Post on 28-Jul-2019
IDENTIFIKASI KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA IBU HAMIL
TRIMESTER I, II DAN III TERHADAP KEJADIAN ANEMIA
DI PUSKESMAS POASIA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan
Diploma III Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Oleh:
IRDAYANTI
NIM : P00341014014
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII
TAHUN 2017
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Penulis
1. Nama : Irdayanti
2. Tempat Tangal Lahir : Kendari, 26 juni 1996
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Bugis / Indonesia
6. Alamat : Baruga Kota Kendari
B. Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri Paku Jaya Kecamatan Bondoala , Tamat Tahun 2008
2. SMP Negeri Satu Atap Kecamatan Bondoala, Tahun Tamat 2011
3. SMK Kesehatan Kota Kendari, Tamat Tahun 2014
4. Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekes Kendari Jurusan Analis Kesehatan
Tahun 2014 sampai sekarang.
MOTTO
Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan besok harus lebih baik
dari pada hari ini
Sesuatu yang belum dikerjakan sering kali tampak mustahil, kita baru
yakin kalau kita telah berhasil melakukan dengan baik
Lebih baik mencoba dari pada tidak tidak sama sekali tidak ada kata
menyerah sebulum berhasil
Karya tulis ilmiah ini akan
Kupersembahkan untuk Almamaterku
Ayahanda dan Ibunda tercinta
Keluargaku Tersayang
Serta untuk bangsa dan negaraku
ABSTRAK
Irdayanti (P00341014014), Identifikasi Kadar Hemoglobin (Hb) Pada Ibu
Hamil Trimester I, II dan III Terhadap Kejadian Anemia di Puskesmas Poasia
Kota Kendari Tahun 2017. Oleh Ibu : St Nurhayani dan Satya Darmayani.(xiv +
2 daftar tabel + 2 daftar gambar + 6 daftar lampiran + 43 halaman) Hemoglobin adalah
protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan
dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan
melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan tubuh.
mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin yang lebih rendah dari 11 gr/dl pada
trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 10.5 gr/dl pada trimester kedua. Nilai
hemoglobin yang rendah berhubungan dengan masalah klinis seperti anemia. Anemia
adalah kondisi dengan kadar hemoglobin dalam darah kurang dari 12 gr/dl.
Pemeriksaan hematologi diantaranya adalah pemeriksaan hemoglobin, yaitu untuk
membantu mendiagnosis anemia. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi Kadar Hemoglobin (Hb) Pada Ibu Hamil Trimester I, II Dan III
terhadap Kejadian Anemia Di Puskesmas Poasia Metode penelitian ini adalah metode
deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar hemoglobin pada ibu hamil
trimester I terdapat 2 ibu hamil yaitu nilai kadar hemoglobin 12,8 g/dl dan 13,1 g/dl,
kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester II terdapat 2 ibu hamil yaitu nilai kadar
hemoglobin yang normal yaitu 11,5 g/dl dan nilai kadar hemoglobin yang tidak normal
yaitu 10,5 g/dl dan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III terdapat 2 ibu hamil
yaitu nilai kadar hemoglobin yang tidak normal yaitu 10,1 g/dl dan 10,7 g/dl. di
Puskesmas Poasia Kota Kendari memiliki kadar hemoglobin tidak normal atau
mengalami anemia, yakni sebanyak 7 orang dan yang memiliki kadar hemoglobin
normal atau tidak anemia sebanyak 3 orang
Kata Kunci : Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil
Daftar Pustaka : 18 literatur (2001 – 2015)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini dengan judul
“Identifikasi Kadar Hemoglobin (Hb) Pada Ibu Hamil Trimester I, II dan III Terhadap
Kejadian Anemia di Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun 2017”.
Penulis menyadari bahwa semua ini dapat terlaksana karena dorongan dan
bimbingan dari berbagai pihak, secara langsung maupun tidak langsung dalam
memberikan bimbingan dan petunjuk sejak dari pelaksanaan kegiatan awal sampai
pada penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Hj. St. Nurahayani, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Pembimbing I dan Ibu
Satya Darmayani S.SI,M.Eng., selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu
dan pikiran dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab guna memberikan bimbingan
dan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak Petrus, SKM., M.Kes., selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari.
2. Ibu Ruth Mongan, B.Sc., S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Kendari.
3. Bapak dr. H. Juriadi Paddo, M.Kes., selaku Kepala Puskesmas Poasia dan staf yang
telah membantu dalam memberikan informasi selama pengambilan data penelitian
ini berlangsung.
4. Seluruh Dosen dan staf pengajar Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis
Kesehatan yang telah banyak membantu dan memberikan ilmu pengetahuan
maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes Kendari.
5. Teristimewa kepada ayahanda Taharudin dan Ibunda Faridah yang telah
mengasuh, membesarkan dengan cinta dan penuh kasih sayang, serta memberikan
dorongan moril, material dan spiritual, serta saudara-saudaraku, terima kasih atas
pengertiannya selama ini.
6. Teristimewa kepada ibu Satya Darmayani S.SI,M.Eng, Hj.St.Nurahayani,
S.Kep.,Ns.,M.Kep yang telah tulus dan ikhlas mengarahkan dan membimbing
penulis dari awal hingga akhir penulisan Karya Tulis Ilmiah ini oleh itu penulis
mengucapkan terimah kasih
7. Teruntuk saudaraku Indri mulia sari, SST.Keb, Indra jaya dan Irma purnama yanti
yang telah memberikan doa, dukungan serta motivasi untuk penulis menempuh
pendidikan
8. Kepada sahabatku Pravita anggraini putri Amd.Ak, Fitriani Herson Amd.Ak,
Yolda meta Amd.Ak, Nurhasanah Amd.Ak, Nurani gafar Amd.Ak dan Ida rastuti
Amd.Ak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
9. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis
Kesehatan angkatan 2014.
Tiada yang dapat penulis berikan kecuali memohon kepada Allah SWT,
semoga segala bantuan dan andil yang telah diberikan oleh semua pihak selama ini
mendapat berkah dari Allah SWT. Akhir kata penulis mengharapkan semoga karya
tulis ilmiah ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan serta dapat bermanfaat
bagi kita semua, Amin.
Kendari, Juli 2017
Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iv
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. v
MOTTO ...............................................................................................................vi
ABSTRAK ..........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................x
DAFTAR TABEL ................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................4
C. Tujuan Penelitian............................................................................4
D. Manfaat Penelitian..........................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan...............................................6
B. Tinjauan Umum Tentang Anemia..................................................20
C. Tinjauan Umum Tentang Hemoglobin...........................................22
D. Tinjauan Umum Tentang Identifikasi Kadar Hemoglobin.............27
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran ............................................................................29
B. Kerangka Pikir ...............................................................................29
C. Variabel Penelitian.........................................................................30
D. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif...................................30
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.................................................,............................29
B. Tempat Dan Waktu Penelitian.......................................................29
C. Populasi Dan Sampel.....................................................................29
D. Prosedur Pengumpulan Data..........................................................30
E. Instrumen Penelitian.......................................................................30
F. Prosedur Kerja................................................................................30
G. Jenis Data........................................................................................32
H. Pengolahan data..............................................................................32
I. Jenis data.........................................................................................32
J. Pengajian Data................................................................................33
K. Etika Penelitian..............................................................................33
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian….........................................................................35
B. Pembahasan ….............................................................................38
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................. . 42
B. Saran ........................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
5.1. Distribusi umur ibu hamil di Puskesmas Poasia ......................................... 37
5.2. Distribusi kehamilan ibu hamil di Puskesmas Poasia .................................... 37
5.3. Distribusi pemeriksaan kadar hemoglobin ibu hamil trimester I, II dan III
di Puskesmas Poasia ..........................................................................................38
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1. Sel darah merah.................................................................................21
2.2. Hematologi Analyzer Sysmex..........................................................25
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian dari poltekes kemenkkes kendari
Lampiran 2 : Surat izin penelitian dari badan penelitian dan pengembangan
daerah provinsi sulawesi tenggara
Lampiran 3 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 4 : Dokumentasi penelitian
Lampiran 5 : Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin pada ibunhamil trimester
I, II dan III di Puskesmas Poasia
Lampiran 6 : Surat keterangan bebas pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan besi (Fe) yang
dinamakan konjugasi protein. Sebagai intinya, besi (Fe) dengan rangka
protoporpyrin dan globulin (tetra phirin). Warna darah merah disebabkan
karena adanya besi (Fe). Oleh karena itu hemoglobin dinamakan juga zat warna
darah. Bersama-sama dengan eritrosit hemoglobin dengan karbondioksida
menjadi karboksihemoglobin dan warnanya merah tua. Darah arteri
mengandung oksigen dan darah vena mengandung karbondioksida (Hoffbrand,
2006). Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas
(daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk
oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka
oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan (Evelyn, 2009).
Penurunan ringan kadar hemoglobin selama kehamilan dijumpai pada
wanita normal yang tidak mengalami defisiensi zat besi atau asam folat. Hal
ini disebabkan oleh ekspansi volume plasma yang lebih besar dari pada
peningkatan massa hemoglobin dan volume sel darah merah yang terjadi pada
kehamilan normal. Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin yang lebih rendah dari 11
gr/dl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 10.5 gr/dl pada
trimester kedua. Nilai hemoglobin yang rendah berhubungan dengan masalah
klinis seperti anemia. Anemia adalah kondisi dengan kadar hemoglobin dalam
darah kurang dari 12 gr/dl (Baharutan dkk, 2014)
Prevalensi anemia pada wanita hamil di Indonesia berkisar 20-80%,
tetapi pada umumnya banyak penelitian yang menunjukkan prevalensi anemia
pada wanita hamil yang besarnya lebih dari 50%. Selain itu, banyak dilaporkan
bahwa prevalensi anemia pada trimester III yang berkisar 50-79%. Tingginya
prevalensi anemia pada ibu hamil sebagian besar penyebabnya adalah
kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin.
Keadaan kekurangan zat besi pada ibu hamil akan menimbulkan gangguan atau
hambatan pada pertumbuhan baik sel tubuh maupun sel otak janin (Depkes RI,
2009).
Salah satu masalah yang sering dialami oleh ibu hamil adalah anemia.
Hal ini disebabkan oleh rendahnya kadar hemoglobin dalam darah. Anemia
pada ibu hamil didefinisikan saat kadar Hb <11 g/dL atau <11,5 g/dL
berdasarkan trimester kehamilan. Namun, Hb <10 g/dL mengindikasikan
anemia di setiap trimester kehamilan yang harus segera diatasi karena akan
menimbulkan efek yang berbahaya bagi ibu dan janin (Capra, dkk,. 2013).
Sedangkan menurut WHO (2008), batas bawah normal hemoglobin ( Hb ) pada
wanita hamil adalah 11g/dL. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana
trimester satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu
(minggu ke 13 hingga ke 27), dan trimester ketiga 13 minggu, minggu ke-28
hingga ke-40 (Saminem, 2009). Pada kehamilan trimester pertama terjadi
perubahan hormon. Sebagian besar ibu hamil sering tidak enak badan di sertai
dengan mual muntah yang menyebabkan makanan yang sudah dimakan
dikeluarkan kembali (Waliyani, 2015).
Hasil penelitian Dim (2007) menunjukkan bahwa lebih dari setengah
ibu hamil di dunia memiliki kadar Hb di bawah normal. Menurut WHO (2008)
47,40% ibu hamil menderita anemia di dunia, dengan prevalensi yang lebih
tinggi di negara berkembang yaitu 52% ibu hamil menderita anemia,
sedangkan prevalensi kejadian anemia pada ibu hamil di negara maju yaitu
23%. Di Indonesia, 37,1 % dari keseluruhan ibu hamil menderita anemia
dengan proporsi yang merata antara di pedesaaan (36,4%) dan di perkotaan
(37,8%) (Riskesdas, 2013). Data dinas kesehatan kota Kendari (2015-2016)
menunjukkan sebanyak 370 ibu hamil menderita anemia. Dari Hasil data
puskesmas poasia kendari bulan juni-juli tahun 2017 menunjukan bahwa 83
ibu hamil yang terdiri dari trimester I yaitu 24 ibu hamil, trimester II yaitu 31
ibu hamil dan trimester III yaitu 28 ibu hamil.
Berdasarkan pengambilan data awal didapatkan bahwa kebanyakan
pasien ibu hamil memeriksakan diri pada puskesmas Poasia, sedangkan pada
puskesmas Nambo dan puskesmas Abeli tidak diperoleh data pasien ibu hamil
yang melakukan pemeriksaan dipuskesmas tersebut. Kebanyakan pasien ibu
hamil di puskesmas Nambo dan puskesmas Abeli dirujuk ke puskesmas Poasia
dikernakan tidak adanya tenaga medis dan persiapan alat yang memadai
dipuskesmas tersebut. Sedangkan di puskesmas Puwatu, puskesmas Perumnas,
puskesmas Benu-benua, puskesmas Lepo-lepo puskesmas Jati raya dan
puskesmas Kemaraya sedikit data tentang pasien ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan tersebut. Puskesmas Poasia merupakan puskesmas dengan
fasilitas kesehatan yang paling lengkap di kota Kendari. Hal ini dibuktikan
dengan diterimanya Piala Citra Pelayanan Prima Unit pelayanan Publik pada
puskesmas Poasia di istana negara pada tahun 2008 yang diberikan langsung
kepada walikota Kendari.
Berdasarkan data-data tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul Identifikasi kadar hemoglobin (Hb) pada ibu hamil
trimester I, II dan III terhadap kejadian anemia Di Puskesmas Poasia.
B. Rumusan Masalah
Berkaitan latar belakang di atas maka dapat ditarik suatu rumusan
masalah bagaimana Identifikasi Kadar Hemoglobin (Hb) Pada Ibu Hamil
Trimester I, II dan III terhadap Kejadian Anemia Di Puskesmas Poasia ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi Kadar
Hemoglobin (Hb) Pada Ibu Hamil Trimester I, II Dan III terhadap Kejadian
Anemia Di Puskesmas Poasia.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Kadar Hemoglobin (Hb) Pada Ibu Hamil Trimester I terhadap
Kejadian Anemia Di Puskesmas Poasia.
b. Mengetahiu Kadar Hemoglobin (Hb) Pada Ibu Hamil Trimester II
terhadap Kejadian Anemia Di Puskesmas Poasia.
c. Mengetahui Kadar Hemoglobin (Hb) Pada Ibu Hamil Trimester III
terhadap Kejadian Anemia Di Puskesmas Poasia.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Penelitian
a. Menerapkan dan memanfaatkan ilmu yang telah didapat selama pendidikan.
b. Membawah wawasan serta pengalaman penulis dalam melakukan studi
penelitian.
c. Menambah pengetahuan penulis dalam Identifikasi Kadar Hemoglobin (Hb)
Pada Ibu Hamil Trimester I, II Dan III terhadap Kejadian Anemia Di
Puskesmas Poasia.
2. Manfaat Bagi Puskesmas Poasia
a. Hasil penelitian ini sebagai tambahan informasi bagi informasi bagi
Puskesmas Poasia untuk meningkatkan wawasan untuk mengetahuan akan
karakteristik Identifikasi Kadar Hemoglobin (Hb) Pada Ibu Hamil Trimester
I, II Dan III terhadap Kejadian Anemia Di Puskesmas Poasia.
b. Peneliti Selanjutnya bagi jurusan Analis Kesehatan sehingga dapat digunakan
sebagai bahan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah hasil dari pertemuan antara sperma dan sel telur.
Dalam proses perjalanan sperma menemui sel telur (ovum), hanya sedikit
yang berhasil mencapai tempat sel telur dari 20-40 juta sperma yang
dikeluarkan. Dari jumlah yang sudah sedikit itu, cuma 1 sperma saja yang
biasa membuahi sel telur (Walyani, 2015). Bila dihitung dari penyatuan
(fertili sasi) hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional
(Pieter & Lubis, 2010).
Tanda-tanda kehamilan untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan
dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan.
amenorea (berhentinya menstruasi), mual (nausea) dan muntah (emesis),
ngidam (menginginkan makan tertentu), Syncope (pingsan), kelelahan,
payudara tegang, sering miski, konstipasi atau obstipasi, pigmentasi kulit
(Prawirohardjo, 2009). Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana
trimester satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu
(minggu ke 13 hingga ke 27), dan trimester ketiga 13 minggu, minggu ke-28
hingga ke-40 (Saminem, 2009). Pada kehamilan trimester pertama terjadi
perubahan hormon. Sebagian besar ibu hamil sering tidak enak badan di sertai
dengan mual muntah yang menyebabkan makanan yang sudah dimakan
dikeluarkan kembali (Waliyani, 2015).
Mual pada awal kehamilan, dengan atau tanpa muntah sering disebut
Morning sickness. Menurut Mudzakir (2009), Morning sickness biasanya
dimulai kapan saja, antara empat sampai delapan minggu pertama kehamilan.
Dan statistik menunjukkan bahwa 70% wanita mengalami hal ini. Perubahan
hormonal yang drastis mengindikasikan perubahan keadaan dalam tubuh
untuk mendukung pertumbuhan bayi. Mual biasanya di pagi hari, meskipun
bisa menyerang setiap saat, siang atau malam, kadang-kadang dimulai sejak
lebih dari tiga minggu setelah pembuahan (Suririnah, 2008). Mual dan
munah ini dapat terjadi oleh karena pengaruh estrogen dan progesteron
menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan, sehingga
menimbulkan mual dan bila terlampau sering, dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan dan mengarah pada pengaruh status gizi ibu hamil
(Wiknjosastro, 2008). Pada setiap tahap kehamilan, seorang ibu hamil
membutuhkan makanan dengan kandungan zat-zat gizi yang berbeda dan
disesuaikan dengan kondisi tubuh dan perkembangan janin (Walyani, 2008).
Kehamilan memberikan perubahan yang besar terhadap tubuh seorang
ibu hamil. Salah satu perubahan yang besar yaitu pada sistem hematologi. Ibu
hamil sering kali mengalami anemia selama masa kehamilan. Anemia
fisiologis merupakan istilah yang sering digunakan untuk menyebut
penurunan kadar hemoglobin (Hb) yang terjadi selama kehamilan normal.
Volume plasma darah meningkat sekitar 1250 ml (atau 45%) di atas normal
pada akhir gestasi dan walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar
25%, ini tetap mengarah pada penurunan konsentrasi Hb. (Sarwono, 2007)
Ibu hamil pada Trimester I, harus makan, makanan yang mengandung
nilai gizi bermutu tinggi. Nutrisi bagi ibu hamil juga sangatlah penting bagi
kesehatan janin dalam kandungan. Ibu hamil yang kekurangan nutrisi dapat
mengakibatkan perkembangan janin tidak normal, gizi ibu hamil
mempengaruhi pertumbuhan janin (Sulistiawati, 2008). Status Gizi pada
waktu pertumbuhan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin. Berat badan ibu hamil harus memadai, 3 bertambah
sesuai umur kehamilan. Hal ini dikarenakan berat badan yang bertambah
normal juga. Di negara maju, rata-rata kenaikan berat badan selama hamil
sekitar 12-14 kilogram. Tetapi berdasarkan perkembangan terkini
disampaikan bahwa penambahan berat badan ibu selama hamil tidak terlalu
mempengaruhi berat badan bayi. dan Sebagian besar ibu hamil biasanya akan
mengalami mual muntah ditrimester I. Menurut Dr. dr.Noroyono Wibowo,
Sp. OG. Selain perubahan hormon, salah satu penyebab mual muntah adalah
kurangnya zat besi tertentu, seperti asam folat, kalsium zat besi, zinc, DHA,
dan serat pangan. Ibu juga harus mengetahui apakah mual atau muntah yang
ia alami karena perubahan hormon atau kekurangan Gizi dengan melakukan
pengecekan laboratoriun, antara lain kadar albumin dan vitamin B6. Selain
itu, untuk memantau kadar gizi, ibu wajib menimbang berat badan dan
mengukur tekanan dara secara rutin (Waliyani, 2015).
Kekurangan asupan gizi pada trimester I dapat menyebabkan
hiperemesis gravidarum, kelahiran prematur, kematian janin, keguguran dan
kelainan pada sistem syaraf pusat. Sedangkan pada trimester II dan III dapat
mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan janin terganggu,berat badan
bayi rendah (Pieter & Lubis, 2010).
2. Diagnosis Kehamilan
a. Uji Hormonal Kehamilan
Korionik gonadotropin (HCG) diproduksi oleh sel-sel sinsisiotrofoblas
pada awal kehamilan. Hormon ini diekresikan melalui urine. Human
Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat dideteksi sekitar 26 hari setelah
konsepsi dan peningkatan ekskresinya sebanding dengan meningkatnya
usia kehamilan 30-60 hari. Pada usia 60 – 70 hari merupakan puncak
produksi hormon hCG kemudian menurun hingga akhir kehamilan dan
menetap setelai usia kehamiloan 100 – 130 hari.
b. Perubahan Anatomik dan Fisiologik
Perubahan anatomik yang paling terlihat pada ibu hamil adalah
pembesaran uterus. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan
progesteron pada awal kehamilan akan menyebabkan hipertrofi
miometrium. Hipertrofi miometrium dan hipertrofi kelenjar serviks
disertai dengan peningkatan vaskularisasi menyebabkan perubahan pada
ibu hamil meliputi: tanda Chadwick dan tanda Goodell (Saifuddin, 2014)
3. Perubahan Fisik Selama kehamilan
Seiring berkembangnya janin, tubuh sang ibu juga mengalami
perubahan-perubahan yang dimaksudkan untuk keperluan tumbuh dan
kembang sang bayi. Perubahan tersebut difasilitasi oleh adanya perubahan
kadar hormon estrogen dan progesteron selama kehamilan. Baik dari segi
anatomis maupun fisiologis, perubahan yang ditimbulkan terjadi secara
menyeluruh pada organ tubuh ibu yang berjalan seiring dengan usia
kehamilan dalam trimester. Perubahan-perubahan tersebut meliputi :
1. Sistem Reproduksi
a. Trimester 1
Terdapat tanda Chadwick, yaitu perubahan warna pada vulva, vagina dan
serviks menjadi lebih merah agak kebiruan/keunguan. pH vulva dan vagina
mengalami peningkatan dari 4 menjadi 6,5 yang membuat wanita hamil
lebih rentan terhadap infeksi vagina.
Tanda Goodell yaitu perubahan konsistensi serviks menjadi lebih
lunak dan kenyal. Pembesaran dan penebalan uterus disebabkan adanya
peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hyperplasia &
hipertropi otot, dan perkembangan desidua. Dinding-dinding otot menjadi
kuat dan elastis, fundus pada serviks mudah fleksi disebut tanda Mc Donald.
Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar sebesar telur bebek dan pada
kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa. Pada minggu-minggu
pertama, terjadi hipertrofi pada istmus uteri membuat istmus menjadi
panjang dan lebih lunak yang disebut tanda Hegar. Sejak trimester satu
kehamilan, uterus juga mengalami kontraksi yang tidak teratur dan
umumnya tidak nyeri.
b. Trimester II
Hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan terjadi
hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah alat
genetalia membesar. Peningkatan sensivitas ini dapat meningkatkan
keinginan dan bangkitan seksual, khususnya selama trimester dua
kehamilan. Peningkatan kongesti yang berat ditambah relaksasi dinding
pembuluh darah dan uterus dapat menyebabkan timbulnya edema dan
varises vulva. Edema dan varises ini biasanya membaik selama periode
pasca partum.
Pada akhir minggu ke 12 uterus yang terus mengalami pembesaran
tidak lagi cukup tertampung dalam rongga pelvis sehingga uterus akan
naik ke rongga abdomen. Pada trimester kedua ini, kontraksi uterus dapat
dideteksi dengan pemeriksaan bimanual. Kontraksi yang tidak teratur dan
biasanya tidak nyeri ini dikenal sebagai kontraksi Braxton Hicks, muncul
tiba-tiba secara sporadik dengan intensitas antara 5-25 mmHg.1 Pada usia
kehamilan 16 minggu, plasenta mulai terbentuk dan menggantikan fungsi
corpus luteum gravidarum.
c. Trimester III
Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan untuk
persalinan yang seringnya melibatkan peregangan vagina. Ketebalan
mukosa bertambah, jaringan ikat mengendor,dan sel otot polos mengalami
hipertrofi. Juga terjadi peningkatan volume sekresi vagina yang berwarna
keputihan dan lebih kental.
Pada minggu-minggu akhir kehamilan, prostaglandin mempengaruhi
penurunan konsentrasi serabut kolagen pada serviks. Serviks menjadi
lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.
Istsmus uteri akan berkembang menjadi segmen bawah uterus pada
trimester akhir. Otot-otot uterus bagian atas akan berkontraksi sehingga
segmen bawah uterus akan melebar dan menipis, hal itu terjadi pada masa-
masa akhir kehamilan menjelang persalinan. Batas antara segmen atas
yang tebal dan segmen bawah yang tipis disebut lingkaran retraksi
fisiologis.
2. Payudara
a. Trimester I
payudara akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomamotropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi belum
mengeluarkan ASI. Vena-vena di bawah kulit juga akan lebih terlihat.
Areola mammae akan bertambah besar pula dan kehitaman. Kelenjar
sebasea dari areola akan membesar dan cenderung menonjol keluar
dinamakan tuberkel Montgomery.
b. Trimester II
Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat keluar
cairan kental kekuning-kuningan yang disebut Kolustrum. Kolustrum ini
berasal dari asinus yang mulai bersekresi.selama trimester dua.12
Pertumbuhan kelenjar mammae membuat ukuran payudara meningkat
secara progresif. Bila pertambahan ukuran tersebut sangat besar, dapat
timbul stria stria seperti pada abdomen. Walaupun perkembangan kelenjar
mammae secara fungsional lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi
laktasi terlambat sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan
plasenta lahir.
c. Trimester III
Pembentukan lobules dan alveoli memproduksi dan mensekresi
cairan yang kental kekuningan yang disebut Kolostrum.13 Pada trimester
3 aliran darah di dalamnya lambat dan payudara menjadi semakin besar.
3. Kulit
a. Trimester 1
Diketahui bahwa terjadi peningkatan suatu hormon perangsang
melanosit sejak akhir bulan kedua kehamilan sampai aterm yang
menyebabkan timbulnya pigmentasi pada kulit. Linea nigra adalah
pigmentasi berwarna hitam kecoklatan yang muncul pada garis tengah
kulit abdomen. Bercak kecoklatan kadang muncul di daerah wajah dan
leher membentuk kloasma atau melasma gravidarum (topeng
kehamilan). Aksentuasi pigmen juga muncul pada areola dan kulit
genital. Pigmentasi ini biasanya akan menghilang atau berkurang setelah
melahirkan.
Angioma atau spider naevi berupa bintik-bintik penonjolan kecil
dan merah pada kulit wajah, leher, dada atas, dan lengan. Kondisi ini
sering disebut sebagai nevus angioma atau teleangiektasis. Eritema
palmaris terkadang juga dapat ditemukan. Kedua kondisi ini
kemungkinan disebabkan oleh hiperestrogenemia kehamilan.
b. Trimester II
Peningkatan melanocyte stimulating hormone (MSH) pada masa
ini menyebabkan perubahan cadangan melanin pada daerah epidermal
dan dermal.
c. Trimester III
Pada bulan-bulan akhir kehamilan umumnya dapat muncul garis-
garis kemerahan, kusam pada kulit dinding abdomen dan kadang
kadang juga muncul pada daerah payudara dan paha. Perubahan warna
tersebut sering disebut sebagai striae gavidarum. Pada wanita
multipara, selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan garis garis
mengkilat keperakan yang merupakan sikatrik dari striae kehamilan
sebelumnya.
4. Perubahan metabolik dan kenaikan berat badan
a. Trimester I
Terjadi pertambahan berat badan selama kehamilan yang sebagian
besar diakibatkan oleh uterus dan isinya payudara, dan peningkatan
volume darah serta cairan ekstraseluler. Sebagian kecil pertambahan berat
badan terebut diakibatkan oleh perubahan metabolik yang menyebabkan
pertambahan air selular dan penumpukan lemak serta protein baru, yang
disebut cadangan ibu. Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan berat
badan ibu kurang lebih 1 kg.
b. Trimester II
Kenaikan berat badan ibu terus bertambah terutama oleh karena
perkembangan janin dalam uterus.
c. Trimester III
bahkan lebih dari berat badan pada awal kehamilan. Pitting edema
dapat timbul pada pergelangan kaki dan tungkai bawah akibat akumulasi
cairan tubuh ibu. Akumulasi cairan ini juga disebabkan oleh peningkatan
tekanan vena di bagian yang lebih rendah dari uterus akibat oklusi parsial
vena kava. Penurunan tekanan osmotik koloid interstisial juga cenderung
menimbulkan edema pada akhir kehamilan.
5. Perubahan Hematologis
a. Trimester 1
Volume darah ibu meningkat secara nyata selama kehamilan.
Konsentrasi hemoglobin dan hematokrit sedikit menurun sejak trimester
awal kehamilan. Sedangkan konsentrasi dan kebutuhan zat besi selama
kehamilan juga cenderung meningkat untuk mencukupi kebutuhan janin.
b. Trimester II
Peningkatan volume darah disebabkan oleh meningkatnya plasma
dan eritrosit. Terjadi hiperplasia eritroid sedang dalam sumsum tulang dan
peningkatan ringan pada hitung retikulosit. Hal ini disebabkan oleh
meningkatnya kadar eritropoetin plasma ibu setelah usia gestasi 20
minggu, sesuai dengan saat produksi eritrosit paling tinggi.
c. Trimester III
Konsentrasi hematokrit dan hemoglobin yang sedikit menurun
selama kehamilan menyebabkan viskositas darah menurun pula. Perlu
diperhatikan kadar hemoglobin ibu terutama pada masa akhir kehamilan,
bila konsentrasi Hb < 11,0 g/dl, hal itu dianggap abnormal dan biasanya
disebabkan oleh defisiensi besi
6. Sistem Kardiovaskuler
a.Trimester I
Perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi pada 8 minggu
pertama kehamilan. Pada awal minggu kelima curah jantung mengalami
peningkatan yang merupakan fungsi dari penurunan resistensi vaskuler
sistemik serta peningkatan frekuensi denyut jantung. Preload meningkat
sebagai akibat bertambahnya volume plasma yang terjadi pada minggu ke
10-20.
b. Trimester II
Sejak pertengahan kehamilan, pembesaran uterus akan menekan vena
cava inferior dan aorta bawah saat ibu berada pada posisi terlentang. Hal
itu akan berdampak pada pengurangan darah balik vena ke jantung hingga
terjadi penurunan preload dan cardiac output yang kemudian dapat
menyebabkan hipotensi arterial.
c. Trimester III
Selama trimester terakhir, kelanjutan penekanan aorta pada pembesaran
uterus juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Pada
posisi terlentang ini akan membuat fungsi ginjal menurun jika
dibandingkan dengan posisi miring.
7. Sistem pernafasan
a. Trimester I
Kesadaran untuk mengambil nafas sering meningkat pada awal
kehamilan yang mungkin diinterpretasikan sebagai dispneu. Hal itu
sering mengesankan adanya kelainan paru atau jantung padahal
sebenarnya tidak ada apa-apa. Peningkatan usaha nafas selama
kehamilan kemungkinan diinduksi terutama oleh progesteron dan
sisanya oleh estrogen. Usaha nafas yang meningkat tersebut
mengakibatkan PCO2 atau tekanan karbokdioksida berkurang.
b. Trimester II
Selama kehamilan, sirkumferensia thorax akan bertambah kurang
lebih 6 cm dan diafragma akan naik kurang lebih 4 cm karena penekanan
uterus pada rongga abdomen. Pada kehamilan lanjut, volume tidal,
volume ventilasi per menit, dan pengambilan oksigen per menit akan
bertambah secara signifikan.
c. Trimester III
Pergerakan difragma semakin terbatas seiring pertambahan ukuran
uterus dalam rongga abdomen. Setelah minggu ke 30, peningkatan
volume tidal, volume ventilasi per menit, dan pengambilan oksigen per
menit akan mencapai puncaknya pada minggu ke 37. Wanita hamil akan
bernafas lebih dalam sehingga memungkinkan pencampuran gas
meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini
disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron.
8. Sistem Urinaria
a. Trimester I
Pada bulan-bulan awal kehamilan, vesika urinaria tertekan oleh
uterus sehingga sering timbul keinginan berkemih. Hal itu menghilang
seiring usia kehamilan karena uterus yang telah membesar keluar dari
rongga pelvis dan naik ke abdomen. Ukuran ginjal sedikit bertambah
besar selama kehamilan. Laju filtrasi glomerulus (GFR) dan aliran
plasma ginjal (RPF) meningkat pada awal kehamilan.
b. Trimester II
Uterus yang membesar mulai keluar dari rongga pelvis sehingga
penekanan pada vesica urinaria pun berkurang. Selain itu, adanya
peningkatan vaskularisasi dari vesica urinaria menyebabkan mukosanya
hiperemia dan menjadi mudah berdarah bila terluka.
c. Trimester III
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul
menyebabkan penekanan uterus pada vesica urinaria. Keluhan sering
berkemih pun dapat muncul kembali. Selain itu, terjadi peningkatan
sirkulasi darah di ginjal yang kemudian berpengaruh pada peningkatan
laju filtrasi glomerulus dan renal plasma flow sehingga timbul gejala
poliuria. Pada ekskresi akan dijumpai kadar asam amino dan vitamin
yang larut air lebih banyak.
9. Sistem Muskuloskeletal
a. Trimester I
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada musuloskeletal.
Akibat peningkatan kadar hormone estrogen dan progesterone, terjadi
relaksasi dari jaringan ikat, kartilago dan ligament juga meningkatkan
jumlah cairan synovial. Bersamaan dua keadaan tersebut meningkatkan
fleksibilitas dan mobilitas persendian. Keseimbangan kadar kalsium
selama kehamilan biasanya normal apabila asupan nutrisinya khususnya
produk terpenuhi.
b. Trimester II
Tidak seperti pada trimester 1, selama trimester 2 ini mobilitas
persendian sedikit berkurang. Hal ini dipicu oleh peningkatan retensi
cairan pada connective tissue, terutama di daerah siku dan pergelangan
tangan.
c. Trimester III
Akibar pembesaran uterus ke posisi anterior, umumnya wanita hamil
memiliki bentuk punggung cenderung lordosis. Sendi sacroiliaca,
sacrococcigis, dan pubis akan meningkat mobilitasnya diperkirakan
karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan
perubahan sikap pada wanita hamil dan menimbulkan perasaan tidak
nyaman pada bagian bawah punggung.
11. Sistem Pencernaan
a. Trimester I
Timbulnya rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena perubahan
posisi lambung dan aliran asam lambung ke esophagus bagian bawah.
Produksi asam lambung menurun. Sering terjadi nausea dan muntah
karena pengaruh human Chorionic Gonadotropin (HCG), tonus otot-otot
traktus digestivus juga berkurang. Saliva atau pengeluaran air liur
berlebihan dari biasa. Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam
makanan yang mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita
tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual.
b. Trimester II
Seiring dengan pembesaran uterus, lambung dan usus akan
tergeser. Demikian juga dengan organ lain seperti appendiks yang akan
bergeser ke arah atas dan lateral. Perubahan lainnya akan lebih bermakna
pada kehamilan trimester 3.
c. Trimester III
Perubahan yang paling nyata adalah adanya penurunan motilitas
otot polos pada organ digestif dan penurunan sekresi asam lambung.
Akibatnya, tonus sphincter esofagus bagian bawah menurun dan dapat
menyebabkan refluks dari lambung ke esofagus sehingga menimbulkan
keluhan seperti heartburn. Penurunan motilitas usus juga memungkinkan
penyerapan nutrisi lebih banyak, tetapi dapat muncul juga keluhan seperti
konstipasi. Sedangkan mual dapat terjadi akibat penurunan asam
lambung.
4. Perubahan Hormonal Selama Kehamilan
Perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan terutama meliputi
perubahan konsentrasi hormon seks yaitu progesteron dan estrogen. Pada
awal kehamilan, terjadi peningkatan hormon hCG dari sel-sel trofoblas. Juga
terdapat perubahan dari korpus luteum menjadi korpus luteum gravidarum
yang memproduksi estrogen dan progesteron.
Pada pertengahan trimester satu, produksi hCG menurun, fungsi korpus
luteum gravidarum untuk menghasilkan estrogen dan progesteron pun
digantikan oleh plasenta. Pada trimester dua dan tiga, produksi estrogen dan
progesteron terus megalami peningkatan hingga mencapai puncaknya pada
akhir trimester tiga. Kadar puncak progesteron dapat mencapai 400 g/hari
dan estrogen 20 g/hari.
Estrogen dan progesteron memiliki peran penting yang mempengaruhi
sistem organ termasuk rongga mulut. Reseptor bagi estrogen dan progesteron
dapat ditemukan pada jaringan periodontal.15 Maka dari itu,
ketidakseimbangan hormonal juga dapat berperan dalam patogenesis
penyakit periodontal. Peningkatan hormon seks steroid dapat mempengaruhi
vaskularisasi gingiva, mikrobiota subgingiva, sel spesifik periodontal, dan
sistem imun lokal selama kehamilan.16 Beberapa perubahan klinis dan
mikrobiologis pada jaringan periodontal :15 Peningkatan kerentanan
terjadinya gingivitis dan peningkatan kedalaman saku periodontal.
b. Peningkatan kerentanan terjadinya infeksi
c. Penurunan kemotaksis neutrofil dan penekanan produksi antibodi
d. Peningkatan sejumlah patogen periodontal (khususnya Porphyromonas
gingivalis).
e. Peningkatan sintesis PGE2.
5. Kadar Hb Umum Pada Ibu Hamil
Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil
dapat di bagi menjadi 4 kategori yaitu : (Manuaba 2007)
1. Hb > 11 gr/dl Tidak anemia (normal)
2. Hb 9-10 gr/dl Anemia ringan
3. Hb 7-8 gr/dl Anemia sedang
4. Hb <7 gr/dl Anemia berat
6. Gejala-gejala Klinis Anemia Pada Ibu Hamil
Gejala yang mungkin timbul pada anemia adalah keluhan lemah, pucat
dan mudah pingsan walaupun tekanan darah masih dalam batas normal
(Sarwono Prawiharjo 2009).
Gejala anemia selama kehamilan, Yaitu Merasa lelah atau lemah, Kulit
pucat progresif, Denyut jantung cepat, Sesak napas dan Konsentrasi
terganggu.
7. Hubungan Kadar Hb Pada Ibu Hamil
Di Indonesia umumnya kadar hemoglobin (Hb) yang kurang
disebabkan oleh kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi dapat
menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel
maupun tubuh maupun sel otak. Kadar Hb yang tidak normal dapat
mengakibatkan kematian janin dalam kandungan, abortus, cacat bawaan,
Berat Badan Lahir Rendah, kadar Hb tidak normal pada bayi yang dilahirkan,
hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal
secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang kadar hemoglobinnya
tidak normal dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu
dan bayi kemungkinan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
dan premature juga lebih besar (Kristyanasari, 2010).
B. Tinjauan Umum Tentang Anemia
1. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu keadaan penurunan kadar hemoglobin,hematokrit dan
jumlah eritrosit dibawah nilai normal (Depkes, 2007). Anemia merupakan salah
satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang yang
diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia banyak terjadi pada
masyarakat terutama pada ibu hamil sampai saat ini masih cukup tinggi, menurut
World Health Organization (WHO 2013).
Anemia adalah suatu keadaan tubuh yang ditandai dengan defisiensi pada
ukuran jumlah eritrosit atau pada hemaglobin yang tidak mencukupi untuk fungsi
pertukaran O2 dan CO2 diantara jaringan dan darah (prawihardjo, 2002). Anemia
adalah keadaan dimana kadar hemoglobin , hematokrit dan sel darah merah lebih
rendah dari nilai normal, dan akibat dari defisiensi salah satu atau berapa unsur
makanan yang esensial yang dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut
(Saifuddin,2001).
2 Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di
bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr/dl pada
trimester II ( Depkes RI, 2009 ). Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah
menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen
untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama
kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,50
sampai dengan 11,00 gr/dl (Varney, 2004)
Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah (Hypervolemia).
Hypervolemia merupakan hasil dari peningkatan volume plasma dan eritrosik (sel
darah merah) yang berada dalam tubuh tetapi meningkatkan ini tidak seimbang
yaitu volume plasma peningkatanya jauh lebih besar sehingga memberi efek yaitu
konsentrasi hemoglobin berkurang dari 12g/100 mi (sarwono,2009).
3. Prevalensi Anemia Pada Ibu Hamil
Secara global, prevelensi anemia turun 12 gr/dl antara tahun 1995 dan
tahun 2011 dari yang awalnya 33% menjadi 29% pada wanita yang tidak hamil,
dan dari 43% menjadi 38% pada wanita hamil. Meskipun menunjukan kemajuan
yang cukup besar, namun sebelum sesuai dengan tujuan yang diharapkan. WHO
telah menerbitkan pedoman kebijakan yang telah direvisi untuk memberikan
dukungan terhadap pencegahan dan pengendalian anemia (WHO, 2012)
Di Indonesia prevalensi anemia kehamilan relatif tinggi, yaitu 38% -
71.5% dengan rata-rata 63,5%, sedangkan di Amerika Serikat hanya 6% (
Syaifudin, 2006). Tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil sebagian besar
penyebabnya adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan
hemoglobin (Saifudin, 2010). Kematian ibu akibat anemia di beberapa Negara
berkembang berkisar 27 per kelahiran hidup ( KH ) di India, dan 194 per 100
000 kelahiran hidup di Pakistan (Allen, 2007). Menurut WHO 40% kematian
ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan.
(Saifudin, 2006). Masalah yang dihadapi pemerintah Indonesia adalah masih
tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil dan sebagian besar penyebabnya
adalah kekurangan zat besi untuk pembentukan haemoglobin. Keadaan
kekurangan zat besi pada ibu hamil akan menimbulkan gangguan atau
hambatan pada pertumbuhan baik sel tubuh maupun sel otak janin ( Depkes ,
2009).
C. Tinjauan Umum Tentang Hemoglobin (Hb)
1. Pengertian Hemoglobin
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki daya
gabung terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk exihemoglobin
didalam sel darah merah (Evelynn, 2009).
Sel darah merah yang berfungsi menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh,
jika Hb berkurang, jaringan tubuh kekurangan oksigen. Oksigen diperlukan
tubuh untuk bahan bakar proses metabolisme (Sin-sin, 2010).
Gambar 2.1. Sel darah merah (Vidinsky, 2011)
Fungsi utama sel darah merah ialah mengikat dan membawa O2 dari
paru-paru untuk diedarkan ke seluruh sel diberbagai jaringan. Untuk
memenuhi keperluan seluruh sel tubuh akan oksigen tiap saat, yang
jumlahnya besar, senyawa ini tidak cukup untuk dibawa dalam keadaan
terlarut secara fisik saja di dalam air, yang dalam hal ini cairan serum.
Kelarutan oksigen secara fisik di dalam darah sangat dipengaruhi oleh
tekanan parsial dari gas ini (PO2) serta oleh suhu. Kedua faktor ini merupakan
faktor lingkungan yang sangat mudah berubah-ubah. Oleh karena itu tidaklah
mungkin untuk memenuhi keperluan akan oksigen dalam jumlah yang besar
secara terus menerus, bila tubuh hanya mengandalkan kedua faktor ini. Harus
ada suatu mekanisme lain, yang sedikit atau banyak membebaskan tubuh
untuk membebaskan dari dari kedua faktor tersebut (Almatsier, 2003)
Hemoglobin yaitu komponen sel darah merah yang berfungsi
menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh, jika Hb berkurang, jaringan tubuh
kekurangan oksigen. Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses
metabolisme. Zat besi merupakan bahan baku pembuat sel darah merah. Ibu
hamil mempunyai tingkat metabolisme yang tinggi misalnya untuk membuat
jaringan tubuh janin, membentuknya menjadi organ dan juga untuk
memproduksi energi agar ibu hamil bisa tetap beraktifitas normal sehari – hari
( Sin sin, 2010 ).
Fungsi hemoglobin merupakan komponen utama eritrosit yang
berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida. Warna merah pada darah
disebabkan oleh kandungan hemoglobin yang merupakan susunan protein
yang komplek yang terdiri dari protein, globulin dan satu senyawa yang
bukan protein yang disebut heme. Heme tersusun dari suatu senyawa lingkar
yang bernama porfirin yang bagian pusatnya ditempati oleh logam besi (Fe).
Jadi heme adalah senyawa-senyawa porfirin-besi, sedangkan hemoglobin
adalah senyawa komplek antara globin dengan heme( Masrizal, 2007).
• Nilai normal hemoglobin (Hb)
Menurut sutedjo ( 2009) nilai normal hemoglobin dalam darah yaitu :
Wanita : 12-16 gr/dl
Laki-laki : 14-18 gr/dl
Anak : 12-16 gr/dl
Bayi baru lahir : 12-24 gr/dl
Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan Fe yang dinamakan
conjugated protein. Sebagai intinya Fe dan dengan rangka protoperphyrin dan
globin (tetra phirin) menyebabkan warna darah merah karena Fe ini. Eryt Hb
berikatan dengan karbondioksida menjadi karboxy hemoglobin dan warnanya
merah tua. Darah arteri mengandung oksigen dan darah vena mengandung
karbondioksida (Depkes RI Widayanti, 2008).
Menurut William, Hemoglobin adalah suatu molekul yang berbentuk
bulat yang terdiri dari 4 subunit. Setiap subunit mengandung satu bagian
heme yang berkonjugasi dengan suatu polipeptida. Heme adalah suatu derivat
porfirin yang mengandung besi. Polipeptida itu secara kolektif disebut
sebagai bagian globin dari molekul hemoglobin (Shinta, 2005). Hemoglobin
terbentuk dari suatu molekul-molekul Hem yaitu gugus nitrogenosa non
protein yang mengandung besi dan Globin yaitu suatu protein terbentuk dari
empat rantai polipeptida yang sangat berlipat-lipat (Giri Wiarto, 2013).
2. Faktor-Faktor Mempengaruhi Kadar Hemoglobin
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin
1. Kecukupan Besi dalam Tubuh
Cakupan besi dalam tubuh dibutuhkan untuk produksi hemoglobin,
sehingga anemia gizi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah
yang lebih kecil dan kandungan hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan
mikronutrien essensil dalam memproduksi hemoglobin yang berfungsi
mengantar oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, untuk dieksresikan ke
dalam udara pernafasan, sitokrom, dan komponen lain pada sistem enzim
pernafasan seperti sitokrom oksidase, katalase, dan peroksidase. Besi berperan
dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah dan mioglobin dalam sel
otot. Kandungan ± 0,004 % berat tubuh (60-70%) terdapat dalam hemoglobin
yang disimpan sebagai ferritin di dalam hati, hemosiderin di dalam limpa dan
sumsum tulang (Zarianis, 2006).
Menurut Kartono J dan Soekatri M, Kecukupan besi yang
direkomendasikan adalah jumlah minimum besi yang berasal dari makanan
yang dapat menyediakan cukup besi untuk setiap individu yang sehat pada 95%
populasi, sehingga dapat terhindar kemungkinan anemia kekurangan besi.
2. Metabolisme Besi dalam Tubuh
Menurut Wirakusumah, Besi yang terdapat di dalam tubuh orang
dewasa sehat berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-
sel darah merah atau hemoglobin (lebih dari 2,5 g), myoglobin (150 mg),
phorphyrin cytochrome, hati, limpa sumsum tulang (> 200-1500 mg). Ada
dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian fungsional yang dipakai untuk
keperluan metabolik dan bagian yang merupakan cadangan. Hemoglobin,
mioglobin, sitokrom, serta enzim hem dan nonhem adalah bentuk besi
fungsional dan berjumlah antara 25-55 mg/kg berat badan. Sedangkan besi
cadangan apabila dibutuhkan untuk fungsi-fungsi fisiologis dan jumlahnya 5-
25 mg/kg berat badan. Ferritin dan hemosiderin adalah bentuk besi cadangan
yang biasanya terdapat dalam hati, limpa dan sumsum tulang. Metabolisme
besi dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan,
penyimpanan dan pengeluaran (Zarianis, 2006).
3. Pengertian Hemoglobin Dalam Kehamilan
Kadar hemoglobin merupakan indikator biokimia untuk mengetahui
status gizi ibu hamil. Kehamilan normal terjadi penurunan sedikit kon-sentrasi
hemoglobin dikarenakan hipervolemia yang terjadi sebagai suatu adaptasi
fisiologis di dalam ke-hamilan. Konsentrasi hemoglobin <11 gr/dl merupakan
keadaan abnormal yang tidak berhubungan dengan hipervolemia tersebut.
Ketidakadekuatan hipervolemia yang terjadi malah dapat mengakibatkan
tingginya kadar hemoglobin ibu hamil. Kadar hemoglobin ibu hamil yang
tinggi juga dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan
janin normal.
D. Tinjauan Umum Tentang Identifikasi Kadar Hemoglobin (Hb)
Analyzer adalah salah satu alat laboraturium yang berfungsi untuk
pengukuran dan pemeriksaan sel darah dalam sampel darah. Berikut ini akan
dijelaskan teori tentang darah sebagai bahan ukur alat Hematology Analyzer.
Gambar 2.2. `Hematologi Analyzer Sysmex
Instrumen ini menggunakan metode pengukuran sel yang disebut
Volumetric Impedance. Pada metode ini , larutan elektrolit (diluent) yang
telah dicampur dengan sel-sel darah dihisap melalui Aperture. Pada bilik
pengukuran terdapat dua electrode yang terdiri dari Internal Elektrode dan
Eksternal Elektrode, yang terletak dekat dengan Aperture. Kedua elektroda
tersebut dilewati arus listrik yang konstan.
Ketika sel-sel darah melalui aperture, hambatan antara kedua elektroda
tersebut akan naik sesaat dan terjadi perubahan tegangan yang sangat kecil
sesuai dengan nilai tahanannya dan diterima Detection Circuit. Kemudian
sinyal tegangan tersebut dikuatkan atau diperbesar pada rangkaian amplifier,
lalu dikirim ke rangkaian elektronik. Pada rangkaian elektronik terdapat
rangkaian Treshold Circuit Yang berfungsi untuk menghilangkan sinyal noise
yang diakibatkan oleh :
- Elektrik Noise (Gangguan listrik).
- Debu.
- Sisa-sisa cairan.
- Partikel yang lebih kecil atau lebih besar dari sel darah yang diukur.
Jumlah sinyal untuk setiap ukuran sel disimpan pada memori dalam
bentuk histogram. Sel RBC dan PLT yang dihitung memiliki ukuran
yang berbeda sehingga CPU dapat membedakan penghitungan untuk setiap
jenis sel. Sedangkan ketiga jenis sel WBC yang dihitung memiliki ukuran sel
yang hampir sama sehingga CPU menggunakan histogram untuk membedakan
populasi ketiga jenis sel WBC.
Terkadang terdapat dua sel atau lebih yang melewati aperture secara
bersamaan. Peristiwa ini disebut Coincidence Apabila larutan sampel sudah
cukup diencerkan dan dicampur, Coincidence ini dapat diprediksi secara
statistik dengan tingkat keakuratan yang tinggi. Pada perangkat lunak terdapat
tabel koreksi untuk kompensasi hal ini.
Pemeriksaan Hematologi Analyzer termasuk sebagai gold standar
dalam membantu menegakan diagnosis dalam berbagai pemeriksaan
hematologi termasuk penetapan kadar hemoglobin.
1. Metode : Hematology Analyzer
a. Kelebihan
1. menghemat waktu
2. penggunaan sampel yang lebih sedikit
3. data segera diperoleh
4. dapat menyimpan maksimal 10.000 hasil pemeriksaan sampel
b. kekurangan
1. Alat bekerja tidak stabil atau alat tidak bekerja dengan baik karena
keadaan alat yang kotor
2. alat bekerja tidak teliti
3. volume reagen tidak tepat
4. tetapi harga alat dan reagen yang mahal
Kadar Hb Ibu Hamil
TRIMESTER I TRIMESTER II TRIMESTER III
Hasil pemeriksaan kadar
hemoglobin normal
Hasil pemeriksaan kadar
hemoglobin rendah
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
Hemoglobin yaitu komponen sel darah merah yang berfungsi menyalurkan
oksigen ke seluruh tubuh, jika Hb berkurang, jaringan tubuh kekurangan oksigen.
Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses metabolisme. Hemoglobin
mempunyai fungsi yaitu komponen utama eritrosit yang berfungsi membawa
oksigen dan karbondioksida. Warna merah pada darah disebabkan oleh kandungan
hemoglobin yang merupakan susunan protein yang komplek yang terdiri dari
protein, globulin dan satu senyawa yang bukan protein yang disebut heme. Heme
tersusun dari suatu senyawa lingkar yang bernama porfirin yang bagian pusatnya
ditempati oleh logam besi (Fe).
Kadar hemohlobin yang rendah dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil.
indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,50 sampai
dengan 11,00 gr/dl. Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengidentifikasi kadar
hemoglonin pada ibu hamil trimester I, II dan III terhadap kejadian anemia.
B. Kerangka pikir
Berdasarkan dasar pemikiran diatas, dapat disimpulkan dengan bagan
kerangka pikir sebagai berikut:
C. Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu kadar hemoglobin
D. Definisi Operasional dan kriteria objektif
1. Definisi Operasional
a. Anemia adalah suatu keadaan penurunan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
ibu hamil ≤ 11 gr/dl.
b. Ibu Hamil adalah penyatuan dari spermatozoa dan ovum, dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Dihitung dari saat penyatuhan sampai kelahiran bayi,
Kehamilan normal biasanya berlangsung dalam waktu 40 minggu. Usia
kehamilan tersebut dibagi menjadi 3 trimester yang masing-masing
berlangsung dalam beberapa minggu. Trimester 1 selama 12 minggu,
trimester 2 selama 15 minggu dan trimester 3 selama 13 minggu.
c. Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki daya gabung
terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk exihemoglobin didalam
sel darah merah.
2. Kreteria Objektif
a. Kadar Hb normal : 12-16 gr/dl
b. Kadar Hb normal pada ibu hamil : > 11 gr/dl
c. Kadar Hb tidak normal pada ibu hamil : < 11 gr/dl
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu untuk
memperoleh hasil identifikasi kadar hemoglobin (Hb) pada ibu hamil trimester I,
II dan III terhadap kejadian anemia di puskesmas Poasia.
B. Tempat dan waktu Penelitian
1. Tempat dan Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di puskesmas Poasia kota Kendari
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 20-26 juli 2017
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan atau totalitas objek yang diteliti yang ciri-
cirinya akan diduga atau ditaksir (Etimated) (Nasir,2011). Populasi dalam
penelitian ini adalah 7 ibu hamil yang terdiri dari trimester I yaitu 2 ibu hamil,
trimester II yaitu 2 ibu hamil dan trimester III yaitu 3 ibu hamil di puskesmas
Poasia.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang dianggap mampu mewakili populasi
yang ada (sugiona, 2009). Sampel dalam penelitian ini keseluruhan ibu hamil
trimester I, II dan III pada ibu hamil Di puskesmas Poasia .
Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling yaitu
pemilihan sampel berdasarkan ciri ciri atau sifat tertentu yang berhubungan
dengan krakteristik populasi dan berdasarkan pertimbangan dari penelitian
a. Kreteria inklusi
- Ibu hamil yang bersedia menjadi responden
- Ibu hamil yang bersedia diperiksa kadar hemoglobinnya
- Ibu hamil dapat berkomunikasi dengan baik
b. Kreteria eksklusi
- Ibu hamil yang tidak bersedia menjadi responden
- Ibu hamil yang tidak bersedia diperiksa kadar hemoglobin
D. Prosedur pengumpulan data
Data dalam penelitian ini dikumpul mulai dari observasi awal, pengumpulan
jurnal, Study literature hingga pencatatan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin ibu
hamil trimester I, II dan III terhadap kejadian anemia.
E. Instrument Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar persetujuan responden serta
lembar hasil pemeriksaan.
F. Prosedur Kerja
1. Pra Analitik
a. Persiapan Pasien : Menyelaskan kepada pasien terhadap
tindakan yang akan dilakukan.
b. Persiapan Sampel : Tidak memerlukan persiapan khusus.
c. Persiapan alat dan bahan
1) Alat
a. Hematologi analizer sysmex
b. Turniquet
c. Kapas alkohol
d. Label
e. Plester
f. Tabung EDTA
2) Bahan
a. Plasma darah
b. Alkohol 70 %
c. Tabung EDTA
d. Spoit 3 cc
e. Kapas alkohol
2. Analitk
a. Cara pengambilan darah vena
2. Bersihkan area suntikan dengan kapas alkohol
3. Pasang torniquit tetapi jangan terlalu kencang, lalu minta pasien untuk
mengepal dan membuka kepalan tangan berkali-kali hingga vena jelas terlihat
4. Pemasangan torniquit yang benar adalah ikat 7-10 cm diatas tempat yang akan
ditusuk, sekitar 1 menit.
5. Regangkan kulit diatas vena dengan jari supaya vena tidak bergerak
6. Tusuk jarum dengan lubang jarum mengarah ke atas hingga masuk kedalam
lumen vena
7. Kendorkan torniquit dan buka kepalan tangan lalu isap darah secukupnya
8. Berihkan kapas alkohol yang diperas hingga kering diatas tusukan dan cabut
jarum
9. Minta kepada pasien untuk menekan kapas tadi selama beberapa menit atau
direkatkan dengan plester
10. Angkat jarum dari spuit atau jika memakai tabung vakum tusuk jarum -
ketutup tabung dan alirkan darah melalui dinding tabung.
b. Cara pemeriksaan menggunakan hematologi analyzer
1. Metode : hematologi analizer
2. Prinsip : Instumen ini menggunakan metode pengukuran sel yang operture.
Pada klinik pengukuran terdapat 2 elektrolit yang terdiri dari, internal elektrode
dan eksternal elektode yang terletak dengan hambatan antara kedua elektrode
tersebut akan naik sesaat dengan terjadi perubahan tegangan yang sangat kecil
sesuai dengan tahapannya. Kemudian sinyal tegangan dikuatkan atau
diperbesar lalu dikirim ke rangkaian penghilang, yang berfungsi untuk
menghilangkan sinyal yang diakibatkan oleh gangguan listrik, gelombang
elektrolit, debu dan pertikel sisa.
3. Prosedur kerja
a. Siapkan 10 sampel trimester I, 10 sampel trimester II dan 10 sampel
trimester III
b. Sampel darah yang akan digunakan harus sudah homogen dengan
menggunakan antikoagulan
c. Tekan tombol whole blood “ WB” pada layar monitor
d. Tekan tombol ID dan masukkan nomor sampel dan letakkan sampel ke
dalam adaptor
e. Tutup tempat sampel hingga rapat kemudian tekan “RUN“
f. Hasil akan muncul pada layar, secara otomatis tercetak diprint out alat
3. Pasca Analitik
Nilai rujukan
Laki-laki :14-16 g/dl
Perempuan :12-16 g/dl
Anak :20-22 g/dl
G. Jenis Data
1. Data Primer
Sampel plasma darah yang diperoleh dari ibu hanil di puskesmas Poasia.
2. Data Sekunder
Data dari sumber-sumber penelitian yang relevan, baik yang diperoleh melalui
buku,bahan kuliah,dan informasi-informasi yang ada kaitannya dengan penelitian
ini dijadikan sebagai landasan teoritis dalam penulisan karya tulis.
H. Pengolahan Data
1. Editing, mengkaji dan meneliti data yang telah terkumpul.
2. Coding, yaitu kegiatan mengklasifikasikan data menurut kategori dan jenis masing-
masing untuk memudahkan dalam pengilahan data maka setiap kategori di beri kode.
3. Sceoring, yaitu memberi nilai pada data yang telah dikumpulkan.
4. Tabulating, yaitu untuk meringkas data yang diperlukan dalam bentuk tabel yang
telah dipersiapkan. Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan dan diproses
dalam dalam menggunakan tabel menurut kategorinya masing-masing.
I. Analis Data
Data yang telah diolah kemudian dianalisa dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
X = 𝒇
𝒏 x k
Keterangan :
X : jumlah presentase variabel yang diteliti
f : jumlah responden berdasarkan variabel
n : jumlah sampel penelitian
k : konstanta (100%) (Nasir abdul dkk, 2011)
J. Pengkajian Data
Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk kemudian dijelaskan dalam
bentuk narasi.
K. Etika Penelitian
Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak subyek dalam penelitian ini
menekankan masalah etika yang meliputi :
1. Informed consent (lembar persetujuan)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan bentuk persetujuan antara
peneliti peneliti bdan responden penelitian dengan memberikan lembar
persetujuan. Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti
yang memenuhu kreteria inklusi dan sertai dengan judul penelitian dan manfaat
penelitian.
2. Ananomiti (tanpa nama)
Dilakukan dengan cara tidak memberikan nama pedagang pada label sampel
hanya menuliskan kode pada sampel.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Confidentiality yaitu menjamin keberhasilan hasil penelitian baik informasi
maupun masalah-masalah lainnya, informasi yang dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan
pada hasil penelitian.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi penelitian
1. Keadaan Geografi Puskesmas Poasia
Puskesmas Poasia terletak di Kecamatan Poasia Kota Kendari, sekitar
9 KM dari Ibukota Propinsi. Sebagian besar wilayah kerja merupakan dataran
rendah dan sebagian merupakan perbukitan sehingga sangat ideal untuk
pemukiman. Di bagian utara berbatasan dengan Teluk Kendari yang sebagian
besar berupa hamparan empang. Pada bagian barat yang mencakup 2
kelurahan (Kelurahan Anduonohu dan Kelurahan Rahandouna) merupakan
daerah dataran yang ideal untuk pemukinan sehingga sebagian besar
penduduk bermukin di kedua kelurahan tersebut. Pada bagian timur
merupakan daerah perbukitan, yang semua daerah tersebut dapat dilihat pada
penjelasan dibawah ini:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Abeli
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kambu.
Luas wilayah kerja Puskesmas Poasia sekitar 4.175 Ha atau 44.75. KM
2 atau 15,12 % dari luas daratan Kota Kendari terdiri dari 4 Kelurahan
definitif, Yaitu Anduonohu luas 1.200 Ha, Rahandouna luas 1.275 Ha,
Anggoeya luas 1.400 Ha dan Matabubu luas 300 Ha. dengan 82 RW/RK
dengan jumlah penduduk 25.474 jiwa serta tingkat kepadatan penduduk 49
orang/m 2 atau 490 orang/KM 2 , dengan tingkat kepadatan hunian rumah rata-
rata 5 orang/rumah.
2. Keadaan Demografi/kependudukan
Penduduk adalah orang atau sejumlah orang yang menempati suatu
wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Data tentang kependudukan
sangat penting artinya di dalam menghitung sebaran jumlah penduduk, usia
penduduk, pekerjaan, pendapatan dan pendidikan. Data ini bisa diperoleh dari
laporanpenduduk, sensuspenduduk dan surveipenduduk.
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Poasia pada tahun 2015
sebanyak 27058 jiwa yang tersebar di 4 wilayah kelurahan.
3. Sarana Puskesmas
Puskesmas Poasia dalam melaksanakan kegiatannya baik promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif ditunjang oleh:
a. Puskesmas Pembantu sebanyak 2 unit tediri dari:
1) Pustu Anggoeya
2) Pustu Batumarupa
b. Pondok bidan Kelurahan sebanyak 4 buah, terdapat di Kelurahan:
1) Kelurahan Anduonohu
2) Kelurahan Matabubu
c. Kendaraan roda 4 (empat) sebanyak 2 unit
d. Kendaraan roda 2 (dua) sebanyak 14 unit
e. Posyandu aktif sebanyak 16 unit
f. Posyandu Usia Lanjut sebanyak 4 unit
g. Dukun terlatih sebanyak 4 orang
h. Kader posyandu sebanyak 75 orang
i. Toko obat berizin sebanyak 4 buah
j. Apotek sebanyak
Puskesmas Poasia merupakan Puskesmas Perawatan dengan kapasitas
tempat tidur 17 buah, yang terdiri dari perawatan persalinan dengan kapasitas
tempar tidur 2 buah dan perawatan umum dengan kapasitas tempat tidur 15
buah.
4. Karakteristik Responden
a. Umur Responden
Umur ibu hamil di Puskesmas Poasia Kota Kendari disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 5.2. Distribusi Umur Ibu Hamil di Puskesmas Poasia Kota
Kendari
No Umur (Tahun) Frekuensi (f) Persentase (%)
1 < 20 1 14,2
2 20-25 5 71,4
3 > 25 1 14,2
Total 7 100
Sumber: Data Primer, 2017.
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa dari 7 responden sebagian besar
berumur < 20 tahun, yakni sebanyak 1 orang (14,2%), yang berumur 20-
25 tahun sebanyak 5 orang (71,4%) dan yang berumur > 25 tahun sebanyak
1 orang (14,2%).
b. Jenis Kelamin Responden
Jenis kelamin ibu hamil di Puskesmas Poasia Kota Kendari
disajikan pada tabel berikut
Tabel 4.3. Disribusi Kehamilan Ibu Hamil di Puskesmas Poasia Kota
Kendari
No Kehamilan Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Trimester I 2 28,5
2 Trimester II 2 28,5
3 Trimester III 3 42,8
Total 7 100
Sumber: Data Primer, 2017.
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa dari 7 responden sebagian besar
berjenis kelamin prempuan yakni sebanyak 7 orang (100%).
B. Hasil Penelitian
1. Variabel Penelitian
Penelitian dilakukan dilaboratorium Puskesmas Poasia, mulai tanggal 20
sampai 26 Juli 2017 pada pasien yang berkunjung diruangan KIA dengan
diagnosis kadar hemoglobin (Hb) pada ibu hamil trimester I, II dan III dengan
melakukan pemeriksaan darah rutin (kadar hemoglobin) dengan teknik
Porposive Sampling. Dimana sampel yang diambil yaitu ibu hamil trimester I, II
dan III di Puskesmas Poasia.
Pemberian identitas pada sampel yang akan diteliti dilakukan dengan
pemberian kode adapun kode yang diberikan sebagai berikut :
T 1 : Mengetahui Kadar Hemoglobin (Hb) Pada Ibu Hamil Trimester I
T 1I : Mengetahui Kadar Hemoglobin (Hb) Pada Ibu Hamil Trimester II
T III : Mengetahui Kadar Hemoglobin (Hb) Pada Ibu Hamil Trimester III
a. Hasil Pemeriksaan Kadar Hemoglobin pada ibu hamil Trimester I, Trimester II
Dan Trimester III Di Puskesmas Poasia
Tabel 5.3 Distribusi Pemeriksaan Kadar Hemoglobin pada ibu hamil
Trimester I, Trimester II Dan Trimester III Di Puskesmas
Poasia
No Ibu
Hamil
Trimester
I
Trimester
II
Trimester
III
Total
sampel %
1 Normal 2 1 - 3 42,8
2 Tidak
Normal - 1 3 4 57,1
Jumlah 7 100
Pada tabel 5.3 menunjukan bahwa Kadar Hemoglobin pada ibu hamil
Trimester I, Trimester II Dan Trimester III diperoleh hasil pemeriksaan
normal sebanyak 3 orang dan tidak normal sebanyak 4 orang.
C. Pembahasan
1. Nilai Kadar Hemoglobin Normal Pada Ibu Hamil
Pada penelitian yang dilakukan di Puskesmas Poasia tahun 2017, tentang
identifikasi kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester I, II dan III di
Puskesmas Poasia menggunakan metode Otomatis diperoleh hasil
penelitian yaitu dari 3 pasien ibu hamil diperiksa saat penelitian diperoleh hasil
pemeriksaan yang normal pada trimester I terdapat 2 ibu hamil yaitu nilai
kadar hemoglobin 12,8 g/dl dan 13,1 g/dl sedangkan ditrimester II terdapat 1
ibu hamil dengan kadar hemoglobin 11,5 g/dl. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian (Baharutan H, dkk, 2014) menyatakan bahwa Kadar
hemoglobin pada ibu hamil di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota
Manado di dapatkan bahwa dari 30 sampel ditemukan kadar hemoglobin ibu
hamil normal pada trimester II (Hb >10.5 gr/dL) sebanyak 16 sampel (88.89%)
dan ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak 2 orang (11.11%) dari 18
sampel. Kadar hemoglobin selama kehamilan dijumpai pada ibu hamil normal
yang memenuhi defisiensi zat besi atau asam folat. Hal ini disebabkan oleh
ekspansi volume plasma yang lebih besar dari pada peningkatan massa
hemoglobin dan volume sel darah merah yang terjadi pada kehamilan normal
memenuhi kecukupan besi dalam tubuh dan metabolisme besi dalam tubuh
(Zarianis, 2006).
Kadar hemoglobin yang normal memenuhi cakupan besi dalam tubuh
dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sehingga anemia gizi besi akan
menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih besar dan kandungan
hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan mikronutrien essensil dalam
memproduksi hemoglobin yang berfungsi mengantar oksigen dari paru-paru
ke jaringan tubuh, untuk dieksresikan ke dalam udara pernafasan, sitokrom,
dan komponen lain pada sistem enzim pernafasan seperti sitokrom oksidase,
katalase, dan peroksidase. Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel
darah merah dan mioglobin dalam sel otot. Kandungan ± 0,004 % berat tubuh
(60-70%) terdapat dalam hemoglobin yang disimpan sebagai ferritin di dalam
hati, hemosiderin di dalam limpa dan sumsum tulang. Kecukupan besi yang
direkomendasikan adalah jumlah minimum besi yang berasal dari makanan
yang dapat menyediakan cukup besi untuk setiap individu yang sehat pada
95% populasi, sehingga dapat terhindar kemungkinan anemia kekurangan
besi dan memenuhi metabolisme besi dalam tubuh besi yang terdapat di
dalam tubuh orang dewasa sehat berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut
berada di dalam sel-sel darah merah (Zarianis, 2006).
2. Nilai Kadar Hemoglobin Tidak Normal Pada Ibu Hamil
Pada penelitian yang dilakukan di Puskesmas Poasia tahun 2017,
tentang identifikasi kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester I, II dan III di
Puskesmas Poasia menggunakan metode otomatis diperoleh hasil penelitian
yaitu dari 4 pasien ibu hamil diperiksa saat penelitian diperoleh hasil
pemeriksaan yang tidak normal pada trimester II terdapat 1 ibu hamil dengan
kadar hemoglobin 10,5 g/dl. sedangkan ditrimester I1I terdapat 2 ibu hamil
yaitu nilai kadar hemoglobin 10,1 g/dl dan 10,7 g/dl. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian (Sin-sin, 2008) bahwa wanita hamil cenderung
terkena anemia pada trimester III karena pada masa ini janin menimbun
cadangan zat besi untuk dirinya sendri sebagai persediaan bulan pertama
setelah kelahiran, kebutuhan zat besi ibu hamil sehari akan meningkat lebih
besat pada trimester terakhir dibandingkan wanita yang tidak hamil
Nilai kadar hemoglobin kehamilan normal yaitu 11 g/dl. Centers for
Disease Control and Prevention (CDC) mendefinisikan anemia sebagai kadar
hemoglobin yang lebih rendah dari 11 gr/dl. Nilai hemoglobin yang rendah
berhubungan dengan masalah klinis seperti anemia. Gejala ysng ditimbulkan
dari kadar hemoglobin tidak normal yaitu sangat mudah lelah, perubahan
warna kulit menjadi pucat, tiba-tiba tidak sadarkan diri atau pingsan, Sangat
sering mengalami pusing, sulit bernafas, terjadi pembengkakan di bagian
tangan dan kaki, keringat keluar dalam intesitas yang tingi. Penyebab tidak
normal kadar hemoglobin di dalam sel darah merah ini beragam. Diantaranya
yaitu terlalu banyak melakukan aktivitas fisik, dehidrasi, kurang asupan
nutrisi, pendarahan, infeksi penyakit dan penggunaan obat tertentu (Walyani,
2008).
Oleh karena itu maka ibu hamil baik pada trimester I, II maupun III
disarankan untuk mengurangi aktifitas fisik, lebih banyak mengkonsumsi air
putih, mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisi seperti sayur, buah, ikan,
telur, kacang-kacangan.
kadar hemoglobin (Hb) yang kurang disebabkan oleh kekurangan zat
besi. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel maupun tubuh maupun sel otak. Kadar Hb yang
tidak normal dapat mengakibatkan kematian janin dalam kandungan, abortus,
cacat bawaan, Berat Badan Lahir Rendah, kadar Hb tidak normal pada bayi
yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan
kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang kadar
hemoglobinnya tidak normal dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun
mortalitas ibu dan bayi kemungkinan melahirkan bayi dengan Berat Badan
Lahir Rendah dan premature juga lebih besar (Kristyanasari, 2010).
Anemia adalah suatu keadaan tubuh yang ditandai dengan defisiensi
pada ukuran jumlah eritrosit atau pada hemaglobin yang tidak mencukupi
untuk fungsi pertukaran O2 dan CO2 diantara jaringan dan darah (prawihardjo,
2002). Anemia adalah keadaan dimana kadar hemoglobin , hematokrit dan sel
darah merah lebih rendah dari nilai normal, dan akibat dari defisiensi salah
satu atau berapa unsur makanan yang esensial yang dapat mempengaruhi
timbulnya defisiensi tersebut Gejala anemia selama kehamilan, Yaitu Merasa
lelah atau lemah, Kulit pucat progresif, Denyut jantung cepat, Sesak napas dan
Konsentrasi terganggu (Saifuddin,2001).
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pennelitian yang dilakukan peneliti dapat menyimpulkan bahwa
kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester I, II dan III di Puskesmas Poasia
kota kendari dari 7 ibu hamil yang memiliki kadar hemoglobin normal
terdapat 3 ibu hamil kadar hemoglobinnya normal dan 4 ibu hamil kadar
hemoglobinnya tidak normal yang terdiri dari :
1. Kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester I terdapat 2 ibu hamil dengan
kadar hemoglobin normal yaitu nilai kadar hemoglobin 12,8 g/dl dan 13,1 g/dl.
2. Kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester II terdapat 2 ibu hamil dengan
nilai kadar hemoglobin yang normal yaitu 11,5 g/dl dan nilai kadar hemoglobin
yang tidak normal yaitu 10,5 g/dl
3. Kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III terdapat 2 ibu hamil yaitu nilai
kadar hemoglobin yang tidak normal yaitu 10,1 g/dl dan 10,7 g/dl.
B. Saran
1. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar melanjutkan penelitian ini terkait
dengan penderita anemia pada ibu hamil trimester I, II dan III terhadap
kelainan hematologi lainnnya seperti hematokrit, trombosit yang
mempengaruhi sel-sel darah.
2. Diharapkan kepada Puskesmas Poasia agar melakukan pemeriksaan kadar
hemoglobin ibu hamil yang kunjungan ke Puskesmas menghindari kejadian
anemia pada ibu hamil.
.
DAFTAR PUSTAKA
Adhawiah R. 2016. Pengaruh Senam Hamil Terhadap Perubahan Kadar
Hemoglobin (Hb) Pada Ibu Dengan Usia Kehamilan Lebih Dari 5 Bulan
di Puskesmas Semata. Mak assar: Universitas Hasanudin.
Almaster S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedis Pustaka Utama: Jakarta
Cadra RN. 2013. Hubungan Pola Konsumsi Makanan Jajanan Dengan Status
Kesehatan Anak Usia Sekolah Di SDN Kerintang 1 Surabaya Ejournal
Bogo 2, (1) 183-189
Dapertemen Kesehatan RI,2009. Pedoman Pelayanan Antenatal Ditingkat
Pelayanan Dasar. Jakarta, Depkes RI
Evelyn, 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta. Gramedia
Giri, Wiarto. 2013. Fisiologi Dan Olahraga. Graha Ilmu. PPIKOR. Ilmu
Kesehatan Olaraga. Yogjakarta.
Hoffbrand A.V, Pettit JE, Moss PAH, (2005) Kapita Selekta Hematologi edisi 4.
EGC. Jakarta
Manauba, Ida Bagus Gds. 2008. Gawat Darurat Abstatri. Gynekologi Sosial Untuk
Profesi Bidan. EGC
Masrizal. 2007. Studi Literatur Anemia Defisiensi Besi. Edisi Ke-2: Jurnal
Keselamatan Masyarakat
Prawihardjo S. 2009. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo.
Prawihardjo S. 2009. Ilmukebidanan. Bina pustaka: Jakarta
Pieter HZ. & Lubis NL. 2010. Pengantar Psikologis Dalam Keperawatan. Jakarta:
Kencana
Udu WSA, Yulia A, Asriyani SW. 2014. Faktor-Faktor Resiko Usia, Asuhan Table
Fe dan Status Gizi Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil. Vol. 2: 131-133
Widyastuti AP. 2014. Hubungan Kadar Hemoglobin Siswa Dengan prestasi
belajar di sekolah dasar negeri I bantengan wonosari kabupaten klaten.
Surakarta: universitas muhammadiyah.
Zarianis. 2006. Efek Suplemen Besi-Vitamin C dan Vitamin C terhadap kadar
hemoglobin anak sekolah dasar yang anemiadi Kecematan Sayung
Kabupaten Demak.
DOKUMENTASI PENELITIAN
• Alat dan Bahan yang digunakan saat pengambilan sampel
• Saat pengambilan sampel darah vena
• Pemeriksaan Kadar Hemoglobin
• Alat Hematologi analizer sysmex
TABULASI DATA
IDENTIFIKASI KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA IBU HAMIL TRIMESTER
I, II DAN III TERGADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS POASIA KOTA
KENDARITAHUN 2017
N
o.
Tgl Kode Kehamilan Um
ur
Jenis
Kelamin
Hb Kriteria
1 21/07/17 A1 Trimester I 27 P 13,1 g/dl Tidak Anemia
2 22/07/17 A2 Trimester I 17 P 12,8 g/dl Tidak Anemia
3 22/07/17 B1 Trimester II 21 P 11,5 g/dl Tidak Anemia
4 24/07/17 B2 Trimester II 24 P 10,7 g/dl Anemia
5 25/07/17 C1 Trimester III 22 P 9,8 g/dl Anemia
6 25/07/17 C2 Trimester III 28 P 10,1 g/dl Anemia
7 25/07/17 C3 Trimester III 21 P 10 ,5 g/dl Anemia
Nilai Normal
• Ibu Hamil : 11 gr/dl.