Post on 17-Dec-2015
ILMU UKUR TANAH2 SKS
JTS FT-UNRAM
2012
PENDAHULUAN
TUJUAN ILMU UKUR TANAH
Memindahkan situasi/kondisi lokasi proyek/daerah yang akan
direncanakan ke dalam bentuk dua dimensi (dalam kertas) sehingga
memudahkan dalam tahap perencanaan (desk design)
APA SAJA YANG PERLU DIPINDAHKAN
Segala sesuatu yang berkaitan dengan perencanaan:
1. Bentuk permukaan tanah
2. Konstruksi alam: sungai, tebing, pantai, goa, dll
3. Lokasi bangunan yang telah ada (existing).
Lokasi pohon/tutupan vegetasi (untuk perencanaan hotel misalnya)
dll.
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
65.6
64.7
64.3
64.163.962.8
63.3
62.862.7
62.3
62.2
64.363.261.9
61.4
61.8
63.563.362.560.8
60.8
62.861.660.7
65
64
6362
61
61
62
6364
PENDAHULUAN
65
64
6362
61
61
62
6364
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
INFORMASI YANG DISAMPAIKAN DARI PETA TOPOGRAFI:
1. POSISI/KOORDINAT SEMUA TITIK (X,Y)
PENDAHULUAN
2. TINGGI/ELEVASI SEMUA TITIK TERSEBUT (Z).
Z2
Z1 Z6
Z3
Z4
Z5
YANG DIPELAJARI DALAM ILMU UKUR TANAH:
1. MENGUKUR POSISI (KOORDINAT) SEMUA TITIK.
2. MENGUKUR BEDA TINGGI (ELEVASI) SEMUA TITIK.
3. PENGGAMBARAN PETA (SITUASI, KONTUR)
4. MELETAKKAN TITIK DALAM PERENCANAAN KE LAPANGAN
5. PENGENALAN ALAT-ALAT SURVEY TOPOGRAFI TERKINI
PENDAHULUAN
MATERI KULIAH
Konsep Dasar Ilmu Ukur Tanah definisi, maksud dan tujuan serta ruang lingkup IUT,
dasar-dasar pengukuran (sistem koordinat, bidang perantara dan referensi, sudut dan jarak, skala dan peta)
Metode pengukuran tanah dengan theodolit dan sipat datar (waterpas) Pengenalan alat,
pengenalan titik kerangka horizontal dan vertikal sebagai titik ikat dan istilah-istilah terkait;
penetapan titik detail,
pengukuran jarak dan beda tinggi (tachymetri) secara optis
Konsep Pembuatan Peta dan Aplikasinya dasar-dasar pembuatan peta,
pengumpulan dan tabulasi data hasil pengukuran,
perhitungan koordinat horizontal dan vertikal,
penggambaran peta situasi (titik kerangka, titik detail dan kontur), penggunaan peta situasi dalam rekayasa sipil
MATERI KULIAH
Teknik pematokan kembali titik-titik di lapangan berdasarkan
data koordinat
Pengenalan Peralatan Survey Topografi Terkini
SISTEM PENILAIAN
KEHADIRAN/PRESENSI
Minimal 75% dari total tatap muka
Jumlah yang hadir sama dengan jumlah tandatangan
Waktu hadir maksimal 15 menit dari waktu normal
Syarat mengikuti ujian
KOMPONEN PENILAIAN
Tugas harian 10%
Praktikum 20%
UTS 30%
UAS 40%
DEFINISI
1. GARIS VERTIKAL
Adalah garis yang berimpit dengan arah gaya berat
Selalu menuju ke pusat bumi
Ditunjukkan oleh garis unting-unting
2. PERMUKAAN DATAR
Permukaan lengkung yang pada tiap titiknya selalu tegak lurus
dengan garis vertikal
Rata-rata air
3. BIDANG HORIZONTAL
Sebuah bidang horizontal yang tegak lurus garis vertikal
Bukan bidang datar
1. GARIS HORIZONTAL
Adalah garis yang tegak lurus dengan garis vertikal
2. DATUM
Sebarang permukaan datar yang dipakai sebagai acuan elevasi
Paling ideal adalah elevasi muka air laut rata-rata
3. ELEVASI
Jarak vertikal dari sebuah datum sampai ke suatu titik atau objek
4. BENCH MARK (BM)/TITIK TETAP DUGA
Sebuah objek yang relatif tetap, alamiah maupun buatan, mempunyai
titik yang ditandai, yang elevasinya diatas atau dibawah datum yang
dipakai, diketahui atau dianggap tertentu
(DEFINISI)
(DEFINISI) POSISI/KOORDINAT TITIK
KOORDINAT (X,Y)
1. DINYATAKAN DALAM KOORDINAT SUMBU X (SUMBU HORIZONTAL)
DAN SUMBU Y (SUMBU VERTIKAL)
2. ARAH UTARA DIPAKAI SEBAGAI SUMBU Y POSITIF
SU
MB
U Y
SUMBU X
(X,Y)
(0,0)
SU
MB
U Y
UTA
RA
Y
X
SUMBU X
SISTEM KOORDINAT:
1. KOORDINAT GLOBAL
Berpedoman pada titik bench-mark (BM) resmi yang dibuat oleh
pemerintah
Bisa berpedoman pada alat GPS (Global Positioning System)
Sesuai dengan sistem koordinat yang dipakai oleh Bakosurtanal
(Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional)
Cocok jika di-overlay (digabungkan?) dengan peta-peta produk
Bakosurtanal
(DEFINISI) POSISI/KOORDINAT TITIK
SISTEM KOORDINAT:
2. KOORDINAT LOKAL
1. Ditentukan di sembarang lokasi
2. Berlaku setempat, di daerah yang diukur
3. Ditandai dengan patok bench mark (BM) lokal
(DEFINISI) POSISI/KOORDINAT TITIK
(DEFINISI) BEDA TINGGI/ELEVASI
1. ELEVASI GLOBAL
1. Berpedoman pada titik bench-mark (BM) resmi yang dibuat oleh
pemerintah
2. Titik acuannya adalah elevasi muka air laut rata-rata nasional
3. Sesuai dengan sistem koordinat yang dipakai oleh Bakosurtanal
4. Cocok jika di-overlay dengan peta-peta produk Bakosurtanal
5. GPS tertentu memberikan nilai perkiraan yang baik, umumnya elevasi
dari GPS tidak cukup akurat.
2. ELEVASI LOKAL
1. Ditentukan sembarang
2. Berlaku setempat, hanya di lokasi pengukuran
3. Ditandai dengan elevasi puncak BM lokal (jadi satu dengan BM lokal
untuk koordinat lokal)
(DEFINISI) SUDUT HORIZONTAL
1. SUDUT HORIZONTAL ANTARA DUA JURUSAN DI SUATU TITIK
(SUDUT BELOK)
Diawali dari titik awal kemudian diputar searah jarum jam ke titik akhir
2. SUDUT AZIMUTH
Diawali dari arah Utara, searah jarum jam ke titik yang dituju
ahirawal ahir
awal
S
S
B
Utara
Y
XA
ab
xy
Utara
(DEFINISI) SUDUT VERTIKAL
SUDUT ZENITH
Diawali dari arah VERTIKAL KE ATAS
Kondisi BIASA jika sudut 90o adalah posisi horizontal
Kondisi LUAR BIASA jika posisi horizontal sudutnya 270o
Vertikal
ke atas
90
Teropong horizontal
Vertikal
ke atas
Teropong horizontal
270
BIASA LUAR BIASA
(DEFINISI) SUDUT VERTIKAL
SUDUT HELING
Diawali dari arah DATAR
Kondisi BIASA jika sudut 0o adalah posisi horizontal
Kondisi LUAR BIASA jika posisi horizontal sudutnya 180o
0
Teropong horizontal Horizontal Teropong horizontal
180
BIASA LUAR BIASA
Horizontal
(DEFINISI) JARAK
JARAK MIRING/JARAK LANGSUNG
Jarak antara dua titik yang diukur secara langsung
Jarak yang diperoleh langsung dari pengukuran
Dipakai dalam perhitungan untuk mendapatkan jarak datar dan elevasi titik
JARAK DATAR (dAB)
JARAK DATAR
Jarak antara dua titik yang diukur dari bidang datar
Jarak yang digunakan dalam penggambaran peta
PENGUKURAN WATERPAS
DISEBUT JUGA PENGUKURAN SIPAT DATAR
Bisa mengukur jarak DATAR antar titik
Bisa mengukur BEDA TINGGI antar titik
TIDAK BISA/TIDAK TELITI untuk perhitungan KOORDINAT titik
WATERPAS
Hanya bisa bergerak horizontal
Teropong selalu pada posisi tegak lurus dengan sumbu vertikalnya
Pembacaan sudut horizontal ketelitiannya rendah
(PENGUKURAN WATERPAS)
PERALATAN UNTUK PENGUKURAN
BT
BA
BB
Waktu pengukuran,
gelembung nivo
harus di tengah!
(PENGUKURAN WATERPAS)
PENGUKURAN JARAK DENGAN WATERPAS
Prinsip pengukuran : metode tachymetry
l
Jarak, d
tg (2 )= 0 .5 ldd = (0 .5 l ) ctg (2)d = [(0 .5) ctg (2)] (l )
Pada waterpas, dibuat konstan
sedemikian rupa sehingga
d = 100 * (BA - BB)
( ) 1002
0.5 =
ctg
(PENGUKURAN WATERPAS)
PENGUKURAN BEDA TINGGI
Elevasi Titik A (ZA)
sudah diketahui, akan
dicari elevasi Titik B (ZB)
Source: e-educaion.psu.edu
BS = back sign,
= bidikan belakang
FS = front sign,
= bidikan depan
HI = height of instrument
= tinggi alat
Catatan:
BS dan FS adalah bacaan
benang tengah
(PENGUKURAN WATERPAS)
PENGUKURAN BERTAHAP
FS 1.00BS 1.50
BS 1.71
BS 1.85
BS 1.67
BS 1.45
BS 1.35
FS 1.15
FS 1.25
FS 1.13
FS 1.12
FS 1.04
BM 01
BM 02
P1
P2
P3
P4
P5
Lokasi Alat Tinggi Alat (mm) Titik Bidik BA BT BB
7 2900 1 2770 1700 0631
2 3370 2600 1830
3 2171 1100 0030
6 2668 1900 1132
8 4570 3800 3030
11 2891 1800 0710
12 3570 2800 2030
13 4888 3800 2713
9 3750 8 5218 4450 3683
4 2268 1500 0733
5 2190 1100 0010
10 4268 3500 2733
14 6118 5350 4583
15 5739 4650 3561
(PENGUKURAN WATERPAS)
PENGUKURAN TRASE
1 23
48
9 1011
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
0 50 150 200 250 300 350 400 450 500 550
alatalat
alat7
Elevasi
Patok
Jarak (m)
Jarak langsung (m)
50
55
60
65
70
xx.x
xx.x
xx.x
xx.x
xx.x
xx.x
xx.x
xx.x
xx.x
xx.x
xx.x
xx.x
5
6
1 23
45
6 8
9 10
BA BT BB
1 1650 2 1325 1150 975
3 1645 2 2345 2145 1945
4 1585 1400 1215
5 1630 4 1810 1630 1450
6 2085 1880 1675
7 1705 6 2135 1955 1775
8 1615 1405 1195
9 1685 8 2260 2135 2010
10 1320 1185 1050
Lokasi
AlatTitik Bidik
Tinggi
Alat (mm)
Bacaan Benang (mm)
Sketsa lokasi dan hasil pengukuran trase dengan waterpas disajikan berikut ini
1. Hitung jarak dan beda tinggi antar titik!
2. Gambarkan trase/potongan memanjang trase tersebut!
(PENGUKURAN WATERPAS)
PENGUKURAN GRID
65.6
64.7
64.564.364.163.963.362.8
63.362.362.762.362.2
64.363.261.961.461.8
63.563.363.162.560.860.8
63.463.362.862.361.660.7
65
64
6362
61
61
62
6364
64.5
(PENGUKURAN WATERPAS)
PENGUKURAN GRID
65
64
6362
61
61
62
6364
15
4
3
2
6
10
9
8
7
11
15
14
13
12
16
20
19
18
17
21
25
24
23
22
BA BT BB
Titik 7 0940 1 3994 3640 3286
2 3291 3040 2790
3 3294 2940 2586
6 3991 3740 3489
8 2688 2440 2192
11 3536 3140 2745
12 2081 1830 1579
13 3694 3340 2986
Titik 9 1620 8 1171 0920 0669
4 1771 1520 1269
5 3474 3120 2766
10 3070 2820 2570
14 2370 2120 1870
15 2774 2420 2066
Titik 17 1388 12 0529 0278 027
16 2039 1788 1537
18 2338 2088 1838
21 3842 3488 3134
22 3638 3388 3138
23 3692 3338 2984
Titik 19 1445 14 1295 1045 0795
20 2995 2745 2495
24 3195 2945 2695
25 3499 3145 2791
Lokasi AlatTinggi Alat
(mm)Titik Bidik
Bacaan Benang (mm)
KOORDINAT
PENDAHULUAN
P (0 ,0) X
Y
Y
A(10 ,4)
XPA
= XA
- XP
= 10 0
= 10
Koordinat titik (X ,Y)
YPA
= YA
- YP
= 4 0
= 4
(diketahui)
(diketahui)
(dihitung)
X(dihitung)
KOORDINAT
P (4 ,8)
X
Y
X
Y
A(13 ,14)
XPA
= XA
- XP
= 13 4
= 9
YPA
= YA
- YP
= 14 8
= 6
(diketahui)
(diketahui)(dihitung)
(dihitung)
KOORDINAT
X
Y
XPA
= XA
- XP
= (-13) (-4)
= -9
YPA
= YA
- YP
= 4 8
= -4
P (-4 ,8)
X
Y
A(-13 , 4)(diketahui)
(diketahui)
(dihitung)
(dihitung)
KOORDINAT
P (4 ,8)
X
Y
X
Y
A(X
A,Y
A)
XPA
= XA
- XP
YPA
= YA
- YP
(diketahui)
XA
= XP
+ XPA
YA
= YP
+ YPA
PENGUKURAN TEODOLITH
PENDAHULUAN
PA
PA
P (XP
,YP) X
Y
Koordinat titik A,
relatif terhadap titik P
(Koordinat diketahui)
XPA
YPA
A(X
A ,Y
A)
XA = XP + XPA
dPA
XPA = dPA . sin PA
YA = YP + YPA
YPA = dPA .cos PA
jPA
dPA = jPA . cos PA
PENGUKURAN TEODOLITH
PENDAHULUAN
PA
P (XP
,YP) X
YPA = azimuth (sdt horizontal)
jPA = jarak langsung/miring
= sudut heling (sdt vertikal)
(Koordinat diketahui)
XPA
YPA
A(X
A ,Y
A)
dPA
HARUS DIUKUR!
TEODOLITH
dPA = jarak datar
THEDOLITH
PENGUKURAN TEODOLITH
TOTAL STATION
PENGUKURAN TEODOLITH
1. PENGUKURAN SUDUT
10O 10 15
63O 9 30
127O 10 5
192O 41 10
Besaran sudut (vertikal maupun horizontal) dinyatakan dalam derajad (o),
menit () dan detik ().
1o = 60
1 = 60
Contoh
Pengukuran sudut : dimulai dari awal, diputar searah jarum jam
PENGUKURAN TEODOLITH
1. PENGUKURAN SUDUT CARA REITERASI
P
A
B
CD
Sudut APB, APC, APD =?
Titik Bacaan sudut
Awal 0 Sudut
BiasaABCD
LbiasaDCBA
00O 00 00
52O 59 10
117O 07 45
182O 30 50
10O 1015
63O 930
127O10 5
192O4110
12O 41 5
307O 18 0
243O 9 25
190O1020
00O 00 00
52O 59 15
117O 07 50
182O 30 55
182O 30 45
117O 07 40
52O 59 05
00O 00 00
Untuk ketelitian, dilakukan bidikan biasa dan luar biasa
PENGUKURAN TEODOLITH
2. PENGUKURAN SUDUT CARA REPETISI
P
A
B
Pembacaan sudut dilakukan sebanyak n kali, hasilnya direrata
Titik Bacaan sudut
Awal 0 Sudut
A1xB6xB
00O 00 00
66O 05 20
66O 05 21
12O 1505
78O 2025
48O4710+360O
00O 00 00
66O 05 20
396O 32 05/6
Akan dicari besarnya sudut APB
PENGUKURAN TEODOLITH
3. PENGUKURAN JARAK DAN BEDA TINGGI
d
h
HI
BT
bak
ukur
P
A
Beda tinggi titik P dan A
H + BT = HI + j cos
H + BT = HI + d ctg
H = HI + d ctg - BT
j = (BA-BB) x 0.1 x cos(90- )
d = j cos(90- )
d = (BA-BB) x 0.1 x cos2(90- )
LATIHANTempat
alat
Tinggialat
(mm)
Titikbidik
Bacaan benang (mm) Sudut vertikal Sudut horizontal
Atas Tengah Bawah o ' " o ' "
P0 1435 1 1170 1149 1128 90 10 9 95 37 56
2 1725 1679 1630 99 39 23 27 12 56
3 2570 2359 2045 91 32 55 20 12 6
4 2550 2385 2217 86 41 11 148 28 6
5 1751 1662 1575 86 40 52 195 36 26
P1 2105 1810 1510 90 0 20 299 6 46
Hitunglah :
a. Sudut horizontal 1-P0-2; 1-P0-3; 1-P0-4; 1-P0-5; 1-P0-P1
b. Hitung jarak dP0-1, dP0-2, dP0-3, dP0-4, dP0-5, dP0-P1c. Hitung elevasi titik 1, 2, 3, 4, 5, P1
Y
X
TITIK 1
(X1,Y1)
O (XO,YO)
YO1
XO1
X1 = XO + XO1
Y1 = YO + YO1
PENGHITUNGAN KOORDINAT
1. PRINSIP PENGHITUNGAN KOORDINAT
DIKETAHUI
DICARI X2 = X1 + X12
Y2 = Y1 + Y12
X12
Y12
TITIK 2
(X2,Y2)
X2 = XO + XO2
Y2 = YO + YO2
YX
TITIK 1
(X1,Y1)
O (XO,YO)
YO1
XO1
1
X1 = XO + XO1
Y1 = YO + YO1
sin O1 = XO1
dO1
XO1 = sin O1 * dO1
cos O1 = YO1
dO1
YO1 = cos O1 * dO1
PENGHITUNGAN KOORDINAT
1. SATU TITIK, DARI SATU TITIK YANG DIKETAHUI
DIKETAHUI
DICARI
Cara ini dilakukan jika jarak dan sudut dapat diukur
PENGHITUNGAN KOORDINAT
2. SATU TITIK, DARI DUA TITIK YANG DIKETAHUI
Cara ini digunakan jika hanya bisa diukur sudutnya, jarak tidak bisa diukur.
Contoh : pengukuran bathimetri (topografi bawah air) di pantai
Jarak sulit didapat karena pembacaan benang sangat sulit dilakukan
akibat ombak.
a. Mengikat ke Muka
A (XA,YA)
B
(XB,YB)
P
(XP,YP)
DICARI
AP
BP
Dibutuhkan dua alat,
diletakkan di titik A dan titik B.
Dilakukan pembidikan dari
kedua titik tersebut ke titik P
pada waktu bersamaan.
tan AP = XP - XA
PENGHITUNGAN KOORDINAT
A (XA,YA)
B
(XB,YB)
P
(XP,YP)
AP
BP
YP - YA
YP tan AP - YA tan AP = XP - XA
tan BP = XP - XB
YP - YB
YP tan BP - YB tan BP = XP - XB
1
2
YP =(XB XA) + YA tan AP - YB tan BP
tan AP - tan BP
XP = XA + (YP - YA) tan AP
1 2
1
1. METODE POLIGON
A. POLIGON TERBUKA
Titik awal
Titik akhir
pengukuran
a. Poligon terbuka
Keterangan :
Arah pengukuran
KERANGKA PENGUKURAN
Koordinat titik awal dan titik akhir harus sudah diketahui!!
B. POLIGON TERTUTUP
Titik awal dan
akhir
b. Poligon tertutup
P0
P1
P2
P3 P4
P5
P6
P7
P8 P9
P10
P11
P12
KERANGKA PENGUKURAN
Diawali dan diakhiri pada titik yang sama!!
Tidak perlu koordinat titik awal diketahui!!
2. METODE JARING SEGITIGA
Semua titik terkontrol, ketelitian sangat tinggi!!
Tidak perlu koordinat titik awal diketahui!!
B. PERSYARATAN POLIGON
KERANGKA PENGUKURAN
( ) ( )=+ beloksudutnawalakhir 180.
( )= sindXX awalakhir( )= cosdYY awalakhir
( ) ( ) fbeloksudutnawalakhir
+=+ 180.
( ) fxdXXawalakhir
+= sin
( ) fydYYawalakhir
+= cos
Umumnya persyaratan tidak segera terpenuhi, maka dibutuhkan adanya
koreksi :
f Dibagi rata ke seluruh sudut belok!
fx Dibagi proporsional terhadap jarak!
fy Dibagi proporsional terhadap jarak!
KERANGKA PENGUKURAN
KERANGKA PENGUKURAN
CONTOH POLIGON TERBUKA
Tempat
alat
Tinggi
alat
(mm)
Ttik
bidi
k
Bacaan benang (mm) Sudut vertikal Sudut horizontalKet.
BA BT BB o ' " o ' "
A 1425 Utara = 0
1 2355 2053 1750 89 51 16 251 40 20
1 1430 A 1100 0797 0494 90 1 22 23 13 2
2 1560 1061 0561 90 1 22 316 40 42
2 1468 1 2318 1819 1320 89 54 24 315 28 51
3 3990 3621 3252 89 54 24 14 49 51
3 1492 2 1112 0742 0372 88 58 22 129 18 2
4 2162 1784 1405 88 58 22 5 56 58
4 1494 3 1564 1185 0805 91 2 22 98 21 18
5 1658 1323 0987 91 2 22 274 56 36
5 1472 4 0811 0476 0140 90 1 14 74 30 42
6 2854 2493 2132 90 1 14 253 59 53
6 1468 5 1200 0840 0480 89 41 16 210 41 9
7 2541 2135 1729 89 41 16 349 43 30
7 1482 6 3111 2705 2299 88 59 32 77 1 27 Utara = 0
B 2405 1858 1310 88 59 32 106 57 29
KERANGKA PENGUKURAN
CONTOH POLIGON TERBUKA
TitikKoordinat
X Y Z
A
B
-2732,0
-3012,9
1248,0
1346,7
31,00
29,40
Untuk polygon terbuka, koordinat titik awal dan titik akhir harus diketahui
KERANGKA PENGUKURAN
PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA
1. Menghitung besarnya sudut belok
S = (sdt hor. bidikan depan) (sdt hor. bidikan belakang).
KERANGKA PENGUKURAN
PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA
1. Menghitung besarnya sudut belok
S1 = 316o 40 42 - 23o 13 02
= 293o 27 40 = 293,4611o
S2 = 14o 49 51 - 315o 28 51
= 59o 21 00 = 59,3500o
S7
KERANGKA PENGUKURAN
PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA
1. Menghitung besarnya sudut belok
S1 = 316o 40 42 - 23o 13 02
= 293o 27 40 = 293,4611o
S2 = 14o 49 51 - 315o 28 51
= 59o 21 00 = 59,3500o
S3 = 236o 38 56 = 236,6489o
S4 = 176o 35 18 = 176,5883o
S5 = 179o 29 11 = 179,4864o
S6 = 139o 02 21 = 139,03921o
S7 = 29o 56 02 = 29,9339o
= 1114,5078o
KERANGKA PENGUKURAN
PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA
2. Menghitung koreksi sudut belok
(sudut belok) = 1114,5078o
( ) ( ) fbeloksudutnawalakhir
+=+ 180.
akhir dan awal didapatkan dari pengukuran :
akhir = 7B = 106o 57 29 = 106,96o
awal = A1 = 251o 40 20 = 251,67o
( ) o1115,2855180. =+ nawalakhir
f = 0,7777o Dibagi rata ke seluruh
sudut belok!
n = 7
KERANGKA PENGUKURAN
PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA
2. Menghitung koreksi sudut belok
Koreksi = 7
7777,0o
belokanjumlah
f=
= 0,1111o
Tempat alat
Tinggi alat (mm)
Titik bidik
Sudut Belok Koreksi Sudut
Belok Sudut Belok Terkoreksi
A 1425
1
1 1430 A 293.46 0.1111 293.57
2
2 1468 1 59.35 0.1111 59.46
3
3 1492 2 236.65 0.1111 236.76
4
4 1494 3 176.59 0.1111 176.70
5
5 1472 4 179.49 0.1111 179.60
6
6 1468 5 139.04 0.1111 139.15
7
7 1482 6 29.93 0.1111 30.04
B
KERANGKA PENGUKURAN
PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA
3. Menghitung azimuth
1A = A1 + 180
12 = 1A + S1 - 360
= A1 + 180 + S1 - 360
= A1 + S1 180
KERANGKA PENGUKURAN
PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA
3. Menghitung azimuth
12 = A1 + S1 - 180
Dengan cara tersebut kemudian dihitung azimuth semua jurusan.
A1 = 251,67o
12 = A1 + S1 - 180
= 251,67o + 293,57o 180o
= 365,24o = 5,24o
23 = 12 + S2 - 180
= 5,24o+ 59,46o 180o
= - 115,29o = 244,71o
34 = 301,47o
45 = 298,16o
56 = 297,76o
67 = 256,91o
7B = 106,96o
KERANGKA PENGUKURAN
PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA
3. Menghitung azimuth
Tempat alat
Titik bidik
Sdt Belok Terkoreksi
Azimuth
A
1 251.67
1 A 293.57
2 5.24
2 1 59.46
3 244.71
3 2 236.76
4 301.47
4 3 176.70
5 298.16
5 4 179.60
6 297.76
6 5 139.15
7 256.91
7 6 30.04
B 106.96
KERANGKA PENGUKURAN
PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA
4. Menghitung jarak antar titik
( ) ( )vertikalsudutbacaanBBBAd = 90cos1.0 2
Tempat alat
Titik bidik
Bacaan benang (mm) Sudut vertikal Jarak Datar (m)
BA BT BB o ' " Langsung Rerata
A
1 2355 2053 1750 89 51 16 60.50 60.55
1 A 1100 797 494 90 1 22 60.60
2 1560 1061 561 90 1 22 99.90 99.85
2 1 2318 1819 1320 89 54 24 99.80
3 3990 3621 3252 89 54 24 73.80 73.89
3 2 1112 742 372 88 58 22 73.98
4 2162 1784 1405 88 58 22 75.68 75.78
4 3 1564 1185 805 91 2 22 75.88
5 1658 1323 987 91 2 22 67.08 67.09
5 4 811 476 140 90 1 14 67.10
6 2854 2493 2132 90 1 14 72.20 72.10
6 5 1200 840 480 89 41 16 72.00
7 2541 2135 1729 89 41 16 81.20 81.19
7 6 3111 2705 2299 88 59 32 81.17
B 2405 1858 1310 88 59 32 109.47 109.47
KERANGKA PENGUKURAN
PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA
5. Menghitung jarak arah sumbu X dan sumbu Y
Tempat alat
Titik bidik
Sdt Belok Terkoreksi
Azimuth Jarak
Datar (m) d sin
(m)
d cos (m)
A
1 251.67 60.55 -57.4783 -19.04
1 A 293.57
2 5.24 99.85 9.126774 99.43187
2 1 59.46
3 244.71 73.89 -66.8039 -31.5702
3 2 236.76
4 301.47 75.78 -64.6329 39.55364
4 3 176.70
5 298.16 67.09 -59.1451 31.66679
5 4 179.60
6 297.76 72.10 -63.7993 33.5842
6 5 139.15
7 256.91 81.19 -79.0775 -18.3834
7 6 30.04
B 106.96 109.47 104.7066 -31.9276
Jumlah 639.90 -277.104 103.3153
( ) sind
( ) cosd
KERANGKA PENGUKURAN
PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA
5. Menghitung koreksi jarak sumbu X dan sumbu Y
( ) fxdXXawalakhir
+= sin
( ) fydYYawalakhir
+= cos
Xakhir Xawal = (-3012,9) (-2732,0)
= -280,9 m
Yakhir Yawal = 1346,7 1248,0
= 98,7 m
fx = (-280,87 ) (-277,10)
= -3,77 m
fy = 98,71 103,32
= -4,61 m
( ) 104.277sin = d
( ) 315.103cos = d
KERANGKA PENGUKURAN
PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA
5. Menghitung koreksi jarak sumbu X dan sumbu Y
fx = (-280,87 ) (-277,10)
= -3,77 m
fy = 98,71 103,32
= -4,61 m
Koreksi = koreksiBesarxjarakJumlah
bersangkuyangJarak tan
fxA1 = ( )77,390,639
55,60x
= -0,36
fx12 = ( )77,390,639
85,99x
= -0,59
fx23 = -0,43
fx34 = -0,45
fx45 = -0,39
fx56 = -0,42
fx67 = -0,48
fx7B = -0,64
KERANGKA PENGUKURAN
PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA
5. Menghitung koreksi jarak sumbu X dan sumbu Y
Tempat
alat
Titik
bidik
Jarak
Datar (m)
d sin
(m)
Koreksi
d sin
d sin
Terkoreksi
d cos
(m)
Koreksi
d cos
d cos
Terkoreksi
A
1 60.55 -57.48 -0.36 -57.83 -19.04 -0.44 -19.48
1 A
2 99.85 9.13 -0.59 8.54 99.43 -0.72 98.71
2 1
3 73.89 -66.80 -0.43 -67.24 -31.57 -0.53 -32.10
3 2
4 75.78 -64.63 -0.45 -65.08 39.55 -0.55 39.01
4 3
5 67.09 -59.15 -0.39 -59.54 31.67 -0.48 31.18
5 4
6 72.10 -63.80 -0.42 -64.22 33.58 -0.52 33.07
6 5
7 81.19 -79.08 -0.48 -79.56 -18.38 -0.58 -18.97
7 6
B 109.47 104.71 -0.64 104.06 -31.93 -0.79 -32.72
Jumlah 639.90 -277.10 -3.77 -280.87 103.32 -4.61 98.71
KERANGKA PENGUKURAN
PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA
6. Menghitung elevasi
Z = HI + d ctg (sudut vertical) - BT
Tempat
alat
Titik
bidik
Bacaan benang (mm) Sudut vertikal Beda Tinggi (m) Elevasi
TitikBA BT BB o ' " Langsung Rerata
A 31.00
1 2355 2053 1750 89 51 16 -0.47 -0.54 30.46
1 A 1100 797 494 90 1 22 0.61
2 1560 1061 561 90 1 22 0.33 0.26 30.72
2 1 2318 1819 1320 89 54 24 -0.19
3 3990 3621 3252 89 54 24 -2.03 -2.05 28.66
3 2 1112 742 372 88 58 22 2.07
4 2162 1784 1405 88 58 22 1.07 1.07 29.73
4 3 1564 1185 805 91 2 22 -1.07
5 1658 1323 987 91 2 22 -1.05 -1.01 28.72
5 4 811 476 140 90 1 14 0.97
6 2854 2493 2132 90 1 14 -1.05 -1.03 27.69
6 5 1200 840 480 89 41 16 1.02
7 2541 2135 1729 89 41 16 -0.22 -0.21 27.47
7 6 3111 2705 2299 88 59 32 0.21
B 2405 1858 1310 88 59 32 1.55 1.55 29.02
KERANGKA PENGUKURAN
PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA
7. Menghitung koreksi elevasi
Koreksi = koreksiBesarxjarakJumlah
bersangkuyangJarak tan
fHA1 = ( )38,090,639
55,60x = -0,51
fH12 = ( )38,090,639
85,99x = 0,32
Tempat alat
Titik bidik
Beda Tinggi H (m) Koreksi
H H
Terkoreksi
Elevasi Titik
Langsung Rerata
A 31.00
1 -0.47 -0.54 0.04 -0.51 30.49
1 A 0.61
2 0.33 0.26 0.06 0.32 30.81
2 1 -0.19
3 -2.03 -2.05 0.04 -2.01 28.80
3 2 2.07
4 1.07 1.07 0.04 1.11 29.91
4 3 -1.07
5 -1.05 -1.01 0.04 -0.97 28.94
5 4 0.97
6 -1.05 -1.03 0.04 -0.99 27.95
6 5 1.02
7 -0.22 -0.21 0.05 -0.17 27.79
7 6 0.21
B 1.55 1.55 0.06 1.61 29.40
KERANGKA PENGUKURAN
PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA
8. Menghitung koordinat titik
Tempat alatTitik
bidik
d sin
Terkoreksi
d cos
Terkoreksi
Koordinat Titik Bidik
X Y
A -2732.0 1248.0
1 -57.83 -19.48 -2789.8 1228.5
1 A
2 8.54 98.71 -2781.3 1327.2
2 1
3 -67.24 -32.10 -2848.5 1295.1
3 2
4 -65.08 39.01 -2913.6 1334.1
4 3
5 -59.54 31.18 -2973.2 1365.3
5 4
6 -64.22 33.07 -3037.4 1398.4
6 5
7 -79.56 -18.97 -3116.9 1379.4
7 6
B 104.06 -32.72 -3012.9 1346.7
KERANGKA PENGUKURAN
PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA
8. Menghitung koordinat titik
TitikKoordinat Titik
X Y Z
A -2732.0 1248.0 31.00
1 -2789.8 1228.5 30.49
2 -2781.3 1327.2 30.81
3 -2848.5 1295.1 28.80
4 -2913.6 1334.1 29.91
5 -2973.2 1365.3 28.94
6 -3037.4 1398.4 27.95
7 -3116.9 1379.4 27.79
B -3012.9 1346.7 29.40
PENGUKURAN DETAIL
Titik awal
Titik akhir
pengukuran
a. Poligon terbuka
Keterangan :
Arah pengukuran
Di P0, Utara di-set horizontal = 0o 0 0 sehingga semua sudut yang diukur
adalah sudut azimuth.
PO
P1
P2
P3
Utara = 0
Di P1, P
2 dll tidak dilakukan pengesetan Utara = 0o 0 0
Bagaimana mengubah sudut di P1, P
2 dll menjadi sudut azimuth?
PENGUKURAN DETAIL
PO
P2
Uta
ra =
0o00
Uta
ra =
0o00
a
Akan dicari P1-a
P1
P1-a
PENGUKURAN DETAIL
PO
P2
Uta
ra =
0o00
Uta
ra =
0o00
a
Akan dicari P1-a
P1
P1-a
MANA TITIK
YANG PERLU DIUKUR?
Tujuan mengukur tanah adalah MEMOTRET situasi di lapangan!
Apa saja yang perlu dipotret?
MANA TITIK YANG
PERLU DIUKUR?
POTRET SITUASI
1. Jalan
2. Bangunan
3. Sungai
4. Batas
5. Selokan
MANA TITIK YANG
PERLU DIUKUR?
POTRET SITUASI