Capital Structure Dillema

Post on 14-Oct-2015

10 views 0 download

description

struktur modal dilema

Transcript of Capital Structure Dillema

CAPITAL STRUCTURE DILEMMAROSALINA NITIWALUYO 121110051

Van Home & Wachowicz (1999) dalam Hapsari (2010) mengungkapkan bahwa struktur modal adalah bauran pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh utang, ekuitas saham preferen, dan ekuitas saham biasa. Serupa dengan definisi tersebut, Weston & Copeland (2010) mendefinisikan struktur modal sebagai biaya permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Struktur modal terdiri atas dana internal dan dana eksternal. Dana internal berupa saldo laba dan dana eksternal berupa dana dari investor dan kreditor. Sumber dana eksternal ini mengakibatkan timbulnya biaya modal. Oleh karena itu, manajemen struktur modal memerlukan penghitungan yang teliti untuk memaksimalkan nilai perusahaan dengan menekan serendah-rendahnya biaya modal tersebut. Struktur modal yang baik adalah struktur modal yang mampu memaksimalkan nilai perusahaan.

Teori Struktur ModalTeori struktur modal menjelaskan mengenai pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Terdapat berbagai macam teori dari berbagai ahli dan berikut adalah rangkuman teori struktur modal.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Struktur ModalIstilah struktur kepemilikan digunakan untuk menunjukkan bahwa variabel-variabelyang penting di dalam struktur modal tidak hanya ditentukan oleh jumlah utang dan ekuitas, tetapi juga persentase kepemilikan saham oleh inside equity (insider shareholders) dan outside equity (outside shareholders).1. Insider OwnershipDalam mengelola perusahaan, manajemen mempunyai kecenderungan menggunakan kelebihan keuntungan untuk konsumsi atau perilaku oportunistik. Mereka menerima manfaat yang penuh akan kegiatan tersebut tetapi kurang mau menanggung risiko dari biaya yang dikeluarkan. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan hal tersebut sebagai agency cost of equity. Menurut Jensen dan Meckling (1976) kehadiran biaya tersebut dapat dikurangi dengan cara meningkatkan kepemilikan saham manjerial (managerial ownership) dalam perusahaan. Kepemilikan saham oleh manajer akan memaksa mereka untuk menanggung risiko atas kesalahan pengelolaan perusahaan. Dengan demikian mereka akan semakin hati-hati dalam menggunakan utang dan berusaha meningkatkan nilai perusahaan.2. Institutional ownershipDengan adanya konsentrasi kepemilikan, para pemegang saham besar seperti investor institusional akan dapat memonitor manajemen secara lebih efektif, dan dapat meningkatkan nilai perusahaan jika terjadi takeover. Meningkatnya saham institusional investor juga dapat mengimbangi kebutuhan terhadap penggunaan utang.3. Shareholders dispersionBerdasarkan kerangka teori keagenan dari Jensen dan Meckling (1976) perusahaan perlu meningkatkan utang guna mendisiplinkan tindakan manajer dalam perusahaan jika jumlah pemegang saham semakin menyebar. Hal ini karena, jumlah pemegang saham yang semakin menyebar menyebabkan konsentrasi kepemilikan akan terpecah dalam persentase yang kecil sehingga power pemegang saham untuk mengontrol tindakan manajer menjadi rendah. Sedangkan perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi, pihak manajemen praktis diangkat dan diberhentikan oleh pemegang saham yang besar (controlling shareholders) (Husnan, 2000). Dalam kondisi ini berarti pemegang saham memiliki power yang besar untuk mengontrol tindakan manajer.