Post on 19-Jun-2015
description
DIETETIKA PENY. INFEKSI DAN
DEFISIENSI
Pertemuan 1
Deskripsi mata kuliah
Pengertian pelayanan gizi terpadu
Penerapan prinsip diit dalam keadaan sakit.
Terapi diet : penyakit defisiensi , kegemukan atau pengaturan BB, saluran
cerna, infeksi, hati dan kantung empedu.
Tujuan kurikuler
Pada akhir pendidikan, peserta didik mampu memberikan pelayanan diet
secara terpadu dan berkesinambungan terhadap pasien dengan penyakit
saluran cerna, infeksi, peny.hati dan kantung empedu, juga pengaturan berat
badan.
Pokok bahasan
Terapi diet dalam upaya penyembuhan dan pemulihan.
Asuhan gizi terpadu dalam sistem pelayanan.
Standar makanan dan penggolongan menurut kepadatan.
Susunan menu dan cara memasak.
Langkah-langkah dalam pelayanan gizi pasien.
Penerapan diet penyakit defisiensi, saluran cerna, infeksi, penyakit hati dan
empedu, serta pengaturan Berat badan.
Sejarah
Hipocrates (460-370 SM) à makanan berperan untuk penyembuhan
penyakit . Contoh : (madu, air, serealia – menyembuhkan diare dan demam).
1
Florence Nightingale (l854) : pioner di bidang perawatan dan dietetik
(makanan dapat mengobati prajurit yang luka).
DR. FW Facy (l870) : mengajar food dan dietetic. Perlunya makanan yang
sesuai untuk orang sakit dan sehat . Jika pengelolaan makanan tidak baik dapat
menyebabkan gizi kurang/buruk.
Perkembangan di Indonesia
1888 berdiri lab. Kesehatan oleh Belanda dan tahun l938 diubah menjadi
lembaga Eykman di Indonesia
1950/1951 berdiri sekolah mendidik ahli diet 1 tahun--- disempurnakan 3
tahun
2004 --- dikembangkan pendidikan Gizi Strata I
Pendidikan Gizi : tenaga ahli madya dan ahli gizi.
Perkembangan konsep sehat
Masy primitif : sehat berarti bebas dari penyakit
à pelayanan sifatnya kuratif
Masy modern : sehat perlu dikelola dan disiapkan à preventif
Pencegahan penyakit à kesehatan dan kualitas hidup masyarakat meningkat
termasuk angka harapan hidup bangsa
5 level pencegahan penyakit : promosi, preventif, pencegahan dini, kuratif dan
rehabilitatif
Perkembangan konsep gizi
Masyarakat makin maju -à faktor lingkungan dan perilaku merupakan faktor
utama menyebabkan seseorang sakit
Faktor lingkungan dan perilaku (lingkungan biologi, sosial, fisik dll)
Tujuan makan à kesehatan dan gizi
2
Prinsip (adequat, seimbang, kontrol energi, densitas zat gizi, variasi,moderat
(sedang).
3 B (beragam, berimbang, bergizi)
Kebutuhan makan : umur, jenis kelamin, Berat badan, aktifitas, faktor stress
dll
Terminologi
Makanan : bahan selain obat mengandung zat gizi dan berguna untuk
mempertahankan kehidupan dan mengganti jaringan yang rusak
Diit : - makanan sehari-hari
- makanan yg diatur
- makanan diatur jumlah dan jenisnya u
memenuhi kebutuhan /kepentingan
tertentu.
Dietetika : ilmu dan seni yang mengatur perencanaan, persiapan dan penyajian
makanan seseorang sesuai prinsip gizi yang pengaturannya
mempertimbangkan ekonomi, sosial dan psikologi.
Profesi yang memperhatikan ilmu dan seni pelayanan gizi pada manusia
sebagai komponen kesehatan yang esensial à PERSAGI, ASDI
Terapi diit : bag. Dari dietetik yang khusus menggunakan makanan utk tujuan
penyembuhan.
Status gizi : keadaan seseorang sebagai akibat penggunaan zat gizi yang
diperoleh tubuh -à antropometri, biokimia, klinis , konsumsi (anamnesa
riwayat gizi)
3
Terapi diit penting?
Sakit à kebutuhan gizi meningkat karena makan bukan hanya memenuhi
kebutuhan organ, meningkatkan daya tahan, mengganti sel yang rusak dan
mempercepat penyembuhan.
Meningkatnya masalah gizi kurang di rumah sakit
Pasien RS – malnutrition
Pada waktu masuk sudah kurang gizi
Pembatasan diit terlalu lama
Makan kadang terlewatkan karena terganggu pemeriksaan medis atau nafsu
makan kurang
Prinsip dan konsep dasar Terapi diit
Memelihara atau mempertahankan status gizi (koreksi kelebihan atau
kekurangan)
Memberikan istirahat organ.
Menyesuaiakan BB dengan kondisi yang diinginkan.
Menyediakan makanan sesuai toleransi dan metabolismenya : jumlah, jenis,
dan waktu.
Kunci keberhasilan manajemen diet
Individu → manusia unik → latar belakan fisiologi, emosi, sosial, ekonomi
dan budaya yang berbeda. Oleh karena melakukan wawancara baik kepada
indevidu tersebut atau keluarge merupakan kunci keberhasilan( mengambil
data riwayat dll)
Makanan berkualitas
Makanan yang dipilih, disiapkan dengan tujuan tertentu, memenuhi kebutuhan
gizi, dapat diterima, atraktif dan aman.
4
Alat bantu ahli gizi– asuhan gizi
PUGS
KGA
Penuntun diit
Daftar komposisi bahan makanan
Daftar penukar
Daftar Interaksi obat dan zat gizi
Nilai normal hasil lab
Cara menghitung kebutuhan energi
Bayi : 110 – 120 Kal/kg BB
Anak : 1000 + (100 x umur dlm th) atau
Umur Kal/kgBB RDA (89) CMBRG
1-3 th 105 102 100
4-6 th 90 89,6 90
7-9 th 75 73,2 80
10-12 th 65 (laki) 65,3 70
55 (prm) 54,6 60 (13-15 th)
50 (>15 th)
Cara menghitung BBI
Bayi : Panjang/TB naik 24, 12, 8 cm selama th 1, 2, 3. kemudian naik 4 cm s.d
8 th
Anak : BBI = (umur (th) x 2 ) + 8
Dewasa : brocca
TB – 100 plus minus 10%, kecuali wanita TB 155 cm, laki2 TB 160 cm tdk
dilakukan koreksi
5
Cara menghitung kebutuhan energi
Remaja :
13-15 th 55 Kal/kgBB (laki2)
45 Kal/kgBB (perempuan)
16-19 th 45 Kal/kgBB (laki2)
40 Kal/kgBB (perempuan)
Rata2 45 Kal/kgbb utk laki & perempuan
Metode I (Cooper dkk)
BMR = 1 Kal/kgBB ideal/jam + aktifitasfisik
Pertambahanan aktifitas fisik : bed rest 10%, ringan 30% sedang 50%, agak
berat 75%, berat 100%
Metode II (Krause) : aktifitas Kal/kgBBI/hr
bed rest :27,5; sangat ringan 30; ringan 35 sedang 40; berat 45
Metode Harris Benedict utk dewasa
BEE laki2= 66,47 +13,75(BB) + 5(TB)-6,75 (U)
BEE Perempuan=655,1+9,56(BB)+1,85(TB)-4,67 (U)
Keb energi = BEE x faktor aktifitas x faktor stres
Cara menghitung kebutuhan bayi dan anak
Bayi : 120 -110 kg/BBI
Anak
A. 1000 + (100 X umur dalam tahun)
Aturan berat : 10 kg berat pertama x 100 + 10 kg berat kedua x 50 kg cal + 10
kg Berat ke3 x 25 kg)
Distribusi total energi ke dalam HA, protein & lemak
HA 50-60%
6
Protein : 10-15%
bayi 8-10 %, anak 10%, remaja 12%, dewasa 10-15%
Lemak
dewasa aktif sedang 20-25%, anak remaja sangat aktif 30-35%
7
Manajemen asuhan gizi pasien
Pertemuan 2
3 asuhan, terdiri dari
Asuhan Gizi
Asuhan Keperawatan
Asuhan Medis
Mekanisme asuhan gizi (PGRS)
Pelayanan gizi/asuhan gizi/dietetic process (DAA)
• Adalah proses yg dinamis sebab pasien sbg fokus asuhan gizi selalu berubah,
pd saat yg sama terjadi perubahan penyakit akibat intervensi medis, gizi &
sosial
• Proses pelayanan diet berupa siklus manajemen penyakit & pasien/klien
sekaligus
8
Model Pelayanan Gizi Rawat Inap & Rawat Jalan (Penuntun Diet)
Terapi Gizi Medis (MNT)
• Tahun 1990 à mempromosikan manfaat pengelolaan/pengobatan penyakit
dengan gizi.
• Komponen : Pengkajian gizi, penyediaan modifikasi diet, konseling gizi,
terapi gizi khusus.
• Tahun 2001 : manfaat MNT adalah diagnosa gizi, pemberian terapi &
konseling untuk tujuan penanganan penyakit yang dilakukan oleh RD atau
profesional gizi.
Nutrition Care Process (ADA 2006)
• Metode pemecahan masalah yang sistematis dan digunakan profesi dietetik
secara kritis dalam membuat keputusan tentang masalah gizi & penyediaan
pelayanan gizi yang berkualitas & efektif secara aman.
9
Tujuan NCP (Nutrition Care Process)
• Metode sistematik & terstruktur à berfikir kritis dalam membuat keputusan
• Mengelola pelayanan gizi secara menyeluruh (holistik) dan ilmiah
• Membantu pasien memenuhi kebutuhan gizi dan kesehatannya
• Menghasilkan dampak yang baik
4 step dalam NCP
1. Nutrition assessment (pengkajian gizi)
2. Nutrition diagnosis (diagnosa gizi)
3. Nutrition intervention (intervensi gizi)
4. Nutrition monitoring & evaluatin (monitoring & evaluasi gizi)
Asessmen atau pengkajian gizi
• Skrining atau asessmen awal dilakukan setelah pasien dirawat 1-3 hari untuk
mengetahui apakah pasien butuh asessmen lanjutan
• Skrining dapat dilakukan dengan cepat misal adanya penurunan BB (10%)
dalam waktu singkat perlu di kaji lebih lanjut untuk mencegah adanya gizi
kurang, dengan Subyektif Global Assessment (SGA) dll
• Asessmen lanjutan : sosek, status gizi, data lab, data medik & riwayat gizi
Pengkajian Gizi
• Menggunakan data riwayat gizi melalui wawancara & pengukuran
• Meliputi : BB, TB, riwayat BB; Data pemeriksaan biokimia; asupan makan,
kemampuan menerima, mengunyah, menelan makanan, pasien makan sendiri,
fungsi organ saluran cerna, ada konstipasi, kembung, diare, food
alergi/tolerance; obat yg diminum (potensi adanya interaksi obat & gizi),
10
adanya trauma, infeksi, luka bakar, stress, faktor yang pengaruhi status gizi
(kesukaan, budaya dll)
• Riwayat gizi : makanan yang disukai & tidak disukai, tipe makanan yang
dikonsumsi sehari-hari (recall makan 24 jam, asupan makan setiap hari & hari
libur), frekuensi makan & waktu makan, fasilitas masak, anggaran makan
perorang perhari, jenis suplemen yg dikonsumsi (tablet, kapsul, vitamin dll)
• Kebutuhan diet selama dirawat : makanan yg disukai & tidak disukai,
preskripsi diet & alasan diberikan diet tsb, nafsu makan (kemampuan
mengunyah, ada mual/muntah, kembung/nyeri dll), ada hambatan fisik
Perencanaan
• Berdasarkan hasil asessmen dibuat rencana pelayanan gizi meliputi preskripsi
diet, tujuan diet & strategi mencapai tujuan
• Mis pasien DM dg kelebihan BB
• Tujuan :
Menurunkan glukosa darah s.d.batas normal dalam waktu 1 bln
Menurunkan BB secara bertahap s.d. batas normal dalam waktu 3 bln
Mampu memilih jenis & jumlah makanan sesuai kebutuhan
• Strategi : menetapkan preksripsi diet dg tepat, menyediakan makanan sesuai
kebutuhan gizi, selera, kemampuan menerima, memberikan penyuluhan &
konsultasi gizi.
Tujuan terapi diet
• Memelihara/mempertahankan kesehatan melibatkan : pencegahan (preventif),
diagnosa dini, penyembuhan (kuratif) dan istirahat (keseimbangan hidup baik
sbg individu/masyarakat)
• Contoh :
11
Terapi diet pasien Diabetes Melitus (DM) tidak hanya penyembuhan DM,
namun memikirkan pencegahan penyakit baru yg diakibatkan karena DM,
misal perlu memperhatikan asupan lemak, menurunkan BB (kalau pasien
gemuk), mengurangi asupan garam (bila ada tanda-tanda hipertensi),
kesimpulan terapi diet harus berfikir menyeluruh (holistik)
Implementasi & Evaluasi
• Implementasi pelayanan gizi hendaknya sesuai rencana
• Implementasi pelayanan gizi dievaluasi berdasarkan hasil lab, asupan makan,
antropometri/status gizi, sikap, perilaku dan pengetahuan tentang makanan, &
perkembangan penyakit secara keseluruhan
• Jika hasil evaluasi tidak mencapai tujuan atau timbul masalah maka dilakukan
peninjauan ulang disetiap langkah pelayanan gizi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam terapi diet atau asuhan gizi
• Keadaan penyakit yg perlu perubahan diet : kondisi akut, kronis, data klinis,
lab
• Kemungkinan lamanya penyakit
• Alasan perubahan diet, karakteristik diet, keuntungan & kerugiannya,
modifikasi diet & indikasi penggunaannya
• Toleransi pasien terhadap makanan
Pengaruh penyakit terhadap penerimaan makanan
• Stress karena penyakit : kecemasan, rasa takut dll
• Pengaruh obat : anoreksia, mempengaruhi absorpsi & utilisasi
• Pengaruh sakit terhadap proses penyakit, kebiasaan makan dll
• Stress gizi : trauma, infeksi, stress psikis dan lain - lain dapat menyebabkan
keseimbangan zat gizi terganggu
12
• Modifikasi diet : cenderung menambah problem dan perlu konsultasi gizi
Hal - hal yg perlu perhatian dalam penyembuhan penyakit secara individu
• Ingin dilayani secara individu (setiap pasien punya kebutuhan psikis, sosial &
spiritual)
• Pasien haurs berperan dalam pengobatan, harus diberi pengertian tentang
pengobatannya
• Pasien mengharap setiap tingkah laku dapat diterima sebagai bagian dari
sakitnya
• Mengharap akan dilayani dengan ramah, sabar & penuh perhatian
Dokumentasi SOAP
• S (subyektif) : catt bgm asumsi & keluhan ps ttg penyakit & dietnya (riwayat
penyakit klg, dahulu, sekarang, pola mak, kead sosek, lingkungan), termasuk
kesan pewawancara terhadap performance & sikap pasien
• O (obyektif) : Antropometri (BB, TB, LLA dll), Biokimia, Clinis (hasil
diagnosa, hasil observasi), Dietary atau anamnesa diet (kebiasaan, pola, frek
mak, b.m yg sering digunakan)
• A (assessmen) :
klinis (diagnosa penyakit),
gizi (st gizi, pemenuhan gizi terhdp kebut),
pengetahuan, assessment kasus keseluruhan
• P (planning) :
Tujuan diet, prinsip/syarat diet,
strategi penyuluhan/konseling,
strategi/prosedur monitoring
Peranan Anggota Tim Asuhan Gizi
13
• Dokter : kapten, tanggung jwb terhadap pasien, tentukan diagnosa & terapi
• Perawat : jalur komunikasi anggota tim dengan pasien, membantu pasien saat
makan, mengawasi, mencatat & melaporkan respon pasien terhadap diet
• Ahli gizi : terjemahkan diet dalam hidangan, rencana pelayanan gizi-evaluasi,
beri konseling/penyuluhan, menilai status gizi pasien, buat pola mak sesuai
kebiasaan & pengobatan, anjuran makanan enteral jika diperlukan
14
MODIFIKASI DIET
Pertemuan 3
Preskripsi diet
Tujuan preskripsi diet dalam pelayanan gizi = preskripsi obat di farmasi
Berisi jenis, jumlah kandungan zat gizi & frekuensi makan berdasarkan
penyakit & tujuan dietnya
Khususnya terdiri dari kebutuhan energi (sesuai BB, aktivitas), jumlah & jenis
protein, HA, lemak, vitamin, mineral, air, serat
terapi diet : modifikasi kualitatif & kuantitatif dari normal diet ke makanan
tertentu
Kualitatif jika diet disesuaikan dengan jenis makanan yg dibolehkan dan
konsistensi makanan
kuantitatif jika diet dihitung dengan menaikkan dan menurunkan jumlah
kandungan energi dan zat gizi tertentu
Mengapa perlu modifikasi
Mempertahankan/memperbaiki status gizi
Memperbaiki kekurangan zat gizi klinis/sub klinis
Memelihara,menurunkan dan meningkatkan BB
Mengistirahatkan organ tubuh tertentu
Menghilangkan bahan makanan tertentu yang diduga menimbulkan
alergi/masalah kesehatan lain
Menyesuaikan komposisi diet normal dengan kemampuan tubuh menerima,
metabolisme, mengeluarkan zat gizi dan zat lain dari tubuh
15
Penyesuaian/modifikasi diet
1. perubahan konsistensi : mak cair, lunak, rendah serat, tinggi serat
2. Menaikkan dan menurunkan kandungan energi & zat gizi diet : diet rendah &
tinggi energi dll
3. Menaikkan dan menurunkan jenis makanan tertentu : diet rendah garam, diet
rendah laktosa
4. Menghilangkan mak tertentu : diet alergi, diet bebas gluten
5. Penyesuaian rasio & keseimbangan antara prot, lemak, HA (diet DM,
ketogenik, ginjal, rendah kolesterol)
6. Pengaturan kembali jumlah & frekuensi makanan (diet DM)
7. Perubahan cara menyalurkan makanan/zat gizi : makanan enteral/sonde,
parenteral
Bagaimana diet terapi dinamakan dan diuraikan
Dinamakan berdasarkan diet modifikasi bukan berdasarkan diit penyakitnya
(kecuali diit DM dan penyakit tertentu)
Penamaan seringnya dalam bentuk kualitatif
Preskripsi diet à dibuat dalam bentuk kebutuhan energi didasarkan pada BB, dan
aktifitas, kebutuhan zat gizi lain misal Protein, lemak, CHO, mineral, vitamin,
serat dll.
Standar makanan umum Rumah Sakit
adalah modifikasi konsistensi yaitu makanan biasa, lunak, saring, cair,
makanan lewat pipa
sedang standar makanan khusus : adalah modifikasi diet dari segi yang lain
misal menaikkan dan menurunkan zat gizi tertentu dll
Makanan biasa
16
Mengandung 1600-2200 Kalori, 60-80 g protein, lemak 80-100 g, HA 180-
300 g
Untuk pasien yang tidak perlu makanan khusus sehubungan dengan
penyakitnya
Dapat ditambahkan minyak, margarin, gula untuk meningkatkan energi &
rasa enak makanan
Tidak ada makanan yang dibatasi namun beberapa Rumah Sakit
menganjurkan mengurangi lemak jenuh/khol, gula, garam sesuai anjuran
kepada org sehat
Makanan lunak
Sebagai diet transisi
Rendah serat, selulosa, jaringan ikat & sisa
Untuk kemudahan mekanik makanan kondisi saluran cerna & mencerna
dengan sedikit/ tanpa gigi, infeksi, pasca operasi
Trendnya bebas sayuran, roti, serealia sesuai dengan toleransi pasien
17
Jika pasien tidak dapat mengunyah (setelah operasi wajah) diberi ‘mechanical
soft diet’ dengan daging giling, sayur & buah dihaluskan/dicincang
Makanan saring
Seperti makanan lunak tapi tekstur lebih halus (diblender/disaring)
18
Sebagai transisi diet
Untuk waktu singkat 1-3 hari karena kurang energi & vit B1
Makanan cair
Untuk pasien dengan kondisi butuh tambahan gizi yg mudah cerna, minimal
sisa
Untuk waktu singkat, untuk test diagnostik
Untuk pasien dengan kesulitan menelan & mengunyah, infeksi akut, gangguan
lambung & usus halus
19
Ada 3 kelompok : cair bening, cair penuh, cair kental
Makanan cair bening
Untuk pasien pasca operasi, memenuhi kebutuhan cairan, beberapa elektrolit,
sedikit energi s.d. saluran cerna berfungsi
Tidak merangsang saluran cerna, menimbulkan flatulence, merangsang
peristaltik, tanpa sisa
Untuk waktu pendek
400-500 Kalori, 5-10 g protein, HA 100-120 g, tanpa lemak
Makanan cair penuh
Cair pada suhu ruang atau suhu tubuh
Jika direncanakan dengan baik akan mencukupi kebutuhan gizi kecuali serat
(konstipasi)
20
Untuk waktu lama dapat ditambah suplemen protein, vit, atau formula enteral
tinggi serat
Jika cairan dibatasi, makanan cair dapat dibuat 2 Kal/ml
Makanan cair kental
Konsistensi kental atau semi padat pada suhu ruang
Tidak butuh proses mengunyah & mudah menelan
Tidak merangsang saluran cerna
Transisi
Modifikasi CHO, Protein,dan Lemak
Diet DM
Diet Rendah kalori
Diet rendah CHO sederhana dan tinggi Ptn
Diit tinggi lemak, tinggi energi
Modifikasi lemak
Diit rendah lemak
Diit rendah kholesterol lemak sedang
Diit dislipidemia dll.
Modifikasi protein
Diit rendah protein
Diet bebas gluten
Diet rendah phenilalanin
Diet rendah purin
Diet rendah tyramin
Diet tinggi protein
Modifikasi CHO
21
Diet bebas laktosa
Diet dumping sindroma
Modifikasi mineral dan elektrolit
Diit tinggi natrium:addison disease
Diit rendah natrium;hipertensi, toxemia
Diit tinggi kalium : minum diuretik lama
Diitrendah cu:Wilson’s desease
Diit tinggi kalsium tinggi phosphor
Diit tinggi zat besi
Diit tinggi vitamin A dll.
Hal-hal apa yang perlu dipertimbangkan makanan diet
Atraktif à stimulasi nafsu makan
Melibatkan kesekaan pasien dan mau mendengar keluhan pasien perlu dan
diperhatikan khusus pasien yang asupan makan rendah
Bagi pasien yang mempunyai keterbatasan harus dijelaskan baik menu yang
disajikan atau cara makan dll.
Bagaimana strateginya jika pasien asupannya kurang
Berikan ekstra makanan diantara waktu makan : roti isi, pudding, milkshake
Tambahkan sumber energi dalam makanannya misal : margarin, mayonese,
saus putih, pudeng dll
Minuman padat gizi dalam makanan utama/snack
Dicampur antara oral dengan enteral/parenteral
Makanan Enteral & Parenteral
Makanan enteral : makanan cair yang diberi lewat saluran cerna, bisa oral atau
lewat pipa. Dapat buatan sendiri (RS) atau prod komersial
22
Makanan parenteral : makanan/zat gizi yg diberi langsung ke darah (para =
bukan, enteron = sal cerna atau bukan ke saluran cerna). Disebut jg infus.
Mak biasa/lunak/saring
Berat Energi, Protein, Lemak, KH, vit A,C,Fe,Ca,B1
Pagi
Snack
Siang
Snack
Malam
Praktek modifikasi diet
Mak biasa Mak lunak Mak saring
Pagi:
Nasi
goreng
Telur
ceplok
Lalap
timun
dstnya
Nasi tim
Semur telur
Sayur bening
timun
Bubur sumsum
Telur ½ mtg
23
Makanan enteral
Pertemuan 4
Apa itu makanan enteral
• Makanan cair yang diberikan melalui oral/pipa selama saluran cerna masih
berfungsi baik untuk menyerap/mencerna
• Makanan formula sebagian besar tersedia siap pakai yaitu dalam bentuk
powder/bubuk
Type formula
• Formula Standar/intact/polimerik ; ditujukan pada pasien yang dapat mencerna
dan menyerap zat gizi tanpa kesulitan. Sebagian besar formula terdiri dari satu
atau kombinasi protein isolat .
• Formula hidrolisa; memudahkan untuk dicerna – sebagian protein diberikan
protein yang sudah asam amino (bahan yang dibuat dari asam amino bebas
dan biasanya lemak rendah dan dari MCT--- pasien yang gangguan saluran
cerna
• Formula modular: tidak komplet hanya terdiri dari satu zat gizi (protein, CHO
atau lemak)Formula ditambah dengan vitamin/mineral
Contoh
• Polimerik/intak/standard : blender food; Nutren, diabetasol, ensure, entrasol
• Formula hidrolisa :peptamen, criticare HN; vivonex T.E.N.
• Protein modul : casec; pro-mod
• CHO modul : moducal; polycose liquid
• Lemak modul: mCT oil; microlipid
Karakteristik yang membedakan
24
• Densitas zat gizi : standart formula ; 1.0 kcal per ml; 1.2 – 2.0 kcal/ml
• Residu dan serat : formula tinggi serat biasnya diberikan pada pasien
konstipasi, sindroma short bowel
• Osmolalitas:ukuran konsentrasi molekul dan partikel ion di cairan. Formula
biasanya mempunyai osmolalitas 300 mlos per kg--- isotonik formula
• Hipertonik jika osmolalitas > serum.
• Jika hipertonik diberikan tidak bertahap biasanya menyebabkan diare,
dumping sindrom karena hyperosmolar. Pemberian harus bertahap dari
rendah-cukup- tinggi
Siapa yang memerlukan ?
• Gangguan fungsi lambung dan usus halus
• Asupan zat gizi oral < 40 %
• Makanan enteral > parenteral –
• Dapat membantu memelihara fungsi saluran Cerna; sedikit terjadi komplikasi;
lebih murah
• Makanan oral > enteral
ORAL FEEDING dari makanan enteral
• Dapat memberikan enrgi sesuai dengan kebutuhan
• Diberikan pada psien yang hanya toleran terhadap makanan cair dan formula
hidrolisa
• Formula dapat memberikan suplement oral --- diet konventional
• Secara psikologis makanan enteral kurang diterima--- pertimbangan rasa
penting
Makanan lewat pipa
• Formula lengkap yang diberikan melalui pipa kedalam lambung/usus halus.
25
• Diberikan jika saluran cerna berfungsi tapi tak mampu makan cukup melalui
mulut
• Pemberian makanan enteral lewat pipa biasanya
- Seseornag dengan gangguan menlan/mengunyah
- Seseorang dengan tidak ada nafsu makan dalam waktu relatif lama
- Ada ganguan saluran cerna atas, fistula, dan ada sedikit luka
- Koma; kebutuhan gizi tinggi, seseornagn yang tidak bisa mengkonsumsi
formula hidrolisa secara oral
Bagaimana perletakan pipa ?
• Transnasal: melalui hidung
- nasogastrik; nasoenterik; nasodeudenal;nasojejunal
• Orogastrik; dari mulut--lambung
• Enterestomi; dilakukan operasi dilambung/usus halus, pipa langsung
Karakteristik pipa
• Pipa harus lunak dan fleksible, diameter dan panjang tergantung dengan umur,
besar, kondisi kesehatan, dan perletakan pipa dimana (transnasal/enterostomi)
Pemilihan formula
• Kebutuhan gizi dan penyakit pasien
• Resiko komplikasi kecil
• Harga sesuai /terjangkau
• Kebutuhan gizi didasaekan pada assesement umur, status gizi,kemampuan
mencerna, menyerap zat gizi dan faktor lain
Faktor lain yg perlu dipertimbangkan pemilihan formula
• Kebutuhan energi,protein, cairan dan zat gizi lain.Kebutuhan zat gizi yang
tinggi harus disesuaikan dengan volume formula , pasien dapat menerima. Jika
26
kebutuhan air dibatasi berati volume yang dipilih hanya diberikan sesuai
dengan preskripsi
• Kebutuhan untuk modifikasi sisa dan serat—pemilihan formula harus
disempitkan
• Toleransi individu – formula bebas laktosa=laktose intoleranse paling sering
terjadi baik temporer/permanen
Bagaimana cara memberikan formula ?
• Penanganan harus aman
• Ada 2 sistem ; open dan tertutup
• Formula harus diberi label untuk siapa?
nama pasien, ruang, tanggal, waktu persiapan/pemberian
Menjamin aman Makanan Enteral di ruangan
• Setelah membuka kaleng /botol formula, segera alat pembuka dibersihkan.
Jika makanan tersebut digunakan untuk sehari sebaknya dibagi langsung
dandiberikan waktu
• Simpan dan dinginkan di refrigerator yang belum dipakai
• Label formula yang sudah diberikan harus segera dibuang dan jangan sekali-
kali memberikan formula lebih dari 24 jam
Makanan enteral untuk ruang rawat
• Menggantung makanan enteral tidak lebih dari 8 jam sistem terbuka,
sedangkan yang tertutup tidak lebih dari 24 jam
• Jangan sekali - kali menambahkan formula baru pada makanan formula yang
digantung
• Cek tempat/botol/gelas makanan enteral fan pipanya setiap 24 jam
Komplikasi Makanan Enteral
27
• Aspirasi dan infeksi saluran nafas
• Cara mengurangi kemungkinan ini adalah dianjurkan untuk posisi 45 derajat
celsius pada saat diberikan sonde dan 30 menit setelah makan jika mungkin
• Sebaiknya penempatan pipa difoto apakah posisi tepat atau tidak
Cara pemberian formula
• Intermitten feeding : paling baik toleransi jika diberikan di lambung dan tidak
lebih dari 250-400 ml diberikan lebih dari 30 menit. Pemberian yang terlalu
cepat menimbulkan keluhan; perut tdk nyaman, mual, terasa penuh, dan
kramp. ---10 menit dengan 250-300 ml – bolus
• Resiko aspirasi > memberikan volume besar dalam waktu singkat
• Continuous feeding; didistribusikan secara pelan dan konstan dalam periode 8-
24 jam. Baik diberikan pada pasien hipermetabolik.
• Memrlukan pompauntuk menjamin aliran makanan akurat dan konsisten –
mempengaruhi harga
Contoh
• Pasien menerima 2000 kcal 6 x
• Diberikan inbtermitten à 2000/6=330 ml setiap pemberian
• Lebih toleran jika diberikan 8 kali= 250 ml/pemberian lebiah dari ½ jam
jaraknya
• Jika diberikan contionous– 2000/24 jam jadi setiap jam 83 ml/jam
Volume formula
• Volume formula sebaiknya bertahap
• Intermitten sebaiknya dimulai dari 100-150 ml/setiap pemberian, kemudian
naik 50-100 ml per hari sampai tujuan regimen tercapai.
28
• Icontinous dimulai 25-50 cc/perjam. Jika toleran– dinaikkan per 25 cc per
setiap 4- 12 jam; tergantung dari lokasi pipa, kondisi medis, densitas formula.
Jika tidak toleran kembali ke tahap awal dulu, dan jika tidak toleran perlu
diubah ; intermitten – contimouus
• Dan continuos dengan volume kecil tidak toleran – parental feeding
Kebutuhan cairan
• Hati-hati terjadi dehidrasi khususnya pada bayi dan manula
• Dewasa memerluka 2000 ml air
• Air dapat digunakan membersihkan pipa pada awal/akhir pemberian makan ,
dapat diberikan setiap 4 jam – continous
• Perlu diperhatikan ; pasien panas, muntah, diare, kehilangan darah,
Tanda dehidrasi
• Mata cekung
• Elasitas kulit menurun
• Lemah, denyut nadi cepat
• Jumlah urin menurun
• Haus, pipi kempot
• BB turun, haus, pernafasan dalam dan megap2
Tanda-tanda retensi cairan
• Edema
• Ascites
• Peningkatan tekanan darah
• Peningkatan urin keluar
• Peningkatan BB
Komplikasi
29
• Aspirasi: chek letak pipa, tinggikan posisi badan
• Pipa stuk; cek besar pipa, guyur air; tambahkan bahn lain misal cola, enzym
dll
• Konstipasi: tambahkan cairn, ganti formula tingg serat, dan olahraga ringan
• Dehidrasi gangguan elektrolit: cek elektrolit level, turunkan protein intake
• Diare/cramps : cek formula (hiper/kecepatan/malnutrition/laktos
intoleran/bakteri
• Hiperglikemia; cek DM, hipermetabolisme, obat
• Mual dan muntah: cek kecepatan,
• Iritasi di tempat pipa lewat (enterostomi); gunakan protective skin cream,
jamin bersih, cek lokasi
Anjuran monitoring makanan enteral
• Sebelum mulai pemberian makanan baru
• Sebelum pemberian makan
• Intermitten :
- ½ jam; 1 jam; 4jam, 6 jam
Continous : 4-6 jam, dan setiap 8 jam
Setiap hari : BB; pipa dan tempat formula
7-10 hari : cek status gizi
Jika diperlukan : cek keseimbangan nitrogen; data lab; dan keluhan lain mual,
muntah, konstipasi, diare dll
Dokumentasi masukan formula
• Tujuan diet
• Kondisi makanan pipa : letak, type dan besar pipa; jenis formula yang dipilih,
anjuran pemberian(konsentrasi dan rate)
30
• Konseling yang diberikan
• Toleransi pasien
• Alasan pemutusan enteral
31
Makanan Parenteral
Pertemuan 5
Apa itu makanan parenteral
• Keputusan penggunaan makanan parenteral , metode pemberian, type, dan
jumlah zat gizi didasarkan pada hasil hasil assement baik kondisi kesehatan
maupun kebutuhan gizinya.
• Pemberian makanan ini memerlukan perhatian waspada kepada respon dan
daya terima pasien.
Zat gizi parenteral
• Asam amino
• CHO sebagai dektrosa
• Lemak
• Zat gizi mikro
• Zat gizi tambahan
Contoh istilah
32
• D = dextrosa
• W = water
• NS = normal saline (0,9 % cairan NaCl)
• D5 W = D5 5 % dextrose di air
• D10 W = D10 , baca 10 % dextrose di air
• D51/2NS = 5 % dextrose di ½ normal cairan NaCl (o,45 persen NaCl)
Cairan intrvenous
• Simple intravenous solution
• Complete nutrient solutions
Simple intrvenous
• Biasanya diberikan dengan energi rendah dan diberikan dalam waktu pendek
• Hanya mengandung 5 % dextrose dan saline
• 3 liter cairan diberikan sehari dan diberikan 150 gram dektrose jadi kurang
lebih 500 kalori
Complete nutrient solution
• Makanan tersebut mengandung semua zat gizi essensiil termasuk asam lemak,
asam amino, dan dektrose, vitamin, mineral dan trace elemen
• Diberikan melalui peripher vena biasanya terdiri dari 5-10 % dektrose, dan 3 -
5 % asam amino yang memberikan ± 1500-2000 kalori, dan lebih dari separoh
dari total energi berasal dari emulsi lemak
Contoh
1800 cc cairan infus lengkap terdiri dari 20 % dextrose, 5 % asam amino, 1 % lipid
Cara menghitung gram setiap zat gizi tersebut adalah
20/100= x/1800=360 gr dextrose
a.amino=5/100= x/1800=90 gr a amino
33
Lemak=1/100=x/1800=18gr lemak
Total = (360x3.4)+(4x90)+(9x18)=1746 kalori
Kapan diberikan Complete?
• Jika asupan Os sangat rendah
• Konsentrasi dektrosa dalam infus sebaiknya tidak lebih dari 10 % dan
osmolaritasnya tidak lebih 600 ml/liter
• Komplet nutrien solution – vena central kebutuhan energi utama dari
konsentrasi dextrosa.Dianjurkan 70-85 % dari non protein energi dari dextrose
dan 15-30 %dari lemak. Asam amino dapat diberikan hanya secara periodik
(2-3 x perminggu)
Jenis makanan parenteral
• Simple intrvenous infusion
• Peripheral parenteral nutrition
• Total parenteral nutrition
Bagaimana Makanan Parenteral diberikan ?
• Pemberian harus hati – hati baik dalam pemilihan formula, persiapan,
pemberian/deliverynya membantu mendukung status gizi dan meminimalkan
resiko komplikasi. Untuk mencegah kontaminasi maka harus disegel dan
dijamin penyimpanan di refrigerator
Simple intravenous infusion
• Pada pasien tertentu yang memerlukan keseimbangan asam basa memerlukan
simple IV solutions– homeostasis
• Cairan tersebut diberikan melalui cateter yang dimasukkan melalui vena
peripher diantara lengan dan tangan
• Vena central : vena diameter lebar terletak dekat dng jantung
34
Peripheral parenteral nutrition (PPN)
• PPN à emulsi IV lemak diberikan dalam bentuk isotonik, sedangkan cairan
dektrose sering menimbulkan iritasi vena peripher – gagal
• Diberikan dalam jangka pendek 7-14 hari dengan ginjal baik
• Pasien yang memerlukan tambahan energi dan zat gizi
• Tidak diberikan pada pasien membatasi cairan
Total parenteral nutrition (TPN)
• CENTRAL TPN --- jika parenteral nutrition akan diberikan dalam jangka
waktu lama, kebutuhan gizi tinggi dan pasen dalam kondisi ada gangguan gizi
(malnutrion)
35
Kapan monitoring TPN ?
• Sebelum mulai pemberian TPN : assesmen lengkap, berat badan, confirmasi
letak kateter dengan x-ray, elektrolit,profil kimia; gula darah,
• Setiap 4-6 jam : cek kadar gula, tanda-tanda khusus, kecepatan pemberian
infus
• Setiap hari : intake, bb, infeksi
• Mingguan : status gizi, serum protein; ammonia, trigliserida, kolesterol,
perdarahan
• Jika dperlukan : serum transferin; elektrolit, kalsium, magnesium, phosphor,
nitrogen urea darah, kreatinin
Indikasi Central TPN
• Aids; tramplantasi sumsum tulang; operasi usus halus; luka saluran cerna;
hipermetabolik; saluran cerna operasi dan tdk dapat digunakan lebih dari 2
minggu; diare dan muntah hebat, radiasi, pankreatitis akut berat, enteral tidak
dapat memenuhi kebutuhan lebih dari 14 hari
36
Komplikasi TPN Central
• Air embolism
• Udara di Paru - paru
• Pembekuan Darah (Trombosis)
• Cairan di paru
• Peletakan kateter tidak tepat
• Sepsis
• Infeksi
• Inflamasi di vena (phlebitis)
Komplikasi berhubungan dngan gizi /metabolik
• Gangguan keseimbnagan asam dan basa
• Kerapuhan tulang
• Koma (hyperglikemia)
• Dehidrasi
• Elektorlit inbalance
37
• Peningkatan enzim liver.glik
• Defisiensi asam lemak essensiil
• Fatty liver, cairan overload; hiperamonia; hipoglikemia; def trace elemen;
vitamin dan mineral defisiensi
Pemberian TPN
• Harus hati- hati dimulai bertahap dan pelan agar tidak terjadi komplikasi
• Pompa/kateter/harus dicek secara teratur
• Pemberian cairan lemak harus hari-hati, diberikan pelan dan jumlahnya sedikit
dulu.
• Komplikasi yang timbul adalah panas, alergi, nyeri Dada, cyanosis, mual, rasa
tdk enek,nafas cepat sebelum pemberian disimpan di refrigerator dan dikocok
sbelum digunakan
Cyclic infusion
• Seseorang menerima makanan ini dengan tatap selama 8-12 jam/per hari
• Dapat diberikan pada malam hari, sehingga tidak mengganggu aktifitas di
siang hari biasanya yang dirumah
Parenteral-enteral
• Transisi feeding
• Efek psikologi
• Dilakukan jika 70 -75 persen dapat menerima makan secara oral dan atau
enteral
Bagaimana peran tenaga kesehatan ?
• Melatih teknik pemasangan
• Ahli gizi monitor status gizi
• Pharmasi mengontrol delivery formula, penyediaan dengan distributor
38
• Dokter memonitor pelayanan kesehatan pasien
• Memperhatikan biaya dan penyesuaian dengan pasien
Diet Penyakit Anemia
Pertemuan 6
Zat Besi
• Zat besi merupakan mineral mikro paling banyak terdapat dalam tubuh
manusia.
• Besi dalam makanan terdapat dalam bentuk besi-hem (hemoglobin),
mioglobin (mak.hewani), bes-nonhem (mak.nabati)
Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi zat besi
• Bentuk besi
• Asam organik
• Asam fitat, asam oksalat, tanin,dan kalsium dosis tinggi dapat menghambat
penyerapan besi
• Tingkat keasaman lambung
• Kebutuhan tubuh
Defisiensi zat besi
39
• Defisiensi besi dapat mengakibatkan anemia
• Anemia merupakan keadaan ketika terjadi penurunan jumlah hemoglobin
dalam darah
• Anemia mengakibatkan keadaan mudah lelah, pening, palpitasi dan
peningkatan resiko infeksi
• Seseorang dikatakan anemia apabila kadar Hb kurang dari 12 g/dl
Kelompok rentan anemia
• Ibu hamil
• Wanita sedang haid
• Anak balita
Upaya pencegahan Anemia
• Upaya pencegahan anemia harus berfokus pada evaluasi diet dan kecukupan
asupan beberapa nutrien penting termasuk zat besi,vit.B12,serta folat
Beberapa preskripsi diet yang perlu diperhatikan
• Makan makanan yang kaya akan zat besi, folat,dan vit.B12
• Makan makanan sumber protein hewani dan nabati dalam jumlah dan proporsi
yang seimbang
• Makan sayuran hijau paling tidak sebanyak 3 porsi/hari untuk memenuhi
kebutuhan akan zat besi
• Minum sari buah yang kaya akan vit.C paling tidak satu gelas/hari. Vit.C
berperan untuk meningkatkan penyerapan zat besi
• Pemulihan terapi diet yaitu disertsi pemberian suplemen penderita AGB
biasanya akan pulih setelah 6 bulan menjalani terapi
Sumber Zat Besi
• Daging sapi
40
• Daging kambing
• Ikan
• Hati
• Tempe
• Kacang-kacangan
• Sayuran hijau
• margarine
Sumber Vitamin B12
• Daging
• Susu
• hati
Sumber Vitamin C
• Jambu biji
• Apel
• Bayam
• dll
Sumber Folat
• Jeruk nipis
• Buah-buahan
• Sayuran hijau gelap
Vitamin dan mineral yang disarankan untuk dikonsumsi per hari
• Asam folat 50 mg
• Vit.B6 50 mg
• Vit.B12 100 mg
• Vit.C 500-1000 mg
41
• Besi 50-80 mg
Diet pada Saluran Cerna
Pertemuan 7
Saluran Cerna
• Saluran Cerna atas : Esofagus, gaster, usus halus (duadenum, dan jejunum
proksimal)
• Fungsi Mempertahankan nutrisi yang adekuat à masuknya makanan à
digesti (pencernaan) dan absorbsi sari makanan
• Saluran Cerna bawah : Jejunum distal ligamentum Treitz, ileum dan colon.
• Fungsi à absorbsi dan digesti makanan, absobsi air dan elektrolit
42
Prinsip Pemberian Makanan pada Diit Saluran Cerna
• Saluran cerna berfungsi à nutrisi enteral, oral (dispepsia, diare) à dapat
kombinasi dg paranteral pada tahap awal.
Oral à makanan masih dpt lewat mulut dan esofagus
Enteral à tdk dpt melalui oral à pipa
• Saluran cerna tidak berfungsi /dipuasakan oral/enteral à nutrisi paranteral
(disfagia, ileus, pankreatitis akut, operasi usus).
Kebutuhan Gizi
• Perhatikan à jumlah energi ; komposisi protein, lemak, KH
• Kebutuhan energi
43
Metode : beberapa rumus perhitungan energi (H.Benedict dll).
BEE x aktifitas x stres
- Stres ringan : 1
- Stres sedang : 1,2 – 1,3
- Stres berat : 1,4 – 1,5
Nutrisi Oral atau Enteral (komersial)
• Polimerik : mengandung protein utuh untuk penderita dg GI track normal/
hampir normal (pan enteral)
• Pra digesti (formula khusus dalam bentuk susu elemental) à mengandung
AA/ peptida dan lemak MCT yang langsung diserap usus (pepti 2000) à ada
gangguan fungsi GI track
• Diet enteral khusus : ginjal, DM , tinggi protein
• Diet enteral tinggi serat
GANGGUAN ESOPHAGUS
• Refluks gastroesofagus, obstruksi esofagus dan disfungsi motorik
• Pengurangan tekanan sfingter esofagus bagian bawah (LES = Lower
Esophageal Sphincter) à refluks gastroesofagus (GERD= gastroesophageal
reflux disease)
• Faktor lain à gangguan pengosongan S. cerna & peristalsis esofagus à
refluks isi lambung ke esofagus à esofagitis dan nyeri ulu hati
44
GASTRO ESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD)
• Sejak tahun 1980 à GERD dahulu “reflux esophagitis”, “hiatal hernia”,
“Heartburn”
• Sebagian makanan yang yang mengandung asam dan enzim à esophagus à
iritasi, inflamasi, nyeri dll
• Pelindung lambung dari asam lambung à “stomach lining”
• Esophagus tidak ada pelindung à kerusakan dari asam lambung dan enzim
pencernaan
• Gejala GERD à “heartburn”, hiatal hernia
45
HIATAL HERNIA
• Hiatal hernia terjadi ketika sebagian lambung à diaphragm
Tujuan Diet GERD
46
• Mencegah iritasi dan inflamasi mucosa esophageal pada fase akut
• Mencegah “esophageal reflux”
• Menurunkan “acidity” dari asam lambung
• Menurunkan BB bila kegemukan à penurunan tekanan abdominal (hiatal
hernia)
Makanan yang mempengaruhi tekanan LES (Lower Esophageal Sphincter)
• Protein dalam diit à meningkatkan LES
• Lemak dalam diit à menurunkan LES
• Coklat mengandung cafeine à menurunkan LES
• Alkohol dan karminativa (peppermint, garlic, bawang merah) à menurunkan
LES
• Rokok (nikotin) à menurunkan LES
• Kopi à menurunkan LES dan merangsang sekresi asam lambung
Menurunkan Iritasi pada Esophagus
• Menghindari : citrus juice, tomat, kopi, makanan berbumbu tajam, merica,
makanan pedas, minuman yang mengandung karbonat
• Menghindari makanan yang secara teratur à menyebabkan “hearburn” à
misalnya : “pastry” , cakes
Memperbaiki “ Clearing Esophagus”
• Jangan berbaring/tidur à > 2 jam setelah makan
• Meninggikan kepala à pada waktu tidur
Menurunkan frekuensi dan volume reflux
• Makanan porsi kecil dan sering
• Menurunkan berat badan jika overweight
47
• Cukup serat untuk menghindari konstipasi (meningkatkan tekanan
intraabdominal)
• Menghisap sedikit- sedikit minuman
Hal - hal lain
• Menghidari mengunyah permen karet
• Menghindari rokok
• Memonitor pengaruh antacid pada status zat besi à suplemen bila perlu
• Monitor pengaruh penghindaran citrus, tomat dll thd status asam askorbat à
suplemen bila perlu
SINDROMA DISPEPSIA
• Kumpulan gejala à nyeri epigastrium, mual, muntah, perut kembung, cepat
kenyang, anoreksia, flatulens.
• Faktor sekunder gangguan sistemik à aterosklerosis, hipertensi, penyakit hati,
ginjal
• Faktor lain à makan terlalu banyak, terlalu cepat, stres, rokok, exercise
setelah makan, obat2an à iritasi lambung. dll
Prinsip Pemberian Makan
• Prinsip à pemberian nutrisi oral/entaral à bila keadaan akut (muntah2 hebat)
à nutrisi paranteral
• Kembung dan banyak gas abdomen à dihindari makan/minum yang
meningkatkan gas dan flatulensi abdomen, misal cocacola, fanta, sawi, kol,
nangka.
Macam – macam Dispepsia
• Dispepsia refluks dan esofagitis
48
• Dispepsia ulcus à kurangi makanan/ minuman yang merangsang sekresi
asam lambung (kopi, the, susu dll) ; perbanyak serat
• Dispepsia fungsional à gejala ada, pemeriksaan penunjang tidak ada kelainan
(USG, CT scan abdomen, Endoskopi)
Syarat Diet Dispepsia Fungsional
• Menghindari makanan/minuman yang menyebabkan/memperberat gejala
• Mengatur jarak jam2 makan dan porsi makan sering tetapi interval pendek
• Dianjurkan makan perlahan-lahan, dikunyah halus, tidak minum saat makan
• Menghindari makanan/minuman yang menstimulir sekresi asam lambung
• Tinggi serat tapi tidak menimbulkan gas
• Kurangi makanan yang terlalu berlemak
Pengaruh Makanan terhadap fungsi Traktus Gastrointestinal
• Cabe/sambal
zat aktif sambal : alkaloid capsaicin à dosis rendah protektor, dosis tinggi
perusak mukosa lambung
• Alkohol
Dosis 5% à protektor ; kadar > 20% dapat merusak lambung
• Kopi
Meningkatkan sekresi cairan lambung
• Serat
Serat dalam buah dan sayuran bermanfaan à diit tinggi serat mencegah
kanker kolorektal dan angka kekambuhan tukak peptik
• Rokok
Memperlambat proses penyembuhan tukak peptik
49
GASTRITIS
• Peradangan pada lambung
• Tipe à akut atau kronik
• Penyebab à bakteri/ infeksi virus, “autoimun disorders”, “bile reflux” ; iritasi
dari obat, alkohol, sekresi asam lambung berlebihan (stres), Muntah kronis
• Gejala : cegukan, nyeri ulu hati, nafsu makan menurun, mual, muntah, BAB
coklat, muntah darah.
GASTRITIS AKUT
• Mengistirahatkan lambung dan pemulihan (24 – 48 jam)
• Perdarahan à intravena
• Membaik diberikan oral à makanan cair à ditingkatkan sesuai toleransi
pasien
• Gastritis akut ringan à makanan lunak per oral (bubur, campuran susu, krim
sereal dan puding dll)
GASTRITIS KRONIS
• Memenuhi kecukupan gizi à kalori dan zat gizi lain
• Bentuk makanan lunak à bertahap
• Makan teratur
• Menghindari makanan yang membuat rasa tak nyaman
• Prinsip penatalaksanaan gizi à peptic ulcer
Pendidikan Pasien
• Pada gastritis kronik à perlu penilaian status folat dan Vitamin B12. Pada
atropi lambung dan intestinal à berhubungan dengan penyerapan folat dan
Vit. B12
50
• Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung à alkohol,
cafeine, lada hitam, cola.
TUKAK PEPTIKUM
• Sekresi asam berlebihan atau kerusakan pembatas mukosa saluran cerna à
terbentuknya tukak
• Ulcer pada lambung à gastric ulcer ; pada duodenum à duodenal ulcer ;
kedua tipe à peptic ulcer
• Faktor utama à Helicobater pylori à basilus pada epitel lambung
• Faktor lain à merokok, penggunaan teratur obat2an antiinflasi nonsteroid
(mis. Aspirin) ; stres emosional ; genetik.
Faktor Prediposisi
• Merokok berlebihan, mengkonsumsi obat aspirin berlebihan, kebiasaan
minum kopi dan cola.
• Keturunan
• Stres psikis à kurang istirahat, tidur, penyakit .
Tujuan Diet
• Menurunkan sekresi asam lambung
• Merubah kebiasaan à faktor prediposisi
• Mengkoreksi anemia à jika ada
• Mencegah komplikasi lebih lanjut à perforasi
• Memenuhi kecukupan vitamin C à mempercepat pemulihan
Pengaturan Makan
• Dulu à pantangan makanan/minuman untuk mencegah perburukan atau tidak
menimbulkan keluhan. Misalnya : asam (cuka), pedas, kopi, alkohol, cola, bir
51
• Sekarang à moderat à makanan lunak/ biasa, menghindari
makanan/minuman yang tidak dapat ditoleransi. Tinggi serat untuk mencegah
kekambuhan tukak.
• Tidak ada bukti makanan saring à memulihkan ulcer / menurunkan sekresi
asam lambung
Prinsip Gizi Peptic Ulcer
• Makan teratur à porsi kecil dan sering
• Tinggi protein dan Vit. C à pemulihan
• Menghindari kopi, the, cola, coklat dan kafeine dalam minuman serta alkohol
• Hindari rokok
• Hindari penggunaan obat à yang merusak “stomach lining”
• Hindari penggunaan lada yang berlebihan dalam memasak
SALURAN CERNA BAWAH
• Saluran cerna bawah terdiri atas usus halus, usus besar, rektum dan anus.
Pencernaan di usus, terjadi enzimatis, peremasan, dan penyerapan zat gizi.
• Pencernaan enzimatis terjadi dalam usus dan bertujuan menghidrolisis
makanan menjadi beberapa komponen zat gizi dasar (protein, lemak,
karbohidrat, vitamin dan mineral).
Klasifikasi Penyakit Saluran Cerna Bawah
• Penyakit usus Inflamatorik
Penyakit usus Inflamatorik adalah peradangan terutama pada ileum dan usus
besar dengan gejala diare, disertai darah, lendir, nyeri abdomen, berat badan
berkurang, nafsu makan berkurang, demam, dan kemungkinan terjadi
steatorea (adanya lemak dalam feses).
52
• Di Indonesia karsinoma kolorektal merupakn karsinoma saluran cerna yang
banyak dijumpai, termasuk kedalam 10 jenis kanker terbanyak, dan
menempati urutan ke-6 dari penyakit keganasan yang ada.
• Faktor-faktor yang mempunyai hubungan dengan timbulnya karsinoma
kolorektal ini adalah faktor kebiasaan makan tinggi kolesterol dan rendah
serat. Gambaran klinis sangat bervariasi dan tidak spesifik. Bisa dijumpai
tanpa keluhan sampai adanya keluhan yang berat dan sangat tergantung pada
lokasi dan besarnya tumor. Pada karsinoma kolon, konon penderita datang
dengan keluhan adanya masa di perut abdomen kanan, obstruksi baru akan
timbul bila tumor sudah sangat besar.
Tujuan Diet Penyakit Usus Inflamatorik
• Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
• Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang.
• Mencegah iritasi dan inflamasi lebih lanjut.
• Mengistirahatkan usus pada masa akut
Syarat-syarat Diet Penyakit Usus Inflamatorik
• Pada fase akut dipuasakan dan diberi makanan secara parenteral saja.
• Bila fase akut teratasi, pasien diberi makanan secara bertahap, mulai dari
bentuk cair (per oral maupun enteral), kemudian meningkat menjadi Diet Sisa
Rendah dan Serat Rendah.
• Bila gejala hilang dapat diberikan Makanan Biasa.
• Kebutuhan gizi, yaitu :
– Energi tinggi dan protein tinggi.
– Suplemen vitamin dan mineral antara lain vitamin A, C, D, asam folat,
vitamin B12, kalsium, zat besi, magnesium, dan seng.
53
• Makanan Enteral Rendah atau Bebas Laktosa dan mengandung asam lemak
rantai sedang dapat diberikan karena sering terjadi intoleransi laktosa dan
malabsorpsi lemak.
• Cukup cairan dan elektrolit.
• Menghindari makanan yang menimbulkan gas.
• Sisa Rendah dan secara bertahap kembali ke Makanan Biasa.
PENYAKIT DIVERTIKULAR
• Penyakit divertikular terdiri atas penyakit Divertikulosis dan Divertikulitis.
Penyakit Divertikulosis yaitu adanya kantong-kantong kecil yang terbentuk
pada dinding kolon yang terjadi akibat tekanan intrakolon yang tinggi pada
konstipasi kronik. Hal ini terutama terjadi pada usia lanjut yang makanannya
rendah serat.
• Penyakit divertikulitis terjadi bila penumpukan sisa makanan pada divertikular
menyebabkan peradangan.
Tujuan Diet Penyakit Divertikulosis
• Meningkatkan volume dan konsistensi feses.
• Menurunkan tekanan intra luminal.
• Mencegah infeksi.
Syarat-syarat Diet Penyakit Divertikulosis
• Kebutuhan energi dan zat-zat gizi normal.
• Cairan tinggi, yaitu 2-2,5 liter sehari
• Serat tinggi.
Tujuan Diet Penyakit Divertikulitis
• Mengistirahatkan usus untuk mencegah perforasi.
• Mencegah akibat laksatif dari makanan berserat tinggi.
54
Syarat-syarat Diet Penyakit Divertikulitis
• Mengusahakan asupan energi dan zat-zat gizi cukup sesuai dengan batasan
diet yang ditetapkan.
• Bila ada pendarahan, dimulai dengan makanan Cair Jernih.
• Makanan diberikan secara bertahap, mulai dari Diet Sisa Rendah I ke Diet
Sisa Rendah II dengan konsistensi yang sesuai.
• hindari makanan yang banyak mengandung biji-biji kecil, seperti tomat, jambu
biji, dan stroberi, yang dapat menumpuk dalam divertikular.
• Bila perlu diberikan makanan Enteral Rendah atau Bebas Laktosa.
• Untuk mencegah konstipasi, minum minimal 8 gelas sehari.
55
DIET PENY. HATI DAN KANDUNG
EMPEDU
Pertemuan 8
HATI
Definisi
• Hati/liver merupakan organ paling besar dan paling berat yang ada dalam
tubuh. Bertnya sekitar 1,3 kg
• Letaknya berada di bagian atas sebelah kanan abdomen dan dibawah tulang
rusuk
Fungsi Hati
• Untuk menyaring segala sesuatu yang dikonsumsi maupun dihirup manusia
termasuk yang diserap dari prmukaan kulit
• Untuk menetralkan dan menghancurkan substansi beracun
• Membantu menghambat infeksi
Penyakit Hati
• Ada dua jenis penyakit hati
– Hepatitis
– Sirosis hati
Hepatitis
• Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh keracunan toksin
tertentu atau karena infeksi virus.
• Penyakit ini disertai anoreksia, demam, rasa mual, dan muntah, jaundice
(kuning), kencing berwarna gelap dan pembesaran pada hati
56
Sirosis Hati
• Kerusakan hati yang disebabkan oleh hepatitis kronis, alkohol, penyumbatan
saluran empedu dan beberapa kelainan metabolisme
• Gejalanya: kelelahan, kehilangan berat badan, penurunan daya tahan tubuh,
gangguan pencernaan, pembesaran hati dan limpa, dll
Terapi
• Pada kasus penyakit hati, terapi yang umumnya dilakukan oleh dokter adalah
pengobatan simtomatik yang dikombinasikan dengan pemberian suplemen
gizi yang berkhasiat sebagai pelindung hati seperti fosfolipid,lesitin,metionin
formula enteral khusus,preparat antibodi dan antivirus
Tujuan Terapi Diet Penyakit Hati
• Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi
hati
• Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut
• Mencegah katabolisme protein
• Mencegah penurunan berat badan
• Mencegah/mengurangi asites,varises esophagus,dan hipertensi portal
• Mencegah koma hepatik
Prinsip diet yang harus di perhatikan
• Pemberian suplemen vitamin mineral untuk memberikan 100-200% AKG
• Pembatasan garam bila terdapat asites dan edema
• Higiene makanan dan minuman juga perlu diperhatikan karena salah satu
penyebab peningkatan amonia
57
Syarat diet penyakit hati
• Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein yang diberikan secara
bertahap sesuai kemampuan pasien yaitu 40-45 kkal/kgBB
• Lemak cukup,yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk mudah
dicerna
• Protein agak tinggi, yaitu 1,25-1,5 g/kgBB agar terjadi anabolisme protein
• Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi.
• Natrium diberikan rendah tergantung tingkat edema dan asites
• Cairan diberikan lebih dari biasa
• Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah atau makanan biasa
sesuai kemampuan saluran cerna
• Menghindari pemberian makanan yang merangsang
Jenis diet khusus penyakit hati
• Hal ini didasarkan pada gejala dan keadaan penyakit pasien
• Jenis diet penyakiy hati tersebut adalah
– Diet hati I (DH I)
– Det hati II (DH II)
– Diet hati III (DH III)
– Selain itu juga menyertakan diet garam rendah
Diet garam rendah I
• Diet garam rendah diberikan kepada pasien dengan edema,asites atau
hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak menambahkan garam
dapur. Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya
• Kadar natrium pada diet rendah garam I adalah 200-400 mg Na
58
Diet hati I
• Diet hati I diberiakan bila pasien dalam keadaan akut. Melihat keadaan pasien
makanan diberikan dalam bentuk cincang/lunak, pemberian protein dibatasi
(30g/hari)dan lemak diberikan dalam bentuk mudah dicerna
Diet hati II
• Diet hati II diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet hati I kepada
pasien dengan nafsu makannya cukup. Menurut keadaan pasien makanan
diberikan dalam bentuk lunak/biasa
• Protei diberikan ig/kgBB
• Lemak sedang 20-25% dari kebutuhan energi total dalam bentuk mudah
dicerna
Diet hati III
• Diet hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet hati II
• Menurut kesanggupan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak atau
biasa. Makanan ini cukup energi, protein, lemak, mineral dan vitamin tapi
tinggi karbohidrat
• Bahan makanan yang dibatasi untuk diet hati I,II dan III adalah dari sumber
lemak,yaitu semua makanan dan daging yang banyak mengandung lemak dan
santan serta bahan makanan yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah,
kol,sawi, lobak, ketimun,durian dan nangka.
• Sedangkan bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hati I,II,III adalah
makanan yang mengandung alkohol, teh atau kopi kental
Fungsi Kandung Empedu
59
Fungsi utama kandung empedu adalah untuk mengkonsentrasikan dan
menyimpan empedu yang diproduksi oleh hati
Cairan empedu mengandung garam empedu dan kolesterol
Empedu membantu pencernaan serta absorpsi lemak dan vitamin larut
lemak,mineral besi, dan kalsium
Penyakit kandung Empedu
Penyakit kandumg empedu umumnya terdiri atas
Infeksi (kolesistitis)
Batu empedu (kolelitiasis)
Kolesistitis
Peradangan kandung empedu, penyebab utamanya adalah batu empedu yang
menyumbat saluran empedu
Penyakit ini dapat disertai jaudice, karena cairan empedu tidak bisa masuk ke
saluran cerna berubah warna menjadi bilirubia yang berwarna kuning dan
masuk ke peredaran darah
Kolelitiasis
Terbentuknya batu empedu yang bila masuk ke dalam saluran empedu
menimbulkan penyumbatan dan kram
Penyaluran empedu ke duodenum terganggu sehingga mengganggu absorpsi
lemak
Ada dua jenis batu empedu , yaitu kolesterol dan batu pegmen
Tujuan Diet
Untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dan memberi
istirahat pada kandung empedu dengan cara:
Mengendalikan berat badan
60
Membatasi asupan lemak <30%
Membatasi konsumsi gula murni
Menghindari program penurunan berat badan
Membatasi makanan yang menyebabkan kembung
Prinsip diet kandung empedu
Makanan untuk sarapan pagi jangan terlalu banyak lemak
Gunakan susu rendah lemak atau susu skim
Gunakan pengganti gula seperti aspartam
Beli makanan cemilan rendah lemak
Makan sayuran yang tidak menimbulkan gas
Lakukan olahraga santai seperti berjalan atau bersepeda
Syarat-syarat diet penyakit kandung empedu
Energi sesuai kebutuhan
Protein agak tinggi, yaitu 1-1,25 g/kgBB
Pada keadaan akut lemak tidak diperbolehkan sampai keadaan akutnya
mereda, sedangkan pada keadaan kronis dapat diberikan 20-25% dari
kebutuhan energi
Bila perlu berikan suplemen vitamin A,D,E,dan K
Serat tinggi terutama dalam bentuk pektin
Hindari bahan makanan yang dapat menimbulkan rasa kembung
Diet harus baik dan seimbang
Diet tidak boleh mengandung makanan yang merangsang dan menimbulkan
gas
Diet rendah lemak dapat dianjurkan selama 4-6 minggu
61
Dalam keadaan akut, biasanya pasien mendapatkan cairan serta elektrolit
lewat infus
Jenis diet khusus penyakit kandung empedu
Terdapat 3 jenis diet khusus penyakit kandung enpedu
Diet lamak rendah I
Diet lamak rendah II
Diet lemak rendah III
Diet lemak rendah I
Diet lemak rendah I diberikan kepada pasien kolesistitis dan kolelitiasis
dengan kolik akut
Makanan yang diberikan berupa buah-buahan dan minuman manis
Makanan ini rendah energi dan semua zat gizi kecuali vitamain A dan C
Diet lemak rendah II
Diet lemak rendah II diberikan secara berangsur bila keadaan akut dapat
diatasi dan perasaan mual sudah berkurang
Menurut keadaan pasien makanan diberikan dalam bentuk cincang, lunak atau
biasa.
Makanan ini rendah energy, kalsium dan tiamin
Diet lemak rendah III
Diet lemak rendah III di berikan kepada pasien penyakit kandung empedu
yang tidak gemuk dan mempunyai nafsu makan
Menurut keadaan pasien makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa
Makanan ini cukup energi dan semua zat gizi
62
Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk diet penyakit kandumg empedu
adalah semua makanan dan daging yang mengandung lemak, gorengan, dan
makanan yamg menimbulakan gas seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak,
ketimun, durian, dan nangka.
63