Post on 02-Feb-2021
Hasil Survei Operasional dan Dampak Program KeluargaHarapan (PKH)Mei, 2019
Untuk mengevaluasi
implementasi digitalisasi PKH,
terutama dari perspektif
Keluarga Penerima Manfaat
(KPM) dan mengidentifikasi
kendala operasional yang
penting – jika ada
Untuk memberikan
gambaran mengenai
perilaku utama KPM
dalam bidang
kesehatan, pendidikan
dan kesejahteraan
sosial
Untuk mengukur outcomes
dari dampak utama PKH
dalam hal perubahan perilaku
di indikator-indikator
tertentu yang terkait dengan
kesehatan, pendidikan dan
kesejahteraan sosial
Catatan:
1. Riset ini tidak menganalisa dampak jangka panjang dari PKH kepada KPM,
2. Riset ini tidak menganalisa inklusi, validasi dan proses graduasi KPM
Tujuan riset
3 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Metodologi (1)
• Menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif
• Metode kuantitatif mencakup asesmen proses dan dampak, sementara metode kualitatif mencakup
asesmen perilaku dan persepsi KPM terhadap PKH
• Untuk melakukan asesmen dampak dari PKH terhadap outcomes utama, digunakan pendekatan quasi-
experimental
• Outcomes utama didapatkan dari perbandingan antara Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH dan non
KPM PKH yang memiliki kelas sosial – ekonomi serupa. Pemilihan KPM PKH dan non KPM PKH dilakukan
secara acak
* Graphics presented here are for explanatory purposes only
Desain riset
4 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Metodologi (2)Strategi sampling
Fase 1
•Dari kelompok pulau yang berbeda (wilayah), total 15 provinsidipilih secara acak
Fase 2
•Dari setiap provinsi yang terpilih, 2 kota/kabupaten dipilih secaraacak
Fase 3
•Dari setiap kota/kabupaten yang terpilih, 2 kecamatan dipilihsecara acak
Fase 4
•Dari setiap kecamatan yang terpilih, desa yang memiliki batasminimum keluarga untuk setiap kelompok dipilih secara acak
Fase 5
•Dari setiap desa yang terpilih, keluarga dari setiap kelompok(treatment dan control) dipilih secara acak
Mengadopsi multi-stage stratified cluster random sampling untuk memilih keluarga yang akan digolongkan dalamkelompok treatment (KPM PKH) dan kelompok control (non KPM PKH)
𝒏 =
𝒁𝟏−
𝜶𝟐
ሻ𝟐ഥ𝝅(𝟏 − ഥ𝝅 + 𝒁𝟏−
𝜷𝟐
ሻ𝝅𝒄 𝟏 − 𝝅𝒄 + 𝝅𝒕(𝟏 − 𝝅𝒕𝟐
𝝅𝒄 − 𝝅𝒕 𝟐
Ukuran sampel diperkirakan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut, dengan mengasumsikan:
Kelompok Treatment – 1.400 keluarga
Kelompok Control – 1.400 keluarga
• Memadai untuk minimum detectable effect
(MDE) 8% dalam variabel-variabel outcome
antara kelompok treatment dan control
• Memadai untuk memberikan perkiraan
confidence level 95% dan power 80%
• Design effect 2 digunakan untuk
menyesuaikan efek dari klastering
5 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Tipe - II Fuzzy Regression Discontinuity Design (RDD) digunakan berdasarkan data persentile dalam Basis
Data Terpadu (BDT)
Desain RD secara grafis
* Graphics presented here are for explanatory purposes only
Berdasarkan BDT yang diperoleh untuk kecamatan
terpilih, keluarga yang berada dalam persentil 11
sampai dengan 20 dipisahkan dengan cut off persentil
15. Data ini kemudian digunakan sebagai kerangka
sampling untuk memilih responden KPM PKH dan non
KPM PKH secara acak
Metodologi (3)Fuzzy Regression Discontinuity Design
6 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Distribusi sampel survei
Survei ini mencakup 15 provinsi dan 28 kota/kabupaten di Indonesia. Untuk kepentingan Analisa,
kami membagi provinsi tersebut menjadi 3 wilayah yaitu Barat (pulau Sumatera dan Kalimantan),
Tengah (pulau Jawa) dan Timur (pulau Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua)
Total sampling
+24 wawancara mendalam dengan
KPM dan Pendamping PKH
1.466KPM PKH
1.437Non
KPM PKH
Kalimantan (16%)
Kalimantan Barat
dan
Kalimantan Timur
Sumatera (2%)
Sumatera Utara,
Sumatera Barat dan
Kepulauan Riau
Sulawesi (4%)
Sulawesi Utara
Jawa (52%)
DKI Jakarta, Banten, Jawa
Barat, Jawa Tengah dan
Jawa Timur
Maluku (2%)
Maluku dan
Maluku Utara
Papua (2%)
Papua
Nusa Tenggara (2%)
Nusa Tenggara Timur
Asesmen operasionalPKH
Mayoritas KPM menarik dana PKH di mesin ATM dibandingkan agen
bank dan e-Warung KUBE
57%
73%64%
69%
13% 15%18% 15%15%
8%2%
10%10%2%
15%7%5% 1% 1% 3%
Barat Tengah Timur Seluruh wilayah
Lokasi penarikan dana PKH berdasarkan wilayah(n = 1.465, multiple responses)
Mesin ATM Agen bank Staf bank keliling Kantor cabang e-Warung KUBE
“Saya lebih suka ke ATM karena dapat mengambil dananya secara utuh, dan tidak perlu keluar uang terima kasih dan
sirih pinang.”
KPM di Alor
10 menit15 menit
20 menit
Median waktu yang ditempuh KPM untuk mencapai lokasipenarikan PKH berdasarkan wilayah (n = 1.465)
Barat Tengah Timur
KPM di wilayah Timur menempuh waktu lebih lama dan mengeluarkan
biaya relatif lebih tinggi untuk transportasi
Rp. 10.000,- Rp. 10.000,-
Rp. 12.000,-
Median dari biaya transportasi atau biaya pengantaran dana PKH berdasarkan wilayah (n = 931)
Barat Tengah Timur
47%
20%16%
7% 6% 4%
Kendaraan sendiri(sepeda, motor)
Kendaraan umum(Ojek/becak)
Berjalan kaki Kendaraan umum besar(angkot/bus)
Tidak pergi, danadiantar ke rumah
Sewa kendaraan umumbersama KPM lain
Ragam moda transportasi yang digunakan KPM untuk menuju lokasi penarikan (n = 1.466)
• Kabupaten Keerom di Papua membutuhkan waktu sampai dengan 30 menit untuk mencapai lokasi penarikan dana PKH
• Biaya transportasi atau pengantaran dana PKH tertinggi terjadi di provinsi NTT, yaitu mencapai Rp. 50.000,- per jadwal penarikan
Ya82%
Tidak18%
KPM menarik semua dana PKH sekaligus di setiap jadwal pencairan (n = 1.451)
82% KPM menarik semua dana sekaligus dalam setiap pencairan
49%
59%62%
55%
22%18%
9%
18%19%
11%
27%
16%
3% 4%0%
3%5%8%
1%6%
2% 1% 1% 1%
Barat Tengah Timur Seluruh wilayah
Alasan KPM untuk menarik semua dana PKH sekaligus berdasarkanwilayah (n = 1.197, multiple responses)
Butuh uang kas secepatnya
Atas instruksi pendamping PKH/agen bank/e-Warung KUBE
Takut dana akan ditarik bank kembali
Lokasi pencairan tidak selalu buka setiap hari
Hanya tahu harus langsung diambil sekaligus
Lainnya
“Saya khawatir jika KPM menyimpan uang dalam
jangka waktu lama (lebih dari 1 tahun) maka dana
tabungan tersebut akan ditarik oleh Pemerintah”
Pendamping PKH di Pandeglang
11 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
86% KPM paham bahwa PKH merupakan program dari pemerintahpusat
85% 87%91%
86%
6% 4% 6%16%
7% 7%2%
16%
Barat Tengah Timur Seluruh wilayah
Kesadaran KPM terhadap PKH berdasarkan wilayah (n = 1.466)
Pemerintah pusat
Pemerintah daerah
Saya tidak tahu
12 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Mayoritas KPM belum pernah menerima sanksi terkait dengankomponen PKH
Ya (0,2%)
Tidak (90,5%)
Saya tidak tahu (9,3%)
Sanksi terkait dengan komponen PKH (n = 1.466)
“Kalau ada KPM yang tidak patuh, saya lapor ke Koordinator
Kecamatan dan minta arahannya. Biasanya kalau terjadi kita nanti
kunjungi rumahnya untuk mencari tahu alasannya. Biasanya kita
ingatkan juga (ke KPM) tentang kewajiban mereka, dan resikonya
dana bisa ditunda kalau tidak patuh. Waktu pencairan lewat Kantor
Pos lebih mudah, karena Pendamping bisa langsung minta pada
pegawai kantor pos untuk menahan pencairan. Sekarang sulit karena
dana ditransfer langsung ke rekening KPM.”
Pendamping PKH di Salahutu
13 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Sebagian besar dana PKH digunakan untuk keperluan sekolah anak
74%67%
58% 54%42%
33%25% 23% 19% 12%
4% 2%
Beliperlengkapan
sekolah
Bayar SPP Bayar ongkossekolah
Beli tambahanbahan pangan
keluarga
Bayar kegiatanekstrakurikuler
Bayar biayapendaftaran/daftar ulang
sekolah
Beli vitamin/suplemenkesehatankeluarga
Bayar tagihankebutuhan
rumah
Bayartransportasi ke
puskesmas
Bayar jasakesehatan dipuskesmas
Tambahanmodal usaha
Bayar cicilanhutang
Penggunaan dana PKH (n=1.465, multiple responses)
“Pendamping PKH meminta kami untuk menggunakan sebagian dana PKH sebagai modal untuk memulai usaha sendiri. Saya berinisiatif untuk
berjualan gorengan dan dijual ke warung dan sekolah dekat sini. Hasil usaha ini lumayan jumlahnya untuk menambah pemasukan keluarga saya.”
KPM di Tanjung Balai Karimun
14 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Pelaksanaan P2K2 belum terjadi secara seragam di seluruh wilayah, dan modul pengasuhan dan pendidikan anak mendominasi topik P2K2
66%
89%
74% 79%
34%
11%
26% 21%
Barat Tengah Timur Seluruhwilayah
% KPM mengikuti P2K2 dalam 6 bulanterakhir berdasarkan wilayah (n=1.466)
Ya Tidak
74%86%
75% 72%63%
Modul Kesehatandan Gizi
ModulPengasuhan danPendidikan Anak
ModulPerlindungan
Anak
ModulPengelolaanKeuanganKeluarga
Modul PelayananKesejahteraanSosial - Lansiadan Disabilitas
Berat
Topik P2K2 yang diterima oleh KPM (n = 1.466)
P2K2 belum dapat dilaksanakan secara merata karena masih banyak Pendamping PKH yang belum mendapatkan pelatihan lengkap dari
Kementerian Sosial
“Saya sudah setahun lebih menjadi Pendamping PKH namun sampai sekarang belum mendapat toolkit dan pelatihan lanjutan dari
pusat. Saya membuat perlengkapan P2K2 bersama tim untuk memudahkan penyampaian materi modul, dan biaya pembuatan
perlengkapan ini berasal dari uang saya sendiri.” - Pendamping PKH di Tanjung Balai Karimun
15 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Secara umum tingkat kepuasan KPM tinggi terhadap PKH terutamaaspek operasional
31% 62% 6% 1%
Kepuasan terhadap lokasi penarikan (n = 1.466)
Sangat puas Puas Netral Tidak puas Sangat tidak puas
28% 66% 6%
Kepuasan terhadap proses transaksi penarikan(n = 1.466)
24% 69% 6%
Kepuasan terhadap ketepatan waktu transfer dana PKH ke rekening KPM (n = 1.466)
23% 69% 8%
Kepuasan terhadap penanganan komplain (n = 1.466)
25% 69% 6%
Kepuasan terhadap Pendamping PKH (n = 1.466)
16 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Saran perbaikan untuk PKH dan Pendamping PKH
46%
66%
40%
18%10% 10%
15% 13%
31%
14%5% 6%8% 6%
13%
Barat Tengah Timur
Saran dari KPM untuk perbaikan PKH (n = 633, multiple responses)
Dana PKH ditransfer per bulan Penyelesaian kendala lebih cepat dan lebih baik
Pengurangan waktu antrian Pengurangan kendala sistem
Fleksibilitas memilih faskes/fasdik/fasilitas untuk aktivitas sosial
41%
52%
37%34%26%
43%
17%11% 9%8% 11% 11%
Barat Tengah Timur
Saran dari KPM untuk perbaikan layanan Pendamping PKH (n = 362, multiple responses)
Lebih informatif - terkait PKH dan topik lainnya Lebih sering berkunjung ke KPM Lebih ramah/bersahabat Dapat berbahasa daerah sesuai lokasi
17 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Meski terdapat kendala sistem/jaringan di beberapa daerah, 98% KPM lebihmenyukai KKS untuk penarikan dana PKH
98% 99%90% 98%
2% 1% 10% 2%
Barat Tengah Timur Seluruhwilayah
Preferensi metode penarikan dana PKH berdasarkan wilayah (n=587)
Melalui KKS Melalui kantor pos
40% 22% 39% 31%
60% 78% 61% 69%
Barat Tengah Timur Seluruh wilayah
Kendala saat penarikan dana PKH berdasarkan wilayah (n = 1.466, multiple responses)
Ya Tidak
25%30%
23%27%
10%15%
35%
15%
23%
5% 4%
14%15% 11%16% 14%12% 15%
1%
11%
Barat Tengah Timur Seluruh Wilayah
Jenis kendala saat penarikan dana PKH berdasarkan wilayah(n = 510, multiple responses)
Antrian panjang/lamaLokasi pencairan PKH terlalu jauhkendala sistem bank/sinyalLupa PINMasalah terkait saldo/dana PKH (cth: saldo kosong)
18 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
86% KPM baru pertama kali memiliki rekening bank
19% 11% 19% 14%
81% 89% 81% 86%
Barat Tengah Timur Seluruh wilayah
Kepemilikan rekening bank untuk pertama kalinya(n=1.466, multiple responses)
Sudah punya rekening sebelumnya KKS adalah rekening pertama
19 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
17% KPM menggunakan rekening KKS untuk transaksi keuanganlainnya, dengan transaksi terbanyak menabung
Ya17%
Tidak83%
KPM yang menggunakan KKS untuk transaksi keuanganlainnya (n = 1.466, multiple responses)
37% 36%
64%
39%
65% 68%
26%
63%
22%36% 33% 31%
15% 15% 18% 15%7% 2% 5% 4%
Barat Tengah Timur Seluruh wilayah
Alasan KPM yang tidak menggunakan KKS untuk transaksi keuangan lainnya(n = 1.225, multiple responses)
Tidak tahu fitur rekening Tidak cukup saldo Tidak tahu cara transaksi Memilih tunai Tidak yakin aman
61%
39%
18%14%
8%
Jenis transaksi keuangan lainnya(n = 239, multiple responses)
Bayar tagihan
Kirim Uang
Pembelian
Terima uang
Menabung
Analisa deskriptifuntuk komponen PKH
11% perempuan dari perempuan adalah kepala keluarga dan mayoritasKPM adalah KPM baru yang menerima PKH sejak 2017
Umum
49% perempuan
11% kepala keluarga
Setiap keluarga memiliki rata-rata 4
anggota keluarga
27% tidak bekerja
18% buruh lepas
29 wiraswasta
91% pendidikan formal
46% sekolah dasar
9% tidak pernah sekolah
Pekerjaan > 21 tahun Pendidikan > 21 tahun
34% 201831% 2017
35% < 2016
Kepersertaan PKH
Syarat dan Kewajiban yang Harus Dipenuhi oleh KPM PKH (1/2)
Ibu hamil/nifas Anak usia 1 – 6 tahun
• Pemeriksaan kehamilan di
faskes sebanyak 4 kali dalam 3x
trimester
• Melahirkan oleh tenaga
kesehatan di faskes
• Pemeriksaan kesehatan Ibu
nifas 4x selama 42 hari setelah
melahirkan
Bayi (0 – 11 bulan)
Usia 0 – 11 bulan :
• Pemeriksaan kesehatan bayi 3x
dalam 1 bulan pertama
• ASI eksklusif 6 bulan pertama
• Imunisasi dasar lengkap
• Timbang & ukur badan setiap bulan
• Pemantauan perkembangan minimal
2x setahun
• Mendapat suplemen vitamin A 1x
pada usia 6-11 bulan
Usia 6 - 11 bulan :
Mendapat suplemen vitamin A
Usia 1-5 tahun :
• Imunisasi tambahan
• Timbang badan setiap bulan
• Ukur tinggi badan 2x setahun
• Mendapat suplemen vit A 2x setahun
Usia 5-6 tahun :
Timbang, ukur, dan pemantauan
perkembangan minimal 2x setahun
Syarat dan Kewajiban yang Harus Dipenuhi oleh KPM PKH (2/2)
Anak usia 6 – 21 tahun yang
belum menyelesaikan
pendidikan SD sampai SMA
Lansia > 60 tahun dan
penyandang disabilitas berat
•Terdaftar di sekolah/pendidikan
kesetaraan
•Minimal 85 % kehadiran dikelas
Lansia 60 tahun ke atas :
• Pemeriksaan kesehatan dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan/
mengunjungi Puskesmas santun
lanjut usia (jika tersedia)
• Layanan home care (keluarga
merawat, memandikan, dan
mengurusi KPM lansia)
• Lansia mengikuti kegiatan day
care dilingkungan tempat tinggal
(lari/jalan pagi, senam sehat, dst)
minimal 1x setahun
Disabilitas Berat :
• Layanan home care
(keluarga merawat,
memandikan, dan
mengurusi KPM
disabilitas)
• Pemeriksaan kesehatan
dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan melalui
kunjungan ke rumah
(home visit)
24 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Non KPM PKH
< 4 kali : 78%
>= 4 kali : 22%
83% KPM melakukan pemeriksaan kehamilan minimum 4 kali sesuaiketentuan PKH
5% 1% 5% 3%
95% 99% 95% 97%
Barat Tengah Timur Seluruh Wilayah
% KPM yang melakukan pemeriksaankehamilan berdasarkan wilayah (n = 155)
Tidak Ya
83% 83% 86% 83%
17% 17% 14% 17%
Barat Tengah Timur Seluruh Wilayah
Frekuensi pemeriksaan kehamilanberdasarkan wilayah (n = 155)
Minimum 4 kali Kurang dari 4 kali
Non KPM PKH
Ya: 96%
Tidak: 4%
25 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Penggunaan fasilitas dan tenaga kesehatan untuk melahirkan
43%48%
66%
49%
9%6% 7%
48% 46%
17%
44%
Barat Tengah Timur Seluruh wilayah
Fasilitas kesehatanyang digunakan KPM
saat melahirkanberdasarkan wilayah (n = 167)
Faskes pemerintah Faskes swasta Bidan
17% 15%18% 16%
79%
68%64%
73%
3%
13% 14%9%
2% 2% 1%1% 1% 1%
Barat Tengah Timur Seluruh wilayah
Tenaga kesehatan yang membantu KPM dalam melahirkan
berdasarkan wilayah (n = 1.320)
Dokter Bidan Dukun beranak Dukun beranak didampingi bidan Keluarga
Sebagian KPM masih bergantung pada tenaga bidan untuk melahirkan dibandingkan dengan dokter
Riskesdas 2018*
Dokter : 30%
Bidan : 63%
Riskesdas 2018*
Faskes Pemerintah : 31%
Faskes swasta : 23%
Bidan : 29%
*Sumber: Ringkasan Riskesdas 2018 – halaman 159 dan 160
Non KPM PKH
Dokter: 14%
Bidan: 67%
26 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Hanya 18% KPM yang melakukan pemeriksaan kesehatan minimum 4 kali pada masa nifas. Wilayah Timur memiliki tingkat kepatuhan paling rendah (4%)
14%6%
13% 10%
71% 69%
83%72%
15%25%
4%
18%
Barat Tengah Timur Seluruh Wilayah
Pemeriksaan kesehatan dalam 42 hari setelah melahirkan/masa nifasberdasarkan wilayah (n = 159)
Tidak pernah Kurang dari 4 kali Minimum 4 kali
“Saya merasa pemeriksaan kehamilan lebih penting karena saya tidak dapat melihat kondisi fisik bayi secara langsung. Setelah
melahirkan dan melihat kondisi bayi saya sehat, saya merasa tidak perlu lagi sering-sering memeriksakan kesehatan saya dan anak saya.
Kecuali saya atau anak sakit.”
KPM di Tanjung Balai Karimun dan Salahutu
Non KPM PKH
Tidak pernah : 15%
< 4 kali : 70%
>= 4 kali : 15%
27 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Non KPM PKH
Tidak pernah : 8%
< 3 kali : 70%
>= 3 kali : 22%
93% KPM melakukan pemeriksaan kesehatan anak usia 1 bulansebanyak minimal 1 kali
8% 6% 4% 6%
78%
55%
87%
69%
14%
39%
9%
25%
Barat Tengah Timur Seluruh Wilayah
Pemeriksaan kesehatan anak usia 1 bulan berdasarkan wilayah(n = 159)
Tidak pernah Kurang dari 3 kali Minimum 3 kali
Riskesdas 2018*
>= 1 kali : 84,1%
*Sumber: Ringkasan Riskesdas 2018 – halaman 177
Namun demikian, hanya 25% KPM yang memenuhi ketentuan untuk memeriksakan kesehatan
anak usia 1 bulan sebanyak 3 kali
28 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Wilayah Barat memiliki kesadaran lebih rendah dalam pemberian ASI eksklusif dibandingkan dengan wilayah lain
81% 81%
19% 18%
1%
KPMn = 159
Non KPM PKHn = 124
Pemberian ASI eksklusif kepada anakusia 0 - 6 bulan pada KPM vs Non KPM PKH
Ya Tidak Tidak tahu
68%90% 91%
32%10% 9%
Barat Tengah Timur
Pemberian ASI eksklusif kepada anak usia 0 – 6 bulanberdasarkan wilayah (n=159)
Ya Tidak
Indonesia dalam
Riskesdas 2018*
Sumatera
Utara
Sumatera
Barat
Kepulauan
Riau
Kalimantan
Barat
Kalimantan
Timur
37,3% > 45% < 35% > 35% < 35% < 35%
*Sumber: Ringkasan Riskesdas 2018 – halaman 183
29 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Pengukuran berat badan untuk bayi dan anak usia 1-6 tahun anggotaKPM sudah berjalan dengan baik
100%
91%
9%
KPMn=26
Non KPM PKHn=32
Frekuensi pengukuran berat badan bayi usia 0 - 11 bulan
Tidak tentu Per bulan
85% 86%
3% 1%
12% 13%
KPMn=245
Non KPM PKHn=154
Frekuensi pengukuran berat badan anak usia 1-
30 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
….Namun demikian, pengukuran tinggi badan belum sebaikpenimbangan berat badan
79% 69%
4% 17% 31%
KPMn=24
Non KPM PKHn=32
Frekuensi pengukuran tinggi badan bayi usia 0 - 11 bulan
Per bulan Dua kali setahun Tidak tentu
70% 71%
9% 9%
21% 20%
KPMn=230
Non KPM PKHn=139
Frekuensi pengukuran tinggi badan anak usia 1-
31 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
72% 72%
6%
22% 28%
KPMn=18
Non KPM PKHn=25
Frekuensi pemeriksaan perkembangan bayi usia 0 - 11 bulan
Per bulan Dua kali setahun Tidak tentu
58% 59%
11% 12%31% 29%
KPMn=174
Non KPM PKHn=103
Frekuensi pemeriksaan perkembangan anak usia 1-
32 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Pemberian vitamin A untuk semua usia anak anggota KPM lebih tinggidibandingkan dengan non KPM
Riskesdas 2018*
Sesuai standar : 53,5%
Tidak sesuai standar : 28,8%
Tidak pernah : 17,6%
*Sumber: Ringkasan Riskesdas 2018 – halaman 195
48%58%
52%16%
26%
KPMn=21
Non KPM PKHn=19
Frekuensi penerimaan vitamin A untukbayi usia 0-11 bulan (n = 40)
Sekali setahun Dua kali setahun Tidak tentu
12% 15%
69% 67%
18% 18%
KPMn=333
Non KPM PKHn=201
Frekuensi penerimaan vitamin A untuk anakusia 1-
33 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Cakupan imunisasi dasar lengkap anak-anak KPM lebih tinggidibandingkan non KPM PKH (71%), dengan cakupan tertinggi adalahimunisasi BCG
96% 92% 91%85% 80%
91%85%
80% 77%82%
BCG HBO DPT-HB1 DPT-HB2 DPT-HB3 Polio 1 Polio 2 Polio 3 Polio 4 Measles
Preferensi jenis imunisasi dasar oleh KPM (n = 142)
71%49%
29%51%
KPMn=142
Non KPM PKHn=106
Penerimaan imunisasi dasar lengkap
Tidak Ya
• Kelengkapan pemberian imunisasi dasar lengkap didapatkan dari keterangan KPM dan pemantauan isi buku Kesehatan Ibu dan
Anak/buku pink
• Informasi ini tidak mencerminkan kondisi sebenarnya karena ada kemungkinan pada saat dilaksanakannya survei, ada anak-anak KPM
yang belum cukup umur untuk mendapatkan imunisasi
*Sumber: Ringkasan Riskesdas 2018 – halaman 185
Riskesdas 2018*
Lengkap : 57,9%
Tidak lengkap : 32,9%
Tidak pernah : 9,2%
34 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Belum cukup umur dan kondisi anak sakit merupakan alasan utamaKPM belum memenuhi imunisasi dasar lengkap
59%
44%
3% 3%
Belum mencapai umur yangditentukan
Anak sakit saat pelaksanaanprogram imunisasi
Mendengar berita bahwa imunisasimembahayakan kesehatan anak
Trauma karena anaknya pernahmengalami kejadian ikutan paska
imunisasi (KIPI)
Alasan belum atau tidak memenuhi imunisasi dasar lengkap(n = 34, multiple responses)
“Saya mendengar berita-berita negatif dari TV dan media sosial yang menyatakan bahwa imunisasi berbahaya untuk kesehatan anak
saya, jadi saya memilih untuk tidak memberikan imunisasi dasar kepada anak saya.”
KPM di Pontianak
35 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Cakupan Measles-rubella (MR) dan Hepatitis A lebih tinggi dibandingkan jenisimunisasi lain untuk imunisasi tambahan bagi anak-anak KPM usia 1-5 tahun
71%
39%
63%
36%40%
30%
61%
38%
55%
36% 36%
28%
MeaslesRubella (MR)
Pneumokokus(PCV)
Hepatitis A Varisela Influenza Human PapilomaVirus (HPV)
Imunisasi tambahan yang diberikan kepada anak usia 1-
Indikator Kesehatanlain di luar komponenPKH
37 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Suntik (27%)Pil (10%)
Tubektomi (3%)
Lainnya(7%)
Alat KB yang digunakan oleh KPM (n = 697)
Partisipasi KPM lebih tinggi dalam program KB dibandingkan non KPM PKH, dengan alat KB berupa suntik yang lebih banyak dipilih
75%50% 54%
25%50% 46%
Barat Tengah Timur
Partisipasi KPM dalam program KB untuk setiap wilayah (n = 1.448)
Tidak Ya
“Suntik lebih cocok untuk saya daripada pil. Saya khawatir lupa meminum
jika menggunakan pil.” KPM di Alor
“Saya sudah menggunakan berbagai macam alat KB namun tidak berhasil
dan membuat saya sakit. Akhirnya saya memilih tubektomi karena saya
sudah memiliki anak sebanyak 7 orang.” KPM di Salahutu
Riskesdas 2018
Pakai suntik : 42%
Pil : 9%
*Sumber: Ringkasan Riskesdas 2018 – halaman 163
48%
26%
52%
74%
KPMn = 1.448
Non KPM PKHn = 1.373
Partisipasi dalam program KB
Ya Tidak
Riskesdas 2018
Tidak pakai KB :
27%
38 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
88% KPM PKH memiliki kartu BPJS untuk seluruh anggotakeluarganya
86% 90% 88%
14% 10% 12%
Barat Tengah Timur
KPM yang memiliki kartu BPJS untuk semuaanggota keluarga berdasarkan wilayah
(n = 1.466)
Ya Tidak
88% 83%
12%
17%
KPMn = 1.466
Non KPM PKHn = 1.437
Kepemilikan kartu BPJS untuk semua anggota keluarga (n = 2.903)
Tidak Ya
“Anak saya paling kecil belum didaftarkan ke dalam Kartu Keluarga (KK) sehingga dia memiliki kartu BPJS. Pendamping PKH menyarankan
saya untuk segera memperbarui KK dan mengurus pendaftaran kartu BPJS. Di samping itu, saya terima kabar dari tetangga bahwa proses
pendaftaran kartu BPJS di Kelurahan membutuhkan waktu lama.”
KPM di Tanjung Balai Karimun
39 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Kepemilikan kartu BPJS yang tinggi selaras dengan preferensi KPM untuk memanfaatkan faskes pemerintah dalam mendapatkanlayanan kesehatan
92.6% 90.1%98.8%
5.5% 9.5% 0.6%1.8% 0.4% 0.6%
Barat Tengah Timur
Faskes yang dipilih KPM untuk memenuhikebutuhan kesehatan berdasarkan wilayah
(n = 1.466)
Faskes pemerintah Faskes swasta Pengobatan tradisional
92% 90%
7% 9%1% 1%
KPMn = 1.466
Non KPM PKHn = 1.437
Faskes yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan kesehatan (n = 2.903)
Faskes pemerintah Faskes swasta Pengobatan tradisional
40 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
10% anak-anak KPM memiliki prestasi di bidang akademis, olahragadan bidang kesenian
Tidak(90%)
Akademis (5%)
Olahraga (4%)
Kesenian (1%)
Ya(10%)
Anak-anak KPM memiliki prestasi (n = 2.028)
Tidak (22%)
Ya (78%)
Anak-anak KPM dapat hadir di sekolah secara rutin (n = 2.026)
4%
0,2%
2%
5%
5%
6%
13%
65%
Lainnya
Anak sibuk bekerja (pekerja anak)
Guru jarang hadir
Lokasi sekolah sulit dijangkau
Anak sibuk dengan pekerjaan rumah
Biaya transportasi mahal
Anak saya tidak mau sekolah
Sakit
Alasan anak-anak KPM tidak dapat hadir di sekolah secara rutin (n = 449)
41 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Keberadaan pusat kegiatan sosial/day care sevice untuk lansiabelum merata di semua wilayah
19%
39%
27%31%
56%
34%
43% 42%
25% 27%30%
27%
Barat Tengah Timur Seluruh wilayah
% KPM yang mengetahui keberadaan pusat aktivitas sosial/day care service di Kelurahan tempat tinggal KPM – berdasarkan wilayah (n = 286)
Ya Tidak Tidak tahu
42 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Partisipasi lansia dalam kegiatan sosial/day care service di pusatkegiatan sosial masih rendah
77%53%
71% 62%
23%47%
29% 38%
Barat Tengah Timur Seluruh wilayah
Partisipasi KPM lansia dalam aktivitas sosialberdasarkan wilayah
(n = 374)
Tidak Ya
54% 56% 36% 54%
46% 44% 64% 46%
Barat Tengah Timur Seluruh wilayah
Jenis kegiatan yang didapatkan KPM lansia saatmengikuti aktivitas sosial berdasarkan wilayah
(n = 153, multiple responses)
Perawatan dan pengasuhan
Penambahan nutrisi makanan lansia
43 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Tingkat kesadaran KPM lansia untuk memeriksakan kesehatan masihrendah
73%60%
75%65%
27%40%
25%35%
Barat Tengah Timur Seluruh wilayah
% KPM lansia melakukan pemeriksaan kesehatan untuk setiapwilayah (n = 342)
Tidak Ya
“Bapak mertua saya sudah lansia dan beliau enggan pergi ke Posyandu Lansia untuk ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan,
karena merasa malu bergabung dengan anak-anak dan ibu hamil dalam pemeriksaan kesehatan.”
KPM di Bojonegoro
Indikator outcomesPKH
Indikator pengeluaran Perkiraan outcome
Pengeluaran total – bulanan 0.0384**
(0.0177)
Pengeluaran makanan - bulanan 0.0267
(0.0170)
Pengeluaran non makanan -
bulanan
0.118***
(0.0297)
Pendidikan - 0.0290
(0.0718)
Kesehatan - 0.191
(0.152)
Alkohol - 0.0536
(0.0392)
Rokok - 0.118
(0.501)
• Pengeluaran total secara bulanan dari KPM
lebih tinggi 3,8% daripada non KPM PKH
• KPM pengeluaran non makanan secara
bulanan lebih tinggi 11,8% daripada non
KPM PKH
• Pengeluaran KPM untuk pendidikan dan
kesehatan secara marginal lebih rendah
daripada non KPM PKH. Namun
perbedaannya tidak signifikan
Outcome dari pengeluaran keluarga
– bulanan (%)
Catatan:
Standard errors ada di dalam tanda kurung
*** p
Indikator kesehatan Perkiraan outcome
Pemeriksaan kehamilan di faskes
(minimum 4 kali)
0.0291
(0.0572)
Pemeriksaan kesehatan ibu nifas
selama 42 hari setelah melahirkan:
minimum 1 kali
0.0742*
(0.0443)
Pemeriksaan kesehatan ibu nifas
selama 42 hari setelah melahirkan:
minimum 4 kali
- 0.0193
(0.0541)
Pemeriksaan kesehatan bayi dalam
1 bulan pertama: minimum 1 kali
0.0509
(0.0422)
Pemeriksaan kesehatan bayi dalam
1 bulan pertama: minimum 4 kali
0.0235
(0.0565)
Outcome untuk perilaku yang terkait komponen kesehatan
• 7,4% dari KPM lebih banyak pergi ke faskes untuk
pemeriksaan kesehatan ibu nifas dibandingkan non
KPM PKH
• KPM cenderung memilih untuk melahirkan di
faskes pemerintah 12,1% dari pada non KPM PKH
• Dan 20,9% KPM lebih banyak membawa bayi
mereka saat berusia 0 – 11 bulan untuk
penimbangan berat badan daripada non KPM PKH
Indikator kesehatan Perkiraan outcome
Melahirkan di faskes di bantu
dokter
- 0.0113
(0.0287)
Penimbangan berat badan untuk
bayi usia 0 – 11 bulan
0.209**
(0.0863)
Melahirkan di faskes pemerintah 0.121***
(0.0390)
Catatan:
Standard errors ada di dalam tanda kurung
*** p
Indikator kesehatan Perkiraan outcome
Menggunakan alat KB 0.0841***
(0.0256)
Pemeriksaan kesehatan untuk
lansia
0.0887***
(0.0307)
Pemeriksaan kesehatan untuk
penyandang disabilitas berat
0.124
(0.0866)
Kepemilikan kartu BPJS untuk
semua anggota keluarga
0.0578***
(0.0136)
• Menggunakan alat KB lebih banyak 8,4%
dibandingkan non KPM PKH
• Hal yang sama terjadi pada pemeriksaan
kesehatan untuk lansia. KPM lansia lebih
banyak memeriksakan kesehatan sebanyak
8,8% dibandingkan non KPM PKH
• Untuk kepemilikan kartu BPJS bagi seluruh
anggota keluarga, KPM lebih banyak 5,7%
daripada non KPM PKH
Catatan:
Standard errors ada di dalam tanda kurung
*** p
Indikator pendidikan Perkiraan outcome
Drop outs 0.000989
(0.00414)
Prestasi akademis/
ekstrakurikuler
0.0228**
(0.0116)
Catatan:
Standard errors ada di dalam tanda kurung
*** p
Rangkuman dan Rekomendasi
45 All rights reserved. This documentis proprietary and confidential.
Perubahan cara pencairan PKH dari tunai ke KKS membuat cara transaksi lebih
mudah dan nyaman
KPM PKH sekarang punya lebih banyak pilihan dalam pencairan bantuan dibandingkan
dengan KPM BPNT. KPM PKH dapat menggunakan beragam ATM, agen bank, e-Warung
KUBE, kantor cabang bank dsb. Meskipun demikian, KPM masih lebih banyak yang
menggunakan ATM karena lebih murah dan masih belum meratanya persebaran agen
bank.
Jaringan yang buruk masih menjadi persoalan terutama di lokasi para agen. Banyak
agen bank/e-warung KUBE yang mengalaminya. Hal ini menjadi salah satu
penyebab mengapa KPM memilih pergi ke ATM meskipun jaraknya lebih jauh
(dibanding bila ke agen bank).
Verifikasi komitmen: proses digitalisasi verifikasi komitmen PKH (e-PKH) oleh
Pendamping saat ini masih dalam proses penyempurnaan. Kendala dalam
mekanisme pelaporan secara manual menyebabkan keterlambatan dalam proses
analisis informasi dan tindak lanjut
1
2
3
4
Tepat
waktu dan
kemudahan
OPERASIONAL PKH
Pendekatan
personal untuk
penanganan
keluhan
Verifikasikomitmen
oleh Pendamping
PKH
5
KPM lebih suka pendekatan personal dalam penanganan keluhan sehingga Pendamping
PKH tetap menjadi pilihan utama KPM dalam penyampaian keluhan
Infrastruktur
jaringan
Layanan
pelanggan
dan pilihan
cara
transaksi
Rangkuman temuan – operasional PKH
Indikator-indikator utama dalam hasil riset PKH ini menunjukkan hasil yang serupa
dengan riset-riset sebelumnya (RCT yang dilakukan oleh TNP2K di 2013)
• Terdapat kenaikan signifikan pada pengeluaran KPM diluar makanan apabila dibandingkan
dengan non KPM PKH.
• Tidak ada perbedaan signifikan terhadap pengeluaran yang terkait pendidikan dan
kesehatan. Evaluasi yang dilakukan oleh TNP2K menunjukkan adanya kenaikan 15,4%
terhadap pengeluaran KPM di bidang pendidikan. Peluncuran Program Indonesia Pintar (PIP)
dengan target keluarga miskin dapat berpengaruh terhadap menurunnya pengeluaran di
bidang pendidikan tersebut
• Terdapat perbedaan signifikan dalam pemeriksaan kesehatan sesudah kelahiran (minimum 1
kunjungan), kelahiran dibantu tenaga medis, serta penimbangan berat badan anak. Perubahan
positif signifikan juga ditemukan dalam partisipasi program Keluarga Berencana dan
kepemilikan BPJS
• Tidak ditemukan perbedaan signifikan dalam hal drop outs antara KPM dan non KPM PKH.
Namun demikian ada perubahan positif yang signifikan dalam pencapaian prestasi anak-anak
KPM dibanding dengan non KPM PKH
Rangkuman temuan – pengukuran outcomes dari dampak
All rights reserved. This documentis proprietary and confidential.
PENGGUNAAN AGEN
BANK
Mendorong KPM untuk
menggunakan berbagai
kanal penarikan dana PKH
selain ATM
e-PKH DAN
MIS System
Akselerasi penggunaan
e-PKH dan penguatan
integrated MIS system
NOTIFIKASI KEPADA
KPM
Notifikasi SMS kepada
KPM mengenai
transfer dana PKH
PERLUASAN AKSES
PENARIKAN
MODUL P2K2
Modul tentang penggunaan
rekening KKS dan fitur-
fiturnya, terutama untuk
menabung
Membuka pilihan kanal
bank maupun non bank
(e-commerce, fintech dll)
REKOMENDASI
TERKAIT
OPERASIONAL
PKH
ALTERNATIF
FRONT END
TRANSACTION
Eksplorasi pemanfaatan
teknologi untuk transaksi
(QR code, biometric
based, OTP)
53 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.All rights reserved. This documentis proprietary and confidential.47
Memperkuat pengawasan komitmen dan penerapan
sanksi yang efektif: percepatan digitalisasi prosedur
pengumpulan data, penguatan MIS di kantor pusat dan
sentralisasi proses pengambilan keputusan terkait
sanksi bisa memberikan dampak positif terhadap PKH
Untuk melihat efektifitas program secara
keseluruhan, diperlukan riset lanjutan
dampak program bansos lainnya yang bersifat
komplementaritas.
Penerapan sanksi
Riset terhadap program bansos
lainnya yang berdampak
terhadap PKH
Rekomendasi terkait rancangan program dan strategi
54 All rights reserved. This document is proprietary and confidential.
Our impact so far
International financial,
social & economic inclusion
consulting firm with 20+
years of experience
180+ staff in 11
offices around the
world
Projects in ~50
developing countries
Some of our partners and clients
Developed
250+ FI productsand channels now used by
50 million+ people
300+
clients
Trained 8,000+leading FI specialists globally
Implemented
>750 DFS projects
>750
publications
Assisted development of digital
G2P services used by
700 million+people
MSC is recognized as the world’s local expert in economic, social and financial inclusion
Asia head office28/35, Ground Floor, Princeton Business Park,
16 Ashok Marg, Lucknow, Uttar Pradesh, India 226001
Tel: +91-522-228-8783 | Fax: +91-522-406-3773 | Email: manoj@microsave.net
Africa head officeShelter Afrique House, Mamlaka Road,
P.O. Box 76436, Yaya 00508, Nairobi, Kenya
Tel: +25-420-272-4801 | Fax: +25-420-272-0133 | Email: anup@microsave.net
MSC corporate brochure | Contact us at info@microsave.net
mailto:manoj@microsave.netmailto:anup@microsave.nethttp://www.microsave.net/files/pdf/Corporate_Brochure.pdfmailto:info@microsave.net