Post on 12-Aug-2015
No Foto/Diskripsi Foto/Visual
1 Koordinat (S,E) : 0702’57,9’’, 112034’20,4’’
Lokasi 1:
Desa Bungah, Kecamatan Bungah
Geofisik
Morfologi pada lokasi pengamatan
adalah berupa bukit gamping kecil
yang bergelombang (undulating),
meliputi desa Bungah dan sekitarnya,
memanjang kearah barat-timur dan
dibatasi oleh dataran bergelombang
rendah di utara dan selatan, dengan
kemiringan (slope) kurang lebih 50 .
Vegetasi :
Disekitar lokasi tambang batugamping
terdapat vegetasi berupa semak dan
pohon jati.
Pemanfaatan lahan :
Di sekitar lokasi pengamatan terdapat
pemukiman penduduk yang padat,
kurang lebih 500 meter dari lokasi
tambang, dan disikitar lokasi tambang
juga terdapat perkebunan jati serta
terdapat industri pembuatan batu bata.
Infrastruktur :
Posisi bahan galian (batugamping)
terletak di desa Bungah, jalan raya
Bungah Km 35 kearah barat kurang
lebih 0,5 Km.
Kondisi lahan bekas penambangan
batugamping
2 Koordinat (S,E) : 0702’32,1,’’, 112033’44,2’’
Lokasi 2 :
Desa Bungah, Kecamatan Bungah
Geofisik
Morfologi pada lokasi pengamatan
adalah berupa bukit kapur kecil yang
bergelombang (undulating), meliputi
desa Bungah dan sekitarnya,
memanjang kearah barat-timur dan
dibatasi oleh dataran bergelombang
rendah di utara dan selatan dengan
kemiringan (slope) kurang lebih 60 .
Vegetasi :
Disekitar lokasi tambang batugamping
terdapat vegetasi berupa semak,
pohon-pohon gersang dan keras yang
tinggal sedikit karena habis dibakar.
Pemanfaatan lahan :
Di sekitar lokasi terdapat pemukiman
penduduk yang padat, kurang lebih
500 meter dari lokasi tambang. Pada
lokasi ini sudah ada kegiatan
penambangan batugamping.
Infrastruktur :
Posisi bahan galian (batugamping)
terletak di desa Bungah, Kecamatan
Bungah Km 35 kearah barat kurang
lebih 0,5 Km.
Metode penambangan bahan galian yang
digunakan sebagai bahan bangunan
3 Koordinat (S,E) : 0702’32,1’’, 112033’44,2’’
Lokasi 3 :
Desa Bungah, Kecamatan Bungah
Geofisik
Morfologi pada lokasi pengamatan
adalah berupa bukit kapur kecil yang
bergelombang (undulating),memanjang
kearah barat-timur dengan kemiringan
(slope) kurang lebih 20 kearah utara
dan kurang lebih 30 kearah timur.
Vegetasi :
Disekitar lokasi tambang batugamping
terdapat vegetasi berupa semak,
pohon jati dengan jumlah yang sedikit.
Pemanfaatan lahan :
Penggunan lahan disekitar lokasi
tambang merupakan sebuah
pemukiman yang padat, terletak
kurang lebih 1 Km dari lokasi tambang.
Infrastruktur :
Posisi bahan galian (batugamping)
terletak kurang lebih 1 Km dari Desa
Bungah, Kecamatan Bungah, jalan
raya Bungah Km 36 kearah barat.
Metode penambangan batugamping yang
digunakan sebagai bahan bangunan
4 Koordinat (S,E) : S 07o 02’ 12.1”, 112o 32’ 13,2”
Lokasi 4 :
Desa Melirang, Kecamatan Bungah
Geofisik
Morfologi pada lokasi pengamatan
adalah dataran rendah bergelombang
(undulating) dengan litologi
batugamping, berupa gua, nama gua
tersebut adalah gua kelelawar. Proses
karst belum terlihat pada gua tersebut
karena tidak adanya stalagtit, stalagmit
dll.
Vegetasi :
Disekitar lokasi pengamatan berupa
semak belukar dan pohon jati.
Pemanfaatan lahan :
Lahan di sekitar lokasi merupakan
pemukiman warga yang padat, kurang
lebih 500 meter dari lokasi
pengamatan. Terdapat sedikit bekas
penambangan pada gua tersebut.
Infrastruktur :
Posisi lokasi pengamatan (gua)
terletak kurang lebih 500 meter dari
desa Melirang, Km 22 kearah utara.
Lokasi pengamatan yang berupa gua yang
terdapat bekas penambangan
5 Koordinat (S,E) : 07001’18,3’’, 112030’50,4’’
Lokasi 5 :
Desa Sidomukti, Kecamatan Bungah
Geofisik :
Morfologi pada lokasi pengamatan
adalah dataran aluvial, berupa waduk
buatan, memanjang relatif kearah utara
selatan.
Vegetasi :
Disekitar lokasi pengamatan terdapat
vegetasi berupa semak belukar,padi
dan poho perdu.
Pemanfaatan lahan :
Pada lokasi ini selain digunakan
sebagai waduk buatan untur pengairan
sawah warga sekitar juga terdapat
pemukiman yang padat, terletak
kurang lebih 10 meter dari lokasi
pengamatan.
Infrastruktur :
Posisi lokasi pengamatan (waduk
buatan) terletak di desa Sidomukti
kecamatan Bungah.
L
Lokasi pengamatan yang berupa waduk
buatan
6 Koordinat (S,E) : 07o 02’ 35,8”, 112o 33’ 19,4”
Lokasi 6 :
Desa Masangan, Kecamatan Bungah
Geofisik :
Morfologi pada lokasi pengamatan
adalah dataran rendah bergelombang
dengan litologi batugamping, berupa
gua, nama gua tersebut adalah gua
Bedug. Proses karst belum terlihat
pada gua tersebut karena tidak adanya
stalagtit, stalagmit dll.
Vegetasi :
Disekitar lokasi pengamatan berupa
semak belukar dan pohon jati.
Pemanfaatan lahan :
Di sekitar lokasi pengamatan terdapat
pemukiman penduduk yang padat,
kurang lebih 50 meter dari lokasi
pengamatan.
Infrastruktur :
Posisi lokasi pengamatan (gua)
terletak kurang lebih 500 meter dari
Desa Masangan, Kecamatan Bungah.
Lokasi pengamatan berupa gua
7 Koordinat (S,E) : 07002’30,8’’, 112033’07,6’’
Lokasi 7 :
Desa Masangan Kecamatan Bungah
Geofisik :
Morfologi pada lokasi pengamatan
adalah berupa bukit kecil berbentuk
undulating (bergelombang) dengan
litologi batugamping yang berada di
desa Masangan, kemiringan (slope)
kurang lebih 50 , memanjang relatif
kearah barat-timur.
Vegetasi :
Disekitar lokasi yang berpotensi
tambang batugamping terdapat
vegetasi berupa semak belukar dan
pohon jati.
Penggunaan lahan :
Di sekitar lokasi terdapat pemukiman
penduduk yang padat, kurang lebih
200 meter dari lokasi yang berpotensi
tambang. Luas daerah yang berpotensi
tambang diperkirakan kurang lebih 2
ha.
Infrastruktur :
Posisi lokasi yang berpotensi tambang
(batugamping) berada di desa
Masangan, Kecamatan Bungah, Km 20
kearah utara.
Lokasi pengamatan yang berpotensi tambang
batugamping
8 Koordinat (S,E) : 07002’19,1’’, 112032’20,6’’
Lokasi 8 :
Desa Melirang Kecamatan Bungah
Geofisik :
Morfologi pada lokasi pengamatan
adalah berupa bukit kecil berbentuk
undulating (bergelombang) dengan
litologi batugamping yang berada di
desa Melirang, kemiringan (slope)
kurang lebih 40 , memanjang relatif
kearah barat-timur.
Vegetasi :
Disekitar lokasi yang berpotensi
tambang batugamping terdapat
vegetasi berupa semak belukar dan
pohon jati.
Penggunaan lahan :
Di sekitar lokasi yang berpotensi
tambang terdapat pemukiman
penduduk yang padat, kurang lebih
200 meter dari lokasi yang berpotensi
tambang. Luas daerah yang berpotensi
tambang diperkirakan kurang lebih 1
ha.
Infrastruktur :
Posisi lokasi yang berpotensi tambang
(batugamping) berada di desa
Melirang, Kecamatan Bungah, Km 22
kearah utara.
Lokasi pengamatan yang berpotensi tambang
batugamping
9 Koordinat (S,E) : 07001’54,5’’, 112031’17’’
Lokasi:
Desa Mojopuro Gede Kecamatan
Bungah
Geofisik :
Morfologi pada lokasi pengamatan
adalah dataran bergelombang dengan
litologi batugamping yang berada di
desa Mojopuro Gede, dengan
kemiringan (slope) kurang lebih 20,
memanjang relatif kearah barat-timur.
Vegetasi :
Vegetasi berupa semak belukar, jati,
serta tumbuhan berupa palawija.
Penggunaan lahan :
Di sekitar lokasi yang berpotensi
tambang terdapat pemukiman
penduduk yang padat, kurang lebih
100 meter dari lokasi yang berpotensi
tambang. Luas daerah yang berpotensi
tambang diperkirakan kurang lebih 1
ha.
Infrastruktur :
Posisi lokasi yang berpotensi tambang
(batugamping) berada di desa
Mojopuro Gede, Kecamatan Bungah.
Lokasi pengamatan yang berpotensi tambang
batugamping
10 Koordinat (S,E) : 07o 20’ 17.6”, 112o 33’ 49,4”
Lokasi 10 :
Desa Kedamean, Kecamatan
Kedamean
Geofisik :
Morfologi pada lokasi pengamatan
adalah berupa perbukitan berbentuk
undulating (bergelombang) dengan
kemiringan (slope) kurang lebih 260,
Perbukitan memanjang dengan arah
relatif barat laut-tenggara dan dibatasi
oleh dataran bergelombang rendah di
utara dan selatan.
Vegetasi :
Disekitar lokasi potensi tambang bahan
galian terdapat vegetasi berupa semak
belukar, jati dan jagung.
Penggunaan Lahan :
Di sekitar lokasi yang berpotensi
tambang bahan galian terdapat
pemukiman penduduk yang padat,
kurang lebih 500 meter dari lokasi yang
berpotensi tambang. Luas daerah yang
berpotensi tambang diperkirakan
kurang lebih 1 ha.
Infrastruktur :
Posisi lokasi yang berpotensi tambang
bahan galian berada di desa
Kedamean, Kecamatan Kedamean.
Lokasi pengamatan yang berpotensi tambang
bahan urugan
11 Koordinat (S,E) : 07o 20’ 26”, 112o 33’ 07,7”
Lokasi 11 :
Desa Kedamean, Kecamatan
Kedamean
Geofisik :
Morfologi lokasi pengamatan
merupakan perbukitan bergelombang
(undulating) rendah dengan kemiringan
lereng kurang lebih 20º. Perbukitan
memanjang dengan arah relatif barat-
timur dan dibatasi oleh lembah dan
perbukitan dataran bergelombang
rendah di utara dan perbukitan
berlereng landai di selatan.
Vegetasi :
Disekitar lokasi potensi tambang bahan
galian terdapat vegetasi berupa semak
belukar, jati dan jagung.
Penggunaan lahan :
Di sekitar lokasi yang berpotensi
tambang bahan galian merupakan
lahan tandus yang jauh dengan
pemukiman pendududuk, jarak lokasi
dengan pemukiman kurang lebih 2 Km
dari lokasi yang berpotensi tambang.
Luas daerah yang berpotensi tambang
diperkirakan kurang lebih 1 ha.
Lokasi pengamatan yang berpotensi tambang
bahan urugan
Infrastuktur :
Posisi lokasi yang berpotensi tambang bahan
galian berada di desa Kedamean, Kecamatan
Kedamean.
12 Koordinat (S,E) : 07o 21’ 00,1”, 112o 32’ 49,1”
Lokasi 12 :
Desa Manunggal, Kecamatan
Kedamean
Geofisik :
Morfologi daerah merupakan
perbukitan bergelombang (undulating)
rendah dengan kemiringan lereng
kurang lebih 20º. Perbukitan
memanjang dengan arah relatif barat-
timur dan dibatasi oleh lembah dan
perbukitan dataran bergelombang
rendah di utara dan selatan. Litologi
penyusun bukit berupa batupasir dan
napal.
Vegetasi :
Disekitar lokasi potensi tambang bahan
galian terdapat vegetasi berupa semak
belukar, jati.
Penggunaan lahan :
Di sekitar lokasi pengamatan yang
berpotensi tambang terdapat
pemukiman penduduk yang sangat
jarang, kurang lebih 50 meter dari
lokasi yang berpotensi tambang.
Lokasi pengamatan yang berpotensi tambang
bahan urugan
Infrastruktur :
Posisi lokasi yang berpotensi tambang bahan galian berada di Ds. Manunggal, Kec. Kedamean.
13 Koordinat (S,E) : 07o 21’ 17,0”, 112o 33’ 26,9”
Lokasi 13 :
Desa Banyuurip, Kecamatan
Kedamean
Geofisik :
Morfologi daerah merupakan
perbukitan bergelombang rendah
dengan kemiringan lereng kurang lebih
8º. Perbukitan memanjang dengan
arah relatif barat-timur dan dibatasi
oleh perbukitan dataran bergelombang
rendah di timur dan selatan.
Vegetasi :
Disekitar lokasi potensi tambang
bahan galian terdapat vegetasi berupa
semak belukar, jati dan mangga.
Pemanfaatan lahan :
Merupakan lokasi tambang batupasir
yang sudah tidak aktif. Disekitar lokasi
tambang batupasir yang sudah tidak
aktif terdapat pemukiman penduduk
yang sangat jarang, kurang lebih 200
meter dari lokasi bekas penambangan.
Lokasi pengamatan hasil bekas
penambangan batupasir
Infrastruktur :Posisi bahan galian (batupasir) terletak di desa Banyuurip, kecamatan Kedamean sekitar 200 m dari pemukiman warga sekitar.
14 Koordinat (S,E) : 07o 19’ 36.7”, 112o 33’ 30,7”
Lokasi 14 :
Desa Kedamean, Kecamatan
Kedamean
Geofisik :
Morfologi pada lokasi pengamatan
berupa dataran rendah bergelombang
(undulating), berupa waduk
memanjang dari arah baratlaut-
tenggara dengan kemiringan (slope)
kurang lebih 40 , dengan kondisi
waduk saat ini mengalami kekeringan.
Vegetasi :
Disekitar lokasi pengamatan terdapat
vegetasi berupa semak belukar, pohon
jati, padi dan pohon mangga.
Pemanfaatan lahan :
Disekitar lokasi pengamatan terdapat
pemukiman warga kurang lebih 200
meter dari lokasi pengamatan, selain
itu juga terdapat pertanian di sekitar
lokasi pengamatan.
Infrastruktur :
Posisi lokasi pengamatan (waduk)
terletak di desa Kedamean, kecamatan
Kedamean sekitar 200 meter dari
pemukiman warga sekitar.
Lokasi pengamatan berupa waduk yang mengalami kekeringan
15 Koordinat (S,E) : 07o 19’ 23,9”, 112o 32’ 20”
Lokasi 15 :
Desa Sawen, Kecamatan Kedamean
Geofisik :
Morfologi pada lokasi pengamatan
berupa dataran rendah bergelombang
(undulating), berupa waduk
memanjang dari arah utara-selatan
dengan kemiringan (slope) kurang
lebih 50 , dengan kondisi waduk saat
ini yang mengalami kekeringan.
Vegetasi :
Disekitar lokasi tambang pengamatan
terdapat vegetasi berupa semak
belukar, jagung, pohon pisang dan
pohon jati.
Pemanfaatan lahan :
Pada kawasan ini terdapat pemukiman
warga yang padat, lahan pertanian
berupa ladang atau tegalan
Infrastruktur :
Posisi lokasi pengamatan (waduk)
terletak di desa Sawen, kecamatan
Kedamean sekitar 500 m dari
pemukiman warga sekitar, pada Km
30.
Lokasi pengamatan berupa waduk yang
mengalami kekeringan
16 Koordinat (S,E) : 07o 17’ 49”, 112o 31’ 12,9”
Lokasi 16 :
Desa Rayung, Kecamatan Kedamean
Geofisik :
Morfologi pada lokasi pengamatan
berupa dataran rendah bergelombang
(undulating), berupa telaga memanjang
dari arah timurlaut-tenggara dengan
kemiringan (slope) kurang lebih 50 .
Memiliki dimensi panjang sebesar
kurang lebih 100 meter, lebar kurang
lebih 80 meter. Kedalaman telaga
kurang lebih 3 meter dari permukaan
tanah dengan ketinggian air dari dasar
telaga kurang lebih 40 cm.
Vegetasi :
Disekitar lokasi tambang pengamatan
terdapat vegetasi berupa semak
belukar, jagung, pohon pisang.
Pemanfaatan lahan :
Pada kawasan ini terdapat pemukiman
warga yang cukup padat, selain itu
juga terdapat lahan pertanian berupa
ladang atau tegalan.
Infrastruktur :
Lokasi pengamatan (telaga) terletak di
desa Rayung, kecamatan Kedamean
sekitar 1 Km dari pemukiman warga
sekitar, pada Km 30.
Lokasi pengamatan berupa telaga alami
(mata air)
17 Koordinat (S,E) : 07o 17’ 37,3”, 112o 31’ 27,1”
Lokasi 17 :
Desa Turirejo, Kecamatan Kedamean
Geofisik :
Morfologi pada lokasi pengamatan
berupa dataran rendah bergelombang
(undulating), berupa telaga memanjang
dari arah utara-selatan dengan
kemiringan (slope) kurang lebih 60
Memiliki dimensi panjang sebesar
kurang lebih 150 meter, lebar kurang
lebih 50 meter. Kedalaman telaga
kurang lebih 4,5 meter dari permukaan
tanah dengan ketinggian air dari dasar
telaga kurang lebih 38 cm.
Vegetasi :
Disekitar lokasi tambang pengamatan
terdapat vegetasi berupa semak
belukar, pohon pisang, padi dan pohon
mangga.
Pemanfaatan lahan :
Pada kawasan ini terdapat pemukiman
warga yang cukup padat, selain itu
juga terdapat lahan pertanian berupa
ladang atau tegalan.
Lokasi pengamatan berupa telaga alami (mata air)
Infrastruktur :
Posisi lokasi pengamatan (telaga) terletak di
desa Turirejo, kecamatan Kedamean sekitar
50 meter dari pemukiman warga sekitar.
18 Koordinat (S,E) : 07o 18’ 02,0”, 112o 30’ 18,7”
Lokasi 18 :
Desa Tulung, Kecamatan Kedamean
Geofisik :
Morfologi pada lokasi pengamatan
berupa dataran rendah bergelombang
(undulating), berupa waduk
memanjang dari arah utara-selatan
dengan kemiringan (slope) kurang
lebih 50 , dengan kondisi waduk saat
ini yang mengalami kekeringan.
Vegetasi :
Disekitar lokasi pengamatan terdapat
vegetasi berupa semak belukar, pohon
jati, padi dan pohon mangga.
Pemanfaatan lahan :
Pada kawasan ini terdapat pemukiman
warga yang cukup padat, selain itu
juga terdapat lahan pertanian berupa
ladang atau tegalan.
Infrastruktur :
Posisi lokasi pengamatan (waduk)
terletak di desa Tulung, kecamatan
Kedamean sekitar 500 meter dari
pemukiman warga sekitar.
Lokasi pengamatan berupa waduk yang
mengalami kekeringan
19 Koordinat (S,E) 07o 17’ 37,3”, 112o 29’ 58,3”
Lokasi 19 :
Desa Sidoraharjo, Kecamatan
Kedamean
Geofisik :
Morfologi pada lokasi pengamatan
berupa dataran rendah bergelombang
(undulating), berupa waduk
memanjang dari arah utara-selatan
dengan kemiringan (slope) kurang
lebih 20, dengan kondisi waduk saat ini
mengalami kekeringan, hanya terdapat
sedikit air di bagian tengah waduk.
Memiliki dimensi panjang sebesar
kurang lebih 90 meter, lebar kurang
lebih 50 meter, dan kedalaman waduk
kurang lebih 4,5 meter.
Vegetasi :
Disekitar lokasi pengamatan terdapat
vegetasi berupa semak belukar, pohon
jati, padi.
Penggunaan lahan :
Pada kawasan ini terdapat pemukiman
warga yang cukup padat, selain itu
juga terdapat lahan pertanian berupa
ladang atau tegalan.
Lokasi pengamatan berupa waduk yang
mengalami kekeringan
Infrastruktur :
Posisi lokasi pengamatan (waduk) terletak di desa Sidoraharjo, kecamatan Kedamean sekitar 500 meter dari pemukiman warga sekitar.
20 Koordinat (S,E) : 07o 18’ 35,1”, 112o 33’ 17,0”
Lokasi 20 :
Desa Katimoho, Kecamatan
Kedamean
Geofisik :
Morfologi pada lokasi pengamatan
berupa dataran rendah bergelombang
(undulating), berupa waduk
memanjang dari arah utara-selatan
dengan kemiringan (slope) kurang
lebih 40 ,dengan kondisi waduk saat ini
mengalami kekeringan. Waduk ini
memiliki dimensi panjang sebesar
kurang lebih 300 meter, lebar kurang
lebih 100 meter, dengan litologi
penyusunnya berupa lempung.
Vegetasi :
Disekitar lokasi pengamatan terdapat
vegetasi berupa semak belukar, pohon
jati, pohon mangga dan palawija.
Penggunaan lahan :
Merupakan waduk yang mengalami
susut volume air akibat kekeringan dan
kondisinya sekarang tidak memiliki
volume cadangan air. Terdapat
pertanian disekitar lokasi pengamatan
dan pemukiman yang kurang padat.
Lokasi pengamatan berupa waduk yang mengalami kekeringan
Infrastruktur :
Posisi lokasi pengamatan (waduk) terletak di desa Katimoho, kecamatan Kedamean sekitar 1 Km dari pemukiman warga sekitar.
21 Koordinat (S,E) : 07o 18’ 20,6”, 112o 32’ 33,8”
Lokasi 21 :
Desa Katimoho, Kecamatan
Kedamean
Geofisik :
Morfologi pada lokasi pengamatan
berupa dataran rendah bergelombang
(undulating), berupa telaga memanjang
dari arah utara-selatan dengan
kemiringan (slope) kurang lebih 40
Memiliki dimensi panjang sebesar
kurang lebih 60 meter, lebar kurang
lebih 20 meter. Kedalaman telaga
kurang lebih 2,5 meter dari permukaan
tanah dengan ketinggian air dari dasar
telaga kurang lebih 40 cm.
Vegetasi :
Disekitar lokasi pengamatan terdapat
vegetasi berupa semak belukar, pohon
pisang, pohon mangga dan palawija.
Penggunaan lahan :
Pada kawasan ini terdapat pemukiman
warga yang cukup padat, selain itu
juga terdapat lahan pertanian berupa
ladang atau tegalan.
Lokasi pengamatan berupa telaga alami
(mata air)
Infrastruktur :Posisi lokasi pengamatan (telaga) terletak di desa Katimho, kecamatan Kedamean sekitar 500 meter dari pemukiman warga sekitar.
22 Koordinat (X,Y) : 0664732, 9186240
Lokasi 22 :
Desa Sumbergede, Kecamatan
Wringin Anom
Geofisik :
Morfologi pada lokasi pengamatan
berupa dataran rendah bergelombang
(undulating), berupa telaga dengan
kemiringan (slope) kurang lebih 50
Memiliki dimensi panjang sebesar
kurang lebih 20 meter, lebar kurang
lebih 10 meter. Kedalaman telaga
kurang lebih 4 meter dari permukaan
tanah dengan ketinggian air dari dasar
telaga kurang lebih 50 cm.
Vegetasi :
Disekitar lokasi pengamatan terdapat
vegetasi berupa semak belukar, pohon
pisang, pohon mangga dan padi.
Penggunaan lahan :
Pada kawasan ini terdapat pemukiman
warga yang padat, selain itu juga
terdapat lahan pertanian berupa
ladang atau tegalan. Telaga (mata air)
tersebut digunakan warga sekitar untuk
pengairan sawah/ladang.
Infrastruktur :
Posisi lokasi pengamatan (telaga)
Lokasi pengamatan berupa telaga alami
(mata air)
terletak di desa Sumbergede,
kecamatan Wringinanom sekitar 50
meter dari pemukiman warga sekitar.
Jalan raya Daendels Km 31.
23 Koordinat (X,Y) : 0662867, 983348
Lokasi 23 :
Desa Kepuhlagen, Kecamatan Wringin
Anom
Geofisik :
Morfologi daerah merupakan
perbukitan bergelombang berlereng
rendah dengan kemiringan lereng
kurang lebih 15º. Perbukitan
memanjang dengan arah relatif barat
laut-tenggara dan dibatasi oleh dataran
bergelombang rendah di utara dan
sungai musiman di sisi selatan.
Tersusun oleh litologi perselingan
batupasir dan napal . Bewarna putih
kecoklatan, berlapis dengan
kedudukan perlapisan N 273 º E / 15º.
Vegetasi :
Vegetasi yang terdapat pada daerah
lokasi pengamatan merupakan
kelompok pohon jati, semak belukar,
jagung dan bambu.
Penggunaan lahan :
Penggunaan lahan pada lokasi
pengamatan ini merupakan lahan
bekas penambangan, sebagian besar
merupakan lahan tandus, terdapat
sawah berupa tegalan yang ditanami
Lokasi pengamatan yang merupakan bekas
penambangan bahan urugan
jagung, lokasi pengamatan ini jauh dari
pemukiman warga, kurang lebih jarak
dengan pemukiman warga sekitar 2
Km.
Infrastruktur :
Posisi lokasi pengamatan terletak di
desa Kepuhlagen, kecamatan
Wringinanom sekitar 2 Km dari
pemukiman warga sekitar. Jalan raya
Daendels Km 29.
24 Koordinat (X,Y) : 0666136, 9184360
Lokasi 24 :
Desa Sumberwaru, Kecamatan
Wringin Anom
Geofisik :
Morfologi daerah merupakan
perbukitan bergelombang (undulating)
berlereng rendah dengan kemiringan
lereng kurang lebih 27º. Perbukitan
memanjang dengan arah relatif barat-
timur dan dibatasi oleh dataran
bergelombang rendah di utara.
Tersusun oleh litologi perselingan
batupasir dan napal . Bewarna putih
kecoklatan, berlapis dengan
kedudukan perlapisan N 250º E / 20º,
dan memiliki ketebalan lapisan relatif
1–1,2 meter.
Vegetasi :
Disekitar lokasi pengamatan terdapat
vegetasi berupa semak belukar, pohon
pisang, pohon mangga dan jagung.
Penggunaan lahan :
Pada kawasan ini terdapat pemukiman
warga yang cukup padat, kurang lebih
1 Km dari lokasi pengamatan, selain itu
Lokasi pengamatan berupa lahan bekas
penambangan
juga terdapat lahan pertanian berupa
ladang atau tegalan yang ditanami
jagung. Pada lokasi ini terdapat bekas
pengeboran minyak dengan
kedalaman 3000 feat.
Infrastruktur :
Posisi lokasi pengamatan terletak di
desa Sumberwaru, kecamatan
Wringinanom sekitar 1 Km dari
pemukiman warga sekitar.
25 Koordinat (X,Y) : 0668466, 9184484
Lokasi 25 :
Desa Sembung, Kecamatan Wringin
Anom
Geofisik :
Morfologi daerah merupakan
perbukitan bergelombang (undulating)
berlereng rendah dengan kemiringan
lereng kurang lebih 15º. Perbukitan
memanjang dengan arah relatif barat-
timur dan dibatasi oleh dataran
bergelombang rendah di utara.
Tersusun oleh litologi perselingan
batupasir dan napal . Bewarna putih
kecoklatan, berlapis dengan
kedudukan perlapisan N 220º E / 20º,
dan memiliki ketebalan lapisan relatif
0,9-1,4 meter.
Vegetasi :
Disekitar lokasi pengamatan terdapat
vegetasi berupa semak belukar, pohon
pisang, pohon bambu dan jagung.
Penggunaan lahan :
Pada kawasan ini terdapat pemukiman
warga yang cukup padat, selain itu
Penambangan bahan galian dengan metode
open pit
juga terdapat lahan pertanian berupa
ladang atau tegalan. Penambangan
bahan urugan di lokasi pengamatan
dilakukan dengan metode open pit,
setelah itu diangkut menggunakan truk.
Infrastruktur :
Posisi lokasi pengamatan terletak di
desa Sembung, kecamatan
Wringinanom sekitar 1 Km dari
pemukiman warga sekitar. Jalan
Daendels Km 35.
26 Koordinat (X,Y) : 0670093, 9184197
Lokasi 26 :
Desa Lebanisoko, Kecamatan Wringin
Anom
Geofisik :
Morfologi daerah merupakan
perbukitan bergelombang (undulating)
berlereng rendah dengan kemiringan
lereng kurang lebih 12º. Perbukitan
memanjang dengan arah relatif barat-
timur dan dibatasi oleh dataran
bergelombang rendah di selatan.
Tersusun oleh litologi perselingan
batupasir dan napal . Bewarna putih
kecoklatan, berlapis dengan
kedudukan perlapisan N 224º E / 24º,
dan memiliki ketebalan lapisan relatif
0,5-1 meter.
Vegetasi :
Disekitar lokasi pengamatan terdapat
vegetasi berupa semak belukar, pohon
pisang, pohon jati dan jagung.
Penggunaan lahan :
Pada kawasan ini terdapat pemukiman
Penambangan bahan galian dengan metode
open pit
warga yang cukup padat, selain itu
juga terdapat lahan pertanian berupa
ladang atau tegalan. Penambangan
bahan urugan di lokasi pengamatan
dilakukan dengan metode open pit,
setelah itu diangkut menggunakan truk.
Infrastruktur :
Posisi lokasi pengamatan terletak di
desa Lebanisuko, kecamatan
Wringinanom sekitar 1 Km dari
pemukiman warga sekitar. Jalan
Daendels Km 35.
27 Koordinat (X,Y) : X 0670649, 9184239
Lokasi 27 :
Desa Lebani suko, Kecamatan Wringin
Anom
Geofisik :
Morfologi daerah merupakan
perbukitan bergelombang (undulating)
berlereng rendah dengan kemiringan
lereng kurang lebih 20º. Perbukitan
memanjang dengan arah relatif barat-
timur dan dibatasi oleh dataran
bergelombang rendah di utara.
Tersusun oleh litologi perselingan
batupasir dan napal . Bewarna putih
kecoklatan, berlapis dengan
kedudukan perlapisan N 235º E / 25º,
dan memiliki ketebalan lapisan relatif
0,5-2 meter.
Vegetasi :
Disekitar lokasi pengamatan terdapat
vegetasi berupa semak belukar, pohon
pisang, pohon jati dan jagung..
Penambangan bahan galian dengan metode
open pit
Penggunaan lahan :
Merupakan lokasi tambang dengan
luas kurang lebih 1 ha. Pada kawasan
ini terdapat pemukiman warga yang
cukup padat,kurang lebih 2 Km dari
lokasi tambang, selain itu juga terdapat
lahan pertanian berupa ladang atau
tegalan. Penambangan bahan urugan
di lokasi pengamatan dilakukan
dengan metode open pit, setelah itu
diangkut menggunakan truk.
Infrastruktur :
Posisi lokasi pengamatan terletak di
desa Lebanisuko, kecamatan
Wringinanom sekitar 2 Km dari
pemukiman warga sekitar. Jalan
Daendels Km 35.
28 Koordinat (S,E) : 0667735, 9187275
Lokasi 28 :
Desa Sooko, Kecamatan Wringin
Anom
Geofisik :
Morfologi pada lokasi pengamatan
berupa dataran rendah bergelombang
(undulating), berupa telaga (mata air)
dengan kemiringan (slope) kurang
lebih 40 Memiliki dimensi panjang
sebesar kurang lebih 15 meter, lebar
kurang lebih 5 meter. Kondisi telaga
(mata air) saat ini mengalami
kekeringan.
Vegetasi :
Disekitar lokasi pengamatan terdapat
vegetasi berupa semak belukar, pohon
pisang, pohon mangga.
Penggunaan lahan :
Pada kawasan ini terdapat pemukiman
warga yang padat, dekat jalan raya,
kurang lebih jarak lokasi pengamatan
Lokasi pengamatan berupa telaga alami
(mata air) yang mengalami kekeringan
sekitar 10 meter dengan pemukiman
warga sekitar.
Infrastruktur :
Posisi lokasi pengamatan (telaga)
terletak di desa Sooko, kecamatan
Wringinanom sekitar 10 meter dari
pemukiman warga sekitar. Jl raya
Daendels Km 34.
29 Koordinat (S,E) : 07o 21’ 12,4”, 112o 34’ 45,8”
Lokasi 29 :
Desa Banjaran, Kecamatan Driyorejo
Geofisik :
Morfologi daerah merupakan
perbukitan bergelombang (undulating)
rendah dengan kemiringan lereng
kurang lebih 10º. Perbukitan
memanjang dengan arah relatif utara-
selatan dan dibatasi oleh dataran
bergelombang rendah di timur dan
barat. Tersusun oleh litologi batupasir.
dengan ketebalan lapisan relatif kurang
lebih 15-20 cm. Memiliki kedudukan
perlapisan / strike dan dip sebesar N
106º E / 34º.
Vegetasi :
Disekitar lokasi tambang pengamatan
terdapat vegetasi berupa semak
belukar, pohon bambu, pohon pisang.
Pemanfaatan lahan :
Pada kawasan ini terdapat pemukiman
Lokasi pengamatan yang berpotensi tambang
bahan urugan
warga cukup padat, sebagian besar
daerah ini merupakan lahan tandus.
Merupakan lahan dengan potensi
tambang bahan urugan lengan luas
kurang lebih 1 ha.
Infrastruktur :
Posisi lokasi pengamatan terletak di
desa Banjaran, kecamatan Driyorejo
sekitar 400 meter dari pemukiman
warga sekitar.
30 Koordinat (S,E) : 07o 19’ 44,5”, 112o 35’ 27,1”
Lokasi 30 :
Desa Wedoroanom, Kecamatan
Driyorejo
Geofisik :
Morfologi pada lokasi pengamatan
berupa dataran rendah bergelombang
(undulating), berupa waduk
memanjang dari arah timurlaut-
baratdaya dengan kemiringan (slope)
kurang lebih 40\. Waduk ini memiliki
dimensi panjang sebesar kurang lebih
500 meter, lebar kurang lebih 10
meter, Kedalaman telaga kurang lebih
3 meter. Ketinggian muka air dari
dasar lantai 15-25 cm, dengan litologi
penyusunnya berupa lempung.
Vegetasi :
Disekitar lokasi tambang pengamatan
terdapat vegetasi berupa semak
belukar, jagung, pohon pisang dan
Lokasi pengamatan berupa waduk buatan
palawija.
Pemanfaatan lahan :
Pada kawasan ini terdapat pemukiman
warga yang cukup padat, selain itu
juga terdapat lahan pertanian berupa
ladang atau tegalan. Waduk ini
digunakan warga sekitar untuk
mengairi sawah/ladang.
Infrastruktur :
Posisi lokasi pengamatan (waduk)
terletak di desa Wedoroanom,
kecamatan Driyorejo sekitar 200 meter
dari pemukiman warga sekitar.
31 Koordinat (S,E) : 07o 19’ 39,8”, 112o 36’ 43,8”
Lokasi 31 :
Desa Randegan Sari, Kecamatan
Driyorejo
Geofisik :
Morfologi pada lokasi pengamatan
berupa dataran rendah bergelombang
(undulating), berupa waduk
memanjang dari arah utara-selatan
dengan kemiringan (slope) kurang
lebih 50 ,dengan kondisi waduk saat ini
mengalami kekeringan. Waduk ini
memiliki dimensi panjang sebesar
kurang lebih 300 meter, lebar kurang
lebih 20 meter, dengan litologi
penyusunnya berupa lempung.
Vegetasi :
Disekitar lokasi tambang pengamatan
terdapat vegetasi berupa semak
belukar, bambu, palawija.
Lokasi pengamatan berupa waduk yang
mengalami kekeringan
Pemanfaatan lahan :
Pada kawasan ini terdapat pemukiman
warga yang cukup padat,sekitar 200
meter dari lokasi pengamatan, selain
itu juga terdapat lahan pertanian
berupa ladang atau tegalan.
Infrastruktur :
Posisi lokasi pengamatan (waduk)
terletak di desa Randegan Sari,
kecamatan Driyorejo sekitar 200 meter
dari pemukiman warga sekitar, pada
Km 30.