Epistaksis Posterior Et Causa Curiga Hipertensi Dan Kelainan

Post on 20-Dec-2015

94 views 12 download

description

epis

Transcript of Epistaksis Posterior Et Causa Curiga Hipertensi Dan Kelainan

Epistaksis Posterior et causa Curiga Hipertensi

Presentan:Anita Tri Kusuma

IdentitasNama : Tn. AJenis Kelamin : Laki – lakiUsia : 45 th

Anamnesis :Seorang laki-laki berumur 45 tahun datang dengan keluhan keluar darah dari hidung yang tidak berhenti sejak 8 jam sebelum masuk rumah sakit, darah mengalir dirasakan sampai keluar dari mulut. Penderita merasakannya secara tiba-tiba disertai pusing, mual tetapi tidak muntah. Pasien belum melakukan penanganan apapun kecuali membersihkan darah yang mengalir. Penderita mengaku belum pernah mengalami keluhan serupa, tidak ada riwayat operasi, tidak menjalani pengobatan jangka panjang, tidak ada riwayat trauma, penyakit serius maupun alergi. Penderita tampak lemah dan kesakitan dengan tekanan darah 140/90 mmHg.

Pemeriksaan fisik:Telinga : ad - as

- Auricula: tampak tenang, tidak ada kelainan congenital, tidak ada tanda-tanda peradangan, tidak fistula, sikatrik, edema, benjolan, hiperemi.- CAE: serumen – otore-, membrane timpani utuh.

Hidung : Cairan darah mengalir dari kedua

lubang hidung, mukosa menebal, hiperemi, septum deviasi (-), konka hipertrofi, nyeri pada palpasi, krepitasi (-)

Cont..Tenggorokan :

Orofaring: tidak ada tanda-tanda peradangan, tidak ada jaringan granulasi, edema (-) sekret darah (+), post nasal drip (+), tonsil T1-T1, lateral band, lendir (+), penebalan mukosa (-), palatum mole: tidak ada tanda-tanda peradangan.

Laboratorium : dbnRongent Thorax : dbn

Cont...Diagnosis :

epistaksis posterior et causa curiga hipertensiPenatalaksanaan :

- Tampon kapas yang telah dibasahi dengan adrenalin 1/10.000 dan lidocain atau pantocain 2% => masukkan kedalam hidung => 3 – 5 menit

- injeksi Intermoxil 2x1 gr, injeksi kalnex 3x1 A, dan injeksi Ketorolac 3 x 30 mg, dan Adona (drip) 2x1.

Latar BelakangEpistaksis adalah perdarahan melalui hidung

yang dapat berasal dari rongga hidung, sinuspara nasal atau nasofaring

Epistaksis AnteriorSumber perdarahan :

- pleksus kiselbach Sering terjadi pd anak2- a. etmoid anterior dapat sembuh sendiri

Vassa DarahBag. Bawah

cab. A. Karotis Interna A.Maxillaris Interna - a. Palatina mayor,- a. Sfenopalatina

Bag. Depan cab. a. Facialis

Vena Berjalan berdampingan

dg arteri, bermuara ke v. Oftalmika-berhub. dg sinus kavernosus

Tidak berkatup resiko penyebaran infeksi s.d. intrakranial

Epistaksis posteriorSumber perdarahan :

- a. Sfenopalatina pd pasien hipertensi, - a. Etmoid posterior arteriosklerosis

Pleksus Kiesselbach

Pleksus Kiesselbach (Little’s Area) – anastomosis cab2.:

- a. Sfenopalatina- a. Etmoid anterior- a. Labialis sup.- A. Palatina mayor

Letak superfisial mudah cidera sumber epistaksis

EtiologiSebab lokal :

- trauma : ex : mengeluarkan ingus dgn kuat, bersin, mengorek hidung, terpokul, terjatuh- infeksi : rinitis, sinusitis, granuloma spesifik (lupus, sifilis, lepra)- neoplasma : karsinoma, hemangioma, angiofibroma => epistaksis berat- kelainan konginental : teleangiektasis hemoragik herediter- kelainan sistemik : penyakit kardiovaskuler, kelainan darah (trombositopenia, hemofilia, dan leukimia), infeksi ( DBD, tifoid, influenza, morbili), perubahan tekanan atmosfer (caisson dissease-> sering pd penyelam) dan gangguan endokrin

PemeriksaanPemeriksaan yang adekuat menggunakan speculum

hidung untuk membersihkan, dan observasi tempat penyebab perdarahan.

Pemeriksaan lain yang diperlukan berupa:- rinoskopi anterior - rinoskopi posterior- rotgen atau - CT scan sinus paranasal, dan - skrining terhadap koagulopati.

Prinsip utama dalam menanggulangi epistaksis yaitu menghentikan perdarahan, mencegah komplikasi dan berulangnya epistaksis.

PenatalaksanaanEpistaksis Posterior :

pemasangan tampon Bellocq. Tampon ini harus menutupi koane (nares posterior). Tampon dipasang selama 2-3 hari disertai dengan pemberian antibiotik peroral untuk mencegah infeksi pada sinus maupun telinga tengah

Lanjutan.... Pemasangan tampon dapat menyebabkan

sinusitis, otitis media dahkan septicemia. Oleh karena itu antibiotic harus selalu diberikan pada setiap pemasangan tampon hidung. Setelah 2-3 hari tampon harus dicabut, meskipun akan dipasang tampon baru bila masih ada perdarahan. Selama pemasangan tampon, kenyamanan pasien akan terganggu sehingga perlu diberikan analgetik atau sedative untuk mengontrol rasa nyeri.

Lanjutan...Disamping tindakan ini juga bisa diberikan

hemostatik untuk membantu menghentikan perdarahan. Sebagai akibat perdarahan yang hebat dapat terjadi anemia dan syok serta turunnya tekanan darah yang mendadak dapat menimbulkan masalah pada jantung sehingga harus diberikan infus atau transfusi darah secepatnya.

SEKIAN...

SYUKRON...