BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan...

19
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam kegiatan ini adalah true experimental (eksperimen sesungguhnya). Eksperimen murni adalah suatu bentuk rancangan yang memperlakukan dan memanipulasi subjek penelitian dengan kontrol secara ketat. Dengan kata lain penelitian eksperimen murni memiliki ciri yaitu ada perlakuan (memanipulasi suatu varibel), ada randominasi dan semua variabel terkontrol, eksperimen murni mampu mengontrol hampir semua pengaruh factor penelitian terhadap variabel hasil penelitian yang diteliti (Rajab, 2009). 3.1.2 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Postest Only Control Group Design. Dalam rancangan ini pengukuran awal tidak dilakukan karena diasumsikan bahwa di dalam suatu populasi tertentu tiap unit populasi adalah homogen maka pengukuran variabel dilakukan setelah pemberian perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah dengan pemberian berbagai konsentrasi ekstrak ekstrak daun ketul konsentrasi konsentrasi 5%, 7,5%, 10%, 12,5% dan 15% .

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan ...eprints.umm.ac.id/35037/4/jiptummpp-gdl-nofaliapeb-47423-4-babiii.pdf · Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam kegiatan ini adalah true experimental

(eksperimen sesungguhnya). Eksperimen murni adalah suatu bentuk

rancangan yang memperlakukan dan memanipulasi subjek penelitian

dengan kontrol secara ketat. Dengan kata lain penelitian eksperimen murni

memiliki ciri yaitu ada perlakuan (memanipulasi suatu varibel), ada

randominasi dan semua variabel terkontrol, eksperimen murni mampu

mengontrol hampir semua pengaruh factor penelitian terhadap variabel

hasil penelitian yang diteliti (Rajab, 2009).

3.1.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

The Postest Only Control Group Design. Dalam rancangan ini pengukuran

awal tidak dilakukan karena diasumsikan bahwa di dalam suatu populasi

tertentu tiap unit populasi adalah homogen maka pengukuran variabel

dilakukan setelah pemberian perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah

dengan pemberian berbagai konsentrasi ekstrak ekstrak daun ketul

konsentrasi konsentrasi 5%, 7,5%, 10%, 12,5% dan 15% .

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan ...eprints.umm.ac.id/35037/4/jiptummpp-gdl-nofaliapeb-47423-4-babiii.pdf · Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian

51

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah

Malang yang beralamat di Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang. Penelitian

dilaksanakan selama 2 minggu, yaitu pada tanggal 10 September-23 September

2016.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generaslisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2013). Populasi dalam penelitian ini adalah tikus putih (Rattus norvegicus)

strain wistar.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2013). Sampel dalam penelitian ini adalah tikus putih

(Rattus norvegicus) jantan sebanyak 28 ekor yang diperoleh dari tempat

peternakan tikus di daerah Dau.

3.3.3 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel

(Sugiyono, 2013). Teknik sampling yang digunakan yaitu Purposive

Sampling. Purposive sampling yaitu responden yang terpilih menjadi anggota

sampel atas dasar pertimbangan peneliti sendiri (Darmawan, 2013). Anggota

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan ...eprints.umm.ac.id/35037/4/jiptummpp-gdl-nofaliapeb-47423-4-babiii.pdf · Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian

52

sampel pada penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) jantan yang

berusia 2-3 bulan dengan bobot 100-200 gram.

3.3.4 Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan acak lengkap

(RAL). Rancangan acak lengakap (RAL) merupakan rancangan yang

peletakan perlakuan dilakukan secara acak pada seluruh materi percobaan.

Hal ini berarti seluruh unit percobaan mempunyai peluang yang sama besar

untuk menerima perlakuan.

Besar sampel dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan prosedur

baku dalam penetapan jumlah sampel yang menggunkan hewan coba (tikus)

sebagai sampel percobaan. Selanjutnya untuk menentukan jumlag

pengulangan digunakan rumus Federer (1963) sebagai berikut:

(t-1)(r-1)≥ 15

Dimana, t = banyak perlakuan

r = banyak ulangan (Dewi et al, 2013).

(r-1)(t-1) ≥ 15

(r-1)(7-1) ≥ 15

6 (r-1) ≥ 15

6r- 6 ≥ 15

6r ≥ 21

r ≥

= 3,5 (ulangan yang digunakan adalah 4 kali)

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan ...eprints.umm.ac.id/35037/4/jiptummpp-gdl-nofaliapeb-47423-4-babiii.pdf · Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian

53

Jadi jumlah sampel keseluruhan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah 28 ekor tikus putih yang meliputi:

A. Kelompok kontrol negatif (tidak diberi perlakuan dengan tidak diberi

ekstrak daun ketul)

B. Kelompok kontrol positif (tidak diberi perlakuan dengan tidak diberi

salep luka bakar)

C. Kelompok perlakuan I : pemberian ekstrak daun ketul dengan

konsentrasi 5% sebanyak (5 tetes) setiap 1 kali sehari.

D. Kelompok perlakuan II : pemberian ekstrak daun ketul dengan

konsentrasi 7,5% sebanyak (5 tetes) setiap 1 kali sehari.

E. Kelompok perlakuan III : pemberian ekstrak daun ketul dengan

konsentrasi 10% sebanyak (5 tetes) setiap 1 kali sehari.

F. Kelompok perlakuan IV : pemberian ekstrak daun ketul dengan

konsentrasi 12,5% sebanyak (5 tetes) setiap 1 kali sehari.

G. Kelompok perlakuan V : pemberian ekstrak daun ketul dengan

konsentrasi 15% sebanyak (5 tetes) setiap 1 kali sehari.

Rancangan Acak Lengkap dengan gambaran:

Kelompok Ulangan

1 2 3 4

A A1 A2 A3 A4

B B1 B2 B3 B4

C C1 C2 C3 C4

D D1 D2 D3 D4

E E1 E2 E3 E4

F F1 F2 F3 F4

G G1 G2 G3 G4

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan ...eprints.umm.ac.id/35037/4/jiptummpp-gdl-nofaliapeb-47423-4-babiii.pdf · Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian

54

3.4 Jenis Variabel

3.4.1 Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2013).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah berbagai jenis konsentrasi ekstrak

daun ketul (Bidens pilosa L.) yaitu dengan konsentrasi 5%, 7,5%, 10%,

12,5% dan 15% .

3.4.2 Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013). Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah penyembuhan luka sayat yang ditandai dengan

indikator tidak adanya eritrema (fase inflamasi), tidak adanya pembengkakan(

fase proliferasi),dan luka menutup (fase maturasi). Luka dikatakan sembuh

apabila luka telah tertutup oleh jaringan baru. Waktu observasi dilakukan

selama 2 minggu pada masing-masing kelompok.

3.4.3 Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat

konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak

dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti (Sugiyono, 2013). Variabel

kontrol dalam penelitian ini adalah batas waktu penyembuhan luka bakar

yaitu selama 2 minggu pada punggung tikus putih (Rattus norvegicus), jenis

tikus strain wistar jantan , umur 2-3 bulan, berat badan 100-200 gram, suhu

ruang 25ºC, kandang bersifat homogen, perawatan dilakukan setiap hari

sekali, jenis makanan yaitu pakan ayam (BR-1) dan minuman air aquades.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan ...eprints.umm.ac.id/35037/4/jiptummpp-gdl-nofaliapeb-47423-4-babiii.pdf · Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian

55

3.5 Definisi Operasional Variabel

Agar tidak terjadi kesalahan makna dalam tiap variabel maka perlu

didefinisikan tiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun

operasional variabel tersebut, yaitu:

1. Jenis tanaman yang digunakan sebagai ekstrak adalah bagian tanaman

yang memiliki potensi sebagai penyembuh luka sayat. Jenis tanaman yang

digunakan yaitu daun ketul (Bidens pilosa L.).

2. Luka sayat adalah luka yang diakibatkan oleh terkena benda tajam

sehingga tepi luka bisa menyatu kembali, permukaan bersih, biasanya

terjadi karena suatu insisi, tidak ada jaringan yang hilang. Penyembuhan

luka berlangsung dari bagian internal ke eksternal. Dalam penenelitian ini

luka sayat dibuat pada punggung tikus putih dengan menyayat

menggunakan scalpel steril dengan panjang 2 cm dan kedalaman sampai

area subkutan (Amaliya, 2013).

3. Ekstrak daun ketul (Bidens pilosa L.) adalah ekstrak yang dibuat secara

maserasi yang kinetik dengan menggunakan pelarut etil alkohol (etanol)

90%. Tanaman daun B. pilosa diambil dan ekstrak dibuat di Laboratorium

Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Ekstrak dibuat dengan

konsentrasi 5%, 7,5%, 10%, 12,5% dan 15% . Berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh (Kakki et al , 2016) yaitu dengan konsentrasi 5%

pada ekstrak B. pilosa yang digunakan dalam penyembuhan luka.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan ...eprints.umm.ac.id/35037/4/jiptummpp-gdl-nofaliapeb-47423-4-babiii.pdf · Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian

56

3.6 Prosedur Penelitian

3.6.1 Persiapan Penelitian

1. Alat dan Bahan

Tabel 3.1 Alat dan Bahan

Alat Bahan

- Kandang tikus

- Penutup kandang

- Pencukur otomatis/razer

- Sarung tangan/handscoen

- Gunting

- Botol air

- Plester transparan

- Kertas saring

- Gelas ukur

- Pipet tetes kecil

- Pipet tetes besar

- Corong

- Labu takar

- Timbangan analis

- Kertas label

- Blender

- Nampan plastik

- Ayakan

- Oven

- Pisau bedah (Scapel)

- Sekam

- Pakan ayam (BR-1)

- Air

- Daun Ketul

- Kertas lembar observasi

- Etanol 90%

- Aquades

2. Pembuatan Ekstrak Daun Ketul

Dalam pembuatan ekstrak daun ketul (Bidens pilosa L) peneliti

menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menyiapkan daun ketul (Bidens pilosa L) .

b. Mengeringkan daun ketul (Bidens pilosa L) dengan oven 50ºC

sampai daun ketul kering secara fisiologis dengan ditandai

ketika diremas daun mudah hancur (Sutjipto et al,2009).

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan ...eprints.umm.ac.id/35037/4/jiptummpp-gdl-nofaliapeb-47423-4-babiii.pdf · Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian

57

c. Menghaluskan daun ketul (Bidens pilosa L) yang sudah kering

dengan menggunakan blender dan mengayak serbuk yang

sudah jadi hingga halus.

d. Menimbang serbuk daun ketul (Bidens pilosa L) yang sudah

halus dengan timbangan analitik sebanyak 250 gram (Edefia,

2015).

e. Merendam serbuk daun ketul (Bidens pilosa L) kedalam

larutan etanol 90% sebanyak 750 ml selama 72 jam.

f. Menyaring larutan daun ketul (Bidens pilosa L) dengan kain

saring dan kertas saring untuk memisahkan ampas dengan

filtratnya.

g. Menguapkan etanol dalam ekstrak daun ketul (Bidens pilosa L)

dengan rotary evaporator dengan suhu 55ºC sampai ekstrak

berubah menjadi kental.

h. Konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

konsentrasi 5%, 7,5%, 10%, 12,5% dan 15% dan kontrol.

Pembuatan masing-masing kepekatan dilakukan dengan cara

pengenceran dari sediaan 100%. Larutan konsentrasi daun ketul

(Bidens pilosa L.) yang dibuat adalah 30 ml pada tiap-tiap

konsentrasi. (Lampiran 4).

3. Adaptasi Tikus

Sebelum dilakukan percobaan, tikus diadaptasikan dalam kandang

yang diletakkan di Laboratorium Kimia UMM selama 7 hari agar

dapat menyesuaikan dengan lingkungan yang baru.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan ...eprints.umm.ac.id/35037/4/jiptummpp-gdl-nofaliapeb-47423-4-babiii.pdf · Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian

58

4. Pembuatan Luka Sayat

Pada penelitian ini luka sayat dibuat pada punggung tikus dengan

menggunakan scapel setelah punggung tikus diberi alcohol.

Panjang luka dibuat ± 2 cm, kedalaman sampai area subkutan.

Perawatan luka dilakukan 1 kali sehari pada waktu yang sama.

5. Perlakuan Luka Sayat

a. Menyiapkan alat dan bahan

b. Menncuci tangan, mengatur posisi tikus senyaman mungkin

c. Memakai sarung tangan yang bersih

d. Pada kelompok perlakuan I luka ditetesi ekstrak daun ketul

konsentrasi 5 % sebanyak 5 tetes lalu ditutup dengan kain kassa,

Pada kelompok perlakuan II luka ditetesi ekstrak daun ketul

konsentrasi 7,5 % sebanyak 5 tetes lalu ditutup dengan kain

kassa, Pada kelompok perlakuan III luka ditetesi ekstrak daun

ketul konsentrasi 10 % sebanyak 5 tetes lalu ditutup dengan kain

kassa, Pada kelompok perlakuan IV luka ditetesi ekstrak daun

ketul konsentrasi 12,5% sebanyak 5 tetes lalu ditutup dengan

kain kassa, Pada kelompok perlakuan V luka ditetesi ekstrak

daun ketul 17,5% sebanyak 5 tetes lalu ditutup dengan kain

kassa masing-masing 1 kali sehari dan diteteskan sama rata.

Pada perlakuan kontrol (-) hanya diganti dengan kain kasa saja

dan pada perlakuan kontrol (+) ditetesi dengan povidone iodine

dan ditutup dengan kain kassa setiap 1 hari sekali. Perlakuan

sediaan dilakukan setiap hari pada pukul 9 pagi WIB.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan ...eprints.umm.ac.id/35037/4/jiptummpp-gdl-nofaliapeb-47423-4-babiii.pdf · Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian

59

3.6.2 Pelaksanaan Penelitian

Gambar 3.1

Pelaksanaan Penelitian

28 ekor tikus putih (Rattus norvegicus)

Melakukan adaptasi pada tikus selama 7 hari

Mencukur bulu punggung dan pembuatan luka sayat panjang

luka dibuat dengan ± 2 cm, kedalaman sampai area subkutan

Melakukan perlakuan luka dilakukan setelah 15 menit dari pembuatan luka

Kelompok Kontrol (-) (4 ekor tikus tidak diberi ekstrak daun ketul (Bidens pilosa L.)

Kelompok Perlakuan I pemberian ekstrak daun ketul dengan konsentrasi 5% sebanyak

(5 tetes) setiap 1 kali sehari.

Menutup bagian luka pada punggung tikus dengan menggunakan kain kassa. Perlakukan

dilakukan sampai hari ke 14 dan diukur luas luka dari semua kelompok setiap hari

Pengumpulan data Analisis data Hasil dan Pembahasan

Kelompok Kontrol (+) (4 ekor tikus diberi povidone iodine)

Data hasil penelitian dimanfaatkan menjadi sumber belajar biologi berbentuk Leaflet

Kelompok Perlakuan II pemberian ekstrak daun ketul dengan konsentrasi 7,5%

sebanyak (5 tetes) setiap 1 kali sehari.

Kelompok Perlakuan III pemberian ekstrak daun ketul dengan konsentrasi 10%

sebanyak (5 tetes) setiap 1 kali sehari.

Kelompok Perlakuan IV pemberian ekstrak daun ketul dengan konsentrasi 12,5%

sebanyak (3 tetes) setiap 1 kali sehari.

Kelompok Perlakuan V pemberian ekstrak daun ketul dengan konsentrasi 15%

sebanyak (3 tetes) setiap 1 kali sehari.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan ...eprints.umm.ac.id/35037/4/jiptummpp-gdl-nofaliapeb-47423-4-babiii.pdf · Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian

60

3.6.3 Pengamatan Penelitian

Pengamatan dilakukan setiap 1 x 24 jam selama 2 minggu di

Laboratorium Kimia UMM Malang. Parameter yang diamati

penyembuhan luka sayat yang ditandai dengan indikator tidak adanya

eritrema, tidak adanya pembengkakan, luka mulai menutup dan luka

menutup. Luka dikatakan sembuh apabila luka telah tertutup oleh jaringan

baru dan dilihat dari hari percepatan penyembuhan luka.

3.7 Prosedur Pengambilan Data

3.7.1 Data dan Sumber Data

Data yang diambil adalah data dalam penelitian tentang kecepatan

menutupnya permukaan luka adalah kecepatan menutupnya permukaan

luka dilihat dari hari tercepat penyembuhan luka, tidak adanya eritrema,

tidak adanya pembengkakan, luka mulai menutup dan luka menutup.

Penentuan kecepatan penyembuhan luka sayat dilakukan secara objektif

dengan mengambil foto setiap hari sekali sejak diberi perlakuan berbagai

konsentrasi ekstrak daun ketul (Bidens pilosa L.).

3.7.2 Metode Pengambilan Data

Metode yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian

ini adalah observasi eksperimen. Teknik pengumpulan data secara

langsung dengan prosedur berencana yang melibatkan kegiatan melihat

dan mencatat kegiatan tertentu. Observasi eksperimen yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah tidak adanya eritrema, tidak adanya

pembengkakan, luka mulai menutup dan luka menutup. luka yang

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan ...eprints.umm.ac.id/35037/4/jiptummpp-gdl-nofaliapeb-47423-4-babiii.pdf · Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian

61

dilakukan pengukuran setiap hari sekali sejak diberi perlakuan. Penentuan

kecepatan penyembuhan luka sayat dilakukan secara objektif dengan

mengambil foto setiap hari sekali sejak diberi perlakuan berbagai

konsentrasi ekstrak daun ketul (Bidens pilosa L.).

3.8 Tahap Pengembangan Pembuatan Leaflet Sebagai Sumber Belajar

Proses kegiatan belajar dan pembelajaran membutuhkan sumber belajar

yang menjadi sarana penunjang kegiatan pembelajaran. Sumber belajar yang

digunakan yaitu leaflet yang mampu memberikan visualisasi yang dapat

menarik minat siswa dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan

metode dalam studi pengembangan dengan modifikasi dari metode Learning

Cycle 3E yang diperkenalkan oleh Robert Karplys dalam SCIS atau Science

Curriculum Improvenment pada tahun 1967.

Learning Cycle yang merupakan suatu pembelajaran yang menuntut siswa

menjadi pembelajar mandiri, otonom, serta menjadikan mereka berpikir secara

kritis dalam memecahkan. Learning Cycle adalah salah satu model

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengoptimalkan cara belajarnya dan mengembangkan daya nalarnya (Dasna et

al, 2007 dalam Ekayanti, 2014). Learning Cycle terdiri dari 3 tahapan yaitu

eksplorasi, eksplanasi, dan elaborasi.

a. Tahap Eksplorasi

Tahap eksplorasi merupakan fase awal yang harus dilakukan untyk

membawa siswa memperoleh pengetahuan dengan cara melalui pengalaman

langsung yang berhubungan dengan konsep yang akan dipelajari. Eksplorasi

dilakukan untuk melihat kebutuhan guru/siswa, yang dilakukan dengan cara

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan ...eprints.umm.ac.id/35037/4/jiptummpp-gdl-nofaliapeb-47423-4-babiii.pdf · Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian

62

melihat hasil penelitian terdahulu, silabus dan RPP. Selanjutnya akan

dihasilkan konsep esensial.

b. Tahap Eksplanasi

Tahap Eksplanasi ini dilakukan untuk melengkapi, menyempurnakan dan

mengembangkan konsep-konsep esensial yang telah diperoleh dari tahap

pertama. Kegiatan pada tahapan ini untuk mencari konsep-konsep yang relevan

melalui studi pustaka dan konsultasi kepada para ahli. Hasil dari studi pustaka

dan konsultasi para ahli akan memberikan pandangan bagi peneliti tentang

desain produk leaflet yang akan dikembangkan.

c. Tahap Elaborasi

Tahap elaborasi merupakan tahap akhir, di mana hasil studi pustaka dan

konsultasi dengan para ahli yang akan digunakan untuk membuat sebuah

produk. Kegiatan dari tahap ini merupakan penerapan dari konsep-konsep yang

telah dipahami. Tujuannya adlah untuk mengubah konsep-konsep yang telah

dikonsultasikan kepada para ahli untuk mengembangkan leaflet.

3.9 Teknik Analisis Data

3.9.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas merupakan salah satu uji statistik yang digunakan untuk

menguji apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini

dapat digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval ataupun

rasio (Fallo et al, 2013).

Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk uji normalitas Liliefors

adalah sebagai berikut :

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan ...eprints.umm.ac.id/35037/4/jiptummpp-gdl-nofaliapeb-47423-4-babiii.pdf · Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian

63

a. Pengamatan X1, X2……Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2……Zn

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Zi = Xi – X (rata- rata)

S

Keterangan : X : rata-rata dari sample

S : Simpangan baku

b. Setiap bilangan baku selalu menggunakan daftar distribusi

normal baku, kemudian menghitung peluang F(Zi) = P(Z≤Zi)

c. Selanjutnya menghitung Z1,Z2,……Zn yang lebih kecil atau sama

dengan Z1. Jika proporsi ini ditetapkan oleh S (Zi) maka:….

S(Zi)=n

ZiZnZZ .....2,1

d. Menghitung selisih F (Zi)-S(Zi) dan menentukan harga

mutlaknya.

e. Mengambil harga yang paling besar dari harga yang mutlak

tersebut, Sebutlah harga terbesar ini dengan L0 (Lhitung).

f. Untuk menolak atau menerima hipotesis nol, kita bandingkan L0

dengan nilai kritis L yang diambil dari table untuk titik uji

normalitas (Liliefors) dengan taraf (α 0.01 = 0.231 dan α 0.05 =

0.19) dengan kriteria:

Ho ditolak jika Lo> L berarti populasi terdistribusi tidak

normal

Ho diterima jika Lo < L berarti populasi berdistribusi normal

(Sudjana, 2005).

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan ...eprints.umm.ac.id/35037/4/jiptummpp-gdl-nofaliapeb-47423-4-babiii.pdf · Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian

64

3.9.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas varian merupakan asumsi penting perhitungan

analisis varian.Uji ini dilakukan untuk memastikan apakah asumsi masing-

masing data sudah terpenuhi atau belum. Dikatakan datanya bersifat

homogen jika X2

hitung < X2

tabel. Adapun langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut :

Data yang diperoleh dari masing- masing sampel n1, n2…..nx dengan

datanya adalah Yij( i = 1,2….k dan j = 1,2….nk) dihitung variannya

masing- masing adalah (Si)2, (S2)

2,…,(Sk)

2.

Si2=

)1(

/)( 22

i

i

r

rYijYi

Hipotesis yang akan diuji adalah :

Ho : α 21= α

22=……= α

2t yang berarti ragam dari semua perlakuan

sama

Hi : minimal ada satu perlakuan yang ragamnya tidak sama

dengan yang lain

Jk dihitung sebagai berikut :

JK = 2x

2

r

xt

Untuk memudahkan perhitungan, satu-satuan yang diperoleh

untuk uji barlett lebih baik disusun dalam sebuah daftar.

Statistik yang digunakan adalah :

X2

hitung =ln 10 [(B) - (∑db log S2)]

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan ...eprints.umm.ac.id/35037/4/jiptummpp-gdl-nofaliapeb-47423-4-babiii.pdf · Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian

65

Derajat bebas v = t-1, dengan demikian jika X2

> X2.α(t-1) maka Ho

ditolak. Nilai X2

ini perlu dikoreksi sebelum dibandingkan dengan nilai

X2.α dengan derajat bebas v= t-1. Disini t adalah banyaknya perlakuan.

S2= total JK/Total db

Faktor koreksi = 1+

)1(

1

1

1

)1(3

1

ririt

X2(terkoreksi) = (1/C)X

2

Kesimpulan

Ho: ditolak jika X2 terkoreksi > X

2 tabel

Ho: diterima jika X2

terkoreksi < X2 tabel

Hipotesis nol diterima (ragam dari semua perlakuan adalah sama atau

variansinya homogen, jika X2 hitung < X

2 tabel, dimana X

2(1-α) (k-1)

dapat dilihat dari daftar distribusi chi-kuadrat.

Uji homogenitas bertujuan untuk keberlakuan asumsi annova, yaitu

menguji apakah masing-masing kelompok memiliki varians yang sama

(seragam) atau tidak (Martono, 2011).

3.9.3 Uji Oneway ANOVA

Uji oneway ANOVA digunakan untuk menentukan apakah rata-

rata dua atau lebih kelompok (variabel dependen) berbeda secara nyata.

Analisis ini memiliki asumsi bahwa kelompok yang dianalisis memiliki

varian yang sama (Trihendradi, 2010).

Uji Anova satu uaitu tektik statistik parametrik yang digunakan

untuk mennguji perbedaan antara 3 atau lebih kelompok data berskala

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan ...eprints.umm.ac.id/35037/4/jiptummpp-gdl-nofaliapeb-47423-4-babiii.pdf · Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian

66

interval atau rasio yang berasal dari 1 variabel bebas. Adapun beberapa

langkah yang harus ditempuh yaitu :

a. Menentukan hipotesis

H0 : Tidak ada pengaruh pemberian berbagai dosis ekstrak daun B.

pilosa terhadap luka sayat pada punggung tikus putih (Rattus

norvegicus)

b. Mengelompokkan data sesuai dengan perlakuannya dan dihitung

jumlah perlakuan (T) dan jumlah umum (G)

c. Dengan menggunakan t sebagai banyaknya perlakuan dan r sebagai

banyaknya ulangan. Derajat bebas dapat ditentukan untuk setiap

sumber keberagaman, yaitu :

Db umum = (r)(t)-1

Bd perlakuan = t-1

Db galat = t(r-1)

d. Menghitung faktor korelasi (FK) dan berbagai jumlah kuadrat (JK)

dengan menggunakan Xi untuk menunjukkan pengukuran petak ke-

I dan Ti sebagai jumlah perlakuan ke-I dan n sebagai bayaknya

petak percobaan = (r) (t)

FK = ( ∑

JK galat = JK umum – JK perlakuan

e. Menghitung kuadrat tengah (KT) untuk setiap sumber

keberagaman dengan membagi JK dengan db yang bersangkutan

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan ...eprints.umm.ac.id/35037/4/jiptummpp-gdl-nofaliapeb-47423-4-babiii.pdf · Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian

67

Menghitung nilai F unuk menguji beda nyata perbedaan

perlakuan

f. Nilai Ftabel ditentukan melalui table analisis varians satu arah dan

tingkat signifikan atau taraf nyata ditentukan lebih dahulu yaitu 5%

g. Membuat table anava satu arah

Sumber

Keragaman

Db JK KT Fhitung Ftabel

Perlakuan

Galat Percobaan

Umum

h. Memasukkan semua nilai yang dihitung kedalam table anava satu

arah

i. Memandingkan ilai Fhitung dengan Ftabel dan menentukan beda nyata

di antara perlakuan dengan ketentuan sebagai berikut :

Apabila nilai Fhitung > Ftabel pada taraf nyata 1% perbedaan

perlakuan dikatakan berbeda dengan nyata.

Apabila nilai Fhitung > Ftabel pada taraf nyata 5% tetapi lebih

kecil dan atau sama dengan nilai Ftabel pada taraf nyata 1%,

perbedaan perlakuan dikatakan berbeda nyata

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan ...eprints.umm.ac.id/35037/4/jiptummpp-gdl-nofaliapeb-47423-4-babiii.pdf · Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian

68

Apabila nilai hitung Fhitung > Ftabel dan atau sama denga Ftabel

pada taraf nyata 5% perbedaan perlakuan dikatakan tidak

berbeda nyata.

3.9.4 Uji Duncan’s

Uji lanjut setelah anava yaitu dengan Uji Duncan’s 5%. Uji ini

dilakukan untuk menentukan atau memilih perlakuan yang terbaik atau

paling efektif dari sejumlah n perlakuan dengan berdasar pada nilai rerata.

Adapun beberapa langkah -langkah yang harus ditempuh, yaitu :

a. Mengurutkan rerata dari yang kecil ke yang besar

b. Menentukan nilai Sy

Sy = r

KTG

Keterangan :

KTG = MKG = MKD = jumlah kuadrat galat dibagi derajat

bebasan galat

r = ulangan

c. Menentukan nilai R (p, v, ) dengan cara membandingkannya

pada tabel uji Duncan.

d. Menentukan Nilai MDRS 5% Selingan: rp, Sy

e. Menyusun tabel kerja uji Duncan’s 5%

Uji analisa tersebut menggunakan program SPSS 21.0 for Windows

dengan nilai probabilitas dan angka kepercayaan 95%.