Indonesia Most Livable City Index 2011

Post on 07-Apr-2016

218 views 2 download

description

 

Transcript of Indonesia Most Livable City Index 2011

INDONESIA MOST LIVEABLE CITY INDEX2011

Prinsip-prinsip dari Livable City diantaranya :

a. Tersedianya berbagai kebutuhan dasar masyarakat perkotaan (hunian yang

layak, air bersih, listrik)

b. Tersedianya berbagai fasilitas umum dan fasilitas sosial (transportasi publik,

taman kota, fasilitas ibadah/kesehatan/ibadah)

c. Tersedianya ruang dan tempat publik untuk bersosialisasi dan berinteraksi

d. Keamanan, Bebas dari rasa takut

e. Mendukung fungsi ekonomi, sosial dan budaya

f. Sanitasi lingkungan dan keindahan lingkungan fisik

LIVABLE CITY

Livable City merupakan sebuah istilah yang menggambarkan sebuah

lingkungan dan suasana kota yang nyaman sebagai tempat tinggal dan

sebagai tempat untuk beraktivitas yang dilihat dari berbagai aspek baik aspek

fisik (fasilitas perkotaan, prasarana, tata ruang, dll) maupun aspek non-fisik

(hubungan social, aktivitas ekonomi, dll).

MOST LIVABLE CITY INDEX

Survey persepsi penduduk kota, tentang kenyamanan tinggal di kota merekasendiri, yang dilakukan di 15 kota besar di Indonesia pada bulan Oktober 2010 –Maret 2011.

Hasil penelitian ini merupakan “snapshot” dari tingkat kenyamanan hidup kotatersebut dari kacamata penduduk nya.

Index ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dan masukan bagistakeholders dalam proses perencanaan dan pembangunan kota.

Karakteristik index ini : Simple, Actual, Snapshot.

INDIKATOR KRITERIA MLCI IAP :

Survei persepsi ini dilakukan terhadap 26 indikator yang dikelompokkankedalam 9 kriteria utama :

1. Aspek Tata Ruang (Tata Kota, RTH)

2. Aspek Lingkungan (Kebersihan, Polusi)

3. Aspek Transportasi (Jalan, Angkutan)

4. Aspek Fasilitas Kesehatan

5. Aspek Fasilitas Pendidikan

6. Aspek Infrastruktur – Utilitas (Listrik, Air, Telekomunikasi)

7. Aspek Ekonomi (Lapangan Kerja, Lokasi Kerja)

8. Aspek Keamanan

9. Aspek Sosial (Kebudayaan, Interaksi Warga)

Index Rata-Rata Kota-Kota di Indonesia Tahun 2009 : 54,17 %

“ Hanya 54,17 % penduduk kota2 di Indonesia yang disurvey merasa nyaman tinggal di kota nya. Inimemperlihatkan bahwa kota-kota tersebut masih berada dalam

kondisi yang jauh dari ideal ” – IAP-

52,28

51,90

56,37

65,34

52,52

53,13

43,65

52,04

52,61

56,52

59,90

53,86

Index Rata-Rata Kota di Indonesia Tahun 2011 : 54,26 %

“ Hanya 54,26 % penduduk kota2 di Indonesia yang disurvey merasa nyaman tinggal di kota nya. Inimemperlihatkan bahwa kota-kota tersebut masih berada dalam

kondisi yang jauh dari ideal ” – IAP-

46.67

50.71

54,19

66,52

54.67

56.38

46.92

53,16

56,39

53

53

58

58

64

KOTA 2009 2011

Yogyakarta 65,34 66.52%

Denpasar 63.63%

Makasar 56,52 58.46%

Manado 59,90 56.39%

Surabaya 53,13 56.38%

Semarang 52,52 54.63%

Banjarmasin 52,61 53.16%

Batam 52.60%

Jayapura 53,86 52.56%

Bandung 56,37 52.32%

Palembang 52.15%

Palangkaraya 52,04 50.86%

Jakarta 51,90 50.71%

Pontianak 43,65 46.92%

Medan 52,28 46.67%

MOST LIVABLE CITY INDEX 2009 & 2010

Aspek yang dianggap menentukanLivability kota :

Aspek Ekonomi (27,97 %)

Aspek Tata Ruang (19,66 %)

Aspek Fasilitas Pendidikan (13,29%)

Keamanan (11,08%)

Aspek Kebersihan (10,80%)

Index Kota Tertinggi :Persepsi penduduk kota di Yogyakarta (66,52), Denpasar(63,63) menyatakan bahwa kotanya berada dalam kondisiyang relatif cukup nyaman, diatas rata-rata index kota-kota di Indonesia.

Index Kota Terkecil :Persepsi penduduk kota di Pontianak (46,92) dan Medan(46,67) menyatakan bahwa kotanya berada dalam kondisiyang tidak nyaman dan jauh berada di bawah angka rata-rata index kota di Indonesia

Kualitas Penataan Kota :

• Kota Palangkaraya memiliki angka prosentasetertinggi dipersepsikan oleh warganyamemiliki penataan kota yang baik, yaitusebanyak 60 %.

• Kota dengan persepsi paling rendah untukaspek tata kota adalah Kota Bandung hanya 3% dan Kota Medan (5%)

Ketersediaan Lapangan Kerja• Warga Kota Palembang dan Kota Medan memiliki persepsi

yang paling rendah, yaitu hanya 16 & 17 % responden wargaJakarta menilai ketersediaan lapangan kerja di Jakarta baik.

• Sedangkan ketersediaan lapangan kerja di Kota Batam dinilaiwarganya sangat baik, yaitu 75%.

Angkutan Umum• Ketersediaan angkutan umum dinilai cukup baik oleh warga

kota, yaitu dengan rata-rata 60,4%

• Tetapi kualitas angkutan umum yang ada dinilai buruk, yaitudengan rata-rata 38,67%

• Kota dengan kualitas angkutan paling buruk dimata warganyaadalah Kota Surabaya (13 %) dan Kota Jakarta (18%).

Minimnya Fasilitas Bagi Kaum Difable

• Semua kota belum memberikan fasilitas yangmemadai bagi penyandang cacat.

• Buruknya fasilitasi bagi penyandang cacat ini dapatdiartikan pula bahwa semua kota belum memilikifasilitasi yang baik bagi kaum manula dan ibu hamil,padahal mereka semua juga merupakan warga kotayang harus diperhatikan.

52%

46%

69%

45%

73%

55%

89%

54%

94%

93%

97%

98%

80%

81%

78%

95%

29%

55%

92%

59%

93%

91%

32%

69%

76%

77%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Kualitas Penataan Kota

Jumlah Ruang Terbuka

Kualitas Kebersihan Lingkungan

Tingkat Pencemaran Lingkungan

Ketersediaan Angkutan Umum

Kualitas Angkutan Umum

Kualitas Kondisi Jalan

Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki

Ketersediaan Fasilitas Kesehatan

Kualitas Fasilitas Kesehatan

Ketersediaan Fasilitas Pendidikan

Kualitas Fasilitas Pendidikan

Ketersediaan Energi Listrik

Ketersediaan Air Bersih

Kualitas Air Bersih

Kualitas Jaringan Telekomunikasi

Ketersediaan Lapangan Pekerjaan

Tingkat Biaya Hidup

Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja

Tingkat Kriminalitas

Interaksi Hubungan Antar Penduduk

Informasi Pelayanan Publik

Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable

Perlindungan Bangunan Bersejarah

Ketersediaan Fasilitas Rekreasi

Kualitas Fasilitas Rekreasi

YOGYAKARTA

46%

40%

44%

13%

48%

52%

60%

64%

92%

96%

84%

88%

100%

67%

76%

88%

56%

40%

56%

60%

88%

76%

60%

76%

72%

80%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Kualitas Penataan Kota

Jumlah Ruang Terbuka

Kualitas Kebersihan Lingkungan

Tingkat Pencemaran Lingkungan

Ketersediaan Angkutan Umum

Kualitas Angkutan Umum

Kualitas Kondisi Jalan

Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki

Ketersediaan Fasilitas Kesehatan

Kualitas Fasilitas Kesehatan

Ketersediaan Fasilitas Pendidikan

Kualitas Fasilitas Pendidikan

Ketersediaan Energi Listrik

Ketersediaan Air Bersih

Kualitas Air Bersih

Kualitas Jaringan Telekomunikasi

Ketersediaan Lapangan Pekerjaan

Tingkat Biaya Hidup

Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja

Tingkat Kriminalitas

Interaksi Hubungan Antar Penduduk

Informasi Pelayanan Publik

Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable

Perlindungan Bangunan Bersejarah

Ketersediaan Fasilitas Rekreasi

Kualitas Fasilitas Rekreasi

DENPASAR

33%

19%

41%

34%

88%

54%

55%

34%

78%

80%

81%

73%

69%

60%

66%

89%

32%

23%

58%

35%

95%

81%

35%

53%

66%

65%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Kualitas Penataan Kota

Jumlah Ruang Terbuka

Kualitas Kebersihan Lingkungan

Tingkat Pencemaran Lingkungan

Ketersediaan Angkutan Umum

Kualitas Angkutan Umum

Kualitas Kondisi Jalan

Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki

Ketersediaan Fasilitas Kesehatan

Kualitas Fasilitas Kesehatan

Ketersediaan Fasilitas Pendidikan

Kualitas Fasilitas Pendidikan

Ketersediaan Energi Listrik

Ketersediaan Air Bersih

Kualitas Air Bersih

Kualitas Jaringan Telekomunikasi

Ketersediaan Lapangan Pekerjaan

Tingkat Biaya Hidup

Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja

Tingkat Kriminalitas

Interaksi Hubungan Antar Penduduk

Informasi Pelayanan Publik

Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable

Perlindungan Bangunan Bersejarah

Ketersediaan Fasilitas Rekreasi

Kualitas Fasilitas Rekreasi

MAKASSAR

32%

27%

53%

41%

82%

69%

61%

48%

69%

60%

73%

67%

41%

48%

64%

87%

23%

34%

64%

36%

100%

77%

27%

27%

39%

55%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Kualitas Penataan Kota

Jumlah Ruang Terbuka

Kualitas Kebersihan Lingkungan

Tingkat Pencemaran Lingkungan

Ketersediaan Angkutan Umum

Kualitas Angkutan Umum

Kualitas Kondisi Jalan

Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki

Ketersediaan Fasilitas Kesehatan

Kualitas Fasilitas Kesehatan

Ketersediaan Fasilitas Pendidikan

Kualitas Fasilitas Pendidikan

Ketersediaan Energi Listrik

Ketersediaan Air Bersih

Kualitas Air Bersih

Kualitas Jaringan Telekomunikasi

Ketersediaan Lapangan Pekerjaan

Tingkat Biaya Hidup

Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja

Tingkat Kriminalitas

Interaksi Hubungan Antar Penduduk

Informasi Pelayanan Publik

Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable

Perlindungan Bangunan Bersejarah

Ketersediaan Fasilitas Rekreasi

Kualitas Fasilitas Rekreasi

MENADO

46%

21%

42%

8%

75%

13%

63%

46%

83%

83%

92%

92%

92%

67%

42%

92%

42%

58%

79%

33%

75%

91%

13%

22%

13%

30%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Kualitas Penataan Kota

Jumlah Ruang Terbuka

Kualitas Kebersihan Lingkungan

Tingkat Pencemaran Lingkungan

Ketersediaan Angkutan Umum

Kualitas Angkutan Umum

Kualitas Kondisi Jalan

Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki

Ketersediaan Fasilitas Kesehatan

Kualitas Fasilitas Kesehatan

Ketersediaan Fasilitas Pendidikan

Kualitas Fasilitas Pendidikan

Ketersediaan Energi Listrik

Ketersediaan Air Bersih

Kualitas Air Bersih

Kualitas Jaringan Telekomunikasi

Ketersediaan Lapangan Pekerjaan

Tingkat Biaya Hidup

Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja

Tingkat Kriminalitas

Interaksi Hubungan Antar Penduduk

Informasi Pelayanan Publik

Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable

Perlindungan Bangunan Bersejarah

Ketersediaan Fasilitas Rekreasi

Kualitas Fasilitas Rekreasi

SURABAYA

13%

17%

41%

33%

78%

48%

70%

30%

100%

83%

33%

96%

91%

61%

70%

100%

30%

39%

60%

52%

74%

73%

9%

30%

26%

26%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Kualitas Penataan Kota

Jumlah Ruang Terbuka

Kualitas Kebersihan Lingkungan

Tingkat Pencemaran Lingkungan

Ketersediaan Angkutan Umum

Kualitas Angkutan Umum

Kualitas Kondisi Jalan

Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki

Ketersediaan Fasilitas Kesehatan

Kualitas Fasilitas Kesehatan

Ketersediaan Fasilitas Pendidikan

Kualitas Fasilitas Pendidikan

Ketersediaan Energi Listrik

Ketersediaan Air Bersih

Kualitas Air Bersih

Kualitas Jaringan Telekomunikasi

Ketersediaan Lapangan Pekerjaan

Tingkat Biaya Hidup

Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja

Tingkat Kriminalitas

Interaksi Hubungan Antar Penduduk

Informasi Pelayanan Publik

Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable

Perlindungan Bangunan Bersejarah

Ketersediaan Fasilitas Rekreasi

Kualitas Fasilitas Rekreasi

SEMARANG

18%

14%

32%

19%

63%

47%

49%

27%

81%

81%

85%

80%

42%

87%

93%

92%

28%

23%

66%

56%

89%

81%

23%

39%

17%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Kualitas Penataan Kota

Jumlah Ruang Terbuka

Kualitas Kebersihan Lingkungan

Tingkat Pencemaran Lingkungan

Ketersediaan Angkutan Umum

Kualitas Angkutan Umum

Kualitas Kondisi Jalan

Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki

Ketersediaan Fasilitas Kesehatan

Kualitas Fasilitas Kesehatan

Ketersediaan Fasilitas Pendidikan

Kualitas Fasilitas Pendidikan

Ketersediaan Energi Listrik

Ketersediaan Air Bersih

Kualitas Air Bersih

Kualitas Jaringan Telekomunikasi

Ketersediaan Lapangan Pekerjaan

Tingkat Biaya Hidup

Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja

Tingkat Kriminalitas

Interaksi Hubungan Antar Penduduk

Informasi Pelayanan Publik

Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable

Perlindungan Bangunan Bersejarah

Ketersediaan Fasilitas Rekreasi

BANJARMASIN

56%

46%

71%

40%

54%

48%

40%

40%

31%

69%

60%

63%

69%

38%

40%

71%

75%

65%

85%

40%

56%

36%

52%

64%

8%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

Kualitas Penataan Kota

Jumlah Ruang Terbuka

Kualitas Kebersihan Lingkungan

Tingkat Pencemaran Lingkungan

Ketersediaan Angkutan Umum

Kualitas Angkutan Umum

Kualitas Kondisi Jalan

Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki

Ketersediaan Fasilitas Kesehatan

Kualitas Fasilitas Kesehatan

Ketersediaan Fasilitas Pendidikan

Kualitas Fasilitas Pendidikan

Ketersediaan Energi Listrik

Ketersediaan Air Bersih

Kualitas Air Bersih

Kualitas Jaringan Telekomunikasi

Ketersediaan Lapangan Pekerjaan

Tingkat Biaya Hidup

Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja

Tingkat Kriminalitas

Interaksi Hubungan Antar Penduduk

Informasi Pelayanan Publik

Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable

Perlindungan Bangunan Bersejarah

Ketersediaan Fasilitas Rekreasi

BATAM

3%

14%

24%

14%

55%

31%

34%

21%

79%

59%

90%

76%

100%

45%

62%

100%

24%

14%

48%

36%

79%

82%

7%

24%

59%

57%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Kualitas Penataan Kota

Jumlah Ruang Terbuka

Kualitas Kebersihan Lingkungan

Tingkat Pencemaran Lingkungan

Ketersediaan Angkutan Umum

Kualitas Angkutan Umum

Kualitas Kondisi Jalan

Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki

Ketersediaan Fasilitas Kesehatan

Kualitas Fasilitas Kesehatan

Ketersediaan Fasilitas Pendidikan

Kualitas Fasilitas Pendidikan

Ketersediaan Energi Listrik

Ketersediaan Air Bersih

Kualitas Air Bersih

Kualitas Jaringan Telekomunikasi

Ketersediaan Lapangan Pekerjaan

Tingkat Biaya Hidup

Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja

Tingkat Kriminalitas

Interaksi Hubungan Antar Penduduk

Informasi Pelayanan Publik

Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable

Perlindungan Bangunan Bersejarah

Ketersediaan Fasilitas Rekreasi

Kualitas Fasilitas Rekreasi

BANDUNG

43%

28%

66%

33%

60%

34%

59%

39%

72%

72%

76%

73%

43%

67%

70%

90%

16%

8%

64%

18%

81%

60%

16%

45%

12%

23%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Kualitas Penataan Kota

Jumlah Ruang Terbuka

Kualitas Kebersihan Lingkungan

Tingkat Pencemaran Lingkungan

Ketersediaan Angkutan Umum

Kualitas Angkutan Umum

Kualitas Kondisi Jalan

Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki

Ketersediaan Fasilitas Kesehatan

Kualitas Fasilitas Kesehatan

Ketersediaan Fasilitas Pendidikan

Kualitas Fasilitas Pendidikan

Ketersediaan Energi Listrik

Ketersediaan Air Bersih

Kualitas Air Bersih

Kualitas Jaringan Telekomunikasi

Ketersediaan Lapangan Pekerjaan

Tingkat Biaya Hidup

Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja

Tingkat Kriminalitas

Interaksi Hubungan Antar Penduduk

Informasi Pelayanan Publik

Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable

Perlindungan Bangunan Bersejarah

Ketersediaan Fasilitas Rekreasi

Kualitas Fasilitas Rekreasi

PALEMBANG

60%

47%

47%

34%

53%

49%

51%

39%

35%

42%

39%

40%

44%

76%

77%

73%

27%

26%

51%

42%

75%

69%

39%

54%

17%

18%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

Kualitas Penataan Kota

Jumlah Ruang Terbuka

Kualitas Kebersihan Lingkungan

Tingkat Pencemaran Lingkungan

Ketersediaan Angkutan Umum

Kualitas Angkutan Umum

Kualitas Kondisi Jalan

Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki

Ketersediaan Fasilitas Kesehatan

Kualitas Fasilitas Kesehatan

Ketersediaan Fasilitas Pendidikan

Kualitas Fasilitas Pendidikan

Ketersediaan Energi Listrik

Ketersediaan Air Bersih

Kualitas Air Bersih

Kualitas Jaringan Telekomunikasi

Ketersediaan Lapangan Pekerjaan

Tingkat Biaya Hidup

Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja

Tingkat Kriminalitas

Interaksi Hubungan Antar Penduduk

Informasi Pelayanan Publik

Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable

Perlindungan Bangunan Bersejarah

Ketersediaan Fasilitas Rekreasi

Kualitas Fasilitas Rekreasi

PALANGKARAYA

15%

9%

24%

9%

54%

18%

48%

21%

73%

69%

74%

71%

79%

61%

56%

86%

28%

7%

43%

19%

64%

68%

14%

34%

67%

72%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Kualitas Penataan Kota

Jumlah Ruang Terbuka

Kualitas Kebersihan Lingkungan

Tingkat Pencemaran Lingkungan

Ketersediaan Angkutan Umum

Kualitas Angkutan Umum

Kualitas Kondisi Jalan

Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki

Ketersediaan Fasilitas Kesehatan

Kualitas Fasilitas Kesehatan

Ketersediaan Fasilitas Pendidikan

Kualitas Fasilitas Pendidikan

Ketersediaan Energi Listrik

Ketersediaan Air Bersih

Kualitas Air Bersih

Kualitas Jaringan Telekomunikasi

Ketersediaan Lapangan Pekerjaan

Tingkat Biaya Hidup

Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja

Tingkat Kriminalitas

Interaksi Hubungan Antar Penduduk

Informasi Pelayanan Publik

Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable

Perlindungan Bangunan Bersejarah

Ketersediaan Fasilitas Rekreasi

Kualitas Fasilitas Rekreasi

JAKARTA

19%

22%

30%

30%

40%

34%

37%

30%

64%

66%

64%

64%

31%

28%

27%

78%

22%

15%

70%

34%

83%

64%

9%

29%

9%

30%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

Kualitas Penataan Kota

Jumlah Ruang Terbuka

Kualitas Kebersihan Lingkungan

Tingkat Pencemaran Lingkungan

Ketersediaan Angkutan Umum

Kualitas Angkutan Umum

Kualitas Kondisi Jalan

Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki

Ketersediaan Fasilitas Kesehatan

Kualitas Fasilitas Kesehatan

Ketersediaan Fasilitas Pendidikan

Kualitas Fasilitas Pendidikan

Ketersediaan Energi Listrik

Ketersediaan Air Bersih

Kualitas Air Bersih

Kualitas Jaringan Telekomunikasi

Ketersediaan Lapangan Pekerjaan

Tingkat Biaya Hidup

Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja

Tingkat Kriminalitas

Interaksi Hubungan Antar Penduduk

Informasi Pelayanan Publik

Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable

Perlindungan Bangunan Bersejarah

Ketersediaan Fasilitas Rekreasi

Kualitas Fasilitas Rekreasi

PONTIANAK

5%

7%

21%

14%

81%

28%

35%

16%

67%

49%

72%

60%

28%

53%

47%

95%

17%

14%

61%

9%

72%

53%

2%

9%

21%

26%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Kualitas Penataan Kota

Jumlah Ruang Terbuka

Kualitas Kebersihan Lingkungan

Tingkat Pencemaran Lingkungan

Ketersediaan Angkutan Umum

Kualitas Angkutan Umum

Kualitas Kondisi Jalan

Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki

Ketersediaan Fasilitas Kesehatan

Kualitas Fasilitas Kesehatan

Ketersediaan Fasilitas Pendidikan

Kualitas Fasilitas Pendidikan

Ketersediaan Energi Listrik

Ketersediaan Air Bersih

Kualitas Air Bersih

Kualitas Jaringan Telekomunikasi

Ketersediaan Lapangan Pekerjaan

Tingkat Biaya Hidup

Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja

Tingkat Kriminalitas

Interaksi Hubungan Antar Penduduk

Informasi Pelayanan Publik

Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable

Perlindungan Bangunan Bersejarah

Ketersediaan Fasilitas Rekreasi

Kualitas Fasilitas Rekreasi

MEDAN

Persepsi Warga Untuk Setiap Aspek :

Aspek Fisik (Tata Kota, RTH)

Aspek Lingkungan (Kebersihan, Polusi)

Aspek Transportasi (Jalan, Angkutan)

Aspek Fasilitas Kesehatan

Aspek Fasiltas Pendidikan

Aspek Infrastruktur – Utilitas (Listrik, Air, Telekomunikasi)

Aspek Ekonomi (Lapangan Kerja, Lokasi Kerja)

Aspek Keamaan

Aspek Sosial (Budaya, Interaksi Warga)

49%

43%

26%

30%

33%

15% 16%

30%

9%

36%

54%

12%

21%

6%

51%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

ASPEK FISIK

57%

28%

37%

47%

25%

37%

26%

29%

19%

49%

40%

17%

30%

18%

55%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

ASPEK LINGKUNGAN

68%

56% 58%

65%

49%

57%

47%

58%

35%

48% 48%

35% 35%

40%

45%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

TRANSPORTASI

94% 94%

79%

65%

83%

91%

81%

56%

69%72%

39%

71%

65%

58%

50%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

FASILITAS KESEHATAN

98%

86%

77%

70%

92%

64%

83%

59%

83%

74%

40%

72%

64%66%

61%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

FASILITAS PENDIDIKAN

83% 83%

71%

60%

73%

80%79%

61%

77%

68% 67%71%

41%

56% 54%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

INFRASTRUKTUR & UTILITAS KOTA

59%

51%

37%40%

60%

43%39% 39%

29% 29%

35%

26%

36%

31%

75%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

ASPEK EKONOMI

59% 60%

35% 36%33%

52%

56%

26%

36%

18%

42%

19%

34%

9%

40%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

ASPEK KEAMANAN

73%75%

66%

54%

41% 40%42%

50% 51%

40%

45%

53%

37%

31%

36%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

ASPEK SOSIAL BUDAYA

• Pada dasarnya kenyamanan hidup berkota adalah hak setiap wargakota, maka pemerintah kota sebagai pihak yang diberi mandateoleh warga harus berusaha untuk merencanakan, membangun danmengendalikan kawasan perkotaan demi terciptanya lingkunganperkotaan yang nyaman untuk dihuni.

• Begitupun pihak warga harus paham, mengerti dan menjalankankewajiban sebagai warga kota yang baik, tidak sekedar menjadimasyarakat kota saja tetapi benar-benar menjadi warga kota(citizen) yang turut mewujudkan kenyamanan kota.

• Masa depan perkotaan Indonesia akan menghadapi tantangan yangsemakin besar, otonomi daerah dan desentralisasi pembangunanakan membawa pada pertumbuhan kota-kota baru,

PENUTUP

PENUTUP

“Snapshot” yang Simple dan Aktual mengenai Persepsi wargakota yang digambarkan dalam index ini menunjukan bahwa kota-kota besar Indonesia saat ini belum berada dalam kondisi yangideal sebagai kota yang nyaman, dan dimasa depan juga akansemakin tidak nyaman apabila tidak ada tindakan berani, kreatifdan progressif dari para pemimpin kota, terutama walikota,untuk mengambil dan menerapkan kebijakan pembangunan kotayang berani.

Pemimpin kota harus memiliki visi, leadership dan dukunganwarga kota untuk mewujudkan Identitas Kota Masa DepanIndonesia : Livable Cities

…TERIMA KASIH …