Post on 06-Feb-2022
FAKTOR-FAKTOR YANG MEPENGARUHI
KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI
DASAR LENGKAP: LITERATURE REVIEW
PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Ahli Madya Kebidanan
Oleh:
Norwinna Wulandari
NIM: 11194441920188
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2020
II
III
IV
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa telah melimpahkan
nikmat dan karunia serta petunjuk-Nya yang tiada terkira sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan akhir penelitian dalam bentuk Proposal
Karya Tulis Ilmiah.
Setelah mengalami berbagai rintangan, halangan dan cobaan serta
pasang surutnya semangat yang penulis hadapi, akhirnya telah sampai pada
tahap akhir penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah yang merupakan salah
satu syarat kelulusan untuk mencapai Ahli Madya Kebidanan pada Program
Studi Diploma Tiga Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia.
Pada penyusunan dan penyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah
ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta motivasi dari
berbagai pihak, maka dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan
terimakasi kepada:
1. Dr. RR. Dwi Sogi Sri Redjeki, S.KG., M. Pd selaku Ketua Yayasan Indah
Banjarmasin.
2. dr. H. R. Soedarto WW, Sp. OG selaku Rektor Universitas Sari Mulia.
3. Anggrita Sari, S.Si.T., M.Pd., M. Kes selaku Wakil Rektor I Bidang
Akademik dan Kemahasiswaan.
4. Hariadi Widodo, S. Ked., MPH selaku Wakil Rektor II Bidang Keuangan
dan Sistem Informasi.
5. Dr. Ir. Agustinus Hermino Superma Putra, M.Pd selaku Wakil Rektor III
Bidang Sumber Daya Manusia dan Kemitraan.
V
6. Dini Rahmayani, S. Kep., Ns., MPH selaku ketua LPPM Universitas Sari
Mulia.
7. Apt. H. Ali Rakhman Hakim, M. Farm selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia.
8. Ika Mardiatul Ulfa, SST., M. Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Universitas Sari Mulia.
9. Fitri Yuliana, SST., M. Kes selaku Pembimbing I yang senantiasa
memberikan masukan, bimbingan dan motivasi dalam penyusunan dan
perbaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
10. Umi Hanik Fetriyah, Ns., M. Kep selaku Pembimbing II yang senantiasa
memberikan motivasi, bimbingan dan masukan dalam penyusunan dan
perbaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
11. Dewi Pusparani Sinambela, SST., M. Kes selaku Penguji utama yang telah
banyak memberikan masukan dalam penyususnan dan perbaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
12. Orang tua dan keluarga yang selalu menjadi penyemangat dan motivasi
bagi penulis dalam menjalani perkuliahan dan menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
13. Sahabat- sahabat Penulis Cindy Febria, Dita Carolina, Annisya Aulia dan
Vio Riana yang selalu memberikan dukungan penuh cinta, doa, masukan
serta semangat bagi penulis untuk menyelesaikan Proposal Karya Tulis
Ilmiah ini.
14. Seluruh teman-teman yang telah memberikan dukungan dan doa dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
VI
Penulis menyadari bahwa proposal karya tulis ini masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya saran dan
kritikan yang membangun untuk terus memperbaiki karya tulis ilmiah ini.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
Banjarmasin, 24 Desember 2020
Penulis
VII
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING ... Error! Bookmark not
defined.
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................5
D. Manfaat Penelitian .....................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 7
A. Tinjauan Landasan Teori ........................................................................... 7
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu dalam pemberian
imunisasi dasar lengkap ........................................................................... 15
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................20
A. Rancangan Strategi Pencarian Literature Review ......................................20
B. Kriteria Literature Review .........................................................................20
C. Tahapan Literature Review ........................................................................22
VIII
D. Peta Literature Review ...............................................................................23
DAFTAR PUSTAKA ....…………………………………………………………24
LAMPIRAN-LAMPIRAN
IX
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Temuan Hasil literature review…………………………………23
X
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 3.2 Peta Literature Review……………………………………26
XI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Jadwal Kegiatan
Lampiran 2 Formulir Judul KTI
Lampiran 3 Catatan Konsultasi Pembimbing 1
Lampiran 4 Catatan Konsultasi Pembimbing 2
Lampiran 5 Berita Acara Perbaikan Proposal
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan,
kematian, kecacatan dari penyakit menular dan penyakit tidak menular
termasuk penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah dengan
meningkatkan kesadaran bahwa betapa pentingnya kesehatan. Kegiatan
imunisasi merupakan salah satu kegiatan yang menjadi prioritas kementrian
kesehatan, sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk
mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya untuk
menurunkan angka kematian pada anak (Kemenkes RI, 2010).
Imunisasi adalah suatu upaya untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit tertentu (Kementerian
kesehatan RI, 2017). Imunisasi dapat mencegah kematian setiap tahun
di semua kelompok umur akibat difteri, tetanus, pertusis, dan campak.
Imunisasi dapat mencegah sekitar dua sampai 3 juta kematian setiap tahun.
Namun, sekitar 19,4 juta bayi di dunia masih melewatkan imunisasi
dasar lengkap. Cakupan imunisasi global terhent di angka 86% tanpa adanya
perubahan yang signifikan selama beberapa tahun terakhir. Sekitar 60%
bayi tersebut berasal dari 10 negara, salah satunya indonesia (World health
Organization, 2019).
2
Data WHO (World Health Organization) tahun 2015 disebutkan
bahwa, imunisasi dasar bayi diberbagai negara masih menjadi masalah, hal
ini disebabkan karena 10 dari 100 orang menderita hepatitis sepanjang
hidupnya bila tidak diberi vaksin hepatitis B, tingginya penderita campak,
TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus dan Polio, Cakupan imunisasi dasar pada
bayi di dunia masih menjadi masalah, cakupan imunisasi secara global yaitu
84%, cakupan ini belum mencapai target imunisasi secara global yaitu
sebesar 90% dari jumlah anak usia 0-11 bulan di dunia (WHO, 2015).
Di Indonesia data yang diperoleh dari kementerian Kesehatan
(Kemenkes) tahun 2016 cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi sebesar
91,58%, angka ini sudah memenuhi target Renstra pada tahun 2016 sebesar
91,5%. Tahun 2017 cakupan imunisasi dasar lengkap mencapai angka
91,12%, angka ini tidak memenuhi target Renstra yang seharusnya 92%
untuk tahun 2017. Tahun 2018 cakupan imunisasi dasar lengkap mengalami
penurunan sebesar 90,61% dari target Renstra 92,5%. Berdasarkan data
pada dua tahun terakhir cakupan pemberian imunisasi dasar lengkap di
Indonesia mengalami penurunan dan belum mencapai target Renstra ,
penyebab dari turunnya target cakupan imunisasi dasar lengkap meliputi
beberapa faktor yaitu: kurangnya pengetahuan ibu, faktor dukungan
keluarga, Akses layanan kesehatan yang kurang memadai , faktor umur dan
sikap ibu terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap (Kemenkes, 2018).
3
Menurut Depkes RI cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi
di Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 24,3%. Berdasarkan data yang
diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin pada tahun 2014 sasaran
imunisasi 11,554 bayi. Diantara 26 puskesmas di kota Banjarmasin ada 6
puskesmas yang cakupan imunisasi sudah terpenuhi Universal Child
Immunization (UCI) minimal 80% namun masih rendah, sedangkan untuk
puskesmas gambut pada tahun 2015 cakupan imunisasi dasar pada bayi
sebanyak 251 orang (95,80%) lalu untuk cakupan imunisasi dasar pada bayi
mengalami penurunan pada tahun 2016 yaitu sebanyak 236 orang (80,55%)
(Departemen Kesehatan RI, 2014). Provinsi Kalimantan Selatan berada di
peringkat 19 cakupan pemberian imunisasi dasar lengkap dengan angka
91,2% angka tersebut masih kurang dari target yang ditentukan oleh
Kemenkes RI yaitu 95% (Kemenkes RI, 2019).
Dampak dari tidak memberikan imunisasi pada anak adalah anak
tidak mempunyai kekebalan spesifik, jika anak tidak mempunyai kekebalan
spesifik anak akan mudah terserang penyakit berbahaya sistem imun anak
akan menjadi lemah, anak akan mudah sakit bahkan kematian atau
kecacatan. Pada pemberian imunisasi HB0 dapat menghindari dari penyakit
hepatitis, pemberian imunisasi BCG dapat menghindari dari penyakit TBC,
pemberian imunisasi pentabio (Soedjatmiko, 2014). Jumlah penyakit
tuberkolosis pada anak usia 0-14 tahun sebesar 9,04%, pneumonia sebesar
23,55% tetanus neonatorum 33,0% , campak 5,0%, difteri 5,9% dan polio
5%. (Kemenkes, 2016).
4
Alasan bayi tidak mendapatkan imunisasi lengkap adalah karena
tidak adanya dukungan keluarga untuk memberikan anak imunisasi lengkap
dan sikap ibu tentang manfaat imunisasi dan adanya rumor yang buruk
tentang imunisasi dan Alasan situasi berupa tempat pelayanan imunisasi
yang terlalu jauh, jadwal pemberian imunisasi yang tidak tepat,
ketidakhadiran petugas imunisasi (Kementrian Kesehatan RI, 2010).
Beberapa ibu tidak ingin membawa anaknya ke posyandu dengan
alasan, antara lain karena letaknya yang jauh, tidak ada kegiatan posyandu,
serta layanan tidak lengkap walaupun sudah diberikan fasilitas gratis oleh
pemerintah. Hal tersebut dikarenakan berbagai alasan seperti pengetahuan
ibu yang kurang tentang imunisasi dan rendahnya kesadaran ibu membawa
anaknya ke posyandu atau puskesmas untuk mendapatkan imunisasi yang
lengkap karena takut anaknya sakit, dan ada pula yang merasa bahwa
imunisasi tidak diperlukan untuk bayinya, kurang informasi/ penjelasan dari
petugas kesehatan tentang manfaat imunisasi serta hambatan lainnya
(Balitbangkes, 2013).
Menurut hasil penelitian Tri & Ira (2019) menyatakan Nilai p =
0,001< 0,05 didapatkan dari hasil uji Chi Square yang berarti Ho diterima.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sikap ibu berhubungan dengan
kelengkapan status imunisasi dasar. Menurut hasil penelitian Meyvi (2017)
dengan hasil analisis pengaruh dukungan keluarga terhadap pemberian
imunisasi menggunakan uji Chi-Square diperoleh 𝜌 -Value 0,000. Hal ini
berarti 𝜌 -Value lebih kecil dari α=0,05 maka dengan demikian dapat
5
dikatakan Ha diterima atau terdapat hubungan dukungan keluarga dengan
kelengkapan status imunisasi dasar. Hasil penelitian Hafid (2016) bahwa
akses pelayanan kesehatan memiliki pengaruh secara statistik terhadap
status imunisasi dasar dengan nilai 𝜌 value = 0,0007. Penelitian yang
dilakukan oleh Nainggolan pada tahun 2016 juga menunjukkan bahwa
didaptkan akses waktu tempuh (𝜌 value 0,000) < (α 0,05).
Bidan salah satu tenaga kesehatan yang ikut berkontribusi dalam
menurunkan angka kematian bayi pada ibu yang tidak memberikan
imunisasi dengan cara melakukan kegiatan promotif dan preventif dan juga
melakukan pengkajian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
kepatuhan ibu dalan pemberian imunisasi dasar lengkap. Berdasarkan latar
belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan literature review
tentang judul faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu dalam
pemberian imunisasi dasar lengkap.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini untuk mengetahui: Apa saja
faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu dalam pemberian
imunisasi dasar lengkap berdasarkan Literature Review?.
6
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum Literature Review ini adalah untuk memperoleh bukti
bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu dalam
pemberian imunisasi dasar lengkap.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi dukungan keluarga terhadap kepatuhan ibu dalam
pemberian imunisasi dasar lengkap melalui kajian literature review.
b. Menganalisis sikap ibu terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap
melalui kajian literature review.
c. Mengidentifikasi pengaruh akses layanan kesehatan terhadap
pemberian imunisasi dasar lengkap melalui kajian literature review.
D. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1. Bagi Instansi Pendidikan
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dalam perkembangan
ilmu kebidanan sehingga nantinya dapat memperkaya teori asuhan
kebidanan khususnya asuhan kebidanan pada neonatus tentang
kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar lengkap pada anaknya.
2. Bagi peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan,
pengetahuan dan pengalaman yang sering peniliti dapatkan di
7
masyarakat tentang kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar
lengkap. Bagi penelitian lainnya dapat mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar
lengkap dilihat dari karakteisitik ibu.
8
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Imunisasi
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
terhadap suatu penyakit dengan memberikan “infeksi ringan” yang tidak
berbahaya namun cukup untuk menyiapkan respons imun, sehingga
apabila kelak terpapar pada penyakit tersebut ia tidak menjadi sakit
(Ranuh dkk, 2017). Imunisasi dasar diberikan pada bayi sebelum berusia
satu tahun. Terdiri dari imunisasi penyakit hepatits B, poliomyelitis,
tuberkulosis, difteri, pertussis, tetanus, pneumonia dan meningitis, dan
campak (Kemenkes RI, 2017). Setiap bayi (usia 0-11 bulan) diwajibkan
untuk mendapatkan imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari 1 dosis
Hepatitis B, 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB-HiB, 4 dosis polio tetes, dan
1 dosis campak/MR (Kemenkes RI, 2018).
2. Tujuan Imunisasi
Menurut WHO (World Health Organization), program imunisasi
di Indonesia memiliki tujuan untuk menurunkan angka kejadian penyakit
dan angka kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I). Penyakit-penyakit tersebut adalah disentri, tetanus,
batuk rejan (pertusis), cacar (measles), polio, dan tuberculosis (Istriyati,
2011).
9
Imunisasi merupakan alat pencegahan yang paling efektif terhadap
penyakit infeksi dan jauh lebih murah dibandingkan biaya pengobatan
apabila telah jatuh sakit (Manoj et.al., 2017). Pemberian imunisasi
merupakan salah satu tindakan penting yang wajib diberikan kepada
neonatus (bayi yang baru lahir, Hal ini bertujuan mendongkrak atau
meningkatkan daya imun (kekebalan) tubuh bayi (Satiatava, 2012).
3. Manfaat Imunisasi
a. Menghindarkan bayi dan anak dari serangan penyakit.
b. Meningkatkan kekebalan anak terhadap penyakit tertentu.
c. Memperkecil kemungkinan terjadinya penyakit menular pada anak.
d. Lebih menghemat biaya untuk keperluan berobat (Mahayu, 2014).
Manfaat imunisasi bagi anak itu sendiri, dan keluarga (Mulyani dan
Rinawati, 2013) adalah sebagai berikut :
1). Manfaat pemberian imunisasi bagi anak adalah untuk mencegah
penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat
atau kematian.
2). Manfaat pemberian imunisasi bagi keluarga adalah untuk
menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan apabila anak sakit.
Mendukung pembentukan keluarga bahwa orang tua yakin bahwa
anak-anaknya menghadapi dan menjalani masa kanak-kanak dengan
aman.
4. Macam-macam Imunisasi
10
Berdasarkan proses dan mekanisme pertahanan tubuh,
imunisasi dibagi dua yaitu : Imunisasi aktif dan Imunisasi pasif.
Imunisasi aktif yaitu pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan
akan terjadi suatu proses infeksi buatan, sehingga tubuh mengalami
reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respons seluler dan
humoral serta dihsailkannya cell memory. Imunisasi pasif merupakan
pemberian zat (immunoglobulin), yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui
suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau
binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah
masuk dalam tubuh yang terinfeksi (Aziz, 2011)
5. Jenis-jenis Imunisasi dasar
a. Imunisasi BCG
Imunisasi BCG (basillus calmette guerin) merupakan
imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC
yang berat (Mahayu, 2014).
1). Cara pemberian Imunisasi BCG
Imunisasi BCG dapat diberikan pada bayi baru lahir sampai
berumur 12 bulan. Namun, sebaiknya akan lebih bagus jika
diberikan pada umur 0-2 bulan. Imunisasi BCG ini diberikan satu
kali saja. Penyuntikkan BCG sering dilakukan di lengan bagian
atas, bila pemberian imunisasi itu berhasil, setelah 1-2 bulan
ditempat suntikan akan terdapat suatu benjolan kecil dan biasanya
11
berbekas juga bernanah, namun akan sembuh sendiri meskipun
lambat.(Elmeida, 2015).
2). Efek samping imunisasi BCG
Umumnya tidak ada terjadi efek samping, namun pada
beberapa anak, kadang terjadi pembengkakan kelenjar getah
bening di ketiak atau leher bagian bawah ( atau diselangkangan bila
diberikan penyutikan pada bagian paha bawah) dan biasanya akan
sembuh dengan sendirinya (Mahayu, 2014).
3). Kontraindikasi Imunisasi BCG
Penyuntikkan imunisasi BCG tidak dapat diberikan pada
anak yang mempunyai penyakit TBC atau menunjukkan uji
mantoux positif (Elmeida, 2015).
b. Imunisasi DPT ( Difteri, Pertusis, Tetanus)
Imunisasi DPT adalah vaksinasi yang diberikan untuk
menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap
penyakit difteri, pertusis (batuk rejan/batuk serratus hari), dan tetanus
(Mahayu, 2015).
1). Cara pemberian imunisasi DPT
Pemberian imunisasi DPT diberikan tiga kali, sejak bayi
berumur 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Kemudian juga bisa
ditambahkan 2 kali lagi di usia 18 bulan, dan 1 kali di usia 5 tahun.
Selanjutnya pada usia 2 tahun diberikan imunisasi TT , tempat
12
penyuntikkan imunisasi DPT sering dilakukan di bagian paha
(Mahayu, 2015).
2). Efek samping imunisasi DPT
Menurut (Putri Mahayu, 2015). Setelah pemberian
imunisasi DPT biasanya reaksi yang akan dialami pada anak
adalah demam, pembengkakan, dan rasa nyeri di tempat suntikan
selama satu sampai dua hari. Untuk mengatasinya orang tua bisa
melakukan beberapa penanganan sebagai berikut :
(a). Memberi obat Pereda demam 2-3 hari sebelum imunisasi
dilakukan
(b). Jika masih demam, berikan lagi obat Pereda demam.
3). Kontraindikasi Imunisasi DPT
Imunisasi DPT tidak dapat diberikan pada anak-anak yang
menderita penyakit kejang demam kompleks, selain itu DPT juga
tidak diberikan pada anak yang diduga sedang mnederita batuk
rejan dalam tahap awal (Mahayu, 2015).
c. Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi Hepatitis B adalah imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit hepatitis. Vaksin ini diberikan agar
anak mendapatkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B.
1). Cara pemberian imunisasi Hepatitis B
Pemberian imunisasi Hepatitis B kebanyakan diberikan
sebanyak 3 kali, dengan interval 1 bulan antara suntkan pertama
13
dan kedua, kemudian 5 bulan antara suntikan kedua dan ketiga.
Penyuntikkan hepatitis B sekurang-kurangnya diberikan 12 jam
setelah anak dilahirkan, asalkan kondisi nya stabil, serta tidak ada
gangguan pada paru-paru dan jantungnya, tempat penyuntikkan
imunisasi Hepatitis B biasanya dlakukan di paha bagian kanan
(Mahayu, 2015).
2). Efek samping imunisasi Hepatitis B
Seperti imunisasi BCG, pemberian Imunisasi Hepatitis B
juga tidak menimbulkan efek samping , namun terkadang ada
juga yang ditemukan keluhan nyeri pada bekas suntikan, yang
disusul demam ringan, dan pembengkakan (Mahayu, 2015).
3). Kontraindikasi imunisasi Hepatitis B
Selama ini tidak ada kontraindikasi absolute dala
pemberian vaksin hepatitis B. hanya saja tidak diberikan pada
anak yang sedang sakit berat (Elmeida, 2015).
d. Imunisasi HiB
Imunisasi HiB diberikan untuk mencekal kuman HiB
(Haemophyllus influenzae tipe B). Kuman ini menyerang selaput otak,
sehingga mengakibatkan peradangan selaput otak yang disebut
meningitis (Mahayu, 2015).
1) Cara pemberian Imunisasi HiB
Diberikan sebanyak 4 kali, yaitu pada usia 2,4,6,dan 15
atau 16 bulan, jika terlambat diberikan hingga usia 5 bulan , maka
14
dapat diberikan pada usia 6 bulan dan 15 atau 16 bulan. Imunisasi
HiB disuntikkan dibagian otot paha (Mahayu, 2015).
2) Efek samping Imunisasi HiB
Efek samping yang biasanya terjadi adalah sakit, bengkak,
dan kemerahan ditempat suntikkan , dan terkadang muncul
demam ringan yang akan reda dengan sendiri nya (Mahayu,
2015).
3) Kontraindikasi Imunisasi HiB
Imunisasi HiB tidak dapat diberikan pada anak yang sakit
atau kekebalannya sedang menurun untuk menghindari efek
samping yang mungkin terjadi (Mahayu, 2015).
e. Imunisasi Polio
Imunisasi Polio adalam imunisasi yang digunakan untuk
menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomyelitis yang
dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak (PMahayu, 2015)
1) Cara pemberian Imunisasi Polio
Pemberian imunisasi polio diberikan pada umur 1 bulan,
2 bulan, 3 bulan, 4 bulan , sebanyak 4 kali, untuk mencegah
penularan polio yang menyebabkan lumpuh layuh pada tungkai
atau lengan. Terdapat 2 macam cara vaksin polio :
(a). IPV (Inactivated Polio Vaccine, Vaksin Salk), mengandung
virus polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui
suntikkan.
15
(b). OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin) , mengandung
vaksin hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam
bentuk pila tau cairan. (Elemida, 2015).
2) Efek samping Imunisasi Polio
Biasanya tidak ada, mungkin pada bayi akan mengalami
buang air besar ringan (Elmeida, 2015).
3) Kontraindikasi Imunisasi Polio
Pada anak yang dengan sakit diare berat atau yang sedang
sakit parah imunisasi polio sebaiknya ditangguhkan dan juga pada
anak yang menderita gangguan kekebalan (defensiensi imun)
tidak diberikan (Elmeida, 2015).
f. Imunisasi Campak
Penyakit campak (rubella,measles,atau morbilli) adalah
suatu infeksi vrus yang sangat menular, yang ditandai dengan
demam,batuk,konjungtivis (peradangan selaput ikat
mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena
infeksi virus campak golongan Paramyxovirus (Mahayu, 2015).
1) Cara pemberian imunisasi Campak
Pemberian imunisasi pertama sangat dianjurkan
sesuai jadwal pada usia 9 bulan. Jika sampai 12 bulan ana
belum mendapatkan imunisasi campak maka pada usia 12
bulan tersebut anak harus segera di imunisasi MMR
(measles, mumps, dan rubella), peyuntikkan imunisasi
16
campak sering disuntikkan di bagian lengan kiri atas
(Mahayu, 2015).
2) Efek samping Imunisasi Campak
Setelah pemberian imunisasi campak, 15% bayi
akan mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3
hari, biasanya terjadi antara 8-12 hari setelah pemberian
vaksin campak. Efek samping lainnya yang lebih berat ialah
ensefalitis (radang otak) (Mahayu, 2015).
3) Kontraindikasi Imunisasi Campak
Vaksin ini sebaiknya tidak diberikan bagi ; anak
yang dengan infeksi akut disertai demam, ana dengan
defisiensi sistem kekebalan, anak dengan penderita
malnutrisi, anak yang mempunyai kerentanan tinggi
terhadap protein telur (Elemeida, 2015).
B. Definisi Kepatuhan
Menurut (Niven, 2012) mendefinisikan kepatuhan pasien
sebagai sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang
diberikan oleh professional kesehatan. Kepatuhan mempunyai arti
suatu perilaku seseorang untuk mengikuti saran medis ataupun
kesehatan sesuai dengan ketentuan yang diberikan. Pemahaman yang
baik dan mendalam tentang faktor tersebut sangat bermanfaat bagi para
orang tua dan tenaga kesehatan untuk meningkatkan kepatuhan dalam
17
melakukan imunisasi dasar, sehingga efektivitas terapi dapat terpantau
(Febriastuti, 2013).
C. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu dalam pemberian
imunisasi dasar lengkap
Menurut Govianda dan Qomaruddin (2020) faktor-faktor lain
yang mempengaruhi kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar
lengkap yaitu:
1. Dukungan keluarga
Menurut Rahmawati (2014) Keluarga adalah orang terdekat
dan bagian yang tak terpisahkan dari keidupan seseorang. Dukungan
keluarga dapat sangat mempengaruhi pengambilan keputusan
seseorang, salah satunya adalah pengambilan keputusan imunisasi
anak-anak. Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang
mendukung seseorang untuk melakukan tindakan tertentu. Orang
yang didukung oleh anggota keluarga merasa nyaman baik secara
fisik maupun mental. Dukungan ini dapat berupa informasi,
perhatian, bantuan atau apresiasi dalam bentuk ekspresi. Dukungan
keluarga yang baik akan memudahkan seseorang dalam mengambil
keputusan, salah satunya keputusan untuk mengimunisasi anak.
Dukungan juga dapat berupa kesediaan mengantar ibu dan
anak untuk imunisasi, membantu menenangkan anak rewel saat
imunisasi atau pun turut andil dalam merawat anak saat demam
18
pasca imunisasi. Dukungan seperti itu memberikan dampak yang
sangat besar terhadap perilaku ibu. Salah satu alasan ibu telat
memberikan imunisasi pada anak karena tidak ada yang mengantar
dikarenakan suami bekerja sehingga Ibu menunda imunisasi anak
(Rafidah & Yuliastuti, 2020). Pelaksanaan kegiatan imunisasi
dipengaruhi oleh pengetahuan yang baik tentang pentingnya
imunisasi dasar pada anak yang dimiliki oleh keluarga yaitu tidak
lain adalah pengetahuan yang diperoleh dari informasi atau
penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan. Petugas
kesehatan menyadari bahwa dukungan keluarga memegang peranan
yang sangat penting dalam antusiasme ibu untuk mengikuti program
imunisasi, Oleh karena itu sasaran pendidikan imunisasi tidak hanya
mencakup anak dan keluarga Ibu tetapi juga seluruh masyarakat
(Ismet, 2013).
Dukungan keluarga merupakan salah satu peran penting
dalam mewujudkan perilaku sehat. Keluarga yang percaya bahwa
imunisasi bermanfaat bagi bayi dan institusi kesehatan akan
mendorong anggota keluarga untuk memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada di lingkungan tempat tinggalnya dengan sebaik-
baiknya. Keluarga yang setuju dan mendukung keputusan untuk
tidak membiarkan anaknya sakit akan mendorong bayinya untuk
menyelesaikan imunisasi dasar. Salah satu kunci keberhasilan
imunisasi dasar pada anak adalah adanya dukungan dari keluarga,
19
dukungan ini berupa pemberian informasi kepada ibu tentang
imunisasi dasar pada anak, menemani ibu saat pergi ke Puskesmas
untuk mengimunisasi anak, serta membantu ibu merawat bayinya
selama ibu bekerja (Meyvi dkk, 2017).
2. Sikap Ibu
Sikap merupakan reaksi internal seseorang yang dipengaruhi
oleh berbagai faktor yaitu, pengalaman pribadi, budaya, agama dan
faktor emosi pribadi yang berperan penting dalam pembentukan
sikap. Proses terjadinya sikap karena rangsangan seperti
pengetahuan masyarakat. Rangsangan tersebut menstimulus
masyarakat untuk memberi respon berupa sikap positif maupun
sikap negative yang pada akhirnya akan diwujudkan dalam bentuk
tindakan yang nyata (Azwar, 2013).
Sikap terdiri dari 4 tingkatan yaitu, menerima (receiving),
keinginan pribadi dan perhtian terhadap rangsangan (stimulus) yang
diberikan, merespon (responding), sikap pribadi yang bisa
memberikan jawaban apabila ditanya, menghargai (valuing) sikap
pribadi mengajak orang lain atau mendiskusikan suatu masalah dan
bertanggung jawab (Azwar, 2013).
Sikap merupakan respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek. Pengetahuan, pikiran,
keyakinan, dan emosi memegang peranan penting dalam penentuan
sikap seseorang (Notoatmodjo, 2012).
20
3. Akses layanan kesehatan
Menurut Putri & Zuiatna (2018) menyatakan bahwa terdapat
pengaruh keterjangkauan fasilitas kesehatan terhadap kelengkapan
imunisasi dasar bayi. Kondisi infrastruktur yang ada (keterjangkauan
layanan dan transportassi) sangat mempengaruhi akses ke fasilitas
medis. Kemudahan dan keterjangkauan layanan kesehatan terkait
imunisasi sangat menentukan apakah masyarakat memilih suatu
layanan. Jika dianggap mudah dan terjangkau untuk mendapatkan
imunisasi baik dari transportasi maupun jasa, maka ini merupakan
faktor pendukung seseorang untuk mengimunisasi anak (Arda dkk,
2018).
Akses terhadap fasilitas kesehatan dengan situasi dan kondisi
geografis yang sangat beragam merupakan tantangan yang cukup
besar didalm pemberian pelayanan imunisasi secara merata di
seluruh Indonesia. Tanpa akses yang mudah dan murah untuk
dijangkau tentunya akan menyulitkan masyarakat yang
berpenghasilan rendah untuk memperoleh layanan imunisasi kepada
anak-anak mereka. Tidak tercapainya target cakupan imunisasi
dipengaruhi oleh bagaimana masyarat dapat mencapai akses ke
fasilitas kesehatan. Bagi masyakat yang tinggal didaerah perkotaan
yang dengan fasilits medis yang lengkap baik rumah sakit maupun
klinik, akan tetapi bagi yang tinggal di daerah perdesaan,
keterbatasan fasilitas membuat tdiak semua anak memperoleh
21
layanan imunisasi. Selain itu, faktor biaya juga terkadang menjadi
alasan mengapa bayi tidak di imunisasi (Suwarning, 2013).
Masyarakat akan menggunaan fasilitas kesehatan jika akses
yang tersedia bisa dijangkau. Menurut Notoatmojo, bahwa
masyarakat tidak akan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan,
kecuali masyarakat itu mampu menggunakannya. Ada beberapa
alasan seseorang tidak menggunakan fasilitas kesehatan antara lain,
fasilitas kesehatan yang diperlukan sangat jauh letaknya, para
petugas yang tidak simpatik, dan tidak responsif (Mardiah, 2010).
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Strategi Pencarian Literature Review
Metode penelitian yang digunakan yaitu literatur review. Metode
Literature review ini merupakan rangkuman dari keseluruhan studi penelitian
orang lain yang sesuai dengan tema penelitian yang diambil. Penelusuran
literature jurnal dilakukan sejak bulan November 2020. Penelitian ini
menggunakan data sekunder yang didapatkan bukan dari pengamatan secara
langsung, melainkan dari hasil penelitian-penelitian terdahulu.
Proses pencarian jurnal melalui publikasi terhadap database yang di
gunakan yaitu Dua database google scholar menggunakan kata kunci:
Pengaruh dukungan keluarga dan sikap ibu terhadap pemberian imunisasi dasar
lengkap , dan pengaruh akses layanan kesehatan terhadap pemberian imunisasi,
dan satu database Portal Garuda menggunakan kata kunci: Imunisasi dasar
lengkap.
B. Kriteria Literature Review
Adapun kriteria kajian yang digunakan pada penelitian ini antara lain :
1. Artikel yang mengandung kata kunci yang sama dengan topik penelitian.
2. Artikel merupakan full paper yang menggunakan metode survey analitik.
3. Artikel merupakan terbitan minimal tahun 2015. Artikel yang digunakan
dalam review literature yaitu terbitan tahun 2015 sampai dengan tahun
23
2020 baik nasional maupun internasional. Hasil temuan dapat disajikan
dalam bentuk sebagai berikut:
Tabel 3.1 Hasil temuan literature review
Data Based Temuan
Google Scholar 9.180
Portal Garuda 470
Jumlah 9.650
24
C. Tahapan Literatur Review
Strategi dalam pegumpulan jurnal berbagai literature dengan
menggunakan situs jurnal yang telah terakreditasi seperti google scholar
dengan menggunakan clinical key atau kata kunci Adapun tahap literature
review yang akan di jabarkan dalam bagan sebagai berikut:
Tahapan literature review pada penelitian ini dijelaskan dalam bagan
sebagai berikut:
Gambar 3.1 Tahapan Literature Review
Identifikasi literature melalui beberapa situs pencarian artikel/jurnal dengan menggunakan kata kunci.
Hasil pencarian literature di screening (n=9.650).
Jurnal/ artikel disaring atas dasar kriteria ekslusi dengan judul yang tidak sesuai dengan topik, tema dan berbayar.
Literature kriteria ekslusi:
1. Tidak termasuk terbitan 5 tahun terakhir
2. Hasil tidak sesuai dengan tujuan peneliti.
Artikel/jurnal yang memenuhi kriteria inklusi relevan serta menjawab pertanyan penelitian.
Artikel/jurnal yang menjawab
pertanyaan dan tujuan penelitian
Serta merupakan jurnal full paper.
IDENTIFIKASI
SCREENING
KELAYAKAN
INKLUSI
Artikel/jurnal full text disaring kembali kemudian dikaji kelayakannya berdasarkan tahun terbit 2016-2020, sesuai dengan tujuan penelitian.
25
D. Peta Literatur Review
Peta Literatur Review menjelaskan tentang sebuah ringkasan visual
dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan orang lain. Peta ini khasnya
dibuatkan dalam bentuk figure dengan menggunakan clinical key atau kata
kunci yaitu “Pengaruh dukungan keluarga dan sikap ibu terhadap pemberian
imunisasi dasar lengkap” “Pengaruh akses layanan kesehatan terhadap
pemberian imunisasi” dan “Imunsasi dasar lengkap”.
26
Gambar 3.2 Peta Literatur Review
(Putri Mahayu, 2015, Kemenkes RI, 2017, Ranuh dkk, 2017, Elmeida IF, 2015,
Wulansari & Mardiati, 2019, Febri, 2012, Wati, 2015, Putri, 2015, Thaib, 2014,
Pratiwi, 2010, Prihanti, 2016, Machsun & susanti, 2018, Ardiyanto, 2017, Azwar,
2013, Notoatmojo, 2012).
Imunisasi
Jenis-Jenis Imunisasi
Sikap ibu
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepatuhan ibu dalam pemberian
imunisasi dasar lengkap
BCG DPT Hepatitis B HiB Polio Campak
Dukungan
Keluarga Akses layanan
Kepatuhan Ibu
27
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 2013. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset.
Balitbangkes. 2013. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2015. Laporan Riset Kesehatan Dasar.
Kemenkes RI: Jakarta.
Depkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan
RI
Elemeida IF, 2015; Asuhan kebidanan Neonatus Bayi balita & Anak Pra sekolah.
Jakarta: CV. Trans Info Media.
Hidayat A. 2011. Ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika
Ismet, F. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Imunisasi Dasar
Lengkap Pada Bayi Di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone. [Skripsi].
Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo. Tersedia pada:
(https://repository.ung.ac.id/skripsi/show/841409086/analisis-faktor-faktor
yang-berhubungan-dengan-imunisasi-dasar-lengkap-pada-balita-di-desa
botubarani-kecamatan-kabila-bone-kabupaten-bone-bolango-tahun
2013.html). (Diakses pada: 13 Desember 2020)
Istriyati, E. 2011. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian kelengkapan
imunisasi dasar bayi di desa kumpul rejo kecamatan argomulyo kota salatiga.
[Skripsi]. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Tersedia pada:
(https://lib.unnes.ac.id/570/1/7055.pdf). (Diakses pada: 19 Desember 2020)
Kementrian Kesehatan RI 2019. Data dan informasi profil kesehatan Indonesia.
Jakarta: Kemenkes RI.
Mahayu P. 2014; Imunisasi & Nutrisi, Panduan Pemberian Imunisasi dan Nutrisi
pada Bayi, Batita,dan Manfaatnya. Yogyakarta: Buku Biru
Manoj V. Murhekar, P. Kamaraj, K. Kanagasabai, G. Elavarasu, T. Daniel
Rajasekar, K. Boopathi. 2017. Coverage of childhood vaccination among
children aged 12-23 months. Indian J Med. Vol 10 (15). Hal 377-386.
[Internet]. Tersedia pada : https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28749402/
(diakses pada: 17 November 2020).
Mardiah N. 2010. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2007 (Analisis
data Riskesdas dan Susenas tahun 2007). [Tesis]. Depok: Universitas
Indonesia. [Internet]. Tersedia pada:
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20307702-T%2031373-Faktor-faktor-
full%20text.pdf. (Diakses pada: 12 November 2020)
28
Mulyani NS, dan Rinawati M. 2013. Imunisasi Untuk Anak. Yogyakarta: Nuha
Medika
Notoatmodjo S. 2012. Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Rafidah R, Yuliastuti E. 2020. Persepsi dan Dukungan Keluarga terhadap
Pemberian Imunisasi MR. J Bidan Cerdas. 2(2):97–103. [Internet]. Tersedia
pada : http://jurnal.poltekkespalu.ac.id/index.php/JBC (Diakses pada: 1
Desember 2020)
Rahmawati AI, Umbul C. 2014. Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan
Imunisasi Dasar di Kelurahan Krembangan Utara. Tropicultura. 35(3):158–72.
[Internet]. Tersedia pada: http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-
jbe4275326020full.pdf (Diakses pada: 12 Desember 2020).
Senewe MS, Rompas S. & Lolong J. 2017. Analisis Faktor-Faktor yang
berhubungan dengan kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar di
puskesmas Tongkaina Kecamatan Bunaken Kota Madya Manado. e-journal
Keperawatan (e-Kp). Volume 5 Nomor 1. Hal: 1-12. Tersedia pada:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/14732/14300(Diakses
pada 15 Desember 2020)
Soedjatmiko 2014: Pedoman imunisasi di indonesia. Edisi ketiga. Jakarta: Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
Suwarning W. 2013. E-health mobile agent untuk monitoring munisasi.
Diakses:http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/viewFile/1744/1523
(Diunduh Juni 2013)
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
Jenis Kegiatan Kegiatan November Desember Januari Februari
PERSIAPAN
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1. Menelaah masalah yang
akan diambil.
2. Pengajuan judul
3. Judul ACC
PENYUSANAN PROPOSAL 1. Pengajuan BAB I
2. Pengajuan BAB II
3. Pengajuan BAB III
PENGAJUAN SIDANG PROPOSAL 1. Sidang proposal
2. Perbaikan
PEMBUATAN LITERATUR REVIEW