Analisis LKPJ 2009 Jembrana-Madekhan

26
ANALISIS LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI KABUPATEN JEMBRANA 2005 - 2010 MADEKHAN ALI [email protected] Pengantar Pada bagian ini, akan dikaji perkembangan kebijakan dan hasil pembangunan Kabupaten Jembrana selama Tahun 2005-2010. Kajian ini dilakukan dengan suatu metode dasar yaitu membandingkan kerangka kebijakan yang telah dijalankan dengan hasil-hasil kebijakan tersebut. Sebagai dokumen utama kajian adalah: Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan (LKPJ AMJ) Bupati Jembrana 2005-2010. Sebagai dokumen pendukung adalah Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2009, dimana dokumen ini digunakan untuk menilik komitmen alokasi anggaran yang disediakan oleh pemerintah daerah dalam APBD. Ranah kajian dipetakan menjadi empat topik analisis kebijakan, yaitu: 1. Kebijakan pendidikan, 2. kebijakan kesehatan, 1

Transcript of Analisis LKPJ 2009 Jembrana-Madekhan

Page 1: Analisis LKPJ 2009 Jembrana-Madekhan

ANALISIS LKPJ AKHIR MASA JABATAN

BUPATI KABUPATEN JEMBRANA 2005 - 2010

MADEKHAN ALI

[email protected]

Pengantar

Pada bagian ini, akan dikaji perkembangan kebijakan dan hasil pembangunan

Kabupaten Jembrana selama Tahun 2005-2010. Kajian ini dilakukan dengan suatu

metode dasar yaitu membandingkan kerangka kebijakan yang telah dijalankan dengan

hasil-hasil kebijakan tersebut. Sebagai dokumen utama kajian adalah: Laporan

Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan (LKPJ AMJ) Bupati Jembrana

2005-2010.

Sebagai dokumen pendukung adalah Laporan Pertanggungjawaban

Pelaksanaan APBD 2009, dimana dokumen ini digunakan untuk menilik komitmen

alokasi anggaran yang disediakan oleh pemerintah daerah dalam APBD.

Ranah kajian dipetakan menjadi empat topik analisis kebijakan, yaitu:

1. Kebijakan pendidikan,

2. kebijakan kesehatan,

3. kebijakan ekonomi, dan

4. kebijakan pengembangan aparatur pemerintahan.

Keempat matra kajian tersebut setidaknya mengacu kepada esensi RPJMD

Jembrana 2006-2010. Dalam RPJMD Tahun 2006-2010, disebutkan bahwa Kabupaten

Jembrana memiliki visi “Terwujudnya Masyarakat Jembrana yang Sejahtera,

1

Page 2: Analisis LKPJ 2009 Jembrana-Madekhan

Berkeadilan, Beriman, dan Berbudaya”. Berdasarkan visi tersebut, ditetapkan 4 Misi

Pembangunan Daerah Kabupaten Jembrana, yaitu:

1. Meningkatkan kualitas hidup (quality of live) melalui peningkatan kualitas

pendidikan, peningkatan derajat kesehatan dan peningkatan daya beli

masyarakat (Perekonomian).

2. Peningkatan pelayanan umum (publik service) meliputi peningkatan infra

struktur, sarana fisik seperti jalan, listrik, jaringan air bersih, peningkatan

pelayanan administrasi dan komunikasi serta peningkatan sosial budaya.

3. Membangun semangat persatuan dan kesatuan bangsa, gotong royong, serta

harmonisasi antar seluruh lapisan masyarakat dalam heterogenitas agama, suku

dan adat istiadat.

4. Mewujudkan supremasi hukum dan menciptakan pemerintahan yang bersih,

efektif dan efisien

Dan berdasarkan Visi dan Misi Pembangunan diatas, disusun 4 (empat) Agenda

Utama Pembangunan Kabupaten Jembrana Tahun 2006 – 2010, yaitu:

1. Mewujudkan Jembrana yang Sejahtera.

2. Mewujudkan Pelayanan Publik yang Transparan dan Akuntabel.

3. Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan yang di dasari oleh Budaya.

4. Mewujudkan Jembrana yang Aman, Damai, Adil dan Demokratis.

KINERJA PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN

Kebijakan Urusan Pendidikan

Pembangunan pendidikan di Kabupaten Jembrana ditempatkan sebagai salah

satu kebijakan prioritas. Pelaksanaan pembangunan bidang pendidikan yang

dilaksanakan pada periode tahun 2005 s/d 2010 diarahkan guna mewujudkan

peningkatnya kualitas pendidikan yang merata dilaksanakan dengan

kebijakan dalam memberikan peluang yang luas kepada masyarakat untuk

2

Page 3: Analisis LKPJ 2009 Jembrana-Madekhan

mendapatkan dan berpartisipasi dalam pendidikan serta meningkatkan kualitas

sumber daya pendidikan.

Logika kebijakan pendidikan 2006-2010 Kabupaten Jembrana secara

terstuktur bisa dilihat pada Tabel berikut ini;

1. Peningkatan Akses Serta Kualitas Pendidikan

Sasaran : Pendidikana. Meningkatnya anak yang terlayanib. Meningkatnya APK SD/MI, SMP/MTS,

SMU/SMK/MAc. Menurunnya Angka DOd. Meningkatnya angka prevalensi kelulusan

dengan lapangan kerjae. Menurunnya jumlah penduduk berusia 15

tahun keatas yang tidak berpendidikanf. Meningkatnya proporsi penduduk yang

mengikuti jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi

g. Meningkatnya angka melanjutkan sekolah dari lulusan SMP ke jenjang pendidikan menengah

h. Meningkatnya kualitas hasil belajar yang diukur dengan meningkatnya presentase siswa yang lulus evaluasi hasil belajar

Strategi : Pendidikana. Membuka

kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pendidikan

b. Meningkatkan kualitas guru

c. Meningkatkan sarana prasarana pendidikan

d. Pengembangan model pendidikan

Indikator sasaran:- % penduduk

menamatkan SD- % penduduk

menamatkan SMP- % penduduk

menamatkan SMA- % lulusan sekolah- Nilai UAN/UAS- Prestasi Akademik

dan Non akademik- % sekolah

menamatkan MBS- Lama [endidikan- Jumlah lulusan

terserap dalam lapangan kerja

Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 8 (delapan) sasaran kebijakan

pendidikan yang bisa digunakan dasar atau alat ukur tercapai atau tidaknya upaya

peningkatan kualitas pendidikan yang merata di Kabupaten Jembrana. Dari 8

sasaran tersebut, di sini dicatat sejumlah capaian kinerja yang kiranya

dipandang pencapaiannya tidak optimal ataupun gagal memenuhi target

RPJMD 2006 – 2010.

1. Salah satu sasaran penyelenggaraan pendidikan dasar penurunan angka

drop out atau angka putus sekolah. Sebagaimana terlihat pada Tabel

berikut berikut, selama 2005 sampai 2009 angka DO tidak pernah menurun

3

Page 4: Analisis LKPJ 2009 Jembrana-Madekhan

dari angka 0,02%. Kondisi demikian berimplikasi pada kegagalan sasaran

atau target kebijakan bila kita mengacu pada target yang dicanangkan

dalam Revisi RPJMD 2006-20101 ataupun dalam RKPD 2009 dimana

dicanangkan untuk menurunnya angka DO usia sekolah pada berbagai

jenjang dan jenis pendidikan tahun 2009 menjadi 0,01 %.

2005 2006 2007 2008 2009

0.02

0.0400000000000001

0.01

0.02 0.02

PROSENTASE ANGKA PUTUS SEKOLAH SD/MIKABUPATEN JEMBRANA 2005-2009

Berdasar kondisi yang tergambar dalam Grafik di atas, tentu menjadi relevan

untuk dipertanyakan efektifitas program-program dalam kerangka strategi

membuka kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pendidikan.

Pertanyaan terkait efektifitas strategi kebijakan pendidikan tersebut sangat

relevan mengingat begitu kuatnya opini bahwa Kabupaten Jembrana telah

mampu menggratiskan biaya pendidikan warganya. Bila biaya pendidikan

telah digratiskan namun angka drop out terutama di tingkat SD/MI saja

belum bisa turun selama lima tahun terakhir ini, tentu terdapat persoalan

manajemen pengelolaan anggaran pendidikan di Kabupaten Jembrana.

Persoalan sangat mungkin di terjadi tingkat;

1 Peraturan Bupati Jembrana Nomor 13 tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Jembrana Nomor 31 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) Kabupaten Jembrana tahun 2006 – 2010.

4

Page 5: Analisis LKPJ 2009 Jembrana-Madekhan

Keadilan dan ketepatsasaran distribusi anggaran,

Akuntabilitas pejabat pengelola anggaran,

Lemahnya kualitas SDM penyelenggara pendidikan, dan

Partisipasi masyarakat dalam pengawasan penyelenggaran

pendidikan.

2. Untuk mencapai sasaran kebijakan pendidikan, alokasi anggaran dari

APBD selama periode tahun 2005 - 2009 dilaksanakan melalui 6 (enam)

program dengan total anggaran mencapai Rp.93.990.114.608,- dengan

realisasi sebesar Rp. 91.428.608.108,-. Sebagaimana pada Tabel berikut;

Tabel

PERBANDINGAN BELANJA PUBLIK PENDIDIKAN TERHADAP BELANJA

DAERAH KABUPATEN JEMBRANA 2005-2009 (dalam Ribuan Rp)

URAIAN 2005 2006 2007 2008 2009 TOTAL

Realisasi Anggaran Program Pendidikan

9,588,217 643,579 23,157,070 26,356,521 31,683,220 91,428,608

Belanja Daerah

226,679,032

329,797,401

392,380,636

445,271,547

479,134,809

1,873,263,427

% Anggaran Pendidikan 4.23% 0.20% 5.90% 5.92% 6.61% 4.9%

3. Bila total belanja pendidikan tersebut dibandingkan dengan total belanja

daerah selama 5 tahun terakhir, maka hanya mencapai angka 4,9%. Atau

dengan rincian setiap tahun sebagaimana grafik di bawah ini;

5

Page 6: Analisis LKPJ 2009 Jembrana-Madekhan

2005 2006 2007 2008 2009

4.23%

0.20%

5.90% 5.92%6.61%

PROSENTASE BELANJA PROGRAM PENDIDIKAN TERHADAP BELANJA DAERAH

KABUPATEN JEMBRANA 2005-2009

Penyajian gambaran atas alokasi anggaran untuk program-program

pendidikan selama lima tahun terakhir tersebut ditujukan terutama untuk

mempertanyakan pelaksanaan komitmen pemerintah Jembrana dalam

mengalokasikan minimal 20% anggaran yang bersumber dari APBD.

2005 2006 2007 200888

90

92

94

96

98

100

102 100.11 100.11

92.63

96.0196.03 95.9296.58

97.89

PERBANDINGAN APM JENJANG SD ANTARA JEMBRANA DENGAN PROPINSI BALI 2005-2008

JEMBRANABALI

6

Page 7: Analisis LKPJ 2009 Jembrana-Madekhan

4. Sebagaimana tergambar pada Grafik di atas, Angka Partisipasi Murni

(APM) jenjang SD selama 5 Tahun terakhir di Kabupaten Jembrana

tidak menunjukkan kemajuan berarti. Bila dibandingkan dengan APM

rata-rata Propinsi Bali, maka sebagaimana dalam grafik berikut, terlihat

bahwa kinerja pencapaian APM jenjang SD Jembrana fluktuatif dan di

bawah rata-rata APM SD Propinsi Bali.

5. Kondisi penurunan APK jenjang SD/MI juga bisa menjadi petunjuk tidak

optimalnya capaian kebijakan pendidikan sebagaimana dicanangkan dalam

RPJMD 2006-2010 yang mentarget adanya peningkatan APS, APK-SD,

APK-SMP dan APK-SMK/A tahun 2009 sebesar rata-rata 10% dibandingkan

dengan tahun 2008. Sebagaimana dilaporkan dalam LKPJ, bahwa bila

tahun 2008 terdapat capaian APK 110,27%, pada tahun 2009 hanya tercapai

110,63%, atau jauh menurun dari tahun dasar 2005 yang mencapai

112,25%. Sebagaimana secara jelas diperlihatkan Grafik berikut ini;

2005

2006

2007

2008

2009

112.25

112.37

107.29

110.27

110.63

PERKEMBANGAN APK SD.MI JEMBRANA 2005-2009

Angka Partisipasi Kasar%

7

Page 8: Analisis LKPJ 2009 Jembrana-Madekhan

Kebijakan Urusan Kesehatan

Sasaran pembangunan kesehatan Kabupaten Jembrana pada tahun 2006-2010

adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses

masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang antara lain tercermin dari:

1. Meningkatnya umur harapan hidup masyarakat dari,

2. Menurunnya angka kematian bayi di masyarakat,

3. Menurunnya angka kematian ibu,

4. Menurunnya prevalensi kurang gizi pada anak balita.

Bila sasaran di atas dipergunakan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan

urusan kesehatan, maka dari data LKPJ AMJ Urusan Kesehatan bisa dicatat;

1. Peningkatan Umur harapan hidup masyarakat sebagai target pertama

selama tahun 2005-2009 bisa dikatakan tidak memperlihatkan prestasi

yang menggembirakan. Dilihat dari data statistic LKPJ AMJ, terungkap

bahwa capaian kinerjanya stagnan diangka 71 tahun dan sayangnya

capaian tahun 2009 tidak diungkap. Dilihat dari tren capaian kinerja,

tentu prestasi Jembrana lebih rendah disbanding rata-rata Propinsi Bali,

dimana meski UHH pada tahun 2005 berada di bawah Jembrana yaitu

70,4 tahun, namun pada 2009 berhasil mencapai 72,4 tahun.

Sebagaimana terlihat pada Grafik berikut;

2005 2006 2007 2008 2009

01020304050607080

71.34 71.4 71.45 71.5

0

70.4 70.5 70.6 72.472.4

UMUR HARAPAN HIDUP KAB. JEMBRANA 2005-2009

JEMBRANABALIUH

H

8

Page 9: Analisis LKPJ 2009 Jembrana-Madekhan

2. Target penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) bisa dikatakan tidak

berhasil dicapai pada tahun 2005-2009. Dari data LKPJ secara

sederhana terungkap bahwa AKB tahun 2009 malah lebih tinggi daripada

AKB Tahun 2005. Bila tahun 2005, AKB mencapai 10,11, maka tahun

2009 menjadi sebesar 10,62. Prestasi terbaik penurunan AKB terjadi

pada tahun 2008 dimana Pemkab. Jembrana berhasil menekan AKB

sampai tingka 7,75. Namun prestasi capaian AKB tahun 2008 ini

sayangnya juga tidak bisa dipertahankan dimana Tahun 2009, AKB

melonjak lagi menjadi 10,62.

3. Pada LKPJ, diungkapkan bahwa Penyebab kematian bayi sebagian besar

adalah BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) yang disebabkan kondisi ibu

yang mengalami anemia dan kekurangan energi kronis ( KEK), baik sejak

masa remaja maupun selama masa kehamilan. Dengan alasan demikian,

maka tentu patut dipertanyakan validitas dari klaim keberhasilan capaian

kinerja, antara lain;

Kegiatan / Indikator Kinerja Satuan 2006 2007 2008 2009Penanggulangan Anaemiaa. Jumlah sasaran Ibu hamil 4.095 4.587 4.240 4.500b. Jumlah Ibu Hamil yang mendapat Fe.l % 99,34 96,99 96,58 98,02

c. Jumlah Ibu Hamil yang mendapat Fe.lll % 99,51 87,27 92,19 93,96

Dengan capaian yang optimal pada indicator kegiatan penanggulangan

anemia selama tahun 2006-2009, maka seharusnya angka kematian bayi bisa

ditekan atau diturunkan.

4. Kinerja pembangunan kesehatan Jembrana 2005-2009 kiranya juga belum

bisa sepenuhnya menunjukkan bahwa Kabupaten ini sebagai daerah yang

unggul ataupun inovatif di pembangunan bidang kesehatan. Selama tahun

2005-2009, AKB Jembrana tidak pernah berhasil di bawah AKB rata-rata

Propinsi Bali. Sebagaimana pada grafik, pada periode 3 tahun terakhir,

Propinsi Bali secara konsisten bisa terus menurunkan angka kematian bayi.

9

Page 10: Analisis LKPJ 2009 Jembrana-Madekhan

2005 2006 2007 2008 2009

10.11

14.25

9.27.75

10.62

7.489.64

7.61 6.95 6.11

ANGKA KEMATIAN BAYI KAB. JEMBRANA 2005-2009(PER 1000 KH)

Jembrana BALI

5. Selama 5 tahun pemerintahan, target penurunan angka kematian ibu telah

berhasil dilaksanakan meskipun tidak bisa dicapai secara konsisten setiap

tahun. Sebagaimana terlihat pada data Grafik, Angka kematian ibu melahir di

Kabupaten Jembrana bersifat fluktuatif, dimana bila diukur secara tren (linier)

memang terjadi penurunan. Namun bila diukur dari konsistensi capaian

kinerja, pada Tahun 2007 terdapat AKI yang paling tinggi mencapai 134,74

dan pada Tahun 2008 terjadi penurunan drastis mencapai 70,47. Sayangnya

pada tahun 2009, Pemkab, Jembrana tidak mampu mempertahankan capaian

kinerjanya sehingga AKI mengalami kenaikan yang cukup signifikan

mencapai 98,59.

6. Sebagaimana juga terlihat pada Grafik, patut dicatat pula bahwa, selama

pelaksanaan RPJMD 2006-2010, AKI Kab. Jembrana selalu di atas rata-rata

AKI Propinsi Bali. Untuk tataran kinerja Pemerintah Propinsi, terlihat tren

keberhasilannya lebih stabil atau konsisten.

10

Page 11: Analisis LKPJ 2009 Jembrana-Madekhan

2005 2006 2007 2008 20090

20

40

60

80

100

120

140

160

129.66

50.88

134.74

70.47

98.59

59.5

88.37

69.37 68.8767.82

ANGKA KEMATIAN IBU KAB. JEMBRANA 2005-2006

Jembrana

Linear (Jembrana)

BALI

Linear (BALI)

/100

.000

KH

Kebijakan Urusan Ketenagakerjaan

Sasaran yang dicanangkan untuk pelaksanaan urusan ketenagakerjaan

kabupaten Jembrana sebagaimana RPJMD tahun 2006 – 2010 adalah penurunan

tingkat pengangguran. Di dalam dokumen LKPJ AMJ dilaporkan bahwa selama kurun

lima tahun terakhir tercatat tingkat partisipasi angkatan kerja tahun 2005 sebesar

67,23 %, tahun 2006 sebesar 65,97 %,tahun 2007 sebesar 73,68%, tahun 2008

sebesar 70,80% dan tahun 2009 sebsar 67% dan tahun 2010 sampai dengan bulan

Juni 2010 sebesar 66,87 %.

Dilaporkan pula bahwa prosentase pekerja yang ditempatkan atau diserap

tahun 2005 sebesar 24,28 %, tahun 2006 sebesar 32,30 % tahun 2007 sebesar

55,68 %, tahun 2008 sebesar 1,27% (yg ditempatkan Pemda dengan dana APBD),

tahun 2009 sebesar 2,6% ( yg ditempatkan Pemda dengan dana APBD ) dan tahun

2010 sampai bulan Juni 2010 sebesar 3%.

Bila diukur dari target RPJMD, bisa dicatat bahwa:

1. Di dalam Dokumen RPJMD 2006-2010, diungkapkan bahwa pada tahun

2003 Tingkat pengangguran terbesar adalah pada kelompok usia produktif

umur 15 – 64 tahun yaitu sebesar 40,25%. Sementara mengacu pada

dokumen LKPJ AMJ, rupanya capaian kinerja penurunan pengangguran di

11

Page 12: Analisis LKPJ 2009 Jembrana-Madekhan

Kab. Jembrana sejak tahun 2005 terlihat tidak menunjukkan ketercapaian

yang signifikan dan hampir tidak ada perkembangan berarti. Pada capaian

tingkat partisipasi angkatan kerja misalnya, angka partisipasi kerja tahun

2009 masih sama dengan tahun 2005. Sebagaimana pada grafik berikut;

2005 2006 2007 2008 2009

PART NAKER JEMBRANA

0.672300000000001

0.659700000000002

0.736800000000001

0.708000000000001

0.670000000000001

PENGANGGURAN JEMBRANA

0.3277 0.3403 0.2632 0.292 0.330000000000001

PART NAKER BALI

0.946800000000001

0.9396 0.9623 0.9555 0.9575

PENGANGGURAN BALI

0.0532 0.0604 0.0377 0.0445 0.0425

PARTISIPASI KERJA DAN

PENGANGGURAN JEMBRANA Vs. BALI 2005-2009

2. Pada Grafik di atas, prestasi terbaik penurunan angka pengangguran terjadi

pada tahun 2007. Sayangnya 2 tahun berikutnya, tingkat partisipasi tenaga

kerja Jembrana kembali menurun, dimana pada tahun 2009 kembali pada

tingkat 67% atau dengan tingkat pengangguran 33% sebagaimana kondisi

tahun 2005 sebagai tahun dasar RPJMD 2006-2010.

3. Grafik di atas juga menunjukkan bagaimana Kab. Jembrana sangat tertinggal

dalam penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT). Selama lima tahun,

tingkat penggangguran di kabupaten jembrana tidak selalu jauh lebih tinggi di

banding rata-rata TPT Propinsi Bali.

4. Mencermati rendahnya kinerja penurunan penggangguran yang ditunjukkan

oleh stagnannya angka partisipasi angkatan kerja demikian, maka patut

dipertanyakan efektifitas kebijakan pemkab jembrana dalam penurunan

pengangguran, sekaligus berbagai program dan kegiatan di Dinas Catatan

Sipil Dan Tenaga Kerja Jembrana.

12

Page 13: Analisis LKPJ 2009 Jembrana-Madekhan

Kebijakan Urusan Pemerintahan Umum

Salah satu misi pembangunan Jembrana dalam RPJMD 2006-2010 adalah

mewujudkan supremasi hukum dan menciptakan pemerintahan yang bersih, efektif dan

efisien. Dalam menjalankan misi tersebut, kabupaten Jembrana mencanangkan agenda

mewujudkan Jembrana yang Aman, Damai, Adil dan Demokratis.

Dalam perjalanan pelaksanaan RPJMD, sebagaimana dilaporkan dalam LKPJ

AMJ terungkap bahwa dari tahun 2005 s.d 2010 dapat dilihat total produk hukum

daerah yang telah ditetapkan dengan jumlah yang tidak sedikit yaitu sebanyak

7.630 produk hukum daerah. Adapun data produk hukum daerah yang telah

ditetapkan sampai saat ini tertuang dalam tabel berikut:

Tabel

Produk Hukum Daerah Kabupaten Jembrana

No Produk Hukum Daerah TAHUN Jml2005 2006 2007 2008 2009 *2010

1 Peraturan Daerah 10 27 19 5 6 3 70

2 Peraturan Bupati 29 51 43 60 42 22 2473 Keputusan Bupati 2671 986 903 1056 1136 525 7.2774 Instruksi Bupati 3 13 10 5 2 3 36

Total 2713 1077 975 1126 1186 553 7,630

Dengan mencermati kondisi jenis produk hukum daerah selama lima tahun

terakhir sebagaimana pada Tabel di atas, bisa dicatat;

1. Regulasi tata pemerintahan daerah Jembrana selama lima tahun sangat

dominan dipengaruhi kehendak politik (political will) Kepala Daerah. Dari

7.630 produk hukum daerah, Keputusan Bupati menjadi produk hokum

terbanyak dimana mencapai 95%, sementara peraturan bupati mencapai 3%,

dan Surat Keputusan Bupati mencapai 1%.

13

Page 14: Analisis LKPJ 2009 Jembrana-Madekhan

2. Jumlah Peraturan Daerah dimana di dalamnya memiliki derajat dinamika

demokrasi yang lebih tinggi, dimana melalui pembahasan dan persetujuan

DPRD, selama lima tahun hanya mencapai angka 70 Perda atau 1% dari

total produk hokum selama lima tahun.

1% 3%

95%

0%

JENIS PRODUK HUKUM DAERAH KAB. JEMBRANA 2005-2010

Peraturan Daerah Peraturan Bupati Keputusan Bupati Instruksi Bupati

3. Mencermati kondisi proses dan hasil regulasi Jembrana lima tahun terakhir

tentu menjadi relevan untuk dipertanyakan komitmen kepala daerah, terkait

upaya membangun hubungan kemitrasejajaran antara eksekutif dan

legislative daerah, sekaligus pencapaian arah sasaran, kebijakan dan

program di RPJMD terutama pada;

a. Terciptanya sistem Pemerintahan dan birokrasi yang bersih,

akuntabel, transparan, efisien, dan berwibawa;

b. Pencapaian sasaran peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses

pengambilan keputusan kebijakan publik dan penyelesaian persoalan

sosial kemasyarakatan.

4. Masih terkait dengan target terciptanya sistem pemerintahan dan birokrasi

yang bersih, akuntabel, transparan, efisien, dan berwibawa; maka penting

diungkapkan pula bahwa pelaksanaan kebijakan peningkatan budaya kerja

14

Page 15: Analisis LKPJ 2009 Jembrana-Madekhan

aparatur yang bermoral, profesional, produktif dan bertanggungjawab belum

banyak berdampak pada peningkatan kinerja disiplin aparatur.Hal ini bisa

diindikasikan dari masih besarnya tingkat pelanggaran disiplin dari tahun

2005 – 2009. Jumlah pelanggaran disiplin terkecil terjadi pada tahun 2008,

sayangnya pada tahun 2009 jumlahnya melonjak menjadi 150 pelanggaran,

jauh lebih besar dari angka pelanggaran 2005 yang hanya sejumlah 79,

Sebagamana nampak pada grafik berikut:

2005 2006 2007 2008 2009

020406080

100120140160

79

59

150

37

150

JUMLAH PELANGGARAN DISIPLIN APARATUR PEMKAB. JEMBRANA 2005-2009

Disiplin Ringan

Disiplin Sedang

Disiplin Berat

TOTAL

JENIS PELANGGARAN 2005 2006 2007 2008 2009Disiplin Ringan 73 37 125 30 134Disiplin Sedang 2 8 10 3 3Disiplin Berat 4 14 15 4 13TOTAL 79 59 150 37 150

Kebijakan Pengawasan Inspektorat Daerah

Diungkapkan dalam LKPJ AMJ, bahwa di dalam mewujudkan tata pemerintahan

yang baik, Pemkab Jembrana melalui Inspektorat daerah telah melaksanakan

pengawasan terhadap pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan

masyarakat. Di dalam pelaksanaannya sebagaimana ditetapkan dalan arah kebijakan

RPJMD, ditargetkan adanya peningkatan efektivitas pengawasan aparatur

15

Page 16: Analisis LKPJ 2009 Jembrana-Madekhan

Pemerintahan melalui koordinasi dan sinergi pengawasan internal, eksternal dan

pengawasan masyarakat. Sebagaimana dilaporkan pada Tabel berikut bahwa

Pelaksanaan pengawasan rutin telah dapat dilakukan dengan baik, dan dari

rekomendasi yang dikeluarkan seluruhnya dapat terselesaikan. Temuan tertinggi

terjadi pada tahun 2008 dan di tahun 2009 mengalami penurunan.

Tabel

Hasil Pemeriksaan Rutin/RegulerProgram/Kegiatan

Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan pengedalian kebijakan Kepala Daerah, kegiatan pelaksanaan pengawasan internal secara berkala

Tahun Jml.objek Jml Temuan

Rekom Tindak Lanjut %

Selesai

Dlm proses

Selesai

2005 36 LHP 156 156 156 100

2006200

7 2008

36 LHP 69 LHP 69 LHP

164 409 592

164 409 662

164

409

66

- - 100

100 100

2009 46 LHP 340 340 340 - - 100

*2010 27 LHP 191 191 100 91 - 52,36

Dari kondisi yang dilaporkan dalam LKPJ AMJ bisa dicatat:

1. Target adanya peningkatan efektivitas pengawasan aparatur Pemerintahan

belum menunjukkan tren positif, kecuali pada dari tahun 2008 ke tahun 2009.

Artinya secara capaian kinerja, keberhasilan kerja Inspektorat Daerah hanya

tercapai sesuai target pada tahun 2009. Sementara selama tiga tahun pertama

(2006,2007, dan 2008) pelaksanaan RPJMD, kinerja inspektorat daerah bisa

dipandang tidak berhasil memenuhi target. Hal ini bisa ditunjukkan dengan

perkembangan jumlah temuan dari tahun 2005-2009 pada grafik berikut:

16

Page 17: Analisis LKPJ 2009 Jembrana-Madekhan

2005 2006 2007 2008 2009

JUMLAH TEMUAN 156 164 409 592 340 NaN

50

150

250

350

450

550

650

156164

409

592

340

JUMLAH TEMUAN LHP INSPEKTORAT DAERAH KAB. JEMBRANA 2005-2009

2. Karena adanya logika bahwa semakin besar jumlah temuan pemeriksaan,

semakin mengindikasikan rendahnya tingkat akuntabilitas pengelolaan

sumberdaya pembangunan daerah, maka pada tataran tindak lanjut temuan

pemeriksaan, di dalam LKPJ dilaporkan bahwa sampai LHP 2009, telah 100%

ditindaklanjuti dan terselesaikan. Tentu menjadi penting dipertanyakan seberapa

tingkat ketuntasan dan besar nilai hasil pengembalian kerugian daerah dari

temuan pemeriksaan Inspektorat dan BPK tahun 2005-2010?.

Kebijakan Urusan Pertanian

Salah satu misi pembangunan 2006-2020 adalah “peningkatan daya beli”, untuk

menjalankan misi ini, secara komitmen kebijakan, Pemkab Jembrana telah

mencanangkan sejumlah kebijakan dala kerangka revitalisasi pertanian. Dua sasaran

utama dalam pembangunan pertanian sesuai RPJMD Jembrana adalah :

1. Terjaganya kemantapan ketersediaan beras dengan mengoptimalkan pemanfaatan

lahan sawah,

2. Meningkatnya kemampuan petani untuk dapat menghasilkan komoditas yang

memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif,

17

Page 18: Analisis LKPJ 2009 Jembrana-Madekhan

Sasaran akhir dari target besar kebijakan revitalisasi pertanian kabupaten

jembarana yaitu adanya tingkat pertumbuhan sektor pertanian dalam tahun 2006 –

2010

Melalui pencermatan kita atas LKPJ AMJ, maka bisa ditinjau beberapa

penjelasan LKPJ sebagai indicator berhasil tidaknya pencapaian kebijakan revitalisasi

pertanian untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian.

1. Data – data statistik pencapaian kinerja pertanian, beberapa di antaranya

memperlihatkan kenaikan yang diragukan validitasnya. Terdapat tengara

data statistik produksi Kakao terutama untuk tahun 2009 kurang akurat.

Sebagaimana tergambar pada grafik mengalami penurunan dari tahun 2005

sampai 2008, namun tahun 2009 mulai mengalami peningkatan produksi

yang cukup signifikan yatu sebesar 558,34 ton atau sebesar 19,81 %.

2005 2006 2007 2008 2009

3,672.543,260.78

2,932.51 2,818.163,376.50

PERKEMBANGAN PRODUKSI KAKAOKAB. JEMBRANA 2005-2009

Produksi (Ton)

Ketidakakuratan data terlihat dari penjelasan bahwa peningkatan produksi

Kakao tahun 2009 disebabkan oleh adanya Gerakan Peningkatan Produksi dan

Mutu Kakao Nasional atau disingkat Gernas Pro Kakao. Bila gerakan peremajaan

kakao dilakukan pada tahun 2009, apakah bisa langsung dihasilkan peningkatan

18

Page 19: Analisis LKPJ 2009 Jembrana-Madekhan

secara signifikan? Bukankah umur pohon kakao minimal bisa berbuah setelah 3-4

tahun?

2. Bila pertumbuhan sektor pertanian diukur dari capaian peningkatan PDRB di

sector Primer, maka sebagaimana pada grafik di bawah ini, terlihat kontribusi

sektor primer (pertanian) tidak mengalami perkembangan yang berarti,

dimana sampai tahun 2009 kontribusi sektor ini di angka 26,64, atau turun

dari kondisi dasar tahun 2005 yang mencapai 28,51%

2005 2006 2007 2008 2009

28.51 27.95 27.5520.72

26.64

13.03 14.28 14.4115.07

15.58

57.86 57.76 58.05 66.21 57.78

PERKEMBANGAN PDRB KAB. JEMBRANA 2005-2009 (dalam persen (%))

PRIMER SEKUNDER TERSIER

3. Kebijakan dalam urusan ketahanan pangan Pemkab. Jembrana selama

2005-2009 adalah berupaya mempertahankan tingkat produksi beras di

Kabupaten Jembrana dengan ketersediaan mencukupi untuk kebutuhan

masyarakat. Kebijakan diarahkan dengan melakukan pengamanan lahan

sawah di daerah irigasi berproduktivitas tinggi agar kemandirian pangan

Daerah mendukung ketahanan pangan Nasional dapat diamankan. Pada

grafik berikut tergambar bagaimana tekat Pemkab Jembrana dalam RPJMD

19

Page 20: Analisis LKPJ 2009 Jembrana-Madekhan

untuk menjaga kemantapan ketersediaan beras dengan mengoptimalkan

pemanfaatan lahan sawah tidak bisa menunjukkan kinerja yang optimal.

2005 2006 2007 2008 2009

Produksi 35553 33922 31346 35695 38043

Konsumsi 29394 30181 30881 31288 35374

Surplus 6159 3741 465 4407 2669

Ketersediaan Beras Kab. Jembrana 2005-2009(dalam Ton)

Meskipun setiap tahun terjadi peningkatan produksi beras, namun pertumbuhan

antara 2005 sampai 2009 tidak sebanding dengan tingkat pertumbuhan

konsumsi beras masyarakat Jembrana. Akibatnya bila tahun 2005 terjadi surplus

beras mencapai 6,1 ribu ton, tahun 2009 terjadi penurunan surplus beras sampai

pada angka 2,6 ribu ton, atau selama kurun waktu dari tahun 2005 s/d tahun

2009 mengalami penurunan surplus persediaan sebesar 56.6%.

Kondisi penurunan surplus beras demikian mencerminkan bahwa tingkat

kemandirian pangan Jembrana mengalami penurunan. Oleh karena itu tentu

harus menjadi pertanyaan tersendiri terkait hasil-hasil dari banyaknya program

yang dicanangkan pemerintah Jembrana dalam di sektor pertanian tahun 2006-

2010.

20