Final Buku 1 LKPJ

download Final Buku 1 LKPJ

of 41

Transcript of Final Buku 1 LKPJ

NOTA PENGANTAR

NOTA PENGANTARLAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABANWALIKOTA SURAKARTATAHUN 2012

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh;Salam sejahtera bagi kita semua;

Yang terhormat saudara pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surakarta;Yang terhormat Jajaran Pemerintah Kota Surakarta serta tamu undangan yang berbahagia;

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, pada hari ini kita diberikan kesehatan dan kekuatan untuk hadir pada acara penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Surakarta Tahun Anggaran 2012.

Hadirin dan tamu undangan yang berbahagia,Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Surakarta sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat; merupakan salah satu instrumen untuk mewujudkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintah yang baik (good governance). Walikota sebagai Kepala Daerah berkewajiban memberikan informasi laporan penyelenggaraan pemerintah daerah yang telah dilaksanakan kepada masyarakat sebagai perwujudan transparansi dan akuntabilitas kepala daerah kepada masyarakat. LKPJ juga menjadi landasan terbentuknya hubungan checks and balances yang lebih seimbang antara kepala daerah yang menjalankan fungsi eksekutif dan DPRD yang menjalankan fungsi legislatif. Untuk itu perkenankanlah saya menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawan Walikota Surakarta untuk program dan kegiatan Tahun Anggaran 2012.

Rapat Paripurna DPRD yang saya hormati,Mengawali penyampaian nota pengantar LKPJ ini, perkenankan saya menyampaikan filosofi yang menjadi pijakan kita dalam membangun Kota Surakarta yang kita cintai.

Surakarta merupakan kota yang diberkahi dengan kekayaan budaya jawa yang adi luhung. Konsep-konsep pembangunan manusia menuju manusia yang berkarakter paripurna tumbuh dan berkembang dalam budaya jawa. Waras, Wasis, Wareg merupakan salah satu wujud pembangunan manusia yang mempunyai makna dan hakekat luar biasa.

Waras mengandung makna bahwa manusia harus sehat jasmani dan rohani; Wasis mempunyai makna bahwa manusia harus mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang memadai dan Wareg mempunyai makna bahwa manusia harus mempunyai ketercukupan energi / kekuatan.

Waras, Wasis, Wareg merupakan sebuah konsep yang utuh, tidak bisa dipisah-pisahkan dan tidak boleh ada satu yang kurang. Manusia yang Wasis dan Wareg tetapi tidak Waras; khususnya dalam konteks kerohanian; tentunya akan membentuk manusia yang mempunyai karakter negatif dan tidak akan membawa kebaikan kehidupan. Begitu juga manusia yang Waras dan Wareg tetapi tidak Wasis tentunya membentuk manusia yang lemah dan kurang berdaya dalam membawa perubahan kehidupan kearah yang lebih baik. Selanjutnya, manusia yang tidak Wareg tentunya tidak akan bisa Waras dan Wasis.

Pada hakekatnya manusia yang terpenuhi sifat-sifat Waras, Wasis, Wareg akan menuju terbentuknya manusia yang berkarakter insan kamil, yaitu manusia yang mampu menjadi agen perubahan menuju kehidupan yang lebih sejahtera. Dalam konteks budaya jawa; manusia yang Waras, Wasis, Wareg adalah manusia yang paripurna atau Mapan.

Hadirin dan tamu undangan yang berbahagia,Tentunya kita sepakat bahwa tujuan utama dari sebuah pembangunan adalah membangun manusia seutuhnya; manusia yang sehat jasmani, rohani dan berakhlak mulia serta tercukupi sandang, pangan dan papan; sehingga menjadi manusia yang unggul dan sejahtera.

Dalam konteks ke-lokalan; sesuai dengan budaya yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah kita; saya menyampaikan konsep filosofi Waras, Wasis, Wareg. Dalam konteks yang lebih universal, United Nation Development Program (UNDP) telah mengembangkan standard internasional untuk mengukur tingkat keberhasilan sebuah proses pembangunan. Keberhasilan pembangunan di sebuah negara/daerah dapat dilihat dari peningkatan kualitas hidup manusia dan diukur melalui indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indikator IPM merupakan angka komposit dari variabel angka harapan hidup; angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah serta kemampuan daya beli.

Disini saya melihat ada relevansi yang sangat kuat antara konsep Waras, Wasis, Wareg yang tumbuh dari nilai lokal dengan konsep yang telah diakui secara universal yaitu pengembangan Indeks Pembangunan Manusia. Waras mempunyai dimensi sehat yang terwakili oleh angka harapan hidup; Wasis mempunyai dimensi pengetahuan yang terwakili oleh angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah; dan Wareg mempunyai dimensi kesamaptaan ragawi yang terwakili oleh kemampuan daya beli.

Sehinggga dalam penyampaian Nota Pengantar LKPJ ini, saya akan menggaris bawahi bahwa program dan kegiatan yang telah kita rencanakan bersama melalui dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005 2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2010 2015 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2012 Kota Surakarta ditujukan untuk mewujudkan masyarakat kota Surakarta yang Waras, Wasis, Wareg dan tingkat keberhasilan kinerjanya diukur melalui beberapa indikator utama, terutama indakator yang membentuk Indeks Pembangunan Manusia.

Rapat Paripurna yang saya hormati,Selanjutnya saya akan menyampaikan laporan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Tahun Anggaran 2012. Laporan ini akan saya sampaikan dalam 4 bagian pemaparan. Bagian pertama tentang Arah Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta. Bagian Kedua tentang Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah. Bagian Ketiga tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Berbasis Visi, Misi dan Program Prioritas Tahun Anggaran 2012. Bagian Keempat tentang Penyelenggaraan Tugas Pembantuan dan Tugas Umum Pemerintahan

Hadirin dan Tamu Undangan yang saya hormati,Pada bagian pertama pemaparan ini, akan saya sampaikan Arah Kebijakan Pemerintah Daerah sebagai berikut;

Arah Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta, alurnya telah kita sepakati dan tetapkan bersama melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Rencana Pembangunan Jangka Menengah maupun Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2012.

Visi jangka panjang 20 tahun yang hendak kita capai sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Surakarta 2005 2025 adalah Surakarta sebagai Kota Budaya yang Mandiri, Maju dan Sejahtera. Visi Jangka Panjang tersebut diterjemahkan kedalam visi jangka menengah 5 tahun sesuai dengan RPJM kita yaitu Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Memajukan Kota Dilandasi Spirit Solo sebagai Kota Budaya . Visi Jangka Menengah tersebut juga merupakan Visi Walikota dan Wakil Walikota terpilih untuk periode jabatan 2010 2015.

Pada tahun kedua masa jabatan Walikota dan Wakil Walikota periode 2010 - 2015 ini; tema pembangunan yang diangkat sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Surakarta 2010 2015 adalah Pengembangan Manifestasi Karakter Budaya Jawa Dalam Tata Pemerintahan, Ekonomi, Sosial dan Budaya Untuk Mendukung Tata Kehidupan Masyarakat Yang Sejahtera.

Tema pembangunan kemudian dimanifestasikan ke dalam tiga prioritas utama yaitu : penguatan ekonomi kerakyatan; pengembangan budaya jawa untuk menguatkan citra Kota Surakarta sebagai kota budaya; dan pengembangan Kota Surakarta sebagai Kota Budaya yang berbasis lingkungan (eco-cultural city).

Selanjutnya, tiga prioritas utama tersebut dijabarkan kedalam delapan prioritas pembangunan Tahun 2012 yaitu : pertama, Peningkatan kegiatan ekonomi melalui pengembangan dan pemantapan kemajuan usaha kecil/menengah dan koperasi, peningkatan investasi dan daya saing produk, pengembangan pariwisata berbasis perdagangan; kedua, pemasyarakatan dan internalisasi nilai-nilai budaya jawa; ketiga, peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan; keempat, peningkatan aksesibilitas dan derajat kesehatan masyarakat; kelima, peningkatan sarana prasarana kota dan pengembangan kawasan perkotaan yang ramah lingkungan dan berwawasan budaya; keenam, optimalisasi kualitas pelayanan publik; ketujuh, peningkatan kondusifitas daerah; dan kedelapan, pengembangan kota layak anak.

Rapat Paripurna yang saya hormati,Pada bagian kedua pemaparan tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dapat saya sampaikan kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah yang disusun sebelum diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan sebagai berikut;

Pendapatan daerah tahun 2012 yang ditargetkan sebesar Rp. 1.162.855.271.603,00, realisasinya mencapai Rp. 1.239.451.422.517,00 atau melebihi 6,59% dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 76.596.150.914,00; dengan perincian :a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 192.902.940.603,00 realisasinya meningkat sebesar Rp. 38.769.159.826,00 atau 20,10% sehingga dapat dicapai penerimaan sebesar Rp. 231.672.100.429,00. Kontribusi terbesar PAD berasal dari penerimaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), pajak penerangan jalan, pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan dan pajak reklame. b. Dana perimbangan dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 688.849.863.000,00 dapat direalisasikan penerimaannya sebesar Rp. 710.269.783.706,00; yang berarti melampaui target sebesar 3,11% atau Rp. 21.419.920.706,00. c. Lainlain Pendapatan Daerah yang sah realisasi penerimaannya mencapai Rp. 297.509.538.382,00; meningkat Rp 16.407.070.382,00 (5,84%) dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 281.102.468.000,00. Kontribusi terbesar berasal dari penerimaan dana bagi hasil pajak dari Provinsi antara lain bagi hasil pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor.

Berkenaan belanja daerah, alokasinya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan belanja langsung dan belanja tidak langsung dengan anggaran sebesar Rp. 1.264.835.148.848,00 dan dapat direalisasikan 90,54% atau sebesar Rp. 1.145.170.897.101,00 sehingga terdapat efisiensi penggunaan anggaran sebesar Rp. 119.664.251.747,00 atau 9,45%.

Adapun komposisi realisasi belanja daerah tersebut dipergunakan untuk anggaran belanja tidak langsung sebesar 65,40% dan belanja langsung sebesar 34,60%, dengan perincian sebagai berikut :

Alokasi anggaran belanja tidak langsung sebesar Rp. 792.653.777.745,00 dan terealisasi sebesar Rp. 748.893.838.918,00 atau 94,48% dari anggaran, sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp.43.759.938.827,00 atau 5,52%. Alokasi anggaran belanja langsung sebesar Rp. 472.181.371.103,00,00; dengan realisasi sebesar Rp. 396.277.058.183,00 atau 83,92% dari anggaran sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar 16,08% atau sebesar Rp. 75.904.312.920,00

Penerimaan Pembiayaan ditargetkan sebesar Rp. 132.609.747.245,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 129.017.174.754,00 atau mencapai 97,29% dari anggaran; dengan kontribusi terbesar dari : SILPA tahun sebelumnya, Penerimaan Pinjaman Daerah dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP) serta Penerimaan uang titipan pembongkaran reklame. Adapun pengeluaran pembiayaan dianggarkan Rp. 30.629.870.000,00; dengan realisasi sebesar Rp. 20.992.537.820,00 atau 68,54% dari anggaran. Alokasi anggaran tersebut antara lain dipergunakan untuk penyertaan modal PDAM dan PD BPR Bank Solo; pembayaran pokok utang yang jatuh tempo; pinjaman kredit bergulir serta pengembalian uang titipan pembongkaran reklame.

Sedangkan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Sebelumnya (SILPA) 2012 sebelum audit BPK sebesar Rp. 202.305.162.350,00 mengalami kenaikan yang sangat signifikan jika dibandingkan SILPA Tahun 2011, yaitu naik sebesar Rp. 106.598.901.105,00 atau naik 111,38 %. Kenaikan SILPA tersebut disebabkan penerimaan pendapatan daerah yang melampaui target APBD Tahun 2012, adanya efisiensi pada belanja daerah serta ada belanja daerah yang tidak bisa dilaksanakan karena belum adanya petunjuk teknis dari kementerian terkait. Penjelasan rincinya dapat saya sampaikan sebagai berikut; pendapatan daerah melampaui target sebesar Rp. 76.596.150.914,00; belanja daerah mengalami efisiensi sebesar Rp. 119.664.251.747,00; dan ada selisih penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan atau pembiayaan netto sebesar Rp. 6.044.759.689,00.

Selanjutnya saya sampaikan juga bahwa berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada tahun 2012 atas Laporan Pertanggungjawaban APBD Kota Surakarta Tahun Anggaran 2011 telah memberikan penilaian opini tertinggi yakni Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk kali kedua, hal tersebut merupakan apresiasi dan prestasi atas keberhasilan dalam upaya peningkatan kinerja pengelolaan manajemen keuangan daerah yang akuntabel dan transparan serta adanya perbaikan dan koreksi atas kekurangan yang terjadi dalam Laporan Keuangan APBD tahun sebelumnya sehingga dapat memenuhi ketentuan pedoman Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Rapat paripurna yang saya hormati,Untuk bagian Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Berbasis Visi, Misi dan Program Prioritas Tahun Anggaran 2012, kinerjanya dapat saya paparkan sebagai berikut;

Tema pembangunan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2012 adalah Pengembangan Manifestasi Karakter Budaya Jawa Dalam Tata Pemerintahan, Ekonomi, Sosial dan Budaya Untuk Mendukung Tata Kehidupan Masyarakat Yang Sejahtera. Tema tersebut tentunya harus menjadi kerangka kerja kita dalam menyelenggarakan pembangunan di Kota Surakarta, dan tema tersebut dapat dielaborasi kedalam filosofi yang telah saya sampaikan sebelumnya sebagai berikut; Waras, Wasis, Wareg merupakan manifestasi karakter budaya jawa yang menjadi kerangka utama atau tujuan utama dalam proses pembangunan di Kota Surakarta sehingga terwujud tata kehidupan masyarakat yang sejahtera atau Mapan melalui pengembangan Tata Pemerintahan, Ekonomi, Sosial dan Budaya.

Selanjutnya, dari hasil elaborasi tema dan prioritas pembangunan yang berbasis visi dan misi, dapat saya rumuskan empat sasaran utama Pembangunan Kota Surakarta Tahun 2012, yaitu; pertama, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penguatan ekonomi kerakyatan; kedua, peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berkarakter dan unggul; ketiga, pengembangan infrastruktur kota untuk mengangkat potensi dan karakter Kota Surakarta sebagai kota budaya yang berbasis lingkungan; dan keempat, peningkatan kualitas pelayanan publik untuk mendorong iklim pembangunan yang kondusif.

Hadirin dan tamu undangan yang berbahagia,Empat sasaran utama pembangunan tersebut dapat dicapai dengan baik. Interaksi simultan dari capaian empat sasaran utama pembangunan menghasilkan peningkatan kinerja pembangunan yang dapat saya sampaikan sebagai berikut;

Kinerja ekonomi memperlihatkan angka yang cukup menggembirakan dan dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu; tingkat laju inflasi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), pertumbuhan ekonomi, dan pendapatan perkapita.

Laju inflasi di Kota Surakarta Tahun 2012 sebesar 2,87 %. Inflasi Kota Surakarta masih lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi Provinsi Jawa Tengah maupun Nasional, yang masing-masing sebesar 4,24% dan 5,28%. Dengan inflasi sebesar 2,87% menunjukkan bahwa kondisi perekonomian Kota Surakarta cukup terkendali, sehingga daya beli masyarakat semakin meningkat. Pengendalian inflasi di Surakarta mendapat apresiasi sebagai Kota dengan kinerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terbaik dalam mendukung stabilisasi harga se-wilayah Jawa dari Kelompok Kerja Nasional TPID yang meliputi Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Koordinator Perekonomian dan Bank Indonesia.

Untuk PDRB Kota Surakarta Tahun 2012 atas dasar harga berlaku, terdapat kenaikan sebesar Rp. 949.000.000.000,00 atau 8,80%, dimana pada Tahun 2011 tercatat sebesar Rp 10.788.029.490.000,00 dan pada Tahun 2012 tercatat sebesar Rp. 11.737.353.740.000,00. Sedangkan atas dasar harga konstan dengan menggunakan tahun dasar tahun 2000, terdapat kenaikan sebesar Rp. 328.000.000.000,00 atau 6,07%, dimana pada Tahun 2011 tercatat sebesar Rp. 5.411.912.310.000,00 dan di Tahun 2012 tercatat sebesar Rp. 5.740.194.750.000,00 .

Sedangkan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Surakarta Tahun 2012; angka sementara sebesar 6,07% meningkat dibanding Tahun 2011, sebesar 6,04%. Kontribusi terbesar penyumbang pertumbuhan berasal dari sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 7,90%; sektor jasa sebesar 7,58% dan sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 7,02%.

Pendapatan perkapita juga menunjukkan angka yang meningkat. Angka sementara pendapatan perkapita tahun 2012 adalah Rp. 23.486.307,72; lebih tinggi 8,80% dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp. 21.595.365,23. Melihat angka perbandingan ini, dapat digambarkan bahwa kemampuan daya beli masyarakat di Kota Surakarta lebih baik. Peningkatan pendapatan perkapita menggambarkan meningkatnya kemampuan daya beli masyarakat secara umum dibandingkan periode sebelumnya.

Kinerja ekonomi tersebut tidak hanya menunjukkan angka yang meningkat dari sisi pertumbuhan tetapi hasilnya juga dapat dirasakan lebih merata oleh sebagian besar masyarakat. Koefisien Gini Kota Surakarta berada pada angka 0,332; yang berarti bahwa ketimpangan distribusi pendapatan masyarakat dapat dikatakan rendah. Hal ini juga menunjukkan bahwa sasaran-sasaran pembangunan yang telah kita tetapkan dapat berinteraksi secara simultan sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh sebagian besar masyarakat.

Rapat paripurna yang saya hormati,Peningkatan kinerja ekonomi dan pemerataan hasil-hasil pembangunan juga diikuti peningkatan kinerja pembangunan manusia. Angka Harapan Hidup Kota Surakarta mencapai usia 72,25 tahun, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 72,16 tahun. Angka melek huruf mencapai 96,71%, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 96,68%. Angka rata-rata lama sekolah juga meningkat dari 10,32 tahun pada tahun sebelumnya menjadi 10,35 tahun di tahun 2012. Sedangkan kemampuan daya beli yang direpresentasikan dengan pengeluaran perkapita sudah mencapai Rp. 655.777,00. Angka tersebut lebih tinggi dari angka untuk provinsi Jawa tengah yang sebesar Rp. 640.413,00.

Angka harapan hidup, angka melek huruf, angka rata-rata sekolah dan daya beli tersebut, membentuk angka komposit Indeks Pembangunan Manusia. Dan saat ini Indeks Pembangunan Manusia kita telah mencapai angka 78,18; meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 77,86. Indeks Pembangunan Manusia di Kota Surakarta menduduki peringkat pertama di Jawa Tengah, dan apabila diklasifikasikan sesuai dengan penggolongan angka IPM yang dikeluarkan oleh BPS dan UNDP, IPM Kota Surakarta yang mencapai skor 78,18 tersebut, termasuk dalam katagori menengah atas (upper medium). Menurut hemat saya pencapaian tersebut cukup menggembirakan dan tentunya kita harus bekerja lebih keras lagi untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia kita, sehinggga di masa yang akan datang bisa dicapai Indeks Pembangunan Manusia katagori tinggi (high) atau berada pada angka minimal 80; yang juga berarti bahwa kita akan lebih sejajar dengan bangsa-bangsa yang lebih maju.

Disamping itu, kita mempunyai komitmen untuk mempercepat pembangunan manusia dan memberantas kemiskinan seperti yang telah dicanangkan melalui deklarasi milenium atau yang lebih dikenal dengan Millenium Development Goals (MDGs). Pencapaian target MDGs tersebut telah kita implementasikan dengan mengintegrasikannya ke dalam program dan kegiatan yang kita rencanakan dan tetapkan bersama. Secara garis besar pencapaian MDGs dapat saya gambarkan sebagai berikut; dari delapan tujuan MDGs yang pencapaiannya diukur dengan 58 indikator; 25 indikator (52,08%) pada tahun 2012 targetnya telah berhasil dicapai; 12 indikator (25%) pencapaian targetnya on track dan akan tercapai pada tahun 2015; 7 indikator (14,58%) targetnya perlu dicapai dengan kerja keras; dan 4 indikator (8,33%) belum dapat kita identifikasi pencapaiannya karena belum tersedia data yang memadai, seperti jumlah konsumsi bahan perusak ozon (BPO), dan lain-lain.

Hadirin dan tamu undangan yang berbahagia,Paparan capaian kinerja pembangunan Kota Surakarta Tahun 2012 menujukkan bahwa kita berada dalam jalur yang benar (on track). Tujuan kita mewujudkan masyarakat Surakarta yang Waras, Wasis, Wareg semakin kelihatan nyata. Bahkan kita semakin menuju pada tercapainya masyarakat yang sejahtera atau Mapan. Hal ini dapat kita lihat dari pergeseran pola konsumsi masyarakat. Suatu rumah tangga dapat dikatagorikan makin sejahtera apabila persentase pengeluaran untuk makanan lebih kecil dibandingkan persentase pengeluaran untuk non makanan. Berdasarkan data terakhir, persentase pengeluaran untuk konsumsi makanan berada pada angka 39,19% dan persentase pengeluaran untuk konsumsi non makanan jauh lebih tinggi, yaitu mencapai 60,81%.

Rapat Paripurna yang saya hormati,Selanjutnya untuk lebih memperdalam laporan tentang penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan tahun 2012, dapat saya sampaikan garis besar pencapaian empat sasaran utama pembangunan sebagai berikut;

Sasaran pertama, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penguatan ekonomi kerakyatan. Urusan yang terkait untuk mewujudkan sasaran pertama adalah Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan, Urusan Wajib Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah; Urusan Wajib Penanaman Modal; Urusan Pilihan Perdagangan, Urusan Pilihan Perindustrian, Urusan Pilihan Pertanian; Urusan Wajib Ketahanan Pangan; Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; dan Urusan Pilihan Kepariwisataan. Pencapaian kinerjanya dapat saya sampaikan sebagai berikut;

Perindustrian dan perdagangan masih merupakan sektor basis atau sektor unggulan bagi pertumbuhan ekonomi di Surakarta. Selama lima tahun terakhir sektor industri dan perdagangan merupakan sektor andalan yang mempunyai kontribusi terbesar dalam menyumbang total PDRB di Kota Surakarta. Pada tahun 2012, berdasar harga konstan, sektor perdagangan menyumbang 27,31% dari total PDRB dan sektor industri menyumbang 23,52% dari total PDRB.

Beberapa program/kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mendukung sektor industri dan perdagangan antara lain pameran-pameran perdagangan seperti IFFINA, INACRAFT, Pameran Produk Ekspor (Trade Expo Internasional), pameran dagang di China, dan Tourism Investment Trade Exibhition di Bali. Kegiatan pameran tersebut untuk meningkatkan daya saing dan membuka pasar di tingkat nasional maupun internasional. Selain itu juga ditumbuhkembangkan kewirausahaan ditengah-tengah masyarakat dengan kegiatan fasilitasi pengembangan inkubator bisnis.

Penguatan iklim investasi juga merupakan faktor penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk menciptakan iklim investasi di Surakarta antara lain menyelenggarakan promosi peluang investasi untuk menjaring minat investor terhadap potensi peluang investasi di Surakarta serta peningkatan kualitas pelayanan penyelenggaraan investasi melalui pengembangan Sistem Pelayanan Informasi dan Perijinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) maupun penerapan standard ISO 9001:2008 bagi pelayanan di BPMPT. Disamping itu, juga didukung adanya regulasi untuk mengatur investasi di Kota Surakarta dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 2012 tentang Penanaman Modal. Upaya tersebut membawa hasil pada peningkatan investasi di Surakarta sebagai berikut; nilai investasi tahun 2012 mencapai Rp. 2.884.306.195.382,00, meningkat sebesar 43% dari tahun 2011 yang sebesar Rp. 2.017.019.690.099,00; sedangkan jumlah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada tahun 2012 ada 1040 PMDN dan jumlah Penanaman Modal Asing (PMA) ada 9 PMA.

Hadirin dan tamu undangan yang berbahagia,Pertumbuhan ekonomi yang cukup baik tentunya juga harus disertai pemerataan kepada semua masyarakat. Salah satu upaya pemerataan pertumbuhan ekonomi adalah mengembangkan ekonomi kerakyatan. Beberapa program yang terkait dalam menumbuhkembangkan ekonomi kerakyatan dapat saya sampaikan sebagai berikut;

Untuk memperkuat daya saing Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) telah dikembangkan kerangka dasar pembentukan Badan Usaha Milik Masyarakat (BUMM). Dengan dibentuknya BUMM diharapkan dapat memfasilitasi pertumbuhan UMKM di Surakarta. Fasilitasi akses permodalan juga mendukung perkembangan UMKM. Pada tahun 2012 telah dilakukan 3 tahap fasilitasi akses permodalan dan bantuan keuangan untuk RT pemekaran serta cadangan klaim penjaminan kredit UMKM senilai Rp. 123.781.950,00. Selain itu untuk meningkatkan produktivitas Industri Kecil dan Menengah (IKM) telah diberikan bantuan peralatan untuk industri mebel, sangkar burung, garmen, produk makanan, dan produk batik senilai Rp. 328.031.950,00. Peningkatan ketrampilan untuk UMKM juga diberikan dalam bentuk pelatihan pembuatan batik, design pakaian dan pemasaran berbasis internet.

Ekonomi kerakyatan juga ditumbuhkembangkan melalui pembangunan dan peningkatan pasar tradisional. Pada tahun 2012 telah direvitalisasi 4 Pasar tradisional; yaitu : Pasar Nongko, Pasar Ayu Tahap III, Pasar Kliwon dan Pasar Depok serta dilakukan pemeliharaan di beberapa Pasar tradisional; yaitu : Pasar Gede, Pasar Klewer, Pasar Ngarsopuro, Pasar Kembang, Pasar Tanggul, Pasar Notoharjo, Pasar Harjodaksino, Pasar Panggungrejo dan Pasar-Pasar yang terkena Bencana . Penataan pasar tradisional yang kita lakukan mendapat prestasi berupa penghargaan sebagai Juara II Pasar Tradisional Jawa Tengah yang diraih oleh Pasar Nusukan.

PKL juga mempunyai potensi untuk mengangkat ekonomi kerakyatan. Kegiatan pembinaan PKL dilakukan melalui penyuluhan, pembinaan, penataan & pengendalian PKL serta pembangunan shelter PKL di Pasar Manahan senilai Rp. 797.832.000,00. Penghargaan yang diraih dalam pengelolaan PKL adalah Best City Award se-Asia Tenggara dalam penataan PKL yang diserahkan pada Konferensi Partnership for Democratic Local Governance in South Asia (Delgosea) di Bangkok Tahiland serta Juara Nasional Penataan PKL dalam lomba Inovasi Manajemen Perkotaan (IMP).

Pada sektor pertanian dan perikanan, meskipun mempunyai kontribusi yang cukup kecil terhadap pertumbuhan ekonomi, tetap kita tingkatkan kinerjanya. Sarana prasarana budidaya dan pemasaran hasil-hasil perikanan telah kita perbaiki dan lengkapi. Pengembangan bibit ikan unggul juga dikembangkan untuk meningkatkan produksi benih ikan. Di sektor pertanian dikembangkan sarana produksi pertanian dan perkebunan yang meliputi: rehabilitasi kebun dinas serta penyediaan pohon mangga, jeruk, lavender dan bibit empon-empon. Disamping itu upaya-upaya promosi atas hasil produksi pertanian dan perikanan juga dilakukan untuk membuka pasar di tingkat regional. Untuk urusan ketahanan pangan juga membuka peluang bagi tumbuhnya industri rumah tangga melalui kegiatan lomba kreasi cipta menu.

Selanjutnya, urusan pariwisata merupakan urusan yang cukup strategis dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Sebagai kota yang mempunyai basis budaya, pariwisata berbasis budaya dapat menjadi daya tarik kota dan menciptakan efek ganda pada sektor-sektor yang lain. Promosi pariwisata masih terus dilakukan dengan kegiatan diantaranya penyusunan web menggunakan 15 bahasa; penyelenggaraan event-event pariwisata seperti : Grebeg Sudiro, Solo Batik Carnival, Solo International Performing Arts, Festival Getek, dan lain-lain; penyelenggaraan MATTA Fair di Malaysia; pengiriman 9 orang duta wisata dan seni ke Kuala Lumpur Malaysia; dan penyelenggaraan diklat guide. Pada Tahun 2012, prestasi yang diperoleh pada urusan kepariwisataan adalah penghargaan sebagai The Best Performance Tourism Award 2012 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Perekonomian serta Travel Club Tourism Award dari Majalah Travel Club bekerjasama dengan Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Hadirin dan tamu undangan yang berbahagia,Pencapaian sasaran kedua, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia yang berkarakter dan unggul, didukung oleh Urusan Wajib Pendidikan; Urusan Wajib Kesehatan; Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil; Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera; Urusan Wajib Sosial; Urusan Wajib Ketenagakerjaan; Urusan Wajib Kepemudaan dan Olah Raga; dan Urusan Wajib Perpustakaan; yang kinerjanya dapat saya uraikan sebagai berikut :

Pendidikan merupakan faktor kunci dalam pengembangan sumber daya manusia. Proses pendidikan di Surakarta ditekankan pada tiga apek pembelajaran, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga dapat dihasilkan sumber daya manusia yang berkarakter dan unggul. Beberapa program/kegiatan yang dilakukan diantaranya : peningkatan sarana dan prasarana pendidikan; bantuan dana pendidikan bagi siswa kurang mampu; peningkatan kompetensi dan daya kreativitas siswa didik; serta peningkatan kualitas tenaga pendidik.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan sarana dan prasaran pendidikan diantaranya : pembangunan gedung Dinas Pemuda dan Olah Raga; pembangunan gedung SD Gading, pembangunan gedung SD Kentingan, pembangunan gedung SD Kratonan, pembangunan gedung SD Bayan, pembangunan gedung SD Pucangsawit, pembangunan gedung SD Sampangan; pembangunan gedung SD Bulukantil, pembangunan gedung SD Mojo I, pembangunan gedung SD Gambirsari, pembangunan gedung SD Tunggulsari I dan pembangunan Gedung SMK Negeri 4. Disamping pembangunan gedung juga dikembangkan sekolah plus dan siswa plus untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pada jenjang SD telah terdapat SD Plus sebanyak 34 buah dengan jumlah siswa sebesar 1.184 siswa. Untuk jenjang SMP terdapat 10 SMP plus dengan daya tampung 2.240 siswa. Dan pada jenjang SMK terdapat 9 SMK plus dengan jumlah siswa yang diterima sebesar 10% untuk setiap program studi.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan; khususnya bagi siswa yang kurang mampu; serta menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun menuju wajib belajar pendidikan 12 tahun, Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta (BPMKS) masih merupakan kegiatan yang cukup strategis. Hibah bantuan pendidikan masyarakat melalui BPMKS yang telah direalisasikan sebesar Rp. 25.586.859.000,00 dan jumlah kartu yang telah dikeluarkan mencapai 128.113 kartu yang terdiri dari kartu silver sebanyak 52.207 buah; kartu gold sebanyak 65.990 buah; dan kartu platinum sebanyak 9.916 buah.

Disamping aspek kognitif; aspek afektif dan psikomotorik dikembangkan untuk untuk membentuk karakter serta meningkatkan daya kreasi dan inovasi siswa. Kegiatan yang dilakukan diantaranya: lomba kreativitas siswa TK, olimpiade olahraga siswa nasional (OOSN); Mapel dan Mapsi; Festifal lomba seni nasional; pelaksanaan kreatifitas anak sekolah solo (kreaso); lomba kompetensi siswa SMK; pemilihan siswa berprestasi; Pembinaan dan Pelatihan Paskibraka dan kegiatan POPDA.

Sejumlah prestasi yang telah dicapai diantaranya juara II olimpiade IPA Tingkat Internasional yang diraih Rayhan Alifa Dewantara dari SD Negeri 15 Mangkubumen, Juara II Bulutangkis Tingkat Propinsi Jawa Tengah yang diraih Muhamad Iqbal dari SD Djamaatul Ichwan, dan 10 besar Tingkat Nasional IPA Jalur B IMSO yang diraih Febrian Rubiyanti dari SD Kristen Manahan.

Tenaga pendidik juga mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya-upaya untuk meningkatkan kompetensi dan kualifikasi tenaga pendidik dilakukan melalui kegiatan pelatihan guru mata pelajaran ujian nasional, pelatihan profesionalisme kepala sekolah, bantuan pendidikan bagi tenaga pendidik untuk meningkatkan kualifikasi; peningkatan kompetensi tenaga pendidik melalui sertifikasi dan pemilihan tenaga pendidik yang berprestasi. Beberapa prestasi yang dapat dicapai adalah Juara II Pembelajaran Tingkat Nasional yang diraih tenaga pendidik Hari Sutrisno, S.Pd dari SD Negeri 15 Mangkubumen, Juara II Tingkat Provinsi Jawa Tengah untuk penyelenggaraan Ujian Nasional SD, dan Juara I Tingkat Provinsi Jawa Tengah dalam lomba gugus yang diraih UPTD Dikpora Laweyan.

Selanjutnya untuk membina dan membentuk karakter pemuda dilakukan melalui kegiatan pendidikan bela negara; Peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepemudaan; Pendidikan dan pelatihan dasar kepemimpinan; Fasilitasi aksi bhakti sosial kepemudaan; Lomba kreasi dan karya tulis ilmiah di kalangan pemuda; Pembinaan olahraga yang berkembang di masyarakat; Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana olahraga. Dan saat ini telah dibangun gelanggang pemuda Bung Karno (Youth Center ) dan Arena Atletik Sintetis di Stadion Sriwedari untuk memfasilitasi kegiatan pemuda dan olahraga.

Disamping itu, pengembangan Surakarta sebagai kota vokasi semakin kita mantapkan. Pendidikan vokasi merupakan langkah strategis untuk mencetak sumber daya manusia yang terampil, unggul dan siap kerja. Solo Techno Park merupakan salah satu institusi yang dikembangkan menjadi pusat pendidikan vokasi. Di Solo Techno Park, pada tahun 2012 telah dilengkapi dengan fasilitas gedung Business, Trade, dan Expo centre senilai Rp. Rp. 6.859.091.800,00 serta gedung Research and Development senilai Rp. 3.579.639.500,00; dan untuk menunjang kegiatan pendidikan dan pelatihan aircraft maintenance telah ditingkatkan sarana prasarananya senilai Rp. 1.820.150.400,00

Hadirin dan tamu undangan yang saya hormati,Kualitas sumber daya manusia sangat ditentukan oleh derajat kesehatannya. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dilakukan melalui upaya-upaya standarisasi pelayanan kesehatan; perbaikan gizi masyarakat; peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak; pencegahan dan penanggulangan penyakit menular; serta promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dilakukan melalui peningkatan sarana prasarana puskesmas dan puskesmas pembantu serta pengembangan standard pelayanan kesehatan. Peningkatan sarana dan prasarana berupa pembangunan 2 Puskesmas yaitu Puskesmas Gajahan dan Puskesmas Banyuanyar serta 1 Puskesmas Pembantu yaitu Puskesmas Pembantu Gandekan. Selain itu juga dikembangkan alat kesehatan untuk Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas Banyuanyar dan Puskesmas Gajahan serta peningkatan kunjungan dokter sepesialis kandungan dan kebidanan di Puskesmas. Upaya tersebut dapat menekan angka kematian ibu sampai 52,10 per 1000 kelahiran dan angka kematian bayi sampai 6,02 per 1000 kelahiran. Peningkatan pelayanan kesehatan juga dilakukan melalui standarisasi ISO 9001:2008, yang saat ini telah mencapai 11 Puskesmas yang bersertifikasi ISO 9001:2008.

Perbaikan gizi masyarakat dilakukan dengan pemberian makanan tambahan dan vitamin serta pemantauan PMT balita dan ibu hamil. Hasil yang dicapai adalah anak sekolah SD dengan gizi baik mencapai 77%; balita dengan gizi buruk dapat ditekan sampai angka 0% serta penurunan prevalensi ibu hamil Kekurangan Energi Kronis sampai 4,55%.

Selanjutnya upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dilakukan sebagai upaya preventif untuk menekan timbulnya angka kejadian penyakit. Promosi kesehatan dilakukan melalui kegiatan : penyuluhan hidup bersih dan sehat kepada masyarakat; diseminasi Klinik Berhenti Merokok (KBM); pengadaan media promkes; pengadaan alkes pos pembinaan terpadu; pengadaan smoking area; siaran radio interaktif; serta kampanye bahaya rokok. Hasil yang telah dicapai adalah cakupan rumah tangga sehat utama dan paripurna mencapai 91,98%; cakupan SD dengan PHBS tatanan sehat utama dan paripurna mencapai 97,92%; cakupan SLTP dengan tatanan sehat utama dan paripurna mencapai 85%; Cakupan SLTA dengan PHBS tatanan sehat utama dan paripurna mencapai 81,71%; dan cakupan P3 Napza mencapai 12,53%.

Program PKMS juga masih menjadi kegiatan unggulan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada tahun 2012 pelayanan program PKMS telah diikuti oleh 240.352 peserta atau mencapai 48,01% dari jumlah penduduk. Sedangkan untuk keseluruhan penduduk Kota Surakarta yang telah mendapatkan jaminan kesehatan baik dari PKMS, Jamkesmas, Askes PNS dan Askes swasta lainnya sebesar 84,71%. Jumlah anggaran yang terserap untuk pelayanan PKMS Tahun 2012 mencapai Rp. 9.429.459.768,00 atau mencapai 44,8% dari jumlah yang dianggarkan sebesar Rp. 21.035.400.000,00. Sedangkan jumlah kunjungan rawat inap maupun rawat jalan di Rumah Sakit, dalam tiga tahun terakhir menunjukkan angka yang menurun. Tahun 2010 jumlah kunjungan rawat jalan dan rawat inap sebesar 19.897 jiwa, Tahun 2011 sejumlah 16.310 jiwa dan Tahun 2012 sebesar 14.594 jiwa. Hal tersebut menggambarkan bahwa angka kesakitan penduduk semakin menurun.

Disamping itu pelayanan kesehatan juga dilakukan melalui peningkatan kinerja Rumah Sakit Umum Daerah. Pada Tahun 2012 telah diselesaikan pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Tahap II yang meliputi; penyelesaian fisik bangunan, pembangunan instalasi gas medis, pembangunan IPAL medis, pembangunan sarana dan prasarana dan pengadaan alat medis.

Akses pelayanan air bersih dan sanitasi kepada masyarakat miskin, juga merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Penyediaan sarana air bersih dibangun 2 paket di Kelurahan Sewu dan Mojosongo sedangkan pelayanan sanitasi dibangun 4 paket di Kelurahan Mojosongo, Pajang, Setabelan dan Gajahan. Dari kegiatan tersebut telah terbentuk Paguyuban Kelompok Swadaya Masyarakat Pengelola Sanitasi. Melalui dana alokasi khusus dan bantuan Provinsi Jawa Tengah juga dibangun dua unit sarana air bersih berupa sumur dalam dan tandon air beserta jaringan perpipaannya, yang dapat melayani 248 kepala keluarga; serta pelayanan sanitasi dasar berupa pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL) beserta jaringan perpipaannya yang dapat melayani 174 kepala keluarga.

Peningkatan pelayanan kesehatan dan perluasan akses air bersih serta sanitasi dasar bagi masyarakat kurang mampu dapat menekan angka kejadian penyakit, khususnya yang berbasis lingkungan sebagai berikut: Angka kesakitan penyakit diare tahun 2011 sebesar 15.392 jiwa, tahun 2012 turun menjadi 13.372 jiwa; dan Angka kesakitan Penyakit demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2011 sebesar 1,8 per 100.000 penduduk, tahun 2012 turun menjadi 0,5 per 100.000 penduduk.

Hadirin tamu undangan yang saya hormati,Penyandang masalah kesejehateraan sosial juga harus ditingkatkan kualitas sumberdayanya sehingga mampu menjadi insan yang berguna dan mandiri. Program dan kegiatan yang dilaksanakan untuk mengembangkan potensi bagi penyandang masalah kesejahteraan meliputi pembangunan sarana pelatihan bagi Pengemis, Gelandangan, Pengamen, dan Orang Terlantar (PGOT); pengikutsertaan lomba pentas seni tingkat Provinsi bagi kaum diffabel yang diikuti 10 orang; serta pelatihan ketrampilan untuk anak terlantar dan Wanita Rawan Sosial Ekonomi yang diikuti oleh 80 orang.

Selanjutnya upaya untuk mengembangkan Surakarta sebagai Kota Layak Anak dilakukan melalui pembentukan kelurahan dan kecamatan layak anak serta pembentukan forum anak. Sampai dengan tahun 2012 telah terbentuk 35 kelurahan layak anak dan 3 kecamatan layak anak. Untuk forum anak, sampai dengan tahun 2012 telah terbentuk 31 forum anak di tingkat kelurahan dan kecamatan. Adapun program layanan masyarakat dalam perlindungan pada perempuan dan anak terhadap tindak kekerasan, telah dibentuk Pelayanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Kota Surakarta (PTPAS) yang merupakan konsorsium jejaring lintas lembaga baik SKPD/Instansi/Organisasi/Aparat Penegak Hukum/Rumah Sakit/LSM yang berkomitmen dalam pencegahan, pendampingan dan layanan di bidang Medis, Hukum, Pendampingan, Rehabilitasi (Sosial, Psikologis, Pendidikan dan Ekonomi) serta Rumah Aman bila kondisi korban membutuhkan. Sebagai mitra PTPAS yang berbasis masyarakat telah terbentuk Pos Pelayanan Terpadu di 3 Kelurahan; yaitu : Jebres, Semanggi dan Sewu. Selain itu, program yang mendukung untuk peningkatan kualitas hidup perempuan antara lain Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender (P2MBG) dan Pendidikan politik perempuan.

Prestasi yag dicapai berkaitan dengan pengembangan kota layak anak adalah Penghargaan Kota Layak Anak Tingkat Nindya oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia dan Terbaik Pertama Pengembangan Kota Layak Tingkat Propinsi Jawa Tengah.

Pada urusan ketenagakerjaan, dilakukan upaya-upaya untuk memperbesar peluang kerja bagi masyarakat; dengan kegiatan antara lain peningkatan ketrampilan bagi para pencari kerja, mendekatkan akses bagi para pencari kerja kepada lapangan pekerjaan; dan pelatihan kewirausahaan. Peningkatan ketrampilan bagi pencari kerja dilakukan melalui kegiatan pelatihan teknisi komputer; pelatihan keahlian untuk terapis, pelatihan keahlian desain grafis, pelatihan keahlian kecantikan dan pelatihan keahlian bidang garmen. Selanjutnya untuk membuka akses kepada lapangan pekerjaan, dilaksanakan job market fair yang diikuti oleh 50 perusahaan dan 2.500 pencari kerja. Pembinaan dan pelatihan kewirausahaan juga diupayakan untuk mencetak wirausahawan wirausahawan baru yang mempunyai potensi menyerap tenaga kerja. Pada tahun 2012 telah dilakukan pelatihan bagi 40 orang wirausahawan baru.

Selanjutnya, keluarga berencana juga mempunyai kontribusi untuk mewujudkan generasi yang berkualitas. Pengendalian jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang penting menuju bangsa yang lebih sejahtera. Pengendalian penduduk melalui program keluarga berencana dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan antara lain: pelayanan kontrasepsi; pelayanan kesehatan reproduksi remaja dengan melaksanakan pembinaan Keluarga Berencana; serta advokasi dan KIE tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). Hal tersebut membawa hasil bahwa Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) telah mengalami kenaikan bila dibandingkan tahun sebelumnya. Peserta IUD mencapai 3738, meningkat bila dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 1955; begitu juga dengan peserta Medis Operasi Wanita (MOW) dan Implant. Peserta MOW naik dari 64 orang menjadi 82 orang; sedangkan Implant naik dari 596 orang menjadi 976 orang. Untuk pengelolaan kependudukan juga telah dibangun Sistem Informasi dan Administrasi Kependudukan (SIAK), sehingga pengolahan data dan penyediaan informasi kependudukan dapat dilakukan secara akurat, mudah, efisien dan efektif. Pelaksanaan penerapan e-KTP di Surakarta yang tepat waktu juga mendapat apresaiasi dari Menteri Dalam Negeri.

Rapat Paripurna yang saya hormati,Sasaran ketiga, pengembangan infrastruktur kota untuk mengangkat potensi dan karakter Kota Surakarta sebagai kota budaya yang berbasis lingkungan; ditujukan untuk meningkatkan daya saing kota yang sangat berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penjelasannya dapat sedikit saya gambarkan sebagai berikut :

Surakarta merupakan sebuah kota yang mempunyai potensi budaya yang sangat kuat. Berdasarkan potensi basis tersebut, visi kota Surakarta diarahkan sebagai kota budaya sehingga kota Surakarta mempunyai karakter atau ciri khas yang dapat membedakan dengan kota-kota lainnya. Disamping penguatan karakter berdasar pada potensi basis, pengembangan kota berwawasan lingkungan juga merupakan isu yang sangat strategis. Sekarang kita dihadapkan pada permasalahan-permasalahan lingkungan, dari yang berskala lokal seperti banjir sampai dengan yang berskala global seperti perubahan iklim. Hal tersebut disebabkan karena semakin menurunnya daya dukung dan daya tampung lingkungan yang diperparah oleh semakin kurang bijaknya manusia dalam memperlakukan alam. Sehingga pengembangan Surakarta sebagai Kota yang berbasis budaya dan berwawasan lingkungan merupakan sebuah konsep yang sangat strategis, dan diharapkan akan semakin menguatkan keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif; yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing kota.

Sasaran ini didukukung oleh: Urusan Wajib Pekerjaan Umum; Urusan Wajib Perumahan; Urusan Wajib Penataan Ruang; Urusan Wajib Perhubungan; Urusan Wajib Lingkungan Hidup; Urusan Wajib Kebudayaan; dengan uraian kinerja sebagai berikut;

Pengembangan jalan sebagai infrastruktur utama pembentuk aksesibiltas diarahkan pada pembangunan dan pemeliharaan jalan beserta fasilitas pendukungnya yang berada pada skala lingkungan maupun skala kota, khususnya pada koridor-koridor yang mempunyai potensi ekonomi dan budaya. Untuk skala lingkungan kegiatan yang dilakukan meliputi pembangunan jalan lingkungan di Kecamatan Pasarkliwon, Banjarsari dan Jebres. Pada koridor ekonomi dan budaya dilakukan pemeliharaan jalan dan pembangunan pedestrian. Kegiatannya antara lain : pemeliharaan Jalan Slamet Riyadi, Jalan Sutoyo, Jalan Tangkuban Perahu, Jalan Katamso, Jalan Ki Gede Solo, Jalan Kolonel Sugiono, Jalan Jaya Wijaya dan Peningkatan Jalan Lemah Abang. Selain itu juga dibangun jalur pedestrian di Jalan Kapten Mulyadi serta pembangunan jembatan Komplang.

Dari sisi perhubungan/transportasi, pengembangannya diarahkan untuk dapat melayani mobilisasi kegiatan secara aman, nyaman, murah, dan cepat. Program/kegiatan yang dilakukan meliputi : pembangunan 63 halte; outsourcing 53 orang untuk tenaga kebersihan, tenaga computer, listrik, dan sopir; pengembangan terminal tirtonadi menjadi terminal tipe A yang representative; pengadaan rambu-rambu lalulintas yang meliputi : 2 APIL ATCS dan 2 pelican crossing; serta Pengembangan sarana dan prasarana pelayanan jasa angkutan yang meliputi :200 rambu; dan 2 lampu flashing. Pada tahun 2012, Pemerintah Kota Surakarta mendapatkan penghargaan Wahana Tata Nugraha Kencana atas keberhasilan pengelolaan di bidang transportasi.

Berkaitan dengan pengendalian banjir, diupayakan melalui pengurangan area genangan air serta peningkatan kinerja sarana prasarana pengendali banjir, dengan kegiatan diantaranya: pembangunan saluran drainase sekunder sejumlah dua paket pekerjaan; melanjutkan pembangunan talud sungai gajah putih; serta pemeliharaan berkala saluran dan pengendalian banjir yang meliputi 16 (enam belas) paket pekerjaan.

Sempadan sungai juga dikembalikan fungsinya sebagai kawasan perlindungan setempat, dan dibebaskan dari aktivitas permukiman. Permukiman yang berada disepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo di relokasi ke tempat yang lebih aman dan layak untuk hunian. Dari hasil verifikasi data Tahun 2012; di sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo yang berada di Kelurahan Jebres, Pucangsawit, Sewu, Sangkrah, Semanggi dan Joyosuran terdapat 142 Sertifikat hak milik yang meliputi 287 rumah. Bantuan relokasi yang telah diberikan kepada masyarakat meliputi; bantuan relokasi untuk warga yang menghuni tanah negara sebesar Rp. 635.500.00,00 untuk 31 warga, pembangunan fasilitas umum senilai Rp. 48.600.000,00; dan bantuan relokasi bagi warga yang mempunyai sertifikat hak milik sebesar Rp. 7.110.161.000,00 untuk 71 warga.

Selanjutnya untuk mewujudkan Surakarta sebagai kota yang ramah lingkungan dilakukan melalui beberapa program prioritas sebagai berikut;Pembangunan tiga taman kota yaitu : taman urban forest III pucangsawit seluas 3.700 m2, taman sekartaji V seluas 3.500 m2, dan taman kota di Semanggi seluasi 6.712 m2. Pembangunan taman kota tersebut sejalan dengan Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) di Surakarta dimana Pengembangan kota hijau ditujukan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ruang terbuka hijau menuju ruang terbuka hijau minimal 30% sekaligus merespon tantangan perubahan iklim. Melalui program pengembangan kota hijau, saat ini telah tersusun Master Plan Ruang Terbuka Hijau, Peta Hijau (green map) dan telah terbentuk Forum Komunitas Hijau. Selain taman kota juga dibangun hutan kota dikawasan Manahan bekerjasama dengan PT BNI melalui skema corporate social responsibility (CSR).

Untuk merespon perubahan iklim, terutama terkait dengan upaya mitigasi dan adaptasi, telah dibentuk kelompok kerja pengendalian perubahan iklim. Kegiatan yang dilakukan sebagai upaya mitigasi perubahan iklim diantaranya adalah pengendalian pencemaran udara dan pada tahun 2012 telah dilakukan pemantauan kualitas udara di 15 titik. Selain itu, juga telah disusun Rencana Aksi Perubahan Iklim Kota Surakarta kerjasama dengan GIZ. Pada sektor transportasi, upaya untuk menekan paparan emisi dari kendaraan bermotor yang mempunyai potensi cukup besar dalam membentuk efek gas rumah kaca, dilakukan kegiatan uji emisi pada angkutan umum. Dan dari hasil pemantauan, kualitas udara ambient untuk parameter SO2, NO2 dan O3 (Oksidan), masih dibawah ambang batas baku mutu kualitas udara ambient sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa Tengah nomor 8 Tahun 2001 tentang Baku Mutu Udara Ambient di Provinsi Jawa Tengah. Disamping itu, dalam rangka konservasi daerah tangkapan air dilakukan pembangunan 42 sumur resapan dan pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah Komunal bagi industri Batik di Sondakan.

Pengelolaan lingkungan yang telah kita upayakan memperoleh sejumlah penghargaan dan apresiasi di tingkat nasional diantaranya Penghargaan Indonesia Green Award 2012 yang kedua kali untuk kategori Green City yang diselenggarakan oleh La Tofi Enterprise; dan Peringkat ke-5 Indonesia Green Region Award Tahun 2012 kategori Kota yang memiliki kepedulian pada keberlanjutan lingkungan hidup yang diselenggarakan oleh Kantor Berita Radio 68 H dan Majalah SWA. Selain itu Kota Surakarta memperoleh Peringkat 5 dalam Evaluasi Kualitas Udara Perkotaan Kategori Kota Besar yang dilaksanakan di 44 Kota di Indonesia diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup.

Hadirin dan tamu undangan yang berbahagia,Pada urusan penataan ruang, penguatan citra Surakarta sebagai kota budaya yang berwawasan lingkungan dilakukan melalui penataan kawasan-kawasan yang mempunyai potensi budaya, khususnya kawasan yang termasuk dalam segitiga budaya. Sebagai proyek percontohan, dilakukan penataan koridor Jalan Jenderal Sudirman Jalan Mayor Kusmanto Pasar Gede yang kita harapkan bersama menjadi etalasenya Surakarta sebagai kota budaya yang berwawasan lingkungan. Pada tingkatan perencanaan, telah disusun juga Detailed Engineering Design (DED) kawasan Mangkunegaran dan kawasan koridor Jalan Bhayangkara. Prestasi yang telah dicapai berkaitan dengan penataan kota adalah mendapat penghargaan tingkat nasional dalam lomba Inovasi Manajemen Perkotaan (IMP) untuk penataan kota, penataan PKL dan penataan kawasan kumuh.

Penguatan karakter Surakarta sebagai Kota budaya juga dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan budaya yang bersifat tak benda (intangible) diantaranya beberapa festifal budaya yang dikemas dalam Calendar of Cultural Event 2012 seperti festival ketoprak; festival wayang bocah, mangkunegaran performing art, solo carnival, keraton art festival dan sebagainya. Menguatnya citra Surakarta sebagai kota budaya, pada tahun 2012 Surakarta ditunjuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan konferensi Federation of Asian Cultural Promotion (FACP).

Rapat Paripurna yang saya hormati,Selanjutnya saya sampaikan sasaran keempat, yaitu peningkatan kualitas pelayanan publik untuk mendorong iklim pembangunan yang kondusif. Sasaran ini juga sangat relevan dengan agenda reformasi birokrasi yang sedang kita lakukan. Salah satu tujuan reformasi birokrasi dalam era otonomi daerah saat ini adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik sehingga dapat mendorong terwujudnya iklim pembangunan yang kondusif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut dapat dicapai melalui peningkatan fungsi dan peran pemerintah yaitu fungsi dan peran pemerintah sebagai regulator, modernisator, katalisator/fasilitator, dinamisator, stabilisator, dan stimulator. Sebagai regulator, pemerintah membarikan acuan dasar sebagai instrumen untuk mengatur kehidupan masyarakat dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai modernisator pemerintah mempunyai kewajiban membawa perubahan-perubahan kearah pembaharuan masyarakat. Sebagai Katalisator pemerintah berkewajiban menciptakan atau memfasilitasi suasana yang tertib, nyaman, dan aman termasuk memfasilitasi penyediaan sarana dan prasarana pembangunan. Dan sebagai stimulator pemerintah harus menjadi teladan atau panutan yang baik serta bermanfaat dalam tindakan nyata.

Untuk mewujudkan Sasaran ini didukung oleh Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri; Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian; Urusan Wajib Kearsipan; Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika; dengan penjelasan kinerja sebagai berikut;

Program-program yang terkait dengan urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri ditujukan untuk meningkatkan iklim kehidupan yang harmonis, aman dan kondusif. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah : pelatihan pengendalian keamanan dan kenyamanan lingkungan; peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan kejahatan; peningkatan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama; peningkatan rasa solidaritas dan ikatan sosial di kalangan masyarakat; fasilitasi forum keagamaan dalam upaya peningkatan wawasan kebangsaan; fasilitasi penyelesaian perselisihan partai politik; serta pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana.

Berkaitan dengan produk hukum, pada tahun 2012 telah ditetapkan 12 Peraturan Daerah dari 20 prolegda yang diajukan; 83 Peraturan Walikota; serta 369 Surat Keputusan Walikota dan Surat Keputusan Sekretaris Daerah. Selain ditetapkan 12 Peraturan Daerah baru, juga telah dilakukan evaluasi perda untuk disesuaikan dengan aspirasi masyarakat dan potensi daerah yaitu : Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2002 tentang Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum dan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Daerah.

Untuk meningkatkan kinerja organisasi, telah disusun pedoman uraian tugas bagi Satuan Kerja Pemerintah Daerah serta peningkatan kualitas sumber daya aparatur pemerintah melalui pendidikan penjenjangan struktural dan pendidikan dan pelatihan prajabatan bagi CPNS Daerah. Sedangkan dari sisi kuantitas, telah terjadi pengurangan jumlah Pegawai Negeri Sipil karena pensiun dan diberlakukannya kebijakan memoratorium penerimaan Pegawai Negeri Sipil. Sampai dengan tahun 2012 jumlah PNS yang pensiun mencapai 338 orang dan PNS yang meninggal dunia sebanyak 20 orang. Pengurangan PNS tersebut sedikit banyak berpengaruh terhadap kinerja organisasi Pemerintah Kota Surakarta. Namun demikian, kinerja organisasi Pemerintah Kota Surakarta mampu meraih prestasi. Pada tahun 2012 Pemerintah Kota Surakarta dinobatkan sebagai salah satu organisasi berbasis pengetahuan yang paling disegani (Most Admired Knowledge Enterprise) yang penilaiannya dilakukan oleh Dunamis Consulting. Sebagai salah satu organisasi berbasis pengetahuan yang disegani, Pemerintah Kota Surakarta yang merupakan satu-satunya dari unsur pemerintahan, telah disejajarkan dengan organisasi profesional/korporasi besar antara lain seperti PT Garuda Indonesia; PT Pertamina; PT United Tractor, PT Bank Mandiri, Universitas Bina Nusantara dan organisasi-organisasi profesional besar lainnya.

Peningkatan pelayanan kepada masyarakat juga telah memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan adalah pengembangan e-goverment seperti penyediaan internet untuk pengadaan barang dan jasa secara elektronik, dan aplikasi kantaya; penyediaan hot spot bagi masyarakat; pengelolaan situs resmi Pemerintah Kota Surakarta; dan penyediaan bandwith untuk video streaming. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi juga dimanfaatkan dalam pengelolaan arsip melalui pengembangan aplikasi senayan sebagai jaringan informasi dan perpustakaan yang dapat diakses masyarakat se-SUBOSUKA WONOSRATEN. Pengembangan e-governnment di Kota Surakarta mendapatkan apresiasi berupa Pemeringkatan e-Government Indonesia (PeGI) 2012 dari Menteri Komunikasi dan Informatika.

Rapat Paripurna yang saya hormati,Pada bagian akhir paparan ini akan saya sampaikan tugas pembantuan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surakarta yang bersumber dari dana APBN dan APBD Provinsi Jawa Tengah serta tugas umum pemerintahan.

Tugas pembantuan yang berasal dari Pemerintah Pusat melalui APBN dipergunakan untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat, perluasan kesempatan kerja, penguatan ekonomi kerakyatan, dan penguatan potensi Surakarta sebagai kota budaya.

Untuk peningkatan derajat kesehatan dilaksanakan oleh tiga SKPD yaitu; Pertama, bantuan operasional kesehatan sebesar Rp. 1.511.850.000,00 yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta; kedua, dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis bina upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta senilai Rp. 3.000.000.000,00; ketiga, pengembangan infrastruktur permukiman dan perluasan akses terhadap sanitasi sebesar Rp. 8.517.500.000,00 yang dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum.

Tugas pembantuan yang ditujukan untuk perluasan kesempatan kerja dilakukan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebesar Rp. 484.000.000,00 yang bersumber dari Anggaran Ditjen Bina Penta Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Selanjutnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan melaksanakan revitalisasi Pasar Nongko senilai Rp. 5.000.000.000,00 yang bersumber dari Anggaran Kementrian Perdagangan untuk mendukung ekonomi kerakyatan serta menunjang sistem logistik nasional. Dan untuk menguatkan potensi budaya yang ada Surakarta, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI memberikan bantuan sebesar Rp. 1.000.000.000,00 untuk penyusunan Detailed Engineering Design (DED) pengembangan museum. Kegiatan tersebut dilaksanakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Sedangkan Tugas Pembantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dialokasikan untuk beberapa program/kegiatan yaitu; program promosi Kesehatan dan PMK; program Kesehatan Ibu dan Anak, program upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga; program perbaikan Gizi; P3KLB; PP dan PL. Program tersebut dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta senilai Rp 551.700.000,00 serta program pengembangan kota hijau yang dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta sebesar Rp. 190.877.500,00

Hadirin tamu undangan yang saya hormatiBerkaitan dengan tugas umum pemerintahan, dapat saya sampaikan kerjasama daerah, program Corporate Social Responsibility (CSR), pembinaan batas wilayah serta pencegahan, koordinasi dengan instansi vertikal dan penanggulangan bencana yang telah dilaksanakan pada Tahun 2012, sebagai berikut;

Dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan kerjasama daerah, kita telah membentuk Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah (TKKSD) yang bertugas memfasilitasi dan melakukan pembinaan serta pengawasan terhadap pelaksanaan kerjasama daerah. Pada Tahun 2012 kerjasama daerah yang telah dilaksanakan diantaranya :1. Kerjasama antar daerah bidang Bidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM se-SUBOSUKAWONOSRATEN. Tujuan kerjasama ini adalah untuk memfasilitasi kegiatan, promosi dan pemasaran hasil kerajinan UMKM se-SUBOSUKAWONOSRATEN serta Pelatihan kerjasama ekspor impor;2. Kerjasama Pemerintah Kota Surakarta dengan Pemerintah Kota Yogyakarta di bidang kepariwisataan dan kebudayaan;3. Kerjasama Pemerintah Kota Surakarta dengan PT. Kereta Api (persero) tentang Kerjasama di bidang pengoperasian kereta api uap wisata di Kota Surakarta;4. Kerjasama Pemerintah Kota Surakarta dengan Perusahaan Umum DAMRI tentang Kerjasama Pinjam Pakai Kendaraan Bermotor Bus Batik Solo Trans (BST) Kota Surakarta;5. Kerjasama Pemerintah Kota Surakarta dengan 4 perusahaan perbankan antara lain Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia, Bank Mandiri dan Bank Central Asia mengenai penggunaan kartu pra bayar untuk pembayaran tiket Bus Batik Solo Trans;6. Kerjasama Pemerintah Kota Surakarta dengan PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia tentang Pendidikan dan Pelatihan Basic Structure perawatan pesawat di Solo Techno Park; 7. Kerjasama Pemerintah Kota Surakarta dengan GIZ (Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit) tentang Kerjasama Program Advis Kebijakan untuk Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim;8. Kerjasama antara Bappenas dengan Pemerintah Kota Surakarta tentang Penyiapan Transaksi Proyek Kerjasama Pemerintah Dan Swasta (KPS) Surakarta Solid Waste Management; dan9. Kerjasama Pemerintah Kota Surakarta dengan APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Se Indonesia) dan UCLG ASPAC (United Cities of Local Government Asia Pacific) mengenai Proyek DELGOSEA (Partnership for Democratic Local Governance in Southeast Asia) dengan pendanaan dari Uni Eropa untuk mereplikasi kesuksesan penataan PKL di Kota Surakarta yang akan dilakukan oleh Kota Pakkret, Thailand dan Choam Chao Sangkat, Kamboja.

Sedangkan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang diterima oleh Pemerintah Kota Surakarta selama tahun 2012 diantaranya adalah:1. Bantuan PT. BNI berupa Pembangunan Hutan Kota di Kawasan Stadion Manahan;2. Bantuan Bank Jateng berupa Penyediaan Bak Mandi di Kawasan Semanggi sejumlah 500 unit;3. Bantuan Bank Tabungan Negara (BTN) untuk Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Kawasan Jagalan senilai Rp. 100.000.000,00;4. Bantuan PT. Protelindo berupa Pembangunan Taman di Rumah Susun Sewa (Rusunawa) senilai Rp. 150.000.000,00;5. Bantuan Bank Danamon berupa Penyediaan Toilet Publik senilai Rp. 157.000.000,00;6. Bantuan PT. Pegadaian (Persero) berupa Penyediaan Tenda di Ngarsopuro senilai Rp. 176.000.000,00; dan7. Bantuan Bank Indonesia berupa billboard elektronis informasi harga di Pasar Gede

Untuk pembinaan batas wilayah, telah dilakukan penetapan dan penegasan batas kelurahan di Kecamatan Banjarsari. Pemasangan pilar batas kelurahan dilakukan di wilayah Kelurahan Kestalan dengan Kelurahan Gilingan, Kelurahan Setabelan, Kelurahan Ketelan, Kelurahan Keprabon, dan Kelurahan Punggawan.

Berkaitan dengan koordinasi dengan instansi vertikal, kita masih tetap melaksanakan rakor Muspida tiga kali dalam sebulan. Selain itu beberapa koordinasi dengan instansi vertikal lainnya yang telah kita lakukan diantaranya; koordinasi dengan Kantor Bea dan Cukai untuk pengumpulan data cukai hasil tembakau ilegal; Koordinasi dengan BUMD dan BUMN; Koordinasi dengan Forum Komunikasi Umat Beragama; dan Koordinasi dengan Komunitas Intelijen Daerah.

Selanjutnya, untuk tugas umum pemerintahan dalam pencegahan dan penanggulangan bencana, pada tahun 2012 kegiatan yang telah dilaksanakan adalah memberikan bantuan logistik dan penanganan kesehatan atau memberikan tanggap darurat kepada korban bencana alam; Piket siaga bencana; dan penyediaan sarana dan prasarana evakuasi korban bencana serta beberapa kegiatan pencegahan bencana alam dengan anggaran sebesar Rp. 2.765.405.500,00.Rapat paripurna DPRD yang saya hormati,Demikian telah saya paparkan Nota Pengantar Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Tahun Anggaran 2012. Nota pengantar ini merupakan ikhtisar dan konklusi dari Buku LKPJ yang memuat Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Tahun Anggaran 2012 secara lengkap dan rinci; dan tentunya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Nota Pengantar ini.

Atas nama Pemerintah Kota Surakarta, saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada mitra kerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surakarta dan masyarakat Kota Surakarta, yang telah bersama-sama mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kota Surakarta. Dan tentunya kita berharap, proses pembangunan yang kita sengkuyung bersama akan semakin mendekatkan pada tujuan utama kita yaitu masyarakat Surakarta yang Waras, Wasis, Wareg yang pada akhirnya akan menuju masyarakat Surakarta yang Mapan.

Akhirnya, terimakasih atas segala perhatiannya dan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan kekuatan, bimbingan dan hidayah kepada kita dalam menjalankan amanat masyarakat ini. Amin.Wassalamualaikum wa rahmatullah wabarakatuh

WALIKOTA SURAKARTA

F.X. HADI RUDYATMO33G:\LKPJ Final\Master BK I LKPJ 2011 16 Maret 2012.final_2.doc 4/6/2013 9:06 AM