Post on 06-Aug-2015
Efek Terapi Hiperbarik Oksigen
Ketika oksigen dihirup pada konsentransi yang lebih tinggi dari yang ditemukan dalam atmosfir,
udara pada keadaan ini pertimbangkan sebagai obat. Berdasarkan definisi ini oksigen hiperbarik
kemudian dipastikan sebagai obat dan dapat dipergunakan dalam suatu terapi.
Terapi oksigen hiperbarik merupakan bentuk pengobatan, penderita harus berada dalam ruangan
bertekanan dan bernafas dengan oksigen murni (100%) pada tekanan udara lebih besar daripada
udara atmosfir normal, yaitu sebesar 1 atm (760 mmHg). Keadaan ini dapat dialami oleh
seseorang pada waktu menyelam atau berada dalam ruangan udara bertekanan tinggi (hyperbaric
chamber) yaitu suatu ruang kedap udara terbuat dari perangkat keras yang mampu diberikan
tekanan lebih besar dari 1 atm (ruang kompresi) beserta sumber oksigen dan sistem
penyalurannya ke dalam ruang rekompresi tersebut.
Dua efek penting yang mendasar pada terapi oksigen hiperbarik adalah:
1. Efek mekanik : meningkatnya tekanan lingkungan atau ambient yang memberikan
manfaat penurunan volume gelembung gas atau udara seperti pada terapi penderita
dekompresi akibat kecelakaan kerja penyelaman dan gas emboli yang terjadi pada
beberapa tindakan medis rumah sakit.
2. Efek biologi : efek peningkatan tekanan parsial oksigen dalam darah dan jaringan yang
memberikan manfaat terapeutik : bakteriostatik pada infeksi kuman anaerob, detoksikasi
pada keracunan karbon monoksida, sianida dan hidrogensulfida, reoksigenasi pada kasus
iskemia akut, crush injury, compartment syndrome maupun kasus iskemia kronis, luka
yang tidak sembuh, nekrosis radiasi, skin graft preparation dan luka bakar.
Oksigen memiliki dua fungsi besar dalam metabolisme seluler, hal yang paling penting yaitu
sebagai transfer elektron pada sistem oksidasi yang mana bertanggung jawab sekitar sembilan
puluh persen dalam konsumsi oksigen secara keseluruhan. Oksigen diperlukan oleh mitokondria
untuk fosforilasi oksidatif dan pembentukan ATP dimana lebih dari sembilan puluh persen dari
ATP yang dihasilkan ini dipergunakan untuk metabolisme seluler.
Pada awal penyembuhan luka, fibroblas mulai bermigrasi dan menghasilkan kolagen yang
merupakan matrik penting dalam prose penyembuhan luka sebagai sumber energi pada proses
perbaikan, juga diperlukan dalam metabolisme dan proses pemeliharaan jaringan.
Terapi oksigen hiperbarik sebenarnya merupakan terapi penunjang pada proses penyembuhan
luka, Sedangkan perawatan utamanya sendiri adalah debridement dan penjahitan jika diperlukan.
Namun demikian oksigen hiperbarik dapat mempercepat proses penyembuhan luka, sehingga
jaringan yang hipoksia memperlihatkan hasil yang baik pada terapi oksigen hiperbarik.
1. Efek Antimikroba
a. Oksigen mengganggu metabolisme bakteri. Tidak selektif namun bisa berlaku
untuk spectrum luas meliputi bakteri gram (+) dan gram (-). Sangat efektif pada
bakteri anaerob.
b. Hiperbarik oksigen mampu meningkatkan kerja fagositosis, yang dirusak oleh
efek hipoksia.
c. Hiperbarik oksigen dapat membentuk radikal bebas yang sangat toksik bagi
mikroorganisme.
2. Hiperoksigenisasi
a. Pada kondisi hiperbarik, O2 terlarut dalam darah lebih banyak.
b. Dalam darah: O2 terikat dgn hemoglobin dan O2 bebas dlm plasma. OHB
membuat O2 bebas dlm plasma >>, kadar O2 dlm jaringan disekitar pembuluh
darah >>.
c. O2 mampu merasuk 10-15 kali lebih jauh & lebih banyak.
d. Bermanfaat menangani gangguan hipoksia dan iskhemia
3. Neovaskularisasi
a. Timbul setelah beberapa kali sesi terapi
b. Adanya replikasi fibroblas
c. Terbentuknya kolagen baru
d. Tumbuhnya sel epitel pembuluh kapiler
Efek Samping
a) Mual
b) Keringat
c) Batuk
d) Sakit dada
e) Kedutan
f) Tinitus
Referensi
Mahdi Hariyanto, dkk. Ilmu Kesehatan Penyelaman dan Hiperbarik (Lakesla). 1999