Post on 06-Aug-2019
BUPATI BELITUNG TIMUR
PIDATO BUPATI BELITUNG TIMUR
PADA RAPAT PARIPURNA IV MASA PERSIDANGAN II TAHUN 2019
PENYAMPAIAN LAPORAN LKPJ TAHUN ANGGARAN 2018
SENIN, 1 APRIL 2019 PUKUL 10.00 WIB.
RUANG SIDANG DPRD KAB. BELTIM
1
Assalamualaikum,Wr.Wb.
Selamat Pagi, Salam Sejahtera untuk kita semua.
Yang Saya hormati,
Wakil Bupati Belitung Timur;
Yang Saya hormati,
Ketua dan Wakil Ketua serta Anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur;
Yang Saya hormati,
Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Belitung Timur yang
hadir pada hari ini;
Yang Saya hormati,
Sekretaris Daerah, Staf Ahli, Asisten, Pimpinan OPD Kabupaten Belitung
Timur, Kepala Bagian, Camat dan Kepala Desa, serta para Ketua BPD di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Belitung Timur;
Yang Saya hormati,
Ketua Tim Penggerak PKK, Dharma Wanita Persatuan, Bhayangkari
dan Persit Kabupaten Belitung Timur;
Yang Saya hormati,
Pimpinan BUMN dan Swasta, Pimpinan Partai Politik, Tokoh
Masyarakat, Tokoh Agama, LSM, Pemuda, Pers, hadirin para undangan
yang berbahagia.
2
Pertama-tama, marilah kita senantiasa memanjatkan puji dan syukur ke
hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kita masih diberi kesehatan dan kesempatan
untuk dapat mengikuti RAPAT PARIPURNA IV MASA PERSIDANGAN II
TAHUN SIDANG 2019 DENGAN AGENDA PENYAMPAIAN LKPJ BUPATI
BELITUNG TIMUR TAHUN ANGGARAN 2018.
Rapat Paripurna Dewan yang terhormat,
Sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, maka Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
dinyatakan tidak berlaku lagi, namun dasar hukum lebih teknis yang mengatur
mengenai mekanisme penyusunan dan penyampaian LKPJ ini sampai
dengan saat ini masih sama yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun
2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada
Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah
Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat.
Salah satu hal penting yang diamanahkan Undang-Undang terkait
hubungan kemitraan kerja antara Kepala Daerah dan DPRD adalah
sebagaimana yang tercantum pada Pasal 71 ayat (1) bahwa “Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban memuat hasil penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah”. Ayat (2) bahwa
“Kepala Daerah menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 Ayat (1) kepada DPRD yang
dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun paling lambat 3 (tiga) bulan
setelah tahun anggaran berakhir“.
LKPJ merupakan implikasi logis dari prinsip akuntabilitas dan transparansi
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Tidak hanya merupakan
kewajiban Kepala Daerah untuk melaporkan capaian pelaksanaan APBD
selama setahun, tetapi LKPJ pada prinsipnya adalah instrumen pengendalian
dan evaluasi dari proses pelaksanaan urusan, tugas pembantuan dan tugas
umum pemerintahan. Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang LKPJ, LPPD dan ILPPD, serta PP
3
6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah, daerah otonom didorong untuk menggunakan LKPJ, Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD), Evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) serta Evaluasi
Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah (EKPOD) sebagai instrumen
perumusan dan perencanaan kebijakan maupun instrumen evaluasi
penyelenggaraan otonomi daerah. Mengacu pada ketentuan tersebut,
melalui kesempatan ini perkenankanlah kami menyampaikan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2018.
Pimpinan dan Anggota DPRD Serta Hadirin Yang Saya Hormati,
Sebagaimana tertuang di dalam RPJMD Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2016-2021, berdasarkan Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Visi adalah rumusan
umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.
Adapun visi dari Kabupaten Belitung Timur yang dijadikan pijakan dasar
dalam penentuan arah pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah
Kabupaten Belitung Timur tahun 2016-2021 adalah:
“BELITUNG TIMUR YANG MAJU DAN UNGGUL DENGAN
BERBASISKAN
SUMBERDAYA LOKAL”
Visi ini diharapkan akan mewujudkan keinginan dan amanat masyarakat
Kabupaten Belitung Timur dengan tetap mengacu pada pencapaian RPJPD
Kabupaten Belitung Timur dan tujuan nasional seperti diamanatkan dalam
Pembukaan UUD 1945 khususnya bagi masyarakat Kabupaten Belitung
Timur.
Penyelenggaraan pemerintahan dalam upaya percepatan
pembangunan guna mengejar ketertinggalan serta disparitas/kesenjangan
dengan daerah-daerah lain dilakukan dengan menetapkan 3 (tiga) Misi
sebagaimana yang tertuang dalam dokumen RPJMD Kabupaten Belitung
Timur Tahun 2016-2021, yaitu:
4
1. Menerapkan konsep ketatapemerintahan yang baik antara pemerintah,
swasta dan masyarakat di Kabupaten Belitung Timur agar tercipta
sinergitas dan keharmonisan dalam pembangunan.
2. Membangun dan membenahi infrastruktur daerah untuk memperbaiki
kinerja pelayanan.
3. Diversifikasi lapangan usaha dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat
Kabupaten Belitung Timur untuk meningkatkan pendapatan dan kualitas
hidup, pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan.
Rapat Paripurna Dewan Yang Terhormat,
Secara garis besar dilaporkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang secara operasional dibiayai dengan APBD Tahun Anggaran
2018, dapat terselenggara dengan baik dan optimal melalui
pelaksanaan berbagai kebijakan, program dan kegiatan sesuai urusan
pemerintahan yang dibebankan dan menjadi tanggung jawab masing-masing
Organisasi Perangkat Daerah.
Disamping untuk pemenuhan kebutuhan rutin berupa anggaran belanja
operasional dan belanja pegawai guna menunjang kelancaran pelaksanaan
tugas pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan kehidupan
kemasyarakatan di segala bidang, Kebijakan Umum Belanja Daerah TA.
2018 diarahkan untuk peningkatan stimulus guna mendorong pertumbuhan
perekonomian daerah melalui peningkatan aksesibilitas wilayah dan
penyediaan infrastruktur dasar sosial ekonomi, dengan tetap memperhatikan
perlindungan dan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dalam rangka
peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan
fasilitas umum, serta pengembangan jaminan sosial dan perlindungan
masyarakat miskin.
Pada Tahun 2018 Anggaran Pendapatan Daerah yang meliputi
Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan
Daerah Yang Sah sebesar Rp. 836.819.716.175,07 (Delapan Ratus Tiga
Puluh Enam Miliar Delapan Ratus Sembilan Belas Juta Tujuh Ratus
Enam Belas Ribu Seratus Tujuh Puluh Lima koma Nol Tujuh Rupiah) dan
terealisasi sebesar 805.763.301.628,16 (Delapan Ratus Lima Miliar Tujuh
5
Ratus Enam Puluh Tiga Juta Tiga Ratus Satu Ribu Enam Ratus Dua
Puluh Delapan koma Enam Belas Rupiah) atau 96,29%, dengan rincian:
1. Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2018 meliputi pajak daerah,
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang di pisahkan, dan lain-
lain pendapatan asli daerah yang sah dianggarkan sebesar Rp.
102.114.692.175,07 (Seratus Dua Miliar, Seratus Empat Belas Juta,
Enam Ratus Sembilan Puluh Dua Ribu, Seratus Tujuh Puluh Lima
koma Nol Tujuh Rupiah) dan terealisasi sebesar Rp.
105.921.369.786,75 (Seratus Lima Miliar, Sembilan Ratus Dua Puluh
Satu Juta Tiga Ratus Enam Puluh Sembilan Ribu Tujuh Ratus
Delapan Puluh Enam koma Tujuh Puluh Lima Rupiah) atau 103,73%
2. Dana Perimbangan Tahun Anggaran 2018 meliputi Dana bagi hasil pajak
dan bukan pajak, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus
dianggarkan sebesar Rp. 635.693.104.000 (Enam Ratus Tiga Puluh
Lima Miliar Enam Ratus Sembilan Puluh Tiga Juta Seratus Empat
Ribu Rupiah) dan terealisasi sebesar Rp. 622.466.388.030 (Enam Ratus
Dua Puluh Dua Miliar Empat Ratus Enam Puluh Enam Juta Tiga
Ratus Delapan Puluh Delapan Ribu Tiga Puluh Rupiah) atau 97,92%.
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Tahun Anggaran 2018 meliputi
Pendapatan Hibah, Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan dari Pemerintah
Daerah lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus,dan Bantuan
Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya dianggarkan
sebesar Rp. 99.011.920.000 (Sembilan Puluh Sembilan Miliar, Sebelas
Juta, Sembilan Ratus Dua Puluh Ribu Rupiah) terealisasi sebesar Rp.
77.375.543.811,41 (Tujuh Puluh Tujuh Miliar Tiga Ratus Tujuh Puluh
Lima Juta Lima Ratus Empat Puluh Tiga Ribu Delapan Ratus Sebelas
koma Empat Puluh Satu Rupiah) atau sebesar 78,15%.
6
Sidang dewan yang terhormat,
Kebijakan umum keuangan daerah dalam pengelolaan keuangan
daerah yang mana dalam azasnya adalah efisiensi, efektifitas dan
transparansi yang merupakan salah satu hal selalu diutamakan, terutama
jika keadaan keuangan (APBD) defisit. Efisiensi anggaran merupakan
Kebijakan Umum dalam Pengelolaan Keuangan Daerah dengan melakukan
penghematan belanja daerah. Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
menerapkan langkah-langkah penghematan yang telah dilakukan adalah:
1. Pembahasan APBD tahun berikutnya dibahas dengan lebih selektif dan
disesuaikan dengan prioritas program serta berdasarkan kebutuhan yang
menyentuh kepada masyarakat;
2. Melaksanakan proses pengadaan barang dan jasa yang sesuai dengan
peraturan dan perundangan tentang pengadaan barang dan jasa;
3. Melakukan perhitungan yang real terhadap program dan kegiatan yang
akan dilaksanakan pada Tahun Anggaran berkenaan dengan membuat
Rencana Anggaran Belanja (RAB), Survey harga, dan menyusun
Kerangka Acuan Kerja;
4. Meminimalisir pengeluaran belanja.
Target dan Realisasi Belanja Kabupaten Belitung Timur Tahun
Anggaran 2018 dialokasikan sebesar Rp 908.308.443.631,65 (Sembilan
Ratus Delapan Miliar, Tiga Ratus Delapan Juta, Empat Ratus Empat
Puluh Tiga Ribu, Enam Ratus Tiga Puluh Satu Koma Enam Puluh Lima
Rupiah) terealisasi sebesar Rp. 789.883.848.689,80 (Tujuh Ratus Delapan
Puluh Sembilan Miliar, Delapan Ratus Delapan Puluh Tiga Juta, Delapan
Ratus Empat Puluh Delapan Ribu, Enam Ratus Delapan Puluh Sembilan
koma Delapan Puluh Rupiah) atau sebesar 86,96%. Dengan rincian:
1. Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Kabupaten Belitung Timur
Tahun Anggaran 2018 dialokasikan sebesar Rp 402.123.108.662,65
(Empat Ratus Dua Miliar, Seratus Dua Puluh Tiga Juta, Seratus
Delapan Ribu, Enam Ratus Enam Puluh Dua Koma Enam Puluh Lima
Rupiah) terealisasi sebesar Rp. 381.122.829.599,18 (Tiga Ratus
Delapan Puluh Satu Miliar, Seratus Dua Puluh Dua Juta, Delapan
7
Ratus Dua Puluh Sembilan Ribu, Lima Ratus Sembilan Puluh
Sembilan Koma Delapan Belas Rupiah) atau sebesar 94,78%.
2. Adapun Target dan Realisasi Belanja Langsung Kabupaten Belitung Timur
TA. 2018 dialokasikan sebesar Rp. 506.185.334.969 (Lima Ratus Enam
Miliar, Seratus Delapan Puluh Lima Juta, Tiga Ratus Tiga Puluh
Empat Ribu, Sembilan Ratus Enam Puluh Sembilan Rupiah) dan
terealisasi sebesar Rp. 408.761.019.090,62 (Empat Ratus Delapan
Miliar, Tujuh Ratus Enam Puluh Satu Juta, Sembilan Belas Ribu,
Sembilan Puluh Koma Enam Puluh Dua Rupiah) atau sebesar 80,75%.
Sidang dewan yang kami muliakan,
Kebijakan Umum Pembiayaan dalam keuangan daerah Kabupaten
Belitung Timur dengan memegang prinsip pembiayaan keuangan daerah
guna mencapai keseimbangan antara pendapatan dan belanja daerah,
sehingga defisit anggaran diupayakan untuk dapat diminimalkan sehingga
pembiayaan dianggarkan dapat untuk menutup defisit atau memanfaatkan
surplus pada tahun anggaran berjalan, maka arah pengelolaan pembiayaan
Pemerintah Daerah mengacu kepada prinsip kemampuan dan
kesinambungan fiskal daerah.
Dalam kebijakan umum pembiayaan, bahwa penerimaan pembiayaan
diupayakan berasal dari jenis penerimaan yang tidak membebani daerah,
serta pengeluaran pembiayaan diupayakan dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan pendapatan daerah, meningkatkan kemampuan keuangan
daerah.
Target dan realisasi Pembiayaan pada Tahun Anggaran 2018
berdasarkan kebijakan umum pembiayaan, dialokasikan sebesar Rp
71.488.727.456,58 (Tujuh Puluh Satu Miliar, Empat Ratus Delapan Puluh
Delapan Juta, Tujuh Ratus Dua Puluh Tujuh Ribu, Empat Ratus Lima
Puluh Enam koma Lima Puluh Dekapan Rupiah) terealisasi sebesar Rp.
71.217.971.546,85 (Tujuh Puluh Satu Miliar, Dua Ratus Tujuh Belas Juta,
Sembilan Ratus Tujuh Puluh Satu Ribu, Lima Ratus Empat Puluh Enam
koma Delapan Puluh Lima Rupiah) atau sebesar 99,62%. Dengan rincian:
8
1. Penerimaan sebesar Rp. 73.204.923.263,85 (Tujuh Puluh Tiga Miliar,
Dua Ratus Empat Juta, Sembilan Ratus Dua Puluh Tiga Ribu, Dua
Ratus Enam Puluh Tiga Koma Delapan Puluh Lima Rupiah) dari target
yang direncanakan tersebut telah terealisasi Rp. 72.933.763.365,85
(Tujuh Puluh Dua Miliar, Sembilan Ratus Tiga Puluh Tiga Juta, Tujuh
Ratus Enam Puluh Tiga Ribu, Tiga Ratus Enam Puluh Lima Koma
Delapan Puluh Lima Rupiah) atau tercapai 99,63%.
2. Pengeluaran pembiayaan ditargetkan sebesar Rp. 1.716.195.807,27 (Satu
Miliar, Tujuh Ratus Enam Belas Juta, Seratus Sembilan Puluh Lima
Ribu, Delapan Ratus Tujuh Koma Dua Puluh Tujuh Rupiah) terealisasi
sebesar Rp. 1.715.791.819 (Satu Miliar, Tujuh Ratus Lima Belas Juta,
Tujuh Ratus Sembilan Puluh Satu Ribu, Delapan Ratus Sembilan
Belas Rupiah) atau 99,98%.
Saudara hadirin, sidang paripurna yang kami hormati,
Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014, yang diklasifikasi urusan
pemerintahan terdiri dari 3 urusan yakni urusan pemerintahan absolut, urusan
pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum.
Urusan pemerintahan absolut adalah Urusan Pemerintahan yang
sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. Urusan Pemerintahan
Konkuren adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat
dan Daerah Propinsi dan Daerah Kabupaten/Kota. Urusan pemerintahan
umum adalah Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden
sebagai kepala pemerintahan. Untuk urusan konkuren atau urusan
pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah Propinsi dan
Daerah Kabupaten/Kota dibagi menjadi urusan pemerintahan wajib dan
urusan pemerintahan pilihan.
Urusan Pemerintahan Wajib adalah Urusan Pemerintahan yang wajib
diselenggarakan oleh semua Daerah. Sedangkan Urusan Pemerintahan
Pilihan adalah Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh
Daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki Daerah. Urusan pemerintah wajib
yang diselenggaraan oleh pemerintah daerah terbagi menjadi Urusan
9
Pemerintahan yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan Urusan
Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar.
Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara Pemerintah Pusat
dan Daerah Provinsi serta Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana disebutkan
diatas didasarkan pada prinsip akuntabilitas, efisiensi, dan eksternalitas, serta
kepentingan strategis nasional. Berikut kriteria-kriteria urusan pemerintahan
pusat, daerah Propinsi dan daerah Kabupaten/Kota.
Kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat
adalah:
1. Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah Propinsi atau lintas
negara;
2. Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah Propinsi atau
lintas negara;
3. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas
daerah Provinsi atau lintas negara;
4. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien
apabila dilakukan oleh Pemerintah Pusat; dan/atau
5. Urusan Pemerintahan yang peranannya strategis bagi kepentingan
nasional.
Kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah
Provinsi adalah:
1. Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah Kabupaten/Kota;
2. Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah Kabupaten/Kota;
3. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas
Daerah Kabupaten/Kota; dan/atau
4. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien
apabila dilakukan oleh Daerah Provinsi.
Kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota adalah:
1. Urusan Pemerintahan yang lokasinya dalam Daerah Kabupaten/Kota;
2. Urusan Pemerintahan yang penggunanya dalam Daerah
Kabupaten/Kota;
10
3. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya hanya
dalam Daerah Kabupaten/Kota; dan/atau
4. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien
apabila dilakukan oleh Daerah Kabupaten/Kota.
Ketentuan mengenai pembagian urusan Pemerintahan Daerah dan
Pemerintah Pusat dalam urusan pilihan adalah sebagai berikut.
1. Penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang kehutanan, kelautan,
serta energi dan sumber daya mineral dibagi antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah.
2. Urusan Pemerintahan bidang kehutanan yang berkaitan dengan
pengelolaan taman hutan raya Kabupaten/Kota menjadi kewenangan
daerah Kabupaten/Kota.
3. Urusan pemerintahan bidang energi dan sumber daya mineral yang
berkaitan dengan pengelolaan minyak dan gas bumi menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat.
4. Urusan Pemerintahan bidang energi dan sumber daya mineral yang
berkaitan dengan pemanfaatan langsung panas bumi dalam daerah
Kabupaten/Kota menjadi kewenangan daerah Kabupaten/Kota.
Sidang dewan dan hadirin yang kami hormati,
Peraturan Pemerintah yang mengatur pembagian urusan antar level
pemerintahan yang merupakan turunan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 masih mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, sehingga penyelenggaraan urusan
pemerintahan sesuai kewenangan Kabupaten/Kota yang dilaksanakan oleh
Kabupaten Belitung Timur masih terbagi menjadi 6 Urusan Wajib Palayanan
Dasar, 18 Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar dan 8 Urusan Pilihan dan
Urusan Penunjang. Pada Tahun 2018 Kabupaten Belitung Timur tidak
melaksanakan urusan pilihan kehutanan karena urusan ini sudah menjadi
kewenangan Provinsi, dan Urusan Transmigrasi.
11
Gambaran umum penganggaran, realisasi, dan persentase serapan
anggaran belanja langsung urusan desentralisasi Kabupaten Belitung Timur
pada Tahun 2018 kami ringkaskan menjadi;
1. Anggaran Belanja Langsung Urusan Wajib Pelayanan Dasar sebesar
Rp. 237.198.125.950,00 (Dua Ratus Tiga Puluh Tujuh Miliar, Seratus
Sembilan Puluh Delapan Juta, Seratus Dua Puluh Lima Ribu,
Sembilan Ratus Lima Puluh Rupiah) dan terealisasi sebesar Rp.
200.813.612.335,42 (Dua Ratus Miliar, Delapan Ratus Tiga Belas Juta,
Enam Ratus Dua Belas Ribu, Tiga Ratus Tiga Puluh Lima Koma Empat
Puluh Dua Rupiah) atau sekitar 84,66% dari total anggaran Belanja
Langsung Urusan Wajib Palayanan Dasar.
2. Anggaran Belanja Langsung Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar sebesar
Rp. 52.678.531.200,00 (Lima Puluh Dua Miliar, Enam Ratus Tujuh
Puluh Delapan Juta, Lima Ratus Tiga Puluh Satu Ribu, Dua Ratus
Rupiah) dan terealisasi sebesar Rp. 42.560.001.261,00 (Empat Puluh
Dua Miliar, Lima Ratus Enam Puluh Juta, Satu Ribu, Dua Ratus Enam
Puluh Satu Rupiah) atau sekitar 80,79% dari total anggaran Belanja
Langsung Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar.
3. Anggaran Belanja Langsung Urusan Pilihan sebesar Rp.
25.613.718.900,00 (Dua Puluh Lima Miliar, Enam Ratus Tiga Belas
Juta, Tujuh Ratus Delapan Belas Ribu, Sembilan Ratus Rupiah) dan
terealisasi sebesar Rp. 21.059.738.677,63 (Dua Puluh Satu Miliar, Lima
Puluh Sembilan Juta, Tujuh Ratus Tiga Puluh Delapan Ribu, Enam
Ratus Tujuh Puluh Tujuh Koma Enam Puluh Tiga Rupiah) atau sekitar
82,22% dari total anggaran Belanja Langsung Urusan Pilihan.
4. Anggaran Belanja Langsung Urusan Penunjang sebesar Rp.
66.799.883.100,00 (Enam Puluh Enam Miliar, Tujuh Ratus Sembilan
Puluh Sembilan Juta, Delapan Ratus Delapan Puluh Tiga Ribu,
Seratus Rupiah) dan terealisasi sebesar Rp. 55.789.857.146,00 (Lima
Puluh Lima Miliar, Tujuh Ratus Delapan Puluh Sembilan Juta, Delapan
Ratus Lima Puluh Tujuh Ribu, Seratus Empat Puluh Enam Rupiah)
sekitar 83,52% dari total anggaran Belanja Langsung Urusan Penunjang.
12
5. Total Belanja Langsung Urusan Desentralisasi sebesar Rp.
382.290.259.150,00 (Tiga Ratus Delapan Puluh Dua Miliar, Dua Ratus
Sembilan Puluh Juta, Dua Ratus Lima Puluh Sembilan Ribu, Seratus
Lima Puluh Rupiah) dan terealisasi sebesar Rp. 320.223.209.420,05
(Tiga Ratus Dua Puluh Miliar, Dua Ratus Dua Puluh Tiga Juta, Dua
Ratus Sembilan Ribu, Empat Ratus Dua Puluh Koma Nol Lima Rupiah)
atau sekitar 83,76% dari total anggaran Belanja Langsung semua urusan.
Tentu saja keberhasilan kinerja sebuah Organisasi Perangkat Daerah
tidak bisa semata-mata hanya diukur dari kemampuan serapan anggaran,
namun ini bisa menjadi salah satu faktor yang menjelaskan masih lemahnya
perencanaan anggaran di OPD tersebut, karena serapan anggaran yang
tinggi bukan merupakan jaminan indikator kinerja telah tercapai sesuai target
yang telah ditetapkan di awal tahun pelaksanaan. Lebih jauh lagi, berhasil
atau tidaknya OPD dalam menyelenggarakan pemerintahan juga sebaiknya
dilihat dari indikator kinerja urusan yang dilaksanakan oleh OPD sesuai
kewenangannya.
Sidang dewan Yang kami Muliakan.
Demikianlah Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati
Belitung Timur kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Belitung
Timur tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran
2018. Segala sesuatu yang telah dicapai sampai dengan saat ini, tentu
merupakan hasil kerja sama yang baik antara Pemerintah Daerah dan DPRD,
serta didukung penuh oleh segenap unsur Forum Koordinasi Pimpinan
Daerah dan tentunya hasil kerja keras dari seluruh jajaran pemerintahan
keseluruhan mulai dari tingkat Kabupaten, Kecamatan, Desa, RW dan RT
serta partisipasi aktif seluruh komponen masyarakat termasuk didalamnya
berbagai organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan, organisasi
politik dan LSM, insan pers, ulama, tokoh masyarakat dan seluruh
stakeholders sebagai mitra kerja pemerintah daerah.
Hal ini sejalan dengan tujuan otonomi daerah, yakni tujuan demokrasi
yang menempatkan pemerintahan daerah sebagai instrumen pendidikan
13
politik di tingkat lokal yang secara agregat menyumbang terhadap pendidikan
politik secara nasional guna mewujudkan masyarakat madaniah atau civil
society; serta tujuan kesejahteraan yang mengisyaratkan agar pemerintahan
daerah terus mengupayakan tersedianya pelayanan publik bagi masyarakat
secara efektif, efisien dan ekonomis dengan berbasis partisipasi dan
keswadayaan masyarakat.
Masyarakat yang semakin kritis dan tanggap terhadap berbagai
permasalahan daerah, juga memberikan kontribusi bagi kemajuan daerah.
Oleh karena itu, melalui kesempatan ini, kami menyampaikan penghargaan
yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada seluruh warga masyarakat yang telah ikut mengambil peran di dalam
pembangunan Belitung Timur.
Akhirnya, kepada Pimpinan dan segenap Anggota Dewan, dan seluruh
tamu undangan, dan segenap masyarakat Belitung Timur yang telah
mengikuti dan menyimak dengan seksama Laporan Keterangan Pertanggung
Jawaban Bupati ini, diucapkan terima kasih. Apabila terdapat tutur kata serta
hal-hal yang kurang berkenan, kami mohon maaf yang setulus-tulusnya.
Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita sekalian serta memberikan
bimbingan, petunjuk dan kemudahan dalam upaya memakmurkan dan
mensejahterakan masyarakatnya di Bumi Belitung Timur yang kita cintai
ini. Amin Ya Robbal ‘Alamin. Sekian dan terima kasih.
Wassalamu’alaikum, Warahmatullahi Wabarokatuh
Selamat Siang, Salam Sejahtera untuk kita semua.
BUPATI BELITUNG TIMUR,
YUSLIH IHZA, SE