Post on 19-Jan-2016
Bab I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Kanker leher rahim adalah keganasan dari leher rahim (serviks) yang disebabkan oleh
virus HPV (Human Papiloma virus). Diseluruh dunia, penyakit ini merupakan jenis kanker
ke dua terbanyak yang diderita perempuan.1
Saat ini di seluruh dunia diperkirakan lebih dari 1 juta perempuan menderita kanker
leher rahim dan 3-7 juta orang perempuan memiliki lesi prekanker derajat tinggi (high grade
dysplasia)2. Penelitian WHO tahun 2005 menyebutkan, terdapat lebih dari 500.000 kasus
baru, dan 260.000 kasus kematian akibat kanker leher rahim, 90% diantaranya terjadi di
negara berkembang.1-3
Di Indonesia, kanker leher rahim merupakan keganasan yang paling banyak
ditemukan dan merupakan penyebab kematian utama pada perempuan dalam tiga dasawarsa
terakhir. Diperkirakan insidens penyakit ini adalah sekitar Di Indonesia, angka kejadian
kanker serviks diperkirakan sekitar 50 per 100.000 penduduk (Depkes, 2008) menunjukkan
bahwa kanker leher rahim menduduki 26,4% dari 10 jenis kanker terbanyak pada perempuan.
Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, kasus kanker leher rahim adalah
sebanyak 76,2% di antara kanker ginekologi.4-6
Deteksi dini kanker leher rahim meliputi program skiring yang terorganisasi dengan
target pada kelompok usia yang tepat dan sistem rujukan yang efektif di semua tingkat
pelayanan kesehatan. Beberapa metode skrining yang dapat digunakan adalah pemeriksaan
sitologi berupa Pap tes konvensional atau sering dikenal dengan Tes Pap dan pemeriksaan
sitologi cairan (liquid-base cytology /LBC), pemeriksaan DNA HPV, dan pemeriksaan visual
berupa inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) serta inspeksi visual dengan lugol iodin
(VILI).1
Pemerintah melakukan upaya deteksi dini/skrining dengan metode IVA untuk kanker
leher rahim dan metode CBE untuk kanker payudara serta edukasi masyarakat tentang
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Oleh karena itu, pengkajian penggunaan metode
IVA sebagai cara skrining kanker leher rahim di daerah yang memiliki sumber daya terbatas
ini dilakukan sebagai salah satu masukan dalam pembuatan kebijakan kesehatan nasional di
Indonesia.4
1
Kanker payudara merupakan keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran
kelenjar, dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Keganasan pada
payudara bisa mengenai perempuan dan laki-laki (5%). Estimasi kasus baru di Indonesia
sekitar 26 per 100.000 perempuan setiap tahun dan sebagian besar ditemukan sudah dalam
stadium lanjut (>50%). Setiap tahun, penderita kanker payudara mencapai 1,1 juta wanita dan
jumlah ini merupakan 10% dari kasus baru dari seluruh kasus kanker. Dengan angka
kematian sebesar 410.000 setiap tahun dan menjadikan lebih dari 1,6% sebagai penyebab
kematian wanita di seluruh dunia. pada tempat pertama kanker payudara dengan incidence
rate 22,7% dan jumlah kematian 14% (Depkes RI, 2008). Incidence rate kanker payudara
akan meningkat sebanyak 5% setiap tahun. Oleh karena itu, Kemenkes dan pihak terkait
menyusun rencana kerja 5 tahun (2010-2014) berisi kebijakan nasional, strategi, rencana
kerja 5 tahun dari seluruh pihak terkait. Hal ini dilaksanakan sebagai bentuk komitmen
program pengendalian kanker nasional dari Resolusi World Health Assembly (WHA) nomor
58.22 tahun 2005 yang memuat tentang acuan pencegahan dan pengendalian kanker.8-10
Sebagai upaya untuk mewujudkan visi Indonesia sehat 2010, pemerintah telah
menyusun berbagai program pembangunan dalam bidang kesehatan antara lain kegiatan yang
bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif di semua aspek lingkungan kegiatan
pelayanan kesehatan. Salah satu program yang dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan
Tempuran yaitu program penapisan kanker mulut rahim dan kanker payudara pada wanita
usia subur dengan metode IVA. Pada tahun 2010 program ini mampu menapiskan 991 wanita
usia subur dengan target pada tahun 2010 sebanyak 1964 wanita usia subur dan baru tercapai
sebesar 50,5% sedangkan pada tahun 2011 program ini di kecamatan Tempuran mampu
menapiskan 633 wanita usia subur dengan target sebanyak 4255 dan hanya 14,9% yang baru
tercapai. Hal ini belum sesuai dengan target yang yang telah di tetapkan oleh Dinkes
Karawang. Evaluasi program ini ingin mengetahui apa yang menjadi kendala sehingga pada
target penapisan pada wanita usia subur pada tahun-tahun sebelumnya belum tercapai dengan
mengevaluasi program dengan data pada periode Januari 2013 sampai dengan Desember
2013.
2
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalah dari
kanker leher rahim dan kanker payudara ialah :
1.2.1 Penelitian WHO tahun 2005 menyebutkan, terdapat lebih dari 500.000 kasus baru,
dan 260.000 kasus kematian akibat kanker leher rahim, 90% diantaranya terjadi di
negara berkembang.
1.2.2 Di Indonesia, kanker leher rahim merupakan keganasan yang paling banyak
ditemukan dan merupakan penyebab kematian utama pada perempuan dalam tiga
dasa warsa terakhir. Diperkirakan insidens penyakit ini adalah sekitar 50 per
100.000 penduduk.
1.2.3 menunjukkan bahwa kanker leher rahim menduduki 26,4% dari 10 jenis kanker
terbanyak pada perempuan.
1.2.4 Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, kasus kanker leher rahim
adalah sebanyak 76,2% di antara kanker ginekologi.
1.2.5 Di Indonesia penderita kanker payudara mencapai 1,1 juta wanita dan jumlah ini
merupakan 10% dari kasus baru dari seluruh kasus kanker dengan angka kematian
sebesar 410.000 setiap tahun.
1.2.6 Belum tercapainya target yang sudah di tetapkan oleh Dinkes Karawang pada
tahun 2013 di Kecamatan Tempuran
1.2.7 Ingin mengetahui kendala yang terjadi pada pelaksanaan program IVA pada
periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013
1.3. Tujuan
1.3.1Tujuan Umum :
1.3.1.1 Mengetahui hasil kegiatan IVA dan CBE (Clinical Breast Examination) yang
dilakukan dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Kecamatan Tempuran,
Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2013.
1.3.2Tujuan Khusus :
1.3.2.1 Diketahuinya cakupan konseling di Puskesmas Tempuran periode Januari sampai
dengan Desember 2013.
1.3.2.2 Diketahuinya cakupan penyuluhan kelompok di Puskesmas Tempuran periode
Januari sampai dengan Desember 2013.
3
1.3.2.3 Diketahuinya cakupan penapisan kanker mulut rahim pada perempuan berusia 30-
50 tahun di Puskesmas Tempuran periode Januari sampai dengan Desember 2013.
1.3.2.4 Diketahuinya cakupan perempuan dengan hasil positif dari tes inspeksi visual
dengan asam asetat (IVA) pada penapisan kanker mulut rahim di Puskesmas
Tempuran periode Januari sampai dengan Desember 2013.
1.3.2.5 Diketahuinya cakupan perempuan yang dilakukan krioterapi pada penapisan
kanker mulut rahim dengan IVA positif di Puskesmas Tempuran periode Januari
sampai dengan Desember 2013.
1.3.2.6 Diketahuinya cakupan penanganan efek samping dan komplikasi yang ringan di
Puskesmas Tempuran periode Januari sampai dengan Desember 2013.
1.3.2.7 Diketahuinya cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher rahim di
Puskesmas Tempuran periode Januari sampai dengan Desember 2013.
1.3.2.8 Diketahuinya cakupan penapisan kanker payudara pada perempuan berusia 30-50
tahun di Puskesmas Tempuran periode Januari sampai dengan Desember 2013.
1.3.2.9 Diketahuinya Cakupan Penapisan Kanker Payudara dengan Benjolan Positif di
Puskesmas Tempuran periode Januari sampai dengan Desember 2013.
1.3.2.10Diketahuinya cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker payudara di
Puskesmas Tempuran periode Januari sampai dengan Desember 2013.
1.4. Manfaat
1.4.1. Manfaat bagi evaluator :
1.4.1.1 Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah.
1.4.1.2 Mengembangkan kemampuan, minat dan bakat dalam mengevaluasi suatu
program kesehatan di Puskesmas.
1.4.1.3 Mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas tentang program
pendeteksi kanker mulut rahim di dalam wilayah kerja Puskesmas.
1.4.2. Manfaat bagi perguruan tinggi :
1.4.2.1 Mengamalkan Tridharma Perguruan Tinggi.
1.4.2.2 Memperkenalkan Fakultas Kedokteran UKRIDA kepada masyarakat.
1.4.2.3 Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya dibidang
kesehatan.
4
1.4.3. Manfaat bagi Puskesmas :
1.4.3.1 Dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan meningkatkan kemampuan
petugas dalam melakukan diagnosis dini, rujukan dan upaya untuk mengurangi
faktor risiko.
1.4.3.2 Adanya dukungan pendidikan dan pelatihan sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, khususnya di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Tempuran untuk dapat melaksanakan program pendeteksi kanker mulut rahim.
1.4.4. Manfaat bagi masyarakat :
1.4.4.1 Mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik di Puskesmas.
1.4.4.2 Memperoleh pengetahuan dan informasi tentang penyakit kanker mulut rahim,
sehingga dapat menambah wawasan dan dapat mengubah perilaku masyarakat
untuk hidup sehat.
1.4.4.3 Sebagai media komunikasi, informasi, dan edukasi tentang kanker mulut rahim.
5
Bab II
Materi, Metode, dan Sasaran
2.1. Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil kegiatan bulanan
Puskesmas mengenai program deteksi dini kanker mulut rahim dan kanker payudara di
Puskesmas Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang periode Januari 2013 sampai dengan
Desember 2013, yang berisi kegiatan :
2.1.1 Konseling
2.1.2 Penyuluhan kelompok
2.1.3 Penapisan kanker mulut rahim
2.1.4 Penapisan dengan hasil IVA positif pada penapisan kanker mulut rahim
2.1.5 Penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker mulut rahim dengan IVA
positif
2.1.6 Penanganan efek samping dan komplikasi yang ringan akibat tindakan krioterapi
2.1.7 Pelayanan rujukan pada penapisan kanker mulut rahim
2.1.8 Penapisan kanker payudara
2.1.9 Pelayanan rujukan pada penapisan kanker payudara
2.2. Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan cakupan program deteksi dini
kanker mulut rahim dan kanker payudara di Puskesmas Kecamatan Tempuran, Kabupaten
Karawang periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013 terhadap tolok ukur yang
ditetapkan dengan mengadakan pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan
interpretasi data dengan menggunakan pendekatan sistem sehingga dapat ditemukan masalah
yang ada dari pelaksanaan program pencegahan kanker mulut rahim dan kanker payudara di
Puskesmas Kecamatan Tempuran kemudian dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan
masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.
2.3. Sasaran
Wanita usia subur dengan rentang antara 30-50 tahun.
6
Lingkungan
Umpan Balik
Masukan Proses Keluaran Dampakk
Bab III
Kerangka Teoritis
3.3 Sistem
Gambar 1 Skema Sistem
Sistem adalah suatu rangkaian komponen yang berhubungan dengan satu sama lain
dan mepunyai suatu tujuan yang jelas. Komponen suatu sistem adalah masukan (input),
proses (process), keluaran (output), lingkungan (environment), umpan balik (feedback) dan
dampak (impact).
3.3.1 Masukan (Input)
Masukan adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Unsur-unsur dalam
input adalah sumber daya atau masukan yang dikonsumsikan oleh suatu
sistem. Unsur-unsur tersebut terdiri dari 7M dan 1I yaitu man (staf), money
(dana operasional), material (logistik, obat, vaksin, alat medis), method
(keterampilan/cara, prosedur kerja, peraturan, kebijaksanaan), minute (waktu
dan jangka waktu pelaksanaannya), machine (mesin, peralatan/teknologi),
market (sasaran masyarakat yang menjadi target program) dan information
(informasi).
7
3.3.2 Proses (Process)
Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang
direncanakan. Dengan kala lain proses adalah semua kegiatan sistem yang
mengubah input menjadi output. Mulai dari planning (perencanaan),
organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakkn, koordinasi) dan
controlling (monitoring).
3.3.3 Keluaran (Output)
Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan langsung dari
berlangsungnya proses dalam sistem. Merupakan jumlah kelompok/individu
yang sudah diberikan pelayanan program (numerator) dibandingkan dengan
jumlah seluruh masyarakat yang menjadi target program (denominator).
3.3.4 Lingkungan (Environment)
Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem. Lingkungan dapat memberikan
pengaruh pada kelangsungan program. Unsur lingkungan dapat mendukung
atau menjadi penghambat berjalannya program. Lingkungan dibagi menjadi
dua yaitu lingkungan fisik dan non fisik.
3.3.5 Umpan balik (Feedback)
Umpan balik adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran
dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut. Merupakan
hasil dari keluaran yang digunakan sebagai bahan untuk perbaikan pada siklus
mendatang. Adanya umpan balik yang dini dapat memeperbaiki program
kesehatan di tengah jalannya.
3.3.6 Dampak (Impact)
Dampak adalah hasil tidak langsung dari proses suatu sistem. Dampak
program dapat diukur dengan menilai status kesehatan masyarakat.
8
3.4 Tolok Ukur
Tolok ukur terdiri dari variable masukan, proses, keluaran, umpan balik, lingkungan,
dampak. Digunakan sebagai pembandingan atau target yang harus di capai dalam program
penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara (lampiran 1
Bab IV
Penyajian Data
4. 1. Sumber Data
Sumber data dalam evaluasi ini diambil dari data sekunder yang berasal dari :
4.1.1 Laporan Bulanan IVA UPTD Puskesmas Tempuran periode Januari sampai dengan
Desember 2013.
4.1.2 Laporan Hasil Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Payudara Puskesmas Klinik
IVA Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2013.
4.1.3 Data Monografi Puskesmas Kecamatan Tempuran tahun 2013.
4.2. Data Umum
4.2.1 Geografis
UPTD Puskesmas Tempuran mempunyai wilayah kerja administratif seluruh wilayah
kecamatan tempuran, yang memiliki luas areal ± 581 km2 mencakup 14 desa, 63 dusun, 63
RW, 208 RT dan 18.602 Kepala Keluarga dengan batas wilayah meliputi : (Lampiran 2)
Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Cilebar
Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Telagasari
Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Rawamerta
Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Cilamaya
Adapun jarak puskesmas ke kota kabupaten ± 35 km dengan waktu tempuh ± 60
menit menggunakan kendaraan roda empat, sedangkan jarak antar desa ke UPTD Pusksmas
Tempuran dapat dilihat pada lampiran 3.
Jarak terjauh dari desa ke Puskesmas yaitu desa Jayanegara dengan jarak 14 km, dan
merupakan desa dengan waktu tempuh terlama yaitu 60 menit. Desa dengan transportasi sulit
yaitu desa Ciparage jaya, Jayanegara, Lemah Karya dan Lemah Subur.
9
4.2.2 Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tempuran berdasarkan proyeksi
tahun 2012 yaitu sebesar 62.263 jiwa. Sedangkan menurut laporan hasil pendataan adalah
63.032 jiwa terdiri dari 31.475 jiwa laki-laki dan 31.557 Jiwa perempuan. Data jumlah
penduduk tiap desa berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada lampiran 4.
Jumlah penduduk terbanyak yaitu desa Dayeuh Luhur dengan jumlah 6.664 jiwa.
Sedangkan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, yang paling banyak adalah laki-laki
yaitu 31.475 jiwa.
a. Mata Pencaharian / Pekerjaan
Sebagian besar penduduk kecamatan Tempuran bermata pencaharian petani yaitu
sebanyak 8.655 Orang. Mata pencaharian pokok penduduk kecamatan tempuran dapat dilihat
pada lampiran 5.
b. Tingkat Kepercayaa / Agama
Agama yang dianut sebagian besar penduduk kecamatan tempuran adalah islam
sebanyak 99,9 % dan sebagian kecil lainnya adalah agama Kristen protestan / katolik,
sebanyak 0,1 %.
c. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan di kecamatan Tempuran kebanyakan tak tamat SD yaitu sebesar
8.571 orang. Adapun jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada
lampiran 6.
4.4.3 Data fasilitaas kesehatab
Jenis Fasilitas Kesehatan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tempuran
antara lain: 1 Puskesmas, 3 Pustu, 1 Ambulance, 30 buah posyandu. Jumlah
KK miskin tahun 2012 sebanyak 8.655 yang tersebar di 14 desa, dimana
desa jayanegar memiliki penduduk miskin terbanyak sebanyak 530 KK
miskin.
10
4.3. Data Khusus
4. 3.1 Masukan
4.3.1.1 Tenaga
- Dokter (terlatih) : 2 orang
- Bidan : 2 orang terlatih,
- Kader : -
4.3.2 Dana
- APBD : cukup
4.3.3 Sarana
4.3.3.1 IVA test
- Meja peralatan (trolley) : 1 buah
- Wadah peralatan dengan tutup : 1 buah
- Meja pemeriksaan : 1 buah
- Lampu sorot sumber cahaya : 1 buah
- Senter bila listrik mati : 1 buah
- Baterai kering untuk senter : 2 buah/bulan
- Bivalved speculum : 25 (3 buah ukuran kecil, 19 buah
sedang, dan 3 buah besar)
- Kain perlak untuk meja ginekologi : 12 buah
- Kain penutup perut klien : 12 buah
- Kursi pemeriksa : 1 buah
- Gallipots antikarat : 24 buah
- Kapas lidi kassa : Jumlah cukup
- Sarung tangan disposable : Jumlah cukup
- Spatula kayu : Jumlah cukup
- Asam asetat 3-5% : Jumlah cukup
- Masker : Jumlah cukup
- Atlas IVA : 2 buah
11
4.3.3.2 Krioterapi
- Unit Krioterapi : 1 buah
- Krioterapi tip : 2 buah
- Karet penahan untuk krio unit : 1 per unit
- Tabung CO2 : 2 buah (1 untuk cadangan)
- Kereta dorong untuk tabung CO2 : 1 buah
- Tang/ spanner : 1 buah
- Mur/ baut Washers krio machine : Ada
- Pengatur waktu/Timer : 1 buah
4.3.3.3 Pencegahan Infeksi
- Ember plastik dekontaminasi : 3 buah
- Larutan klorin 0,5% : Jumlah cukup
- Sabun bubuk : Jumlah cukup
- Sikat gigi (untuk cuci alat) : Ada
- Sarung tangan rumah tangga : Ada
- Tempat sampah plastic : Ada
- Kantung plastik : Jumlah cukup
4.3.3.4 Antibiotik untuk IMS : Jumlah cukup
4.3.4. Metode
4.3.4.1 Konseling
Sebelum menjalani test IVA, sesi edukasi, konseling, penyuluhan serta anamnesa
setiap yang menjalani test. Pada sesi tersebut dibahas beberapa topik, yaitu :
Menghilangkan kesalahpahaman konsep dan rumor tentang IVA dan krioterapi
Sifat dari kanker mulut rahim atau payudara sebagai sebuah penyakit
Faktor- faktor risiko terkena penyakit tersebut
Pentingnya penapisan dan pengobatan dini
Konsekuensi bila tidak menjalani penapisan
Mengkaji pilihan pengobatan bila hasil test IVA abnormal
Peran pasangan pria dalam penapisan dan keputusan menjalani pengobatan
Pentingnya pendekatan kunjungan tunggal sehingga ibu siap menjalani krioterapi pada
hari yang sama jika mereka mendapat hasil IVA abnormal
Arti test IVA positif atau negative
12
4.3.4.2 penyuluhan kelompok
Pentingnya membersihkan daerah genital/kemaluan sebelum menjalani test IVA
Pada anamnesis perorangan dicari faktor risiko baik kanker leher rahim atau kanker
payudara yang tercantum dalam status pemeriksaan, seperti :
Menstrusai < 12 tahun
Usia pertama berhubungan seksual <17 tahun
Sering keputihan
Merokok
Terpapar asap rokok > 1 jam sehari
Kurang konsumsi buah dan sayur
Sering konsumsi makanan berlemak dan berpengawet
Kurang aktifitas fisik (30 menit/hari)
Pernah pap smear
Riwayat keluarga kanker dan jenis kanker
KB hormonal (pil > 5 tahun atau suntik > 5 tahun)
Riwayat tumor jinak payudara
Riwayat operasi kandungan
Menopause > 50 tahun
Kehamilan pertama > 35 tahun
Pernah atau tidak menyusui
Pernah atau tidak melahirkan
4.3.4.3 Penapisan kanker leher rahim
Upaya pemeriksaan atau test sederhana dan mudah dilaksanakan pada populasi
masyarakat yang sehat yang bertujuan untuk mengetahui masyarakat yang sakit atau berisiko
terkena penyakit di antara masyarakat yang sehat, dilakukan Inspeksi Visual dengan aplikasi
Asam Asetat (IVA) untuk pemeriksaan lesi prakanker mulut rahim. Tindakan sesuai prosedur
legeartis.
13
4.3.4.4 Penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim
Proses pembekuan mulut rahim baik menggunakan CO2 terkompresi atau NO2 sebagai
pendingin (pendinginan terus-menerus selama 3 (tiga) menit untuk membekukan, diikuti
pencairan selama 5 (lima) menit kemudian 3 (tiga) menit pembekuan kembali). Tindakan
sesuai prosedur legeartis.
4.3.4.5 Penanganan efek samping dan komplikasi yang ringan
Pada setiap kasus yang terjadi efek samping dan komplikasi yang ringan.
4.3.4.6 Penapisan kanker payudara
Skrining kanker payudara (Clinical Breast Examination) dan edukasi masyarakat
tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Pemeriksaan sesuai prosedur legeartis.
4.3.4.7 Pelayanan rujukan
Pada setiap kasus berat yang menunjukkan tanda bahaya yang tidak dapat diatasi serta
pada kasus yang dicurigai keganasan.
4.3.4.8 Pencatatan dan pelaporan
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).
4.4. Proses
4.4.1 Perencanaan
Ada perencanaan tertulis mengenai :
4.4.1.1 Konseling
Dilakukan Senin sampai Jumat oleh bidan di Puskesmas dengan memberikan sesi
konseling perorangan wawancara atau anamnesa.
4.4.1.2 Penyuluhan Kelompok
Dilakukan berkelompok satu kali setiap bulan di setiap desa oleh bidan.
4.4.1.3 Penapisan kanker leher rahim
Dilakukan di hari Senin sampai Jumat oleh bidan di Puskesmas atau tempat lain
secara berkelompok oleh bidan desa serta satu bulan diadakan satu kali di setiap desa.
14
4.4.1.4 Penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim
Single Visit Approach yaitu dilakukan krioterapi untuk IVA positif pada saat itu juga.
Dilakukan hari Senin sampai Jumat oleh dokter atau bidan terlatih di Puskesmas atau
tempat lain secara berkelompok serta satu bulan diadakan satu kali di setiap desa.
4.4.1.5 Penanganan efek samping dan komplikasi yang ringan
Dilakukan Senin – Jumat oleh dokter / bidan di Puskesmas berupa penanganan efek
samping dan komplikasi ringan yang diakibatkan IVA test atau krioterapi.
4.4.1.6 Penapisan kanker payudara
Dilakukan Senin sampai Jumat oleh bidan di Puskesmas atau tempat lain secara
berkelompok oleh bidan desa serta satu bulan diadakan satu kali di setiap desa.
4.4.1.7 Pelayanan rujukan
Dilakukan Senin – Jumat oleh dokter maupun bidan di Puskesmas, berupa sistem
rujukan bagi pasien dengan efek samping maupun komplikasi yang berat yang tidak
dapat ditangani oleh tenaga medis di Puskesmas.
4.4.1.8 Pencatatan dan pelaporan
Setiap akhir bulan oleh bidan di Puskesmas, berupa kegiatan pencatatan hasil kegiatan
program pencegahan kanker rahim dan payudara di puskesmas setempat dan
dilaporkan setiap bulan.
15
4.4.2 Pengorganisasian
Struktur organisasi tertulis dan pemberian tugas yang teratur dalam melaksanakan
tugasnya.
Gambar 2 Pengorganisasian Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di Puskesmas
Tempuran
16
Kepala Puskesmas
H.Surisno, SKM
Penanggung jawab
Pelaksana Pelayanan IVA
dr. budi soetrisno
Bd. St. Nurlaela Bd. Gita Bd. St. Aisyah
Bidan-Bidan Desa
Koordinator IVA
Yeti, Am.Keb
4.4.3 Pelaksanaan
- Konseling :
Dilakukan kepada semua pasien pada Senin dan Rabu oleh bidan.
- Penyuluhan kelompok :
Dilakukan berkelompok satu bulan diadakan satu kali di setiap desa oleh bidan.
- Penapisan kanker leher rahim :
Dilakukan Senin dan Rabu di Puskesmas oleh bidan.
- Penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim :
Dilakukan hari Senin oleh Dokter terlatih di puskesmas.
- Penanganan efek samping dan komplikasi yang ringan :
Dilakukan Senin – Jumat oleh dokter / bidan.
- Penapisan kanker payudara :
Dilakukan Senin dan Rabu di Puskesmas oleh bidan.
- Pelayanan rujukan :
Senin – Jumat oleh dokter/bidan.
- Pencatatan dan pelaporan :
Dilakukan pada setiap akhir bulan oleh bidan.
4.4.4 Pengawasan
- Pencatatan dan pelaporan : Bulanan
- Rapat : Bulanan
- Cakupan Penapisan Kanker Leher Rahim di Puskesmas Tempuran periode
Januari sampai dengan desember 2013
-
17
4. 5 Keluaran
- Perkiraan Target Sasaran
- Data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2005, perempuan usia 30-50 tahun
29% dari jumlah perempuan.
- Jumlah sasaran penapisan Puskesmas Tempuran
- = 29 % x jumlah perempuan
- = 29 % x 31.557
- = 9.151 orang perempuan
- Target penapisan = 80 % x 9.151
- = 7.320 orang perempuan
- Target yang akan ditapis tiap tahun = 7320 : 5*
- = 1.464 orang perempuan
- (dibagi 5 karena ingin mengetahui dalam 5 tahun baik yang IVA positif atau IVA
negatif dan ada atau tudak adanya benjolan payudara untuk rutin periksa setiap
tahunnya)
4.5.1 Cakupan Konseling di Puskesmas Tempuran periode Januari sampai dengan
desember 2013.
Persentase Konseling
= Jumlah penapisan kanker leher rahim dan payudara x 100%
Jumlah target perempuan yang mendapatkan konseling
= 474 x 100%
1464
= 32,88%
18
4.5.2 Cakupan Penyuluhan Kelompok di Puskesmas Tempuran periode Januari sampai
dengan desember 2013
Keluaran= Jumlah penyuluhan yang dilakukan dalam setahunJumlah penyuluhan yang harus dilakukan dalam setahun
x100
Jumlah penyuluhan yang dilakukan dalam setahun : Tidak terdapat data
secara tertulis
Jumlah penyuluhan yang harus dilakukan dalam setahun : 12 kali
Keluaran=Tidak terdapat data12
x 100
Keluaran=0 %
19
Tabel 1. Jumlah Penapisan Kanker Leher Rahim Puskesmas Tempuran periode
Januari 2013 sampai dengan Desember 2013
Bulan Inspeksi dengan Asam
Asetat
IVA (+) Krioterapi Rujukan Komplikasi
Januari 2013
Februari 2013
Maret 2013
April 2013
Mei 2013
Juni 2013
Juli 2013
Agustus 2013
September 2013
Oktober 2013
November 2013
Desember 2013
15
7
19
55
50
56
7
20
129
34
32
50
0
0
0
2
1
1
0
0
2
0
0
0
0
0
0
2
1
1
0
0
2
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Total 474 6 6 5 0
Persentase Penapisan Kanker Leher Rahim
= Pencapaian Penapisan Kanker Leher Rahim x 100 %
Jumlah perempuan usia 30-50 tahun
= 474 x 100 %
1.464
= 32,88 %
20
Maka kesenjangan cakupan penapisan kanker leher rahim = 100 – 32,88%
= 67,12%
4.5.4 Cakupan Penapisan dengan Hasil IVA Positif di Puskesmas Tempuran periode
Januari sampai dengan desember 2013
Persentasi Penapisan dengan Hasil IVA Positif
= Penapisan dengan Hasil IVA Positif x 100%
Jumlah yang ditapis
Jumlah individu yang IVA positip : 19 jiwa
Jumlah individu yang diperiksa IVA : 475 jiwa
= 6 x 100 %
474
= 1,26 %
4.5.5 Cakupan Penanganan dengan Krioterapi pada Penapisan Kanker Leher Rahim di
Puskesmas Tempuran periode Januari sampai dengan desember 2013
Persentasi penanganan dengan krioterapi
= Penanganan dengan krioterapi x 100%
Penapisan dengan hasil IVA positif
= 6 x 100 %
6
= 100 %
4.5.6 Cakupan Penanganan Efek Samping dan Komplikasi yang Ringan di Puskesmas
Tempuran periode Januari sampai dengan desember 2013
Tidak ada kasus dari efek samping atau komplikasi ringan.
21
4.5.7 Cakupan Pelayanan Temuan Kasus Rujukan Penapisan Kanker Leher Rahim di
Puskesmas Tempuran periode Januari sampai dengan desember 2013
Persentase Temuan Kasus Rujukan Kanker Leher Rahim
= Temuan Kasus Rujukan Kanker Leher Rahim x 100%
Penapisan dengan hasil IVA positif
= 5 x 100 % = 83,33%
6
Tabel 2. Jumlah Penapisan Kanker Payudara Puskesmas Tempuran
periode Januari 2013 sampai Desember 2013
Bulan Clinical Breast Examination Benjolan (+) Rujukan
Januari 2013 15 1 0
Februari 2013 7 0 0
Maret 2013 19 1 0
April 2013 55 1 0
Mei 2013 50 0 0
Juni 2013 56 0 0
Juli 2013 7 0 0
Agustus 2013 20 0 0
September 2013 0 0 0
Oktober 2013 34 1 0
November 2013 32 0 0
Desember 2013 50 1 1
Total 345 5 1
Persentase Penapisan Kanker Payudara
22
= Pencapaian Penapisan Kanker Payudara x 100 %
Jumlah target perempuan usia 30-50 tahun
= 475 x 100 % = 32,44% 1.464
Maka kesenjangan cakupan penapisan kanker payudara = 100 – 32,44%
= 67,56%
4.5.9 Cakupan Penapisan Kanker Payudara dengan Benjolan Positif di Puskesmas
Tempuran periode Januari sampai dengan desember 2013.
Persentasi Penapisan dengan Hasil Benjolan Positif
= Penapisan dengan Hasil Benjolan Positif x 100% Jumlah yang ditapis = 5 x 100 % 475= 1,45 %
4.5.10 Cakupan Pelayanan Rujukan pada Penapisan Kanker Payudara di Puskesmas
Tempuran periode Januari sampai dengan desember 2013.
Persentase Temuan Kasus Rujukan Kanker Payudara
= Temuan Kasus Rujukan pada Penapisan Kanker Payudara x 100%
Kasus dengan benjolan
= 1 x 100 %
5
= 20 %
4.6. Lingkungan
4.6.1 Fisik
- Lokasi : daerah cukup luas
- Transportasi : Sarana transportasi tidak mendukung
- Fasilitas kesehatan lain : ada
4.6.2 Non Fisik
23
- Pendidikan : Mayoritas berpendidikan rendah sebanyak 8.571 orang
- Sosial Ekonomi : Mayoritas bekerja sebagai Petani 8.655 orang
- Agama : Mayoritas beragama Islam
- Dukungan suami : Mayoritas istri akan meminta persetujuan suami
4.7. Umpan Balik
4.7.1.1 Pencatatan dan pelaporan yang lengkap dan sesuai
dengan waktu yang ditentukan akan dapat
digunakan sebagai masukan
Ada
4.7.2 Rapat kerja yang membahas laporan kegiatan setiap
bulannya untuk mengevaluasi program yang telah
dijalankan Ada
4.8. Dampak
4.8.1 Langsung
- Menurunkan jumlah kesakitan Belum dapat dinilai
- Menurunkan jumlah kematian Belum dapat dinilai
4.8.2 Tidak Langsung
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Belum dapat dinilai
Bab V
24
Pembahasan
5.1 Masalah Menurut Variabel Keluaran :
No. Variabel Tolok ukur Cakupan Masalah
1. Persentase penapisan kanker
leher rahim
100% 32,88 % 67,12 %
2. Persentase penapisan kanker
payudara
100% 23,56 % 76,44 %
5.2 Masalah Menurut Variabel Proses :
No. Variabel Tolok ukur Cakupan Masalah
1. Konseling Dilakukan Senin – Jumat oleh
bidan di Puskesmas dengan
memberikan sesi konseling
perorangan wawancara atau
anamnesa
Dilakukan hari Senin dan
Rabu, oleh bidan di
Puskesmas.
(+)
2. Penyuluhan
kelompok
Satu bulan diadakan satu kali di
setiap desa.
Satu bulan hanya dua
desa , jadi satu desa bisa
diadakan beberapa bulan
selanjutnya
(+)
3. Penapisan
Kanker dan
Leher Rahim
Dilakukan Senin – Jumat oleh
bidan di Puskesmas atau tempat
lain secara berkelompok oleh
bidan desa serta satu bulan
diadakan satu kali di setiap
desa.
Di jadwalkan tiap hari Senin
dan Rabu oleh bidan di
Puskesmas.
(+)
25
4. Penanganan
dengan
krioterapi
Single Visit Approach.
Dilakukan Senin – Jumat oleh
dokter atau bidan terlatih di
Puskesmas atau tempat lain
secara berkelompok serta satu
bulan diadakan satu kali di
setiap desa.
Dilakukan hari Senin oleh
Dokter terlatih di
Puskesmas.
(+)
5. Penapisan
kanker
payudara
Dilakukan Senin – Jumat oleh
bidan di Puskesmas atau tempat
lain secara berkelompok oleh
bidan desa serta satu bulan
diadakan satu kali di setiap desa
Dilakukan hari Senin dan
Rabu oleh bidan di
Puskesmas.
(+)
5.3 Masalah menurut variabel Lingkungan :
No. Variabel Tolok Ukur Cakupan Masalah
1. Non-Fisik: Pendidikan Tidak menjadi
faktor
penghambat
Mayoritas
berpendidikan
rendah sebanyak
8.571 orang
(menjadi faktor
penghambat).
(+)
2. Non-Fisik : Dukungan
suami
Tidak menjadi
faktor
penghambat
Mayoritas istri
akan meminta
persetujuan
suami (menjadi
faktor
penghambat).
(+)
Variabel selain tertera diatas tidak memiliki masalah berdasarkan tolok ukur
keberhasilan
26
Bab VI
Perumusan Masalah
6. 1. Masalah menurut keluaran (masalah sebenarnya) :
6.1.1 Cakupan penapisan kanker leher rahim sebesar 32,88% masih kurang dari target
sebesar 100% dan kesenjangannya sebesar 67,12%
6.1.2 Cakupan penapisan kanker payudara sebesar 23,56% masih kurang dari target sebesar
100% dan kesenjangannya sebesar 76,44%
6. 2. Masalah lain (penyebab) :
6.2.1 Konseling hanya dilakukan pada hari Senin dan Rabu oleh Bidan di Puskesmas.
6.2.2 Kegiatan penyuluhan kelompok tidak di lakukan di tiap desa 1 bulan 1 kali
6.2.3 Penapisan kanker leher rahim hanya dilakukan pada hari Senin dan Rabu oleh bidan
di Puskesmas.
6.2.4 Penanganan krioterapi hanya dilakukan pada hari Senin oleh Dokter terlatih di
Puskesmas.
6.2.5 Penapisan kanker payudara hanya dilakukan pada hari Senin dan Rabu oleh Bidan di
Puskesmas.
6.2.6 Mayoritas penduduk di Kecamatan Termpuran Kabupaten Karawang berpendidikan
rendah.
6.2.7 Mayoritas perempuan akan meminta persetujuan suami untuk setiap tindakan.
27
Bab VII
Penyelesaian Masalah
7. 1. Masalah 1 :
Cakupan penapisan kanker leher rahim masih kurang (32,44%) dari target sebesar 100%
Penyebab :
- Konseling hanya dilakukan pada hari Senin dan Rabu oleh Bidan di Puskesmas.
- Penapisan kanker leher rahim hanya dilakukan pada hari Senin dan Rabu oleh bidan
di Puskesmas.
- Pelaksanaan kegiatan penyuluhan kelompok belum efektif
- Mayoritas perempuan akan meminta persetujuan suami untuk setiap tindakan.
- Mayoritas penduduk di Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang berpendidikan
rendah.
Penyelesaian :
- Dokter yang terlatih dapat melatih kembali para bidan untuk melakukan konseling dan
tindakan penapisan kanker mulut rahim dengan metode IVA sehingga kegiatan ini
dapat dilakukan seperti pada perencanaan awal.
- Menggalakkan kegiatan penyuluhan kelompok dan konseling secara rutin untuk
meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pencegahan
kanker leher rahim dan payudara. Penyuluhan diadakan dengan sistem lintas sektoral,
artinya ada kerja sama dari puskesmas dengan pihak luar seperti media massa,
pamong desa, tokoh agama, sponsor bakti sosial, PKK, yang dilakukan secara rutin.
Adanya penghargaan pada kegiatan juga bisa meningkatkan motivasi dari masing-
masing pihak sehingga dapat terus dilaksanakan dengan rutin Mengadakan
penyuluhan tidak hanya untuk kelompok perempuan, namun juga dilakukan untuk
kelompok pria untuk meningkatkan tingkat pengetahuan tentang kanker leher rahim
dan payudara sehingga diharapkan adanya dukungan dari pihak pria terhadap kegiatan
pencegahan kanker leher rahim.
- Melengkapi kegiatan penyuluhan dengan data tertulis baik perencanaan, pelaksanaan,
dan hasil dari kegiatan sehingga kegiatan konseling dapat dinilai manfaatnya.
28
- Menggalakan cara mendatangi masyarakat secara langsung untuk dilakukan
penapisan.
7.2 Masalah 2:
Cakupan penapisan kanker payudara masih kurang (23,56%) dari target sebesar 100%.
Penyebab :
- Konseling hanya dilakukan pada hari Senin dan Rabu oleh Bidan di Puskesmas.
- Pelaksanaan kegiatan penyuluhan kelompok belum efektif
- Penapisan kanker payudara hanya dilakukan pada hari Senin dan Rabu oleh bidan di
Puskesmas.
- Mayoritas penduduk di Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang berpendidikan
rendah.
Penyelesaian :
- Dokter melatih kembali para bidan untuk melakukan konseling dan tindakan metode
BCE kanker payudara sehingga kegiatan ini dapat dilakukan seperti pada
perencanaan awal.
- Menggalakkan kegiatan penyuluhan secara rutin untuk meningkatkan tingkat
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pencegahan kanker payudara.
- Melengkapi kegiatan penyuluhan dengan data tertulis baik perencanaan, pelaksanaan,
dan hasil dari kegiatan sehingga kegiatan konseling dapat dinilai manfaatnya.
29
Bab VIII
Kesimpulan dan Saran
8. 1. Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program deteksi din kanker leher rahim dan payudara yang
dilakukan dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Kecamatan Tempuran, Kabupaten
Karawang periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013 didapatkan :
1. Cakupan konseling sebesar 100%.
2. Penyuluhan kelompok belum efektif
3. Cakupan penapisan kanker leher rahim sebesar 32,44%.
4. Cakupan penapisan kanker leher rahim dengan IVA positif yaitu 4%.
5. Cakupan penanganan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim sebesar 100%.
6. Cakupan penanganan efek samping dan komplikasi yang ringan 0%.
7. Cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher rahim 10,52%.
8. Cakupan penapisan kanker payudara sebesar 32,44%.
9. Cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker payudara 0%.
Dipilih satu prioritas masalah, yaitu :
1. Cakupan penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara masih kurang sebesar
(32,88%) dari target sebesar 100%.
30
8. 2. Saran
Apabila saran ini dapat dijalankan dengan benar, maka diharapkan masalah ini tidak
akan kembali muncul di Puskesmas Kecamatan Tempuran sebagai pokok masalah, yaitu
dengan :
- Diharapkan agar Dokter yang terlatih dapat melatih kembali para bidan untuk melakukan
tindakan penapisan IVA tes dan CBE sehingga tindakan IVA tes dan CBE dapat
dilaksanakan lebih banyak dan sering lagi sehingga cakupan target dapat tercapai.
- Mengadakan penyuluhan tidak hanya untuk kelompok perempuan, namun juga dilakukan
pada kelompok pria atau suami - suami untuk meningkatkan tingkat pengetahuan akan
pentingnya pencegahan kanker leher rahim dan payudara sehingga diharapkan adanya
dukungan dari pihak pria terhadap kegiatan pencegahan kanker leher rahim.
- Kegiatan penyuluhan harus dilakukan dengan rutin bekerja sama dengan pihak-pihak luar,
seperti pamong desa, tokoh agama dan organisasi sosial lainnya sehingga dengan
dukungan peran aktif masyarakat dapat mempermudah dan memfasilitasi kegiatan
penyuluhan. Penyuluhan yang diadakan akan lebih bersifat interaktif dan dinamis dengan
mengikutsertakan narasumber dokter atau mereka yang menderita kanker mulut rahim atau
kanker payudara sehingga kesadaran masyarakat akan meningkat seiring peningkatan
pengetahuan masyarakat. Pihak Puskesmas juga membuat usulan kepada Suku Dinas
Kesehatan tentang penyediaan media-media promosi pencegahan kanker mulut rahim dan
kanker payu dara seperti spanduk, poster, video dan pamflet di wilayah Kecamatan
Tempuran, sehingga diharapkan pada tahun berikutnya dengan diadakan kegiatan rutin ini,
cakupan penapisan kanker leher rahim dan payudara dapat meningkat dan dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker payudara dan kanker leher
rahim.
- Diadakannya cara dengan mendatangi langsung masyarakat.
31
Daftar Pustaka
1. World Health Organization. Comprehensive Cervical Cancer Control. A Guide to
Essential Practice. Geneva : WHO, 2006.
2. Sankaranarayanan R, Budukh AM, Rajkumar R, Effective Screening programmes for
cervical cancer in low- and middle-income developing countries. Bulletin of the World
Health Organization, 2001; 79:954-962
3. Petignat P, Roy M.. Diagnosis and management of cervical cancer. BMJ 2007;335:765-
768.
4. Aziz, MF. Masalah pada kanker serviks. Cermin Dunia Kedokteran, Jakarta, 2001:
133;5-7.
5. Dirjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, Badan Registrasi Kanker IAPI,
Yayasan Kanker Indonesia. Kanker di Indonesia tahun 1997, Data histopatologik.
6. Tim Penanggulangan Kanker Terpadu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Kanker di
RSUPNCM tahun 1998. Jakarta 1999
7. Saslow D, Runowicz CD, Solomon D, Moscicki AB, Smith RA, Eyre HJ, Cohen C,
American Cancer Society: American Cancer Society guidelines for the early detection of
cervical neoplasia and cancer. CA Cancer J Clin 2002, 52:342-362. PubMed Abstract |
Publisher Full Text .
8. Rasjidi, I. Epidemiologi Kanker Serviks. Jurnal Kanker Indonesia Vol 3 No. III: hal 103-
108, Juli- September , Jakarta, 2009.
9 Irawan. Deteksi dini kanker serviks dengan IVA tes. Diunduh dari
http://www.harianjoglosemar.com tanggal 1 Agustus 2013.
10 Data penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara 2012 di Kabupaten Karawang.
.
32