Proposal Individu_Suplemen Hb VO2 Max

50
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak penelitian tentang efek pemberian suplementasi Fe dan Vit. C terhadap peningkatan kadar Hb dan kebugaran namun kebanyakan sampel populasi yang digunakan adalah anak-anak usia sekolah, penderita anemia serta atlet dan belum ada pada wanita dewasa muda yang sedang mengalami menstruasi. Padahal, saat menstruasi efek penurunan kadar Hb dapat berpengaruh bagi sebagian orang walaupun belum tentu mereka menderita anemia defisisensi besi, karena kehilangan darah saat menstruasi merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan kadar Hb pada subjek baik yang menderita anemia defisiensi besi maupun yang tidak. Gejala klinis akibat pengaruh dari penurunan kadar Hb tersebut lah yang berperan sangat penting pada kondisi tubuh wanita muda saat mesntruasi, terutama kebugaran kardiovaskular mereka. Dokter spesialis gizi klinik dari FKUI/RSCM Dr. dr. Inge Permadhi, MS, SpGK, dalam sebuah talkshow di Jakarta yang dikutip dalam Tabloid Nova mengatakan, darah yang dikeluarkan saat haid bisa hanya sebanyak 10 mL (hypomenorrhea), atau malah sampai 80 mL (hypermenorrhea). Untuk setiap 30 cc jumlah darah yang hilang pada periode itu, perempuan kehilangan 30 mg zat besi per periode menstruasi. Kehilangan zat besi di luar ambang normal akan meningkatkan risiko terkena anemia . Dalam periode menstruasi , perempuan kehilangan sel darah merah dan zat 1

description

Proposal Penelitian Metodologi Penelitian

Transcript of Proposal Individu_Suplemen Hb VO2 Max

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangBanyak penelitian tentang efek pemberian suplementasi Fe dan Vit. C terhadap peningkatan kadar Hb dan kebugaran namun kebanyakan sampel populasi yang digunakan adalah anak-anak usia sekolah, penderita anemia serta atlet dan belum ada pada wanita dewasa muda yang sedang mengalami menstruasi. Padahal, saat menstruasi efek penurunan kadar Hb dapat berpengaruh bagi sebagian orang walaupun belum tentu mereka menderita anemia defisisensi besi, karena kehilangan darah saat menstruasi merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan kadar Hb pada subjek baik yang menderita anemia defisiensi besi maupun yang tidak. Gejala klinis akibat pengaruh dari penurunan kadar Hb tersebut lah yang berperan sangat penting pada kondisi tubuh wanita muda saat mesntruasi, terutama kebugaran kardiovaskular mereka.Dokter spesialis gizi klinik dari FKUI/RSCM Dr. dr. Inge Permadhi, MS, SpGK, dalam sebuahtalkshowdi Jakarta yang dikutip dalam Tabloid Nova mengatakan, darah yang dikeluarkan saat haid bisa hanya sebanyak 10 mL (hypomenorrhea), atau malah sampai 80 mL (hypermenorrhea). Untuk setiap 30 cc jumlah darah yang hilang pada periode itu, perempuan kehilangan 30 mg zat besi per periode menstruasi. Kehilangan zat besidi luar ambang normal akan meningkatkanrisiko terkena anemia.Dalam periode menstruasi, perempuan kehilangan sel darah merah dan zat besi yang cukup banyak, sehingga tubuhmembutuhkan asupan zat besiuntuk menggantikan jumlah yang hilang,"Menurut penelitian Wahyuningsih (2013), terdapat perbedaan antara hemoglobin hari pertama menstruasi dan hemoglobin sesudah menstruasi dari sampel 20 orang mahasiswi tingkat VI D3 Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang yang diambil secara purposif. Dari hasil penelitian diperoleh kadar Hb hari pertama menstruasi didapatkan kadar Hb terendah 11,7 g/dl, tertinggi 12,8 g/dl dan rata-rata 12,3 g/dl. Sedangkan Kadar Hb sesudah menstruasi nilai terendah 12,6 g/dl, tertinggi 14,6 g/dl, dan rata-rata 13,4 g/dl. Berdasarkan perhitungan statistik t-test nilai signifikansi lebih kecil dari 5% (p=0,000 25kg/m2, Obesitas (>persentil 95).

4.7 Teknik Pengambilan Sampel4.7.1 Perhitungan besar Jumlah SampelPenentuan besar sampel diestimasi berdasarkan rumus:

Keterangan:n= besar sampel tiap kelompokZ 1- /2= nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan tingkat kemaknaan (untuk = 0,05 adalah 1,96) Z 1- = nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan kuasa (power) sebesar yang diinginkan (untuk = 0,10 adalah 1.28)= standar deviasi kesudahan (outcome)c = mean outcome sebelum intervensi I = mean outcome setelah intervensiTingkat kemaknaan yang digunakan adalah 95% atau = 0,05 dan tingkat kuasa atau power 90% atau = 0,10, = 0,78 (mengacu Ahmed Faruk ,2001), estimasi selisih antara mean outcome = 0,65, maka estimasi besar sampel per kelompok adalah :

Dengan asumsi 20% akan lepas pengamatan (lost of follow up) yaitu 5,8 sampel, maka besar sampel minimal yang diperlukan menjadi n = 35 sampel. Oleh karena ada 3 kelompok perlakuan, seluruh jumlah sampel adalah 105 mahasiswi. Penentuan sampel dilakukan dengan cara blok random.--Mukhawidah4.7.2 Cara Pengambilan sampelSample dipilih dengan Random Assigment, yaitu dipilih berdasar kriteria inklusi yg sesuai, kemudian di kelompokkan secara random (cluster sampling dengan simple random) untuk mendapatkan intervensi yang berbeda, walaupun harus tetap sesuai dengan kondisi morfologi eritrosit subjek.4.8 Instrumen PenelitianInstrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Alat-alat yang dibutuhkan untuk Tes kadar Hb metode Cyanmethemoglobin serta stopwatch dan Treadmill untuk Tes Cooper, sebagai Tes Kebugaran.4.9 Cara Pengumpulan data4.9.1 Bahan Suplementasi Fe Suplementasi Vit. C Suplementasi Vit. B12 Suplementasi Asam Folat Reagen Dabkrin (untuk pengukuran Hb metode Cyanmethemoglobin) Cat Giemsa Methanol 90% Buffer Distilled Water pH 7,24.9.2 Alat Object Glass Mikroskop Spektrofotometer Stopwatch Treadmill4.9.3 Jenis DataJenis data bersifat primer dimana data dimbil langsung dari subjek penelitian. Data tersebut adalah nilai kadar Hb dan nilai VO2 max hasil pengukuran kebugaran.4.9.4 Cara Kerja1. Mengumpulkan probandus yang sedang mesntruasi serta sesuai dengan kriteria inklusi2. Probandus diberikan informed consent mengenai tujuan penelitian, serta hal hal apa saja yang akan dilakukan terhadap probadus,3. Melakukan pengukuran kadar Hb dengan metode Cyanmethemoglobin pada semua subjek serta membuat preparat darah hapus untuk mengecek morfologi sel Darah Tepi eritrosit subjek.4. Melakukan pengujian kebugaran dengan Test Cooper pada semua subjek, dengan menghitung selama 12 menit dengan stopwatch, subjek diminta berlari pada treadmill dan diukur jarak tempuhnya.5. Memberikan Suplementasi yang berbeda pada tiap subjek sesuai kelompoknya dan memberi arahan penggunaannya (Kelompok A (Vit. C dan Fe) bila morfologi eritrosit mikrositik hipokromik, Kelompok B (Vit. B12 dan Asam Folat) bila 6. Setelah 1 bulan atau kurang lebih satu siklus menstruasi sudah dilewati, subjek diukur kembali kadar Hb dan kebugarannya pada hari 1-3 menstruasi.7. Melakukan Pengolahan data hasil selisih kadar Hb dan nilai VO2 max, sebelum dan sesudah intervensi.

4.10 Alur Penelitian

4.11 Rencana AnalisisData akan dikumpulkan dan diolah menggunakan program SPSS Windows 16.0. Analisis data meliputi analisis deskriptif, uji hipotesis dan uji beda. Pada analisis deskriptif data yang berskala nominal, yaitu pemberian suplementasi. Kemudian dilakukan Uji normalitas data, lalu mendistribusikan data dari tiap-tiap variabel, melakukan analisa uji beda (uji-t berpasangan) antara kelompok perlakuan A, B dan C untuk dibandingkan saat Pretest maupun Post Test. Skala yang dipakai untuk variable independent adalah skala nominal sedangkan skala yang dipakai untuk variable dependent adalah skala interval (uji kebugaran) dan rasio (kadar Hb). Selanjutnya dilakukan uji hipotesis One Way Annova atau Kruskall Walis dan melakukan analisa multivariate Uji Post Hoc untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel bebas (independent) dan terikat (dependent).

DAFTAR PUSTAKAAhmed F. Khan RM, Jackson AA. 2001 Concomitant Suplemental Vitamin A Enhances The Response to Weekly Suplemental Iron and Folic Acid in Anemic Teenegers in urban Bangladesh. Am J Clin Nutr 2001;74:108-115Akhmadi 2006. Anemia Remaja (http://www akhmadi.multiply.com)Almatsier, Sunita 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.Arisman, MB, 2004 . Gizi dalam daur kehidupan. EGC. JakartaAstuti, A. W. 2009. Perbandingan Tingkat Kebugaran Siswi Sekolah Bola Voli Putri Tugu Muda Semarang Usia 11-14 Tahun Saat MEnstruasi dan Saat Tidak Menstruasi. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas DiponegoroCooper http://arahbola.org/496-pengukuran-vo2max-versi-cooper-apakah-efektif-untuk-mengetahui-tingkat-kebugaran-pemain-sepakbola diakses 2/12/2014Dahlan (2009), Fungsi Zat Gizi dan Sumber dalam Bahan Makanan, (http://www Dahlan forum.Wordpress.com) diakses tanggal 3/12/2014Groff James L ,Gropper, sareen S, and Smith ,Jack L, 2005. Advanced Nutrition and Human Metabolism, Fourth edition. Wadsworth,a division of Thomson Learning,Inc. USAGanong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Alih bahasa: Widjajakusumah D, Irawati D, Siagian M, Moeloek D, Pendit BU. Edisi 20. Jakarta: EGC; 2002.Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Alih bahasa: Setiawan I. Edisi 9. Jakarta: EGC;1997. Guyton, A. C. 2007. Buku Ajar FisiologiKedokteran. Jakarta: EGCHoffbrand A.V, Pettit JE, Moss PAH, 2005 Kapita Selekta Hematologi edisi 4. EGC. Jakarta, 38-41http://keperawatan.unsoed.ac.id/sites/default/files/skripsi_p28-p59.pdf diakses 2/12/2014Herdata, Heru N. 2000. Pengaruh Suplementasi Besi pada Remaja Putri Anemi Terhadap Pertumbuhan dan Tingkat Kesegaran Jasmani. Semarang: Pogram Pendidikan Dokter Spesialis FK Undip, RSUP Dr. KariadiKirana, Dian P. 2011. Hubungan Asupan Zat Gizi dan Pola Menstruasi dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di SMA N 2 Semarang. Semarang: Program Studi Ilmi Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas DiponegoroKuntaraf KL, Kuntaraf J. Olahraga Mempertinggi Vitalitas Paru-Paru. Dalam: Saerang EE, editor. Olahraga Sumber Kesehatan. Bandung: percetakan Advent Indonesia; 1992. p. 34. Kusuma, V, 2010, Hubungan Tingkat Konsumsi Gizi terhadap Tingkat Kesegaran Jasmani Atlet Taekwondo di Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) Jawa Timur.Lamb DR. Physiology Of Exercise. 2nd ed. New York: Macmillan Publishing Company; 1984. p. 155, 160, 174. Mansjoer,Arif (2001), Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta:Media Aesculapius.Warren MP, Constantini NW. Exercise and The Female Reproductive System. In: Quadagno David M, editor. Sports Endocrinology. New Jersey: Humana Press; 2000. p. 322-7. Muwakhidah. 2009. Efek Suplementasi Fe, Asam Folat dan Vitamin B 12 Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin (Hb) pada Pekerja Wanita (Di Kabupaten Sukoharjo)Oppusunggu, Riris. 2009. Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Tembakau di PT. X Kabupaten Deli Serdang. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Price S.A, 2007, Patofiisologi, Jakarta, Penerbit EGC.Ramakrishnan,U. 2001. Nutritional Anemias. CRC Press, Boca London, New York Washingon,DC. 301-315Soemardjo D, 2009, Vitamin dan Biomineral dalam Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata 1Fakultas Bioeksakta. Jakarta. EGC.Cetakan I. Hal 351-388.Suharno D, 1993. Gizi Kerja Pada Masyarakat Kerja Informal dalam Upaya Kesehatan Kerja Sektor Informal Di Indonesia, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 66- 157Suwarni, Sri. 2013. Pengaruh Pemberian Suplemen Besi dan Vitamin C terhadap Daya Tahan Aerob dan Kadar Hemoglobin pada Siswa SD Kelas VI di Bulu Sukoharjo.Verducci FM. Measurement Concepts in Physical Education. Missouri: The C. V. Mosby Company; 1980. p. 261. Wahyuningsih, Maritha. 2013. Perbedaan Kadar Hemoglobin Hari Pertama dan Sesudah Menstruasi. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/ diakses 1/12/2014Widyaningsih, ED. Zulaekah, S. Suprapto. 2006 Prediksi Peningkatan kadar Hb Pada Anak Sekolah yang Anemia Setelah Mendapat Suplementasi Fe Di Kabupaten Sukoharjo Jawa TengahWirakusumah. 1999. Perencaanaan Menu Anemia Gizi Besi. Jakarta: Trubus Agriwidya.Yanuarti, Fany. 2014. Efek Suplementasi Besi, Vitamin C, dan Penyuluhan Gizi Terhadap Perubahan Kadar Hemoglobn Remaja Putri di Akademi Kebidanan Dharma Praja Bondowoso. Malang: Program Studi Magister Kebidanan FK Univ. Brawijaya

36