Gunung API

Post on 20-Dec-2015

26 views 1 download

description

selamat berkarya

Transcript of Gunung API

1

Vulkanisme diartikan sebagai proses dinamika naiknya magma dari sumber magma ke lapisan di atasnya.

Akumulasi material magma yang keluar di permukaan bumi membentuk gunung api (volcano).

Volcano terdapat di batas-batas lempeng atau zona-zona lemah yang memungkinkan naiknya magma ke permukaan bumi.

Volcano terbentuk di tiga lingkungan utama:

Island arc

Continental

Oceanic

2

3

Terjadinya Vulkanisme

Panas yang terkonsentrasi di upper mantle menyebabkan leburnya sebagian batuan yang mempunyai titik lebur rendah menjadi magma

yang kemudian naik ke atas melalui zona-zona lemah (fracture). Tekanan yang besar di reservoar menyebabkan naiknya magma ke

permukaan bumi yang kemudian disebut lava.

4

Vulkanisme di Lingkungan Island arc• Volkanisme terbentuk akibat

subduksi lempeng oceanic di bawah lempeng kontinen yang menopang busur kepulauan.

• Sumber magma terdapat pada kedalaman 100 – 150 km.

• Sumber magma basaltic naik ke atas melalui zona-zona lemah granitic sehingga magma meng-alami perubahan komposisi.

• Volcano yang dihasilkan sebagian besar terbentuk dari batuan non-basaltic.

• Contoh adalah volcano yang tersebar di busur kepulauan Indonesia

5

Vulkanisme di Lingkungan Continental• Volkanisme terbentuk akibat

subduksi lempeng oceanic di bawah lempeng kontinen.

• Rangkaian pegunungan (mountainous belts) dengan dasar batuan granitic.

• Sumber magma basaltic pada kedalaman dangkal naik ke atas melalui zona lemah granitic dan mengalami perubahan komposisi.

• Volcano yang dihasilkan sebagian besar terbentuk dari batuan non-basaltic.

• Contoh adalah volcano di daratan Amerika.

6

Volkanisme di Lingkungan Oceanic

• Volcano tersebar di sepanjang puncak ridge yang merupakan sistem fracture aktif di kerak oceanic.

• Sumber magma basaltic terbentuk di upper mantle di bawah ridge dan naik ke atas melalui lapisan basaltic.

• Volcano yang dihasilkan sebagian besar terbentuk dari batuan basaltic.

• Contoh adalah volcano di kepulauan Hawaii.

7

Sebaran Volcano di Pasifik

Volcano Structure Struktur Gunung Berapi

dikelompokkan kedalam empat jenis utama, yaitu:

Cinder cone (bentuk kerucut)

Composite volcano (campuran)

Shield volcano (bentuk perisai)

Lava dome (kubah lava)

8

9

Cinder Cone

Cinder = sisa arang bara api. Merupakan struktur paling sederhana dicirikan dengan adanya single vent (lubang saluran) tempat naiknya magma. Berbentuk kerucut oval atau circular dan ditandai dengan

adanya crater (kawah) berbentuk seperti mangkok. Jarang yang tinggi, banyak dijumpai di bagian barat Amerika Utara. Sekuen pembentukan:

erupsi - pembentukan kerucut dan crater - aliran lava.

10

Contoh Cinder Cone

Paricutin Volcano, Meksiko. Tinggi sekitar 1200 feet .

Cinder cone Mauna Kea Volcano,

Hawaii. Tinggi 95 meter dan diameter

crater 400 meter.

11

Composite Volcano

Sering dikenal sebagai Strato volcano berbentuk kerucut runcing. Tersusun dari lapisan-lapisan hasil aliran lava, abu volkanik, cinder, bombs. Dapat mencapai ketinggian 8.000 feet. Pada

bagian puncak terdapat crater. Banyak dijumpai di Indonesia.

12

Contoh Composite Volcano

Shishaldin Volcano, Aleutian, Alaska.

Mt. Mageik Volcano, Alaska.

13

Shield Volcano

Volcano ini berbentuk mirip perisai (shield) dengan kemiringan sangat landai. Terbentuk oleh akumulasi

aliran lava basaltic.

14

Mauna Loa Volcano, Hawaii merupakan contoh shield volcano terbesar.

Contoh Shield Volcano

15

Lava Dome

Berbentuk seperti kubah. Terbentuk dari lava dengan viskositas tinggi sehingga tidak bisa mengalir dan

terkonsentrasi di sekitar vent. Dome biasanya terbentuk di dalam crater dari composite volcano yang besar.

16

Contoh Lava Dome

Novarupta Dome terbentuk akibat erupsi Katma Volcano, Alaska, 1912

17

Caldera

Berbentuk seperti lingkaran cekungan besar (depresi) yang terletak di puncak volcano. Terbentuk akibat erupsi

magma dalam skala besar yang terletak di reservoir dangkal. Erupsi menyebabkan sebagian massa volcano di

puncak hilang. Contoh: Aniakchak Caldera.

18

Spatter Cone

Contoh lain bentuk cone. Spatter = percikan. Contoh spatter cone di Pu’u O’o, Hawaii.

19

Maar

Maar adalah crater besar yang terbentuk akibat erupsi eksplosif dangkal. Erupsi eksplosif terjadi akibat adanya pemanasan dan pendidihan air tanah pada saat magma panas bersinggungan dengan lapisan air tanah. Maar

seringkali terisi air sehingga terbentuk danau. Contoh: Ukinrek Maar, Alaska.

20

Erupsi diartikan sebagai proses keluarnya magma ke permukaan bumi.

Jenis erupsi:

Strombolian

Vulcanian

Vesuvian

Hawaiian

Plinian

Phreatic

21

22

Erupsi Strombolian

Mengambil nama dari Stromboli Volcano di Mediterania.

Ditandai dengan adanya lontaran lava cair pijar yang membentuk konfigurasi seperti kembang api.

Lava basaltic secara eksplosif keluar melalui single vent. Eksplosif karena adanya gas-gas yang keluar dari magma.

Erupsi terjadi berulang-ulang dalam selang waktu hitungan menit.

Irazu Volcano, Costa Rica, 1965

Stromboli Volcano, Mediterania, 1969

23Paricutin Volcano, Mexico, 1947

Erupsi Vulcanian

Ditandai dengan adanya lontaran awan debu jauh di atas puncak gunung.

Abu bercampur uap membentuk awan berwarna putih di bagian atas cone.

Magma mempunyai viskositas tinggi (andesitic dan dacitic).

Eksplosif.

Tavurvur Volcano, PNG, 1998

24

Erupsi Vesuvian

Ditandai dengan adanya lontaran awan debu dalam jumlah sangat besar jauh diatas puncak gunung membentuk konfigurasi semacam bunga.

Nama erupsi ini mengacu pada erupsi Mt. Vesuvius tahun 79

Mt. Vesuvius Volcano, Italy, 1944.

25

Erupsi Hawaiian

Ditandai dengan keluarnya lava melaluibeberapa rekahan (gambar 2) atau melalui central vent (gambar 1).

Gambar 2. Mauna Loa Volcano, Hawaii, 1950Gambar 1. Kilauea Volcano,Hawaii, 1959

26

Taal Volcano,Philippines, 1965

Erupsi PhreaticDitandai dengan adanya lontaran material magma akibat tekanan uap yang terbentuk sebagai hasil dari kontak antara air permukaan dengan magma.

Mt. St. Helen, 1980

27

Erupsi Plinian

Merupakan jenis letusan paling besar.Ditandai dengan adanya lontaran lavaviscous dan dapat melontarkan abuserta gas-gas volkanik puluhan milke atmosfer.

Mount St. Helens, 1980Mount Spurr, Alaska, 1992

28

Kilauea Volcano, 1984

Erupsi Efusif

Berlawanan dengan eksplosif, pada erupsi jenis ini magma keluar kepermukaan bumi secara mengalir saja, tidak dilontarkan.

Hazard gunung api diantaranyameliputi:

Tephra

Abu volkanik

Aliran lava

Aliran lahar

Aliran phyroclastic

Longsor

29

30

Material Erupsi

Tephra is a general term for fragments of volcanic rock and lava regardless of size that are blasted into the air by explosions or carried upward by hot gases in eruption columns or lava fountains

31

Block Ash & Pumice reticulite Pele’s Hair

32

Abu Vulkanik

Sakurajima, Jepang Mt. Rabaul, PNG, 1994

33

Bahaya Letusan bagipenerbangan

Jalur terbang pesawat

komersial antara

10 – 20 km dpl. Kawasan

tersebut dapat terjangkau

abu letusan dan dapat

merusak sistem hidrolik

pada mesin jet

34

Aliran Lava

Erupsi Izu-Oshima, Jepang 1986

Erupsi Mauna Loa, Hawai 1984

35

Aliran Debris,Lahar

Erupsi Mt. St. Helens1980

36

Aliran Phyroclastic

Erupsi Unzen, Jepang 1992

37

Aliran Phyroclastic tipe Merapi

38

Longsor akibat Aktivitas Volkanik

39

40

Australian Plate

Jawa

Papua

Kalimantan

Indian Oceanic Plate

Philippine Sea Plate

Caroline Plate

Eurasian Plate

Molucca

Sulawesi

Bali

Asia

Banda Arc

90 E 140 E15 S

15 N

Sumatra

Konvergensi lempeng tektonik yang kompleks

41

Gunung Api Aktif di Indonesia

42

Klasifikasi gunungapi menurut sejarah kegiatannya

Gunungapi Tipe A

Gunungapi yang pernah meletus sejak tahun 1600 sampai

sekarang, 79 gunung

Gunungapi Tipe B

Gunungapi yang tidak pernah meletus sejak tahun 1600,

namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti

kegiatan solfatara, 30 gunung

Gunungapi tipe C

Gunungapi yang tidak diketahui letusannya dalam sejarah,

namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau

berupa lapangan fumarola, 20 gunung

43

Krakatau

44

Merapi

45

Peta Hazard Merapi

46

Galunggung

47

Semeru

48

Kaldera Tengger - Bromo

49

50

Gunung Agung dan Batur

51

52

1. Memantau kegiatan gunungapi secara menerus

2. Menyelidiki kegiatan gunungapi secara temporer

3. Menyediakan peta geologi, Peta kawasan rawan

bencana (KRB), peta zona resiko

4. Sosialisiasi bahaya letusan gunungapi

5. Meningkatkan sumberdaya manusia dan

pendukungnya

6. Membangun tanggul penahan lahar

7. Mengalirkan air kawah

56

57

1. Membangun tempat evakuasi

2. Membuat peraturan penggunaan lahan untuk

tempat tinggal di KRB

3. Membangun sistem peringatan

4. Membentuk tim gerak cepat pada saat krisis

5. Memberikan rekomendasai kepada pemda sesuai

protap

6. Menginventarisir data letusan, termasuk sebaran

dan volume material letusan

7. Mengidentivikasi daerah yang terancam bahaya

sekunder

8. Memberikan saran penanggulangan bahaya

sekunder

Saat ini ada 74 Pos PGA untuk mengamati 65

gunungapi

Metoda pemantauan :

- utama :kegempaan (seismik) dan visual

- pelengkap: geofisika lainnya, deformasi,

geokimia

58

59

60

61

Sering terlanda awan panas, aliran

lava, lontaran Batu pijar

Rawan terhadap lahar dan banjir

Berpotensi terhadap hujan abu lebat,

lontaran batu dengan ukuran >6 cm

dalam radius 3 km

Berpotensi terhadap hujan abu,

lontaran batu dengan ukuran <6

cm dalam radius 5 km

62

63

64

65

66

STATUS KEGIATAN GUNUNGAPI

Aktif-Normal (Level 1)

Kegiatan suatu gunungapi baik secara visual maupun dengan instrumentasi tidak ada gejala perubahan

Waspada (Level 2)

Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumentasi mulai terdeteksi gejala perubahan kegiatan, misalnya jumlah gempa vulkanik mulai meningkat, suhu kawah meningkat dari Suhu normal

67

Siaga (Level 3)

Kenaikan kegiatan semakin nyata. Hasil pantauan seismik dan visual berlanjut didukung dengan hasil instrumentasi lainnya. Secara visual asap kawah mulai menebal

Awas (Level 4)

Letusan utama segera menjelang. Letusan-letusan asap sudah mulai berlangsung

68

PENINGKATAN KEWASPADAAN MASYARAKAT

Berdasarkan tingkat kegiatan gunungapi

1. Aktif-Normal, masyarakat dapat melakukan

kegiatan sehari-hari di dalam Kawasan Rawan Bencana

2. Waspada, masyarakat di dalam KRB agar meningkatkan

kewaspadaannya tentang kemungkinan terjadinya letusan

3. Siaga, masyarakat disarankan tdk melakukan

aktifitas di sekitar lembah-lembah sungai yg berhulu di puncak. dan

bersiap untuk mengungsi sesuai dengan saran dari DVMBG

4. Awas, masyarakat di dalam KRB dapat diungsikan yg dikoordinir

oleh Pemprov/Pemkab sesuai dengan saran dari DVMBG.

69

ALUR INFORMASI/PELAPORAN KEGIATAN GUNUNGAPI

POS PENGAMATAN GUNUNGAPI

KA SUB DIT

PGA

DIREKTUR

DVMBG

DIRJEN

GSM

KASI

WILAYAH

BUPATI

(SATLAK PBP)

GUBERNUR

(SATKORLAK PBP)

BAKORNAS

PBP

Penduduk

Sekitar gunungapi

Bandara

Aktif-Normal

Waspada &Siaga

Awas