Pedum PKH 270207 Final
Embed Size (px)
Transcript of Pedum PKH 270207 Final
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
1/97
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
2/97
PEDOMAN UMUM
PROGRAM KELUARGA HARAPAN
2007
Disusun oleh:
Tim Penyusun Pedoman Umum PKH
Lintas Kementerian dan Lembaga
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Departemen Sosial
Departemen Kesehatan
Departemen Pendidikan Nasional
Departemen Agama
Departemen Komunikasi dan Informatika
Badan Pusat Statistik
Tim Tenaga ahli PKH
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
3/97
Sambutan Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
4/97
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
5/97
Daftar Isi
Sambutan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional ii
Daftar Isi iv
Daftar Singkatan dan Istilah vi
Daftar Tabel viii
Daftar Gambar ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 1LATAR BELAKANG
1.2 6PENGERTIAN
1.3. TUJUAN 7
1.4 7PELAKSANAAN PKH
BAB II KETENTUAN BANTUAN 10
2.1 KETENTUAN PENERIMA BANTUAN 10
2.2 11KEWAJIBAN PENERIMA
PKH2.3 14BESARAN BANTUAN 4
2.4 16RESERTIFIKASI
BAB III MEKANISME DAN PROSEDUR 18
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
6/97
BAB IV KERANGKA KELEMBAGAAN 35
4.1 36KELEMBAGAAN PKHPUSAT
4.2 KELEMBAGAAN PKHDAERAH 40
BAB V PELATIHAN 45
5.1 PESERTA PELATIHAN 455.2 MATERI PELATIHAN 46
5.3 Pelaksana Pelatihan 47
BAB VI KOMUNIKASI DAN SOSIALISASI 48
6.1 KOMPONEN KOMUNIKASI 48
6.2 Sasaran Sosialisasi 49
6.3 Kerangka Disain Penyampaian Pesan 51
6.4 Institusi Pelaksana 51
BAB VII MONITORING DAN EVALUASI 53
6.1 INDIKATOR MONITORING DAN EVALUASI 536.2 58METODE MONITORING DAN EVALUASI
BAB VIII PENUTUP 63
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
7/97
Daftar Singkatan dan Istilah
Askeskin Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin
ANC Antenatal Care (perawatan masa kehamilan)
ART Anggota Rumah TanggaBappeda Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
BCG Baccilus Calmete Guerrin
BOS Bantuan Operasional Sekolah
BPS Badan Pusat StatistikBTB Bantuan Tunai Bersyarat
CCT Conditional Cash Transfers
Depag Departemen Agama
Depdiknas Departemen Pendidikan Nasional
Depkes Departemen KesehatanDepkominfo Departemen Komunikasi dan Informatika
Depsos Departemen Sosial
DPT Diphteri Pertusis Tetanus
Fe Ferrum
K1-K4 Kunjungan Ibu Hamil Trimester 1,2,3 danKunjungan Akhir
KMS Kartu Menuju Sehat
LSM Lembaga Swadaya Masyarakat
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
8/97
Polindes Pondok Bersalin Desa
Posyandu Pos Pelayanan Terpadu
PSM Pekerja Sosial Masyarakat
Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat
Pusling Puskesmas Keliling
Pustu Puskesmas Pembantu
RTM Rumah Tangga Miskin
RTSM Rumah Tangga Sangat Miskin
SD/MI Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
SDKI Survai Dasar Kesehatan Indonesia
SDM Sumber Daya Manusia
SIM Sistem Informasi Manajemen
SLT Subsidi Langsung Tunai
SMP/MTS Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah
SPM Sistem Pengaduan Masyarakat
SUSENAS Survai Sosial Ekonomi Nasional
TKSM Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat
TOT Training of Trainers
UCT Unconditional Cash Transfers
UPPKH-D Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan -
Daerah (Kabupaten/Kota dan Kecamatan)
UPPKH-P Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan
Pusat
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
9/97
Daftar Tabel
Tabel 1. Persentase dan Jumlah Jam Kerja Pekerja Anak
(20-17 Tahun) 5
Tabel 2. Rencana Tahapan Cakupan Penerima PKH 9Tabel 3. Protokol Pelayanan Kesehatan bagi
Peserta PKH 12
Tabel 4. Skenario Bantuan PKH 14
Tabel 5. Variasi Komposisi Anggota Keluarga
dan Jumlah Bantuan 15
Tabel 6. Jadual Proses Pembayaran dan
Input Data Verifikasi Komitmen 28
Tabel 7. Program Monitoring Rutin dan Berkala 61
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
10/97
Daftar Gambar
Gambar 1. Lingkaran perangkap kemiskinan 3
Gambar 2. Alur pembayaran PKH tahap awal 23
Gambar 3. Alur kerja pembayaran PKH 3 bulanan 24Gambar 4. Struktur organisasi PKH 35
Gambar 5. Kerangka disain penyampaian pesan 54
Gambar 6. Kerangka pikir monitoring dan evaluasi
PKH 65
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
11/97
Daftar Lampiran
Lampiran 1. Kerangka Pikir Program Keluarga Harapan 66
Lampiran 2. Proses Pemilihan Peserta PKH 70
Lampiran 3. Format Surat Pernyataan Daerah 74
Lampiran 4. Format validasi dan pemutakhiran data:
Format validasi data dan kesediaan
berpartisipasi dalam PKH 78
Format pemutakhiran data peserta PKH 80
Lampiran 5. Formulir verifikasi:Format P. Formulir verifikasi PKH
komponen pendidikan 81
Format H. Formulir verifikasi PKH
komponen kesehatan 82
Lampiran 6. Form pengaduan:
Form C-1. Formulir pengaduan peserta
PKH 85
Form C-2. Formulir pengaduan bukan
peserta PKH 84
Lampiran 7. Formulir peserta di setiap Desa/Kelurahan 85
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
12/97
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan
sekaligus pengembangan kebijakan di bidang perlindungan
sosial, Pemerintah Indonesia mulai tahun 2007 akan
melaksanakan Program Keluarga Harapan (PKH). Programserupa di negara lain dikenal dengan istilah Conditional Cash
Transfers (CCT) atau bantuan tunai bersyarat. Program ini
bukan dimaksudkan sebagai kelanjutan program Subsidi
Langsung Tunai (SLT) yang diberikan dalam rangka
membantu rumah tangga miskin mempertahankan daya
belinya pada saat pemerintah melakukan penyesuaian harga
BBM. PKH lebih dimaksudkan kepada upaya membangun
sistem perlindungan sosial kepada masyarakat miskin.
Berdasarkan pengalaman negara-negara lain, program serupa
sangat bermanfaat terutama bagi keluarga dengan kemiskinan
kronis. Pelaksanaan PKH di Indonesia diharapkan akanmembantu penduduk termiskin, bagian masyarakat yang
paling membutuhkan uluran tangan dari siapapun juga.
Pelaksanaan PKH secara berkesinambungan setidaknya
hi t h 2015 k t i T j
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
13/97
Dalam PKH, bantuan akan diberikan kepada rumah tangga
sangat miskin (RTSM) dan sebagai imbalannya RTSM tersebut
diwajibkan untuk menyekolahkan anaknya, melakukan
pemeriksaan kesehatan termasuk pemeriksaan gizi dan
imunisasi balita, serta memeriksakan kandungan bagi ibu
hamil. Untuk jangka pendek, bantuan ini akan membantumengurangi beban pengeluaran RTSM, sedangkan untuk
jangka panjang diharapkan akan memutus rantai kemiskinan
antar generasi.
Tingkat kemiskinan suatu rumah tangga secara umum terkait
dengan tingkat pendidikan dan kesehatan. Rendahnyapenghasilan keluarga sangat miskin menyebabkan keluarga
tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan pendidikan dan
kesehatan, untuk tingkat minimal sekalipun. Pemeliharaan
kesehatan ibu sedang mengandung pada keluarga sangat
miskin sering tidak memadai sehingga menyebabkan
buruknya kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan atau bahkan
kematian bayi. Angka kematian bayi pada kelompok
penduduk berpendapatan terendah pada tahun 2003 adalah 61
persen, sedangkan pada kelompok berpendapatan tertinggi
tinggal 17 persen (SDKI 2003). Angka kematian ibu di
Indonesia juga tinggi, yaitu sekitar 310 wanita per 100 ribukelahiran hidup, atau tertinggi di Asia Tenggara. Tingginya
angka kematian ibu ini disebabkan oleh tidak adanya
kehadiran tenaga medis pada kelahiran, fasilitas kesehatan
id k di d dib hk i d k ih
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
14/97
terendah adalah 77 persen per 1000 kelahiran hidup,
sementara pada kelompok penduduk berpendapatan tertinggi
hanya 22 persen per 1000 kelahiran hidup (SDKI, 2003). Pada
tahun 2000-2005, terdapat kecenderungan bertambahnya
kasus gizi kurang yang meningkat dari 24,5 persen pada tahun
2000 menjadi 29 persen pada tahun 2005. Gizi kurangberdampak buruk pada produktivitas dan daya tahan tubuh
seseorang sehingga menyebabkannya terperangkap dalam
siklus kesehatan yang buruk. Seringnya tidak masuk sekolah
karena sakit dapat menyebabkan anak putus sekolah. Kondisi
kesehatan dan gizi mereka yang umumnya buruk juga
menyebabkan mereka tidak dapat berprestasi di sekolah.Sebagian dari anak-anak keluarga sangat miskin ada juga yang
sama sekali tidak mengenyam bangku sekolah karena harus
membantu mencari nafkah. Meskipun angka partisipasi
sekolah dasar tinggi, namun masih banyak anak keluarga
miskin yang putus sekolah atau tidak melanjutkan ke
SMP/Mts. Kondisi ini menyebabkan kualitas generasi penerus
keluarga miskin senantiasa rendah dan akhirnya terperangkap
dalam lingkaran kemiskinan (Gambar 1).
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
15/97
Berbagai indikator di atas menunjukkan bahwa pemenuhan
kebutuhan dasar, khususnya bidang pendidikan dan
kesehatan, terutama bagi RTSM perlu ditingkatkan sejalan
dengan upaya pemerintah membangun sarana dan prasarana
pendidikan dan kesehatan serta meluncurkan program-program yang ditujukan bagi keluarga miskin.
Masih banyaknya RTSM yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan dasar pendidikan dan kesehatan disebabkan oleh
akar permasalahan yang terjadi baik pada sisi RTSM (demand)
maupun sisi pelayanan (supply). Pada sisi RTSM, alasanterbesar untuk tidak melanjutkan sekolah ialah karena tidak
adanya biaya, bekerja untuk mencari nafkah, merasa
pendidikannya sudah cukup, dan alasan lainnya. Demikian
halnya untuk kesehatan, RTSM tidak mampu membiayai
pemeliharaan atau perawatan kesehatan bagi anggota
keluarganya akibat rendahnya tingkat pendapatan.
Sementara itu, permasalahan pada sisi supply yang
menyebabkan rendahnya akses RTSM terhadap pendidikan
dan kesehatan antara lain adalah belum tersedianya pelayanan
kesehatan dan pendidikan yang terjangkau oleh RTSM. Biayapelayanan yang tidak terjangkau oleh RTSM serta jarak antara
tempat tinggal dan lokasi pelayanan yang relatif jauh
merupakan tantangan utama bagi penyedia pelayanan
didik d k h
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
16/97
pendidikan bagi anak-anaknya. Perubahan perilaku tersebutdiharapkan juga akan berdampak pada berkurangnya anak
usia sekolah RTSM yang bekerja. Sebaliknya hal ini menjadi
tantangan utama pemerintah, baik pusat maupun daerah,
untuk meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan
bagi keluarga miskin, dimanapun mereka berada.
Salah satu tujuan akhir dari PKH adalah meningkatkan
partisipasi sekolah baik itu sekolah dasar maupun sekolah
menengah. Menurut data BPS masih terdapat banyak anak
usia sekolah yang tidak berada dalam sistem persekolahan.
Untuk meningkatkan tingkat partisipasi sekolah makakeikutsertaan mereka yang berada di luar sistem persekolahan
harus ditingkatkan. Sebagian besar dari mereka yang pada usia
sekolah tidak berada dalam sistem persekolahan biasanya
mereka menjadi pekerja anak dengan jumlah yang cukup
besar (lihat tabel 1).
Tabel 1
1.284.7921.107.4051.186.6381.378.56135+
-1.114.7831.367.0311.889.9861 - 34
927.738803.901968.4811.182.60215 - 34
376.368273.376350.509625.0581 - 14
95.36237.50648.04182.3260 *)
AGT 2006FEB 2006NOV 2005FEB 2005JUMLAH JAM
KERJA
Persentase Dan Jumlah Jam Kerja Pekerja Anak(10-17 tahun)
Tahun 2005-2006
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
17/97
Untuk meningkatkan partisipasi sekolah PKH harus dapatmenjaring mereka yang berada di luar sistem persekolahan
termasuk mereka yang menjadi pekerja anak. Pendamping
PKH, terutama untuk daerah yang diduga banyak terdapat
pekerja anaknya akan dibekali dengan pengetahuan berkaitan
dengan bimbingan kepada pekerja anak dalam rangkamempersiapkan mereka kembali ke bangku sekolah.
Dengan demikian, PKH membuka peluang terjadinya sinergi
antara program yang mengintervensi sisi supplydan demand,
dengan tetap mengoptimalkan desentralisasi, koordinasi antar
sektor, koordinasi antar tingkat pemerintahan, serta antarpemangku kepentingan (stakeholders).
Pada akhirnya, implikasi positif dari pelaksanaan PKH harus
bisa dibuktikan secara empiris sehingga pengembangan PKH
memiliki bukti nyata yang bisa dipertanggungjawabkan.
Untuk itu, pelaksanaan PKH juga akan diikuti dengan
program monitoring dan evaluasi yang optimal.
1.2 Pengertian
Program Keluarga Harapan adalah program yangmemberikan bantuan tunai kepada RTSM. Sebagai
imbalannya RTSM diwajibkan memenuhi persyaratan
yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas
b d i (SDM) i didik d
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
18/97
kemasyarakatan lainnya) yang direkrut oleh UPPKHmelalui proses seleksi dan pelatihan untuk melaksanakan
tugas pendampingan masyarakat penerima program dan
membantu kelancaran pelaksanaan PKH.
1.3 Tujuan
Tujuan utama dari PKH adalah untuk mengurangi kemiskinan
dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terutama
pada kelompok masyarakat miskin. Tujuan tersebut sekaligus
sebagai upaya mempercepat pencapaian target MDGs.
Secara khusus, tujuan PKH terdiri atas:
Meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM;
Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM;
Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu
nifas, dan anak di bawah 6 tahun dari RTSM;
Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan
dan kesehatan, khususnya bagi RTSM.
Kerangka logis PKH di Indonesia lebih lanjut dapat dilihat
pada Lampiran 1.
1.4 Pelaksanaan PKH
Untuk tahun 2007, PKH akan dilaksanakan pada beberapa
daerah uji coba dengan sasaran sebanyak 500 ribu RTSM.
T j ji b i i d l h k ji b b i i
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
19/97
sebagian indikatornya juga diupayakan melalui PKH. Selamaperiode tersebut, target peserta secara bertahap akan
ditingkatkan hingga mencakup seluruh RSTM dengan anak
usia pendidikan dasar dan ibu hamil/nifas (tabel 1).
Peserta PKH akan menerima bantuan selama maksimal 6tahun. Hal ini berdasar pada pengalaman pelaksanaan
program serupa di negara-negara lain yang menunjukan
bahwa setelah 5-6 tahun peserta dapat meningkat kualitas
hidupnya. Untuk itu, setiap 3 tahun akan dilakukan
resertifikasi terhadap status kepesertaan. Apabila setelah 6
tahun kondisi RTSM masih berada di bawah garis kemiskinan,maka untuk exit strategyPKH memerlukan koordinasi dengan
program lain yang terkait seperti antara lain ketenagakerjaan,
perindustrian, perdagangan, pertanian, pemberdayaan
masyarakat, dan sebagainya.
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
20/97
Pedoman Umum Program Keluarga Harapan-2007 9
Tabel 2. Rencana Tahapan Cakupan Penerima PKH 2007-2015
Tahap 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Tahap I 0,5 juta 0,5 juta 0,5 juta 0,5 juta 0,5 juta 0,5 juta Exit
Tahap II 1,25 juta 1,25 juta 1,25 juta 1,25 juta 1,25 juta 1,25 juta Exit
Tahap III 2,25 juta 2,25 juta 2,25 juta 2,25 juta 2,25 juta 2,25 juta ExitTahap IV 2,5 juta 2,5 juta 2,5 juta 2,5 juta 2,5 juta 2,5 juta
Total 0,5 juta 1,75 juta 4,0 juta 6,5 juta 6,5 juta 6,5 juta 6,0 juta 4,75 juta 2,5 juta
Biaya
Rp triliun
1,0 3,0 6,7 11,0 11,0 11,0 10,1 8,0 4,2
Catatan:1) Menggunakan asumsi rumah tangga sangat miskin dan miskin sebesar 6,5 juta RTSM yang memiliki
anak usia 0-15 tahun (data diolah dari Susenas 2005).
2) Biaya dihitung berdasarkan rata-rata bantuan tunai sebesar Rp. 1.390.000/RTSM/tahun serta kegiatanadministrasi dan pendukung (survey, sosialisasi, pelatihan pendamping, dan sebagainya).
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
21/97
BAB II
KETENTUAN BANTUAN
Sebagaimana dijelaskan pada Bab I, PKH memberikan bantuan
tunai kepada RTSM dengan mewajibkan RTSM tersebut
mengikuti persyaratan yang ditetapkan program. Pada bab ini
akan dijelaskan mengenai ketentuan penerima bantuan,
persyaratan bantuan, besaran bantuan, dan resertifikasi.
2.1 Ketentuan Penerima Bantuan
Penerima bantuan PKH adalah RTSM yang memiliki anggota
keluarga yang terdiri dari anak usia 0-15 tahun dan/atau ibu
hamil/nifas. Bantuan tunai hanya akan diberikan kepada
RTSM yang telah terpilih sebagai peserta PKH dan mengikuti
ketentuan yang diatur dalam program.
Agar penggunaan bantuan dapat lebih efektif diarahkan untuk
peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, bantuanharus diterima oleh ibu atau wanita dewasa yang mengurus
anak pada rumah tangga yang bersangkutan (dapat nenek,
tante/bibi, atau kakak perempuan). Untuk itu, pada kartu
k t PKH k t t ib / it
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
22/97
Kepesertaan PKH tidak menutup keikutsertaan RTSMpenerima pada program-program lainnya.
2.2 Kewajiban Penerima PKH
Kewajiban RTSM penerima PKH adalah sebagai berikut:
2.2.1 Berkaitan Dengan Kesehatan
RTSM yang ditetapkan sebagai peserta PKH
diwajibkan melakukan persyaratan berkaitan dengankesehatan jika terdapat anggota keluarga yang terdiri
dari anak usia 0-6 tahun dan/atau ibu hamil/nifas.
Apabila terdapat anak usia 6 tahun yang telah masuk
sekolah dasar, maka RTSM tersebut mengikuti
persyaratan berkaitan dengan pendidikan. Peserta
PKH dengan anak usia 0-6 tahun dan/atau ibu hamil
akan menerima bantuan uang tunai dan anggota
keluarga RTSM diwajibkan mengikuti persyaratan
seluruh protokol pelayanan kesehatan yang telah
ditetapkan. Rincian rincian protokol pelayanan
kesehatan dan rincian besarnya uang tunai disajikanpada tabel 3 dan tabel 4 berikut.
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
23/97
Tabel 3. Protokol Pelayanan Kesehatan bagi Peserta PKH
Anak usia 0-6 tahun:
Anak usia 011 bulan harus mendapatkan imunisasi
lengkap (BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis B) dan
ditimbang berat badannya secara rutin setiap bulan.
Anak usia 6-11 bulan harus mendapatkan Vitamin Aminimal sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun yaitu
bulan Februari dan Agustus.
Anak usia 1259 bulan perlu mendapatkan imunisasi
tambahan dan ditimbang berat badannya secara rutin
setiap 3 (tiga) bulan.
Anak usia 5-6 tahun ditimbang berat badannya secararutin setiap 3 (tiga) bulan untuk dipantau tumbuh
kembangnya dan atau mengikuti Program
Pendidikan dan Perawatan Anak Usia Dini
(PPAUD/Early Childhood Care Education) apabila di
lokasi/posyandu terdekat terdapat fasilitas PPAUD.
Ibu hamil dan ibu nifas:
Selama kehamilan, ibu hamil harus melakukan
pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan
sebanyak 4 (empat) kali dan mendapatkan suplemen
tablet Fe.
Ibu melahirkan harus ditolong oleh tenaga kesehatan. Ibu nifas harus melakukan pemeriksaan/diperiksa
kesehatannya setidaknya 2 (dua) kali sebelum bayi
berusia 28 hari.
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
24/97
(termasuk SMP/MTs terbuka) dan mengikutikehadiran di kelas minimal 85 persen dari hari
sekolah dalam sebulan selama tahun ajaran
berlangsung.
Jika dalam RTSM terdapat anak antara usia 15 sampai
dengan 18 tahun namun belum menyelesaikan
pendidikan dasar, maka RTSM tersebut dapat
menjadi peserta PKH apabila anak tersebut
didaftarkan ke sekolah terdekat atau mengambil
pendidikan kesetaraan (Paket A setara SD/MI, Paket
B setara SMP/MTs, atau Pesantren Salafiyah yangmenyelenggarakan program Wajar Pendidikan Dasar
9 tahun) dengan mengikuti ketentuan yang berlaku.
Apabila anak yang bersangkutan bekerja/pekerja
anak, maka sekolah terdekat memfasilitasi program
remedial untuk mempersiapkannya mengikuti
pelajaran. Apabila anak dengan usia tersebut di atas
masih buta aksara, maka diwajibkan untuk mengikuti
pendidikan keaksaraan fungsional di fasilitas
terdekat.
Apabila dalam RTSM peserta PKH terdapat ibuhamil/nifas dan/atau anak dengan usia kurang dari 15
tahun (atau antara usia 15-18 tahun namun belum
menyelesaikan pendidikan dasar) tetap dapat
i i i k b l k
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
25/97
2.3 Besaran Bantuan
Besaran bantuan untuk setiap RTSM peserta PKH mengikuti
skenario bantuan yang disajikan pada tabel 4 berikut:
Tabel 4. Skenario Bantuan PKH
Skenario Bantuan Bantuan per RTSM
per tahun
Bantuan tetap Rp. 200.000
Bantuan bagi RTSM yang
memiliki:a. Anak usia di bawah 6 tahun
b. Ibu hamil/menyusui
c. Anak usia SD/MI
d. Anak usia SMP/MTs
Rp. 800.000
Rp. 800.000
Rp. 400.000
Rp. 800.000
Rata-rata bantuan per RTSM Rp. 1.390.000
Bantuan minimum per RTSM Rp. 600.000
Bantuan maksimum per RTSM Rp. 2.200.000
Catatan:
- Bantuan terkait kesehatan berlaku bagi RTSM dengan
anak di bawah 6 tahun dan/atau ibu hamil/nifas.Besar bantuan ini tidak dihitung berdasarkan jumlah
anak.
- Besar bantuan adalah 16% rata-rata pendapatan
RTSM per tahun
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
26/97
keluarga dapat dilihat pada tabel 5. Apabila besar bantuanyang diterima RTSM melebihi batas maksimum yang
ditetapkan sebagaimana digambarkan pada contoh 7 tabel 5,
maka untuk dapat menjadi peserta PKH seluruh anggota
RTSM yang memenuhi persyaratan harus mengikuti
ketentuan PKH.
Apabila peserta tidak memenuhi komitmennya dalam satu
triwulan, maka besaran bantuan yang diterima akan
berkurang dengan rincian sebagai berikut:
a. Apabila peserta PKH tidak memenuhi komitmen dalam
satu bulan, maka bantuan akan berkurang sebesar Rp50,000,-
b. Apabila peserta PKH tidak memenuhi komitmen dalam
dua bulan, maka bantuan akan berkurang sebesar Rp
100,000,-
c. Apabila peserta PKH tidak memenuhi komitmen dalam 3
bulan berturut-turut, maka tidak akan menerima bantuan
dalam satu periode pembayaran.
Ketentuan di atas berlaku secara tanggung renteng untuk
seluruh anggota keluarga penerima bantuan PKH.
Tabel 5. Variasi Komposisi Anggota Keluarga dan Jumlah Bantuan
Contoh Komposisi Anggota RTSM Jumlah
bantuan
maksimum
Jumlah
bantuan
maksimum
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
27/97
Contoh Komposisi Anggota RTSM Jumlahbantuan
maksimum
per tahun
(Rp)
Jumlahbantuan
maksimum
per triwulan
(Rp)
Contoh 5 anak usia 0-6 tahun dan 3 anak SD 2,200,000 550,000
Contoh 6 anak usia 0-6 tahun dan 1 anak SDdan 1 anak SMP
2,200,000 550,000
Contoh 7 anak usia 0-6 tahun, 2 anak SMP;
atau 1 anak SMP dan lebih dari 4
anak SD; atau anak usia 0-6 tahun
dan 2 anak SD dan 1 anak SMP; atau
kombinasi lain yang melebihi batasmaksimum bantuan
2,200,000 550,000
Besaran bantuan dan berbagai ketentuan di atas akan
dievaluasi dan disesuaikan terhadap perkembangan yang ada.
2.4 Resertifikasi
Kepesertaan RTSM dalam PKH diharapkan akan membawa
perbaikan pendapatan dan kualitas anak-anak RTSM tersebut.
Dengan demikian, RTSM tersebut tidak akan selamanya
menjadi peserta atau penerima bantuan PKH. Untuk itu,
dalam rancangan PKH disusun exit strategy yang dilakukanmelalui resertifikasi.
Resertifikasi adalah proses evaluasi status kepesertaan PKH
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
28/97
anggota keluarga (orang tua dan anak-anak), kondisi tempattinggal dan sebagainya. Data yang diperoleh dari hasil
resertifikasi akan digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk menetapkan keberlanjutan kepesertaan dalam PKH.
Proses resertifikasi dilakukan setiap tiga tahun, sebanyak-
banyaknya 2 (dua) kali selama kepesertaan suatu RTSM dalam
PKH. Tahap resertifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
Resertifikasi pertama dilakukan ketika kepesertaan
PKH berlangsung selama 3 tahun. Apabila hasil
resertifikasi tahap ini menunjukan bahwa suatuRTSM masih berstatus miskin, maka RTSM tersebut
akan tetap menerima bantuan. Namun apabila hasil
resertifikasi mengindikasikan bahwa RTSM sudah
mampu, maka status kepesertaan PKH akan
dihentikan. Pengalaman negara lain menunjukkan
bahwa pada resertifikasi pertama baru sekitar 15
persen dari total penerima bisa keluar dari program.
Resertifikasi tahap kedua dilakukan ketika
kepesertaan PKH berlangsung sampai dengan 6
tahun. Jika dalam resertifikasi tahap kedua suatuRTSM masih dalam status miskin, maka rumah
tangga tersebut akan dikoordinasikan untuk
bergabung dengan program perlindungan sosial
l i i l i i k j h
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
29/97
BAB III
MEKANISME DAN PROSEDUR
Keseluruhan mekanisme dan prosedur PKH terdiri atas
kegiatan sebagai berikut:
3.1 Keikutsertaan Daerah dalam PKH
Keikutsertaan daerah dalam PKH untuk tahun anggaran 2007dilakukan melalui dua tahap, yaitu:
Tahap pertama adalah pemilihan provinsi yang dilakukan
atas dasar kesediaan pemerintah provinsi pada saat
Musrenbang tahun 2006 dan keberagaman karakteristik
daerah (tingkat kemiskinan tinggi/sedang/rendah, daerah
perkotaan/perdesaan, daerah kepulauan/pesisir, daerahdengan aksesibilitas relatif mudah/sulit, dll). Sebanyak 7
provinsi telah dipilih sebagai daerah uji coba pelaksanaan
PKH, yaitu Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Nusa Tenggara
Timur.
Tahap kedua adalah pemilihan kabupaten/kota dan
kecamatan. Dari ke 7 (tujuh) provinsi yang telah terpilih,
selanjutnya dipilih sejumlah kabupaten/kota dan
kecamatan dengan kriteria: (i) tingginya angka
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
30/97
Hal ini dimaksud untuk menjamin ketersediaan pelayanankesehatan dan pendidikan yang merupakan salah satu
kunci keberhasilan pelaksanaan program. Untuk itu,
sebelum pelaksanaan dimulai, pimpinan daerah (Bupati)
harus menandatangani surat pernyataan dengan format
sebagaimana pada lampiran 3.
Penjelasan lebih rinci tentang pemilihan lokasi uji coba PKH
untuk tahun 2007 tersebut di atas disajikan pada lampiran 2.
Keikutsertaan daerah dalam PKH untuk tahun-tahun
selanjutnya akan diperluas, melalui prosedur yang akan
ditentukan kemudian.
3.2 Pemilihan Peserta PKH
Target penerima bantuan PKH adalah rumah tangga sangat
miskin (RTSM). Penetapan rumah tangga sebagai RTSM
dilakukan dengan menggunakan metodologi dan indikator
yang transparan. Lampiran 2 buku pedoman ini menyajikan
informasi lebih rinci mengenai: (i) proses pemilihan lokasi uji
coba; (ii) proses penentuan RTSM sebagai calon peserta PKH;
dan (iii) proses penetapan calon peserta PKH sebagai pesertaPKH. Secara umum, proses penetapan RTSM sampai menjadi
peserta PKH adalah sebagai berikut:
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
31/97
demografi dan sosio-ekonomi. Indikator-indikator inilebih lanjut dikembangkan ke dalam kuesioner yang
digunakan untuk memverifikasi status kemiskinan
rumah tangga.
Rumah tangga yang berpotensi dipilih sebagai calon
peserta PKH pada tahun 2007 adalah rumah tangga
dengan kategori sangat miskin, dan terdapat anggota
keluarga yang terdiri dari: (i) ibu hamil, (ii) ibu nifas,
dan atau (iii) anak-anak yang berusia dibawah 15
tahun atau lebih dari 15 tahun namun belum
menyelesaikan pendidikan dasar.
Verifikasi status kemiskinan rumah tangga dilakukan
melalui survey terhadap calon peserta. Untuk tahun
2007, verifikasi dilakukan oleh BPS dengan data dasar
penerima diambil dari data SLT kategori sangat
miskin dan miskin, dan data pendukung lainnya
untuk memasukkan rumah tangga pada kedua
kategori tersebut namun bukan merupakan penerima
SLT. Dalam melakukan verifikasi, petugas terdiri atas
unsur BPS, non BPS, dan pengawas.
3.2.2 Penetapan Peserta PKH
I f i di l h d i i di
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
32/97
UPPKH pusat dapat berkoordinasi dengan Tim TeknisPKH Pusat, Tim Koordinasi PKH provinsi, dan Tim
Koordinasi PKH Kabupaten/Kota.
3.2.3 Data Dasar Peserta PKH
Seluruh data peserta PKH yang telah ditetapkan akan
menjadi Data Dasar Utama Master Data Base)
UPPKH dan merupakan daftar resmi peserta PKH.
Seluruh informasi tersebut dapat diakses pada website
program dan media publik lainnya. Berdasarkan
Master Data Base tersebut, program akan mencetakkartu peserta, dan format-format lainnya yang
diperlukan untuk verifikasi, pembayaran,
pemutakhiran, dan sebagainya.
3.3 Pertemuan Awal
Tahap awal pelaksanaan PKH dimulai dengan pengiriman
pemberitahuan terpilihnya RTSM sebagai peserta PKH, yang
disertai format perbaikan data RTSM, pernyataan persetujuan
memenuhi ketentuan PKH, dan undangan untuk menghadiripertemuan awal oleh PT POS. Pertemuan awal
dikoordinasikan oleh UPPKH Kecamatan dengan
mengundang petugas puskesmas dan sekolah di kecamatan
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
33/97
Menjelaskan komitmen yang perlu dilakukan oleh pesertaPKH untuk dapat menerima bantuan;
Menjelaskan sangsi dan implikasi apabila peserta PKH
tidak memenuhi komitmen yang ditetapkan dalam
program;
Menjelaskan mekanisme dan prosedur keluhan dan
pengaduan atas pelaksanaan PKH;
Memfasilitasi pembentukan kelompok ibu peserta PKH,
termasuk penunjukan ketua kelompok;
Menjelaskan hak dan kewajiban ibu peserta PKH dalam
PKH.
Menerima pengaduan.
Apabila terdapat RTSM terpilih yang tidak hadir, maka
pendamping berkewajiban menemui RTSM tersebut setelah
pertemuan awal dan melakukan proses sebagaimana di atas.
Penjelasan lebih lanjut tentang pelaksanaan pertemuan awal
dijelaskan dalam buku Pedoman Operasional UPPKH Daerah.
3.4 Pembayaran
Bantuan tunai hanya akan diberikan kepada RTSM yang telahterpilih sebagai peserta PKH dan mengikuti ketentuan yang
diatur dalam program. Bukti kepesertaannya adalah
kepemilikan kartu PKH yang tercantum nama ibu/wanita
k K PKH diki i k i
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
34/97
Gambar 2. Alur pembayaran PKH tahap awal
Klarifikasi ART
penerima
Informasi pada RT
ttg persyaratan
Peserta mendapat
fomulir komitmen
dan menandatangani
form tersebut
Pos mengirim form partisipasi
anak yang terdaftar kesekolah
Pos mengirim formpartisipasi anak/ibu hamil yg
terdaftar kepuseksmas
Form Jadwal pemeriksaan
sesuai Kondisi ART
Sekolah
Laporan klarifikasi RTSM
dari puskesmas & daftar
anak di sekolah
Menghitung pembayaran
pertama untuk penerima
Kirim ke kantor Pos
Jadual pembayaran
ART miskin; TanggalLahir; Pelayanan
pendidikan(Sekolah);
Pelayanankesehatan(Puskesmas); Variabelsosial, ekonomi
Pendataan
penduduksangat
miskin
Database PKH Database di
DataCenter/Pos
Pertemuan
dikoordinasikan
PSM/Fasilitator
Puskesmas
Laporan
Daftar Partisipasi
Penerima ke
Kantor Pos
Seleksi RT dari sisi
kesehatan & pendidikan
Menyusun daftar/kodepuskesmas dan sekolah
Mengirimsurat keRTSM
penerimauntuk informasi
bahwamerekaterseleksi
danmengundangmerekahadir dalampertemuan
Pos mencetakdaftarRTSM
terpilihpesertaPKH yang
selanjutnyadikirim ke
kantor PKH Kecamatan
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
35/97
Gambar 3.
Alur Kerja Untuk Pembayaran 3 Bulanan
Data base
BTB
Data base
Kantor Pos Sekolah
Sekolah hanya
melaporkan anak ygTIDAK hadir
Puskesmas hanya
melaporkan
penerima yg TIDAK
hadir memeriksa
kesehatan
Laporan
Pembaharuan
Keluhan
Permohonan
Puskesmas
BTB
UNIT DAERAH
Form berisi namayg terdaftar di sekolah
Ybs dikirim ke sekolah
oleh kantor pos
Formulir u/ laporanKehadiran pemeriksaan
3
3
3Tgl 15 setiap
bln
Tgl 15 setiap bln
Tgl 15 setiap bln
Kantor POS kab:
Menginput data &informasi
Memeriksa
kualitas data
Mengirimkan kpd
BTB data base
4 Minggu 3
Pembaharuan
info
Periksa kondisi
Menghitung
pembayaran
per 3 bulanan
5
Melakukan pembayaran
6
Awal bulan b erikutnya
1 Minggu 1 2 Minggu 1
Minggu 4
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
36/97
berlangsung. Ketua kelompok dipilih secara terbuka untukmenjaring kandidat yang secara sukarela memiliki komitmen
tinggi untuk mensukseskan pelaksanaan PKH. Ketua
kelompok terpilih tidak diperkenankan memungut bayaran
apapun dari peserta PKH, tetapi dapat menerima insentif
seperti antara lain mengikuti sosialisasi, pelatihan,
penyuluhan dan sebagainya yang dilaksanakan oleh program.
Mekanisme pembentukan kelompok dijelaskan lebih rinci
pada pedoman operasional UPPKH Kecamatan.
3.6 Verifikasi Komitmen
Verifikasi komitmen peserta PKH pada prinsipnya dilakukan
terhadap pendaftaran (enrollment) dan kehadiran
(attendance) baik di sekolah untuk komponen pendidikan
maupun puskesmas dan jaringannya untuk komponenkesehatan. Kepada pihak pelaksana pelayanan pendidikan,
baik sekolah/madrasah/penyelenggara Paket A/Paket B sangat
diharapkan peran aktifnya untuk dapat menarik kembali
anak-anak RTSM, khususnya yang belum menyelesaikan
pendidikan dasar namun telah meninggalkan bangku sekolahatau bekerja, untuk kembali ke sekolah.
Verifikasi dilaksanakan setiap 3 bulan, dan hasil verifikasi
j di d b b di i k
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
37/97
peserta PKH. Daftar yang berdasar pada master data baseprogram ini akan didistribusikan ke sekolah/madrasah
/penyelenggara Paket A/Paket B dan puskesmas oleh PT POS.
Verifikasi selanjutnya adalah terhadap kehadiran yang
dilakukan oleh pihak penyedia layanan, yaitu sekolah/
madrasah/penyelenggara paket A/Paket B dan puskesmas
beserta jaringannya dengan menggunakan format-format pada
lampiran 5. Informasi yang diperlukan dalam verifikasi
adalah:
3.6.1 Komponen Pendidikan
Di sekolah/madrasah/penyelenggara Paket A/Paket B,
guru hanya mencatat siswa yang tidak memenuhi
komitmen kehadiran yang telah ditentukan yaitu
setidaknya 85 persen dari hari sekolah atau ketentuan
tatap muka Paket A/Paket B/SMP terbuka/keaksaraan
fungsional, setiap bulannya. Pengecualian
diberlakukan pada siswa yang absen karena sakit
paling lama 3 hari atau terjadinya bencana alam di
daerah tersebut. Jika absen karena sakit lebih dari 3
hari secara berturut-turut, siswa tersebut diwajibkanmemberikan surat keterangan sakit yang dikeluarkan
oleh dokter atau petugas kesehatan yang diakui.
Secara periodik, petugas pos akan mengirim dan
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
38/97
3.6.2 Komponen kesehatan
Verifikasi sebagai bukti terdaftar bagi peserta PKH
komponen kesehatan dilakukan dengan melakukan
kunjungan ke puskesmas terdekat paling lambat
seminggu setelah ibu/wanita rumah tangga penerima
mendapatkan kartu PKH. Pada kunjungan tersebut,
peserta harus memeriksakan anak/kandungannya
untuk dibuatkan catatan status kondisi kesehatan
pada awal program dan jadual kunjungan
pemeriksaan berikutnya. Pemeriksaan awal ini
merupakan dasar untuk pembayaran pertama.
Verifikasi untuk kehadiran dilakukan pada
pemeriksaan berikutnya yang dilakukan di pusat
layanan kesehatan terdekat dengan tempat tinggal
peserta, baik puskesmas maupun jaringannya seperti
Posyandu, Pustu, Polindes dan Pusling. Khusus untuk
kelahiran bayi, jika peserta tidak memungkinkan
mendatangi fasilitas kesehatan, kelahiran bayi bisa
ditolong dengan cara mengundang tenaga kesehatan
terlatih (misalnya bidan desa) untuk membantu
proses kelahiran. Verifikasi dilakukan oleh petugaskesehatan untuk peserta PKH yang tidak memenuhi
komitmenkehadiran/pemeriksaan.
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
39/97
Pedoman Umum Program Keluarga Harapan-2007 28
Tabel 6. Jadual Proses Pembayaran dan Input Data Verifikasi Komitmen
2 0 0 7 2 0 0 8
AKTIFITASJUN JUL AGT SEP OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
Proses Pembayaran I
Proses Pembayaran II
Proses Pembayaran III
Proses Pembayaran I
Proses Pembayaran II
Proses Pembayaran III
Proses Pembayaran IV
Proses Input Data Verifikasi I
Proses Input Data Verifikasi II
Proses Input Data Verifikasi III
Proses Input Data Verifikasi I
Proses Input Data Verifikasi II
Proses Input Data Verifikasi III
Proses Input Data Verifikasi IV
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
40/97
3.7 Penangguhan dan Pembatalan
3.7.1 Penangguhan dan Pembatalan Peserta PKH
Penangguhan dan pembatalan peserta PKH melalui
tahapan sebagai berikut:
a. Penangguhan Sementara
Apabila rumah tangga yang bersangkutan ingin
menjadi peserta PKH kembali, mereka harus
mendaftar kembali ke UPPKH kecamatan atau
melalui perwakilan ketua kelompok ibu yang sudah
terbentuk. Selanjutnya, petugas UPPKHKabupaten/Kota dan Kecamatan akan mengunjungi
rumah keluarga tersebut untuk menilai kelayakannya.
Dasar penilaian kelayakan menggunakan indikator
di k d ilih PKH
Penangguhan sementara berlaku apabila:
Peserta PKH tidak memenuhi komitmen yangtelah ditentukan untuk 1 kali siklus pembayaran
(3 bulan berturut-turut);
Peserta PKH tidak mengambil pembayaran
untuk 1 kali siklus pembayaran (3 bulan
berturut-turut).
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
41/97
Dalam 3 kali siklus pembayaran berturut-turut(9 bulan) RTSM tidak memenuhi komitmen dan
melakukan klaim terhadap bantuan.
RTSM yang telah dibatalkan kepesertaannya tidak
dapat diajukan kembali sebagai penerima bantuan.
3.7.2 Penangguhan Program bagi Kabupaten/Kota
Penangguhan program bagi kabupaten/kota dapat
terjadi apabila kabupaten/kota yang bersangkutan
tidak melaksanakan/ memberikan pelayanankesehatan dan pendidikan sebagaimana telah
ditetapkan pada saat awal pelaksanaan program
melalui proses berikut:
Terdapat pengaduan terkait pelayanan
pendidikan dan kesehatan seperti antara lain
ketidaktersediaan guru, tenaga kesehatan, dan
vaksin, hingga melebihi 20 persen dari total
jumlah peserta PKH di kabupaten/kota tersebut
dalam waktu 3 bulan berturut-turut;
Dalam 3 bulan tersebut di atas belum ada
penyelesaian terhadap indikasi permasalahanpenyediaan pelayanan kesehatan dan pendidikan;
Kabupaten/Kota menyatakan keluar dari
program.
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
42/97
Perubahan tempat tinggal, Kelahiran anggota keluarga,
Penarikan anak-anak dari program (kematian,
keluar/pindah sekolah, dan sebagainya),
Masuknya anak-anak baru ke sekolah,
Ibu hamil,
Perbaikan nama atau dokumen-dokumen,
Perubahan nama ibu/perempuan penerima PKH
(menikah/cerai, meninggal, pindah/bekerja di luar
domisili),
Perubahan fasilitas kesehatan yang diakses,
Hal-hal lain yang ditentukan kemudian.
Pemutakhiran data dilaporkan oleh peserta di UPPKH
Kecamatan. Pendamping PKH bekerjasama dengan ketua
kelompok ibu peserta PKH akan memverifikasi perubahan
data terkait. Format pemutakhiran data dapat dilihat pada
lampiran 4. Data yang telah diverifikasi selanjutnyaditeruskan ke UPPKH Kabupaten/Kota setiap minggu kedua
setiap bulan untuk diproses lebih lanjut dengan mekanisme
sebagai berikut:
Untuk UPPKH yang memiliki fasilitas on-line dengan
UPPKH pusat, proses pemutakhiran dilakukan di UPPKH
kabupaten/kota tersebut.
Untuk UPPKH yang tidak memiliki fasilitas on-line
dengan UPPKH pusat, proses pemutakhiran dilakukan di
k k b /k
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
43/97
3.9 Pengaduan
Mengingat Pelaksanaan suatu program tidak selalu dapat
diharapkan berjalan sempurna, maka pada UPPKH pusat dan
seluruh UPPKH kabupaten/kota dibentuk Unit Pengaduan
Masyarakat (UPM) PKH. UPM-PKH berfungsi memfasilitasi
segala jenis pengaduan terkait dengan pelaksanaan PKH dan
penyelesaiannya. Fasilitasi ini dilakukan dengan cara:
1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang
keberadaan UPM-PKH serta mekanisme pengaduan dan
penyelesaiannya;
2.
Menyelesaikan pengaduan dengan cepat antara lainmelalui :
Upaya pengendalian penyelesaian pengaduan di
tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, pusat
sesuai dengan tingkatan masalahnya;
Penerusan pengaduan kepada UPPKH mulai dari
tingkat kecamatan hingga pusat sesuai dengan
tingkatan masalahnya;
Penanganan dan penyelesaian pengaduan, termasuk
proses penyelidikan dan verifikasi;
Koordinasi penyelesaian pengaduan dengan aparat
terkait; Koordinasi dengan pihak yang berwenang sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku, apabila
ada pengaduan yang berhubungan dengan
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
44/97
sistem penanganan lebih lanjut apabila penangananpengaduan oleh PKH dianggap tidak memuaskan.
5. Menciptakan sistem pengaduan yang menjamin
kerahasiaan pelapor.
Peserta PKH dan seluruh masyarakat, termasuk media, LSM,
dan sebagainya dapat menyampaikan pengaduan baik
langsung di UPPKH maupun tidak langsung melalui surat
(kotak pos), telepon/fax, email, dan media lainnya. Formulir
pengaduan dari peserta PKH dan bukan peserta PKH dapat
dilihat pada lampiran 6.
Ada beberapa jenis pengaduan dan tingkat kewenangan
penanganannya, yaitu:
1. Pengaduan yang kewenangan penanganannya di
UPPKH-Kabupaten/Kota, seperti antara lain:
Permasalahan terkait data peserta PKH;
Permasalahan terkait data pemenuhan komitmen danverifikasi;
Permasalahan terkait pelayanan UPPKH daerah
(kabupaten/kota dan kecamatan, termasuk fasilitator
dan UPM), kantor pos, dan penyedia pelayanan yaitu
sekolah dan puskesmas;
Permasalahan pembayaran (keterlambatan, antrian
yang panjang, perubahan jumlah bantuan, dan
sebagainya);
P l h k i k di l di
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
45/97
2. Jenis pengaduan yang perlu penanganan UPPKH-Pusat,antara lain adalah:
Permasalahan ketersediaan pelayanan pendidikan dan
kesehatan yang tidak dapat diselesaikan di tingkat
daerah;
Permasalahan terkait data peserta, verifikasi, dan
pembayaran yang memerlukan perubahan padaMaster Data Base di pusat;
Permasalahan terkait berbagai mekanisme dan
prosedur yang dapat memberikan dampak negatif
terhadap pelaksanaan program;
Kasus KKN berskala besar; Permasalahan yang melibatkan pemerintah daerah
(seperti antara lain penggunaan dana untuk
kepentingan politik, dsb); dan
Permasalahan lain yang kiranya dapat berdampak
pada ketidakpuasan masyarakat luas
Mekanisme lebih lanjut akan dijabarkan dalam Pedoman
Operasional UPM-PKH.
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
46/97
BAB IV
KERANGKA KELEMBAGAAN
Kelembagaan PKH terdiri atas lembaga terkait baik di tingkatpusat, provinsi maupun kabupaten/kota, serta UPPKH yang
dibentuk di tingkat pusat, kabupaten/kota dan kecamatan.
Kerangka kelembagaan PKH adalah sebagai berikut:
STRUKTUR ORGANISASI
DepsosBappenas, Depsos, Depdiknas,
BPS, Depkes, Kominfo
Pusat
Din Sos
PT POS INDONESIA
UPPKH Pusat
Depsos
Tim Teknis Pusat
Tim Pengarah Pusat
Tim Koordinasi Teknis Provinsi/TKPKD
Pusat
Tim Koordinasi Teknis Kabupaten/Kota
/TKPKDDin Sos
KANTOR POS
KABUPATEN/KOTAUPPKH Kabupaten/Kota
Provinsi
Kabupaten
Kecamatan
Pendamping PKHKANTOR /PETUGAS
POS
Tim Pengendali PKH/TKPK
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
47/97
Koordinasi PKH dengan TKPK daerah, apabila telah dibentuk,diharapkan dapat mengikuti pola koordinasi yang dilakukan
di tingkat Pusat.
4.1 Kelembagaan PKH Pusat
Kelembagaan PKH di pusat terdiri atas:
Tim Pengarah Pusat,
Tim Teknis Pusat dan
Unit Pelaksana PKH Pusat (UPPKH-P).
4.1.1 Tim Pengarah Pusat
Tim pengarah pusat adalah pejabat Eselon 1 dari:
Kementerian Koordinasi Bidang Kesejahteraan Sosial
Kementerian PPN/Bappenas Departemen Sosial
Departemen Kesehatan
Departemen Pendidikan
Departemen Keuangan
Departemen Agama
Departemen Komunikasi dan Informatika
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Departemen Dalam Negeri
B d P S i ik (BPS)
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
48/97
Mengkaji laporan perkembangan program setiap 6bulan sekali;
Mengkaji dan memberikan arahan tindak lanjut
laporan audit;
Mengkaji dan memberikan arahan tindak lanjut
laporan evaluasi;
Mengkaji dan menyetujui perubahan yang kiranyadiperlukan dalam pedoman umum PKH;
Memecahkan berbagai masalah lintas sektor yang
telah teridentifikasi oleh Tim Teknis Pusat;
Meningkatkan kolaborasi antar departemen dalam
pencapaian tujuan PKH; Memberikan rekomendasi strategi pengembangan
PKH baik kepada pemerintah maupun legislatif.
Tim Pengarah Pusat mengadakan rapat koordinasi
setidaknya setiap 6 bulan sekali. Ketua tim pengarah
pusat (Pejabat Eselon 1), bersama-sama dengan anggotatim pengarah pusat, berkewajiban memberikan laporan
tertulis kepada Pemerintah atas tugas dan tanggang
jawab seperti tertulis diatas setiap 6 (enam) bulan sekali.
4.1.2 Tim Teknis Pusat
Anggota Tim Teknis Pusat terdiri atas pejabat eselon 2
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
49/97
Tugas dan tanggung jawab Tim Teknis Pusat adalah: Mengkaji berbagai rencana operasional yang
disiapkan oleh UPPKH pusat;
Mengkoordinasikan berbagai kegiatan sektoral terkait
agar tujuan dan fungsi program dapat berjalan baik;
Membentuk tim lintas sektor yang bertugas untuk
menentukan peserta PKH; Memonitor perkembangan pelaksanaan program
termasuk pengaduan masyarakat dan
penanganannya, dan mengajukan perbaikan apabila
diperlukan;
Mengkaji laporan perkembangan yang akandipresentasikan kepada Tim Pengarah;
Mengkaji laporan evaluasi yang akan dipresentasikan
kepada Tim Pengarah;
Mengkaji laporan audit yang akan dipresentasikan
kepada Tim Pengarah;
Tim Teknis Pusat mengadakan rapat koordinasi
setidaknya setiap 3 bulan sekali. Ketua tim teknis pusat,
bersama-sama dengan anggota tim teknis lainnya,
berkewajiban memberikan laporan tertulis kepada Tim
Pengarah Pusat setiap 3 (tiga) bulan sekali.
4.1.3 Unit Pelaksana PKH Pusat UPPKH-P)
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
50/97
Tugas dan tanggung jawab UPPKH Pusat adalah: Mengelola dan melaksanakan registrasi peserta PKH;
Mengelola dan melaksanakan pembayaran peserta
PKH. Untuk tahun 2007 dilakukan melalui kontrak
kerjasama dengan PT POS;
Memverifikasi kelayakan peserta PKH berdasarkan
ketentuan yang ada dengan bekerjasama dengan PTPOS melalui suatu proses informasi yang transparan,
adil, akurat, tepat waktu;
Mengkoordinasikan secara aktif dengan pemerintah di
tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan kecamatan
tentang berbagai aspek PKH serta menyakinkan
bahwa pelayanan kesehatan dan pendidikan tersedia
bagi peserta PKH sehinga mereka dapat memenuhi
komitmen persyaratan yang ditetapkan dalam
program;
Mengelola sistem informasi manajemen untuk
menyediakan informasi yang diperlukan untukmonitoring pelaksanaan program;
Mengelola keuangan program;
Mengembangkan mekanisme dan pengelolaan
penyelesaian pengaduan terkait dengan pelaksanaan
program;
Memonitor pelaksanaan program dan memecahkan
berbagai permasalahan yang teridentifikasi;
Menyusun berbagai laporan untuk Tim Pengarah,
Ti T k i d ih k ih k l i l k
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
51/97
dan regional, khususnya staf lokal kantor UPPKH,penyedia layanan kesehatan dan pendidikan, berbagai
kelompok sosial kemasyarakatan, dan sebagainya;
Melaksanakan rencana strategis komunikasi;
Melakukan pemutakhiran data peserta PKH;
Hal-hal lain yang ditentukan kemudian.
4.2
Kelembagaan PKH Daerah
Kelembagaan PKH Daerah terdiri dari:
Tim Koordinasi PKH Provinsi Tim Koordinasi PKH Kabupaten/Kota
Unit Pelaksana PKH Daerah (UPPKH-D)
4.2.1 Tim Koordinasi PKH Provinsi
Tim koordinasi PKH provinsi terdiri atas:
Gubernur sebagai pembina
Sekretaris Daerah, sebagai ketua tim pengarah
Bappeda Provinsi, sebagai ketua Tim Teknis
Kepala Dinas Sosial, sebagai sekretaris Anggota terdiri atas unsur:
- Dinas Pendidikan
- Dinas Kesehatan
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
52/97
Nama-nama pejabat yang ditunjuk sebagai anggota timkoordinasi PKH tingkat provinsi ditetapkan dalam SK
Gubernur.
Tugas dan tanggung jawab Tim Koordinasi PKH Provinsi
antara lain adalah:
Mengkoordinasikan, mensosialisasikan danmenyediakan informasi mengenai ketentuan
keikutsertaan dan komitmen kabupaten/kota untuk
berpartisipasi dalam program;
Membantu koordinasi penyediaan pelayanan
kesehatan dan pendidikan di daerahnya;
Mengkoordinasikan kegiatan program di provinsi
dengan tingkat pusat;
Mengkaji laporan kemajuan penyediaan pelayanan
kesehatan dan pendidikan;
Mengkaji laporan kemajuan dan verifikasi komitmen
di daerahnya; Membantu penyelesaian pengaduan masyarakat yang
membutuhkan koordinasi tingkat propinsi;
Mensosialisasikan hasil monitoring proses dan
evaluasi dampak program PKH di daerahnya;
Melakukan supervisi pelaksanaan PKH pada
kabupaten/kota-kabupaten/kota yang berada dalam
wilayah kerjanya.
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
53/97
Anggota terdiri atas unsur:- Dinas Pendidikan
- Dinas Kesehatan
- Dinas Ketenagakerjaan
- BPS Kabupaten/Kota
- Kantor Wilayah Agama
-
Badan/Kantor Komunikasi dan Informatika- Instansi/lembaga lain yang dianggap perlu
(antara lain PMD, PPK, LSM dan sebagainya
sesuai dg kondisi dan kebutuhan daerah).
Nama-nama pejabat yang ditunjuk sebagai anggota tim
koordinasi tingkat kabupaten/kota ditetapkan dalam SK
Bupati/Walikota.
Tugas dan tanggung jawab Tim Koordinasi PKH
Kabupaten/Kota antara lain adalah:
Mengkoordinasikan dinas teknis terkait untukmenjaga ketersediaan pelayanan kesehatan dan
pendidikan bagi peserta PKH selama program
dilaksanakan;
Ikut mensosialisasikan program di tingkat kabupaten;
Mengkaji laporan perkembangan verifikasi untuk
menjaga komitmen terhadap ketersediaan pelayanan
selama program berlangsung;
Membantu penyelesaian pengaduan masyarakat yang
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
54/97
Membantu kelancaran tugas UPPKH Kabupaten/Kotaterutama yang memerlukan koordinasi lintas
instansi/lembaga di tingkat kabupaten/Kota.
4.2.3 Unit Pelaksana PKH Daerah UPPKH-D)
Unit pelaksana PKH Daerah terdiri dari:
a. Unit Pelaksana PKH Kabupaten/Kota (UPPKH
Kabupaten/Kota)
b. Unit Pelaksana PKH Kecamatan (UPPKH
Kecamatan)
UPPKH Kabupaten/Kota dibentuk di setiap
kabupaten/kota lokasi PKH di bawah koordinasi Dinas
Sosial. Fungsi UPPKH Kabupaten/Kota antara lain
adalah:
Menyediakan seluruh informasi terkait program
kepada peserta PKH dan masyarakat umum; Menerima pengaduan dan permintaan terkait dengan
program dan membantu penyelesaian yang dapat
dilakukan di tingkat kecamatan dan kabupaten/kota;
Menerima dan mengirim proses pemutakhiran data
peserta PKH, seperti antara lain informasi kelahiran,
kematian, perubahan alamat, perubahan nama
penerima, dan sebagainya yang ditetapkan;
Hal-hal lain yang ditentukan kemudian.
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
55/97
pendamping. UPPKH Kecamatan berfungsi antara lainuntuk:
Menyelenggarakan pertemuan awal dengan seluruh
peserta PKH;
Memfasilitasi pemilihan ketua kelompok ibu-ibu
peserta PKH;
Memfasilitasi peserta PKH untuk melakukankunjungan awal ke Puskesmas;
Memfasilitasi peserta PKH untuk mendaftarkan anak
ke sekolah;
Menerima pemutahiran data peserta PKH (proses
kelahiran, kematian, dll);
Menginformasikan seluruh informasi program
kepada RTSM;
Menerima pengaduan dari peserta PKH dan
menindaklanjuti pengaduan tersebut ke unit
pelaksana PKH Kabupaten/Kota;
Hal-hal lain yang akan ditentukan kemudian.
Penjelasan lebih rinci mengenai kelembagaan, fungsi
dan tanggung jawab UPPKH daerah akan diatur lebih
lanjut dalam Pedoman Operasional UPPKH Daerah.
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
56/97
BAB V
PELATIHAN
Pelatihan PKH merupakan pelatihan yang diberikan kepadaseluruh Pengelola (Pelaksana) PKH, pendamping PKH,
Penyedia pelayanan kesehatan & pendidikan, dan penerima
manfaat PKH. Pelatihan PKH bertujuan untuk:
(i) mempersiapkan peserta pelatihan untuk melakukan
tindakan-tindakan tertentu yang terkait dengan
pelaksanaan PKH;
(ii) membantu peserta pelatihan dalam memperbaiki prestasi
kegiatannya terutama mengenai kemampuan dan
keterampilan dalam menjalankan tugas sebagai
pelaksana PKH.
Pada bab ini dijelaskan mengenai peserta pelatihan, materi
pelatihan, dan pelaksana pelatihan.
5.1 Peserta Pelatihan
Peserta pelatihan terdiri atas beberapa komponen sebagaiberikut:
a. Pengelola Pelaksana), seperti antara lain petugas
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
57/97
c. Peserta Diklat
Training Of Trainer
TOT), yang terdiridari pejabat/staf dari instansi terkait di tingkat
pusat/provinsi seperti antara lain dari Bappenas,
Depdiknas, Depkes, BPS, Depkominfo, Depsos,
termasuk di dalamnya widyaiswara Pusdiklat Depsos
dan Balai Besar Diklat Kesejahteraan Sosial
5.2 Materi Pelatihan
UPPKH Pusat bertanggung jawab menyiapkan materi
pelatihan. Materi pelatihan secara garis besar terdiri
atas:
Program pelatihan umum, yaitu pelatihan yang
diberikan kepada seluruh pelaksana, pendamping
serta penyedia pelayanan masyarakat pendidikan,
kesehatan dan pos). Materi pelatihan antara lain
adalah pengetahuan tentang PKH aspekpelayanan kesehatan dan pendidikan, serta
pembelajaran (best practices) seperti antara lain
pentingnya pendidikan dan kesehatan bagi
masyarakat miskin, strategi menarik pekerja anak
untuk kembali sekolah dan persiapannya, pola
hidup sehat, menyusui (ASI), dan sebagainya.
Program pelatihan khusus, yaitu pelatihan yang
dib ik i d f i d l
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
58/97
5.3 Pelaksana Pelatihan
Seluruh kegiatan pelatihan beserta pengembangan kurikulum,
penetapan fasilitator pelatihan, dan evaluasi pelatihan PKH
dikoordinasikan oleh Badan Pendidikan dan Penelitian
Departemen Sosial (Badiklit Depsos). Penjelasan lebih rinci
mengenai pelatihan PKH dapat dilihat pada Dokumen Strategi
dan Kurikulum Pelatihan PKH yang disusun oleh Badiklit
Depsos.
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
59/97
BAB VI
KOMUNIKASI DAN SOSIALISASI
Pemahaman program oleh semua pihak, baik yang terkaitlangsung maupun tidak langsung, merupakan kunci
kesuksesan PKH. Untuk itu disusun strategi komunikasi dan
sosialisasi PKH yang komprehensif dan melalui pendekatan
multi pihak. Strategi Komunikasi dan sosialisasi ini tidak
hanya memfokuskan pada aspek implementasi dan
keberhasilan pelaksanaan, tetapi juga aspek pengembangan
kebijakan, khususnya dalam membanguan dukungan dan
komitmen untuk melembagakan PKH dalam bentuk Sistim
Jaminan Sosial.
Secara umum, sosialisasi dan komunikasi PKH dirancanguntuk terjadinya proses komunikasi, aliran informasi, dan
pembelajaran pada berbagai tingkat pelaksana di pusat dan
daerah, kalangan media, LSM, akademisi dan masyarakat,
termasuk penerima bantuan, terutama di daerah uji coba PKH.
6.1 Komponen Komunikasi dan Sosialisasi
Ada tiga komponen strategi komunikasi dan sosialisasi dalam
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
60/97
kontinu akan membangun kesadaran dan kepedulianbersama. Sosialisasi juga merupakan sarana untuk
mendapatkan masukan melalui format-format
kegiatan yang bersifat konsultatif.
b. Edukasi tekanan pada proses perubahan pola pikir
(mind set) dan perilaku (behavior) dari penerimainformasi yang terjadi melalui proses sosialisasi yang
terus menerus dalam jangka waktu yang lebih
panjang.
c. Advokasi tekanannya juga pada perubahan pola
pikir dan perilaku tetapi lebih diarahkan pada
pengambil kebijakan. Tujuan akhir dari kegiatan
advokasi adalah membangun kesadaran dan
kepedulian, hingga komitmen. Khusus untuk
pembangunan komitmen ini, advokasi secara
terfokus dan intensif akan ditujukan pada aparatpemerintah pusat dan daerah serta legislatif sehingga
diharapkan akan terjadi peningkatan dukungan dan
komitmen guna kelanjutan dan perluasan jangkauan
program.
6.2 Sasaran Sosialisasi
S i b k l k i li i PKH d l h
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
61/97
keluarga. Di samping itu, perlu dipahami bahwaanak-anak yang menerima bantuan dan kepala
keluarga dalam keluarga RTSM juga merupakan
sasaran kegiatan komunikasi agar tercipta
pemahaman dan kerjasamanya sehingga kelancaran
pelaksanaan PKH dapat terjamin.
b. Kelompok pendukung yang potensial menunjang
pelaksanaan program
Dukungan dari kelompok-kelompok strategis sangat
penting, baik untuk penyebarluasan informasi
maupun untuk mendukung PKH sekaligus dapat
dilibatkan secara aktif sebagai agen sosialisasi dan
edukasi. Dalam komponen ini, termasuk media, LSM
dan Ormas, jaringan dalam masyarakat, kelompok
professional, Perguruan Tinggi dan lembaga-lembaga
yang berada pada tingkat masyarakat penerima.
Mengingat keterkaitan tujuan dan sasaran PKH dalam
pencapaian MDGs, maka dukungan lembaga donor
dan dunia usaha melalui Corporate Social
Responsibility juga diperlukan seperti antara lain
membantu pemerintah daerah menjamin ketersediaan
pelayanan pendidikan dan kesehatan, khususnya bagi
masyarakat miskin terutama di daerah-daerah
il d b l k
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
62/97
perangkat sosialisasi bagi masyarakat umum agarmereka dapat berperan mendukung RTSM untuk
mengakses pusat-pusat pelayanan pendidikan dan
kesehatan. Masyarakat sekitar secara positif dapat
berperan sebagai agen kontrol sosial, baik bagi
penerima bantuan maupun pelaksana program (a.l
pendamping dan pelaksana pelayananPuskesmas dansekolah).
6.3 Kerangka Disain Penyampaian Pesan
Penyampaian pesan dimaksudkan untuk mencapai suatu
tujuan atau harapan. Oleh karenanya, penyampaian pesan
harus benar, tepat, jelas dan sesuai sasaran. Gambaran umum
kerangka disain penyampaikan pesan PKH dalam dilihat pada
Gambar 5.
6.4 Institusi Pelaksana
Secara organisasional, Departemen Komunikasi dan
Informatika akan menjadi Koordinator untuk kegiatan
Komunikasi dan Sosialisasi PKH. Namun, mengingatberagamnya sasaran dan metoda komunikasi dengan tujuan
yang berbeda-beda, maka pelaksanaan kegiatan komunikasi
d i li i j lib k b b i ih k d i i
Gambar 5.Kerangka Disain Penyampaian Pesan
TINGKAT KELOMPOK SASARAN TEKANAN ISI PESAN
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
63/97
Pedoman Umum Program Keluarga Harapan-2007 52
1. Pemahaman penuh mengenai PKH dan kesepahaman antar instansi tentang tugas dan fungsi
masing-masing2. Kepemilikan program.3. Dukungan Kebijakan dalam pengembangan PKH ke depan sebagai sistin jaminan sosial.
1.Pemahaman penuh mengenai PKH dengan tujuan membangun suasana kondusif dandukungan politis dan menegasi kemungkinan adanya resistensi.
2. Ke edulian atas masalah kemiskinan dan enca aian sasaran MDG di Indonesia.
KECAMATAN
PUSAT
PROPINSI &
KABUPATEN
Tim Pengarah danTeknis Pusat, UPPKH
Instansi lain terkaiit,termasuk seluruhanggota Kabinet
DPR, Media, KelompokStrategis (LSM. Ormas.Lembaga Donor,
Kelom ok rofessional
DPRD Media, KelompokStrategis (LSM. Ormas.
Universitas lokal)
Tim Pengarah danTeknis Propinsi danKabupaten, UPPKH
1. Pemahaman penuh mengenai PKH dan kesepahaman antar instansi dan antara Pro[insi danKabupaten tentang tugas dan fungsi masing-masing
2. Kepemilikan program serta komitmen menjamin bahkan meningkatkan supply side.
Aparat kecamatan danService Providers
PUSKESMAS,
Beneficiaries/RTSMRumah Tan al San at
Pemahaman akan tujuan PKH dengan tujuan membangun suasana kondusif, menghilangkan rasa
tidak adil, dan menjadi agen kontrol sosial dalam pelaksanaan PKH
Tokoh masyarakat, danmasyarakat sekitar
penerima bantuan
MASYARAKAT UMUM
Pemahaman atas tujuan, prosedur dan mekanisme PKH serta tanggung-jawab masing-masingdalam pelaksanaan PKH
Pemhaman atas tujuan, prosedur dan mekanisme PKH serta hak dan tanggung-jawab, ketaatanpada prasyarat, serta manfaat PKH atas kehidupan keluarga.
Pemahaman atas tujuan PKH sebagai salah satu jalan memutusrantai kemiskinan serta kepedulian sosial.
ay
1. Pemahaman penuh mengenai PKH dengan tujuan membangun suasana kondusif dan
dukungan politis dan menegasi kemungkinan adanya resistensi.
2. Kepedulian dan komitmen mendukung pelaksanaan PKH serta pencapaian MDG di daerahn
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
64/97
BAB VII
MONITORING DAN EVALUASI
Pengembangan pelaksanaan PKH di daerah lain akandilakukan jika hasil monitoring dan evaluasi mengindikasikan
tanda-tanda positif terhadap pencapaian tujuan. Oleh
karenanya, monitoring dan evaluasi merupakan bagian
penting yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan PKH.
Monitoring PKH bertujuan untuk memantau pelaksanaanPKH pada sisi masukan (inputs) dan luaran (outputs). Program
monitoring ini akan mengidentifikasi berbagai hal yang
muncul dalam pelaksanaan PKH sehingga memberi
kesempatan kepada pelaksana program untuk melakukan
perbaikan yang diperlukan. Sedangkan evaluasi bertujuanuntuk melihat hasil dan dampak pelaksanaan PKH. Kerangka
fikir program monitoring dan evaluasi PKH adalah
sebagaimana digambarkan pada Gambar 6.
7.1 Indikator Monitoring dan Evaluasi
7.1.1 Indikator Monitoring
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
65/97
Kerangka pikir program monitoring dan evaluasi PKH
Inputs
Outputs
Outcomes
Impacts
Sumber daya(Fisik & Rp)
Produk yang
dihasilkan
Akses, penggunaan,
dan kepuasan
thd produk
Dampak thd
kesejahteraan
MONITORING
EVALUASI
Indikator
Gambar 6. Kerangka pikir program monitoring dan evaluasi
PKH
a. Komponen Kesehatan:
Persentase anak penerima bantuan usia 0-
6 tahun yang tidak dapat memenuhi
komitmen sesuai protokol kesehatan yangditentukan setiap bulan, berdasarkan
kabupaten/kota dan kecamatan;
Persentase ibu hamil yang tidak dapat
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
66/97
b. Komponen Pendidikan:
Persentase siswa yang tidak dapat
memenuhi komitmen kehadiran,
berdasarkan kelas, sekolah, kecamatan,
dan kabupaten/kota;
Persentase siswa yang keluar dariprogram, berdasarkan sekolah,
kecamatan, dan kabupaten/kota;
Jumlah dan jenis keluhan/pengaduan
terkait komponen pendidikan setiap
bulan, berdasarkan sekolah, kecamatan,
dan kabupaten/kota;
Hal lain yang ditentukan kemudian.
c. Aspek Pembayaran:
Persentase pembayaran yang
dilaksanakan tepat waktu; Persentase pembayaran yang
dilaksanakan dalam 10 hari setelah waktu
yang ditentukan;
Persentase pembayaran yang
dilaksanakan antara 11-20 hari setelah
waktu yang ditentukan; Persentase pembayaran yang
dilaksanakan setelah 20 hari setelah
k di k
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
67/97
d. Aspek Administrasi:
Jumlah hari keterlambatan pembayaran
yang disebabkan keterlambatan transfer
dana dari Departemen Keuangan;
Jumlah pembayaran yang mengalami
keterlambatan di kantor pos;
Rata-rata waktu tunggu ketika pesertaPKH mengambil bantuan;
Biaya administrasi yang diperlukan setiap
pembayaran (apabila ada);
Jumlah dan persentase penerima bantuan;
Jumlah hari penanganan klaim dan
pengaduan;
Hal lain yang ditentukan kemudian.
7.1.2 Indikator Evaluasi
Indikator yang digunakan dalam program evaluasiPKH meliputi indikator hasil (outputs) dan indikator
dampak (outcomes) pelaksanaan PKH.
Indikator hasil PKH:
Cakupan imunisasi bagi anak usia kurang dari 1
tahun peserta PKH menurut kabupaten/kota,
kecamatan dan puskesmas;
Cakupan distribusi tablet Vitamin A bagi anak
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
68/97
Cakupan distribusi tablet Fe bagi ibu hamil
peserta PKH menurut kabupaten/kota,
kecamatan dan puskesmas;
Cakupan pelayanan antenatal care (K1-K4) bagi
ibu hamil menurut kabupaten/kota, kecamatan
dan puskesmas;
Cakupan proses persalinan ibu peserta PKH yangdibantu oleh tenaga kesehatan terlatih menurut
kabupaten/kota, kecamatan dan puskesmas;
Cakupan pelayanan postnatal care bagi ibu
peserta PKH menurut kabupaten/kota,
kecamatan dan puskesmas;
Persentase anak RTSM yang bersekolah;
Persentase anak RTSM yang putus sekolah.
Indikator dampak PKH:
Berkurangnya tingkat kemiskinan peserta PKH
setelah 2-4 tahun pelaksanaan program; Berkurangnya kasus gizi buruk pada anak-anak
usia balita setelah 4 tahun pelaksanaan program;
Meningkatkan konsumsi makanan berenergi dan
berprotein setelah 2 tahun pelaksanaan program;
Meningkatnya rata-rata lama sekolah anak RTSM
setelah 2-4 tahun pelaksanaan program; Meningkatnya angka partisipasi sekolah anak
RTSM setelah 2-4 tahun pelaksanaan program;
B k j b k j k id k
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
69/97
7.2 Metode Monitoring dan Evaluasi
7.2.1 Metode Monitoring
Program monitoring PKH dilakukan secara rutin dan
berkala (Tabel 7). Monitoring rutin dilaksanakan
dengan mengoptimalkan data yang diperoleh dariSIM PKH. UPPKH Pusat bertanggung jawab dalam
menganalisis data SIM PKH. Hasil analisisnya adalah
berbagai indikator monitoring (seperti tertulis pada
bagian 6.1), yang selanjutnya perlu diinformasikan ke
UPPKH Daerah. Metode ini akan memberi
kesempatan bagi UPPKH Daerah untuk melakukan
perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
Sedangkan untuk program monitoring berkala,
sumber data yang digunakan bukan hanya diperoleh
dari SIM PKH namun juga dari hasil survai yang akandilakukan ke berbagai pemangku kepentingan yang
terlibat dalam program. Untuk itu, instrumen survai
akan dikembangkan lebih lanjut untuk menangkap
berbagai variabel yang ingin diteliti. Desain sampel
juga akan memperhatikan berbagai aspek, antara lain,
tujuan, unit analisis, metode estimasi, presisi, dll.Monitoring ini diharapkan dapat memberikan
jawaban atas berbagai pertanyaan yang terkait dengan
l k PKH i l i
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
70/97
ditetapkan? jika ada, sampai sejauh mana
variasinya?
Bagaimana tingkat kepuasan peserta terhadap
program? apakah mereka menerima benefit
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan?
Bagaimana pelaksana program manangani
keluhan dan permasalahan yang teridentifikasi?
Tabel 7. Program Monitoring Rutin dan Berkala
Program Monitoring
Rutin Berkala
Sumber
data
SIM PKH -SIM PKH
-
SurvaiPelaksana Internal
PKH
(UPPKH
Pusat)
-External PKH/ Institusi
independen (Perguruan
Tinggi, LSM)
Pendekatan Analisis data
rutin
-Rapid assesments
-
Spot checksLuaran Indikator
monitoring
(bagian 6.1)
- Indikator monitoring
(bagian 6.1);
-Efektifitas organisasi;
-Pemanfaatan sumber-
sumber daya;
-
Akurasi pencatatan danpelaporan;
-Kualitas pelayanan
pendidikan dan
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
71/97
independen (misalnya, Perguruan Tinggi, LSM) yang
dipilih melalui pemilihan yang transparan.
Spot check
Spot check dilakukan secara bertahap. Untuk tahap
pertama, spot check dilaksanakan segera setelahpembayaran pertama bantuan dilakukan. Spot check
dalam tahap ini dititikberatkan untuk mengkaji tiga
hal berikut:
Proses pemilihan peserta (targeting),
Proses pembayaran bantuan, dan
Efektivitas program sosialisasi serta pelatihan
Spot check tahap berikutnya dilaksanakan setelah
pembayaran bantuan tahap kedua dan tahap-tahap
berikutnya diberikan kepada peserta. Hal-hal yang
perlu dikaji antara lain adalah: tingkat pemahaman peserta, ketua kelompok
wanita, pemberi layanan pendidikan dan
kesehatan, fasilitator/pendamping, serta
pemangku kepentingan lainnya terhadap aturan-
aturan PKH yang ditetapkan;
akurasi pencatatan dan pelaporan kehadiransiswa peserta PKH di sekolah;
akurasi pencatatan dan pelaporan pemanfaatan
l k h PKH di f ili
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
72/97
komitmen pemerintah daerah dalam
menyediakan berbagai sarana dan prasarana
(supply) pendidikan dan kesehatan;
performa proses pemutakhiran data;
performa pendamping/fasilitator;
performa program pengaduan PKH;
Hal lain yang ditentukan kemudian.
Kajian cepat rapid assesment)
Kajian cepat dapat dilakukan dengan pendekatan
kualitatif maupun kuantitatif. Pendekatan kualitatif
yang bisa digunakan, misalnya, adalah: (i) wawancara
dengan pelaku kunci (ii) kelompok diskusi terarah;
(iii) observasi proses pelaksanaan PKH; (iv) observasi
alur kerja; (v) kajian kualitas pelaksanaan PKH.
Sedangkan pendekatan kuantitatif dapat dilakukan
melalui: (i) analisis statistik data SIM PKH, (ii) survaiRT; (iii) survai fasilitas; (iv) kajian dokumen (laporan
program PKH).
Rincian metode monitoring akan dikembangkan lebih
lanjut oleh UPPKH Pusat.
7.2.2 Metode Evaluasi
l d k d l k k l l
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
73/97
Evaluasi dampak PKH dilakukan melalui riset
operasional yang difokuskan pada karangka studi
demand, yang meliputi:
Untuk jangka pendek (
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
74/97
BAB VIII
PENUTUP
Pedoman umum PKH disusun untuk menjadi acuanpengembangan kebijakan PKH dan penyusunan
pedoman/panduan yang diperlukan bagi pelaksanaan PKH.
Persyaratan, ketentuan, mekanisme dan prosedur lebih lanjut
dari yang telah diatur dalam pedoman umum PKH ini akan
diatur di dalam pedoman operasional PKH. Pedoman
Operasional PKH antara lain terdiri atas:a. Pedoman Operasional PKH bagi Pemberi Pelayanan
Pendidikan;
b. Pedoman Operasional PKH bagi Pemberi Pelayanan
Kesehatan;
c. Pedoman Operasional Unit Pelaksana PKH Daerah;
d.
Pedoman Operasional Sistem Informasi dan Manajemen
PKH;
e. Pedoman Operasional Unit Pengaduan Masyarakat (UPM)
PKH;
f. Panduan Peserta PKH.
Apabila dikemudian hari diperlukan perubahan terhadap
pedoman umum ini, maka perubahannya perlu mendapat
persetujuan Tim Pengarah PKH Pusat
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
75/97
LAMPIRAN
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
76/97
64
LAMPIRAN 1: KERANGKA PIKIR PROGRAM KELUARGA HARAPAN
Ringkasan Indikator Metode Asumsi-asumsi
Tujuan akhir
Membantu memutus matarantai kemiskinan melalui
upaya peningkatan kualitas
SDM dari anak RTSM di
Indonesia
Bagi kelompok penerima program peserta PKH)
dibandingkan dengan kelompok kontrol bukan
kelompok peserta PKH)
Turunnya tingkat kemiskinan rumah tangga
peserta PKH setelah 2 sampai 4 tahun
pelaksanaan program;
Turunnya status gizi buruk bagi anak balita
setelah 2 sampai 4 pelaksanaan program; Meningkatkan konsumsi makanan berenergi
dan berprotein setelah 2 tahun pelaksanaan
program;
Meningkatnya rata-rata lama sekolah anak
RTSM setelah 2 sampai 4 tahun pelaksanaan
program;
Meningkatnya angka partisipasi sekolah anakRTSM setelah 2-4 tahun pelaksanaan program;
Berkurangnya jumlah jam bekerja anak atau
tidak adanya anak yang bekerja setelah 2
Survai dasar (baselinesurvey)
Survai lanjutan (follow up
survey) setelah 2 tahun
pelaksanaan program,
Survai lanjutan (follow up
survey) setelah 5 tahun
pelaksanaan program
Rancanganevaluasi dampak
terbentuk dan
rencana
pelaksanaan
disetujui serta
dilaksanakan
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
77/97
Ringkasan Indikator Metode Asumsi-asumsi
sampai 4 tahun pelaksanaan program;
Setidaknya 60 persen manfaat program
dinikmati oleh 20% penduduk termiskin.
Maksud :
Menurunkan status
kemiskinan melalui upaya
peningkatan pola konsumsi
RTSM dan peningkatan akses
terhadap layanan pendidikan
dan kesehatan bagi RTSM
Indikator luaran menurut komponen (lihat
berikut).
.
Komponen :
Meningkatnya akses dan
pemanfaatan upaya kesehatan
bagi anak usia 0-6 tahun, ibu
hamil serta ibu menyusui.
Bagi penerima program peserta PKH):
1.1 Persentase cakupan imunisasi lengkap bagi
anak usia < 1 tahun mencapai 95% setelah 2
tahun pelaksanaan program,
1.2 Persentase cakupan monitoring berat badan
anak mencapai (paling sedikit) 95% setelah
2 tahun pelaksanaan program,
1.3 Persentase anak usia < 1 tahun yang
mendapatkan tablet Vitamin A mencapai
Evaluasi dampak,
Laporan verifikasi yang
dilakukan oleh PT Pos
setiap tiga bulan,
Spot checks
Fasilitas
kesehatan
mampu
mengantisipasi
meningkatnya
jumlah
permintaan oleh
peserta program.
65
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
78/97
Ringkasan Indikator Metode Asumsi-asumsi
95% setelah 2 tahun pelaksanaan program,
1.4 Persentase ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan antenatal care sebanyak 4 kali
selama masa kehamilannya mencapai paling
sedikit 80% setelah 2 tahun pelaksanaan
program dan 90% setelah 4 tahunpelaksanaan program,
1.5 Persentase ibu hamil yang mendapatkan
tablet Fe mencapai 90% setelah 2 tahun
pelaksanaan program, atau 100% setelah 4
tahun pelaksanaan program
1.6
Persentase ibu melahirkan yang ditolongoleh tenaga kesehatan terlatih mencapai
90% setelah 2 tahun pelaksanaan program,
atau 100% setelah 4 tahun pelaksanaan
program,
1.7 Persentase ibu yang mendapatkan
pelayananpostnatal care mencapai 90%
setelah 2 tahun pelaksanaan program, atau100% setelah 4 tahun pelaksanaan program
66
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
79/97
Ringkasan Indikator Metode Asumsi-asumsi
Meningkatnya status
pendidikan anak dari rumah
tangga peserta PKH
Bagi penerima program peserta PKH):
2.1 Paling sedikit 80% anak usia 6-15 tahun
hadir disekolah sebanyak 85% dari hari
sekolah setelah 2 tahun pelaksanaan
program
2.2
Meningkatnya angka transisi anak sekolahkelas 6 dan 7 sebanyak xx % setelah 2
sampai 4 tahun pelaksanaan program.
2.3 Turunnya angka drop out sebanyak xx%
setelah 2 sampai 4 tahun pelaksanaan
program
Berdasarkan hasil evaluasi
dampak
Berdasarkan laporan
verifikasi yang dilakukan
oleh PT Post setiap tigabulan
Hasil spot checks
Fasilitas
pendidikan
mampu merespon
permintaan
peserta program,
Para guru sekolahhadir di kelas
dengan anak-
anak penerima
program paling
sedikit 90%.
Terbentuknya kerangka
institusi program jaminan
sosial
3.1 Dilakukannya perjanjian kerja dengan
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota
(misal; Kantor PKH Kabupaten/Kota
terbentuk) sebelum pembayaran awal,
3.2
Tersusunnya strategi sosialisasi dankomunikasi (berkoordinasi dengan
UPPKH-Daerah) sebelum pembayaran
awal,
Penandatanganan surat
perjanjian
Tertulisnya strategi
sosialisasi
Tersedianya bahan-bahansosialisasi (poster, booklet,
video) dan
terdistribusikannya bahan-
67
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
80/97
Indikator Metodeingkasan Asumsi-asumsi
3.3 Tersusunnya strategi pelatihan dan
dilaksanakannya pelatihan bagi pemberi
layanan pendidikan (sekolah) dan kesehatan
(puskesmas) sebelum pembayaran awal,
bahan sosialiasi tsb ke
provinsi, kabupaten/kota,
ibu-ibu, LSM, dll,
Tersedianya bahan-bahan
sosialisasi dan pelatihan ke
sekolah, puskesmas danlainnya,
Kontrak & rencana
sosialisasi yang dilakukan
LSM, atau yang lainnya.
Tersusunnya rancangan
program monitoring danevaluasi, dan rancangan
tersebut siap untuk
dilaksanakan
4.1 Sebelum pembayaran awal dilaksanakan,
rancangan evaluasi dampak PKH terbentukdan survai dasar sudah dilaksanakan,
4.2 Ketika pembayaran kedua dilakukan,
rancangan sistem pemantauan sudah
tersusun dalam kerangka kerja proses
evaluasi.
Rancangan evaluasi
dokumen Instrumen (kuesioner) dan
instruksi survai dasar,
Kontrak dengan pihak
ketiga untuk melakukan
evaluasi,
Dokumen indikator-
indikator pemantauan
Disetujuinya
desain evaluasidan biaya untuk
survai dasar
68
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
81/97
Ringkasan Indikator Metode Asumsi-asumsi
Terbentuk dan berfungsinya
sistem kapasitas administratif
dan SIM
5.1 Total biaya administrasi seperti penetapan
peserta, pembayaran, verifikasi, dan biaya
kantor tidak melebihi 10% dari total biaya
uji coba program,
5.2 Sebanyak 100% pembayaran tahap ketiga
dilakukan atas dasar pemenuhan komitmenoleh RTSM penerima program,
5.3 Paling sedikit 80% pembayaran tahap kedua
dilakukan dalam periode waktu 30 hari,
5.4 Ketika pembayaran tahap kedua dilakukan,
SIM Kantor Pos sudah beroperasi dengan
maksimum dan verifikasi komitmen
peserta PKH dapat diketahui oleh programPKH serta lainnya sesuai dengan perjanjian
yang ditetapkan
Audit laporan anggaran
Laporan verifikasi
komitmen,
Laporan pembayaran,
Laporan auditor luar
tentang sistem informasidan laporan oleh PT Pos.
Unit pelaksana
program yang
efisien terbentuk,
PT Pos sudah
dikontrak untuk
melakukanpembayaran &
verifikasi
komitmen
peserta
PT Pos
disyaratkan
mendisain danmengembangkan
SIM untuk
pelaksanaan
program
pembayaran &
verifikasi dengan
master Data Base-
69
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
82/97
LAMPIRAN 2: PROSES PEMILIHAN PESERTA
PKH
Pemilihan peserta PKH dilakukan oleh BPS dengan bantuan
teknis dari Bank Dunia. Proses pemilihan peserta secara
umum dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalahpenentuan rumah tangga sangat miskin (RTSM), tahap kedua
adalah pemilihan lokasi dan tahap ketiga adalah pemilihan
peserta PKH.
Tahap pertama : Penentuan Rumah Tangga Sangat Miskin
RTSM)
Dengan menggunakan data Susenas 2002 - 2005 dan Podes
2005, dilakukan analisis awal untuk mengidentifikasi variable
sosio-ekonomi yang dapat digunakan sebagai pendekatan
untuk mengukur tingkat kesejahteraan atau kondisi ekonomisuatu rumah tangga. Prosesnya adalah sbb:
a. Menentuan tingkat konsumsi per kapita rumah tangga
dengan menggunakan model sebagai berikut:
Z = iXi +i Y i
dimana: Z = konsumsi per kapita
Xi = variabel demografik dan sosio-
ekonomi dari Susenas 2002-2005
survey rumah tangga,
yang dibuat secara nasional dipandang tidak cukup baik
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
83/97
menangkap kondisi kemiskinan di tingkat lokal.
c. Menentukan titik cut-off kemiskinan untuk masing-
masing kabupaten/kota sehingga didapat rumah tangga di
bawah (miskin) dan di atas garis kemiskinan (tidak
miskin). Penentuan cut-off ini mempertimbangkankesalahan perhitungan yang terjadi akibat inklusi maupun
ekslusi (inclusion and exclusion errors), yang selalu
dihasilkan pada setiap model. Exclusion error adalah
persentase masuknya penduduk miskin yang semula tidak
diperhitungkan oleh model, sementara inclusion error
adalah persentase masuknya penduduk tidak miskin yangsemula diperhitungkan sebagai penduduk miskin.
Proses yang dilakukan pada tahap (a) sampai (c) diatas
menghasilkan informasi tentang determinan atau faktor-
faktor yang berhubungan dengan kejadian kemiskinan.
Berdasarkan informasi ini, selanjutnya dikembangkan
kuesioner pengumpulan data yang digunakan untuk
melakukan verifikasi RTSM yang telah mendapat program
SLT.
Tahap Kedua : Pemilihan Lokasi Pelaksanaan Uji Coba
P l k i d h ji b dil k k b d k
3. Menentukan titik cut-off kemiskinan dengan
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
84/97
mengkombinasikan peta kemiskinan dan tingkat
nutrisi untuk mendapatkan kuota jumlah penerima
manfaat di tingkat kecamatan.
4. Menengidentifikasi ketersediaan fasilitas kesehatan
(misal jumlah puskesmas, jumlah posyandu, jumlah
bidan) dan pendidikan (misal jumlah sekolah SD/MI,jumlah sekolah SMP/MTs, jumlah penyelenggara
Paket A/Paket B) di tingkat Kecamatan atas informasi
yang diperoleh dari data Podes 2005.
5. Mengidentifikasi output program kesehatan (misal
angka cakupan imunisasi, angka persalinan dengan
bantuan tenaga kesehatan) dan pendidikan (misal;angka partisipasi sekolah, angka transisi sekolah dari
SD/MI ke SMP/MTS) di tingkat Kecamatan
6. Membentuk score ketersediaan fasilitas. Score ini
merupakan komposit dari ketersediaan fasilitas
kesehatan dan pendidikan yang diperoleh dari tahap
4 diatas dan dilakukan pembobotan untuk tingkat
kabupaten/kota.
7. Membentuk score output program pendidikan dan
kesehatan. Score ini merupakan komposit dari
ketersediaan fasilitas kesehatan dan pendidikan yang
diperoleh dari tahap 5 diatas dan dilakukanpembobotan untuk tingkat kabupaten/kota.
P dih ilk d i h 1 i 7 di
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
85/97
Tahap Ketiga : Pemilihan peserta Penerima PKH
Tahap akhir adalah pemilihan peserta penerima PKH. Proses
pemilihannya adalah sebagai berikut:
1. Melakukan persiapan (seperti pelatihan, materi, dan
sebagainya) di tingkat kabupaten/kota dan kecamatanuntuk survai verifikasi tingkat kemiskinan dan
penyusunan data keluarga
2. Melaksanakan survai verifikasi tingkat kemiskinan
rumah sebuah rumah tangga dan penyusunan data
keluarga (family roster) di setiap kecamatan yang
telah terpilih sebagai daerah uji coba.3. Verifikasi tingkat kemiskinan rumah tangga
dilakukan dengan menggunakan instrumen
(kuesioner) yang telah dikembangkan pada tahap
pertama diatas (lihat hasil tahap pertama: penentuan
RTSM)
4.
Mendesain software untuk memasukkan data sebagai
data dasar program
5. Meranking data tersebut berdasarkan tingkat
kemiskinan
6. Memilih peserta PKH yaitu rumah tangga yang
masuk dalam katagori sangat miskin dan anggotakeluarganya terdiri dari anak dibawah usia 15 tahun
atau lebih dari 15 tahun tapi belum menyelesaikan
didik d d ib h il
-
7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final
86/97
LAMPIRAN 3: FORMAT SURAT PERNYATAAN DAERAH
Kop Surat Kabupaten/Kota
SURAT KESEPAKATAN DAERAH
UNTUK BERPARTISIPASI
DALAM PROGRAM KELUARGA HARAPAN
Dalam rangka pengembangan kebijakan di bidang jaminan
sosial sekaligus sebagai upaya penanggulangan kemiskinan,
Pemerintah Indonesia akan melaksanakan Program Keluarga
Harapan (PKH) mulai tahun 2007. Pencapaian berbagai
indikator dalam program ini juga sejalan dengan Tujuan
Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals
atau MDGs).
Dalam PKH, bantuan tunai akan diberikan kepada rumah
tangga sangat miskin dengan persyaratan yang dikaitkan
d i k t b d i ti
kasus gizi buruk, angka putus sekolah dari SD ke SMP,
k i f ili did