IMPLEMENTASI PROGRAM KEAKSARAAN DASAR DALAM...

Post on 06-May-2019

283 views 2 download

Transcript of IMPLEMENTASI PROGRAM KEAKSARAAN DASAR DALAM...

IMPLEMENTASI PROGRAM KEAKSARAAN DASAR DALAM

MEMBERANTAS BUTA AKSARA DI PKBM GILANG TIARA DESA

MUKTIJAYA BEKASI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

SITI KARISMA KUSUMA WARDANI

NIM 1112018200067

MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

i

ABSTRACT

Siti Karisma Kusuma Wardani (NIM. 1112018200067). The Implementation of

Basic Literacy Program in Eradicating Illiteracy in PKBM Gilang Tiara

Muktijaya Village, Bekasi.

The purpose of this study is to determine the implementation of basic literacy

programs in eradicating illiteracy in PKBM Gilang Tiara Muktijaya Village of

Bekasi.

The kind of research used in this study is descriptive research using

qualitative methods. As for the data collection that used is by observing,

interviewing and documenting studies. While in analyzing the data,

researchers used four techniques, that is complete data, data reduction, data

presentation and deduction of conclusions.

The result of this study is showing that in implementation of the basic literacy

program it is held by three stages, that is Planning, Implementation and

Evaluation. with these three stages PKBM Gilang Tiara can sort illiterate

people and provide learning according to the needs of illiterate people.

In addition, PKBM Gilang Tiara plays a role in the implementation of basic

literacy programs because many people are enthusiastic in participating in

learning in each year, but not all learners receive certificates of Literacy

Awakeness (SUKMA). With many people participating in basic literacy

programs, PKBM Gilang Tiara has been able to reduce illiteracy rates. Thus

the implementation of basic literacy programs has been carried out quite well.

Keywords : Implementation, Basic Literacy, Illiteracy.

ii

ABSTRAK

Siti Karisma Kusuma Wardani (NIM. 1112018200067). Implementasi

Program Keaksaraan Dasar dalam Memberantas Buta Aksara di PKBM

Gilang Tiara Desa Muktijaya Bekasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program keaksaraan

dasar dalam memberantas buta aksara di PKBM Gilang Tiara Desa Muktijaya

Bekasi.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Adapun pengumpulan data

yang digunakan adalah dengan melakukan observasi, wawancara dan studi

dokumentasi. Sementara dalam menganalisis data, peneliti menggunakan

empat teknik yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan program keaksaraan

dasar dilakukan dengan tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan dan

penilaian. dengan tiga tahap tersebut PKBM Gilang Tiara dapat menyisir

masyarakat buta aksara dan memberikan pembelajaran sesuai kebutuhan

masyarakat buta aksara. serta PKBM Gilang Tiara berperan dalam

pelaksanaan program keaksaraan dasar karena banyaknya masyarakat antusias

dalam mengikuti pembelajaran disetiap tahunnya walaupun tidak semua warga

belajar mendapatkan Surat Keterangan Melek Aksara (SUKMA). Dengan

demikian pelaksanaan program keaksaraan dasar sudah terlaksana cukup baik

dengan banyaknya masayarakat yang mengikuti program keaksaraan dasar

sehingga PKBM Gilang Tiara dapat mengurangi angka buta aksara.

Kata Kunci : Implementasi, Keaksaraan Dasar, Buta aksara

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT senantiasa penulis ucapkan

karena berkat rahmat, karunia, serta ridha-Nya, penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd). Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis

dan para pembaca.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan umat

manusia yaitu Nabi Muhammad SAW yang menjadi rahmat bagi seluruh

alam, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan yang terdapat di dalamnya. Namun berkat dukungan, bimbingan,

serta do’a dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Maka

dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan, atas

nasehat, arahan dan dukungan dalam penulisan skripsi ini.

3. Heny Narendrany Hidayati, M.Pd, Dosen Pembimbing I Skripsi yang telah

meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran dengan penuh kesabaran

membimbing dan mengarahkan proses penulisan skripsi ini.

4. Drs Mua’rif SAM, M.Pd, Dosen Pembimbing II Skripsi yang telah

meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran dengan penuh kesabaran

membimbing dan mengarahkan proses penulisan skripsi ini.

iv

5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen jurusan Manajemen Pendidikan yang telah

mendidik, mengajar, dan melatih dengan memberikan ilmu dan

pengetahuannya selama perkuliahan.

6. Ihat Sholihat, Ketua PKBM Gilang Tiara beserta keluarga besar Yayasan

Nara Kreatif (Pengurus PKBM, Tutor dan Warga Belajar) yang telah

memberikan izin dan memfasilitasi penulis dalam melakukan penelitian dan

bersedia menjadi narasumber penulis hingga selesai.

7. Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Ayah (Drs R. Edi Sukardiana) dan

Ibu (NP Euis Maryarti S.Pd.I) yang tidak pernah lelah mendidik penulis

sampai saat ini, yang senantiasa memberikan do’a, dukungan moril maupun

materil, arahan, nasihat dan bimbingan setiap saat tanpa ada henti-hentinya,

sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan pendidikan hingga perguruan

tinggi.

8. Kakak dan adik-adikku yang terhebat, A Rangga, Gibral, Neng Handa, Faiz

dan Azril yang selalu mengingatkan penulis agar segera menyelesaikan

perkuliahan dan memberikan dukungan sampai terselesaikannya skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat tersayang Fitriana, Alprilia, Uswah, Nada, Azka, Annisa

dan Shinta, yang selalu mendukung setiap saat, walau terkadang sulit

menyatukan waktu untuk sekedar berkumpul bersama. Namun, kalian selalu

menjadi bagian dari cerita kehidupan penulis dari awal perkuliahan hingga

seterusnya, dan pastinya akan selalu dirindukan.

10. Achmad Rifa’i, seseorang yang selalu mengingatkan, menanyakan, serta

memotivasi penulis setiap harinya, meskipun kadang kala sibuk dengan

pekerjaannya namun menyempatkan waktu bagi penulis sampai

terselesaikannya skripsi ini.

11. Teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan angkatan 2012, kawan

kawan Power Ranger dan MP B yang selalu indah untuk dikenang, selalu

mensupport dan membantu satu sama lain. Kalian adalah bagian indah

dalam hidup yang nantinya sangat dirindukan.

v

12. Keluarga besar HMI Manajemen Pendidikan, adik-adik dan kakak-kakak

yang selalu menanyakan wisuda sehingga menjadi penyemangat dalam

menyelesaikan skripsi.

13. Keluarga besar HIMABO (Himpunan Mahasiswa Bogor) yang selalu

menanyakan wisuda sehingga menjadi penyemangat untuk menyelesaikan

skripsi.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga seluruh

kebaikan, jasa, dan do’anya yang telah diberikan kepada penulis menjadi

pintu datangnya ridho dan kasih sayang oleh Allah SWT di dunia dan

akhirat kelak.

Penyusunan skripsi ini tentunya masih belum sempurna, oleh karena itu

saran dan kritik yang bersifat konstruktif penulis harapkan. Semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca sekalian. Aamiin.

Ciputat, Oktober 2018

Hormat saya,

Penulis

Siti Karisma Kusuma Wardani

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

UJI REFERENSI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 7

C. Pembatasa Masalah ................................................................................. 7

D. Rumusan Masalah .................................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8

BAB II PEMBAHASAN

A. Kajian Teori

1. Implementasi Program Keaksaraan Dasar

a. Program Keaksaraan Dasar dalam Memberantas Buta Aksara ....... 9

b. Perencanaan Program Keaksaraan Dasar ......................................... 14

c. Pembelajaran Program Keaksaraan Dasar ....................................... 17

d. Penilaian Program Keaksaraan Dasar .............................................. 20

2. Peran PKBM Melalui Program Keaksaraan Dasar

a. Pengertian Peran PKBM .................................................................. 21

b. Tujuan PKBM .................................................................................. 22

vii

c. Fungsi PKBM ................................................................................... 23

d. Tugas PKBM dalam Pelaksanaan Keaksaraan Dasar ...................... 24

B. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 26

C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 29

B. Metode Penelitian ................................................................................. 29

C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 30

D. Teknik Analisis Data............................................................................. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi PKBM Gilang Tiara ........................................................... 36

a. Sejarah PKBM Gilang Tiara......................................................... 36

b. Visi, Misi dan Tujuan PKBM Gilang Tiara ................................. 38

c. Program PKBM Gilang Tiara ....................................................... 39

d. Gambaran Program Keaksaraan Dasar ......................................... 41

1. Keadaan Warga Belajar KD ................................................... 42

2. Keadaan Tutor KD .................................................................. 44

B. Deskripsi, Analisis dan Interprestasi Data

1. Pelaksanaan Program Keaksaraan Dasar dalam Memberantas Buta

Aksara

1) Perencanaan Program Keaksaraan Dasar .................................... 46

2) Pembelajaran Keaksaraan Dasar ................................................. 57

3) Evaluasi Pembelajaran Keaksaraan Dasar .................................. 61

2. Peran PKBM Gilang Tiara dalam Pemberantasan Buta Aksara ....... 63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 73

B. Saran ....................................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 75

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Kegiatan Penelitian.................................................................. 29

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Penyelenggara .................................................. 31

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Tutor ................................................................. 32

Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Warga Belajar .................................................. 32

Tabel 4.1 Data warga belajar berdasarkan tingkat usia....................................... 43

Tabel 4.2 Data warga belajar berdasarkan tingkat pekerjaan ............................. 44

Tabel 4.3 Data Tutor Program Keaksaraan Dasar PKBM Gilang Tiara ............. 45

Tabel 4.4 Lembar Penilain Pretest Warga Belajar ............................................. 49

Tabel 4.5 Jadwal pembelajaran keaksaraan dasar .............................................. 57

Tabel 4.6 Nilai hasil belajar warga belajar kelompok 1 ..................................... 62

Tabel 4.7 Persentase Warga Belajar yang mendapatkan SUKMA ................... 63

Tabel 4.8 Sarana dan Prasarana PKBM Gilang Tiara ........................................ 67

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Profil PKBM Gilang Tiara

Lampiran 2 Hasil Wawancara Penyelenggara

Lampiran 3 Hasil Wawancara Penyelenggara

Lampiran 4 Hasil Wawancara Tutor

Lampiran 5 Hasil Wawancara Tutor

Lampiran 6 Hasil Wawancara Tutor

Lampiran 7 Hasil Wawancara Warga Belajar

Lampiran 8 Hasil Wawancara Warga Belajar

Lampiran 9 Hasil Wawancara Warga Belajar

Lampiran 10 Hasil Wawancara Warga Belajar

Lampiran 11 Hasil Observasi Kelompok 1

Lampiran 12 Hasil Observasi Kelompok 2

Lampiran 13 Hasil Observasi Kelompok 3

Lampiran 14 Materi Keaksaraan Dasar

Lampiran 15 Nilai Warga Belajar

Lampiran 16 Data Warga Belajar yang mendapatkan SUKMA

Lampiran 17 Blangko SUKMA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan diperlukan oleh setiap lapisan masyarakat karena merupakan

kebutuhan dasar yang nantinya akan mendukung kebutuhan pengakuan orang

lain terhadap dirinya. Sebagaimana dalam Undang-undang dasar 1945 Pasal 31

ayat 1 yaitu setiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran.1 Disebutkan

juga dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 5 (1) “setiap warga

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.(5)

setiap warga belajar berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan

pendidikan sepanjang hayat”.2

Untuk memperoleh pendidikan bukan hanya melalui pendidikan formal

saja tapi bisa didapatkan melalui pendidikan nonformal. Pendidikan nonformal

merupakan alternatif dalam upaya memenuhi kebutuhan pendidikan yang

diselenggarakan dalam rangka menampung warga masyarakat yang belum

tertampung dalam sekolah. Belum tertampung dalam sekolah disini diartikan

sebagai orang yang tidak mampu membayar biaya pendidikan dan warga

belajar yang sudah bukan usiasekolah. Pendidikan nonformal tidak hanya

diperlukan dalam mengatasi masalah buta huruf saja tetapi diharapkan

membantu masyarakat menambah pengetahuan, keterampilan dan keahlian

sehingga dapat merebut peluang kerja bahkan membuka lapangan pekerjaan

baru untuk masyarakat lainnya.Dalam UU Nomor 20 tahun 2003 Pasal 26

bahwa secara tegas dan lugas menyebutkan bahwa “Pendidikan nonformal

diselenggarakan bagi warga masayarakat yang memerlukan layanan

pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan/atau pelengkap

pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat”. 3

1 Soeprijanto, dkk. Pendidikan Masyarakat dari Masa ke Masa, (Jakarta : UNJ Press, 2011), h.

155.

2Hasbullah, Dasar-dasar Imu Pendidikan. (Jakarta : Rajawali PERS, 2013), h. 125.

3Republik Indonesia, Undang-undang Dasar 1945Nomor 20 Tahun 2003.

2

Dengan demikian pendidikan menjadi hak bagi setiap masyarakat baik

pendidikan formal ataupun nonformal dan pemerintah berkewajiban

menyelenggarakan pendidikan bagi setiap warga negara.Namun kondisi dan

karakteristik geografis, ekonomi serta sosial budaya Indonesia sebagai sebuah

Negara kesatuan yang luas dan multikultural merupakan tantangan untuk

terselenggaranya layanan pendidikan yang merata dan bermutu, salah satu

dampaknya adalah terjadi permasalahan buta aksara.Masalah masyarakat buta

aksara merupakan dinamika yang rata-rata terjadi hampir di setiap negara,

terutama negara-negara berkembang dan miskin. Bahkan permasalahan ini

merupakan permasalahan paling krusial, setelah permasalahan kemiskinan.

Karena memang masyarakat buta aksara sangat rentan terjerat kemiskinan,

keterbelakangan dan ketidakberdayaan. Atas dasar itulah kemudian UNESCO,

UNICEF, WHO dan bahkan badan internasional lain terus-menerus

mengkampanyekan pentingnya pemberantasan buta aksara diseluruh dunia.4

WHO menekankan bahwa pendidikan keaksaraan harus menjadi bagian yang

terintegrasi dalam reformasi ekonomi. Masyarakat buta aksara cenderung tidak

mempunyai pengetahuan yang memadai terhadap kebutuhan-kebutuhan

anaknya pada usia dini, sehingga mempengaruhi terhadap perkembangan

kesehatan, emosi, sosial dan intelektualnya anak-anaknya di kemudian hari.

Di Indonesia tepatnya di provinsi jawa barat berdasarkan data pusat

statistik tercatat sekitar 718.107 penduduk yang menyandang buta

aksara.Dengan perincian jumlah penduduk usia 15-24 tahun yang buta aksara

tercacat 37.949 penduduk, usia 25-44 tahun yang menyandang buta aksara

tercacat 209.893 penduduk, sedangkan pada usia 45 tahun keatas yang masih

buta aksara tercacat 470.265 penduduk.5Angka masyarakat buta aksara dari

tahun ke tahun mengalami penurunan namun karena sedikitnya lembaga

pendidikan nonformal yang konsisten dalam menyelenggarakan program

4Kuswara dkk, Program Melek Aksara dan Budaya Baca di Indonesia, (Bandung : Pusat

Pengembangan Pendidikan Anak Usian Dini Nonformal dan Informal Regional I, 2012), h. 2.

5http://bindikmas.kemdikbud.go.id/buta_aksara/ (Badan Pusat Statistik), diakses pada 21

Januari 2016, pukul 16.30 wib.

3

pemberantasan buta aksara salah satu program keaksaraan dasar

mengakibatkan masyarakat yang melek aksara menjadi buta aksara kembali.

Data Biro Pusat Statistik 2010 menunjukkan, jumlah buta aksara di

kabupaten Bekasi mencapai 9,7 % atau sebanyak 69.779 penduduk. Sementara

usia 15-24 tahun yang buta aksara tercacat 2.200 penduduk, usia 25-44 tahun

yang menyandang buta aksara tercacat 22.582 penduduk, sedangkan usia 45

tahun keatas yang masih buta aksara tercacat 44.997 penduduk.Di kabupaten

Bekasi ada 23 kecamatan dan salah satunya kecamatanyang banyak masyarakat

buta aksara adalahkecamatan setu. Jumlah buta aksara nya mencapai 4.290 atau

6,1 % orang buta aksara dari masyarakat yang buta aksara di kabupaten Bekasi.

Tabel 1.1

Buta Aksara di Kabupaten Bekasi6

No Kecamatan Jumlah

(Orang) No Kecamatan

Jumlah

(Orang)

1 Kec. Tambun Utara 5600 13 Kec Cikarang Timur 2854

2 Kec. Pebayuran 5326 14 Kec. Cikarang Pusat 2641

3 Kec. Sukawangi 4729 15 Kec. Tambun Selatan 2406

4 Kec. Babelan 4600 16 Kec. Cikarang Selatan 2332

5 Kec. Setu 4290 17 Kec. Cikarang Utara 2271

6 Kec. Cikarang

Barat 3594 18 Kec. Sukatani 2212

7 Kec.

Karangbahagia 3591 19 Kec. Muara Gembong 2166

8 Kec. Tarumajaya 3289 20 Kec. Bojongmangu 1667

9 Kec. Serang Baru 3220 21 Kec. Kedung Waringin 1462

10 Kec. Cabangbungin 3212 22 Kec. Cibitung 1.095

11 Kec. Tambelang 3112 23 Kec. Cibarusah 1088

12 Kec. Sukakarya 3022

Kab Bekasi 69.779

6http://bindikmas.kemdikbud.go.id/buta_aksara/ (Badan Pusat Statistik), diakses pada 21

Januari 2016, pukul 17.15 wib.

4

Dari jumlah tersebut sebagian besar tinggal di daerah pedesaan dan

termasuk masyarakat yang tertinggal seperti petani, buruh dan kelompok

masyarakat miskin yaitu buruh berpenghasilan rendah atau penganggur.

Salah satu upaya yang selama ini dilakukan oleh pemerintah Indonesia

untuk menuntaskan permasalahan buta aksara adalah dengan

menyelenggarakan program pendidikan keaksaraan dasar yang bertujuan untuk

melayani penduduk buta aksara supaya memiliki kemampuan membaca,

menulis, berhitung dalam bahasa Indonesia. Saat ini di Indonesia sudah banyak

didirikan macam-macam satuan pendidikan nonformal, salah satunya yaitu

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang menyelenggarakan

pengembangan dan pembelajaran masyarakat yang didasarkan pada kebutuhan

warga belajar. Warga belajar diberikan kesempatan untuk menyelenggarakan

kegiatan pengembangan mereka sendiri berdasarkan kebutuhan yang telah

diidentifikasi, memecahkan masalah secara efektif dan melakukan pekerjaan

mereka dengan cara yang lebih sesuai, dimana PKBM menyelenggarakan

pendidikan berkelanjutan bagi warga belajar sehingga mereka memiliki

pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kualitas hidup dalam

bidang pendidikan, pendapatan, kesehatan, lingkungan, agama, seni dan

budaya.

Menurut sihombing dan gutama tujuan penting dalam mengembangkan

PKBM yaitu :

a) memberdayakan masyarakat agar mampu mandiri (berdaya), b)

meningkatkan kualitas hidup masyarakat baik dari segi sosial maupun segi

ekonomi, dan c) meningkatkan kepekaan terhadap masalah-masalah yang

terjadi di lingkungannya sehingga mampu memecahkan permasalahan

tersebut.7

Program keaksaraan dasar merupakan salah satu program yang ada di

PKBM dari beberapa program yang ada, yakni pendidikan kecakapan hidup,

pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan

perempuan, pendidikan keakasaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan

7Ais Irmawati, Peran PKBM dalam Mengurangi Buta Aksara di Kabupaten Karimun, Jurnal

Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2017), vol 2 no1 hal 84.

5

kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk

mengembangkan kemampuan peserta didik.

Salah satu lembaga pendidikan yang fokus kegiatan belajar masyarakat

adalah PKBM Gilang Tiara yang beralamatkan di Kampung Gaok RT 002 RW

001 Desa Muktijaya Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi. Program yang ada di

PKBM Gilang Tiara antara lain program kesetaraan (Kejar Paket A, Kejar

Paket B dan Kejar Paket C), Keaksaraan Fungsional, TBM (Taman Bacaan

Masyarakat), PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan program keterampilan

yaitu keterampilan menjahit, keterampilan membuat kue tradisional dan

membuat boneka. Salah satu program yang ada di PKBM Gilang Tiara adalah

program Keaksaraan Dasar. Pendidikan keaksaraan dasar adalah layanan

pendidikan bagi penduduk buta aksara agar memiliki kemampuan membaca,

menulis, berhitung dalam bahasa Indonesia dan menganalisa sehingga

memberikan peluang untuk aktualisasi potensi diri.8 Program keaksaraan dasar

pada lembaga ini memberikan pelayanan bimbingan pembelajaran baca tulis

hitung secara langsung dengan metode diskusi dan tanya jawab. Materi yang

diajarkan yaitu bimbingan rohani, pengetahuan umum, keterampilan yang

dititik beratkan pada membaca, menulis dan berhitung.Program keaksaraan

dasar bertujuan atas dasar masih terdapat masyarakat yang memerlukan

penanganan khusus dan dapat mengentaskan buta aksara yang berdampak pada

rendahnya mutu sumber daya manusia yang seharusnya memiliki potensi yang

dapat diandalkan pada era globalisasi ini.

Pada umumnya warga belajar keaksaraan dasar Gilang Tiara merupakan

warga masyarakat yang membutuhkan pelayanan pendidikan yang mendasar

yang tidak mengenyam jenjang pendidikan formal karena berbagai faktor

diantaranya keterbelakangan informasi, ekonomi, sosial dan budaya. Warga

belajar yang mengikuti program keaksaraan dasar adalah Warga masyarakat

sekitar PKBM Gilang Tiara, mereka masuk ke program keaksaraan dasar

berdasarkan informasi dan sosialisasi yang dilakukan melalui RT dan tutor-

8Panduan Penyelengaraan dan Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Dasar, (Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan

Pendidikan Direktorat Pembinaan Keaksaraan dan Kesetaraan, 2015), h. 3.

6

tutor. Keadaan lingkungan warga belajar yang kurang mendukung tak

menjadikan mereka menyerah untuk mendapatkan ilmu dan keterampilan.

Setelah warga belajar tuntas belajar dan selesai mengikuti proses pembelajaran

maka dilakukan penilaian. Penilaian akhir bertujuan untuk mengetahui tingkat

pencapaian warga belajar setelah mengikuti pembelajaran 114 jam pelajaran

dan untuk pengambilan keputusan apakah warga belajar berhak untuk

memperoleh surat keterangan melek aksara (SUKMA). SUKMA adalah

sertifikat yang diberikan kepada warga belajar yang telah mencapai standar

kompetensi lulusan keaksaraan dasar.

Semenjak berdirinya PKBM Gilang Tiara memiliki beberapa prestasi

akademik dan non akademik yaitu diantaranya mendapatkan prestasi juara 2

Keteladanan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) tingkat Kabupaten Bekasi

pada tahun 2006, juara 1 tingkat Pemerintah Kabupaten Bekasi Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Sub Dinas Pendidikan Luar Sekolah, juara 2

lomba nasional Gemar Baca Tulis Warga Belajar Paket B pada tahun 2003,

juara 2 lomba keteladanan PLS tingkat Provinsi Ke IV tahun 2001 dan jauara 1

lomba keteladanan PLS Taman Bacaan Masyarakat tahun 2005.Selain itu

PKBM Gilang Tiara sering dijadikan studi banding oleh lembaga-lembaga lain

baik pemerintah maupun swasta salah satunya pernah dikunjungi oleh

Kementerian Timor Leste, hal ini menunjukkan bahwa PKBM Gilang Tiara

diakui keberadaannya oleh berbagai kalangan.

Walaupun memperoleh banyak prestasi namun dalam pelaksanaan

program-program yang dilaksanakan tidak selalu berjalan dengan baik.

Salahsatunya, program keaksaraan dasar tak selalu berjalan baik disebabkan

beragam permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan program

keaksaraan dasar baik pada sumber daya manusia yang terbatas,

pengelolaannya kurang professional, fasilitas yang belum lengkap dan

permasalahan yang timbul dari warga belajarnya itu sendiri yaitu waktu belajar

yang disediakan oleh penyelenggara sering kali tidak dapat dimanfaatkan oleh

warga belajar mengingat warga belajar berasal dari masyarakat yang bekerja

sebagai buruh, petani dan pedagang.

7

Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti akan lebih memfokuskan dan

memperdalam kajian tentang “Implementasi Program Keaksaraan Dasar

dalam Memberantas Buta Aksara di PKBM Gilang Tiara Desa Muktijaya

Bekasi”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi

masalah-masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Kurangnya tenaga pengajar sehingga program keaksaaraan dasar tidak

berjalan secara maksimal.

2. Sarana dan prasarana belum menunjang proses pembelajaran.

3. Kurangnya minat masyarakat untuk mendapatkan pendidikan karena lebih

mementingkan bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas diperlukan pembatasan masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan mudah, terarah, tidak meluas,

dan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan.Maka untuk

menentukan fokus penelitian, penulis hanya meneliti mengenai Implementasi

Program Keaksaraan Dasar dalam Memberantas Buta Aksara di PKBM

Gilang Tiara Desa Muktijaya Bekasi.

D. Rumusan masalah

Untuk memudahkan penulis dalam melakukan penelitian maka

merumuskan penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana pelaksanaan program keaksaraan dasar dalam memberantas

buta aksara di PKBM Gilang Tiara?

2. Bagaimana peran PKBM Gilang Tiara dalam pemberantasan buta aksara

melalui program keaksaraan dasar ?

8

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki

tujuan yaitu:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan program keaksaraan dasar dalam

memberantas buta aksara di PKBM Gilang Tiara.

2. Untuk mengetahui peran PKBM Gilang Tiara dalam memberantas buta

aksara melalui program keaksaraan dasar.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapakan akan memberikan manfaat

baik secara teroritis maupun praktis kepada berbagai pihak sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Untuk khazanah intelektual diharapkan penelitian ini dapat memberikan

kontribusi pengembangan pengetahuan bagi dunia pekerjaan sosial

khususnya yang berfokus pada bidang pendidikan yang menerapkan

pendidikan bagi masyarakat.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi yayasan, sebagai bahan masukan bagi pihak PKBM Gilang Tiara

dan pihak terkait dalam upaya memberantas buta aksara masyarakat

melalui program keaksaraan dasar.

b. Bagi masyarakat, sebagai bahan informasi mengenai upaya

memberantas buta aksara masyarakat melalui program keaksaraan

dasar.

c. Bagi penulis, memberikan motivasi untuk penulis untuk belajar lebih

banyak serta dapat memperoleh pengalaman langsung dalam upaya

memberantas buta aksara masyarakat melalui program keaksaraan

dasar dan sebagai salah satu persyaratan dalam meraih gelar Sarjana

Strata Satu (S1) Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

9

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori

1. Implementasi Program Keaksaraan Dasar

a. Program Keaksaraan Dasar dalam Memberantas Buta Aksara

Program yang diarahkan untuk membelajarkan masyarakat agar

memiliki pendidikan pertama yang harus dituntaskan oleh Indonesia

adalah pendidikan keaksaraan karena merupakan pendidikan awal untuk

menciptakan budaya membaca pada masyarakat. Pemerintah Indonesia

sangat peduli terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia

terutama pemberantasan buta aksara oleh karenanya sudah banyak

langkah yang diperbuat oleh pemerintah untuk menurunkan tingkat buta

aksara yang ada di Indonesia.

Buta aksara merupakan sebuah masalah dalam dunia pendidikan.

Buta aksara sering melanda masyarakat yang ada di daerah atau di

pinggiran. Orang yang mengalami buta aksara mereka akan sangat sulit

dalam mengikuti perkembangan yang ada di lingkungannya. Menurut

Nur listiawati dkk, “Buta aksara adalah seseorang tidak dapat membaca

dan menulis sebuah kalimat pendek sederhana dan tidak mengerti

maknanya”.9 Selain itu buta aksara juga diartikan Kuswara dkk bahwa:

Keadaan ketika orang tidak mampu membaca dan menulis, padahal

keduanya merupakan jendela untuk melihat dunia. Artinya jika

orang bisa membaca dia bisa melihat dunia baru dan segala

perkembangannya termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi

(iptek) serta teknologi informasi.10

Buta aksara bukan hanya permasalahan yang biasa, yaitu

ketidakmampuan masyarakat dalam membaca, menulis dan

menghitung tetapi permasalahan yang penting terkait dengan

9 Nur listiawati dkk, Pemberdayaan Masyarakat melalui PKBM: Pendidikan Keaksaraan

Terintegrasi Tingkat Dasar, (Jakarta : Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, 2007),

h. 5.

10

Kuswara dkk, Program Melek Aksara dan Budaya Baca di Indonesia,( Bandung: Pusat

Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Regional 1, 2012), h. 151

10

ketidakmampuan untuk memahami, menganalisis dan memecahkan

permasalahan kehidupannya. Buta aksara adalah ketidak kemampuan

untuk membaca, menulis dan berhitung untuk fungsi efektif dan

pengembangan individu dalam masyarakat.11

Dengan demikian buta

aksara adalah ketidakmampuan seseorang dalam membaca, menulis,

menghitung dan memahami makna kalimat pendek sederhana sehingga

sulit baginya mengikuti dan memanfaatkan berbagai potensi yang ada

dilingkungan sekitar.

Buta aksara disebabkan oleh beberapa hal yaitu tidak pernah

memperoleh pendidikan sama sekali, pernah mengenyam pendidikan

tapi putus sekolah, belum memiliki kecakapan membaca, menulis dan

berhitung dan pernah melek aksara tetapi menjadi buta aksara

kembali.12

Kusnadi (2005:36), Beberapa penyebab buta aksara dapat

diidentifikasi sebagai berikut :

(a) Kemiskinan pendudukan merupakan ketidakmampuan

seseorang memenuhi kebutuhan sehari-harinya termasuk

pendidikan dan faktor ekonomi keluarga sehingga mereka tidak

mampu sekolah dan banyaklah masyarakat yang buta huruf. (b)

putus sekolah dasar (c) Drop Out program PLS. (d) Konsidi

sosial masyarakat diantaranya: kesehatan gizi masayrakat,

demografis dan geografis, aspek sosiologis dan issu gender. (e)

penyebab structural yaitu: skala makro, skala mikro dan aspek

kebijakan.13

Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menyebabakan

masyarakat buta aksara adalah Pertama Kemiskinan. Kedua, Orang tua

yang buta aksara memiliki kecenderungan tidak menyekolahkan

anaknya, karena orang tua sendiri tidak bisa calistung. Ketiga

11 Ade Sahputra, Peran UNESCO dalam Pemberantasan Buta Aksara di Indonesia Tahun 2007-

2012, ( Universitas Riau, 2014). Vol 1 No 2 Oktober hal 1.

12

Nur listiawati dkk, Pemberdayaan Masyarakat melalui PKBM: Pendidikan Keaksaraan

Terintegrasi Tingkat Dasar, (Jakarta : Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, 2007),

h. 6.

13

Hidayah Quraisy dan Rosleny Babo, Pemberdayaan Masyarakat Desa yang Buta Aksara,

Jurnal Equilibrium Pendidikan Sosiologi , (Universitas muhammadiyah Makassar, 2016 ). vol III

No. 2 h. 216

11

Masyarakat menganggap bahwa sekolah itu tidak penting dan

menganggap bahwa sekolah adalah perbuatan yang sia-sia.

Salah satu lembaga pendidikan yang masih aktif

menyelenggarakan pendidikan masyarakat adalah Pusat Kegiatan

Belajar Masayrakat (PKBM) sebagai salah satu satuan pendidikan

nonformal memiliki beberapa program yang harus dijalankan agar

keberadaan PKBM dapat membantu pemerintah dalam memberantas

buta aksara dan mewujudkan program wajib belajar 9 tahun demi

mencerdaskan kehidupan bangsa.

Adapun program-program PKBM yang dapat diselenggarakan

tertuang pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas

pasal 26 ayat 3 dan di pertegas pada Peratutan Pemerintah Nomor 17

tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan pasal

105 ayat 2 yakni: Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan

Keaksaraan Pendidikan, Pendidikan Pemberdayaan Perempuan,

Pendidikan Kecakapan Hidup, Pendidikan Kepemudaan, Pendidikan

Keterampilan Kerja dan Pendidikan nonformal lain yang diperlukan

masyarakat.14

Dari beberapa program yang diselenggarakan oleh satuan

pendidikan nonformal yakni PKBM akan sangat membantu masyarakat

dalam memperoleh pendidikan, mengasah keterampilan dan

mengembangkan potensi yang dimiliki agar dapat mengembangkan diri

dan berdaya demi meningkatkan hidup menjadi lebih baik. Salah satu

program PKBM yaitu program keaksaraan dasar. Keaksaraan dasar

adalah pengembangan dari program pemberantasan buta aksara, tujuan

dari program ini adalah untuk meningkatkan keaksaraan dasar

masyarakat buta aksara sesuai dengan minat dan kebutuahn hidupnya.15

Dalam pendidikan keaksaraan berlangsung proses pembelajaran yaitu

14 Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010, h 42.

15 Umberto Sihombing. Pendidikan Luar Sekolah Kini dan Masa Depan, (Jakarta : PD

Mahkota, 2001), hal 21.

12

upaya yang direncanakan oleh tutor agar terjadi proses belajar terhadap

masyarakat buta aksara sehingga mereka menjadi melek aksara dan

memiliki keterampilan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-

hari.

1) Pengertian Program Keaksaraan Dasar

Pendidikan keaksaraan merupakan suatu pendekatan untuk

mengembangkan kemampuan warga belajar dalam menguasai dan

menggunakan calistung, berfikir, mengamati, mendengar, dan

berbicara yang berorientasi pada kehidupan (sudjana, 2001).16

Pendidikan keaksaraan tidak hanya membelajarkan kemampuan

membaca, menulis dan berhitung (calistung) tetapi pemanfataan

hasil belajar untuk kehidupan.

Menurut Siswantari dkk, “keaksaraan adalah kemampuan untuk

menyusun dan mengkomunikasikan makna dengan menggunakan

berbagai simbol kontekstual secara social”.17

Terdapat tiga kategori

besar tentang definisi keaksaraan yaitu :

“literacy as set of basic skill, abilities or competencies”;“

literacy as the necessary foundation for a higher quality of life” and

“ literacy as a reflection of political and structural realities” hal ini

mengandung arti bahwa keaksaraan merupakan seperangkat

keterampilan dan kemampuan atau kompetensi dasar yang penting

untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih baik.18

Pendidikan keaksaraan dasar merupakan upaya peningkatan

kemampuan keberaksaraan penduduk buta aksara usia 15-59 tahun

agar memiliki kemampuan membaca, menulis, berhitung,

mendengarkan dan berbicara untuk mengkomunikasikan teks lisan

16 Kamin Sumardi. Pendidikan Dasar Melalui Metode Kombinasi bagi Wanita Miskin dan Tuna

Aksara di Pedesaan Indonesia, ( Universitas Pendidikan Indonesia: 2009), Vol III No I Januari, h.

59.

17Siswantari dkk, Pelaksanaan Pemberantasan Buta Aksara Melalui Kelompok Belajar

Masyarakat, (Jakarta : Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, 2006), h. 5.

18

Ibid., h. 5.

13

dan tulis menggunakan aksara dan angka dalam Bahasa Indonesia.19

Selain itu menurut kusnadi bahwa :

Keaksaraan dasar merupakan salah satu bentuk layanan

pendidikan luar sekolah bagi masyarakat yang belum dan ingin

memiliki kemampuan membaca, menulis dan berehitung setelah itu

menggunakannya serta berfungsi bagi kehidupannya. Masyarakat

tidak hanya memiliki kemampuan calistung serta keterampilan

berusaha atau bermata pencaharian saja, tetapi juga dapat bertahan

dalam dunia kehidupan.20

Dapat disimpulkan bahwa program pendidikan keaksaraan

dasar merupakan program pendidikan kepada masyarakat yang

mengalami buta aksara usia 15-59 tahun berupa kemampuan dasar

yang meliputi kemampuan menulis, membaca, dan berhitung agar

bermanfaat pada kehidupan sehari-hari sehingga masyarakat dapat

meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih baik.

2) Tujuan Program Keaksaraan Dasar

Pendidikan keaksaraan merupakan bentuk layanan Pendidikan

NonFormal Informal (PNFI) untuk membelajarkan masyarakat

buta aksara supaya memiliki kemampuan beraksara. Dengan kata

lain setelah warga masyarakat yang masih buta aksara mengikuti

program pendidikan keaksaraan dapat memiliki kemampuan

membaca, menulis, berhitung, mendengarkan dan berbicara dalam

Bahasa Indonesia yang kemudian kemampuan tersebut dapat

digunakan dalam kehidupannya artinya alumni pendidikan

keaksaraan diharapkan tidak hanya beraksara dan bermata

19 Petunjuk Teknis Tata Cara Memperoleh Dana Bantuan Operasional Pengelenggaraan

Kegiatan Pendidikan Keaksaraan Dasar (Jakarta : Kementerian Pendidikan dan kebudayaan

Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Direktorat Pembinaan Keaksaraan

dan Kesetaraan, 2015), h. 4.

20

Kamin Sumardi. Pendidikan Dasar Melalui Metode Kombinasi bagi Wanita Miskin dan

Tuna Aksara di Pedesaan Indonesia, ( Universitas Pendidikan Indonesia: 2009), Vol III No I

Januari, h 59.

14

pencaharian saja tetapi juga dapat bertahan dan berkembang dalam

kehidupannya.21

Dapat disimpulkan bahwa tujuan program pendidikan

keaksaraan dasar yaitu memberikan layanan pendidikan kepada

warga masyarakat usia 15-59 tahun yang mengalami buta aksara

berupa kemampuan dasar membaca, menulis, berhitung dan

berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia serta pengetahuan dasar

kepada peserta didik yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan

sehari-hari.

b. Perencanaan Program Keaksaraan Dasar

Penyelenggaran pendidikan keaksaraan dapat dilaksanakan dengan

baik, apabila penyelenggara mengikuti tiga tahap penyelenggraan

mencakup persiapan, pelaksanaan dan penilaian. Pada tahap persiapan,

penyelenggara melakukan pendataan penduduk buta aksara beserta

kemampuannya, pengidentifikasi calon tutor, penentuan kelompok

belajar dan penyusunan proposal. Pada saat pelaksanaan, penyelenggara

melakukan penentuan kelompok belajar, tutor melakukan penentuan

waktu belajar dan pelaksanaan pembelajaran serta penilik melakukan

pemantauan pelaksanaan tersebut. Penilaian mencakup penilaian hasil

belajar dan penilain akhir pembelajaran disertai dengan penyerahan

SUKMA. Secara ringkas kegiatan pada masing-masing langkah tersebut

adalah sebagai berikut : 22

(a) Tahap Persiapan

1. Pendataan penduduk buta aksara

Pada waktu pendataan penduduk buta aksara penyelenggara

melibatkan Lurah/Kepala Desa, RT/RW dan Tenaga Lapangan

21 Yedi Kusmayadi dan Asep Saefudin, Melek Aksara Meningkatkan Mutu Kehidupan Warga

Belajar, (Bandung : Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal Regional I, 2011),

h. 8.

22

Nur listiawati dkk, Pemberdayaan Masyarakat melalui PKBM: Pendidikan Keaksaraan

Terintegrasi Tingkat Dasar, (Jakarta : Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, 2007, h.

26-29.

15

Diknas (TLD) untuk mendapatkan daftar penduduk buta aksara

beserta identitasnya yang mencakup nama, alamat, jenis kelamin,

usia dan kegiatan sehari-hari.

2. Pendataan kemampuan penduduk buta aksara

Pada tahap ini penyelenggara bekerjasama dengan Ketua RT

mendatangi warga dirumahnya berdasarkan daftar dan identitas

penduduk buta aksara. Ini dilakukan untuk mengikuti program

pendidikan keaksaraan. Dari kegiatan ini diperoleh data

kemampuana keaksaraan calon peserta didik.

3. Pengidentifikasian calon tutor

Penyelenggara bekerjasama dengan RT/RW dan Lurah/Kepala

Desa mengidentifikasi calon tutor yang memenuhi syarat antara

lain minimal berpendidikan SMA atau sederajat, memiliki

komitmen untuk pemberantasan buta aksara. Dari kegiatan ini

diperoleh daftar calon tutor.

4. Penentuan kelompok belajar dan tempat belajar

Bekerjasama dengan penilik atau TLD, penyelenggara

menentukkan kelompok belajar dan tempat pembelajaran.

Kelompok belajar ditentukan berdasarkan sasaran program per

lokasi, calon tutor dan tempat tinggal. Tempat belajar dapat

menggunakan balai warga, balai desa, PKBM, gedung sekolah,

rumah penduduk dan tempat-tempat lainnya. Hasil dari kegiatan ini

adalah diperolehnya kelompok belajar sesuai dengan sasaran

program dan tempat belajar sesuai kondisi setempat.

5. Penyusunan proposal

Bagi penyelenggara yang belum memiliki dana penyelenggaran

pendidikan keaksaraan, perlu menyusun proposal untuk mencari

dana. Terdapat berbagai sumber dana pendidikan keaksaraan

seperti perusahaan swasta melalui anggaran pengembangan

masyarakat (community development, CD) atau tanggung jawab

sosial perusahaan (corporate social responsibility, CSR), instansi

16

pemerintah, lembaga luar negeri dan LSM internasional. Apabila

penyelenggara ingin mendapat dana dari Depdiknas atau Pemda

maka proposal diajukan ke Kantor Cabang Dinas (KDC)

pendidikan di kecamatan. Proposal disusun atas dasar kerjasama

penilik atau TLD serta diketahui oleh Lurah/Kepala Desa.

(b) Tahap Pelaksanaan

1. Penetapan kelompok

Penyelenggara bekerjasama dengan penilik atau TLD menetapkan

kelompok belajar berdasarkan lokasi, tutor dan peserta didik.

2. Penetapan kesepakatan pembelajaran

Tutor dan peserta didik menetapkan waktu dan tema pembelajarn

berdasarkan kesepakatan yang disetujui bersama.

3. Pelaksanaan pembelajaran

Pembelajaran program pendidikan keaksaraan dilaksanakan oleh

tutor bekerjasama dengan penyelenggara dalam menyiapakan materi

pemebalajaran (dana dan sarana).

4. Pemantauan pelaksanaan kegiatan

Selama program pendidikan keaksaraan berlangsung, penilik

melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran

dan kegiatan administrasi/penyelenggara program. Dari kegiatan

pemantauan diperoleh laporan hasil kegiatan program pendidikan

keaksaraan.

(c) Tahap Penilaian

1. Penilaian hasil belajar

Tutor melakukan penilaian hasil pembelajaran peserta didik untuk

mengetahui ketercapain kompetensi peserta didik terhadap materi

pembelajaran mebaca, menulis, berhitung dan berkomunikasi dalam

Bahasa Indonesia. Dalam kegiatan ini turtor bekerjasama dengan

penyelenggara untuk menyiapakan bahan soal dan format penilaian.

2. Penialian akhir

17

Pada akhir proses pembelajaran diadakan test akhir sebagai

prasyarat untuk memperoleh SUKMA. Pelaksanaan tes akhir

dilakukan oleh tutor bekerjasama dengan penilik dan Sudin/Subdin

PLS. Dari kegiatan ini diperoleh laporan akhir hasil belajar peserta

didik.

3. Pernyerahan SUKMA

Sebagai tanda peserta didik melek aksara, kepada mereka diberikan

SUKMA yang dilakukan oleh penyelenggaran bekerjasama dengan

penilik.

Dalam pelaksanaan program keaksaraan dasar tidaklah mudah maka

dengan itu penyelenggara harus memenuhi tahap-tahap persiapan,

pelaksaanan dan penilaian dengan baik sehingga dapat mengurangi

masyarakat yang buta aksara.

c. Pembelajaran Program Keaksaraan Dasar

Pembelajaran merupakan bagian penting dalam program keaksaraan

dasar. Pembelajaran adalah proses interaksi warga belajar dengan tutor

atau sumber belajar pada satuan pendidikan. Dalam proses pembelajaran

keaksaraan dasar kegiatan pembelajaran harus berjalan sesuai dengan

komponen komponen yang ada dalam proses pembelajaran meliputi :

1) Prinsip–prinsip Keaksaraan Dasar

Agar pembelajaran dalam program keaksaraan dapat terlaksana

dengan baik agar memotivasi masyarakat untuk belajar sesuai

dengan kebutuhan dan keadaan yang ada pada diri warga belajar itu

sendiri, ada 4 prinsip yang harus diperhatikan yaitu:

(1) konteks lokal yaitu mempertimbangkan minat dan kebutuhan

peserta didik, latar belakang sosial budaya, adat istiadat, agama,

kondisi geografis, termasuk juga masalah-masalah kesehatan, mata

pencaharian, pekerjaan dan sebagainya, (2) desain lokal yaitu proses

pembelajaran yang merupakan respon (tanggapan) minat dan

kebutuhan peserta didik yang dirancang sesuai situasi dan kondisi

masing-masing kelompok belajar, (3) proses partisipatif yaitu proses

pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dengan

18

memanfaatkan keterampilan keaksaraan yang sudah mereka miliki,

(4) fungsionalisasi hasil belajar yaitu hasil belajar yang dapat

meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan sikap positif dalam

rangka meningkatkan mutu dan taraf hidup peserta didik. 23

Dalam menyelenggarakan proses pembelajaran keaksaraan

dasar maka prinsip-prinsip ini harus dilaksanakan sehingga proses

pembelajaran sehingga akan berjalan sesuai dengan kebutuhan

masyarakat.

2) Sarana Prasarana Pembelajaran Keaksaraan Dasar

Tersedianya sarana belajar yang memadai membantu warga belajar

dalam memperoleh berbagai kemampuan baik pengetahuan, sikap,

dan keterampilan. Penggunaan sarana belajar dapat memberikan

kemudahan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Adapun

sarana dan prasarana yang harus dimiliki sekurang-kurangnya

memenuhi persyaratan teknis baik dari segi jumlah maupun

kualitasnya, adalah:

a) Sarana belajar terdiri atas : materi atau bahan ajar disusun

berdasarkan minat, kebutuhan, pengalaman dan lingkungan

peserta didik. Sebagai penunjang bahan ajar dapat digunakan

buku-buku pelajaran sekolah dasar yang sesuai dengan tingkat

kemampuan peserta didik atau buku-buku lain yang ada

dilingkungan peserta didik.

b) Media belajar berupa alat peraga yang digunakan dalam

pembelajaran antara lain kartu huruf dan kartu angka.

c) Sarana adminstratif antara lain berupa buku pedoman tutor, buku

rencana kegiatan pembelajaran, jadwal kegiatan pembelajaran,

daftar hadir peserta didik dan tutor, buku administrasi kelompok

belajar dan buku laporan kemajuan peserta didik. 24

Selain itu diperlukan juga prasarana kegiatan belajar sebagai

pendukung terlaksananya pembelajaran sehingga terwujud suasanan

23 Siswantari dkk, Pelaksanaan Pemberantasan Buta Aksara Melalui Kelompok Belajar

Masyarakat, (Jakarta : Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, 2006), h. 7-8.

24

Nur listiawati dkk, Pemberdayaan Masyarakat melalui PKBM: Pendidikan Keaksaraan

Terintegrasi Tingkat Dasar, (Jakarta : Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, 2007),

h. 21.

19

yang aman, nyaman, menyenangkan, cukup penerangan dan tempat

pembelajaran mudah dijangkau oleh peserta didik.

3) Kurikulum Keaksaraan Dasar

Kurikulum pendidikan keaksaraan dasar merupakan seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta acara

yang harus dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan program

pendidikan keaksaraan di Indonesia. Kurikulum pendidikan keaksaraan

dasar merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi didalamnya

mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam hal membaca,

menulis dan berhitung dengan mempergunakan Bahasa Indonesia untuk

aktivitas kehidupan sehari-hari sehingga dapat memberikan dampak

terhadap peningkatan kualitas kehidupan peserta didik program

pendidikan keakasaraan dasar.25

Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 86 tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Dasar dijelaskan bahwa

kurikulum pendidikan keaksaraan dasar memuat:

a. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yaitu kemampuan yang harus

dikuasai peserta didik setelah tuntas mengikuti pembelajaran. SKL

pendidikan keakasaraan dasar memuat: Pertama, Pengetahuan,

keterampilan dan sikap dalam membaca dan menulis dalam 3 (tiga)

kalimat sederhana serta berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia

melalui teks personal, teks deskripsi, teks narasi, teks informasi

dalam bentuk poster dab teks petunjuk sederhana. Kedua,

pengetahuan, keterampilan dan sikap berhitung serta penggunaan

satuan pengukuran panjang, berat, isi dan waktu yang biasa

dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Kompetensi Inti (KI) merupakan tingkat kemapuan landasan

pengembangan untuk mencapai SKL yang dimiliki peserta didik

pendidikan keaksaraan dasar yang menjadi landasan pengembangan

KD yang mencakup sikap spiritual, sikap social, pengetahuan dan

keterampilan yang berfungsi sebagai pengintegrasi program

pembelajaran dalam mencapai SKL.

c. Kompetensi Dasar (KD) merupakan uraian tingkat kemampuan yang

harus dicapai peserta didik yang terkait dengan muatan pembelajaran

25 Silabus Pendidikan Keaksaraan Dasar, (Jakarta : Kementerian pendidikan dan kebudayaan

Direktorat Jenderal PAUDNI Dierektorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, 2014), h. 4.

20

dan pengalaman belajar dalam bentuk program pembelajaran yang

mengacu pada KI secara fungsional. 26

Pembelajaran keaksaraan dasar disesuaikan dengan karakteristik

warga belajar tetapi dengan tetap mengacu pada ketuntasan belajar

pendidikan keaksaraan dasar yaitu 114 jam pelajaran 1 jam pelajaran

dengan durasi waktu 60 menit yang terbagi menjadi 80 jam untuk

belajar membaca dan menulis serta 34 jam untuk belajar berhitung.

d) Penilaian Program Keaksaraan Dasar

Penilaian hasil pembelajaran adalah penilaian kemajuan peserta

didik dalam membaca, menulis, berhitung dan berkomunikasi. Penilaian

ini mengacu pada indikator ketercapaian kompetensi untuk masing-

masing kompetensi dasar pada Standar Kompetensi Keaksaraan (SKK).

Ada dua jenis penilaian yaitu:27

(a) Penilaian proses pembelajaran dilakukan oleh tutor untuk

mengetahui kemajuan belajar peserta didik pada setiap tahap

pembelajaran sehingga diketahui apakah peserta didik telah

mencapai indikator kemampuan tertentu. Jika peserta didik belum

mencapai kemampuan yang diharapkan maka mereka perlu

mengikuti program remedial. Program remedial adalah program

perbaikan pembelajaran membaca, menulis, berhitung dan

berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia bagi peserta didik yang

belum mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Program

remedial dapat dilaksanakan selama proses pembelajaran dan akhir

pembelajaran.

(b) Penilain akhir pembelajaran dilakukan untuk mengetahui apakah

peserta didik telah menguasai kompetensi yang telah ditentukan.

Untuk mendapatkan Surat Keterangan Melek Aksara (SUKMA)

adalah sertifikat yang diberikan kepada peserta didik yang telah

mencapai standar kompetensi lulusan keaksaraan dasar. SUKMA

diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten dan ditandatangangi

oleh kepala bidang yang menangani Keaksaraan Dasar atas nama

Kepala Dinas Pendidikan. Nomor SUKMA dikeluarkan oleh

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat.

26 Ibid., h.4 – 5.

27

Nur listiawati dkk, Pemberdayaan Masyarakat melalui PKBM: Pendidikan Keaksaraan

Terintegrasi Tingkat Dasar, (Jakarta : Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, 2007),

h. h. 19.

21

Penilaian akhir dalam keaksaraan dasar bertujuan untuk

mengetahui tingkat pencapaian kompetensi keaksaraan warga

belajar setelah mengikuti pembelajaran selama minimal 114 jam

pelajaran. Setelah dinyatakan lulus makan warga belajar

mendapatkan sertifikat SUKMA.

Prinsip Penilaian keaksaraan dasar tidak berbeda jauh

dengan penilain pendidikan formal, dinama pada pendidikan

formal maupun pendidikan nonformal ada penilaian proses dan

penilaian hasil sebagai penciri penilaian berbasis kelas.

2. Peran PKBM Melalui Program Keaksaraan Dasar

a. Pengertian PKBM

Pusat kegiatan belajar masyarakat atau dikenal dengan sebutan

PKBM.

PKBM merupakan sebuah lembaga pendidikan yang lahir dari

pemikiran tentang kesadaran pentingnya kedudukan masyarakat

dalam proses pembangunan pendidikan nonformal, oleh sebab itu

berdirinya PKBM di tengah-tengah masyarakat diharapkan mampu

menjadi tulang punggung bagi terjadinya proses pembangunan

melalui pemberdayaan potensi-potensi yang ada di masyarakat.28

PKBM merupakan prakarsa pembelajaran masyarakat yang

didirikan dari, oleh dan untuk masyarakat. Selain itu menurut

UNESCO (1998) dalam Kamil berpendapat bahwa :

PKBM adalah sebuah lembaga pendidikan yang

diselenggarakan diluar sistem pendidikan formal diarahkan untuk

masyarakat pedesaan dan perkotaan dengan dikelola oleh

masyarakat itu sendiri serta memberi kesempatan kepada mereka

untuk mengembangkan berbagai model pembelajaran dengan

tujuan mengembangkan kemampuan dan keterampilan masyrakat

agar mampu meningkatkan kualitas hidupnya.29

28 Kamil, Mustofa. pendidikan nonformal: Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan Belajar

Mengajar (PKBM) di Indonesia (sebuah pembelajaran dari komunikan jepang), ALFABETA,

Bandung: 2009, h 80

29 Ibid., h 85

22

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah tempat

pembelajaran dan tempat sumber informasi bagi masyarakat yang

dibentuk dan dikelola oleh masyarakat. Wadah ini berisi berbagai

jenis keterampilan yang berorientasi pada pemberdayaan potensi

setempat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat merupakan sebuah lembaga yang

diprakarsai dari, oleh dan untuk masyarakat yang dapat digunakan

untuk kegiatan belajar demi meningkatkan pengetahuan, mengasah

keterampilan dan mengembangkan potensi diri demi turut

memcerdaskan masyarakat dan dapat digunakan untuk membantu

meningkatkan taraf hidup masyarakat agar menjadikan masyarakat

lebih mandiri dan berdaya.

PKBM sebagai salah satu satuan pendidikan nonformal

memiliki beberapa program yang harus dijalankan agar keberadaan

PKBM dapat membantu pemerintah dalam memberantas buta aksara

dan mewujudkan program wajib belajar 9 tahun demi mencerdaskan

kehidupan bangsa salah satu programnya adalah keaksaraan dasar.

b. Tujuan PKBM

Dengan adanya tujuan suatu lembaga untuk mngetahui kegiatan-

kegiatan apa saja yang dibuat yang disesuaikan dengan kebutuhan

masyarakat, ini sangat penting karena jika tujuan PKBM dapat

diterima oleh masyarakat sekitarnya dan warga belajar khususnya,

maka hal ini menandakan bahwa kegiatan-kegiatan PKBM berkaitan

langsung atau bermakna bagi kehidupan masyarakat, sehingga secara

tidak langsung masyarakat akan berpartisipasi dalam PKBM dan

akhirnya pada masyarakat akan timbul rasa memiliki dan

bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kelanggengan PKBM.

23

Tujuan Umum PKBM adalah:

a) Melayani masyarakat dengan berbagai program pendidikan

nonformal yang sesuai dengan masalah dan kebutuhan masyarakat

sekitar.

b) Mendorong masyarakat agar mampu memberdayakan potensi diri

dan lingkungannya untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

c) Memberikan fasilitasi bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan

dalam memecahkan masalah kehidupannya.30

Tujuan khusus pendirian PKBM adalah:

a) Memberdayakan masyarakat agar mampu mandiri (berdaya).

b) Meningkatkan kualitas hidup masyarakat baik dari segi sosial

maupun ekonomi.

c) Meningkatkan kepekaan terhadap masalah-masalah yang terjadi

dilingkungannya sehingga mampu memecahkan permasalahan

tersebut.31

Dapat disimpulkan bahwa tujuan PKBM adalah untuk

menggali, menumbuhkan, mengembangkan, memanfaatkan seluruh

potensi yang ada masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat itu

sendiri, dan pengembangan pengetahuan serta keterampilan yang

sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat.

c. Fungsi PKBM

Peran serta masyarakat dalam pendidikan nonformal dapat

dilakukan melalui PKBM. Melalui pendidikan yang dilakukan di

PKBM, masyarakat diharapkan dapat memberdayakan dirinya. Fasli

(2001) menyebutkan secara tegas fungsi PKBM adalah:

a) tempat pusaran berbagai berbagai potensi yang ada dan berkembang

di masyarakat, b) sebagai sumber informasi yang andal bagi

masyarakat membutuhkan keterampilan fungsional, c) sebagai tempat

30

NSPK. Peningkatan Mutu PKBM Melalui Permagangan Manajemen Bagi Pengelola PKBM,

Kementeria Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jenderal pendidikan Anak Usia Dini,

Nonformal, dan Informal Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat : 2014, h. 5

31Kamil, Mustofa. Pendidikan Nonformal: Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan Belajar

Mengajar (PKBM) di Indonesia (Sebuah Pembelajaran dari Komunikan Jepang), ALFABETA,

Bandung: 2009, h. 87

24

tukar-menukar berbagai pengetahuan dan keterampilan fungsional di

antara warga masyarakat (Ditjen PLSP, 2001).32

Berdasar pada peran ideal PKBM teridentifikasi beberapa

fungsi-fungsi tersebut berhubungan satu sama lain secara terpadu.

Dimana fungsi-fungsi tersebut merupakan karakteristik dasar yang

harus menjadi acuan pengembangan kelembagaan PKBM sebagai :

1. Wadah pembelajaran masyarakat (learning society).

2. Tempat masyarakat belajar (learning society).

3. Tempat tukar belajar (learning exchange).

4. Pusat pengetahuan dan informasi atau perpustakaan masyarakat.

5. Sentra pertemuan berbagai lapisan masyarakat Pusat penelitian

masyarakat (community research centre) terutama dalam

pengembangan pendidikan nonformal. 33

Dengan demikian dapatlah dikatakan fungsi dari PKBM dalam

masyarakat adalah sebagai tempat berlangsungnya proses kegiatan belajar

yang bersifat nonformal untuk memudahkan masyarakat memperoleh

pengetahuan dan keterampilan, sumber informasi, dan sebagai wadah

belajar masyarakat.

d. Tugas PKBM dalam Pelaksanaan Program Keaksaraan Dasar

Agar penyelenggaraan program Keaksaraan dasar dapat berjalan

dengan baik maka PKBM perlu memenunhi tugasnya dalam

menyelenggarakan program KF dasar yaitu:

1) Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan penyelenggara mencari data penduduk buta

aksara meliputi nama, jenis kelamin, usia dan alamat. Kemudian

Menemui penduduk buta aksara yang memenuhi kriteria umur prioritas

dan mendorong untuk ikut pendidikan keaksaraan. Serta

mengidentifikasi calon tutor yang memenuhi syarat dengan cara

mencari data penduduk yang dapat menjadi tutor dan menyeleksi calon

tutor, menentukan kelompok belajar berkaitan dengan sasaran/jumlah

32 Ibid., h 88

33

Ibid., h 89-90

25

peserta didik perlokasi, tutor dan tempat belajar dan terakhir menyusun

proposal dalam rangka pelaksanaan kegiatan keaksraaan fungsional.

2) Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan PKBM menyiapkan bahan ajar, alat peraga,

media belajar, instrument dan evaluasi, memberikan/menerbitkan surat

tugas tutor, menguasahan kompensasi bagi tutor dalam pelaksanaan

tugasnya, melaksanakan administrasi kelompok (buku induk peserta

didik, buku identitas tutor, buku agenda mengajar, daftar hadir peserta

didik dan tutor, laporan kemajuan hasil belajar, buku inventaris, buku

kas dan buku tamu), memonitor dan supervise pelaksanaan program

pembelajaran yang dilaksankan tutor (kehadiran peserta didik,

perkembangan jumlah peserta didik, kehadiran tutor, sarana,

perkembangan kelompok belajar, kemajuan hasil belajar dan kendala

yang dihadapi), membina kelompok belajar (memotivasi peserta didik

dan membangun pemecahan permasalahan) dan menyusun laporan

penyelenggaraan kemudian menyampaikan laporan kepada

Sudin/Subdin PLS

3) Tahap Penilaian

Pada tahap penilaian PKBM melaksanakan penilaian kemajuan

pembelajaran, melaksanakan penilaian akhir belajar, memberi

SUKMA kepada peserta didik yang lulus dan pelaporan

penyelenggaran kepada Sudin/Subdin PLS Kabupaten/ Kota.34

Adanya PKBM ini diharapkan akan membantu memberdayakan

seluruh potensi masyarakat dan fasilitas pendidikan sebagai upaya

memberikan pembelajaran kepada masyarakat dalam rangka memberantas

buta aksara demi meningkatkan kualitas hidupnya serta dapat memberikan

layanan pendidikan agar dapat mengatasi masalah-masalah yang ada di

sekitar lingkungan masyarakat itu sendiri.

34 Nur listiawati dkk, Pemberdayaan Masyarakat melalui PKBM: Pendidikan Keaksaraan

Terintegrasi Tingkat Dasar, (Jakarta : Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, 2007, h.

32-34.

26

B. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan studi teratur ditemukan beberapa judul penelitian yang

releven yaitu:

1. Fera Indira Karina ( Institut Pertanian Bogor, 2011). Peran Program

Keaksaraan Fungsional dalam Mempertahankan Kemampuan

Aksara Warga Belajar di PKBM Saraga Lekas Insan Mandiri.35

Penelitian ini membahas tentang menganalisis pengaruh program

keaksaraan fungsional dalam memelihara atau mempertahankan

kemampuan aksara warga belajar. Berbeda dengan penelitian yang

dilakukan penulis. Dalam hal ini membahas tentang peran PKBM

Gilang tiara dalam memberantas buta aksara melalui program

keaksaraan fungsional dasar.

2. Achmad Holili (Universitas Negeri Yogyakarta, 2013). Implementasi

Pendidikan Keaksaraan dalam Pemberdayaan Masyarakat di

Kelompok Belajar Keaksaraan Fungsional Binaan Muslihat

Alhidayat.36

pada penelitian tersebut membahas tentang bagaimana

pelaksaan pembelajaran keaksaraan fungsional berbasis potensi lokal.

Berbeda dengan penelitian tersebut, pada penelitian ini penulis

membahas tentang pelaksanaan program kekasaraan dasar dalam

memberantas buta aksara di PKBM Gilang Tiara.

3. Latifah Sulton (Institut Pertanian Bogor, 2008). Keberhasilan

Program Keaksaraan Fungsional ( Kasus: PKBM Mekar,

Kelurahan Sukadami Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor).37

Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat keberhasilan program

keaksaraan fungsional dalam mempertahankan kemampuan keaksaraan

35 Fera Indira Karina, “Peran Program Keaksaraan Fungsional dalam Mempertahankan

Kemampuan Aksara Warga Belajar di PKBM Saraga Lekas Insan Mandiri”, Skripsi pada Institut

Pertanian Bogor, 2011.

36

Achmad Holili, “Implementasi Pendidikan Keaksaraan dalam Pemberdayaan Masyarakat di

Kelompok Belajar Keaksaraan Fungsional Binaan Muslihat Alhidayat”, Skripsi pada Universitas

Negeri Yogyakarta, 2013.

37

Latifah Sulton, “Keberhasilan Program Keaksaraan Fungsional ( Kasus: PKBM Mekar,

Kelurahan Sukadami Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor)”, Skripsi Pada Institut Pertanian

Bogor, 2008.

27

warga belajar pasca program berakhir yakni 5 bulan setelah program.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan penulis, dalam hal ini

membahas tentang pelaksanaan program keaksaraan fungsional dasar

dalam memberantas buta aksara masyarakat.

C. Kerangka Berpikir

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki permasalahan

pada pendidikan salah satunya adalah masih banyaknya masyarakat yang

menyandang buta akasara. Angka buta akara di Indonesia masih tinggi, tentu

hal itu menjadi masalah dalam dunia pendidikan maka pemerintah wajib

menuntaskan masyarakat yang buta aksara.

Buta aksara diartikan sebagai ketidakmampuan untuk membaca,

menulis dan menghitung dalam kehidupan sehari-hari. Penyebab buta aksara

adalah karena masyarakat tidak pernah bersekolah sama sekali, kemiskinan

dan masyarakat menganggap bahwa sekolah itu tidak penting.

Upaya yang selama ini dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk

menuntaskan permasalahan buta aksara adalah dengan menyelenggarakan

program pendidikan keaksaraan dasar yang bertujuan untuk melayani

penduduk buta aksara supaya memiliki kemampuan membaca, menulis dan

berhitung dalam Bahasa Indonesia. Program keaksaraan dasar merupakan

salah salah program yang ada di PKBM untuk membelajarkan masyarakat

buta aksara, agar memiliki kemampuan menulis, membaca dan berhitung

untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan memanfaatkan potensi

yang ada dilingkungan sekitarnya. Diharapakan Jika program keaksaraan

dasar ini dilaksanakan dengan baik maka akan meminimalisir masyarakat

dari buta aksara.

28

Diagram kerangka berpikir

38

Masalah

Belum optimalnya

pelaksanaan

program keaksaraan

dasar yang

diselenggarakan

PKBM.

Input Proses Output

Kondisi nyata

1. Kurangnya tenaga

pengajar sehingga

program

keaksaaraan dasar

tidak berjalan secara

maksimal.

2. Sarana dan

prasarana belum

menunjang proses

pembelajaran.

3. Kurangnya minat

masyarakat untuk

mendapatkan

pendidikan karena

lebih mementingkan

bekerja untuk

memenuhi

kebutuhan sehari-

hari.

Strategi

1. Memberikan

kesadaran

kepada

masyarakat

pentingnya

pendidikan.

2. Pembelajaran

yang

berorientasi

sesuai dengan

kebutuhan

masyarakat.

3. Pembelajaran

dengan metode

tutor yang

menyenangkan.

Hasil

1.Masyarakat

dapat

membaca,

menulis dan

berhitung.

2.Mendapatkan

surat

keterangan

melek aksara

(SUKMA)

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) Gilang Tiara yang berlokasi di Kampung Gaok RT 002 RW 001

Desa Muktijaya Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi

Peneliti memilih PKBM Gilang Tiara karena PKBM tersebut

merupakan salah satu lembaga non-formal yang aktif dalam

penyelenggaraan pendidikan bagi masyarakat yang buta aksara.

Tabel 3.1

Waktu Kegiatan Penelitian

No. Jenis

Kegiatan

Tahun 2017- 2018

Jan

-Feb Mar Apr Mei

Jun

- Jul

Agu

- Des

Jan -

Feb

Mar

- Jul

Agu

- Sep Okt

1 Observasi

awal

2 Bimbingan

skripsi Bab

1-3

3 Pengumpulan

data

4 Pelaksanaan

penelitian

5 Pengolahan

data

6 Bimbingan

Bab 4-5

7 Uji referensi

8 Munaqosah

B. Metode Penelitian

Dilihat dari tujuan penelitian, fokus penelitian ini adalah mengamati,

dan melihat bagaimana pelaksanaan program keaksaraan dasar dalam

memberantas buta aksara di PKBM Gilang Tiara. Dengan demikian

30

penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian kualitatif. Dengan

pendekatan tersebut diharapkan dapat diperoleh pemahaman dan

penafsiran yang mendalam mengenai makna, kenyataan, dan fakta yang

relevan. Dalam penelitian ini, sasaran yang hendak dicapai adalah untuk

mendeskripsikan, memahami dan memaknai pelaksanaan program

keaksaraan dasar dalam memberantas buta aksara di PKBM Gilang Tiara.

Metode kualitatif merupakan penelitian yang berlandaskan

postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang

alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah

instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.38

Dengan demikian, dapat dipahami bahawa metode kualitatif

merupakan metode yang digunakan untuk meneliti suatu keadaan yang

alamiah dengan mendeksripsikan kejadian tersebut ke dalam sebuah

deskripsi.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menjelaskan teknik apa yang digunakan

untuk menjaring data tentang variable atau fokus penelitian. Dalam

memperoleh data atau informasi yang berkenaan dengan penelitian ini,

maka peniliti menggunakan beberapa macam teknik pengumpulan data

yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keperluan informasi yang ingin

dicari. Maka teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah

sebagai berikut:

1. Wawancara

Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau

kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

38Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006), h.

9

31

pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari

terwawancara.39

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara tidak

terstruktur yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh bentuk-

bentuk informasi tertentu. Peneliti mewawancarai pengelola PKBM,

tutor keaksaraan dasar dan warga belajar keaksaraan dasar untuk

memperoleh informasi mengenai pelaksanaan program keaksaraan

dasar dalam memberantas buta aksara masyarakat.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Penyelenggara

No Pokok

Pertanyaan

Sub Pokok

Pertanyaan

Aspek yang diungkap No

Butir

1 Bagaimana

pelaksanaan

program

keaksaraan

dasar dalam

memberantas

buta aksara di

PKBM Gilang

Tiara?

Persiapan 1. Pendataan penduduk

buta aksara

2. Sosialisasi program

3. Pendataan kemampuan

masyarakat buta aksara

4. Menemukan calon

tutor

5. Penenetuan kelompok

belajar dan tempat

belajar

1, 2, 3,

4,5

6

Pelaksanaan Pemantauan pelaksanaan

kegiatan

7, 8,

Penilaian Penyerahan SUKMA 9,10,11

2 Bagaimana

peran PKBM

Gilang Tiara

dalam

pemberantasan

buta aksara

melalui

program

keaksaraan

dasar ?

1. Masyarakat belajar

buta aksara

2. Tukar belajar aksara

3. Pusat informasi atau

taman bacaan

masyarakat

4. Pertemuan berbagai

lapisan masyarakat

5. Pusat penelitian

masyarakat.

12

13

14,15

16

17

39

Ibid,.h.198

32

Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Tutor

No Pokok

Pertanyaan

Sub Pokok

Pertanyaan

Aspek yang diungkap No

Butir

1 Bagaimana

pelaksanaan

program

keaksaraan

dasar dalam

memberantas

buta aksara di

PKBM Gilang

Tiara?

Perencanaan 1. Pendataan penduduk

buta aksara

2. Pendataan kemampuan

buta aksara

3. Pelatihan (bintek) tutor

1,2,3,

4

Pelaksanaan 1. Penetapan kelompok

2. Penetapan kesepakatan

belajar

3. Pelaksanaan

pembelajaran

5,6,7,

8

Penilaian 1. Penilaian hasil belajar

2. Penilain akhir

9,10

2 Bagaimana

peran PKBM

Gilang Tiara

dalam

pemberantasan

buta aksara

melalui

program

keaksaraan

dasar ?

1. Masyarakat belajar buta

aksara

2. Tukar belajar aksara

3. Pusat informasi atau

taman bacaan

masyarakat

4. Pertemuan berbagai

lapisan masyarakat

5. Pusat penelitian

masyarakat

11,12,

13

14,15

Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara Warga Belajar

No Pokok

Pertanyaan

Sub Pokok

Pertanyaan

Aspek yang diungkap No

Butir

1 Bagaimana

pelaksanaan

program

keaksaraan dasar

dalam

memberantas

Perencanaan 1. Informasi sosialisasi

PKBM

2. Bentuk semangat

mengikuti PKBM

1

Pelaksanaan 1. Mengikuti proses

pembelajaran

4,8

33

buta aksara di

PKBM Gilang

Tiara?

2. Motivasi untuk belajar

3. Hambatan dalam

belajar

2

7

Penilaian 1. Kepuasan hasil dari

mengikuti PKBM

2. Manfaat dari

mengikuti PKBM

3, 6

5

2 Bagaimana

peran PKBM

Gilang Tiara

dalam

pemberantasan

buta aksara

melalui program

keaksaraan dasar

?

1. Masyarakat belajar

buta aksara

2. Tukar belajar aksara

3. Pusat informasi atau

taman bacaan

masyarakat

4. Pertemuan berbagai

lapisan masyarakat

5. Pusat penelitian

masyarakat

9, 10,11,

12, 13

2. Observasi

Dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula

dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap

sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.40

Metode

observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi tidak

terstuktur yaitu pengamatan dilakukan tanpa menggunakan pedoman

observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya

berdasarkan perkembangan yang terjadi dilapangan.41

Data informasi

yang diperoleh melalui pengamatan ini selanjutnya dituangkan dalam

tulisan.

Aspek yang di obervasi adalah proses kegiatan mengajar tutor dan

proses kegiatan belajar warga belajar. Peneliti hanya sebagai

pengamat yang tidak mengikuti secara penuh seluruh kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh tutor.

40 Ibid, h. 199

41

Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Baru Press, 2014), h. 33

34

3. Studi Dokumen

Studi dokumen merupakn suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen

tertulis gambar maupun elektronik..42

Studi dokumen ini dibutuhkan untuk memperoleh data pendukung

hasil wawancara dan observasi. Adapun dokumen yang dibutuhkan

berupa profil PKBM Gilang Tiara, visi dan misi PKBM, data jumlah

tutor, data jumlah warga belajar, SUKMA, foto kegiatan, dan data

lainnya yang relevan dengan penelitian.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan cara

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi sesuatu yang dapat

dikelola, mencari dan menemukan pola. 43

Dalam buku pedoman skripsi,

Analisis data yang akan dipergunakan dalam penelitian kualitatif adalah

model analisis data mengalir (flow model). Pada model analisis ini terdapat

empat teknik yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan.44

1. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ini peneliti membuat catatan yang

dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi

dokumentasiyang merupakan catatan lapangan.45

Pengumpulan data

yang dilakukan oleh penulis dengan wawancara kepada warga belajar,

observasi proses kegiatan belajar mengajar serta mengumpulkan data-

data yang berkaitan dengan masalah penelitian seperti profil PKBM,

data warga belajar, data tutor dan SUKMA.

2. Reduksi Data

42Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2013), h. 221.

43

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011), h.

248.

44

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Penulisan

Skripsi, h. 69.

45

Ibid., h. 70.

35

Reduksi data merupakan proses penelaahan seluruh data yaitu

pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Adapun langkahnya dengan

proses menyeleksi, memfokuskan dan menyederhanakan data mentah

yang telah diperoleh dari hasil penelitian.46

Reduksi data dilakukan selama penelitian berlangsung, peneliti sudah

mengetahui data-data apa saja yang dibutuhkan terkait penelitian

tentang pelaksanaan PKBM dalam memberantas buta aksara melalui

program keaksaraan dasar.

3. Penyajian data

Penyajian data yang dilakukan secara umum dalam penelitian kualitatif

adalah teks naratif yang diceritakan secara panjang lebar, tetapi ada teks

naratif tertentu yang dialihkan menjadi bentuk gambar, bagan dan tabel

yang dapat mempermudah pembaca dalam memahami isi penelitian.47

4. Penarikan Kesimpulan

Setelah data yang terkumpul direduksi dan disajikan, langkah terakhir

dalam menganalisis data adalah menarik kesimpulan atau verifikasi,

dengan menggunakan analisis model interaktif dari ketiga komponen

utama. Data yang terkumpul dari hasil pengamatan, wawancara dan

pemanfaatan dokumen yang terkait dengan pelaksanaan program

keaksaraan dasar dalam memberantas buta aksara yang sedemikian

banyak di reduksi untuk dipilih mana yang paling tepat untuk disajikan.

Proses pemilihan data akan difokuskan pada data yang mengarah untuk

pemecahan masalah, penemuan, pemaknaan atau untuk menjawab

pertanyaan penelitian terkait dengan peran PKBM Gilang Tiara dalam

pemberantasan buta aksara melalui program keaksaraan dasar.48

46 Ibid.

47

Ibid. h. 71.

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ( PKBM ) Gilang Tiara

a. Sejarah PKBM Gilang Tiara

PKBM Gilang Tiara didirikan oleh Ibu Ihat Husnul Hotimah,

Beliau adalah salah satu tokoh masyarakat yang peduli terhadap

pendidikan yang ada di sekitar lingkungan rumahnya, tepatnya di Desa

Muktijaya Kecamatan Setu. Melihat daerah sekitar tempat tinggalnya

membuat beliau merasa prihatin dengan pendidikan masayarakat sekitar,

karena sebagian besar masyarakat hanya sempat merasakan pendidikan

dasar sehingga kemampuan masyarakat dalam membaca dan menulis

berada di bawah standar, karena kegelisahan itulah beliau bertekad

memperbaiki pendidikan masayarakat dengan cara mendirikan kelompok

belajar yang yang bernama ITT pada tahun 1995.

Sekitar tahun 1995 Ibu Ihat sudah mengadakan pembelajaran untuk

masyarakat buta aksara atau buta huruf dengan swadaya sendiri dan awal

mula berdiri yayasan sosial ini diberi nama ITT (Ikatan Tetangga) Gilang

Tiara. Alasan pemberian nama ITT dikarenakan hanya tetangga disekitar

rumah beliau saja yang belajar pada saat itu. Semula kegiatan masyarakat

hanya berkumpul dan mengobrol yang tidak bermanfaat, sehingga beliau

berusaha mengalihkan kegiatan tersebut untuk kegiatan yang lebih

bermanfaat yaitu belajar membaca, menulis dan berhitung. Program yang

dibuat disambut baik oleh tetangga sekitar.

Seiring berjalannya waktu, kelompok belajar ini semakin menarik

minat masyarakat yang ingin ikut belajar, akan tetapi karena keterbatasan

tempat akhirnya pada tahun 1997 beliau memindahkan proses belajar di

ruang SDN tempat beliau mengajar, kemudian pada tahun 2001, beliau

membuat surat perizinan PKBM untuk melegalkan pendidikan yang dia

selenggarakan dan untuk mencari donatur yang ingin menyumbang

kegiatan belajar yang diadakan. Akhirnya pada tahun 2001 dengan

37

bantuan dari KEMENDIKBUD provinsi jawa barat, Dinas Pendidikan

Kabupaten Bekasi dan pihak keluarga, menggunakan tanah pribadi beliau

dibangunlah ruang kelas untuk pembelajaran PKBM kemudian pada

tahun selanjutnya didirikan ruangan kelas PAUD.

Berdasarkan observasi letak Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) Gilang Tiara terletak yang di desa Muktijaya, merupakan

sebuah desa yang berada dikecamatan Setu, dengan jarak sekitar 23 km

dari pusat pemerintahan kabupaten Bekasi dan membutuhkan waktu 2

jam perjalanan untuk mencapai desa tersebut dengan sepeda motor, dari

kecamatan setu sekitar 7 km dengan jarak tempuh 20 menit. PKBM

Gilang Tiara berdiri diatas tanah seluas ±1000 m2

yang terbagi menjadi

beberapa area diantaranya: 2 bangunan rumah Pribadi yang mempunyai

luas ± 300 m2

, 2 ruang kelas dan perpustakaan ±150 m2

, 1 ruang kantor

±70 m2

, 1 aula pertemuan ±100 m2

, 1 taman bermain ±30 m2

dan 1

parkiran dan halaman ±300 m2

.

Masyarakat Desa Muktijaya merupakan masyarakat yang

mayoritas pekerjaanya adalah ibu rumah tangga, petani dan buruh

sehingga kondisi perekonomianya mayoritas menengah kebawah. Latar

belakang pendidikan masyarakat Muktijaya kebanyakan masih rendah

walaupun beberapa orang yang melanjutkan pendidikannya sampai

perguruan tinggi. Dengan kondisi desa Muktijaya yang seperti itu,

dimana sebagian besar masyarakatnya masih buta huruf, menjadi sasaran

besar dibentuknya kelompok keaksaraan dasar.

Walaupun masih ada kendala dalam pelaksanaan seperti warga

belajar masih mengaanggap pendidikan itu tidak penting dan minat

masyarakat untuk belajar pun rendah namun kegiatan ini tetap

berlangusng. Sehingga dalam waktu 6 bulan sambutan masyarakat

semakin tinggi. Kondisi inilah yang mendorong beliau membuat program

tambahan seperti program program Kesetaraan (Paket A, Paket B dan

Paket C), PAUD (Pendiidkan Anak Usia Dini), Program keterampilan

dan adanya TBM (Taman Bacaan Masyarakat).

38

Agar program-program yang sudah ada terlaksana dengan baik

maka dicari sumber daya manusia yang berkompeten untuk mengelola

semua program Program-program yang ada di PKBM Gilang Tiara.

Program-program yang lainnya meliputi Pendidikan Kesetaraan (Paket

A, Paket B dan Paket C), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),

Keterampilan, serta Keaksaraan Fungsional atau Keaksaraan Dasar.

Pendidikan yang diberikan pun bukan hanya untuk masyarakat

buta aksara saja melainkan juga bagi anak-anak yang tidak mampu untuk

menempuh pendidikan formal yaitu dengan program pendidikan

kesetaraan (Paket A, Paket B dan Paket C).

b. Visi, Misi dan Tujuan PKBM Gilang Tiara

a) Visi dan Misi

Visi PKBM Gilang Tiara yaitu Menumbuhkan pribadi yang

seimbang dalam penghayatan imaniyah, penalaran ilmiah dan

memiliki kecakapan amaliyah sehingga tercipta pribadi yang

berakhlaqul karimah.

Adapun misi PKBM Gilang Tiara adalah :

1) Membentuk pribadi yang cerdas, kreatif, inovatif dan

berakhlaqul karimah.

2) Menerapkan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang

dijiwai dengam penghayatan riligius sebagai bekal melanjutkan

ke jenjang pendidikan yang lebih baik.

3) Memiliki kecakapan hidup dan profesionalisme yang

berdasarkan pada disiplin ilmu yang sesuai dengan

bidangnyasehingga mampu bersaing dalam dunia usaha.48

Misi merupakan kegiatan yang akan dilakukan untuk

mencapai visi. Misi tersebut diharapkan mampu mendukung

pencapaian visi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, untuk

mencapai visi dan misi tersebut maka PKBM Gilang Tiara harus

melakukan kegiatan yang nyata dan dilaksanakan oleh tutor-tutor

48 Profil PKBM Gilang Tiara, 2017.

39

yang berkompeten pada bidangnya sehingga bermanfaat untuk

masyarakat sekitar.

b) Tujuan

Tujuan merupakan suatu penjabaran dari visi dan misi yang hendak

dicapai. Adapun tujuan PKBM Gilang Tiara adalah :

Ikut serta melaksanakan amanah undang-undang 1945 menyiapakn

calon-calon intelektual muslim yang memiliki basis penguasaan.

Mengauasai IPTEK yang unggul dan penghayatan keagamaan yang

kuat.

Menyiapkan anak didik dengan prestasi akademik yang ungguk

untuk memasuki perguruan tinggi terbaik dengan jurusan yang

prospektif

Mendukung program pemerintah dalam mensukseskan program

wajib belajar 12 tahun.49

c. Program PKBM Gilang Tiara

Untuk meningkatkan pengalaman belajar warga belajar, PKBM

Gilang Tiara memiliki beberapa program pembelajaran antara lain :

1) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Salah satu program pendidikan non formal yang dapat dikembangkan

di PKBM adalah pendidikan anak usia dini atau lebih dikenal dengan

sebutan PAUD. Pendidikan anak usia dini merupakn jenjang

pendidikaan sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar. Dengan

adanya PAUD dapat digunakan sebagai upaya dalam membina anak

yang usianya berada di bawah 6 tahun untuk menumbuhkembangkan

potensi yang dimilki sehingga terbentuk perilaku yang baik serta

memilki kesiapan untuk melanjutkan ke jenajng selanjutnya, dengan

memberikan pendidikan sejak dini diharapkan akan sangat membantu

menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

2) Pendidikan Keaksaraan

Program ini digunakan bagi masyrakat yang masih mengalami buta

aksara yakni berada pada permasalahan tidak bisa membaca, menulis

dan menghitung. Diharapkan dengan memberikan pendidikan

49 Ibid,.

40

keaksaraan akan membantu masyarakat agar dapat melek aksara atau

dapat menulis, membaca dan menghitung. PKBM sangat memberi

kontribusi terhadap melek aksara demi memberantas kebodohan yang

akan mengakibatkan kemiskinan dan lain-lain. Program ini perlu

dikembangkan pada masa yang akan datang demi meningkatkan

sumber daya manusia yang kompeten dan mampu bersaing dalam era

globalisasi.

3) Pendidikan Kesetaraan

Program kesetaraan dalam satuan PKBM dianggap sangat penting

karena program ini sangat membantu bagi anak didik yang ingin

mengenyam pendidikan, mengembangkan potensi di bidang akademik

akan tetapi tidak bisa memperolehnya dijalur pendidikan formal.

Untuk itu, pendidikan nonformal akan membantu anak-anak putus

sekolah dan anak-anak lain yang tidak mampu merasakan bangku

sekolah serta dapat menekan angka putus sekolah. Program kesetaraan

meliputi:

a. Paket A (setara Sekolah Dasar (SD/MI), dilaksanakan pada

prioritas sekolah anak yang tidak sekolah atau sekolah SD/MI yang

berada pada usia wajib belajar.

b. Paket B (setara Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs),

pendidikan ini ditujukan bagi masyarakat yang putus SMP/MTs

dengan prioritas pada anak usia wajib belajar yang tidak dapat

melanjutkan karena factor seperti : alasan ekonomi, sosial, jarak

sekolah yang jauh, anak-anak pedalaman dan lain sebagainya.

c. Paket C (setara Sekolah Menengah Keatas (SMA/MA), sasaran

program paket C ini adalah masayrakat lulusan paket B, siswa

lulusan SMP/MTs dan masayrakat yang telah mengikuti

pendidikan informal yang disetarakan. Begitu juga masyarakat

yang putus sekolah, program ini dikembangkan sebagai pendidikan

alternatif atau pilihan masyarakat, karean program paket C

dikembangkan lebih professional dan dipadukan dengan berbagai

41

jenis keterampilan yang menjadi pilihan warga belajar dan

masyarakat.

4) Keterampilan

Pendidikan keterampilan ini diperuntukan bagi masyarakat yang ingin

meningkatkan kualitas hidupnya. Pendidikan ini digunakan untuk

membekali masyarakat dengan wawasan yang luas, mengasah potensi

yang ada dan meningkatkan keterampilamnya.50

Dari beberapa program yang diselenggarakan oleh PKBM sangat

membantu masyarakat dalam memperoleh pendidikan, mengasah

keterampilan dan mengembangkan potensi yang dimiliki agar dapat

mengembangkan diri dan berdaya demi meningkatkan hidup menjadi

lebih baik.

d. Gambaran Program Keaksaraan Dasar

Keaksaraan dasar merupakan salah satu program yang berlangsung

di PKBM Gilang Tiara yang diperuntukkan bagi masyarakat sekitar yang

belum bisa membaca dan biasa dikenal dengan istilah buta aksara. Warga

belajar yang mengikuti program keaksaraan dasar di PKBM Gilang Tiara

ini dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yaitu Angka melanjutkan

sekolah masih rendah, terutama ketingkat SMP dan SMA, Mayoritas

masyarakat Kecamatan Setu berpenghasilan rendah dan kurangnya

tenaga terampil, khususnya keahlian yang dibutuhkan dunia usaha dan

sudah pernah mengikuti program keaksaraan kemudian tidak dipelajari

secara terus menerus yang akhirnya warga belajar tersebut mengalami

buta aksara kembali.51

Sebelum PKBM Gilang Tiara berdiri sampai sekarang, program

keaksaraan dasar ini sudah jauh direncanakan pada saat masih

50 Siti Aminatun Istianah, “Pendiidkan Nonformal Sebagai Alternatif Pembinaan Anak Jalanan

(Studi Kasus di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2013, h. 42

51

Hasil wawancara dengan Ihat Husnul, Penyelenggara PKBM Gilang Tiara, pada hari Kamis,

19 Oktober 2017 pukul 11.00 WIB Rumah Ibu Ihat Husnul

42

menyandang nama ITT (Ikatan Tetangga) Gilang Tiara tepatnya pada

tahun 1995, sampai nama ITT tersebut berubah secara resmi menjadi

PKBM pada tahun 2001. Ketika masa transisi tersebut, program

keaksaraan dasar lebih dikenal dengan nama keaksaran fungsional. Pada

tahun 2005 hingga 2010 pemerintah Indonesia melalui Dinas Pendidikan

Kabupaten Bekasi memiliki Gerakan Nasional Percepatan

Pemberantasan Buta Aksara (GNPBA) melalui program keaksaran

fungsional, dan hal tersebut sejalan dengan visi misi PKBM Gilang

Tiara.

Ketua penyelenggara dan ketua program PKBM Gilang Tiara,

beserta aparat pemerintah setempat (melalui RT dan RW) di tahun 2010

hingga 2012 menyisir masyarakat sekitar untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan terkait dengan masyarakat yang masih mengalami buta

aksara. Hal ini dilakukan karena program keaksaraan fungsional ini tidak

rutin dilakukan setiap tahunnya, ketika pemerintah kabupaten membuka

kuota untuk keaksaraan fungsional bagi PKBM yang terpilih, maka

barulah PKBM tersebut menyisir masyarakat sekitar yang membutuhkan.

Keaksaraan fungsional berubah nama menjadi keaksaraan dasar

pada tahun 2012 sekaligus dimulainya program keaksaraan dasar hingga

tahun 2015. Pada tahun 2016 hingga 2017 PKBM Gilang Tiara tidak

mendapatkan kuota untuk program keaksaraan dasar, dan digantikan

dengan program Keterampilan Usaha Mandiri (KUM) yang mana

program tersebut ditujukan untuk memberikan pelatihan yaitu pelatihan

menjahit bagi warga belajar di PKBM Gilang Tiara. Program keaksaraan

dasar dimulai kembali di PKBM Gilang Tiara pada tahun 2017, yang

mana penyelenggara PKBM beserta aparatur pemerintah setempat

menyisir ulang masyarakat sekitar yang masih mengalami buta aksara.

1) Keadaan Warga Belajar Keaksaraan Dasar

Kondisi warga belajar di PKBM Gilang Tiara saat ini mengalami

peningkatan dari tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil wawancara

dengan ketua program keaksaraan dasar, beliau memaparkan

43

bahwasanya pada tahun 2017 terdapat 8 kelompok belajar yang mana

masing-masing kelompok belajar terdiri dari 10 warga belajar.52

Warga belajar di PKBM Gilang Tiara cenderung didominasi oleh

kaum perempuan dengan tingkat usia yang beragam dari mulai usia

20 tahunan hingga 80 tahunan. Di bawah ini merupakan data warga

belajar terkait dengan jenis kelamin dan kisaran usia.

Tabel 4.1

Data warga belajar berdasarkan tingkat usia

No Tingkat Usia Laki-laki Perempuan Jumlah

1 20 - 30 Tahun 1 3 4

2 30 - 40 Tahun 1 17 18

3 40 – 50 Tahun 2 21 23

4 50 – 60 Tahun 4 22 26

5 60 – 70 Tahun 2 4 6

6 70 – 80 Tahun 1 2 3

Total 11 69 80

Berdasarkan data tersebut kita dapat melihat minat warga belajar

untuk mengikuti keaksaraan dasar cukup tinggi. Hal ini juga disebabkan

karena selain mereka mempelajari keaksaraan dasar, mereka pun

dibekali dengan program keterampilan sehingga memotivasi mereka

untuk selalu hadir di setiap proses pembelajaran.

Warga belajar yang mengikuti keaksaraan dasar di PKBM Gilang

Tiara memiliki latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda, mulai dari

Ibu Rumah Tangga (IRT) hingga buruh di suatu pabrik. Tapi hal ini

tidak menyurutkan semangat mereka untuk mengenyam pendidikan,

khususnya bagi mereka yang masih buta aksara. Berikut merupakan

data mengenai warga belajar yang ditinjau berdasarkan tingkat

pekerjaan.

52 Hasil wawancara dengan Lilis Nina, Ketua Program Keaksaraan Dasar PKBM Gilang Tiara,

pada hari Rabu, 25 Oktober 2017 pukul 13.00 WIB Rumah PKBM Gilang Tiara

44

Tabel 4.2

Data warga belajar berdasarkan tingkat pekerjaan

No Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 IRT - 54 54

2 Pedagang 2 10 12

3 Petani 2 10 12

4 Buruh 2 - 2

Total 6 74 80

Dengan adanya program keaksaraan dasar ini, diharapkan dapat

merealisasikan harapan warga belajar agar dapat membaca, menulis,

dan berhitung, serta menguasai keterampilan yang telah diajarkan untuk

dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2) Keadaan Tutor Keaksaraan Dasar

Agar pembelajaran di PKBM Gilang Tiara berlangsung secara

efektif dan terarah, maka dibutuhkan peran serta dari tutor untuk

mengajarkan para warga belajar. Tutor disini merupakan pendidik yang

bertugas mengajarkan dan membimbing warga belajar untuk membaca,

menulis dan berhitung secara benar, sekaligus bertugas untuk

memberikan motivasi warga belajar agar tetap bersemangat mengikuti

program keaksaraan dasar. Selain itu, tutor juga berperan aktif

membimbing dan mengajarkan pendidikan agama bagi warga belajar

yang membutuhkan seperti mengaji, membaca surat-surat pendek dan

bacaan sholat di sela-sela proses pembelajaran.

Tutor pada program keaksaraan dasar ini keseluruhan bertempat

tinggal di sekitar PKBM Gilang Tiara yaitu di Desa Muktijaya. Latar

belakang mereka pun bermacam-macam, ada yang lulusan dari sekolah

tingkat menengah atas (SLTA) ataupun perguruan tinggi (S1). Berikut

data tutor di PKBM Gilang Tiara.

45

Tabel 4.3

Data Tutor Program Keaksaraan Dasar PKBM Gilang Tiara

No Nama P/L Umur Pendidikan

Terakhir Alamat

1 Iis Andriani

S.Pd P 49 S1

Kp Gaok RT 01

RW 01 Desa

Muktijaya

2 Yayah

Rohayah P 45 SLTA

Kp Gaok RT 02

RW 01 Desa

Muktijaya

3 Icah

Holisoh P 30 SLTA

Kp Cigelam

Desa Muktijaya

4 Lilis Nina

S.Pd P 45 S1

Kp Gaok RT 01

RW 01 Desa

Muktijaya

5 Misih

Milaswati P 36 SLTA

Kp Cisaat Desa

Muktijaya

6 Firmasnyah

S.H L 33 S1

Kp Gaok RT 02

RW 01 Desa

Muktijaya

7 Rosyati P 44 SLTA Kp Cigelam RT

02 RW 02

8 Fiktori L 34 SLTA Kp Gaok RT 03

RW 01

Para tutor yang tergabung tersebut memiliki tujuan yang sama

yakni memberikan pendidikan kepada masyarakat luas yang mengalami

buta aksara agar mereka dapat memiliki kemampuan membaca,

menulis, dan berhitung. Dengan adanya keselarasan tujuan antara

PKBM Gilang Tiara dan para tutor untuk memberantas buta aksara,

diharapkan dapat dengan mudah merealisasikan tujuan tersebut

bersama-sama.

46

B. Deskripsi, Analisis dan Interpretasi Data

1. Pelaksanaan Program Keaksaraan Dasar dalam Memberantas Buta

Aksara

1) Perencanaan Program Keaksaraan Dasar

a. Pendataan Masyarakat Buta Aksara

Pendataan warga belajar dilakukan oleh pihak PKBM

bekerja sama dengan instansi pemerintahan setempat, yaitu dengan

kepala desa Muktijaya dan RT/RW. Prosedur yang dilakukan yakni

dengan cara melihat database penduduk yang dimiliki oleh

kelurahan dan RT/RW setempat, selanjutnya pihak PKBM

membagi data penduduk yang di dapatkan dari pihak desa untuk

diklasifikasikan sesuai jenjang pendidikan, kelamin, dan ekonomi.

Kemudian pihak PKBM dan pihak desa memutuskan warga mana

saja yang berhak mendapatkan pembelajaran keaksaraan dasar

masyarakat yang dikategorikan sebagai masyarakat yang

membutuhkan pendidikan buta aksara. Hal ini disampaikan oleh

ketua Penyelenggara sebagai berikut:

Sebelum mendata warga belajar yang memerlukan pendidikan,

kami meminta izin kepada kepala daerah atau lurah untuk

mengadakan program keaksaraan dasar dan memiliki data

masyarakat yang kira-kira sudah berumur namun memerlukan

pendidikan. Setelah itu ibu mengunjungi RW dan RT yang diawali

dengan RW dan RT sekitar lingkungan PKBM Gilang Tiara untuk

berdiskusi mengenai siapa yang saja masyarakat buta aksara. Dan

setelah berdiskusi, kami mendata masayarakat yang buta aksara

dan mengundang masyarakat untuk menghadari sosialisasi tentang

program keaksaraan dasar.53

Seiring berjalannya program keaksaraan dasar, bukan hanya

masyarakat yang dekat dengan lingkungan PKBM Gilang Tiara

yang dapat merasakan program keaksaraan dasar, melainkan

masyarakat luas yang berbeda desa dengan lokasi PKBM Gilang

Tiara pun dapat mengikuti program keaksaraan dasar ini. Setelah

53 Hasil wawancara dengan Ihat Husnul, Penyelenggara PKBM Gilang Tiara, pada hari Kamis,

19 Oktober 2017 pukul 11.00 WIB Rumah Ibu Ihat Husnul

47

dilakukan pendataan, langkah selanjutnya yaitu pihak PKBM

melakukan sosilisasi terkait dengan program keaksaraan dasar ini.

Salah satu tutor menuturkan tentang pendataan yang

mereka lakukan, dimana mereka harus terjun langsung dan

membujuk masyarakat agar memiliki kesadaran mengikuti

program keaksaran dasar. Mereka juga harus melakukan

pendekatan langsung terhadap masyarakat agar mereka respon

terhadap pelaksanaan program keaksaraan dasar. Berikut penuturan

beliau:

Pendataan dilakukan oleh penilik pendidikan non formal

dan informal dan dibantu oleh RT, tutor dan penyelenggara

program keaksaran dasar dengan terjun langsung ke masyarakat

memberikan sosialisasi tentang program keaksaraan dasar serta

memberikan pemahaman tentang pentingnya program ini. Mereka

memberikan penawaran kepada masyarakat untuk mengikuti

program keaksaraan dasar secara gratis. Mereka juga berusaha

memberi pengertian kepada penyandang buta aksra agar mau

mengikuti program ini.54

Pendataan ini penting dilakukan supaya program yang ada

tepat sasaran kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan

pendidikan. Dari pendataan calon warga belajar periode 2017

terjaring sekitar 150 orang yang membutuhkan pendidikan,

selanjutkan masyarakat ini diajak untuk sosialiasasi tentang

program keaksaraan dasar di PKBM Gilang Tiara.

b. Sosialisasi Program Keaksaran Dasar

Sosialisasi diperlukan untuk mengenalkan program dan

tujuan pembelajaraan yang akan dilakukan oleh lembaga kepada

masyarakat. Sosialiasi keaksaraan dasar diselenggarakan oleh

PKBM Gilang Tiara yang bekerja sama dengan pihak RT/RW.

54 Hasil wawancara dengan Lilis Nina, Ketua Program Keaksaraan Dasar PKBM Gilang Tiara,

pada hari Rabu, 25 Oktober 2017 pukul 13.00 WIB Rumah PKBM Gilang Tiara

48

Sosialisasi ini diadakan pada awal program keaksaraan dasar akan

di mulai. Pihak penyelenggara mengajak masyarakat buta aksara

untuk mengikuti sosialisasi program keaksaran dasar. Namun pada

pelaksanaannya bukan hanya masayarakat yang sudah didata oleh

pihak penyelenggara saja yang bisa mengikuti program sosialisasi

tapi diperuntuukan juga bagi masayarakat yang ingin mengikuti

sosialisasi program ini sehingga masayarakat tertarik untuk belajar.

Pernyataan ketua program keaksaraan dasar yaitu :

Sasaran program keaksaraan ini bukan hanya untuk masyarakat

buta aksara yang sudah didata oleh pihak PKBM Gilang Tiara saja,

namun kepada masyarakat yang ingin belajar menulis, membaca

dan berhitung dengan keinginan yang timbul dari diri masyarakat

itu sendiri.55

Dalam sosialisasi ini, pihak PKBM memperkenalkan

program keaksaraan dasar dan mengajak kepada masyarakat untuk

mengikuti pembelajaran keaksaraan dasar agar masyarakat dapat

mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat yaitu

dengan belajar membaca, menulis, berhitung dan ketrampilan

lainnya.

Tutor pun ikut terlibat dalam mensosialisasikan program

keaksaraan dasar dengan cara mendatangi langsung ke rumah

masyarakat dan mengajak mereka untuk turut ikut serta mengikuti

program keaksaraan dasar. Keterlibatan tutor dilakukan untuk

mengenalkan dengan masyarakat dan untuk menarik minat

masyarakat. Namun terdapat hambatan dalam proses sosialisasi

yaitu sulitnya meyakinkan masyarakat untuk mengikuti program

ini, karena memang masyarakat merasa tidak membutuhkan

pendidikan.

Hasil dalam kegiatan sosialisasi ini berupa data nama-nama

masyarakat yang mengikuti pembelajaran keaksaraan dasar.

55Hasil wawancara dengan Lilis Nina, Ketua Program Keaksaraan Dasar PKBM Gilang Tiara,

pada hari Rabu, 25 Oktober 2017 pukul 13.00 WIB Rumah PKBM Gilang Tiara

49

Sehingga PKBM dapat membuat pemetaan tentang kebutuhan

masyarakat untuk memberantas buta aksara. Ada sekitar 8

kelompok belajar, yang terdiri di setiap 1 kelompok belajar

tersebut 10 warga belajar dan dibimbing oleh 1 tutor. Lihat

lampiran 6 Data Warga Belajar.

c. Identifikasi Kebutuhan dan Kemampuan Awal Warga Belajar

Buta Aksara

Pendataan kemampuan warga belajar ini bertujuan untuk

mengetahui sebatas mana kemampuan yang dimiliki warga belajar,

khususnya untuk membaca, berhitung dan menulis. Pada

pertemuan pertama proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM),

tutor memberikan pretest yang bertujuan untuk mengetahui

kemampuan yang dimiliki oleh warga belajar. Proses pretest

dilakukan oleh tutor dengan menyiapkan daftar pertanyaan untuk

warga belajar tentang biodata, menilai kemampuan menulis,

menilai kemampuan membaca, menilai kemampuan berhitung.

Dari hasil pretest tersebut tutor dapat menilai dan mengetahui

sejauh mana kemampuan warga belajar tersebut.

Tabel 4.4

Lembar Penilain Pretest Warga Belajar 56

NO Keterampilan

Calistung

Menguasai

/ Tidak

Menguasai

Keterangan

A MENULIS

1

Menuliskan ( sesuai

dengan standar

kompetensi

keaksaraan tingkat

dasar )

a. Tidak dapat

menulis

b. Dapat menulis

huruf menjadi,

tetaapi perlu

bantuan untuk

mengeja huruf

demi huruf

.

2

Mencontoh tulisan

dari kertas lain /

menyalin tulisan.

3 Menulis kalimat

56

Profil PKBM Gilang Tiara, 2017.

50

sendiri

4 Menulis paragraph

sendiri

B MEMBACA

1

Membaca (sesuaikan

dengan standar

kompetensi

keaksaraan dasar )

a. Belum mengenal

huruf sama sekali

atau sebagian

saja

b. Sudah membaca

kata, tetapi

terpata- pata

c. Kenal huruf,

tetapi belum

dapat mebaca

rangkaian huruf

menjadi satu kata

2

Membaca paragraf

pendek dengan

lancar

a. Sudah membaca

dengan benar

b. Memahami

makna setiap

kata yang dibaca

dengan benar.

C BERHITUNG

1

Mengenal angka

satuan, puluhan,

ratusan, ribuan.

2

Berhitung ( sesuai

dengan standar

kompetensi

keaksaraan tingkat

dasar )

3

Menjumlah,

mengurang dan

menuliskannya

dengan

menggunakan

lambing + dan –

4

Menjumlah dan

mengurang di luar

kepala

Dengan adanya test kemampuan ini dapat diketahui

kemampuan awal yang dimiliki warga belajar. Hal tersebut

dilakukan sebagai acuan tutor pribadi (bukan untuk konsumsi

51

warga belajar lainnya) dalam mengajar dan mengklasifikasikan

warga belajar mana yang harus lebih ditekankan dalam pemberian

materi saat KBM berlangsung.

d. Penentuan Kelompok Belajar dan Tempat Belajar

Warga belajar yang mengikuti program keaksaraan dasar

adalah masyarakat desa muktijaya yang sebagian besar ibu rumah

tangga dan berlatar belakang pendidikan dasar bahkan ada yang

tidak pernah sama sekali mengikuti pendidikan formal namun

mereka masih mempunyai semangat tinggi untuk belajar.

Warga belajar yang mengikuti program ini rata-rata berusia

30 - 80 tahun, namun tidak ada pengelompokkan warga belajar

berdasarakn usia. Warga belajar dikelompokan berdasarkan tempat

tinggal, agar memudahkan proses pembelajaran. Pada prinsipnya

mereka melaksanakan pembelajaran dekat dengan tempat tinggal

agar tidak ada kendala dengan jarak.

Penentuan tempat belajar ditentukan oleh pihak

penyelenggara dengan kesepakatan dengan warga belajar

bertujuan untuk membuat warga belajar lebih nyaman dalam

melaksanakan kegiatan belajar, serta memudahkan mereka untuk

akses menuju ke tempat belajar.

Berdasarkan hasil pengamatan saat KBM, warga belajar

dengan berbagai usia mengikuti proses KBM, tingkat kemampuan

mereka pun berbeda-beda. Ada yang sudah bisa mengikuti

instruksi tutor ketika ditugaskan untuk menulis, ada yang masih

kebingungan dengan apa yang ditugaskan oleh tutor dan merasa

sulit untuk menulis karena mereka tidak terbiasa memegang alat

tulis sehingga masih kaku dalam menulis.57

Kondisi tersebut terjadi

karena dalam pengelompokan warga belajar hanya berdasarkan

tempat tinggal, pengelompokkan bukan berdasarkan usia dan

57 Hasil observasi KBM, Rabu 04 Oktober 2017.

52

kemampuan. Pengelompokkan akan lebih efektif sebaiknya

berdasarkan kemampuan warga belajar karena ini akan

memudahkan tutor dalam melakukan pembelajaran.

e. Penentuan Tutor

Peran tutor dalam pembelajaran keaksaraan dasar tidak

hanya menyampaikan materi, namun sebagai orang yang dapat

memberikan pendidikan dengan model pembelajaran untuk orang

dewasa, yang mana warga belajar ini bukanlah peserta didik yang

berada di usia sekolah. Tutor disini bukanlah hanya seseorang yang

berlatar belakang dari lulusan kependidikan saja, melainkan

seseorang yang menguasai model pembelajaran orang dewasa dan

memahami karakteristik pendidikan orang dewasa. Selain dari pada

itu, tutor juga harus memiliki kemampuan pendekatan personal

dengan warga belajar, sebab dengan pendekatan ini tutor dapat

mengetahui kemampuan masing-masing warga belajar. Dengan hal

itu maka penyelenggara mempunyai standarisasi untuk merekrut

seorang tutor. Ada beberapa persyaratan sebagai tutor antara lain:

1. Minimal pendidikan SLTA

2. Memiliki semangat berbagi ilmu

3. Memiliki keterampilan yang dibutuhkan masyarakat

4. Memahami karakteristik warga belajar

5. Siap menjadi tutor sampai program selesai.58

Tutor di PKBM Gilang Tiara ini berdomisili tidak jauh dari

lokasi belajar, yang mana masih dalam desa yang sama yaitu desa

Muktijaya. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari salah satu

tutor PKBM Gilang Tiara, beliau mengatakan bahwa ada sebagian

dari tutor tersebut yang direkrut karena warga dekat dengan ketua

penyelenggara. Namun ada juga tutor yang melalui proses seleksi,

58 Hasil wawancara dengan Ihat Husnul, Penyelenggara PKBM Gilang Tiara, pada hari Kamis,

19 Oktober 2017 pukul 11.00 WIB Rumah Ibu Ihat Husnul

53

biasanya mereka datang langsung ke PKBM Gilang Tiara dan

diseleksi langsung oleh ketua penyelenggara.

Pernyataan dari ketua program Keaksaraan Dasar yaitu :

Sebagian besar tutor yang mau membantu dalam

pelaksankaaan program keakasraan dasar ini berprofesi sebagai

guru atau mereka yang peduli pada pendidikan, punya jiwa

pengabadian pada masyarakat. Kalau tidak ya yang mau saja

karena memang tugas ini berat, dibutuhkan kesabaran dan

ketelatenan jadi kriteria tidak menjadi syarat mutlak untuk mencari

tutor.59

Pemaparan tersebut menggambarkan bahwa dibutuhkan

keaktifan tutor untuk mensukseskan pelaksanaan program

keaksaraan dasar, hal ini dikarenakan warga belajar tidak

membutuhkan dan tidak merasa rugi walaupun tidak mengikutinya.

Selain itu banyak warga belajar yang memiliki motivasi belajar

yang sangat rendah sehingga tidak menepati jadwal pembelajaran

yang sudah ditetapkan. Banyak warga belajar yang tidak mau

datang kalau tidak dijemput oleh tutornya sendiri. Ada yang malu

untuk ikut kegiatan belajar, ada yang dengan alasan banyak

pekerjaan maka mereka mengurungkan niatnya untuk belajar atau

bahkan ada yang memang malas untuk ikut belajar. Melihat hal ini

maka tutor sangat berperan untuk memberi motivasi para warga

belajar agar memiliki kesadaran penuh untuk mengikuti proses

belajar. Tutor juga memiliki pengaruh yang besar dalam suksesnya

pelaksanaan program keaksaran dasar ini. Dengan demikian

dibutuhkan tutor yang kesabaran dalam mengajak warga belajar

untuk terus belajar.

f. Penentuan Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang

digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang

59 Hasil wawancara dengan Lilis Nina, Ketua Program Keaksaraan Dasar PKBM Gilang Tiara,

pada hari Rabu, 25 Oktober 2017 pukul 13.00 WIB Rumah PKBM Gilang Tiara

54

pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan warga belajar

sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Pemilihan

media pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan

kualitas proses belajar warga belajar. Media pembelajaran tidak

harus selalu modern yang terpenting bisa untuk membantu

menjelaskan kepada warga belajar dan juga mampu meningkatkan

motivasi belajar warga belajar. Hal inilah yang juga disampaikan

oleh salah satu tutor PKBM Gilang Tiara yaitu :

Pengajaran akan lebih menarik perhatian warga belajar apabila

disertai dengan media pembelajaran yang tepat sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar warga belajar. Selain itu, manfaat

yang diperoleh antara lain pengajaran akan lebih jelas maknanya

dan mudah dipahami oleh warga belajar.60

Dari hasil wawancara oleh beberapa tutor dan diselaraskan

dengan kondisi yang sebenarnya bahwasanya banyak manfaat yang

didapatkan dengan adanya media pembelajaran dalam program

keaksaraan dasar ini, terlebih hal ini memudahkan pembelajaran

bagi warga belajar. Selain untuk memudahkan, media

pembelajaran disini juga dapat menstimulus para warga belajar

untuk lebih aktif dan semangat dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada saat

KBM, tutor menggunakan media sederhana yang digunakan saat

pembelajaran yaitu alat tulis seperti pensil, buku agenda

pembelajaran, papan tulis dan spidol. Hal tersebut cukup

memudahkan warga belajar dalam mengikuti proses belajar

mengajar. 61

g. Perencanaan Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur seberapa besar

keberhasilan yang telah dicapai oleh warga belajar dalam

60 Hasil wawancara dengan Rosyati, Tutor Keaksaraan Dasar dan Keterampilan pada hari

Kamis, 02 November 2017, pukul 10.00 WIB PKBM Gilang Tiara 61

Hasil observasi KBM, Rabu 04 Oktober 2017.

55

mengikuti kegiatan belajar dan mengukur kinerja para

penyelenggara dan para tutor dalam melaksanakan kewajibannya

masing-masing. Evaluasi juga sebagai langkah untuk mengetahui

seberapa jauh keberhasilan program keaksaraan dasar. Evaluasi

pembelajaran dalam program keaksaraan dasar mencakup 3

tahap yaitu pra- pembelajaran, pembelajaran dan paska

pembelajaran yang mana dilakukan oleh pihak PKBM sendiri

ataupun dari dinas pendidikan terkait, termasuk tutor ikut dalam

evaluasi tersebut. Berikut penuturan ketua program keaksaraan

dasar terkait dengan perencanaan evaluasi, “Evaluasi dilakukan

sebelum, saat, dan sesudah pembelajaran selesai, sehingga dapat

diketahui hasil dari pembelajaran tersebut”.62

Hal itupun sesuai dengan penuturan ketua penyelenggara yaitu :

Pembelajaran keaksaraan ini kita melaksanakan evaluasi tiga

kali, di awal pertama mulai pembelajaran, saat pembelajaran dan

akhir atau paska. Evaluasi menjadi kewenangan tutor, apa yang

bisa di ujikan tetapi selalu di monitoring baik dari PKBM maupun

dari dinas pendidikan dan di akhir setelah lulus mendapatkan ijazah

/ SUKMA (Surat Keterangan Melek Aksara).63

Evaluasi penilaian akhir dilakukan untuk menentukan

seberapa mampu warga belajar untuk melek aksara atau mampu

untuk membaca, menulis dan berhitung. Dengan memberikan soal-

soal yang berkaitan dengan kompetensi menulis, membaca dan

berhitung.

Saat proses KBM telah selesai maka akan diadakan penilain

akhir untuk mengetahui sejauh mana kemampuan warga belajar

setelah mengikuti pembelajaran dengan memberikan tes tulis mau

tes non tulis. Setiap soal dalam intrumen penilaian akhir harus

disertai pedoman penskoran secara rinci, sehingga tidak diperlukan

62 Hasil wawancara dengan Lilis Nina, Ketua Program Keaksaraan Dasar PKBM Gilang Tiara,

pada hari Rabu, 25 Oktober 2017 pukul 13.00 WIB PKBM Gilang Tiara

63 Hasil wawancara dengan Ihat Husnul, Penyelenggara PKBM Gilang Tiara, pada hari Kamis,

19 Oktober 2017 pukul 11.00 WIB Rumah Ibu Ihat Husnul

56

adanya pembobotan dengan demikian bisa dipergunakan skala 100

dengan rumus :

Membaca = Jumlah skor membaca yang diperoleh x 100

Jumlah skor maksimal soal membaca

Menulis = Jumlah skor menulis yang diperoleh x 100

Jumlah skor maksimal soal menulis

Berhitung = Jumlah skor berhitung yang diperoleh x 100

Jumlah skor maksimal soal berhitung

Kriteria nilai bagi warga belajar yang mengikuti penilaian

akhir pembelajaran keaksaraan dasar dan dijadikan acuan untuk

memformulasikan nilai membaca, menulis dan berhitung dalam

blangko SUKMA adalah sebagai berikut :

Rentang Nilai Klasifikasi Nilai Predikat

86 – 100 A Sangat Baik

70 – 85 B Baik

55 – 69 C Cukup

< 54 D Kurang

Hasil dari penilaian akhir ini yang nanti nya akan

menenentukan warga yang mendapatkan SUKMA, dengan

minimal nilai akhir 55 dengan kriteria cukup dan disiplin selama

mengikuti pembelajaran (80 % kehadiran). Hasil penilaian harus

memberikan informasi yang akurat tentang pencapaian kompetensi

warga belajar. Hal ini dimana nantinya hasil penilian akhir

menentukan apakah warga belajar sudah pantas untuk diberikan

SUKMA (Surat Keterangan Melek Aksara) atau belum. Dengan

demikian keberhasilan pelaksanaan program keaksaraan dasar

dapat ditingkatkan baik secara kualitas maupun kuantitas dan

warga belajar yang belum mendapatkan SUKMA pada akhir

program bisa mengikuti program keaksaraan dasar ditahun

berikutnya.

Dari evaluasi tersebut akan di ketahui hasil dari proses

pembelajaran dan menentukan seberapa berperannya PKBM

57

Gilang Tiara dalam memberantas buta aksara di desa Muktijaya.

2) Pembelajaran Keaksaraan Dasar

a. Jadwal pembelajaran keaksaraan dasar

Program keakasaraan dasar mempunyai jadwal

pembelajaran yang sudah ditentukan dari awal perencanaan, yang

tentunya sudah disesuaikan dengan waktu yang dimiliki warga

belajar dalam kegiatan sehari-harinya. Program ini diselenggarakan

pada siang hari agar mereka fokus untuk mengikuti pembelajaran

dan tidak menganggu pekerjaan mereka dirumah, serta agar dapat

menyelesaikan kewajiban mereka terlebih dahulu. Proses KBM

diadakan 2 kali pertemuan dalam seminggu yaitu pada hari selasa

dan rabu. Berikut merupakan jadwal pembelajaran untuk program

keaksaraan dasar di PKBM Gilan Tiara.

Tabel 4.5

Jadwal pembelajaran keaksaraan dasar

Nama

Kelompok Tutor Hari

Waktu dan

Tempat

RT 02 Kp

Gaok

(3 Kelompok)

1. Iis

Andriyani

2. Yayah

Rohayah

3. Icah

Holisoh

Selasa

Rabu

12.00 – 14.00 Wib

12.00 – 14.00 Wib

Rumah ibu mandor

RT 03 Kp

Cigelam

(3 Kelompok)

1. Rima

Kharima

2. Misih

Milaswati

3. Firmasnyah

Selasa

Rabu

12.00 – 14.00 Wib

12.00 – 14.00 Wib

Rumah ibu RT

Kp Mangga

Desa

Muktijaya

(2 Kelompok)

1. Rosyati

2. Fiktori

Selasa

Rabu

12.00 – 14.00 Wib

12.00 – 14.00 Wib

Rumah Ibu Hj

Namah

58

Selain proses kegiatan belajar mengajar (KBM) terkait

dengan keaksaraan dasar, warga belajar juga dibekali dengan

kegiatan tambahan lainnya yaitu kegiatan keterampilan yang

diselenggarakan pada hari Senin pukul 13.00 WIB yang berlokasi

di PKBM Gilang Tiara. Warga belajar diberikan kegiatan

keterampilan yang mana dapat bermanfaat bagi kehidupan mereka

sehari-hari dan dapat menambah kemampuan mereka.

Keterampilan yang diberikan di PKBM Gilang Tiara antara lain

keterampilan menjahit dan keterampilan tata boga (pembuatan bolu

kukus dan kue tradisional lainnya).

Hasil dari pengamatan yang dilakukan, apabila warga

belajar sedang memiliki semangat untuk belajar, terkadang

melewati batas waktu belajar yang telah ditentukan. Program

pembelajaran keaksaran dasar tidak harus sesuai dengan ketentuan

waktu yang diberikan, akan tetapi tutor juga dapat memberikan

mereka kesempatan untuk melanjutkan pembelajaran hingga

meraka menyatakan untuk selesai dan bergegas untuk pulang.64

Namun baiknya estimasi waktu tetap diperhitungkan, agar

pembelajaran tetap berjalan secara efektif dan sesuai dengan tujuan

yang diharapkan.

b. Materi pembelajaran

Materi keaksaraan dasar dibuat sesuai dengan kebutuhan

untuk mengetahui kemampuan warga belajar, sehingga dapat

memicu warga belajar untuk selalu bersemangat mengikuti

pembelajaran. Pembelajaran keaksaraan dasar mengajarkan warga

belajar untuk bisa membaca, menulis dan berhitung. Materi

keaksaraan dasar sendiri dapat dilihat pada lampiran 14.

Dalam pelaksanaan materi pembelajaran tersebut, tutor

tidak diwajibkan untuk menuntaskan keseluruhan isi materi. Hal

64

Hasil Observasi KBM, 24 Oktober 2017.

59

ini dilakukan karena tutor melihat kemampuan warga belajar itu

sendiri, sebab itu tidak dipaksakan untuk menyelesaikan seluruh

materi. Pada proses pembelajaran keaksaraan dasar, selain ilmu

mengenai keaksaraan dasar yang dapat diterapkan secara langsung

oleh tutor kepada warga belajar, isi dari materi tersebut juga

menanamkan sikap positif yang dapat diaplikasikan pada

kehidupan sehari-hari. Selain itu, ada pula penanaman sikap

regilius kepada warga belajar yaitu diberikan pelajaran mengenai

keagamaan antara lain seperti belajar mengaji, hapalan sholat dan

terkadang tutor mengingatkan untuk selalu melaksanakan

kewajiban sebagai umat muslim yaitu mengerjakan shalat lima

waktu. Kegiatan keagaman itu dilakukan disela-sela kegiatan

belajar mengajar (KBM) mereka. Sehingga diharapkan setelah

program ini selesai warga belajar mendapatkan berbagai macam

manfaat, yakni bertambah keilmuan secara akademik serta

memiliki nilai-nilai karakter baik.

c. Metode pembelajaran

Dalam proses pembelajaran keaksaraan dasar, tutor

melakukan kegiatan bimbingan dan pengajaran sesuai dengan

tahapan yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran formal,

yaitu: kegiatan awal pembelajaran (apersepsi dan sebagainya),

kegiatan inti pembelajaran dengan konsep andragogy

(pembelajaran orang dewasa) dan kegiatan akhir (evaluasi dan

refleksi). Disamping itu, dalam proses pembelajaran ini akan selalu

dikondisikan dengan minat dan kebutuhan warga belajar. Dalam

proses pengajaran tutor menyampaikan materi pembelajaran

dengan menggunakan metode ceramah dan praktek langsung agar

warga belajar aktif dalam menanggapi penjelasan dari tutor.

Pembelajaran keaksaraan dasar sendiri tidak hanya

membaca, menulis dan berhitung, tetapi juga menekankan pada

60

kompetensi keterampilan yang diajarkan melalui metode

pengajaran praktek langsung. Kegiatan tersebut dilakukan agar

pada saat program tersebut telah selesai, mereka dapat

menerapkan ilmu yang didapatkannya dalam kehidupan sehari-

hari.

Hasil pengamatan pembelajaran yang telah dilakukan,

pembelajaran dilalui beberapa tahapan dalam setiap kali

pertemuan yaitu:65

1. Pendahuluan

Kegiatan pembelajaran di awali dengan tutor membuka

pembelajaran diawali dengan berdoa sesuai agama dan

kepercayaan masing-masing, kemudian mengabsen warga

belajar setelah itu membangkitkan motivasi dan memfokuskan

perhatian warga belajar untuk aktif dalam proses pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

Tutor memerintah warga belajar untuk menyiapkan buku

agenda dan membuka halaman 13, selanjutnya tutor mulai

menjelaskan materi tentang huruf vokal dan huruf konsonan,

menjelaskan macam-macam huruf vokal dan konsonan dan

menjelaskan cara menggabungkan bacaan huruf vokal dan

konsonan. Setelah itu tutor membimbing warga belajar untuk

melafakan huruf konsonan berulang-ulang kali hingga warga

belajar terbiasa untuk melafalkannya. Serta membimbing

warga belajar dalam menulis kannya karena kebanyakan

warga belajar tidak terbiasa memegang pensil sehingga kaku

untuk menulis. Proses pembelajaran dilakukan dengan metode

ceramah, Tanya jawab dan praktek langsung.

3. Penutup

Pada tahap ini tutor mengakhiri pembelajaran yang dilakukan

dalam bentuk rangkuman atau simpulan dengan memberikan

65

Hasil Observasi, 26 September 2018.

61

gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari

selama kegiatan pembelajaran.

Gambar 4.1

Proses Pembelajaran

3) Evaluasi Pembelajaran Keaksaraan Dasar

Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur seberapa besar

keberhasilan yang telah dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti

kegiatan belajar dan mengukur kinerja penyelenggara dan tutor dalam

melaksanakan kewajiban masing-masing.

Dari hasil pengamatan yang diperoleh, penilaian hasil belajar

program keaksaraan dasar di PKBM Gilang Tiara mempunyai tiga

tahap yaitu:

1. Evaluasi sebelum proses pembelajaran

Penilaian ini dilakukan oleh penyelenggara bersama tutor dengan

tujuan untuk mengetahui kemampuan dan kesiapan dari warga

belajar tersebut, sebelum dimulainya proses pembelajaran yang

sesungguhnya. Selain itu, tahapan ini juga bertujuan untuk

mengetahui minat dan kebutuhan warga belajar itu sendiri.

2. Evaluasi saat proses pembelajaran

Evaluasi yang dinilai Tutor dalam proses pembelajaran adalah

sejauh mana kemampuan warga belajar dalam menyerap materi

62

pembelajaran, serta kehadiran dan semangat warga belajar dalam

mengikuti pendidikan keaksaraan dasar.

3. Evaluasi setelah pembelajaran atau penilaian akhir

Evaluasi dilakukan oleh penyelenggara dan pihak terkait (Dinas

Pendidikan), serta dilaksanakan di akhir periode dengan

mengujikan seluruh materi yang diajarkan. Aspek yang dinilai

oleh tutor adalah kemampuan warga belajar dalam menyerap

kemampuan pengetahuan dasar khususnya dalam pengetahuan

membaca, menulis dan berhitung.

Tabel 4. 6

Nilai hasil belajar warga belajar kelompok 1

No Nama Membaca Berhitung Menulis Ket

1 Narwi BT

Naman

56 62 60 66 56 62 L

2 Sa’ati 57 63 63 70 60 66 L

3 Ma’ah BT

Badengi

56 62 60 66 63 70 L

4 Wanti BT

Baim

58 64 58 64 56 62 L

5 Oni BT

Saipan

60 66 60 66 60 66 L

6 Suhandi

Bin Saldi

66 73 70 77 70 77 L

7 Bonin Bin

Sain

70 77 71 78 63 70 L

8 Warsih 70 77 72 80 59 65 L

9 Cacih BT

Juman

66 73 63 70 57 63 L

10 Ujang S 63 70 61 67 56 62 TL

Perhitungan Nilai Ibu Narwi BT Naman yaitu :

Membaca = Jumlah skor membaca yang diperoleh x 100

Jumlah skor maksimal soal membaca

= 56 x 100 = 62

90

Menulis = Jumlah skor menulis yang diperoleh x 100

Jumlah skor maksimal soal menulis

= 60 x 100 = 66

63

90

Berhitung = Jumlah skor berhitung yang diperoleh x 100

Jumlah skor maksimal soal berhitung

= 56 x 100 = 62

90

Dari perhitungan diatas nilai yang diperoleh Ibu Narwi BT Naman

rata-rata diatas 55 maka dengan demikian beliau dinyatakan Lulus dan

berhak untuk mendapatkan SUKMA dari PKBM Gilang Tiara.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa warga belajar yang

memperoleh nilai dengan rata-rata 55 dinyatakan lulus dengan disesuaikan

kehadiran warga belajar tersebut dalam mengikuti pembelajaran kemudian

mendapatkan SUKMA dari PKBM Gilang Tiara. Dan warga belajar yang

memperoleh nilai dengan nilai rata-rata kurang dari 55 dinyatakan tidak

lulus dan bisa mengikuti program keaksaraan dasar ditahun berikutnya.

Untuk mendapatkan blangko SUKMA, pihak penyelenggara

mengajukan permohonan kepada dinas pendidikan Kabupaten Bekasi

untuk mendapatkan blangko SUKMA dengan jumlah yang disesuiakan

dengan warga belajar yang mendapatkan SUKMA.

2. Peran PKBM Gilang Tiara dalam Pemberantasan Buta Aksara

a. Tempat Masyarakat Belajar

PKBM merupakan tempat masyarakat memperoleh berbagai ilmu

pengetahuan dan bermacam ragam keterampilan sesuai dengan

kebutuhan masyarakat, sehingga masyarakat dapat memiliki

keterampilan yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.66

Selain

itu, dengan adanya PKBM Gilang Tiara masyarakat yang buta aksara

bisa mendapatkan pendidikan membaca, menulis dan berhitumg

melalui program pendidikan keaksaraan dasar.

Sejak diselenggarakannya program keaksaraan dasar di PKBM

Gilang Tiara, warga belajar yang memperoleh Surat Keterangan Melek

66

66

Kamil, Mustofa. Pendidikan Nonformal: Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan Belajar

Mengajar (PKBM) di Indonesia (Sebuah Pembelajaran dari Komunikan Jepang), (ALFABETA,

Bandung: 2009), h. 89.

64

Aksara (SUKMA) mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini

menunjukan bahwa program keaksaraan dasar memiliki dampak yang

baik bagi masyarakat sekitar. Selain daripada itu, adanya minat dari

masyarakat sendiri yang sadar akan pentingnya pendidikan. Di bawah

ini merupakan persentase warga belajar yang mengikuti program

keaksaraan dasar dan telah mendapatkan SUKMA.

Tabel 4.7

Persentase Warga Belajar yang mendapatkan SUKMA

No Tahun Jumlah Warga

Belajar

Jumlah yang

mendapatkan

SUKMA

Presentase

1 2012 50 30 60 %

2 2013 60 40 66 %

3 2014 60 43 71 %

4 2015 60 45 75 %

5 2017 80 62 77 %

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui, bahwa setiap tahunnya

terjadi peningkatan warga belajar yang mengikuti program keaksaraan

dasar. Program ini terwujud seperti apa yang mejadi tujuan dari

PKBM Gilang Tiara yaitu untuk memberantas buta aksara di daerah

desa Muktijaya. Kemampuan warga belajar yang dimiliki pun tidak

hanya sebatas membaca saja, melainkan keterampilan menulis dan

berhitung, hingga pada akhirnya warga belajar memperoleh SUKMA

dari Dinas Pendidikan.

Pada tahun 2017 ada 8 kelompok belajar, yang terdiri di setiap

1 kelompok belajar tersebut 10 warga belajar. Namun dari 80 warga

belajar tersebut tidak semuanya memperoleh SUKMA, ini

dikarenakan warga belajar itu sendiri belum memenuhi standar

penilaian yang diberikan oleh tutor dan penyelenggara PKBM.

Pernyataan ketua program keaksaraan dasar yaitu :

Tidak semua warga belajar dapat mendapatkan SUKMA karena

ada penilaian yang harus dipenuhi warga belajar, ketika penilaian itu

tidak memenuhi standar maka warga belajar tidak dapat dinyatakan

65

lulus, namun jika belum lulus kemudian warga belajar masih ingin

belajar calistung maka warga belajar dapat mengikuti program

keaksaraan dasar ditahun berikutnya.67

Walaupun belum dinyatakan lulus untuk mendapatkan SUKMA

oleh penyelenggara PKBM Gilang Tiara, warga belajar masih memiliki

minat yang besar untuk tetap mengikuti pembelajaran keaksaraan dasar

pada tahun berikutnya. Hal ini berdampak positif bagi mereka, sebab ilmu

yang warga belajar dapatkan tidak dilupakan begitu saja. Hal ini dirasakan

oleh salah satu warga belajar yang bernama nemih, beliau menuturkan

bahwa meskipun belum dapat lulus dan mendapatkan SUKMA, namun

dengan mengikuti program keaksaraan ini dapat mengisi waktu luangnya,

serta menambah ilmu pengetahuannya

Program keaksaraan dasar ini diadakan ketika PKBM terpilih

mendapatkan kuota dari pemerintah daerah untuk mengadakan pendidikan

keaksaraan dasar. Tahun 2017 yang lalu, keaksaraan dasar diadakan untuk

menyisir warga belajar yang masih mengalami buta aksara. Penyebab dari

buta kasara itu pun bermacam-macam, ada yang disebabkan karena

memang warga belajar tersebut tidak menempuh pendidikan sama sekali,

atau ada pula yang disebabkan karena Drop Out dari sekolah, atau yang

disebabkan mereka tidak mempelajari kembali materi yang sudah

diberikan sehingga warga belajar tersebut mengalami buta aksara kembali.

b. Tempat Tukar Belajar

PKBM memiliki fungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran berbagai

informasi (pengalaman), ilmu pengetahuan dan keterampilan warga

belajar, sehingga antara warga belajar yang satu dengan yang lainnya bisa

saling mengisi. Setiap warga belajar sangat memungkinkan dapat berperan

sebagai sumber belajar bagi warga belajar lainnya (masyarakat lainnya).68

67 Hasil wawancara dengan Lilis Nina, Ketua Program Keaksaraan Dasar PKBM Gilang Tiara,

pada hari Rabu, 25 Oktober 2017 pukul 13.00 WIB Rumah PKBM Gilang Tiara

68

Kamil, Mustofa. op. cit., h 89

66

Dikarenakan fungsinya sebagai tempat belajar, maka fasilitas PKBM

Gilang Tiara pun harus memadai sebagai penunjang proses KBM. Dilihat

dari kondisi yang ada, sarana yang ada di PKBM Gilang Tiara

t e rb i l an g sudah cukup memadai, hal ini ditunjukkan dengan keberadaan

berbagai jenis sarana yang menunjang kelancaran administrasi program

pembelajaran keaksaraan dasar seperti perangkat notebook, meja, kursi,

alat tulis dsb. Keberadaan prasarana di PKBM Gilang Tiara cukup

memadai dengan adanya ruang pembelajaran, kantor beserta gedung

penunjang lain seperti ruang keterampilan dan perpustakaan / Taman

Bacaan Masyarakat (TBM) yang keseluruhannya menjadi daya dukung

dalam berjalannya program-program di PKBM Gilang Tiara.

Kegiatan pembelajaran program keaksaran dasar ini sudah mendapat

dukungan dari pemerintah yaitu berupa penyediaan sarana dan prasaran

bagi warga belajar sehingga para warga belajar tidak dituntut untuk

membayar sedikitpun. Sarana dan prasarana tersebut sangat standar berupa

alat tulis-menulis namun sudah bisa mendukung berjalannya proses

pembelajaran program keaksaraan dasar. Seperti yang diungkap ketua

program keaksaraan dasar.

“peralatan tulis menulis sudah disediakan dana dari pemerintah neng

sehingga warga belajar mengikuti kegaitan pembelajaran ini secara gratis

dan tidak perlu membeli peralatan karena sudah menerima buku, pensil,

penghapus dan pulpen kemudian untuk tempat pembelajaran dapat

digunakan rumah warga. 69

Penuturan dari salah satu warga belajar yakni, “ semua alat tulis, buku

tulis dan agenda sudah disedikan oleh PKBM. Jadi kita tinggal datang aja

ke tempat belajar Sama niat buat belajar aja..

Sarana dan prasarana yang ada di PKBM Gilang Tiara sudah cukup

memadai untuk program keaksaraan dasar. Hal ini dapat terlihat dari

beberapa sarana dan prasarana yang sudah tersedia, sehingga kegiatan

yang dilaksanakan pun berjalan dengan lancar dan efektif. Walaupun

69 Hasil wawancara dengan Lilis Nina, Ketua Program Keaksaraan Dasar PKBM Gilang Tiara,

pada hari Rabu, 25 Oktober 2017 pukul 13.00 WIB Rumah PKBM Gilang Tiara

67

sarana dan prasarana masih bresifat sederhana namun mampu mendukung

proses pembelajaran program keaksaran dasar

Kelengkapan sarana dan prasarana yang ada di PKBM Gilang

Tiara pun terbilang sudah cukup memadai, hal ini terlihat dari kondisi

sarana prasarana yang ada serta dikorelasikan dengan data yang dimiliki.

Di bawah ini akan disajikan data sarana dan prasarana yang dimiliki

PKBM Gilang Tiara.

Tabel 4.8

Sarana dan Prasarana PKBM Gilang Tiara

No Jenis Sarana dan

Prasarana

Kondisi

bangunan B,

KB, RB

Jumlah

1 Ruang Pembelajaran B 1 Lokal

2 Ruang Perpustakaan /

TBM

B 1 Lokal

3 Ruang keterampilan B 1 Lokal

4 Ruang Kantor B 1 Lokal

5 Papan tulis (white

board)

B 3 set 6 Meja dan Kursi B 30 set 7 Laptop

B 1 set

8 Printer B 1 buah

9 Lemari B 1 buah 10 Rak Buku B 3 buah

11 Alat-alat Keterampilan

B 5 Set

12 Tikar B 5 buah

13 Mesin Jahit

B 3 buah

Berdasarkan data tersebut dapat dijelaskan sarana dan prasaran

yang tersedia sudah dapat menunjang kelancaran proses pembelajaran

yang ada di PKBM Gilang Tiara. Sarana prasarana yang didapatkan

tersebut berasal dari pengajuan proposal ke Dinas Pendidikan

Kabupaten Bekasi. Pengajuan tersebut diajukan setiap tahunnya .

c. Pusat Informasi atau Taman Bacaan Masyarakat

Setelah membahas mengenai peran PKBM sebagai tempat

masyarakat belajar dan tukar belajar, peran yang tidak kalah pentingnya

yaitu sebagai pusat informasi. PKBM harus mampu berfungsi sebagai

68

bank informasi, artinya PKBM dapat dijadikan tempat menyimpan

berbagai informasi pengetahuan dan keterampilan secara aman dan

kemudian disalurkan kepada seluruh masyarakat atau warga belajar yang

membutuhkan.70

PKBM Gilang Tiara menyediakan perpustakaan atau Taman

Bacaan Masyarakat (TBM). Perpustakaan ini tidak hanya digunakan untuk

masyarakat yang buta aksara namun diperuntukkan untuk seluruh warga

belajar yang ada di PKBM Gilang Tiara yaitu warga belajar kesetaraan

(Paket A, Paket B dan Paket C) dan Anak-anak PAUD. Penjelasan ini

ditegaskan oleh Firmansyah yang berperan sebagai tutor Keaksaraan dasar,

“TBM ini bukan hanya untuk warga belajar keaksaraan dasar saja tapi

untuk seluruh warga belajar yang ada di PKBM Gilang Tiara dan terbuka

untuk umum, masyarakat sekitar pun boleh mengunjungi TBM Gilang

Tiara”.71

Namun yang disayangkan ialah keberadaan dari Taman Bacaan

Masyarakat (TBM) ini tidak dimaksimalkan oleh masyarakat sekitar,

khususnya warga belajar yang mengikuti proses pembelajaran di PKBM

Gilang Tiara. Minat yang kurang dari warga belajar merupakan salah satu

faktor TBM jarang dikunjungi. Tutor pun kerap kali mengajak dan

menginformasikan manfaat mengunjungi Taman Bacaan Mandiri (TBM)

tersebut. Seperti penuturan ibu Iis selaku tutor keaksaraan dasar,

Dalam proses pembelajaran saya sering memberi tahu kepada warga

belajar bahwa di PKBM Gilang Tiara ada TBM (Taman Bacaan

Masyarakat) dan saya pun menganjurkan mereka untuk mengujungi TBM

tersebut. Agar warga belajar lebih dapat mengenal huruf-huruf pada buku

bacaan tersebut. Saya pun ikut membimbing warga belajar di TBM.72

Cara yang dilakukan oleh Bu Iis tersebut terbilang cukup berhasil

dilakukan, namun tetap saja butuh pendampingan oleh para tutor. Hal ini

diungkapkan oleh tutor lainnya di PKBM Gilang Tiara,

70 Kamil, Mustofa. op. cit., h 89

71

Hasil wawancara dengan Firmansyah, Tutor Keaksaraan Dasar dan Keterampilan pada hari

Kamis, 08 November 2017 pukul 11.00 WIB PKBM Gilang Tiara

72

Hasil wawancara dengan Iis, Tutor Keaksaraan Dasar, pada hari Rabu, 1 November 2017

pukul 16.00WIB Rumah Ibu Iis

69

Bagi warga belajar keaksaraan dasar biasa nya mereka hanya sekedar

melihat buku-buku masak dan biasanyaa setiap kali ada jadwal untuk

kunjungan ke TBM warga belajar didampingi oleh tutor dan kemudian

tutor memberikan bimbingan kepada warga belajar dalam menjelaskan

buku tertentu.73

Dengan adanya Taman Bacaan Mandiri (TBM) sebagai wadah

pusat informasi bagi warga belajar di PKBM Gilang Tiara, nampaknya

perlu cara lain untuk menumbuh kembangkan minat warga belajar agar

tertarik mengunjungi TBM tersebut. Peran aktif dari penyelenggara dan

tutor nampaknya perlu diterapkan, dalam artian mereka tidak hanya

sekedar menginformasikan saja melainkan bersama-sama mengunjungi

Taman Bacaan Mandiri. Buku-buku yang ada di TBM pun nampaknya

perlu diperbaharui dan disesuaikan dengan kebutuhan warga belajar, hal

ini dilakukan agar TBM memiliki kebermanfaatan bagi warga belajar

sendiri.

d. Sentra Pertemuan Berbagai Lapisan Masyarakat

Tidak hanya berfungsi sebagai tempat pertemuan antara pengelola

dengan sumber belajar dan warga belajar, akan tetapi PKBM berfungsi

sebagai tempat berkumpulnya seluruh komponen masyarakat (tokoh

masyarakat, organisasi masyarakat, aparat pemerintah daerah, pengusaha,

LSM, dll.) dalam berbagai bidang sesuai dengan kepentingan, masalah dan

kebutuhan masyarakat.74

Peran inilah yang terlihat oleh PKBM Gilang Tiara. Ada beberapa

kegiatan atau kunjungan yang diselenggarakan atau berlokasi di PKBM

Gilang Tiara. Berikut beberapa kegiatan tersebut;

1. Kunjungan Kementerian Pendidikan dari Timor Leste ke PKBM

Gilang Tiara;

73 Hasil wawancara dengan Rosyati, Tutor Keaksaraan Dasar dan Keterampilan pada hari

Kamis, 02 November 2017 pukul 10.00 WIB PKBM Gilang Tiara

74 Kamil, Mustofa. Pendidikan Nonformal: Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan Belajar

Mengajar (PKBM) di Indonesia (Sebuah Pembelajaran dari Komunikan Jepang), (ALFABETA,

Bandung: 2009), h 90.

70

2. Penyuluhan mengenai Kebersihan, disertai dengan pembelian produk

Wings oleh PT Wings;

3. Demo masak oleh PT Prima;

4. Kunjungan dari PKK Kabupaten Bekasi;

5. Arahan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(KEMENDIKBUD) terkait program keaksaraan dasar; dan

6. Kunjungan dari Forum PKBM Indonesia.75

Beberapa kegiatan ataupun kunjungan yang telah diselenggarakan

tersebut tidak diagendakan sebelumnya oleh penyelenggara PKBM Gilang

Tiara. Hal inilah yang sangat disayangkan, sebab apabila penyelenggara

aktif untuk mengagendakan beberapa kegiatan tersebut sekaligus dalam

rangka mensosialisasikan PKBM Gilang Tiara pada masyarakat umum,

maka akan menjadi nilai tambah tersendiri. Sebab dengan adanya kegiatan

ini, maka pihak eksternal lebih mengenal PKBM Gilang Tiara dan

beberapa kegiatan internal yang dilaksanakan.

e. Pusat Penelitian Masyarakat

Dalam mengembangkan pendidikan nonformal, PKBM berfungsi

sebagai tempat menggali, mengkaji, menelaah (menganalisa) berbagai

persolaan atau permasalahan dalam bidang pendidikan nonformal dan

keterampilan, baik yang berkaiatan dengan program yang dikembangkan

di PKBM maupun berkaiatan dengan program-program lain yang selaras

dengan azas dan tujuan PKBM.76

Hal yang dilakukan oleh PKBM Gilang

Tiara terkait perannya sebagai pusat penelitian masyarakat ialah dengan

memberikan beberapa keterampilan untuk menambah kemampuan warga

belajar. Selain itu, kegiatan ini diselenggarakan agar warga belajar

75 Hasil wawancara dengan Ihat Husnul, Penyelenggara PKBM Gilang Tiara, pada hari Kamis,

19 Oktober 2017 pukul 11.00 WIB Rumah Ibu Ihat Husnul

76 Kamil, Mustofa. Pendidikan Nonformal: Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan Belajar

Mengajar (PKBM) di Indonesia (Sebuah Pembelajaran dari Komunikan Jepang), (ALFABETA,

Bandung: 2009), h. 90.

71

mengalami pengalaman belajar yang bervariasi (tidak monoton hanya

pembelajaran keaksaraan dasar).

Ada dua kegiatan keterampilan yang diselenggarakan oleh PKBM

Gilang Tiara yaitu keterampilan tata boga (Pembuatan kue tradisional, kue

bolu, dsb.) dan membuat boneka. Untuk keterampilan tata boga, warga

belajar diajarkan untuk membuat beberapa jenis kue yang mana nantinya

hasil kue yang telah dibuat oleh warga belajar di jual kepada beberapa

penjual kue kecil. Selain itu, kue tersebut juga dapat dijadikan sebagai

konsumsi warga belajar sendiri. Bahkan apabila ada konsumen yang

tertarik untuk memesan dalam jumlah yang banyak melalui PKBM Gilang

Tiara, maka warga belajar diperbantukan untuk membuat pesanan kue

tersebut dan nantinya keuntungan yang diperoleh seluruhnya diberikan

kepada warga belajar.

Selain keterampilan tata boga, ada pula keterampilan membuat

boneka yanga mana bahan-bahan untuk membuat boneka ini disediakan

oleh PKBM Gilang Tiara. Alat yang dipergunakan untuk membuat boneka

ini biasanya menggunakan mesin jahit, namun karena masih kurangnya

jumlah mesin jahit yang dimiliki maka ada beberapa warga belajar apabila

yang tidak menggunakan mesin jahit mereka menjahit secara manual atau

menggunakan tangan.

Dilihat dari kegiatan keterampilan yang diselenggarakan oleh

PKBM Gilang Tiara membawa dampak positif bagi warga belajar yang

mengikutinya. Hal ini diungkapkan oleh salah satu warga belajar PKBM

Gilang Tiara, “Alhamdulillah dengan mengikuti kegiatan keterampilan ini

saya jadi bisa buat kue tradisonal, kalau misalnya saya ada acara syukuran

jadi bisa bikin sendiri”.77

Diharapkan dengan adanya keterampilan ini, warga belajar

memiliki semangat yang tinggi untuk belajar dan menggali potensi dan

minat mereka. Selain dari pada itu, penyelenggara PKBM juga dapat tetap

77 Hasil wawancara dengan Tasih, Warga Belajar Keaksaraan Dasar, pada hari Rabu, 18

Oktober 2017 pukul 13.00WIB Rumah Ibu Mandor

72

konsisten dengan kegiatan yang sudah diselenggarakan atau dapat

menambahkan beberapa kegiatan yang bervariasi lainnya, agar warga

belajar tidak jenuh dengan kegiatan yang sudah ada.

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian maka dapat dikemukan beberapa

temuan yaitu pelaksanaan program keaksaraan dasar yang dilakukan oleh

PKBM Gilang Tiara diselenggarakan dengan beberapa tahap yaitu tahap

perencanaan, pelaksaaan dan penilaian dalam menjalankan programnya.

Selain itu banyaknya masyarakat antusias dalam pelaksanaan pembelajaran

keaksaraan dasar walaupun disetiap tahunnya tidak semua warga belajar

mendapatkan Surat Keterangan Melek Aksara (SUKMA) dan diakui oleh

masyarakat luas dengan banyaknya kunjungan ke PKBM, Sarana dan

prasarana masih bersifat sederhana berupa alat tulis-menulis namun sudah

bisa mendukung berjalannya proses pembelajaran program keaksaraan dasar.

Berdasarkan temuan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan

program keaksaraan dasar sudah terlaksana cukup baik dengan banyaknya

masayarakat yang mengikuti program keaksaraan dasar sehingga PKBM

Gilang Tiara dapat mengurangi angka buta aksara.

B. Saran

Berdasarkan paparan dan kesimpulan tersebut, maka penulis

menyampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat untuk

kedepannya agar pelaksanaa pembelajaran di PKBM Gilang Tiara berjalan

secara maksimal, antara lain :

1. Warga belajar yang sudah mendapatkan pembelajaran dan keterampilan

diharapkan dapat menerapkan ilmu membaca, menulis dan berhitung dan

keterampilannya dalam kehidupan sehari-hari agar tidak menjadi buta

aksara kembali.

2. Tutor dapat lebih sabar dan telaten membantu warga belajar sehingga

mereka nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran dan menyadari akan

pentingnya pendidikan.

74

3. Pihak penyelenggara diharapkan dapat memaksimalkan program keaksaraan

dasar ini agar terus memberikan pembelajaran kepada masayarakat yang

buta aksara sehingga mengurangi angka masyarakat yang mengalami buta

aksara.

75

DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman

Penulisan Skripsi.

Hasbullah. Dasar-dasar Imu Pendidikan. Jakarta : Rajawali PERS, 2013.

http://bindikmas.kemdikbud.go.id/buta_aksara/, Badan Pusat Statistik.

Irmawati, Ais Peran PKBM dalam Mengurangi Buta Aksara di Kabupaten

Karimun, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, akarta : Badan Penelitian

dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.

Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak

Usia Dini dan Pendidikan Direktorat Pembinaan Keaksaraan dan

Kesetaraan. Panduan Penyelengaraan dan Pembelajaran Pendidikan

Keaksaraan Dasar. Jakarta :, 2015

Kuswara dkk. Program Melek Aksara dan Budaya Baca di Indonesia. Bandung :

Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usian Dini Nonformal dan Informal

Regional I, 2012.

Kusmayadi, Yedi dan Asep Saefudin. Melek Aksara Meningkatkan Mutu

Kehidupan Warga Belajar, Bandung : Pusat Pengembangan Pendidikan

Nonformal dan Informal Regional I, 2011.

Listiawati, Nur. Pemberdayaan Masyarakat melalui PKBM: Pendidikan

Keaksaraan Terintegrasi Tingkat Dasar. Jakarta : Pusat Penelitian

Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, 2007.

Mustofa, Kamil. Pendidikan Nonformal: Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan

Belajar Mengajar (PKBM) di Indonesia (sebuah pembelajaran dari

komunikan jepang), ALFABETA, Bandung: 2009.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda

Karya, 2011.

NSPK. Peningkatan Mutu PKBM Melalui Permagangan Manajemen Bagi

Pengelola PKBM, Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Direktorat

Jenderal pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Direktorat

Pembinaan Pendidikan Masyarakat : 2014

76

Republik Indonesia, Undang-undang Dasar 1945 Nomor 20 Tahun 2003.

Soeprijanto. Pendidikan Masyarakat dari Masa ke Masa, Jakarta : UNJ Press,

2011.

Sahputra, Ade. Peran UNESCO dalam Pemberantasan Buta Aksara di Indonesia

Tahun 2007-2012, Universitas Riau, 2014.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,

2006.

Sujarweni, Wiratna. Metodologi Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Baru Press,

2014.

Sumardi, Kamin. Pendidikan Dasar Melalui Metode Kombinasi bagi Wanita

Miskin dan Tuna Aksara di Pedesaan Indonesia, Universitas Pendidikan

Indonesia: 2009.

Siswantari. Pelaksanaan Pemberantasan Buta Aksara Melalui Kelompok Belajar

Masyarakat, Jakarta : Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan,

2006.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode penelitian pendidikan, Bandung : PT

Remaja Rosdakarya, 2013

Sihombing, Umberto. Pendidikan Luar sekolah Kini dan Masa Depan, Jakarta :

PD Mahkota, 2001.

Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010.

Silabus Pendidikan Keaksaraan Dasar. Jakarta : Kementerian pendidikan dan

kebudayaan Direktorat Jenderal PAUDNI Dierektorat Pembinaan

Pendidikan Masyarakat, 2014.

Petunjuk teknis tata cara memperoleh dana bantuan operasional

pengelenggaraan kegiatan Pendidikan Keaksaraan Dasar. Jakarta :

Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan

Anak Usia Dini dan Pendidikan Direktorat Pembinaan Keaksaraan dan

Kesetaraan, 2015.

Quraisy , Hidayah dan Rosleny Babo. Pemberdayaan masyarakat desa yang buta

aksara, jurnal equilibrium pendidikan sosiologi, Universitas

muhammadiyah Makassar, 2016.

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran 1 Profil PKBM Gilang Tiara

A. LATAR BELAKANG

PKBM sebagai satuan pendidikan Nonformal merupakan prakarsa

pembelajaran dari, oleh dan untuk masyarakat, perlu dibina secara

berkesinambungan menuju standar yang mapan. Adapun Fungsi dari PKBM

meliputi :

1. Sebagai tempat kegiatan belajar masyarakat.

2. Sebagai tempat bertemunya berbagai potensi yang ada dan berkembang di

masayrakat.

3. Sebagai sumber informasi bagi warga masayrakat yang membutuhkan

keterampilan fungsional.

4. Sebagai ajang tukar menukar berbagai pengetahuan dan keterampilan

fungsional diantara warga.

5. Sebagai tempat berkumpulnya warga masayarakat yang ingin

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

PKBM Gilang Tiara didirikan oleh Ibu Ihat Husnul Hotimah, Beliau

adalah salah satu tokoh masyarakat yang peduli terhadap pendidikan yang ada

di sekitar lingkungan rumahnya, tepatnya di Desa Muktijaya Kecamatan Setu.

Melihat daerah sekitar tempat tinggalnya membuat beliau merasa prihatin

dengan pendidikan masayarakat sekitar, karena sebagian besar masyarakat

hanya sempat merasakan pendidikan dasar sehingga kemampuan masyarakat

dalam membaca dan menulis berada di bawah standar, karena kegelisahan

itulah beliau bertekad memperbaiki pendidikan masayarakat dengan cara

mendirikan kelompok belajar yang yang bernama ITT pada tahun 1995.

Sekitar tahun 1995 Ibu Ihat sudah mengadakan pembelajaran untuk

masyarakat buta aksara atau buta huruf dengan swadaya sendiri dan awal

mula berdiri yayasan sosial ini diberi nama ITT (Ikatan Tetangga) Gilang

Tiara. Alasan pemberian nama ITT dikarenakan hanya tetangga disekitar

rumah beliau saja yang belajar pada saat itu. Semula kegiatan masyarakat

hanya berkumpul dan mengobrol yang tidak bermanfaat, sehingga beliau

berusaha mengalihkan kegiatan tersebut untuk kegiatan yang lebih

bermanfaat yaitu belajar membaca, menulis dan berhitung. Program yang

dibuat disambut baik oleh tetangga sekitar.

Seiring berjalannya waktu, kelompok belajar ini semakin menarik minat

masyarakat yang ingin ikut belajar, akan tetapi karena keterbatasan tempat

akhirnya pada tahun 1997 beliau memindahkan proses belajar di ruang SDN

tempat beliau mengajar, kemudian pada tahun 2001, beliau membuat surat

perizinan PKBM untuk melegalkan pendidikan yang dia selenggarakan dan

untuk mencari donatur yang ingin menyumbang kegiatan belajar yang

diadakan. Akhirnya pada tahun 2001 dengan bantuan dari KEMENDIKBUD

provinsi jawa barat, Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi dan pihak keluarga,

menggunakan tanah pribadi beliau dibangunlah ruang kelas untuk

pembelajaran PKBM kemudian pada tahun selanjutnya didirikan ruangan

kelas PAUD.

B. DASAR HUKUM

1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

3. Peraturan Pemerintah NoMOR 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar

Pendidikan Dasar.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaran Pendidikan.

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 49 Tahun 2007 tentang

Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Nonformal.

C. VISI

Visi pembentukan dan penyelenggaran PKBM Gilang Tiara yaitu Visi PKBM

Gilang Tiara yaitu Menumbuhkan pribadi yang seimbang dalam penghayatan

imaniyah, penalaran ilmiah dan memiliki kecakapan amaliyah sehingga

tercipta pribadi yang berakhlaqul karimah.

D. MISI

1. Membentuk pribadi yang cerdas, kreatif, inovatif dan berakhlaqul karimah.

2. Menerapkan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang dijiwai

dengam penghayatan riligius sebagai bekal melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih baik.

3. Memiliki kecakapan hidup dan profesionalisme yang berdasarkan pada

disiplin ilmu yang sesuai dengan bidangnyasehingga mampu bersaing

dalam dunia usaha.

E. TUJUAN

Tujuan merupakan suatu penjabaran dari visi dan misi yang hendak dicapai.

Adapun tujuan PKBM Gilang Tiara adalah :

Ikut serta melaksanakan amanah undang-undang 1945 menyiapakn

calon-calon intelektual muslim yang memiliki basis penguasaan.

Mengauasai IPTEK yang unggul dan penghayatan keagamaan yang kuat.

Menyiapkan anak didik dengan prestasi akademik yang ungguk untuk

memasuki perguruan tinggi terbaik dengan jurusan yang prospektif

Mendukung program pemerintah dalam mensukseskan program wajib

belajar 12 tahun

F. INDENTITAS LEMBAGA

1. Nama Lembaga : PKBM Gilang Tiara

2. Nama Ketua Lembaga : Ihat Khusnul Hotimah S.Pd

3. No. HP : 085695889009

4. Alamat Kantor : Kp Gaok RT 02 RW 01 Desa Muktijaya

5. Kecamatan : Setu

6. Kabupaten/Kota : Bekasi

7. Provinsi : Jawa Barat

8. Kode Pos : 17320

9. No Telp Kantor : -

10. Alamat E-mail : pkbm32gilang.tiara@gmail.com

11. Nomor NILEM : 32.1.03.0018.1.0.0001

12. Tahun Mulai Aktivitas :

13. Tahun & No. Ijin Operasional :

14. Status Lembaga : Swasta Negeri

15. No. NPWP : 31.349.042.7.413.000

16. No Rekening a.n Lembaga : 0001364316100

17. Nama Pemegang Rekening : PKBM Gilang Tiara

18. Nama Bank : Bank Jabar Banten

19. Status Kepemilikan Bagunan : Milik Lembaga

G. SARANA DAN PRASARANA

a. Tanah dan Bangunan

PKBM Gilang Tiara berdiri diatas tanah seluas ±1000 m2

yang terbagi

menjadi beberapa area diantaranya : 2 bangunan rumah Pribadi yang

mempunyai luas ± 300 m2

, 2 ruang kelas dan perpustakaan ±150 m2

, 1

ruang kantor ±70 m2

, 1 aula pertemuan (ruang keterampilan ) ±100 m2

, 1

taman bermain ±30 m2

dan 1 parkiran dan halaman ±300 m2

.

b. Keadaan bangunan

1. Tembok, pintu dan jendela

- Tembok : Kondisi 80 % baik

- Pintu : kusen dan pintu 90 % baik

- Jendela : kusen dan jendela, kaca 90 % baik

2. Atap dan ubin

- Karpusan : 90 % baik

- Rangka atap : 90 % baik

- Pelapon : 85 % baik

- Ubin : 80 % baik

3. Sarana penerangan

- Listrik : ada 1300 watt

- Instalasi listrik : ada 90 % baik

c. Keadaan peralatan KBM dan keterampilan

No Jenis Sarana dan

Prasarana

Kondisi bangunan

B, KB, RB Jumlah

1 Papan tulis (white board) B 3 set 2 Meja dan Kursi B 30 set 3

Laptop

B 1 set

4 Printer B 1 buah

5 Lemari B 1 buah 6 Rak Buku B 3 buah

77

Alat-alat Keterampilan

B 5 Set

8 Tikar B 5 buah

9 Mesin Jahit

B 3 buah

H. PROGRAM-PROGRAM PKBM Gilang Tiara

1) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

2) Pendidikan Keaksaraan

3) Pendidikan Kesetaraan

a. Paket A (setara Sekolah Dasar (SD/MI),

b. Paket B (setara Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs),

c. Paket C (setara Sekolah Menengah Keatas (SMA/MA),

4) Keterampilan (Ketrampilan menjahit, membuat boneka dan membuat kue

tradisional)

Program Pendidikan Keaksaraan Dasar

2001 – 2005 ITT ( Ikatan Tetangga) Gilang Tiara

2005 – 2010 GNPPBA (Gerakan Nasional Percepatan Pemberantasan

Buta Aksara)

2010 – 2012 Menyisir Buta Aksara ( Tidak setiap tahun diadakan atau

dapat program

tetapi PBA tetap berlanjut karena ada kursus menjahit)

2012 – 2015 Keaksaraan Dasar

2016 - 2017 Keterampilan Usaha Mandiri

2017 Penyisiran ulang Keaksaraan Dasar di Kabupaten Bekasi

- Buta Aksara karena Tidak sekolah

- Buta aksara karena Droup Out Sekolah

- Buta Aksara setelah belajar buta aksara lagi

Lampiran 2 Hasil Wawancara Penyelenggara

Nama : Ihat Husnul Hotimah S.Pd

Jabatan : Ketua Penyelenggara PKBM Gilang Tiara

Pendidikan Terakhir : S1

Hari/Tanggal : Kamis, 19 Oktober 2017

Tempat : Rumah Ibu Ihat

Variabel Uraian Pertanyaan dan Jawaban

Perencanaan

Pelaksanaan

Penilaian

1. Bagaimana pengelola mendata warga belajar / masyarakat

yang buta aksara ?

Jawab : Sebelum mendata warga belajar yang memerlukan

pendidikan, ibu meminta izin kepada kepala daerah atau lurah

untuk mengadakan program keaksaraan dasar dan memiliki

data masyarakat yang kira-kira sudah berumur namun

memerlukan pendidikan. Setelah itu ibu mengunjungi RW dan

RT yang diawali dengan RW dan RT sekitar lingkungan

PKBM Gilang Tiara untuk berdiskusi mengenai siapa yang

saja masyarakat buta aksara.

2. Bagaimana pengelola mengetahui kemampuan yang dimiliki

masyarakat ?

Jawab : Untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki

warga belajar, penyelenggara dan tutor mengadakan pre-test

kepada warga belajar.

3. Untuk pembagaian kelompok warga belajarnya berdasarkan

apa?

Jawab : Pembagian kelompok warga belajar dibagi kelompok

berdasarkan tempat tinggal warga belajar, hal ini dilakukan

agar warga belajar dapat dengan mudah menjangkau tempat

pembelajaran.

4. Faktor apa yang menyebabkan masyarakat buta aksara ?

Jawab : Angka melanjutkan sekolah masih rendah, terutama

ketingkat SMP dan SMA, Mayoritas masyarakat Kecamatan

Setu berpenghasilan rendah dan kurangnya tenaga terampil,

khususnya keahlian yang dibutuhkan dunia usaha dan sudah

pernah mengikuti program keaksaraan kemudian tidak

dipelajari secara terus menerus yang akhirnya warga belajar

tersebut mengalami buta aksara kembali.

5. Sosialisasi program peruntukkan untuk siapa ?

Jawab :Sosialiasai sebenaranya tidak hanya masyarakat yang

sudah didata saja yang diundang namun jika masyarakat yang

ingin datang dan mengiikuti program ini, maka dipersilahkan

oleh pihak PKBM Gilang Tiara untuk mengikuti sosialisasi

6. Apa standar / kriteria untuk menjadi tutor program keaksaraan

dasar ?

Jawab : Minimal pendidikan SLTA, Memiliki semangat

berbagi ilmu, Memiliki keterampilan yang dibutuhkan

masyarakat, Memahami karakteristik warga belajar dan Siap

menjadi tutor sampai program selesai

7. Metode apa yang digunakan oleh tutor dalam mengajar warga

belajar keaksaraan dasar ?

Jawab : Ceramah, tanya jawab dan praktek langsung

8. Apakah ada hambatan dalam proses program keaksaraan dasar

yang dirasakan pengelola ?

Jawab : hambatannya sering kali warga belajar merasa malas

untu mengikuti program keaksaraan dasar ini, padahal sarana

dan prasarana sudah disediakan oleh PKBM Gilang Tiara dan

penyelenggara selau berusaha untuk mencari cara untuk

mengundang minat mereka untuk belajar.

9. Apakah pengelola terlibat langsung dalam proses penilaian

kemampuan warga belajar?

Jawab : pengelola terlibal langsung ketika penilaian akhir

untuk menentukkan warga belajar tersebut mendapatkan

SUKMA atau tidak. Untuk penilain awal dan proses hanya

dilakukan oleh tutor masing-masing kelompok.

10. Apa syarat untuk mendapatkan sukma ?

Jawab : minimal mendapatkan nilai akhir 55 dengan kriteria

cukup dan disiplin selama mengikuti pembelajaran (80 %

kehadiran)

11. Bagaimana Proses penilaian program keaksaraan dasar ?

Jawab : Pembelajaran keaksaraan ini kita melaksanakan

evaluasi tiga kali, di awal pertama mulai pembelajaran,

saat pembelajaran dan akhir atau paska. Evaluasi

menjadi kewenangan tutor, apa yang bisa di ujikan tetapi

selalu di monitoring baik dari PKBM maupun dari dinas

pendidikan dan di akhir setelah lulus mendapatkan ijazah /

SUKMA (Surat Keterangan Melek Aksara)

Peran

PKBM

12. Seberapa besar presentase keberhasilan program keaksaraan

dasar terhadap pemberantasan buta aksara ?

Jawab : kalau untuk tahun 2017 ini, kira” 80 % dari 80

orang yang mengikuti program keaksaraan dasar yang di

nyatakan lulus hanya 65 orang.

13. Dalam proses pembelajaran apakah fasilitas yang dimiliki

PKBM Gilang Tiara sudah memadai ?

Jawab : sudah memadai

14. Apakah PKBM Gilang Tiara memiliki Taman Bacaan

Masyarakat ?

Jawab : Iya memiliki TBM, awalnya koleksi buku masih

sedikit, seiring berjalan TBM Gilang Tiara sudah

mempunyai banyak koleksi buku, koleksi buku tersebut

Lampiran 3 Hasil Wawancara Penyelenggara

Nama : Lilis Nina S.Pd

Jabatan : Ketua Program Keaksaraan Dasar

Pendidikan Terakhir : S1

Hari/Tanggal : Rabu, 25 Oktober 2017

Tempat : PKBM Gilang Tiara

Variabel Uraian Pertanyaan dan Jawaban

Perencanaan

Pelaksanaan

Penilaian

1. Bagaimana pengelola mendata warga belajar / masyarakat

yang buta aksara ?

Jawab : Pendataan dilakukan oleh penilik pendidikan non

formal dan informal dan dibantu oleh RT, tutor dan

penyelenggara program keaksaran dasar dengan terjun

langusng ke masyarakat memberikan sosialisasi tentang

program keaksaraan dasar serta memberikan pemahaman

tentang pentingnya program ini. Mereka memberikan

penawaran kepada masyarakat untuk mengikuti program

keaksaraan dasar secara gratis. Mereka juga berusaha

memberi pengertian kepada penyandang buta aksra agar mau

mengikuti program ini.

2. Bagaimana pengelola mengetahui kemampuan yang dimiliki

masyarakat ?

Jawab : Untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki

warga belajar, penyelenggara dan tutor mengadakan pre-test

kepada warga belajar, dengan cara menyurh warga belajar

untuk menuliskan nama warga belajar, tempat tinggal dan

nama-nama anggota keluarga warga belajar tersebut, pada

selembar kertas.

3. Untuk pembagaian kelompok warga belajarnya berdasarkan

apa?

Jawab : Pembagian kelompok bukan berdasarkan

kemampuan yang dimiliki oleh warga belajar tetapi

berdasarkan tempat tinggal dengan tempat pembelajaran.

4. Faktor apa yang menyebabkan masyarakat buta aksara ?

Jawab : Angka melanjutkan sekolah masih rendah, mengikuti

program keaksaraan kemudian tidak dipelajari secara terus

menerus yang akhirnya warga belajar tersebut mengalami

buta aksara kembali dan kesadaran untuk mendapatkan

pendidikan masihn rendah.

5. Sosialisasi program peruntukkan untuk siapa ?

Jawab : Sasaran program keaksaraan ini bukan hanya untuk

masyarakat buta aksara yang sudah didata oleh pihak PKBM

Gilang Tiara saja, namun kepada masyarakat yang ingin

belajar menulis, membaca dan berhitung dengan keinginan

yang timbul dari diri masyarakat itu sendiri

6. Apa standar / kriteria untuk menjadi tutor program

keaksaraan dasar ?

Jawab : Minimal pendidikan SLTA, memiliki semangat

berbagi ilmu dan memiliki keterampilan yang dibutuhkan

masyarakat. Namun pada kenyataan tutor keaksaraan dasar

adalah mereka yang berprofesi sebagai guru atau mereka

yang peduli pada pendidikan, punya jiwa pengabadian pada

masyarakat karena dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan jadi

kriteria tidak menjadi syarat mutlak untuk mencari tutor

7. Metode apa yang digunakan oleh tutor dalam mengajar

warga belajar keaksaraan dasar ?

Jawab : Pembelajaran keaksaraan dasar menggunakan

metode pendidikan orang dewasa yang mempunyai

kecenderungan memiliki orientasi belajar yang berpusat pada

pemecahan permasalahan yang dihadapi dan dapat

dimanfaatkan

8. Apakah ada hambatan dalam proses program keaksaraan

dasar yang dirasakan pengelola ?

Jawab : ada, warga belajar sering kali enggan datang untuk

belajar karena merasa malas. Ada warag bealajar yang rajin

datang ke tempat belajar namun pada saat kbm berlangsung

warga belajar tersebut tidak aktif dalam kbm.

9. Apakah pengelola terlibat langsung dalam proses penilaian

kemampuan warga belajar?

Jawab : Untuk penilain awal dan proses dilakukan oleh tutor

masing-masing kelompok. Penyelenggara terlibat langsung

ketika penilaian akhir.

10. Apa syarat untuk mendapatkan sukma ?

Jawab : rajin mengikuti program pembelajaran dan minimal

nilai akhir dengan rata-rata 55.

Peran

PKBM

11. Seberapa besar presentase keberhasilan program keaksaraan

dasar terhadap pemberantasan buta aksara ?

Jawab : Alhamdulillah untuk tahun ini ada 8 kelompok

belajar yang mana masing-masing kelompok belajar terdiri

dari 10 warga belajar dan presentase keberhasilannya

kurang lebih sudah 75 %

12. Bagaimana proses penialian keaksaraan dasar ?

Jawab : Evaluasi dilakukan sebelum, saat, dan sesudah

pembelajaran selesai, sehingga dapat diketahui hasil dari

pembelajaran tersebut

13. Dalam proses pembelajaran apakah fasilitas yang dimiliki

PKBM Gilang Tiara sudah memadai ?

Jawab : sudah memadai, untuk peralatan tulis menulis

sudah disediakan oleh pengelola PKBM sehingga warga

Lampiran 4 Hasil Wawancara Tutor

Nama : Firmasnyah SH

Jabatan : Tutor Keaksaraan Dasar

Pendidikan Terakhir : S1

Hari/Tanggal : Kamis, 08 November 2017

Tempat : PKBM Gilang Tiara

Variabel Uraian pertanyaan dan jawaban

Perencanaan

Pelaksanaan

Penilaian

1. Apa anda terlibat langsung dalam pendataan masyarakat yang

buta aksara ?

Jawab : Iya saya terlibat langsung untuk mendata masyarakat

yang buta aksara.

2. Apakah anda ikut terlibat dalam sosialisasi program

keaksaraan dasar ?

Jawab : Saya ikut terlibat dan mengajak masyarakat untuk

mengikuti sosialiasi program.

3. Bagaimana anda mengetahui sampai mana kemampuan yang

dimiliki masyarakat buta aksara di awal program keaksaraan

dasar ?

Jawab : Sebelum program KBM berlangsung saya

mengadakan pre-test kepada warga belajar.

4. Apakah ada pelatihan untuk menjadi tutor keaksaraan dasar ?

Jawab : ada, dari dinas pendidikan.

5. Bagaimana proses pembagian kelompok belajar ?

Jawab : Pembagain kelompok itu berdasarkan tempat tinggal

warga belajar.

6. Metode apa yang anda terapkan untuk memotivasi warga

belajar agar tertarik dan mengikuti pembelajaran dengan

baik?

Jawab : Biasanya saya dalam mengajar menggunakan metode

praktek langsung agar warga belajar tidak mudah bosan.

7. Media apa yang anda digunakan ?

Jawab : buku agenda dan alat tulis

8. Bagaimana proses penilian pembelajaran untuk warga

belajar?

Jawab : ada 3 tahapan penilaian. Pada saat akan memulai

program keaksaraan dasar, saat berlangsungnyaa program

dan setelah program selesai.

9. Apakah standar untuk mendapatkan sukma ?

Jawab : warga belajar rajin mengikuti proses pembelajaran

dan minimal nilai terakhir adalah rata-rata dengan nilai 55.

10. Seberapa besar presentase keberhasilan program keaksaraan

dasar terhadap pemberantasan buta aksara?

Jawab : Sudah 75 % dari jumlah masyarakat yang

Lampiran 5 Hasil Wawancara Tutor

Nama : Iis Andriyani S.Pd

Jabatan : Tutor Keakasaraan Dasar

Pendidikan Terakhir : S1

Hari/Tanggal : Rabu, 1 November 2017

Tempat : Rumah Ibu Iis

Variabel Uraian pertanyaan dan jawaban

Perencanaan

Pelaksanaan

Penilaian

1. Apa anda terlibat langsung dalam pendataan masyarakat yang

buta aksara ?

Jawab : Iya saya terlibat langsung

2. Apakah anda ikut terlibat dalam sosialisasi program

keaksaraan dasar ?

Jawab : Iya saya terlibat langusng dan mendatangi masyarakat

untuk mengikuti sosialisasi ini

3. Bagaimana anda mengetahui sampai mana kemampuan yang

dimiliki masyarakat buta aksara di awal program keaksaraan

dasar ?

Jawab :Dari kegitan pre-test yang saya lakukan di awal

pembelajaran dan dapat diketahui apakah warga belajar sudah

dapat membaca dengan benar, lancar atau tidak. Selain di test

membaca, saya juga memerintahkan warga belajar untuk

menulis satu kalimat pada selembar kertas.

4. Apakah ada pelatihan untuk menjadi tutor keaksaraan dasar?

Jawab : ada dari dinas pendidikan Kabupaten Bekasi.

5. Bagaimana proses pembagian kelompok belajar ?

Jawab : untuk pengelompokan warga belajar berdasarkan

tempat tinggal warga belajar.

6. Metode apa yang anda terapkan untuk memotivasi warga

belajar agar tertarik dan mengikuti pembelajaran dengan baik ?

Jawab : metode tanya jawab dan praktek langsung.

7. Media apa yang anda digunakan ?

Jawab : Adapun media yang sering saya gunakan dalam

pembelajaran keaksaraan dasar yaitu alat tulis seperti buku

tulis, buku agenda pembelajaran, pulpen sebagai alat pokok

warga belajar, papan tulis dan spidol untuk tutor dalam

menjalakan, kadang saya juga menggunakan kartu huruf

sebagai media untuk lebih memperjelas. Hal tersebut cukup

memudahkan warga belajar dalam mengikuti proses kegiatan

belajar mengajar.

8. Bagaimana proses penilian pembelajaran untuk warga belajar ?

Jawab : Untuk penilaian dilakukan di awal program/awal

pembelajaran selanjutnya dilakukan penilaian lagi di pertengan

Lampiran 6 Hasil Wawancara Tutor

Nama : Rosyati

Jabatan : Tutor Keaksaraan dasar dan keterampilan

Pendidikan Terakhir : SLTA

Hari/Tanggal : Kamis, 02 November 2017

Tempat : Kantor PKBM Gilang Tiara

Variabel Uraian pertanyaan dan jawaban

Perencanaan

Pelaksanaan

Penilaian

1. Apa anda terlibat langsung dalam pendataan masyarakat yang

buta aksara ?

Jawab : iya saya terlibat langsung.

2. Apakah anda ikut terlibat dalam sosialisasi program

keaksaraan dasar ?

Jawab : saya ikut, dan ikut mengajak masayarakat untuk

mengikuti sosialisasi ini.

3. Bagaimana anda mengetahui sampai mana kemampuan yang

dimiliki masyarakat buta aksara di awal program keaksaraan

dasar ?

Jawab : sebelum melakukan kbm diawal program saya

mengadakan pretest kepada warga belajar. Sehingga saya

dapat mengetahui kemampuan masing-masing warga belajar.

4. Apakah ada pelatihan untuk menjadi tutor keaksaraan dasar ?

Jawab : ada, dari dinas pendidkan Kabupaten Bekasi. Dan

adanya arahan dari ibu ihat kepada tutor terkait cara

pengajaran tutor kepada warag belajar.

5. Bagaimana proses pembagian kelompok belajar ?

Jawab : Pembagian kelompok di PKBM Gilang Tiara

berdasarkan tempat tinggal warga belajar tersebut.

6. Metode apa yang anda terapkan untuk memotivasi warga

belajar agar tertarik dan mengikuti pembelajaran dengan baik

Jawab : Dalam proses pengajaran saya menggunakan metode

pembelajaran yang bervariasi yaitu dalam menyampaikan

materi pembelajaran dengan metode ceramah, tanya jawab

dan demontrasi atau praktek langsung.

7. Media apa yang anda digunakan ?

Jawab : Pengajaran akan lebih menarik perhatian warga

belajar apabila disertai dengan media pembelajaran yang

tepat sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar warga

belajar. Media yang digunakan adalah dengan buku agenda

dan alat tulis.

8. Bagaimana proses penilaian pembelajaran untuk warga

belajar?

Jawab : Penilaian dilakuakn 3 kali, diawal program,

dipertengahan dan diakhir program.

Lampiran 7 Hasil Wawancara Warga Belajar

Nama : Ibu Nemih

Usia : 59 Tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Hari/Tanggal : 08 November 2017

Tempat : Rumah Ibu Mandor

Variabel Uraian pertanyaan dan jawaban

Perencanaan

pelaksanaan

Penilian

1. Darimana ibu mendapatkan informasi tentang program

keaksaraan dasar ?

Jawab : Dari sosialisasi yang di diadakan oleh ibu Ihat

dengan ketua RT

2. Motivasi apa yang mendorong ibu mengikuti keaksaraan

dasar?

Jawab : motivasi ibu ikutan program ini buat bisa baca,

nulis sama berhitung neng.

3. Menurut ibu sebagai warga belajar, apakah keaksaraan

dasar ini sudah sesuai dengan kebutuhan ibu ?

Jawab : kayak udah deh neng. Soalnya dari ikut

pembelajaran ini, ibu jadi bisa baca, nulis sama berhitung.

4. Bagamana metode yang digunakan tutor, menurut ibu

menarik untuk belajar atau tidak?

Jawab : lumayan menarik neng. Karena pas pembelajaran

ibu ngerasa seperti ibu lagi ga belajar

5. Dampak yang seperti apa yang ibu rasakan dalam

kehidupan sehari-hari dengan mengikuti program

keaksaraan dasar ?

Jawab : yang jelas sih ibu jadi bisa baca neng walaupun

masih di eja sedikit sedikit. Kalau misalnya ada yang

ngasih surat undangan nikahan/khitanan jadi bisa baca isi

udangannya.

6. Kemampuan apa yang sudah ibu miliki setelah mengikut

program keaksaraan dasar?

Jawab :baca, menulis, berhitung sama keterampilan

menjahit.

7. Kendala yang dihadapi dalam mengikuti program

keaksaraan dasar ?

Jawab : ya paling kendala nya neng. Ibu kan punya cucu

yang masih umur 6 tahun biasanya cucu ibu tuh suka

pengen ikut kalau ibu lagi mau belajar. Soalnya orang

tuanya kerja neng

8. Setiap hari apa saja ibu mengikuti program keaksaraan

dasar?

Jawab : Selasa dan Rabu, dari jam 12.00 – 14.00

Lampiran 8 Hasil Wawancara Warga Belajar

Nama : Ibu Rukmini

Usia : 53 Tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Hari/Tanggal : 08 November 2018

Tempat : Rumah Ibu Mandor

Variabel Uraian pertanyaan dan jawaban

Perencanaan

pelaksanaan

Penilian

1. Darimana ibu mendapatkan informasi tentang program

keaksaraan dasar ?

Jawab : dari tetangga ibu yang tahun sebelumnya ikutan

program keaksaraan dasar juga neng.

2. Motivasi apa yang mendorong ibu mengikuti keaksaraan

dasar?

Jawab : ingin menggunakan waktu luang ibu, buat hal

yang bermanfaat. Disinikan diajarin calistung neng.

3. Menurut ibu sebagai warga belajar, apakah keaksaraan

dasar ini sudah sesuai dengan kebutuhan ibu ?

Jawab : sudah neng. Soalnya ibu merasa sangat terbantu

dengan adanya program keaksaraan dasar ini.

4. Bagamana metode yang digunakan tutor, menurut ibu

menarik untuk belajar atau tidak?

Jawab : ada beberapa yang menarik, tapi terkadang ibu

suka bosen juga neng, soalnyaa suka nulis trus neng.

5. Dampak yang seperti apa yang ibu rasakan dalam

kehidupan sehari-hari dengan mengikuti program

keaksaraan dasar?

Jawab : ibu jadi bisa membaca tulisan-tulisan yang

sebelumnya ibu anggap nggak penting, seperti membaca

kwitansi pembayaran listrik neng.

6. Kemampuan apa yang sudah ibu miliki setelah mengikut

program keaksaraan dasar ?

Jawab : ibu bisa baca walaupun masih sering di eja dan

pelan-pelan baca nyaa.

7. Kendala yang dihadapi dalam mengikuti program

keaksaraan dasar ?

Jawab : kendalanyaa paling rasa malas neng, kalau udah

males tuh ibu jadi suka ga mau belajar neng.

8. Setiap hari apa saja ibu mengikuti program keaksaraan

dasar?

Jawab : selasa dan rabu neng

9. Menurut ibu sebagai warga belajar seberapa pentingkah

peran PKBM Gilang Tiara dalam program keaksaraan

dasar ini ?

Lampiran 9 Hasil Wawancara Warga Belajar

Nama : Ibu Hj Namah

Usia : 73 Tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Hari/Tanggal : 15 November 2017

Tempat : PKBM Gilang Tiara

Variabel Uraian pertanyaan dan jawaban

Perencanaan

pelaksanaan

Penilian

1. Darimana ibu mendapatkan informasi tentang program

keaksaraan dasar ?

Jawab : Dari ibu iis neng tutor di PKBM Gilang Tiara

2. Menurut ibu sebagai warga belajar, apakah keaksaraan

dasar ini sudah sesuai dengan kebutuhan ibu ?

Jawab : udah sesuai neng. Dari pembelajaran keaksaraan

dasar ini emak jadi bisa baca, nulis sama ngitung.

3. Bagamana metode yang digunakan tutor, menurut ibu

menarik untuk belajar atau tidak?

Jawab : karean emang seneng udah ikut pembelajaran

keaksaraan dasar ini jadi ya emak mah setiap tutor

ngejelasin dan ngajarin pasti emak selalu menyimak.

4. Dampak yang seperti apa yang ibu rasakan dalam

kehidupan sehari-hari dengan mengikuti program

keaksaraan dasar ? Jawab : Alhamdulillah neng dengan

adanya kegiatan pembelajaran ini emak jadi bisa baca surat

undangan nikahan kalau di undang oleh tetangga, trus emak

kan seneng tuh baca surat yasin nah skrng emak jadi bisa

baca arti terjemahan dari surat yasin.

5. Kemampuan apa yang sudah ibu miliki setelah mengikut

program keaksaraan dasar?

Jawab : baca, nulis huruf dan angka sama berhitung neng

6. Kendala yang dihadapi dalam mengikuti program

keaksaraan dasar ?

Jawab : alhdulillah engga ada neng, soalnyaa emak emang

niat banget buat belajar di program keaksaraan dasar ini.

Emak dulu nyaa ga sekolah sama sekali, jadinya pas di

ajakin sama ibu iis emak seneng banget neng. Walaupun

emak udah tua tapi emak semangat trus neng buat belajar.

7. Setiap hari apa saja ibu mengikuti program keaksaraan

dasar?

Jawab : selasa sama rabu neng

8. Menurut ibu sebagai warga belajar seberapa pentingkah

peran PKBM Gilang Tiara dalam program keaksaraan dasar

ini ?

Lampiran 10 Hasil Wawancara Warga Belajar

Nama : Ibu Tasih

Usia : 68 Tahun

Pekerjaan : Pedagang

Hari/Tanggal : 15 November 2017

Tempat : PKBM Gilang Tiara

Variabel Uraian pertanyaan dan jawaban

Perencanaan

pelaksanaan

Penilian

1. Darimana ibu mendapatkan informasi tentang program

keaksaraan dasar ?

Jawab : dari temen neng. Yang ngenalin ibu ke bu lilis

2. Motivasi apa yang mendorong ibu mengikuti

keaksaraan dasar?

Jawab : ibu sih ikut program keaksaraan dasar ini buat

biar bisa calistung neng. Dulu ibu pernah sekolah SD

tapi ga sampe tamat neng. Maka nyaa skrg ibu ga bisa

calistung.

3. Menurut ibu sebagai warga belajar, apakah keaksaraan

dasar ini sudah sesuai dengan kebutuhan ibu ?

Jawab : alhmdulillah udah udah neng.

4. Bagamana metode yang digunakan tutor, menurut ibu

menarik untuk belajar atau tidak?

Jawab : selama ini sih Alhamdulillah menarik aja sih

neng soalnya metode belajar nyaa ga Cuma ceramah aja

tapi lagi ke praktek membaca, menulis sama berhitung

neng. Jadi selama pembelajaran ibu sih ga merasa

bosen.

5. Dampak yang seperti apa yang ibu rasakan dalam

kehidupan sehari-hari dengan mengikuti program

keaksaraan dasar ?

Jawab : dampak buat ibu itu neng, semenjak ibu belajar

di keaksaraan dasar ini ibu jadi dagang baju keliling gitu

dikreditin, nah dari situ ibu bisa nulis pesanan orang

yang mau pesen baju.

6. Kemampuan apa yang sudah ibu miliki setelah

mengikut program keaksaraan dasar ?

Jawab : alhamdulillah ibu udah bisa menulis, membaca

sama ngitung neng.

7. Kendala yang dihadapi dalam mengikuti program

keaksaraan dasar ?

Jawab : kendalanya paling ibu suka males neng, soalnya

setiap hari kan ibu dagang baju keliling gitu neng.

8. Setiap hari apa saja ibu mengikuti program keaksaraan

dasar?

Jawab : selasa dan rabu neng, tiap jam 12.00 – 14.00

Lampiran 11 Hasil Observasi Kelompok 1

HASIL OBSERVASI

KEGIATAN PEMBELAJARAN KEAKSARAAN DASAR

Nama Tutor : Firmansyah

Waktu kegiatan : Rabu 04 Oktober 2017

Materi : Membaca dan menulis

Tempat : Rumah Ibu Mandor

Indikator Pengamatan Deskripsi Hasil Pengamatan

Kondisi tempat belajar Tempat belajar tersebut berada diteras rumah salah

satu tokoh masyarakat yaitu rumah ibu mandor,

dengan teras rumah yang lumayan luas untuk

menampung warga belajar, tidak ada alas untuk warga

belajar duduk, mereka duduk hanya diatas lantai. Ada

satu white board, spidol dan penghapus untuk

menunjang proses pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran Kegiatan pembelajaran di awali dengan tutor

membuka pembelajaran diawali dengan berdoa

kemudian mengabsen warga belajar setelah itu

membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian

warga bealajar untuk aktif dalam proses pembelajaran.

Tutor memerintah warga belajar untuk menyiapkan

buku agenda dan membuka halaman 13, selanjutnya

mulai menyampaikan materi yang akan dipelajari.

Dalam proses pengajaran tutor menyampaikan materi

pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah

dan praktek langsung agar warga belajar aktif dalam

menanggapi penjelasan dari tutor.

Setelah pembelajaran sudah selesai tutor mengakhiri

pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk

rangkuman atau simpulan. Kegiatan yang dilakukan

tutor memberikan gambaran menyeluruh tentang

apa yang telah dipelajari selama kegiatan

pembelajaran. Selain itu memberikan kesempatan

pada warga belajar untuk mengungkapkan dan

menyimpulkan apa saja yang telah didapat selama

pembelajaran berlangsung.

Kondisi warga belajar warga belajar yang rata-rata berusia 30 –70 tahun

sudah duduk dengan rapih di salah satu rumah tokoh

masyarakat dengan tujuan untuk belajar bersama

tingkat kemampuan mereka pun berbeda-beda. Ada

yang sudah bisa mengikuti instruksi tutor ketika

ditugaskan untuk menulis, ada yang masih

Lampiran 12 Hasil Observasi Kelompok 2

HASIL OBSERVASI

KEGIATAN PEMBELAJARAN KEAKSARAAN DASAR

Nama Tutor : Iis Andriyani

Waktu kegiatan : Selasa, 26 September 2017

Materi : Calistung

Tempat : Rumah Ibu RT

Indikator

Pengamatan

Deskripsi Hasil Pengamatan

Kondisi kelas Tempat belajar berada diteras rumah salah satu

masyarakat yaitu rumah ibu RT, dengan teras rumah

yang lumayan luas untuk menampung warga belajar,

tidak alas warga belajar untuk duduk dan Walaupun

tempatnya sederhana namun nyaman untuk

digunakan warga belajar dalam proses pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran Kegiatan pembelajaran di awali dengan tutor

membuka pembelajaran diawali dengan berdoa

sesuai agama dan kepercayaan masing-masing,

kemudian mengabsen warga belajar setelah itu

membangkitkan motivasi dan memfokuskan

perhatian warga belajar untuk aktif dalam proses

pembelajaran.

Tutor memerintah warga belajar untuk menyiapkan

buku agenda dan membuka halaman 9, selanjutnya

tutor mulai menjelaskan materi tentang huruf vokal

dan huruf konsonan, menjelaskan macam-macam

huruf vokal dan konsonan dan menjelaskan cara

menggabungkan bacaan huruf vokal dan konsonan.

Setelah itu tutor membimbing warga belajar untuk

melafakan huruf konsonan berulang-ulang kali

hingga warga belajar terbiasa untuk melafalkannya.

Serta membimbing warga belajar dalam menulis

kannya karena kebanyakan warga belajar tidak

terbiasa memegang pensil sehingga kaku untuk

menulis.

Proses pembelajaran dilakukan dengan metode

ceramah dan praktek langsung. Setelah pembelajaran

sudah selesai tutor mengakhiri pembelajaran yang

dilakukan dalam bentuk rangkuman atau simpulan

dengan memberikan gambaran menyeluruh

tentang apa yang telah dipelajari selama

kegiatan pembelajaran

Lampiran 13 Hasil Observasi Kelompok 3

HASIL OBSERVASI

KEGIATAN PEMBELAJARAN KEAKSARAAN DASAR

Nama Tutor : Rosyati

Waktu kegiatan : Selasa 24 Oktober 2017

Materi : Calistung

Tempat : Rumah Ibu Hj Namah

Indikator Pengamatan Deskripsi Hasil Pengamatan

Kondisi kelas Tempat belajar tersebut berada diteras rumah salah

satu tokoh masyarakat yaitu rumah ibu mandor,

dengan teras rumah yang tidak terlalu luas untuk

menampung sekitar 20 orang warga belajar, tidak ada

alas untuk duduk warga belajar.

Kegiatan pembelajaran Kegiatan pembelajaran di awali dengan tutor

membuka pembelajaran diawali dengan berdoa

kemudian mengabsen warga belajar dan menanyakan

kabar masing-masing warga belajar setelah itu

membangkitkan motivasi agar warga belajar tetap

rajin untuk mengikuti pembelajaran.

Tutor memerintah warga belajar untuk menyiapkan

buku agenda serta alat tulis dan membuka halaman

20, selanjutnya mulai menyampaikan materi yang

akan dipelajari. Dalam proses pembelajaran tutor

menyampaikan materi dengan bahasa sehari-hari agar

warga belajar dapat paham dengan penjelasan tutor.

Tutor membimbing warga belajar untuk menulis pada

buku agenda pembelajaran dan membimbing warga

belajar membaca kata per kata. Hingga mereka fasih

melafakan bacaan tersebut. Selain memberikan ilmu

mengenai keaksaraan dasar yang dapat diterapkan

secara langsung oleh tutor kepada warga belajar, isi

dari materi tersebut juga menanamkan sikap positif

yang dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari.

Selain itu, ada pula penanaman sikap regilius kepada

warga belajar yaitu diberikan pelajaran mengenai

keagamaan antara lain seperti belajar mengaji, hapalan

sholat dan terkadang tutor mengingatkan untuk selalu

melaksanakan kewajiban sebagai umat muslim yaitu

mengerjakan shalat lima waktu

Setelah pembelajaran sudah selesai tutor mengakhiri

pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk

rangkuman, yang telah dipelajari selama kegiatan

Lampiran 14 Materi Keaksaraan Dasar

Rencana Materi Keaksaraan Dasar

PKBM Gilang Tiara

Bulan Minggu Materi pembelajaran

Juli

1 Pengenalan program pendidikan keaksaraan dasar 2017

2

Menulis abjad dengan benar

Mampu menulis huruf

Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat yang sederhana

Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia

Membaca nyaring kalimat dengan lafal yang tepat

3

Mengenal dan menulis dua suku kata yang berhubungan dengan kecakapan hidup

Membaca nyaring suku kata dengan lafal yang tepat

Belajar menghitung penambahan angka satuan

Mengenal dan menulis suku kalimat yang berhubungan dengan kecakapan hidup

Mampu membaca suku kata yang terdiri atas huruf vocal dan konsonan

4

Menulis suku kata

Mengenal dan menulis kata dengan benar

Menulis kata dengan benar

Belajar menceritakan tentang hidup sehat

Memberikan tanggapan sederhana tentang cerita teman yang didengarnya

Belajar menghitung pengurangan

Agustus 1

Menulis nama dan alamat sendiri

Membaca lancar berbagai kalimat

Melakukan percakapan dengan kalimat dan kosa kata yang sudah dikuasai

Sikap santun dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia

Melakukan tanggapan sederhana tentang percakapan teman

2 Menulis kalimat dengan utuh

Membaca kalimat dengan intonasi yang tepat

Belajar menghitung perkalian angka satuan

Sikap juju dalam melakukan perhitungan

Melakukan percakapan sedeerhana dengan menggunnakan kaimat dan kosa akat yang sudah

dikuasai

3

Menulis lambing bilangan

Menjelaskan urutan membuat keterampilan macam-macam kue kering

Belajar menghitung penjumlahan angka puluhan

Sikap jujur dalam melakukan perhitungan

Membaca lambang dan nama bilangan

4 Evaluasi pemantapan materi

September

1

Menulis kalimat sederhana dan variasinya dalam bahasa Indonesia

Membaca lancar berbagai kalimat

Melakukan percakapan dengan kalimat dan kosa kata yang sudah dikuasai

Belajar menghitung penambahan angak puluhan

2

Menyembuhkan objek yang dideskripsikan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

Menyebutkan ciri-ciri objek yang dideskripsikan

Menyusun kalimat yang utuh dan bertautan antar paragraph

Menyampaikan rasa suka atau tidak suka tentang suatu hal atau kegiatan dengan alas an

sederhana

3

Melakukan berdasarkan penjelasan secara lisan yang disampaikan tutor

Belajar menghitung pembagian angka puluhan

Membaca tata cara beribadah

Membaca lancar berbagai kalimat

Melakukan percakapan dengan kalimat dan kosa kata yang sudah dikuasai

Menyebutkan lambang nama bilangan 1 – 1000

4 Evaluasi pemantapan materi

Oktober 1 Sikap tata terhadap aturan tertulis di lingkungan

Menyebutkan objek yang dideskripsikan berkaitan denga kehidupan sehari-hari

Menjelaskan ciri-ciri kalimat poster ( singkat, jelas dan bermakna )

Mampu merangkai huruf menjadi suku kata

2

Menyebutkan tema poster yang berkaiatan dengan kehidupan sehari-hari

Menjelaskan/menanggapu isi poster

Belajar menghitung perkalian angka satuan denga angka puluhan

Menulis unsur pendukung identitas (Nomor Induk Kependudukan, alamat, pekerjaan, status

pernikahan) dalam bentik teks personal

3

Menuliskan objek yang dideskripsikan berkaiatan dengan kehidupan sehari-hari

Melakukan perhitungan dan pengurangan bilangan 1 – 1000

Membaca demi kata teks narasi minimal 3 kalimat sederhana dengan lancar

Merangkai huruf menjadi suku kata

4 Evaluasi pemantapan materi

November

1

Menyebutkan tema poster yang berkaiatan dengan kehidupan sehari-hari

Menjelaskan / menanggapi isi poster

Menjelaskan ciri-ciri kalimat poster (singkat, jelas dan bermakna)

Menukar pecahan uang ke berbagai nilai pecahan uang lainnya

Membaca kata yang terdiri atas dua suku kata atau lebih bberkaiatan dengan kehidupan

sehari-hari

2

Membaca kata demi kata teks narasi minimal 3 kalimat sederhana dengan lancar

Merangkai huruf menjadi suku kata

Menuliskan tema poster

Melakuka perhitungan perkalian dan pembagian bilangan 1 – 1000

Penggunaan uang yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan

3

Penggunaan uang yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian

Mampu merangkai kata menjadi kalimat

Membaca kata demi kata teks narasi minimal 3 kalimat sederhana dengan lancar

Membandingkan dan mengurutkan bilanagn dengan menggunakan benda kongkrit

4 Evaluasi pemantapan materi

Desember

1

Mengenal nilai satuan, puluhan, ratusan dan satuan

Menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan isi teks narasi atau cerita

Menulis teks narasu minimal dalam 3 kalimat yang di dalam nya terdapat kalimat majemuk

berdasarkan gambar tunggal atau gambar dengan tulisan yang jelas dan rapi

Memperkirakan jumalah sekumpulan benda diskeitar serta menghitungnya

Membulatkan bilangan ke dalam satuan dan puluhan terdekat

2

Mengenal nilai satuan, puluhan, ratusan dan ribuan

Menghitung hasil penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pecahan sederhana

dengan cara membulatkan bilangan-bilangan yang dioperasikan

3

Menentukkan penggunaan berbagai alat ikur sehari-hari (penggaris, meteran/rollmeter,

neraca, timbangan, jam)

Mengukur dan menuliskan hasil pengukuran lama berbagai aktivitas sehari-hari dengan

menggunkan satuan detik, menit dan jam.

4 Evaluasi akhir

Lampiran 15 Nilai Warga Belajar

Nilai Akhir Warga Belajar

Keaksaraan Dasar

Tahun 2017

No Nama Membaca Berhitung Menulis Keterangan

1 Narwi BT Naman 56 62 60 66 56 62 Lulus

2 Sa’ati 57 63 63 70 60 66 Lulus

3 Ma’ah BT Badengi 56 62 60 66 63 70 Lulus

4 Wanti BT Baim 58 64 58 64 56 62 Lulus

5 Oni BT Saipan 60 66 60 66 60 66 Lulus

6 Suhandi Bin Saldi 66 73 70 77 70 77 Lulus

7 Bonin Bin Sain 70 77 71 78 63 70 Lulus

8 Warsih 70 77 72 80 59 65 Lulus

9 Cacih BT Juman 66 73 63 70 57 63 Lulus

10 Ujang S 48 53 47 52 46 51 Tidak Lulus

11 Nenti BT Teong 63 70 61 67 56 62 Lulus

12 Tati Hartati 50 55 52 57 53 58 Lulus

13 Saenah 56 62 56 62 56 62 Lulus

14 Rani BT Samad 57 63 58 64 59 65 Lulus

15 Kamah 60 66 61 67 60 66 Lulus

16 Murni 47 52 48 53 45 50 Tidak Lulus

17 Sardi Sadi 57 63 57 63 60 66 Lulus

18 Amih 70 77 71 78 73 81 Lulus

19 Ano Bin Tibi 66 73 67 74 65 72 Lulus

20 Anih 65 72 65 72 66 73 Lulus

21 Dani 49 54 43 47 47 52 Tidak Lulus

22 Nami BT Sanim 50 55 54 60 57 63 Lulus

23 Minah 60 66 63 70 66 73 Lulus

24 Dedeh BT Topa 61 67 60 66 60 66 Lulus

25 Mini BT Sain 60 66 61 67 54 60 Lulus

26 Yati 72 80 69 78 56 62 Lulus

27 Icih BT Anan 66 73 68 76 51 56 Lulus

28 Nenih 61 67 63 70 60 66 Lulus

29 Martini 49 54 48 53 47 52 Tidak Lulus

30 Tasih 60 66 63 70 60 66 Lulus

31 Nibun 70 77 71 78 70 77 Lulus

32 Yani 66 73 66 73 64 71 Lulus

33 Kubil 57 63 57 63 66 73 Lulus

34 Darnih 61 67 63 70 61 67 Lulus

35 Hadijah BT Sahwir 71 78 70 77 63 70 Lulus

36 Dani Bin Inan 60 66 61 67 62 68 Lulus

37 Andi Bin Nasiman 47 52 48 53 60 66 Tidak Lulus

38 Lanih 60 66 60 66 60 66 Lulus

39 Kanih BT Noka 49 54 48 53 48 53 Tidak Lulus

40 Inta BT Manin 51 56 60 66 57 63 Lulus

41 Subur Bin Hasan 46 51 47 52 47 52 Tidak Lulus

42 Nemi 47 52 49 54 46 51 Tidak Lulus

43 Pendi Wijaya 48 53 47 52 48 53 Tidak Lulus

44 Endah BT Inan 46 51 48 53 48 53 Tidak Lulus

45 Linah Lidianti 50 55 57 63 60 66 Lulus

46 Kokom BT Nian 61 67 63 70 60 66 Lulus

47 Ikem BT Kajan 60 66 61 67 60 66 Lulus

48 Mina BT Neman 61 67 64 71 61 67 Lulus

49 Acih 72 80 57 63 63 70 Lulus

50 Rukmini BT Sarta 60 66 58 64 66 73 Lulus

51 Aan Rohanah 48 53 46 51 46 51 Tidak Lulus

52 Diah Wulandari 49 54 49 54 48 53 Tidak Lulus

53 Siti Marsita Dewi 51 56 54 64 52 57 Lulus

54 Nurhayati BT Aman 52 57 51 56 54 60 Lulus

55 Emih BT Epen 46 51 46 51 46 51 Tidak Lulus

56 Suah BT H Harun 49 54 47 52 46 51 Tidak Lulus

57 Saanih 60 66 63 70 66 73 Lulus

58 Siti Saodah 70 77 67 74 61 67 Lulus

59 Mimin Mintarsih 56 62 65 72 61 67 Lulus

60 Rinem BT Iney 57 63 58 64 60 66 Lulus

61 Inah Niman 58 64 59 62 60 66 Lulus

62 Linah 61 67 61 67 63 70 Lulus

63 Sumiyati 49 54 46 51 48 53 Tidak Lulus

64 Nemih 49 54 47 52 47 52 Tidak Lulus

65 Ai Sumiati 48 53 49 54 45 50 Tidak Lulus

66 Hj Namah 60 66 61 67 61 67 Lulus

67 Yayat Nurhayati 59 65 61 67 58 64 Lulus

68 Iis 70 77 69 78 60 66 Lulus

69 Unah Handayani 61 67 68 76 61 67 Lulus

70 Ma'rup 63 70 61 67 61 67 Lulus

71 Onih BT Saeran 48 53 46 51 49 54 Tidak Lulus

72 Osih BT Saniman 61 67 63 70 60 66 Lulus

73 Misa BT Karja 57 63 64 71 60 66 Lulus

74 Ersih BT Esan 61 67 61 67 60 66 Lulus

75 Ani Suryani 61 67 70 77 71 78 Lulus

76 Rindon 58 64 63 70 63 70 Lulus

77 Sami 60 66 61 67 64 71 Lulus

78 Unah BT Sau 58 64 59 65 66 73 Lulus

79 Halimah 61 67 60 66 60 66 Lulus

80 Nasem 63 70 61 67 61 67 Lulus

Mengetahui,

Ketua Penyelenggara PKBM Gilang Tiara

Ihat Husnul Hotimah S.Pd

Lampiran 16 Data Warga Belajar yang mendapatkan SUKMA

Data Warga Belajar Keaksaraan dasar yang mendapatkan SUKMA

PKBM Gilang Tiara

Tahun 2017

No Nama P/L TTL Usia Pekerjaan Alamat

1 Wanti BT Baim P Bekasi, 11-05-1964 54 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

2 Oni BT Saipan P Bekasi, 09-11-1964 54 Pedagang Kp Gaok Desa Muktijaya

3 Cacih BT Juman P Bekasi, 15-06-1973 45 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

4 Nenti BT Teong P Bekasi, 07-09-1960 58 Pedagang Kp Gaok Desa Muktijaya

5 Tati Hartati P Bekasi, 14-05-1975 43 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

6 Saenah P Bekasi, 07-01-1959 59 IRT Kp Cigelam Desa Muktijaya

7 Rani BT Samad P Bekasi, 06-09-1970 48 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

8 Kamah P Bekasi, 31-12-1970 48 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

9 Amih P Bekasi, 01-07-1975 43 Pedagang Kp Gaok Desa Muktijaya

10 Warsih P Bekasi, 03-05-1968 50 Pedagang Kp Cigelam Desa Muktijaya

11 Anih P Bekasi, 25-10-1964 54 IRT Kp Cigelam Desa Muktijaya

12 Nami BT Sanim P Bekasi, 17-04-1954 64 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

13 Minah P Bekasi, 20-01-1961 57 IRT Kp Cigelam Desa Muktijaya

14 Dedeh BT Topa P Bekasi, 14-06-1982 36 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

15 Mini BT Sain P Bekasi, 11-03-1969 49 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

16 Yati P Bekasi, 19-08-1951 67 IRT Kp Cigelam Desa Muktijaya

17 Icih BT Anan P Bekasi, 21-02-1982 36 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

18 Nenih P Bekasi, 05-01-1967 51 Pedagang Kp Cigelam Desa Muktijaya

19 Martini P Bekasi, 01-07-1964 54 Pedagang Kp Gaok Desa Muktijaya

20 Tasih P Bekasi, 11-03-1950 68 Pedagang Kp Gaok Desa Muktijaya

21 Nibun P Bekasi, 01-07-1969 49 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

22 Yani P Bekasi, 09-06-1984 34 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

23 Darnih P Bekasi, 07-04-1979 39 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

24 Hadijah BT

Sahwir P Bekasi, 05-05-1965 53 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

25 Lanih P Bekasi, 08-06-1982 36 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

26 Kanih BT Noka P Bekasi, 09-03-1970 48 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

27 Inta BT Manin P Bekasi, 12-05-1876 42 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

28 Pendi Wijaya L Bekasi, 05-12-1994 24 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

29 Endah BT Inan P Bogor, 11-03-1984 34 IRT Kp Rawa Kaso

30 Linah Lidianti P Bekasi, 17-06-1988 30 IRT Kp Cilandak Desa Muktijaya

31 Kokom BT Nian P Bekasi, 05-06-1979 39 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

32 Ikem BT Kajan P Bekasi, 04-01-1959 59 IRT Kp Cigelam Desa Muktijaya

33 Mina BT Neman P Bekasi, 16-03-1974 44 IRT Kp Cisaat Desa Muktijaya

34 Acih P Bekasi, 09-04-1976 42 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

35 Rukmini BT Sarta P Bekasi, 28-03-1965 53 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

36 Aan Rohanah P Bekasi, 16-03-1974 44 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

37 Diah Wulandari P Bekasi, 19-09-1987 31 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

38 Siti Marsita Dewi P Bekasi, 16-07-1987 31 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

39 Nurhayati BT

Aman P Bekasi, 16-06-1970 48 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

40 Emih BT Epen P Bekasi, 05-09-1966 52 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

41 Suah BT H Harun P Bekasi, 05-07-1970 48 IRT Kp Tanggkil Desa Muktijaya

42 Saanih P Bekasi, 05-11-1973 45 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

43 Siti Saodah P Bekasi, 10-10-1981 37 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

44 Mimin Mintarsih P Bekasi, 12-08-1985 33 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

45 Rinem BT Iney P Bekasi, 15-07-1960 58 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya

46 Inah Niman P Bekasi, 12-10-1963 55 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya

47 Linah P Bekasi, 02-02-1971 47 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya

48 Sumiyati P Bekasi, 16-12-1993 25 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya

49 Nemih P Bekasi, 10-05-1959 59 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya

50 Ai Sumiati P Bekasi, 11-10-1968 50 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya

51 Hj Namah P Bekasi, 03-11-1945 73 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya

52 Yayat Nurhayati P Bekasi, 10-09-1979 39 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya

53 Iis P Bekasi, 17-09-1987 31 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya

54 Unah Handayani P Bekasi, 09-09-1979 39 Pedagang Kp Manggah Desa Muktijaya

55 Onih BT Saeran P Bekasi, 12-06-1955 63 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya

56 Osih BT Saniman P Bekasi, 17-11-1964 54 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya

57 Misa BT Karja P Bekasi, 12-06-1968 50 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya

58 Ersih BT Esan P Bekasi, 26-08-1964 54 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya

59 Ani Suryani P Bekasi, 17-02-1984 34 Pedagang Kp Manggah Desa Muktijaya

60 Sami P Bekasi, 31-12-1973 45 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya

61 Unah BT Sau P Bekasi, 06-08-1962 56 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya

62 Halimah P Bekasi, 10-02-1976 42 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya

Mengetahui,

Ketua Penyelenggara PKBM Gilang Tiara

Ihat Husnul Hotimah S.Pd

Lampiran 17 Blangko SUKMA