Post on 23-Dec-2015
description
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWAJUDUL PROGRAM
OPTIMALISASI PENCEGAHAN KORUPSI MELALUI PENDIDIKAN SEJAK DINI.
BIDANG KEGIATAN :
PKM – GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh :
Gustri Bernadetta S 201411183 / 2014
Debataraja M Saulus 201411234 / 2011
Novrida Yanti Gultom 201411264 / 2011
SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN
JAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : OPTIMALISASI PENCEGAHAN KORUPSI MELALUI PENDIDIKAN SEJAK DINI
2. Bidang Kegiatan : PKM-GT3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Debataraja Martua Saulusb. NIM : 201411234c. Program Studi : Teknik Elektrod. Universitas : Sekolah Tinggi Teknik PLN-Jakartae. Alamat Rumah dan No. HP : Jln. Raya Kembangan No.2 Jakarta Baratf. Alamat Email : saulusdebataraja@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 (dua) orang5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : b. NIDN : c. Alamat Rumah dan No. HP :
Jakarta, 9 Maret 2015
Menyetujui,Wakil/Pembantu Dekan/Ketua Jurusan/Departemen/Program Studi/Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa
( )
Ketua Pelaksana Kegiatan
( Debataraja M Saulus ) NIM 201411234
Wakil Ketua Bidang Non Akademik
( Ir.Bambang Isti Eddy,MM ) NIP 1951 2009 09 A
Dosen Pendamping
( )
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga seluruh proses pembuatan media aplikasi serta pembuatan laporan akhir PKM-GT kami yang berjudul “OPTIMALISASI PENCEGAHAN KORUPSI MELALUI PENDIDIKAN SEJAK DINI” Ini bisa terselesaikan dengan baik.
Tujuan pembuatan laporan PKM-GT ini adalah memberikan suatu model pendidikan anti korupsi yang dapat diterapkan di pendidikan dasar dan mampu ber-integrasi dengan bermacam-macam mata pelajaran di sekolah.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih yg sebesar-besarnya kepada :1. Orang tua kami yang member dukungan dalam pelaksanaan PKM-GT2. Pihak STT PLN 3. Dan semua pihak yang turut membantu kami dalam pembuatan media aplikasidan laporan kami
Apabila dalam penyusunan laporan PKM-GT ini terdapat kesalahan, kami memohon maaf yang sebesar – besarnya. Kami juga mengharapkan saran dan kritik yang membangun sehingga PKM-GT karya kami ini dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya.Akhir kata semoga PKM-GT ini bias selalu bermanfaat untuk semua pihak, khususnya demi dapat mengatasi masalah korupsi di Indonesia.
Jakarta
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................... iHalaman Pengesahan.......................................................................................... iiKata Pengantar.................................................................................................... iiiDaftar Isi.............................................................................................................. ivRingkasan............................................................................................................. v
PENDAHULUANLatar Belakang Masalah....................................................................................... 1Tujuan dan Mamfaat Penulisan............................................................................ 2
GAGASAN.......................................................................................................... 3
KESIMPULANGagasan yang Diajukan........................................................................................ 5Teknik Implementasi............................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 10
LAMPIRAN - LAMPIRANLampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota........................................................... 11Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas........... 14Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim.......................................................... 15
iv
OPTIMALISASI PENCEGAHAN KORUPSI MELALUI PENDIDIKAN SEJAK DINI
Debataraja M Saulus, Gustri Bernadetta S, Novrida Yanti GultomProgram Studi Teknik Elektro
Sekolah Tinggi Teknik PLN Jakarta
RINGKASAN
Lembaga pendidikan mestinya tidak hanya melahirkan kaum intelektual,
ilmuwan yang pandai, cerdas dan terampil atau aparatur yang dibekali berbagai
kemahiran dan keterampilan yang mendukung aktivitasnya. Tetapi juga harus
mampu melahirkan sumberdaya manusia yang memiliki rasa, memegang nilai
religius dan moral yang salah satunya adalah antikorupsi. Lembaga pendidikan
bertujuan mendidik, bukan sekadar mengajar. Mendidik dalam hal ini adalah
menanamkan nilai luhur dan budi pekerti kepada peserta didik. Boleh jadi nilai
anti korupsi termasuk di dalamya. Sedangkan tugas mengajar lebih difokuskan
pada proses belajar-mengajar, dalam arti pengembangan kemampuan intelektual
peserta didik. Pembelajaran anti korupsi juga harus menjadi agenda pembelajaran
di berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan yang dikelola pemerintah untuk
meningkatkan kualitas aparatur pemerintah.
Institusi pendidikan dipandang sebagai institusi yang mengajarkan kepada
peserta didik arti ilmu pengetahuan bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar.Untuk
itu perlu adanya suatu model pendidikan dalam membentuk suatu
kepribadian/menambah pengetahuan tentang model,bentuk-bentuk maupun akibat
dari adanya korupsi.Pendidikan ini sangat penting terutama di tingkat
sekolah/universitas.Sehingga kelak ketika mereka mengemban suatu jabatan
mereka mempunyai nilai yang dipegang teguh yaitu anti-korupsi.
v
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Korupsi merupakan sebuah masalah pelik yang tiada habisnya diperbincangkan di
negeri rupiah ini. Maraknya kasus Korupsi ini memang tidak bisa secara serta merta
diberantas dan hilang begitu saja.Perlu antisipasi dini dalam mengurangi kasus
tersebut.Salah satu langkah yang diambil pemerintah adalah pendidikan di Sekolah Dasar.
Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan fase penting dari perkembangan anak yang akan
mempengaruhi kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa datang. Pada dasarnya,
siswa Sekolah Dasar secara naluri alami rasa ingin tahunya tinggi, masih berpikir kongkrit
dan minat untuk memahami fenomena secara berarti. Karakter anak usia sekolah dasar ini,
perlu untuk difasilitasi dan dimanfaatkan, agar proses belajar mereka lebih bermakna
(Barlia, 2010). Hal ini menjadi kesempatan yang sangat baik, untuk penanaman nilai-nilai
moral, pembekalan ilmu pengetahuan tentang hukum, adat istiadat serta religiusitas
kepercayaan pada Tuhan, dengan demikian diharapkan bisa mencetak calon-calon figur
pemangku kekuasaan yang bersih dari Korupsi.
Sebagai alternatif dari bidang pendidikan adalah melalui Pendidikan AntiKorupsi
sejak dini.Penggalakan pendidikan AntiKorupsi sejak dini ini dalam teknis pelaksanaanya
pun membutuhkan dukungan dari seluruh komponen pendukung pembelajaran seperti
modul, guru dan kepala sekolah. Selain itu juga, menjadi salah satu bagian yang
mendukung untuk memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran adalah metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Penggunaan metode yang tepat dalam proses
pembelajaran menjadi syarat dalam keberhasilan implementasi pendidikan karakter
AntiKorupsi sejak dini, karena tercapainya tujuan pembelajaran tidak terlepas dari peran
metode yang tepat dan sesuai dengan karakteristik pembelajar sehingga pembelajaran
menjadi lebih efektif dan efisien.Salah satu mata pelajaran yang paling dekat dengan dunia
anak adalah pembelajaran sains, karena pembelajaran sains di Sekolah Dasar adalah suatu
bentuk pembelajaran dari masalah-masalah yang ditemukan dimanapun di dalam
kehidupannya sehari-hari.Hal tersebut menunjukan adanya hubungan yang sejalan dimana
satu sama lainnya saling mengisi dan melengkapi, menjadi inovasi pembelajaran jika
terdapat korelasi antara pendidikan antiKorupsi dan pembelajaran sains di Sekolah Dasar.
Pembelajaran dengan mengaktifan indera-indera yang dimiliki siswa dalam proses
pembelajaran oleh guru dapat mengembangkan daya pikir siswa, siswa merasakan secara
1
langsung atau mengalami sendiri proses pembelajaran sehingga mampu berpikir kompleks
tentang apa yang dipelajarinya di sekolah dasar(Barlia,2010).
Dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran berbasis pendidikan karakter Anti
Korupsi ini jika diintegrasikan melalui mata pelajaran yang mengedepankan sikap ilmiah
sepertinya dapat memberikan stimulus yang berbeda ketika melahirkan hasil, pembelajaran
sains ini pun perlu ditunjang dengan penggunaan metode yang tepat oleh guru sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tulisan ini juga menganalisis potensi dari
pembelajaran sains sebagai salah satumata pelajaran yang terintegrasikan dengan
pendidikan Karakter AntiKorupsi serta langkah-langkah konkrit pengaplikasiannya.
Dengan demikian pada akhirnya upaya ini sekaligus menjawab tantangan masa depan
bangsa Indonesia.
B. TUJUAN
Tujuan dari tulisan ini adalah sebagai berikut.
1. Memberikan gambaran tentangPendidikan AntiKorupsi sejak dini.
2. Memberikan gambaran implementasi Pendidikan Anti Korupsi melalui
Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar
C. MANFAAT
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari Pendidikan anti korupsi sejak dini adalah:
a. Model Pembelajaran dapat diintegrasikan dengan pelajaran lain
b. Dapat menjadi sarana dalam menumbuhkan jiwa antikorupsi
2
GAGASAN
Pendidikan Anti Korupsi pada anak dapat dimulai melalui jalan memberikan
pengertian tentang segala sesuatu mengenai Korupsi termasuk kedalamnya adalah betapa
buruknya pengaruh yang dapat diakibatkan dari tindakan tersebut yang disisipkan dalam
dialog-dialog kecil dan tidak terencana. Selain itu, contoh tindakan anti-Korupsi secara
langsung juga diperlukan karena anak-anak cenderung meniru apa yang menjadi kebiasaan
orang-orang yang lebih tua darinya.
Salah satu cara efektif yang dapat dilakukan di lingkungan sekolah dalam proses
pendidikan Anti Korupsi sejak dini selain pemberian materi secara formal juga bisa
dilakukan dengan diadakannya warung kejujuran. Selain melatih siswa untuk bersikap
jujur juga siswa dibebani tanggung jawab mengenai segala sesuatu yang terjadi di warung
tersebut.Hal ini bisa memicu dan mengasah sifat-sifat yang diharapkan timbul dari diri
para siswa.Sehingga ketika mereka dibebani kepercayaan yang lebih dari itu suatu hari
nanti, tanpa merasa dimata-matai pun mereka bisa bersikap jujur.
.
Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar
Sains atau yang lebih dikenal ilmu pengetahuan alam merupakan salah satu mata
pelajaran yang harus dipelajari di sekolah dasar. Sains diharapkan menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari. Khusus dalam mata
pelajaran IPA dijelaskan bahwa “ Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu sistem dalam
mempelajari alam melalui pengumpulan data dengan cara observasi dan percobaan yang
terkendali.”(Endang Wahyudiana, 2009:2)
Pembelajaran sains di sekolah hendaknya diarahkan pada pemikiran alami anak
beserta alasan yang dijadikan dasar pemikirannya dan kegiatan-kegiatan yang dapat
memotivasi siswa untuk belajar secara aktif dan siswa dapat menghadapi dan memecahkan
masalah secara terampil, apabila menghadapi permasalahan di dalam kehidupan keluarga,
dan bermasyarakat, dan bekerja kelak. Dorongan belajar pada diri anak akan terlihat tatkala
mereka mengharapkan pengetahuan atau jawaban dari hal-hal yang dihadapinya.
Mengabaikan kesempatan tersebut, guru akan kehilangan momen berharga untuk
dikembangkan kepada proses belajar mengajar yang efektif. Apabila dorongan belajar
3
yang ditunjukkan anak didik dapat dimanfaatkan dengan baik, maka pengembangan
motivasi belajar dan berpikir kreatif pada diri mereka akan terbentuk dengan sendirinya.
Menurut Barlia (2009:3) pembelajaran sains untuk anak usia sekolah dasar, tidak
selalu harus bersifat teknis. Tetapi, sains untuk anak usia sekolah dasar harus lebih besifat
pemberian dasar-dasar pengetahuan untuk memfasilitasi dan mengakomodasikan sifat
curiosity-nya yang timbul dari pertanyaan-pertanyaan: bagaimana (how), kapan (when),
dimana (where), dan apa (what) tentang sesuatu yang terjadi dilingkungan sekitar dirinya
setiap hari. Dan itulah sebenarnya sains bagi mereka.
Tujuan pendidikan sains di SD hendaknya lebih menekankan kepada pemilikan
kecakapan proses atau kecakapan generik dibandingkan dengan penguasaan konsep,
karena kecakapan generik merupakan prasyarat yang harus dimiliki siswa, agar siswa dapat
mempelajari bidang studi lainnya sesuai dengan minatnya. Selain penguasaan konsep dan
kecakapan proses yang merupakan keterampilan ilmiah, siswa juga seharusya memperoleh
nilai religius, karena pada dasarnya sains adalah bagaimana mempelajari ciptaan Allah swt.
Rasa keingintahuan untuk mengamati fenomena alam, nilai kejujuran harus melekat pada
diri seorang saintis kecil.
Pada dasarnya semua guru mempunyai peran yang sama di dalam proses belajar
mengajar. Tetapi walaupun demikian, guru sains dalam melaksanakan pembelajaran
mempunyai peran khas dan lebih luas bila dibandingkan dengan guru bidang studi lain.
Misalnya, mengatur menata dan menyiapkan alat-alat laboratorium, memikirkan, dan
mengembangkan teknik-teknik untuk keselamatan anak didik, memvariasikan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh anak didik, baik di laboratorium maupun di dalam kelas.
Proses pembelajaran sains di sekolah dasar, dapat disimpulkan bahwa: dengan
diberikannya pendidikan sains di sekolah dasar, diharapkan anak didik dapat
mendemonstrasikan peningkatan pemahaman tentang sains, atau lebih jelasnya diharapkan
dapat menjadikan generasi baru bangsa Indonesia yang “melek sains dan
teknologi”(Barlia, 2009:14)
Maka dari itu dalam melaksanakan pembelajaran sains guru harus menyusun dan
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang membangun pengetahuan siswa secara aktif,
dan tidak hanya menekankan pada hasil tetapi juga proses belajar.
4
KESIMPULAN
A. GAGASAN YANG DIAJUKAN
Masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung
dari usia enam tahun hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun. Karakteristik
utama siswa sekolah dasar adalah mereka menampilkan perbedaan-perbedaan individual
dalam banyak segi dan bidang, di antaranya, perbedaan dalam intelegensi, kemampuan
dalam kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak.
Keberhasilan proses pembelajaran ditentukan oleh ketetapan pemahaman guru
terhadap perkembangan murid. Pemahaman murid menjadi dasar pengembangan strategi
dan proses pembelajaran yang membantu murid mengembangkan perilaku-perilakunya
baru.
Menurut Piaget dalam Muhibbin (1995:76),” Anak adalah seorang yang aktif,
membentuk atau menyusun pengetahuan mereka sendiri pada saat mereka
mengeksplorasikan lingkungan dan kemudian tumbuh secara kognitif terhadap pemikiran-
pemikiran yang logis”.
Uraian diatas menunjukan bahwa dalam pembelajaran sains di SD yang perlu
diajarkan adalah produk dan proses karena keduanya tidak dapat dipisahkan. Guru yang
berperan sebagai fasilitator siswa dalam belajar produk dan proses sains harus dapat
mengemas pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Ada beberapa prinsip
pembelajaran sains untuk SD yang harus diperhatikan oleh guru. Prinsip tersebut antara
lain:
1) Pemahaman kita tentang dunia sekitar kita di mulai melalui pengalaman baik
secara inderawi maupun non inderawi
2) Pengetahuan yang diperoleh tidak pernah terlihat secara langsung, karena itu
perlu di ungkap selama proses pembelajaran. Pengetahuan siswa yang diperoleh
dari pengalaman itu perlu diungkap di setiap awal pembelajaran
Setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan relasi dengan
konsep lain. Tugas sebagai guru sains adalah mengajak siswa untuk mengelompokan
pengetahuan yang sedang di pelajari itu ke dalam fakta, data, konsep, simbol, dan
hubungan dengan konsep lain.
5
B. TEKNIK IMPLEMENTASI
Berikut langkah strategis yang bisa dilakukan:
1. Pengintegrasian Mata Pelajaran
Pengembangan nilai anti Korupsi diintegrasikan dalam setiap pokok
bahasan pada mata pelajaran.Pembelajaran sains yang sesuai dengan nilai-nilai
pendidikan antiKorupsi yang akan dikembangkan kemudian digunakan sebagai
proses pembelajaran. Berikut adalah prosedur penerapan pendidikan antiKorupsi
dalam mata pelajaran sains untuk anak sekolah dasar berdasarkan penelitian
terdahulu oleh Rahayu.
a) pengintegrasian Pendidikan Anti Korupsi ke dalam silabus Sains,
mengidentifikasi SK dan KD yang akan menjadi materi pengintegrasian
Pendidikan Anti Korupsi,
menambah indikator tentang Korupsi pada kolom indikator,
menambah materi pokok tentang Korupsi pada kolom materi pokok sesuai
dengan indikatornya,
menyisipkan instrumen yang berkaitan dengan Korupsi untuk mengevaluasi
Pendidikan Anti Korupsi, dan
menambah sumber belajar tentang Korupsi,
b) penyusunan RPP yang memuat Pendidikan Anti Korupsi,
menyisipkan indikator materi Pendidikan Anti Korupsi,
menyisipkan materi Pendidikan Anti Korupsi pada tujuan pembelajaran,
menguraikan indikator materi Pendidikan Anti Korupsi pada materi
pembelajaran,
merencanakan pemberian materi Pendidikan Anti Korupsi dalam langkah-
langkah pembelajaran,
menambahkan sumber belajar, dan
menyisipkan instrumen tentang materi Pendidikan Anti Korupsi dalam
penilaian pelajaran Sains,
pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Anti Korupsi melalui Sains
menggunakan media gambar, artikel, dan media massa serta menggunakan
metode ceramah, role playing, tanya jawab, penugasan, dan diskusi
6
kelompok. Untuk mengevaluasi Pendidikan Anti Korupsi mengikuti dengan
evaluasi Sains,
c) pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Anti Korupsi melalui Sains,
d) kendala-kendala dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Antiterdiri dari
dua kendala yaitu kendala internal dan eksternal. Kendala internalnya meliputi:
guru mengalami kesulitan dalam pengintegrasian Pendidikan Anti Korupsi
melalui Sains karena kekurangtelitian dalam mengidentifikasi SK dan,
guru mengalami kesulitan dalam penyusunan silabus dan RPP Sains yang
memuat materi Pendidikan Anti Korupsi karena sebelum membuat silabus
dan RPP guru harus memikirkan materi Pendidikan Anti Korupsi apa yang
dimasukkan dalam silabus dan RPP serta banyaknya komponen yang harus
memuat materi Pendidikan Anti Korupsi mulai dari indikator, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber
belajar dan evaluasinya, dan
guru mengalami kesulitan dalam pembagian waktu pembelajaran
Pendidikan Anti Korupsi karena materi Sains sudah penuh dan alokasi
waktu pembelajaran Sains yang sedikit. Sedangkan kendala eksternalnya
adalah faktor lingkungan yang melihat Korupsi sebagai hal yang biasa atau
membudaya sehingga berakibat rusaknya tatanan hidup di Indonesia,
e) upaya mengatasi kendala-kendala internal adalah:
upaya mengatasi kendala dalam pengintegrasian Pendidikan Anti Korupsi
dengan cara sering mempelajari SK dan KD yang menjadi materi
pengintegrasian Pendidikan Anti Korupsi serta harus teliti,
upaya mengatasi kendala dalam penyusunan silabus dan RPP Sains yang
memuat Pendidikan Anti Korupsi dengan cara harus teliti dan kreatif agar
semua materi bisa tersampaikan dan memiliki banyak referensi, dan
upaya mengatasi kendala alokasi waktu yang sedikit dengan cara banyak
memberikan tugas dan juga guru harus pandai dalam memilih metode
pembelajaran yang bisa menyampaikan seluruh materi baik materi Sains
maupun materi Pendidikan Anti Korupsi.
Sedangkan upaya mengatasi kendala eksternal karena faktor lingkungan
dengan cara selalu memberi nasihat dan memberi contoh kongkrit kepada siswa
7
dengan membiasakan bersikap dan berperilaku anti Korupsi dalam kehidupan
sehari-hari sehingga siswa tidak menganggap Korupsi sebagai hal yang biasa.
Tabel 1. Contoh Implementasi Pendidikan Anti Korupsi pada pembelajaran Sains
Mata PelajaranNilai Pendidikan Anti
KorupsiTeknik Implementasi Pembelajaran
Sains
Pembelajaran SainsMembuat bentuk kerangka manusia
Tanggung Jawab: Terwujud dalam proses imajinasi berpikir ingin membentuk kerangka dengan media.
Kerja Keras dan Kejujuran: Keuletan peserta yang ingin membuat bentuk kerangka sebagus mungkin, tanpa menyontek dengan siswa lain
Sederhana: terbatasnya media memberikan pelajaran antar kelompok ketika harus mengantri untuk menggunakan media
Membuat bentuk kerangka tubuhmanusia secara berkelompok, sementara siswa hanya diberikan beberapa Koran dan alat praktik lainnya seperti gunting,lem kertas, dan solasi.Dalam waktu singkat beberapa kelompok anak bekerja secara kreatif membuat bentuk kerangka manusia, dengan menyatukan beberapa ide imajinasi dari setiap orang sehingga diputuskan untuk membuat satu konsep kerangka.
2. Budaya Sekolah
Dalam rangka pengembangan budaya dan karakter bangsa anti Korupsi,
waktu istirahat di sela-sela jam belajar bisa dijadikan wahana pemanfaatan waktu,
artinya pendidikan anti Korupsi terus berlangsung walaupun jamnya untuk
istirahat.Melalui kantin kejujuran, anak akan belajar lebih jujur, takut untuk berbuat
curang atau melakukan tindakan tercela seperti mencuri. Kegiatan ini sebaiknya
melibatkan seluruh elemen sekolah, baik kepala sekolah, guru, peserta didik, tenaga
kependidikan bahkan orang tua peserta didik.Masing-masing hendaknya
memaknai. Namun, hal yang perlu digarisbawahi adalah walaupun bersifat terbuka
dan menuntut kejujuran, kantin kejujuran ini harus tetap memberikan pembelajaran
artinya bisa menjadi alat ukur sepanjang proses pembelajaran anak. Gagasan untuk
memanfaatkan pembelajaran sains sebagai jembatan penghubung Pendidikan anti
Korupsi ini, sulit untuk diimplementasikan tanpa peran dari pihak-pihak berikut,
8
antara lain:
Pemerintah
Pemerintah sebaiknya mensosialisasikan Pendidikan Anti Korupsi kepada
seluruh elemen masyarakat agar tujuan Pendidikan Anti Korupsi bisa terlaksana
secara maksimal dan tidak hanya siswa saja yang bersikap dan berperilaku anti
Korupsi tetapi seluruh masyarakat Indonesia. Selain itu juga Pemerintah harus
menggalakan pada pengembangan kurikulum, jika sudah terbentuk, pemerintah
pun seyogyanya memperlancar implementasi gagasan ini dengan menyediakan
fasilitas sarana dan prasarana awal, buku aturan main permainan, kumpulan
metode proses pembelajaran.
Kepala Sekolah dan Guru
kepada kepala sekolah harus lebih memberikan kesempatan kepada guru
untuk mengikuti seminar maupun pelatihan tentang pembelajaran agar guru
memiliki pengetahuan yang luas dan juga segera membuka kantin kejujuran.
kepada guru, guru lebih sering mempelajari Pendidikan Anti Korupsi agar
mengalami kemudahan dalam pengintegrasian Pendidikan Anti Korupsi ke
dalam silabus maupun RPP Sains yang memuat Pendidikan Anti Korupsi.
9
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.2010.Pedoman Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Bahan pelatihan penguatan metodologi pembelajaran berdasarkan nilai-nilai budaya untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa:. Kementrian Pendidikan Nasional
Barlia, L. (2006). Mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar(PLAS). Direktorat PPTK & KPT, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Dirjen DIKTI.
Barlia, L.(2011). Teori Pembelajaran Sains untuk Sekolah Dasar. (Bahan Perkuliaan) Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang.
Barlia, L. (2010). Teori Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Di Sekolah Dasar. (Bahan Perkuliaan) Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang.
Rahayu.(2011). Pendidikan Anti Korupsi melalui Pendidikan Kewarganegaraan di SMP N 8 Malang.UM
http://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi diakses 7-3-2015
http://imamsuprayogo.com/PendidikanAntiKorupsi diakses 6-3-2015
www.pendidikan.net/tentangkurikulumantikorupsi diakses 6-3-2015
http://nurulsolikha.blogspot.com/2011/03/upaya-pemberantasan-korupsi-di.htmldiakses 7-
3-2015
10
BIODATA KELOMPOK
1. Ketua Kelompok
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Debataraja Martua Saulus
2 Jenis Kelamin L / P
3 Program Studi Teknik Elektro
4 NIM 201411234
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta,19 Januari 1996
6 Email saulusdebataraja@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081381445446
B. Riwayat PendidikanSD SMP SMA
Nama Institusi Notre Dame Notre Dame Notre DameJurusanTahun Masuk/Lulus 2002/2008 2008/2011 2011/2014
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
NoNama Pertemuan Ilmiah / Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
123
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun123
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa skema Gagasan Tertulis.
Jakarta , 9 Maret 2015Pengusul,
(Debataraja Martua Saulus)
2. Anggota Kelompok
11
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Gustri Bernadetta Sihaloho
2 Jenis Kelamin L / P
3 Program Studi Teknik Elektro
4 NIM 201411183
5 Tempat dan Tanggal Lahir Panei Tongah,16 Agustus 1996
6 Email gustrihaloho3@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085362081819
B. Riwayat PendidikanSD SMP SMA
Nama Institusi SDN 091286 Panei Tongah
Bintang Timur Pematangsiantar
Budi Mulia Pematangsiantar
JurusanTahun Masuk/Lulus
2002/2008 2008/2011 2011/2014
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
NoNama Pertemuan Ilmiah / Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
123
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun123
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa skema Gagasan Tertulis.
Jakarta , 9 Maret 2015Pengusul,
(Gustri Bernadetta Sihaloho)
3. Anggota Kelompok
A. Identitas Diri
12
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Novrida Yanti Gultom
2 Jenis Kelamin L / P
3 Program Studi Teknik Elektro
4 NIM 201411264
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bandar Rakyat,25 November 1996
6 Email gultomnovrida@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082166817192
B. Riwayat PendidikanSD SMP SMA
Nama Institusi Abdi Sejati Perdagangan
Bintang Timur Pematangsiantar
Budi Mulia Pematangsiantar
JurusanTahun Masuk/Lulus
2002/2008 2008/2011 2011/2014
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
NoNama Pertemuan Ilmiah / Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
123
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun123
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa skema Gagasan Tertulis.
Jakarta , 9 Maret 2015Pengusul,
(Novrida Yanti Gultom)
No Nama/NIM Program
studi
Bidang ilmu Alokasi
waktu(jam/
Uraian tugas
13
minggu)
1 Debataraja M
Saulus/201411
234
S1 Teknik
Elektro
Pendidikan 9 jam Menyampaikan
gagasan,tanggapan
serta ide
2 Gustri
Bernadetta
Sihaloho/2014
11183
S1 Teknik
Elektro
Pendidikan 9 jam Menyampaikan
gagasan,pengetika
n
3 Novrida Yanti
Gultom/20141
1264
S1 Teknik
Elektro
Pendidikan 9 jam Mengumpulkan
data,literatur,tangg
apan serta ide
14
KOP PERGURUAN TINGGI
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Debataraja Martua Saulus
NIM : 201411234
Program Studi : Teknik Elektro
Fakultas : Teknik Industri
Dengan ini menyatakan bahwa usulan PKM-GT saya dengan judul:
“OPTIMALISASI PENCEGAHAN KORUPSI MELALUI
PENDIDIKAN SEJAK DINI” yang diusulkan untuk tahun anggaran 2015 bersifat
original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan
seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.
Jakarta,9 Maret 2015
Mengetahui, Yang menyatakan,
Pembantu Rektor/Ketua
Bidang kemahasiswaan,
( ) ( )
NIP/NIK NIM:201411234
Cap dan tanda tangan Tanda tangan
15