@Bahan Lbm 4 BLOdfK 17.doc

Post on 25-Oct-2015

63 views 10 download

description

g

Transcript of @Bahan Lbm 4 BLOdfK 17.doc

Polip tersebut adalah reaksi pulpa secara berlebihan terhadap peradangan. Karena pulpa gigi masih vital, maka dapat berdarah dengan sentuhan ringan atau saat menyikat gigi., dan dapat membuat bau nafas kurang sedap karena proses pembusukan gigi tersebut. Ditambah lagi bila kebersihan mulut Sdr kurang baik. Gigi tersebut masih dapat diselamatkan dengan perawatan saluran akar, dimana polip diangkat, saluran akar dibersihkan lalu diisi dengan bahan pengisi saluran akar, lalu lubang gigi ditutup dengan restorasi. Pencabutan gigi tersebut adalah pilihan yang paling akhir, bila tindakan lain sudah tidak dapat dilakukan.Polip adalah tumbuhan berlebih (hiperplastik) yang menonjol dan berasal dari jaringan lendir mulut (gusi). Bila daging besar ini tumbuh dari tengah gigi atau ruang antara dua gigi, biasanya disebut polip. Polip dijumpai pada gigi yang sudah mati syarafnya, dan karena berasal dari ruang pulpa gigi (syaraf gigi) dinamakan polip pulpa. Ada juga jenis polip lain yang berasal dari tepi gusi pada celah antara dua gigi, ini yang disebut polip gingiva. Bila gigi yang bersangkutan dicabut polip ini ikut hilang. Dalam hal gigi ini sudah terinfeksi, tentu harus diberikan obat anti infeksi terlebih dulu sebelum bisa dicabut.

Pulpitis hiperplastik kronis atau polip pulpa adalah suatu inflamasi pulpa produktif yang disebabkan oleh suatu pembukaan karies luas pada pulpa muda. Gangguan ini ditandai oleh perkembangan jaringan granulasi, kadang-kadang tertutup oleh epitelium dan disebabkan karena iritasi tingkat rendah yang berlangsung lama.Secara histopatalogis, permukaan polip pulpa ditutup epitelium skuamus yang bertingkat-tingkat. Polip pulpa gigi decidui lebih mungkin tertutup oleh epitelium skuamus yang bertingkat-tingkat atau berstrata daripada polip pulpa pada gigi permanen. Epitelium semacam  itu dapat berasal dari gingiva atau sel epitel mukosa atau lidah yang baru saja mengalami deskuamasi. Jaringan di dalam kamar pulpa sering berubah menjadi jaringan granulasi, yang menonjol dari pulpa masuk ke dalam lesi karies. Jaringan granulasi adalah jaringan penghubung vaskular, muda dan berisi neutrofil polimorfonuklear, limfosit dan sel-sel plasma. Jaringan pulpa mengalami inflamasi kronis. Serabut saraf dapat ditemukan pada lapisan epitel.

Terbukanya pulpa karena karies yang lambat dan progresif merupakan penyebabnya. Untuk pengembangan pulpitis hiperplastik diperlukan suatu kavitas besar yang terbuka, pulpa muda yang resisten dan stimulus tingkat rendah yang kronis. Iritasi mekanis yang disebabkan karena pengunyahan dan infeksi bakterial sering mengadakan stimulus.Pulpitis hiperplastik kronis tidak mempunyai gejala kecuali selama mastikasi apabila tekanan bolus makanan menyebabkan rasa yang tidak menyenangkan.Usaha perawatan harus ditujukan pembuangan jaringan polipoid diikuti oleh ekstirpasi pulpa, asalkan gigi dapat direstorasi. Jika massa pulpa hiperplastik telah diambil dengan kuret periodontal atau ekskavator sendok, perdarahan dapat dikendalikan dengan tekanan kemudian jaringan yang terdapat pada kamar pulpa diambil seluruhnya dan suatu dresing formokresol ditumpatkan berkontak dengan jaringan pulpa radikular.

Ekstraksi gigi adalah tindakan yang paling sederhana di bidang Bedah Mulut dan merupakan tindakan yang sehari-hari dilakukan oleh seorang dokter gigi. Walaupun merupakan tindakan yang biasa dilakukan, tetapi kemungkinan terjadinya komplikasi pasca

pencabutan gigi dapat terjadi setiap saat.Salah satu komplikasi yang mungkin dapat terjadi pasca ekstraksi gigi adalah perdarahan. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa perdarahan pasca ekstraksi dapat terjadi karena faktor lokal maupun karena faktor sistemik. Sebagai seorang dokter gigi, kita dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang memadai dalam melakukan pencegahan dan penatalaksanaannya.

instruksi yang akan diberikan selelah pencabutan adalah:- tidak boleh mengorek2 atau menghisap2 luka bekas pencabutan- tidak boleh merokok sampai luka tsb sembuh- obat yang diberikan harus diminum sesuai dengan instruksi- boleh mengkompres dengan air dingin untuk mengurangi rasa sakit danpembengkakan.- bila timbul perdarahan atau luka tidak menyembuh setelah 4 hari disertairasa sakit terus menerus, diwajibkan untuk kembali datang untukpenatalaksanaan/pengobatan selanjutnya.- tidak disarankan melakukan olah raga berat atau bekerja pada tempat yangmembutuhkan konsentrasi tinggi setelah pencabutan

Dalam kurun waktu 12 jam setelah pencabutan:o Jangan kumuro Jangan merokoko Jangan minum alokoholo Jangan minum dengan menggunakan sedotano Jangan melakukan kegiatan fisik karena Anda perlu istirahat.

Hari berikutnya, kumur secara perlahan dengan menggunakan air garam hangat 4x/hari. Lakukan ini hingga 2-4 hari kemudian. Ini akan membantu proses penyembuhan.

Setelah pencabutan gigi, pendarahan adalah hal yang wajar dan biasanya akan berhenti dalam waktu beberapa jam. Gigitlah kapas gigi yang telah disediakan selama 20 menit hingga 1 jam, hingga pendarahan berkurang.

Hindari minuman panas dan beristirahatlah dengan kepala tegak. Jika pendarahan berkelanjutan, mohon hubungi klinik kami.Hingga efek suntikan anastesi menghilang, berhati-hatilah untuk tidak menggigit bibir, lidah dan dinding mulut. Sebelum efek anestesi benar-benar hilang, sebaiknya tidak makan terlebih dahulu. Anda dapat minum setelah 1 jam. Hindari minuman panas.

Hindari makanan yang keras selama 1 atau 2 hari.Untuk mengurangi pembengkakan, kompres pipi pada area sekitar pencabutan dengan es atau air dingin selama 10 menit, dan lepaskan. Ulangi bila perlu.

Apabila anda diberi resep, obat itu perlu dikonsumsi setelah kunjungan Anda. Lain daripada itu, pereda rasa sakit seperti advil atau tylenol bisa dikonsumsi sesuai kebutuhan.

Jangan mengkonsumsi aspirin (pengencer darah) karena dapat memperpanjang proses pendarahan

(Harap selalu menginformasikan kondisi kesehatan Anda kepada dokter gigi dan dokter umum apabila ada ketergantungan pada aspirin).

1. Simpanlah kasa pada daerah bekas pencabutan gigi etidaknya setengah jam setelah pencabutan gigi2. Makanlah makanan yang ringan dan dingin seperti yoghurt dan es krim selama minimal dua hari setelah pencabutan gigi3. Selalulah ikuti petunjuk obat yang diresepkan, jangan membuat resp untuk diri anda sendiri4. Pada hari kedua, cobalah berkumur dengan air garam hangat untuk mencegah infeksi bakteri. Ini dapat meringankan kemungkinan terjadinya infeksi berrkelanjutan5. Untuk mencegah pembengkakan, gunakan kompres dengan es pada wajah Anda6. Jangan merokok selama paling sedikit 24 jam setelah pencabutan gigi7. Jangan menyikat gigi dengan sikat yang keras di sekitar luka bekas pencabutan yang masih terbuka8. Ikutilah semua instruksi khusus yang diberikan oleh dokter gigi andaPastikan pada luka bekas pencabutan gigi tidak terjadi infeksi. Infeksi dapat berubah menjadi komplikasi kesehatan yang serius jika terjadi pada luka bekas pencabutan. infeksi ini dapat menjalar ke rahang ataupun tulang anda.

Perdarahan pasca ekstraksi umumnya disebabkan oleh faktor lokal, seperti : trauma yang berlebihan pada jaringan lunak mukosa yang mengalami peradangan pada daerah ekstraksi tidak dipatuhinya instruksi pasca ekstraksi oleh pasien tindakan pasien seperti penekanan soket oleh lidah dan kebiasaan menghisap-hisap kumur-kumur yang berlebihan memakan makanan yang keras pada daerah ekstraksi

Penatalaksanaan perdarahan pasca ekstraksi gigi

Yang pertama harus kita lakukan adalah tetap bersikap tenang dan jangan panik. Berikan penjelasan pada pasien bahwa segalanya akan dapat diatasi dan tidak perlu khawatir. Alveolar oozing adalah normal pada 12-24 jam pasca ekstraksi gigi. Penanganan awal yang kita lakukan adalah melakukan penekanan langsung dengan tampon kapas atau kassa pada daerah perdarahan supaya terbentuk bekuan darah yang stabil. Sering hanya dengan melakukan penekanan, perdarahan dapat diatasi.Jika ternyata perdarahan belum berhenti, dapat kita lakukan penekanan dengan tampon yang telah diberi anestetik lokal yang mengandung vasokonstriktor (adrenalin). Lakukan penekanan atau pasien diminta menggigit tampon selama 10 menit dan periksa kembali apakah perdarahan sudah berhenti. Bila perlu, dapat ditambahkan pemberian bahan absorbable gelatine sponge (alvolgyl / spongostan) yang diletakkan di alveolus serta lakukan penjahitan biasa.Bila perdarahan belum juga berhenti, dapat kita lakukan penjahitan pada soket gigi yang mengalami perdarahan tersebut. Teknik penjahitan yang kita gunakan adalah teknik matras horizontal dimana jahitan ini bersifat kompresif pada tepi-tepi luka. Benang jahit yang digunakan umumnya adalah silk 3.0, vicryl® 3.0, dan catgut 3.0.

Pada perdarahan yang sangat deras misalnya pada terpotongnya arteri, maka kita lakukan klem dengan hemostat lalu lakukan ligasi, yaitu mengikat pembuluh darah dengan benang atau dengan kauterisasi.Pada perdarahan yang masif dan tidak berhenti, tetap bersikap tenang dan siapkan segera hemostatic agent seperti asam traneksamat. Injeksikan asam traneksamat secara intravena atau intra muskuler.

Alasan pencabutan gigiAlasan yang paling umum untuk mengekstraksi gigi adalah kerusakan gigi seperti retak atau patah…..Beberapa kemungkinan alasan lain untuk ekstraksi gigi adalah sebagai berikut : -Extra gigi yang menghalangi gigi lain dari masuk. Gusi parah penyakit yang dapat mempengaruhi jaringan pendukung dan struktur tulang gigi. Parah kerusakan gigi, karies atau infeksi….. Bedah atau pembedahan extractions ?pencabutan gigi diklasifikasikan sebagai “sederhana” (non-bedah) atau bedah…..A ]Nonsurgical ekstraksiJika gigi dipengaruhi oleh penyakit periodontal, lampiran gingiva dapat gores dan lift gigi digunakan untuk gigi terpisah dari alveolus (soket gigi). Hal ini dilakukan dengan merobek ligamentum periodontal sisa menggunakan sentuhan lembut dan tahan teknik dengan lift gigi. Gigi kemudian “hanya” mengangkat keluar dari alveolus. Situs ekstraksi SELALU dijahit tertutup untuk menghindari infeksi dan mengurangi ketidaknyamanan pasien…..B ]    Bedah ekstraksiteknik ekstraksi Bedah sangat bermanfaat ketika normal sehat gigi, supernumary gigi (banyak foto menggunakan link ini) atau gigi abnormal memerlukan ekstraksi. Gigi dengan akar retak harus dihilangkan pembedahan atau ujung akar akan ditinggalkan di alveolus. Beberapa gigi multi-berakar dapat dipengaruhi oleh penyakit periodontal dari akar tunggal. Teknik non-bedah tidak akan sesuai untuk seperti gigi….Apa komplikasi mungkin terjadi dari ekstraksi gigi ?ekstraksi gigi dapat sangat sederhana, namun mereka bisa sangat sulit juga. Kami menyediakan langkah demi langkah gambar di website ini untuk membantu rekan-rekan dokter hewan menghindari komplikasi.Ini adalah beberapa komplikasi yang potensial yang terkait dengan pencabutan gigi yang telah disampaikan kepada kamiAbnormal sekunder gigi berubah warna gigi Pengeringan trek Facial swelling….

Gigi yang tidak dilakukan penggantian dengan segera bisa memicu terjadinya drifting(pergerakan) pada gigi sebelahnya, dan bisa juga terjadi supra posisi pada gigi antagonisme, supra posisi adalah gigi yang separalel dengan gigi yang dicabut(kalau gigi atas yang paralel adalah gigi bawah dan sebaliknya)akan bisa mengalami modhot atau lebih panjang .Penyebab hal ini adalah pada dasarnya gigi berusaha untuk mencapai keseimbangan yang ideal didalam rongga mulut dan berusaha untuk mendapatkan kembali kontak dengan gigi yang masih tersisa didalam mulut. Akibat lainnya adalah sisa gigi yang

ada bisa memicu terjadinya multiple diastema , yaitu gigi menjadi benggang-benggang atau mempuyai celah diantara gigi ( gap/diastema multiple ) , dan bila hal ini terjadi maka penderita akan mudah mengalami selilit kalau mereka makan ( kotoran masuk diantara gigi/interdental), dan bila berlangsung pada waktu yang lama akan terjadi karies ( kerusakan ) gigi yang dalam tahap ekstrem bisa terjadi rampant karies(kerusakan gigi menyeluruh )

Mencabut gigi merupakan proses pembedahan yang prosedurnya memiliki standar prosedur pada pembedahan atau operasi dengan tujuan adalah mencabut gigi-geligi dari tulang alveolar pada rahang manusia.Alasan pasien datang ingin di'cabut gigi'-nya?Mengenai alasan pasien tentunya ini disesuaikan dengan indikasi bahwa 'mencabut gigi' memang perlu dilakukan untuk kebaikan pasien tentunya.Ada beberapa alasan pencabutan gigi yang dapat dilakukan atau indikasi tindakan pencabutan gigi (Dwirahardjo, 2007), antara lain: 1. Gigi sebagai fokus infeksi2. Gigi dengan pulpa nonvital yang tidak dapat dirawat3. Gigi dengan periodontoclasia berat4. Gigi yang tidak dapat dirawata. Apicoectomyb. Opdentc. Endodonsi5. Gigi impaksi, supernumerary mengganggu6. Sisa akar7. Malposisi ekstrem8. Gigi yang menyebabkan trauma jaringan lunak.Beberapa Indikasi pencabutan gigi :1. Gigi dengan supernumerary, maksudnya gigi yang berlebih yg tumbuh secara tidak normal.2. Gigi persistensi, gigi sulung yang tidak tanggal pada waktunya, sehingga menyebabkan gigi tetap terhambat pertumbuhannya.3. Gigi yang menyebabkan fokal infeksi, maksudnya dengan keberadaan gigi yang tidak sehat dapat menyebabkan infeksi pada tubuh manusia.4. Gigi yang tidak dapat dirawat secara endodontik/restorasi, gigi yang tidak bisa lagi dirawat misalnya; tambal, perawatan saluran akar.5. Gigi dengan fraktur/patah pada akar krena trauma misalnya jatuh, kondisi ini jelas akan membuat rasa sakit berkelanjutan pada penderita hingga gigi tersebut menjadi non vital atau mati.6. Gigi dengan sisa akar, sisa akar akan menjadi patologis karena hilangnya jaringan ikat seperti pembuluh darah, kondisi ini membuat akar gigi tidak vital.7. Gigi dengan fraktur/patah pada bagian tulang alveolar ataupun pada garis fraktur tulang alveolar, kondisi ini sama dengan gigi pada fraktur pada akar.8. Untuk keperluan perawatan ortodontik ataupun prostodontik, biasanya hal ini merupakan

perawatan konsul dari bagian ortodontik dengan mempertimbangkan pencabutan gigi untuk mendapatkan ruangan yang dibutuhkan dalam perawatannya.9. Dan biasanya yang terakhir adalah keinginan pasien untuk dicabut giginya, dengan pertimbangan 'langsung' menghilangkan keluhan sakit giginya, walaupun gigi tersebut masih dirawat secara utuh.

Sedangkan yang menjadi kontra indikasi atau penundaan tindakan pencabutan gigil diantaranya:

1. Kontra indikasi sistemika. Kelainan jantungb. Kelainan darahc. Diabetes mellitusd. Penyakit ginjale. Penyakit heparf. Toxic goiterg. Kehamilanh. Terapi dengan antikoagulan.2. Kontra indikasi locala. Radang akutb. Infeksi akutc. Malignancy oral.Bila ada indikasi maka ada juga kontra indikasi. Kontra indikasi pencabutan gigi didasarkan beberapa faktor, yang utama faktor lokal dan sistemik.Faktor lokal:1. Gigi dengan kondisi abses, maksudnya adanya pus atau nanah pada bagian ujung akar gigi, biasanya ditandai dengan rasa sakit yang hebat, bengkak, suhu meningkat. Tidak bisa dicabut karena proses pencabutan memiliki prosedur anestesi, nah saat dilakukan anestesi obat anestesi tidak akan bisa membuat jaringan yang di anestesi menjadi baal.2. Adanya suspect keganasan bila dilakukan pencabutan, kondisi ini biasanya pada penderita yang didiagnosa adanya gejala-gejala kanker pada rongga mulut khususnya sekitar jaringan gigi.3. Pasien dengan perawatan radioterapi, tidak bisa dilakukan pencabutan, dikarenakan dikhawatirkan terjadinya komplikasi pasca pencabutan gigi.

Faktor sistemik: merupakan faktor2 yang sebenarnya perlu pertimbangan khusus untuk dilakukan pencabutan gigi. Bukan kontraindikasi mutlak dari pencabutan gigi. Faktor-faktor ini meliputi pasien-pasien yang memiliki riwayat penyakit khusus. Dengan kondisi riwayat penyakit tersebut pencabutan bisa dilakukan dengan syarat penyakit yang menyertainya bisa dikontrol untuk menghindari terjadinya komplikasi saat sebelum pencabutan, saat pencabutan, ataupun setelah pencabutan gigi.

Bagi dokter gigi, mencabut gigi tidak hanya berdasarkan indikasi dan kontraindikasi saja, tetapi juga memperhatikan kondisi pasca pencabutan gigi. Kondisi ini bisa saja menjadi perhatian khusus buat dokter gigi dan tentunya kembali kepada kondisi si pasien pasca pencabutan gigi.Ada apa dengan pasca pencabutan gigi? Pasca pencabutan gigi, kondisi tulang alveolar (soket gigi) yang tidak bergigi akan mengalami beberapa tahap proses. Proses tersebut bisa menuju pada proses penyembuhan (healing) atau bisa saja proses terjadinya komplikasi pasca pencabutan gigi. Bila yang terjadi proses penyembuhan, tentu bukan masalah yang harus dihadapi dokter gigi. Proses penyembuhan ini biasanya memerlukan waktu 3-7 hari untuk penutupan luka pencabutan gigi sampai soket gigi tersebut bisa menutup dengan baik oleh jaringan mukosa gusi.

Bagaimana bila yang terjadi komplikasi pasca pencabutan gigi?Komplikasi, merupakan kondisi yang tidak diharapkan terjadi pada tindakan medis. Komplikasi ini bisa terjadi karena banyak faktor, baik dari faktor tenaga medis yang tidak terampil, faktor sistemik pasien, juga faktor lain diluar faktor yang disebutkan diatas.

Beberapa komplikasi yang sering terjadi pasca pencabutan gigi:1. Oedema (dibaca: "udem"), pembengkakan yang tidak wajar, keadaan ini merupakan kondisi bengkak pada bagian tempat gigi yang dicabut. Ini bisa terjadi karena bermacam hal, seperti; trauma pada luka pencabutan, infeksi sekunder, proses inflamasi yang tidak terkontrol.2. Perdarahan (hemorragie), keadaan ini merupakan terjadinya perdarahan yang hebat saat pencabutan gigi. Ini terjadi karena bermacam hal, seperti; kelainan sistemik pada pasien (misalnya hipertensi yang tidak terkontrol).3. Dry socket, kondisi ini merupakan kondisi soket bekas pencabutan gigi tidak mengeluarkan darah, bisa disertai dengan bau, sakit hebat. Ini terjadi karena bermacam hal, seperti; adanya infeksi sekunder, penggunaan obat tertentu diluar ketentuan dokter/dokter gigi.4. Patah tulang mandibula atau maksila, kondisi ini terjadinya fraktur (patah tulang) yang tidak diharapkan dari bagian soket gigi, atau bahkan tulang mandibula atau maksila tempat melekatnya tulang alveolar berada. Paling umum terjadi dikarenakan kesalahan tehnik operator saat melakukan pencabutan gigi. Oleh karena itu operator diharuskan memiliki tehnik yang benar dan bisa memperhitungkan seberapa besar penggunaan tenaga saat mencabut gigi dan cara menggunakan alat dengan tepat.

setelah kita bisa tahu bagaimana dan apa saja yang bisa terjadi saat komplikasi pasca pencabutan gigi, apa yang harus dilakukan?Untuk informasi saja, menghadapi komplikasi harus sesuai dengan etiologi (penyebab utamanya) dari saat sebelum dilakukan pencabutan gigi hingga sesudah pencabutan gigi, untuk mendapatkan perawatan segera mungkin yang tepat juga, untuk itulah kembali fungsi diagnosa sangat penting berperan.

1. KOMPLIKASI PENCABUTAN GIGII. FrakturII. Laserasi mukosaIII. Komplikasi pd injeksiIV. Lesi pd nervusV. Luksasi TMJVI. PerdarahanVII. Perforasi sinus maksilarisVIII. Komplikasi pd penyembuhan

I. FRAKTUR1) Fraktur dari gigi2) Fraktur dari alveolus3) Fraktur dari tulang rahang

Etiologi fraktur :1. Tehnik pencabutan gigi kurang sempurna2. Keadaan gigi itu sendiri :- Gigi rapuh karena karies besar- Gigi mengalami kalsifikasi- Karies servikal- Akar abnormal3. Tulang alveolus sangat tebal

1) FRAKTUR DARI GIGI- Fraktur pd mahkota saja- Fraktur dari akara. Fraktur 1 akarb. Fraktur 2 akarc. Fraktur semua akarMetode pengambilan fraktur :• metode terbuka • metode tertutup2) FRAKTUR PROC.ALVEOLARIS- Hipersementose- Sering pd pencabutan gigi caninus dan molar yg letaknya bukoversi- Pd pencabutan molar maksila bagian distobukal turut tercabutPerawatan :- menghaluskan tulang yg tajam dengan bur atau knabel tang3) FRAKTUR RAHANGSering pd pencabutan molar tiga rahang bawah, sering terjadi fraktur pd angulus atau ramusII. LASERASI MUKOSAYaitu sobekan pd mukosa, disebakan karena mukosa atau gingiva terjepit oleh tang

pd waktu manipulasi pencabutan gigi

III. LESI DARI NERVUS- Nervus dpt terluka pd waktu pencabutan - Nervus terluka pd waktu pemberian anestesi lokal krn terkena jarum tumpul, dpt menyebabkan “ Prolonged anesthesis”- Waktu penyuntikan ada sisa alkohol masuk ke dalam jaringan sampai ke nervus dpt menyebabkan nekrose dan parastesi

IV. LUKSASIO SENDI RAHANGYaitu suatu keadaan dimana prosessus kondiloideus dng diskus artikularisnya keluar dari fossa artikularis dan berada di depan tuberkulum artikularis Luksasio TMJ ada 2 macam :- HabitualDlm keadaan menguap saja dpt tjd luksasio ok kapsul artikularisnya kendor.- Non habitualMembuka mulut terlalu lebar• Luksasi bilateral→ dagu menonjol ke depan, pasien tdk dpt menutup mulut• luksasi unilateral→ dagu miring ke arah yg sehat, pasien tdk dpt menutup mulutPerawatan : Reposisi

V. PERDARAHANYaitu keluarnya darah yg tdk dpt berhenti sendiri tanpa sesuatu perawatanMacam-macam perdarahan :1. Menurut waktunyaa. PrimerTerjadinya pendarahan sewaktu tindakan pembedahan dilakukan krn banyaknya pembuluh darah yg terpotong. Misalnya pd operasi kista, reseksi rahangb. IntermedierYaitu pendarahan yg terjadi 6 – 12 jam sesudah tindakan pembedahan.Penyebab : Terlepasnya koagulum darah yg menyumbat pembuluh darah yg terputus. Sesudah pembedahan penderita terlalu aktifc. SekunderYaitu keluarnya darah 12 jam hingga beberapa hari sesudah tindakan pembedahan. Infeksi sekunder Keadaan pasien yg lemah sekali2. Menurut kausanyaa. Pendarahan krn trauma Kecelakaan Berkelahi Tindakan pembedahan

Pencabutan gigib. Pendarahan krn non traumaDisebabkan krn penyakit sistemik misalnya : anemia, leukemia, hemofilia, radang pembuluh darah, hipovitaminosis C3. Menurut pembuluh darah yg terkenaa. Pendarahan arterialTandanya : keluar darah yg berwarna terang dan memancar seperti air mancur yg sesuai dg denyut nadi.Dpt tjd pd pengambilan gigi impaksi, waktu pemboran tulang dpt menembus kanalis mandibularis & mengenai arteri alveolaris inferiorb. Pendarahan venaYg terputus adalah vena, ditandai dg : Darah yg keluar berwarna merah tua Darah yg keluar banyak tapi mengalirnya lambatc. Pendarahan kapilerKapiler yg terputus dan darah yg keluar merembes, tjd pd waktu pencabutan gigi4. Perdarahan menurut lokalisasinyaa. Pendarahan eksternaKeluarnya darah ke permukaan tubuh mll kulitb. Pendarahan internaDisini darah keluar mll pembuluh darah tetapi tdk keluar mll tubuh

Faktor2 yg menyebabkan terjadinya pendarahan :1. Faktor lokala. Terkena atau terpotongnya suatu pembuluh darah yg besarb. Kausa mekanis yg dpt mempengaruhi pembekuan darah : Koagulum larut krn terlalu banyak kumur2 Koagulum lepas krn terkena gesekan lidah atau tangan Krn pemberian tampon kurang padat2. Faktor umuma. Penyakit2 hepar, terdpt ggn pengeluaran cairan empedub. Kelainan susunan darahc. Kelainan pembuluh darahPembuluh darah mudah pecah disebabkan krn resistensinya kurang, defisiensi vit.Cd. Pada keadaan tekanan darah meninggi

→ Penyakit2 yg memudahkan terjadinya pendarahan disebut dg “Haemorrhagic Diathese”→ Bila terdapat indikasi sistemik, dikonsultasikan ke dokter spesialis→ Perawatan pendarahan secara lokal 1. Tekanan2. Biologis3. Kauterisasi kimia4. Kauterisasi listrik

5. Pengikatan atau penjahitan6. Hemostat

VI. PERFORASI SINUS MAKSILARISLubang yg menghubungi antrum dg cavum oris

VII. KOMPLIKASI PD PENYEMBUHANDisebut “Dolor Post Extractionum” yaitu sakitnya makin lama makin terasa dan tdk mau hilang setelah 2 – 3 hariSebab2 :1. Trauma yg besar2. Tulang alveolus yg tajam3. Radang atau inflamasi dpt tjd pd luka bekas pencabutan krn perawatan luka yg kurang baik, misalnya :- Pasien memegang luka dengan jari- Membiarkan kapas atau tampon diatas luka sehari penuh4. Dry socketYaitu alveolus sesudah pencabutan gigi tdk terisi dg koagulum darah.Gejala2nya :- Sakitnya terus menerus dan mendalam- Sakitnya kadang2 memancar- Biasanya pasien dlm keadaan lemah objektif- Adanya alveolus yg kosong sesudah pencabutan gigi dan hanya dilapisi selapis tipis jaringan nekrotis yg berwarna abu2 dg dikelilingi ginggiva yg berwarna merah- Jaringan nekrotis berbau gangren- Kadang2 terdapat pembengkakan dari luarEtiologi :- Larutnya koagulum darah- Tdk tjd koagulum darah

Komplikasi Intra Operatif · Perdarahan · Fraktur - Ujung akar dan foramen - Gigi sebelahnya dan antagonis - Prosessus alveolaris - Mandibula · Pergeseran Mandibula · Cedera Jaringan Lunak · Cedera Saraf

1. Komplikasi Pasca Bedah · Perdarahan · Rasa Sakit · Edema · Reaksi terhadap obat

1. Komplikasi Beberapa saat Setelah Operasi · Alveolitis · Infeksi Penatalaksanaan Perdarahan · Tekanan dan klem Diperoleh dari penekanan langsung dengan jari atau kasa Jika keluarnya darah sangat deras, misalnya pada saat arteri terpotong, maka diklem dengan hemostat. Penatalaksanaan Fraktur · Ujung akar dan frakmen Jika terjadi fraktur ujung akar, besar resiko nya untuk mengeluarkan fraktur tersebut karena dapat menyebabkan terdorongnya gigi ke dalam sinus maksillaris atau ke fossa intratemporalis Maka sebaiknya dilakukan tindakan pembedahan. · Gigi sebelahnya dan antagonis Perawatannya bersifat individual, mulai dari replantasi gigi yang tercabut tidak sengaja, membuat restorasi sementara atau menyemen kembali mahkota prostetik atau inlay. · Prosessus Alveolaris - Fraktur minor Cara penanganannya dengan menggunakan rongeur untuk mengambil tulang-tulang yang tajam di dekatnya dan menggunakan kikir tulang untuk menghaluskan tepi-tepi tulang. - Fraktur mayor Jika prosessus alveolaris terangkat pada saat pencabutan, maka gigi dikluarkan dengan pembedahan dan tulang dikembalikan pada daerah yang fraktur · Mandibula Bila terjadi fraktur mandibula, sebaiknya pasien segera diberitahu dan dirujuk. Perawatan biasanya terdiri atas imobilisasi mandibula dengan menggunakan fiksasi maksilomandibular selama kurang lebih 5-6 minggu. Penatalaksanaan Pergeseran Mandibula · Pasien diberitahu tentang keadaan yang ada dan dirujuk Penatalaksann Cedera Jaringan Lunak · Lecet dan luka bakar bisa diatasi dengan aplikasi dengan aplikasi salep antibiotik atau steroid, yaitu bacitracin atau valisone. · Cedera Saraf Rujuk setelah dideteksi adanya cedera. Perawatan harus segera dilakukan bila ada bukti bahwa saraf terpotong. Perawatan dengan dekompresi, eksisi, dan anastomosis ulangan/cangkok biasanya memberikan hasil yang baik.

PROSEDUR PENCABUTAN GIGI PERMANENI. MENYAPA PASIEN DENGAN RAMAH

II. ANAMNESAIII. PEMERIKSAANE.O :Pipi diraba : dengan empat jari dengan menekan pipi secara lembut bila ada

benjolan / pembengkakan kekenyalannya : - keras / lunak - ada fluktuasi / tidakBibir dilihat : cara :

ditarik dengan 2 jari ( telunjuk dan jempol )untuk bibir bawah – ditarik ke bawahuntuk bibir atas – ditarik ke atas

ada / tidak perubahan warna ada / tidak benjolan / pembengkakan

diraba : bila ada perubahan warna / benjolan diraba dengan cara : ditekan secara lembut dengan 2 jari ( bila ada pembengkakan )

bilaada pembengkakan bagaimanakekenyalannya : keras / lunak

o ada fluktuasi / tidakKel.Lymphe : diraba : ada pembengkakan / tidak dengan menggunakan 2 jari telunjuk + jari tengah

I.O : 1. Pemeriksaan pada gigi yang sakit dengan :v Perkusi : cara : sama dengan prosedur perkusiv Druk / ditekan : cara : sama dengan prosedur druk pada tumpatan

2. Pemeriksaan pada seluruh gigi di jaringan sekitar gigi.Meliputi : warna, posisi ( malposisi ) karies dan kelainan-kelainan lainnya

3. Mukosa pipi / jar.periodontalIV. DIAGNOSA

Ditegakkan berdasarkan :· Anamnesa· Keluhan utama· Pemeriksaan E.O· Pemeriksaan I.O

V. RENCANA PERAWATANPencabutan gigi permanen

• Diagnosa• Bila masih infeksius akut, maka pencabutan di tunda,dan menjelaskan kepada

PX tentang bahaya bila pencabutan dilakukan pada gigi yang masih dalam keadaan infeksi akut.

• Memberi pengobatan dan menjadwal rencana pencabutan.• Memberitahu PX bahwa gigi nya harus dicabut, dan memberitahu setiap tahap

yang akan dilakukan serta menanyakan apakah PX sudah makan atau belumTAHAP YANG DI LAKUKAN

– Memberitahu PX ttg lokasi atau tempat yang akan di anasthesi ( di suntik )– Asepsis daerah yang akan di lakukan penyuntikan dengan menggunakan

antiseptik

– Setelah jarum di suntikkan , aspirasi untuk memastikan tidak terjadi injeksi ekstra vaskuler

– Deponir bahan anesthesi secara perlahan apabila terjadi penumpukkan cairan aneshesi,lakukan massage di tempat yang di anesthesi

• Observasi PX sambil menunggu efek anesthesi(dengan pertanyaan, apakah PX sudah merasa tebal atau ada efek gringgingan pada lokasi penyuntikan dan sekitar gigi yang akan dilakukan pencabutan,bila penyuntikan MA juga ditanyakan apakah terasa gringgingan pada ujung separo lidah/satu sisi, serta dilakukan observasi dengan memakai alat,sonde pada gigi melingkar servikal dan lakukan drug pada gigi untuk memastikan apakah anasthesi sudah benar-benar sudah bereaksi

• Jika anesthesi sudah bereaksi , baru dilakukan ekstraksi• Apabila gigi sudah tercabut, periksa soket untuk memastikan tidak ada sisa gigi /

fragmen tulang• Kompresi soket, lalu gigit tampon kurang lebih 30 menit s/d 1 jam