Post on 30-Jan-2018
Budaya Indonesia Sebagai Identitas Nasional Indonesia
Makalah Pendidikan Pancasila
Oleh:
KGS Abdul Fattah/G64120040 (Ketua)
M. Zafur Abror Rajabi/G74120022 (Moderator)
Rifka Saskia Nurunnisa/G64120072 (Penyaji)
M. Tessar Aldipradana/G64120081 (Penyaji)
Yuandri Trisaputra/G64120004 (Notulen)
Peralta Zega/G64120121 (Notulen)
Kelompok 9
Kelas Q.01.2
Dosen : Dra. Hj. Siti Rahmawati, M.Pd.
Tingkat Persiapan Bersama
Institut Pertanian Bogor
Tahun Ajaran 2012/2013
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Budaya
Indonesia Sebagai Identitas Nasional Indonesia”.
Makalah ini berisikan tentang informasi pengertian identitas nasional atau
yang lebih khususnya membahas penerapan Identitas Indonesia dimata dunia.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan pengertian terutama kepada para
pemuda untuk lebih menjaga identitas negaranya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Bogor, November 2012
Penyusun
ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR...........................................................................................II
DAFTAR ISI........................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1. LATAR BELAKANG MASALAH......................................................................12. RUMUSAN MASALAH....................................................................................23. TUJUAN.........................................................................................................24. MANFAAT.....................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
1. PENGERTIAN IDENTITAS NASIONAL.............................................................42. PENGERTIAN BUDAYA...................................................................................53. PENGERTIAN KEBUDAYAAN NASIONAL.......................................................64. PERBEDAAN ASIMILASI DAN ALKULTURASI................................................8
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................9
1. MENGAPA WARGA NEGARA ASING TERTARIK BUDAYA INDONESIA ?........92. BAGAIMANA PERKEMBANGAN BUDAYA INDONESIA DI MATA
INTERNASIONAL?..........................................................................................93. BAGAIMANA INDONESIA MEMPERTAHANKAN KEBUDAYAAN SEBAGAI
IDENTITAS NASIONAL?................................................................................104. BAGAIMANA KAITAN UNDANG-UNDANG DASAR DENGAN KEBUDAYAAN
INDONESIA?................................................................................................12
BAB IV PENUTUP..............................................................................................13
1. KESIMPULAN...............................................................................................132. SOLUSI DAN SARAN....................................................................................13
LAMPIRAN..........................................................................................................15
1. ARTIKEL DARI INTERNET............................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................IV
iii
1
BAB IPENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Kebudayaan Indonesia sangat erat kaitannya dengan identitas nasional.
Dalam yang waktu dekat yang lalu (Indonesian Week di Jepang) terdapat
kegiatan pengenalan budaya Indonesia di luar negeri. Dengan cara mengadakan
berbagai kegiatan yang berhubungan dengan budaya Indonesia di luar negeri
tersebut, budaya Indonesia jadi dapat dikenal dunia dan diakui oleh berbagai
negara di dunia serta dapat mengetahui bahwa Indonesia memiliki berbagai
macam budaya daerah yang masih belum di kenal bahkan di Indonesia itu
sendiri.
Budaya Indonesia itu unik karena sudah lama dan merupakan gabungan
dari berbagai kebudayaan di Indonesia. Hampir setiap pulau memiliki
kebudayaan tersendiri bahkan ada yang lebih dari lima kebudayaan berbeda,
contohnya saja seperti di Sulawesi Selatan di Tanah Toraja, mereka memiliki
kebudayaan ketika orang meninggal diadakan upacara adat dengan
menggunakan kerbau dan lain-lain sesuai dengan status keluarga tersebut. Beda
halnya dengan kebudayaan Jawa (Jawa tengah atau Yogyakarta dan sekitarnya)
ketika ada yang meninggal, mereka hanya melakukan upacara keagamaan biasa
tidak seperti di Tanah Toraja. Oleh karena keanegaragaman itu, banyak
pendatang dari luar yang mencoba mengadopsi budaya Indonesia, mereka
melakukan itu karena mereka tertarik dan cinta akan budaya kita.
Sejarah terbentuknya Indonesia juga unik, dikarenakan banyaknya
budaya yang hadir ke Indonesia dan menciptakan budaya lain seperti sekarang
ini. Berbagai macam budaya juga berbeda antar kerajaan yang pernah singgah
di Indonesia, seperti budaya Hindu-Budha, Islam, Kristen dan lain-lain. Oleh
karena sejarah kuat yang kita miliki, para pelancong pun mencoba
mempelajarinya dan mengembangkannya di luar negara Indonesia.
Sehingga di zaman yang sudah globalisasi ini, identitas nasional
Indonesia hampir hilang, larut dengan kebudayaan bangsa lain, sehingga rasa
cinta dan bangga menjadi Indonesia tidak terasa di dalam negeri ini. Sepertinya
itu semua dikarenakan kurangnya masyarakat Indonesia yang memperkenalkan
1
2
identitas atau kebudayaan yang dimiliki Indonesia kepada negeri sendiri,
bahkan ke luar negeri. Dengan itu diperlukan suatu kegiatan yang dapat
memperkenalkan identitas nasional Indonesia di dalam negeri dan ke luar
negeri, sehingga dapat meningkatkan rasa nasionalisme yang tinggi, rasa cinta
dan bangga terhadap bangsa Indonesia.
2. Rumusan Masalah
a. Mengapa Warga Negara Asing tertarik budaya Indonesia ?
b. Bagaimana perkembangan budaya Indonesia di mata dunia ?
c. Bagaimana Indonesia mempertahankan kebudayaan sebagai identitas
nasional ?
3. Tujuan
a. Dapat meningkatkan rasa cinta tanah air
b. Dapat menunjukkan bahwa Indonesia telah dikenal dan diakui oleh dunia
c. Dapat memotivasi rakyat Indonesia untuk lebih memperkenalkan budaya
Indonesia agar tidak terjadi plagiat oleh negara lain
d. Dapat meyakinkan rakyat Indonesia bahwa budaya Indonesia itu bisa di
terima di berbagai negara di dunia
4. Manfaat
Manfaat yang dapat di petik adalah kita dapat lebih mudah mengenalkan
dan menunjukan identitas negara kita melalui kebudayaan asli Indonesia pada
dunia luar dengan cara yang mudah dan lebih effisien agar tidak ada negara
lain yang dengan mudahnya mengklaim/mengakui budaya asli Indonesia, serta
kita dapat mengajarkan keanekaragaman budaya yang kita miliki pada bangsa
lain, menimbulkan keingintahuan terhadap budaya kita yang beragam ini, dan
menimbulkan rasa cinta tanah air bagi rakyat Indonesia sendiri khususnya bagi
kawula muda yang sudah mulai tercemar budaya asing, dampak
menguntungkan lainnya adalah dapat mendatangkan turis internasional yang
ingin lebih mendalami budaya Indonesia atau mengunjungi tempat-tempat
cagar budaya Indonesia yang masih tercaga keasliannya hal tersebut sangat
menguntungkan karena dapat mendatangkan keuntungan dari pendapatan
3
tempat wisata setempat, tokoh-tokoh budayawan, dan defisa bagi negara. Serta
dapat memacu rakyat Indonesia dalam menjaga dan melestarikan identitasnya.
4
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Identitas Nasional
Identitas Nasional pada hakikatnya merupakan "manifestasi nilai-nilai
budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu nation
(bangsa) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa
berbeda dengan bangsa lain dalam hldup dan kehidupannya". (Wibisono
Koento:2005).
Identitas nasional merupakan sifat khas bangsa Indonesia yang
menerangkan jati diri bangsa sesuai dengan cirri-ciri diri, golongan, kelompok,
komunitas yang melekat pada kelompok yang lebih besar atau yang bangsa
yang diikat oleh kesamaan fisik (budaya, agama dan bahasa) dan non fisik
(cita-cita dan tujuan). (Rangkuti, Parlaungan Adil:2007).
Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki
pengertian harfiah ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat pada
seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Dalam
terminologi antropologi, identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan
sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok
sendiri, komunitas sendiri, atau negara sendiri. Mengacu pada pengertian ini
identitas tidak terbatas pada individu semata, tetapi berlaku pula pada suatu
kelompok. Adapun kata nasional merupakan identitas yang melekat pada
kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan,
baik fisik, seperti budaya, agama, dan bahasa, maupun nonfisik, seperti
keinginan, cita-cita, dan tujuan. Himpunan kelompok-kelompok inilah yang
disebut dengan istilah identitas bangsa atau identitas nasional yang pada
akhirnya melahirkan tindakan kelompok (colective action) yang diwujudkan
dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut
nasional. Kata nasional sendiri tidak bisa dipisahkan dari kemunculan konsep
nasionalisme. Bila dilihat dalam konteks Indonesia maka Identitas Nasional itu
merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam
berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang "dihimpun" dalam satu
kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan
4
5
roh "Bhinneka Tunggal Ika" sebagai dasar dan arah pengembangannya.
Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa hakikat Identitas Nasional kita
sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah
Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan dalam arti
luas. Misalnya, dalam aturan perundang-undangan atau hukum, sistem
pemerintahan yang diharapkan, serta dalam nilai-nilai etik dan moral yang
secara normatif diterapkan di dalam pergaulan, baik dalam tataran nasional
maupun internasional, dan sebagainya. Nilai-nilai budaya yang tercermin di
dalam Identitas Nasional tersebut bukanlah barang jadi yang sudah selesai
dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang "terbuka"
yang cenderung terus-menerus bersemi karena hasrat menuju kemajuan yang
dimiliki oleh masyarakat pendukungnya. Konsekuensi dan implikasinya adalah
bahwa Identitas Nasional adalah sesuatu yang terbuka untuk ditafsirkan dengan
diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang
berkembang dalam masyarakat.
2. Pengertian budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik,
adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku
komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia.
6
3. Pengertian Kebudayaan Nasional
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu
yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-
Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun-temurun
dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan
intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan
oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-
benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan
untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas
nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998,
yakni: Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan
cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya
7
upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai
bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada
pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan
demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak
Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukukungnya, Semarang:
P&K, 199
Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah
“puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk
pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin
lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan,
ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang
diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas
dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan
diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan
ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku
bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika
ditampilkan untuk mewakili identitas bersama.Nunus Supriadi, “Kebudayaan
Daerah dan Kebudayaan Nasional”
Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari
UUD 1945 Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang
mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait
dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat yang
baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh
kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak
dijelaskan secara gamblang.
Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk
mengidentifikasi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan
bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi
puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan
nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan angsa yang sudah berada pada
posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan
8
nasional terdapat unsur pemersatu dari Banga Indonesia yang sudah sadar dan
menglami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan
bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi
nasional.
4. Perbedaan Asimilasi dan Alkulturasi
Asimilasi atau assimilation adalah proses sosial yang timbul bila ada
golongan-golongan manusia dengan latar belakangan kebudayaan yang
berbeda-beda yang saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang
lama, sehingga kebudayaan-kebudayaan/golongan-golongan tadi masing-
masing berubah sifatnya yang khas, dan unsur-unsurnya, masing-masing
berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran. Secara singkat, asimilasi
adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas
kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru.
Sedangkan Akulturasi (acculturation atau culture contact) adalah proses
social yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu
dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan
sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun
diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Secara singkat, akulturasi adalah
bersatunya dua kebudayaan atau lebih sehingga membentuk kebudayaan baru
tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli.
9
BAB IIIPEMBAHASAN
1. Mengapa Warga Negara Asing tertarik budaya Indonesia ?
Menurut Kaelan (2007:18) Kelahiran identitas nasional suatu bangsa
memiliki sifat,ciri khas serta keunikan sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan
oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional tersebut.
Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas bangsa Indonesia
meliputi 1. Faktor objektif yang meliputi factor geografis, ekologis dan
demografis. 2. Faktor subjektif yaitu faktor,historis, sosial, politik dan
kebudayaanyang dimiliki bangsa Indonesia.
Menurut Prince (2010:01) Identitas Nasional Indonesia merujuk pada
suatu bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu merupakan gabungan dari
unsur-unsur pembentuk identitas, yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan, dan
bahasa. Sehingga kebudayaan dapat dijadikan tolak ukur indentitas nasional
suatu bangsa.
Dewasa ini seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi banyak
cara untuk mendapatkan info tentang keanekaragaman budaya khususnya
Indonesia. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak kekayaan. Salah satu
kekayaan Indonesia adalah kebudayaannya, Indonesia memiliki beraneka
ragam kebudayaan, dari Sabang sampai Merauke, semua daerahnya memiliki
kebudayaan dan ciri khasnya masing-masing, mulai dari pakaian adat, lagu
daerah, tarian daerah, dan lain-lain. Hal-hal tersebutlah yang menjadi daya
tarik warga negara asing untuk mengetahui atau mempelajari lebih dalam lagi
tentang budaya Indonesia, banyak warga negara asing yang datang ke
Indonesia untuk mempelajari lebih dalam bahkan sampai ada dari beberapa
warga negara asing yang berminat untuk pindah sebagai warga negara
Indonesia.
2. Bagaimana perkembangan budaya Indonesia di mata
internasional?
Di mata dunia budaya Indonesia bisa dikatakan digemari oleh banyak
negara, hal ini terbukti dengan adanya “Indonesian Week” yang menjadi
9
10
primadona di kampus Asia Pacific University (APU). Antusiasme penonton
pada festival ini sangat baik, terbukti para penonton sudah mengantri sejak
pukul 3 sore untuk mendapatkan tempat duduk di hall yang berkapasitas 800
tempat duduk padahal acaranya baru dimulai jam 7 malam.
Meski budaya kita digemari oleh negara lain anehnya, justru masyarakat
luar negeri lah yang lebih antusias mempelajari dan memakai kekayaan budaya
kita. Bagaimana dengan kita? Kejadian ini seharusnya bisa menjadi tamparan
bagi kita yang terlalu acuh tak acuh akan budaya sendiri, sungguh
menyedihkan. Bukti nyata yang lebih mencolok tampak dari perilaku remaja
saat ini. Banyak dari kita justru lebih bangga dengan produk dan budaya luar
negeri seperti : Rolex, Gucci, break dance, shufflin dance. Sedangkan terhadap
budaya kita sendiri malah menjadi rasa malu. Mungkin jika disuruh memilih,
kita akan lebih memilih jalan-jalan ke mall ketimbang pergi latihan tari
Jaipong. Ada apa dengan kita? Melestarikan budaya adalah kewajiban setiap
lapisan masyarakat. Satu kata yang bisa kami kutip dari sebuah buku adalah,
Bangsa yang Besar adalah Bangsa yang Mencintai Kebudayaannya. Jika
bangsa Indonesia ingin lebih baik kedepannya, langkah awalnya hanya
memulai dari mencintai kebudayaan kita sendiri. Selain itu banyak yang
mengklaim kebudayaan Indonesia sebagi kebudayaan negara lain, itu
dikarenakan bahwa budaya Indonesia mempunyai ciri tersendiri, dan
mempunyai nilai tambah di mata dunia. Untuk itu kita harus dapat
mempertahankannya, agar identitas Nasional Indonesia tetap terjaga.
3. Bagaimana Indonesia mempertahankan kebudayaan sebagai
identitas nasional?
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan sumber alam nya
yang melimpah. Bangsa Indonesia sendiri merupakan bangsa yang multi yaitu
multibahasa dan multibudaya yang apabila dikelola dengan baik akan dapat
meningkatkan devisa negara yang nantinya dapat memakmurkan Masyarakat
Indonesia. Budaya Indonesia itu banyak sekali yang berasal dari berbagai
propinsi yang ada di Indonesia. Budaya Indonesia tersebut biasanya dapat
berupa pakaian adat, tarian daerah, atau apa saja merupakan identitas nasional
11
dari suatu bangsa. Indonesia yang merupakam kumpulan pulau-pulau dari
sabang sampai merauke pastilah banyak menyimpan berbagai budaya. Budaya
tersebut merupakan aset bangsa Indonesia yang harus dilestarikan. Tetapi pada
kenyataannya budaya Indonesia sekarang ini sudah banyak di klaim atau akui
oleh negara lain. Seperti halnya batik yang merupakan budaya bangsa
Indonesia tetapi di klaim oleh bangsa lain menjadi milik bangsa tersebut. Tidak
hanya batik saja yang di klaim oleh bangsa lain masih banyak lagi seperi Tari
Bali yang jelas-jelas milik Bali tetapi diakui oleh bangsa lain yaitu
Malaysia.Berikut adalah beberapa budaya Indonesia yang di klaim atau diakui
Negara lain: alat Musik Angklung, Lagu Jali-Jali, Lagu Jali-Jali dari Sumatera
Barat, Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku, Motif Batik Parang dari
Yogyakarta, Alat Musik Gamelan dari Jawa, Tari Kuda Lumping dari Jawa
Timur, dan masih banyak lainya. Budaya bangsa yang beraneka ragam lainnya
dapat diklaim oleh bangsa lain jika bangsa Indonesia tidak berusaha untuk
melestarikan dan memajukan kekayaan yang kita miliki.
Melihat banyaknya budaya bangsa kita yang di klaim bangsa lain. Usaha
yang dilakukan sekarang hendaklah bukan hanya reaksi sesaat yang timbul
karena adanya aksi yang membuat seluruh komponen negara menjadi panas
dan bergerak cepat untuk menarik pengakuan bangsa tersebut dengan segala
bukti yang ada. Bukan hanya pihak pemerintah yang sibuk, tetapi terlihat dari
masyarakat yang gencar menunjukkan kebudayaan bangsa dengan pemakaian
batik misalnya, bisa terlihat dari banyaknya busana batik yang digunakan dan
naiknya produksi batik. Keadaan seperti inilah yang terus harus dijaga, bukan
hanya terhadap batik saja tetapi juga dengan keragaman budaya kita yang lain
yaitu lagu daerah, pakaian adat, rumah adat, alat musik daerah, tari daerah.
Untuk mempertahankan identitas nasional sebenarnya bukan hal yang sulit,
kita dapat mempertahankan budaya bangsa dengan cara melestarikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya menggunakan baju batik, menyanyikan lagu-
lagu khas daerah masing-masing. Dan untuk itu semua perlu adanya peran dari
pemerintah dan masyarakat. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat
diperlukan untuk mempertahankan identitas bangsa tersebut. Pemerintah
berkewajiban untuk mendorong masyarakat baik lewat program wajib
12
menggunakan batik di instansi pemerintahan dan sekolah, atau dengan iklan
layanan masyarakat tentang budaya bangsa Indonesia dan mengajak
masyarakat turut bekerja untuk melestarikannya. Dan masyarakat sendiri harus
menyadari pentingnya budaya bangsa dan dapat melestarikannya dimulai dari
keluarga masing-masing. Dengan adanya kerja sama dan kesadaran pemerintah
serta masyarakat tentang keragaman budaya, maka budaya tersebut budaya
dapat dipertahankan dan tentunya tidak ada lagi pengakuan terhadap apa yang
kita miliki oleh negara lainnya.
Selain itu identitas nasional bangsa Indonesia dapat dipertahankan, dengan
cara pengenalan budaya Indonesia sebagai identitas bangsa terhadap bangsa
lain atau negara lain. Sehingga bangsa lain dapat mengenal identitas nasional
kita dan tidak akan ada lagi yang mengklaim budaya Indonesia.
4. Bagaimana kaitan Undang-Undang Dasar dengan kebudayaan
Indonesia?
Kaitan kebudayaan Indonesia dalam UUD 1945 terlihat dari UUD 1945
Pasal 32, yang berbunyi (1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia
di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. (2) Negara
menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional.
Dari amanat UUD 45 sudah sangat jelas bahwa negara mempunyai
kewajiban dalam mempertahankan dan memelihara kebudayaan di Indonesia.
13
BAB IVPENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa Identitas Nasional
Indonesia adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Ciri khas tersebut dapat
kita lihat dari perilaku masyarakat Indonesia sehari-hari secara umum dan juga
kebudayaan serta atribut-atribut khas yang dimiliki bangsa Indonesia. Sehingga
kebudayaan Indonesia dapat dijadikan tolak ukur identitas nasional suatu
bangsa yaitu Indonesia.
Indonesia memiliki beraneka ragam kebudayaan, dari Sabang sampai
Merauke, semua daerahnya memiliki kebudayaan dan ciri khasnya masing-
masing, mulai dari pakaian adat, lagu daerah, tarian daerah, dan lain-lain. Hal-
hal tersebutlah yang menjadi daya tarik warga negara asing untuk mengetahui
atau mempelajari lebih dalam lagi tentang budaya Indonesia, banyak warga
negara asing yang datang ke Indonesia untuk mempelajari lebih dalam bahkan
sampai ada dari beberapa warga negara asing yang berminat untuk pindah
sebagai warga negara Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa identitas
nasional Indonesia sudah dikenali oleh banyak negara lain.
Tetapi disisi lain terdapat negara lain yang ingin merebut kebudayaan
kita dengan mengklaim bahwa itu kebudayaan mereka, sehingga kita semua
harus sadar dan bangkit untuk dapat mempertahankan kebudayaan kita yang
menjadi identitas nasional Indonesia. Untuk itu semua perlu adanya peran dari
pemerintah dan masyarakat. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat
diperlukan untuk mempertahankan identitas bangsa tersebut.
2. Solusi dan Saran
Cara untuk dapat mempertahankan kebudayaan Indonesia yang dijadikan
sebagai Identitas Nasional antara lain :
1. Hargai Kebudayaan Sendiri maupun Kebudayaan Negara lain. Contoh:
kita jangan sampai meremehkan bahasa kita sendiri yaitu bahasa
13
14
Indonesia, karena bahasa Indonesia itu merupakan identitas kita bersama
dalam berdaulat dan bernegara, kita jangan sampai mempelajari bahasa
lain tetapi bahasa kita sendiri kita lupakan.
2. Belajar mencintai kebudayaan untuk menimbulkan rasa ingin tahu untuk
mengenal kebudayaan bangsa kita. Contoh: Melatih kreatifitas kita dalam
seni-seni kebudayaan indoensia
3. Jangan mudah terpengaruh oleh budaya lain, dengan cara:
Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat
mencintai produk dan kebudayaan dalam negeri.
Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-
baiknya.
Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
Selektif terhadap kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia.
Memperkuat dan mempertahankan jatidiri bangsa agar tidak luntur.
4. Jadikan Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia sebagai
identitas yang tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara lain.
5. Mengenalkan identitas nasional ke negara lain misalkan dengan cara
melakukan acara pagelaran seni di Negara lain sehingga Negara lain
mengetahuin kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia.
15
LAMPIRAN
1. Artikel dari Internet
Indonesian Week' Siap Digelar di Kampus APU Jepang
Penulis : M Latief | Senin, 2 Juli 2012 | 11:34 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Rasa cinta dan bangga menjadi Indonesia
akan lebih terasa bila kita berada di luar negeri. Rasa itulah yang menggelora di
dada para mahasiswa Indonesia di Ritsumeikan Asia Pacific University (APU),
Beppu, Jepang, dalam rangkaian 'Indonesian Week'.
'Indonesian Week' merupakan ajang perkenalan budaya Indonesia kepada
mahasiswa di Kampus APU, yang terletak di kota Beppu, wilayah Oita, atau
sekitar 1000 km sebelah barat laut kota Tokyo. Sebagai acara tahunan, 'Indonesian
Week 2012' digelar dengan menampilkan berbagai penampilan seni dan budaya
Indonesia selama sepekan, mulai 3-8 Juli 2012.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, selama sepekan, tema Indonesia akan
semarak di Kampus APU dengan aneka pertunjukan yang ditampilkan, mulai dari
pameran kerajinan, parade seni, konser musik dangdut, festival kuliner, hingga
acara puncak berupa Pergelaran Budaya yang menampilkan berbagai atraksi tarian
dan seni Indonesia.
"Banyak sekali pihak yang khawatir, jika kita banyak berhubungan dengan
orang asing berbeda budaya, bukankah identitas kita semakin nyaris hilang tak
berbekas. Berdasarkan pengalaman saya, hal itu tergantung diri kita masing-
masing. Jika kita ingin larut, memang gampang sekali identitas diri kita hilang
larut dalam budaya lain. Tetapi, jika kita pandai-pandai berbuat dan mengemas
apa yang kita miliki, justru identitas kita diakui orang lain. Intinya adalah
kemauan kita bekerja keras dan mencari strategi jitu mengemasnya," ujar Dahlan
Nariman Vice-Dean of Admissions, Associate Professor, Education Development
and Learning Support Center (EDLSC) di Ritsumeikan Asia Pacific University
(APU), Japan, di Fukuoka, Senin (2/7/2012).
Ia menuturkan, dilaksanakan pertama kali sebagai bagian dari Multi-
Cultural Week pada 2002, kegiatan ini awalnya hanya sekadar kegiatan sederhana
kelompok mahasiswa dari beberapa negara untuk memperkenalkan bahasa dan
15
16
budayanya ke mahasiswa negara lain. Seiring waktu, kegiatan ini berkembang
dengan kegiatan promosi identitas Negara yang semakin kompleks.
"Intinya misinya tetap sama, yaitu mempromosikan budaya masing-
masing Negara," ujar Dahlan.
Terbukti, hal menarik dari pertunjukan tersebut adalah para penari yang
tampil bukan hanya mahasiswa Indonesia, namun juga mahasiswa internasional
dari berbagai suku bangsa, mulai dari Perancis, Amerika, Ghana, Bolivia,
termasuk dari Jepang dan Cina. Untuk Tari Saman sendiri, bahkan hanya dua
orang penarinya yang berasal dari Indonesia, selebihnya mahasiswa asing.
"Aktivitas-aktivitas akademik dan non-akademik tersebut yang di-setting
secara sengaja atau tidak sengaja oleh pihak universitas, sebenarnya menjadi arena
pembentukan jiwa lulusannya. Dan jiwa-jiwa itulah yang dianggap sedang
matching dengan kondisi bursa kerja di era globalisasi ini. Karena itulah lulusan
APU sedang banyak dinantikan perusahaan multi-nasional untuk beraktifitas di
arena global," papar Dahlan.
Pada akhirnya, lanjut Dahlan, setiap tahun mahasiswa dari beberapa
negara berpikir keras untuk menggali, identitas dan budaya apa yang dimiliki
negaranya. Kemudian, mereka bekerja keras mengemas cara agar bisa diterima
dan mendapat tepuk tangan meriah dari seluruh warga "kampung global" di
Kampus APU ini.
"Mereka juga merekrut orang-orang di luar negaranya untuk
mengorganisasi dan bermain bersama di event ini. Jadi, kolaborasi antar negara
terjadi juga di sini," kata Dahlan.
Tanpa disadari, gelaran Multi-Cultural Week telah menjadi ajang
penggugah nasionalisme dan pencarian identitas berbagai orang dari masing-
masing nagaranya, termasuk juga menjadi ajang belajar berkolaborasi dengan
orang-orang dari latar belakang budaya berbeda.
Satu hal paling membanggakan, berdasarkan pengamatannya setiap tahun,
Indonesian Cultural Week, menjadi cultural week primadona di Kampus APU.
Setiap tahun, lanjut Dahlan, penonton telah berjajar mengantre puluhan meter
sejak pukul 3 sore, untuk mendapatkan tempat duduk di hall yang berkapasitas
800 tempat duduk. Padahal, biasanya acara baru dimulai sekitar jam 7 malam."Ini
17
terbukti dengan antusiasme warga APU menanti dan mengikuti Indonesian Week
setiap tahun selama empat tahun terakhir.
iv
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. (2012). Budaya. Diambil kembali dari Wikipedia:
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
Anonymous. (2012). Budaya Indonesia. Diambil kembali dari Wikipedia:
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia#Kebudayaan_nasional
Anonymous. (2012). Definisi Budaya. Diambil kembali dari Wikipedia:
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya#Definisi_Budaya
Kaelan, & Zubaidi. (2007). Pendidikan Kewarganegaraan Edisi Pertama.
Yogyakarta: Peragdima.
Prince. (2010). Identitas Nasional. Diambil kembali dari http://prince-
mienu.blogspot.com/2010/01/identitas-nasional.html
Rangkuti, P. A. (2007). Membangun Kesadaran Bela Negara. Bogor: IPBPress.
Subasti, B. (2010). Alkulturasi dan Asimilasi. Diambil kembali dari
http://id.shvoong.com/social-sciences/anthropology/2097802-akulturasi-
dan-asimilasi/
iv