasalahan jika proyek investasi gagal menghasilkan pendapatan yang diharapkan dan utang ke negara asing menumpuk dari waktu ke waktu tidak selalu menjadi keuntungan jika dibelanjakan untuk konsumsi dan belanja pemerintah yang diperlukan, dan tabungan tidak selalu diinvestasikan dengan efisien.

2.2HARGA UNTUK TRANSAKSI INTERNASIONAL: NILAI TUKAR RIIL DAN NOMINALHarga internasional mengoordinasikan keputusan konsumen dan produsen ketika mereka berinteraksi di pasar dunia. Di sini kita membahas dua harga internasional yang paling penting, yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil.2.2.1 Nilai Tukar NominalNilai Tukar Nominal (nominal exchange rate) adalah nilai yang digunakan seseorang saat menukar mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain.sebagai contoh, jika Anda pergi ke bank Singapura, Anda akan melihat nilai tukar 25 Baht Thailand untuk satu dolar Singapura. Jika Anda memberikan satu dolar Singapura kepada bank tersebut, ia akan memberikan 25 baht Thailand; dan jika Anda memberikan 25 baht Thailand, ia akan memberikan satu dolar Singapura.Nilai tukar selalu dapat ditunjukkan dalam dua cara. Jika nilai tukar 25 baht per satu dolar Singapura maka dapat disebut 1/25 (=0,04) dolar Singapura per baht atau dapat disebut 25 baht per dolar Singapura. Dalam paper ini kita menujukkan nilai tukar nominal sebagai unit mata uang asing per mata uang lokal (25 baht per dolar Singapura). Jika nilai tukar berubah sehingga dolar Singapura dapat membeli mata uang asing lebih banyak, perubahan tersebut disebut dengan apresiasi (appreciation) dolar Singapura. Jika nilai tukar berubah sehingga satu dolar Singapura membeli mata uang asing lebih sedikit, perubahan itu disebut dengan depresiasi (depreciation) dolar Singapura. Misalnya, ketika nilai tukar naik dari 25 ke 35 baht Thailand per dolar Singapura, dolar Singapura dikatakan terapresiasi. Demikian pula, karena baht Thailand membeli lebih sedikit dolar Singapura maka baht dikatakan terdepresiasi. Ketika nilai tukar jatuh dari 25 ke 20 baht Thailand per dolar Singapura, dolar Singapura terdepresiasi dan baht terapresiasiKetika mata uang terapresiasi, mata uang tersebut dikatakan menguat karena dapat membeli mata uang asing lebih banyak. Begitu pula ketika suatu mata uang terdepresiasi, ia dikatakan melemah.2.2.2 Nilai Tukar RiilNilai tukar riil (riil exchange rate) adalahn nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan barang dan jasa dari suatu negara dengan barang dan jasa dari negara lain. Sebagai contoh, Anda belanja dan mengetahui bahwa satu kilogram keju Australia dua kali lebih mahal dibandingkan satu kilogram keju Prancis. Oleh karena itu, kita akan mengatakan bahwa nilai tukar riilnya adalah setengah kilogram keju Australia untuk satu kilogram keju Prancis. Perhatikan bahwa seperti halnya nilai tukar nominal, kita menyatakan nilai tukar riil sebagai unit barang luar negeri per unit barang domestik.Nilai tukar riil dan nilai tukar nominal berkaitan erat. Untuk mengetahui hal tersebut, perhatikan contoh berikut. Misalkan satu kilogram beras Thailand dijual seharga 100 baht, sedangkan satu kilogram beras Jepang dijual seharga 1.500 yen. Berapa nilai tukar riil antara beras Thailand dan beras Jepang? Pertama-tama kita harus menggunakan nilai tukar nominal untuk mengubah harga ke mata uang biasa. Jika nilai tukar nominalnya adalah 3 yen per baht maka harga beras Thailand seharga 100 baht per kilogram sama dengan 300 yen per kilogram. Beras Thailand seperlima lebih mahal dibandingkan dengan beras Jepang. Nilai tukar riilnya adalah 1/5 kilogram beras Jepang per kilogram beras Thailand atau bisa dikatakan beras Jepang lima kali lebih mahal dibandingkan beras Thailand.Kita dapat merumuskan perhitungan nilai tukar tersbut sebagai berikut:Nilai tukar riil = Dengan menggunakan angka dalam contoh, rumus tersebut berlaku sebagai berikut.Nilai tukar riil= = = kilogram beras Jepang per kilogram beras ThailandDengan demikian, nilai tukar riil bergantung pada nilai tukar nominal dan pada harga barang di dua negara yang diukur dalam mata uang lokal. Nilai tukar riil menjadi penting karena nilai tukar riil adalah determinan kunci dari seberapa banyak ekspor dan impor suatu negara. Ketika supermarket lokal memutuskan untuk membeli beras Thailand atau beras Jepang, misalnya, ia akan menanyakan beras mana yang lebih murah. Nilai tukar riil juga memberikan jawabannya. Contoh lainnya adalah, misalkan Anda adalah warga Filipina yang memutuskan untuk berlibur di ibukota Filipina, Manila, atau ibu kota Indonesia, Jakarta. Anda mungkin bertanya kepada agen perjalanan Anda mengenai harga kamar hotel di Manila (diukur dalam peso). Jika Anda memutuskan kemana akan berlibur dengan membandingkan biaya, Anda mengambilkan keputusan berdasarkan nilai tukar riil.Ketika mempelajari perekonomian secara keseluruhan, ekonomi makro berfokus pada harga keseluruhan daripada harga masing-masing barang. Artinya, untuk mengukur nilai tukar riil, mereka menggunakan indeks harga, seperti indeks harga konsumen, yang mengukur harga barang dan jasa. Dengan menggunakan indeks harga untuk barang domestik (P), indeks harga untuk barang luar negeri (P*), dan nilai tukar nominal antara mata uang domestik dan mata uang luar negeri (e), kita dapat menghitung nilai tukar riil keseluruhan antara dalam negeri dan negara lain sebagai berikut.Nilai tukar riil = (e x P ) / P*Nilai tukar riil ini mengukur harga barang dan jasa yang tersedia di dalam negeri terkait dengan barang dan jasa yang tersedia di negara lain. Depresiasi (penurunan) nilai tukar riil domestik berarti bahwa barang-barang domestik menjadi lebih murah dibandingkan dengan barang-barang negara asing. Perubahan ini mendorong konsumen dalam negeri dan luar negeri untuk membeli lebih banyak barang domestik dan membeli lebih sedikit barang dari negara lain. Hasilnya, ekspor meningkat dan impor menurun, dan perubahan ini meningkatkan ekspor neto negara. Sebaliknya, apresiasi (peningkatan) nilai tukar riil domestik berarti bahwa barang domestik menjadi lebih mahal dibandingkan dengan barang luar negeri sehingga ekspor neto menurun.

2.3TEORI PERTAMA PENENTUAN NILAI TUKAR: PARITAS DAYA BELINilai tukar bervariasi dari waktu ke waktu. Pada 1970, satu dolar AS dapat membeli 3,65 mark Jerman atau 627 lira Italia. Pada 1987, ketika Jerman dan Italia siap mengadopsi euro sebagai mata uang mereka, satu dolar AS dapat membeli 1,76 mark Jerman dan 1.737 lira Italia. Dengan kata lain, selama periode ini nilai dolar jatuh lebih dari setengahnya dibandingkan dengan mark, dan meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan lira.Di sini, kami akan menjelaskan teori nilai tukar yang paling sederhana yang disebut dengan paritas daya beli (purchasing-power parity). Paritas daya beli adalah teori nilai tukar yang menyatakan bahwa satu unit mata uang tertentu harus mampu membeli barang dalam jumlah yang sama di semua negara. Banyak ekonom percaya bahwa paritas daya beli menggambarkan daya yang menentukan nilai tukar dalam jangka panjang. Sekarang, kita pertimbangkan logika yang menjadi dasar teori nilai tukar jangka panjang ini, serta implikasi dan batasannya.2.3.1 Logika Dasar dari Teori Paritas Daya BeliTeori paritas daya beli didasarkan pada prinsip yang disebut dengan hukum satu harga. Hukum ini menyatakan bahwa sebuah barang harus dijual dengan harga yang sama di semua lokasi. Jika tidak, akan ada peluang keuntungan yang tidak tereksploitasi. Misalnya, beras yang dijual lebih murah di Tokyo dan Osaka. Seseorang dapat membeli beras di Tokyo seharga 1.000 yen per kilogram dan menjualnya di Osaka seharga 1.500 yen per kilogram sehingga ia memperoleh keuntungan sebesar 500 yen per kilogram. Proses pengambilan keuntungan harga di pasar yang berbeda ini disebut arbitrase. Dalam contoh tersebut, ketika orang-orang mengambil keuntungan dari peluang arbitrase ini, mereka akan meningkatkan permintaan beras di Tokyo dan meningkatkan persediaan beras di Osaka. Harga beras akan naik di Tokyo (akibat naiknya permintaan) dan turun di Osaka (akibat meningkatnya persediaan). Proses ini akan terus berlanjut hingga pada akhirnya harga beras akan sama di kedua pasar tersebut.Sekarang, perhatikan bagaimana hukum satu harga berlaku untuk pasar internasional. Jika setiap mata uang dapat membeli lebih banyak beras dibandingkan dengan di Jepang, pedagang internasional akan memperoleh keuntungan dengan membeli beras di negara tersebut dan menjualnya di Jepang. Ekspor beras ke Jepang ini akan meningkatkan harga beras dalam negeri dan menurunkan harga beras Jepang. Sebaliknya, jika suatu nilai mata uang domestik dapat membeli lebih banyak beras di Jepang dibandingkan dengan di negara asal, pedagang akan membeli beras dari Jepang dan menjualnya di negara asal. Impor beras ke negara asal dari Jepang ini akan menurunkan harga beras negara asal dan meningkatkan harga beras Jepang. Pada akhirnya, hukum satu harga menunjukkan bahwa satu unit mata uang harus membeli beras dalam jumlah yang sama di seluruh negara.Logika ini membawa kita pada teori paritas daya beli. Berdasarkan teori ini, suatu mata uang harus memiliki daya beli yang sama di semua negara. Artinya, satu baht Thailand atau mata uang lain harus dapat membeli barang dengan jumlah yang sama seperti halnya di negara lain, seperti Jepang, sedangkan satu yen Jepang harus dapat membeli barang dengan jumlah yang sama seperti halnya di negara lain, seperti Thailand. Jelas, nama teori ini telah menjelaskan definisinya dengan baik. Paritas berarti kesamaan dan daya beli merujuk pada nilai uang. Paritas daya beli menyatakan bahwa satu unit semua mata uang harus memiliki nilai riil yang sama di setiap negara.2.3.2 Implikasi Teori Paritas Daya BeliTeori paritas daya beli menjelaskan bahwa nilai tukar nominal antarmata uang dua negara bergantung pada tingkat harga di negara-negara tersebut. Jika satu unit mata uang domestik membeli barang dalam jumlah yang sama di negara asal (di mana harga diukur dalam unit mata uang negara asal) seperti halnya di negara lain, seperti Jepang (di mana harga diukur dalam yen), maka jumlah yen per unit mata uang negara asal harus mencerminkan harga barang di negara asal dan Jepang. Sebagai contoh, jika satu kilogram beras dijual seharga 600 yen di Jepang dan 200 baht di Thailand maka nilai tukar nominalnya adalah 3 yen per baht (600 yen/200 baht = 3). Jika tidak, daya beli baht tidak akan sama di kedua negara tersebut.Misalkan P adalah harga barang di Thailand (diukur dalam baht), P* adalah harga barang di Jepang (diukur dalam yen), dan e adalah nilai tukar nominal (jumlah yen yang dapat dibeli baht), dan e adalah nilai tukar nominal (jumlah yen yang dapat dibeli baht). Sekarang, perhatikan jumlah barang yang dapat di beli baht di Thailand dan negara lain. Di Thailand, tingkat harga adalah P sehingga daya beli satu baht adalah 1/P. Di negara lain, satu baht dapat ditukar dengan e unit mata uang asing yang memiliki daya beli e/P*. agar daya beli satu baht sama di kedua negara tersebut maka perumusannya adalah1/P = e/P*Dengan sedikit penyesuaian, persamaannya menjadi1 = eP/P* Perhatikan bahwa sisi kiri persamaan ini adalah konstanta dan sisi kanan persamaan ini adalah nilai tukar riil. Dengan demikan, jika daya beli baht selalu sama di negara asal dan negara lain maka nilai tukar riil harga relatif barang domestik dan luar negeri tidak dapat berubah. Untuk memahami implikasi analisis nilai tukar nominal ini, kita dapat menyesuaikan persamaan terakhir untuk memecahkan nilai tukar nominal:e = P*/P artinya, nilai tukar nominal sama dengan rasio tingkat harga asing (yang diukur dalam unit mata uang asing) terhadap tingkat harga domestik (yang diukur dalam unit mata uang domestik). Berdasarkan teori paritas daya beli, nilai tukar nominal antara mata uang kedua negara tersebut harus mencerminkan tingkat harga yang berbeda di kedua negara tersebut.Implikasi utama teori ini adalah nilai tukar nominal berubah ketika tingkat harga berubah. Seperti yang telah kita ketahui dari bab sebelumnya, tingkat harga di setiap negara disesuaikan untuk menyeimbangkan jumlah uang yang beredar dan jumlah permintaan uang. Karena nilai tukar nominal bergantung pada tingkat harga, nilai tukar tersebut juga bergantung pada persediaan dan permintaan uang setiap negara. Ketika bank sentral di setiap negara meningkatkan jumlah uang yang beredar dan menyebabkan tingkat harga meningkat, hal tersebut juga menyebabkan mata uang negara tersebut terdepresiasi terhadap mata uang lain di dunia. Dengan kata lain, ketika bank sentral mencetak uang dalam jumlah banyak, uang kehilangan nilainya untuk membeli barang dan jasa, serta untuk membeli mata uang negara lain.Sekarang kita dapat mengetahui penyebab dolar AS kehilangan nilainya terhadap mark Jerman pada awal pembahasan ini. hal itu dikarenakan Jerman membuat kebijakan moneter yang memicu inflasi. Dari tahun 1970 hingga 1998, inflasi di Amerika Serikat adalah 5,3 persem setahum. Sebaliknya, inflasi di Jerman adalah 3,5 persen dan 9,6 persen di Italia. Ketika harga di AS meningkat dibandingkan dengan harga di Jerman, nilai dolar menurun terhadap mark. Demikian pula, ketika harga di AS menurun dibandingkan dengan harga di Italia, nilai dolar meningkat terhadap lira.2.3.3 Studi Kasus : Nilai Tukar Nominal Selama HiperinflasiPara ahli ekonomi makro jarang melakukan eksperimen-eksperimen yang terkontrol. Sering kali mereka harus harus berusaha untuk mengumpulkan sedikit demi sedikit eksperimen-eksperimen yang disediakan oleh sejarah. Salah satunya adalah hiperinflasi atau inflasi besar-besaran inflasi yang tinggi yang terjadi ketika pemerintah mencetak uang dalam jumlah banyak untuk membayar belanja pemerintah. Karena hiperinflasi sangat ekstrem, ia menggambarkan beberapa prinsip ekonomi dengan jelas.Coba perhatikan hiperinflasi Jerman pada awal 1920-an. Figur 2 menunjukkan jumlah uang yang beredar di Jerman, tingkat harga di Jerman, dan nilai tukar nominal (yang diukur dalam sen AS per mark Jerman) pada periode tersebut. Perhatikan bahwa rangkaian ini bergerak saling berdekatan. Ketika jumlah uang yang beredar mulai bertambah dengan cepat, tingkat harga juga mengalami kenaikan, dan mark Jerman terdepresiasi. Ketika jumlah uang yang beredar stabil maka tingkat harga dan nilai tukar juga stabil.Pola yang ditunjukkan pada figure ini muncul pada setiap hiperinflasi. Ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang mendasar antara uang, harga, dan nilai tukar nominal. Teori jumlah uang yang dibahas pada bab sebelumnya menjelaskan bagaimana uang mempengaruhi tingkat harga. Teori paritas daya beli yang dibahas di sini menjelaskan bagaimana tingkat harga mempengaruhi nilai tukar nominal.

2.3.4 Keterbatasan Teori Paritas Daya BeliTeori paritas daya beli memberikan model sederhana mengenai penentuan nilai tukar. secara khusus, teori tersebut dapat menjelaskan berbagai tren jangka panjang, seperti depresiasi dolar AS terhadap mark Jerman dan apresiasi dolar AS terhadap lira Italia yang dibahas sebelumnya. Teori tersebut juga dapat menjelaskan perubahan nilai tukar yang terjadi selama hiperinflasi.Meskipun demikian, teori paritas daya beli tidak sepenuhnya akurat. Artinya, nilai tukar tidak selalu bergerak untuk memastikan bahwa suatu unit mata uang negara asal memiliki nilai riil yang sama di semua negara. Ada dua alasan mengapa teori paritas daya beli tidak selalu akurat.Alasan pertama adalah bahwa banyak barang yang tidak mudah untuk diperdagangkan. Misalkan, harga potong rambut di Singapura lebih mahal daripada di Manila. Pelancong internasional akan enggan memotong rambutnya di Singapura dan beberapa penata rambut mungkin akan pindah dari Manila ke Singapura. Namun, arbitrase semacam itu akan terlampau terbatas untuk menghilangkan perbedaan harga tersebut. Dengan demikian, deviasi dari paritas daya beli mungkin tetap ada, dan satu peso Filipina (atau dolar Singapura) tidak akan membayar potong rambut di Singapura.Alasan kedua adalah barang-barang yang dapat diperdagangkan sekalipun tidak selalu merupakan barang substitusi yang sempurna ketika diproduksi di negara-negara yang berbeda. Misalkan, beberapa konsumen lebih suka mobil Jerman dan konsumen lain lebih menyukai mobil Jepang. Terlebih lagi, selera konsumen berubah dari waktu ke waktu. Jika mobil Jerman tiba-tiba menjadi lebih popular, peningkatan permintaan mobil Jerman akan menyebabkan kenaikan harga mobil Jerman daripada mobil Jerman daripada mobil Jepang. Namun, meskipun ada perbedaan harga di kedua pasar ini, tidak aka nada kemungkinan untuk memperoleh keuntungan dari arbitrase karena konsumen tidak memandang ekuivalen kedua mobil tersebut.Dengan demikian, karena beberapa orang tidak dapat diperdagangkan dank arena beberapa barang yang dapat diperdagangkan bukan substitusi yang sempurna dengan barang yang sama dari negara lain, paritas daya beli bukanlah teori penentuan nilai tukar yang sempurna. Atas alasan ini, nilai tukar riil mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu. Namun teori paritas daya beli merupakan langkah pertama dalam memahami nilai tukar. Logika dasarnya bersifat persuasive: Karena nilai tukar riil mengambang dari tingkat yang diprediksi oleh paritas daya beli, orang-orang memiliki insentif yang lebih besar untuk memindahkan barang lintas negara. Meskipun jika kekuatan paritas daya beli tidak sepenuhnya menetapkan nilai tukar riil, ia memberikan alasan untuk memperkirakan bahwa perubahan nilai tukar riil nilainya kecil atau bersifat sementara. Hasilnya, pergerakan nilai tukar yang besar dan berkelanjutan biasanya mencerminkan perubahan tingkat harga di dalam negeri dan di luar negeri.2.3.5 Studi Kasus: Standar HamburgerKetika para ekonom menerapkan teori paritas daya beli untuk menjelaskan nilai tukar, mereka memerlukan data mengenai harga barang yang ada di berbagai negara. Satu analisis semacam ini dilakukan oleh The Economist, sebuah majalah berita internasional. Majalah tersebut secara berkala menampilkan data mengenai harga barang yang terdiri atas dua iris daging sapi, saus special, daun selada, keju, acar, bawang dalam setangkup roti bulat. Ini disebut dengan Big Mac dan dijual oleh McDonnalds di seluruh dunia. Setelah kita memperoleh harga Big Mac di dua negara yang dinyatakan dalam mata uang lokal, kita dapat menghitung nilai tukar yang diprediksi oleh teori paritas daya beli. Nilai tukar yang diprediksi adalah nilai tukar yang membuat biaya pembuatan Big Mac sama di kedua negara tersebut. Misalnya, Big Mac adalah 3,10 dolar AS di Amerika Serikat dan 250 yen di Jepang, paritas daya beli akan memprediksikan nilai tukar sebesar 80,6 yen per dolar AS. NegaraHarga Big MacNilai Tukar yang Diprediksi1Nilai Tukar Aktual

Cina10,5 yuan3,39 yuan/US$8,03 yuan/US$

Hong Kong12 HKS3,87 HK$/US$7,75 HK$/US$

Indonesia14.600 rupiah4.710 rupiah/US$9,325 rupiah/US$

Jepang250 yen80,6 yen/US$112 yen/US$

Malaysia5,50 ringgit1,77 ringgit/US$3,63 ringgit/US$

Filipina85,00 peso27,4 peso/US$52,6 peso/US$

Singapura3,60 S$1,16 S$/US$1,59 S$/US$

1Harga lokal dibagi harga di Amerika Serikat (3,10 dolar AS)Anda dapat melihat bahwa nilai tukar yang diprediksi dan nilai tukar aktual tidak sama. Lagipula, arbitrase internasional Big Mac tidaklah mudah. Namun, dua nilai tukarnya sangat dekat. Paritas daya beli bukanlah teori nilai tukar yang akurat, namun memberikan perkiraan yang masuk akal.

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULANTujuan bab ini adalah mengembangkan beberapa konsep dasar yang digunakan oleh para ekonom perekonomian makro untuk mempelajari perekonomian terbuka. Sekarang, Anda seharusnya telah memahami mengapa ekspor neto suatu negara harus sama dengan investasi domestik ditambah arus keluar modal neto. Anda juga seharusnya telah memahami definisi nilai tukar nominal dan riil, serta implikasi dan batasan paritas daya beli sebagai teori penentuan nilai tukar. Variabel ekonomi makro yang dijelaskan di sini memberikan titik awal untuk menganalisis interaksi perekonomian terbuka dengan negara-negara di dunia.

PERTANYAAN1.Soal: Jelaskan ekspor neto dan arus keluar modal neto. Jelaskan bagaimana dan mengapa kedua hal ini berkaitan.Jawab: Ekspor neto (net exsport) adalah nilai ekspor Negara tersebut dikurangi nilai impornya. Ekspor neto memperlihatkan apakah sebuah Negara, secara keseluruhan , merupakan penjual atau pembeli dalam pasar dunia.Sedangkan investasi luar negeri neto (net capital outflow) mengacu pada pembelian asset luar negeri oleh masyarakat dalam negeri dikurangi pembelian asset dalam negeri oleh masyarakat luar negeri.Persamaan dari keduanya adalah, bahwa masing masing mengukur mengukur dari ketidakseimbangan pasar pasar tersebut. Ekspor neto mengukur ketidakseimbangan ekspor dan impor suatu Negara. Sedangkan investasi luar negeri neto mengukur ketidakseimbangan antara jumlah asset luar negeri yang dibeli oleh investor dalam negeri dan jumlah asset dalam negeri yang dibeli oleh investor asing.Oleh karena itu, dalam rumus perhitungan,NCO (invest. Luar negeri neto) = NX (ekspor neto)Keterkaitan keduanya dalam perekonomian adalah, ketika kita melakukan transaksi internasinal dengan Negara lain, misalnya ekspor dan impor barang/jasa, nilai dan jasa yang dijual oleh sebuah Negara (NX) harus sama dengan nilai asset neto yang diperolehnya (NCO).

2.Soal: Jelaskan hubungan antara tabungan, investasi, dan arus keluar modal neto.Jawab: Istilah ekspor neto digunakan untuk membahas komponen komponen dari PDB (Y) dalam perekonomian terbagi menjadi 4 komponen konsumsi (C), investasi (I), pembelanjaan pemerintah (G), dan ekspor neto (NX),hasil dari keempatnya akan dituliskan dalam persamaan berikut:Y = C + I + G + NXTotal pengeluaran pada output perekonomian barang dan jasa adalah penjumlahan dari pengeluaran terhadap konsumsi, investasi, pembelanjaan pemerintah, dan ekspor neto.Selain itu akan muncul pula tabungan nasional yang merupakan pendapatan nasional yang tersisa setelah konsumsi dan pembelanjaan pemerintah. Tabungan nasional (S) sama dengan pengurangan dari total output (Y) dengan konsumsi (C) dan belanja pemerintah (G).Maka jika kita susun dalam rumus baru akan kita dapatkan sebuah persamaan berikut,Y C G = I + NXS = I + NXKarena ekspor neto (NX) juga sama dengan arus keluar modal neto (NX) juga sama dengan investasiluar negeri neto (NCO), kita juga dapat menuliskan rumus di atas menjadi,S = I + NCOSistem perekonomian terbuka dapat memanfaatkan tabungan untuk investasi dalam negeri dan arus keluar modal neto.

3.Jika mobil Jepang harganya 500.000 yen, mobil Thailand yang sama harganya 1,5 juta baht, dan satu baht dapat membeli 3 yen, berapa nilai tukar nominal dan nilai tukar nominal dan nilai tukar riilnya?Jawab:Mobil Jepang: 500.000 yenMobil Thailand: 1.500.000 baht1 baht = 3 yenNilai tukar nominal:1/3 = 0,33 baht per yen.Nilai tukar riil = = 0,11 unit mobil Thailand Thailand per unit mobil Jepang

4.Urutkan pemikiran yang mendasari teori paritas daya beli.Jawab:Teori paritas daya beli didasarkan atas suatu prinsip daya beli yang disebuthukum satu harga.Yang menyatakan, suatu barang harus dijual dengan harga yang sama di semua tempat. Jika tidak , maka akan timbul kesempatan untuk mencari keuntungan yang lebih besar oleh pihak pihak tertentu.Dan berdasarkan teori ini akan muncul sebuah asumsi bahwa mata uang suatu Negara harus mempunyai daya beli yang sama di semua Negara. Pada intinya paritas daya beli menyatakan bahwa satu unit dari semua mata uang harus mempunya nilai riil yang sama di semua Negara.

5.Soal: Jika fed mengedarkan dollar AS dalam jumlah yang banyak, apa yang akan terjadi terhadap jumlah uang yen yang dibeli oleh dollar AS?Jawab:Jika fed mengedarkan lebih banyak dollar As maka harga harga di AS akan naik karena nilai dollar AS menjadi terdepresiasi terhadap barang dan jasa yang bisa dibeli dan terhadap mata uang lainnya yang bisa dibeli. Karena jumlah nilai $ 1 lebih rendah dari yen maka jumlah yen yang dapat dibeli oleh AS akan ikut turun pula.

SOAL DAN APLIKASI1.Soal: Bagaimana transaksi berikut ini mempengaruhi ekspor, impor, dan ekspor neto negara Anda?a. Seniman terkenal dari negara Anda menghabiskan liburan musim panas dengan mengunjungi museum-museum di Eropa.b. Pelajar di Paris berbondong-bondong melihat koleksi baru karya seniman negara Anda.c. Paman Anda membeli Volvo baru.d. Toko buku pelajar di Oxford University menjual foto karya seniman negara Anda.e. Turis asing berbelanja di toko di negara Anda untuk menghindari pajak penjualan di negaranya.Jawab:a. Pada kasus A ini berarti jika dilihat dari aktivitas ekspor atau impornya tidak menambah atau mengurangi nilai ekspor neto negara saya, karena seniman dari negara saya (Indonesia) tersebut berbelanja di Indonesia dan Indonesia tidak dikatakan mengekspor suatu barang.b. Pada kasus B ini berarti pelajar dari Paris telah membantu meningkatkan nilai ekspor neto negara kami, karena Indonesia melakukan ekspor koleksi baru karya seniman Indonesia ke Paris untuk dilihat oleh pelajar doi Paris.c. Pada kasus C ini berarti paman saya mengimpor kendaraan (Volvo) dari Swedia dan Swedia dikatakan mengekspor kendaraan (Volvo) ke negara kami, Indonesia. Aktivitas paman saya ini mengurangi nilai ekspor neto Indonesia dan menambah nilai ekspor neto terhadap Swedia.d. Pada kasus D ini berarti negara saya, Indonesia, telah melakukan ekspor terhadap hasil karya seniman Indonesia ke Oxford University, Amerika. Aktivitas ini meningkatkan ekspor neto Indonesia dan mengurangi ekspor neto Amerika.e. Pada kasus E ini jika dilihat dari aktivitas ekspor atau impornya tidak menambah atau mengurangi nilai ekspor neto negara saya, karena turis tersebut berbelanja di Indonesia dan Indonesia tidak dikatakan mengekspor suatu barang.2.Soal: Perdagangan internasional produk berikut ini telah meningkat dari waktu ke waktu. Jelaskan mengapa hal ini terjadi.a. gandumb. jasa perbankanc. perangkat lunak computerd. mobilJawab:a. Perdagangan internasional terhadap produk gandum ini kian meningkat dari waktu ke waktu karena tingginya permintaan terhadap produk gandum yang merupakan bahan pokok utama untuk membuat makanan (biasanya) di Eropa bahkan sudah menjadi bahan pokok hampir di seluruh negara di dunia. Jadi, pada suatu ngera yang merupakan penghasil gandum terbesar.b. Perdagangan internasional terhadap jasa perbankan ini kian meningkat dari waktu ke waktu karena tingginya aktivitas perbankan di dunia. Negara berupaya agar masyarakat negara tetap menyimpan uangnya di bank, sehingga masyarakat membutuhkan jasa perbankan dalam menentukan nilai bunga pada bank tersebut karena masyarakat kini membutuhkan bank sebagai tempat berinvestasi, menyimpan uang, dan melakukan aktivitas kredit.c. Perdagangan internasional terhadap produk perangkat lunak computer ini kian meningkat dari waktu ke waktu karena tingginya permintaan terhadap produk perangkat lunak computer ini terutama di zaman globalisasi ini yang sangat membutuhkan sistem informasi yang efektif dan efisien.d. Perdagangan internasional terhadap produk mobil ini kian meningkat dari waktu ke waktu karena tingginya permintaan terhadap produk mobil terutama di era globalisasi ini yang memiliki mobilitas tinggi ini juga meningkat. Terutama untuk negara-negara yang mampu memproduksi mobil dengan baik akan sangat mudah bisa menjual dan megekspor produknya ke negara lain karena tingginya permintaan dan karena keterbukaan negara-negara dalam perdagangan nasional (terutama Asia) meningkat.3.Soal: Jelaskan perbedaan antara investasi langsung luar negeri dengan investasi portofolio luar negeri. Siapa yang terlibat dalam investasi langsung luar negeri perusahaan atau investor individu?Jawab: Investasi portofolio luar negeri ini dilakukan melalui pasar modal dengan instrumen surat berharga seperti saham dan obligasi. Sedangkan investasi langsung luar negeri yang dikenal dengan Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan. Yang terlibat di dalam investasi langsung luar negeri adalah perusahaan karena perusahaan berperan aktif dalam mengelola perusahaannya di negara tertentu.4.Soal: Bagaimana transaksi berikut ini mempengaruhi arus keluar modal neto negara Anda? Selain itu, tentukan apakah masing-masing transaksi ini melibatkan investasi langsung atau investasi portofolio.a. Perusahaan telepon seluler lokal mendirikan kantor di Republik Ceska.b. Harrods of London menjual saham pada dana pensiun di negara Anda.c. Perusahaan mobil Swedia, Volvo, memperbanyak pabriknya di negara Anda.d. Dana mutual lokal menjual saham Volkswagennya kepada investor Prancis.Jawab:a. Transaksi pada poin A merupakan aktivitas investasi langsung luar negeri karena perusahaan telepon seluler itu berinvestasi dengan cara membangun usaha di tempat lain atau dengan kata lain berperan secara aktif dalam melakukan investasi sehingga transaksi ini meningkatkan arus keluar modal neto.b. Transaksi pada poin B ini merupakan aktivitas investasi portofolio luar negeri, karena negara kami hanya berperan secara pasif dalam aktivitas investasi tersebut. Pembelian aset luar negeri tersebut dapat menambah arus keluar neto negara kami.c. Transaksi pada poin C ini merupakan aktivitas yang mengurangi arus keluar modal neto negara kami, karena perusahaan luar negeri tersebut lebih banyak berinvestasi di negara kami dibandingkan dengan negara kami yang membeli aset negara lain.d. Transaksi pada poin D ini menurut kami tidak mempengaruhi arus keluar modal neto, karena negara kami tindak berkontribusi dalam hal pembelian atau penjualan saham luar negeri.5.Soal: Jika tabungan nasional tetap, apakah peningkatan arus keluar modal neto meningkatkan, menurunkan, atau tidak berpengaruh terhadap akumulasi modal domestik suatu negara?Jawab:Jika tabungan nasional tetap, maka akan terjadi peningkatan arus keluar modal neto. Dengan asumsi tabungan lebih besar dari investasi maka arus keluar modal neto juga akan lebih besar daripada 0 sehingga meningkatkan akumulasi modal domestik suatu negara.6.Soal: Segmen bisnis pada kebanyakan Koran besar memuat tabel yang menunjukkan nilai tukar. Cari tabel tersebut dan gunakan untuk menjawab pertanyaan berikut.a. Apakah tabel ini menunjukkan nilai tukar nominal atau nilai tukar riil?b. Berapa nilai tukar antara dolar Singapura dan dolar Hongkong dan antara dolar Singapura dan ringgit Malaysia? Hitung nilai tukar antara Hong Kong dan Malaysia.c. Jika inflasi negara Anda melebihi inflasi Jepang pada tahun berikutnya, menurut Anda, apakah mata uang Anda terdepresiasi atau terapresiasi terhadap yen Jepang?Jawab:Tanggal: Sun 11 May 2014 Sumber: CIMBSIMBOLMATA UANGKURS JUALKURS BELIKURS TENGAH

AUDAustralia - Dollar10,850.0010,740.0010,795.00

CADCanada - Dollar10,710.0010,600.0010,655.00

CHFSwiss - Franc13,160.0013,050.0013,105.00

CNYChina - Yuan1,920.001,810.001,865.00

EUREropa - Euro16,050.0015,910.0015,980.00

GBPEnglish - Poundsterling19,580.0019,470.0019,525.00

HKDHongKong - Dollar1,494.001,483.001,488.50

JPYJapan - Yen114.00112.70113.35

MYRMalaysia - Ringgit3,640.003,530.003,585.00

NZDNew Zealand - Dollar10,030.009,920.009,975.00

SGDSingapura - Dollar9,300.009,190.009,245.00

THBThailand - Bath410.00310.00360.00

USDAmerika - USD Dollar11,580.0011,470.0011,525.00

a. Tabel ini menunjukkan nilai tukar nominal

7.Soal: Apakah setiap kelompok berikut akan senang jika rupiah Indonesia terapresiasi?a. Dana pensiun Belanda untuk obligasi pemerintah Indonesia.b. Industri Manufaktur Indonesia.c. Turis malaysia yang berencana untuk berlibur ke indonesia.d. Perusahaan indonesia yang ingin membeli properti di negara lainJawaban :a. Dana pensiun Belanda untuk obligasi pemerintah indonesia, kelompok ini tidak akan merasa senang karena pada saat rupiah Indonesia terapresiasi, dibutuhkan lebih banyak mata uang Belanda untuk membeli obligasi pemerintah Indonesia.b. Industri manufaktur indonesia,kelompok ini akan merasa senang karena produk industri Indonesia akan bernilai atau berharga lebih besar pada saat rupiah Indonesia terapresiasi. c. Turis Malaysia yang berencana untuk berlibur ke Indonesia, kelompok ini akan merasa tidak senang karena turis Malaysia akan membutuhkan lebih banyak mata uang lokal untuk membeli barang atau jasa saat berada di Indonesia. d. Perusahaan indonesia yang ingin membeli properti di negara lain, kelompok ini akan merasa senang karena perusahaan Indonesia akan membutuhkan lebih sedikit mata uang lokal untuk membeli properti di negara lain. 8.Soal: Apa yang akan terjadi dengan nilai tukar riil negara anda dalam situasi-situasi berikut? Jelaskana. Nilai tukar nominal tidak berubah, namun harga naik lebih cepat di dalam negeri dibandingkan dengan di luar negeri.b. Nilai tukar nominal tidak berubah, namun harga naik lebih cepat di luar negeri di bandingkan dengan di dalam negeri.c. Nilai tukar nominal menurun, harga tidak berubah di dalam negeri dan di luar negeri.d. Nilai tukar nominal menurun dan harga naik lebih cepat di luar negeri dibandingkan dengan di luar negeri.Jawaban :a. Nilai tukar nominal tidak berubah, namun harga naik lebih cepat di dalam negeri dibandingkan dengan di luar negeri, yang akan terjadi terhadap nilai tukar riil negara terhadap keadaan ini adalah nilai tukar riil akan naik karena berdasarkan rumus perhitungan nilai tukar riil jika hasil perkalian dari nilai tukar nominal dengan harga domestik yang besar dibagi dengan harga luar negeri yang lebih kecil maka hasilnya nilai tukar riil besar atau naik.b. Nilai tukar nominal tidak berubah, namun harga naik lebih cepat di luar negeri di bandingkan dengan di dalam negeri, yang akan terjadi terhadap nilai tukar riil negara terhadap keadaan saat ini adalah nilai tukar akan turun karena berdasarkan rumus perhitungan nilai tukar riil jika hasil perkalian dari nilai tukar nominal dengan harga domestik lebih kecil dari harga luar negeri lebih besar maka hasilnya nilai tukar riil kecil atau turun.c. Nilai tukar nominal menurun, harga tidak berubah di dalam negeri dan di luar negeri, yang akan terjadi terhadap nilai tukar riil negara terhadap keadaan saat ini adalah nilai tukar riil akan turun sebanding dengan turunnya nilai tukar nominal yang didapatkan dari rumus perhitungan nilai tukar riil.d. Nilai tukar nominal menurun dan harga naik lebih cepat di luar negeri dibandingkan dengan di luar negeri, yang terjadi terhadap nilai tukar riil negara dalam keadaan saat ini adalah akan tetap apabila penurunan nilai tukar nominal sama dengan kenaikan harga domestik.9.Soal: Sebutkan tiga barang yang mengikuti hukum satu harga dan tiga jenis barang yang tidak mengikuti hukum tersebut. Jelaskan alasannya.Jawaban : Tiga jenis barang yang mengikuti hukum satu harga, yaitu :a. Telur : telur yang dijual dengan harga yang sama di Bali dan Jawa. Di Bali telur di jual oleh seseorang dengan harga Rp. 1.000,00 dan di jawa telur di jual dengan harga yang sama dengan harga Rp. 1.000,00 sehingga telur yang mengikuti hukum satu harga dan di jual dengan harga yang sama namun tempat yang berbeda.b. Beras : beras yang di jual dengan harga yang sama di Kalimantan dan Sulawesi. Di kalimantan beras tersebut di jual dengan harga Rp. 5.000,00 per kilogram dan di Sulawesi beras di jual dengan harga yang sama yaitu Rp. 5.000,00 per kilogramnya. Sehingga beras tersebut mengikuti hukum satu harga dengan harga yang sama dan tempat penjualan yang berbeda.c. Tepung : tepung yang di jual dengan harga yang sama di Maluku dan papua. Di Maluku tepung tersebut di jual dengan harga Rp. 3.000,00 per kilogram dan di Papua tepung tersebut di jual dengan harga yang sama seharga Rp. 3.000,00 per kilogramnya, sehingga tepung tersebut dapat mengikuti hukum satu harga dengan harga penjualan yang sama dan tempatnya berbeda. Tiga jenis barang yang tidak mengikuti hukum satu harga, yaitu : a. Sepatu : sepatu di jual dengan harga yang berbeda di Jakarta dan Bandung. Di Jakarta sepatu tersebut di jual sebesar Rp. 150.000,00 sedangkan di Bandung sepatu tersebut di jual dengan harga Rp. 200.000,00. Sehingga di bandung penjualan sepatu tersebut lebih mahal dari pada penjualan sepatu di jakarta. Sepatu menjadi barang yang tidak mengikuti hukum satu harga karena harga penjualan dan wilayahnya berbeda.b. Handphone: handphone yang di jual dengan harga yang berbeda di Bogor dan Surabaya. Di Bogor handphone tersebut di jual sebesar Rp. 2.000.000,00 sedangkan di Surabaya handphone tersebut di jual sebesar Rp.3.000.000,00 . Sehingga penjualan handphone di Surabaya lebih mahal di bandingkan dengan penjualan handphone di Bogor . Handphone menjadi barang yang tidak mengikuti hukum satu harga karena harga penjualan dan wilayahnya berbeda.c. Mobil : mobil yang di jual dengan harga yang berbeda di Medan dan Sidoharjo. Di Medan mobil tersebut di jual sebesar Rp. 175.000.000,00 sedangkan di Sidoharjo mobil tersebut di jual sebesar Rp. 150.000.000,00. Sehingga penjualan mobil di Medan lebih mahal daripada penjualan mobil di Sidoharjo. Mobil menjadi barang yang tidak mengikuti hukum satu harga karena harga penjualan dan wilayahnya berbeda.

10.Soal: Satu kaleng es teh harganya 1 ringgit di Malaysia dan 10 baht di Thailand. Berapa nilai tukar baht-ringgit menurut paritas daya beli? Jika ekspansi moneter menyebabkan semua harga di Thailand meningkat dua kali lipat sehingga es teh harganya 20 baht per kaleng, apa yang terjadi dengan nilai tukar baht-ringgit?Jawab: Jika satu kaleng es teh harganya 1 ringgit di Malaysia dan 10 baht di Thailand maka nilai tukar nominalnya menurut paritas daya beli adalah 10 ringgit per baht (10 baht / 1 ringgit = 10).Teori paritas daya beli menjelaskan bahwa nilai tukar nominal berubah ketika tingkat harga juga berubah. Jika terjadi ekspansi moneter yang menyebabkan semua harga di Thailand meningkat dua kali lipat sehingga es teh harganya 20 baht per kaleng, maka nilai tukar baht menurun (terdepresiasi) terhadap nilai tukar ringgit.Nilai tukar nominal bergantung pada tingkat harga, ketika bank sentral di suatu negara meningkatkan jumlah uang yang beredar dan menyebabkan tingkat harga meningkat, hal itu juga akan mengakibatkan mata uang negara tersebut terdepresiasi terhadap mata uang lain di dunia.

11.Soal: Misalkan, beras Thailand dijual seharga 100 baht per kilogram, beras Jepang dijual seharga 900 yen per kilogram, dan nilai tukar nominalnya adalah 3 yen per baht.a. Jelaskan bagaimana Anda dapat memperoleh keuntungan dari situasi ini. berapa untung yang akan Anda peroleh dari satu kilogram beras? Jika orang lain memanfaatkan peluang yang sama, apa yang akan terjadi dengan harga beras di Jepang dan harga beras di Thailand?b. Jika beras adalah satu-satunya komoditas di dunia, apa yang akan terjadi dengan nilai tukar riil antara Thailand dan Jepang?

Jawab:a. e = 3 yen per baht; P = 100 baht per kilogram beras Thailand; P* = 900 yen per kilogram beras Jepang.Nilai tukar riil= ( e x P ) / P*= ( 3 yen per baht x 100 baht per kilogram beras Thailand ) / 900 yen per kilogram beras Jepang= 300 yen per kilogram beras Jepang / 900 yen per kilogram beras Jepang= 1/3 kilogram beras Jepang per kilogram beras Thailand

Saya akan mendapatkan untung sebesar 600 yen jika saya dari negara Jepang membeli beras satu kilogram dari Thailand yang memiliki harga 300 yen per kilogram. Hal ini disebut proses pengambilan keuntungan harga di pasar yang berbeda (arbitrase).Ketika orang lain banyak memanfaatkan peluang yang sama, dapat menyebabkan peningkatan permintaan beras di Thailand dan terjadi penimbunan (peningkatan persediaan) beras di Jepang sehingga menyebabkan harga beras akan naik di Thailand (akibat naiknya permintaan) dan harga beras turun di Jepang (akibat meningkatnya persediaan). Proses ini akan terus berlanjut hingga harga beras akan sama di pasar Thailand dan pasar Jepang.

b. Jika beras adalah satu-satunya komoditas di dunia, maka terjadi penurunan komoditas yang di ekspor atau impor sehingga menyebabkan nilai tukar riil mengalami penurunan yang artinya harga barang-barang domestik menjadi lebih murah dibandingkan harga barang-barang di negara asing.

12.Soal: Studi kasus dalam bab ini menganalisis paritas daya beli untuk beberapa negara dengan menggunakan harga Big Mac. Berikut adalah data dari beberapa negara lain.NegaraHarga 1 Big MacNilai Tukar yang DiprediksiNilai Tukar Aktual

Korea Selatan2.500 won_______ won/US$952 won/US$

Taiwan75 NTS_______ NTS/US$32,1 NTS/US$

Thailand60 baht_______ baht/US$38,4 baht/US$

a. Untuk setiap negara, hitung nilai tukar yang diprediksi mata uang local per dolar AS. (Ingat bahwa harga Big Mac di AS adalah 3,10 dolar AS) Seberapa akurat teori paritas daya beli menjelaskan nilai tukar?b. Berdasarkan teori paritas daya beli, berapa nilai tukar yang diprediksi antara won Korean dan baht Thailand. Berapa nilai tukar aktualnya?Jawab:a. NegaraHarga 1 Big MacNilai Tukar yang DiprediksiNilai Tukar Aktual

Korea Selatan2.500 won806,4 won/US$ (2500/3,10)952 won/US$

Taiwan75 NTS24,2 NTS/US$ (75/3,10)32,1 NTS/US$

Thailand60 baht19,3 baht/US$ (60/3,10)38,4 baht/US$

Maka dapat dilihat bahwa nilai tukar yang diprediksi dan nilai tukar aktual tidak sama, hal ini dikarenakan arbitrase internasional Big Mac tidak mudah. Namun, dua nilai tukarnya sangat dekat. Namun, nilai tukarnya sangat dekat. Paritas daya beli bukanlah teori nilai tukar yang akurat, tetapi memberikan perkiraan yang masuk akal.b. Nilai tukar nominal, e = P*/Pe = 2.500 / 60 = 41,7 won per bahtNilai tukar riil= ( e x P)/P*= ( 41,7 won per baht x 60 baht per Big Mac Thailand ) / 2.500 won per Big Mac Korean= 1,0 Big Mac Korean per Big Mac ThailandJadi, nilai tukar aktual antara won Korean dan baht Thailand adalah 1,0.

DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N. Gregory. 2006.Pengantar Ekonomi Makro.Edisi Tiga, Jakarta: Salemba Empat.

33