Post on 09-Aug-2015
description
LAPORAN KASUS
HERNIA
Pembimbing :
dr. Ramadhana Sp. B
Penyusun:
Bayu Akhirudin amir
030.08.054
Kepaniteraan Klinik Bedah
RSUP FATMAWATI
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
1
Daftar Isi
1. Bab 1 …………………………………………………………………………3
- Identitas …………………………………………………………………3
- Anamnesa …………………………………………………………………3
- Keluhan utama …………………………………………………………3
- Keluhan tambahan …………………………………………………3
- Riwayat penyakit sekarang …………………………………………4
- Riwayat penyakit dahulu …………………………………………………4
- Riwayat kebiasaan …………………………………………………4
- Pemeriksaan fisik …………………………………………………………5
- Pemeriksaan khusus lain …………………………………………………8
- Pemeriksaan penunjang …………………………………………………9
- Diagnose kerja ……………………………………………………….10
- Diagnose banding ……………………………………………………….10
- Penatalaksanaan ……………………………………………………….10
- Prognosis ………………………………………………………………..11
2. Bab II – Tinjauan Pustaka ……………………………………………….12
3. Bab III – Analisa Kasus ……………………………………………….44
4. Bab IV – Daftar pustaka ……………………………………………….46
2
BAB I
STATUS PASIEN
I.A.IDENTITAS PASIEN
No.Rekam Medik : 01160187
Nama : An.A
Umur : 12 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Kp. Duku No.5 01/06, kebayoran lama, jak-sel
No.Telp : -
Pekerjaan : -
Pendidikan : Tamat SD
Status Perkawinan : -
I.B.ANAMNESA
Diambil dari : Autoanamnesa, tanggal 14 januari 2013 jam 17.10 wib
I.B.1.KELUHAN UTAMA
Buah zakar kanan membesar
I.B.2.KELUHAN TAMBAHAN
Nyeri (+) mual (-)
3
I.B.3.RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke poliklinik bedah umum RSUP Fatmawati dengan keluhan
ada benjolan pada kantung kemaluan sejak 4 tahun yang lalu, dan benjolan tersebut
dirasakan semakin membesar sejak 7 bulan terakhir. Benjolan tersebut dapat hilang
timbul, timbul pada saat berdiri dan mengejan, serta dapat menghilang pada saat
berbaring. Benjolan dapat dimasukkan. Demam (-) . Dan pasien kadang-kadang
merasakan mual. Buang air besar (BAB) pasien lancar dengan frekuensi 1 kali sehari,
padat, tidak berlendir, tidak berdarah, dan tidak nyeri. Buang air kecil (BAK) pasien
juga lancar, warna jernih kekuningan, tidak berdarah, dan tidak nyeri. Pasien
menyangkal adanya muntah.
I.B.4.RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien mempunyai benjolan di lipat paha sebesar telur puyuh pada masa
kecil dan benjolan tersebut dirasakan jelas pada awal 2009. Pasien menyangkal
adanya trauma.
I.B.5.RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama dengan
pasien.Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit diabetes mellitus, hipertensi, dan
penyakit jantung pada keluarga.
I.B.6.RIWAYAT KEBIASAAN
Kebiasaan mengangkat berat (-)
4
I.C.PEMERIKSAAN FISIK
I.C.1.Status Generalis
Keadaan umum : ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Tensi : 110/80 mmHg
Nadi : 90 kali per menit
RR : 28 kali per menit
Suhu : 37° C
I.C.2.Kepala
Bentuk : normocephali
Rambut : bersih, warna hitam
I.C.3.Mata
Palpebra : edema-/-
Konjungtiva : anemis-/-
Sclera : ikterik -/-
Pupil : bulat, isokor, reflex cahaya langsung +/+, reflex cahaya
tidak langsung +/+
I.C.4.Telinga
Bentuk : normotia
Nyeri tekan tragus : -/-
5
I.C.5.Hidung
Septum deviasi : dalam batas normal
Secret : dalam batas normal
I.C.6.Mulut
Bibir : sianosis (-)
Lidah : tidak kotor, papil tidak atrofi
Tonsil : T1-T1, tenang
Mukosa Faring : tidak hiperemis
I.C.7.Leher
Trakea : lurus, terletak ditengah
Tiroid : tidak membesar, tidak teraba massa
KGB : tidak terlihat membesar, tidak teraba pembesaran
I.C.8.Thoraks
Paru
Inspeksi : pergerakan dada simetris
Palpasi : vokal fremitus teraba simetris di kedua
lapang paru
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : suara napas vesikuler di kedua lapang paru,
rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
6
Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula
sinistra
Perkusi
Batas kanan : ICS III-V linea parasternalis dekstra
Batas kiri : ICS V linea midklavikularis sinistra
Batas atas : ICS III linea parasternalis sinistra
Auskultasi : bunyi jantung I dan II regular, murmur (-),
gallop (-)
I.C.9 Abdomen
Inspeksi : datar
Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), defans muscular
(-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+)
I.C.10 Ekstremitas
akral hangat (+), edema (-)
I.C.11.Genitalia
→ Lihat status lokalis
I.C.12.Status lokalis
Regio scrotalis dextra
7
Inspeksi : tampak benjolan pada kantung kemaluan
dekstra, tidak merah, warna kulit sama
Dengan sekitarnya. Tidak tampak pelebaran
vena.
Palpasi : teraba massa dengan konsistensi lunak,
batas atas tidak jelas, nyeri tekan(+),
Benjolan dapat didorong masuk dengan jari
telunjuk dalam posisi pasien berbaring, testis
tidak teraba.
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : bising usus (+) melemah
I.D Pemeriksaan Khusus Lain
Transiluminasi (-)
8
I.E Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 11,8 gr/dl 10,8 – 15,6
Hematokrit 37 % 33 – 45
Leukosit 6.0 ribu/ul 5,0 – 10,0
Trombosit 244 ribu/ul 150 – 440
Eritrosit 4.40 juta/ul 4,40 – 5,90
VER/HER/KHER/RDW
VER 80,2 Fl 80,0 – 100,0
HER 26,9 Pg 26,0 – 34,0
KHER 31,9 gr/dl 32,0 – 36,0
RDW 14,6 % 11,5 – 14,5
Hitung jenis
Basofil 0 % 0 - 1
Eosinofil 2 % 1 - 3
Netrofil 42 % 50 – 70
Limfosit 48 % 20 – 40
Monosit 6 % 2 – 8
Luc 2 % < 4,5
KIMIA KLINIK
Fungsi Hati
SGOT 22 U/I 0 – 34
SGPT 12 U/I 0 – 44
Protein total 7.40 g/dl 6.00 – 8.00
Albumin 4.50 g/dl 3.40 – 4.80
9
Globulin 2.90 g/dl 2.50 – 3.00
Fungsi ginjal
Ureum darah 19 mg/dl 20 – 40
Kreatinin darah 0.6 mg/dl 0.6 – 1.5
I.F Diagnosis kerja
Hernia scrotalis dekstra reponible
I.G Diagnosis banding
1. Hernia scrotalis irreponible
2. Hernia inkaserata
3. Hernia strangulata
4. Hidrokel
5. Varikokel
6. Torsio testis
7. Epididimitis
8. Orkitis
I.H Penatalaksanaan
Herniotomi dan omentektomi
Laporan operasi 10
Pasien terlentang di meja operasi dalam anestesi umum. Kemudian dilakukan a
dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya. Dilakukan insisi pada kutis,
subkutis, fascia scarpae dan camperi, aponeurosis musculus obliqus abdominis
eksternus. Cari funikulus spermaticus, M.cremaster dipisahkan, bebaskan
funiculus spermaticus dengan kassa. Buka funiculus spermaticus, cari kantung
hernia. Dengan pinset, gunting sedikit lalu lebarkan dengan kocher. Tampak
kantung hernia lalu bebaskan dari funiculus sampai pre peritoneal fat. Karena
didapati perlengkatan omentum pada isi kantung hernia, maka diputuskan untuk
dilakukan omentektomi. Selanjutnya kantung proksimal dijahit. Kemudian luka
operasi dijahit kembali lapis demi lapis. Lapangan operasi dibersihkan, diberikan
sufratulle diatas luka operasi laluu ditutup dengan kassa steril. Operasi selesai.
Diagnosa Post-Op
Hernia scrotalis reponible
Instruksi Post-Op
- Awasi TNSP
- Puasa sampai dengan sadar penuh
- Infuse Kaen 3B 1800cc/24jam
- Obat cefataxim 2x1 gr
- Farmadol 3x350gr
I. Prognosis
ad vitam : ad bonam
ad sanationam : ad bonam
ad fungsional : ad bonam
BAB II11
TINJAUAAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
Hernia merupakan salah satu kasus dibagian bedah yang pada umumnya
sering hasil penelitian pada populasi hernia ditemukan sekitar 10% yang
menimbulkan masalah kesehatan dan pada umumnya pada pria.1 Hernia pada bayi dan
anak dapat terjadi pada beberapa bagian tubuhnya, antara lain di pelipatan paha,
umbilikus atau pusar, sekat rongga dada, dan perut (disebut diafragma) serta bagian-
bagian lainnyamenimbulkan masalah kesehatan dan pada umumnya memerlukan
tindakan operasi. Dari. Yang umum terlihat langsung adalah hernia pada umbilikus
atau pusar, serta pada pelipatan paha karena dapat langsung ke kantung buah pelir.
Hernia ingunal indirek merupakan hernia yang paling sering ditemukan yaitu sekitar
50% sedangkan hernia ingunal direk 25% dan hernia femoralis sekitar 15%. Di
Amerika Serikat dilaporkan bahwa 25% penduduk pria dan 2% penduduk wanita
menderita hernia inguinal didalam hidupnya, dengan hernia inguinal indirek yang
sering terjadi.1
Insidens hernia inguinal pada bayi dan anak-anak antara 1 dan 2%.
Kemungkinan terjadi hernia pada sisi kanan 60%, sisi kiri 20-25% dan bilateral 15%.
Kejadian hernia bilateral pada anak perempuan dibanding laki-laki sama (10%).1
Hernia dapat terjadi akibat kelainnan kongenital maupun didapat. Pada anakanak atau
bayi, lebih sering disebabkan oleh kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk
menutup seiring dengan turunnya testis atau buah zakar. Pada orang dewasa adanya
faktor pencetus terjadinya hernia antara lain kegemukan, beban berat, batukbatuk
kronik, asites, riwayat keluarga, dll.1
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan yaitu tindakan konservatif dan operatif.
Peengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian
penyanggah atau penunjang untuk memepertahankan isi herniayang telah direposisi.
Sedangkan prinsip dasar operasi hernia pada anak adalah herniotomi.1
12
DEFINISI
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan pada hernia abdomen, isi perut
menonjol melalui defek atau bagian lemah dari bagian muskulo-aponeurotik dinding
perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia. Semua hernia terjadi melalui
celah lemah atau kelemahan yang potensial pada dinding abdomen yang dicetuskan
oleh peningkatan tekanan intraabdomen yang berulang atau berkelanjutan. 1
Hernia adalah adanya penonjolan peritoneum yang berisi alat visera dari
rongga abdomen melalui suatu lokus minoris resistensieae baik bawaan maupun
didapat. Hernia tetap merupakan problem kesehatan yang tidak bisa lepas dari
problem sosial, banyak orang dengan tonjolan di lipat paha ke dukun sebelum dibawa
ke rumah sakit atau dokter; adapula sebahagian masyarakat yang merasa malu bila
penyakitnya diketahui orang lain sakit demikian, sehingga hal-hal inilah yang
kadangkala memperlambat penanganan penyakit dan khususnya hernia. Problem
kedokteran yang penting adalah bagaimana mengurangi frekuensi timbulnya hernia
inguinalis. 1,2,3
EPIDEMIOLOGI
Tujuh puluh lima persen dari semua kasus hernia di dinding abdomen
muncul didaerah sekitar lipat paha. Hernia indirect lebih banyak daripada hernia
direct yaitu 2:1, dimana hernia femoralis lebih mengambil porsi yang lebih sedikit.2,3
Hernia sisi kanan lebih sering terjadi daripada di sisi kiri. Perbandingan
pria:wanita pada hernia indirect adalah 7:1. Ada kira-kira 750000 herniorrhaphy
dilakukan tiap tahunnay di amerika serikat, dibandingkan dengan 25000 untuk
hernia femoralis, 166000 hernia umbilicalis, 97000 hernia post insisi dan 76000
untuk hernia abdomen lainya.3
13
Hernia femoralis kejadiannya kurang dari 10 % dari semua hernia tetapi 40%
dari itu muncul sebagai kasus emergensi dengan inkarserasi atau strangulasi. Hernia
femoralis lebih sering terjadi pada lansia dan laki-laki yang pernah menjalani operasi
hernia inguinal.. meskipun kasus hernia femoralis pada pira dan wanita adalah sama,
insiden hernia femoralis dikalangan wanita 4 kali lebih sering dibandingkan
dikalagan pria, karena secara keseluruhan sedikit insiden hernia inguinalis pada
wanita. 2,3
ANATOMI
Region inguinal harus dipahami, pengetahuan tentanag region ini penting
untuk terapi operatif ari hernia. Sebagai tambahan, pengetahuan tentangposisi relative
dari saraf, pembuluh darah dan struktur vas deferen, aponeurosis dan fascia. 3
* Kanalis Inguinalis
Kanalis inguinalis pada orang dewasa panjangnya kira-kira 4 cm dan terletak
2-4 cm kearah caudal lagamentum inguinal. Kanal melebar diantara cincin internal
dan eksternal. Kanalis inguinalis mengandung salah satu vas deferens atau
ligamentum uterus. Funikulus spermatikus terdiri dari serat-serat otot cremaster,
pleksus pampiniformis, arteri testicularis n ramus genital nervus genitofemoralis,
ductus deferens, arteri cremaster, limfatik, dan prosesus vaginalis. 2,3,4
Kanalis inguinalis harus dipahami dalam konteks anatomi tiga dimensi.
Kanalis inginalis berjalan dari lateral ke medial, dalam ke luar dan cepal ke caudal.
Kanalis inguinalis dibangun oleh aponeurosis obliquus ekternus dibagian superficial,
dinding inferior dibangun oleh ligamentum inguinal dan ligamentum lacunar. Dinding
posterior (dasar) kanalis inguinalis dibentuk oleh fascia transfersalis dan aponeurosis
14
transverses abdominis. Dasar kanalis inguinalils adalah bagian paling penting dari
sudut pandang anatomi maupun bedah. 3,4
Pembuluh darah epigastric inferior menjadi batas superolateral dari trigonum
Hesselbach. Tepi medial dari trigonum dibentuk oleh membrane rectus, dan
ligamentum inguinal menjadi batas inferior. Hernia yang melewati trigonum
Hesselbach disebut sebagai direct hernia, sedangkan hernia yang muncul lateral dari
trigonum adalah hernia indirect. 4
Gambar 1. Segitiga Hesselbach's
* Aponeurosis Obliqus External
Aponeurosis otot obliquus eksternus dibentuk oleh dua lapisan: superficial dan
profunda. Bersama dengan aponeorosis otot obliqus internus dan transversus
abdominis, mereka membentuk sarung rectus dan akhirnya linea alba. external
oblique aponeurosis menjadi batas superficial dari kanalis inguinalis. Ligamentum
inguinal terletak dari spina iliaca anterior superior ke tuberculum pubicum. 3,4
15
Gambar 2. Otot Oblique
* Otot Oblique internus
Otot obliq abdominis internus menjadi tepi atas dari kanalis inguinalis . bagian
medial dari internal oblique aponeurosis menyatu dengan serat dari aponeurosis
transversus abdominis dekat tuberculum pubicum untuk membentuk conjoined
tendon. adanya conjoined tendon yang sebenarnya te;ah banyak diperdebatkan, tetapi
diduga oleh banyak ahli bedah muncul pada 10% pasien. 2,3,4
* Fascia Transversalis
Fascia transversalis dianggap suatu kelanjutanb dari otot transversalis dan
aponeurosisnya. Fascia transversalis digambarkan oleh Cooper memiliki 2 lapisan:
"The fascia transversalis dapat dibagi menjadi dua bagian, satu terletak sedikit
sebelum yang lainnya, bagian dalam lebih tipis dari bagian luar; ia keluar dari tendon
otot transversalis pada bagian dalam dari spermatic cord dan berikatan ke linea
semulunaris. 3,4
16
Gambar 3. Fascia Transversalis
* Ligamentum Cooper
Ligamentum Cooper terletak pada bagian belakang ramus pubis dan dibentuk
oleh ramus pubis dan fascia. Ligamentum cooper adalah titik fixasi yang penting
dalam metode perbaikan laparoscopic sebagaimana pada teknik McVay. 3
* Preperitoneal Space
preperitoneal space terdiri dari jaringan lemak, lymphatics, pembuluh darah
dan saraf. Saraf preperitoneal yang harus diperhatikan oleh ahli bedah adalah nervus
cutaneous femoral lateral dan nervus genitofemoral. nervus cutaneous femoral lateral
berasal dari serabut L2 dan L3 dan kadang cabang dari nervus femoralis. Nervus ini
berjalan sepanjang permukaan anterior otot iliaca dan dibawah fascia iliaca dan
dibawah atau melelui perlekatan sebelah lateral ligamentum inguinal pada spina iliaca
anterior superior. 4
Nervus genitofemoral biasanya berasal dari L2 atau dari L1 dan L2 dan
kadang dari L3. Ia turun didepan otot psoas dan terbagi menjadi cabang genital dan
17
femoral. Cabang genital masuk ke kanalis inguinalis melalui cincin dalam sedangkan
cabang femoral masuk ke hiatus femoralis sebelah lateral dari arteri. ductus deferens
berjalan melalui preperitoneal space dari caudal ke cepal dan medial ke lateral ke
cincin interna inguinal.
Jaringan lemak, lymphatics, ditemukan di preperitoneal space, dan jumlah
jaringan lemak sangat bervariasi. 1,2,3,4
ETIOLOGI
Penyebab terjadinya hernia 1,2,3,4,5:
1. Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir atau didapat kemudian
dalam hidup.
2. Akibat dari pembedahan sebelumnya.
3. Kongenital
a. Hernia congenital sempurna
Bayi sudah menderita hernia kerena adanya defek pada tempat –
tempat tertentu.
b. Hernia congenital tidak sempurna
Bayi dilahirkan normal (kelainan belum tampak) tapi dia mempunyai defek
pada tempat – tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan (0-1 tahun) setelah
lahir akan terjadi hernia melalui defek tersebut karena dipengaruhi oleh kenaikan
tekanan intraabdominal (mengejan, batuk, menangis).
4. Aquisial adalah hernia yang buka disebabkan karena adanya defek bawaan tetapi
disebabkan oleh fakor lain yang dialami manusia selama hidupnya, antara lain :
18
a. Tekanan intraabdominal yang tinggi. Banyak dialami oleh pasien yang
sering mengejan yang baik saat BAB maupun BAK.
b. Konstitusi tubuh. Orang kurus cenderung terkena hernia jaringan ikatnya
yang sedikit. Sedangkan pada orang gemuk juga dapat terkena hernia
karena banyaknya jaaringan lemak pada tubuhnya yang menambah beban
kerja jaringan ikat penyokong pada LMR.
c. Banyaknya preperitoneal fat banyak terjadi pada orang gemuk.
d. Distensi dinding abdomen karena peningkatan tekanan intraabdominal.
e. Sikatrik.
f. Penyakit yang melemahkan dinding perut.
g. Merokok
h. Diabetes mellitus
Bagian dan Jenis Hernia :
Bagian – bagian hernia :
1. Kantong hernia
Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua hernia memiliki
kantong, misalnya hernia incisional, hernia adiposa, hernia intertitialis.
2. Isi hernia
Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia, misalnya usus,
ovarium, dan
jaringan penyangga usus (omentum).
3. Pintu hernia
Merupakan bagian locus minoris resistance yang dilalui kantong hernia.
4. Leher hernia
Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong hernia.
5. Locus minoris resistence (LMR)
19
Gambar 4. Bagian-bagian Hernia
Jenis hernia :
1. Menurut lokasinya : 3,4,5
a. Hernia inguinalis adalah hernia yang terjadi dilipatan paha. Jenis ini merupakan
yang
tersering dan dikenal dengan istilah turun berok atau burut.
b. Hernia umbilikus adalah di pusat.
c. Hernia femoralis adalah di paha.
2. Menurut isinya : 3,4
a. Hernia usus halus
b. Hernia omentum
3. Menurut penyebabnya : 2,3,4
a. Hernia kongenital atau bawaan
b. Hernia traumatic
c. Hernia insisional adalah akibat pembedahan sebelumnya.
4. Menurut terlihat dan tidaknya : 5
a. Hernia externs, misalnya hernia inguinalis, hernia scrotalis, dan sebagainya.
20
b. Hernia interns misalnya hernia diafragmatica, hernia foramen winslowi, hernia
obturaforia.
5. Menurut keadaannya : 1,2,3,4,5
a. Hernia inkarserata adalah bila isi kantong terperangkap, tidak dapat kembali
kedalam
rongga perut disertai akibat yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara
klinis
hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia irrenponibel.
b. Hernia strangulata adalah jika bagian usus yang mengalami hernia terpuntir atau
membengkak, dapat mengganggu aliran darah normal dan pergerakan otot serta
mungkin
dapat menimbulkan penyumbatan usus dan kerusakan jaringan.
6. Menurut nama penemunya : 4,5
a. Hernia petit yaitu hernia di daerah lumbosacral.
b. Hernia spigelli yaitu hernia yang terjadi pada linen semi sirkularis diatas
penyilangan vasa epigastrika inferior pada muskulus rektus abdominalis bagian
lateral.
c. Hernia richter yaitu hernia dimana hanya sebagian dinding usus yang terjepit.
7. Menurut sifatnya : 3,4,5
a. Hernia reponibel adalah bila isi hernia dapat keluar masuk. Isi hernis keluar jika
berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada
keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
b. Hernia irreponibel adalah bila isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan ke
dalamrongga.
8. Jenis hernia lainnya : 1,2
21
a. Hernia pantolan adalah hernia inguinalis dan hernia femuralis yang terjadi pada
satu sisi dan dibatasi oleh vasa epigastrika inferior.
b. Hernia scrotalis adalah hernia inguinalis yang isinya masuk ke scrotum secara
lengkap.
c. Hernia littre adalah hernia yang isinya adalah divertikulum meckeli.
PATOFISIOLOGI
1. Hernia Inguinalis
Hernia inguinalis atau hernia pada lipatan paha umumnya diderita bayi/anak
laki-laki (dominan pada bayi prematur). Sebab saluran tempat turunnya buah pelir
dari rongga perut ke kantung buah pelir tetap terbuka saat lahir. Ukuran lubang cukup
besar, sehingga sebagian usus bayi bisa turun ‘mengikuti’ buah pelir membentuk
benjolan (kurang-lebih sebesar ibu jari orang dewasa). Kemaluan penderita hernia
tipe ini membesar.
Kanalis inguinalis dalam kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke – 8 dari
kehamilan, terjadinya desensus vestikulorum melalui kanal tersebut. Penurunan testis
itu akan menarik peritoneum ke daerah scrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum
yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonea. Bila bayi lahir umumnya prosesus
ini telah mengalami obliterasi, sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis
tersebut. Tetapi dalam beberapa hal sering belum menutup, karena testis yang kiri
turun terlebih dahulu dari yang kanan, maka kanalis inguinalis yang kanan lebih
sering terbuka. Dalam keadaan normal, kanal yang terbuka ini akan menutup pada
usia 2 bulan. 1,2
Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel. Bila kanal terbuka
terus, karena prosesus tidak berobliterasi maka akan timbul hernia inguinalis lateralis
kongenital. Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi kerana usia lanjut, karena
pada umur tua otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya
umur, organ dan jaringan tubuh mengalami proses degenerasi. Pada orang tua kanalis
22
tersebut telah menutup. Namun karena daerah ini merupakan locus minoris resistance,
maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat seperti
batuk – batuk kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang – barang berat,
mengejan. Kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia
inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui
defek tersebut. Akhirnya menekan dinding rongga yang telah melemas akibat trauma,
hipertropi protat, asites, kehamilan, obesitas, dan kelainan kongenital dan dapat
terjadi pada semua. 2,3,4
Pria lebih banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses perkembangan
alat reproduksi pria dan wanita semasa janin. Potensial komplikasi terjadi
perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak
dapat dimasukkan kembali. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia, akibat semakin
banyaknya usus yang masuk, cincin hernia menjadi sempit dan menimbulkan
gangguan penyaluran isi usus. Timbulnya edema bila terjadi obtruksi usus yang
kemudian menekan pembuluh darah dan kemudian terjadi nekrosis. Bila terjadi
penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah, konstipasi. Bila
inkarserata dibiarkan, maka lama kelamaan akan timbul edema sehingga terjadi
penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis. 3,4,5
Juga dapat terjadi bukan karena terjepit melainkan ususnya terputar. Bila isi
perut terjepit dapat terjadi shock, demam, asidosis metabolik, abses. Komplikasi
hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Antara lain obstruksi
usus sederhana hingga perforasi (lubangnya) usus yang akhirnya dapat menimbulkan
abses lokal, fistel atau peritonitis. 1,2,3
A. Hernia Inguinalis Direkta (Medialis)
Hernia ini merupakan jenis henia yang didapat (akuisita) disebabkan oleh
faktor peninggian tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan otot dinding di
trigonum Hesselbach*. Jalannya langsung (direct) ke ventral melalui annulus
23
inguinalis subcutaneous. Hernia ini sama sekali tidak berhubungan dengan
pembungkus tali mani, umumnya terjadi bilateral, khususnya pada laki-laki tua.
Hernia jenis ini jarang, bahkan hampir tidak pernah, mengalami inkarserasi dan
strangulasi. 4,5,6
*Trigonum Hesselbach merupakan daerah dengan batas:
· Inferior: Ligamentum Inguinale.
· Lateral: Vasa epigastrika inferior.
· Medial: Tepi m. rectus abdominis.
Dasarnya dibentuk oleh fascia transversalis yang diperkuat serat
aponeurosis m.transversus abdominis.
Gambar 5. Hernia Inguinalis Direct
B. Hernia Inguinalis Indirekta (lateralis)
Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh
epigastrika inferior. Dikenal sebagai indirek karena keluar melalui dua pintu dan
saluran, yaitu annulus dan kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan hernia lateralis akan
tampak tonjolan berbentuk lonjong. Dapat terjadi secara kongenital atau akuisita: 5,6
24
Hernia inguinalis indirekta congenital.
Terjadi bila processus vaginalis peritonei pada waktu bayi dilahirkan sama sekali
tidak menutup. Sehingga kavum peritonei tetap berhubungan dengan rongga tunika
vaginalis propria testis. Dengan demikian isi perut dengan mudah masuk ke dalam
kantong peritoneum tersebut. 1,2,3,4,5
Hernia inguinalis indirekta akuisita.
Terjadi bila penutupan processus vaginalis peritonei hanya pada suatu bagian saja.
Sehingga masih ada kantong peritoneum yang berasal dari processus vaginalis yang
tidak menutup pada waktu bayi dilahirkan. Sewaktu-waktu kentung peritonei ini
dapat terisi dalaman perut, tetapi isi hernia tidak berhubungan dengan tunika vaginalis
propria testis. 1,2,3
25
Gambar 6. Hernia inguinalis indirect
C. Hernia Pantalon
Merupakan kombinasi hernia inguinalis lateralis dan medialis pada satu sisi. Kedua
kantung hernia dipisah oleh vasa epigastrika inferior sehingga berbentuk seperti
celana. Keadaan ini ditemukan kira-kira 15% dari kasus hernia inguinalis.
Diagnosis umumnya sukar untuk ditegakkan dengan pemeriksaan klinis, dan biasanya
baru ditemukan sewaktu operasi. 5,6
26
Tabel 1. Klasifikasi Nyhus
2. Hernia femoralis
Pada umumnya dijumpai pada perempuan tua, kejadian pada wanita kira-kira
4 kali lelaki. Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha. Sering penderita datang
ke dokter atau rumah sakit dengan hernia strangulata. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan benjolan di lipat paha di bawah ligamentum inguinale, di medial vena
femoralis dan lateral tuberkulum pubikum. Tidak jarang yang lebih jelas adalah tanda
sumbatan usus, sedangkan benjolan di lipat paha tidak ditemukan, karena kecilnya
atau karena penderita gemuk. Hernia ini masuk melalui annulus femoralis ke dalam
kanalis femoralis dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha. 3,4,5,6
Kanalis femoralis terletak medial dari v.femoralis di dalam lakuna vasorum
dorsal dari ligamentum inguinale, tempat v.safena magna bermuara di dalam
27
v.femoralis. Foramen ini sempit dan dibatasi oleh pinggir keras dan tajam. Batas
kranioventral dibentuk oleh lig. Inguinale, kaudodorsal oleh pinggir os. Pubis yang
terdiri dari lig. Iliopektineale (lig. Cooper), sebelah lateral oleh (sarung) v.femoralis,
dan di sebelah medial oleh lig. Lakunare Gimbernati. Hernia femoralis keluar melalui
lakuna vasorum kaudal dari lig. Inguinale. Keadaan anatomi ini sering mengakibatkan
inkarserasi hernia femoralis. 5,6
DIAGNOSA
PEMERIKSAAN FISIK
* Inspeksi 4,5,6
Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu
berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan mneghilang setelah berbaring.
Hernia inguinal
- Lateralis : uncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral
ke medial, tonjolan
berbentuk lonjong.
- Medialis : tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat.
Hernia skrotalis : benjolan yang terlihat sampai skrotum yang merupakan
tojolan lanjutan dari hernia inguinalis lateralis.
Hernia femoralis : benjolan dibawah ligamentum inguinal.
Hernia epigastrika : benjolan dilinea alba.
Hernia umbilikal : benjolan diumbilikal.
Hernia perineum : benjolan di perineum.
* Palpasi 1,2,4,5,6
Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum (AIL) ditekan lalu pasien
disuruh mengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah medial maka dapat
diasumsikan bahwa itu hernia inguinalis medialis.
28
Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum (AIM) ditekan lalu
pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateral titik yang kita tekan maka
dapat diasumsikan sebagai nernia inguinalis lateralis.
Titik tengah antara kedua titik tersebut di atas (pertengahan canalis inguinalis)
ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateralnya berarti
hernia inguinalis lateralis jika di medialnya hernia inguinalis medialis.
Hernia inguinalis : kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada
funikulus spermatikus sebagai gesekan dua permukaan sutera, tanda ini disebut
sarung tanda sarung tangan sutera. Kantong hernia yang berisi mungkin teraba
usus, omentum (seperti karet), atau ovarium. Dalam hal hernia dapat direposisi
pada waktu jari masih berada dalam annulus eksternus, pasien mulai mengedan
kalau hernia menyentuh ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis dan kalau
samping jari yang menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis. lipat paha
dibawah ligamentum inguina dan lateral tuberkulum pubikum.
Hernia femoralis : benjolan lunak di benjolan dibawah ligamentum inguinal
Hernia inkarserata : nyeri tekan.
* Perkusi 1,2
Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan kemungkinan hernia
strangulata. Hipertimpani, terdengar pekak.
* Auskultasi 1,2,4
Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang mengalami
obstruksi usus (hernia inkarserata).
- Colok dubur
Tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda Howship – romberg (hernia
obtutaratoria). 5,6
29
- Tanda – tanda vital : temperatur meningkat, pernapasan meningkat, nadi meningkat,
tekanan darah meningkat. 1,2,3
* Tiga teknik pemeriksaan sederhana yaitu finger test, Ziemen test dan Tumb test.
Cara pemeriksaannya sebagai berikut 6,7:
Pemeriksaan Finger Test :
1. Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.
2. Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal.
3. Penderita disuruh batuk:
Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis.
Bila impuls disamping jari Hernia Inguinnalis Medialis.
Gambar 7. Finger Test
Pemeriksaan Ziemen Test :
1. Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh penderita).
30
2. Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.
3. Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada :
jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.
jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.
jari ke 4 : Hernia Femoralis.
Gambar 8. Ziement Test
Pemeriksaan Thumb Test :
Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh mengejan
Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis medialis.
Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis Lateralis.
31
Gambar 9. Thumb Test
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Hasil laboratorium
Leukosit > 10.000 – 18.000 / mm3
Serum elektrolit meningkat
Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan Ultrasound pada daerah inguinal dengan pasien dalam posisi
supine dan posisi berdiri dengan manuver valsafa dilaporkan memiliki sensitifitas dan
spesifisitas diagnosis mendekati 90%. Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna untuk
membedakan hernia incarserata dari suatu nodus limfatikus patologis atau penyebab
lain dari suatu massa yang teraba di inguinal. Pada pasien yang sangat jarang dengan
nyeri inguinal tetapi tak ada bukti fisik atau sonografi yang menunjukkan hernia
inguinalis. 7
32
CT scan dapat digunakan untuk mengevaluasi pelvis untuk mencari adanya
hernia obturator. 6
DIAGNOSIS BANDING
Tabel 2. Diagnose banding hernia
PENATALAKSANAAN
Hampir semua hernia harus diterapi dengan operasi. Karena potensinya
menimbulkan komplikasi inkarserasii atau strangulasi lebih berat dibandingkan resiko
yang minimal dari operasi hernia (khususnya bila menggunakan anastesi local).
Khusus pada hernia femoralis, tepi kanalis femoralis yang kaku meningkatkan resiko
terjadinya inkarserasi. 7
33
Teknik operasi
Herniotomi
Herniotomi adalah tindakan membuka kantong hernia, memasukkan kembali isi kantong hernia ke rongga abdomen, serta mengikat dan memotong kantong abdomen. Tindakan herniotomi pada anak meliputi :
Insisi kulit transversal sesuai pelipatan kulit bagian bawah.
Aponeurosis MOE dibuka tidak sampai pada crus superior dan crus inferior.
Funikulus tidak perlu diteugel.
Tanpa tindakan plastik ( bassini dll. ).
Hati hati testis harus dikembalikan kedalam skrotum
Hernioraphy
Berdasarkan pendekatan operasi, banyak teknik herniorraphy dapat
diklompokkan dalam 4 kategori utama :
o Kelompok 1: Open Anterior Repair 6,7,8
Kelompok 1 operasi hernia (teknik Bassini, McVay dan Shouldice)
melibatkan pembukaan aponeurosis otot obliquus abdomins ekternus dan
membebaskan funikulus spermatikus. fascia transversalis kemudian dibuka,
dilakukan inspeksi kanalis spinalis, celah direct dan indirect. Kantung hernia
biasanya diligasi dan dasar kanalis spinalis di rekonstruksi.
Teknik Bassini 7,8
Komponen utama dari teknik bassini adalah
· Membelah aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus dikanalis
ingunalis hingga ke cincin ekternal
34
· Memisahkan otot kremaster dengan cara reseksi untuk mencari hernia
indirect sekaligus menginspeksi dasar dari kanalis inguinal untuk
mencari hernia direct.
· Memisahkan bagian dasar atau dinding posterior kanalis inguinalis (fascia
transversalis)
· Melakukan ligasi kantung hernia seproksimal mungkin
· Rekonstuksi didinding posterior dengan menjahit fascia tranfersalis, otot
transversalis abdominis dan otot abdominis internus ke ligamentum
inguinalis lateral.
Gambar 10. McVay open anterior repair.
Teknik kelompok ini berbeda dalam pendekatan mereka dalam
rekontruksi, tetapi semuanya menggunakan jahitan permanen untuk mengikat
fascia disekitarnya dan memperbaiki dasar dari kanalis inguinalis,
kelemahannya yaitu tegangan yang tejadi akibat jahitan tersebut, selain dapat
35
menimbulkan nyeri juga dapat terjadi neckosis otot yang akan menyebakan
jahitan terlepas dan mengakibatkan kekambuhan
o Kelompok 2: Open Posterior Repair 9
Posterior repair (iliopubic tract repair dan teknik Nyhus) dilakukan
dengan membelah lapisan dinding abdomen superior hingga ke cincin luar
dan masuk ke properitoneal space. Diseksi kemudian diperdalam kesemua
bagian kanalis inguinalis. Perbedaan utama antara teknik ini dan teknik open
anterior adakah rekonrtuksi dilakukan dari bagian dalam. Posterior repair
sering digunakan pada hernia dengan kekambuhan karena menghindari
jaringan parut dari operasi sebelumnya. Operasi ini biasanya dilakukan
dengan anastesi regional atau anastesi umum.
o kelompok 3: Tension-Free Repair With Mesh 8,9
Kelompok 3 operasi hernia (teknik Lichtenstein dan Rutkow )
menggunakan pendekatan awal yang sama degan teknik open anterior. Akan
tetapi tidak menjahit lapisan fascia untuk memperbaiki defek , tetapi
menempatkan sebuah prostesis, mesh yang tidak diserap. Mesh ini dapat
memperbaiki defek hernia tanpa menimbulkan tegangan dan ditempatkan
disekitar fascia gambar 6. Hasil yang baik diperoleh dengan teknik ini dan
angka kekambuhan dilaporkan kurang dari 1 persen.
36
Gambar 11. Open mesh repair
Beberapa ahli bedah meragukan keamanan jangka panjang penggunaan
implant prosthesis, khususnya kemungkinan infeksi atau penolakan. Akan
tetapi pengalaman yang luas dengan mesh hernia telah mulai menghilangkan
anggapan ini, dan teknik ini terus populer.Teknik ini dapat dilakukan dengan
anastesi local, regional atau general.
o Kelompok 4: Laparoscopic 7.9.10
Operasi hernia Laparoscopic makin populer dalam beberapa tahun
terakhir, tetapi juga menimbulkan kontroversi. Pada awal pengembangan
teknik ini, hernia diperbaiki dengan menempatkanpotongan mesh yang besar
di region inguinal diatas peritoneum. Teknik ini ditinggalkan karena potensi
obstruksi usus halus dan pembentuka fistel karena paparan usus terhadap
mesh.
Saat ini kebanyakan teknik laparoscopic herniorrhaphies dilakukan
menggunakan salah satu pendekatan transabdominal preperitoneal (TAPP)
atau total extraperitoneal (TEP) . pendekatan TAPP dilakukan dengan
meletakkan trokar laparoscopic dalam cavum abdomendan memperbaiki
37
region inguinal dari dalam. Ini memungkinkan mesh diletakkan dan
kemudian ditutupi dengan peritoneum.sedangkan pendekatan TAPP adalah
prosedur laparoskopic langsung yang mengharuskan masuk ke cavum
peritoneal untuk diseksi. Konsekuensinya, usus atau pembuluh darah bisa
cidera selama operasi.
Gambar 12. Laparoscopic mesh repair
HERNIA LAINNYA
1. Hernia umbilicalis :
Merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk
melalui cincin umbilikus (pusar) akibat peninggian tekanan intra abdomen. Umbilicus
merupakan salah satu lokasi yang lemah pada abdomen dan tempat yang sering
mengalami herniasi. Hernia umbilicus muncul lebih sering pada wanita. Obesitas dan
kehamilan berulang merupakan precursor, dan ascites sering mencetuskan masalah.
Hernia umbilicus pada dewasa tak ada hubungannya dengan hernia umbilicus pada
anak-anak. Sering terjadi strangulasi pada colon atau omentum.1,2,3,4,5,6
38
Sering diderita oleh bayi yang baru lahir. Sebab saat bayi dalam kandungan,
dinding perut di bawah pusarnya terbuka dan akan menutup ketika lahir. Jika
dinding perut tidak menutup sempurna saat lahir, kala bayi itu menangis terlalu
lama maka daerah sekitar pusar tampak membesar dan menonjol. Hernia ini
biasanya akan regresi spontan dalam 6 bulan sampai 1 tahun, bila cincin hernia.6
2. Hernia paraumbilicalis :
Hernia melalui suatu celah di garis tengah tepi atas umbilicus. 4,5
Gambar 13. Hernia menurut lokasi
3. Hernia Epigastric
Hernia yang keluar melalui defek di linea alba antara umbilicus dan processus
xyphoideus. Hernia pada linea alba muncul lebih sering diatas umbilicus dari pada
dibawahnya. Hernia-hernia ini biasanya kecil dan sulit diagnosis pada pasien obes.
Pasien mengeluhkan nyeri, sensasi tertarik dibagian tengah perut. Hernia ini juga bisa
diperbaiki dengan jahitan sederhana. Harus diwaspadai adalah hernia ini sering
multiple. 1,2
39
4. Hernia Littre's
Adanya diverticulum Meckel sebagai komponen tambahan pada kantung
hernia menjadi ciri dari Littre's hernia. Keadaan yang tak lazim ini bisa sangat sulit di
diagnosa karena gejala obstruktif yang sedikit.. Strangulasi dari diverticulum Meckel
bisa terjadi yang menyebabkan fistel sebagai keluhan utama. Menejemen operasi
berupa reparasi hernia dengan atau tanpa reseksi diverticulum Meckel.
Suatu diverticulum Meckel yang menyebabkan gejala atau mengalami strangulasi
harus direseksi. Reseksi dari suatu diverticulum meckel tanpa gejala harus
berdasarkan usia dan keadaan umum pasien. 6,7
5. Spigelian Hernia
Suatu hernia melalui fascia pada sepanjang tepi lateral otot rectus abdominis
pada celah antara linea semilunar dan tepi lateral dari otot rectus abdominis adalah
suatu hernia spigelian. Fascia Spieghel sebenarnya adalah aponeurosis dan terdiri dari
gabungan aponeurosis otot oblique abdominis dan transverses abdominis dibagian
lateral dan otot rectus abdominis pada bagian medial. Meskipun dapat muncul
disepanjang linea semilunar, ia paling sering muncul dimana fascia sphiegel lebih
lebar dan lemah. Diatas umbilicus, serat-serat aponeurosis saling bersilangan dan
membentuk barier yang kuat. Dibawah umbilicus seratnya lebih parallel dan dapat di
pisah, memudahkan peritoneum dan lemak properotoneal menonjol melalui defek
yang seperti belahan tetapi tertahan oleh aponeurosis otot obliquus abdominis
eksternus. 5,8
Umumnya, hernia spigelian muncul pada bawah linea semilunaris. Banyak
pasien pasien datang dengan hernia spigelian mengalami obesitas dan diagnosis klinis
preoperative yang benar ditegakkan hanya pada 50% pasien. Hernia Spigelian dapat
ditemukan secara incidental dengan ultrasonografi atau CT scan. Computed
tomography dilakukan dengan pasien melakukan suatuValsalva maneuver
40
meningkatkan sensitivitas diagnostic. Hernia spigelian yang besar dapat salah diduga
sebagai sarcoma dari dinding abdomen. Terjepitnya nervus cutaneus anterior T10
sampai T12 menyebabkan rasa tak nyaman yang menyerupai hernia spigelian.
Hernia Spigelian biasanya berhasil diperbaiki pada operasi awal. Aproksimasi
jaringan yang berdekatan ke defek dengan jahitan terputus biasanya berhasil pada
kebanyakan pasien. Akantetapi jika defeknya besar atau jeringan didekatnya lemah,
penguatan dengan prosthetic mesh menjadi indikasi. 9
6. Hernia Obturator
Canalis obturator ditutup oleh membran dan dilewati oleh nervus dan
pembuluh darah obturator. Kelemahan pada membrane obturator dan pelebaran dari
canal dapat menyebabkan suatu kantung hernia, yang dapat menyebabkan incarserasi
atau obstruksi saluran cerna. Canal obturator, yang panjangnya 2-3 cm dapat terisi
bantalan lemak, yang dianggap oleh banyak ahli bedah hal yang patologik. Pasien
muncul dengan bukti kompresi pada nervus obturator, menghasilkan nyeri pada
bagian dalam paha. Ini digambarkan oleh John Howship pada tahun 1840 dan secara
terpisah oleh Moritz Heinrich Romberg 1848.
Operasi dari hernia obturator telah banyak dilakukan dengan banyak
pendekatan. Pendekatan melalui abdomen terbuka atau laparoscopic dianjurkan ketika
ada dugaan gangguan saluran cerna. Pendekatan Retropubic (preperitoneal) dilakukan
oleh banyak ahli bedah ketika tidak ada keterlibatan atau obstruksi saluran cerna.
pendekatan obturator, inguinal, dan kombinasi telah pernah dilakukan. Tanpa
memandang pendekatan yang digunakan, reduksi isi dan inversi kantung hernia
adalah langkah awal dalam terapi operatif pada hernia obturator. Dilatasi foramen
obturator diperbaiki dengan jahitan terputus.8,9
41
7. Hernia Lumbar (Dorsal)
Hernia lumbalis atau dorsalis dapat terjadi didaerah lumbal melalui dinding
posterior abdomen. Grynfeltt's hernia muncul melalui trigonum lumbal superior
sedangkan Petit's hernia muncul melalui trigonum lumbal inferior. Hernia lumbalis
generalisata, tipe yang ketiga paling sering iatrogenic setelah insisi pinggang pada
operasi ginjal.
Hernia lumbal biasanya besar dan menjadi progressif dan menjadi masalah
dari segi penampilan. Jahitan sederhana dapat dilakukan pada hernia yang kecil. Pada
hernia yang lebih besar dilakukan rekonstruksi. Bagaimanapun pasien dengan hernia
yang besar dan muncul dengan jaringan yang sangat lemah memerlukan penggunaan
mesh atau free tissue flaps. 9
8. Sciatic Hernia
Foramen siaticus mayor dapat menjadi lokasi dari suatu hernia. Hernia tipe ini
sangat jarang dan sulit di diagnose dan asien mungkin tidak memiliki keluhan hingga
timbul obstruksi saluran cerna. Pasien lain muncul dengan massa pada daerah gluteal
atau infragluteal, yang menyebabkan rasa tidak nyaman pada saat berdiri. Nyeri pada
nervus siatikus jarang disebabkan oleh penekanan hernia siatikus. Hernia ini dapat
diperbaiki dengan operasi transabdominal atau transgluteal. 8,9
9. Hernia Perineal
Hernia perineal yang bersifat congenital atau didapat sangat jarang terjadi.
Hernia ini bisa terjadi setelah reseksi abdominoperineal, prostatectomy, atau
pengangkatan organ pelvis. flap Myocutaneous atau mesh sering diperlukan untuk
memperbaiki sutau hernia perineal.9
42
KOMPLIKASI
Komplikasi setelah operasi herniorraphy biasanya ringan dan dapat sembuh
sendiri, hematom dan infeksi luka adalah masalah yang paling sering terjadi.
Komplikasi yang lebih serius seperti perdarahan, osteitis atau atropy testis terjadi
kurang dari 1 persenpada pasien yang menjalani herriorraphy. Perbandingan
komplikasi berat dan ringan dari teknik open dan laparoscopic herniorrhaphies. 6,8,9,10
Tabel 3. Komplikasi dari Open dan Laparoscopic Hernia Repair
43
BAB III
ANALISA KASUS
Berdasarkan hasil anamnesis, dimulai dari identitas, yang mendukung
diagnosis kerja adalah jenis kelamin, dimana perbandingan angka kejadian hernia
pada laki-laki 4 kali lebih besar dari perempuan. Pasien berumur 12 tahun dimana
biasanya varikokel didapatkan lebih sering pada pria dewasa,terutama yang
mengalami masalah infertilitas. Dalam kasus tidak ditemukan faktor resiko yang
berarti untuk menyebabkan terjadinya hernia . Tetapi dari anamnesis didapatkan
bahwa benjolan dapat keluar masuk, dimana keluar pada saat bermain dan
mengecil/masuk pada saat istirahat, dimana hal ini semakin menguatkan diagnosa
kerja. Serta pasien tidak mengeluhkan adanya demam dan nyeri, sehingga diagnosa
banding yang berhubungan dengan infeksi dapat disingkirkan, seperti orkitis dan
epididimitis. Dimana tidak terdapatnya nyeri juga dapat menyingkirkan torsio testis,
dimana torsio testeis pasien dapat mengalami nyeri yang hebat dan timbul tiba-tiba.
Begitu juga dengan varikokel , dimana pasien dengan varikokel dapat merasakan
nyeri didaerah scrotum bagian atas. Selain itu juga pasien tidak mengeluh adanya
kencing berdarah ataupun nyeri saat berkemih, orkitis dan epididimis semakin dapat
disingkirkan. Dan pada BAB pasien tidak mengeluh adanya gangguan, seperti
keterlambatan BAB dan yang lainya seperti pada hernia inkaserata.
Dari pemeriksaan fisik pasien, dimulai dari warna kulit yang sama dengan
sekitarnya, hal ini dapat terjadi pada hernia reponible, irreponible, inkaserata, serta
hidrokel dan varikokel. Warna kulit yang tidak sama, seperti kemerahan, dapat terjadi
pada hernia strangulate, epididimis dan orkitis dimana terjadi proses inflamasi pada
daerah scrotum. Begitu juga dengan torsio testis, dimana terjadi gangguan
vaskularisasi sehingga scrotum dapat berwarna merah kehitaman. Pada palpasi, suhu
benjolan sama dengan warna sekitarnya, dimana proses inflamasi tidak terjadi pada
daerah itu. Lalu didapatkan benjolan yang dapat keluar masuk. Dimana hal tersebut
44
dapat terjadi pada hernia scrotalis reponible, sedangkan pada hernia scrotalis
irreponible, hernia inkaserata, hernia strangulate, hidrokel, varikokel, epididimis dan
orkitis didapatkan pembesaran scrotum yang tidak dapat keluar masuk. Pada perabaan
scrotum, testis tidak teraba, hal ini dapat terjadi pada hernia dan juga pada kasus
hidrokel. Namun pada pemeriksaan khusus seperti transluminasi, pada pasien
didapatkan transluminasi-nya negatif sehingga hidrokel dapat disingkirkan, lalu pada
pasien dipalpasi tidak terdapat pelebaran vena, yang dirasakan seperti cacing,
sehingga varikokel juga dapat disingkirkan.
Selanjutnya yang terakhir pada pemeriksaan darah, sebagian besar dalam
batas normal, termasuk leukosit yang hanya bernilai 6000/ul. Sehingga epididimis
dan orkitis dapat disingkirkan.
45
DAFTAR PUSTAKA
1. R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi I. Penerbit buku
kedokteran EGC. Jakarta. 1997. Hal 700-718
2. A. Mansjoer, Suprohaita, W.K. Wardhani, W. Setiowulan. Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi III, Jilid II. Penerbit Media Aesculapius,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2000. Hal
313-317
3. Dr. P. Bhatia & Dr. S. J. John. Laparoscopic Hernia Repair (a step by step
approach). Edisi I. Penerbit Global Digital Services, Bhatia
Global Hospital & Endosurgery Institute. New Delhi. 2003.
(Ebook, di akses 10 juli 2010)
4. H G, Burhitt & O.R.G. Quick. Essential Surgery . Edisi III. 2003. Hal 348-356
5. C. Palanivelu. Operative Manual of Laparoscopic Hernia Surgery. Edisi I. Penerbit
GEM Foundation. 2004. Hal 39-58
6. Brian W. Ellis & Simon P-Brown. Emergecy surgery. Edisi XXIII. Penerbit
Hodder Arnold. 2006.
7. Gary G. Wind. Applied Laparoscopic Anatomy (Abdomen and Pelvis). Edisi I.
Penerbit Williams & Wilkins, a Waverly Company. 1997.
8. Michael M. Henry & Jeremy N. T. Thompson. Clinical Surgery. Edisi II. 2005.
46
9. R. Bendavid, J. Abrahamson, Mauruce E. A, dkk. Abominal Wall Hernias
(Principles and Management). Edisi I. Penerbit Sringer-
Varlag. New York. 2001. (Ebook, di akses 10 Juli 2010)
10. Michael S. Kavic. Laparoscopic Hernia Repair. Edisi I. Penerbit Harwood
Academic Publishers. Amsterdam. 1997. (Ebook, diakses 10
Juli 2010)
47