Post on 22-Jun-2015
Informed-consent
• Agus Purwadianto• Ketua Umum IDI Wilayah DKI
Jakarta• Sekretaris MKEK IDI Pusat • PP Perhuki
Informed-consent
• Persetujuan Tindakan Medik (Pertindik)Persetujuan Bebas atas dasar Informasi seperlunya
• Lahir di Amerika Serikat pada tahun 1967 - 1972.
Bebas :.Bisa menerima.Bisa menolak
Kenapa muncul ?.Problem ttg otonomi subyek/pasien pada
penelitian/pengobatan abad ke-19 (reaksi atas pengadilan Nuremberg atas penjahat perang
Nazi)..Ide menghormati otonomi agar ada
kesejajaran antara bentuk justifikasi dan perlindungan terhadap risiko
Incident Report
Kenapa harus ?.Hormati prinsip otonomi
manusia.Lalu hormat terhadap keluhuran martabat manusia sbg person
Doktrin :.Setiap orang berhak bebas memutuskan
pilihannya berdasarkan pemahaman yang
memadai.Keputusan tadi dibuat dalam keadaan bebas,
tanpa campur tangan atau paksaan pihak lain
Tujuan :Melindungi dan
memajukan otonomi pasien sebagai individu
manusia.
Fungsi :.Pemajuan otonomi individu.Perlindungan pasien dan
subyek manusiawi.Penghindaran thd penipuan dan
kekerasan.Dorongan bagi dokter untuk mawas diri/memeriksa diri.
.Pemajuan pengambilan keputusan yang rasional
.Pelibatan publik
Prinsip Otonomi (1).Teori kehendak : Penentuan dan pengaturan diri sendiri
(Kant). Teori tindakan dan pemikiran
(J.S. Mill)Lawannya : heteronomi (pengaturan dari luar).Kebebasan memilih,
menentukan diri & bertindak tanpa hambatan, paksaan atau
campurtangan luar.
Prinsip Otonomi (2).Nilai dasar bioetika.Moralitas hakiki perlu pribadi (persona) otonom.Hukum moral bukan ditentukan sewenang-wenang dari luar dirinya.Hukum moral oleh penentuan bebas diri manusia sebagai mahluk rasional adalah keluhuran martabat manusia.Rasional bebas bernilai tunggal : demi kemanusiaan dirinya sendiri..Rasional : self-legislation (menggariskan hukum bagi diri sendiri) : secara sadar dan bebas (dari dalam).Otonomi : dokter hormati pasien sbg imperatif kategoris
Dua unsur pokok :.hak pasien (utk dimintai
persetujuannya).kewajiban dokter (utk menghormati hak dan memberi informasi)
Tahap-tahap :a. Informasi :
Pembeberan informasi
Pemahaman informasi
b. Persetujuan :.Persetujuan bebas.Kompetensi utnuk
bersetuju
.Pembeberan informasi :.Standar praktek
profesional.Standar pertimbangan akal sehat (reasonable
person standard).Standar subyektif/orang
per orang
Otonomi Pasien : ada prinsip prima facie :Pada dirinya sendiri
mengikat sejauh tak ada prinsip/nilai dasar lain
yang berbenturan dengannya.
Pada kasus konkrit, bisa dikalahkan dengan prinsip
dasar lain :.Sikap berbuat baik
(beneficence).Tidak berbuat
buruk/merugikan (non-maleficence)
.Keadilan (justice)
Kedudukan di negara AS :Suatu “umbrella concept”
dari jabaran berikut :.Veracity
.Beneficence.Non-maleficence.Confidentiality
Budaya Indonesia :Pluralitas etnis,
pendidikan, geografi, adat istiadat
Paternalisme dgn sikap berbuat baik masih
dominanIngat : transisi karena
globalisasi & kemajuan pendidikan/informasi
Contoh kasus : Kakek-kakek yang diambil bijinya karena
menderita sakit kelenjar prostat. Pasien merasa tidak pernah diberitahu kalau bijinya akan diambil, sehingga pada masa
pasca operasi, pasien tersebut marah dan menuntut dokternya untuk mengganti rugi sebesar
2,5 milyar rupiah.
Hukum :Informed consent muncul
pada pola hubungan dokter – pasien : model kontraktual
(hubungan horisontal) Bukan paternalistik (vertikal,
ayah – anak). Doktrin etik diubah menjadi doktrin hukum (Permenkes
No. 585/Per/Menkes/IX/1989)
Substansi yang diinformasikan :.Diagnosis dan indikasi (medis) tindakan
medik .Prosedur lengkap & urut tindik (proses
upaya atau percobaan).Tujuan tindik (hasil)
.Deskripsi efek samping & akibat nirharap (probabilitas) : kemungkinan rasa
sakit/cacat dll.Deskripsi keuntungan bagi pasien
.Lamanya prosedur tindik.Adanya hak tolak dan hak tarik kembali
persetujuan pasien tanpa prasangka jelek dokter/Rsnya.
.Prognosis bila hak tolak/tarik-setuju dijalankan
Gugatan (perdata) bila transaksi terapetik tidak dipenuhi (dokter
wanprestasi) karena :.Isi informasi tidak lengkap
.Alternatif terapi tidak lengkap.Saat : terlambat diberikan
(perluasan terapi tak diberikan).Cara penyampaian tidak jujur
(kecuali dokter anggap merugikan pasien)
Tidak kepada yang berhak :.Pasien sendiri (tindik yg private, ada
unsur memalukan/harga diri kelak, unsur sensitif)
.Keluarga terdekat (namun disetujui pasien) : perluasan terapi .
.Keluarga lain (harus disetujui pasien) : perluasan terapi nirduga atau upaya
penyelamatan nyawa.Bukan pemberi yang berhak : dokter
sendiri atau sejawat yang sepengetahuan/sepersetujuan petunjuk
dokter yang menangani.
Aspek sosiologis :.Tidak mungkin semua info diberikan dalam
waktu singkat namun jelas.Ketidakseimbangan hubungan (sehat &
teknologi & wacana di pihak dokter)
.Dokter tidak purna-waktu
Jenis :.Oral consent
.Implied consent
.Written consent
Delegasi .Oleh dokter yang dianggap setara
Tindakan lege artis :.Dilakukan teliti
.Menurut standar medik.Sesuai dengan tujuan
ilmu kedokteran.Sesuai prinsip keseimbangan
Sanksi :.Tuntutan ganti rugi pasien (hak pasal 55 UU Kesehatan
No. 23/92).Rugi fisik : hilang atau tidak berfungsinya seluruh atau
sebagian alat tubuh : (mati, luka, cacat)
.Rugi non-fisik : kaitan dgn martabat seseorang
Isi informed-consent :Tertuang dalam Rekam
Medik (segi formal) Permenkes No.
749a/Menkes/Per/XII/1989 pasal 1a.
Tandatangan dan nama tenaga kesehatan yang
melakukan tindik (pasal 5)RM mengandung IC : alat
bukti surat : pasal 184 KUHAP.
Materi RM : alat bukti keterangan ahli.
Segi yang diatur : identitas dll.
Karakteristik Informed Consent / Persetujuan Tindakan Medik
(Pertindik) Persetujuan diberikan oleh
pasien setelah dokter memberikan informasi
Pasien dalam keadaan sadar dapat menentukan nasibnya
sendiri.Penjelasan mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan diagnostik diberikan dalam
bahasa yang dimengerti oleh pasien
Doktrin Informed ConsentVolenti Non Fit Injura ( Assumption of Risk)
Barangsiapa secara sukarela bersedia
menanggung suatu risiko tidak dapat kemudian
menuntut bila risiko itu benar-benar terjadi.
Contoh :. Olahraga berbahaya
seperti Gantole. Tindakan Medik, contoh
penanggulangan AIDS. Penolongan Tindakan
Medik
Dasar Etika bagi Pertindik :
Dokter wajib menghormati hak-hak dasar pasien.
Pasal 11 KODEKI. Hak menentukan nasib
sendiri . Hak atas informasi
Pengambilan konsen (persetujuan) adalah
fenomena sosial.Praduga Konsep Pertindik :
.Instansi bona fide .Kriteria berlebihan tak
mungkin tercapai seperti “pengungkapan penuh
dan pemahaman paripurna
. Tunaikan hak atas informasi
Setiap paien yang sudah dewasa berhak atas
informasi yang jelas mengenai suatu penyakit
yang dideritanya. Pemberdayaan pasien
Dalam keadaan otonom / mandiri, pasien
berhak menentukan tindakan medis apa yang
akan dilaksanakan
Prinsip dasar moral Seorang Dokter harus
berbuat baik dengan tujuan utama setiap
tindakan medis yaitu menolong pasien
. Sikap berbuat baik pada pasien dan keluarganya
serta pemberian informasi. (Tidak semua
informasi tentang penyakit pasien harus disampaikan
oleh dokter kepada pasiennya).
Khusus :Pemberian info wajib oleh
dokternya sendiri.Pasien diperlakukan khusus,
sesuai kemampuan persepsinya Untuk memutuskan secara
bebas hak menentukan nasib sendiri.
Perlakukan semua pasien sebagai sesuatu yang unik dan
baru
Perhatikan adanya konflik antara moral - agama,
moral - kulturalPendelegasian ke dokter
lain harus memperhatikan kompetensi, dan
kesuksesan proses informasi
Pada kasus berdilema etis perlu ada komite etik RS
demi kepentingan pasien Tidak boleh ada kepentingan lain
Peraturan Menteri Kesehatan RI no 585 /
1985 tentang Persetujuan Tindakan Medis
(Sebenarnya tidak laik secara hukum karena menyangkut nyawa
seseorang ; jadi harusnya dalam bentuk Undang-
undang)
Pasal 1.Dalam peraturan ini yang
dimaksudkan dengan :. Persetujuan tindakan
medik (Informed Consent) adalah persetujuan yang
diberikan oleh pasien atau keluarganya.
. Tindakan medik adalah suatu tindakan yang
dilakukan terhadap pasien berupa diagnostik dan non
diagnostik.. Tindakan invasif adalah Contoh : perkosaan
Persetujuan Efektif . Persetujuan Ekspresif
lisan tulisan, untuk yang
berisiko tinggi. Contoh : selaput otak, cuci darah
. Persetujuan non ekspresif
Persetujuan Implikatif yaitu persetujuan yang
dengan sendirinya dianggap disetujui oleh pasien karena berada dalam keadaan Gawat
Darurat.. Pasien dalam keadaan
tak sadar. Tidak mungkin diminta
persetujuan keluarga yang berhak (Contoh : anak kecil, orang tua yang linglung, orang gila)
Pengertian Gawat Darurat (menyangkut nyawa)
adanya gangguan fungsi vital manusia (pernafasan,
sirkulasi, SSP) yang progressif
Kewajiban dokter untuk menolong pasien harus
didahulukan daripada hak pasien atas informasi
Pasal 14Informed Consent tidak
diperlukan apabila tindakan medik itu untuk melaksanakan program
pemerintah.Contoh : immunisasi
massal polio (PIN)
Hak untuk memberikan persetujuan tindakan
medikDasar : kontrak hukum
perdata (perikatan) antara dokter dengan
pasienDokter wajib berusaha / berupaya & pasien tidak dapat mendikte dokter
begitu saja.
Pasal 1322 dan 1323 KUH Perdata
Perikatan adalah sah apabila :
disepakati kedua belah pihak
kedua-duanya cakapuntuk sesuatu yang halal
Euthanasia (mati dengan tenang)
mencerminkan kecenderungan
munculnya “hak-hak pasien” baru
selain saksi, harus ada bukti yang tertulis.
Dokter boleh bohong, kalau :
ingin melindungi pasien dari kekhawatiran
tidak berani mengungkap hal yang sesungguhnya.Walaupun dokter boleh berbohong, tetap saja
tidak boleh menipu, harus jujur.
Nb : gardean (induk semang, termasuk babby
sitter)
Nb : .72 jam pasca-perkosaan
utk anti HIV.ada polis korban
perkosaan di Afrika Selatan : utk biaya
konsultasi dokter dan obat retrovirus anti HIV