Jenis dan Rancangan Penelitian

Post on 04-Aug-2015

1.241 views 3 download

description

Jenis dan Rancangan Penelitian

Transcript of Jenis dan Rancangan Penelitian

Thoufan Pratama, SKM

http://thoufanpratama.blogspot.comthoufanpratama@gmail.com

thoufanpratama@live.com

JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN

JENISJENIS

PenelitianPenelitian

SIFATSIFAT

PenelitianPenelitian

JENISJENIS

RancanganRancangan

TujuanTujuan SIFATSIFAT

DataData

ObservasionalObservasional

PenjejakanPenjejakan

DeskripsiDeskripsi

AnalitikAnalitik

Kealamiahan Kealamiahan informasiinformasi

ExploratifExploratif

DeskriptifDeskriptif

CrossectionalCrossectional

Case controlCase control

CohortCohort

Case studyCase study

Trend analysisTrend analysis

KualitatifKualitatif

Identifikasi Identifikasi

( Prinsip … ? )( Prinsip … ? )

IdentifikasiIdentifikasi

( Prinsip … ? )( Prinsip … ? )

Inferensi kausalInferensi kausal

( Prinsip … ? )( Prinsip … ? )

IdentifikasiIdentifikasi

Nilai kualitasNilai kualitas

variabelvariabel

Terjadi secara alamiTerjadi secara alami

ExperimentExperiment AnalitikAnalitik Prae experimentPrae experiment

Pure experimentPure experiment

Quasi experimentQuasi experiment

Inferensi Inferensi kausalkausal

( Prinsip … ? )( Prinsip … ? )

DikendalikanDikendalikan

oleh penelitioleh peneliti

Jenis dan Desain Penelitian

Desain eksploratif

Desain Deskriptip

Desain Cross Sectional

Desain Case Control

Desain Cohort

Jenis dan Desain Penelitian

PRINSIP

Jenis penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan desain penelitian,

merumuskan dan mengembangkn hipotesis penelitian, dimana arah penelitian itu sendiri

belum jelas.

SIFATStruktur desainnya luwes, masalah

penelitiannya belum dirumuskan secara jelas.

Desain eksploratif

Tujuan1. Melakukan pengembangan konsep yang lebih jelas.

2. Menentukan prioritas masalah.

3. Memperbaiki desain penelitian akhir

4. Menghemat waktu dan biaya, terutama apabila masalahnya dianggap tdk penting.

5. Mempelajari kelayakan suatu penelitian untuk dilaksanakan

Tehnik EksplorasiTujuan eksplorasi adalah

melakukan pengumpulan data melalui berbagai cara, baik cara

kuantitatif maupun cara kualitatif, dan jenis penelitian ini

menekankan pada tehnik kualitatif.

Tehnik Kualitatif

1.Depth interview.2.Pengamatan terhadap subyek.3.Film, foto dan rekaman video.4.Teknik proyeksi dan test psikologi.5.Studi kasus

6.Etnografi jalanan (mempelajari bagaimana sub kelompok menggambarkan dan menstruktur dunianya padd tingkat jalanan)

7.Interview8.Analisis dokumen9.Proxemics dan kinesics (mempelajari pemakaian ruang dan komunikasi gerakan

tubuh)

Tehnik Kuantitatif

Analisis data sekunder

Survai pengalaman

Kelompok fokus

Desain dua tahapan

Analisis Data Sekunder

Berbagai macam sumber informasi dapat digunakan pada analisis data sekunder, dan

analisis data disini diarahkan untuk memperoleh informasi mengenai konsep dan hipotesis sesuai dengan judul penelitian. Sumber tersebut antara

lain :

Referensi Umum

1.Text book atau jurnal yg sehubungan dgn topik.

2.Encyclophedia.

3.Bibliografi.

Sumber Referensi Lain

1.Daftar pustaka pada subyek tunggal

2.Daftar pustaka pada subyek umum

3.Terbitan berkala

4.Thesis dan disertasi

5.Katalog perpustakaan dan atlas

6.Karya yang berkaitan dgn biografi

7.Terbitan dinas / Instansi

8.Kamus dan karya statistik

Survai Pengalaman

Mencari orang-orang yang berpengalaman dalam bidang yang diteliti, dan pada orang inilah dipelajari mengenai :

1.Pemikiran atau issue atau aspek penting dari subyek.

2.Apa yang menjadi penting disekitar subyek.

3.Menggunakan alat ukur (kuesioner) yang sangat luwes utk mencari :

a) Apa yang sedang dilakukan

b) Apa yang telah dilakukan dimasa lalu dan gagal

c) Pengaruh waktu pada perubahan tersebut

d) Faktor yang berhubungan dengan perubahan yang terjadi

e) Kendala-kendala yang dihadapi

f) Bidang yang memerlukan prioritas

Kelompok Fokus1. Klp fokus terdiri dari 8-12 responden dan dipimpin oleh seorg moderator.

2. Moderator menggunakan prinsip dinamika kelompok utk memfokus atau mengarahkan kelompok dalam; bertukar pikiran, perasaan, dan pengalaman yang cukup dimengerti mengenai topik.

3. Hasilnya merupakan suatu produk baru atau konseo baru mengenai topik yg akan diteliti.

4. Hasil akhir pembahasan adlh sejumlah pemikiran dan pengalaman, perilaku, disertai rekomendasi dari moderator.

5. Hasilnya dipakai untuk pengujian secara kuatitatif.

Desain Dua Tahapan Tahapan pertama

Melakukan penjejakan awal sebelum tahapan kedua dilakukan

Tahapan kedua

1. Merumuskan masalah penelitian dgn jelas

2. Mengembangkan desain penelitian

3. Penelitian berakhir bila peneliti merasa yakin bahwa:

a. Telah menemukan penyebab yg dianggap berrmasalah

b. Telah dipelajari hipotesis lain yang tidak relevan

c. Kemungkinan penelitian ditutup karena dianggap tidak penting

Ke Desain Deskriptif,,,

PRINSIP

Jenis penelitian ini dirancang untuk menghasilkan informasi tentang keadaan nyata yg peristiwanya

telah selesai, atau sementara berlangsung

TUJUAN

Untuk melakukan identifikasi sifat suatu keadaan yg peristiwanya telah selesai, atau sementara

berlangsung pada saat penelitian dilakukan, tanpa mempersoalkan hubungan/pengaruh antar sebab

dan akibat yang terjadi

Desain Deskriptif

Desain Deskriptif

DefinisiIalah kegiatan yg dilakukan utk mengumpulkan data, pada peristiwa yang telah selesai atau peristiwa yg sedang berlangsung dgn maksud utk melakukan

deskripsi karakteristik umum dan khusus variabel penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian.

( Travers, 1978; Gay, 1976 )

Desain Deskriptif

Sifat 1. menentukan / atau melaporkan keadaan sekarang.

2. tidak dapat mengontrol keadaan yang telah terjadi.

3. tidak dapat mengontrol keadaan yang sedang terjadi.

4. Mengukur apa yang telah atau sedang berlangsung.

Desain Deskriptif

Sumber Informasi

Melalui Quesioner

Melalui Interview

Melalui Observasi

Dikatakan observasi apabila pengamatan dipusatkan pada perilaku

subyek (Helmstadler)

Desain Deskriptif

Keuntungan 1. Dapat digunakan secara luas pada berbagai jenis penelitian

2. Sangat baik untuk menyebarluaskan informasi atau menciptak

hubungan masyarakat

3. Sangant cocok untuk penelitian yang menggunakan standar

ukuran normatif berdasarkan hal-hal umum

Desain Deskriptif

Perlu diperhatikan 1.Perlu memastikan bahwa didalam menggambarkan kelompok individu didalam populasi maka :

* Bukan saja sifat umum partisipan dimasukkan tetapi juga sifat uniknya.

* Bila sifat unik gagal dimasukkan maka hasil yang diperoleh tidak reliable.

2.Tujuan umum penelitian ini adalah : * Memudahkan peramalan * Cikal bakal penelitian analitik * Memudahkan mengontrol berbagai perilaku

3. Dalam prosedurnya perlu statistik

PRINSIP

Mengukur gejala yang ada ( telah terjadi atau sedang berlangsung )

tanpa menyelidiki sebab munculnya gejala tersebut.

Desain Deskriptif

Sifat 1.Data yang diperoleh bukan hasil perlakuan

peneliti.

2.Tidak menerangkan hubungan / pengaruh sebab akibat dari variabel yang diteliti.

3.Penekanannya kearah pencarian informasi variabel secara utuh dan bukan informasi tentang individu.

Desain Deskriptif

Desain Deskriptif

Prinsip Desain

1. Tetapkan judul dan subyek penelitian .

2. Identifikasi variabel penelitian.

3. Lakukan pengukuran variabel.

4. Lakukan analisis hasil penelitian.

Judul dan subyek Judul

• Singkat, jelas, dan tegas, ( umumnya terdiri dari 6 – 10 kata ) .

• Isi judul menggambarkan :

1. Maksud dan tujuan penelitian 2. Jenis subyek penelitian 3. Variabel yang terlibat dalam penelitian

Desain Deskriptif

Subyek penelitian

Adalah unit yang membentuk sampel, padanya melekat semua variabel penelitian.

Jenis subyek penelitian

1. Individu 2. Kelompok individu 3. Lingkungan 4. Obyek tertentu 5. Kombinasi

Desain Deskriptif

Identifikasi Variabel Tujuan identifikasi :

1. Mengenal dimensi variabel

2. Mengenal karakteristik variabel : - Karakteristik umum - Karakteristik khusus

Contoh judul :

1. Studi kualitas air limbah Rumah sakit

2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keteraturan berobat penderita kusta

Desain Deskriptif

Desain Deskriptif

Karakteristik Umum Limbah RS : • SPAL RS • Pengelolaan limbah RS

Karakteristik Khusus Limbah RS

1. Fisik

- Bau, suhu, warna, kekeruhan.

2. Kimiawi

- pH ( besi, mangan terlarut )

- Nitrat, nitrit, amoniak, BOD, COD.

3. Biologis

- Bentos, plakton

Pengukuran variabel Pengukuran variabel dilakukan dengan alat ukur yang

telah disusn berdasarkan1.Dimensi yang menyusun variabel. 2.Telah diuji validitas, reliabilitasnya. 3.Telah duji coba lapangan

Cara ukur dengan menggunakan : 1.Kuesioner 2.Interview 3.Observasi

Desain Deskriptif

Analisis Variabel Analisis variabel dalam bentuk :

1.Univariat

Data kategori dan data numerik - Nilai tengah - Nilai sebar - Bilangan relatif

2. Bivariat - Tabulasi - Analisis persentase variabel

Desain Deskriptif

Ke Desain Crossectional,,,

Prinsip Dirancang untuk melakukan analisis data yang sifatnya telah terjadi atau sedang berlangsung

dalam populasi penelitian, dengan model analisis secara deskriptif atau model hubungan sebab akibat. Sedangkan pelaksanaan pengukuran

dilakukan sesaat

(Point time) .

Desain Cross Sectional

Desain Cross Sectional

Sifat 1. Data yang diperoleh sifatnya sesaat, peneyebab maupun akibat diukur secara simultan.

2. Penyebab dapat berada bersama-sama pada saat pengukuran akibat, tetapi dapat juga diluar waktu pengukuran.

3. Model analisis variabel, adalah univariat, bivariat atau multivariat.

Sistematika Rancangan1. Teatapkan judul dan subyek penelitian 2. Identifikasi variabel penelitian 3. Pengukuran variabel4. Analisis hasil penelitian

Judul Penelitian1. Singkat, jelas, dan tegas (umumnya terdiri dari 6-10 kata)

2. Isi judul menggambarkan : Jenis variabel terlihat Hubungan variabel Tipe hubungan variabel Maksud dan tujuan penelitian

Desain Cross Sectional

Subyek Penelitian

Adalah unit yg membentuk sampel dalam populasi, dan unit inilah melekat semua varibel yg akan diobservasi. Adapun sifat subyek ini adalah :

1.Individu2.Kelompok individu (masyarakat)3.Lingkungan4.Obyek tertentu5.Kombinasi

Desain Cross Sectional

Perlu diperhatikan :1. Upayakan agar variabel independen

variabilitasnya cukup besar sehingga efeknya pada variabel dependen menjadi lebih nyata.

2. Upayakan agar variabilitas variabel luar sangat minimum sehingga tidak mengganggu pengaruh / hubungan variabel utama.

Desain Cross Sectional

Desain Cross Sectional

Identifikasi VaribelIdentifikasi semua jenis variabel yg terlibat dalam penelitian secara cermat

Tetapkan mana variabel independen dan mana variabel dependen yg terlibat dalam penelitian dan yg tdk terlibat dalam penelitian

Tetapkan variabel independen lain yg mungkin berpengaruh tetapi tdk dimasukkan dlm penelitian ini beserta alasannya.

Tetapkan dimensi yg menyusun variabel utama dan variabel tambahan baik yg berpengaruh langsung maupun yg tdk berpengaruh langsung

Pengukuran variabel1. Buat definisi operasional dari definisi konsep variabel

yg diteliti.

2. Buat instrumen pengukuranPemilihan alat ukur yg tepatPengembangan alat ukurPemilihan cara pengukuranPengembangan cara pengukuran

3. Lakukan pengukuran variabelKuesionerInterviewObservasi

Desain Cross Sectional

Desain Cross Sectional

Kelebihannya1.Memungkinkan penggunaan populasi masyarakat umum

2.Desain relatif mudah, murah, dan hasilnya cepat

3.Dapat dipakai untuk meneliti banyak variabel

4.Tidak terancam dengan loss to follow up

5.Dapat dimasukkan sebagai tahap awal dari penelitian kohor atau eksperimen

6.Dapat digunakan sebagai tahap awal utk penelitian yg lebih konklusif

Desain Cross Sectional

K e l e m a h a n n y a1. Lemah dalam menentukan hubungan sebab dan akibat oleh karena

variabel independen dan dependen diambil secara bersama.

2. Lebih banyak menjaring subyek yg mempunyai prevalensi masa sakit yg panjang daripada yg pendek

3. Membutuhkan subyek yg cukup besar

4. Tidak menggambarkan perjalanan penyakit

5. Tidak praktis untuk kasus yang jarang

6. Dapat terjadi recall bias

Desain Cross Sectional

Ke Desain Case Control,,,

Pengertian

Adalah rancangan studi epidemiologi yg mempelajari hubungan antara PAPARAN dan PENYAKIT, dengan cara membandingkan antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol berdasarkan STATUS PAPARANNYA.

Desain Case Control

Ciri Kasus Kontrol

1. Pemilihan subyek didasarkan atas status penyakit, utk kemudian diamati secara retrospektif apakah subyek mempunyai riwayat terpapar dgn faktor pemapar atau tidak.

2. Subyek yg terpapar dinyatakan sebagai kasus “ berupa insidensi yg muncul dalam satu populasi.

3. Subyek yg tdk terpapar dinyatakan sbg “ Kontrol “ yg dicuplik secara acak dari populasi yg berbeda dgn populasi asal kasus.

4. Sifat populasi kasus dan kontrol hendaknya setara

Desain Case Control

Sifat desain case control

RetrospektifApabila klasifikasi subyek dibuat

(ditetapkan) pada waktu MULAI atau SEDANG mengalami akibat paparan pada

saat penelitian dimulai.

Desain Case Control

Desain Case Control

Sifat desain case control

Prospektif

Apabila klasifikasi subyek dibuat (ditetapkan) pada waktu akibat

paparan TELAH TERJADI dan masih akan berlangsung terus

sampai masa akan datang

Desain Case Control

Desain Case Control

Kekuatan1. Relaitf murah dan mudah dilakukan

2. Cocok untuk penyakit dengan periode prevalen yg panjang

3. Karena subyek dipilih berdasarkan status penyakit, → ada keleluasaan peneliti menetukan ratio sampel kasus dan kontrol yang optimal

4. Dapat meneliti pengaruh sejumlah paparan terhadap sejumlah penyakit

Desain Case Control (Kelemahan & Kekuatan)

Kelemahan1. Alur metodologi inferensi kausal bertentangan dgn logika

eksperimen klasik (anti logic)

2. Tidak efisien untuk mempelajari paparan-paparan yang langkah

3. Tidak dapat dihitung laju insidensi (kecepatan kejadian penyakit)

4. Tidak mudah memastikan hubungan temporal antara paparan dan penyakit.

Desain Case Control (Kelemahan & Kekuatan)

Matching = PencocokanAdalah pemilihan serangkaian subyek untuk kelompok pembanding sedemikian rupa sehingga kelompok pembanding memiliki distribusi sejumlah faktor perancu potensial yang sama atau serupa dengan kelompok yang dibandingkan.

Desain Case Control

[ Penentuan Subyek Penelitian ]

Ada tiga hal pokok yang perlu diperhatikan ialah:

1. Kriteria diagnosis

2. Populasi sumber kasus

3. Jenis data penyakit

Desain Case Control

Kriteria Diagnosis

Buat definisi operasional dari kasus sejelas mungkin untuk menghindari

terjadinya

“ Bias Misklasifikasi “

Desain Case Control

Pertimbangan dalam menentukan kasus adalah :

• Pakai kasus insidens (baru). Bila kasus prevalens (baru + lama) terjad “Bias Neyman [ perjalanan penyakit yang singkat / mortalitas sangat tinggi tidak terdeskripsi dalam populasi.]

• Tempat pengumpulan kasus di RS “ terjadi bias Berkson” [kasus yg berobat di RS, tdk sama dgn yg tidak berobat di RS.]

• Waktu diagnosis [ yakin bahwa distribusi faktor resiko terjadi sebelum timbulnya penyakit. ]

Desain Case Control

Sumber Kasus1. Rumah Sakit ( Hospital base )

2. Populasi / masyarakat / komunitas ( population base ).

Desain Case Control

[ Keuntungan RS ]1. Praktis dan murah2. Bias recall kurang terjadi3. Kasus lebih kooperatif

[ Kerugiannya ]

1. Terjadi bias sentrifital dan akses diagnostil ( Bias karena faktor freferensi / penggunaan RS )

[ Keuntungan populasi ]1. Tidak terjadi bias karena pemilihan RS2. Karena populasi tergambar

Desain Case Control

Alternatif Pemilihan Kontrol Karakter populasi sumber kasus

Komparabilitas kasus dan kontrol

Pertimbangan praktis & ekonomis

Desain Case Control

Sifat Kontrol : Tidak perlu mencerminkan karakter populasi kasus

Kontrol dipilih dari individu yg memiliki karakter yg serupa dgn populasi kasus

Jenis populasi kontrol adalah :

1. Rumah Sakit

2. Populasi umum

3. Tetangga

4. Teman

5. Kerabat keluarga

Desain Case Control

Besar sampel yang akan ditarik ditentukan oleh :

• Besarnya densitas distribusi faktor resiko pada populasi [ f ]

• Rasio odds terkecil yg dianggap bermakna [ R ] atau resiko relatif (RR)

• Derajat kemaknaan ( kesalahan tipe I, atau alpha ) dan kekuatan (power = 1 betha ) yg diinginkan [ dari 1 persen sampai 10 persen ]

• Rasio antara kasus dengan kontrol

• Apakah pemilihan kontrol dilakukan dengan matching atau tidak

Desain Case Control

Pendekatan Yg Digunakan untuk sampel Ialah :

1. Menggunakan rumus sampel dengan menggunakan parameter sbg berikut :

Nilai [ f ] ialah perkiraan besarnya paparan dalam masyarakat

Nilai [ R ] ialah perkiraan besarnya resiko relatif ( RR )

Nilai [ q ] yang diperoleh dari nilai 1 – p

2. Menggunakan tabel yg telah disimulasi melalui komputer

Desain Case Control

Besarnya sampel pd penelitian kasus kontrol diperoleh dgn menggunakan rumus sbg berikut :

{ 1,96 √ 2u ( 1 - u ) + 0,842 √ f ( 1 – f ) + pq }² n = ----------------------------------------------------------------

( f – p )²

Dimana, R u = ½ x f ( 1 + ------------------- )

1 + f ( R – 1 )

Rp = f x ------------------------

1 + f ( R – 1 )

r = perkiraan besarnya paparan di masyarakat

R = perkiraan besarnya relative risk

q = 1 - p

Desain Case Control

Ke Desain Cohort,,,

Adalah rancangan studi epidemiologi yang

mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit,

dengan cara membandingkan kelompok terpapar dengan kelompok

tidak terpapar “ status penyakit “

Desain Case Cohort

Ciri Studi Kohort1.Pemilihan subyek didasarkan atas status paparannya,

untuk kemudian diamati apakah didalam perkembangannya subyek mengalami penyakit yang diteliti atau tidak.

2.Memungkinkan perhitungan laju insidensi ( ID ) dari masing-masing kelompok studi.

3.Peneliti hanya mengamati dan mencatat paparan dan penyakit, dan tidak dengan sengaja mengalokasikan paparan

Desain Case Cohort

Studi Kohort Retrospektif

Apabila paparan telah terjadi sebelum peneliti memulai

penelitiannya. Disebut juga sebagai “Studi prospektif

historik atau Historical Prospektive” (Mausner dan Kramer )

Desain Case Cohort

Desain Case Cohort

Studi Kohort Prospektif

Apabila paparan sedang atau akan berlangsung

pada saat penelitian dimulai.

Desain Case Cohort

Desain Case Cohort

Studi Kohort Ambispectif

Adalah perpaduan antara ciri kohort retrospektif dengan kohort

prospektif.

Desain Case Cohort

Kekuatan1. Sesuai dengan logika eksperimen dalam membuat inferensi kausal

→ penelitian dimulai dengan menentukan penyebab ( anteseden ) diikuti dengan akibat ( konsekuen ).

2. Dapat dihitung laju insidensi.

3. lebih cocok untuk meneliti paparan yang langka ( mis faktor lingkungan ).

4. Memungkinkan untuk mempelajari sejumlah efek secara serentak dari sebuah paparan.

5. Kemungkinan terjadinya bias seleksi kurang.

6. Karena bersifat observasional maka tidak ada subyek yang sengaja dirugikan karena itdak mendapat terapi yang bermanfaat.

Desain Case Cohort(Kekuatan dan kelemahan)

Kelemahan 1. Mahal dan butuh waktu lama.

2. Tidak efisien dan prakris untuk mempelajari penyakit yang langkah.

3. Ancaman drop out cukup besar.

4. Karena sebab telah ditentukan sebelumnya maka tidak cocok untuk merumuskan hipotesis tentang faktor etiologi lainnya untuk penyakit itu.

Desain Case Cohort(Kekuatan dan kelemahan)

( Kelompok terpapar )

Ketentuan subyek 1.Bebas dari penyakit yang diteliti.

2.Subyek maupun kontrol dapat berasal dari satu populasi atau dua populasi yang tidak terpapar penyakit yang diteliti.

3.Peneliti itdak boleh terpengaruh oleh status paparan penyakit (Bias misklasifikasi differential).

Desain Case Cohort

Populasi umum dengan keadaan sebagai berikut:

- Prevalensi paparan pada populasi cukup tinggi.

- Mempunyai batas geografis yang jelas.

- Secara demografik stabil

- Tersedia catatan demografik yang lengkap.

•Populasi khusus dengan keadaan :- Prevalensi paparan dan keajadian penyakit pada populasi umum

rendah.

- Mudah memperoleh informasi yang akurat.

Desain Case Cohort

( Kelompok tidak terpapar )

Sumber dari kontrol

1. Populasi kohort ( terpapar ) .

2. Populasi umum.

3. Populasi asal kelompok terpapar.

Desain Case Cohort(Memilih Control)

Pendekatan yang digunakan

* Dihitung pada studi kohort dengan pembanding eksternal (studi kohort ganda )

• Dihitung pada studi kohort dengan pembanding internal (studi kohort tunggal)

Perhitungan sampel

Desain Case Cohort

Perkiraan pasien yang akan terpapar faktor resiko dapat dihitung bila :

• Insidens efek pada kelompok dengan faktor resiko = P1.

• Insidens efek pada kelompok tanpa faktor resiko = P2.

• Maka resiko relatif [ RR ] = P1 / P2 .

• Bila RR diketahui, P1 diketahui maka P2 dapat dihitung ( P2 = P1 / RR ) .

• Bila RR diketahui, P2 diketahui maka P1 dapat dihitung ( P1 = RR x P2 )

Desain Case Cohort(Pembanding Internal)

JENIS PERHITUNGAN SAMPEL

Estimasi interval kepercayaan resiko relatif • Dibutuhkan 3 informasi utama yakni :

- Perkiraan proporsi efek pada kelompok kontrol P2 [ dari pustaka ].

- Resiko relatif yang bermakna secara klinis, RR ( clinical judgmen )

- Dari keduanya diatas dpt dihitung proporsi efek pada klmpk studi P1.

- Tingkat ketepatan relatif yg dikehendaki, “e” [ ditetapkan peneliti ].

- Tingkat kemaknaan, ‘α‘ [ ditetapkan peneliti ].

Desain Case Cohort

JENIS PERHITUNGAN SAMPEL Rumus yang digunakan

Zα² ( Q1/P1 + Q2/P2 ) n1 = n2 = --------------------------------------

[ In ( 1 – e ) ]

Catatan : Q1 = ( 1- P1 ) ; Q2 = ( 1- P2 )

Desain Case Cohort

Uji hipotesis terhadap resiko relatif

• Informasi yang diperlukan - Proporsi efek pada kelompok tanpa faktor resiko, P2 [ dari pustaaka ]

- Resiko relatif yang dianggap bermakna secara klinis ( clinical Judgment ).

- Dari point 1 dan 2 dapat dihitung P1 dan P2 yakni ½ ( P1 + P2 ).

- Zα [ ditetapkan peneliti ]

- Zβ [ ditetapkan peneliti ]

Desain Case Cohort

Uji hipotesis terhadap resiko relatif

• Rumus yang digunakan

( Zα √ 2PQ + Zβ √ P1Q1 + P2Q2 )²

n1 = n2 = -----------------------------------------------------------

( P1 – P2 )²

Desain Case Cohort

Ke Desain Studi Kasus,,,

Pengertian Pengertian Adalah studi secara terinci tentang Adalah studi secara terinci tentang

seluruh phenomena, atau seluruh phenomena, atau pengalaman yang terdapat pada pengalaman yang terdapat pada

unit dalam kurun waktu tertentu. unit dalam kurun waktu tertentu.

Desain Studi Kasus

Makna Unit

Terminologi unit dalam penelitian studi kasus bermakna sebagai berikut :

1. Individu ( penderita penyakit tertentu ) .

2. Sekelompok orang ( perkumpulan atau keluarga ) .

3. Suatu kelas orang ( para professor, para pejabat, dll ) .

4. Suatu unit ekologis ( rukun tetangga, atau komunitas ) .

5. Suatu unit budaya ( sebuah peragaan atau lembaga )

Desain Studi Kasus

Prinsip1.Melakukan penyelidikan secara mendalam dan

melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap tingkah laku unit.

2.Melakukan observasi terhadap “ perubahan tingkah laku “ manakala unit tersebut menyesuaikan diri, dan memberi reaksi terhadap lingkungannya .

Desain Studi Kasus

Prinsip1.Melakukan identifikasi semua varianel penting

yang mempunyai sumbangan terhadaap riwayat atau pengembangan subyek ( mengumpulkan data mengenai pengalaman masa lampau dan keadaan sekarang dari individu tersebut, termasuk lingkungannya ) .

2.Melakukan identifikasi semua jenis / tipe hubungan variabel antara satu dengan lainnya.

Desain Studi Kasus

Kelebihan penelitian studi kasus

Pengumpulan datanya menggunakan cara yang lebih lues.

- Interview

- Kuesioner

- Pengamatan

- Dll

dapat digunakan dalam analsis pendalaman terhadap berbagai situasi sosial yang spesifik.

Desain Studi Kasus

Kelebihan penelitian studi kasus

Keluesan studi kasus menjangkau dimensi yang sesungguhnya dari topik yang diselidiki.

Penekanannya terutama pada kesaksamaannya dalam menyelidiki berbagai aspek “ individu atau sosial “ .

Dapat dilaksanakan secara praktis didalam banyak lingkungan sosial.

Desain Studi Kasus

Wassalam…,