REPRODUKSI KELOMPOK 9

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nifas merupakan proses alamiah yang dialami oleh seorang wanita setelah persalinan, yang berlangsung kira-kira 6 minggu, yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, namun ada kalanya masa nifas tidak berjalan dengan normal dikarenakan sebab yang abnormal seperti terjadinya sub involusi terkhususnya Rahim ibu, yang menyebabkan kondisi ibu memburuk. Subinvolusi of uterus adalah terganggunya proses involusi uterus pada ibu karena keabnormalan pasca nifas. Banyak diantara wanita yang dalam masa nifas (kehamilan) itu kurang memperhatikan kesehatan dari kehamilanya hanya memperhatikan pada bayi yang dikandungnya, sehingga banyak terjadi kesalapahaman atau ke abnormalan pada ibu. Dalam penelitianya apabila ibu hamil hal yang sangat diperhatikan adalah proses kelancaran nya nifas, padahal dalam masa kandungan kesehatan ibu juga harus di prioritaskan, bukan hanya pada kesehatan bayi yang dikandung sehingga sering terjadi ke abnormalan pada proses persalinan pada ibu. Terkhususnya proses involusi Rahim. Maka dari itu seorang dokter harus memahami 1

description

REPRODUKSI KELOMPOK 9

Transcript of REPRODUKSI KELOMPOK 9

Page 1: REPRODUKSI KELOMPOK 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

 Nifas merupakan proses alamiah yang dialami oleh seorang wanita setelah

persalinan, yang berlangsung kira-kira 6 minggu, yang dimulai setelah kelahiran

plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,

namun ada kalanya masa nifas tidak berjalan dengan normal dikarenakan sebab yang

abnormal seperti terjadinya sub involusi terkhususnya Rahim ibu, yang menyebabkan

kondisi ibu memburuk. Subinvolusi of uterus adalah terganggunya proses involusi

uterus pada ibu karena keabnormalan pasca nifas. Banyak diantara wanita yang dalam

masa nifas (kehamilan) itu kurang memperhatikan kesehatan dari kehamilanya hanya

memperhatikan pada bayi yang dikandungnya, sehingga banyak terjadi

kesalapahaman atau ke abnormalan pada ibu. Dalam penelitianya apabila ibu hamil

hal yang sangat diperhatikan adalah proses kelancaran nya nifas, padahal dalam masa

kandungan kesehatan ibu juga harus di  prioritaskan, bukan hanya pada kesehatan

bayi yang dikandung sehingga sering terjadi ke abnormalan pada proses persalinan

pada ibu. Terkhususnya proses involusi Rahim. Maka dari itu seorang dokter harus

memahami tentang masa nifas baik fisiologis maupun patologis, dan mengetahui

sebab akibat, penatalaksanaan, manifestasi klinisnya, klasifikasi penyakitnya, dan

pencegahan bahkan mengetahui  penangan yang baik, sesuai klasifikasi sub involusi

yang terjadi. Supaya seorang dokter harus bisa lebih mengerti proses nifas bukan

hanya pada kelahiran bayi tetapi  juga memproritaskan kesehatan ibu. Sehingga dapat

memberikan asuhan dengan tepat sesuai dengan standar asuhan kedokteran yang baik

dan benar sesuai kode etik dan aturan-aturan dalam kedokteran.

1

Page 2: REPRODUKSI KELOMPOK 9

1.2 Rumusan Masalah

a. Apakah yang dimaksud dengan Subinvolusi Uteri ?

b. Apa saja etiologi Subinvolusi Uteri ?

c. Apa saja patofisiologiSubinvolusi Uteri ?

d. Apa saja manifestasi klinis Subinvolusi Uteri ?

e. Apa saja pemerikaaan dignostik Subinvolusi Uteri ?

f. Apa saja terapi yang diberikan pada Subinvolusi Uteri ?

g. Apa saja asuhan keperawatan Subinvolusi Uteri ?

1.3 Tujuan Penulisan

Memberikan pengetahuan tentang subinvolusi uterus.

2

Page 3: REPRODUKSI KELOMPOK 9

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI

Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal

involusi/proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses

pengecilan uterus terhambat. Subinvolusi merupakan istilah yang digunakan untuk

menunjukkan kemunduran yang terjadi pada setiap organdan saluran

reproduktif,kadang lebih banyak mengarah secara spesifik pada kemunduran uterus

yang mengarah ke ukurannya.

Subinvolusi uteri adalah proses kembalinya uterus ke ukuran dan bentuk

seperti sebelum hamil yang tidak sempurna (Adelle Pillitteri, 2002)

Subinvolusi uteri adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal

involusi, dan keadaan ini merupakan salah satu dari penyebab umum perdarahan

pascapartum. (Barbara, 2004)

Subinvolusi uteri adalah kegagalan rahim untuk kembali ke keadaan tidak

hamil. Penyebab paling umum adalah infeksi plasenta. (Lowdermilk, perry. 2006)

Pada pemeriksaan bimanual di temukan uterus lebih besar dan lebih lembek

dari seharusnya, fundus masih tinggi, lochea banyak dan berbau, dan tidak jarang

terdapat pula perdarahan (Prawirohardjo, 2005).

2.2 ETIOLOGI

a) Terjadi infeksi pada endometrium 

3

Page 4: REPRODUKSI KELOMPOK 9

b) Terdapat sisa plasenta dan selaputnya dalam uterus sehingga proses involusi

uterus tidak  berjalan dengan normal atau terlambat

c) Terdapat bekuan darahd.

d) Mioma uteri

e) Status gizi ibu nifas buruk

f) .Kurang mobilisasi

g) Faktor usia

h) Parietas

i) Terjadi infeksi pada endometrium

j) Terdapat sisa plasenta dan selaputnya

k) Terdapat bekuan darah yang tidak keluar

2.3 PATOFISIOLOGI

Kekurangan darah pada uterus. Kekurangan darah ini bukan hanya karena

kontraksi danretraksi yang cukup lama, tetapi disebabkan oleh pengurangan aliran

darah yang pergi keuterus di dalam maa hamil, karena uterus harus membesar

menyesuaikan diri dengan pertumbuhan janin. Untuk memenuhi kebutuhannya, darah

banyak dialirkan keuterus dapat mengadakan hipertropi dan hiperplasi setelah bayi

dilahirkan tidak diperlukan lagi, maka pengaliran darah berkurang, kembali seperti

biasa. Demikian dengan adanya hal-hal tersebut uterus akan mengalami kekurangan

darah sehingga jaringan otot-otot uterus mengalami atrofi kembali ke ukuran

semula.Subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi uterus menurun sehingga

pembuluh darah yanglebar tidak menutup sempurna sehingga pendarahan terjadi terus

menerus.

2.4 MANIFESTASI KLINIS

 Biasanya tanda dan gejala subinvolusi tidak tampak,sampai kira-kira 4-6

minggu postpartum:

4

Page 5: REPRODUKSI KELOMPOK 9

a) Fundus uteri letaknya tetap tinggi didalam abdomen/pelvis dari yang

diperkirakan/penurunanfundus uteri lambat dan tonus uterus lembek.

b) Keluaran kochia seringkali gagal berubah dari bentuk rubra ke bentuk serosa,lalu

kebentuk kochia alba.

c) Lochia bisa tetap dalam bentuk rubra dalam waktu beberapa hari postpartum/lebih

dari 2minggu postpartumd.

d) Lochia bisa lebih banyak daripada yang diperkirakane.

e) Leukore dan lochia berbau menyengat,bisa terjadi jika ada infeksi.

f) Pucat,pusing,dan tekanan darah rendah.

g) Bisa terjadi perdarahan postpartum dalam jumlah yang banyak (>500 ml)

h)  Nadi lemah,gelisah ,letih,ekstrimitas dingin.

PATHWAY

5

PROSES NIFAS

INVOLUSI UTERUS

POSPARTUM SEKUNDER

& POSPARTUM PRIMER

PLACENTA

PENDARAHAN PASCA NIFAS

-INFEKSI

-INFLAMASI

SUBINVOLUSI UTERUS

YAITU TERHALANGNYA PROSES INVOLUSI RAHIM PASCA NIFAS

Page 6: REPRODUKSI KELOMPOK 9

2.5 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a) USG 

b) Radiologic.

c) Laboratorium (Hb.golongan darah, eritrosit, leukosit, trombosit, hematokrit, CT,

Bloodingtime)

 

2.6 TERAPI

a) Pemberian Antibiotika 

b) Pemberian Uterotonikac.

c) Pemberian Tansfusid.

d) Dilakukan kerokan bila disebabkan karena tertinggalnya sisa placenta

6

ENDOMATRIUM RAHIM

TERINFLAMASI (ENDOMETRITIS)

SISA-SISA PLACENTA YANG MENGHALANGI

BEKUAN DARAH

Page 7: REPRODUKSI KELOMPOK 9

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

“SUBINVOLUSI UTERI”

3.1    Pengkajian

1.  Identitas klien

Data diri klien meliputi nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat,

medical record.

2.  Riwayat kesehatan

a) Riwayat kesehatan sekarang

Keluhan yang dirasakan ibu saat ini: pengeluaran lochia yang tetap berwarna

merah (dalam bentuk rubra dalam beberapa hari postpartum atau lebih dari 2

minggu postpartum danya leukore dan lochia berbau menyengat.

b) Riwayat kesehatan dahulu

Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik hemofilia, mioma

uteri, riwayat preeklamsia, trauma jalan lahir kegagalan kompresi pembuluh

darah, tempat implantasi plasenta retensi sisa plasenta.

c) Riwayat penyakit keluarga

Adanya riwayat keluarga yang pernah/sedang menderita hipertensi, penyakit

jantung dan preeklamsia, penyakit keturunan hemofilia dan penyakit menular.

d) Riwayat obstetrik

7

Page 8: REPRODUKSI KELOMPOK 9

1. Riwayat menstruasi meliputi : menarche ,lamanya siklus, banyaknya,

baunya, keluhan waktu haid.

2. Riwayat perkawinan meliputi : usia kawin, kawin yang keberapa, usia

mulai hamil.

e) Riwayat hamil,persalinan dan nifas yang lalu

1. Riwayat hamil meliputi: waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada

abortus.

2. Riwayat persalinan meliputi:

Tuanya kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin,

adakah kesulitan dalam persalinan, anak lahir hidup/mati, BB & panjang

anak waktu lahir.

3. Riwayat nifas meliputi:

Keadaan lochia,apakah ada perdarahan, ASI cukup/tidak, kondisi

ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan kontraksi.

4.   Riwayat kehamilan sekarang

a. Hamil muda:Keluhan selama hamil muda

b. Hamil tua: keluhan selama hamil tua, peningkatan BB, suhu nadi,

pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual atau

keluhan lain.

c. Riwayat ANC meliputi:

Dimana tempat pelayanan, berapa kali, perawatan serta pengobatannya

yang didapat.

5. Riwayat persalinan sekarang meliputi:

Tuanya kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin,

apakah ada penyulit dalam persalinan (misal: retensio plasenta,

perdarahan yang berlebihan setelah persalinan, dll), anak lahir

hidup/mati, BB dan panjang anak waktu lahir.

8

Page 9: REPRODUKSI KELOMPOK 9

3.      Pemeriksaan fisik

a. Pemeriksaan umum

1)   Keadaan umum ibu

2) Tanda-tanda vital meliputi: suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan

3) Kulit : dingin, berkeringat, pucat, capilary refil memanjang, kering,

hangat, kemerahan.

4)  Kandung kemih : distensi, produksi urin menurun/berkurang.

b. Pemeriksaan khusus

1) Uterus

Meliputi: tinggi fundus uteri dan posisinya serta konsistensinya.

2) Lochia

Meliputi: warna, banyaknya dan baunya.

3) Perineum

Diobservasi untuk melihat apakah ada tanda infeksi dan luka jahitan

4) Vulva

Dilihat apakah ada edema atau tidak

5) Payudara

Dilihat kondisi aerola,konsistensi dan kolostrum

B. Analisa Data

No Data Etiologi Problem

1.DS: Klien mengatakan

banyaknya pendarahan yang

keluar dan mengeluh pusing

DO: Pasien mengeluh pusing dan

terlihat pucat

Perdarahan

pervaginam

Gangguan perfusi

jaringan

2. DS: Klien mengatakan Sisa plasenta dan Infeksi

9

Page 10: REPRODUKSI KELOMPOK 9

demam

DO:Meningkatnya temperatur

dan Leukosit

selaput ketuban.

3.DS: Klien mengatakan bahwa

klien sangat lemah

DO: Bibir kering, turgor kulit

jelek, dan tonus otot lemah

Perdarahan

pervaginam

Kekurangan volume

cairan

C.    Diagnosa Keperawatan

1) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan pervaginam

2) Infeksi berhubungan dengan adanya sisa plasenta dan selaput ketuban.

3) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan pervaginaan.

D.    Intervensi

No.Dx Tujuan Intervensi Rasional

1 Perfusi jaringan

menjadi adekuat

Kriteria hasil :

Klien tidak

terlihat pucat,

HB meningkat

1.    Monitor tanda-tanda

vital

2.    Catat perubahan

warna kuku,mukosa

bibir,gusi dan

lidah,suhu kulit.

1.    Perubahan perfusi jaringan

menimbulkan perubahan pada tanda

vital

2.   Dengan adanya perdarahan maka

volume darah disirkulasi menjadi

berkurang sehingga sirkulasi di

jaringan perifer pun berkurang hal

inilah yang menyebabkan cyanosis

dan kulit yang dingin.

3.      Perubahan tingkat kesadaran

merupakan salah satu indikator

peningkatan/penurunan gangguan

10

Page 11: REPRODUKSI KELOMPOK 9

3.    Evaluasi tingkat

kesadaran

4.    Kolaborasi (Monitor

kadar gas darah dan

PH)

5.    Berikan terapi

oksigen

perfusi jaringan

4.      Perubahan kadar gas darah dan

PH darah merupakan tanda

hipoksia jaringan)

5.      Oksigen diperlukan untuk

menurunkan hipoksia.

2 Tujuan : Infeksi dapat diatasi dan mencegah terjadinya infeksi sistemik

1.  Kaji tanda-tanda

vital.

2.  Catat karakteristik

lochia.

3.  Berikan perawatan

perineal,pertahankan

1.        Tanda vital menandakan adanya

perubahan di dalam tubuh

2.        Untuk mengetahui /

mengidentifikasi indikasi kemajuan

atau penyimpangan dari lochia

yang normal.

3.        Untuk menjaga kebersihan dan

membatasi pertumbuhan bakteri.

4.        Untuk membasmi kuman

penyebab infeksi

5.        Untuk mengeluarkan sisa plasenta dan selaput ketuban yang

11

Page 12: REPRODUKSI KELOMPOK 9

agar tetap bersih dan

kering.

4.  Kolaborasi

Pemberian

Antibiotika

5.   Tindakan kerokan pada uterus

tertinggal.

3 Tujuan:Menceg

ah disfungsional

bleeding dan

memperbaiki

volume cairan.

1.    Tidurkan pasien

dengan posisi kaki

lebih tinggi sedangkan

badannya tetap

terlentang.

2.    Monitor tanda-tanda

vital

3.    Monitor intake dan

output

4.    Evaluasi kandung

kencing

5.    Lakukan masase

uterus

1.        Dengan kaki lebih tinggi akan

meningkatkan venous return dan

memungkinkan darah ke otak dan

organ lain.

2.        Perubahan tanda vital terjadi bila

perdarahan semakin hebat

3.        Perubahan output merupakan

tanda adanya gangguan fungsi

ginjal.

4.        Kandung kencing yang penuh

menghalangi kontraksi uterus

5.        Masase uterus merangsang

kontraksi uterus

6.a Cairan intravena dapat

meningkatkan volume intravaskular

6.b Uterotonika merangsang kontraksi

uterus dan mengontrol

perdarahan

6.c Whole blood membantu

menormalkan volume cairan tubuh

12

Page 13: REPRODUKSI KELOMPOK 9

6.    Kolaborasi :

a. Pemberian

Infus/cairan intravena

b. Pemberian

uterotonika

c. Pemberian Transfusi

whole blood (bila

perlu)

13

Page 14: REPRODUKSI KELOMPOK 9

BAB IV

PENUTUPAN

4.1 KESIMPULAN

Subinvolusi of uterus adalah terganggunya proses involusi uterus pada

ibu karena keabnormalan pasca nifas. Banyak diantara wanita yang dalam

masa nifas (kehamilan) itu kurang memperhatikan kesehatan dari

kehamilanya hanya memperhatikan pada bayi yang dikandungnya, sehingga

banyak terjadi kesalapahaman atau ke abnormalan pada ibu. Dalam

penelitianya apabila ibu hamil hal yang sangat diperhatikan adalah proses

kelancaran nya nifas, padahal dalam masa kandungan kesehatan ibu juga

harus di  prioritaskan, bukan hanya pada kesehatan bayi yang dikandung

sehingga sering terjadi ke abnormalan pada proses persalinan pada ibu.

Terkhususnya proses involusi Rahim. Maka dari itu seorang dokter harus

memahami tentang masa nifas baik fisiologis maupun patologis, dan

mengetahui sebab akibat, penatalaksanaan, manifestasi klinisnya, klasifikasi

penyakitnya, dan pencegahan bahkan mengetahui  penangan yang baik, sesuai

klasifikasi sub involusi yang terjadi.

14

Page 15: REPRODUKSI KELOMPOK 9

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu kebidanan.2005. Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Pillitteri, Adele. Buku Saku Asuhan Ibu dan Anak. 2002. EGC. Jakarta

Bobak,dkk.Keperawatan Maternitas .1996. EGC . Jakarta

http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/05/04/masa-nifas.html

http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/03/askep-nifas-dengan-subinvolusio.html

 

.

 

 

15