Suku Dani Papua

download Suku Dani Papua

of 7

Transcript of Suku Dani Papua

  • 8/19/2019 Suku Dani Papua

    1/15

     

    SUKU DANI PAPUA 

    Rosidah (201346579005) 

  • 8/19/2019 Suku Dani Papua

    2/15

    PENDAHULUAN

    Dani  adalah salah satu dari sekian banyak suku bangsa yang terdapat atau bermukim

    atau mendiami wilayah Pegunungan Tengah,  Wamena, Papua,  Indonesia dan mendiami

    keseluruhan Kabupaten Jayawijaya serta sebagian kabupaten Puncak Jaya. Suku-suku lain yang

    terdapat di daerah ini antara lain Yali dan Lani. Ketiga suku ini memiliki ciri khas masing-

    masing baik dari segi budaya, adat istiadat, dan bahasa.

    Suku Dani Papua pertama kali diketahui di Lembah Baliem diperkirakan sekitar ratusan

    tahun yang lalu. Banyak eksplorasi di dataran tinggi pedalaman Papua yang dilakukan. Salah

    satu diantaranya yang pertama adalah Ekspedisi Lorentz pada tahun 1909-1910 (Belanda),

    tetapi mereka tidak beroperasi di Lembah Baliem. Kemudian penyidik asal Amerika Serikatyang bernama Richard Archold anggota timnya adalah orang pertama yang mengadakan kontak

    dengan penduduk asli yang belum pernah mengadakan kontak dengan negara lain sebelumnya.

    Ini terjadi pada tahun 1935. kemudian juga telah diketahui bahwa penduduk Suku Dani adalah

     para petani yang terampil dengan menggunakan kapak batu, alat pengikis, pisau yang terbuat

    dari tulang binatang, bambu atau tombak kayu dan tongkat galian.

    Orang Suku Dani sendiri menyebut mereka sebagai Suku Parim. Suku Dani atau Suku

    Parim ini termasuk suku yang masih memegang teguh kepercayaan mereka. Salah satunya

    adalah selalu memberi hormat pada orang-orang yang sudah meninggal. Hal tersebut dilakukan

    dengan cara mengadakan upacara serta penyembelihan babi.

    Suku Dani juga merupakan salah satu suku di Papua yang masih mengenakan Koteka

    yang terbuat dari kunden kuning. Para wanitanya pun masih menggunakan pakaian berjuluk

    wah yang berasal dari rumput/ serat dan tinggal di Honai-Honai (sebuah gubuk yang

     beratapkan jerami/ilalang).

    https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_bangsahttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pegunungan_Tengah&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Papuahttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Belandahttps://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikathttps://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikathttps://id.wikipedia.org/wiki/Belandahttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Papuahttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pegunungan_Tengah&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_bangsa

  • 8/19/2019 Suku Dani Papua

    3/15

    PEMBAHASAN

    1.  GEODEMOGRAFIS

    Secara geografis Kabupaten Jayawijaya terletak antara 30.20 sampai 50.20′ Lintang Selatan

    serta 1370.19′ sampai 141 bujur timur. Batas-batas Daerah Kabupaten Jayawijaya adalah

    sebagai berikut : sebelah utara dengan Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Yapen Waropen,

     barat dengan Kabupaten Paniai, selatan dengan Kabupaten Merauke dan Timur dengan

     perbatasan negara Papua Nugini. 

    Topografi Kabupaten Jayawijaya terdiri

    dari gunung-gunung yang tinggi dan

    lembah-lembah yang luas. Di antara

     puncak-puncak gunung yang ada beberapa

    diantaranya selalu tertutup salju, misalnya

    Puncak Trikora (4750 m), Puncak Yamin

    (4595 m), dan Puncak Mandala (4760 m).

    Tanah pada umumnya terdiri dari batu

    kapur/gamping dan granit terdapat di

    daerah pegunungan sedangkan di sekeliling

    lembah merupakan percampuran antara

    endapan lumpur, tanah liat dan lempung.

    Lembah Baliem (Sumber : amazingofindonesia.com) 

    Suku bangsa Dani bermukim di lembah Baliem (138030‟–   139

    030‟ BT dan 34

    00‟ –  

    4200‟LS)., Irian Jaya. Lembah ini berada di tengah-tengah pegunungan Jaya Wijaya pada

    ketinggian 1600 meter di atas permukaan laut. Lembah Baliem memiliki luas sekitar 1200 km2.

    Suku Dani lebih senang disebut bangsa Parim atau orang Baliem. Suku ini sangat menghormati

    nenek moyangnya, biasanya dilakukan melalui upacara pesta babi.

    Setidaknya ada 5.000 Dani tinggal di lembah dan lain lima puluh ribu lainnya atau

    lebih menghuni permukiman curam-sisi sepanjang lembah . Suhunya ringan, curah hujan

    sedang, dan terdapat satwa liar berbahaya dan penyakit-penyakit langka.

    Suku Dani yang mendiami daerah Lembah Baliem merupakan salah satu Suku Terbesar

    yang mendiami Wilayah Pegunungan Tengah Papua Selain Suku Dani Wilayah Pegunungan

    https://id.wikipedia.org/wiki/Papua_Nuginihttps://id.wikipedia.org/wiki/Puncak_Trikorahttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Puncak_Yamin&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Puncak_Mandalahttps://id.wikipedia.org/wiki/Puncak_Mandalahttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Puncak_Yamin&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Puncak_Trikorahttps://id.wikipedia.org/wiki/Papua_Nugini

  • 8/19/2019 Suku Dani Papua

    4/15

    Tengah Papua didiami oleh suku, Ekari, Moni, Damal, Amugme dan beberapa sub suku

    lainnya.

    Suku Dani yang mendiami wilayah lembah baliem dan sekitarnya diperkirakan

    merupakan suku yang berasal dari wilayah Timur Lembah Baliem atau di kenal dengan nama

    daerah  yali  (pada saat ini masuk dalam kabupaten Yalimo dan Kabupaten Yahokimo).

    Sehingga berdasarkan cerita rakyat yang sering dibicakan oleh orang tua- tua bahwa nenek

    moyang suku dani berasal dari orang Yali. Mitos menceritakan bahwa orang pertama/ manusia

     pertama suku Dani bernama Pumpa  (Pria) dan Nali  nali(Perempuan) yang masuk ke Lembah

    Baliem dari arah timur melalui sebuah Goa. Ada beberapa sumber yang mengatakan Goa

     pertama tempat keluarnya manusia pertama ini berasal dari Goa  Kali Huam (Daerah Siepkosy),

    ada pula yang mengatakan dari Goa di Daerah Pugima dan sebagian mengatakan bahwa

    keluarnya Manusia pertama suku dani ini berasal dari dari Pintu masuk angin di daerah

    Kurima.

    Sampai dengan saat ini diperkirakan Suku Dani yang mendiami wilayah lembah baliem

    merupakan Generasi ke 5 Suku Dani, bila ditarik dari cerita-cerita peradapan Nenek Moyang

    Suku Dani. Dengan Perkembangan Teknologi yang sangat pesat, dimana peradapan Suku Dani

    yang kala itu masih berada pada Zaman Batu dihadapkan pada peradapan Kehidupan modern.

    Klimatologis

    Suku Dani menempati daerah yang beriklim tropis basah karena dipengaruhi oleh letak

    ketinggian dari permukaan laut, temperatur udara bervariasi antara 80-200 derajat Celcius, suhu

    rata-rata 17,50 derajat Celcius dengan hari hujan 152,42 hari pertahun, tingkat kelembaban

    diatas 80 %, angin berhembus sepanjang tahun dengan kecepatan rata-rata tertinggi 14 knot dan

    terendah 2,5 knot.

    2. 

    Bahasa Suku Dani

    Bahasa Dani terdiri dari 3 sub keluarga bahasa, yaitu:

      Sub keluarga Wano di Bokondini

      Sub keluarga Dani Pusat yang terdri atas logat Dani Barat dan logat lembah Besar

    Dugawa.

      Sub keluarga Nggalik & ndash

    Bahasa suku Dani termasuk keluarga bahasa Melansia dan bahasa Papua tengah (secara

    umum).

    https://id.wikipedia.org/wiki/Knot_%28kecepatan%29https://id.wikipedia.org/wiki/Knot_%28kecepatan%29https://id.wikipedia.org/wiki/Knot_%28kecepatan%29https://id.wikipedia.org/wiki/Knot_%28kecepatan%29

  • 8/19/2019 Suku Dani Papua

    5/15

    3.  Sistem Religi/ Kepercayaan

    Dasar religi masyarakat Dani adalah menghormati roh nenek moyang dan juga

    diselenggarakannya upacara yang dipusatkan pada pesta babi. Upacara-upacara besar dan

    keagamaan masih dilaksanakan (walaupun tidak sebesar sebelumnya). Sebagian masyarakat

    Suku Dani sudah memeluk agama Kristen, akibat pengaruh misionaris Eropa yang pernah

    datang ke lokasi tersebut sekitar tahun 1935.

    Konsep kepercayaan/keagamaan yang terpenting adalah Atou, yaitu kekuatan sakti para

    nenek moyang yang diturunkan secara  patrilineal (diturunkan kepada anak laki-laki).

    Kekuasaan sakti ini antara lain :

     

    kekuatan menjaga kebun

      kekuatan menyembuhkan penyakit dan menolak bala

      kekuatan menyuburkan tanah Untuk menghormati nenek moyangnya, suku Dani

    membuat lambang nenek moyang yang disebut Kaneka. Selain itu juga adanya Kaneka

    Hagasir yaitu upacara keagamaan untuk menyejahterakan keluarga masyarakat serta

    untuk mengawali dan mengakhiri perang.

    Suku Dani juga memiliki simbol yang mereka namakan Kaneka. Lambang tersebut dipakai

    saat upacara tradisi yang bersifat keagamaan.

    Tradisi Potong Jari

    Banyak cara menunjukkan kesedihan dan rasa duka cita ditinggalkan anggota keluarga

    yang meninggal dunia. Butuh waktu lama untuk mengembalikan kembali perasaan sakit akibat

    kehilangan. Namun berbeda dengan Suku Dani, mereka melambangkan kesedihan lantaran

    kehilangan salah satu anggota keluarga yang meninggal. Tidak hanya dengan menangis, tetapi

    memotong jari. Bila ada anggota keluarga atau kerabat dekat yang meninggal dunia seperti

    suami, istri, ayah, ibu, anak dan adik, Suku Dani diwajibkan memotong jari mereka. Mereka

     beranggapan bahwa memotong jari adalah symbol dari sakit dan pedihnya seseorang yang

    kehilangan anggota keluarganya. Pemotongan jari juga dapat diartikan sebagai upaya untuk

    mencegah „terulang kembali‟ malapetaka yangg telah merenggut nyawa seseorang di dalam

    keluarga yg berduka.

    Mengapa Jari yang Dipotong?

    Bagi Suku Dani, jari bisa diartikan sebagai simbol kerukunan, kesatuan dan kekuatan

    dalam diri manusia maupun sebuah keluarga, walaupun dalam penamaan jari yang ada di

    https://id.wikipedia.org/wiki/Patrilinealhttps://id.wikipedia.org/wiki/Patrilineal

  • 8/19/2019 Suku Dani Papua

    6/15

    tangan manusia hanya menyebutkan satu perwakilan keluarga, yaitu ibu jari. Akan tetapi jika

    dicermati perbedaan setiap bentuk dan panjang jari memiliki sebuah kesatuan dan kekuatan

    kebersamaan untuk meringankan semua beban pekerjaan manusia. Jari saling bekerjasama

    membangun sebuah kekuatan sehingga tangan kita bisa berfungsi dengan sempurna.

    Kehilangan salah satu ruasnya saja, bisa mengakibatkan tidak maksimalnya tangan kita bekerja.

    Jadi jika salah satu bagiannya menghilang, maka hilanglah komponen kebersamaan dan

     berkuranglah kekuatan.

    Alasan lainnya adalah “Wene opakima dapulik welaikarek mekehasik” atau pedoman

    dasar hidup bersama dalam satu keluarga, satu marga, satu honai (rumah), satu suku, satu

    leluhur, satu bahasa, satu sejarah/asal-muasal, dan sebagainya. Kebersamaan sangatlah penting

     bagi masyarakat pegunungan tengah Papua. Kesedihan mendalam dan luka hati orang yangditinggal mati anggota keluarga, baru akan sembuh jika luka di jari sudah sembuh dan tidak

    terasa sakit lagi. Mungkin karena itulah masyarakat pegunungan papua memotong jari saat ada

    keluarga yang meninggal dunia.

    Tradisi potong jari di Papua sendiri dilakukan dengan berbagai banyak cara, mulai dari

    menggunakan benda tajam seperti pisau, kapak, atau parang. Ada juga yang melakukannya

    dengan menggigit ruas jarinya hingga putus, mengikatnya dengan seutas tali sehingga aliran

    darahnya terhenti dan ruas jari menjadi mati kemudian baru dilakukan pemotongan jari.Selain

    tradisi pemotongan jari, di Papua juga ada tradisi yang dilakukan dalam upacara berkabung.

    Tradisi tersebut adalah tradisi mandi lumpur. Mandi lumpur dilakukan oleh anggota atau

    kelompok dalam jangka waktu tertentu. Mandi lumpur mempunyai arti bahwa setiap orang

    yang meninggal dunia telah kembali ke alam. Manusia berawal dari tanah dan kembali ke

    tanah. Beberapa sumber ada yang mengatakan Tradisi potong jari pada saat ini sudah hampir

    ditinggalkan. Jarang orang yang melakukannya belakangan ini karena adanya pengaruh agama

    yang mulai berkembang di sekitar daerah pegunungan tengah Papua. Namun kita masih bisa

    menemukan banyak sisa lelaki dan wanita tua dengan jari yang telah terpotong karena tradisi

    ini.

    4.  Sistem Kemasyarakatan

    Masyarakat Dani senantiasa hidup berdampingan dan saling tolong menolong, kehidupan

    masyarakat Dani memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

      Masyarakat Dani memiliki kerjasama yang bersifat tetap dan selalu bergotong royong

      Setiap rencana pendirian rumah selalu didahului dengan musyawarah yang dipimpin

    oleh seorang penata adat atau kepala suku

    https://id.wikipedia.org/wiki/Ibu_jarihttps://id.wikipedia.org/wiki/Ibu_jari

  • 8/19/2019 Suku Dani Papua

    7/15

      Organisasi kemasyarakat pada suku Dani ditentukan berdasarkan hubungan keluarga

    dan keturunan dan berdasarkan kesatuan teritorial.

    Suku Dani dipimpin oleh seorang Kepala suku besar disebut ap kain. Pemimpin suku

    disebut watlangka. Selain itu juga terdapat pemimpin pada bidang tertentu, sebagai berikut.

    1.  Ap Menteg adalah kepala perang.

    2.  Ap Horeg adalah kepala suku kesuburan.

    3.  Ap Ubalik adalah kepala suku adat.

    Pemimpin dalam masyarakat Dani harus dapat menjadi panutan bagi rakyatnya. Oleh sebab

    itu pemimpin tersebut juga harus memiliki kemampuan, antara lain berdiplomasi, bercocok

    tanam, berburu, keberanian, dan ramah. Ap. Menteg, Ap. Horeg, dan Ap Ubaik Silimo biasa

    yang dihuni oleh masyatakat biasa dikepalai oleh Ap. Waregma. Dalam masyarakat Dani tidak

    ada sistem pemimpin, kecuali istilah kain untuk pria yang berarti kuat, pandai dan terhormat.

    Panglima perang Suku Dani. (detik.com) 

    Pada tingkat uma, pemimpinnya adalah laki-laki yang sudah tua, tetapi masih mampu

    mengatur urusannya dalam satu halaman rumah tangga maupun kampungnya. Urusan tersebut

    antara lain pemeliharaan kebun dan Bahi serta melerai pertengkaran.

    Pemimpin federasi berwenang untuk memberi tanda dimulainya perang atau pesta lain.

    Pertempuran dipimpin untuk para win metek. Pemimpin konfederasi biasanya pernah juga

    menjadi win metek, meski bukan syarat mutlak, syarat menjadi pemimpin masyarakat Dani :

    Pandai bercocok tanam, bersifat ramah dan murah hati, pandai berburu, memiliki kekuatan fisik

    dan keberanian, pandai berdiplomasi, dan pandai berperang. 

    http://detik.com/http://detik.com/http://detik.com/http://4.bp.blogspot.com/-GxkRzZq1f0s/UQ3mAfJXPLI/AAAAAAAANz4/UbOOSjxx1RA/s1600/sang-panglima-perang-suku-dani-papua.jpghttp://detik.com/

  • 8/19/2019 Suku Dani Papua

    8/15

    Sistem Kekerabatan

    Masyarakat Dani tidak mengenal konsep keluarga batih, di mana bapak, ibu, dan anak

    tinggal dalam satu rumah. Mereka adalah masyarakat komunal. Maka jika rumah dipandang

    sebagai suatu kesatuan fisik yang menampung aktivitas-aktivitas pribadi para penghuninya,

    dalam masyarakat Dani unit rumah tersebut adalah sili.

    Sistem kekerabatan masyarakat Dani ada tiga, yaitu kelompok kekerabatan, paroh

    masyarakat, dan kelompok teritorial.

      Kelompok kekerabatan yang terkecil dalam masyarakat suku Dani adalah keluarga luas.

    Keluarga luas ini terdiri atas tiga atau dua keluarga inti bersama  –  sama menghuni suatu

    kompleks perumahan yang ditutup pagar (lima).

      Paroh masyarakat. Struktur masyarakat Dani merupakan gabungan beberapa ukul (klen

    kecil) yang disebut ukul oak (klen besar)

      Kelompok teritorial. Kesatuan teritorial yang terkecil dalam masyarakat suku bangsa

    Dani adalah kompleks perumahan (uma) yang dihuni untuk kelompok keluarga luas

    yang patrilineal (diturunkan kepada anak laki-laki).

    Pernikahan

    Pernikahan orang Dani bersifat poligami diantaranya poligini. Keluarga batih ini tinggal

    di satu  –  satuan tempat tinggal yang disebut silimo. Sebuah desa Dani terdiri dari 3- 4 slimo

    yang dihuni 8 - 10 keluarga. Menurut mitologi suku Dani berasal dari keuturunan sepasang

    suami istri yang menghuni suatu danau di sekitar kampung Maina di Lembah Baliem Selatan.

    Mereka mempunyai anak bernama Woita dan Waro. Orang Dani dilarang menikah dengan

    kerabat suku Moety sehingga perkawinannya berprinsip eksogami Moety (perkawinan Moety /

    dengan orang di luar Moety).

     Adat Menghormati Nenek Moyang

    Untuk menghormati nenek moyangnya, Suku Dani membuat lambang nenek moyang yang

    disebut  Kaneka. Selain itu, juga adanya Kaneka Hagasir yaitu upacara keagamaan untuk

    mensejahterakan keluarga masyarakat serta untuk mengawali dan mengakhiri perang.

    5.  Kesenian 

  • 8/19/2019 Suku Dani Papua

    9/15

    Kesenian masyarakat suku Dani dapat dilihat dari cara membangun tempat kediaman,

    seperti disebutkan di atas dalam satu silimo ada beberapa bangunan, seperti : Honai, Ebeai, dan

    Wamai.

    1. 

    Honae adalah merupakan rumah adat suku bangsa Dani. Honae berbentuk bulat dan

    atapnya berasal dari rumput kering

    2.  Ebeai adalah rumah wanita, ebe artinya tubuh/pusat dan ai artinya rumah.

    3.  Wamai adalah kandang babi yang berbentuk persegi panjang dan disekat sebanyak

     jumlah ebeai.

    Selain membangun tempat tinggal, masyarakat Dani mempunyai seni kerajinan khas,

    anyaman kantong jaring penutup kepala dan pegikat kapak. Orang Dani juga memiliki berbagai

     peralatan yang terbuat dari bata, peralatan tersebut antara lain : Valuk, Panah sege, Kurok,

    Sege, Moliage dan Wim. Peralatan-peralatan tersebut biasanya diberi hiasan atau diukir agar

    nampak indah.

    6.  Sistem Ekonomi

    Sistem ekonomi nenek moyang orang Dani tiba di Irian hasil dari suatu proses perpindahan

    manusia yang sangat kuno dari daratan Asia ke kepulauan Pasifik Barat Irian Jaya.

    Kemungkinan pada waktu itu masyarakat mereka masih bersifat praagraris yaitu baru mulai

    menanam tanaman dalam jumlah yang sangat terbatas. Inovasi yang berkesinambungan dan

    kontak budaya menyebabkan pola penanaman yang sangat sederhana tadi berkembang menjadi

    suatu sistem perkebunan ubijalar, seperti sekarang.

    Mata Pencaharian

    Mata pencaharian pokok suku bangsa Dani adalah bercocok tanam dan beternak babi.

    Umbi manis merupakan jenis tanaman yang diutamakan untuk dibudidayakan, artinya mata

     pencaharian umumnya mereka adalah berkebun. Tanaman-tanaman mereka yang lain adalah

     pisang, tebu, dan tembakau.

    Kebun-kebun milik suku Dani ada tiga jenis, yaitu:

      Kebun-kebun di daerah rendah dan datar yang diusahakan secara menetap

      Kebun-kebun di lereng gunung

      Kebun-kebun yang berada di antara dua uma

  • 8/19/2019 Suku Dani Papua

    10/15

    Kebun-kebun tersebut biasanya dikuasai oleh sekelompok atau beberapa kelompok kerabat.

    Batas-batas hak ulayat dari tiap-tiap kerabat ini adalah sungai, gunung, atau jurang. Dalam

    mengerjakan kebun, masyarakat suku Dani masih menggunakan peralatan sederhana seperti

    tongkat kayu berbentuk linggis dan kapak batu.

    Selain berkebun, mata pencaharian suku Dani adalah beternak babi. Babi dipelihara

    dalam kandang yang bernama wamai (wam = babi; ai = rumah). Kandang babi berupa

     bangunan berbentuk empat persegi panjang yang bentuknya hampir sama dengan hunu. Bagian

    dalam kandang ini terdiri dari petak-petak yang memiliki ketinggian sekitar 1,25 m dan ditutupi

     bilah-bilah papan. Bagian atas kandang berfungsi sebagai tempat penyimpanan kayu bakar dan

    alat-alat berkebun.

    Bagi suku Dani, babi berguna untuk:

    1.  dimakan dagingnya

    2.  darahnya dipakai dalam upacara magis

    3.  tulang-tulang dan ekornya untuk hiasan

    4.  tulang rusuknya digunakan untuk pisau pengupas ubi

    5.  sebagai alat pertukaran/barter

    6. 

    menciptakan perdamaian bila ada perselisihan

    Suku Dani melakukan kontak dagang dengan kelompok masyarakat terdekat di sekitarnya.

    Barang-barang yang diperdagangkan adalah batu untuk membuat kapak, dan hasil hutan seperti

    kayu, serat, kulit binatang, dan bulu burung.

    7. 

    Sistem Teknologi

    Suku Dani adalah sebuah suku yang mendiami satu wilayah di Lembah Baliem yang

    dikenal sejak ratusan tahun lalu sebagai petani yang terampil dan telah menggunakan

    alat/perkakas yang pada awal mula ditemukan diketahui telah mengenal teknologi penggunaan

    kapak batu, pisau yang dibuat dari tulang binatang, bambu dan juga tombak yang dibuat

    menggunakan kayu galian yang terkenal sangat kuat dan berat. Suku Dani masih banyak

    mengenakan ''koteka'' (penutup kemaluan pria) yang terbuat dari kunden/labu kuning dan para

    wanita menggunakan  pakaian wah berasal dari rumput/serat dan tinggal di “honai-honai”

    (gubuk yang beratapkan jerami/ilalang).

    https://id.wikipedia.org/wiki/Lembah_Baliemhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=%27%27koteka%27%27&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=%27%27koteka%27%27&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Lembah_Baliem

  • 8/19/2019 Suku Dani Papua

    11/15

    Orang Dani juga memiliki berbagai peralatan yang terbuat dari bata, peralatan tersebut

    antara lain : Valuk, Panah sege, Kurok (alat sejenis parang), Sege (alat sejenis tugal untuk

    melubangi tanah), Moliage (sejenis kapak batu dengan ujung dari besi) dan Wim (busur panah). 

    Rumah Adat

    Honai,  rumah adat suku Dani ukurannya tergolong mungil, bentuknya bundar,

     berdinding kayu dan beratap jerami. Namun, ada pula rumah yang bentuknya persegi panjang.

    Rumah jenis ini namanya Ebe'ai (Honai Perempuan).

    Perbedaan antara Honai dan Ebe'ai terletak pada jenis kelamin penghuninya. Honai

    dihuni oleh laki-laki, sedangkan Ebe'ai (Honai Perempuan) dihuni oleh perempuan. Komplek

    Honai ini tersebar hampir di seluruh pelosok Lembah Baliem yang luasnya 1.200 km2. Baik itu

    dekat jalan besar (dan satu-satunya yang membelah lembah itu), hingga di puncak-puncak

     bukit, di kedalaman lembah, juga di bawah naungan tebing raksasa.

    Rumah bundar itu begitu mungil sehinggi kita tak bisa berdiri di dalamnya. Jarak dari

     permukaan rumah sampai langit-langit hanya sekitar 1 meter. Di dalamnya ada 1 perapian yang

    terletak persis di tengah. Tak ada perabotan seperti kasur, lemari, ataupun cermin. Begitu

    sederhana namun bersahaja.

    Atap jerami dan dinding kayu rumah Honai ternyata membawa hawa sejuk ke dalam

    Honai. Kalau udara dirasa sudah terlalu dingin, seisi rumah akan dihangatkan oleh asap dari

     perapian. Bagi suku Dani, asap dari kayu sudah tak aneh lagi dihisap dalam waktu lama.

    Selama pintu masih terbuka (dan memang tak ada tutupnya), oksigen masih mengalir kencang.

    Selain jadi tempat tinggal, Honai juga multifungsi. Ada Honai khusus untuk

    menyimpan umbi-umbian dan hasil ladang, semacam lumbung untuk menyimpan padi. Ada

     pula yang khusus untuk pengasapan mumi. Fungsi yang disebut terakhir itu bisa ditemukan di

    Desa Kerulu dan Desa Aikima, tempat 2 mumi paling terkenal di Lembah Baliem.

    8. Sistem Pengetahuan 

    Salah satu pengetahuan terbesar suku dani adalah bagaimana mereka bisa tetap bisa

     bertahan hidup. Salah satunya adalah sistem pengetahuan membuat tempat tinggal yang disebut

    dengan honai.

    https://id.wikipedia.org/wiki/Honaihttps://id.wikipedia.org/wiki/Honaihttps://id.wikipedia.org/wiki/Honai

  • 8/19/2019 Suku Dani Papua

    12/15

     

    Bentuk Honai

    Bentuk Honai yang bulat tersebut dirancang untuk menghindari cuaca dingin ataupun

    karena tiupan angin yang kencang sehingga rumah yang sederhana ini dapat bertahan bertahun-

    tahun lamanya.

     Atap Honai

    Honai memiliki bentuk atap bulat kerucut. Bentuk atap ini berfungsi untuk melindungi

    seluruh permukaan dinding agar tidak mengenai dinding ketika hujan turun.

    Atap honai terbuat dari susunan lingkaran-lingkaran besar yang terbuat dari kayu buah

    sedang yang dibakar di tanah dan diikat menjadi satu di bagian atas sehingga membentuk

    dome. Empat pohon muda juga diikat di tingkat paling atas dan vertikal membentuk persegi

    kecil untuk perapian.

    Penutup atap terbuat dari jerami yang diikat di luar kubah. Lapisan jerami yang tebal

    membentuk atap dome, bertujuan menghangatan ruangan di malam hari. Jerami cocok

    digunakan untuk daerah yang beriklim dingin. Karena jerami ringan dan lentur memudahkan

    suku Dani membuat atap serta jerami mampu menyerap goncangan gempa, sehingga apabila

    terjadi gempa sangat kecil kemungkinan rumah Honai akan roboh.

  • 8/19/2019 Suku Dani Papua

    13/15

    Dinding & Bukaan

    Honai mempunyai pintu kecil dan jendela-jendela yang kecil. Jendela-jendela ini

     berfungsi memancarkan sinar ke dalam ruangan tertutup itu. Ada pula Honai yang tidak

    memiliki jendela, Honai tanpa jendela pada umumnya dipergunakan untuk kaum

    ibu/perempuan.

    Jika Anda masuk ke dalam honai ini, maka di dalam cukup dingin dan gelap karena

    tidak terdapat jendela dan hanya ada satu pintu. Pintunya begitu pendek sehingga harus

    menunduk jika akan masuk ke rumah Honai. Di malam hari menggunakan penerangan kayu

     bakar di dalam Honai dengan menggali tanah di dalamnya sebagai tungku, selain menerangi

     bara api juga bermanfaat untuk menghangatkan tubuh. Jika tidur, mereka tidak menggunakan

    dipan atau kasur, mereka beralas rerumputan kering yang dibawa dari kebun atau ladang.

    Umumnya mereka mengganti jika sudah terlalu lama karena banyak terdapat kutu babi.

    Ketinggian 

    Rumah Honai mempunyai tinggi 2,5-5 meter dengan diameter 4-6 meter. Rumah Honai

    ditinggali oleh 5-10 orang dan rumah ini biasanya dibagi menjadi 3 bangunan terpisah. Satu

     bangunan digunakan untuk tempat beristirahat (tidur). Bangunan kedua untuk tempat makan

     bersama dimana biasanya mereka makan beramai-ramai dan bangunan ketiga untuk kandang

    ternak terutama babi. Rumah Honai juga biasanya terbagi menjadi 2 tingkat. Lantai dasar dan

    lantai satu di hubungkan dengan tangga yang terbuat dari bambu/kayu. Biasanya pria tidur

    melingkar di lantai dasar , dengan kepala di tengah dan kaki di pinggir luarnya, demikian juga

    cara tidur para wanita di lantai satu. Dalam peraturan adat Honai, pria dan wanita (termasuk

    anak-anak) tidak boleh tidur disatu tempat secara bersamaan hukumnya tabu.

    Fungsi Honai

    Rumah Honai mempunyai fungsi antara lain:

      Sebagai tempat tinggal

      Tempat menyimpan alat-alat perang

      Tempat mendidik dan menasehati anak-anak lelaki agar bisa menjadi orang berguna

     pada masa depan

     

    Tempat untuk merencanakan atau mengatur strategi perang agar dapat berhasil dalam pertempuran atau perang

      Tempat menyimpan alat-alat atau simbol dari adat orang Dani yang sudah ditekuni

    sejak dulu

  • 8/19/2019 Suku Dani Papua

    14/15

    Filosofi Honai

    Filosofi bangunan Honai yang bentuknya bulat melingkar adalah :

     

    Dengan kesatuan dan persatuan yang paling tinggi, mereka mempertahankan budayayang telah dipertahankan oleh nenek moyang meraka dari dulu hingga saat ini.

      Dengan tinggal dalam satu honai maka mereka sehati, sepikiran dan satu tujuan dalam

    menyelesaikan suatu pekerjaan.

      Honai merupakan simbol dari kepribadian.

    Bahan Pembuat

    Kebiasaaan dari suku atau orang Dani dan Yali dalam membangun Honai yaitu merekamencari kayu yang memang kuat dan dapat bertahan dalam waktu yang lama atau bertahun-

    tahun bahkan sampai ratusan tahun. Bahan yang digunakan sebagai berikut:

      Kayu besi (oopihr) digunakan sebagai tiang penyangga bagian tengah Rumah Honai

      Kayu buah besar

      Kayu batu yang paling besar

      Kayu buah sedang

     

    Jagat (mbore/pinde)

      Tali

      Alang-alang

      Papan yang dikupas

      Papan alas dll.

    Pendidikan 

    Sebagaimana suku  –   suku pedalaman Papua, seperti halnya suku Dani, umumnya

    tingkat pendidikan (formal) rendah dan kesadaran untuk menimba ilmunya juga masih kurang.

     Namun, sejak masa reformasi beberapa belas tahun silam suku Dani sudah banyak yang

    menuntut ilmu ke luar daerahnya.

  • 8/19/2019 Suku Dani Papua

    15/15

    Kesimpulan

    Di Indonesia begitu banyak ragam suku dan budaya salah salah satu nya suku Dani di

    Papua. Masyarakat Dani senantiasa hidup berdampingan dan saling tolong menolong.

    Dijaman modern ini suku Dani salah satu suku yang masih menjaga dan menjunjung

    tinggi tradisi leluhur dan adat istiadatnya serta keseniannya hingga bertahan sampai sekarang,

    terbukti dengan adanya rumah honai dengan filosofinya: kesatuan dan persatuan yang paling

    tinggi, mempertahankan budaya yang telah dipertahankan oleh nenek moyang meraka dari

    dulu hingga saat ini. Dengan tinggal dalam satu honai maka mereka sehati, sepikiran dan satu

    tujuan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.