Journal Reading

Post on 04-Jan-2016

219 views 0 download

description

h

Transcript of Journal Reading

Journal Reading

HUBUNGAN ANTARA PERMASALAHAN SEHARI-HARI DAN KADAR KORTISOL PADA PENDERITA GANGGGUAN

DEPRESI DAN GANGGUAN CEMAS DI KOMUNITAS LANSIA

Nadia Paramaosa1102010199

Pembimbing :Dr. Ni Wayan, SpKJ

2015

Pendahuluan

• Banyak faktor yang dapat mempengaruhi gangguan afektif seperti faktor biologi, psikososial, dan lingkungan.

• Faktor tekanan hidup dianggap paling berpengaruh terhadap aktivasi dari hypothalamic-pituitary-adrenal (HPA) yang mana merupakan etiologi dari gangguan depresi dan gangguan cemas.

• Kortisol dikenal mempengaruhi kecemasan melalui hormon CRH melalui CRH messenger melalui sistem limbik

• Tujuan dari penelitian ini untuk melihat adanya hubungan secara alamiah antara permasalahan sehari-hari dengan kortisol saliva diurnal yang tampak dari gangguan depresi dan gangguan cemas pada lansia

Alat dan cara

Studi sampel• Data yang diambil berasal dari warga Quebec yang

mampu berbahasa Perancis, di mana pengambilan nomor telepon secara acak digunakan untuk pengambilan sampel berdasarkan 3 area geografis : metropolitan, urban dan terpencil

• Metode pengambilan sampel secara acak juga digunakan untuk menyeleksi lansia yang berusia 65 tahun ke atas yang bisa ikut penelitian

• Jumlah representatif lansia yang terlibat n = 1760

Pengukuran

• Kortisol saliva diperoleh pada saat awal kunjungan rumah yang ditampung dalam tabung sebanyak 6-7 ml

• Saliva disentrifugasi selama 15 menit untuk dimurnikan dan konsentrasi kortisol ditentukan menggunakan dosis enzimatik

• Konsentrasi kortisol saliva diukur dalam nmol/L• Status mental pasien diukur menggunakan

komputerisasi : (ESA-Q) berdasarkan kriteria DSM-IV• Dibagi menjadi 3 : depresi, gangguan cemas, dan

permasalahan sehari-hari

Analisis

• Konsentrasi kortisol mencapai puncaknya pada pagi hari dan menurun pada tengah malam.

• Selanjutnya pada penelitian menunjukan kadar tertinggi kortisol terjadi saat setelah bangun dan pada pukul 22.00

• Pengukuran kadar kortisol dibatasi pada satu sampel saliva yang diperoleh dari partisipan yang bervariasi setiap harinya

• Analisis regresi multinomial digunakan untuk mengetahui hubungan antara adanya depresi dan gangguan cemas sebagai fungsi kadar kortisol dan kemampuan mengontrol permasalahan sehari-hari pada umur, gender dan waktu pengambilan saliva

Hasil

• Terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah permasalahan sehari-hari yang terjadi dengan kadar kortisol

• Partisipan yang tidak memiliki masalah depresi dan gangguan cemas, atau pasien yang hanya memiliki masalah depresi memiliki kadar kortisol lebih rendah di kemudian hari.

Pembahasan

• Penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara peningkatan kadar kortisol pada pagi dan malam hari dengan depresi mayor.

• Penelitian juga menunjukan terdapat peningkatan kortisol pada orang-orang dengan gangguan depresif rekuren yang berhubungan dengan HPA axis yang persisten tanpa gejala

• Jumlah permasalahan sehari-hari secara signifikan berhubungan dengan kadar kortisol

• Ini menunjukkan bahwa hiperaktivasi persisten pada axis HPA dan tingginya kadar kortisol tidak dipengaruhi stresor.

• Kadar kortisol juga tidak dipengaruhi waktu pengambilan saliva

• Waktu pengambilan saliva berpengaruh terhadap gangguan kognitif

Kesimpulan

• Stressor seperti permasalahan sehari-hari berhubungan dengan sekresi kortisol pada gangguan depresi dan gangguan cemas

• Penemuan pada penelitian ini menyarankan untuk menggunakan pola yang berbeda pada hubungan antara permasalhan sehari-hari dengan kadar kortisol sebagai pengembangan gangguan depresi dan gangguan cemas pada lansia