Journalistic Ethic & law regulation -...

Post on 31-Mar-2019

236 views 0 download

Transcript of Journalistic Ethic & law regulation -...

Journalistic

Ethic & law

regulation

Muhammad Irawan S.,

M.I.Kom

Kode Etik PWI

Kode etik jurnalistik adalah ikrar yang bersumber pada hati

nurani wartawan dalam melaksanakan kemerdekaan

mengeluarkan pikiran yang dijamin sepenuhnya oleh Pasal

28 UUD 1945, yang merupakan landasan konstitusional

dalam menjalankan tugas jurnalistiknya

Pasal 1

Wartawan beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berjiwa Pancasila, taat kepada Undang-Undang Dasar

negara RI, kesatria, menjunjung harkat, martabat manusia

dan lingkungannya, mengabdi kepada kepentingan bangsa

dan negara serta terpercaya dalam mengemban profesinya

Pasal 2

Wartawan dengan penuh rasa tanggung jawab dan bijaksana

mempertimbangkan patut tidaknya menyiarkan karya

jurnalistik (tulisan, suara, serta suara dan gambar) yang

dapat membahayakan keselamatan dan keamanan negara,

persatuan dan kesatuan bangsa, menyinggung perasaan

agama, kepercayaan atau keyakinan satu golongan yang

dilindungi oleh Undang-Undang

Pasal 3

Wartawan Indonesia pantang menyiarkan karya jurnalistik

(tulisan, suara, serta suara dan gambar) yang menyesatkan

memutar balik fakta, bersifat fitnah, cabul serta sensional.

Pasal 4

Wartawan Indonesia menolak imbalan yang dapat

mempengaruhi obyektivitas pemberitaan.

BAB II

CARA PEMBERITAAN DAN MENYATAKAN PENDAPAT

Pasal 5

Wartawan Indonesia menyajikan berita secara berimbang

dan adil, mengutamakan kecermatan dari kecepatan serta

tidak mencampur adukkan fakta dan opini sendiri. Karya

jurnalistik berisi interprestasi dan opini wartawan, agar

disajikan dengan menggunakan nama jelas penulisnya.

Pasal 6

Wartawan Indonesia menghormati dan menjunjung tinggi

kehidupan pribadi dengan tidak menyiarkan karya jurnalistik

(tulisan, suara, serta suara dan gambar) yang merugikan

nama baik seseorang, kecuali menyangkut kepentingan

umum.

Pasal 7

Wartawan Indonesia dalam memberitakan peristiwa yang

diduga menyangkut pelanggaran hukum atau proses

peradilan harus menghormati asas praduga tak bersalah,

prinsip adil, jujur, dan penyajian yang berimbang.

Pasal 8

wartawan Indonesia dalam memberitakan kejahatan susila

(asusila) tidak merugikan pihak korban.

BAB III

SUMBER BERITA

Wartawan Inonesia menempuh cara yang sopan dan

terhormat untuk memperoleh bahan karya jurnalistik

(tulisan, suara, serta suara dan gambar)dan selalu

menyatakan identitas kepada sumber berita.

Pasal 10

Wartawan Indonesia dengan kesadaran sendiri secepatnya

mencabut atau meralat setiap oemberitaan yang kemudian

ternyata tidak akurat, dan memberi kesempatan hak jawab

secara proporsional kepada sumber atau obyek berita.

Pasal 11

Wartawan Indonesia meneliti kebenaran bahan berita dan

memperhatikan kredibilitas serta kompetensi sumber berita.

Pasal 12

Wartawan Indonesia tidak melakukan tindakan plagiat, tidak

mengutip karya jurnalistik tanpa menyebut sumbernya.

Pasal 13

Wartawan Indonesian harus menyebut sumber berita,

kecuali atas permintaan yang bersangkutan untuk tidak

disebut nama dan identitasnya sepanjang menyangkut fakta

dan data bukan opini.

Apabila nama dan identitas sumber berita tidak disebutkan,

segala tanggung jawab ada pada wartawan yang

bersangkutan.

Pasal 14

Wartawan Indonesia menghormati ketentuan embargo,

bahan latar belakang, dan tidak menyiarkan informasi yang

oleh sumber berita tidak dimaksudkan sebagai bahan berita

serta tidak menyiarkan keterangan "off the record"

Pasal 17

Wartawan Indonesia mengakui bahwa pengawasan dan

penetapan sanksi atas pelanggaran Kode Etik Jurnalistik ini

adalah sepenuhnya hak organisasi dari Persatuan Wartawan

Indonesia (PWI) dan dilaksanakan oleh Dewan Kehormatan

PWI.

Tidak satu pihakpun di luar PWI yang dapat mengambil

tindakan terhadap wartawan Indonesia dan atau medianya

berdasarkan pasal-pasal dalam Kode Etik Jurnalistik ini.

Pengaduan Wartawan

– Pasal 36 ayat 3:

Pengaduan harus dilampiri pernyataan dari pengadu bahwa

ia melepaskan haknya mengajukan gugatan ke pengadilan,

jika Dewan Kehormatan berhasil menyuruh wartawan atau

media bersangkutan mematuhi kode etik jurnalistik dan

melaksanakan segala yang diputuskan oleh Dewan

Kehormatan

Pengaduan Wartawan

– Pasal 38 Keputusan Dewan Kehormatan :

– Ayat 1:

– Setelah memeriksa dan mempertimbangkan pengaduan,

pembelaan dan bukti-bukti, Dewan Kehormatan dapat:

a. …

b. …

c. Mempersilahkan pengadu untuk menempuh jalur

hukum

Pasal 39

– Sanksi

(1) Hukuman yang dapat dijatuhkan oleh Dewan

Kehormatan adalah:

a. peringatan biasa

b. peringatan keras

c. pemberhentian sementara dari keanggotaan PWI

untuk selama-lamanya 2 (dua) tahun

Pasal 39

2) Peringatan biasa maupun peringatan keras langsung

disampaikan oleh Dewan Kehormatan kepada

wartawan/media bersangkutan, dengan tembusan

kepada PWI Pusat dan PWI cabang

3) Keputusan pemberhentian sementara disampaikan

oleh Dewan Kehormatan kepada Pengurus Pusat PWI

untuk dilaksanakan

Masalah

Etika

Jurnalisme

Online

Muhammad Irawan Saputra,

S.I.Kom., M.I.Kom

Interaktivitas Komunitas

– Terbukanya ruang gagasan

– Komentar di kolom komentar yang tidak etis

– Daya tarik baru sebuah berita online

Secara etis:

– Ruang publik haruslah tetap beradab/etis secara publik

– Memperhatika hak orang lain

Cepat atau Akurat?

– Cenderung cepat dan ringkas

– Dipelopori detik.com/Sapto Anggoro

– Cepat, update, ngepop, kadang jahil

– Kecepatan menjadi hal terpenting

– Ejaan, nama, bahkan substansi menjadi korban

– Contoh “Wimar Witoelar Meninggal”, satu WNI meninggal

di kerusuhan Mesir

– Berita indepth hanya di surat kabar cetak, dan online

dangkal tidak mengapa “Naikin dulu, verifikasi belakangan”

– Media online update potongan-potongan berita

– Media yang sering tidak benar akan mempengaruhi

kredibilitas

Cover Both Side

– Pemberian waktu dan ruang pemberitaan kepada masing-

masing pihak secara proporsional

– Satu berita tidak menampilkan keberimbangan karena

adanya potongan-potongan

Content Agregator

– Yahoonews

– Googlenews

– Mereka menampilkan iklan di halamannya

Undang-Undang RI Nomor

40 Tahun 1999

– Bab I Pasal 1:

8. Penyensoran adalah penghapusan secara paksa sebagian

atau seluruh materi Informasi yang akan diterbitkan atau

disiarkan, atau tindakan teguran atau peringatan yang

bersifat mengancam dari pihak manapun; dan atau

kewajiban melapor serta memperoleh izin dari pihak

berwajib, dalam pelaksanaan kegiatan jurnalistik

Undang-Undang RI Nomor

40 Tahun 1999

9. Pembredelan atau pelarangan penyiaran adalah

penghentian penerbitan dan peredaran atau penyiaran

secara paksa atau melawan hokum

10. Hak tolak adalah hak wartawan, karena profesinya,

untuk menolak mengungkapkan nama dan atau identitas

lainnya dari sumber berita yang harus dirahasiakannya

Undang-Undang RI Nomor

40 Tahun 1999

11. Hak jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang

untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap

pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya.

12. Hak koreksi adalah hak setiap orang untuk mengoreksi

atau membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan

oleh pers, baik tentang dirinya, maupun tentang orang lain

13. Kewajiban koreksi…

Undang-Undang RI Nomor

40 Tahun 1999

Pasal 4

1…

2. Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran,

pembreidelan, atau pelarangan penyiaran

3. Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional

mempunyai hak mencari, memperoleh dan

menyebarluaskan gagasan dan informasi

Undang-Undang RI Nomor

40 Tahun 1999

Pasal 5

1. Pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa

dan opini dengan menghormati norma-norma agama

dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak

bersalah.

2. Pers wajib melayani hak jawab.

Undang-Undang RI Nomor

40 Tahun 1999

Pasal 6

Pers nasional melaksanakan peranan sebagai berikut:

a. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui

b. ..

Pasal 8

Dalam melaksanakan profesinya, wartawan mendapat

perlindungan hukum

Undang-Undang RI Nomor

40 Tahun 1999

Pasal 9

1. Setiap warga negara Indonesia dan negara berhak

mendirikan perusahaan pers.

2. Setiap perusahaan pers harus berbentuk badan hukum

Indonesia.

Undang-Undang RI Nomor

40 Tahun 1999

Pasal 12

Perusahaan pers wajib mengumumkan nama, alamat, dan

penanggung jawab secara terbuka melalui media yang

bersangkutan dan khusus untuk penerbitan pers ditambah

nama dan alamat percetakan

Undang-Undang RI Nomor

40 Tahun 1999

Pasal 13

Perusahaan iklan dilarang memuat iklan:

a. yang berakibat merendahkan martabat suatu agama dan

atau mengganggu kerukunan hidup antarumat beragama,

serta bertentangan dengan rasa kesusilaan masyarakat;

b. minuman keras, narkotika, psikotropika, dan zat aditif

lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku;

c. peragaan wujud rokok dan atau penggunaan rokok.

Undang-Undang RI Nomor

40 Tahun 1999

1. Setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengajamelakukan tindakan yang berakibat menghambat ataumenghalangi pelaksanaan ketentuan Pasal 4 ayat (2) dan ayat(3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahunatau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (Lima ratus jutarupiah).

2. Perusahaan pers yang melanggar ketentuan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2), serta Pasal 13 dipidana dengan pidana dendapaling banyak Rp. 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah).

3. Perusahaan pers yang melanggar ketentuan Pasal 9 ayat (2) dan Pasal 12 dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (Seratus juta rupiah).