REPRODUKSI KELOMPOK 9
-
Upload
harimuhammadakbar -
Category
Documents
-
view
5 -
download
1
description
Transcript of REPRODUKSI KELOMPOK 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nifas merupakan proses alamiah yang dialami oleh seorang wanita setelah
persalinan, yang berlangsung kira-kira 6 minggu, yang dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,
namun ada kalanya masa nifas tidak berjalan dengan normal dikarenakan sebab yang
abnormal seperti terjadinya sub involusi terkhususnya Rahim ibu, yang menyebabkan
kondisi ibu memburuk. Subinvolusi of uterus adalah terganggunya proses involusi
uterus pada ibu karena keabnormalan pasca nifas. Banyak diantara wanita yang dalam
masa nifas (kehamilan) itu kurang memperhatikan kesehatan dari kehamilanya hanya
memperhatikan pada bayi yang dikandungnya, sehingga banyak terjadi
kesalapahaman atau ke abnormalan pada ibu. Dalam penelitianya apabila ibu hamil
hal yang sangat diperhatikan adalah proses kelancaran nya nifas, padahal dalam masa
kandungan kesehatan ibu juga harus di prioritaskan, bukan hanya pada kesehatan
bayi yang dikandung sehingga sering terjadi ke abnormalan pada proses persalinan
pada ibu. Terkhususnya proses involusi Rahim. Maka dari itu seorang dokter harus
memahami tentang masa nifas baik fisiologis maupun patologis, dan mengetahui
sebab akibat, penatalaksanaan, manifestasi klinisnya, klasifikasi penyakitnya, dan
pencegahan bahkan mengetahui penangan yang baik, sesuai klasifikasi sub involusi
yang terjadi. Supaya seorang dokter harus bisa lebih mengerti proses nifas bukan
hanya pada kelahiran bayi tetapi juga memproritaskan kesehatan ibu. Sehingga dapat
memberikan asuhan dengan tepat sesuai dengan standar asuhan kedokteran yang baik
dan benar sesuai kode etik dan aturan-aturan dalam kedokteran.
1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan Subinvolusi Uteri ?
b. Apa saja etiologi Subinvolusi Uteri ?
c. Apa saja patofisiologiSubinvolusi Uteri ?
d. Apa saja manifestasi klinis Subinvolusi Uteri ?
e. Apa saja pemerikaaan dignostik Subinvolusi Uteri ?
f. Apa saja terapi yang diberikan pada Subinvolusi Uteri ?
g. Apa saja asuhan keperawatan Subinvolusi Uteri ?
1.3 Tujuan Penulisan
Memberikan pengetahuan tentang subinvolusi uterus.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal
involusi/proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses
pengecilan uterus terhambat. Subinvolusi merupakan istilah yang digunakan untuk
menunjukkan kemunduran yang terjadi pada setiap organdan saluran
reproduktif,kadang lebih banyak mengarah secara spesifik pada kemunduran uterus
yang mengarah ke ukurannya.
Subinvolusi uteri adalah proses kembalinya uterus ke ukuran dan bentuk
seperti sebelum hamil yang tidak sempurna (Adelle Pillitteri, 2002)
Subinvolusi uteri adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal
involusi, dan keadaan ini merupakan salah satu dari penyebab umum perdarahan
pascapartum. (Barbara, 2004)
Subinvolusi uteri adalah kegagalan rahim untuk kembali ke keadaan tidak
hamil. Penyebab paling umum adalah infeksi plasenta. (Lowdermilk, perry. 2006)
Pada pemeriksaan bimanual di temukan uterus lebih besar dan lebih lembek
dari seharusnya, fundus masih tinggi, lochea banyak dan berbau, dan tidak jarang
terdapat pula perdarahan (Prawirohardjo, 2005).
2.2 ETIOLOGI
a) Terjadi infeksi pada endometrium
3
b) Terdapat sisa plasenta dan selaputnya dalam uterus sehingga proses involusi
uterus tidak berjalan dengan normal atau terlambat
c) Terdapat bekuan darahd.
d) Mioma uteri
e) Status gizi ibu nifas buruk
f) .Kurang mobilisasi
g) Faktor usia
h) Parietas
i) Terjadi infeksi pada endometrium
j) Terdapat sisa plasenta dan selaputnya
k) Terdapat bekuan darah yang tidak keluar
2.3 PATOFISIOLOGI
Kekurangan darah pada uterus. Kekurangan darah ini bukan hanya karena
kontraksi danretraksi yang cukup lama, tetapi disebabkan oleh pengurangan aliran
darah yang pergi keuterus di dalam maa hamil, karena uterus harus membesar
menyesuaikan diri dengan pertumbuhan janin. Untuk memenuhi kebutuhannya, darah
banyak dialirkan keuterus dapat mengadakan hipertropi dan hiperplasi setelah bayi
dilahirkan tidak diperlukan lagi, maka pengaliran darah berkurang, kembali seperti
biasa. Demikian dengan adanya hal-hal tersebut uterus akan mengalami kekurangan
darah sehingga jaringan otot-otot uterus mengalami atrofi kembali ke ukuran
semula.Subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi uterus menurun sehingga
pembuluh darah yanglebar tidak menutup sempurna sehingga pendarahan terjadi terus
menerus.
2.4 MANIFESTASI KLINIS
Biasanya tanda dan gejala subinvolusi tidak tampak,sampai kira-kira 4-6
minggu postpartum:
4
a) Fundus uteri letaknya tetap tinggi didalam abdomen/pelvis dari yang
diperkirakan/penurunanfundus uteri lambat dan tonus uterus lembek.
b) Keluaran kochia seringkali gagal berubah dari bentuk rubra ke bentuk serosa,lalu
kebentuk kochia alba.
c) Lochia bisa tetap dalam bentuk rubra dalam waktu beberapa hari postpartum/lebih
dari 2minggu postpartumd.
d) Lochia bisa lebih banyak daripada yang diperkirakane.
e) Leukore dan lochia berbau menyengat,bisa terjadi jika ada infeksi.
f) Pucat,pusing,dan tekanan darah rendah.
g) Bisa terjadi perdarahan postpartum dalam jumlah yang banyak (>500 ml)
h) Nadi lemah,gelisah ,letih,ekstrimitas dingin.
PATHWAY
5
PROSES NIFAS
INVOLUSI UTERUS
POSPARTUM SEKUNDER
& POSPARTUM PRIMER
PLACENTA
PENDARAHAN PASCA NIFAS
-INFEKSI
-INFLAMASI
SUBINVOLUSI UTERUS
YAITU TERHALANGNYA PROSES INVOLUSI RAHIM PASCA NIFAS
2.5 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a) USG
b) Radiologic.
c) Laboratorium (Hb.golongan darah, eritrosit, leukosit, trombosit, hematokrit, CT,
Bloodingtime)
2.6 TERAPI
a) Pemberian Antibiotika
b) Pemberian Uterotonikac.
c) Pemberian Tansfusid.
d) Dilakukan kerokan bila disebabkan karena tertinggalnya sisa placenta
6
ENDOMATRIUM RAHIM
TERINFLAMASI (ENDOMETRITIS)
SISA-SISA PLACENTA YANG MENGHALANGI
BEKUAN DARAH
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
“SUBINVOLUSI UTERI”
3.1 Pengkajian
1. Identitas klien
Data diri klien meliputi nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat,
medical record.
2. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan ibu saat ini: pengeluaran lochia yang tetap berwarna
merah (dalam bentuk rubra dalam beberapa hari postpartum atau lebih dari 2
minggu postpartum danya leukore dan lochia berbau menyengat.
b) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik hemofilia, mioma
uteri, riwayat preeklamsia, trauma jalan lahir kegagalan kompresi pembuluh
darah, tempat implantasi plasenta retensi sisa plasenta.
c) Riwayat penyakit keluarga
Adanya riwayat keluarga yang pernah/sedang menderita hipertensi, penyakit
jantung dan preeklamsia, penyakit keturunan hemofilia dan penyakit menular.
d) Riwayat obstetrik
7
1. Riwayat menstruasi meliputi : menarche ,lamanya siklus, banyaknya,
baunya, keluhan waktu haid.
2. Riwayat perkawinan meliputi : usia kawin, kawin yang keberapa, usia
mulai hamil.
e) Riwayat hamil,persalinan dan nifas yang lalu
1. Riwayat hamil meliputi: waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada
abortus.
2. Riwayat persalinan meliputi:
Tuanya kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin,
adakah kesulitan dalam persalinan, anak lahir hidup/mati, BB & panjang
anak waktu lahir.
3. Riwayat nifas meliputi:
Keadaan lochia,apakah ada perdarahan, ASI cukup/tidak, kondisi
ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan kontraksi.
4. Riwayat kehamilan sekarang
a. Hamil muda:Keluhan selama hamil muda
b. Hamil tua: keluhan selama hamil tua, peningkatan BB, suhu nadi,
pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual atau
keluhan lain.
c. Riwayat ANC meliputi:
Dimana tempat pelayanan, berapa kali, perawatan serta pengobatannya
yang didapat.
5. Riwayat persalinan sekarang meliputi:
Tuanya kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin,
apakah ada penyulit dalam persalinan (misal: retensio plasenta,
perdarahan yang berlebihan setelah persalinan, dll), anak lahir
hidup/mati, BB dan panjang anak waktu lahir.
8
3. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum ibu
2) Tanda-tanda vital meliputi: suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan
3) Kulit : dingin, berkeringat, pucat, capilary refil memanjang, kering,
hangat, kemerahan.
4) Kandung kemih : distensi, produksi urin menurun/berkurang.
b. Pemeriksaan khusus
1) Uterus
Meliputi: tinggi fundus uteri dan posisinya serta konsistensinya.
2) Lochia
Meliputi: warna, banyaknya dan baunya.
3) Perineum
Diobservasi untuk melihat apakah ada tanda infeksi dan luka jahitan
4) Vulva
Dilihat apakah ada edema atau tidak
5) Payudara
Dilihat kondisi aerola,konsistensi dan kolostrum
B. Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1.DS: Klien mengatakan
banyaknya pendarahan yang
keluar dan mengeluh pusing
DO: Pasien mengeluh pusing dan
terlihat pucat
Perdarahan
pervaginam
Gangguan perfusi
jaringan
2. DS: Klien mengatakan Sisa plasenta dan Infeksi
9
demam
DO:Meningkatnya temperatur
dan Leukosit
selaput ketuban.
3.DS: Klien mengatakan bahwa
klien sangat lemah
DO: Bibir kering, turgor kulit
jelek, dan tonus otot lemah
Perdarahan
pervaginam
Kekurangan volume
cairan
C. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan pervaginam
2) Infeksi berhubungan dengan adanya sisa plasenta dan selaput ketuban.
3) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan pervaginaan.
D. Intervensi
No.Dx Tujuan Intervensi Rasional
1 Perfusi jaringan
menjadi adekuat
Kriteria hasil :
Klien tidak
terlihat pucat,
HB meningkat
1. Monitor tanda-tanda
vital
2. Catat perubahan
warna kuku,mukosa
bibir,gusi dan
lidah,suhu kulit.
1. Perubahan perfusi jaringan
menimbulkan perubahan pada tanda
vital
2. Dengan adanya perdarahan maka
volume darah disirkulasi menjadi
berkurang sehingga sirkulasi di
jaringan perifer pun berkurang hal
inilah yang menyebabkan cyanosis
dan kulit yang dingin.
3. Perubahan tingkat kesadaran
merupakan salah satu indikator
peningkatan/penurunan gangguan
10
3. Evaluasi tingkat
kesadaran
4. Kolaborasi (Monitor
kadar gas darah dan
PH)
5. Berikan terapi
oksigen
perfusi jaringan
4. Perubahan kadar gas darah dan
PH darah merupakan tanda
hipoksia jaringan)
5. Oksigen diperlukan untuk
menurunkan hipoksia.
2 Tujuan : Infeksi dapat diatasi dan mencegah terjadinya infeksi sistemik
1. Kaji tanda-tanda
vital.
2. Catat karakteristik
lochia.
3. Berikan perawatan
perineal,pertahankan
1. Tanda vital menandakan adanya
perubahan di dalam tubuh
2. Untuk mengetahui /
mengidentifikasi indikasi kemajuan
atau penyimpangan dari lochia
yang normal.
3. Untuk menjaga kebersihan dan
membatasi pertumbuhan bakteri.
4. Untuk membasmi kuman
penyebab infeksi
5. Untuk mengeluarkan sisa plasenta dan selaput ketuban yang
11
agar tetap bersih dan
kering.
4. Kolaborasi
Pemberian
Antibiotika
5. Tindakan kerokan pada uterus
tertinggal.
3 Tujuan:Menceg
ah disfungsional
bleeding dan
memperbaiki
volume cairan.
1. Tidurkan pasien
dengan posisi kaki
lebih tinggi sedangkan
badannya tetap
terlentang.
2. Monitor tanda-tanda
vital
3. Monitor intake dan
output
4. Evaluasi kandung
kencing
5. Lakukan masase
uterus
1. Dengan kaki lebih tinggi akan
meningkatkan venous return dan
memungkinkan darah ke otak dan
organ lain.
2. Perubahan tanda vital terjadi bila
perdarahan semakin hebat
3. Perubahan output merupakan
tanda adanya gangguan fungsi
ginjal.
4. Kandung kencing yang penuh
menghalangi kontraksi uterus
5. Masase uterus merangsang
kontraksi uterus
6.a Cairan intravena dapat
meningkatkan volume intravaskular
6.b Uterotonika merangsang kontraksi
uterus dan mengontrol
perdarahan
6.c Whole blood membantu
menormalkan volume cairan tubuh
12
6. Kolaborasi :
a. Pemberian
Infus/cairan intravena
b. Pemberian
uterotonika
c. Pemberian Transfusi
whole blood (bila
perlu)
13
BAB IV
PENUTUPAN
4.1 KESIMPULAN
Subinvolusi of uterus adalah terganggunya proses involusi uterus pada
ibu karena keabnormalan pasca nifas. Banyak diantara wanita yang dalam
masa nifas (kehamilan) itu kurang memperhatikan kesehatan dari
kehamilanya hanya memperhatikan pada bayi yang dikandungnya, sehingga
banyak terjadi kesalapahaman atau ke abnormalan pada ibu. Dalam
penelitianya apabila ibu hamil hal yang sangat diperhatikan adalah proses
kelancaran nya nifas, padahal dalam masa kandungan kesehatan ibu juga
harus di prioritaskan, bukan hanya pada kesehatan bayi yang dikandung
sehingga sering terjadi ke abnormalan pada proses persalinan pada ibu.
Terkhususnya proses involusi Rahim. Maka dari itu seorang dokter harus
memahami tentang masa nifas baik fisiologis maupun patologis, dan
mengetahui sebab akibat, penatalaksanaan, manifestasi klinisnya, klasifikasi
penyakitnya, dan pencegahan bahkan mengetahui penangan yang baik, sesuai
klasifikasi sub involusi yang terjadi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu kebidanan.2005. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Pillitteri, Adele. Buku Saku Asuhan Ibu dan Anak. 2002. EGC. Jakarta
Bobak,dkk.Keperawatan Maternitas .1996. EGC . Jakarta
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/05/04/masa-nifas.html
http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/03/askep-nifas-dengan-subinvolusio.html
.
15