Kabupaten Jembrana filsafat

29
Kabupaten Jembrana Demografi Penduduk kabupaten Jembrana sebanyak 257.459 jiwa sampai dengan tahun 2005 hal ini berdasarkan data yang tercatat pada Kantor Catatan Sipil dan Kependudukan. Dari jumlah tersebut 127.838 orang adalah laki dan sisanya sebesar 129.621 orang adalah perempuan. Seperti halnya dengan kabupaten yang lainnya di bali matapencaharian penduduk kabupaten Jembrana sebagian besar adalah sebagai petani, disamping itu ada juga berprofesi sebagai pedagang, nelayan dan pengrajin. Berdasarkan administrasi kabupaten Jembrana dapat dibagi menjadi empat kecamatan, yaitu 1. Melaya 2. Negara 3. Mendoyo 4. Pekutatan Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Jembrana terletak di bagian barat pulau Bali, membentang dari arah barat ke timur pada 8°.09'.30" – 8°28'02" LS dan 114°25'53" - 114°5638" BT. Luas wilayah Jembrana 84.180 Km². atau 14,96 % dari luas wilayah pulau Bali dengan ibukotanya adalah Negara. Batas utara kabupaten jembrana adalah kabupaten Buleleng dan bagian timur adalah kabupaten Tabanan. Sedangkan bagian barat dan selatan berbatasan langsung dengan samudra Indonesia. Obyek Wisata yang ada di Kabupaten Jembrana yaitu : * Bunut Bolong * Pantai Pengeragoan * Pantai Medewi * Pura Rambut Siwi * Delod Berawah * Pantai Perancak * Pantai Baluk Rening * Pantai Candikusuma * Bendungan Palasari * Sangkaragung * Musium Manusia Purba * Gilimanuk * Taman Nasional Bali Barat Kabupaten Jembrana adalah satu dari 9 Kabupaten dan Kota yang ada di Propinsi Bali, terletak di belahan barat pulau Bali, membentang

Transcript of Kabupaten Jembrana filsafat

Page 1: Kabupaten Jembrana filsafat

Kabupaten JembranaDemografiPenduduk kabupaten Jembrana sebanyak 257.459 jiwa sampai dengan tahun 2005 hal ini berdasarkan data yang tercatat pada Kantor Catatan Sipil dan Kependudukan. Dari jumlah tersebut 127.838 orang adalah laki dan sisanya sebesar 129.621 orang adalah perempuan. Seperti halnya dengan kabupaten yang lainnya di bali matapencaharian penduduk kabupaten Jembrana sebagian besar adalah sebagai petani, disamping itu ada juga berprofesi sebagai pedagang, nelayan dan pengrajin. Berdasarkan administrasi kabupaten Jembrana dapat dibagi menjadi empat kecamatan, yaitu1. Melaya2. Negara 3. Mendoyo4. PekutatanLetak Geografi   Secara geografis Kabupaten Jembrana terletak di bagian barat pulau Bali, membentang dari arah barat ke timur pada 8°.09'.30" – 8°28'02" LS dan 114°25'53" - 114°5638" BT. Luas wilayah Jembrana 84.180 Km². atau 14,96 % dari luas wilayah pulau Bali dengan ibukotanya adalah Negara. Batas utara kabupaten jembrana adalah kabupaten Buleleng dan bagian timur adalah kabupaten Tabanan. Sedangkan bagian barat dan selatan berbatasan langsung dengan samudra Indonesia.Obyek Wisata yang ada di Kabupaten Jembrana yaitu :

* Bunut Bolong

* Pantai Pengeragoan

* Pantai Medewi

* Pura Rambut Siwi

* Delod Berawah

* Pantai Perancak

* Pantai Baluk Rening

* Pantai Candikusuma

* Bendungan Palasari

* Sangkaragung

* Musium Manusia Purba

* Gilimanuk

* Taman Nasional Bali Barat

Kabupaten Jembrana adalah satu dari 9 Kabupaten dan Kota yang ada di Propinsi Bali, terletak di belahan barat pulau Bali, membentang dari arah barat ke timur pada 8 09'30" – 8 28'02" LS dan 114 25'53" – 114 56'38" BT. Luas wilayah Jembrana 841.800 Km². atau 14,96 % dari luas wilayah pulau Bali.Ibukota : Negara 

Secara administrasi Kabupaten Jembrana terdiri dari 5 Kecamatan yaitu :

Melaya

Luas kecamatan Melaya : 197,19 Km². Negara

Luas kecamatan Negara : 126,6 Km². Mendoyo

Page 2: Kabupaten Jembrana filsafat

Luas kecamatan Mendoyo : 294,49 Km². Pekutatan

Luas kecamatan Pekutatan : 129,65 Km². Jembrana

Luas kecamatan Jembrana : 93,87 Km². »Topografi Wilayah

Keadaan Topografi wilayah kabupaten Jembarana bervariasi dengan bentuk permukaan wilayah sebagai berikut :

Datar = 25,00 % wilayah landai = 10,16 % wilayah berbukit = 25,24 % wilayah curam = 39,60 %

Berdasarkan tingkat kemiringan lereng, wilayah Kabupaten Jembrana dapat dikelompokkan ke dalam 4 kelompok :

1. Wilayah dengan kemiringan lereng 0 – 2% (datar) seluas 210,47 Km2.2. Wilayah dengan kemiringan lereng 2 – 15% (landai) seluas 85,49 Km2.3. Wilayah dengan kemiringan lereng 15 – 40% (bergelombang/berbukit) seluas 212,45 Km2

sebagian besar merupakan kawasan yang dikembangkan untuk hutan produksi dan hutan lindung.

4. Wilayah dengan kemiringan lereng >40% (curam sampai sangat curam) seluas 333,39 Km2 merupakan kawasan lindung mutlak.

Page 3: Kabupaten Jembrana filsafat

Di bagian Utara wilayah Kabupaten Jembrana mempunyai fisiografi dan morfologi pegunungan, sedangkan di bagian Selatan topografinya relatif datar hingga bergelombang.

Secara Hidrologi, Sumber air yang ada di wilayah Kabupaten Jembrana meliputi :

1. Air permukaan : air sungai, Bendung Palasari2. Air tanah : air yang bersumber dari bawah tanah3. Mmata air : terdapat 37 mata air dengan kapasitas 110 l/det. 

Ketika pariwisata didengung-dengungkan dan diterima masyarakat Bali sebagai sosok yang dapat menjadikan Bali sebagai apa saja, kenyataan akan tanda-tanda merosotnya kedaulatan sosial-budaya, ekonomi hingga politik masyarakat Bali pun tak dapat ditolak lagi. Hal ini sebenarnya sudah bisa terbaca dua dasawarsa belakangan ini, di mana Bali dan masyarakatnya sebagai komunitas sosial budaya telah masuk dalam perangkap imperialisme modern yang semata-mata dikendalikan oleh modal.

Keterperangkapan kultural ini kemudian menjadi-jadi ketika pemerintahan sentralistik ikut ambil bagian dalam proses pembusukan Bali. Dan yang harus kita sayangkan, pembusukan terhadap Bali dilakukan secara cerdas dan terprogram. Semuanya seolah-olah berjalan pada mesin kekuasaan dan pemerintahan yang bernama sistem. Dan orang Bali menjadi mabuk kepayang. Lupa diri bahkan lupa daratan. Gemerincing dolar serta mimpi-mimpi akan kehidupan mewah semakin menjadi tujuan.

Nikmat dunia serta perubahan gaya hidup, ternyata ikut mempengaruhi laku budaya orang Bali, termasuk di dalam mengaktualisasikan dirinya di kancah politik. Sebagai “pemain baru” dalam pergolakan politik nasional di tengah perubahan radikal tatanan politik di era reformasi, telah membuat masyarakat Bali mengalami shock di bidang politik. Belum lagi hubungan emosional masyarakat Bali kebanyakan dengan Megawati Soekarnoputri, sebagai tokoh sentral di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, semakin membuat masyarakat Bali mengalami goncangan psikologi di bidang politik.

Di sisi lain, Partai Golongan Karya sebagai pemegang hegemoni politik kekuasaan di Indonesia termasuk juga di Bali hampir tiga dasawarsa, jelas menanggung beban psikologis yang tidak ringan, sebab dari sebagai “partai berkuasa” dengan single mayority-nya, sejak reformasi bergulir telah kehilangan pamornya di Bali. Kondisi ini jelas membuat elit-elit Partai Golongan Karya sebenarnya tidak siap untuk menghadapi kenyataan politik yang ada dan tentu sangat berpengaruh pada perilaku politik mereka di tataran akar rumput. Dan repotnya lagi, PDI Perjuangan sebagai hegemoni baru di bidang politik di Bali, hingga hari ini juga menunjukkan ketidaksiapan serta kegamangan sikap politik, yang berimbas pada tataran bawah yang juga salah di dalam menyikapi perilaku kaum elit partai.

Dari kegamangan sikap politik kedua raksasa politik itu, menyebabkan terjadinya benturan-benturan yang bernuansa politik seperti yang terjadi di Tabanan baru-baru ini dalam rangkaian pemilu kepala daerah

Page 4: Kabupaten Jembrana filsafat

Membaca JembranaPosisi strategis Kabupaten Jembrana sebagai iintu gerbang Pulau Bali belahan barat, jelas juga

mempengaruhi iklim dan karakter politik masyarakatnya. Kuatnya pengaruh budaya urban sebagai konsekwensi logis atas keberadaan Kabupaten Jembrana yang bertetangga dengan Jawa Timur. Kondisi ini memang harus diterima sebagai sebuah keniscayaan yang tidak bisa dipungkiri. Secara politis itu berarti ideologi partai yang berbasis Islam juga mempunyai hak hidup dan berkembang di Jembrana. Kondisi seperti ini tidak jauh berbeda dengan Kabupaten Buleleng.

Peta Politik di Jembrana, secara sederhana juga sangat berbeda dengan peta politik dikawasan Bali lainnya. Terutama daerah Bali bagian tengah, selatan, dan timur, yang karakter dan budaya politiknya masih kental dengan sentuhan tradisi dan feodalisme. Sementara di Jembrana, iklim politik dapat dikatakan lebih demokratis, yang tentu saja tidak terlepas dari budaya lokal yang sejak dahulu memang menjadi antitesis dari budaya “Bali Adiluhung”. Jembrana termasuk budaya Bali pinggiran yang termarginalkan, sehingga bentuk-bentuk perlawanannyapun berbeda. Demikian juga dalam penyelesaian konfliknya, jelas juga berbeda.

Secara kasat mata, di daerah Bali Selatan, Tengah, dan Timur, sulit menemukan partai-partai berbasis agama Islam dapat berkembang. Sebutlah PPP, PAN, PBB atau partai lainnya yang basis tradisionalnya adalah kalangan muslim.

Tidak demikian halnya dengan Jembrana, partai-partai berbasis massa umat Islam, juga senantiasa ikut marak dalam menyambut pesta demokrasi Pemilu maupun Pilkada (Pemilu Kada). Bahkan di parlemen daerah, PAN, PKB, PKS dan PPP yang berkoalisi dengan partai kecil lainnya, selama ini mampu membuat perlawanan terhadap partai-partai besar seperti PDI Perjuangan dan Partai Golongan Karya dalam mempengaruhi berbagai keputusan legislatif.

Sebagai daerah dengan karakter urban yang cukup kental, mengingat di Jembrana tidak ditemukan penduduk asli tetapi semuanya pendatang dari Bali Timur dan Bali Selatan serta Jawa, membuat laku budaya politik Jembrana menjadi sangat dinamis. Secara kesejarahan pun tercatat bahwa di Jembrana pernah terjadi tragedi politik yang besar. Sebut saja misalnya tragedi G 30 S PKI dan tragedi perusakan massal pada saat Megawati Soekarnoputri gagal menjadi Presiden RI di awal era reformasi. Yang terakhir tragedi terjadi saat gagalnya pelantikan kepala daerah di Jembrana tahun 2000 yang lalu.

Dari rangkaian catatan yang ada, kita akan mampu meraba bagaimana peta politik di Jembrana dan bagaimana anatomi politik di Tanah Makepung ini. Bila kita beranjak dari kenyataan yang ada tanpa harus memberikan warna-warni dan muatan apapun, penyelesaian sebuah konflik tentu tidak harus berlarut-larut. Apalagi harus dengan pertumpahan darah dan maut. Tetapi persoalannya, konflik politik selalu ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan lain semisal kepentingan kekuasaan yang justru menjadi provokator sekaligus penghancur nilai-nilai politik-demokrasi itu sendiri.

Secara preventif setiap konflik dapat diredam dengan membuka dialog di antara komponen dan potensi masyarakat yang ada. Tidak hanya sebatas pada tataran elit tetapi juga pada tataran akar rumput. Selama ini ada keterjebakan yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat Bali kebanyakan, ketika harus menawarkan berbagai kemungkinan-kemungkinan yang biasanya kemudian diterjemahkan ke dalam kesepakatan bersama. Bahkan dalam mewujudkan kesepakatan bersama itu, dilakukan sekat-sekat tinggi yang membatasi satu wilayah sosial dengan lainnya. Seperti misalnya kesepakatan yang dibuat oleh partai politik tentang penertiban atribut partai, di sini terasa benar bahwa masyarakat sedang di kotak-kotakkan oleh apa yang bernama partai. Kesepakatan juga sering berhenti pada kata sepakat untuk tidak sepakat. Kenapa demikian? Karena semuanya bersifat elitis dan penuh rekayasa.

Demikian juga dengan penyelesaian lainnya di luar wilayah politik. Semua diterjemahkan seolah dengan satu kata yang bernama perintah dan instruksi. Tangan kekuasaan begitu kuat mencengkeram. Sehingga mematikan partisipasi masyarakat. Di sisi lainnya, desa adat sebagai pilar terakhir budaya Bali, kini dibuat penuh dengan muat-muatan yang tak jelas. Apa-apa semuanya dilimpahkan kepada desa adat. Mulai masalah pelacuran, terorois, pedagang kaki lima, KTP, dan lain sebaginya, semuanya melibatkan desa adat. Padahal secara sadar kita tahu semuanya itu berada di luar wilayah desa adat, sehingga sering kesan yang tertangkap berbau SARA dan ini sangat rentan untuk disulut menjadi konflik.

Dalam konteks politik-demokrasi menjelang Pemilu Kada Jembrana 2010 ini, pendekatan yang seharusnya dilakukan oleh para elit politik di Jembrana adalah pendekatan dengan pola “kejelataan”. Artinya, para elit politik dan terutama mereka yang hendak mencalonkan diri sebagai bupati mendatang di Jembrana, harus memulainya dari pintu ke pintu tanpa ujug-ujug menokohkan diri

Page 5: Kabupaten Jembrana filsafat

sendiri atau mengatakan diri hebat. Pendekatan kultural dan penyamabrayaan adalah jalan yang paling baik, termasuk juga dengan Nyama Selam yang banyak ada di Jembrana.

Sebagai daerah urban, Jembrana memang menyisakan potensi konflik yang tidak kecil. Apalagi setelah kita menyaksika perhelatan-perhelatan Pemilu Kada di berbagai daerah belakangan ini, sebagian besar telah menimbulkan konfik horisontal maupun fertikal yang cukup parah. Tetapi kalau sejak dini kita sudah mulai mendialogkannya dengan masyarakat, dengan mempererat tali silaturahmi tidak sebatas elit saja, konflik yang mungkin terjadi akan lebih mudah dicegah atau diurai.

Kabupaten Jembrana adalah satu dari 9 Kabupaten dan Kota yang ada di Propinsi Bali, terletak di belahan barat pulau Bali, dengan luas wilayah 841.800 Km² atau 14,96 % dari luas wilayah pulau Bali. Terdapat banyak obyek wisata di kabupaten ini antara lain : Bunut Bolong, Pantai Pengeragoan, Pantai Medewi, Pura Rambut Siwi, Delod Berawah, Pantai Perancak, Pantai Baluk Rening, Pantai Candikusuma, Bendungan Palasari, Sangkaragung, Musium Manusia Purba, Gilimanuk, Taman Nasional Bali Barat.

Bunut Bolong

Bunut Bolong terletak di desa Manggisari kecamatan Pekutatan, 49 km ke arah timur dari kota Negara dan kurang lebih kurang 86 km kearah barat Kota Denpasar. Bunut Bolong adalah pohon Bunut yang tumbuh lestari di mana di tengah akar akarnya terdapat jalan raya yang menghubungkan kecamatan Pekutatan dengan Kabupaten Buleleng.

Yang menarik adalah alam lingkungannya sepanjang mata memandang penuh dengan pohon cengkeh, udara sejuk dan sangat cocok untuk Wana Wisata.

Bunut Bolong disamping sebagai tumbuhan yang alami, juga mempunyai nilai magis menurut keyakinan masyarakat sekelilingnya. Di bagian depan-selatan Bunut Bolong itu terdapat sebuah tempat suci berupa pura yang bernama Pujangga Sakti. Dengan bentuknya yang penuh lekukan-lekukan menambah daya tarik Bunut Bolong itu.

Disamping keunikan Bunut Bolong itu sendiri, di sebelah baratnya juga terdapat hamparan hutan yang membentang dari selatan ke utara yang sangat mempesona untuk dinikmati. Karena bila kita berdiri di sekitar Bunut Bolong kita akan dapat menyaksikan perkebunan cengkeh yang juga memiliki keindahan tersendiri.

Pantai Pengeragoan

Page 6: Kabupaten Jembrana filsafat

Obyek wisata ini terletak di Desa Pengeragoan, kecamatan Pekutatan, tepatnya di Pintu Gerbang Timur Kabupaten Jembrana, berbatasan dengan Kabupaten Tabanan, di pinggir selatan jalan raya yang menghubungkan Gilimanuk-Denpasar.

Pantai berpasir hitam dengan deburan ombak Samudra Indonesia dan lambaian pohon nyiur dan pandan ini cocok untuk tempat istirahat sejenak bagi wisatawan. di bagian utara Desa Pengeragoan, merupakan tempat terindah untuk menikmati pemandangan Pantai Pengeragoan.

Pantai Medewi

Pantai Medewi  adalah Pantai yang cukup indah dengan lekuk pantai yang sangat menawan, terletak di Desa Medewi 24 Km timur kota Negara dan 72 Km dari Denpasar, dapat dicapai dengan segala jenis kendaraan.

Pantai Medewi cocok untuk tempat surfing karena ombaknya yang panjang dan lama baru pecah sesuai sarat surfing yang diinginkan. Dari sini dapat menikmati Sunset yang indah.

Fasilitas yang dimiliki Hotel yang cukup reprentatif bagi wisatawan Manca Negara dilengkapi dengan kolam renang dan Restauran yang ditata cukup artistik di halaman hotel tersebut.

Rambut Siwi

Rambut Siwi  terletak 18 Km arah ke timur dari Kota Negara dan 78 Km arah ke barat dari kota Denpasar. Dapat dicapai dengan semua jenis kendaraan serta tempat parkir yang cukup luas.

Disini terdapat pura Sad Kahyangan dan dibangun erat kaitannya dengan kedatangan seorang Pendeta dari Majapahit yang melakukan perjalanan keagamaan ke Bali dan singgah di tempat ini untuk memberikan ajaran Agama Hindu.

Karena hormatnya penduduk setempat kepada sang pendeta yang bernama Dang Hyang Nirartha itu, dimintalah rambutnya untuk dipuja dan disimpan di Pura  ini sehingga nama Pura ini disebut Pura Rambut Siwi.

Dari Pura ini pula dapat kita menikmati pemandangan laut lepas dan matahari terbenam/ Sunset dengan bentangan sawah yang luas, serta pemandangan gunung yang jauh, menambah pesona bagi para pengunjung.

Page 7: Kabupaten Jembrana filsafat

Taman Rekreasi Tirta Samudra Dlod Brawah

Pengembangan objek wisata Jembrana sebagian besar diarahkan untuk objek wisata pantai. Karena itu, pantai-pantai yang ada di Bumi Makepung ini mulai dikelola dan ditata. Salah satu taman rekreasi yang sudah berjalan dan selesai untuk tahap pertama adalah Taman Rekreasi Dlod Brawah.

Taman rekreasi yang dilengkapi dengan kolam air laut ini diakui sebagai kolam air laut pertama di tempat umum. Selama ini hanya hotel-hotel berbintang yang punya kolam air laut. Kolam air laut yang terletak di tepi pantai Dlod Brawah, terdiri atas kolam renang dewasa dan kolam renang anak-anak ini menjadi alternatif baru untuk layak dikunjungi. Kehadiran taman rekreasi ini memberikan hiburan bagi masyarakat.

Fasilitas kolan ini dilengkapi, tempat bilas dan kamar mandi sudah berdiri megah. Rencana pengembangan berikutnya fasilitas ini akan dilengkapi dengan sarana-sarana penunjang seperti taman bermain untuk anak-anak, kios-kios serta penataan tempat parkir.

Objek Wisata Perancak

Obyek Wisata Perancak merupakan sebuah obyek wisata yang indah, bibir pantai yang dihiasi perahu-perahu nelayan merupakan suatu keindahan tersendiri untuk dinikmati. Disini juga terdapat taman wisata yang memiliki fasilitas sirkuit Motor Cross dan Road Race, disini sangat cocok untuk tempat berlibur.

Setiap tahun obyek wisata perancak dijadikan tempat untuk lomba sampan dayung tradisional yang biasanya dirangkaikan dengan HUT kota Negara. Di Desa Perancak terdapat tempat Pelestarian Penyu Laut yaitu "Kurma Asih" karena Pantai Perancak sangat cocok untuk tempat bertelor bagi Penyu.

Ditempat ini wisatawan dapat menikmati keindahan pantai dan melakukan kegiatan pelepasan Tukik/Anak Penyu ke Laut. Disamping tempat pelestarian Penyu di desa Perancak juga terdapat Pusat Riset Teknologi Kelautan, stasiun Bumi NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) yang berfungsi untuk menentukan titik-titik berkumpulnya ikan di laut yang dipantau dari satelit.

Pada lokasi yang sama wisatawan juga dapat melihat hamparan tumbuhan bakau yang beraneka ragam jenisnya. Di desa Perancak juga terdapat tempat penyulingan air laut menjadi air mineral yang berkadar Oksigen Tinggi yaitu Megumi.

Page 8: Kabupaten Jembrana filsafat

Pantai Baluk Rening

Baluk Rening merupakan salah satu pantai di kabupaten Jembrana ramai dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun manca negara terletak lebih kurang 10 Km ke arah barat dari kota Negara.

Pantai yang berpasir hitam cukup bagus serta alunan ombak yang tidak begitu besar. Tetapi cukup nikmat pada waktu pagi hari maupun sore hari yakni melihat matahari terbenam ( Sunset), dengan latar belakang pegunungan di Jawa Timur.

Obyek wisata pantai ini juga sangat menarik dengan adanya tebing tebing dibibir pantai yang cukup tinggi sehingga menambah panorama yang sangat indah di bagian selatan.

Fasilitas yang cukup memadai baik hotel maupun restaorannya memiliki standar untuk wisatawan manca negara.

Pantai Candikusuma

Pantai Candikusuma terLetak kurang lebih 12 Km ke arah barat dari kota Negara , dan merupakan salah satu pantai wisata di Kabupaten Jembrana yang cukup baik untuk mandi dan berenang.

Di Candi kusuma juga ada peninggalan sejarah yakni sebuah tugu yang membentuk segi tiga yang konon di tempat tugu itu pernah keluar keris yang memancarkan sinar. Obyek wisata ini juga dipakai sebagai tempat finish lomba Jukung layar yang biasanya diadakan setiap bulan Agustus dikaitkan dengan peringatan HUT RI dan HUT kota Negara.

Di pantai ini juga sering dipakai untuk kegiatan lomba mancing.

Page 9: Kabupaten Jembrana filsafat

Museum Manusia Purba

Sejak tahun 1963 di Gilimanuk diadakan penelitian oleh para ahli di Indonesia antara lain : Prof DR R Soejono dan Prof DR T Jacub. Hasil penelitian tersebut ditemukan ratusan rangka manusia yang diperkirakan hidup pada akhir masa Prasejarah dengan ciri ciri Ras Mongolid. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka salah satu tindakan untuk menyelamatkan.

Untuk menyelamatkan dan memanfaatkan temuan akeologi tersebut Pemerintah Kabupaten Jembrana membangun sebuah Gedung Museum Manusia Purba Situs Gilimanuk dan selesai Pembangunannya 1993.

Barang barang koleksi yang dipajang di Moesium Gilimanuk adalah hasil galian antara lain : Kerangka Manusia , Manik manik, Gelang dari kayu dan kerang, periuk kecil, tempayan, kendi, mangkuk dari tanah, mata kail, tajak, sarkopagus dll.

Taman Nasional Bali Barat

Taman Nasional Bali Barat sebagai kawasan pelestarian alam, dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan, penelitian, rekreasi dan menunjang budidaya.

Ciri khas Taman Nasional Bali Barat adalah terdapatnya burung jalak Bali (Leucopsar rothschildi) yang dapat hidup di alam bebas hanya di Taman Nasional Bali Barat. Secara Administratif Taman Nasional Bali Barat Berada di kabupaten Jembrana dan Buleleng Propinsi Bali.

Rencana Alokasi Tata Ruang

Sejalan dengan perkembangan pembangunan di Kabupaten Jembrana, ruang yang berfungsi sebagai wadah untuk melakukan berbagai kegiatan pembangunan menjadi sangat penting dan perlu diperhatikan. Dari segi penataan ruang pada dasarnya merupakan salah satu kewenangan dan tugas Pemerintah yang dimaksudkan untuk mengatur potensi, kegiatan masyarakat, mobilitas/pergerakan dan kecenderungan perkembangannya secara harmonis dan saling mendukung satu dengan yang lain dalam suatu wujud tata ruang.

Mengacu pada Peraturan Daerah Tingkat I Bali Nomor 4 Tahun 1999 tentang Perubahan Peraturan Daerah Tingkat I Bali Tahun 1996 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Bali, Pemerintah Kabupaten Jembrana telah menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jembrana Tahun 2000 sampai dengan Tahun 2010 dengan Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 7 Tahun 2002 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Jembrana, Kabupaten Jembrana telah terfokuskan pada penggunaan ruang yang dijabarkan dalam bentuk - bentuk kawasan, yaitu penggunaan ruang diberi fungsi tertentu dengan tujuan mengoptimalkan penggunaan ruang dalam hubungannya dengan pemanfaatan, peningkatan produktivitas, dan konservasi kelestarian lingkungan.

Rencana alokasi tata ruang Kabupaten Jembrana Th. 2000 - 2010 terbagi atas 3 (tiga) kawasan yaitu :

Kawasan Non Budidaya dengan luas 41.809 Ha ( 49,66%), meliputi:

Page 10: Kabupaten Jembrana filsafat

- Hutan Lindung seluas : 34.312,80 Ha.

- Hutan Swaka Marga Satwa seluas : 4.502,90 Ha.

- Hutan Produksi terbatas seluas : 2.610,20 Ha.

- Hutan Produksi Tetap seluas : 383,10 Ha.

Kawasan Budidaya Pertanian dengan luas 33.730,62 Ha ( 40,07% ). meliputi:

- Tanaman Lahan Basah seluas/sawah : 9.751,06 Ha

- Tanaman Lahan Kering seluas : 420,00 Ha

- Tanaman tahunan/perkebunan : 23.192,03 Ha

- Perikanan/pertambakan : 367,53 Ha

Kawasan Budidaya Non Pertanian dengan luas 8.640,38 Ha ( 10,27% ), meliputi:

- Pariwisata seluas : 3.218,47 Ha.

- Industri seluas : 625,00 Ha.

- Pelabuhan seluas : 9,80 Ha.

- Bendungan seluas : 87,00 Ha.

- Permukiman : 4.700.11 Ha.

Kawasan Pariwisata ada 2 lokasi :

Kawasan Pariwisata Candikusuma yang meliputi : Desa Tuwed, Desa Tukadaya, Desa Banyubiru, dan Desa Baluk dengan luas seluruhnya 4.930,00 Ha

Kawasan Pariwisata Perancak meliputi Desa Perancak, Desa Air Kuning, Desa Yeh Kuning, Desa Delodbrawah, Desa Penyaringan, Desa Yeh Embang, Desa Yeh Embang Kangin, Desa Yeh Sumbul, Desa Medewi, dan Desa Pulukan dengan luas seluruhnya 20.010,00. Kedua kawasan ini masing - masing sudah memiliki Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).

Kawasan Industri Pengambengan yang meliputi :Desa Pengambengan, Desa Tegalbadeng Barat, Desa Tegalbadeng Timur, sebagian Desa Baluk di Kecamatan Negara dengan luas seluruhnya 625,00 Ha.

Dibawah ini adalah Peta Alokasi Pemanfaatan Ruang Kabupaten Jembrana Th. 2000 - 2010.

Page 11: Kabupaten Jembrana filsafat

Berdasarkan bukti-bukti arkeologis dapat di interprestasikan bahwa munculnya komunitas di Jembrana sejak 6000 tahun yang lalu. Dari perspektif semiotik, asal-usul nama tempat atau kawasan mengacu nama-nama fauna dan flora. Munculnya nama Jembrana berasal dari kawasan hutan belantara(Jimbar-Wana) yang dihuni raja ular(Naga-Raja). Sifat-sifat mitologis dari penyebutan nama-nama tempat telah mentradisi melalui cerita turun-temurun di kalangan penduduk. Berdasarkan cerita rakyat dan tradisi lisan(folklore) yang muncul telah memberi inspirasi di kalangan pembangun lembaga kekuasaan tradisional (raja dan kerajaan)

Raja dan pengikutnya yaitu rajyat yang berasal dari etnik Bali Hindu maupun dari etnik non Bali yang beragama Islam telah membangun kraton sebagai pusat pemerintahan yang diberi nama Puri Gede Jembrana pada awal abad XVII oleh I Gusti Made Yasa (penguasa Brangbang). Raja I yang memerintah di kraton (Puri) Gede Agung Jembrana adalah I Gusti Ngurah Jembrana. Selain kraton, diberikan pula rakyat pengikut(wadwa),busana kerajaan yang dilengkapi barang-barang pusaka berupa tombak dan tulup. Demikian pula keris pusaka yang diberi nama “Ki Tatas” untuk memperbesar kewibawaan kerajaan. Tercatat bahwa ada tiga orang raja yang berkuasa di pusat pemerintahan yaitu di Kraton (Puri) Agung Jembrana.

Sejak kekuasaan kerajaan dipegang oleh Raja Jembrana I Gusti Gede Seloka, Kraton (Puri) baru sebagai pusat pemerintahan dibangun. Kraton (Puri) yang dibangun itu diberi nama Puri Agung Negeri pada awal abad XIX. Kemudian lebih dikenal dengan nama Puri Agung Negara. Patut diketahui bahwa raja-raja yang memerintah di Kerajaan Jembrana berikutnya pun memusatkan birokrasi pemerintahannya di Kraton (Puri) Agung Negara. Patut dicatat pula bahwa ada dua periode birokrasi pemerintahan yang berpusat di Kraton (Puri) Agung Negara.

Periode pertama ditandai oleh birokrasi pemerintahan kerajaan tradisional yang berlangsung sampai tahun 1855. Telah tercatat pada lembaran dokumen arsip pemerintahan Gubernemen bahwa kerajaan Jembrana yang otonom diduduki oleh Raja Jembrana V (Sri Padoeka Ratoe) I Goesti Poetoe Ngoerah Djembrana (1839 – 1855). Ketika berlangsung pemerintahannya lah telah ditanda tangani piagam perjanjian persahabatan bilateral anatara pihak pemerintah kerajaan dengan pihak pemerintah Kolonial Hindia Belanda (Gubernemen) pada tanggal 30 Juni 1849.

Periode kedua selanjutnya digantikan oleh birokrasi modern, melalui tata pemerintahan daerah (Regentschap) yang merupakan bagian dari wilayah administratif Keresidenan Banyuwangi. Pemerintahan daerah Regentschap yang dikepalai oleh seorang kepala pribumi (Regent) sebagai

Page 12: Kabupaten Jembrana filsafat

pejabat yang dimasukkan dalam struktur birokrasi Kolonial Modern Gubernemen yang berpusat di Batavia. Status pemerintahan daerah (Regentschap) berlangsung selama 26 tahun (1856 – 1882).

Pada masa Kerajaan Jembrana VI I Gusti Ngurah Made Pasekan (1855 – 1866) mengalami dua peralihan status yaitu 1855 – 1862 sebagai Raja Jembrana dan 1862 – 1866 sebagai status Regent (Bupati) kedudukan kerajaan berada di Puri Pacekan Jembrana.

Ketika reorganisasi pemerintahan di daerah diberlakukan berdasarkan Staatblad Nomor 123 tahun 1882, maka untuk wilayah aadministratif Bali dan Lombok diberi status wilayah administratif Keresidenan tersendiri. Wilayah Keresidenan Bali dan LOmbok dibagi lagi menjadi dua daerah (Afdelingen) yaitu Afdeling Buleleng dan Afdeling Jembrana berdasarkan Staatblad Nomor 124 tahun 1882 dengan satu ibukota yaitu Singaraja. Selanjutnya daerah Afdeling Jembrana terbagi atas distrik-distrik yang pada waktu itu terdiri dari tiga distrik yaitu Distrik Negara, Distrik Jembrana, dan Distrik Mendoyo. Masing-masing distrik dikepalai oleh seorang Punggawa. Selain distrik juga diberlakukan jabatan Perbekel, khusus yang mengepalai komunitas Islam dan komunitas Timur Asing sebagai kondisi daerah yang unik dari sudut interaksi dan integrasi antar etnik dan antar umat beragama.

Sejak reorganisasi tahun 1882 telah ditetapkan dan disyahkan nama satu ibukota untuk Keresidenan Bali dan Lombok yaitu Singaraja, yang akan membawahi daerah-daerah (Afdeling) Buleleng dan Jembrana. Akan tetapi, pada proses waktu selanjutnya memperhatikan munculnya aspirasi masyarakat di dua daerah afdeling (Buleleng dan Jembrana), maka pihak Gubernemen menanggapi positif.

Respon positif pihak Gubernemen di Batavia dapat dibuktikan dengan diterbitkannya sebuah Lembaran Negara (Staatsblad) tersendiri untuk melakukan pembenahan (Reorganisasi) tata pemerintahan daerah di daerah-daerah (Afdeling) Buleleng dan Jembrana. Pihak Gubernemen dan segenap jajaran bawahan di Departemen Dalam Negeri (Binnenlandsch Bestuur) sangat memperhatikan dan mendukung sepenuhnya aspirasi masyarakat untuk menetapkan nama-nama ibukota Daerah-daerah Afdeling Buleleng dan Afdeling Jembrana. Pihak Gubernemen dalam pertimbangannya ingin mengakhiri kebiasaan yang menyebut nama Ibukota Afdeling Buleleng dan Jembrana di Keresidenan Bali dan Lombok dengan nama lebih dari satu. Semula ( Tahun 1882-1895) hanya diberlakukan satu nama Ibukota yaitu Singaraja untuk wilayah Keresidenan Bali dan Lombok yang membawahi Daerah-daerah Afdeling Buleleng dan Afdeling Jembrana. Sejak disetujui dan untuk kemudian, ditetapkanlah nama-nama Ibukota daerah tersendiri terhadap Afdeling Buleleng dan Afdeling Jembrana di Keresidenan Bali dan Lombok. Berdasarkan Staatsblad Van Nederlandsch – Indie Nomor 175 Tahun 1895, sampai seterusnya ditetapkanlah Singaraja dan Negara sebagai ibukota dari masing-masing Afdeling. Dengan demikian, sejak 15 Agustus 1895 berakhirlah nama satu ibu kota : Singaraja sebagai ibukota Keresidenan Bali dan Lombok yang membawahi Daerah-daerah Afdeling Buleleng dan Afdeling Jembrana. Sejak itu pula dimulailah nama-nama Ibukota : Singaraja untuk Keresidenan Bali dan Lombok dan Daerah bagiannya di Afdeling Buleleng, serta Negara untuk Daerah Bagian Afdeling Jembrana.

Munculnya nama-nama Jembrana dan Negara hingga sekarang, memiliki arti tersendiri dari perspektif historis. Rupanya nama-nama yang diwarisi itu telah dipahatkan pada lembaran sejarah di Daerah Jembrana sejak digunakan sebagai nama Kraton ( Puri ) yaitu Puri Gede / Agung Jembrana dan Puri Agung Negeri Negara. Oleh Karena Kraton atau Puri adalah pusat birokrasi pemerintahan kerajaan tradisional, maka dapat dikatakan bahwa Jembrana dan Negara merupakan Kraton-kraton (Puri) yang dibangun pada permulaan abad XVIII dan permulaan abad XIX adalah tipe kota-kota kerajaan yang bercorak Hinduistik. Jembrana sebagai sebuah kerajaan yang ikut mengisi lembaran sejarah delapan kerajaan (asta negara) di Bali.

Sejak 1 Juli 1938, Daerah (Afdeling, regentschap) Jembrana dan juga daerah-daerah afdeling (Onder-afdeling, regentschap) lainnya di Bali ditetapkan sebagai daerah-daerah swapraja (Zelfbestuurlandschapen) yang masing-masing dikepalai oleh Zelfbestuurder (Raja). Raja di Swapraja Jembrana ( Anak Agoeng Bagoes Negara ) dan Raja-raja di swapraja lainnya di seluruh Bali terlebih dahulu telah menyatakan kesetiaannya terhadap pemerintah Gubernemen.

Page 13: Kabupaten Jembrana filsafat

Anak Agung Bagoes Negara memegang tampuk pemerintahan di swapraja Jembrana secara terus-menerus selama 29 tahun meskipun terjadi perubahan tatanegara dalam sistem pemerintahan. Kepemimpinannya di Jembrana berlangasung paling lama dibandingkan dengan kepemimpinan yang dipegang oleh pejabat-pejabat pelanjutnya.Selama kepemimpinannya pula, dua nama yaitu Jembrana dengan ibukotanya Negara senantiasa terpateri dalam lembaran sejarah pemerintah di Jembrana, baik dalan periode Pendudukan Jepang (Tahun 1943-1945), peiode Republik Indonesia yang hanya beberapa bulan(Tahun 1946-1950) maupun pada waktu kembali ke periode bentuk Negara Indonesia Timur(Tahun 1946-1950) maupun pada waktu kembali ke periode bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia(Tahun 1950-1958).

Jabatan Bupati Kepala Daerah Swatantra Tingkat II Jembrana untuk pertama kalinya dijabat oleh Ida Bagus Gede Dosther dari tahun 1959 sampai tahun 1967. Pada periode selanjutnya jabatan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Jembrana dijabat oleh Bupati Kapten R. Syafroni (Tahun 1967-1969); Pjs Bupati Drs. Putu Suasnawa (11 Maret – 30 Juni 1969); Bupati I Ketut Sirya (30 Juli 1969-31 Juli 1974); Pjs Bupati Drs. I Nyoman Tastra (31 Juli 1974 – 28 Juli 1975); Bupati Letkol. Liek Rochadi (28 Juli 1975 – 26 Agustus 1980); Bupati Drs. Ida Bagus Ardana (26 Agustus 1980 – 27 Agustus 1990); Bupati Ida Bagus Indugosa,S.H Selama dua kali masa jabatan (27 Agustus 1990 – 27 Agustus 1995 dan dari 27 Agustus 1995 – 27 Agustus 2000); Plt Bupati I Ketut Widjana, S.H (28 Agustus 2000 – 15 Nopember 2000) dan Prof.Dr.drg. I Gede Winasa menjabat sebagai Bupati Jembrana sejak 15 Nopember 2000 sampai saat ini.

Dapat dikatakan bahwa, sejak gelar “Bupati” yang mengepalai pemerintahan di Daerah Tingkat II Jembrana untuk pertama kali diberlakukan pada tahun 1959 sampai saat ini, nama “Negara” sebagai ibukota Daerah Kabupaten Jembrana tetap dilestarikan.

Momentum historis yang sungguh-sungguh terjadi itu sudah berlalu dan saat ini 15 Agustus 2002, “Negara” senagai ibukota Jembrana senantiasa terpatri dalam sejarah permerintahan di Jembrana.

Tanah dan Geologi

Berdasarkan peta jenis tanah Propinsi Bali wilayah Kabupaten Jembrana terdiri dari beberapa jenis tanah yaitu :

»Tanah Latosol Coklat dan Litosol (Inceptisol) Jenis tanah ini tersebar di empat wilayah Kabupaten Jembrana,yang paling luas terdapat di kecamatan Mendoyo ( 25.985 ha), di kecamatan Melaya (16.319 ha),

Kecamatan Negara (14.130 ha) dan kecamatan Pekutatan (12.169 ha). Jenis tanah ini dibentuk oleh bahan induk abu vulkanik intermadiet dengan kandungan bahan organik yang rendah sampai sedang dan PH berkisar antara 4,5 5,5.

»Tanah Alluvial Coklat Kelabu

Tanah ini merupakan tanah endapan sungai dengan luas kurang lebih 10.750 Ha sebagian besar terdapat di kecamatan Negara (5.725 ha).

»Tanah Mediretan Coklat

Jenis tanah ini di bentuk oleh bahan induk batuan gamping dengan bentuk morfologi bergelombang sampai berbukit bukit. Jenis tanah ini mendominasi wilayah Kecamatan Melaya (1.878 ha)

»Tanah Regosol Coklat Kelabu

Jenis tanah ini sebagian besar terdapat di Kecamatan Negara seluas 772 ha dan di wilayah Kecamatan Mendoyo seluas 648 ha. Tanah ini terbentuk oleh induk vulkanik intermedier dengan bentuk wilayah landai sampai berombak.

»Tanah Alluvial Hidromorf

Page 14: Kabupaten Jembrana filsafat

Jenis tanah ini terdapat di wilayah Kecamatan Nagara khususnya di sepanjang wilayah pantai selatan dan di sekitar desa Pengambengan dan Cupel. Luas jenis tanah ini kurang lebih 1420 Ha. Tanah ini merupakan sedimen darat dan laut yang dibentuk oleh lempeng pasir dan pecahan karang.

Masing masing jenis tanah tersebut diatas mempunyai tekstur yang berbeda beda . umumnya tekstur wilayah di kabupaten Jembrana tergolong tektur halus ( kandungan liat sangat tinggi). Sedangkan tekstur kasar ( pasir dan lempung berpasir) merupakan tekstur tanah yang terdapat di sepanjang pantai dari wilayah kabupaten Jembrana.

Berdasarkan data peta geologi Kabupaten Jembrana ( Purbo Hadiwidjojo) dapat diketahui bahwa wilayah Kabupaten Jembrana terdiri dari lima jenis batuan yaitu :

Formasi Gamping Agung Batuan Gunung Api Jembrana Formasi Palasari Formasi Alluvium Formasi Sorga

Luas Areal Pertanian dan Potensi Daerah potensial sebagai kawasan peternakan di Kabupaten Jembrana berkisar 37.373 km2 atau sekitar 44,94 % dari luas wilayah Kabupaten, yang terdiri daerah persawahan, perkebunan, tegalan dan lain sebagainya. Wilayah Kabupaten Jembrana yang terletak di ujung barat Pulau Bali merupakan daerah pertanian dengan lahan yang cukup subur sebagai potensi pendukung usaha peternakan karena daerah pertanian merupakan sumber paka ternak. Disamping itu Kabupaten Jembrana juga memiliki daerah pelabuhan ikan, dengan banyaknya pabrik tepung ikan yang merupakan sumber kesediaan protein pakan ternak.

 

Jenis Hijauan Pakan Ternak

Jenis hijauan pakan ternak yang ada di Kabuapten Jembrana dan umum diberikan oleh peternak pada ternaknya antara lain :

o Pepohonan seperti Waru, Bunut, kayu santen, Nangka, Sengon.

o Semak seperti Gamal, Daun ketela pohon, Ketela rambat, Kecipir, Batang pisang, daun kacang-kacangan dan sebaginya.

o Rumput seperti Rumput Gajah, Rumput Raja dan rumput lapngan lainya

Ketersediaan seluruh jenis pakan tersebut diatas masih dapat dikembangkan.

Jenis Ternak

Berbagai jenis ternak dipelihara oleh masyarakat Jembrana seperti sapi, kerbau, kambing, babi, ayam, itik dan lain sebagainya. Jumlah masing-masing jenis ternak yang ada di Kabupaten Jembrana (data tahun 2009) adalah :

o Sapi : 36.633 ekoro Kerbau : 3.245 ekoro Babi : 74.608 ekoro Kambing : 12.164 ekoro Ayam Buras : 622.609 ekoro Ayam petelur : 15.000 ekoro Ayam Pedaging : 562.000 ekoro Itik : 64.327 ekoro Kelinci :387 ekoro Merpati : 5.489 ekoro Angsa : 1.041 ekor

Page 15: Kabupaten Jembrana filsafat

Untuk saat ini ternak tersebut masih dipelihara secara sambilan kecuali jenis ternak babi dan ayam ras sudah dipelihara secara pola usaha. Dan yang menjadi ternak unggulan bagi Kabupaten Jembrana pada saat ini adalah jenis ternak Sapi, Kambing dan Ayam Kampung. Pemeliharaan Ternak Sapi dikabupaten Jembrana lebih banyak mengarah ketujuan pembibitan dan mulai tahun 2000 dengan adanya kegiatan pola penyertaan dari pemerintah Daerah para peternak sudah mengarah ke tujuan penggemukan. Sedangkan untuk ternak kambing dan ayam buras juga lebih banyak dipelihara dengan tujuan pembibitan.

»Sumber Daya Manusia Kelompok

Mengingat terbatasnya jumlah pemilikan modal serta lahan perorangan, maka pengelolaan peternakan di Kabupaten Jembrana dikembangkan secara kelompok dan untuk tahun 2009 ada sekitar 286 kelompok tani ternak dengan berbagai jenis peliharaan. Mengingat tingkat kemampuan kelompok yang berbeda-beda dalam mengelola usahanya.

Petugas

Dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan peternak disamping dibimbing oleh petugas dari Dinas Peternakan Kabupaten Jembrana juga dibantu oleh petugas yang bergerak secara swadaya seperti : petugas kawin suntik, mantri hewan dan dokter hewan mandiri yang tersebar di beberapa desa. Adapaun sampai tahun ini jumlah dari petugas lapangan tersebut adalah :

o Dokter Hewan Mandiri berjumlah : 8 orango Mantri hewan berjumlah : 12 orango Inseminatur (petugas kawin suntik) berjumlah 40 orang untuk ternak Sapi dan 26

orang untuk ternak Babi

»Populasi & Produksi

Populasi ternak yang ada di Kabupaten Jembrana mengalami fluktuasi sesuai data tahun 2005 - 2009 sehingga produksi yang dihasilkan juga mengalami fluktuasi baik produksi daging maupun telur seperti yang terlihat pada tabel dan grafik dibawah :

Populasi Ternak Dalam 5 Tahun Terakhir

Jenis Ternak

2005(Ekor) 2006(Ekor) 2007(Ekor) 2008 (Ekor)

2009(Ekor)

Sapi 29.952 30.819 32.942 35.697 36.633

Kerbau 5.912 5.727 4.997 3.491 3.246

Babi 84.023 80.870 76.961 79.640 74.608

Kambing 16.613 15.613 15.158 12.262 12.164

Ayam Buras 765.480 761.360 556.958 524.337 622.609

Ayam Petelur

94.500 75.000 63.657 48.000 15.000

Ayam Pedaging

809.400 562.600 512.200 486.900 562.000

Itik 74.413 76.707 69.272 56.779 64.327

Produksi Daging Dalam 5 Tahun Terakhir

Jenis Daging

2005(Ton) 2006(Ton) 2007(Ton) 2008 (Ton)

2009(Ton)

Page 16: Kabupaten Jembrana filsafat

Sapi 1.142,9 390,05 503,72 4.412,3 4.528,08

Kerbau - - - 431,51 401,22

Babi 2.720,26 1.881,11 62,85 1.066,7 999,26

Kambing 320,85 118,94 20,16 26,13 25,92

Ayam Buras 828,25 833,69 609,87 683,69 681,74

Ayam Petelur

72,30 57,38 48,19 36,72 11,47

Ayam Pedaging

539,37 466,97 425,13 404,12 466,47

Itik 30,87 31,43 28,72 23,56 26,7

Produksi Telur Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Komoditi 2005(Ton) 2006 (Ton)

2007 (Ton)

.2008(Ton) 2009(Ton)

1.Ayam Buras

520,45 532,81 383,18 429,56 428,34

2.Ayam Petelur

74,75 592,73 498,79 379,68 118,65

3. Itik 400,21 412,56 372,56 305,36 346,00

»Investasi

Daya dukung lahan dan lokasi serta sumber daya manusia yang sangat potensial yang dimiliki oleh Kabupaten Jembrana pada sektor peternakan ini telah menarik minat beberapa investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Jembrana. Usaha di bidang peternakan yang telah ada di Kabupaten Jembrana seperti dibawah ini :

No Nama Perusahaan

Alamat Jenis Usaha

Produksi Jumlah invest(Jt.Rp)

Jenis Produksi

1. UD. Dwi Bhakti Kumala

Ds. Yehsumbul Kec. Mendoyo

Ternak Babi

100-150 ek/bln

1.000 Babi siap potong

2. UD. ternak Sehat

Desa Kaliakah Kec. Negara

Ternak Babi

100-150 ek/bln

1.540 Babi siap potong

3. PT. Charoen Pokphand Jaya Farm

Desa Tuwed Kec. Melaya

Pembibitan Ayam Ras

650.000 ek/bln

4.214 Doc Broiler

4. UD. Sakura Ternak Babi

desa Kaliakah Kec. Negara

Ternak Babi

50 ek/bln 1.899 Babi siap potong

5. Koperasi Mekepung

Kelurahan Lelateng

Ternak Babi

4 ton/mg 787 Filet Sirlom, inside,

Page 17: Kabupaten Jembrana filsafat

topside, rump, silver side, Blade, plank, Chuck, Brisket, Ribmeat

6. Koperasi Jimbarwana Mandiri

Desa Baluk, Desa Melaya, Desa Nusasari

Pengolahan pupuk Organik

3.600 ltr/hr

787 -pupuk padat-pupuk cair

KABUPATEN JEMBRANA

Kabupaten Jembrana merupakan salah satu kabupten di Propinsi Bali yang wilayahnya

berbatasan dengan Kabupaten Buleleng di sebelah Utara, dengan Samudra Hindia di

sebelah Selatan, dengan Selat Bali di sebelah Barat, dan dengan Kabupaten Tabanan di

sebelah Timur. Secara administratif Kabupaten Jambrana terbagi menjadi 4 kecamatan,

dengan luas wilayah 841,80 Km2.

Perekonomian daerah Jembrana banyak didukung oleh sektor pertanian dan sektor

perdagangan, hotel dan restoran. Kabupaten yang berbatasan dengan Samudra Hindia ini

memiliki luas pantai 999 mil dan panjang pantai 76 kilometer membentang dari Gilimanuk

sampai Desa Pengargogan.

Produksi perikanan Kabupaten Jembrana yang terbesar di Pulau Bali. Komoditas

perikanan laut mengandalkan produksi Ikan Lemuru. Produksi perikanan laut lainnya masih

banyak lagi, seperti tongkol, layang, kuwe, kerapu, kakap, dan beberapa jenis ikan laut

lainnya. Potensi perikanan laut memicu munculnya industri pengolahan ikan dan industri

pendukung seperti pabrik es.

Jembrana memiliki beberapa sarana dan prasarana penunjang perekonomian, di

antaranya pelabuhan Gilimanuk. Pemasaran komoditas hasil industri pengolahan ikan tidak

hanya untuk dalam negeri saja, tetapi juga ke luar negeri dengan negara tujuan Srilangka,

Amerika Serikat, Eropa, Hongkong, dan Malaysia.

Pada bidang lainnya, sektor pertanian merupakan andalan, utamanya pertanian

tanaman pangan. Di luar sektor di atas, Jembrana juga tidak meninggalkan perannya

sebagai daerah wisata di Pulau Bali. Meskipun belum mengandalkan pariwisata sebagai

denyut perekonomian yang utama, industri kerajinan rakyat sebagai pendukung pariwisata

terus berkembang.

Struktur ekonomi Kabupaten Jembrana secara umum masih bertumpu pada sektor

pertanian. Dalam besaran nilai PDRB, sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar

27,26 persen, lalu disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran 24,64 persen. Setelah

Page 18: Kabupaten Jembrana filsafat

itu, kontribusi diberikan oleh sektor jasa-jasa 15,18 persen, dan sektor pengangkutan dan

komunikasi 14,28 persen.

Padi, ubi, dan kedelai menjadi komoditi andalan Kabupaten Jembrana. Berbagai upaya

dilakukan guna mencapai kembali target swasembada pangan khususnya beras, seperti

mengatur pola tanam, memantapkan intensifikasi dan penanganan pasca panen. Produksi

padi tahun 2006 sebesar 53.845 ton, dimana terjadi penurunan produksi sebanyak 2.590

ton atau sekitar 4,59 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Padi banyak dihasilkan dari

Kecamatan Mendoyo dan Negara. Tanaman jagung juga mengalami penurunan produksi

sebesar 90 ton, ubi jalar menurun sebesar 8 ton, kacang tanah dan kedelai turun masing-

masing 142 ton dan 738 ton. Lain halnya dengan ubi kayu yang meningkat produksinya

sebesar 609 ton. Ubi kayu banyak terdapat di Kecamatan Negara dan Melaya.

Kabupaten Jembrana juga menghasilkan buah-buahan. Pisang, semangka, dan mangga

merupakan komoditi buah andalan. Kecamatan andalan yang banyak menghasilkan pisang

adalah Kecamatan Pekutatan dan Negara. Mangga banyak dihasilkan di Kecamatan Negara

dan Melaya. Semangka banyak ditanam di Kecamatan Mendoyo dan Pekutatan. Selain

ketiga buah andalan tersebut juga terdapat rambutan dan pepaya. Kecamatan andalan

untuk buah rambutan atau pepaya adalah Pekutatan.

Letak geografis Jembrana juga mendukung sebagai daerah potensi perkebunan.

Tanaman perkebunan yang diusahakan antara lain cengkeh, kopi, kelapa, kakao, vanili,

tebu, tembakau, dan kapok. Beberapa komoditas mengalami penurunan produksi seperti

didapati pada tanaman kelapa, cengkeh, kopi robusta, vanili, dan kakao. Kelapa dalam

banyak ditemukan di Kecamatan Mendoyo dan Negara. Sementara kakao, kecamatan

andalannya adalah Melaya dan Mendoyo.

Hewan ternak yang paling banyak diproduksi di Kabupaten Jembrana adalah Sapi,

Babi, dan Unggas. Kecamatan andalan untuk ternak Sapi ada di Negara dan Melaya.

Ternak Babi lebih banyak dilakukan di Kecamatan Negara dan Pekutatan. Sementara

unggas seperti Ayam Buras, Ayam Ras, dan Itik banyak diternakkan di Kecamatan Negara,

Melaya, dan Mendoyo.

Kabupaten Jembrana mempunyai pantai yang membentang di pesisir selatan dari

barat ke timur yang sangat potensial untuk pengembangan sub sektor perikanan laut.

Selain itu dilakukan juga usaha perikanan darat seperti di tambak, sawah (disebut mina

padi), kolam, dan perairan umum. Kegiatan perikanan yang menonjol adalah perikanan

laut dan budidaya tambak. Pada tahun 2006 produksi ikan dari perikanan laut mengalami

peningkatan sebesar 3.384 ton, namun produksi budidaya tambak menurun sebesar

25.900 ton jika dibandingkan tahun 2005. Kecamatan yang menjadi andalan untuk

produksi ikan adalah Negara dan Mendoyo. Perikanan tambak juga banyak diusahakan di

Kecamatan Negara dan Mendoyo. Sementara usaha perikanan laut di Kecamatan Negara

dan Pekutatan.

Perkembangan pariwisata dan hotel di Kabupaten Jembrana hingga tahun 2006 masih

relatif kecil dibandingkan dengan kabupaten lain di Bali. Ini dapat terlihat dari jumlah tamu

domestik atau mancanegara yang berkunjung. Jumlah tamu yang berkunjung ke obyek

wisata Taman Wisata Bali Barat pada tahun 2006 sebanyak 30.166 orang tamu domestik

dan 4.179 orang tamu mancanegara.

Page 19: Kabupaten Jembrana filsafat

Ruang Lingkup Kajian Geografi Regional

Juli 21, 2008 · Disimpan dalam Uncategorized

1. Apa yang menjadi ruang lingkup kajian geografi regional?

Geografi regional dianggap sebagai studi tentang variasi penyebaran gejala dalam ruang di wilayah

tertentu baik secara lokal, negara maupun benua. Yang dibicarakan semua gejala di wilayah yang

bersangkutan baik gejala fisik maupun manusia.

Geografi Regional mengkaji:

a. Lokasi (location)

lokasi adalah konsep geografi terpenting, karena lokasi dapat menunjukkan posisi suatu tempat, benda

atau gejala di permukaan bumi. Lokasi dapat menjawab pertanyaan di mana (where) dan mengapa di

sana (why is it thre) tidak di tempat lain.

Lokasi adalah posisi suatu tempat, benda, gejala, peristiwa lain. Ada dua komponen lokasi yaitu arah

dan jarak. Arah menunjukkan posisi suatu tempat bila dibandingkan dengan tempat dimana kita berada.

Sedangkan jarak adalah ukuran jauh atau dekatnya dua benda atau gejala tersebut.

Ada dua macam lokasi, yaitu:

1. Lokasi Absolut

Lokasi absolut adalah posisi sesuatu berdasarkan koordinat garis lintang dan garis bujur. Lokasi

absolut ini mutlak adanya dan dapat dipercaya karena massa daratan relatif tetap, perubahannya kecil

sekali dan berlaku umum di seluruh dunia. Melalui lokasi absolut kita dapat mengetahui jarak dan arah

suatu tempat ke tempat lain di permukaan bumi.

2. Lokasi Relatif

Lokasi relatif adalah posisi sesuatu berdasarkan kondisi dan situasi daerah sekitarnya. Kondisi dan

situasi disini dapat berupa kondisi fisik, sosial, ekonomi, budaya dan keberadaan transportasi dengan

daerah disekitarnya. Seperti Indonesia terletak diantara dua samudera dan dua benua. Dilalui oleh dua

jalur pegunungan dunia. Secara sosial budaya Indonesia merupakan tempat yang strategis karena

berada di daerah persilangan antara dua budaya yang berbeda yaitu Asia dan Australia. Kedua benua

tersebut mempunyai kondisi fisik dan corak kehidupan yang berbeda.

b. Tempat (place)

tempat dapat mencerminkan karakter fisik dan sosial suatu daerah. Suatu tempat dibentuk oleh

karakter fisik (seperti iklim, jenis tanah, tata air, morfologi, flora dan fauna) dan manusia yang hidup di

Page 20: Kabupaten Jembrana filsafat

dalamnya (seperti jumlah penduduk, kepadatan, perkembangan penduduk, pendidikan, pendapatan dan

kebudayaannya).

Dalam mengkajisuatu tempat, kita dapat melihatnya dari dua aspek yaitu site dan situasi. Site

berkenaan dengan kondisi internal suatu tempat atau daerah, seperti iklimnya, keadaan tanah, topografi,

penduduknya, dan segala sumber daya yang terkandung di dalamnya.

Situasi adalah kondisi eksternal suatu tempat atau kondisi suatu tempat bila dibandingkan dengan

daerah lainnya.

c. Hubungan Timbal balik (interelasi)

setiap gejala dipermukaan bumi ini pada dasarnya adalah hasil hubungan timbal balik antara berbagai

faktor. Hubungan ini dapat berupa antar faktor fisik, faktor fisik dengan manusia dan antar faktor

manusia.

Contoh hubungan antar faktor fisik: ketinggian tempat dengan faktor iklim makro; kemiringan lereng

dengan erosi; kesuburan lahan dengan jenis batuan; ketersediaan air tanah dengan curah hujan.

Contoh hubungan antara faktor manusia: perdagangan; transportasi; komunikasi dan organisasi.

Contoh hubungan antara faktor manusia dan faktor fisik: penggundulan hutan oleh manusia yang

dapat menimbulkan banjir; penggalian bahan tambang yang berlebihan dapat menimbulkan kerusakan

lingkungan; irigasi untuk pengairan; industri yang dapat meningkatkan daya dukung lahan dan

pemanfaatan sinar matahari untuk sumber energi dan pertanian (greenhouse).

d. Gerakan (movement)

Setiap gejala di permukaan bumi mengalami gerakan. Gerakan obyek tersebut ada yang tampak dan

tidak tampak. Gerakan ini menjadi kajian geografi untuk memahami latar belakang terjadinya suatu

gejala atau fenomena di permukaan bumi dan dampaknya terhadap gejala atau fenomena lain.

Contohnya adalah terjadinya berbagai macam usaha tani sebagai akibat dari adanya perbedaan iklim;

perbedaan iklim disebabkan oleh adanya sirkulasi udara secara global di atmosfer.

e. Perwilayahan (regionalisasi)

Tema yang paling mendasar dari studi geografi adalah region, adapun kajian utamanya adalah

berbagai bentuk region dan perubahannya. Regionalisasi pada dasarnya adalah pengklasifikasian atau

pengelompokan data kedalam data sejenis. Dari pengelomp[okan tersebut maka akan tampak daerah

yang menunjukkan persamaan dan perbedaan. Kesatuan daerah yang menunjukkan karakteristik

tertentu sehingga dapat dibedakan dengan daerah lainnya disebut region. Karakteristik atau ciri khas

daerah suatu tempat itu dapat berupa karakteristik aspek fisik, manusia atau gabungan keduanya.

Jenis region menurut Stephen L.J. Smiith:

Page 21: Kabupaten Jembrana filsafat

1. region apriori : region yang dibuat tidak berdasarkan regionalisasi secara metodologis, jadi unsur

kesamaannya dibentuk oleh pandangan yang bersifat individual atau kepentingan tertentu seperti

unsur politik, kebiasaan setempat atau keuntungan-keuntungan lainnya secara sepihak.

2. region formal atau regional homogenius : region yang dibentuk karena adanya kesamaan

kenampakan secara internal.

3. regional fungsional : region yang dibentuk oleh tinggi atau rendahnya derajat interaksi antar tempat

di permukaan bumi.

Pembagian regionalisasi berdasarkan presepsi individual yaitu:

1. Region uniform atau formal

Region uniform atau region statis yaitu region yang dibentuk oleh adanya kesamaan kenampakan,

termasuk iklim, vegetasi, tanah, landform, pertanian atau penggunaan lahan lain.

2. Region nodal

Region nodal atau region dinamis ditandai oleh gerak dari dan ke pusat. Pusat ini disebut sebagai

node.

Region nodal dikatakan dinamis sebab didefinisikan sebagai gerakan bukan objek yang statis dan

terdapat fungsi suatu tempat sebagai pusat sirkulasi.

Terdapat 4 unsur yang esensial dalam struktur regional nodal, yaitu:

1. adanya arus barang, ide/gagasan dan manusia

2. adanya node/pusat yang menjadi pusat pertemuan arus tersebut secara terorganisir

3. adanya wilayah yang makin meluas

4. adanya jaring-jaring rute tempat tukar-menukar berlangsung

2. Apa unsur-unsur esensial dalam geografi regional?

Geografi regional mempelajari hubungan yang bertautan antara aspek-aspek fisik dengan aspek-aspek

manusia dalam kaitan keruangan di suatu wilayah (region) tertentu. Melalui interpretasi dan analisis

geografi regional maka ciri khas suatu wilayah dapat ditonjolkan sehingga perbedaan antar wilayah akan

nampak semakin jelas.

Geografi regional adalah geografi yang mempelajari kewilayahan atas dasar luas dan sempitnya daerah

tersebut. Jadi, unsur esensial dalam geografi adalah region atau wilayah. Region adalah suatu wilayah yang

mempunyai kesamaan yang dapat dilihat dari unsur fisikal, unsur manusia maupun gabungan antara

keduanya.

Page 22: Kabupaten Jembrana filsafat

Wittlesay mengemukakan unit-unit region dapat dibentuk oleh:

1. kenampakan iklim saja, tanah saja, sehingga menunjukkan areal saja.

2. multiple feature region (region yang menunjukkan kenampakan majemuk seperti gabungan antara jenis

tanah dan tumbuhan, tumbuhan dengan budidaya bercocok tanam).

3. region total atau compage yang terdiri atas banyak unsur fisik dan manusianya seperti provinsi, negara

atau kawasan tertentu.

Bintarto mengemukakan bahwa region dapat dilihat dari:

1. a. Keseragaman atau kesamaan dalam kriteria tertentu (region uniform)

b. wilayah dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling berhubungan dengan garis

melingkar (nodal region)

2. a. Generic region, klasifikasi wilayah yang terutama menekankan pada jenisnya, fungsinya diabaikan.

b. spesific region, klasifikasi wilayah berdasarkan kekhususannya merupakan daerah tunggal mempunyai

ciri-ciri geografi yang khusus.

3. wilayah yang dalam klasifikasinya menggunakan metode statistik deskriptif.