Post on 04-Jul-2015
BAB I
PENGAHULUAN
Latar Belakang
Jaringan tumbuhan – Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan
fungsi sama. Jaringan pada tumbuhan dan hewan berbeda. Kali ini kita pelajari jaringan
tumbuhan terlebih dahulu. Jenis-jenis jaringan pada tumbuhan antara lain: Jaringan
meristem, jaringan parenkim, jaringan epidermis, jaringan klorenkim, jaringan kolenkim,
jaringan sklerenkim, jaringan xylem,dan jaringan floem
Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan lebih dalam dalam struktur jaringan
pembuluh pada tumbuhan di perlukan penjelasan yang lebih dalam dan di uraikan dengan
jelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. JARINGAN PENGANGKUT
Sistem pembuluh dari tumbuhan tingkat tinggi terdiri atas xilem yang fungsi utamanya
untuk pengangkutan air dan floem yang terutama untuk pengangkutan fotosintesis
a. Xilem
Berperan penting dalam pengangkutan air dan unsur hara. Xilem disebut
jaringan kompleks karena terdiri dari beberapa jaringan yaitu unsur trakea meliputi
pembuluh kayu (trakea) dan trakeid, jaringan parenkima dan serat. Pembuluh kayu
(trakea) ditemukan pada tumbuhan angiosperma, secara individual disebut unsur
pembuluh yang saling berhubungan di ujung-ujungnya membentuk saluran yang
panjang. Trakeid seperti halnya pembuluh kayu selnya akan mati sewaktu dewasa,
dan tersusun tumpang tindih. Trakeid tidak mempunyai plat perforasi seperti halnya
pada pembuluh kayu, tetapi memiliki noktah berdampingan yang saling
berpasangan sehingga transportasi air bisa tetap berlangsung. Trakeid pada
umumnya terdapat pada tumbuhan gimnospermae. Trakea dan trakeid memiliki
dinding sekunder dengan komponen utamanya adalah lignin.
b. Floem
Floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh tubuh
tumbuhan, merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari unsur tapis sebagai
komponen utama, sel pengiring, jaringan parenkima dan serat. Unsur tapis
mempunyai dinding primer yang tipis (tidak memiliki dinding sekunder), tetap
hidup pada saat dewasa tetapi tidak memiliki inti. Unsur tapis dapat berupa
pembuluh tapis (pada angiosperma) atau sel tapis (pada gimnosperma). Unsur tapis
didampingi oleh sel pengiring yang bisa berjumlah satu atau dua buah, diantara
keduanya dihubungkan oleh sejumlah plasmodesmata. Nukleus dan ribosom sel-sel
pengiring dapat membentuk protein tertentu yang digunakan oleh pembuluh tapis
yang telah kehilangan nukleusnya, ribosom serta organel-organel lainnya selama
proses perkembangannya. Dinding-dinding ujung pembuluh tapis memiliki
plat/lempeng tapis yang mempunyai banyak plasmodesmata berukuran besar,
tempat lewatnya gula, senyawa lain serta beberapa ion mineral di antara pembuluh
tapis yang bersebelahan. Sel pengiring sangat erat hubungannya dengan pembuluh
tapis. Apabila pembuluh tapis mati maka sel pengiring juga mati, keduanya
terbentuk dari sel induk yang sama.
Xilem dan floem di dalam organ tumbuhan berdekatan, bahkan membentuk suatu ikatan
pembuluh atau berkas pengangkut, tipe –tipe berkas pengangkut antara lain:
1. Tipe radial : letak berkas xilem dan berkas floem bergantian dan berdampingan dan
berada pada jari-jari tubuh yang berbeda.
2. Tipe kolateral ; dibedakan menjadi kolateral tertutup (apabila di antara xilem dan
floem tidak terdapat kambium) dan kolateral terbuka (apabila di antara xilem dan
floem terdapat kambium)
3. Tipe bikolateral; terdiri atas satu bagian xilem di tengah serta satu bagian floem di
sebelah luar dan satu bagian disebelah dalam. Antara xilem dan floem luar terdapat
kambium, dan antara xilem dan floem dalam terdapat parenkim penghubung.
4. Tipe kosentris; terdiri atas xilem yang dikelilingi floem atau sebaliknya. Apabila
xylem dikelilingi oleh floem disebut kosentris amfikribral. Apabila floem dikelilingi
oleh xylem disebut kosentris amfivasal
B. PROSES PENGANGKUTAN PADA TUMBUHAN
1. Proses Pengangkutan Air dan Garam Mineral
Pengangkutan air dan garam - garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi,
seperti pada tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme pertama, air dan
mineral diserap dari dalam tanah menuju sel - sel akar.
Pengangkutan ini dilakukan diluar berkas pembuluh, sehingga disebut sebagai
mekanisme pengangkutan ekstravaskuler. kedua , air dan mineral diserap oleh akar.
selanjutnya diangkut dalam berkas pembuluh yaitu pada pembuluh kayu (xilem),
sehingga proses pengangkutan disebut pengangkutan vaskuler.
Air dan garam mineral dari dalam tanah memasuki tumbuhan melalui
epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke stele dan kemudian mengalir naik
ke pembuluh xilem sampai pucuk tumbuhan.
a. Pengangkutan Ekstravaskuler
Dalam perjalanan menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas di
antara ruang antar sel. Pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar
berkas pembuluh ini dilakukan melalui 2 mekanisme, yaitu apoplas dan simplas.
1) Pengangkutan Apoplas
Pengangkutan sepanjang jalur ekstraseluler yang terdiri atas bagian tak
hidup dari akar tumbuhan, yaitu dinding sel dan ruang antar sel. air masuk
dengan cara difusi, aliran air secara apoplas tidak tidak dapat terus mencapai
xilem karena terhalang oleh lapisan endodermis yang memiliki penebalan
dinding sel dari suberin dan lignin yang dikenal sebagai pita kaspari. Dengan
demikian, pengangkutan air secara apoplas pada bagian korteks dan stele
menjadi terpisah.
2) Pengangkutan Simplas
Padap engangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air
dan mineral yang terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian
bergerak dari satu sel ke sel yang lain melaluivplasmodesmata. Sistem
pengangkutan ini , menyebabkan air dapat mencapai bagian silinder pusat.
Adapun lintasan aliran air pada pengangkutan simplas adalah sel - sel bulu
akar menuju sel - sel korteks, endodermis, perisikel, dan xilem. dari sini , air
dan garam mineral siap diangkut keatas menuju batang dan daun.
b. Pengangkutan melalui berkas pengangkutan (pengangkutan intravaskuler)
Setelah melewati sel - sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk ke
pembuluh kayu (xilem) dan selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari
akar menuju batang sampai kedaun. Pembuluh kayu disusun oleh beberapa jenis
sel, namun bagian yang berperan penting dalam proses pengangkutan air dan
mineral ini adalah sel - sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk
pipa kapiler. Struktur jaringan xilem seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel -
sel penyusun jaringan tersebut tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air
bergerak dari sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip
kapilaritas dan kohesi air dalam sel trakea xilem.
2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengangkutan Air.
a. Daya Hisap Daun (Tarikan Transpirasi)
Pada organ daun terdapat proses penguapan air melalui mulut daun (stomata )
yang dikenal sebagai proses transpirasi. Proses ini menyebabkan sel daun
kehilanagan air dan timbul tarikan terhadap air yang ada pada sel – sel di
bawahnya dan tarikan ini akan diteruskan molekul demi molekul, menuju ke
bawah sampai ke seluruh kolom air pada xilem sehingga menyebabkan air tertarik
ke atas dari akar menuju ke daun. Dengan adanya transpirasi membantu tumbuhan
dalam proses penyerapan dan transportasi air di dalam tumbuhan. Adapun
transpirasi itu sendiri merupakan mekanisme pengaturan fisiologis yang
herhubungan dengan proses adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi proses kecepatan transparasi uap air
dari daun, yaitu:
1) Temperatur udara, makin tinggi temperature , kecepatan transprasi akan
semakin tinggi.
2) Instensitas cahaya matahari, semakin tinggi intesitas cahaya matahari yang
diterima daun, maka kecepatan transpirasi akan semakin tinggi.
3) Kelembaban udara
4) Kandungan air tanah.
Di samping itu, transpirasi juga dipengaruhi oleh faktor dalam tumbuhan di
antaranya adalah banyaknya pembuluh, ukuran sel jaringan pengangkut, jumlah,
dan ukuran stomata.
b. Kapilaritas Batang
Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xilem), terjadi karena pembuluh
kayu (xilem) tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler.
Dengan kata lain, pengangkutan air melalui xilem mengikuti prinsip
kapilaritas. Daya kapilaritas disebabkan karena adanya kohesi antara molekul air
dengan air dan adhesi antara molekul air dengan dinding pembuluh xilem. Baik
kohesi maupun adhesi ini menimbulkan tarikan terhadap molekul air dari akal
sampai ke daun secara bersambungan.
c. Tekanan Akar
Akar tumbuhan menyerap air dan €taram mineral baik siang maupun malam. Pada
malam hari, ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar masih
tetap menggunakan energi untuk memompa ion – ion mineral ke dalam xilem.
Endodermis yang mengelilingi stele akar tersebut membantu mencegah kebocoran
ion - ion ini keluar dari stele.
Akumulasi mineral di dalam stele akan menurunkan potensial air. Air akan
mengalir masuk dari korteks akar, menghasilkan suatu tekanan positif yang
memaksa cairan naik ke xilem. Dorongan getah xilem ke arah atas ini disebut
tekanan akar (roof pressure). Tekanan akar juga menyebabkan tumbuhan
mengalami gutasi, yaitu keluarnya air yang berlebih pada malam hari melalui
katup pelepasan (hidatoda) pada daun.
Biasanya air yang keluar dapat kita lihat pada pagi hari berupa tetesan atau
butiran air pada ujung-ujung helai daun rumput atau pinggir daun
kecil herba (tumbuhan tak berkayu) dikotil.
3. Pengangkutan Hasil Fotosintesis
Proses pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan
translokasi. Translokasi merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau
organ tempat penyimpanannya ke bagian lain tumbuhan yang memerlukannya.
Jaringan pembuluh yang bertugas mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian
tumbuhan adalah floem (pembuluh tapis). Zat terlarut yang paling banyak dalam
getah floem adalah gula, terutama sukrosa. Selain itu, di dalam getah floem juga
mengandung mineral, asam amino,dan hormon, berbeda dengan pengangkutan pada
pembuluh xilem yang berjalan satu arah dari akar ke daun, pengangkutan pada
pembuluh xylem yang berjalan satu arah dari akar kedaun, pengengkutan pada
pembuluh floem dapat berlangsung kesegala arah, yaitu dari sumber gula (tempat
penyimpanan hasil fotosintesis) ke organ lain tumbuhan yang memerlukannya.
Satu pembuluh tapis dalam sebuah berkas pembuluh bisa membawa cairan
floem dalam satu arah sementara cairan didalam pipa lain dalam berkas yang sama
dapat mengalir dengan arah yang berlaianan. Untuk masing – masing pembuluh tapis,
arah transport hanya bergantung pada lokasi sumber gula dan tempat penyimpanan
makanan yang dihubungkan oleh pipa tersebut.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Jaringan XilemJaringan Xilem terdapat pada bagian kayu tanaman . fungsinya menyalurkan air dari akar menuju bagian atas tanaman. Xilem terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut,- Unsur trakeal terdiri dari trakea yang sel-selnya berbentuk tabung dan trakeid yang sel-selnya lancip panjang, dinding selnya berlubang-lubang- Serabut Xilem yang terdiri dari sel-sel panjang dan ujungnya meruncing- Parenkim kayu yang berisi berbagai zat seperti cadangan makanan, tannin dan Kristal
2. Jaringan FloemJaringan Floem terdapat bagian kulit kayu berfungsi menyalurkan zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan. Floem terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut,- Buluh tapis berbentuk tabung dengan bagian ujung berlubang-lubang- Sel pengiring berbentuk silinder-silinder dan lebih besar daripada sel-sel tapis serta plasmanya pekat- Serabut floem, bentuknya panjang dengan ujung-ujung berhimpit dan dindingnya tebal- Parenkim floem, selnya hidup memiliki diding primer dengan lubang kecil yang disebut noktah halaman. Parenkim floem berisi tepung, dammar, atau Kristal.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat
diselesaikan.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Anatomi Tumbuhan
dengan judul “Jaringan Pembuluh pada tumbuhan”
Terima kasih disampaikan kepada Ibu Marhamah M.Pd selaku dosen mata kuliah
Anatomi Tumbuhan yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya
tugas ini.
Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas
mata kuliah Keamanan Jaringan Informasi.
Selong, 29 Mei 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENGAHULUAN
Latar Belakang
BAB II : PEMBAHASAN
A. Jaringan Pengangkut
B. Proses Pengangkutan Pada Tumbuhan
BAB III : PENUTUP
Kesimpulan