Post on 21-Jul-2020
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI
MELALUI METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)
PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS HIDROSFER
DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN DI MUKA BUMI
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1
Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010)
Skripsi
Oleh:
REZA YOHANA
NIM K5406035
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI
MELALUI METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)
PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS HIDROSFER
DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN DI MUKA BUMI
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1
SurakartaTahun Ajaran 2009/2010)
Oleh: REZA YOHANA
NIM K5406035
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan
Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Reza Yohana. K5406035. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN DI MUKA BUMI (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi dan hasil belajar siswa kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010 dengan menggunakan metode Teams Games Tournament (TGT) pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi.
Penelitian ini Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-4 sebanyak 39 siswa. Data diperoleh melalui dokumentasi, observasi, wawancara, angket dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Indikator kinerja yang harus dicapai adalah ketuntasan 80% motivasi dan hasil belajar.
Hasil belajar pada siklus I menunjukan bahwa penerapan metode Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran geografi belum mampu meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian. Hal ini ditunjukkan pada motivasi siswa yang baru mencapai 67% dan hasil belajar siswa mencapai 67% dari jumlah siswa. Hasil penelitian siklus II terjadi peningkatan motivasi siswa menjadi 85% dan hasil belajar belajar siswa 82%. Hasil pada siklus II tersebut menunjukkan bahwa penggunaan metode TGT pada pembelajaran geografi disertai dengan pemberian motivasi, penilaian terhadap hasil kerja individu dan mengoptimalkan penggunaan media seperti makromedia flash dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Motivasi siswa dari siklus I ke siklus II meningkat 18% (siklus I = 67% dan siklus II = 85%). Hasil belajar siswa meningkat 15% dari siklus I ke siklus II (siklus I = 67% dan siklus II = 82%). Dengan demikian dapat diajukan rekomendasi bahwa penerapan metode TGT dapat meningkatkan hasil belajar geografi siswa kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
REZA YOHANA. K5406035. THE ATTEMPT OF IMPROVING THE GEOGRAPHY LEARNING MOTIVATION AND RESULT USING TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) LEARNING METHOD IN BASIC COMPETENCY OF ANALYZING HYDROSPHERE AND THE EFFECT ON LIFE ON THE EARTH SURFACE. (Clasroom Action Research on Class X-4 of SMA Muhammadiyah 1 Surakarta in Academic Year 2009/ 2010).Thesis, Surakarta: Teaching and Education Science Faculty of Sebelas Maret University Surakarta, August 2010. The aim of the research is to know student motivation and student learning result on class X-4 of SMA Muhammadiyah 1 Surakarta in academic year 2009/2010 using Teams Games Tournament (TGT) method in basic competency of analyzing hydrosphere and the effect on life on the earth surface.
This research is Clasroom Action Research. The subject of the research is students on class X-4 in amount of 39 students. Instrument of data collecting in this research are documentation, observation, interview and test. Technique of analyzing data used is qualitative description. The indicator of work system needing to be achieved is 80% passing in learning motivation dan learning result. The learning outcome in the first cycle showed that TGT method in
motivation reached 67% and student learning result reached 67% of total student number. In second cycle result, there is an increase in student motivation into 85% and student learning result into 82%. That result showed that use of TGT method in geography learning is accompained by motivation giving value and optimizing to use of media as makromedia flash can increase the student learning motivation and student learning result. The student motivation increase by 18% from cycle I to cycle II (cycle I =67% and cycle II =85%). The student learning result increase by 15% from cycle I to cycle II (cycle I =67% and cycle II =82%). So it can be recommended that the application of TGT method can improve student motivation and student learning result of geography on class X-4 of SMA Muhammadiyah 1 Surakarta in academic year 2009/2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu.
Orang-orang yang masih terus belajar akan menjadi pemilik masa depan
(Mario Teguh)
Jika anda dapat memimpikan dan meyakininya, anda dapat meraihnya
(Rev. Jesse Jackson)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Dalam naungan Allah SWT, kupersembahkan karya
ini untuk:
1. Ibuku tercinta yang selalu mendoakan dan
menguatkanku
2. Almarhum Bapak, segala doa kupanjatkan untuk
kedamaian dan ketenanganmu di sana
3. Kedua kakakku Rosi dan Riki yang selalu
menanyakan kabar skripsiku dan
menyemangatiku tentunya
4. Seseorang yang berarti bagiku, terima kasih
telah menemani perjalananku
5. Teman- 6
6. Almamaterku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan hidayah-Nya, skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan untuk memenuhi
sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Geografi. Selain
karena kemudahan yang telah diberikan oleh-Nya, keberhasilan penyusunan
skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberi izin
penelitian skripsi kepada penulis.
2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial FKIP-UNS yang telah memberi izin penulisan skripsi
kepada penulis.
3. Drs. Partoso Hadi, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi
yang telah memberikan izin penulisan skripsi.
4. Bapak Drs. Partoso Hadi, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah memberikan
banyak bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan penyusunannya.
5. Bapak Dr. M. Gamal Rindarjono, M.Si, selaku Pembimbing II yang telah
membimbing dan memberikan arahan hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Bapak Singgih Prihadi, S.Pd, M.Pd, selaku Pembimbing Akademik yang
dengan sabar membimbing penulis pada tahun-tahun awal studi.
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan
perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
8. Drs. H. Tri Kuat, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1
Surakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
9. Ibu Umi Rochyani selaku guru Geografi kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1
Surakarta yang telah membantu kelancaran penelitian.
10. Siswa-siswi kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.
11. Teman-teman seperjuangan 6 yang ikut memberikan sejarah bagi
hidupku.
12. Berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini mungkin masih jauh dari
sempurna. Untuk itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kebaikan dan
kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat
bagi semua pihak yang berkepentingan.
Surakarta, Oktober 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK INDONESIA ........................................................... v
HALAMAN ABSTRAK INGGRIS ................................................................ vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 9
1. Penelitian Tindakan Kelas..................................................... 9
2. Belajar Pembelajaran ............................................................ 11
3. Metode Pembelajaran ............................................................ 14
4. Motivasi Belajar .................................................................... 21
5. Hasil Belajar .......................................................................... 24
6. Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap
Kehidupan di Muka Bumi ..................................................... 25
B. Penelitian yang Relevan ............................................................. 36
C. Kerangka Pemikiran ................................................................... 38
D. Hipotesis Tindakan...................................................................... 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian ....................................................................... 41
B. Pendekatan Penelitian ................................................................ 42
C. Sumber Data ............................................................................... 45
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 46
E. Validitas Data ............................................................................. 50
F. Teknik Analisis Data ................................................................... 51
G. ............................................................. 52
H. .......................... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian......................................................... 55
1. Lingkungan Sekolah.............................................................. 55
2. Karakteristik Guru ................................................................. 60
3. Karakteristik Siswa ............................................................... 60
B. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................... 62
1. Kondisi Awal ........................................................................ 62
2. Siklus I ................................................................................. 64
3. Siklus II ................................................................................. 79
C. Pembahasan ................................................................ 90
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 98
B. Implikasi ..................................................................................... 98
C. Saran ........................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 100
LAMPIRAN ..................................................................................................... 103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 1. Rata-Rata Nilai Ulangan Harian Geografi Kelas X ............... 2
2. Tabel 2. Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa Kelas X pada tiap
Kompetensi Dasar Tahun 2008. ............................................. 4
3. Tabel 3. Perbandingan Metode TGT dengan Metode STAD............... 18
4. Tabel 4. Penelitian yang Relevan ......................................................... 36
5. Tabel 5. Jadwal Penyusunan Skripsi .................................................... 42
6. Tabel 6. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa ............................... 48
7. Tabel 7. Kategori Motivasi Belajar ...................................................... 49
8. Tabel 8. Ukuran Keberhasilan Penelitian ............................................ 52
9. Tabel 9. Jumlah Siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta ................. 58
10. Tabel 10. Keadaan Guru dan Pegawai SMA Muhammadiyah 1
Surakarta ................................................................................ 58
11. Tabel 11. Sarana Prasarana SMA Muhammadiyah 1 Surakarta............. 59
12. Tabel 12. Motivasi Awal Siswa terhadap Mata Pelajaran Geografi. ...... 62
13. Tabel 13. Nilai Awal Siswa ................................................................... 63
14. Tabel 14. Motivasi Siswa Siklus I .......................................................... 74
15. Tabel 15. Nilai Tes Formatif Siklus I.................. ................................... 75
16. Tabel 16. Hasil Tes Formatif Siklus I terhadap masing-masing
indikator.................. ............................................................... 76
17. Tabel 17. Motivasi Siswa Siklus II.................. ....................................... 88
18. Tabel 18. Nilai Tes Formatif Siklus II .................................................... 89
19. Tabel 19. Perbandingan Pembelajaran Awal dan Baru yang digunakan
Guru ...................................................................................... 91
20. Tabel 20. Perbandingan Kategori Motivasi Siswa pada Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II .............................................................. 94
21. Tabel 21. PerbandinganTingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Dilihat dari Nilai Tes Kondisi Awal, Siklus I Dan Siklus I ... 96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Alur Pelaksanaan Tindakan dalam PTK .................................................... 10
2. Kerangka Pemikiran....... ............................................................................ 39
3. Peta Lokasi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta ......................................... 56
4. Peta Citra Lokasi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta....... ......................... 57
5. Peta Persebaran Asal SMP Siswa Kelas X-4 Tahun Ajaran 2009/ 2010
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta............................................................. 61
6. Histogram Motivasi Awal Siswa ............................................................... 63
7. Histogram Nilai Awal Siswa ...................................................................... 64
8. Histogram Motivasi Siswa Siklus I ............................................................ 74
9. Histogram Nilai Tes Formatif Siklus I ....................................................... 75
10 Histogram Motivasi Siswa Siklus II .......................................................... 88
11. Histogram Nilai Tes Formatif Siklus II ..................................................... 89
12. Histogram Perbandingan Kategori Motivasi Siswa pada Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II .................................................................................. 95
13. Histogram Perbandingan Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Dilihat
dari Nilai Tes Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II...................... ............. 97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Angket Motivasi Belajar
Lampiran 2. Lembar Observasi Terstruktur Untuk Siswa
Lampiran 3. Kuesioner Tanggapan Siswa terhadap Cara Pembelajaran
yang Dilaksanakan Guru
Lampiran 4. Lembar Observasi untuk Guru
Lampiran 5. Angket Karakteristik Guru Kolaborasi
Lampiran 6. Pedoman Wawancara Guru
Lampiran 7. Daftar Siswa Kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
Lampiran 8. Nilai UAN dan Asal Sekolah Siswa Kelas X-4 SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta
Lampiran 9. Silabus Siklus I
Lampiran 10. Silabus Siklus II
Lampiran 11. RPP Siklus I
Lampiran 12. RPP Siklus II
Lampiran 13. Validitas Instrumen Soal Tes Formatif Siklus I
Lampiran 14. Validitas Instrumen Soal Tes Formatif Siklus II
Lampiran 15. Kisi-Kisi Soal Tes Formatif Siklus I
Lampiran 16. Soal dan Kunci Jawaban Tes Formatif Siklus I
Lampiran 17. Kisi-Kisi Soal Tes Formatif Siklus II
Lampiran 18. Soal dan Kunci Jawaban Tes Formatif Siklus II
Lampiran 19. Soal dan Kunci Jawaban Diskusi Siklus I
Lampiran 20. Soal dan Kunci Jawaban Diskusi Siklus II
Lampiran 21. Peraturan Permainan Siklus I dan Siklus II
Lampiran 22. Soal dan Kunci Jawaban Permainan Siklus I
Lampiran 23. Soal dan Kunci Jawaban Permainan Siklus II
Lampiran 24. Skor Motivasi Siswa pada Survei Awal
Lampiran 25. Rata-Rata Nilai Ulangan Siswa pada Survei Awal
Lampiran 26. Hasil Observasi Terstruktur untuk Siswa Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Lampiran 27. Hasil Kuesioner Tanggapan Siswa terhadap Cara Pembelajaran
yang Dilaksanakan Guru Siklus I
Lampiran 28. Hasil Observasi untuk Guru Siklus I
Lampiran 29. Skor Motivasi Siswa Siklus I
Lampiran 30. Nilai Ulangan Siswa Siklus I
Lampiran 31. Analisis Soal Tes Formatif Siklus I
Lampiran 32. Hasil Observasi Terstruktur untuk Siswa Siklus II
Lampiran 33. Hasil Kuesioner Tanggapan Siswa terhadap Cara Pembelajaran
yang Dilaksanakan Guru Siklus II
Lampiran 34. Hasil Observasi untuk Guru Siklus II
Lampiran 35. Skor Motivasi Siswa Siklus II
Lampiran 36. Nilai Ulangan Siswa Siklus II
Lampiran 37. Pembagian Kelompok
Lampiran 38. Materi Hidrosfer
Lampiran 39. Dokumentasi Foto Kondisi Pembelajaran
Lampiran 40. Profil SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
Lampiran 41. Perijinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sumberdaya manusia yang berkualitas merupakan kunci masa depan suatu
bangsa. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk
mengembangkan dan membina potensi sumberdaya manusia. Pendidikan
merupakan investasi utama bagi setiap bangsa karena dari sanalah tunas muda
harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.
Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang dapat menghasilkan
lulusan yang memiliki kemampuan dasar untuk belajar, sehingga dapat menjadi
pelopor dalam pembaharuan dan perubahan. Oleh karena itu, bidang pendidikan
perlu mendapatkan perhatian, baik oleh pemerintah, masyarakat pada umumnya
dan juga para pengelola pendidikan pada khusunya. Tantangan untuk
meningkatkan mutu pendidikan yang akan mampu meningkatkan kualitas
manusia dan meningkatkan mutu kehidupan harus dihadapi. Untuk mewujudkan
keberhasilan dalam bidang pendidikan perlu adanya perhatian terhadap proses
belajar di sekolah yang tak lepas dari peran serta guru sebagai pendidik dan siswa
swa tidak
hanya tergantung pada rencana pengajaran dan buku pelajaran yang baik saja,
melainkan bergantung pula pada orang yang berdiri di muka kelas. Kalau orang
itu mampu dan cakap menjalankan tugasnya, barulah dapat kita harapkan bahwa
kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar-
Sejak tahun pelajaran 2006/ 2007 pemerintah telah menerapkan kurikulum
baru yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penerapan Kurikulum
yang digunakan saat ini yaitu KTSP mengharuskan siswa untuk berperan aktif
dalam proses belajar mengajar. Kurikulum ini mulai diberlakukan sejak tahun
2006 yang merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Pada kedua kurikulum ini, guru tidak
lagi mendominasi pembelajaran (teacher centered) tapi menempatkan siswa
sebagai subyek didik sehingga pendekatannya berpusat pada siswa (student
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
centered). Namun pembelajaran dengan konsep teacher centered nampaknya
masih sering diterapkan karena dianggap praktis dan mudah dilaksanakan.
Pembelajaran yang digunakan guru geografi kelas X di SMA Muhammadiyah 1
Surakarta juga masih menerapkan teacher centered.
Pembelajaran geografi yang dilaksanakan di kelas X SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta terutama kelas X-4 menemui kendala yaitu
menyangkut hasil dan motivasi belajar yang masih rendah. Berdasarkan data yang
diperoleh dari guru geografi kelas X SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, diketahui
bahwa kelas X-4 memiliki rata-rata nilai ulangan paling rendah bila dibandingkan
dengan kelas X yang lain. Berikut disajikan tabel rata-rata nilai ulangan harian
geografi kelas X.
Tabel 1. Rata-Rata Nilai Ulangan Harian Geografi Kelas X
Kelas Rata-Rata Nilai Ulangan
X-1 69,05
X-2 64,6
X-3 63,4
X-4 59,6
X-5 60,5
X-6 60,4
X-7 62,3
Sumber: Data Guru Pengampu Mata Pelajaran Geografi KelasX
Pada saat ulangan, sebagian besar siswa kelas X-4 belum mencapai nilai
65 yang merupakan standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata
pelajaran geografi. Dari 39 siswa hanya 16 siswa (41%) yang mencapai KKM
sehingga 23 siswa (59%) belum mencapai ketuntasan.
Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh motivasi siswa. Jika siswa
kurang memiliki motivasi maka hasil belajarpun kurang optimal. Sesulit apapun
materi jika siswa memiliki motivasi yang tinggi maka siswa akan tetap belajar.
Informasi awal mengenai motivasi belajar kelas X-4 diperoleh melalui wawancara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
guru dan observasi yang dilaksanakan pada tanggal 19 April 2010. Siswa kelas
tersebut cenderung pasif ditandai dari ketidakberanian mengungkapkan pendapat
maupun mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum dimengerti. Pada
saat pembelajaran berlangsung banyak siswa tidak memperhatikan, mengantuk,
hanya ada beberapa siswa yang mencatat penjelasan dari guru dan jika diberi
tugas siswa suka mengulur waktu mengerjakannya. Sikap siswa tersebut
memperlihatkan mengenai motivasi siswa yang masih rendah terhadap
pembelajaran geografi. Motivasi siswa dapat disebabkan oleh kurangnya
kesadaran siswa akan pentingnya mata pelajaran geografi ataupun karena metode
yang sering digunakan guru kurang menimbulkan ketertarikan siswa.
Bersamaan dengan observasi motivasi siswa, peneliti juga melaksanakan
observasi terhadap pembelajaran yang dilakukan guru. Berdasarkan observasi
tersebut diperoleh informasi bahwa pembelajaran geografi kelas X masih
menggunakan metode ceramah yang berpusat pada guru (teacher centered) serta
penggunaan media yang kurang menarik. Guru menggunakan metode ceramah
karena dirasa metode ini mudah dalam penerapannya dan sudah sering dilakukan.
Kegiatan dalam pembelajaran banyak diisi dengan penyampaian materi sedangkan
siswa mendengarkan penjelasan guru. Guru menyampaikan materi dengan
berorientasi menghabiskan materi yang sangat padat sehingga kegiatan yang
mengaktifkan siswa dalam pembelajaran kurang begitu mendapat perhatian.
Dalam metode yang diterapkan guru ini, siswa hanya bersifat mendengarkan
penjelasan dari guru dan tidak ada interaksi dari siswa terhadap materi yang
diajarkan. Situasi belajar pasif yang didominasi guru menjadikan siswa cenderung
jenuh dan mengantuk sehingga tidak berkonsentrasi dalam belajar.
Berdasarkan pengalaman guru geografi mengajar kelas X, materi hidrosfer
merupakan materi yang dianggap sulit. Guru memiliki kesulitan dalam
memahamkan materi tersebut kepada siswa karena keterbatasan waktu untuk
menyampaikan materi yang begitu luas meliputi siklus hidrologi, perairan darat
dan perairan laut. Selain itu, kegiatan pembelajaran berupa penyampaian materi
hidrosfer dengan metode ceramah saja dan tanpa kegiatan aktif bagi siswa untuk
memahami konsep materi menjadikan situasi belajar membosankan sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
siswa sulit menyerap materi. Apalagi dengan sikap siswa yang kurang aktif dalam
pembelajaran seperti ketidakberanian dalam mengungkapkan ketidakpahaman
melalui pertanyaan sehingga semakin menyulitkan guru untuk memahamkan
mereka. Dalam setiap ulangan harian yang diberikan sebagaian besar siswa belum
mencapai batas KKM yaitu 65, sehingga guru perlu memberikan remidi.
Berdasarkan perbandingan nilai pada tiap Kompetensi Dasar geografi kelas X
semester genap tahun 2008, diperoleh data bahwa KD Menganalisis Hidrosfer dan
Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi termasuk rendah bila
dibandingkan dengan KD lain. Berikut ini disajikan tabel perbandingan rata-rata
nilai siswa kelas X semester genap pada tiap Kompetensi Dasar.
Tabel 2. Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa Kelas X pada tiap
Kompetensi Dasar Tahun 2008.
No. Kompetensi Dasar Nilai Rata-rata
1 Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan
litosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap
kehidupan di muka bumi
65,16
2 Menganalisis atmosfer dan dampaknya terhadap
kehidupan di muka bumi
62,36
3 Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap
kehidupan di muka bumi
59,45
Sumber: Data Guru Pengampu Mata Pelajaran Geografi KelasX
Data tersebut menunjukkan hasil belajar siswa masih rendah pada
Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
di Muka Bumi. Oleh karena itu perlu diterapkan metode pembelajaran baru
sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada KD tersebut.
Di dalam pembelajaran kooperatif dikenal berbagai metode pembelajaran
diantaranya yaitu Student Teams Achievement Division (STAD), Numbered Head
Together (NHT), dan Teams Games Tournament (TGT). Penelitian ini
menggunakan metode Teams Games Tournament (TGT). Metode Teams Games
Tournament (TGT) memiliki kesamaan dengan metode STAD (Student Teams
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Achievement Division) yaitu dalam pembentukan kelompok dan pembagian
materi, kecuali dalam satu hal yaitu kuis-kuis diganti dengan permainan. TGT
memiliki banyak kesamaan dinamika dengan STAD, tetapi menggunakan dimensi
kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan (Slavin, 2009:14)
Metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) mengelompokkan siswa
secara heterogen misal dalam hal prestasi akademik dan jenis kelamin. Tahap-
tahap yang dilakukan dalam metode Teams Games Tournament (TGT) yaitu
penyampaian materi (presentasi kelas), diskusi, permainan (turnamen) dan reward
(penghargaan).
Tahap pertama dalam metode Teams Games Tournament (TGT) adalah
presentasi kelas. Guru hanya memberikan konsep-konsep pokok. Selanjutnya,
pengembangan dari konsep-konsep tersebut dilakukan oleh siswa dalam bentuk
kelompok. Dalam kelompok, siswa mendiskusikan konsep dan soal yang
diberikan, membandingkan masing-masing jawaban dan membetulkan kesalahan
dalam memahami konsep sehingga seluruh siswa terlibat secara langsung dalam
penguasaan materi geografi. Kerja tim dipimpin oleh asisten yaitu siswa yang
memiliki kemampuan lebih daripada teman-temannya. Jika ada kesulitan maka
siswa yang merasa mampu harus mau membantu kesulitan teman sekelompoknya.
Permainan didesain untuk menguji pengetahuan yang dicapai siswa dan disusun
dalam pertanyaan-pertanyaan. Kegiatan permainan dalam Teams Games
Tournament (TGT) memuat penambahan pengetahuan dengan konsep
pembelajaran yang menyenangkan. Kelompok yang mempunyai kinerja tinggi
diberikan penghargaan oleh guru. Penghargaan yang diberikan dapat berupa nilai,
hadiah atau piagam. Setiap anggota ikut bertanggung jawab atas keberhasilan
kelompok tersebut sehingga diperlukan kerjasama diantara anggota kelompok
dalam memahami materi dan dalam menyelesaikan masalah. Metode
pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) juga memiliki keterbatasan yaitu
membutuhkan manajemen waktu yang baik dan persiapan yang rumit yaitu
mempersiapkan segala instrumen misal untuk diskusi dan permainan. Selain itu
suasana kelas terkesan ribut dan kurang tertib.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Metode Teams Games Tournament (TGT) disesuaikan dengan kondisi
siswa kelas X-4 yang cenderung pasif dalam pembelajaran geografi seperti tidak
memperhatikan guru, jarang ada siswa yang bertanya dan mengungkapkan
pendapat. Selain itu, metode ini juga disesuaikan dengan Kompetensi Dasar yang
menjadi materi penelitian yaitu Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan
Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi. Materi hidrosfer bersifat hafalan
dan memiliki cakupan yang luas meliputi siklus hidrologi, perairan darat dan
perairan laut. Pembelajaran akan membosankan dan siswa sulit menyerap materi
jika kegiatan hanya diisi penyampaian materi dengan metode ceramah. Dalam
metode Teams Games Tournament (TGT) terdapat variasi kegiatan yang
melibatkan siswa secara aktif, dan melalui permainan siswa dapat lebih mudah
memahami materi karena belajar dengan cara yang menyenangkan. Kegiatan aktif
dalam metode ini menjadikan siswa mengalami proses pembelajaran secara
alamiah sehingga hasilnya akan lebih mudah diingat. Dalam metode ini
pembelajaran kelompok dilaksanakan dengan bantuan asisten sehingga siswa
yang memiliki kemampuan lebih diantara teman lainnya dapat membantu teman
sekelompoknya yang belum paham. Kegiatan permainan dalam metode ini dapat
menyajikan materi hidrosfer yang memiliki cakupan luas dan bersifat hafalan
menjadi kegiatan pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa akan lebih
mudah menyerap materi. Permainan disusun dengan variasi soal yang banyak
sehingga siswa dituntut untuk menguasai materi hidrosfer yang memiliki cakupan
luas. Aktivitas belajar dengan permainan membuat siswa dapat belajar lebih rileks
dan tanpa tekanan sehingga dapat menimbulkan ketertarikan siswa. Penghargaan
diberikan sebagai pengakuan terhadap keberhasilan kinerja kelompok.
Penghargaan dapat memacu setiap siswa untuk berkompetisi dan menjalin
kerjasama dengan siswa lain.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN
HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI METODE PEMBELAJARAN
TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA KOMPETENSI DASAR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
MENGANALISIS HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP
KEHIDUPAN DI MUKA BUMI Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas
X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/ 2010.
B. Perumusan masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat
meningkatkan motivasi belajar geografi pada Kompetensi Dasar Menganalisis
Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi siswa kelas
X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2009/ 2010?
2. Apakah metode pembelajaran TGT Teams Games Tournament (TGT) dapat
meningkatkan hasil belajar geografi pada Kompetensi Dasar Menganalisis
Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi siswa kelas
X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2009/ 2010?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah, maka tujuan pokok penelitian ini
yaitu
1. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar geografi pada Kompetensi
Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka
Bumi siswa kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2009/
2010 melalui metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar geografi pada Kompetensi Dasar
Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi
siswa kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2009/ 2010
melalui metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Sumbangan untuk dunia pendidikan dalam rangka peningkatan motivasi dan
hasil belajar geografi melalui metode pembelajaran Teams Games Tournament
(TGT).
b. Masukan bagi peneliti lain yang bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Memberi peluang siswa berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar
mengajar.
2) Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
geografi.
b. Bagi Guru
1) Sebagai masukan bagi guru geografi tentang pentingnya keterlibatan
siswa dalam proses belajar mengajar.
2) Mendapatkan wawasan pengetahuan tentang metode pembelajaran yang
tepat untuk digunakan dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa.
3) Meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dan hasil belajar siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu bagaimana
sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka,
dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu
gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh
nyata dari upaya itu. Suharsimi Arikunto (2009: 2-3) menjelaskan PTK melalui
paparan gabungan definisi tiga kata, yaitu :
1. Penelitian Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan Tindakan adalah sesutu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian bebentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
PTK merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang bersifat praktis,
karena penelitian ini menyangkut kegiatan yang dipraktekkan guru dalam
tugasnya sehari-hari. Permasalahan yang diangkat untuk diteliti benar-benar
merupakan permasalahan yang ada dalam pekerjaan guru. Tujuan utama PTK
adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas. Kegiatan
penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahakan masalah, tetapi sekaligus
mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dapat dipecahkan dengan
tindakan yang dilakukan. PTK juga bertujuan untuk kegiatan nyata guru dalam
pengembangan profesionalnya. Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
berbagai persoalan dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami
langsung dalam interaksi antara guru dengan anak didik.
Arikunto (2009:16) mengemukakan bahwa secara garis besar terdapat
empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamatan, dan (4) refleksi.
Langkah-langkah tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Gambar 1. Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas
(Arikunto dkk, 2009: 16)
Kegiatan perencanaan peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh, siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Kegiatan tersebut
meliputi mengidentifikasi masalah menganalisis masalah, merumuskan masalah
dan membuat hipotesa tindakan. Tahap berikutnya setelah perencanaan adalah
pelaksanaan tindakan. Dalam PTK rincian tindakan yang dilakukan adalah
langkah-langkah yang akan dilakukan, kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh
guru dan yang diharapkan oleh siswa, serta jenis media pembelajaran dan jenis
intrumen yang akan digunakan. Tahap pengamatan dilaksanakan bersamaan
dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
?
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
mencatat semua hal yang diperlukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
Sedangkan pada tahap refleksi dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang terkumpul, kemudian
evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
Keempat tahapan dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk
membentuk siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah
semula. Jadi satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan
refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi.
Salah satu ciri khas dalam PTK adalah adanya kolaborasi (kerja sama)
antara praktisi (guru, kepala sekolah, siswa dan lain-lain) dan peneliti (dosen,
mahasiswa, dan lain-lain). PTK juga dapat dilaksanakan sendiri oleh guru tanpa
kerjasama dengan peneliti sehingga guru berperan sebagai peneliti sekaligus
praktisi pembelajaran.
2. Belajar Pembelajaran
a. Belajar
Dalam seluruh proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak ditentukan oleh proses belajar yang dialami siswa sebagai
anak didik.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:7), Belajar merupakan tindakan dan
perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, belajar hanya dialami oleh siswa
sendiri. Kegiatan belajar tidak dapat dipaksakan dari seseorang kepada orang lain,
belajar harus dilakukan sendiri oleh individu secara aktif. Keterlibatan siswa
secara langsung sangat penting dalam kegiatan belajar.
es usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi
atu aktivitas mental/ psikis, yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan - perubahan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
pengetahuan - pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat
ngan yang dipelajari siswa berupa
keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal lain
yang dapat dijadikan bahan ajar. Dengan demikian banyaknya hal yang terdapat
dalam lingkungan dapat dijadikan sebagai bahan belajar melalui proses interaksi
yang berkesinambungan. Adanya interaksi dengan lingkungan, maka fungsi
intelek semakin berkembang.
Senada dengan penjelasan di atas, pengertian belajar menurut Uno
seseorang setelah mempelajari suatu obyek (pengetahuan, sikap atau
yang terjadi pada diri seorang anak. Perubahan yang dimaksud hendakya
perubahan yang mengarah pada hal-hal yang bersifat positif.
Menurut Gulo (2002 : 74), Belajar adalah aktivitas manusia dimana semua
potensi manusia dikerahkan. Kegiatan ini tidak terbatas hanya pada kegiatan
mental intelektual, tetapi juga melibatkan kemampuan-kemampuan yang bersifat
emosional bahkan tidak jarang melibatkan kemampuan fisik. Rasa senang atau
tidak senang, tertarik atau tidak tertarik, simpati atau antipati, adalah dimensi-
dimensi emosional yang turut terlibat dalam proses belajar tersebut.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses perubahan tingkah laku seseorang yang terjadi akibat adanya usaha yang
dilakukan oleh orang itu sendiri. Perubahan itu berbentuk kemampuan
kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu relatif lama, perubahan perubahan
tersebut terjadi karena usaha sadar yang dilakukan individu yang sedang belajar.
b. Pembelajaran
sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan
mengaktifkan faktor ekstern d
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa
Sagala (2005:64) mengemu
yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi. Lebih lanjut
kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari sesuatu
kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa
ya Dimyati
dan Mudjiono (1999:76) menyatakan bahwa pembelajaran tidak mengabaikan
karakteristik pebelajar dan prinsip-prinsip belajar. Oleh karena itu dalam program
dalam belajar. Dengan demikian guru dituntut untuk memusatkan perhatian,
mengelola, meganalisis dan mengoptimalkan hal-hal yang berkaitan dengan
(1) perhatian dan motivasi belajar siswa, (2) keaktifan siswa, (3) optimalisasi
keterlibatan siswa, (4) melakukan pengulangan-pengulangan belajar
(5) pemberian tantangan agar siswa bertanggung jawab, (6) memberikan balikan
dan penguatan terhadap siswa dan (7) mengelola proses belajar sesuai perbedaan
individual siswa.
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran adalah usaha sadar dari pengajar untuk membuat proses belajar atau
membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor internal yang datang
dari individu dan faktor eksternal yang datang dari lingkungan individu.
Seseorang yang melakukan kegiatan pembelajaran harus membawa siswa ke arah
perubahan tingkah laku yang positif. Sehubungan dengan hal tersebut, guru tidak
hanya menyampaikan informasi saja, tetapi membimbing siswa ke arah perubahan
yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
3. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua unsur pokok yaitu unsur
kegiatan guru dan unsur kegiatan murid. Dalam proses belajar mengajar, di satu
pihak guru melakukan kegiatan atau perbuatan-perbuatan dimana murid
melakukan serangkaian kegiatan atau perbuatan yang disediakan oleh guru, yaitu
kegiatan belajar yang terarah pada tujuan yang hendak dicapai. Dalam proses
membimbing dan memfasilitasi, guru memungkinkan siswa dapat belajar secara
optimal serta kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode yang
dapat mencapai hasil belajar yang diinginkan.
Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, metode pembelajaran
merupakan salah satu penentu tercapainya tujuan belajar. Banyak penelitian yang
membuktikan bahwa siswa-siswa tidak menyukai guru karena metode yang
digunakan guru tidak tepat, dampaknya hasil belajar siswa menjadi rendah. Ada
beberapa pengertian mengenai metode pembelajaran.
Metode pembelajaran menurut Slameto (2003:65) adalah suatu cara atau
jalan yang harus dilalui di dalam pembelajaran. Sedangkan menurut Uno
(2007:2), metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru
dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan
pembelajaran, metode pembelajaran lebih bersifat prosedural yang berisi tahapan
tertentu.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
adalah cara yang digunakan guru untuk mencapai suatu tujuan. Seorang guru
diharapkan dapat menguasai berbagai metode serta memilih metode pembelajaran
yang tepat sehingga proses pembelajaran di kelas dan proses belajar siswa dapat
berjalan efektif dan efisien. Pemilihan metode yang tepat disesuaikan dengan
materi yang akan disampaikan, waktu, kondisi kelas, tujuan pembelajaran yang
diinginkan dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
b. Metode Teams Games Tournament (TGT)
1). Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran yang
melibatkan kerjasama dalam kelompok yang mempunyai tanggung jawab
bagi individu maupun kelompok terhadap tugas-tugas. Oickle dan Slavin
dalam Susan Bawn (2007: 4) menyatakan bahwa,
is a model of teaching to investigate for the purpose of eliminating the
achievement gap. While traditional methods focusing on individualism in
schools may attribute to the achievement gap, cooperative learning
Hal ini berarti
pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang melibatkan
kerjasama kelompok. Kerja kelompok merupakan bagian dan bukan
hanya sekedar cara untuk mencapai tujuan. Tujuan dari pembelajaran
kooperatif adalah pencapaian hasil belajar, penerimaan keberagaman dan
keterampilan sosial. Dalam kerjasama kelompok, masing-masing anggota
dituntut untuk melibatkan diri secara optimal sehingga dapat memajukan
kelompoknya untuk menjadi yang terbaik. Hal ini berarti masing-masing
anggota harus memiliki tanggung jawab sebagai anggota kelompok yang
menentukan keberhasilan diri dan kelompoknya. Seperti yang
diungkapkan Johnson dan Johnson dalam Susan Bawn (2007: 4) bahwa,
positive interdependence. Positive interdependence is when students believe they can reach their learning goals only when other students in their cooperative group also reach their goals. Positive interdependence means that individual accountability must occur. Cooperative groups work
Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode
pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk
saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran.
Dalam kelas kooperatif para siswa diharapkan dapat saling membantu,
saling mendiskusikan dan menutup kesenjangan dalam pemahaman
mereka (Slavin, 2009:4).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Dalam pembelajaran kooperatif, guru merancang struktur
kelompok dan tugas-tugas kelompok yang memungkinkan setiap siswa
untuk belajar dan mengevaluasi dirinya dan teman kelompoknya dalam
penguasaan dan kemampuan memahami materi. Siswa dikondisikan untuk
mampu berperan bekerja sama dengan kelompoknya. Selama kerja
kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi
dan saling membantu teman sekelompok mencapai ketuntasan
Unsur pembelajaran kooperatif menurut Lie (2008:31) terdiri dari
lima unsur yaitu
(1). Saling ketergantungan positif Keberhasilan kelompok sangat bergantung pada usaha setiap anggota kelompoknya. Setiap anggota diberi tugas berlainan kemudian bertukar informasi. Dengan cara ini, mau tidak mau setiap anggota kelompok merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lain berhasil.
(2). Tanggung jawab perseorangan Setiap anggota kelompok harus mempunyai tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan. Setiap anggota kelompok akan meuntutnya untuk melaksanakan tugasnya agar tidak menghambat yang lain.
(3). Tatap muka Setiap anggota kelompok bertemu dan berdiskusi. Inti dari kegiatan ini adalah menghargai perbedaan dan memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan dari masing-masing anggota kelompoknya.
(4). Komunikasi antar anggota Keberhasilan suatu kelompok sangat bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat.
(5). Evaluasi proses kelompok Evaluasi dilaksakan untuk mengetahuai apakah dalam setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dengan baik.
Agar siswa dapat bekerjasama dengan baik di dalam kelompoknya
perlu diajarkan keterampilan-keterampilan kooperatif pada peserta didik.
Keterampilan-keterampilan tersebut sebagai berikut:
(1). Berada dalam tugas
(2). Mengambil giliran dan berbagi tugas
(3). Mendorong partisipasi
(4). Mendengarkan dengan aktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
(5). Bertanya
Agar siswa dapat bekerjasama dengan baik di dalam kelompoknya
perlu diajarkan keterampilan-keterampilan kooperatif pada peserta didik.
Keterampilan-keterampilan tersebut sebagai berikut:
Menurut Lie (2008:55), ada beberapa metode pembelajaran
kooperatif, yaitu : (1) Make a Match ( Mencari Pasangan), (2) Bertukar
Pasangan, (3) Thing Pair Share, (4) Berkirim salam dan soal, (5)
Numbered Heads (Kepala bernomor), (6) Kepala bernomor terstruktur, (7)
Dua Tamu Dua Tinggal, (8) Keliling Kelompok, (9) Kancing
Gemerincing, (10) Keliling Kelas, (11) Lingkaran Kecil Lingkaran Besar,
(12) Tari Bambu, dan (13) Jigsaw
Metode-metode pembelajaran kooperatif menurut Slavin (2009:11)
dibedakan menjadi :
(1). Student Teams Achievement Divisions (STAD)
(2). Teams Games Tournamet (TGT)
(3). Jigsaw
(4). Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC)
(5). Teams Assisted Individualization (TAI)
2). Metode Teams Games Tournament (TGT)
Metode Teams Games Tournament (TGT) merupakan salah satu
bentuk pembelajaran kooperatif. Metode ini menggunakan pelajaran yang
sama yang disampaikan guru dan tim kerja sama seperti Student Teams
Achievement Divisions (STAD). Dalam STAD, siswa dibentuk kelompok
secara heterogen, kemudian guru menyampaikan pelajaran lalu siswa
bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa anggota tim telah
menguasai pelajaran, selanjutnya semua siswa mengerjakan kuis. TGT
hampir sama dengan STAD menggantikan kuis dengan turnamen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Tabel 3. Perbandingan Metode TGT dengan Metode STAD
Metode TGT STAD
Pembentukan
kelompok
kelompok beranggotakan 4-5
siswa yang heterogen
berdasarkan jenis kelamin,
ras, nilai akademis, dan
sebagainya.
kelompok beranggotakan 4-5
siswa yang heterogen
berdasarkan jenis kelamin,
ras, nilai akademis, dan
sebagainya.
Tahap-tahap - Presentasi Kelas
- Kerja Kelompok
- Permainan
- Penghargaan
- Presentasi Kelas
- Kerja Kelompok
- Kuis
- Penghargaan
Tipe pembelajaran
kooperatif
TGT mengkombinasikan
pembelajaran kooperatif
dengan game/ permainan
STAD lebih bersifat
kooperatif yang murni
Kelebihan Memotivasi siswa karena
belajar dikombinasikan
dengan game /menggunakan
permainan dan siswa dilatih
untuk bekerjasama.
Mendorong siswa berdiskusi,
saling bantu menyelesaikan
tugas, menguasai dan pada
akhirnya menerapkan
keterampilan yang diberikan
Kekurangan Dalam penerapannya
membutuhkan manajemen
waktu yang baik.
Persiapan yang rumit.
Dalam penerapannya
membutuhkan manajemen
waktu yang baik.
Mengacu pada belajar
kelompok sehingga
kurangnya kesempatan untuk
individu.
Penerapan metode Teams Games Tournament (TGT) yaitu dengan
dibentuk kelompok-kelompok kecil siswa yang heterogen seperti dalam
hal kemampuan belajar, ras, jenis kelamin dan prestasi akademik. Seperti
yan Teams Games
Tournament (TGT) is based on a grouping of four to five students per
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
group. The different groups are each heterogeneous in respect of the
de group.
Kegiatan-kegiatan dalam metode ini dirancang untuk mengaktifkan
siswa. Tujuan utamanya adalah kerja sama antar sesama anggota
kelompok dalam suatu tim sebagai persiapan menghadapi turnamen yang
dipersiapkan antar kelompok dengan pola permainan yang dirancang oleh
guru. Aktivitas belajar dengan permainan dalam turnamen yang dirancang
dalam pembelajaran memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks
disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat
dan keterlibatan belajar.
Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam metode
pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) :
(1). Presentasi kelas
Pada tahap ini guru menjelaskan materi sesuai dengan pokok
bahasan yang diajarkan di depan kelas. Siswa harus memperhatikan
selama penyajian kelas karena dengan demikian akan membantu
mereka mengerjakan soal dengan baik dan skor mereka menentukan
posisi kelompok.
(2). Tim
Tim dalam Teams Games Tournament (TGT) terdiri atas 4-5
siswa dengan latar belakang yang heterogen, yaitu prestasi akademik,
jenis kelamin, ras, atau etnis yang bervariasi. Pada penelitian ini
kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan prestasi akademik dan
jenis kelamin. Setelah guru menyampaikan materi, kelompok bertemu
untuk mempelajari lembar kerja atau materi lain. Seringkali dalam
pembelajaran tersebut melibatkan siswa untuk mendiskusikan soal
bersama, membandingkan jawaban dan mengoreksi miskonsepsi jika
teman sekelompok membuat kesalahan. Pada anggota kelompok
ditekankan untuk menjadi yang terbaik bagi timnya dan dalam
memberikan dukungan untuk meningkatkan kemampuan akademik
anggotanya selama belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
(3). Turnamen atau kompetisi
Turnamen merupakan struktur game (permainan) yang
dimainkan. Game disusun dari pertanyaan-pertanyaan yang isinya
relevan dan didesain untuk menguji pengetahuan siswa dari penyajian
materi dan latihan tim. Dalam penelitian ini akan dilakukan dengan
menggunkan permainan Roda Impian.
Roda Impian merupakan sarana permainan berupa suatu roda
bernomor yang dimainkan dengan cara diputar. Bermain Roda Impian
seperti sedang mengikuti acara kuis berhadiah. Oleh karena itu saat
permainan berlangsung suasana diusahakan kondusif dan semenarik
mungkin. Permainan ini tidak ada bantuan huruf atau kisi-kisi
jawaban, sehingga siswa harus menguasai materi pelajaran. Supaya
dapat menjawab dengan benar, diperlukan koordinasi dan kerjasama
kelompok sehingga kontribusi individu sangat menentukan
keberhasilan tim. Penguasaan materi pelajaran dan kreativias siswa
merupakan modal untuk bertanding. Suasana yang menarik/
menyenagkan menyebabkan siswa bersemangat dan memacu untuk
melakukan yang terbaik.
Turnamen biasanya diselenggarakan pada akhir pekan atau unit,
setelah guru melaksanakan penyajian materi dan tim telah berlatih
dengan lembar kerja.
(4). Penghargaan
Penghargaan diberikan kepada tim yang mendapat skor tertinggi
dan diberikan hadiah sebagai motivasi belajar. Dengan metode
pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) diharapkan bisa
merangsang siswa untuk lebih siap belajar tanpa ada rasa takut untuk
mempelajarinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
4. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan hal yang sangat penting dimiliki siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sesulit apapun materi jika siswa memiliki
motivasi yang tinggi maka siswa akan tetap belajar.
yang menjadi pendorong kegiatan
individu disebut motivasi, yang menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu
Sejalan dengan pendapat James.O.Whittaker dalam Darsono (2000:61)
men
dalam psikologi, yang meliputi kondisi-kondisi atau keadaan internal yang
mengaktifkan atau memberi kekuatan kepada organisme, dan mengarahkan
tingkah laku organisme mencapai tuj
tercakup konsep-konsep, seperti kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan
proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah
kan menurut Sardiman (1990:75)
-kondisi tertentu,
sehingga seseorang mau dan ingin melakukakan sesuatu, dan bila ia tidak suka,
maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka
tumbuh dari dalam diri seseorang.
motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga yang dikehendaki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
b. Jenis Motivasi
sumber yang menimbulkannya, motif
Motivasi intrinsik berasal dari dalam individu. Motivasi intrinsik merujuk pada
motivasi yang telah diinternalisasi dan menjadi penggerak untuk melakukan
sesuatu untuk keuntungan atau kebanggaan mereka sendiri. Sedangkan motivasi
ekstrinsik merujuk pada kebutuhan untuk menyelesaikan tugas atau menjalankan
suatu aktivitas karena adanya dorongan dari luar.
Motivasi intrinsik berisi : Penyesuaian tugas dengan minat Perencanaan yang penuh variasi Umpan balik atas respon siswa Kesempatan respon peserta didik yang aktif Kesempatan peserta didik untuk menyesuaikan tugas pekerjaannya.
Motivasi ekstrinsik berisi : 1). Penyesuaian tugas dengan minat 2). Perencanaan yang penuh variasi 3). Respon siswa 4). Kesempatan peserta didik yang aktif 5). Kesempatan peserta didik untuk menyesuaikan tugas pekerjaannya 6). Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
(Uno, (2007:9)
menjadi
motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif primer adalah motif
bawaan, tidak dipelajari. Sedangkan motif sekunder adalah motif yang diperoleh
dari belajar melalui pengalaman. Hal ini berbeda dengan motivasi primer.
Motivasi sekunder memegang peranan penting bagi kehidupan manusia.
c. Fungsi Motivasi
Dalam kegiatan belajar, motivasi sangatlah diperlukan. Tanpa adanya
motivasi, siswa akan pasif dan proses belajar tidak akan mencapai tujuan.
Uno (2007:27) menjelaskan ada beberapa peranan penting dari motivasi
dalam belajar pembelajaran, antara lain dalam :
1). Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.
2). Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajarinya itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak.
3). Menentukan ketekunan belajar. Seorang anak yang sudah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.
Sardiman (1990 : 85) mengemukakan 3 fungsi motivasi sebagai berikut :
1). Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
2). Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatannya yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3). Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
d. Teknik Memotivasi Siswa
Guru perlu mengupayakan cara untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa. Upaya terebut dapat ditempuh melalui berbagai cara, diantaranya:
1). Pernyataan penghargaan secara verbal.
2). Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan.
3). Menimbulkan rasa ingin tahu.
4). Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa.
5). Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa.
6). Memberikan pengalaman sukses dan keberartian pada siswa.
7). Menjelaskan hubungan antara usaha dan strategi yang digunakan dengan hasil
yang didapatkan.
8). Menggunakan materi yang sudah dikenal siswa sebagai contoh belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
5. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tolok ukur keberhasilan kegiatan belajar
mengajar. Sudjana (2005
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
juga kecakapan dan keterampilan dalam melihat, menganalisis dan memecahkan
masalah (Syaodih, 2003:179).
Menurut Sudjana (2005:22), Dalam sistem pendidikan nasional rumusan
tujuan pendidikan, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom
yang secara garis besar membaginya menjadi 3 ranah yaitu ranah kognitif, ranah
Perinciannya sebagai berikut :
1). Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
2). Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan internalisasi.
3). Ranah Psikomotor Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Meliputi gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan dan ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak
dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa
dalam menguasai isi bahan ajar.
Hasil belajar dapat dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
kompetensi pelajaran yang dapat dikuasai siswa. Hasil belajar siswa dapat diukur
dengan menggunakan tes yang diselenggarakan guru sendiri pada setiap akhir
pertemuan pelajaran ataupun dapat dilakukan Depdiknas yang berupa ujian akhir
pertanyaan yang harus dijawab atau tugas yang harus dikerjakan oleh siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
seseorang atas pertanyaan-pertanyaan tersebut diperoleh suatu ukuran mengenai
karakteristik orang tersebut yang berhubungan dengan penguasaan materi
pelajaran.
Sedangkan menurut Sudjana (2005:35), Tes sebagai alat penilaian adalah
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk untuk mendapat
jawaban dari siswa dalam bentuk perbuatan (tes lisan), tulisan (tes tertulis) dan
perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan dalam untuk menilai
siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan
pengajaraan.
6. Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap
Kehidupan di Muka Bumi
a. Siklus Hidrologi dan Unsur-Unsurnya
1) Pengertian hidrosfer
Hidrosfer berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata
yaitu hydro yang berarti air dan sphere yang berarti bulatan. Jadi hidrosfer
adalah daerah perairan yang mengikuti bentuk bumi yang bulat. Ilmu yang
mempelajarinya disebut hidrologi.
Air di bumi tidak pernah habis dan jumlahnya relatif tetap karena
terdapat siklus hidrologi. Siklus ini merupakan proses peredaran air secara
berurutan dan terus-menerus. Air tersebut dapat berbentuk butir cairan,
hablur es dan uap air di atmosfer. (Hestiyanto, 2004:129)
2) Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi adalah suatu proses peredaran atau daur ulang air
secara yang berurutan secara terus-menerus. Siklus hidrologi dibedakan
menjadi tiga yaitu :
a) Siklus pendek
Air laut menguap, mengalami kondensasi menjadi awan dan hujan,
lalu jatuh ke laut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
b) Siklus Sedang
Air laut menguap, mengalami kondensasi dan angin membawa air,
mambentuk awan dibatas daratan, jatuh sebagai hujan lalu mengalir
melalui sungai-sungai, selokan dan sebagainya hingga kembali lagi ke
laut.
c) Siklus Panjang
Air laut menguap menjadi gas kemudian membentuk kristal-kristal es
di atas laut, dibawa angin ke daratan (pegunungan tinggi), jatuh
sebagai salju, membentuk gletser, masuk ke sungai lalu kembali ke
laut.
(Hestiyanto, 2004:130)
Unsur-unsur utama siklus hidrologi:
a) Evaporasi
Evaporasi merupakan penguapan benda-benda abiotik (benda mati)
b) Transpirasi
Transpirasi merupakan penguapan air dari tumbuh-tumbuhan melalui
bagian daun, terutama stomata atau mulut daun.
c) Evapotranspirasi
Merupakan kombinasi antara proses evaporasi dan transpirasi.
d) Kondensasi
Proses perubahan wujud uap air menjadi titik-titik air.
e) Presipitasi
Segala curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan
air, salju, dan es.
f) Run Off (Aliran Permukaan)
Pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui saluran sungai
maupun anak sungai.
g) Infiltrasi
Perembesan air ke dalam tanah melalui pori-pori tanah.
(Hestiyanto, 2004:130)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
b. Perairan Darat
1) Air tanah
Air tanah (ground water) adalah air yang terdapat di bawah permukaan
tanah di dalam zona jenuh (saturation). (Ariwibowo, 2007:134)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kedalaman air tanah :
Permeabilitas tanah
Tanaman penutup
Jauh dekatnya laut/ danau
Kemiringan lereng
Berdasarkan kemampuan meloloskan air, lapisan batuan terdiri dari:
a) Lapisan kedap air
Pada lapisan ini kadar pori lapisan kedap sangat kecil, sehingga
kemampuan meloloskan air juga sangat kecil.
b) Lapisan tak kedap air
Kadar pori tak kedap air cukup besar sehingga kemampuan dalam
meneruskan air juga besar.
Berdasarkan letaknya, air tanah dibedakan menjadi :
a) Air tanah dangkal (freatik)
Air dangkal adalah air tanah yang terletak di atas lapisan batuan
kedap air.
b) Air tanah dalam
Air tanah dalam yaitu air tanah yang terletak diantara dua lapisan
kedap air. Air tanah dalam merupakan sumber air yang tidak pernah
kering.
2) Sungai dan DAS (Daerah Aliran Sungai)
Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan
menuju dan bermuara di laut, danau atau sungai yang lebih besar.
Pola utama saluran sungai
a) Lurus (straight channels)
b) Anyaman (braided channels)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
c) Meander (mendering channels)
(Hestiyanto, 2004:130)
Jenis Sungai Berdasarkan Asal Airnya
a) Sungai hujan
b) Sungai gletser
c) Sungai mata air
d) Sungai campuran
(Ariwibowo, 2007:142)
Jenis Sungai Berdasarkan Intensitas Aliran
a) Sungai Intermitten (Periodik)
Sungai yang ada air hanya musim hujan dan kering pada musim
kemarau.
b) Sungai Episodik (Perenial)
Sungai yang aliran airnya selalu ada, tetapi saat musim kemarau
debit alirannya menurun.
(Ariwibowo, 2007:142)
Jenis Sungai Berdasarkan Pola Alirannya
a) Pola Aliran Dendritik
Pola aliran ini berbentuk seperti pohon yang memiliki cabang atau
ranting. Pola aliran merupakan pertemuan antara sungai induk
dengan anak-anak sungainya yang membentuk sudut lancip/ tumpul.
Pola aliran ini biasanya terdapat di daerah dataran rendah atau
pantai.
b) Pola Aliran Radial
Pola aliran ini dibedakan menjadi dua yaitu radial sentrifugal
(menyebar) dan radial sentripetal (memusat).
c) Pola Aliran Trelis
Pola aliran sungai ini dicirikan dengan percabangan anak-anak
sungai pada sungai utama yang membentuk sudut siku-siku, akan
tetapi induk-induk sungainya paralel dengan lembah-lembah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
pegunungan. Pola ini dijumpai pada kompleks pegunungan lipatan
dan patahan.
d) Pola Aliran Rektanguler
Pola aliran sungai ini saling membentuk sudut siku atau hampir
siku-siku. Terjadi pada daerah patahan dan rekahan.
e) Pola Aliran Annular
Pola aliran ini menunjukkan ciri aliran terpencar, tetapi sungai orde
satu berpusat pada orde dua yang melingkar. Pola aliran demikian
terdapat di daerah pegunungan yang berbentuk dome.
f) Pola Aliran Paralel
Pola aliran ini sejajar. Dapat dijumpai pada daerah perbukitan yang
memanjang dengan kemiringan lereng yang curam.
(Ariwibowo, 2007:144)
Jenis Sungai Berdasarkan Struktur Geologi (batuan)
a) Sungai Anteseden
b) Sungai Epigenesa
(Hestiyanto, 2004:134)
Jenis Sungai Berdasarkan Arah Jurus Kemiringan Formasi Batuan di
Bawahnya
a) Sungai Konsekuen
b) Sungai Subsekuen
c) Sungai Obsekuen
d) Sungai Resekuen
e) Sungai Insekuen
(Ariwibowo, 2007:143)
DAS merupakan bentuk dari kumpulan berbagai jenis sungai pada
suatu tempat tertentu dan pada kurun waktu tertentu pula. Daerah Aliran
Sungai adalah suatu wilayah daratan yang secara topografi dibatasi oleh
punggung punggung (igir igir) gunung yang menampung dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya (air, sedimen,
unsur hara) ke laut melalui sungai utama (satu outlet).
Penyebab kerusakan DAS antara lain pengambilan air yang
berlebihan sehingga mengurangi debit aliran sungai, pembuangan limbah
industri di dalam DAS, alih fungsi lahan bagian hulu dari kawasan hutan
penyangga menjadi areal lahan pertanian atau permukiman, pemanfaatan
yang tidak arif di bagian hulu dan erosi yang tinggi di bagian hulu karena
karena tingginya kerusakan hutan akibat penebangan liar (ilegal logging).
Upaya pelestarian DAS antara lain rehabilitasi hutan, perlindungan
terhadap lahan-lahan yang umumnya sensitif terhadap terjadinya erosi atau
tanah longsor dan peningkatan atau pengembangan sumberdaya air. (Hadi,
2004:113)
3) Danau dan Rawa
Manfaat danau antara lain untuk irigasi, perikanan, PLTA, rekreasi,
olahraga dan penampungan air untuk mencegah banjir. (Ariwibowo,
2007:137)
Jenis-jenis danau berdasarkan proses terbentuknya yaitu
a) Danau Alam, terdiri dari :
Danau karst
Danau karst adalah danau yang berada di daerah berkapur.
Danau tektonik
Danau tektonik adalah danau yang terbentuk karena adanya
penurunan daratan yang disebabkan oleh tenaga tektonik.
Danau vulkanik
Danau vulkanik adalah danau yang terbentuk pada bekas kawah
gunungapi. Air danau berasal dari curah hujan yang tertampung
pada lubang kepundan atau kaldera.
Danau tektonovulkanik
Danau tektonovulkanik yaitu danau yang terbentuk karena
gabungan antara proses vulkanik dengan proses tektonik. Akibat
terjadi letusan gunungapi, sebagian badan gunung patah dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
menutup lubang kepundan. Lubang kepundan yang tertutup
tersebut kemudian terisi oleh air hujan.
Danau gletser
Yaitu danau yang terbentuk dari es yang mencair. Pada saat gletser
mencair dan meluncur ke bawah, gletser tersebut mengikis batuan
yang dilaluinya sehingga terbentuklah cekungan.
Danau ladam (tapal kuda/ oxbow lake)
Yaitu terbentuk akibat proses pemotongan saluran sungai meander
secara alami dan ditinggalkan oleh alirannya sehingga disebut juga
kali mati.
b) Danau Buatan yang disebut dengan waduk
Danau buatan adalah danau buatan manusia yang dibentuk dengan cara
membendung aliran sungai.
Rawa adalah genangan air di daratan pada cekungan yang relatif
datar. Adapun manfaat rawa antara lain mencegah terjadinya banjir, sumber
cadangan air, mencegah intrusi air laut ke dalam air tanah, dapat menyerap
dan menyimpan kelebihan air dari daerah sekitarnya dan akan
mengeluarkan cadangan air tersebut pada saat daerah sekitarnya kering,
sumber energi dan sumber makanan nabati maupun hewani. (Ariwibowo,
2007:138)
Jenis rawa berdasarkan lokasi kejadiannya
Rawa Pantai
Yaitu rawa yang terdapat di pinggir pantai.
Rawa Payau
Yaitu rawa yang terdapat di muara sungai dan dipengaruhi pasang surut
air laut.
Rawa Sungai
Yaitu rawa yang terjadi karena di bagian sisi kanan-kiri sungai terdapat
daerah-daerah yang rendah dimana air sungai selalu menggenanginya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Rawa Cekungan
Yaitu rawa yang terdapat pada daerah cekungan-cekungan tertentu
yang selalu terisi air.
Rawa Danau
Yaitu rawa yang terjadi akibat pasang surutnya air danau.
c. Perairan Laut
1) Pesisir dan pantai
Pantai (shore) merupakan wilayah yang dibatasi oleh pasang
tertinggi dan surut terendah. Pesisir (coastal) adalah suatu wilayah yang
lebih luas dari pada pantai. Wilayah pesisir mencakup wilayah daratan
sejauh masih mendapat pengaruh laut dan wilayah laut sejauh masih
mendapat pengaruh dari darat (aliran air sungai dan sedimen dari darat).
(Hestiyanto, 2004:141)
2) Klasifikasi laut
Klasifikasi laut dibedakan menjadi beberapa pembagian yaitu
berdasarkan kedalamannya, letaknya, proses terjadinya dan Hukum Laut
Internasional. (Ariwibowo, 2007:155-156)
Berdasarkan kedalamannya laut dibedakan sebagai berikut :
Zona litoral yaitu bagian cekungan lautan yang terletak di antara
daerah pasang dan surut.
Neritik yaitu daerah laut yang kedalamannya < 200 m (laut dangkal)
Bathyal yaitu daerah laut yang kedalamannya antara 200 2.000 m
Abysal yaitu daerah laut yang kedalamannya > 2.000 m.
Berdasarkan letaknya laut dibedakan sebagai berikut :
a) Laut pedalaman
b) Laut tengah
c) Laut tepi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Berdasarkan proses terjadinya laut dibedakan sebagai berikut :
Laut transgresi adalah laut dangkal yang semula merupakan daratan.
Naiknya permukaan air laut ini terjadi karena adanya pencairan es
secara besar-besaran ketika berakhirnya zaman es.
Laut ingresi adalah laut yang terjadi karena adanya penurunan dasar
laut oleh tenaga tektonik.
Laut regresi adalah laut yang menyempit, terjadi karena permukaan
air laut turun pada awal zaman es. Suhu di permukaan bumi turun
sehingga banyak terjadi pembekuan air, terutama di daerah kutub.
Akhirnya permukaan air laut turun atau menyempit.
Hukum Laut Internasional telah mengakui tiga wilayah laut yaitu
a) Zona Laut Teritorial
Laut teritorial merupakan laut kedaulatan penuh suatu Negara. Batas
laut teritorial ditarik dari garis dasar sejauh 12 mil laut ke arah luar.
Penarikan garis dilakukan pada peta dengan menghubungkan titik-titik
pada ujung pulau-pulau terluar. Pulau-pulau yang dapat dihubungkan
titik dasar adalah pulau terdekat yang memiliki jarak kurang dari 200
mil laut.
b) Landas Kontinen
Landas kontinen merupakan bagian benua yang terendam oleh air laut.
Wilayah ini merupakan zona neritik dengan kedalaman antara 130-200
m. Batas landas kontinen diukur dari garis dasar ke arah laut dengan
jarak paling jauh 200 mil laut. Jika terdapat dua Negara berdampingan
dalam satu landas kontinen dan jarak antar Negara tersebut kurang dari
200 mil laut, batas lautnya akan dibagi dua sama jauh dari garis dasar
masing-masing.
c) Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dihitung dari garis dasar laut
lurus ke arah laut bebas sejauh 200 mil laut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
3) Morfologi laut
Morfologi laut dibedakan menjadi :
a) Teras benua
Teras benua meliputi paparan benua dan lereng benua.
b) Dasar lautan.
Relief lantai dasar lautan meliputi continental island, island arc,
abysal plain, ridge dan rise, lubuk laut dan palung laut.
(Ariwibowo, 2007:158)
4) Gerakan air laut
Gerakan air laut dibedakan menjadi 3 yaitu arus laut, gelombang laut dan
pasang surut air laut. (Ariwibowo, 2007:159-161)
a) Arus Laut
Arus laut (sea current) adalah gerakan massa air laut dari satu tempat
ke tempat lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi arus laut :
Tiupan angin
Perbedaan kadar garam/berat jenis air laut
Tumbukan dengan daratan
Perbedaan suhu
b) Gelombang Laut
Gelombang laut adalah gerakan air laut naik turun sehingga
membentuk punggung air yang menyerupai bentuk bukit yang dapat
berubah bentuk pada permukaan air. Gelombang terjadi karena
beberapa sebab, antara lain karena angin, menabrak pantai dan gempa
bumi.
c) Pasang Surut Air Laut
Pasang surut air laut (ocean ride) yaitu perubahan ketinggian
permukaan air laut yang berlangsung secara periodik dalam periode
setengah hari. Penyebab terjadinya pasang surut adalah gaya tarik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
bulan dan matahari terhadap bumi. Pasang surut permukaan air laut
lebih banyak dipengaruhi oleh bulan.
Ada dua macam pasang surut :
Pasang Purnama, ialah terjadi ketika bumi, bulan dan matahari
berada dalam suatu garis lurus. Pasang surut purnama ini terjadi
pada saat bulan baru dan bulan purnama.
Pasang Perbani, ialah terjadi ketika bumi, bulan dan matahari
membentuk sudut tegak lurus. Pasang surut perbani ini terjadi
pasa saat bulan 1/4 dan 3/4.
5) Kualitas air laut
Kualitas air laut dapat diamati dan dipelajari berdasarkan sifat-sifat air laut
yaitu
a) Suhu
Suhu air laut ditentukan oleh besar kecilnya pemanasan sinar matahari
(faktor utama), letak lintang geografis dan keadaan angin (fungsinya
dapat membawa udara panas dan udara dingin di laut).
b) Kecerahan / warna laut
Sebagian besar warna laut terlihat berwarna biru. Hal ini karena sinar
matahari bergelombang pendek (sinar biru) dipantulkan lebih banyak
daripada sinar lain.
Laut berwarna kuning : karena dasar laut terdapat lumpur kuning.
Berwarna hitam : karena di dasarnya terdapat lumpur berwarna hitam.
Berwarna hijau : karena pantulan dari warna binatang koral dan
tumbuhan laut.
c) Salinitas
Salinitas merupakan kadar kandungan mineral garam dalam air laut.
Faktor yang mempengaruhi salinitas yaitu penguapan, curah hujan,
penambahan air tawar karena pencairan pada musim panas dan
penambahan air tawar yang dibawa air sungai ke laut.
(Ariwibowo, 2007:162).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
6) Manfaat perairan laut
Manfaat perairan laut yaitu diantaranya :
laut merupakan sumber makanan dari binatang dan tanaman
sumber mineral (fosfat berasal dari tulang-belulang ikan dan
kotoran burung pemakan ikan, endapan metalik, seperti timah dan
bauksit, garam, minyak dan gas bumi)
tempat olahraga dan rekreasi
sarana transportasi
pengatur iklim.
(Hestiyanto, 2006:151)
B . Penelitian yang Relevan
Tabel 4. Penelitian yang Relevan
Yudhi Asti Laksanawati
Enny Dyah Rahmawati Reza Yohana
Judul Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games Tournament (TGT) sebagai Suatu Alternatif dalam Pembelajaran IPS Geografi pada Pokok Bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia Kelas VIIIB di SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007.
Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Teams Games Turnament (TGT), Student Teams Achieved Division (STAD) dan Konvensional terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Karanganyar Tahun Ajaran 2007/2008
Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Geografi melalui Metode Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi. (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/ 2010)
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode pembelajaran kooperatif model
1). Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar yang dicapai siswa yang diberi metode TGT, STAD dan konvensional terhadap hasil belajar geografi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Karanganyar tahun ajaran 2007/2008.
1). Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar geografi pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi siswa kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS geografi di SMP Negeri 16 Surakarta tahun ajaran 2006/2007.
2). Untuk mengetahui apakah penggunaan metode TGT, lebih baik digunakan daripada metode STAD terhadap hasil belajar geografi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Karanganyar tahun ajaran 2007/2008. 3). Untuk mengetahui apakah penggunaan metode TGT, lebih baik digunakan daripada metode konvensional terhadap hasil belajar geografi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Karanganyar tahun ajaran 2007/2008. 4). Untuk mengetahui apakah penggunaan metode STAD, lebih baik digunakan daripada metode konvensional terhadap hasil belajar geografi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Karanganyar tahun ajaran 2007/2008.
tahun ajaran 2009/ 2010 melalui metode pembelajaran TGT (Teams Games Tournament). 2). Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar geografi pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi siswa kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2009/ 2010 melalui metode pembelajaran TGT (Teams Games Tournament).
Metode Penelitian Tindakan Kelas
Eksperimen semu Penelitian Tindakan Kelas
Hasil Metode Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Ini terlihat dari hasil tes pada siklus pertama maupun siklus kedua. Siklus pertama mencapai prosentase 32, 5% sedangkan siklus kedua mencapai 95%. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa metode Teams Games Tournament (TGT) mampu meningkatkan prestasi belajar siswa sebesar 62,5%.
1). Ada perbedaan penggunaan metode pembelajaran antara siswa yang diajar dengan menggunakan metode mengajar TGT, STAD dan konvensional. Ini ditunjukkan dengan harga Fhit = 45,944 > 3,08 = Ftabel 2.) Penggunaan metode TGT lebih baik daripada metode STAD dalam pembelajaran geografi terhadap hasil belajar geografi siswa, yang ditunjukkan dengan dengan harga Fhit = 20,11 > 3,94 = Ftabel 3). Penggunaan metode TGT lebih baik daripada metode ceramah dalam pembelajaran geografi terhadap hasil belajar geografi siswa, yang ditunjukkan dengan harga Fhit = 91,97 > 3,94 = Ftabel 4). Penggunaan metode STAD lebih baik daripada metode ceramah dalam pembelajaran geografi terhadap hasil belajar geografi, yang ditunjukkan dengan harga Fhit = 25,96 > 3,94 = Ftabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
C . Kerangka Pemikiran
Keberhasilan kegiatan pembelajaran ditentukan oleh beberapa faktor,
salah satunya yaitu segi pemilihan metode pembelajaran. Penggunaan metode
yang tepat akan berpengaruh terhadap kesadaran siswa untuk mempelajari dan
mengembangkan pengetahuan yang didorong oleh kebutuhan dan rasa ingin tahu
sehingga dapat mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki. Penggunaan metode
pembelajaran yang tepat diperlukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
dan membantu siswa dalam memahami materi. Metode ceramah yang sering
digunakan guru selama ini menjadikan siswa pasif karena guru lebih banyak
mendominasi dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa menjadi tidak antusias dan
kurang termotivasi karena situasi yang diciptakan guru bersifat monoton yaitu
guru menerangkan dan siswa mendengarkan. Hal ini berakibat terhadap hasil
belajar yang dicapai siswa yang cenderung rendah.
Jika hal ini dibiarkan maka dikhawatirkan prestasi siswa akan menurun.
Sesuai dengan hal tersebut maka perlu diadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
sebagai upaya memperbaiki mutu pembelajaran di kelas X-4 SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta. Pada PTK ini diterapkan metode baru sebagai
alternatif untuk mengatasi permasalahan dalam meningkatkan motivasi sehingga
hasil belajarpun juga meningkat. Metode alternatif tersebut adalah Teams Games
Tournament (TGT).
Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu bentuk pembelajaran
kooperatif yang terdiri atas empat tahap yaitu penyampaian materi (presentasi
kelas), diskusi, permainan (turnamen) dan reward (penghargaan). Metode ini
merupakan pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan siswa dalam
berbagai kegiatan aktif untuk menelaah materi dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut dengan memberikan pertanyaan atau permasalahan
yang dipecahkan dalam bentuk kelompok dengan panduan asisten. Melalui
metode Teams Games Tournaments (TGT) siswa akan mengalami proses alamiah
sendiri melalui kerjasama antar anggota kelompoknya. Siswa lebih mudah
memahami konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
masalah-masalah tersebut dengan temannya. Dengan mengorganisasikan pikiran
yang telah dimiliki dan ditambah informasi baru dari siswa lain akan
meningkatkan kemampuan berfikir lebih daripada hanya menerima informasi saja
sehingga sumber informasi siswa tidak hanya guru tapi juga dari siswa lain.
Dengan diterapkannya metode Teams Games Tournaments (TGT) diharapkan
dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, khususnya pada Kompetensi
Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka
Bumi. Secara lebih jelasnya berikut ini adalah skema kerangka pemikiran.
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
Motivasi Rendah
Hasil Belajar Rendah
Kondisi Awal
Upaya Perbaikan dengan Metode Teams Games
Tournament
Hasil Belajar Meningkat
Motivasi Meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
D. Hipotesis Tindakan
Agar permasalahan yang diajukan dalam penelitian terhadap kelas X-4
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dapat terjawab maka disusunlah hipotesis
tindakan sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) dapat
meningkatkan motivasi geografi bagi siswa kelas X-4 SMA Muhammadiyah
1 Surakarta pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya
terhadap Kehidupan di Muka Bumi.
2. Metode pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) dapat
meningkatkan hasil belajar geografi bagi siswa kelas X-4 SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer
dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1
Surakarta kelas X-4 tahun ajaran 2009/2010. Secara administrasi sekolah ini
terletak di Jl. Raden Mas Said No 35, Kelurahan Ketelan, Kecamatan Banjarsari,
Kota Surakarta. Secara astronomis, dilihat dari Peta Rupa Bumi Indonesia lembar
Surakarta skala 1:25.000 terletak pada 7o o
Adapun alasan pemilihan tempat penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
a. Di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta belum pernah diadakan penelitian
dengan menggunakan metode pembelajaran Teams Games Tournament
(TGT).
b. Pembelajaran geografi kelas X di sekolah ini belum menerapkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
c. Rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa kelas X-4 terhadap mata pelajaran
geografi.
2. Waktu Penelitian
Peneltian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2009/2010
dimulai pada bulan Januari sampai Oktober 2010. Adapun jadwal waktu
penelitian terbagi dalam tabel berikut ini :
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tabel 5. Jadwal Penyusunan Skripsi
No Jadwal Penyusunan Skripsi
Jan
10
Feb
10
Mar
10
Aprl
Mei
Jun-Agsts
Sept- Okt
1 Persiapan
2 Penyusunan proposal
3 Pembuatan instrumen
4 Penelitian
5 Analisis data
6 Penyusunan laporan
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1
Surakarta, dengan jumlah siswa 39 anak yang terdiri dari 17 laki-laki dan 22
perempuan.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Arikunto dkk (2009 penelitian
tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktek pembelajaran
di kelasnya Maksud dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah untuk
mengetahui apakah metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran geografi pada
Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
di Muka Bumi.
Dalam PTK, peneliti (dosen, mahasiswa, dan lain-lain) dapat berkolaborasi
dengan praktisi (guru, kepala sekolah, siswa dan lain-lain). Selain itu PTK juga
dapat dilaksanakan sendiri oleh guru tanpa kerjasama dengan peneliti sehingga
guru berperan sebagai peneliti sekaligus praktisi pembelajaran. Pada penelitian
yang direncanakan ini, peneliti berkolaborasi dengan guru pengampu mata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
pelajaran geografi kelas X. Peneliti bertindak sebagai observer, sedangkan guru
kolaborasi bertindak sebagai pengajar materi hidrosfer dengan menerapkan
metode TGT pada kelas X-4.
Arikunto (2006:16) mengemukakan bahwa secara garis besar terdapat
empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamatan, dan (4) refleksi. Keempat tahapan dalam penelitian tindakan tersebut
adalah unsur untuk membentuk siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang
kembali ke langkah semula.
Pada penelitian ini rincian tahap yang dilakukan yaitu
1. Perencanaan
Tindakan yang dilakukan pada tahap perencanaan, diantaranya:
a. Menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu silabus dan RPP.
Silabus dan RPP disusun oleh peneliti setelah berdiskusi dengan guru
kolaborasi.
b. Menyiapkan instrumen penelitian diantaranya tes formatif, angket
motivasi, lembar observasi, dan angket tanggapan siswa terhadap metode
pembelajaran yang dilaksanakan guru.
c. Menyiapkan materi yang akan digunakan dalam penelitian yaitu materi
hidrosfer.
d. Menyiapkan media pembelajaran untuk menunjang KBM.
Media yang digunakan diantaranya video tentang hidrosfer, kerangka
konsep, power point dan gambar materi.
2. Pelaksanaan tindakan
Tahap ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat
yaitu berupa penerapan metode pembelajaran yang bertujuan untuk
memperbaiki mutu pembelajaran. Pada penelitian ini, tindakan yang dilakukan
adalah melaksanakan pembelajaran dengan metode TGT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Tahap-tahap yang dilaksanakan dalam metode TGT yaitu
a. Presentasi kelas
Secara teknis guru hanya memberikan konsep-konsep pokok.
Pengembangan dari konsep-konsep tersebut dilakukan oleh siswa dalam
bentuk kelompok melalui soal-soal yang diberikan.
b. Diskusi
Setelah guru menyampaikan materi, kelompok bertemu untuk mempelajari
lembar kerja atau materi. Dalam diskusi, siswa mendiskusikan konsep dan
soal yang diberikan, membandingkan masing-masing jawaban dan
membetulkan kesalahan dalam memahami konsep sehingga seluruh siswa
terlibat secara langsung dalam penguasaan materi geografi.
c. Permainan
Dalam penelitian ini akan dilakukan permainan dengan menggunakan
Roda Impian. Roda Impian merupakan sarana permainan berupa suatu
roda bernomor yang dimainkan dengan cara diputar. Permainan ini tidak
ada bantuan huruf atau kisi-kisi jawaban, sehingga siswa harus menguasai
materi pelajaran.
d. Penghargaan
Penghargaan diberikan kepada tim yang mendapat skor tertinggi dan
diberikan hadiah sebagai motivasi belajar.
3. Observasi
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada
saat tindakan dilakukan, peneliti mengamati jalannya pembelajaran.
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disiapkan. Peneliti bertugas sebagai observer (pengamat) pelaksanaan KBM,
sedangkan guru kolaborasi bertugas sebagai guru yang menerapkan metode
pembelajaran tersebut.
Evaluasi diberikan melalui tes formatif yang dilaksanakan setelah
pelajaran selesai diulas. Evaluasi ini untuk mengetahui hasil belajar siswa
setelah diterapkannya metode pembelajaran Teams Games Tournaments
(TGT).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
4. Refleksi
Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi yang berupa
tes formatif dikumpulkan kemudian dianalisis. Peneliti kemudian mengadakan
pertukaran pendapat dengan guru yang bersangkutan mengenai hasil
pengamatan peneliti. Dalam kegiatan tukar pendapat tersebut diungkapkan
kelemahan dan kelebihan proses pembelajaran yang telah berlangsung dengan
memfokuskan pada penampilan guru di kelas dan pada respons siswa terhadap
materi dan metode pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) yang
digunakan oleh guru. Dari analisis observasi dan evaluasi dapat dilihat apakah
indikator keberhasilan telah tercapai atau belum. Siklus berikutnya dilanjutkan
apabila belum memenuhi target. Kelemahan-kelemahan pada siklus I akan
diperbaiki pada siklus II.
C. Sumber Data
Data yang dikumpulkan berupa segala gejala atau peristiwa yang
mengandung informasi yang berkaitan dengan penelitian. Data penelitian
dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu sekolah, guru pengajar mata pelajaran
geografi kelas X-4, siswa kelas X-4 dan peristiwa kegiatan belajar mengajar
geografi ketika metode Teams Games Tournament (TGT) diterapkan.
Data yang dibutuhkan pada penelitian ini yaitu
1. Data sekolah.
Data yang dikumpulkan meliputi profil sekolah, nilai UAN siswa yang
diterima (input) maupun lulusan (output), serta identitas siswa kelas X-4 yang
menjadi subjek penelitian. Sumber data dari sekolah diperoleh melalui
dokumen sekolah.
2. Motivasi belajar siswa.
Sumber data motivasi belajar siswa sebelum dilakukan PTK yaitu dari guru
mata pelajaran geografi yang diperoleh melalui wawancara, dan dari siswa
melalui observasi dan angket. Sedangkan sumber data motivasi belajar siswa
saat metode TGT diterapkan yaitu dari siswa kelas X-4 yang diperoleh melalui
angket dan observasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul
dan akan diamati. Lembar observasi dapat dilihat pada lampiran 2. Angket
motivasi diukur berdasarkan indikator motivasi yang termuat pada kisi-kisi
motivasi meliputi usaha untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru,
kemauan bertanya dan meningkatkan kualitas belajar jika menemui kesulitan,
mempelajari kembali materi dari guru, mempelajari geografi dari berbagai
sumber, semangat untuk memperhatikan pelajaran dan belajar geografi dengan
sungguh-sungguh. Instrumen untuk mengetahui motivasi dapat dilihat pada
lampiran 1.
3. Hasil belajar
Sumber data hasil belajar siswa sebelum dilakukan PTK yaitu dari guru mata
pelajaran geografi yang diperoleh melalui kajian dokumen yang berisi rata-
rata nilai ulangan harian siswa. Sedangkan sumber data hasil belajar siswa saat
metode TGT diterapkan yaitu dari siswa kelas X-4 yang diperoleh melalui
nilai ulangan siswa pada materi hidrosfer.
4. Aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran dengan metode TGT
berlangsung.
Sumber data yaitu pada peristiwa kegiatan belajar mengajar geografi ketika
metode Teams Games Tournament (TGT) diterapkan. Data ini diperoleh
melalui observasi yang dilakukan peneliti. Lembar observasi siswa pada
lampiran 2 dan observasi guru dapat dilihat pada lampiran 4.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat satu variabel bebas dan dua variabel terikat
yaitu :
a. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Teams Games
Tournaments (TGT).
b. Variabel terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2. Teknik Pengambilan Data
Dalam penelitian ini, metode pengambilan data yang digunakan sebagai
berikut :
a. Dokumentasi
Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan berupa data sekolah,
data identitas siswa dan data hasil belajar siswa yang berupa nilai ulangan
geografi kelas X-4. Untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai
kegiatan pembelajaran yang berlangsung juga diadakan dokumentasi proses
kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dengan menggunakan metode
TGT (Teams Games Tournament).
b. Observasi
Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti
mengadakan pengamatan terhadap gejala-gejala subyek yang diteliti, baik
pengamatan itu dilakukan dalam situasi sebenarnya maupun di dalam situasi
buatan yang khusus diadakan (Surakhmad, 1994:162). Pedoman observasi
berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.
Observasi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengamati pelaksanaan dan
perkembangan pembelajaran geografi yang dilakukan oleh siswa dan guru.
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai observer sedangkan
guru bertindak sebagai pengajar. Lembar observasi yang digunakan yaitu
pengamatan terhadap siswa pada saat pembelajaran dan pengamatan terhadap
guru. Lembar observasi pengamatan siswa dapat dilihat pada lampiran 2 dan
pengamatan terhadap guru pada lampiran 4.
c. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap guru untuk menggali informasi guna
memperoleh data terkait dengan aspek-aspek pembelajaran, penentuan
tindakan dan respon yang diberikan sebagai akibat dari tindakan yang
dilakukan. Jenis wawancara yang akan dilakukan bebas terpimpin, peneliti
membawa kerangka pertanyaan untuk disajikan, tetapi cara bagaimana
pertanyaan itu diajukan sesuai dengan kebijaksanaan interviewer. Pedoman
wawancara dapat dilihat pada lampiran 6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
d. Angket
Dalam penelitian yang akan dilakukan, angket diberikan pada guru dan
siswa untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan proses belajar
mengajar. Angket yang digunakan adalah angket tanggapan siswa terhadap
cara pembelajaran yang dilakukan guru (lampiran 3) dan motivasi belajar
siswa (lampiran 5).
Angket yang digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap
pembelajaran geografi yang dilakukan guru merupakan jenis angket tertutup,
karena daftar pertanyaan yang diberikan langsung kepada responden dan
jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih jawaban
yang ada. Sedangkan angket yang digunakan untuk mengetahui motivasi
belajar siswa adalah jenis angket terbuka. Angket terbuka memberikan
kebebasan pada responden untuk menjawab sesuai pendapat pengisi angket.
Kisi-kisi pedoman angket yang digunakan untuk mengukur motivasi
siswa terhadap pelajaran geografi sebagai berikut:
Tabel 6. Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa.
Konsep
Indikator
Butir Item
Jumlah
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
(Sardiman A.M, 1990: 75)
Usaha untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru
1,2 2
Kemauan bertanya dan meningkatkan kualitas belajar jika menemui kesulitan
3,4 2
Mempelajari kembali materi dari guru
5 1
Mempelajari geografi dari berbagai sumber
6,7 2
Semangat untuk memperhatikan pelajaran
8,9 2
Belajar geografi dengan sungguh-sungguh
10 1
JUMLAH 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Kisi-kisi angket motivasi digunakan sebagai pedoman dalam
pembuatan pertanyaan untuk mengukur motivasi belajar siswa. Dalam kisi-
kisi terdapat indikator konsep motivasi dan pertanyaan dibuat berdasarkan
indikator tersebut.
Skala penilaian dapat menghasilkan data interval dalam bentuk skor
nilai melalui jumlah skor yang diperoleh dari instrumen tersebut. Pembuatan
kelas interval dilakukan dengan cara sebagai berikut (Sudjana, 2005 : 47):
Angket motivasi berisi 10 pertanyaan yang membutuhkan jawaban
uraian. Tiap item butir soal diberi skor 1 sampai 3. Kemudian skor tersebut
diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu motivasi tinggi, sedang dan rendah.
Tabel 7. Kategori Motivasi Belajar
Kategori Motivasi Skor
Tinggi 24-30
Sedang 17-23
Rendah 10-16
e. Tes
Pemberian tes yang akan dilakukan dalam penelitian dimaksudkan
untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan
pemberian tindakan. Tes yang digunakan adalah tes tertulis yaitu tes yang
dilakukan secara tertulis baik pertanyaan maupun jawabannya. Tes diberikan
pada akhir siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa. Pertanyaan pada tes
formatif disusun berdasarkan kisi-kisi yang terdiri dari sepuluh indikator. Kisi-
kisi soal tes formatif siklus I dapat dilihat pada lampiran 15 dan siklus II pada
lampiran 17. Tes siklus I dan II yang dilaksanakan pada penelitian berupa soal
tes formatif dengan sepuluh soal objektif dan 5 soal essay (lampiran 16 dan
18).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
E. Validitas Data
Informasi yang akan dikumpulkan peneliti dan akan dijadikan data dalam
penelitian ini perlu diperiksa validitasnya sehingga dapat dipertanggungjawabkan
dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Validitas
sering diartikan dengan kesahihan atau ketepatan. Menurut Nunnaly dalam Susilo
(2008:79) menyatakan bahwa dinyatakan telah memiliki
validitas yang baik jika instrumen tersebut benar-benar mengukur apa yang
1. Validitas untuk Mengukur Tes Formatif
Validitas tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.
aliditas isi menunjukkan pada sejauh mana instrumen tersebut
menarik sampel topik maupun proses kognitif yang terdapat di dalam universum
berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang
-kisi tes formatif, baik siklus I maupun siklus II, disusun
berdasarkan indikator yang ingin diteliti. Kemudian soal tes dibuat berdasarkan
pedoman kisi-kisi tersebut. Dengan demikian, tes tersebut mampu
mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Validitas tes
formatif siklus I dapat dilihat pada lampiran 13 dan siklus II lampiran 14.
2. Validitas untuk Mengukur Angket Motivasi
Validitas angket motivasi yang digunakan adalah validitas bangun
pengertian (konstruk). Sudjana (2005:13) menyatakan bahwa validitas konstruk
berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian untuk mengukur pengertian-
pengertian yang terkandung pada materi yang diukurnya. Pengertian-pengertian
yang terkandung dalam konsep motivasi harus jelas apa yang hendak diukurnya.
Konsep-konsep tersebut masih abstrak sehingga memerlukan penjabaran yang
lebih spesifik agar mudah diukur. Ini berarti konsep harus dikembangkan
indikatornya. Adanya indikator tiap konsep, bangun pengertian akan tampak
sehingga mudah dalam penetapan alat penelitiannya. Indikator yang disusun pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
angket motivasi yaitu menggunakan pemahaman atau logika berfikir atas dasar
teori pengetahuan ilmiah dan menggunakan pengalaman empiris yaitu yang terjadi
dalam kehidupan nyata.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Dalam
kegiatan penelitian tindakan kelas analisis data dilakukan sejak awal sampai
berakhirnya kegiatan pengumpulan data. Proses analisis data menurut Miles dan
Huberman dalam Sutopo (2002:91-92) mencakup tiga komponen utama, yaitu
Reduksi data ialah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi,
pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi bermakna.
Paparan atau penyajian data ialah proses pengambilan data secara lebih
sederhana dalam bentuk paparan naratif sehingga dapat mempermudah dalam
penarikan kesimpulan.
Penyimpulan ialah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah
terorganisasikan tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan/ atau formula
yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian luas.
Pada penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan menyederhanakan data
motivasi maupun data hasil belajar siswa melalui seleksi, pemfokusan dan
pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Data motivasi
diperoleh melalui angket motivasi yang diisi siswa, sedangkan data hasil belajar
diperoleh melalui tes formatif. Angket motivasi disusun berdasarkan indikator
konsep yang tercantum pada kisi-kisi motivasi. Pertanyaan tes formatif terdiri dari
10 butir pilihan ganda dan 5 essay yang disusun berdasarkan kisi-kisi soal. Angket
motivasi dan tes formatif diberikan siswa pada akhir siklus setelah pembelajaran
dilaksanakan. Setelah data hasil motivasi dan hasil belajar diperoleh, langkah
selanjutnya yaitu data tersebut disajikan secara lebih sederhana dalam bentuk
paparan deskriptif yang dijadikan sebagai dasar dalam penarikan kesimpulan
penelitian. Agar lebih mudah dipahami data juga disajikan dalam bentuk tabel
dan diagram. Hasil analisis tersebut kemudian dibandingkan dari kondisi awal,
siklus I, dan siklus II. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui apakah ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa, serta seberapa besar (prosentase)
perubahan yang terjadi. Jika minimal 80% siswa telah menunjukkan motivasi
dalam pembelajaran geografi maka target motivasi dinyatakan tercapai.
Sedangkan target hasil belajar dinyatakan berhasil jika minimal 80% hasil ulangan
siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65.
G. Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah apabila terjadi peningkatan
motivasi dan hasil belajar siswa ketika metode Teams Games Tournaments (TGT)
diterapkan.
Tabel 8. Ukuran Keberhasilan Penelitian
Ukuran
Keberhasilan
Target Teknik Pengumpulan
Data
Hasil Belajar siswa
Motivasi siswa
Minimal 80% hasil
ulangan siswa mencapai
Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 65
Minimal 80% siswa
menunjukkan motivasi
dalam pembelajaran
geografi
Tes formatif
Angket
Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setelah dilaksanakan proses
pembelajaran dan siswa mengerjakan tes formatif, hasil observasi dan tes tersebut
kemudian dievaluasi. Dari hasil evaluasi dapat diketahui apakah hasilnya sudah
memenuhi target keberhasilan yang telah ditetapkan atau belum. Siklus II
dilaksanakan untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I.
Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu peneliti menetapkan tahap-
tahap yang akan dilaksanakan sehingga pada waktu pelaksanaan penelitian dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
dicapai hasil yang diharapkan. Ada 6 tahap yang akan dilaksanakan pada
penelitian ini yaitu :
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan koordinasi dengan Kepala Sekolah dan guru geografi kelas X
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta untuk kelancaran penelitian.
b. Observasi awal untuk mendapatkan gambaran tentang SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta secara keseluruhan dan keadaan kegiatan
belajar mengajar pada kelas yang akan diteliti.
Observasi awal dilakukan untuk mengetahui kelas yang memiliki masalah
yang menyangkut motivasi dan hasil belajar terhadap pelajaran geografi.
Sesuai dengan hal tersebut maka peneliti dapat memilih kelas yang tepat
untuk diperbaiki mutu pembelajarannya. Peneliti mendapatkan informasi
tersebut dengan bantuan guru pengampu geografi kelas X melalui
wawancara maupun kajian dokumen guru mengenai hasil belajar.
c. Mengidentifikasi masalah dalam kegiatan belajar mengajar kelas yang
akan digunakan sebagai bahan penelitian.
Berdasarkan observasi dan analisis data hasil belajar, diperoleh informasi
bahwa kelas X-4 memiliki rata-rata nilai ulangan paling rendah bila
dibandingkan dengan kelas lain. Motivasi kelas tersebut juga rendah
dilihat dari kepasifan siswa serta perhatian siswa yang minim terhadap
pembelajaran geografi.
2. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan penelitian adalah
menyiapkan materi yang akan digunakan untuk kegiatan penelitian, media
pembelajaran, dan perangkat pembelajaran yang meliputi silabus dan RPP.
Selain itu juga menyiapkan instrumen penelitian diantaranya tes formatif,
angket motivasi, lembar observasi, dan angket tanggapan siswa terhadap cara
pembelajaran yang dilakukan guru.
Pada tahap ini peneliti mendiskusikan bersama guru geografi mengenai
berbagai hal yang menyangkut tindakan pelaksanaan. Silabus dan RPP yang
digunakan pada penelitian ini disusun dengan pertimbangan RPP dan silabus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
yang digunakan guru geografi. Setelah menyiapkan media, materi dan
instrumen, peneliti mendiskusikan dengan guru mengenai tindakan yang akan
dilakukan terkait pelaksanaan dengan metode TGT.
3. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan yaitu
penerapan metode pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) pada
materi hidrosfer dan kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Kegiatan
yang dilaksanakan dengan metode ini yaitu presentasi kelas, diskusi,
permainan dan penghargaan.
4. Tahap Observasi
Peneliti bertugas sebagai observer (pengamat) pelaksanaan KBM,
sedangkan guru kolaborasi yaitu guru geografi kelas X bertugas sebagai
pengajar yang menerapkan metode pembelajaran tersebut. Evaluasi diberikan
melalui tes formatif yang dilaksanakan setelah pelajaran selesai diulas.
5. Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap pelaksanaan proses KBM
serta penguasaan materi yang diwujudkan dalam nilai tes. Setelah memperoleh
data, maka akan dilakukan refleksi untuk menentukan langkah selanjutnya
sebagai bentuk perbaikan KBM sebelumnya.
6. Tahap Tindak Lanjut
Berdasarkan pada keberhasilan dan kekurangan dalam pelaksanaan
tindakan maka peneliti bersama guru kolaborasi mengadakan diskusi untuk
mengambil tindakan perbaikan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan
oleh guru. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar
yang lebih optimal dari proses sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Lingkungan Sekolah
Penelitian dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Dilihat dari
Peta Rupa Bumi Indonesia lembar Surakarta skala 1:25.000 mempunyai letak
astronomis 7o o
terletak di Jl. Raden Mas Said No 35, Kelurahan Ketelan, Kecamatan Banjarsari,
Kota Surakarta. Letak SMA Muhammadiyah 1 Surakarta berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Jl. RM. Said
Sebelah Selatan : Masjid Sholihin dan Jl. Kartini
Sebelah Barat : Permukiman
Sebelah Timur : Jl. Kartini dan Kompleks Keraton Mangkunegaran
Lokasi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta berada di pusat kota Surakarta.
Keberadaan tersebut menjadikan SMA Muhammadiyah 1 Surakarta memiliki
letak yang strategis. Sarana transportasi baik umum maupun pribadi dapat
menjangkau lokasi dengan mudah. Lokasi sekolah tersebut berada dekat dengan
mangkunegaran yang merupakan salah satu bangunan penting bernilai sejarah di
kota Surakarta. SMA Muhammadiyah 1 Surakarta berkembang dengan baik
karena didukung basis Muhammadiyah yang sangat kuat di kota Surakarta. Selain
bangunan Muhammadiyah 1 Surakarta, berdiri juga SD Muhammadiyah 1 dan
masjid yang menjadi syiar islam khususnya jamaah Muhammadiyah. Lebih
jelasnya lokasi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dapat dilihat pada Peta Lokasi
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta skala 1 : 30.000 Tahun 2010. Kondisi
eksisting terhadap daerah sekitar dapat dilihat pada Peta Citra Lokasi SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta skala 1 : 3.500 Tahun 2010.
55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta merupakan Sekolah Mandiri
terakredetiasi A dengan nilai akreditasi 92,55. Sekolah ini merupakan sekolah
swasta yang menerima siswa dengan hasil belajar yang bervariasi, artinya siswa
yang diterima memiliki nilai akademis tinggi, sedang dan rendah. Namun pada
kenyataannya siswa yang berada di sekolah tersebut memiliki hasil belajar yang
cenderung rendah. Pada tahun ajaran 2009/ 2010, rata-rata nilai UAN siswa yang
diterima yaitu 29,19 meliputi 4 mata pelajaran yang diujikan sehingga rata-rata
nilai tiap mata pelajaran 7,30. Sedangkan rata-rata nilai UAN lulusan siswa SMA
ini yaitu 40,06 meliputi 6 mata pelajaran sehingga rata-rata nilai tiap mata
pelajaran 6,67.
Secara keseluruhan jumlah siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta pada
tahun ajaran 2009/ 2010 sebanyak 822 anak. Data dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Jumlah Siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
Kelas Jumlah Siswa X 294 XI 274 XII 254
Jumlah 822 Sumber: Data Administrasi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
Staf pengajar SMA Muhammadiyah 1 Surakarta sebanyak 59 orang yang
terdiri dari guru negeri, guru tetap yayasan dan guru tidak tetap. Sedangkan tenaga
administrasi sebanyak 17 orang meliputi pegawai tetap yayasan dan pegawai
honorer.
Tabel 10. Keadaan Guru dan Pegawai SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
No Jenis Ketenagaan L P Jumlah
1 Guru negeri 10 20 30
2 Guru tetap yayasan 5 - 5
3 Guru tidak tetap yayasan 13 11 24
4 Pegawai tetap yayasan 8 1 9
5 Pegawai honorer 4 4 8
Jumlah total 40 36 76
Sumber: Data Administrasi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Untuk menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) diperlukan sarana
dan prasarana. Sarana prasarana sekolah dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 11. Sarana Prasarana SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
No Jenis Jumlah 1 Ruang kelas 21 2 Ruang guru 1 3 Perpustakaan 1 4 Laboratorium Kimia 1 5 Laboratorium Fisika 1 6 Laboratorium Biologi 1 7 Laboratorium Bahasa 1 8 Laboratorium Multimedia 1 9 Mushola 1 10 UKS 1 11 Ruang BP 1 12 Ruang TU 1 13 Ruang Kepala Sekolah 1 14 Meja siswa 420 15 Kursi siswa 836 16 LCD 21 17 Komputer 38
Sumber: Data Administrasi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta memiliki 21 ruang kelas. Masing-
masing kelas telah dilengkapi dengan LCD. LCD sangat membantu guru dalam
kegiatan belajar mengajar, salah satunya untuk mata pelajaran geografi. LCD
dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi-materi tertentu, misal
menampilkan gambar mengenai proses dan hasil fenomena alam. Fenomena alam
seperti tsunami, pembentukan bumi dan bentukan sungai akan lebih mudah
dipahami siswa jika dijelaskan tidak hanya dengan kata-kata tapi juga dilengkapi
dengan media seperti gambar. Sekolah ini juga memiliki 5 ruang laboratorium
yang terdiri dari laboratorium Kimia, laboratorium Fisika, laboratorium Biologi,
laboratorium Bahasa dan laboratorium Multimedia. Untuk mata pelajaran geografi
tidak disediakan laboratorium sehingga pembelajaran diadakan dalam ruang kelas.
Terdapat 1 perpustakaan yang menyediakan bacaan tentang berbagai macam
pelajaran, termasuk geografi, dan pengetahuan umum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
2. Karakteristik Guru
Mata pelajaran geografi untuk kelas X diampu oleh satu guru. Guru
tersebut bertanggung jawab dalam mengajar geografi pada semua kelas X yang
terdiri dari 7 kelas dengan jumlah siswa 294 siswa.
Berikut disajikan data mengenai karateristik guru geografi kelas X. Data
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5.
a. Nama guru : Dra. Umi Rochyani
b. Fasilitas untuk menunjang KBM : laptop
c. Media yang digunakan dalam KBM :
power point materi
peta yang ditampilkan pada LCD
gambar-gambar materi seperti pembentukan bumi dan lapisan atmosfer.
d. Metode yang sering digunakan : ceramah
e. Pelatihan yang pernah diikuti :
Pelatihan Penginderaan Jauh dan SIG
Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
f. Seminar yang pernah diikuti :
Diklat Pembelajaran Inovatif dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Bimbingan Teknik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Workshop Pengembangan Bahan Ajar
3. Karakteristik Siswa
Jumlah siswa kelas X-4 adalah 39 anak yang terdiri dari 17 laki-laki dan
22 perempuan. Hampir semua siswa tersebut berasal dari dalam kota, sedangkan
luar kota hanya ada 3 siswa yaitu dari Boyolali. Persebaran asal dan jumlah siswa
dapat dilihat pada Peta Persebaran Asal SMP Siswa Kelas X-4 Tahun Ajaran
2009/ 2010 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Dari 39 siswa, 22 siswa berasal
dari SMP negeri dan 17 siswa dari SMP swasta. Rata-rata nilai UAN kelas X-4
adalah 27,97 sehingga rata-rata nilai tiap mata pelajaran yang diujikan yaitu 6.99.
Nilai UAN tertinggi yaitu 33,50 atau rata-rata nilai tiap mata pelajaran 8.37, dan
terendah 22,10 atau rata-rata nilai 5.52.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal
Observasi pra tindakan dilakukan untuk mengetahui kondisi awal kelas
terutama yang berkaitan dengan pembelajaran geografi di kelas. Berdasarkan hasil
observasi pra tindakan, diketahui bahwa kelas X-4 memiliki permasalahan
terhadap pembelajaran geografi. Rata-rata nilai ulangan harian kelas ini paling
rendah bila dibandingkan dengan kelas X lainnya. Kondisi ini juga semakin
diperparah dengan kurangnya motivasi belajar siswa terlihat dari kepasifan serta
perhatian yang minim saat pembelajaran berlangsung.
a. Kondisi awal motivasi siswa
Berdasarkan wawancara dan observasi dengan guru geografi,
diketahui bahwa kelas X-4 memiliki permasalahan terhadap pembelajaran
geografi. Pada saat pembelajaran, kebanyakan siswa pasif misalnya terlihat
dari jarangnya siswa bertanya dan mengungkapkan pendapat jika guru
memberi pertanyaan. Hanya ada beberapa siswa yang mencatat ketika guru
menerangkan dan siswa juga suka mengulur waktu bila diberi tugas saat
pembelajaran.
Berdasarkan hasil angket motivasi dapat diketahui bahwa sebesar 24
siswa (62% dari 39 siswa) memiliki motivasi rendah, 9 siswa (23 %) motivasi
sedang dan 6 siswa (15 %) motivasi tinggi. Data dapat dilihat pada lampiran
24. Kondisi tersebut dapat digambarkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 12. Motivasi Awal Siswa Terhadap Mata Pelajaran Geografi
Motivasi Frekuensi Prosentase
Tinggi 6 15 %
Sedang 9 23 %
Rendah 24 62%
Jumlah 39 100%
Sumber: Data Primer PTK 2009/2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam gambar berikut ini :
Gambar 6. Histogram Motivasi Awal Siswa
b. Kondisi awal nilai siswa
Data yang digunakan sebagai nilai awal adalah rata-rata nilai ulangan
geografi kelas X-4. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa rata-rata nilai
siswa kelas X-4 yaitu 59,6. Rata-rata tersebut masih berada di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Dari 39 siswa hanya 16 siswa (41 %)
yang mencapai KKM sehingga 23 siswa (59 %) belum mencapai ketuntasan.
Data dapat dilihat pada lampiran 25.
Kondisi tersebut digambarkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 13. Nilai Awal Siswa
Kategori Jumlah Prosentase
Tuntas 16 41 %
Belum Tuntas 23 59 %
Jumlah 39 100%
Sumber: Data Guru Pengampu Mata Pelajaran Geografi KelasX
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam gambar berikut ini :
Gambar 7. Histogram Nilai Awal Siswa
Observasi pra tindakan bermanfaat terutama dalam hal identifikasi
permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi
tersebut, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan pada siswa kelas X-4
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Peneliti mencoba mencari pemecahan
permasalahan tersebut dengan menerapkan metode pembelajaran baru yang
menarik dan mengaktifkan siswa. Metode yang dipilih yaitu metode Teams
Games Tournaments (TGT). Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode
pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) yaitu Penyampaian Materi
(Presentasi Kelas), Diskusi, Permainan (Turnamen) dan Reward (Penghargaan).
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu: (1). Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan
tindakan, (3). Observasi, dan (4). Analisis dan refleksi.
1. Siklus I
a. Perencanaaan Tindakan I
1) Menyiapkan perangkat pembelajaran
Peneliti bersama guru mendiskusikan rancangan tindakan yang akan
dilakukan dalam penelitian ini. Perangkat pembelajaran meliputi RPP dan
silabus. Waktu yang direncanakan untuk siklus I yaitu 4x45 menit. Waktu
tersebut direncanakan untuk dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu
tanggal 3 dan 10 Mei 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
2) Menyiapkan instrumen penelitian diantaranya tes formatif, angket
motivasi, lembar observasi dan angket tanggapan siswa terhadap metode
pembelajaran yang dilaksanakan guru.
3) Menyiapkan materi yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar. Materi pembelajaran pada penelitian ini yaitu
hidrosfer.
4) Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan sesuai dengan rencana
pembelajaran. Media yang digunakan yaitu power point materi hidrosfer
(siklus hidrologi, perairan darat dan perairan laut), kerangka konsep
materi hidrosfer, gambar materi hidrosfer, video siklus hidrologi dan roda
impian.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Sesuai dengan rencana, pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama 2
kali pertemuan yaitu tanggal 3 dan 10 Mei 2010. Pertemuan dilaksanakan
selama 4 x 45 menit.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut sebagai berikut :
1) Pertemuan 1, Senin, 3 Mei 2010 (2 x 45 menit)
a) Pendahuluan
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam
pembuka, kemudian dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa/
mengabsen. Setelah mengabsen, guru menjelaskan rencana kegiatan yang
akan dilakukan dengan metode Teams Games Tournaments (TGT), yaitu
guru menyampaikan materi, siswa dibagi menjadi 8 kelompok, siswa
berdiskusi secara berkelompok, permainan secara berkelompok dan tiga
tim terbaik mendapatkan penghargaan.
Sebelum penyampaian materi, guru terlebih dahulu melakukan
apersepsi yaitu menayangkan video siklus hidrologi. Hampir semua siswa
tampak tertarik dan memperhatikan. Setelah menayangkan video siklus
hidrologi, guru menanyakan pertanyaan yang masih terkait dengan video
tersebut. Guru bertanya mengenai mengapa air di bumi tidak pernah habis.
Pertanyaan tersebut kemudian dijawab secara sukarela oleh salah seorang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
siswa. Guru kemudian membahas mengenai air di bumi mengalami proses
peredaran air secara berurutan dan terus-menerus yang dinamakan siklus
hidrologi, sehingga dengan adanya siklus tersebut air di bumi tak pernah
habis. Selanjutnya guru menjelaskan mengenai arti pentingnya
mempelajari hidrosfer sehingga siswa tertarik untuk mempelajarinya.
b) Inti
Pada pertemuan pertama guru memulai pembelajaran Teams Games
Tournaments (TGT) dengan menyampaikan materi siklus hidrologi,
perairan darat dan perairan laut. Materi tersebut ditampilkan pada power
point dan dijelaskan oleh guru. Selain tulisan yang ditampilkan pada
power point, kerangka konsep dan gambar-gambar juga ditampilkan
sehingga lebih memudahkan siswa dalam memahami materi yang
diajarkan tersebut. Dalam menyampaikan materi, guru sudah
menggunakan dan menguasai media dengan cukup baik. Sedangkan dalam
penguasaan materi guru tampak kurang menguasai materi sehingga
terkadang masih membaca buku/ hand out.
Ketika menyampaikan materi, guru mengajak siswa untuk
berinteraksi dengan cara menanyakan pada siswa mengenai materi yang
sedang dibahas tersebut. Saat pertama kali guru bertanya ada beberapa
siswa yang menjawab secara serentak. Jawaban mereka beracam-macam,
ada yang tepat dan ada juga yang belum tepat. Dikarenakan kelas menjadi
ramai, maka guru menyuruh mereka yang ingin menjawab untuk
mengacungkan jari. Namun siswa-siswa yang pada awalnya menjawab
menjadi tidak berani mengacungkan jari untuk menjawab pertanyaan.
Siswa terlihat kurang berani dalam mengungkapkan pendapat sehingga
guru perlu menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut. Siswa
yang ditunjuk harus menjawab pertanyaan dan jika tidak dapat menjawab
guru kemudian menunjuk siswa lain untuk menjawabnya. Jika jawabannya
benar maka guru akan menjelaskan kembali, dan jika jawaban tersebut
salah maka guru akan membenarkan jawaban tersebut. Ada beberapa juga
siswa yang bertanya pada guru tetapi hanya pada saat guru mendekati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
mereka. Jadi mereka bertanya tanpa mengacungkan jari dan dengan suara
yang pelan karena guru berada dekat dengan mereka.
Setelah menyampaikan materi, guru membagi siswa menjadi 8
kelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin dan prestasi belajar.
Jumlah seluruh siswa kelas X-4 yaitu 39 sehingga 7 kelompok terdiri dari
5 siswa dan ada 1 kelompok yang terdiri dari 4 siswa. Kelompok yang
telah dibagi tersebut kemudian berdiskusi mengenai tugas yang diberikan
guru. Bahan diskusi yang diberikan pada semua kelompok adalah sama.
Dalam berdiskusi tampak beberapa siswa yang mengantuk atau berbicara
dengan temannya sehingga tidak ikut berdiskusi. Selesai berdiskusi, guru
menyuruh siswa mengumpulkan laporan diskusi dan mempersilakan
perwakilan 2 kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompok mereka. Kelompok yang mengajukan diri maju ke depan
yaitu kelompok I dan kelompok VI. Ketika diberikan kesempatan untuk
bertanya, tidak ada siswa yang bertanya. Setelah presentasi, guru
melanjutkan pembahasan hasil diskusi.
c) Penutup
Di akhir pembelajaran, guru mengingatkan pada pertemuan
selanjutnya akan diadakan permainan dan ulangan. Sebelum meninggalkan
kelas, guru mengucapkan salam.
2) Pertemuan 2, Senin, 10 Mei 2010 (2 x 45 menit)
a) Pendahuluan
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam pembuka.
Kemudian guru mengingatkan siswa mengenai materi yang dibahas pada
pertemuan lalu. Selanjutnya guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan
dilakukan pada pertemuan ini yaitu permainan, tes formatif dan
penghargaan 3 tim terbaik.
Siswa diminta bergabung dengan kelompoknya. Sebelum dilakukan
permainan, guru menjelaskan peraturan permainan. Peraturan permainan
ditampilkan pada power point sehingga siswa dapat membaca sekaligus
mendengarkan penjelasan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
b) Inti
Kelompok dengan nomor urut pertama mengirimkan wakilnya
untuk memutar roda impian. Roda impian memiliki 15 nomor dan masing-
masing nomor terdiri dari 2 pertanyaan, sehingga setiap nomor memiliki
kesempatan untuk diberikan 2 kali. Apabila terjadi perulangan nomor
untuk ketiga kalinya maka dilakukan pemutaran sekali lagi atau dilakukan
pengacakan pada soal-soal yang belum terjawab. Jika pertanyaan tidak
dapat dijawab dengan benar maka pertanyaan dapat dilempar pada
kelompok lain. Skor/ nilai diberikan pada kelompok yang dapat menjawab
pertanyaan dengan benar. Setelah kelompok pertama mendapat giliran
memutar roda impian, giliran selanjutnya yaitu kelompok kedua dan
seterusnya. Permainan ini dilakukan dalam 2 putaran sehingga setiap
kelompok mendapatkan kesempatan 2 kali untuk memutar roda impian
dan menjawab pertanyaan pada nomor yang ditunjukkan roda impian
tersebut.
Pada saat kegiatan permainan ini, kelompok dapat berdiskusi dahulu
atau langsung menjawab pertanyaan. Namun masih terlihat bahwa yang
ikut berdiskusi atau menjawab pertanyaan hanya orang-orang tertentu saja.
Jadi ada anggota kelompok yang tidak terlibat aktif dalam kerja kelompok.
Permainan berlangsung selama 40 menit. Selesai permainan, siswa
duduk pada tempatnya masing-masing dan mempersiapkan diri
mengerjakan tes formatif. Guru dibantu peneliti membagikan soal tes.
Siswa segera mengerjakan tes tersebut setelah mendapatkan soal.
c) Penutup
Setelah waktu tes dinyatakan habis, guru dibantu peneliti
mengumpulkan lembar jawaban. Kegiatan selanjutnya yaitu memberikan
penghargaan bagi 3 kelompok terbaik. Kelompok terbaik dipilih
berdasarkan akumulasi nilai diskusi dan permainan. Juara 1 yaitu
kelompok VI, juara 2 kelompok IV dan juara 3 kelompok III. Setelah 3
kelompok terbaik menerima penghargaan, siswa diminta mengisi angket
motivasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
c. Observasi
Pada penelitian ini, guru kolaborasi bertindak sebagai guru dan peneliti
bertindak sebagai observer. Observasi tersebut dilakukan untuk mengevaluasi
penerapan metode pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) dan
untuk mengamati proses pembelajaran yang berlangsung.
1) Hasil Observasi bagi Siswa
Pada pertemuan pertama siklus I, kegiatan pembelajaran yang
dilakukan yaitu penyampaian materi dan diskusi. Pada awal pembelajaran,
guru memberikan pertanyaan mengenai mengapa air di bumi tidak pernah
habis. Pertanyaan tersebut dijawab secara sukarela oleh salah seorang
siswa yang bernama Pratama Rachmad Wijaya. Pada saat penyampaian
materi, guru mengajak siswa berinteraksi dengan cara memberikan
pertanyaan pada siswa. Beberapa siswa menjawab pertanyaan tersebut
secara serentak. Guru kemudian menyuruh mereka yang ingin menjawab
untuk mengacungkan jari karena kelas menjadi ramai. Namun siswa-siswa
yang pada awalnya menjawab secara serentak menjadi tidak berani
menjawab sendiri, sehingga guru perlu menunjuk siswa untuk menjawab
pertanyaan tersebut. Ada 5 siswa yang ditunjuk guru untuk menjawabnya
yaitu Aulia Nur Fadhilah, Bayu Adji Wicaksono, Cik Imah
Widiyaningsih, Muhammad Fadholi dan Zulfa Naili Nasyrifah. Ada juga
2 siswa yang bertanya pada guru tetapi hanya pada saat guru mendekati
mereka. Jadi mereka bertanya tanpa mengacungkan jari dan dengan suara
yang pelan karena guru berada dekat dengan mereka. Siswa yang bertanya
tersebut yaitu Genit Fitri Dinivan dan Maharani Pangestiara. Data
mengenai hasil observasi siswa siklus I pada saat penyampaian materi
(presentasi kelas), diskusi dan permainan dapat dilihat pada lampiran 26.
Dari hasil observasi saat penyampaian materi diperoleh aktivitas
siswa sebagai berikut :
- Sebanyak 39 siswa (100%) datang tepat waktu, tidak ada siswa yang
terlambat masuk kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
- Sebanyak 29 siswa (74%) membawa buku pegangan, sedangkan
sebanyak 10 siswa (26 %) tidak membawa buku pegangan.
- Sebanyak 27 siswa (69%) membuka buku pegangan, sedangkan
sebanyak 12 siswa (31%) tidak membuka buku pegangan.
- Sebanyak 39 siswa (100%) mengikuti pembelajaran geografi, tidak
ada siswa yang belajar pelajaran lain.
- Sebanyak 12 siswa (31%) mencatat penjelasan guru, sedangkan
sebanyak 27 siswa ( 69%) tidak mencatat penjelasan guru.
- Sebanyak 30 siswa (77% ) tidak mengantuk, sedangkan sebanyak 9
siswa (23%) mengantuk.
- Sebanyak 25 siswa (64% ) tidak berbicara yang tidak terkait materi
dengan temannya, sedangkan sebanyak 14 siswa ( 36%) berbicara
tidak terkait materi dengan temannya.
- Sebanyak 33 siswa (85% ) tidak membuat kegaduhan yang tidak
terkait materi, sedangkan sebanyak 6 siswa (15%) membuat
kegaduhan yang tidak terkait dengan materi.
- Sebanyak 2 siswa (5%) bertanya pada guru mengenai materi yang
belum jelas, sedangkan sebanyak 37 siswa (95%) tidak bertanya pada
guru mengenai materi yang belum jelas.
- Sebanyak 6 siswa (15% ) menjawab pertanyaan guru, sedangkan
sebanyak 33 siswa (85%) tidak menjawab pertanyaan guru.
Diskusi dilaksanakan setelah penyampaian materi. Pada kegiatan
diskusi ini terdapat beberapa siswa yang mengantuk atau berbicara dengan
temannya sehingga tidak ikut berdiskusi (bekerja dalam kelompok).
Berikut disajikan hasil observasi aktivitas saat diskusi kelompok :
- Tidak ada siswa yang bertanya.
- Sebanyak 24 siswa (62%) mendengarkan diskusi dengan aktif,
sedangkan sebanyak 15 siswa ( 38%) tidak mendengarkan diskusi
dengan aktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
- Sebanyak 30 siswa (77%) bekerja dalam kelompok, sedangkan
sebanyak 9 siswa (23%) tidak ikut bekerja dalam kelompok.
Pada siklus I pertemuan kedua, dilaksanakan pada hari Senin 10
Mei 2010. Pada pertemuan kedua ini kegiatan pembelajaran yaitu
permainan dan tes formatif (ulangan). Dilihat dari kondisi kelas, tidak ada
siswa yang terlambat masuk kelas namun terdapat 9 siswa terlihat kurang
siap karena masih mencatat/ membuka buku pelajaran lain yang baru saja
selesai. Terdapat 6 siswa yang ramai karena tidak menginginkan ulangan
dilaksanakan pada pertemuan kedua. Pada saat kegiatan permainan ini,
kelompok dapat berdiskusi dahulu atau langsung menjawab pertanyaan.
Terlihat pada saat berdiskusi atau menjawab pertanyaan hanya orang-
orang tertentu saja sehingga ada beberapa anggota kelompok yang tidak
terlibat aktif dalam kerja kelompok.
Berikut disajikan hasil observasi aktivitas siswa dalam permainan
kelompok :
- Sebanyak 11 siswa (28% ) menjawab pertanyaan, sedangkan
sebanyak 28 siswa (72%) tidak menjawab pertanyaan.
- Sebanyak 27 siswa (69% ) bekerja dalam kelompok, sedangkan
sebanyak 12 siswa (31%) tidak bekerja dalam kelompok.
2) Tanggapan Siswa terhadap Metode Pembelajaran yang Dilaksanakan
Guru. (Lampiran 27)
a) Sebanyak 11 siswa (28%) menyatakan sangat simpatik terhadap sikap
dan penampilan guru dalam mengajar, dan sebanyak 28 siswa (72%)
menyatakan simpatik.
b) Sebanyak 10 siswa (26%) menyatakan bahwa metode yang
dilaksanakan guru sangat sesuai dengan materi, sebanyak 22 siswa
(56%) menyatakan sesuai, dan sebanyak 7 siswa (18%) menyatakan
kurang sesuai.
c) Sebanyak 7 siswa (18%) menyatakan bahwa kemampuan guru dalam
menjelaskan sangat jelas, sebanyak 21 siswa (54%) menyatakan jelas,
dan 11 siswa (28%) menyatakan kurang jelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
d) Sebanyak 18 siswa (46%) menyatakan bahwa media yang digunakan
dalam pembelajaran geografi sangat menarik, sebanyak 17 siswa
(44%) menyatakan menarik, dan 4 siswa (10%) menyatakan kurang
menarik.
e) Sebanyak 16 siswa (41%) menyatakan bahwa media yang digunakan
guru sangat membantu mempermudah dalam memahami materi dan
sebanyak 23 siswa (59%) menyatakan mempermudah.
f) Sebanyak 7 siswa (18%) menyatakan sangat tertarik dengan materi
yang dibahas, sebanyak 28 siswa (72%) menyatakan tertarik, dan
sebanyak 4 siswa (10%) menyatakan kurang tertarik.
g) Sebanyak 21 siswa (54%) menyatakan senang diberi tugas tentang
materi, dan sebanyak 18 siswa (46%) menyatakan kurang suka jika
diberi tugas.
h) Sebanyak 10 siswa (26%) menyatakan sangat senang jika diminta
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, sebanyak 23 siswa
(59%) menyatakan senang, dan sebanyak 6 siswa (15%) menyatakan
kurang senang.
i) Sebanyak 9 siswa (23%) menyatakan sangat dilibatkan dalam proses
pembelajaran, sebanyak 28 siswa (72%) menyatakan dilibatkan, dan
sebanyak 2 siswa (5%) menyatakan kurang dilibatkan.
3) Hasil Observasi Aktifitas Guru dalam Pembelajaran. (Lampiran 28)
a) Guru memasuki kelas dan memberi salam sudah baik.
b) Guru dalam mengecek absensi kurang baik
c) Guru dalam memberikan apersepsi dan motivasi cukup baik, guru
masih terlihat kaku
d) Guru dalam menyampaikan materi kurang baik
e) Guru dalam menggunakan media pada saat penyampaian materi cukup
baik
f) Guru dalam memberikan arahan kepada siswa dalam menerapkan
langkah-langkah pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT)
sudah baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
g) Guru dalam membimbing siswa pada saat diskusi kelompok sudah
baik
h) Guru dalam menggunakan media pada saat diskusi kelompok kurang
baik
i) Guru dalam membimbing siswa pada saat permainan sudah baik
j) Guru dalam menggunakan media pada saat permainan cukup baik
k) Guru dalam memberikan kesempatan bertanya pada siswa cukup baik
l) Guru dalam menjelaskan materi yang belum dipahami siswa cukup
baik
m) Guru dalam menutup pelajaran cukup baik
n) Guru dalam penguasaan terhadap manajemen waktu kurang baik
d. Hasil Tindakan
1) Motivasi Siswa
Motivasi siswa dapat diketahui melalui pengamatan aktivitas siswa
selama pembelajaran maupun angket terbuka yang telah diisi siswa. Dalam
lembar observasi pada ulasan sebelumnya, terdapat pengamatan kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan motivasi siswa. Kegiatan-kegiatan pada
siklus I tersebut meliputi : ada 29 siswa yang membawa buku pegangan,
27 siswa membuka buku pegangan, tidak ada siswa yang belajar pelajaran
lain, 12 siswa mencatat penjelasan guru, 30 siswa tidak mengantuk, 25
siswa yang tidak berbicara tidak terkait materi dengan temannya, 33 siswa
tidak membuat kegaduhan yang tidak terkait materi, 2 siswa yang bertanya
pada guru mengenai materi yang belum jelas dan 6 siswa yang menjawab
pertanyaan guru. Pada saat kegiatan diskusi tidak ada siswa yang bertanya,
24 siswa mendengarkan diskusi dengan aktif dan 29 siswa bekerja dalam
kelompok. Pada saat permainan ada 11 siswa yang menjawab pertanyaan
dan 27 siswa bekerja dalam kelompok.
Motivasi siswa yang diukur melalui angket dapat dikategorikan
menjadi 3 yaitu tinggi, sedang dan rendah. Setelah dilakukan tindakan
siklus I, motivasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi meningkat.
Siswa yang memiliki motivasi tinggi yaitu 12 siswa (31%), motivasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
sedang 14 siswa (36 %) dan motivasi rendah 13 siswa (33%). Tapi
motivasi pada siklus I ini belum berhasil karena belum mencapai indikator
motivasi sebesar 80%. Data mengenai motivasi siswa pada siklus I dapat
dilihat pada lampiran 29.
Berikut disajikan tabel motivasi siklus I.
Tabel 14. Motivasi Siswa Siklus I
Motivasi Frekuensi Prosentase
Tinggi 12 31%
Sedang 14 36%
Rendah 13 33%
Jumlah 39 100%
Sumber: Data Primer PTK 2009/2010
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam gambar berikut ini :
Gambar 8. Histogram Motivasi Siswa Siklus I
2) Nilai Tes Formatif Siswa
Nilai tes siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I ini diperoleh
dari pemberian soal tes kepada siswa saat pembelajaran siklus I selesai.
Dari tes tersebut diketahui bahwa rata-rata nilai siswa adalah 64,43. Hasil
belajar tersebut meningkat tetapi belum mencapai target keberhasilan
penelitian. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan nilai adalah sebesar 26
siswa (67%). Sedangkan untuk mencapai keberhasilan siklus I, ketuntasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
nilai tes siswa harus mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu
sebesar 80 %. Data mengenai nilai tes formatif siswa pada siklus I dapat
dilihat pada lampiran 30.
Berikut disajikan tabel nilai tes formatif siklus I .
Tabel 15. Nilai Tes Formatif Siklus I
Kategori Jumlah Prosentase
Tuntas 26 67%
Belum Tuntas 13 33%
Jumlah 39 100%
Sumber: Data Primer PTK 2009/2010
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam gambar berikut ini :
Gambar 9. Histogram Nilai Tes Formatif Siklus I
Berdasarkan hasil tes formatif siklus I, dapat diketahui bahwa nilai
siswa yang paling tidak memuaskan terdapat pada beberapa indikator yaitu
mendeskripsikan jenis-jenis sungai dan Daerah Aliran Sungai (DAS),
mengidentifikasi unsur unsur utama siklus hidrologi dan mengidentifikasi
jenis-jenis laut. Analisis soal tes formatif siklus I dapat dilihat pada
lampiran 31. Berikut disajikan tabel mengenai hasil tes formatif siklus I
terhadap masing-masing indikator.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Tabel 16. Hasil Tes Formatif Siklus I terhadap Masing-Masing Indikator
Indikator Butir Soal Hasil Benar No Keterangan Pilihan
ganda Essay Pilihan
ganda Essay
1 Mengidentifikasi unsur unsur utama siklus hidrologi
2 1 56% 47%
2 Mengidentifikasi air tanah berdasarkan letaknya
1 2 66% 71%
3 Mendeskripsikan jenis-jenis sungai dan DAS
5 3 62% 48%
4 Mengidentifikasi jenis-jenis dan manfaat danau dan rawa
3, 4 66%, 72%
5 Menjelaskan perbedaan pantai dan pesisir
6 72%
6 Mengidentifikasi jenis-jenis laut
7, 8 59%, 56%
7 Menunjukkan bentuk-bentuk morfologi dasar laut
10 77%
8 Menjelaskan gerakan air laut 9 77% 9 Menjelaskan kualitas air laut 4 68%
10 Menjelaskan manfaat air laut 5 85% Sumber: Data Primer PTK 2009/2010
e. Analisis dan Refleksi
Analisis dan refleksi merupakan upaya mengkaji permasalahan yang
terjadi pada saat dilakukan tindakan dan hasil dari proses tindakan tersebut
kemudian dihubungkan dengan penyelesaian permasalahan. Berdasarkan
hasil observasi, peneliti menemukan beberapa kelemahan dalam penerapan
metode pembelajaran pada siklus I.
Kelemahan tersebut yaitu
1). Segi Siswa
Siswa kurang aktif dalam pembelajaran baik pada saat kegiatan
penyampaian materi ataupun kerja kelompok.
Pada saat penyampaian materi siswa masih merasa segan
bertanya langsung dengan guru. Siswa yang berani bertanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
hanya sedikit dan mereka lebih nyaman bertanya pada teman
atau guru pada saat guru mendekati mereka. Siswa juga kurang
memiliki keberanian untuk mengungkapkan pendapat atau
menjawab pertanyaan dari guru.
Pada saat kerja kelompok hanya siswa tertentu saja yang
terlihat aktif, bahkan ada beberapa anggota kelompok yang
tidak ikut terlibat dalam kerja kelompok.
Nilai tes formatif siswa kurang memuaskan pada beberapa
indikator. Indikator tersebut yaitu mendeskripsikan jenis-jenis
sungai terutama pada materi pola aliran sungai, mengidentifikasi
unsur unsur utama siklus hidrologi dan mengidentifikasi jenis-jenis
laut.
Masih ada siswa yang acuh terhadap pelajaran dan metode baru
yang digunakan guru.
2). Segi Guru
Guru jarang memberikan motivasi pada siswa saat pembelajaran
maupun kerja kelompok. Dalam memandu siswa, pemberian
motivasi dapat meningkatkan semangat siswa sehingga
pembelajaran akan semakin hidup.
Penggunaan media pembelajaran belum optimal, karena guru
terlalu fokus mengendalikan siswa yang gaduh.
Pelaksanaan pembelajaran oleh guru kurang sesuai dengan rencana
pembelajaran misalnya saat guru menutup pelajaran serta alokasi
waktu yang kurang terstruktur. Hal tersebut dapat terjadi karena
yang bertindak sebagai pengajar adalah guru geografi sekolah
tersebut dan bukan peneliti itu sendiri, sehingga maksud peneliti
terkadang kurang dipahami guru.
Guru kurang menguasai materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis maka dapat dilakukan
tidakan refleksi, yaitu
Dilakukan upaya untuk membangkitkan motivasi siswa. Pemberian
motivasi antara lain dengan cara memberi pujian, kata-kata
penyemangat, memberikan penghargaan, nilai dan hukuman.
Berbeda dengan siklus I, pada siklus II pemberian nilai tidak hanya
diberikan pada kelompok tapi juga hasil dari kerja individu. Pada
saat kerja kelompok dilaksanakan, nilai individu juga
diperhitungkan. Jadi setiap anggota kelompok selain bermain bagi
kelompoknya juga bermain bagi diri sendiri. Anggota kelompok
yang aktif misal menjawab pertanyaan, selain menyumbangkan
nilai bagi kelompoknya juga akan memperoleh nilai bagi dirinya.
Siswa yang aktif akan menjadi siswa terbaik. Diharapkan dengan
pemberian motivasi tersebut akan membangkitkan semangat serta
keberanian siswa untuk aktif dalam pembelajaran.
Mengoptimalkan kinerja guru dalam menjelaskan materi dan
mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran terutama
ditekankan pada materi yang belum dipahami siswa. Media
pembelajaran yang ditambahkan yaitu
Gambar pola aliran sungai dengan penjelasan topografinya.
Untuk menjelaskan pola aliran sungai akan lebih mudah jika
disertai gambar topografinya sehingga siswa tidak kesulitan
dalam memahami materi tersebut.
Makro media flash siklus hidrologi. Makro media flash tersebut
memuat penjelasan tentang unsur-unsur siklus hidrologi
sekaligus jenis-jenis siklus hidrologi. Penggunaan media
tersebut diharapkan dapat mempermudah siswa dalam
pemahaman materi dengan memanfaatkan waktu secara efektif.
Diadakan tambahan waktu untuk diskusi sehingga semua
kelompok dengan variasi soal diskusi mendapatkan kesempatan
untuk presentasi dan memacu kelompok lain untuk bertanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
3. Siklus II
a. Perencanaaan Tindakan II
1) Menyiapkan perangkat pembelajaran
Peneliti bersama guru mendiskusikan rancangan tindakan yang akan
dilakukan pada siklus II. Perangkat pembelajaran meliputi RPP dan
silabus. Kegiatan tindakan II direncanakan selama 5 x 45 menit yang
dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu tanggal 17 dan 24 Mei 2010.
2) Menyiapkan instrumen penelitian diantaranya tes formatif, angket
motivasi, lembar observasi dan angket tanggapan siswa terhadap metode
pembelajaran yang dilaksanakan guru.
3) Menyiapkan materi yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar. Materi pembelajarannya yaitu hidrosfer. Materi ini
mengulang dari siklus I dengan beberapa tambahan dan penekanan
penjelasan oleh guru terhadap materi yang belum dipahami siswa. Materi
yang paling belum dipahami siswa yaitu pola aliran sungai,
mengidentifikasi unsur unsur utama siklus hidrologi dan mengidentifikasi
jenis-jenis laut.
4) Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan sesuai dengan rencana
pembelajaran. Media yang digunakan yaitu power point materi hidrosfer
(siklus hidrologi, perairan darat dan perairan laut), kerangka konsep
materi hidrosfer, gambar materi hidrosfer, video tentang hidrosfer, makro
media flash siklus hidrologi dan roda impian.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan I,
hanya pada tindakan II ini merupakan perbaikan tindakan I. Kekurangan-
kekurangan pada tindakan I dicari solusinya dan diperbaiki pada tindakan II,
sehingga diharapkan dapat tercapai target yang diinginkan.
Pelaksanaan tindakan II dilakukan sesuai dengan rencana yaitu 2 kali
pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 17 dan 24 Mei 2010. Waktu
pelaksanaan pada 2 pertemuan tersebut yaitu 5 x 45 menit.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
1) Pertemuan 1, Senin, 17 Mei 2010 (3 x 45 menit)
a) Pendahuluan
Pada pertemuan pertama, mula-mula guru membuka pelajaran
dengan mengucapkan salam dan mengabsen. Seperti pada siklus I, guru
menjelaskan terlebih dahulu langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilakukan pada siklus II ini. Selain dipilih 3 tim terbaik, pada siklus II ini
juga dipilih siswa terbaik yaitu siswa yang aktif dalam pembelajaran.
Pemberian nilai tidak hanya diberikan pada kelompok tapi juga hasil dari
kerja individu. Siswa yang aktif, selain menyumbangkan nilai bagi
kelompoknya juga akan memperoleh nilai bagi dirinya.
Sebelum penyampaian materi, guru terlebih dahulu melakukan
apersepsi yaitu menanyakan video tentang hidrologi. Siswa diam dan
memperhatikan. Berdasarkan video yang ditampilkan tadi, guru
kemudian merangsang siswa untuk berfikir mengenai dimana saja air di
bumi berada. Ada 1 siswa menjawab pertanyaan tersebut secara sukarela.
Guru kemudian membahas mengenai keberadaan air di bumi dan
menjelaskan mengenai manfaat keberadaan air di bumi bagi makhluk
hidup.
b) Inti
Pada pertemuan ini, media yang ditambahkan yaitu makro media
flash siklus hidrologi dan gambar pola aliran sungai dengan penjelasan
topografinya. Pada saat guru menerangkan materi dengan memanfaatkan
media tersebut siswa tampak diam dan memperhatikan. Dalam
menerangkan materi guru terkadang masih membaca buku/ hand out.
Keterampilan guru dalam menggunakan dan menguasai media sudah
baik. Guru memanfaatkan media yang telah disediakan dengan baik dan
lancar. Di sela-sela menerangkan materi, guru memberikan motivasi
untuk membangkitkan semangat dan keaktifan mereka dalam mengikuti
pembelajaran. Guru juga memberikan pertanyaan pada siswa untuk
membuat siswa tetap fokus. Pada siklus II ini siswa sudah mulai berani
mengungkapkan pendapat secara sukarela dan tanpa ditunjuk. Pada saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
penyampaian materi terjadi peningkatan jumlah siswa yang bertanya
daripada siklus I. Mereka sudah berani mengacungkan jari dan bertanya
meskipun guru tidak tidak mendekati mereka.
Kegiatan selanjutnya setelah menyampaikan materi yaitu diskusi.
Berbeda dengan siklus I, pada siklus II ini bahan diskusi untuk masing-
masing kelompok berbeda. Masing-masing kelompok mendapatkan 2
pertanyaan untuk didiskusikan dengan anggota kelompoknya. Setelah
berdiskusi, guru meminta siswa mengumpulkan laporan diskusi dan
masing-masing kelompok mengirimkan perwakilannya maju ke depan
untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Kelompok yang
telah siap dipersilakan maju terlebih dahulu baru kemudian dilanjutkan
kelompok lain. Presentasi ini dilanjutkan kembali setelah terpotong jam
istirahat. Pada saat diskusi ini, keaktifan siswa lebih terlihat daripada saat
siklus I. Hal ini tampak dari adanya pertanyaan yang diajukan kelompok
lain untuk kelompok yang presentasi. Untuk menjawab pertanyaan
tersebut, siswa yang presentasi dapat langsung menjawab ataupun
berdiskusi terlebih dahulu dengan teman sekelompoknya. Guru akan
menjelaskan kembali jika jawaban mereka benar dan jika belum benar
guru akan membenarkannya. Setelah presentasi, guru melanjutkan
pembahasan hasil diskusi.
c) Penutup
Sebelum menutup pelajaran, guru menyampaikan kesimpulan
materi. Guru juga memberitahukan bahwa pada pertemuan selanjutnya
akan diadakan permainan dan ulangan sehingga diharapkan semua siswa
masuk dan belajar dengan baik.
2) Pertemuan 2, Senin, 24 Mei 2010 (2 x 45 menit)
a) Pendahuluan
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengabsen
dan mengingatkan kembali sedikit materi pada pertemuan lalu.
Selanjutnya guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
pada pertemuan ini yaitu permainan, tes formatif, serta penghargaan 3
tim dan siswa terbaik.
Siswa diminta bergabung dengan kelompoknya. Guru kemudian
menjelaskan peraturan permainan. Peraturan permainan dapat juga dibaca
siswa pada power point yang ditampilkan di depan. Pada permainan ini
siswa yang dapat menjawab pertanyaan selain mendapatkan nilai bagi
dirinya sendiri juga menyumbangkan nilai bagi kelompoknya. Dengan
demikian siswa akan termotivasi untuk aktif dalam permainan yaitu
dengan menjawab pertanyaan.
b) Inti
Kelompok dengan nomor urut pertama mengirimkan wakilnya
untuk memutar roda impian, dilanjutkan kelompok kedua dan seterusnya.
Prosedur permainan ini sama dengan permainan pada siklus I. Pada saat
kegiatan permainan ini, terlihat peningkatan kerja kelompok bila
dibandingkan dengan permainan sebelumnya. Selain itu kondisi kelas
lebih terkendali.
Selesai permainan, siswa kembali ke tempat duduk masing-masing
dan mengerjakan tes formatif. Selesai mengerjakan soal, siswa segera
mengumpulkan lembar jawabannya.
c) Penutup
Sama halnya pada siklus I, setelah mengerjakan tes formatif
kegiatan selanjutnya yaitu memberikan penghargaan. Penghargaan
diberikan pada 3 tim terbaik dan siswa terbaik. Pemilihan tersebut
didasarkan pada nilai yang diperoleh saat dikusi dan permainan.
Kelompok yang menjadi juara 1 yaitu kelompok VII, juara 2 kelompok II
dan juara 3 kelompok III. Sedangkan penghargaan siswa terbaik
diberikan kepada Genit Fitri Dinivan. Setelah penerimaan penghargaan,
siswa diminta mengisi angket motivasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
c. Observasi
1) Hasil Observasi Bagi Siswa
Kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan pertama yaitu
penyampaian materi dan diskusi. Pada awal pembelajaran, guru
memberikan pertanyaan mengenai dimana saja air di bumi berada. Siswa
yang bernama Ira Agustina Pertama Putri menjawab pertanyaan tersebut
secara sukarela. Di sela-sela menerangkan materi, guru memberikan
motivasi untuk membangkitkan semangat dan keaktifan mereka dalam
mengikuti pembelajaran. Guru juga memberikan pertanyaan pada siswa
untuk membuat siswa tetap fokus. Siswa yang menjawab pertanyaan
tersebut secara sukarela ada 4 siswa yaitu Dinda Triyas Wara, Genit Fitri
Dinivan, Mahendara Radyan Adi dan Robet Hartanto. Sedangkan siswa
yang menjawab dengan ditunjuk guru ada 2 siswa yaitu Arya Galang Budi
Sejati dan Ibnu Hasan. Pada siklus II ini ada 5 siswa yang sudah berani
bertanya secara sukarela yaitu Asykari Indah Saputri, Efid Erdanosa
Branata, Genit Fitri Dinivan, Maharani Pangestiara Rahayu dan Pratama
Rachmat Wijaya. Data hasil observasi siswa pada siklus II dapat dilihat
pada lampiran 32.
Dari hasil observasi saat penyampaian materi diperoleh aktivitas
siswa :
- Sebanyak 39 siswa (100%) datang tepat waktu, tidak ada siswa yang
terlambat masuk kelas.
- Sebanyak 31 siswa (79%) membawa buku pegangan, sedangkan
sebanyak 8 siswa (21%) tidak membawa buku pegangan.
- Sebanyak 29 siswa (74%) membuka buku pegangan, sedangkan
sebanyak 10 siswa (26 %) tidak membuka buku pegangan.
- Sebanyak 39 siswa (100%) mengikuti pembelajaran geografi, tidak
ada siswa yang belajar pelajaran lain.
- Sebanyak 14 siswa (36% ) mencatat penjelasan guru, sedangkan
sebanyak 25 siswa (64%) tidak mencatat penjelasan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
- Sebanyak 33 siswa (85%) tidak mengantuk, sedangkan sebanyak 6
siswa (15%) mengantuk.
- Sebanyak 25 siswa (64% ) tidak berbicara yang tidak terkait materi
dengan temannya, sedangkan sebanyak 14 siswa (36%) berbicara
tidak terkait materi dengan temannya.
- Sebanyak 33 siswa (85%) tidak membuat kegaduhan yang tidak
terkait materi, sedangkan sebanyak 6 siswa (15%) membuat
kegaduhan yang tidak terkait dengan materi.
- Sebanyak 5 siswa (13%) bertanya pada guru mengenai materi yang
belum jelas, sedangkan sebanyak 34 siswa (87%) tidak bertanya pada
guru mengenai materi yang belum jelas.
- Sebanyak 7 siswa (44%) menjawab pertanyaan guru, sedangkan
sebanyak 32 siswa (56%) tidak menjawab pertanyaan guru.
Pada kegiatan diskusi siklus II ini, siswa sudah berani bertanya
pada kelompok lain. Siswa yang bertanya tersebut yaitu Bahendar
Prashaga, Genit Fitri Dinivan, Ibnu Hasan, Nurrohmah Manda Noviana
dan Tito Tri Wijanarko.
Berikut disajikan hasil observasi aktivitas saat diskusi kelompok :
- Sebanyak 5 siswa (13%) bertanya, sedangkan sebanyak 34 siswa
(87%) tidak bertanya.
- Sebanyak 27 siswa (39%) mendengarkan diskusi dengan aktif,
sedangkan sebanyak 12 siswa (61%) tidak mendengarkan diskusi
dengan aktif.
- Sebanyak 32 siswa (56%) bekerja dalam kelompok, sedangkan
sebanyak 7 siswa (44%) tidak ikut bekerja dalam kelompok.
Pada siklus II pertemuan kedua, kegiatan pembelajaran yaitu
permainan dan tes formatif (ulangan). Dilihat dari kondisi kelas, tidak ada
siswa yang terlambat masuk kelas namun terdapat 9 siswa terlihat kurang
siap karena masih membuka/ mengemasi buku pelajaran lain yang baru