Post on 27-Oct-2015
description
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi memungkinkan manusia hidup dalam suasana yang serba nyaman
dan serba praktis.Hal ini semua dimungkinkan dengan adanya energi listrik. Energi listrik
sampai saat ini masih memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga,
industri, kantor pemerintahan dan kegiatan sosial. Penyaluran energi listrik menjadi tolak
ukur penting yang berperan dalam memajukan pembangunan Bangsa dan Negara. Sehingga
peranan energy listrik begitu penting dan berkaitan dalam kehidupan.
Listrik tidak bisa timbul begitu saja tanpa dibuat atau dibangkitkan.Oleh karena itu untuk
membangkitkan listrik dibuat suatu pembangkit yang dapat menghasilkan energi listrik.Pada
zaman modern ini ada banyak sekali pembangkit-pembangkit listrik yang membangkitkan
besar energi listrik bervariasi. Contohnya saja seperti PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga
Air), PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas),
PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap), PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir), PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) dan masih banyak Pembangkit listrik yang
lainnya. Banyaknya pembangkit-pembangkit listrik tersebut menunjukkan bahwa semakin
banyaknya listrik yang dibutukan oleh masyarakat saat ini.
Agar listrik bisa sampai kepada kita sebagai konsumen maka dibuatlah suatu jaringan
atau yang biasa kita kenal dengan Distribusi Tenaga Listrik yaitu pendistribusian listrik dari
pembangkit tenaga listrik menuju kita sebagai konsumen atau pengguna listrik sehari-hari.
Sebelum listrik sampai kepada kita dari pembangkit tenaga listrik terlebih dahulu listrik
disalurkan menuju Gardu Distribusi.
Didalam merancang gardu distribusi, kita harus mengetahui berapa besar daya yang akan
digunakan pada tempat tersebut, selain itu kita harus mengetahui apa saja peralatan atau
komponen yang terdapat didalam gardu distribusi. Setelah mengetahui peralatan atau
komponen yang akan digunakan kita dapat menghitung dari data yang sudah tersedia untuk
menentukan spesifikasi dari peralatan atau komponen yang akan kita gunakan. Selain itu
seorang perancang juga harus menggambar instalasi dan juga lay out dari gardu distribusi
yang akan dibuatnya, dan juga mengetahui system pada gardu tersebut. Bahkan perancangan
Gardu distribusi yang baik adalah memiliki konstruksi, sistem pengamanan, dan
perlindungan yang baik untuk menjaga kestabilan dari semua komponen yang terdapat di
gardu distibusi dalam rangka menyuplai daya listrik serta daya yang disuplai sesuai dengan
keinginan konsumen.
1.2 Permasalahan
Dari uraian diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana cara merancang gardu distribusi yang sesuai dengan standar?
b. Apa saja peralatan atau komponen dari gardu distribusi?
c. Bagaimana system dari gardu distribusi?
d. Bagaimana cara menggambar instalasi gardu distribusi
e. Bagaimana cara membuat BQ
f. Bagaimana cara membuat RKS
g. Bagaimana cara membuat Analisa harga satuan
h. Bagaimana cara membuat EE
1.3 Tujuan
Tujuan dari tugas ini adalah sebagai berikut :
a. Dapat merancang gardu distribusi.
b. Mengetahui tentang instalasi pada system tegangan menengah khususnya pada tegangan
20 KV serta mengetahui komponen apa saja yang dipakai pada gardu distribusi.
c. Mengetahui peralatan dan komponen dari gardu distribusi.
d. Mengetahui pengaman apa saja yang dipakai pada system 20 KV, dan mengetahui
karakteristiknya
e. Mengetahui fungsi dari peralatan dan komponen gardu distribusi.
f. Mengetahui system dari gardu distribusi.
g. Mengetahui perhitungan-perhitungan dalam merancang gardu distribusi.
1.4 Sistematika Penulisan
Dalam pembuatan tugas ini perlu diadakan sistematika penulisan guna tercapainya tujuan
penulisan laporan tugas ini. Ada beberapa bab yang terdapat dalam penulisan ini :
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Permasalahan
1.3 Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II : TEORI DASAR GARDU DISTRIBUSI
2.1 Trafo Daya
2.2 Switchgear MV dan LV
2.3 Sistem Pengaman
2.4 Instrumen Transformator dan Meteran
2.5 Sistem Rel
2.6 Emergency Power Supply
2.7 Instalasi Gardu
BAB III : DESKRIPSI DAN LINGKUP PROYEK
3.1 Umum
3.2 Deskripsi
3.3 Rekapitulasi Beban
BAB IV : PERANCANGAN DAN ANALISA GARDU DISTRIBUSI 20 KV
BIOTEKNOLOGI LIPI CIBINONG
4.1 Gambar Perancangan
a. Gambar MVMDP
Single Line Diagram
Three Line Diagram Lengkap
Panel (Fron View and Side View)
b. Instalasi Transformator
c. Gambar LVMDP
Single Line Diagram
Panel (Fron View and Side View)
d. Gambar Lay Out Ruang Gardu
e. Gambar Lay Out Ruang Genset
f. Gambar AMF
Single Line Diagram
Gambar Diagram Kontrol Berbasis PLC dan Dimonitor Dengan SCADA
Panel AMF (Fron View and Side View)
g. Gambar Diagram Kontrol Battre Emergency (UPS)
4.2 Pemilihan dan Perhitungan Komponen
a. Perhitungan dan Pemilihan
Trafo Daya
Switchgear
Pengaman
Bus-Bar
Trafo Instrumen
Alat Ukur
Kabel Daya
Genset
Battre
b. Daftar Komponen
MVMDP
LVMDP
AMF
4.3 Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
4.4 Bill of Quantity (BQ)
4.5 Analisa Harga Satuan
4.6 Engineering Estimate (EE)
4.7 Networking Planning (NWP)
BAB V : KESIMPULAN
Daftar Pustaka
Lampiran Katalog Komponen Yang Digunakan
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Trafo Daya
Transformator merupakan peralatan statis untuk memindahkan energy listrik dari satu
rangkaian listrik ke rangkaian lainnya dengan mengubah tegangan tanpa merubah frekuensi.
Transformator disebut peralatan statis karena tidak ada bagian yang bergerak/berputar, tidak
seperti motor atau generator. Pengubahan tegangan dilakukan dengan memanfaatkan prinsip
induktansi elektromagnetik pada lilitan.Fenomena induksi elektromagnetik yang terjadi
dalam satu waktu pada transformator adalah induktansi sendiri pada masing- masing lilitan
diikuti oleh induktansi bersama yang terjadi antar lilitan.
Secara sederhana transformator dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu lilitan primer,
lilitan sekunder dan inti besi.Lilitan primer merupakan bagian transformator yang terhubung
dengan rangkaian sumber energi (catu daya).Lilitan sekunder merupakan bagian
transformator yang terhubung dengan rangkaian beban.Inti besi merupakan bagian
transformator yang bertujuan untuk mengarahkan keseluruhan fluks magnet yang dihasilkan
oleh lilitan primer agar masuk ke lilitan sekunder.Berikut adalah gambar sederhana dari
sebuah transformator.
Gambar 2.1 Rangkaian Transformator Sederhana
Dimana :
V1 = Tegangan Primer V2 = Tegangan Sekunder
E1 = Jumlah Lilitan Primer E2 = Jumlah Lilitan Sekunder
Salah satu bagian penting dari sistem tenaga listrik adalah transformator yang disebut
sebagai transformator daya atau power transformer.Transformator daya dapat didefinisikan
sebagai sebuah transformator yang digunakan untuk memindahkan energi listrik yang
terletak di berbagai bagian dari rangkaian listrik antara generator dengan rangkaian primer
dari sistem distribusi.
Berdasarkan hukum Faraday yang menyatakan magnitude dari electromotiveforce (emf)
proporsional terhadap perubahan flukster hubung dan hukum Lenzyang menyatakan arah
dari emf berlawanan dengan arah fluksse bagai reaksi perlawanan dari perubahan
Flukster sebut didapatkan persaman :
e = (d/dt) keterangan : e= emfsesaat(instantaneousemf)
Ψ= fluksterhubung (linkedflux)
Dan padatransformer ideal yang dieksitasi dengan sumber sinusoidal berlaku persamaan:
E =4,44ΦmNf Keterangan: E = Tegangan rms
N=jumlahlilitan
f = frekuensi
Φm= flukspuncak (peakflux)
Dan persamaan :
E1
E2
=N1
N2
Dikarenakan padatransformer idealseluruhmutualfluxyangdihasilkansalahsatu
kumparanakanditerimaseutuhnya olehkumparanyanglainnyatanpaadanyaleakageflux
maupun losslainmisalnyaberubah menjadipanas.Atasdasarinilahdidapatkanpula persamaan:
P1 = P2
V1 . I1 = V2 . I2
N1 . I1 = N2 . I2
2.2 Switchgear MV dan LV
2.2.1 Circuit Breaker (CB)
Pengoperasian CB dapat dilakukan dengan atau tanpa beban karena memiliki media
pemadam busur api (OCB, VCB, ABCB, dan SF6). Penggunaan CB untuk kapasitas besar
pada gardu induk dan dikombinasikan dengan relay dan Current Transformer (CT).
Dalam operasi CB harus mampu:
1. Memutus/ memikul arus nominal secara kontinyu
2. Bekerja secara otomatis bila terjadi gangguan.
3. Bekerja sebagai isolasi pada keadaan kontak terbuka
4. Memikul arus hubung singkat maksimum dalam jangka waktu tertentu (breaking/
making capacity)
2.2.2 Disconnecting Switch (DS)
DS bekerja sebagai komponen pemisah jaringan sehingga pengoperasiannya dilakukan
dalam keadaan sistem tidak berbeban.
2.2.3 Load Break Switch (LBS) atau Fuse LBS (FLBS)
LBS dipakai di gardu distribusi, bekerja berdasar beban lebih saat aliran arus menjadi
sangat besar).Jika digunakan untuk arus lebih, dikombinasikan dengan fuse daya (NH Fuse).
LBS dilengkapi dengan media pemadam busur api.
Pemilihan :
Rated voltage (Un)
Rated current (In)
Breaking capacity
2.3 Sistem Pengaman
2.3.1 Fuse
Pengama lebur atau sering disebut dengan fuse adalah salah satu jenis peralatan
pengaman yang berfungsi untuk mengamankan peralatan listrik dari gangguan arus hubung
singkat (Short circuit). Pengaman lebur ini mempunyai karakteristik pemutusan lebih cepat
dibandingkan dengan MCB.Pengaman ini hanya dapat dipakai satu kali dan tidak bisa
dioperasikan kembali. Fuse mempunyai dua karakteristik yaitu, karakteristik pengaman dan
karakteristik pencairan (melting) dan pemutusan (clearing). Karakteristik pengaman yaitu
hubungan antara arus hubung singkat simetri atau asimetri dengan arus pemutusan pelebur.
Sedangkan karakteristik pencairan dan pemutusan adalah hubungan antara arus gangguan
dengan waktu mulai mencair dan pemutusan fuse. Untuk ini ada dua kurva yaitu maksimum
clearing time dan minimum melting time.
Berikut ini adalah contoh macam fuse :
1. Fuse Type Ulir
Secara konstruksi pengaman ini mempunyai ulir yang akan memudahkan dalam hal
penggantian/pemasangan jika terjadi gangguan. Perlengkapan lain dari pengaman lebur
yaitu : rumah sekering, tudung sekering, pengepas patron (pas ring) dan patron lebur. Patron
lebur memiliki kawat lebur dari perak dengan campuran beberapa logam lainseperti timbel,
seng dan tmbaga, sedang untuk kawat lebur digunakan perak karena mempunyai daya hantar
yang tinggi.
Selain kawat lebur dalam patron lebur, juga terdapat kawat isyarat dari kawat
tahananyang terhubung paralel dengan kawat lebur. Dalam patron lebur juga terdapat pasir
yang berfungsi sebagai meredam percikan api yang timbul jika kawat lebur putus dan sebagai
isyarat untuk menandakan kuat arus yang dilalui didalam kawat lebur.
2. Fuse Type Pisau ( sistem NH/HRC)
Pengaman lebur type ini biasanya digunakan untuk pengaman arus di atas 20 Ampere
pada tegangan kerja 500-600 volt. Pada pengaman ini terdapat beberapa tanda plat atau
tojolan sebagai penghubung. Sekering NH ( Needle Huspning ) atau HRC ( High Rupturing
Capacity ) tidak dapat dilepas tanpa alat pengepasnya yang berbentuk mirip setrika yang
mempunyai penahan yang dapat menahan atau menarik NH dari dudukannya atau kontaknya.
Alat untuk menarik/menahan NH dari fuse holder disebut fuse puller. Fuse HRC ini memiliki
kelas kerja gL dan gI ( IEC ).
3. Fuse Type Tabung Isolator ( catridge fuse )
Pengaman lebur type tabung isolator dapat dipasang dan dilepas bagian tabungnya.
Pengaman ini biasanya digunakan untuk arus 1-100 A dengan tegangan kerja 220 volt AC.
Berdasarkan karakteristiknya, pengaman lebur type tabung isolator ini dapat dibagi
menjadi :
Fast Acting Fuse
Fast acting fuse dirancang agar bekerja pada sensitifitas tinggi walaupun kondisi arus
gangguannya sesaat.
Slow Blow fuse
Slow blow fuse didalamnya mempunyai coil dan dirancang untuk terbakar hanya
pada arus atau beban lebih yang terjadi secara continue, misal hubung singkat.
Konstruksi coil ini adalah untuk mencegah terbakarnya pengaman hanya karena
hentakan arus besar sesaat dalam waktu tertentu. Sebagai contoh slow blow fuse 2 A
akan mampu menahan 400% arus lebih sampai 6 detik.
4. MV Fuse
MV Fuse terdiri dari jenis FUSE ARC (DIN Standar) dan SOLEFUSE (UTE Standar). Di
mana fuse ini memilki kemampuan untuk melindungi peralatan distribusi tegangan
menengah. MV Fuse dapat di aplikasikan pada tegangan menengah 3 KV hingga 36 KV
tergantung dari tipenya. MV Fuse dapat melindungi peralatan terhadap efek thermal dan
dinamik yang timbul akibat hubung singkat yang arusnya lebih besar dari kemampuan
minimum breaking current fuse tersebut.
MV Fuse ini merupakan alat proteksi terhadap efek thermal overload yang tersederhana
dan termurah. MV Fuse dapat di aplikasikan pada : MV Distribusi Power Transformer
dengan kapasitas maksimum hingga 2 MVA pada tegangan 24 kV.
Dalam pemakaiannya sebagai pengaman, pengaman lebur ( fuse ) mempunyai kelebihan
serta kekurangan. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari fuse :
Kelebihan Pengaman lebur ( fuse ) antara lain :
1) Handal dalam pemutusan bila terjadi gangguan arus lebih/hubung singkat.
2) Tidak terjadi pengelasan kontak
3) Kecepatan dan waktu pemutusan tinggi, sehingga cocok untuk
mengamankan peralatan elektronika atau semi konduktor.
4) Memberikan tingkat pengamanan yang pasti dan meyakinkan unutuk nilai
arus hubung singkat yang sangant tinggi.
5) Kerugian tegangan pada penghantar leburnya kecil, karena menggunakan
tahanan menggunakan tahanan penghantar lebur yang kecil juga.
Kekurangannya antara lain :
1) Jika pengaman lebur putus diperlukan waktu dan biaya untuk mengganti
2) Dapat mengganggu dan menghambat aktifitas kerja, karena harus
menunggu pengganti pengaman lebur yang baru.
3) Untuk sistem tiga fasa, pengaman ini tidak dapat bekerja secara serentak
untuk memutuskan hubungan tiga fasa tersebut jika terjadi gangguan pada
salah satu fasanya.
2.3.2 Grounding
Sistem pengetanahan peralatan-peralatan pada gardu induk biasanya menggunakan
konduktor yang ditanam secara horisontal, dengan bentuk kisi-kisi (grid).Konduktor
pengetanahan biasanya terbuat dari batang tembaga kertas dan memiliki konduktivitas tinggi,
terbuat dari kabel tembaga yang dipilin (bare stranded copper)
Konduktor ini ditanam sedalam kira-kira 30 cm-80 cm atau bila dibawah kepala pondasi
sedalam kira-kira 25 cm.Luas kisi-kisi di daerah swicthyard, sesuai peralatan-peralatan yang
ada, dibatasi maksimum 10 m × 5 cm. Kisi-kisi pengetanahan bersambungan satu dengan
lainya dan dihubungankan dengan batang pengetanahan yang terdiri dari batang tembaga.
Semua dasar isolator-isolator.Terminal terminal pengetanahan dan pemisah
pengetanahan, netral trafo arus dan trafo tenaga, dasar penagkap petir (lighthing arrester) dan
struktur dihubungkan dengan kisi-kisi pengetanahan.Gangguan tanah yang mengalir di
tempat gangguan maupun di tempat pengetanahan gardu induk menimbulkan perbedaan
tegangan di permukaan tanah yang dapat mengakibatkan terjadinya tengangan sentuk dan
tegangan langkah yang melampaui batas-batas keamanan manusia dan binatang.
Sistem pengetanahan pada gardu induk membuat permukaan tanah di lokasi gardu induk
mempunyai perbedaan tegangan yang serendah-rendahnya pada waktu terjadi gangguan
hubung tanah atau membuat tanah serendah-rendahnya.
Pengukuran tahanan jenis tanah pada lokasi gardu induk diambil pada beberapa titik
lokasi. Tahanan jenis dapat di hitung dengan rumus sebagai berikut :
ρ = 2 π a R
Di mana :
ρ = tahanan jenis rata-rata tanah (ohm-meter)
a = jarak antara batang elektroda yang terdekat (meter)
R = besar tahanan yang terukur (Ohm)
Pada waktu arus gangguan mengalir antara batang pengetanahan dan tanah, tanah akan
menjadi panas akibat arus I 2 ρ .suhu tanah harus di bawah 1000C untuk menjaga sampai
terjadi penguapan pada air kandungan dalam tanah dan kenaikan tahanan jenis.
Kerapatan arus yang yang diizinkan pada permukaan batang pengetanahan dapat dihitung
dengan rumus :
I = 3,1414 × 10-2 d
Di mana :
i = kerapatan arus yang diizinkan (amp/cm)
d = diameter batang pengetanahan (mm)
δ = panas spesifik rata-rata tanah (kurang lebih 1,75 × 106 watt-detik,
tiap m3 tiap 0p).
θ = kenaikan suhu tanah yang diizinkan (0C)
ρ = tahanan jenis tanah (Ohm-meter)
t = lama waktu gangguan
Kenaikan suhu tanah yang diizinkan adalah antara perbedaan temperatur rata-rata tahanan
dan 1000C.misalkan kenaikan suhu diambil =50 0C, maka kerapan arus i.
i = 0,186 amp/cm ( ρ = 750 Ohm-meter).
Besar tegangan sentuh yang diizinkan dapat ditentukan dengan rumus :
Es = Ik (Rk + 1,5 ρ s).
Dimana :
Ik = arus fibrilasi
Rk = tahanan badan manusia
ρs = tahanan jenis permukaan batu kerikil basah dimana orang berdiri = 3000 Ohm-meter
(untuk tanah yang dilapisi hamparan batu koral).
Tabel Tegangan sentuh yang diizinkan dan lama gangguan berdasarkan IEEE Std
80-1986.
Lama Gangguan (t) Tegangan Sentuh Yang Diizinkan
(detik) (Volt)
0,1 1980
0,2 1400
0,3 1140
0,4 990
0,5 890
1 626
2 443
3 362
Untuk pentanahan grid dengan model bujur sangkar maupun empat persegi panjang
(rectangular grid) menurut IEEE Std 80-1986 mempunyai batasan :
1. Jumlah konduktor parallel dalam satu sisi kurang dari 25 (n<25),
2. 0.25 < h < 2.5 dengan h adalah kedalaman penanaman konduktor (m),
3. d< 25 m, d adalah diameter penghantar (m),
4. D > 2.5 m, D adalah jarak antar konduktor parallel (m).
Tegangan mesh merupakan salah satu bentuk tegangan sentuh. Tegangan mesh ini
didefenisikan sebagai tegangan peralatan yang diketanahkan terhadap tengah-tengah
daerah yang dibentuk konduktor kisi-kisi (center of mesh) selama gangguan
tanah .tegangan mesh ini menyatakan tegangan tertinggi yang mungkin timbul sebagai
tegangan sentuh yang dapat dijumpai dalam sistem pengetanahan gardu induk, dan inilah
yang diambil sebagai tegangan untuk disain yang aman.
Tegangan mesh itu secar pendekatan sama dengan ρi, dimana ρ tahanan jenis tanah dalam
Ohm-meter dan i arus yang melalui konduktor kisi-kisi. Tetapi tahanan jenis tanah nyatanya
tidak merata. Demikian juga arus i tidak sama pada semua konduktor kisi-kisi. Oleh karena
itu untuk mencakup pengaruh-pengaruh jumlah konduktor pararel n , jarak-jarak konduktor
pararel, D. diameter konduktor, d, dan kedalaman penanaman, h, tegangan mesh itu dihitung
dari persamaan sebagai berikut :
Em = Km Ki ρ
Dimana,
Kn = ln ln
Ki = factor koreksi untuk ketidak merataan kerapatan arus, yang dihitung dengan jarak
rumus emperis : = 0,65 + 0,172 n (= 3,402)
D = jarak antara konduktor-konduktor pararel pada kisi-kisi (=4m)
h = kedalam penanaman konduktor (=0,8 m)
d = diameter konduktor kisi-kisi (=0,016)
n = jumlah konduktor pararel dalam kisi-kisi utama, tidak termasuk sambungan
melintang (=16)
ρ = tahanan jenis rata-rata tanah (=750 Ohm-meter)
I = besar arus gangguan tanah (=1.200 Amp)
L = panjang konduktor pengetanahan yang ditanam termasuk semua batang
pengetanahan (= 1.600 m).
Tegangan sentuh maksimum yang timbul dalam rangkain (mesh) tidak terletak di pusat
kisi-kisi (daerah persegi empat yang dibentuk konduktor kisi-kisi), dimana tegangan mesh
diatas dihitung, tetapi terletak agak dibagian kuar kisi-kisi (grid). Tetapi bila kisi-kisi
mempunyai delapan konduktor pararel atau kurang perbedaan tegangan sentuh maksimum
yang ada dan tegangan mesh di bagian luar kisi-kisi tidak akan melebihi 10%. Oleh karena
itu, untuk kisi-kisi dengan delapan konduktor pararel atau kurang tidak dibutuhkan
perhitungan yang eksak (teliti) bila dipergunakan factor keselamatan yang sesuai dalam
perbandingan antara tegangan mesh tegangan sentuh yang diizinkan.Jadi bila kisi-kisi
mempunyai delapan konduktor pararel atau kurang, tegangan mesh dapat dihitung dengan
persamaan (11.6) dan (11.7).tetapi bila jumlah konduktor pararel melebihi 8, persamaan
sehari-hari sudah cukup menggunakan persamaan (11.6) dan (11.7) diatas.
Maka,
Em = 0,3695 × 3,402 × 750 × ( 1.200 / 1.600) = 707 Volt.
Jadi tegangan sentuh sebenarnya (707 Volt) lebih kecil dari tegangan sentuh yang
diizinkan (737 Volt), dengan demikian jaraj antara kisi-kisi serta panjang total konduktor
sudah memenuhi persyaratan.
Tegangan langkah yang diizinkan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Eℓ = Ik (Rk + 6 ρs)
Dimana :
I = arus fibrilasi
R = tahanan tubuh menusia
ρs= tahanan jenis permukaan tanah
Tabel Tegangan Langkah yang diijinkan dan lama gangguan berdasarkan IEEE Std
80-1986 :
Lama
Gangguan
(t)
Tegangan
Langkah yang
Diijinkan
(detik) (Volt)
0,1 7000
0,2 4950
0,3 4040
0,4 3500
0,5 3140
1 2216
2 1560
3 1280
Tegangan langkah sebenarnya adalah peredaan tegangan yang terdapat diantara kedua
kaki bila manusia berjalan diatas tanah system pengetanahan pada keadaan terjadi gangguan.
Tegangan langkah maksimum sebenarnya dapat dihitung dengan rumus :
Eℓm = Ks Ki ρ
(contoh)
Di mana :
ρ = tahanan jenis rata-rata tanah (=750 Ohm-meter)
Ki = 0,65 + 0,172 n = 3,402 (n = 16)
I = arus gangguan tanah maksimum (= 1200 Amp).
L = panjang total konduktor yang ditahan , termasuk batang pengetanahan = 1.600 meter.
Ks = 0,4014 (n = 16).
Dimana:
h = kedalaman penanaman konduktor pengetanahan (=0,8m)
D = jarak antara konduktor-konduktor pararel (=5 m).
Maka,
Eℓm= 0,4014 × 3,402 × 750 × (1.200 / 1.600) = 768 Volt.
2.4 Instrumen Transformator dan Meteran
2.4.1 Current Transformer (CT)
Current Transformer atau CT adalah salah satu type trafo instrumentasi yang
menghasilkan arus di sekunder dimana besarnya sesuai dengan ratio dan arus primernya .
Ada 2 standart yang paling banyak diikuti pada CT yaitu : IEC 60044-1 (BSEN 60044-1) &
IEEE C57.13 (ANSI), meskipun ada juga standart Australia dan Canada.
CT umumnya terdiri dari sebuah inti besi yang dililiti oleh konduktor beberapa ratus
kali.Output dari skunder biasanya adalah 1 atau 5 ampere, ini ditunjukan dengan ratio yang
dimiliki oleh CT tersebut. Misal 100:1, berarti sekunder CT akan mengeluarkan output 1
ampere jika sisi primer dilalui arus 100 Ampere. Jika 400:5, berarti sekunder CT akan
mengeluarkan output 5 ampere jika sisi primer dilalui arus 400 Ampere. Dari kedua macam
output tersebut yang paling banyak ditemui, dipergunakan dan lebih murah adalah yang 5
ampere.
Pada CT tertulis class dan burden, dimana masing masing mewakili parameter yang
dimiliki oleh CT tersebut. Class menunjukan tingkat akurasi CT, misalnya class 1.0 berarti
CT tersebut mempunyai tingkat kesalahan 1%.Burden menunjukkan kemampuan CT untuk
menerima sampai batas impedansi tertentu. CT standart IEC menyebutkan burden 1.5 VA
(volt ampere), 3 VA, 5 VA dst. Burden ini berhubungan dengan penentuan besar kabel dan
jarak pengukuran (lihat table).
Aplikasi CT selain disambungkan dengan alat meter seperti ampere meter, KW meter
Cos Phi meter dll, sering juga dihubungkan dengan alat proteksi arus. Dengan
mempergunakan bermacam ratio CT didapatkan proteksi arus dengan beragam range ampere
hanya dengan satu unit proteksi arus. Yang perlu dipersiapkan adalah unit proteksi arus
dengan range dibawah 5 ampere dan CT dengan ratio XXX:5.
CT terdiri dari belitan primer, belitan sekunder dan inti mekanik. Jika arus primer yang
masuk ke CT ke terminal P1/K dan arus yang mengalir ke sekunder dinamakan terminal S1/k,
seperti yang terlihat pada gambar 1.Selanjutnya terdapat terminal kedua pada CT disisi
primer yaitu P2/L adalah terminal yang arusnya diperoleh dari P1/k yang dialirkan kek beban
dan S2/l sisi sekunder adalah terminal yang arusnya diperoleh dari S1/k.
Dalam hal ini, polaritas sisi sekunder harus disesuaikan dengan datangnya arus di
terminal sisi primer (tidak boleh terbalik).
Secara normal yang sesuai standar IEC terminal S2/l harus ditanahkan sebagai pengaman
sekunder CT terhadap tegangan tinggi akibat kopling kapasitif, sehingga sudut antara arus
primer dan sekunder = 0, kalau S1/k yang ditanahkan maka sudut arus antara primer dan
sekunder menjadi = 180o
Untuk pemilihan CT diperlukan data teknis CT, yaitu primary rated current, secondary
rated current, rated power output, accuracy class dan insulation rating.
2.4.2 Potensial Transformer (PT)
Trafo tegangan adalah suatu peralatan listrik yang dapat memperkecil tegangan tinggi
menjadi tegangan rendah, yang dipergunakan dalam rangkaian arus bolak-balik. Fungsi
trafo tegangan adalah untuk memperoleh tegangan yang sebanding dengan tegangan yang
hendak dipergunakan untuk memisahkan sirkuit dari sistem dengan tegangan tinggi (yang
selanjutnya disebut sirkuit primer) terhadap sirkuit dimana alat ukur (instrument) tersambung
( yang selanjutnya disebut sirkuit sekunder). Beda dengan transformator tenaga yang
dibutuhkan adalah tegangan dan daya keluarannya tetapi trafo tegangan yang dibutuhkan
adalah tingkat ketelitiannya dan penuruna tegangannya yang disesuaikan dengan alat ukur.
2.4.3 Instrumen Ukur
Peralatan pengukuran ada berbagai macam sesuai dengan besar satuan yang akan diukur.
Namun yang akan dibahas pada karya tulis ini adalah peralatan pengukuran yang dilakukan
pada tegangan sebesar 20kV. Adapun penjelasan peralatan ukur sebagai berikut:
1. Amperemeter
Amperemeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur arus yang mengalir
pada suatu penghantar listrik. Amperemeter harus dipasang secara seri dengan rangkaian
yang akan diukur karena mempunyai tahanan dalam (RA) yang kecil sehingga apabila
amperemeter dihubungkan parallel akan terjadi dua aliran (I1 dan I2). Untuk arus kecil
dibawah 40A bisa menggunakan Type Direct., alat dengan TypeDirect ini digunakan secara
“Direct” atau dipasang langsung, adapun caranya langsung dipasang seri dengan beban yang
akan diukur. Namun bila beban yang diukur lebih besar dari 50A, alat ini harus
menggunakan Trafo Arus (Current Transformer). Adapun arus pengeluaran dari trafo arus
yang diijinkan antara1 – 5 A, misalnya untuk beban antara 0-50 A menggunakan CT 50/5
atau 50/1 dengan menggunakan type ampere meter dengan range scale 0 – 50 A. Bila arus
yang akan diukur kisaran antara 0-100 A maka CT yang digunakan adalah CT 100/5 atau
100/1, dengan menggunakan type amperemeter dengan range scale antara 0 – 100 A, begitu
seterusnya. Adapun cara wiring adalah dipasang seri, yaitu pada amperemeter terminal no 1
mendapat terminal K/P1 pada CT, dan terminal no 2 pada amperemeter mendapat terminal
L/P2 pada CT. Tingkat akurasi dari alat ini mencapai 1 – 1,5. Internal konsumsi arus 0,5
VA. Frekwensi 50 – 60 Hz. Berat dari alat ini 210 gr untuk ukuran 96 x 96 mm, dan 150 gr
untuk ukuran 72 x 72 mm.
2. Voltmeter
Voltmeter Adalah alat untuk mengukur beda potensial atau tegangan. Voltmeter harus
dipasangan secara parallel dengan tegangan yang akan diukur karena mempunyai tahanan
dalam (RA) yang besar.
Tahanan voltmeter harus besar, agar tidak mempengaruhi system pada saat digunakan, juga
agar daya yang hilang pada voltmeter itu kecil.
Ploses=E2
RV
Untuk pengukuran tegangan antara 0 – 250 V dan 0 –500 V dapat dipasang secara langsung,
namun bila teganggan lebih dari 500V harus menggunakan PT (Potansial
Transformer).Tingkat akurasi alat ini 1.5.frekwensi 50 – 60 Hz.
3. Frekwensi meter
Frekwensi meter digunakan untuk mengetahui frekwensi (berulang) gelombang
sinusoidal arus bolak-balik yang merupakan jumlah siklus sinusoidal tersebut perdetiknya
(cycle/second) pada suatu sumber tegangan, Tegangan yang di ijinkan 0 – 220 V. cara
penyambungannya sebagai berikut :
Frekwensi meter mempunyai peranan cukup penting khususnya dalam
mensinkronisasikan (memparalelkan) 2 unit mesin pembangkit dan stabilnya frekwensi
merupakan petunjuk kestabilan mesin pembangkit.
4. kWmeter
Alat yang di gunakan untuk mengetahui besarnya daya nyata (daya aktif) yang
dikonsumsi beban listrik. Pada wattmeter terdapat belitan arus dan belitan tegangan, sehingga
cara penyambungannya merupakan kombinasi cara penyambungan voltmeter dan
amperemeter sebagaimana pada gambar dibawah ini :
Alat untuk mengukur daya pada beban atau pada rangkaian daya itu adalah nilai rata-rata
dari perkalian e . I , yaitu nilai sesaat dari tegangan dan arus pada beban atau rangkaian
tersebut. Tegangan yang di ijinkan 380 V. Sytem wiring 3 phase 4 wire. Frekwensi 50 Hz.
5. kVAr meter
Alat yang digunakan untuk mengetahui balance atau tidak suatu beban listrik 3 phase.
Bila arus balance, maka Varmeter akan mununjuk pada angka 0, namun bila tidak balance
jarum penunjuk akan menunjukkan ke IND ( terjadi beban induktif), atau CAP (terjadi beban
capacitif).
6. Cosphi meter (Cosφ)
Alat ini digunakan untuk mengetahui besarnya factor kerja (power factor) yang
merupakan beda fase antara tegangan dan arus. Cara penyambungannya seperti pemasangan
kwh 3 phasa. Cosφ meter banyak digunakan dan terpasang pada :
● Panel pengukuran mesin pembangkit
● Panel gardu hubung, gardu induk
● Alat pengujian, alat penerangan, dll.
7. KWH meter
KWH meter digunakan untuk mengukur energi arus bolak-balik, merupakan alat yang
sangat penting untuk KWH yang diproduksi, disalurkan ataupun yang dipakai konsumen-
konsumen listrik.Max arus yang di ijinkan 20A tegangan 220V.
2.5 Sistem Rel
Merupakan titik pertemuan/hubungan antara trafo-trafo tenaga, Saluran Udara TT,
Saluran Kabel TT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga
listrik/daya listrik.
Berdasarkan konstruksi relnya, busbar dapat dikelompokkan menjadi :
1. Single Bus Rel Tunggal
a) Rel Tunggal Standard
b) Rel Tunggal Standard
- Pemisah bagian
- Pemutus bagian
2. Double Duo Rel Ganda
- Rel ganda standard
- Rel ganda duplicat
- Rel ganda 1 ½ CB
- Rel ganda 2 CB
3. Rel Tertutup/Loop
1. Single Busbar Rel Tunggal
Busbar tunggal adalah sistim Busbar yang paling sederhana.Karena hanya
memerlukan sedikit peralatan dan ruang maka dari segi ekonomis sistim ini sangat
menguntungkan.Sistim ini dipakai untuk gardu distribusi yang hanya mempunyai sedikit
saluran keluar dan tidak memerlukan pindah-hubungan sistim tenaga.
Semua perlengkapan peralatan listrik dihubungkan hanya pada satu / single busbar pada
umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk diujung atau akhir dari suatu
transmisi. Namun, jika terjadi gangguan pada ril, isolator pada sisi ril, pemutus beban dan
peralatan diantaranya, maka pelayanan aliran tenaga listrik akan terputus sama sekali. Jika
dipandang perlu mencegah pemutusan pelayanan total, maka dipasang pemutus beban dan
pemisah bagian; komposisi dari sistim tenaga harus disesuaikan seperlunya.
2. Double Duo Rel Ganda
Rel ganda adalah gardu induk yang mempunyai dua / double busbar . Sistem ini sangat
umum, hampir semua gardu distribusi menggunakan sistem ini karena sangat efektif untuk
mengurangi pemadaman beban pada saat melakukan perubahan. Busbar ganda terdiri dari
dua ril, tiga ril atau empat ril; kedua jenis terkahir ini tidak lazim dipakai. Sistim ini
memerlukan lebih banyak isolator, ril, bangunan konstruksi baja dan ruang dibandingkan
dengan ril tunggal. Tapi dengan ini pemeriksaan alat dan operasi sistim tenaga menjadi lebih
mudah. Tidak bekerjanya satu ril tidak diikuti dengan tidak bekerjanya transformator atau
saluran transmisi. Di Jepang bila dipakai saluran transmisi rangkap (double circuit), maka
biasanya rangkaian pertama dihubungkan dengan ril A dan rangkaian kedua dengan ril B,
sehingga beban kedua rangkaian itu seimbang. Dengan cara demikian maka dimungkinkan
untuk membatasi pemutusan pelayanan dan arus hubungsingkat dengan membuka pemutus
beban penghubung kedua ril itu bila gangguan terjadi pada salah satu rangkaian. Juga bila ril
A dan ril B dikerjakan terpisah maka dimungkinkan beroperasinya sistim tenaga yang
berlainan. Oleh karena itu sistim dua ril ini pada umumnya dipakai pada gardu distribusi
yang kedudukannya penting dalam sistim tenaga.
C) Rel Ganda 2 CB
Pada gardu distribusi di mana terdapat pemusatan banyak saluran transmisi dan dimana
diperlukan keandalan yang sangat tinggi, maka dipasanglah pemutus beban bagian pada
setiap rel. Di sini gardu distribusi itu terbagi menjadi dua bagian yang bekerja terpisah,
sehingga akibat-akibat gangguan pada ril dikurangi. Pada sistim ini saluran transmisi dan
transformator tidak usah terhenti selama pemutustenaga diperiksa atau diperbaiki. Dan dalam
keadaan gangguan ril, gangguan itu dapat ditiadakan dengan tidak mempengaruhi komposisi
sistim tenaga. Di balik keuntungan-keuntungan tadi, sistim ini me mpunyai kerugian-
kerugian bahwa ia memerlukan banyak pemutus-tenaga, pemisah dan ruang serta sirkit
kontrol dan pengamannya menjadi sangat kompleks. Oleh karena itu sistim ini sampai
sekarang belum dipakai di Jepang.
D) Rel Ganda 1 ½ CB
Gardu induk dengan konfigurasi seperti ini mempunyai dua busbar juga sama seperti
pada busbar ganda, tapi konfigurasi busbar seperti ini dipakai pada Gardu induk
Pembangkitan dan gardu induk yang sangat besar, karena sangat efektif dalam segi
operasional dan dapat mengurangi pemadaman beban pada saat melakukan perubahan
sistem. Sistem ini menggunakan 3 buah PMT didalam satu diagonal yang terpasang secara
seri.
3. Rel Tertutup
Semua rel/busbar yang ada tersambung satu sama lain dan membentuk seperti ring/cicin.
Ril gelang hanya memerlukan ruang yang kecil dan baik untuk pemutusan sebagian dari
pelayanan dan pemeriksaan pemutus beban. Sistim ini jarang dipakai di Jepang karena
mempunyai kerugian bahwa dari segi operasi sistim tenaga ia tidak begitu leluasa seperti
sistim rua-ril; lagi pula rangkaian kontrol dan pengamanannya menjadi lebih kompleks, dan
kapasitas arus dari alat-alat yang terpasang seri harus lebih besar.
Bahan - bahan yang biasa digunakan untuk busbar yaitu :
- Cu (tembaga) dengan resistifitas 0,017241 Ω mm²/m yang lunak pada 200° C.
- Al (aluminium) dengan resistifitas 0,02828 Ω mm²/m yang lunak pada 180° C.
- Al campuran
Bentuk – bentuk yang biasa digunakan untuk busbar yaitu :
-
-
-
Biasanya untuk gardu distribusi digunakan bahan Cu dengan bentuk
Busbar harus berupa tembaga HDHC persegi, memiliki kapasitas arus sesuai dengan
gambar spesifikasi, dibuat dan diuji mengikuti standar IEC atau B.S 5486 dan tembaganya
harus diinsulasi/dibungkus dengan lapisan tipis PVC tanpa kelim (seamless) dan dibungkus
kaca tahan lama (non-ageing) berisi film polyester dengan sifat penghantar panas yang baik.
Pemasangan support pada busbar harus terbuat dari bahan insulator berkualitas tinggi.
Ukuran busbar untuk netralnya harus sama dengan ukuran busbar fasenya. Busbar untuk fase
dan netralnya harus dibedakan menurut warnanya sesuai dengan PUIL 2000. Support-support
busbar harus dilapis dan diberi jarak yang cukup antara permukaan konduktor dan kotak
busbarnya. Bahan-bahan insulasi harus memiliki tahanan yang tinggi (high-resistivity), non-
hygroscopic, non-ignitable, kuat dan dibentuk sedemikian rupa untuk mencegah
menumpuknya debu dan kotoran. Busbar yang meregang harus dipasang expansion joint.
Joint-joint ini harus berupa tembaga yang berinsulasi yang memiliki kapasitas membawa arus
tidak kurang dari kapasitas konduktornya. Gerakan expansion joint atau konduktor tidak
boleh melebihi jarak minimum antar joint atau konduktor yang disyaratkan.
2.6 Emergency Power Supply
2.6.1 Generator
Listrik seperti kita ketahui adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis
penggunaannya oleh manusia, di mana listrik dihasilkan dari proses konversi energi sumber
energi primer seperti batu bara, minyak bumi, gas, panas bumi, potensial air dan energi
angin. Sistem pembangkitan listrik yang sudah umum digunakan adalah mesin generator
tegangan AC, di mana penggerak utamanya bisa berjenis mesin turbin, mesin diesel atau
mesin baling-baling. Dalam pengoperasian pembangkit listrik dengan generator, karena
faktor keandalan dan fluktuasi jumlah beban, maka disediakan dua atau lebih generator
yang dioperasikan dengan tugas terus-menerus, cadangan dan bergiliran untuk generator-
generator tersebut.
Penyediaan generator tunggal untuk pengoperasian terus menerus adalah suatu hal yang
riskan, kecuali bila bergilir dengan sumber PLN atau peralatan UPS.
Untuk memenuhi peningkatan beban listrik maka generator-generator tersebut dioperasikan
secara paralel antar generator atau paralel generator dengan sumber pasokan lain yang lebih
besar misalnya dari PLN.Sehingga diperlukan pula alat pembagi beban listrik untuk
mencegah adanya sumber tenaga listrik terutama generator yang bekerja paralel mengalami
beban lebih mendahului yang lainnya.
Tujuan kerja pararel dari generator adalah sebagai berikut :
Pengoperasian Generator Secara Paralel, Pasokan listrik ke beban dimulai dengan
menghidupkan satu generator, kemudian secara sedikit demi sedikit beban dimasukkan
sampai dengan kemampuan generator tersebut, selanjutnya menghidupkan lagi generator
berikutnya dan memparalelkan dengan generator pertama untuk memikul beban yang lebih
besar lagi. Saat generator kedua diparalelkan dengan generator pertama yang sudah memikul
beban diharapkan terjadinya pembagian beban yang semula ditanggung generator pertama,
sehingga terjadi kerjasama yang meringankan sebelum beban-beban selanjutnya dimasukkan
ke generator. Selain itu juga untuk membantu mengatasi beban untuk manjaga jangan sampai
mesin dibebani lebih. Dan jika satu mesin dihentikan akan diperbaiki karena ada kerusakan,
maka harus ada mesin lain yang meueruskan pekerjaan. Jadi untuk menjamin kontinuitas dari
penyediaan tenaga listrik.
2.6.2 Diesel
Sistem pembangkit listrik tenaga diesel ini menggunakan generator dengansistem
penggerak tenaga diesel atau yang biasa dikenal dengan sebutan Genset ( Generator Set ).
PLTD ini merupakan pembangkit tenaga listrik yang ada di industri yang penggunaannya
sebagai daya listrik cadangan (emergency supply) dan beroperasi ketika PLN tidak aktif .
Ada 2 komponen utama dalam genset :
1. Prime mover atau penggerak mula, dalam hal ini adalah mesin diesel.
2. Generator.
Prime Mover / Penggerak Mula
Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkanenergi mekanis
yang diperlukan untuk memutar rotor generator.Penggerak mulayang dipakai dalam suatu
PLTD adalah diesel / engine. Pada mesin diesel terjadi penyalaan sendiri, karena proses
kerjanyaberdasarkan udara murni yang dimampatkan di dalam silinder pada tekanan
yangtinggi ( ± 30 atm ), sehingga temperatur didalam silinder naik. Dan pada saat itubahan
bakar disemprotkan dalam silinder dengan temperatur dan tekanan tinggimelebihi titik nyala
bahan bakar sehingga akan menyala secara otomatis. Bahanbakar yang menyala ini
menimbukan ekspansi gas yang akan menggerakkanpiston naik turun untuk melakukan kerja.
Jadi dalam hal ini diesel tidakmemerlukan karburator untuk mencampur bahan bakar
dengan udara karena telahbercampur dengan sendirinya di dalam silinder.Pada sebuah mesin
yangmempergunakan siklus percikan kompresi tidak memerlukan busi, karenapercikan yang
terjadi disebabkan oleh kompresi udara yang tinggi di dalamsilinder sehingga suhu menjadi
tinggi.Pada mesin diesel penambahan panas atauenergi senantiasa dilakukan pada tekanan
konstan.Prinsip tersebut mirip siklus Otto.
Siklus Otto :
1. Proses 0-1 : Udara ditekan masuk ke dalam silinder pada tekanan atmosfir
danvolume naik dari V2 menjadi V1.
2. Proses 1-2 : gas ditekan secara adiabatik dari V1 menjadi V2 dan temperaturnya
naik dari TA ke TB.
3. Proses 2-3 : terjadi proses pembakaran gas (dari percikan api busi), kalor diserap
oleh gas Qh. Pada proses ini volume konstan sehingga tekanan dan temperaturnya
naik.
4. Proses 3-4 : Gas berekspansi secara adiabatik, melakukan kerja
5. Proses 4-1 : kalor Qc dilepas dan tekanan gas turun pada volume konstan.
6. Proses 1-0 : dan pada akhir proses, gas sisa dibuang pada tekanan atmosfir dan
volume gas turun dari V1 menjadi V2.
Siklus Diesel :
1. Proses 0-1 : Proses hisap, udara ditekan masuk ke dalam silinder pada tekanan
atmosfir dan volume naik dari V2 menjadi V1.
2. Proses 1-2 : gas ditekan secara adiabatik dari V1 menjadi V2 dan temperaturnya
naik.
3. Proses 2-3 : terjadi proses pembakaran gas, kalor (Qh) diserap oleh gas.
4. Proses 3-4 : Gas berekspansi secara adiabatic.
5. Proses 4-1 : kalor Qc dilepas dan tekanan gas turun pada volume konstan.
6. Proses 1-0 : dan pada akhir proses, gas sisa dibuang pada tekanan atmosfir dan
volume gas turun dari V1 menjadi V2 volume gas turun dari V1 menjadi V2.
Pada mesin diesel, piston melakukan 2 langkah pendek menuju kepala silinder pada
setiap langkah daya.Pada langkah ke atas yang pertama adalah langkah pemasukan dan
pengisapan, disini udara dan bahan bakar masuk sedangkan poros engkol berputar ke
bawah.Kemudian langkah kedua poros engkol menyebabkan torak naik dan menekan bahan
bakar sehingga terjadi pembakaran.Langkah ketiga adalah langkah ekspansi dan kerja, disini
keduakatup yaitu katub masuk dan keluar tertutup sedangkan poros engkol terus berputar dan
menarik kembali torak ke bawah.
Langkah keempat adalah langkah pembuangan, disini katup buang terbuka dan
menyebabkan gas akibat sisa pembakaran terbuang keluar. Gas dapat keluar karena pada
proses keempat ini torak kembali dapat bergerak naik ke atas dan menyebabkan gas dapat
keluar. Kedua proses terakhir ini merupakan proses pembuangan. Setelah proses
keempatbdilakukan maka proses yang pertama, dimana udara dan bahan bakar
masukkembali. Proses yang terjadi pada mesin diesel dapat digambarkan sebagai berikut:
Berdasarkan kecepatan proses di atas maka diesel dapat digolongkan menjadi 3 bagian,
yakni :
1. Diesel kecepatan rendah ( N < 400 rpm )
2. Diesel kecepatan menengah ( 400 < N < 1000 rpm )
3. Diesel kecepatan tinggi ( N > 1000 rpm )
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan suatu mesin dieselantara lain :
1. Efisiensi termal tinggi, yaitu sekitar 45 %.
2. Desain nozzle tidak memerlukan perawatan yang terlalu rumit.
3. Tekanan efektif yang rata – rata tinggi.
4. Mudah dalam proses starting.
5. Pada detonasi tidak menghasilkan suara mesin yang mengganggu.
6. Efisiensi volumetrik tinggi.
7. Gas buang tidak melebihi ambang batas polusi udara yang berbahaya.
Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai prime over :
1. Desain dan instalasi yang sederhana.
2. Auxilary equipment sederhana.
3. Waktu pembebanan relatif singkat.
4. Konsumsi bahan bakar yang relatif murah dan hemat.
Kerugian pemakaian mesin diesel sebagai prime over :
1. Berat mesin sangat berat karena harus dapat menahan getaran serta kompresiyang
tinggi.
2. Starting awal yang berat, karena kompresinya tinggi ( ± 200 bar ).
Pembakaran Campuran Bahan Bakar dan Udara
Gas dengan
Suhu Tinggi
Gaya dengan Tekanan Tinggi
Gerak Lurus Torak
Mekanik
Engkol
Kopel Putar
3. Semakin besar daya mesin diesel tersebut dimensinya semakin besar juga, hal
tersebut akan menyulitkan jika daya mesin besar.
Prinsip Kerja Mesin Diesel
Mesin/motor diesel (diesel engine) merupakan salah satu bentuk motor pembakaran
dalam (internal combustion engine) di samping motor bensin dan turbin gas. Motor diesel
disebut dengan motor penyalaan kompresi (compression ignition engine) karena penyalaan
bahan bakarnya diakibatkan oleh suhu kompresi udara dalam ruang bakar. Dilain pihak
motor bensin disebut motor penyalaan busi (spark ignition engine) karena penyalaan bahan
bakar diakibatkan oleh percikan bunga api listrik dari busi.
2.6.3 Battre
Baterai atau akumulator adalah sebuah sel listrik dimana di dalamnya berlangsung
proses elektrokimia yang reversible (dapat berkebalikan) dengan efesiensinya yang tinggi.
Yang dimaksud dengan proses elektrokimia yang reversible adalah di dalam baterai
berlangsung proses pengubahan kimia menjadi listrik dan sebaliknya, untuk pengisian
kembali dengan cara melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang berlawanan di
dalam sel.
Prinsip Kerja Baterai
a. Proses discharge bila sel dihubungkan dengan beban, maka elektron mengalir dari
anaoda beban ke katoda, kemudian ion – ion negatif mengalir ke anoda dan ion – ion
positif mengalir ke katoda.
b. Proses pengisian adalah bila sel dihubungkan dengan power supply maka elektroda
positif menjadi anoda dan elektroda negatif menjadi katoda dan proses kimia yang
terjadi adalah sebagai berikut :
Aliran elektron menjadi terbalik, mengalir dari anoda melalui power supply ke
katoda.
Ion – ion negatif mengalir dari katoda ke anoda
Ion – ion positif mengalir dari anoda ke katoda
Jadi reaksi kimia pada saat pengisian (charging) adalah kebalikan dari proses
pengosongan (discharging).
Gambar Pengisian dan pengosongan baterai
Cara – cara Pengisian Baterai :
a. Pengisian Awal (initial charge)
Pengisian ini dimaksudakna untuk pembentukan sel baterai, cara ini hanya dilakukan
pada baterai yang single atau baterai stasioner dan hanya dilakukan seklai saja.
b. Pengisian kembali (recharging)
Recharging dilakukan secara otomatis setelah baterai mengalami pengosongan.
Lamanya pengisian kembali disensor oleh rectifier sehingga apabila baterai sudah
penuh maka dilanjutkan kembali pengisian trickle.
c. Pengisian equalizing / penyesuaian
Pengisian penyesuaian dimaksudkan untuk mendapatkan kapasitas penuh pada setiap
sel, atau dengan kata lain memulihkan kapasitas baterai. Pengisian ini juga dilakukan
pada saat baterai setelah adanya penambahan aquades.
d. Pengisian perbaikan / treatment
Pengisian perbaikan dimaksudkan untuk memulihkan kapasitas baterai yang berada di
bawah standar setelah baterai dilakukan perbaikan. Apabila setelah dilakukan
perbaikan hasilnya dicapa dapat dilakukan beberapa kali.
e. Pengisian khusus / boost charge
Pengisian ini dimaksudkan untuk memulihkan baterai secara cepat setelah adanya
pengosongan yang banyak, misalnya pada sistem operasi charge discharge yang
belum mendapat catuan PLN.
f. Pengisian kompensasi Floating / trickle charge
Pengisian ini dimaksudkan untuk menjaga kapasitas baterai selalu dalam kondisi
penuh akibat adanya pengosongan diri (self discharge) yang besarnya 1 % dari
kapasitas.
Kapasitas Baterai
Kapasitas suatu baterai adalah menyatakan besarnya arus listrik (Ampere) baterai yang
dapat disuplai atau dialirkan ke suatu rangkaian luar atau beban dalam jangka waktu (jam)
tertentu, untuk memeberikan tegangan tertentu. Kapasitas baterai (Ah) dinyatakan sebgai
berikut :
C= I x t
Dimana :
C = Kapasitas baterai (Ah)
I = Besar arus mengalir (Ampere)
t = Waktu pemakaian (jam)
2.6.4 UPS
Uninterruptible power supply (disingkat UPS) adalah perangkat yang biasanya
menggunakan baterai backup sebagai catuan daya alternatif, untuk Dapat memberikan suplai
daya yang tidak terganggu untuk perangkat elektronik yang terpasang. UPS merupakan
sistem penyedia daya listrik yang sangat penting dan diperlukan sekaligus dijadikan sebagai
benteng dari kegagalan daya serta kerusakan system dan hardware. UPS akan menjadi
system yang sangat penting dan sangat diperlukan pada banyak perusahaan penyedia jasa
telekomunikasi, jasa informasi, penyedia jasa internet dan banyak lagi. Dapat dibayangkan
berapa besar kerugian yang timbul akibat kegagalan daya listrik jika sistem tersebut tidak
dilindungi dengan UPS.
Fungsi Utama dari UPS
1. Dapat memberikan energi listrik sementara ketika terjadi kegagalan daya pada listrik
utama.
2. Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera menghidupkan genset sebagai
pengganti listrik utama.
3. Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera melakukan back up data dan
mengamankan sistem operasi (OS) dengan melakukan shutdown sesuai prosedur ketika
listrik utama padam.
4. Mengamankan sistem komputer dari gangguan-gangguan listrik yang dapat
mengganggu sistem komputer baik berupa kerusakan software, data maupun kerusakan
hardware.
5. UPS secara otomatis dapat melakukan stabilisasi tegangan ketika terjadi perubahan
tegangan pada input sehingga tegangan output yang digunakan oleh sistem komputer
berupa tegangan Yang stabil.
6. UPS dapat melakukan diagnosa dan management terhadap dirinya sendiri sehingga
memudahkan pengguna untuk mengantisipasi jika akan terjadi gangguan terhadap
sistem.
7. User friendly dan mudah dalam installasi.
8. Pengguna dapat melakukan kontrol UPS melalui jaringan LAN dengan menambahkan
beberapa aksesoris yang diperlukan.
9. Dapat diintegrasikan dengan jaringan internet.
10. Notifikasi jika terjadi kegagalan dengan melakukan pengaturan perangkat lunak UPS
management.
Jenis-Jenis UPS Berdasarkan Cara Kerjanya
1. Line-interactive UPS
Pada UPS jenis ini diberi tambahan alat AVR (automatic voltage regulator) yang
berfungsi mengatur tegangan dari suplai daya ke peralatan.
2. On-line UPS
Pada UPS jenis ini terdapat 1 rectifier dan 1 inverter yang terpisah. Hal ini lebih mahal
apabila dibandingkan dengan dua jenis UPS lainnya. Dalam keadaan gangguan, suplai
daya ke rectifier akan diblok sehingga akan ada arus DC dari baterai ke inverter yang
kemudian diubah menjadi AC.
3. Off-line UPS
UPS jenis ini merupakan UPS paling murah di antara jenis UPS yang lain. Karena
rectifier dan inverter berada dalam satu unit. Dalam keadaan gangguan, switch akan
berpindah sehingga suplai daya dari suplai utama terblok. Akibatnya akan mengalir
arus DC dari baterai menuju inverter.
4. Modified UPS
UPS jenis ini sementara hanya di produksi oleh para antusias engineering yg
berhubungan dengan komputer,
Komponen-Komponen UPS
1. Baterai
Jenis baterai yang digunakan UPS umumnya berjenis lead-acid atau jenis nikel-
cadmium. Baterai ini umumnya mampu menjadi sumber tegangan cadangan maksimal
selama 30 menit.
2. Rectifier (penyearah)
Penyearah berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi arus DC dari suplai listrik
utama. Hal ini bermanfaat pada saat pengisian baterai.
3. Inverter
Kebalikan dari penyearah, inverter berfungsi untuk mengubah arus DC dari baterai
menjadi arus AC. Hal ini dilakukan pada saat baterai pada UPS digunakan untuk
memberikan tegangan ke komputer.
Cara Kerja UPS
UPS bekerja berdasar kepekaan tegangan. (RT)UPS akan menemukan penyimpangan
jalur voltase (linevoltage) misalnya, kenaikan tajam, kerendahan, gelombang dan juga
penyimpangan yang disebabkan oleh pemakaian dengan alat pembangkit tenaga listrik yang
murah. Karena gagal, UPS akan berpindah ke operasi on-battery atau baterai hidup sebagai
reaksi kepada penyimpangan untuk melindungi bebannya (load). Jika kualitas listrik kurang,
UPS mungkin akan sering berubah ke operasi on-battery. Kalau beban bisa berfungsi dengan
baik dalam kondisi tersebut, kapsitas dan umur baterai dapat bertahan lama melalui
penurunan kepekaan UPS.
Kegagalan listrik sesaat akibat terputusnya aliran listrik atau akibat sambaran petir dapat
meningkatkan arus catu daya dan dapat mematikan supplay arus listrik direct current (DC)
yang menuju motherboard komputer. Kegagalan listrik sesaat tersebut dapat mempengaruhi
kinerja perangkat komputer baik pada hardware maupun software sehingga menggunakan
aktivitas pengolahan data. Gangguan hardware dapat mengakibatkan motherboard cepat
rusak, berkurangnya performance system, dan turunnya performance hardware. Sedangkan
gangguan system software dapat berupa kemungkinan operating system corrupt, data lost,dan
lain sebagainya.
2.7 Instalasi Gardu
Berdasarkan konstruksinya, gardu distribusi dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat)
yaitu :
1. Gardu Beton (Gardu Tembok)
Adalah gardu distribusi yang bangunannya secara keseluruhan terbuat dari beton dan
dibangun bilamana kepadatan bebannya lebih dari 2 MVA per km2.
Gardu beton dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Gardu untuk konsumen umum atau perumahan
b. Gardu untuk konsumen tegangan menengah atau industri
2. Gardu Kios
Adalah gardu distribusi yang bangunannya terbuat dari metal. Biasanya gardu ini
dalam pembangunannya dipakai untuk sementara.
3. Gardu Portal
Adalah gardu distribusi yang seluruh instalasinya dipasang pada 2 tiang atau lebih.
4. Gardu Tiang (Gardu Cantol)
Adalah gardu distribusi yang seluruh instalasinya dicantolkan pada satu tiang jaringan
distribusi.
Pada rancangan ini akan digunakan gardu beton, hal ini dikarenakan pada gardujenis
beton untuk konsumen tegangan menengah dilengkapi dengan fasilitas:
a. Satu atau dua kubikel tipe pemisah (Incoming)
b. Satu atau dua kubikel tipe pemutus (Outgoing)
c. Satu atau dua kubikel untuk trafo tegangan menengah
d. Satu atau dua kubikel untuk pengaman dan pengukuran
e. Satu atau dua kubikel untuk sambungan konsumen tagangan menengah
f. Kubikel untuk pengaman trafo.
BAB III
DESKRIPSI DAN LINGKUP PROYEK
3.1 Umum
Bioteknologi bergerak dalam bidang Penelitian yang mempunyai bangunan penunjang
sebagai berikut :
1. Gedung Laboratorium I
2. Gedung Laboratorium II
3. Gedung Perpustakaan dan Pertemuan
4. Gedung Kantor Pusat Administrasi
5. Gedung Laboratoruim Algae dan Kolam Algae
6. Gedung Gueshouse
7. Gedung Penunjang lainnya
3.2 Deskripsi
1. Sebagai sumber daya utama dilayani oleh PLN tegangan menengah 20 kV.
2. Sumber PLN tersebut masuk ke panel tegangan menengah ( MVMDP ).
3. Dari MVMDP di teruskan ke panel distribusi tegangan rendah ( LVMDP ) melalui
dua buah trafo daya .
4. Dua buah trafo tersebut dirancang untuk bekerja sendiri-sendiri,dimana:
a. Trafo Daya I ( T1 ) digunakan untuk melayani instalasi penerangan dan daya
pada gedung Laboratorium I, Lab Algae, Pompa air bersih dan Hydran dan
Penerangan luar ( lampu jalan dan taman ).
b. Trafo Daya II ( T2 ) digunakan untuk melayani instalasi penerangan dan daya
pada gedung LaboratoriumII, Gedung perpustakaan dan pertemuan,
Gueshouse, Kolam Algae dan penerangan luar.
5. Dalam kondisi tertentu dimana :
a. Bila salah satu trafo daya mengalami gangguan, maka trafo daya yang tidak
terganggu dapat memikul sebagian beban dari trafo yang mengalami gangguan,
hal ini dilakukan secara manual.
b. Dalam keadaan normal dapat dioperasikan secara paralel dengan secara manual.
6. Out going feeder dari LVMDP-T1, berjumlah sebanyak 10 feeder yang dihubungkan
langsung ke sub-distribusi panel ( SDP ) di lokasi gedung yaitu SDP-1.1, SDP-1.2,
SDP-1.4, SDP-ME, SDP-H dan LP-PL1, SDP-K. Sedangkan 3 feeder lagi digunakan
sebagai cadangan ( spare ).
7. Dan out going feeder LVMDP-T2, berjumlah sebanyak 7 feeder, dimana 5 feeder di
instalasi langsung ke SDP-1.5, SDP-1.6, SDP-1.7, SDP-1.3, dan SDP –PL2 .
Sedangkan 2 feeder lagi digunakan sebagai cadangan .
8. Bila listrik PLN mati atau ada gangguan, maka dalam hal ini
“performanceload”akan dilayani oleh sebuah system generating set/Genset (Diesel
emengency) yang diopeasikan secara otomatis dalam waktu antara 2 – 3 detik.
9. Beban “performance load” diatas yaitu Laboratorium I dan II dengan setengah daya
terpasang, dan Hydran dan Gueshouse dilayani secara penuh.
10. Pada saat dilayani oleh Genset, tiba-tiba sumber dari PLN hidup kembali, besamaan
dengan itu Genset akan mati secara otomatis dan pelayanan beban kembali dilakukan
oleh PLN secara penuh .
11. Khusus untuk beban SDP-K, bila PLN mati beban akan dilayani oleh Batrre yang
beroperasi secara otomatis (UPS) tanpa ada selang waktu. Dan sebaliknya pada saat
dilayani oleh Battre tiba-tiba PLN hidup kembali atau Genset telah hidup, maka
beban akan dilayani oleh Genset atau PLN kembali.
3.3 Rekapitulasi Beban
Trafo Daya I
No. Gedung Nama Panel
Total Daya
Terpasang
(KVA)
Keterangan
1 Laboratorium I SDP-1.1 460
2 Kantor Pusat SDP-1.2 45
3 Lab. Algae SDP-1.4 22
4 Pompa Air Bersih SDP-ME 45
5 Pompa Hydran SDP-H 106
6 Penerangan Luar SDP-PL1 22
7 UPT-Komputer SDP-K 100
TOTAL DAYA 800
Trafo Daya II
No. Gedung Nama Panel
Total Daya
Terpasang
(KVA)
Keterangan
1 Laboratorium II SDP-1.5 460
2Perpustakaan dan
PertemuanSDP-1.7 380
3 Gues House SDP-1.6 122
4 Kolam Algae SDP-1.3 18
5 Penerangan Luar SDP-PL2 12
TOTAL DAYA 922
4.2 Pemilihan dan Perhitungan Komponen
a. Perhitungan dan Pemilihan
Trafo Daya
Pada perancangan ini menggunakan dua buah trafo untuk menurunkan tegangan dari
tegangan menengah 20KV menjadi tegangan rendah 380 / 220 V. Dimana trafo ini
melayani beban yang memilliki kapasitas daya yang berbeda maka pada perancangan
gardu distribusi 20 KV Bioteknologi LIPI Cibinong menggunakan 2 buah trafo. Pada
trafo 1 digunakan untuk melayani instalasi tenaga (mesin – mesin dan kotak - kontak).
Sedangkan pada trafo 2 digunakan untuk melayani instalsi penerangan. Rating KVA,
Rating tegangan dan ratio, impedansi level isolasi ,merupakan hal yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan trafo. Adapun dalam memilih trafo daya ini harus
memperhatikan bebarapa hal antara lain:
1. Tegangan
- 20 / 0,4 KV (dipakai untuk umum)
- 20 / 6,3 KV (dipakai untuk industri)
2. Frekuensi = 50Hz
3. Daya Transformator
Sisi Primer UN1(KV) Sisi Skunder UN2(KV)
1, 3, 5, 6, 10, 15, 200.23, 0.4, 0.525, 3.15,
6.3
Rated Power (KVA) Rated Voltage impedance (%)
50, 75, 100,125,150,200,315,400,500,630 4%
250, 315, 400,500, 630, 800, 1000,1250,
16006%
4. Koneksi
Pendinginan ada dua macam, yaitu pendinginan secara alami atau secara paksa.
Jenis transformator ada dua, yaitu:
- Transformator kering
- Transformator terendam minyak
Minyak berfungsi untuk : - Pendinginan
- Penyekat
- Pemadam Busur Api
No.
MACAM
SISTIM
PENDINGIN
MEDIA
DI DALAM TRAFO DI LUAR TRAFO
Sirkulasi
Alamiah
Sirkulasi
Paksa
Sirkulasi
Alamiah
Sirkulasi
Paksa
1. AN - - Udara -
2. AF - - - Udara
3. ONAN Minyak - Udara -
4. ONAF Minyak - - Udara
5. OFAN - Minyak Udara -
6. OFAF - Minyak - Udara
7. OFWF - Minyak - Air
8. ONAN/ONAF Kombinasi 3 dan 4
9. ONAN/OFAN Kombinasi 3 dan 5
10. ONAN/OFAF Kombinasi 3 dan 6
11. ONAN/OFWF Kombinasi 3 dan 7
6. Konstruksi
7. Kelas isolasi
Transformator Daya I
Total Daya pada 7 Feeder yang tehubung pada beban = 800 KVA,
½ Total daya pada Trafo 2 = 461 KVA
Total Daya pada Trafo 1
= 800 + 461 = 1261 KVA x faktor (0,7) = 882 KVA
Jadi Trafo yang digunakan adalah 1000 KVA
Transformator Daya II
Total Daya pada 5 Feeder yang tehubung pada beban = 922 KVA
½ Total daya pada Trafo 1 = 400 KVA
Total Daya pada Trafo 2
= 922 + 400 = 1322 KVA x faktor (0,7) = 925,4 KVA
Jadi Trafo yang digunakan adalah 1000 KVA
Trafo diparalel
Pada rancangan gardu distribusi ini dalam keadaan normal trafo dapat
dioperasikan secara parallel, maka perlu dihitung besarnya daya yang dipikul oleh
masing-masing trafo adalah:
T1= PN1 = 1000 KVA, UKN1 = 6%
T2= PN2 = 1000 KVA, UKN2 = 6%
PL = 882 KVA + 925 KVA = 1807 KVA
Ukd = PN 1+PN 2
PN 1UKN 1
+PN 2
UKN 2
= 1000+10001000
6+
10006
=6 %
P1 = 1000 x (1807) x (6 / 6) = 903,5 KVA ( 90,35 %)
2000
P2 = 1000 x (1807) x (6 / 6) = 903,5 KVA ( 90,35 %)
2000
Berdasarkan perhitungan di atas maka dipilih trafo dengan daya 1000 KVA, tetapi
karena pertimbangan untuk perkembangan dimasa yang akan datang dan untuk
memenuhi kebutuhan beban saat full load (100%) maka trafo yang dipakai adalah :
A. GENERAL CHARACTERISTICS
Design standars : IEC 76
Transformer type : Hermetically Sealed Totally Oil Filled
Service Condition : Indoor
Type of oil : Mineral Oil Class 1 acc. to IEC 296
Number of phase : 3 Phase
Frequency : 50 Hz
B. TECHNICAL SPECIFICATION
Capacity : 1000 kVA
Primary Voltage : 20 kV
Secondary Voltage : 0.4 kV
Vector Group : Dyn5
Cooling : ONAN
Temperature Rise – Oil : 60 oC
- Winding : 65 oC
No load losses at nominal voltage: 1600 Watts
On load losses at principal tapping: 13000 Watts
Impedance voltage : 5 %
Off load current at nominal voltage: 1.8 %
Temperature Insulation Class : A
Noise : 58 dB
Off Circuit Tapping value : +/-2.5%;+/-5%
C. INSULATION CLASS OF THE WINDINGS
Highest system voltage (kV) : 24 1.1
Impulse test voltage (kV) : 125 0
Applied test voltage (kV) : 50 3
D. EFFICIENCY AND VOLTAGE REGULATION
Efficiency ( % ) Voltage Regulation
4/4 load 3/4 load 2/4 load 1/4 load in Volt in %
Pf 0.8 98.21 98.54 98.80 98.81 384 3.98
Pf 1.0 98.56 98.83 99.04 99.04 394 1.42
E. APPROXIMATE WEIGHTS AND DIMENSION
Total length : 1,800 mm
Total width : 1,070 mm
Total height : 1,730 mm
Weight of oil : 715 kg
Weight of core and winding: 1,200 kg
Total weight : 2,860 kg
Approximate Drawing No.:
Painting Colour : Light Grey RAL 7032
Switchgear
Pada setiap bagian MVDP, baik incoming, metering, dan outgoing, sebagai
switchgear kami gunakan Fuse Load Break Switch (LBS).
1. Rating Pengaman pada Metering MVDP
Trafo tegangan berfungsi untuk step down tegangan guna pengukuran.
Bebannya dapat berupa alat-alat metering, lampu tanda, sensor under voltage, dan
komponen lain. Digunakanlah LBS berkapasitas 10A. Daya yang terpasang
sengaja dilebihkan guna persediaan cadangan untuk pengembangan di masa yang
akan datang. Jadi daya terpasang pada metering adalah :
S = 3 x 20 kV x 10 = 346.41 KVA
Pemilihan FLBS = (Merlin Gerin 24KV, In = 10A, Ith = 0.8KA, Class = 0.5,
5P15)
2. Rating Pengaman pada Incoming MVDP
Penentuan rating LBS pada bagian incoming adalah perjumlahan arus untuk
beban trafo1, beban trafo2, dan trafo tegangan yakni
Daya trafo1 + Daya trafo2 + Daya metering = (1000 + 1000 + 346,41) =67,73 A
3 x 20 kV 3 x 20 kV
Pemilihan FLBS = (Merlin Gerin 24KV, In = 60A, Ith = 6KA, Class = 0,5)
3. Rating Pengaman pada Outgoing MVDP
Karena masing masing trafo dapat dioperasikan secara sendiri-sendiri maka
masing-masing trafo diamankan oleh sebuah LBS. Tentunya rating pengaman
tiap-tiap LBS berbeda karena daya tarfo pun berbeda. Nilai rating pengaman LBS
tersebut adalah
Rating FLBS untuk Trafo 1 dan 2
In FLBS T1&2 = 1000 kVA = 28,87 A
3 x 20 kV
Pemilihan FLBS = (Merlin Gerin 24KV, In = 20A, Ith = 4KA, Class = 0,5, 5P15)
Pengaman
a. MCCB
Pada perhitungan mencari arus nominal (In) adalah dengan :
In = S (KVA) (A)
3 x V
P = daya terpasang pada beban sudah termasuk perhitungan arus starting bila terdapat
beban motor dalam KVA.
V = tegangan pada bagian skunder dari trafo dalam KV
In = nilai arus dari trafo bagian skunder dalam A (Nilai RMS)
Tabel Uraian Penggunaan Daya Pada Trafo 1
Feeder Gedung Nama Panel
Total Daya
Terpasang
(KVA)
Keterangan
1 Laboratorium I SDP-1.1 460
2 Kantor Pusat SDP-1.2 45
3 Lab. Algae SDP-1.4 22
4 Pompa Air Bersih SDP-ME 45
5 Pompa Hydran SDP-H 106
6 Penerangan Luar SDP-PL1 22
7 UPT-Komputer SDP-K 100
8 Cadangan
9 Cadangan
10 Cadangan
TOTAL DAYA 800
1. Laboratorium 1 ( SDP – 1.1 )
Dengan supply PLN : In = 460 kVA = 698,9 A
3 x 380 V
Pemilihan MCCB = ABB S6N800/R800 In = 800A
Dengan supply genset : In = 230 kVA = 349,45 A
3 x 380 V
Pemilihan MCCB = ABB S5L400/R3400 In = 400 A
2. Kantor Pusat (SDP – 1.2)
Dengan supply PLN : In = 45 kVA = 68,37 A
3 x 380 V
Pemilihan MCCB = ABB S3L160/R80 In = 80 A
3. Laboratorium Algae (SDP – 1.4)
Dengan supply PLN : In = 22 kVA = 33,42 A
3 x 380 V
Pemilihan MCCB = ABB S3L160/R50 In = 50 A
4. Pompa Air Bersih (SDP - ME)
Dengan supply PLN : In = 45 kVA = 68,37 A
3 x 380 V
Pemilihan MCCB = ABB S3L160/R80 In = 80 A
5. Pompa Hydrant (SDP – H)
Pada SDP ini terdapat 2 beban yaitu catu daya untuk pompa hydran dan penerangan dalam
gardu dengan total daya sebesar 106 KVA
Dengan supply PLN atau Genset :
Supply Pompa Hydran + Penerangan Dalam Gardu
In = 106 kVA = 161,05 A
3 x 380 V
Pemilihan MCCB = ABB S3N250/R200In = 200 A
6. Penerangan Luar (LP – LP1)
Dengan supply PLN : In = 22 kVA = 33,42 A
3 x 380 V
Pemilihan MCCB = ABB S3L160/R50 In = 50 A
7. UPT – Komputer (SDP – K)
Dengan supply PLN atau baterai atau genset : In = 100 kVA = 151,93 A
3 x 380 V
Pemilihan MCCB = ABB S3L160/R160 In = 160 A
8. PENGAMAN LV PADA TRANSFORMATOR 1
Dari perhitungan trafo diatas didapat trafo dengan daya 1000 KVA. Sehingga pengaman
MCCB pada bagian sekunder low voltage adalah :
Dengan supply PLN : In = 1000 kVA = 1.519,34 A
3 x 380 V
MCCB ABB S7L1600/R1600 In = 1600A
Tabel Uraian Penggunaan Daya Pada Trafo 2
No. Gedung Nama Panel
Total Daya
Terpasang
(KVA)
Keterangan
1 Laboratorium II SDP-1.5 460
2Perpustakaan dan
PertemuanSDP-1.7 380
3 Gues House SDP-1.6 122
4 Kolam Algae SDP-1.3 18
5 Penerangan Luar SDP-PL2 12
6 Cadang
7 Cadang
TOTAL DAYA 922
1. Laboratotium 2 (SDP – 1.5)
Dengan supply PLN : In = 460 kVA = 698.9 A
3 x 380 V
Pemilihan MCCB = ABB S6N800/R800 In = 800A
Dengan supply genset : In = 230 kVA = 349.45 A
3 x 380 V
Pemilihan MCCB = ABB S5L400/R3400 In = 400 A
2. Gd. Perpustakaan dan Pertemuan (SDP – 1.7)
Dengan supply PLN : In = 380 kVA = 577.35 A
3 x 380 V
Pemilihan MCCB = ABB S6N630/R630 In = 630A
3. GuesHouse (SDP – 1.6)
Dengan supply PLN atau Genset : In = 122 kVA = 185.36 A
3 x 380 V
Pemilihan MCCB = S3L250/R200 In = 200A
4. Kolam Algae (SDP – 1.3)
Dengan supply PLN : In = 18 kVA = 27.34 A
3 x 380 V
Pemilihan MCCB = ABB S3H160/R32In = 32A
5. Penerangan Luar (LP – PL2)
Dengan supply PLN : In = 12 kVA = 18.23 A
3 x 380 V
Pemilihan MCCB = ABB S2N160/R20 In = 20 A
6. PENGAMAN LV PADA TRANSFORMATOR 1I
Dari perhitungan trafo diatas didapat trafo dengan daya 2000 KVA. Sehingga
pengaman MCCB pada bagian sekunder low voltage adalah :
Dengan supply PLN : In = 1000 kVA = 1.519,34 A
3 x 380 V
MCCB ABB S7L1600/R1600 In = 1600A
b. Kontaktor
Dalam perhitungan kemampuan kontak sebuah kontaktor dalam mengalirkan beban
sebesar 1.1 x dari besar arus nominal beban.
1. Kontaktor untuk laboratorium 1
In kontaktor di ESDP = 1.1 x In = 1.1 x 349.45 A = 384.39 A
Pemilihan kontaktor = (Type AC1 LS297 In = 410A, 270KW, b400)
In kontaktor di LVMDP = 1.1 x In = 1.1 x 698.9 A = 768.79 A
2. Kontaktor untuk laboratorium 2
In kontaktor di ESDP = 1.1 x In = 1.1 x 349.45 A = 384.39 A
Pemilihan kontaktor = (Type AC1 LS297 In = 410A, 270KW, b400)
In kontaktor di LVMDP = 1.1 x In = 1.1 x 698.9 A = 768.79 A
3. Kontaktor untuk Hydran dan penerangan dalam gardu
In kontaktor di ESDP dan LVMDP = 1.1 x In = 1.1 x 161.05 A = 177.16 A
Pemilihan kontaktor = (Type AC1 LS107 In = 180A, 118KW, b207)
4. Kontaktor untuk Guesshouse
In kontaktor di ESDP dan LVMDP = 1.1 x In = 1.1 x 185.36 A = 203.9 A
Pemilihan kontaktor = (Type AC1 LS177 In = 225A, 145KW, b207)
5. Kontaktor untuk Komputer
In kontaktor di ESDP dan LVMDP = 1.1 x In = 1.1 x 151.93 A = 167.12 A
Pemilihan kontaktor = (Type AC1 LS107 In = 180A, 118KW, b207)
Bus-Bar
o Busbar berdasarkan arus nominal trafo pada sisi ( MV )
In = 1000 KVA = 28,86 A ( MV )
3 x 20 KV
KHA trafo sisi ( MV ) = 1,25 x 28,86 A = 36,075 A
o Busbar berdasarkan arus nominal trafo pada sisi ( LV )
In = 1000 KVA = 1,44 KA ( LV )
3 x 0,4 KV
KHA trafo sisi ( LV ) = 1,25 x 1,44 A = 1,8 A
Trafo Instrumen
Alat Ukur
Kabel Daya
Penentuan dan perhitungan jenis kabel berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Listrik
(PUIL 2000) yang mana Kemampuan Hantar Arus adalah 1.25 x In (A). Perhitunganya:
Dalam pemilihan jenis penghantar perlu diperhatikan
1. Kemampuan hantar arus
2. kondisi suhu
3. susut tegangan
4. sifat lingkngan kekuatan mekanis
BEBAN PADA TRANFORMATOR 1
Ip = 1000 kVA = 28,87 A
3 x 20KV
KHA dari MVMDP ke trafo 1 = 1.25 x 28,87A = 36,09 A
(2 x (N2XSEY 4 X 2,5 mm2)
KHA dari trafo ke panel = 1.25 x 3039,5 A = 3799,39 A
(2 x (N2XSEY 4 x 500 mm2))
1. Laboratorium 1 (SDP – 1.1)
Supply PLN : 1.25 x 698.9 = 873.62 A
(NYFGbY 4 x 400 mm2)
Supply Genset : 1.25 x 349.45 = 436.81 A
(NYFGbY 4 x 95mm2)
2. Kantor Pusat (SDP – 1.2)
Supply PLN : 1.25 x 68.37 = 85.46 A
(NYY 4 x 6mm2)
3. Laboratorium Algae (SDP – 1.4)
Supply PLN : 1.25 x 33.42 = 41.77 A
(NYY 4 x 2.5mm2)
4. Pompa Air Bersih (SDP – ME)
Supply PLN : 1.25 x 68.37 = 85.46 A
(NYY 4 x 6mm2)
5. Hydrant dan Penerangan dalam gardu (SDP – H)
Supply PLN atau Genset : 1,25 x 161.05 = 201.31 A
(NYCY 4 x 25mm2)
6. Penerangan Luar (LP – PL1)
Supply PLN : 1.25 x 33.42 = 41.77 A
(NYY 4 x 2,5mm2)
7. UPT – Komputer (SDP – K)
Supply PLN : 1.25 x 151.93 = 190 A
(NYCY 4 x 25mm2)
8. Feeder cadangan
Supply PLN : 1.25 x 303.87 = 379.83 A
(NYFGbY 4 x 95mm2)
BEBAN PADA TRANSFORMATOR 2
Ip = 2000 kVA = 57,73 A
3 x 20KV
KHA trafo sisi primer = 1.25 x 57,73 A = 72,17 A
(2 x (N2XSY 4 X 2,5 mm2)
KHA trafo sisi skunder = 1.25 x 3039,5 A = 3799,39 A
(2 x (N2XSY 4 x 500 mm2))
CU bar trafo = Jumlah seluruh In di trafo 2 = 1751,8 A
1. Laboratorium 2 (SDP – 1.5)
Supply PLN : 1.25 x 698.9 = 873.62 A
(NYFGbY 4 x 400mm2)
Supply Genset : 1.25 x 349.45 = 436.81 A
(NYFGbY 4 x 95mm2)
2. Gd. Perpustakaan dan Pertemuan (SDP – 1.7)
Supply PLN : 1.25 x 577.35 = 721.69 A
(NYFGbY 4 x 240mm2)
3. GuessHouse (SDP – 1.6)
Supply PLN atau Genset : 1.25 x 185.36 = 231.7 A
(NYCWY 4 x 35mm2)
4. Kolam Algae (SDP – 1.3)
Supply PLN : 1.25 x 27.34 = 34.17 A
(NYY 4 x 1.5mm2)
5. Penerangan Luar (LP – PL2)
Supply PLN : 1.25 x 18.23 = 22.79 A
(NYY 4 x 1.5mm2)
6. Feeder Cadangan
Supply PLN : 1.25 x 392 = 490 A
(NYFGbY 4 x 120mm2)
Genset
Beban yang dipikul adalah setengah daya Laboratorium I dan Labroratorium II,
daya Hydran, Guesehouse dan UPT komputer secara penuh.Total beban yang dipikul
adalah 788 KVA. Jadi untuk beban 788 KVA generator yang digunakan adalah 800
KVA
Data generator yang digunakan adalah :
Generator yang digunakan : 800 KVA
Vn : 0,4 KV (380/220V)
Ø : 3ø 1N (3 Fasa 4 Kawat)
F : 50 Hz
Cos φ : 0,85 lag
Sehingga diesel yang digunakan adalah :
P = S x cos φ
P = 250.000 VA x 0,85
P = 212.500 W = 212,5 KW
1 HP = 746 W
Diesel yang digunakan = 212.500 W : 746 W = 284,85 HP
Jadi diesel yang digunakan adalah sebesar 300 HP
Battre
b. Daftar Komponen
MVMDP
LVMDP
AMF
4.3 Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
RKS ini berisi tentang uraian deskripsi kerja ( Job Deskcription ) sebagai penjelasan
kepada pemborong mengenai hal-hal yang berkaitan dengan jalannya proyek.
I. STANDAR DAN ATURAN YANG HARUS DIIKUTI
1.1.Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor harus mengikuti segala aturan dan
standar yang berlaku dan dilengkapi dengan segala peralatan untuk kesempurnaan
operasi, kemudahan perawatan dan pengaturan, keamanan operasi sistem sesuai
dengan salah satu peraturan-peraturan yang ditulis di bawah ini :
a. ANSI, American National Standard Organization
b. ASME, American Society of Mechanical Engineer
c. ASTM, American Society of Testing of Material
d. BSI, British Standard Institute
e. DIN, Deutsche Institute for Normalization
f. FM, Factory Mutual
g. ISO, International Standard Organization
h. JIS, Japanese Industrial Standard
i. JES, Japanese Electronics Standard
j. NEC, National Electric Codes
k. PUIL, Peraturan Umum Instalasi Listrik
l. SII, Standard Industri Indonesia
m. Peraturan DEPNAKER tentang keselamatan kerja
n. Peraturan lain yang berlaku
1.2.GAMBAR-GAMBAR
1.2.1. Gambar Perancangan
1.2.1.1. Yang dimaksud dengan gambar perancangan adalah gambar-gambar yang
menyertai buku ini, gambar-gambar penjelasan dan segala gambar-gambar
beserta addendumnya.
1.2.1.2. Kontraktor harus segera mempelajari gambar-gambar perancangan dan
secepatnya melaporkan, kepada manajemen kostruksi apabila terdapat hal-
hal yang dianggap harus jelas, dalam waktu tidak kurang dari 3 ( tiga )
minggu setelah diadakan rapat prapelaksana.
1.2.1.3. Gambar-gambar dalam perancangan ini tidak dimaksudkan untuk
mencantumkan semua detail konstruksi detail pemasangan terutama yang
berhubungan dengan peralatan yang akan disediakan / dipasang oleh
kontraktor.
1.2.1.4. Walaupun demikian, kontraktor tetap harus tetap memasang peralatan
tersebut sesuai dengan praktek pelaksanaan terbaik yang memberikan hasil
yang terbaik, dalam hal ini kontraktor diharuskan membuat shop drawing
yang terinci untuk menjelaskan hal tersebut diatas.
1.2.1.5. Dalam hal ini keraguan yang ditimbulkan oleh kesalahan penggambaran
dan / ketidaksesuaian lain kontraktor harus mengajukan pertanyaaan untuk
mendapat penjelasan selambat-lambatnya 2 ( dua ) minggu sebelum
masalah tersebut terlibat dilapangan baik dalam arti pemasangan ataupun
pemesanan barang.
1.2.1.6. Ukuran-ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya telah dicantumkan
pada gambar perancangan dimana ukuran-ukuran tersebut merupakan
ukuran-ukuran efektif.
1.2.2 Gambar kerja ( Shop Drawing )
1.2.2.1 Yang dimaksud dengan gambar kerja adalah gambar-gambar yang dibuat
oleh kontraktor, pemasok barang atau pihak-pihak lain yang bertujuan
menjelaskan cara pemasangan maupun cara penyambungan dan lainnya
pada saat pelaksanaan pekerjaan sedang berlangsung.
1.2.2.2 Sebelum kontraktor melaksanakan pekerjaan, kontraktor wajib membuat
gambar kerja untuk memperjelas dan sebagai gambar untuk pelaksanaan
dilapangan terdiri atas :
1.2.2.3 Gambar-gambar, seperti :
Gambar perancangan
Gambar layout ruang Gardu
Gambar layout ruang genset
Dan gambar-gambar lainnya
1.2.2.4 Detail-detail, seperti :
− Detail panel.
− Detail pemasangan panel.
− Detail pemasangan peralatan.
− Detail-detail lain yang diperlukan.
1.2.2.5 Gambar-gambar lain yang diperlukan sesuai dengan pekerjaan yang
sedang dikerjakan.
1.2.3 Gambar-gambar kerja dibuat dengan berpedoman pada gambar perancangan,
spesifikasi teknik serta disesuaikan dengan kondisi lapangan yang sebenarnya,
sehingga tidak terjadi kesalahan dilapangan.
1.2.4 Gambar-gambar dibuat sebanyak tiga rangkap dan diserahkan kepada manajemen
konstruksi untuk diperiksa dan disahkan.
1.2.5 Kontraktor diwajibkan mengamati dan mengikuti tatacara pelaksanaan sesuai yang
tertulis pada peraturan-peraturan tersebut dan disesuaikan dengan bahan, unit mesin
atau peralatan yang dipasang.
1.2.6 Jika terjadi kesimpang siuran dalam hal standard yang harus diikuti, Kontraktor
harus melapor pada manajemen kostruksi untuk mendapat kejelasan tentang hal
tersebut.
1.2.7 Bila manajemen konstruksi tidak dapat mengambil keputusan maka pengambilan
keputusan akan diserahkan kepada instansi atau badan yang berwenang.
II. JAMINAN DAN GARANSI
Surat jaminan atau garansi
Kontraktor harus menyerahkan surat jaminan untuk mesin dari pabrik pembuat
mesin tersebut, sehingga dengan demikian kontraktor dengan jaminan tersebut, dan
atas jaminan yang dikeluarkan olehnya sendiri, wajib mengganti atau memperbaiki
setiap bagian yang rusak dan atau tidak berfungsi sebagai mana mestinya.
Bila terjadi kerusakan atau ketidak sepurnaan kerja dari peralatan, unit mesin,
bagian dari unit mesin atau bagian dari peralatan selama masa jaminan / garansi,
kontraktor harus memperbaiki dengan biaya sendiri sampai peralatan atau unit mesin
tersebut dapat bekerja kembali secara baik dan benar.
Jaminan atas material peralatan dan unit mesin
Material yang diserahkan oleh kontraktor harus bebas dari kerusakan baik atas
kesalahan pabrik, kerusakan akibat kesalahan bahan, kesalahan akibat kesalahan
pengiriman atau kesalahan selama jangka waktu menunggu serah terima dilapangan.
Semua peralatan dan unit mesin yang dserahkan kontraktor harus dilengkapi
dengan tanda lulus pengujian QA / Quality Assurance pabrik pembuat peralatan atau
unit mesin tersebut.
Kontaktor harus memberikan jaminan pekerjaannya selama paling sedikit 1
( satu ) tahun terhitung dari penyerahan pertama meliputi :
a. kerusakan atas kesalahan pabrik
b. kerusakan akibat kesalahan pemasangan
c. kerusakan akibat kesalahan pengiriman
d. kerusakan akibat kesalahan operasi selama peralihan.
Jaminan atas hasil pekerjaan
Kontraktor harus menyatakan secara tertulis bahwa :
Barang yang diserahkan adalah dari kualitas yang baik.
Bahwa barang atau peralatan atau unit mesin yang diserahkan didalam instalasi
yang diserahkannya seharusnya merupakan barang baru dan diperkuat dengan surat
pernyataan keaslian atau Letter of Origin.
Cara pelaksanaan dan pekerjaan dilakukan secara wajar dan baik.
Instalasi yang diserahkan dapat bekerja dengan baik tanpa mengurangi atau
menghilangkan bahan-bahan atau peralatan yang seharusnya disediakan walapun
secara nyata tidak disebutkan dalam buku ini atau tidak dinyatakan dengan tegas
dalam gambar-gambar yang menyertai buku ini.
Klaim atau tuntutan.
Untuk segala macam pengadaan barang dan cara pemasangannya, pemberi tugas
harus bebas dari segala macam tuntutan / klaim atas hak-hak kusus seperti hak paten,
lisensi dan lain sebagainya.
Bila ada hal-hal seperti disebut diatas, kontraktor wajib mengurus dalam artian
menyelesaikan segala sesuatu perijinan / biaya / lisensi yang berhubungan dengan
hal-hal tersebut dan dilakukan atas beban biaya kontraktor.
III.KOORDINASI KERJA
Mengingat bahwa jadwal pekerjaan satu dan lainnya sangat erat kaitannya
terhadap jadwal pelaksanaan, maka pekerjaan harus dilaksanakan dan diselesaikan
sesuai dengan jadwal yang telah disetujui bersama.
Dalam membuat rencana serta gambar-gambar kerja, kontraktor harus sudah
memperhitungkan unsur kerja sama dengan kontraktor / subkontraktor pekerjaan lain
dan / instansi-instansi lain yang berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan tersebut.
Selama pekerjaan berlangsung kontraktor diwajibkan melakukan koordinasi
dengan kontraktor / sub-kontraktor lain, dalam pengertian bahwa apabila urutan atau
rangkaian proses atau pekerjaan dari sistem yang dikerjakan oleh kontraktor lain
dengan paket pekerjaan masing-masing, atas petunjuk manajemen kostruksi.
IV. PENYELIDIKAN TAPAK
Sebelum melakukan pekerjaan, dalam arti membuat dan atau memasang, setiap
bagian dari pekerjaan, kontraktor wajib mengadakan pengukuran ditapak, yang mana
hasil pengukuran tersebut harus tertera dan dapat dibaca pada gambar pelaksanaan
yang dibuat oleh kontraktor yang bersangkutan.
Bila mana kontraktor lalai dalam melaksanakan hal tersebut maka segala sesuatu hal yang
diakibatkan oleh adanya kelalaian itu menjadi tanggung jawab kontraktor yang
bersangkutan.
Apabila dalam pengukuran diatas terdapat hal-hal yang berbeda dengan dokumen
kontrak maka kontraktor harus segera melapor kepada manajer kostruksi untuk segera
mendapat penyelesaian.
Pada saat suatu pekerjaan atau bagian dari suatu pekerjaan akan dilaksanakan,
kontraktor harus membuat gambar kerja untuk satu lokasi kerja yang mencantumkan
semua indikasi instans / struktur / finising pada lokasi tersebut sehingga tidak terjadi
kesalahan tempat pemasangan yang mengganggu salah satu atau lebih dari jaringan
instalasi gardu distribusi.
V. PERBEDAAN ANTAR ISI DOKUMEN
Bila terdapat perbedaan pada gambar-gambar perencaan dengan buku-buku
spesifikasi atau perbedaan antara gambar yang satu dengan gambar yang lain atau
salah satu klasul dalam buku spesifikasi dengan klasul lainnya maka pernyataan yang
menyebabkan harga yang lebih tinggi adalah yang dianggap benar dan dianggap
sebagai besaran dasar / referensi yang digunakan oleh kontraktor untuk menghitung
biaya pada saat penawaran / lelang.
VI. KEWAJIBAN KONTRAKTOR
Kewajiban umum.
Kontraktor harus bersedia mentaati uraian dan persyaratan pelaksanaan yang
tertulis dalam buku ini, gambar perancangan dan persyaratan lainnya yang
dikeluarkan oleh manajemen kostruksi baik sebagai dokumen lelang berikut adenda-
adendanya, dokumen kontrak berikut segala adenda-adendanya.
Apabila terdapat klausul yang yang kedapatan saling bertentangan atau saling
meniadakan maka hal tersebut bukan berarti memang sesungguhnya ditiadakan
melainkan suatu hal yang hendak dipertegas atau ditekankan pengertiannya untuk itu
kontraktor harus melapor kepada pihak manajemen kostruksi untuk mendapat
kejelasan dan penyelesaian.
Kontraktor harus memenuhi kualifikasi untuk dapat menjadi pelaksana proyek ini
dan bila mana penampilan pekerjaan dilapangan menunjukan hal-hal yang
berlawanan dengan hal diatas maka kontraktor bersedia menganti tenaga pelaksana
pekerjaan tersebut dengan yang memenuhi kualifikasi untuk pekerjaan tersebut diatas.
Kontraktor harus dapat menunjukan dan melampirkan suratijin bekerja personil
yang bersangkutan, yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, pada saat
penawaran dan pada saat pelaksanaan akan dimulai.
Kewajiban saat penawaran.
Pemborong wajib mengikuti / memenuhi semua persyaratan-persyaratan yang
tertulis dalam buku ini, juga wajib mengikuti / memenuhi persyaratan umum yang
dikeluarkan oleh manajemen kostruksi.
Kontraktor wajib mempelajari dan dianggap telah mempelajari dengan seksama
secara antar – disiplin seluruh bagian dari seluruh dokumen lelang dan adenda-
adendanya pada saat melakukan penawaran sehingga dengan demikian kontraktor
harus telah memperhitungkan dan dianggap telah memperhitungkan semua
kemungkinan yang akanterjadi apabila terjadi penyesuaian pada saat pelaksanaan
terhadap hal-hal berikut :
a. Kondisi lapangan.
b. Penyesuaian seluruh sistem instalasi gardu distribusi terhadap struktur bangunan,
finising bangunan, maupun interior bangunan serta lanskep maupun kondisi
antar sistem instalasi gardu distribusi itu sendiri.
c. Penyesuaian yang harus dilakukan sebagai akibat peralatan yang ditawarkan.
Dalam penawaran kontraktor diwajibkan menyertakan rincian daftar peralatan /
material yang akan dipasang berikut spesifikasinya.
Dalam penawaran, kontraktor diwajibkan menyertakan brosur, katalog, diagram
ukuran, dan keterangan lain yang diterbitkan oleh manufaktur peralatan, sistem yang
akan dipasang sebagai lampiran dalam penawaran.
Semua peralatan / material harus baru dengan disain khusus untuk daerah tropis
dan mendapat jaminan dari pabrik pembuatnya.
Semua peralatan / material yang sejenis yang dipasang harus dari satu merk,
kecuali dibatalkan dalam ketentuan lain dalam klausul lain pada buku ini maupun
lampiran-lampiranya.
Apa bila terdapat material atau peralatan yang telah disediakan oleh pemberi
tugas, maka kontraktor harus tetap berhubungan dengan suplayer yang bersangkutan
agar pekerjaan atau koordinasi berjalan dengan baik.
Apabila peralatan atau material yang ditawarkan oleh pemborong pada saat
pengajuan penawaran tidak sesuai dengan yang tercantum dalam buku ini maka
terhadap penawaran tersebut tidak akan dilakukan evaluasi teknis, kecuali apabila
didalam penawaran tersebut dicantumkan catatan penawaran ( tender note ) yang
isinya antara lain adalah alasan atau penyebab dari penyimpangan yang terjadi pada
jenis barang yang ditawarkan oleh pemborong dan harus disertai dengan bukti-bukti
tertulis.
Pada harga penawaran kontraktor harus sudah mengetahui metode dan cara yang
akan dipergunakan dalam melaksanakan proyek ini sesuai dengan buku spesifikasi
ini.
Jika terdapat perbedaan antara buku satu dengan buku yang lainnya atau klausul
satu dengan yang lainnya, maka kontraktor harus menawarkan dan dianggap
menawarkan yang menyebabkan penawaran harga tertinggi.
Dalam buku penawaran, kontraktor diwajibkan mengisi lembaran mechanical
specification list, routine adjustment tools dan maintenance tools, ketidak sesuaian
terhadap dokomen pelelangan.
Kewajiban selama masa pelelangan
Kontraktor harus mengajukan usulan material / peralatan yang akan dipasang,
paling lambat 4 ( empat ) minggu setelah keluarnya surat perintah kerja.
Kontraktor harus selalu meminta persetujuan untuk barang / peralatan / bahan
yang akan dipasang sesuai dengan yang diuraikan terdahulu.
Kontraktor harus menyediakan dan memasang alat-alat pengatur, alat-alat
pengaman yang diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan dan peraturan yang berlaku di
Indonesia.
Apabila terdapat unsur pekerjaan pemasangan atau unsur lain yang penting untuk
berhasilnya pelaksanaan pekerjaan dimana pekerjaan tersebut harus diselesaikan oleh
kontraktor lain, maka kontraktor diwajibkan menyediakan, menyerahkan bahan atau
informasi beserta segala penjelasan-penjelasan yang dibutuhkan oleh kontraktor lain
tersebut, kepada manajemen kostruksi, untuk selanjutnya mengikuti ketentuan-
ketentuan dan atau petunjuk yang diberikan oleh manajemen konstruksi.
Kontraktor harus tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang tercantum
dan atau yang berkaitan dengan pekerjaan lain.
Kontraktor harus menugaskan paling sedikit satu orang tenaga ahli dilapangan
selama masa pelaksanaan berlangsung dimana tenaga ahli tersebut harus telah
berpengalaman dan memenuhi persyaratan untuk dapat menjadi tenaga pelaksana
dilapangan dengan penilaian pada manajemen konstruksi untuk mendapat
penyelesaian.
Segala kerusakan akibat dari salah satu resiko dari pelaksanan pekerjaan
pemasangan harus segera diperbaiki dan dikembalikan tepat seperti bentuk semula
atas biaya kontraktor yang bersangkutan.
Apabila terdapat perbedaan antara gambar perencanaan dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat mesin, untuk pemasangan peralatan, kontraktor harus segera
melaporkan kepada manajemen kostruksi untuk mendapat penyelesaian.
Kewajiban selama masa pemeliharaan.
Kontraktor harus mendidik tenaga operator, sebanyak delapan orang atau 2 orang
setiap tempat pengoperasian gardu distribusi, yang disediakan oleh pemberi tugas,
sehingga mencapai tingkat keterampilan sebagai tenaga operator.
Kontraktor harus menyediakan paling sedikit satu orang tenaga teknis ditempat
untuk mengoperasikan dan merawat unit mesin maupun sistem secara keseluruhan,
sehingga dapat bekerja dengan baik sebagai mana mestinya.
Kontraktor harus melakukan perawatan rutin secara cuma-cuma termasuk
penggantian perlengkapan atau part rusak atau kedapatan rusak atau tidak berfungsi
sebagai mana mestinya.
Kontraktor harus menyediakan buku-buku :
- petunjuk operasi
- petunjuk perawatan
- daftar perawatan
- dan lainnya sesuai dengan petunjuk manajemen kostruksi
Masa pemeliharaan ditentukan selama 90 ( sembilan puluh ) hari kalender
terhitung sejak penyerahan pertama kecuali bila dinyatakan lain.
VII. KELENGKAPAN YANG HARUS DISERAHKAN
Sebelum pekerjaan dimulai.
Selambat-lambatnya 2 ( dua ) minggu sebelum dimulai pelaksanaan dalam arti
“pemesannan barang” atau pembuatan barang / instalasi gardu distribusi atau
pemasangan, kontaktor harus menyerahkan barang-barang yang pada pasal-pasal
selanjutnya kepada manajemen konstruksi untuk mendapat persetujuan.
Apabila tidak diperoleh persetujuan oleh suatu dan lain hal, maka kontraktor
harus segera mengganti barang-barang tersebut dan diserahkan kepada manajemen
kostruksi untuk mendapat persetujuan.
Barang-barang tersebut berupa :
a. Katalog, data teknis, test report dan part list untuk persetujuan peralatan lainnya
yang akan didatangkan langsung dari negara asal negara pembuatnya atau akan
dipesan pada pabrik pembuatnya, berlaku pada peralatan antara lain : Trafo
daya listrik, Swictch gear, MCCB, MCB, KABEL, KLEM, SELECTOR
SWITCH, TOMBOL TEKAN, PANEL dan lainnya.
b. Installations instructor persetujuan terhadap cara-cara pemasangan.
c. Shop-drawings untuk persetujuan terhadap rencana instalasi gardu distribusi dan
cara-cara pemasangan yang akan dilaksanakan / dikerjakan / dilakukan.
d. Contoh-conyoh barang-barang dan bahan, untuk persetujuan barang atau bahan
yang akan dipasang / dipergunakan yang didapat secara lokal.
Sesudah pekerjaan diselesaikan.
Selambat-lambatnya 2 ( minggu ) sebelum penyerahan kontraktor harus
menyerahkan barang-barang tersebut pada pasal selanjutnya kepada manajemen
kostruksi untuk mendapat persetujuan.
Apabila tidak diperoleh persetujuan kontraktor harus segera mengganti /
memperbaiki dan diserahkan kepada manajemen kostruksi untuk mendapat
persetujuan.
Barang-barang tersebut berupa :
a. Petujuk operasi dan perawatan.
b. Suku cadang dan perkakas pembantu ( tools ).
c. As-bilt drawings.
d. Dan lain-lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
VIII. PENYESUAIAN TERHADAP KEMAMPUAN LEBIH.
Penyusuaian terhadap kemampuan lebih dimaksud sebagai terhadap kemampuan
tambahan yang dimiliki merk barang atau mesin atau peralatan atau sistem yang akan
dibeli atau dipasang akan tetapi belum atau tidak disyaratkan dalam dokumen
perancangan.
Setelah kontaktor mempelajari dokumen-dokumen perancangan, kontaktor harus
menyelesaikan kemampuan lebih yang dimiliki oleh peralatan atau bahan atau mesin
yang ditawarkan dan segera menyampaikan secara tertulis kepada team konstruksi
untuk segera dinilai dan dievaluasi.
Kontraktor harus segera mengusulkan kepada manajemen kostruksi / pengawas
dalam rangka penyesuaian tersebut diatas tanpa mengurangi item-item yang
disyaratkan pada buku spesifikasi teknis maupun pada gambar perancangan dimana
usulan tersebut dapat berupa penambahan komponen, penambahan volume dan lain-
lain.
Usulan penambahan tersebut harus sudah diperhitungkan pada saat penawaran
dengan maksud untuk segala macam penambahan tidak akan diberikan kesempatan
untuk merubah harga penawaran atau harga kontrak borongan atau dengan kata lain
bahwa penyesuaian sebagai mana dijelaskan diatas tidak diberikan biaya tambahan
setelah kontraktor dinyatakan sebagai pemenang tender, kecuali bila dinyatakan
secara tertulis oleh kontraktor / suplayer peralatan tersebut dan dilampirkan pada saat
penawaran sebagai “ tender notes”.
IX. PENGAMAN TERHADAP LINGKUNGAN.
Bila dalam pelaksanaan terdapat proses kegiatan yang menyebabkan gangguan
terhadap lingkungan, maka kontraktor harus segera melengkapi tempat kerja tersebut
dengan perlindungan seperlunya sesuai dengan prinsip keamanan terhadap barang-
barang yang dimiliki oleh pemberi tugas dan prinsip keamanan manusia serta
kepentingan umum lainnya.
X. PENOLAKAN DAN PERSETUJUAN BARANG.
Semua usulan atau material, peralatan dan lainnya, yang akan dipasang dan atau
dipergunakan didalam dan atau untuk pekerjaan ini seperti pada pasal terdahulu akan
diteliti oleh manajemen kostruksi dan akan dikeluarkan keputusan persetujuan atau
penolakan oleh manajemn konstruksi berdasarkan ketentuan yang berlaku pada
kontrak perjanjian borongan antara kontraktor yang bersangkutan dengan pemberi
tugas dan segala adenda-adendanya atau segala peraturan tentang pembangunan yang
berlaku diwilayah lingkungan pekerjaan.
Dalam hal ini, selama tidak diadakan persetujuan secara tertulis, maka segala
usulan yang disampaikan oleh kontraktor yang bersangkutan baik saat penawaran
atau penjelasan lelang atau perhitungan volume atau acara lainnya dalam forum
pelelangan, dianggap tidak ada dan tidak dapat dijadikan persetujuan perubahan
terhadap sebagian manupun seluruh dokumen perancangan ini.
XI. PERALATAN DAN FASILITAS KERJA.
Peralatan kerja yang dipergunakan harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang
sedang dilakukan, dan harus mengikuti teknik-teknik pelaksanaan yang wajar dan
terbaik.
Alat-alat atau cara-cara yang tidak sewajarnya untuk digunakan / dilakukan pada
suatu pekerjaan, misalnya mengencangkan baut dengan kunci inggris, mengupas
kabel dengan api / dibakar, sama sekali tidak diperkenankan.
Kontraktor harus menyediakan sendiri peralatan tersebut di atas termasuk
kebutuhan lainnya yang diperlukan selama pekerjaan berlangsung.
Dalam hal ini Kontraktor bertanggung jawab sendiri atas penyediaan listrik dan
air untuk kebutuhan selama masa pelaksanaan berlangsung, dengan anggapan bahwa
fasilitas yang tersedia di tapak tidak diijinkan untuk dipergunakan.
XII. PENGHENTIAN SEMENTARA
Pada pekerjaan pemipaan yang ditinggalkan untuk sementara (lebih dari 8 jam),
sebelum disambungkan alat atau dengan segmen pemipaan lain harus ditutup dengan
cara-cara yang ditentukan di bawah ini.
Pipa baja dan copper, dibuat berulir dan ditutup dengan dop atau bila berujung
flange dapat ditutup dengan blind-flange.
Pipa PVC dibuat berlebih secukupnya dan kemudian dipanaskan untuk dijepit
sehingga rapat.
Penutup ujung-ujung pipa dengan cara-cara lain tidak diperkenankan.
XIII. KONDISI CUACA / LINGKUNGAN
Seluruh peralatan dan unit mesin yang disediakan dan dipasang oleh
Kontraktor harus dapat beroperasi dengan kondisi cuaca sebagai berikut :
a. Suhu di udara terbuka : 55 C-grade maksimum
b. Suhu dalam ruang no-AC : 40 C-grade maksimum
c. Kelembapan nisbi : 90 % maksimum
d. Kecerahan matahari : 95 %
Apabila peralatan yang hendak disediakan / dipasang oleh Kontraktor
ternyata tidak dapat beroperasipada kondisi cuaca di atas maka Kontraktor harus
mengganti peralatan tersebut dengan yang sesuai dan melaporkan kepada
MANAJEMEN KONSTRUKSI untuk mendapat penjelasan seperlunya.
XIV. KETENTUAN KESERAGAMAN MERK
Selama tidak ditentukan lain, Kontraktor harus memasang peralatan
dengan merk yang sama untuk seluruh peralatan yang sejenis, misalnya Trafo
daya, Switch gear , Sistem Proteksi dan lainnya, pada seluruh pekerjaan pada
proyek ini.
Pengecualian pada butir di atas adalah peralatan yang didatangkan
bersama dengan peralatan ini, dalam arti peralatan tersebut merupakan suatu
komponen dari suatu peralatan yang lebih besar.
Perbedaan merk untuk suatu peralatan yang sejenis hanya dapat dilakukan
apabila terjadi kondisi keterbatasan variasi produksi yang ada, dan hal ini hanya
boleh dilakukan apabila ada ijin tertulis dari manajemen konstruksi.
XV. START-UP, COMMISSIONING DAN PENGUJIAN
Start-up dan commissioning harus dilakukan oleh tenaga ahli yang
ditunjuk oleh Manufacturer Representative ( pabrik pembuat peralatan / unit
mesin tersebut )atau tenaga ahli yang telah pernah mendapat pendidikan dan
sertifikat khusus untuk start-up dan commissioning mesin tersebut.
Pengujian dilakukan untuk setiap peralatan yang menjadi bagian dari
sistem dan pengujian seluruh sistem dengan disaksikan oleh manajemen
konstruksi, Wakil pemberi tugas, Konsultan perencanaan dan pihak-pihak lain
sesuai ketentuan yang berlaku.
XVI. URAIAN PEKERJAAN DAN PERSYARATAN PELAKSANAAN TEKNIS
PEKERJAAN INSTALASI GARDU DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20
Kv.
16.1. PEKERJAAN INSTALASI
16.1.1 Lingkup pekerjaan
a. Pengadaan material, peralatan dan pemeliharaan, testing, pengawasan untuk
konstruksi, pemasangan sistem listrik yang lengkap sesuai dengan gambar
perencanan dan Rencana Kerja.
b. Pengadaan dan pemasangan
Panel Tegangan Menengah TM
Trafo 20 kV/400 V/3 Ph/50 Hz, kapasitas sesuai gambar perencanaan dan
Rencana Kerja
Panel utama, Distribusi Tegangan Rendah (TR) lengkap dengan peralatn
control dan alat bantunya
Bus Duct masing-masing dari trafo dan panel generator ke panel utama
Kabel TM dari gardu PLN ke panel TM
Kabel TM dari panel TM ke trafo
c. Pengadaan dan pemasangan kabel distribusi daya tegangan rendah (TR) dari panel
utama ke panen-panel distribusi di setiap lantai dan ke masing-masingpanel
mesin, pompa dan peralatan
d. Pemasangan fixture lampu dan pengadaan instalasi penerangan, kotak kontak
daya secara lengkap di dalam bangunan
e. Pengadaan dan pemasangan fixtures penerangan dan outlet dinding/lantai lengkap
dengan plug dan accessoriesnya
f. Pengadaan dan pemasangan duct kabel dan rak kabel lengkap dengan support dan
accessoriesnya
g. Pengadaan dan pemasangan panel-panel penerangan dalam dan luar bangunan
serta panel-panel peralatan guna menunjang sistim dari bangunan (sesuai dengan
gambar perencanaan)
h. Pengadaan dan pemasangan instalasi dan peralatan lightning protection
(Penangkal/ Penyalur petir) sesuai gambar perencanaan dan Rencana Kerja
i. Pengadaan dan pemasangan instalasi sistim pembumian instalasi serta peralatn
sehingga berfungsi dengan baik
j. Menyiapkan dan menyerahkan surat jaminan keaslian untuk seluruh perlatan dan
instalasi yang akan dipasang
k. Mengadakan testing commissioning untuk seluruh peralatan instalasi sesuai
Rencana Kerja & Syrat ini dan ketentuan-ketentuan ri pabrik serta standar lainnya
l. Membuat gudang, kantor kerja serta pengamanannya
m. Menyediakan sarana listrik, air dan keperluan kerja lainnnya
n. Menyerahkan manual kerja dan peralatan penunjang kerja bagi pengelola teknis
serta mengadakan training bagi pengelola teknis
o. Melaksanakan masa pemeliharaan dasn masa pertanggungjawaban (guarantee)
sesuai Rencana Kerja & Syarat ini.
p. Menyerahkan garansi after sales service spare part (jaminan spare part purna jual)
perltan yang dipasang, langsung dari pabrik yang membuat peralatan tersebut.
q. Scope pekerjaan untuk M/E didalam bangunan dan yang ada hubungan dengan
bangunan itu secara langsung.
16.1.2 Ketentun Umum
a. Pekerjaaan-pekerjaan yang mencakup bidang keahlian meliputi : menyediakan
seluruh pekerjaan, material, perlengkapan, peralatan dan melaksanakan seluruh
pekerjaan system listrik sehingga dapat beroperasi dengan sempurna.
b. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling melengkapi
dan sesuatu yang tercantum dalam gambar dan spesifikasi bersifat mengikat.
c. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang akan dikerjakan harus dilaksanakan oleh
sub-kontraktor instalasi yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi yang baik dan
mempunyai pekerja-pekerja yang cakap dan berpengalaman dalam bidangnya,
serta perusahaan tersebut terdaftar sebagai instalasi resmi PLN sengan memegang
pas instalatir kelas C yang masih berlaku untuk thun terakhir yang berjalan.
d. Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut Peraturan Umum Instalasi
Listrik di Indonesia/ Perturan PLN edisi yang terakhir sebagai petunjuk dan juga
peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan standard-standard dan kode-
kode lainnya yang diakui (VDE DIN, NEC, BS).
16.1.3 Klausal yang disebutkan
Apabila ada hal-hal yang disebutkaan kembali pada bagian/bab/gambar yang lain,
maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain tetapi
bahkan untuk lebih menghadapkan masalahnya.
16.1.4 Koordinasi Pekerjaan
Untuk kelancaran pekerjaan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh bagian
yang terlibat didalam proyek ini.
Penyediaan material & pemasangan sleeves/sparing menjadi tnggung jawab
kontraktor.
Melokalisi/ memperinci setiap sampai dengan detail untuk menghindari gangguan
dan konflik, dan harus mendapat persetujuan Pengawasan/Perencanaan.
16.1.5 Material dan Workmanship
Semua material yang disupply dan di pasang oleh kontraktor harus baru dan
material tersebut harus cocok untuk dipasang didaerah tropis.Material-material
heruslah produk dengan kwalitas baik dan produksi terbaru. Untuk material-material
yang disebut dibawah ini kontraktor harus menjamin bahwa barang terebut adalah
baik dan baru dan merupakan produk terbaru dari pabrik dengan jalan menunjukkan
surat order pengiriman dari dealer/agen/pabrik.
Peralatan Listrik Utama : Trafo, Panel TM, Bus Duct
Peralatan Panel : Switch, Circuit breaker, relay-relaydan
Kontaktor
Peralatan Lampu : Armature, Bola lampu, Ballast dan
Kapasitor
Peralatan Instalasi : Kotak kontak, Saklar
Kabel
Peralatan listrik lainnya
16.1.6 Daftar Material
Pada waktu mengajukan penawaran, kontaktor harus menyertakan/melampirkan
“Daftar Material” yang lebih diperinci dari semua bahan yang akna dipasang pada
proyek dan harus disebut pabrik, merk, manufacture dan tipe lengkap dengan
brosur/catalog.
Daftar material yang diajukan pada waaktu penawaran ini adalah mengikat, dan
harus diajukan lengkap, tidak boleh sebagian-sebagian.
Daftar harus dibnuta dalam rangkap empat (4).
16.1.7 Nama Pabrik/Merk yang ditentukan
Apabila pada spesefikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis
bahan/komponen, maka kontaktor wajib menawarkan dan memasang sesuai dengan
yang ditentukan.
Jadi tidak ada alasan bagi kontaktor pada waktu pemasangan menyatakan barang
tersebut sudah tidak terdapat lagi dipasaran ataupun sukar didapat dipasaran.
Untuk barang-barang yang harus diimpor, segera setelah ditunjuk sebagai
pemenang, kontaktor harus secepat mungkin memesannya pada keagenannya.
Apabila kontaktor telah berusaha untuk memesannya, namun pada saat
pemesanan bahan/merk tersebut tidak/sukar diperoleh, maka perencana akan
menentukan sendiri alternative merk lain dengan spesifikasi minimal yang sama.
Jadi setelah 1 (satu) bulan penunjukkan pemenang, kontaktor harus memberikan
fotocopy dari pemesanan material yang diimport pada keagenan ataupun importer
lainnya, yang menyatakan bahwa material-material tersebut telah dipesan (order
import).
16.1.8 Substitusi
a. Produk yang disebutkan Nama Pabriknya
Material, peralatan, perkakas, accessories yang disebutkan nama pabriknya
dalam RKS. Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkna di RKS, atau
dapat mengajukan produk pengganti yang setaraf, disertakan data-data yang
lengkap untuk mendapatkan persetujuan Perencana sebelum pemesanan.
b. Produk yang tidak disebutkan Nama Pabriknya
Material, peralatan, perkakas, accessories dan produk-produk yang tidak
disebutkan nama pabriknya didalam RKS, kontraktor harus mengajukan secara
tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkannya, catalog dan selanjutnya
menguraikan data yng menunjukkan secara benar bahwa produk yang digunakan
adalah sesuai dengan RKS dan kondisi proyek.
16.1.9 Contoh
Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material untuk
mendapatkan persetujuan sebelumnya.Seluruh biaya ditanggung atas biaya
Pemborong.
16.1.10 Proteksi
Seluruh material dan peralatan harus diproteksi secara memadai oleh kontraktor,
sebelum, selama pengerjaan dan sesudah selesai (dalam masa garansi).
Material dan peralatan yang mana mengalami kerusakan sebagai akibat dari
pemasangan yang ceroboh dan proteksi todak memadai tidak dapat diterima untuk
instalasi pada proyek.
16.1.11 Access Opening
Kontraktor harus menyediakan access opening (bukaan) untuk instalasi dan
pemeliharaan dari instalasi listrik.
Access opening (bukaan) ynag terdapat pada konstruksi bangunan seperti
dinding-dinding, lantai beton (lantai atap).
Pembukaan harus dilengkapi dengan fasilitas penutup yang tepat bagi permuakan
peralatan.Penutup harus dapat dilepaskan dan dipindahkan tanpa mengakibatkan
kerusakan pada permukaan yang berdekatan.
16.1.12 Pengecatan
Apabila peralatan-peralatan sudah di cat ari pabrik dan tambahan pengecatan di
lapangan tidak dispesifikasi maka permukaan yang cacat harus diperbaiki ataupun
dilakukan pengecatan kembali untuk memperoleh hasil pengecatan yang
seragam.Apabila perlatan belum dicat dari pebrik, Pemborong harus bertanggung
jawab atas pengecatan tersebut.
Seluruh rangka, penutup, cover plate dan pintu panel listrik keseluruhannya harus
diberi cat dasar atau prime coat dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint).
Penentuan jenis warna dan dan merk cat, sebelumnya harus dimintakan
persetujuan pada Owner atau perencana.
Pengecatan dikerjakan dengan proses “stove enamel” untuk lampu, sedangkan
untuk panel listrik harus dibuat tahan karat dengan cara “galvanized cadmium
plating” atau dengan :zinix chromatic prime” dan harus dicat bakar.
16.1.13 Papan Nama
Seluruh cabinet, panel listrik, pemutus daya (CB), saklar dan bagian-bagian
lainnya dari peralatan, jika tidak disebutkan dalam hal-hal lain, harus dibuatkan papan
nama untuk mengindikasikan/mengidentifikasikan/penggunaan/nama alat tersebut.
Papan nama harus terbuat dari plastik dengan huruf timbul. Untuk keseluruhan, papan
nama harus berukuran tinggi 1,5 inci (3,81cm) dengan lebar seperlunya, dengan
tinggi huruf 1,0 inci (2,54cm), untuk ukuran yang lebih kecil dimana penutupnya
terbatas gunakan 1,5 inci (3,81cm) tinggi dari plat.
Ketebalan plat minimum 3mm.
Untuk wiring harus dilengkapi dengan nomor cable dan kode-kode lainnya untuk
memperjelas connection dan urutan kabel tersebut yang disesuaikan dengan gambar
wiring control dari panel tersebut.
16.1.14 Gambar Pemasangan yang sebenarnya
Kontraktor harus mempergunakan secara baik satu set lengkap gambar-gambar
pada lapangan yang mana yang harus diberi tanda yang tepat pada lokasi dari seluruh
jenis sistim out-let.
Panel/cabinet, peralatan, pengkabelan dan seterusnya dengan dimensi yang
diambil dari patokan as kolom (center column).
Kontraktor harus melengkapi gambar pemasangan yang sebenarnya (as installed)
dari instalasi.
Kontraktor pada saat mendekat penyerahan (2minggu sebelum penyerahan) harus
menyerahkan gambar “as built drawing” yang menyatakan gambar-gambar seperti
yang telah terpasang untuk diserahkan kepada Perencana/Direksi sebanyak empat (4)
set.
16.1.15 Data Suku Cadang
Sejak pengiriman dari bagian-bagian dan peralatan ke tempat lapangan,
kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas daftar lengkap dari suku cadang
(spare parts) dan menyerahkan untuk masing-masing bagian disertai dengan daftar
harga satuan dan alamat supplier dan tambahan daftar dari suku cadang supply yang
secara normal harus dalam setiap pembelian atau suku cadang yang disebutkan dalam
RKS yang harus dilengkapi oleh Pemborong dengan biaya dari Pemborong.
16.1.16 Peraturan Hak Patent
Kontraktor harus melindungi Pemberi Tugas terhadap klaim atau tuntutan, biaya
atua kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merk dagang atau nama
produksi, baik hak cipta pada semua material, peralatan yang digunakan dalam
proyek ini.
16.1.17 Kebersihan
Kontraktor harus membersihkan seluruh kotoran/sampah dan sisa-sisa material
tidak terpakai yang diakibatkan oleh pekerjaan dan harus menyelesaikan tiap-tiap
bagian secara teratur serta rapi segera.
16.1.18 Built-in Insert, Sleeves dan Perlengkapannya
Lengkapi insert, sleeves dan perlengkapan lainnya bagi keprluan built-in dalam
beton atau pekerjaan konstruksi. Lengkap dengan keterangan mengenai instruksinya,
dimensi lay-out dan keperluan informasi lainnya bagi pekerjaan instalasi yang
seharusnya.
16.1.19 Buku Petunjuk (Manual Book) dan Instruksi
Kontraktor harus melengkapi buku petunjuk (manual book), pemeliharaan dan
petunjuk cara mengoperasikannya dan bahasa dari instruksi bagi seluruh bagian
peralatan ini harus dalam bahasa Indonesia.
16.1.20 Gambar-gambar
Gambar listrik menunjukkan keseluruhan besaran dan jumlahnya serta
persyaratan dan keperluan instalasi.Instalasi harus menyesuaikan kondisi setempat
pada proyek.Gambar-gambar mengenai arsitektur dan struktur harus berkaitan dengan
konstruksi dan detail akhir dari proyek, sedangkan gambar-gambar lainnya harus
berkaitan dengann detail yang berhubungan dengan masing-masing pekerjaan,
kontraktor harus melengkapi seluruh keperluan lebih lanjut seperti keperluan “shop”
dan gambar-gambar detail.Kontraktor wajib memeriksa terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidakcocokan baik dari segi besaran listriknya, fisik maupun pemasangan
dan lain-lain.
Diartikan bahwa bila ada ketidaksesuaian teknis mapupun fisik maka hal ini harus
disampaikan secara tertulis 4 hari sebelum dilakukan penjelasan rencana
(aanwijzing). Bila hal ini tidak dilakukan, oleh Direksi Pengawas/Perencana di
lapangan dianggap sudah sesuai untuk/sebagai langkah pelaksanaan, dimana biaya
sudah dicakup pada unit price dari item tersebut.
16.2. PRINSIP DESIGN
16.2.1 Prinsip Supply Listrik
Supply listrik mengacu kepada supply PLN Jakarta dan Tangerang.
16.2.2 Prinsip Distribusi
a. Distribusi secara radial dari panel utama ke panel-panel dari masing-masing
lantai
b. Karakteristik tegangan 400Volt/220 Volt, 50HZ, 3 phase, 5 kawat
c. Distribusi daya untuk penerangan, tidak dipisahkan dengan distribusid aya
untuk mesin-mesin Exhaust Fan pompa motor-motor, dll.
d. Tagangan jatuh untuk penerangan sekitar max 2,5% dan tegangan jatuh untuk
mesin-mesin sekitar 5%
16.2.3 Proteksi
Semua bagian metal dari peralatan listrik harus dihubungkan ke kabel tanah
(grounded/dibumikan) dan semua panel harus dibumikan dengan elektroda tersendiri.
16.2.4 Pembumian Netral
Titik netral (0) dari generator harus dibumikan secara terpisah, dan harus
dibumikan langsung (solidly grounded)
16.3. PERIODE JAMINAN KERUSAKAN/PERIODE PEMELIHARAAN
16.3.1 Periode Pemeliharaan
Kontraktor akan melaksanakan semua dengan tanpa biaya, apabila ada pekerjaan
yang tidak/kurang baik untuk periode 12 bulan setelah timbang terima pekerjaan
dilaksanakan kecuali dalam hal ini langsung diakibatkan oleh kurangnya
pemeliharaan periodik dan pemberi tugas berdasarkan buku petunjuk pengoperasian.
16.3.2 Instruksi Staff Pemberi Tugas (Employer)
Kontraktor akan memperagakan pada wakil Direksi, operasi dari seluruh peralatan
dan sistim dan pada saat yang bersamaan menerangkan isi dari pedoman operasi.
16.3.3 Inspeksi Yang Berwenang
Pemborong akan melaksanakan peragaan dari semua sisitim yang diminta oleh
yang berwenang, yang sebelumnya telah disetujui/diperiksa lebih dahulu oleh
Direksi.
16.4. SPESIFIKASI PEMASANGAN
16.4.1 Persyaratan Instalasi
a. Kontraktor diharuskan meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya mendapat
Surat Perintah Kerja. Ajukan usulan-usulan kepada Direksi/Perencana apa
yang perlu dirubah atau diatur kembali supaya semua peralatan dalam sistim
dapat ditempatkan dan bekerja sebaik-baiknya.
1. Sebelum melakukan pekerjaan atau pemesanan peralatan, lakukan
pengukuran-pengukuran dengan teliti peil-peil dalam proyek menurut
keadaan sebenarnya
2. Apabila ada perbedaan antara pengukuran dilapangan dengan gambar-
gambar, ajukan data-data penyimpangan kepada Direksi/Perencana
b. Kontraktor harus membuat layout dari peralatan dan menetukan dengan tepat
koordinat-koordinat sesuai dengan gambar kerja dan keadaan yang sebenarnya
di lapangan dan bertanggung jawab sepenuhnya atas ketelitiannya.
c. Kontraktor harus berkonsultasi dengan kontraktor lain dan Direksi sebelum
memulai pekerjaan pemasangan kabel-kabel, conduit, hanger, peralatan dan
sebagainya.
1. Aturlah sedemikian sehingga kabel-kabel listrik dan peralatan lain tidak
bertabrakan dengan pemasangan pekerjaan lain
2. Apabila ada perselisihan paham antara kontraktor maka keputusan akhir
ada pada Direksi
d. Pemasangan kabel-kabel, pipa-pipa dan peralatan sebagai berikut:
Peralatan sesuai ketentuan pabrik dan berilah Direksi ketentuan cara tersebut
sehingga merupakan bagian dari spesifikasi ini.
e. Semua bahan instalasi dan bahan peralatan sebelum dibeli atau dipesan atau
masuk ke proyek harus mendapat persetujuan dari Direksi terlebih dahulu.
16.4.2 Pemasangan Peralatan
a. Panel-panel Listrik
1. Pasangan panel-panel sesuai dengan tempat yang telah ditentukan pada
gambar rencana kerja.
2. Semua kabel masuk / keluar panel dapat dilakuukan baik dari bagian
bawah ataupun bagian atas panel.
3. Semua badan panel harus diberi pentanahan menurut aturan PLN.
b. Kabel-kabel Feeder.
1. Sebelum kabel-kabel feeder dipasang, pemboronng harus membuat
gambar layout jalur-jalur kabel feeder serta membuat koordinatnya.
2. Kemudian pemborong memasang tanda-tanda pada jalyr-jalur kabel
tersebut dan harus mendapat persetujuan Direksi untuk menghindar.
Kemungkinan tabrakan dengan instalasi dan pekerjaan-pekerjaan lain.
3. Pemasangan kabel Feeder.
Kabel feeder terpasang dalam tanah minimum 100 cm dibawah
permukaan tanah dan bila digunakan jenis kabel NYY harus
digunakan pelindung pipa galvanis.
Seriap belokan kabel harus diperhitungkan radiusnya yang minimal R
= 15 X D, dimana D adalah diameter kabel tersebut.
Tidak diperkenankan melakukan penyambungan kabel ditengah jalan.
Pada setiap ujung kabel sesampai dipanel atau peralatan berilah
kelebihan panjang secukupnya untuk menghindari kesulitan bilamana
terjadi penggeseran panel atau peralatan.
Terminal kabel harus selalu menggunakan sepatu kabel dan isolasi
penutup sepatu kabel.
c. Angkur, Kelos, Terobosan, Rangka, dan Rak Besi.
1. Pemasangan angkur, kelos dan pembuatan terobosan sloof, kolom balok
plat. Untuk ini pemborong transformator harus bekerjasama dengan
pemborong sipil.
2. Sebelum pemasangan angkur, kelos, dan pembuatan terobosan,
Pemborong transformator harus membuat gambar detail baik lokasi
maupun cara pemasangannya. Gembar-gambar ini harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Doreksi.
3. Besi angkur harus diikat kesisi tulangan sisi coran supaya terpasang
dengan kuat.
16.5. PENGUJIAN/TESTING.
16.5.1 Ketentuan Umum.
Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji supaya mencapai hasil baik
dan bekerja sempurna sesuai persyaratan LMK, PLN dan Pabrik.
Bilamana diperlukan peralatan atau bahan-bahan instalasi dapat diminta oleh
Direksi untuk diuji diLaboraturium atas tanggungan biaya pemborong.
16.5.2 Testing daripada Sistem Instalasi Listrik.
a. Pengukuran Untuk Instalasi Penerangan.
1. Hubungan ke armature diputuskan dengan mematikan saklar yang
berhubungan kelampu-lampu maupun kealat.
2. MCB dipanel dalam possisi OFF.
3. Pengukuran dilakukan setiap group maupun phase serta arde.
4. Untuk keperluan pengukuran instalasi penerangan tahanan kawat (sesuai
PUIL 2000).
5. Setiap menunjukkan hasil pengukuran tahanan kawat dibuat daftar/catatan.
6. Diwaktu pengukuran dilaksanakan, sumber daya dari Genset tidak boleh
dimasukkan.
b. Pengetesan terhadap Armatur dan Lampu Penerangan.
1. Jangka waktu pengetesan 7 x 24 jam.
2. Lampu dinyalakan terus menerus.
3. Pengujian dapat dilakukan secara Random dan secara keseluruhan.
c. Pengukuran Untuk Instalasi Tenaga.
1. Hubungan kea lat diputuskan dengan mematikan switch untuk alat itu.
2. Kontaktor maupun MCB untuk alat itu dalam kondisi OFF>
3. Pengukuran dilakukan setiap phase, setiap arde.
4. Untuk pengukuran instalasi tenaga, tahanan kawat (Sesuai PUIL 2000).
5. Setiap penunjukan hasil pengukuran tahanan kawat dibuatkan daftar.
6. Waktu pengukuran dilaksanakan, sumber daya dari Genset tidak oleh
dimasukkan.
d. Pengukuran Arde Induk.
1. Pemantekan pipa arde selesai dikerjakan serta kabel arde sudah ditanam.
2. Setiap alat ukur khusus untuk mengukur tahanan kawat dan arde.
3. Hasil pengukuran daripada tahanan kawat daripada arde harus sesuai
dengan yang diminta pada spesifikasi.
4. Dibuatkan daftar pengukuran.
16.6. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN.
16.6.1 Panel Tegangan Menengah (MVSB).
16.6.1.1 Umum
Panel tegangan menengah (MVSB)harus mengikuti standar IEC, VDE, ANSI
dan memenuhi standar SCI dan SPLN.
Konstruksi panel dari tipe metal-enclosed.
Panel MVSB terdiri dari :
o 1 buah incoming cubicle
o 3 buah outgoing cubicle.
Incoming cubicle terdiri dari : Circuit Breaker, meteran dan Relay Proteksi.
Outgoing Cubicle berisi : Load Break Switch dan Fuse.
Seluruh Cubicle dilengkapi dengan Space Heater yang bias menggunakan
supply 1 phasa : 220V;50 Hz.
Panel tegangan Menengah harus sesuai spesifikasi minimum sebagai berikut :
1. Tegangan kerja :220KV
2. Tegangan Maksimum :24 KV
3. Arus hubung singkat yang dapat ditahan :14.5 KA
4. Gangguan puncak yang dapat ditahan :37.5KA
5. Tegangan Impulse yang dapat ditahan :125KV
6. Arus Rating Busbar :400KA
7. Frekuensi :50 Hz
Panel harus dilengkapi dengan sertifikat pengetesan dari pabrik pembuat dan
harus diserahkan kepada direksi/manajemen konstruksi sebelum panel
dipasang.
16.6.1.2 Konstruksi Panel (Cubicle)
16.6.1.2.1. Panel Incoming, sesuai gambar rencana.
a. Panel Incoming berisi antara lain :
Circuit Breaker : 630A
Busbar tiga phasa : 630 A
Disconnector dan earthing switch.
Circuit Breaker operating mechanism.
3 buah Current Transformer
Auxillary Contact pada Circuit Breaker.
Motor operating Mechanism
Earthing switch operating mechanism.
Voltage indicator.
Downstream earthing switch
Heater
Relay protection.
Shunt Trip.
b. Karekteristik Circuit Breaker
Rating tegangan : 20 KV.
Rating tegangan maksimum :24 KV.
Rating insulation Level
o 50 Hz untuk 1 menit : 50 KV(RMS)
o Impulse 1.2 /50µs : 125 KV (peak)
Rating arus
o Load break switch : 400A
o Busbar : 630A
o Circuit Breaker : 400A
Short time withstand current
o Untuk rating arus 400A :14.5 KA/1 detik
c. Current Transformer
Double primary winding
Double secondary winding untuk pengukuran dan proteksi.
Rating tegangan Primer : 20 KV
Tegangan maksimum : 24 KV
Kelas Isolasi : A
Short circuit current withstand (selama 1 detik) :14.5 KA
(RMS)
Peak fault current withstand : 37.5 KA
Impulse voltage withstand : 125 KA (Peak)
Power Frequency Voltage Withstand : 50 KV (RMS)
d. Voltage Transformer
Rating tegangan primer : 20 KV
Tegangan maksimum : 24 KV
Accuracy class : 0.5
Kelas isolasi : A
Impulse Voltage withstand : 125 KA
Power frequency voltage withstand : 50 KV (RMS).
16.6.1.2.2. Panel Outgoing, sesuai gambar rencana.
a. Panel cubicle outgoing berisi antara lain :
Circuit breaker 630 A
Busbar tiga phasa 630 A
Disconnector dan earthing switch
Circuit breaker operating mechanism.
3 buah current transformer
Auxillary contact pada circuit breaker
Motor operating mechanism
Earthing switch operating mechanism
Voltage indicator
Downstream earthing switch
Heater
Relay protection
Shunt trip
SF6 Load Breaker switch dan earthing switch
Busbar 3 phasa 630 A
Operating Mechanism
3 buah Fuse
Indikasi mekanis untuk Blown Fuse
Voltage Indicator
Down stream earthing switch
Heater
Shunt trip
Motor operating mechanism
Auxillary contact
b. Karakteristik
Rating tegangan : 20 KV
Rating tegangan maksimum : 24 KV
Rating insulation level :
o 50 Hz untuk 1 menit : 50 KV rms
o Impulse 1.2/50µs :12 KV peak
Rating Arus
o Load break switch : 400A
o Busbar : 630 A
o Fuse : 100A
Short time withstand current
o Untuk rating 450 A :14.5 KA
c. Panel Meter
Panel metering menyatu dan ada dibagian atas panel Incoming
Alat ukur yang dipasang pada panel metering :
KWH meter double trip
Tiga buah Ampere meter
1 buah Voltmeter
1 buah Voltmeter selector switch
d. Relay Protection
1. Relay protection dipasang untuk melindungi system terhadap
gangguan:
Arus hubung singkat
Arus lebih (over current)
Arus gangguan lemah
Under voltage
2. Relay proteksi harus mempunyai spesifikasi :
Tipe relay harus digital
Memiliki kekebalan elektromagnetik
Dapat melakukan pembacaan dan memori besarnya arus gangguan
atau pemutusan
Jenis gangguan yang terjadi dapat dketahui dengan jelas
Relay harus dapat menerima catu arus 1 A atau 5 A secara flexible
tanpa harus mengganti relaynya.
Relay harus mampu menahan arus steady state 8 A
Relay harus mempunyai fungsi self monitoring terus-menerus
karena adanya kemampuan menyimpan informasi walaupun supply
tegangan terputus.
Relay harus dapat men-hold apabila tegangan catu tiba0tiba hilang.
Relay harus mmungkinkan digunakan untuk diskriminasi up-
stream dan down stream.
Relay harus mempunyai range setting kurva dan tanda waktu yang
lebar. Direct time (DT), Invers Definite Minimum Time (IDMT) dan
instantenous (50MS) sampai 50 detik
Memiliki fasilitas lock-out of closing order ketika adanya suatu
gangguan.
Perubahan setting relay hanya memungkinkan dilakukan orang
yang berkompeten karena adanya micro switch
Relay memiliki 1.2/50 µs impulse wave withstand samadengan 15
KV.
e. Catu daya
Kontraktor harus menyediakan supply daya khusus yang dilengkapi dengan
battery dan charger untuk catu teganganb relay proteksi yang ada dengan
kapasitas sesuai kebutuhan.
16.6.2 Transformator
Transformer yang akan dipasang harus memiliki persyaratan sebagai berikut
Standar
Transformator dibuat, di desain dan ditest berdasarkan salah satu standar
dibawah ini:
o IEC 76 - internasional
o VDE/DW - jerman
o NEMA - USA
o BS - british
o SPLN 50/82 - Indonesia
o UIE - perancis
Kondisi kerja
Transformator itu akan dipasang pada lokasi dengan ketinggian tidak lebih
dari 1000m diatas permukaan laut, dan maksimum ambient temperature tidak
melebihi 40ºC. atmospheric Condition ± 90 % Humidity.
Karakteristik umum
o Tipe transformer : Hermetically sealed totally oil field
o Kondisi pelayanan : indoor
o Jenis Minyak : mineral oil class I, sesuai IEC
o Jumlah phasa : 3 phasa
o Frekuensi : 50 Hz
Spesifikasi Teknis
o Kapasitas : 1250KVA;2000KVA;3150KVA;
o Tegangan primer : 20 KV
o Tegangan sekunder : 0.4 KV
o Group Vektor : Dyn 5
o Pendingin : ONAN
o Kenaikan temperature
a. Minyak : 60 ºC
b. Kumparan : 65 ºC
o No-load Losses : max 3600 watt
o Load losses :21000 Watt
o Impedance Voltage :7 %
o Temperature insulation class : A
o Off circuit tapping value : + 2.5% ; + 5%
o Noise : 65 dB
o Dimensi :
max panjang : 2350 mm ; 2350mm
Lebar : 1340 mm ; 1340 mm
Tinggi : 186 mm ; 1980 mm
Kelas isolasi dari kumparan
o Tegangan system tertinggi
a. Primer : 24 KV
b. Sekunder : 1.1 KV
o Impulse test Voltage
a. Primer : 125 KV
b. Sekunder : 0
o Applied test voltage
a. Primer : 50 KV
b. Sekunder : 3 KV
Efficiency
Effivciency min : 98.49 % pada beban penuh, pada factor daya 0.8 dan
98.78% pada factor daya 1.0
Voltage drop
Voltage drop max 5.11 % pada factor daya 0.8 dan 1.23 % pada factor daya
1.0
Kelengkapan
Kelengkapan transformator antara lain :
o Name plate, rating plate dan wiring diagram
o HV plug-in type blushing c/w straight connector untuk 95 mm conductor
cable.
o LV porcelain bushig
o Off-circuit tap changer
o Oil filling valve
o Oil draining valve
o Grounding terminal
o Bidirectional roller
o Fin type radiator
o Oil level indicator
o Oil thermometer c/w contact
o Pressure relief device
o Protective relay DMCR
16.6.3. Panel Tegangan Rendah (LV Main Switchboard)
16.6.3.1. Umum
o System pemasangan panel sesuai dengan standar internasional yang berlaku
o Dapat dioperasikan dan di maintain dari depan dan dari belakang
o Tipe panel adalah free standing
o Indek proteksi konstruksi panel IP 54 standard BS 5190 IEC 144
o Supply daya masuk control harus 24 V DC
o Dilengkapi relay Bantu untuk kebutuhan BAS
o Kompartmen form mengacu pada form 4 IEC 439.1
16.6.3.2. Parameter-Parameter Sistem Elektrikal
Parameter-parameter system secara detail dapat dilihat pada gambar tender
Kondisi nominal supply daya yang dipakai sbb:
Tegangan : 400 V
Frekwensi : 50 Hz
Phasa : 3
Fault level : 65KA
Lama gangguan : 1 detik
Netral : pentanahan solid
16.6.3.3. Jenis Pengujian
Panel-panel harus mempunyai sertifikat pengujian
Pengujian antara lain :
a. Ketahanan terhadap hubung singkat
b. Tingkat proteksi dari bodi panel.
c. Verifikasi dari batas kenaikan temparatur
d. Verifikasi dari dielektrik propertoes
e. Internal archins fault test
16.6.3.4. Konstruksi
Konstruksi terdiri dari modul-modul yang dapat dipisah untuk kebutuhan
pemasangan dan pengangkutan
Dinding samping panel harus dapat dibuka untuk kebutuhan penambahan atau
perawatan
Pintu panel harus dapat membuka penuh 135º
Ukuran masing-masing modul harus pas untuk dapat mengeluarkan peralatan
dan mounting plate dengan mudah.
Pintu dihubungkan dengan pentanahan dengan flexible cooper braid
Desain dari panel harus menjamin pengurangan arching fault, keamanan
manusia dan membatasi kerusakan ketika terjadi gangguan.
Panel dilengkapi dengan ventilasi yang cukup, panas yang ditimbul didalam
panel tidak menimbulkan kenaikan temperature yang melebihi rating
temperature yang diperbolehkan pada peralatan.
Semua komponen atau peralatan yang terpasang pada panel harus dapat
dilepas tanpa harus melepas komponen atau peralatan lannya terlebih dahulu.
Tidak diijinkan memasang komponen diatas, bawah dan samping panel.
Lengkapi base mounting dengan menggunakan besi kanal 75 mm
Lengkapi panel dengan liftting eyes pada setiap bagian modulnya.
Panel harus terlindung dari serangga dengan tingkat perlindungan khusus.
Rangka atau support panel harus bebas karat dan kerak; dan harus mempunyai
ketebalan minimum 2.0 mm
Penutup panel harus rigit, minimumteal tutup panel adalah 1.5 mm.
Lengkapi panel dengan anti-condensation heater pada incoming, metering
modul dan tempat kabel.
Pemasangan baut harus memenuhi standard torsi, yang dianjurkan
Panel dicat dengan Powder coating dengan warna yang disetujui oleh
engineer.
16.6.3.5 Busbar
Busbar harus diberi lapisan heat shrink insulation dengan warna yang sesuai
dengan kode warna phasanya.
Busbar harus mampu menahan gangguan arus hubung singkat sampai breaker
memutus arus gangguan tersebut.
Kapasitas arus yang disarankan adalah seperti yang terlihat pada diagram pada
gambar tender.
Busbar harus dari jenis high grade Electrolyt copper dan diberi marking sesuai
dengan harga yang dipakai.
Busbar harus diberi support dan isolasi dengan isoplator jenis high strength,
non-tracking glass polyster material. Current density busbar tidak boleh lebih
dari 2.5 A/mm2
Ukuran busbar netral harus sama dengan busbar phasa.
Ukuran busbar pentanahan minimum 40 x 5 mm yang dipasang sepanjang
panel. Seluruh bagian logam yang tidak bertegangan dari panel harus titanah
kan dengan menghubungkan dengan busbar ini. Terminal pentanhan eksternal
akan dilengkapi untuk dihubungkan dengan busbar ini pada dua titik melalui
kabel konduktor.
Dropper busbar harus mempunyai kemampuan menahan arus hubung singkat
yang sama dengan busbar utama. Kemampuan arus beban adalah lebih besar
dari kapasitas breaker yang terhubung.
Luasan busbar pada semua titik harus seragam (uniform).
Busbar harus diberi spare lubang dan mur baut untuk kebutuhan sambungan
tembahan, min 20 % jumlah breaker terpasang.
16.6.3.6 Komponen-Komponen Panel
16.6.3.6.1 Air Circuit Breker (ACB)
a. Circuit breaker harus dari jenis drow-out type dengan matching current
transformer dan solid state transformer unit
b. Solid state protection unit harus mempunyai inverse over current dan short
circuit dengan karakteristik yang bisa diatur pada basis waktu dari arus.
c. Jumlah pole seperti terlihat pada gambar diagram basis
d. Mempunyai assesoris sebagai berikut :
Motor operate spring charged operating mechanism yang dapat bekerja
pada supply 230 V AC, 1 phasa, 50 Hz
Handle untuk untuk charging spring dengan tangan.
Close open push button untuk operasi mekanis. Lengkapi gembok dan
kunci.
Spring charged – discharged mechanical indicator
Key lock untuk posisi connected disconnected dan test.
Door interlock
Functional indicator lkuntuk posisi connected, disconnected dan test.
Indicator ON, OFF breaker.
Fasilitas gembok dalam posisi disconnected atau test’ lengkapi dengan
gembok dan kunci.
Fault trip indicator atau breaker reset push button.
Operation Counter
24 V DC shunt trip dan closing coil
4 NO + NC auxillary contact.
Safety shutter sisi busbar dan kabel dengan fasilitas gembik
ON, OFF, push button atau Trip Neutral Close Switch untuk operasi
elektrik.
Under Voltage Relay
Auto/Manual switch.
16.6.3.6.2 Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
MCCB-MCCB yang dipakai pada panel-panel LVMSB harus mempunyai
rating uninterrupted duty. Short Circuit Performance Category Breaker
tersebut harus P-2. rating aruss dan setting tripnya harus terliahat jelas
dibagian depan breaker. MCCB tersebut harus mempunyai breaking
Capacity 65 KA pada tegangan 380 V untuk waktu bertahan minimum 1
detik.
Mekanisme switching harus tipe quick make, quick break yang
mempunyai manual operation yang independent.
Tipe handle adalah toggle atau rotary, secara mekanis bebas trip sehingga
kontak-kontaknya tidak bias ditahan terhadap arus beban lebih dan
huibungan singkat.
Indikasi yang jelas dari kondisi ON, OFF, dan trip harus disediakan. Tidak
mungkin meletakan handle pada posisi trip secara manual.
Setiap pole-nya harus dilengkapi dengan over load dan short circuit
tripping dengan karakteristik yang sesuai penggunaanya. Karakteristik
Over Load Teippong MCCB harus sesuai criteria yang diatur pada IEE
Wiring Regulation.
MCCB dengan karakteristik Tripping harus bias distel sehingga dapat
diatur sesuai pemakaian.
Proteksi mekanis harus berupa thermal magnetic.
MCCB yang dikhususkan untuk Back-Up proteksi terhadap starter motor
harus dari tipe Motor Breaker yang mampu memikul arus start motor dan
digabungkan dengan proteksi arus hubung singkat magnetic yang bias
adjust dimana instanious tripping pointnya dapat diatur sebagai fungsi dari
arus beban rating breaker.
16.6.3.6.3. Load Break Switch
Rating arus kontinyu seoerti gambar
Rating tegangan operasi 500-690 V
Rating impulse withstand voltage : 8 KV
16.6.3.6.4. Miniatur Circuit Breaker (MCB)
MCB ini harus tertutup, jumlah pole dan rating arus sesuai gambar.
Karakteristik trip harus tipe C atau D, sesuai kebutuhan.
Minimum rating short circuit capacity harus 10 KA
16.6.3.6.5 Relay Proteksi
Bila tidak ada ketentuan lain, relay proteksi harus mengacu pada BS. 142
Pemilihan plug harus sedemikian rupa sehingga setting plug dapat diubah
dalam kondisi berbeban tanpa membuka current transformer , dan titik
tapping arus yang paling tinggi secara otomatis harus dapat di diseleksi
bila olug dibuka.
Relay proteksi arus lebih harus mempunyai setting arus yang bias diatur
antara 50 % sampai dengan 200% dalam 7 step yang sama besar dan
setting waktu dari 0.1 s/d 1.0 pada step yang sama besar.
Relay arus lebih harus memilliki hal berikut :
o Arus pick-up 100-130 % setting plug.
o Arus reset tidak lebih kecil dari 90% setting plug.
o Operating time tidak lebih kecil dari 9.0 detik bila arus lebih mencapai
130% aru setting plug dengan setting waktu 0.2 dan tidak lebih kecil
dari 16 detik dengan setting waktu 3.0.
Instantaneous high set over current protection harus terdiri dari 3 unit 1
phasa yang mempunyai continuously adjustable current rating antara
200% s/d 800% dari rating arus sekunder current transformer.
Relay harus terlindung dari debu dan terlindung dari binatang-binatang
kecil
Indicator operasi harus dilengkapi pada masing-masing elemen proteksi
dan dipasang pada relay yang sama. Relay harus mempunyai system Hand
Reset yang bias dibuka tanpa mebuka bagian dari relay.
Kontak relay harus mampu menyalurkan atau memutuskan arus
maksimum yang mungkin terjadi pada saat terjadi gangguan pada
rangkaian yang dihubungkan.
16.6.3.6.6. Fuse-Switch, switch fuse dan isolating switch
Seluruh fuse switch dan isolating switch yang digunakan pada panel utama
harus sesuai dengan ketentuan BS 5419 dan BS 5486 Part 1 : 1986. semua
kontak-kontaknya harus tertutup atau terbungkus penuh dan mempunyai
breking capacity pada manual operation seperti yang ditentukan oleh
standard yang berlaku.
Switch fuse harus direncanakan untuk pemakaian dangan HRC Fuse
Seluruh Fuse Switch atau isolating switch harus dari produk yang sama
yang produknya bias mengikuti kebutuhan spesifikasi.
Penggabungan beberapa merek dan tipe yang berbeda dari panel sangat
dilarang.
Moving contact yang dipasang harus bisa dibuka dengan mudah untuk
pengecekan dan perawatan
16.6.3.6.7. Fuse
Fuse yang dipakai HRC Catridge Fuse, clas Q1 bersertifikat ASTA.
Rating tegangan 415 V 50 Hz. Rating breaking capacity 80 KA
Seluruh terminal-terminal yang bertegangan dan kontak-kontak harus
tertutup dan memungkinkan untuk mengganti Fuse pada kondisi rangkaian
bertegangan, tanpa bahaya terhadap sentuhan yang berteganagn.
16.6.3.7. Alat Ukur
16.6.3.7.1. Umum
Jenis Alat Ukur adalah Moving Iron dengan accuracy class 1.5.
Ukuran minimal 96 mm segi empat, flash mounted.
Seluruh meteran harus dilengkapi dengan kaca non-glare dan dari pabrik
yang sama.
16.6.3.7.2 Ammeter
Ammeter harus dari jenis moving iron dan haru smampu mengalirkan aru
sbeban penuh tanpa menimbulkan panas dan tidak akan mengalami
gangguan bila panel menalami gangguan.
Semua ammeter harus mempunyai kemampuan beban lebih terus menerus
sebear 120 % diatas batas skala selama 2 jam.
Harus dikengkapi setelan mekanis ke nol dan dapat diopearikan tanpa
melepasnya.
Ammeter harus dapat memberikan pembacaan langsung tanpa suatu factor
perkalian.
Ammeter harus disediakan untuk motor dengan kapasitas 30 KW keatas
dan harus mampu menahan arus start dan harus mempunyai skala beban
lebih yang diperkecil skalanya. Arus motor yang terbaca harus disediakan
pada masing-masing phasa.
Ammeter untuk motor yang lebih kecil atau sama dengan 15 KW,
ammeter harus cocok bekerja melelui current transformer dengan arus
sekunder 5A. seluruh Ammeter harus mempunyai kelibrasi pergerakan
500% kali skalanya. Skala lebih yang diperkecil tersebut terletak diujung
atas skala ammeter.
Meter-meter dipilih sedemikian rupa sehingga arus beban penuh dari
motor kebih kurang 60% depleksi skala penuh.
Bearing harus anti karat dan tahan goncangan.
16.6.3.7.3. Voltmeter
Kelas akurasi dari Voltmeter harus 1.5 dan mempunyai skala tambhan.
Voltmeter harus mempunyai stelan mekanis ke nol.
Ketentuan lain harus sama dengan klausal pada Ammeter.
Mempunyai skala 0-500 Volt
Phasa selector switch harus dipasang pada masing-masing Voltmeter
untuk membaca tegangan phasa-kephasa dan phasa ke netral. Pada smbungan
setiap phasa ke Voltmeter harus dilengkapi sekring potensial.HRC lengkap
dengan catridge 2 Ampere.
16.6.3.7.4 KWH Meter
KWH meter 3 phasa 4 kawat untuk panel utama dan panel distribusi tiga
phasa, satu phasa 3 kawat untuk kios kecil.
Untuk panel menggunakan tipe surface mounted dan untuk kios
menggunakan tipe wall mounted.
Untuk menggunakan power tiga phasa menggunakan double tarip
Tipe Moring Iron
Akurasi klas 1.0
Mempunyai double jewel bearing dan double insulated moulded case.
Angka pencatat KWH 6 digit.
Pasangan dengan CT untuk system 3 pahasa dan system 1 phasa yang
melebihi 30 ampere beban.
16.6.3.7.5 Power Factor Meter
Accuracy class power factor meter harus class 1. cocok untuk 3 phasa 4 wire,
panjang skala 270° :
Current : …../5A untuk current transformer
Voltage : 380/415 Volt
16.6.3.7.6 Current Transformer
Current transformer harus dari jenis “Straight Trough” dan harus dari
Class B temperature rise, tegangan primer 600V.
Current transformer harus dari jenis Epoxy Resin Encapsulated dan
mampu menyediakan output yang diperlukan untuk mengoperasikan
semua VA beban alat proteksi atau alat ukur.
Current transformer harus memiliki lilitan primer yang tetap dan inti solid
yang tertutup dalam selubung cast resin.
Ranngkaian sekunder dari selubung setiap set current transformer (RST-
N) harus ditanahkan hanya pada satu titik. Artinya harus dipersiapkan
system yang bias memutuskan hubungan pentanahan tersebut untuk
kebutuhan testing.
Current transformer untuk pengukuran harus dihubungkan ke blok
terminal yang mudah dilepas pada saat pengetesan.
Klas akurasi Current Transformer tidak lebih kecil dari class 1 untuk
kebutuhan pengukuran dan class 5P1 untuk kebutuhan proteksi.
Current Transformer harus mampu dioperasikan tanpa mengalami
gangguan dengan open circuit disisi sekundernya dan beban penuh disisi
primernya.
Current Transformer harus dipasang pada posisi yang mudah untuk diganti
bila perlu tanpa membongkar peralatan-peralatan yang didekatnya.
16.6.3.7.7 Ammeter Selector Switch
Ammeter selector switch harus dipasang dibagian depan panel dan harus
tipe rotary dengan arus kontak buka dan tutup untuk dapat memilih
pembacaan arus phasa ke phasa dan phasa ke netral dimana jelas
tercantum pada switch tanda R-Y, Y-B, B-R, R-N, B-N, OFF.
Kontak pada selector switch harus mempunyai rating arus thermal 6
Ampere : 220 V 50 Hz.
16.6.3.7.8 Voltmeter Selector Switch
Dipasang dibagian depan panel, tipe rotary. Kontak buka tutup untuk
seleksi pengukuran phasa jelas tercntum pada switch, yaitu R-Y, Y-B, R-
N, Y-N,dan OFF.
Rating arus thermal kontak 6 amper : 220V,50 Hz.
16.6.3.8 Relay Kontrol dan Relay Bantu
Relay control dan relay Bantu harus memiliki standard BS 142 dan dari tipe
plug-in; untuk dipasang di rak, lengkap dengan socket penyambung kabel dan
angker pemasangan cepat. Switch dari relay harus double break. Mudah dibuka
untuk perawatan dan memilioki kapasitas rating arus yang cukup untuk membawa
beban yang terhubung.
16.6.3.8.1 Relay Kontrol
1. Kontak bebas tegangan harus disediakan sesuai kebutuhan.
2. Kontak bebas tegangan umumnya disediakan untuk kebutuhan indikasi
jarak jauh.
16.6.3.9 Kabel control
1. Seluruh alat ukur dan peralatan harus secara emyakinkan terpasang dan
pemgkabelan bagian dalam yang ditarik harus sudah sesuai dengan posisinya
yang bias diakses untuk kebutuhan perawatan.
2. Kabel bagian dalam harus berisolasi PVC, diberi warna atau label atau sleeve
untuk diidentifikasi. Kabel control minimal berukuran 1. mm, kabel tembaga
dan harus diterminasi pada Kippon atau blok terminal sejenis yang disetujui.
3. Bila control yang dipakai menggunakan battery supply, kabel DC secara total
dipisahkan dari system utama dan diberi selubung.
4. Seluruh terminal harus diberi tutup dan diberi label dan tanda-tanda
peringatan. Seluruh rangkaian dilengkapi dengan fuse yang bias dibuka untuk
fasilitas pengisolasian, perawatan dan pemeriksaan.
16.6.3.10 Labelling
1. Seluruh bagian dari peralatan pada panel harus diberi label untuk
mengindikasikan fungsinya dengan trafolyte label dan white engraved
lettering dan dipasang dengan baut.
2. Tidak diperkenankan pemasangan label dengan lem, seluruh peralatan yang
tidak dipasang pada panel juga harus diberi label seperti persyaratkan diatas.
16.6.3.11 Push Button Switch
1. Rating listrik Push Button Switch harus 500 V AC atau 250 V DC. Push
button untuk kebutuhan alarm harus mempunyai rating 2 A dan untuk Kontrol
rating 10 A.
2. Push Button harus dari tipe Flash Mounted, berbentuk bundar berdiameter 20
mm.
16.6.3.12. Sistem Pentanahan.
Seluruh pekerjaan logam yang berhubungan dengan instalasi panel control
motor yang tidak membentuk bagian rangkaian phasa atau netral, harus saling
dihubungkan dan secara efektif ditanahkan mellui panel supplynya.
16.6.3.13 Blok Terminal
1. Blok terminal untuk kabel control mempunyai rating tidak kurang dari 20 A
dan menggunakan baut.
2. Penempoatan blok terminal disesuai ka dengan arah kabel akan keluar.
3. Blok terminal yang berbeda tegangan harus dipiiiiisahkan, diberi label dan
dinding pemisah. Terminal harus dilengkapi dengan penutup transparan.
4. Harus disediakan cadangan terminal pada blok terminal kurang lebih 30
kebutuhan.
16.6.4 Panel Distribusi
Panel Distribusi adalah sub panel dari panel utama tegangan rendah (LVMS).
Penel distribusi berfungsoi untuk secara langsung mensupply beban power
yang ada.
Panel distribusi harus memenuhi standard yang ada pada panel LVMSB.
Kompartment form mengacu pada form 2 IEC 439-1
16.6.5 Panel Kapasitor
Panel kapasitor berfungsi untuk memperbaiki factor kerja dari supply listrik
dibangunan.
Panel kapasitor berisi antara lain :
Kapasitor
Kontaktor
Fuse
Power factor controller
16.6.5.1 Kapasitor
Kapasitor harus memenuhi ketentuan:
Kapasitor dari jenis kering
Dielectric material : metalized polypropylene film
Bias memperbaiki kerusakan sendiri (self-healing)
System proteksi internal 100 % dimana dilengkapi dengan proteksi arus
hubung singkat dan tekanan lebih (Over Pressure)
Mempunyai isolasi ganda dan tidak membutuhkan hubungan poentanahan.
Dalam kondisi rusak tidak menimbulkan uap ataupun api.
Karakteristik Kapasitor :
o Tegangan nominal maksimum : 470 V
o Insulation Level : 0.66, 3KV RMS, 1 KV peak.
o Range temperature:
o Temperature maksimum : 55 ºC
o Temperature rata-rata pertahun : 35 ºC
o Temperature rata-rata pada penode 24 jam :35ºC
o Beban lebih yang diijinkan :
o Arus Lebih : 50%
o Tegangan Lebih : 20%
o Toleransi Kapasitansi : 0, +5%
Kapsitor harus memenuhi standard IEC 831, NFC 54-104, VDE 9560, CSA
dan Test UL 810
16.6.5.2 Kontaktor
Kontaktor untuk pengontrol kerja kapasitor harus menggunakan kontaktor
khusus untuk kapasitor dimana kutub tersambung lebih dahulu dan memenuhi
kebutuhan sebagai berikut :
Maximum rated Volltage : 660 V, 50Hz
Maximum ambient temperature : 55 ºC
16.6.5.3 Fuse
Untuk proteksi kapasitor terhadap gangguan arus hubung singkat atau arus
lebih digunakan fuse. Fuse harus dari tipe HRC, dengan rating tidak kurang dari
1.7 kali rating arus kapasitor.
16.6.5.4 Power Factor Controller
Power factor Controller berfungsi mengatur bekerjanya masing-masing
kapasitor sesuai kebutuhan untuk memperbaiki factor kerja.
Power factor controller harus dari tipe digital, dan terdiri dari 12 step
controller.
Tipe pasangan wall mounted dapat distel dan dioperasikan dari depan.
Power factor controller harus memenuhi kebutuhan sebagai berikut :
Feeding Voltage : 220 atau 380V
Voltage Circuit tolerance : +10% - 16%
Voltage circuit power :12 VA
Frequency : 50 Hz
Intensity Circuit : X/5 Ampere
Intensity Circuit transient overload : 10 In, selama 20 m detik
16.6.6. Filter Harmonic
Filter harmonic berfungsi untuk melindungi kapasitor dari kelebihan tegangan
/ arus karena harmonic terlalu tinggi, juga berfungsi menurunkan persentase
harmonic pada jaringan.
Pengukuran harmonic dilakukan dengan menggunakan harmoinic analyzer,
pengukuran baik dilakukan dengan beban jaringan mencapai 100%
Bila ternyata harmonic jaringan telkah mencapai besaran yang membahayakan
(sesuai perhitungan specialist) baru dipasangkan fiolter harmonic.
Filter harmonic dipasang langsung kekapasitor bank dengan kapasitas sesuai
kebutuhan. Untuk ini kontraktor harus menyediakan space dan fasilitas
terminal penyambungan filter harmonic pada setiap kapasitor bank untuk
memfasilitasi penyambungan filter harmonic dikemudian hari bila diperlukan.
Space panel yang disediakan harus cukup dengan pemasangan filter harmonic
dengan kapasitas maksimal.
16.6.7 Busduct
System Busduct merupakan system saluran utama dari sumber daya yang ada,
baik dari PLN maupun sumber daya dari generator.
Busduct harus dari jenis copper conductor dengan rating sebagaimana telah
diunjukan pada gambar. Busduct sepenuhnya harus memenuhi spesifikasi sebagai
berikut :
a. Busduct harus didisain untuk pemakaian system 3 pahasa 4 kawat, 660 V,
dengan ukuran penampang netral sama dengan penampang phasa; dan
grounding 50% penampung/kapasitas phasanya. Busduct harus memenuhi
standard JIS XC 8364, IEC 60439-2 dan BSEN 60439-2 yang mana harus
memenuhi tipe uji ASTA.
b. Busdact harus dari jenis low impedance dan seluruhnya tertutup untuk
melindunginya terhadap gangguan melkanis air dan debu dan memenuhi
indeks proteksi minimum IP54 weather proof type.
c. Busbar tembaganya harus terbuat dari copper conductor 99,9% dan harus
dari electrotin coated dan diisolasi dengan epoxy coated insulation class B
130 ºC dengan ketebalan 1.6mm
d. Sambungan busduct harus tipe direct join one bolt, yang diisolasi penuh.
Pemakaian join stock / pack tidak diijinkan.
e. Semua system Busdust harus memungkinkan untuk dilepaskan sebagian
tanpa mengganggu 2 bagian lainnya.
f. Semua baut penyambung harus dilengkapi dengan Bellevile washer agar
tekanan pada sambungannya merata.
g. Semua sambungan harus dilengkapi engan baut torsi and mur-mur yang
bebas perawatan yang kepala bagian luar akan berhenti berputar ketika
pengencangan torsi mencapai 1200kg s-cm.
h. Kenaikan tempertur pada setiap titik pada busduct tidak melebihi 55 ºC
pada ambient temperature 40 ºC bila dioperasikan pada beban penuh.
i. External file barrier harus termasuk bagian integral dari busduct dan
dipasang menembus dinding atau lantai.
j. Busduct harus mampu menahan tingkat gangguan lebih kurang 50KA
pada 415V, 50Hz selama 1 detik.
k. Busduct untuk pemakaian indoor harus weather proof, jadi dibuat bias
mencegah masuknya air kedalamnya, termasuk seluruh sambungan dan
belokan tanpa penutup luar yang bukan merupakan bagian dari konstruksi
busduct tersebut.
Penggunaan flexible braided conductor disesuaikan denngan kebutuhan
system instalasi.
Supporting harus dari galvanized steel dan disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi beban.
16.6.8 Kabel Tegangan Menengah
1. Kabel tegangan menengah berikut perlengkapannya yang akan dipergunakan
mengikuti standard VDE/DIN serta mengikuti peraturan-peraturan IEC dan
PUIL serta peraturan lainnya yang berlku diIndonesia.
2. Kabel tegangan menengah yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
a. Karakteristik listrik :
i. Jenis kabel : lihat gambar
ii. Penampang kabel : lihat gambar
iii. Tegangan kerja antara phase dengan phase : 20 KV
iv. Frekuensi : 50 Hz
v. Tegangan uji AC (3x15 menit) : 30 KV
vi. Tegangan uji : 70KV
b. Penghubung antara panel TM kesisi TM dari transformer dipakai kabel
dengan tipe dan diameter lihat gambar (kabel dengan isolasi polyethylene,
XLPE)
c. Sebelum pemasangan maka kabel serta peralatan-peralatan Bantu lainnya
yang akan digunakan harus diajukan sertifikat pengujiannya terlebih
dahulu kepada Diresi/Manajemen Konstruksi.
16.6.9 Kabel Tahan Api
1. Kabel tahan api harus kinduktor tembaga dan daya tahan terhadap api 1 jam
2. Kabel harus flame retardant, bias mati sendiri, tingkat asap rendah dan tidak
mengandung halogen.
3. Kabel tahan api harus dipasang sesuai instruksi pabrik
4. Kabel tahan api harus diikat dengan pengikat kabel stainless steel
5. Kabel tahan api harus mempunyai rating tegangan lebih dari 0.6/1 kV dan
harus mampu untuk system utama 50Hz
Selubung luar kabel tahan api harus berwarna coklat.
16.6.10 Rak Kabel
o Ukuran rak kabel sesuai dengan yang tertera pada gambar
o Cara pemasangan rak kabel harus digantung pada dak beton dengan besi bulat
berukir yang digalvanis
o Pada setiap belokan atau pencabangan harus menggunakan standard rak kabel
yang ada dan tidak diijinkan menggunakn rak lurus yang dimodifikasi dan
dilas.
o Pada setiap sambungan rak harus diberi cable connector untuk memastikan
kontunitas sambungan secara elektrik
o Rak kabel harus dihubungkan dengan system grounding yang ada
o Rak kabel yang dipasang didalam shaft atau dinding haruss dilengkapi dengan
support dan bahan UNP dan harus dipasang pada setiap jarak 1 m
o Kabel yang dipasang pada rak-kabel harus diikat denga kabel ties
o Standar material rak kabel : Plat besi tebal 2 mm
Standard finishing : hot dip galvanished ± 80 micron
16.6.11 Saluran Kabel (Conduit)
1. Jenis Conduit yang dipakai adalah PVC high impact, kecuali pada plant room
menggunakan conduit galvanis, diameter nominal minimum 20 mm
2. Bending pada conduit tidak boleh lebih kecil dari 90º.