EPIDEMIOLOGI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT ENTEROHEPATIK · 3. Pemasangan infus 4. Pemberian anti nyeri...

Post on 14-Nov-2020

8 views 0 download

Transcript of EPIDEMIOLOGI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT ENTEROHEPATIK · 3. Pemasangan infus 4. Pemberian anti nyeri...

EPIDEMIOLOGI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT ENTEROHEPATIK

epidemiologi

• Didefinisikan oleh International Epidemiological Association sebagai “ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan (faktor yang menentukan) dari keadaan atau peristiwa terkait kesehatan pada populasi tertentu, dan aplikasi dari ilmu tersebut untuk mengendalikan masalah-masalah kesehatan” (Center for Disease Control and Prevention, 2004)

Definisi tersebut dapat dipecah menjadi kata kunci-kata kunci berikut:

1) Ilmu

Sebagai ilmu pengetahuan atau sains yang merupakan dasar dari ilmu kesehatan masyarakat, epidemiologi menggunakan metode ilmiah melalui metode penelitian dan biostatistika, untuk menarik kesimpulan yang benar (valid) dan dapat diandalkan untuk jangka panjang (reliabel).

2) Distribusi

Epidemiologi mempelajari distribusi frekuensi dan pola dari penyakit/masalah kesehatan berdasarkan tempat, orang, dan waktu. Pendekatan ini sering disebut dengan epidemilogi deskriptif.

3) Determinan • Epidemiologi mempelajari determinan penyakit pada

populasi tertentu. Pendekatan ini sering disebut dengan epidemiologi analitik.

• Pada epidemiologi analitik, dipelajari hubungan sebab akibat antara paparan dengan terjadinya penyakit.

• Penggunaan istilah determinan mencakup faktor risiko dan penyebab penyakit. Faktor risiko dimaknai sebagai hal-hal yang meningkatkan peluang atau kemungkinan untuk terjadinya penyakit atau masalah kesehatan, baik ada hubungan sebab akibat atau tidak.

• Dengan demikian, pada epidemiologi analitik, kita tidak sekedar bertanya mengenai What, who, where, dan when, melainkan bertanya mengenai how dan why.

4) Keadaan atau peristiwa terkait kesehatan

• Dahulu, penyakit menular memang banyak menjadi perhatian dari epidemiologi. Tetapi, hal ini tidak sepenuhnya benar karena praktek epidemiologi saat ini menunjukkan bahwa epidemiologi juga telah diterapkan pada kejadian kesehatan dalam pengertian yang lebih luas.

• Dengan demikian, selain masalah infeksi, masalah lingkungan, penyakit kronik, masalah perilaku, dan trauma juga menjadi obyek dari epidemiologi.

HEPATITIS

• Penyakit Hepatitis merupakan masalah kesehatanmasyarakat di dunia termasuk di Indonesia, yang terdiridariHepatitis A, B, C, D dan E.

• Hepatitis A dan E sering muncul sebagai kejadian luarbiasa, ditularkan secara fecal oral dan biasanyaberhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat, bersifat akut dan dapat sembuh dengan balk.

• Sedangkan Hepatitis B, C dan D (jarang) ditularkansecara parenteral, dapat menjadi kronis danmenimbulkan cirrhosis dan lalu kanker hati.

• Hepatitis virus merupakan sebuah fenomenagunung es, dimana penderita yang tercatatatau yang datang kelayanan kesehatan lebihsedikit dari jumlah penderita sesungguhnya.

• Mengingat penyakit ini adalah penya kitkronis yang menahun, dimana pada saat orang tersebut telah terinfeksi, kondisi masih sehatdan belum menunjukkan gejala dan tandayang khas, tetapi penularan terus berjalan.

• Melihat kenyataan bahwa Hepatitis merupakan masalahkesehatan masyarakat yang serius baik di nasional maupunglobal, maka pada tahun 2010 pada sidang WHA (World Health Assembly) ke 63 di Genevatanggal 20 Mel 2010, Indonesia bersama Brazil danColombia menjadi sponsor utama untuk keluarnyatentang Hepatitis virus, sebagai Global Public Health Concern.

• Usulan ini diterima dan keluarlah resolusiHepatitis nomor 63.18 yang menyatakan bahwa:• Hepatitis virus merupakan salah satu agenda prioritas

dunia• Tanggal 28 Juli ditetapkan sebagai Hari Hepatitis Sedunia.

Hepatitis A

Masalah Kesehatan

• Hepatitis A adalah infeksi akut di liver yang disebabkan oleh hepatitis A virus (HAV), sebuah virus RNA yang disebarkan melalui rute fekal oral.

• Lebih dari 75% orang dewasa simtomatik, sedangkan pada anak < 6 tahun 70% asimtomatik.

• Kurang dari 1% penderita hepatitis A dewasa berkembang menjadi hepatitis A fulminan.

Faktor Risiko

1. Sering mengkonsumsi makanan atau minuman yang tidak terjaga sanitasinya.

2. Menggunakan alat makan dan minum dari penderita hepatitis.

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan 1. Asupan kalori dan cairan yang adekuat 2. Tirah baring 3. Pengobatan simptomatik

a. Demam: Ibuprofen 2x400mg/hari. b. Mual: antiemetik seperti Metoklopramid 3x10 mg/hari atau Domperidon 3x10mg/hari. c. Perut perih dan kembung: H2 Bloker (Simetidin 3x200 mg/hari atau Ranitidin 2x 150mg/hari) atau Proton Pump Inhibitor (Omeprazol 1 x 20 mg/hari).

Rencana Tindak Lanjut Kontrol secara berkala untuk menilai hasil pengobatan.

Konseling dan Edukasi (pencegahan)

1. Sanitasi dan higiene mampu mencegah penularan virus.

2. Vaksinasi Hepatitis A diberikan kepada orang-orang yang berisiko tinggi terinfeksi.

3. Keluarga ikut menjaga asupan kalori dan cairan yang adekuat, dan membatasi aktivitas fisik pasien selama fase akut.

Hepatitis B

Masalah Kesehatan • Hepatitis B adalah virus yang menyerang hati, masuk

melalui darah ataupun cairan tubuh dari seseorang yang terinfeksi.

• Virus ini tersebar luas di seluruh dunia dengan angka kejadian yang berbeda-beda.

• Virus Hepatitis B telah menginfeksi sejumlah 2 milyar orang di dunia, sekitar 240 juta orang di antaranya menjadipengidap Hepatitis B kronik, sedangkan untuk penderita

• Tingkat prevalensi hepatitis B di Indonesia sangat bervariasi berkisar 2,5% di Banjarmasin sampai 25,61% di Kupang, sehingga termasuk dalam kelompok negara dengan endemisitas sedang sampai tinggi.

• Indonesia merupakan negara dengan endemisitas tinggiHepatitis B, terbesar kedua di negara South East AsianRegion (SEAR) setelah Myanmar.

• Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), studidan uji saring darah donor PMI maka diperkirakan di antaraloo orang Indonesia, 10 di antaranya telah terinfeksiHepatitis B atau C.Sehingga saat ¡ni diperkirakan terdapat 28 juta pendudukIndonesia yang terinfeksi Hepatitis B dan C, 14 juta diantaranya berpotensi untuk menjadi kronis, dan dan yang kronis tersebut 1,4 juta orang berpotensi untuk menderitakanker hati.

• Besaran masalah tersebut tentunya akan berdampak sangatbesar terhadap masalah kesehatan masyarakat, produktifitas, umur hara pan hidup, dan dampak sosialekonomi lain nya.

• Infeksi hepatitis B dapat berupa keadaan yang akut dengan gejala yang berlangsung kurang dari 6 bulan. Apabila perjalanan penyakit berlangsung lebih dari 6 bulan maka kita sebut sebagai hepatitis kronik (5%).

• Hepatitis B kronik dapat berkembang menjadi sirosis hepatis, 10% dari penderita sirosis hepatis akan berkembang menjadi hepatoma.

Faktor Risiko

1. Mempunyai hubungan kelamin yang tidak aman dengan orang yang sudah terinfeksi hepatitis B.

2. Memakai jarum suntik secara bergantian terutama kepada penyalahgunaan obat suntik.

3. Menggunakan alat-alat yang biasa melukai bersama-sama dengan penderita hepatitis B.

4. Orang yang bekerja pada tempat-tempat yang terpapar dengan darah manusia.

5. Orang yang pernah mendapat transfusi darah sebelum dilakukan pemilahan terhadap donor.

6. Penderita gagal ginjal yang menjalani hemodialisis. 7. Anak yang dilahirkan oleh ibu yang menderita hepatitis B.

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan 1. Asupan kalori dan cairan yang adekuat 2. Tirah baring 3. Pengobatan simptomatik

a. Demam: Ibuprofen 2x400mg/hari. b. Mual: antiemetik seperti Metoklopramid 3x10 mg/hari atau

Domperidon 3x10mg/hari. c. Perut perih dan kembung: H2 Bloker (Simetidin 3x200 mg/hari atau

Ranitidin 2x 150mg/hari) atau Proton Pump Inhibitor (Omeprazol 1 x 20 mg/hari).

Rencana Tindak Lanjut Kontrol secara berkala untuk menilai hasil pengobatan.

Konseling dan Edukasi (pencegahan)

1. Memberi edukasi pada keluarga untuk ikut mendukung pasien agar teratur minum obat karena pengobatan jangka panjang.

2. Pada fase akut, keluarga ikut menjaga asupan kalori dan cairan yang adekuat, dan membatasi aktivitas fisik pasien.

3. Pencegahan penularan pada anggota keluarga dengan modifikasi pola hidup untuk pencegahan transmisi dan imunisasi.

Hepatitis C di dunia diperkirakan sebesar 170 juta orang. Sebanyak 1,5 juta pendudukdunia meninggal setiap tahunnya karena Hepatitis.

Kolesistitis

Masalah Kesehatan

• Kolesistitis adalah reaksi inflamasi akut atau kronis dinding kandung empedu.

• Faktor yang mempengaruhi timbulnya serangan kolesistitis adalah stasis cairan empedu, infeksi kuman dan iskemia dinding kandung empedu.

• Penyebab utama kolesistitis akut adalah batu kandung empedu (90%) yang terletak di duktus sistikus yang menyebabkan stasis cairan empedu.

Faktor Risiko

1. Wanita

2. Usia >40 tahun

3. Sering mengkonsumsi makanan berlemak

4. Adanya riwayat kolesistitis akut sebelumnya.

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan 1. Tirah baring 2. Puasa 3. Pemasangan infus 4. Pemberian anti nyeri dan anti mual 5. Pemberian antibiotik:

a. Golongan penisilin: Ampisilin injeksi 500mg/6jam dan Amoksilin 500mg/8jam IV, atau

b. Sefalosporin: Seftriakson 1 gram/ 12 jam, Sefotaksim 1 gram/8jam, atau

c. Metronidazol 500mg/8jam

Konseling dan Edukasi (pencegahan)

• Keluarga diminta untuk mendukung pasien untuk menjalani diet rendah lemak dan menurunkan berat badan.

Usaha-usaha pencegahan adalah :

Masa sebelum sakit :

a. Mempertinggi nilai kesehatan (HealthPromotion)

b. Memberikan perlindungan khususterhadap sesuatu penyakit (spesificprotection)

Masa sakit :c. Mengenal dan mengetahui penyakit pada

tingkat awal serta mengadakan pengobatan yang tepat dan segera (Early diagnosis & Promt Treatment)

d. Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan sesuatu penyakit (Disability Limitation)

e. Rehabilitasi (Rehabilitation)

a. Mempertinggi nilai kesehatan

Usaha ini merupakan pelayanan terhadappemeliharaan kesehatan pada umumnya.

Beberapa usaha di antaranya :1. Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun

kuantitasnya2. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan :

penyediaan air bersih, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah kpd masyarakat

3. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat4. Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan

kepribadian yang baik.

b. Memberikan perlindungan khusus terhadapsuatu penyakit :

Usaha ini merupakan tindakan terhadap pencegahan penyakit-penyakit tertentu.

Beberapa usaha diantaranya :

Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu

Isolasi penderita penyakit menular

Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di lingkungan kerja

TERIMA KASIH