Post on 25-Jul-2015
PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO
1
BAGIAN IPENDAHULUANLatar Belakang
Adanya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah membawa
dampak terhadap daerah-daerah untuk memekarkan diri. Melalui pemekaran akan
mempersingkat rentang kendali antara pemerintah dan masyarakat, khususnya pada
wilayah-wilayah yang belum terjangkau oleh fasilitas pemerintahan. Pemekaran daerah juga
diaspirasikan untuk memperbaiki pemerataan pembangunan. Pemekaran memungkinkan
sumber daya mengalir ke daerah yang masih belum berkembang. Begitu juga dengan
Kabupaten Boven Digoel yang merupakan daerah pemekaran baru dari Kabupaten Merauke.
Pasca pemekaran, pemerintah Kabupaten Boven Digoel menetapkan Kota Tanah
Merah sebagai ibukota kabupaten, yang terletak di Distrik Mandobo. Namun hingga kini
belum ada dokumen rencana pembangunan baik berupa Rencana Pembangunan Jangka
Panjang maupun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Boven Digoel,
termasuk Distrik Mandobo. Akibatnya tidak ada pedoman pasti dalam perencanaan
pembangunan Kabupaten Boven Digul maupun Distrik Mandobo, yang merupakan lokasi
ibukota kabupaten. Maka untuk mempercepat upaya pemenuhan kebutuhan infrastruktur
dasar perkotaan di Distrik Mandobo perlu dilakukan intervensi terhadap kegiatan
perencanaan pembangunan yang dilakukan pemerintah.
Skenario dalam intervensi pembangunan infrastruktur di Distrik Mandobo didasarkan
pada asumsi bahwa pemerintah memiliki keterbatasan dalam pembangunan infrastruktur,
sedangkan pemangku kepentingan lain sesungguhnya juga memiliki potensi untuk dilibatkan
dalam pembangunan tersebut. Dalam tulisan ini, pengembangan skenario menjadi strategi
dan program dilakukan terhadap sektor infrastruktur tertentu yang dianggap sebagai
prioritas karena bersifat mendesak dan memiliki dampak luas dan penting dalam kehidupan
masyarakat Distrik Mandobo.
PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO
2
Gambaran Distrik Mandobo Sebagai Daerah Strategis Kabupaten Boven Digoel
1. Konstelasi Distrik Mandobo dengan Kabupaten Boven Digoel
Boven Digoel adalah kabupaten pemekaran baru dari Kabupaten Merauke Provinsi
Papua, melalui UU No. 22 Tahun 2002. Kabupaten ini terletak 1.000 m diatas permukaan
laut dengan luas wilayah 27.883,88 km². Sesuai dengan Perda Nomor 11 dan 13 Tahun 2008,
Kabupaten Boven Digoel telah mengalami pemekaran menjadi 20 distrik dan 112 kampung.
Ibukota Kabupaten terletak di Kota Merah, Distrik Mandobo. Kabupaten Mandobo kaya akan
tambang seperi logam mulia seperti emas serta nikel, bijih besi, dan batubara. Kabupaten ini
merupakan kawasan yang stragis untuk dikembangkan karena termasuk kawasan
perbatasan dimana sebelah timur Kabupaten ini adalah Negara Papuanugini. Sebagian besar
wilayahnya masih hutan belantara dan sumber daya masyarakat masih sangat terbelakang.
Visi Kabupaten Boven Digoel Adalah “Menjadikan Masyarakat dan Wilayah Boven
Digoel yang Produktif, Mandiri dan Sejahtera”. Sedangkan Misi yang dicanangkan untuk
mewujudkan visi antara lain :
1. Membangun manusia Boven Digoel dalam kebersamaan menuju sebuah komunitas
yang mempunyai kretifitas etos kerja membangun dalam nuansa damai dan
mempunyai rasa solidaritas.
2. Membentuk keluarga - keluarga yang sehat dan berpendidikan serta menjadikan
masyarakat lokal yang eksis dan sejahtera.
3. Membentuk pemerintah lokal yang berkualitas, bersih, jujur, akuntabel dan
berwibawa.
4. Membangun hubungan yang harmonis dan sinergis dengan stakeholders dan berbagai
level pemerintahan lainnya.
5. Memfasilitasi pembangunan sektor unggulan di wilayah Boven Digoel yang
berwawasan lingkungan.
6. Menciptakan suasana wilayah Boven Digoel yang aman dan tertib.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kabupaten Boven Digoel
adalah 55.822 orang (30.306 laki-laki dan 25.516 perempuan). Distrik Jiar dan Distrik
Mandobo merupakan distrik dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu masing-masing
PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO
3
17.359 orang dan 12.816 orang. Laju pertumbuhan penduduk sebesar 4,65 % pertahun.
Distrik yang laju pertumbuhan penduduknya tertinggi adalah Distrik Mandobo yakni 8,19 %.
Tingkat kepadatan penduduk Boven Digoel adalah sebesar 2 jiwa/Km2. Distrik yang paling
tinggi tingkat kepadatannya adalah Distrik Mandobo yaitu sebesar 4 sampai 5 jiwa/Km2.
Dari sekilas gambaran tersebut di atas menunjukkan bahwa fungsi strategis yang
diemban Disrrik Mandopo sehingga perlu diperhatikan dalam pengembangan Distrik
Mandobo, yaitu:
• Sebagai ibukota kabupaten
• Pusat administrasi
• Memiliki jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhan penduduk paling tinggi
• Terletak di tengah Kabupaten Boven Digoel
Batasan administrasi Distrik Mandobo terletak di sebelah barat bagian tengah
Kabupaten Boven Digoel. Distrik Mandobo mempunyai luas 6.300 km² atau sekitar 24,17%
dari luas wilayah Kabupaten Boven Digoel. Secara administrasi, Distrik Mandobo memiliki
batas wilayah sebagai berikut :
• Sebelah utara berbatasan dengan Distrik Kauh
• Sebelah barat berbatasan dengan Distrik Obaa dan Distrik Adera
• Sebelah timur berbatasan dengan Distrik Mindiptana dan Distrik Waropko
• Sebelah selatan berbatasan dengan Distrik Jair.
PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO
4
Pulau Papua
Kabupaten Boven Digoel
Distrik Mandobo
Gambar 1. Peta Kabupaten Boven Digoel
PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO
5
2. Kondisi Fisik Dasar
Kondisi fisik dasar yang dapat diidentifikasi di Distrik Mandobo meliputi kondisi
topografi, hidrologi, jenis tanah dan batuan pembentuk. Untuk lebih jelasnya tentang kondisi
eksisting di Distrik Mandobo dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
TABEL 1. KONDISI EKSISTING DISTRIK MANDOBOKRITERIA KONDISI EKSISTING
Topografi Terletak pada ketinggian antara 40-88 m
Topografi lahan cenderung datar dengan kemiringan
antara 0-15%
Hidrologi Terdapat Sungai Digoel, Sungai Bening, Sungai Wet
Sungai terbesar adalah Sungai Digoel yang memiliki lebar
antara 215 m sampai dengan 1.209m dengan kecepatan
arus 3,50 km/jam, dengan pH 7,4.
Curah hujan rata-rata 4.720,8 mm/tahun.
Jumlah hari hujan adalah 214 hari per tahun
Jenis Tanah dan
Batuan
Pembentuk
Terbangun atas tanah latosol dan laterik.
Jenis tanah ini bersifat asam dengan lapisan atas yang
agak liat dan lapisan tanah bawah yang lebih liat.
Sumber: Laporan Rencana Tindak PKPP Kabupaten Boven Digoel
3. Penggunaan Lahan Eksisting
Luas lahan distrik Mandobo adalah 630.000 ha, dimana Lahan terbangun untuk
aktivitas umum pada saat ini baru mencapai 18 ha. Untuk lebih jelasnya tentang penggunaan
lahan eksisting di Distrik Mandobo dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.
TABEL 2. PENGGUNAAN LAHAN EKSISTING DISTRIK MANDOBOJENIS PENGGUNAAN LAHAN LUAS
Fasilitas umum dan perumahan
9 ha
Lapangan olahraga 2 ha
Pekuburan 5 ha
Sumber: Laporan Rencana Tindak PKPP Kabupaten Boven Digoel
PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO
6
4. Kependudukan
Kondisi kependudukan di Distrik Mandobo dapat diidentifikasi melalui beberapa
indikator, yaitu jumlah penduduk, kepadatan penduduk, laju pertumbuhan penduduk dan
struktur penduduk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.
TABEL 3. KEPENDUDUKAN DI DISTRIK MANDOBO
INDIKATOR KETERANGAN
Jumlah Penduduk 12.816 jiwa
Kepadatan Penduduk 5 jiwa/km², sebagian besar di Kota Tanah Merah
Laju Pertumbuhan Penduduk 8,19 %, tertinggi di Kabupaten Boven Digoel
Struktur Penduduk Berdasarkan usia:
Usia 6-16 tahun : 2.694 jiwa atau (32%),
dominan.
Usia antara 0-5 tahun : 2.327 jiwa (27,6%).
Berdasarkan mata pencaharian:
pegawai negeri sipil (74,68%).
pedagang (9,74%),
TNI (8,12%),
buruh pertambangan (3,90%),
pensiunan pegawai negeri sipil (3,57%).
Berdasarkan suku:
Mandobo (Wambon), Muyu, Auwyu, dan
pendatang
Suku Mandobo memiliki hak ulayat, hidup
berkelompok sesuai marga, kerjasama dan
musyawarah tinggi
Sumber: Laporan Rencana Tindak PKPP Kabupaten Boven Digoel
5. Infrastruktur
Sarana dan prasarana dasar perkotaan di Distrik Mandobo perlu dikembangkan untuk
PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO
7
mengantisipasi perkembangan penduduk dan aktivitas di dalamnya. Saat ini sarana
transportasi dan jaringan listrik sudah tersedia namun masih terbatas, sementara jaringan
air bersih belum tersedia. Pembangunan sarana dan prasarana dasar perkotaan merupakan
bagian dari upaya untuk mewujudkan salah satu misi Kabupaten Boven Digoel yaitu
memfasilitasi pembangunan sektor unggulan yang berwawasan lingkungan. Selain
pengembangan infrastruktur, partisipasi masyarakat juga menjadi salah satu sasaran penting
dalam misi pembangunan di Kabupaten Boven Digoel termasuk Distrik Mandobo.
Namun yang menjadi masalah adalah kemampuan pemerintah dalam pembangunan
tentu sangat terbatas, sedangkan pemenuhan infrastruktur dasar perkotaan merupakan hal
yang bersifat penting dan mendesak. Apakah pilihan untuk bergantung sepenuhnya
terhadap pemerintah dalam hal ini adalah pilihan yang realistis terkait dengan keterbatasan
sumber daya dan waktu? Sedangkan hasil pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan
oleh pemerintah di Kabupaten Boven Digoel hingga saat ini memperlihatkan adanya
berbagai kekurangan jaringan jalan, listrik, dan air bersih.
Kinerja Infrastruktur
Tingkat ketersediaan infrastruktur merupakan salah satu indikator dari kualitas
pembangunan. Infrastruktur merupakan factor penting karena infrastruktur memungkinkan
efisiensi dan efektivitas dalam perekonomian melalui optimalisasi sumber daya sehingga
pada gilirannya mendorong perekonomian. Infrastruktur bisa hadir melalui investasi barang
publik. Infrastruktur merupakan fungsi dari investasi, sehingga bila investasi rendah,
ketersediaan infrastruktur publik juga akan rendah, dan pada akhirnya peningkatan potensi
sumber daya akan terhambat.
Listrik
Kebutuhan listrik di Distrik Mandobo dilayani oleh PLN Ranting I Tanah Merah. Jumlah
tenaga Ilistrik yang diproduksi adalah 222.458 KWh. Sedangkan daya listrik yang dikonsumsi
penduduk adalah 203.825 KWh, dengan jumlah penyusutan 18.723 KWh. jumlah pelanggan
listrik yang tercatat adalah 416 pelanggan. Sejumlah kantor pemerintah Kabupaten Boven
Digoel menggunakan generator set untuk memenuhi kebutuhan listrik pada siang hari.
Pada tahun 2004 sudah diprogramkan penambahan daya listrik sebesar 150 KVA,
penambahan mesin listrik tenaga diesel ini maksudkan untuk mensuplai kebutuhan
PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO
8
pemerintah Kabupaten Boven
Digoel khususnya pada jam kantor
siang hari. Karena kondisi yang ada
pada saat ini PLN baru mampu menyediakan listrik pada malam hari mulai dari pukul 17.30
hingga pukul 01.30 WIT. Disamping itu kebutuhan listrik lainnya dilakukan secara individual
dengan pengadaan Genset oleh masyarakat.
Transportasi
Transportasi Darat
Prasarana jalan yang ada di Distrik Mandobo saat ini adalah jalan negara sepanjang 124
km dengan kelas jalan IV sepanjang 3 km. Jalan ini dalam keadaan rusak. Sedangkan jalan
desa di wilayah Distrik Mandobo memiliki panjang 22 km dalam keadaan baik.
Prasarana transportasi darat lainnya adalah jembatan yang terbuat dari besi dengan
panjang 130 m sebanyak satu buah, dan jembatan kayu dengan panjang 129 m sebanyak 3
buah.
Jaringan jalan di Kota Tanah Merah terdiri atas jaringan jalan lokal dan jalan antar kota
sebagai berikut:
Jaringan jalan lokal yang merupakan jalan dalam kota yang menghubungkan pusat-
pusat permukiman dengan pusat kegiatan penduduk. Kondisi jaringan jalan sebagian
besar sudah diperkeras dan sebagian lagi masih merupakan jalan tanah.
Jaringan jalan antar kota yang menghubungkan dengan wilayah di sekitarnya yaitu
jaringan jalan antar kota Tanah Merah dan Muting dengan permukaan perkerasan dan
sebagian lagi masih berupa jalan tanah. Demikian pula dengan jalan trans Tanah
Merah-Waropko masih berupa jalan tanah.
Sarana transportasi darat yang digunakan oleh masyarakat di Kota Tanah Merah
didominasi oleh kendaraan roda dua (motor dan sepeda). Seiring dengan berjalannya roda
pemerintahan Kabupaten Boven Digoel di Kota Tanah Merah, maka sarana angkutan darat
semakin banyak, kendaraan roda empat sudah mulai banyak beroperasi baik milik
perorangan maupun kendaraan angkutan umum ( Hi-line dan Hardtop) yang beroperasi
Gambar 2.Jembatan dari batang pohon
PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO
9
melayani transportasi Tanah Merah ke Merauke maupun Tanah Merah ke Mindiptanah.
Sarana angkutan umum untuk melayani pergerakan penduduk ke pusat¬ pusat kegiatan
seperti pasar, kantor dan sekolah sampai saat ini belum tersedia.
Kondisi jalan kota sebagian sudah diaspal, dan beberapa ruas jalan masih jalan tanah
yang telah mengalami pengerasan. Sedangkan jalan Trans Papua yang merupakan ujung
tombak pergerakan hubungan dalam kabupaten maupun antar kabupaten telah mengalami
piengerasan. Akibat perubahan iklim yang cukup ekstrim khususnya hujan dan aktifitas
kendaraan, maka banyak ruas jalan yang mengalami kerusakan. Demikian juga jembatan
jembatan yang ada mengalami nasib yang sama.
Transportasi Sungai
Transportasi sungai adalah unsur penting pendukung pergerakan penduduk di Distrik
Mandobo. Prasarana transportasi air mencakup dua buah dermaga sungai yang berada di
Kota Tanah Merah yaitu dermaga lama dan dermaga baru. Dermaga baru merupakan
dermaga pengganti dermaga lama yang berfungsi untuk melayani pergerakan penduduk dari
dan keluar Kota Tanah Merah melalui Sungai Digoel. Sedangkan dermaga lama lebih banyak
digunakan untuk tempat berjualan ikan dan terminal penumpang perahu motor (belang).
Gambar 3. Kondisi Jalan di Distrik Mandobo
PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO
10
Jenis transportasi darat dan sungai sangat diminati penduduk setempat dan berpotensi
untuk dikembangkan lebih lanjut karena harganya lebih murah dibandingkan dengan
transportasi udara.
Transportasi Udara
Distrik Mandobo memiliki satu buah bandar udara yang terletak di sebelah utara jalan
Mandala. Bandar udara ini melayani penerbangan dari dan keluar Kabupaten Boven Digoel.
Pesawat yang dapat mendarat adalah pesawat jenis kecil dengan jumlah penumpang
terbatas.
Pada saat ini, penerbangan reguler dilayani oleh PT Merpati, dengan frekuensi empat
kali seminggu. Jalur penerbangan yang dilayani adalah Tanah Merah - Jayapura Merauke -
Tanah Merah. Penerbangan non reguler dilakukan melalui perre terlebih dahulu. Perusahaan
yang melayani sewa pesawat adalah MAF Merauke dan Yajasi dari Jayapura.
Air Bersih
Secara umum kinerja infrastruktur air bersih sangat buruk karena:
• Tidak ada jaringan air bersih.
• Penyediaan air bersih dilakukan dengan mengambil air bersih dari sumber air permukaan
dan air tanah, serta tadah hujan.
Gambar 4Kondisi Jalan di Kota Tanah Merah
Gambar 5Sarana Transportasi Udara di Distrik Mandobo
PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO
11
• Kondisi air bersih yang bersumber dari air permukaan berwarna coklat.
Kelembagaan dalam Pengelolaan Infrastruktur
• Dukungan aparat pemerintah tidak optimal aparatur daerah banyak yang berdomisili di
daerah Merauke, sedangkan waktu tempuh antara Merauke dan Distrik Mandobo dengan
jalan darat adalah 15 jam, dengan sewa mobil 8 juta rupiah, melewati 10 pos keamanan.
• Belum ada dokumen yang terkait dengan rencana pembangunan, baik RPJP maupun RPJM
• Dokumen rencana pembangunan yang dapat dijadikan referensi baru pada tingkat
provinsi, yaitu RPJP Provinsi Papua.
• Isu strategis pengadaan infrastruktur dalam RPJP Provinsi Papua adalah (1).Perlunya
percepatan pembangunan prasarana transportasi jalan, laut, ASDP, dan udara sebagai
penghubung antar wilayah maju dan tertinggal di wilayah Papua. (2).Perlunya
peningkatan ketersediaan energi listrik dan telekomunikasi untuk mendukung
pengembangan wilayah dan mengurangi kesenjangan ekonomi antar wilayah.
(3).Rendahnya jaringan irigasi untuk mendukung ketahanan pangan regional.
• Penyediaan air bersih tidak termasuk isu strategis bidang infrastruktur RPJP Provinsi
Papua.
Konsep Penyediaan Air Bersih Berbasis Masyarakat
Air Bersih Sebagai Kebutuhan Dasar
Penyediaan air bersih merupakan salah satu sasaran dalam Milenium Development
Goals (MDGs), yaitu penurunan sebesar separuh proporsi penduduk yang tidak memiliki
akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitasi sanitasi dasar
pada tahun 2015 (UNDP dalam Masduki, et al, 2007). Kendala terkait keberhasilan
penyediaan air bersih di dunia ketiga politis, finansial, institusional dan teknis (Lenton dan
Wrigth dalam Masduki et al, 2007).
Persoalan penyediaan infrastruktur air bersih, sebagai kebutuhan dasar manusia, juga
masih menjadi masalah serius yang dihadapi Indonesia. Sesuai kesepakatan dari Millenium
Development Goals (MDG) dan Sidang Umum PBB mengenai kebutuhan air bersih, Indonesia
membutuhkan Rp 4 triliun per tahun untuk memenuhi kekurangan air bersih mulai tahun
2000 hingga 2015 mendatang. Secara nasional, jika tahun 2000 masyarakat yang
membutuhkan air bersih baru tercapai 41 juta jiwa atau 20 persen maka tahun 2015
PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO
12
mendatang ditargetkan 150 juta jiwa atau 60 persen. Program penyediaan infrastruktur air
bersih pada tahun 2015 yaitu, jumlah penduduk yang sudah mendapatkan pelayanan air
minum mencapai 80 persen di perkotaan dan 60 persen di pedesaan
(www.d.yimg.com/kq/groups).
Penyediaan infrastruktur air bersih menjadi sangat penting karena air memiliki peranan
yang luas dalam kehidupan sosial dan ekonomi manusia, oleh sebab itu sistem penyediaan
air untuk suatu komunitas masyarakat haruslah hygienis, dapat dikonsumsi, tersedia dalam
jumlah yang cukup, dan dapat diperoleh dengan harga yang ekonomis. Sumber air yang
dapat dimanfaatkan dalam penyediaan air bersih secara umum dapat dipenuhi dari sumber
air yang berasal dari air permukaan, air tanah dangkal dan air hujan. Berdasarkan kriteria
yang ditetapkan oleh Direktorat Air Bersih, Ditjen Cipta Karya, Dep. Pekerjaan Umum,
perkiraan pemakaian air berdasarkan jumlah penduduk Kabupaten/Kota untuk kebutuhan
domestik dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL 4.JUMLAH KEBUTUHAN AIR BERSIH UNTUK DOMESTIK BERDASARKAN KATEGORI KOTAKATEGORI KOTA JUMLAH PENDUDUK KEBUTUHAN AIR
(LTR/ORG/HARI)Metropolitan > 1.000.000 170-190Kota besar 500.000 – 1.000.000 150-170Kota sedang 100.000 – 500.000 130-150Kota kecil 20.000 – 100.000 100-130Kota kecamatan < 20.000 90-100
Sumber : Ditjen Cipta Karya Dep. PU, 1997
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Air
Beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan air adalah sebagai berikut (Linsley
dalam Wirdanaf, 2006):
1. Iklim.
2. Ciri-ciri penduduk, taraf hidup dan kondisi sosial ekonomi penduduk mempunyai korelasi
positif dengan jumlah kebutuhan air.
PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO
13
3. Harga air dan meteran.
4. Ukuran kota.
Penyediaan Air Bersih Oleh Komunitas
Pola Pendekatan
Penyediaan air bersih yang dilakukan oleh masyarakat ini dilakukan dengan pola
pendekatan Tribina (Parahita dalam Wirdanaf, 2006) :
1. Bina Manusia
Unsur ini merupakan upaya yang dilakukan untuk menyiapkan masyarakat setempat,
dengan metode yang digunakan adalah :
Informasi
Komunikasi
Edukasi
2. Bina Lingkungan
Unsur ini merupakan upaya bagi masyarakat untuk menemukenali kebutuhan dan
permasalahan yang dihadapinya sebagai individu, kepala keluarga, dan masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah
melakukan Survei Kampung Sendiri (SKS) atau Mawas Diri yang antara lain mencakup
aspek : a) sosial budaya; b) ekonomi; c) teknis; d) lingkungan; e) hukum; f) kelembagaan;
g) dan aspek lain yang terkait.
3. Bina Usaha
Unsur ini merupakan upaya bagi masyarakat untuk belajar membentuk kelompok
swadaya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat setempat. Selain itu,
kegiatan ini dimaksudkan pula agar masyarakat mampu mengelola organisasi/lembaga
yang dibentuk baik secara manajemen, keuangan, hukum, maupun aspek lain yang
diperlukan bagi suatu lembaga yang mengelola prasarana dan sarana air bersih di
lingkungannya.
Metode Pelaksanaan
Penyediaan air bersih oleh komunitas ini menggunakan konsep Advocacy dan
Communications. Konsep yang dikembangkan oleh McKee (1992) tersebut merupakan
pendekatan yang didasarkan pada people-based dan people driven. Konsep advokasi sendiri
PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO
14
merupakan upaya penyampaian pesan untuk memperoleh kesepakatan dari unsur-unsur
masyarakat sekaligus menyiapkan masyarakat (society) untuk masalah tertentu melalui
penyampaian pesan ke berbagai media komunikasi baik perorangan maupun non
perorangan atau media.
Hal ini termasuk adanya proses penyusunan dan pembentukan organisasi/lembaga
dengan berbagai pelaku (stakeholders). Adapun tujuan utama dari konsep ini antara lain
untuk meningkatkan kemampuan civil society, masyarakat grass roots, dan organisasi di
dalam bertindak untuk melakukan perubahan.
Mekanisme Pelaksanaan
1) Penyiapan Masyarakat
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan sosialisasi mengenai
penyediaan air bersih, yang dilakukan terdiri atas dua tahap yaitu :
a. sosialisasi yang dilakukan kepada unsur-unsur yang terdapat di
lingkungan masyarakat seperti : tokoh masyarakat (tokoh agama, tokoh pendidikan,
tokoh perempuan, dll), aparat pemerintah lokal/setempat, pemuda/pemudi, serta unsur
lain.
b. kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh tenaga motivator kepada
masyarakat setempat agar masyarakat mau dan mampu menemukenali kebutuhan dan
permasalahan yang dihadapinya sekaligus mencari upaya penanganannya.
2) Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat
Pada tahap ini, masyarakat membentuk organisasi baik yang akan melakukan
pembangunan maupun pengelolaan prasarana dan sarana air bersih, dengan cara
merumuskan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) yang diperlukan
termasuk struktur organisasi serta tanggung jawab individu yang terdapat dalam organisasi
tersebut.
3) Perencanaan Teknis Bidang Air Bersih
Pada tahap ini, Masyarakat bersama dengan organisasi yang telah dibentuk
merencanakan aspek teknis antara lain meliputi :
a. Sumber air baku;
· Kebutuhan akan air bersih dan luas daerah pelayanan;
PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO
15
· Teknologi tepat guna yang akan digunakan untuk instalasi pengolahan air;
· Jaringan distribusi yang akan digunakan; dan
· Elemen lain yang diperlukan dalam perencanaan teknis ini.
b. Perencanaan pengelolaan prasarana dan sarana air bersih
Masyarakat bersama dengan organisasi yang terbentuk merencanakanbagaimana
mengelola prasarana dan sarana air bersih baik dari segi manajemen, pendanaan, dll.
c. Pembangunan prasarana dan sarana air bersih
Masyarakat bersama dengan organisasi yang terbentuk akan melaksanakan
pembangunan prasarana dan sarana air bersih. Selain itu, masyarakat dan organisasi
yang terbentuk juga merumuskan mekanisme untuk monitoring pelaksanaan
pembangunan, mekanisme serah terima apabila pembangunan telah selesai dilakukan,
serta mekanisme pengoperasian dari prasarana dan sarana air bersih yang dibangun.
Mekanisme Pendanaan
Dalam mekanisme pendanaan ini perlu dirumuskan kontribusi masing-masing pihak
di dalam penyediaan air bersih oleh komunitas baik dalam bentuk uang maupun bentuk lain.
Adapun mekanisme pendanaan ini juga perlu memasukan kontribusi :
1. Masyarakat setempat;
2. Pemerintah Pusat/Daerah/Lokal;
3. PDAM atau badan pengelola air lainnya;
4. Pihak swasta, khususnya yang berada di lingkungan itu;
5. Pihak perguruan tinggi;
6. Dan pihak lain.
Konsep Perencanaan Strategis
Djunaedi (2002) mengatakan bahwa pendekatan strategis memfokuskan secara efisien
pada tujuan yang spesifik dengan meniru cara perusahaan swasta yang diterapkan pada gaya
perencanaan publik, tanpa menswastakan kepemilikan publik. Menurut Boseman dan
PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO
16
Phatak (1989) dalam Djunaedi (1995), proses perencanaan strategis mencakup tujuh bagian
yang saling berkaitan sebagai berikut :
1. Penilaian terhadap organisasi, dalam hal kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan
(Analisa SWOT atau Analisa Lingkungan Eksternal dan Internal)
2. Perumusan misi organisasi
3. Perumusan falsafah dan kebijakan organisasi
4. Penetapan sasaran-sasaran strategis
5. Penetapan strategi organisasi
6. Implementasi strategi organisasi
7. Pengendalian (kontrol) strategi organisasi.
Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah suatu identifikasi faktor strategis secara sistematis untuk
merumuskan strategi. Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai tujuan
(Porter : 1985). Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Model-model yang digunakan dalam analisis SWOT (Rangkuti, 2008) antara lain :
A. Analisis Faktor-faktor Strategis Internal dan Eksternal (IFAS – EFAS)
Analisis faktor strategi internal dan eksternal adalah pengolahan faktor-faktor strategis
pada lingkungan internal dan eksternal dengan memberikan pembobotan dan rating pada
setiap faktor strategis. Menganalisis lingkungan internal (IFAS) untuk mengetahui berbagai
kemungkinan kekuatan dan kelemahan. Menganalisis lingkungan eksternal (EFAS) untuk
mengetahui berbagai kemungkinan peluang dan ancaman.
Tabel 5. Model Analisis Faktor Strategis Internal (IFAS)
Faktor-Faktor Strategis Bobot Nilai Bobot x Nilai
Kekuatan :
(faktor-faktor yang
menjadi kekuatan)
(Professional
Judgement)
(Professional
Judgement)
(Jumlah perkalian bobot
dengan nilai pada setiap
faktor dari kekuatan)
Jumlah (Jumlah bobot (Jumlah nilai (Jumlah bobot X nilai
PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO
17
kekuatan) kekuatan) kekuatan)
Kelemahan :
(faktor-faktor yang
menjadi kelemahan)
(Professional
Judgement)
(Professional
Judgement)
(Jumlah perkalian bobot
dengan nilai pada setiap
faktor dari kelemahan)
Jumlah(Jumlah bobot
kelemahan)
(Jumlah nilai
kelemahan)
(Jumlah bobot X nilai
kelemahan)
Tabel 6. Model Analisis Faktor Strategis Eksternal (EFAS)
No Faktor-Faktor Strategis Bobot Nilai Bobot x Nilai
Peluang :
(faktor-faktor yang
menjadi peluang)
(Professional
Judgement)
(Professional
Judgement)
(Jumlah perkalian bobot
dengan nilai pada setiap
faktor dari peluang)
Jumlah(Jumlah bobot
peluang)
(Jumlah nilai
peluang)
(Jumlah bobot X nilai
peluang)
Ancaman :
(faktor-faktor yang
menjadi ancaman)
(Professional
Judgement)
(Professional
Judgement)
(Jumlah perkalian bobot
dengan nilai pada setiap
faktor dari ancaman)
Jumlah(Jumlah bobot
ancaman)
(Jumlah nilai
ancaman)
(Jumlah bobot X nilai
ancaman)
Rencana Tindak
Merupakan suatu rencana yang bersifat operasional, praktis dan berorientasi pada
pemecahan masalah. Menurut Nabeel Hamdi dan Goethert, karakteristik Rencana Tindak
(Action Planning) adalah sebagai berikut :
1. Didasarkan pada problem dan peluang penggerak
2. Didasarkan pada aksi yang mungkin dicapai
PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO
18
3. Bersifat partisipatif dan kemitraan
4. Kepercayaan pada kearifan lokal, ketrampilan dan kebijaksanaan tradisional
5. Skala kecil , dalam waktu cepat dan berbasis pada komunitas
6. Bersifat inkremental
7. Berpandangan kedepan dengan hasil keluaran yang terukur
Proses penyusunan rencana tindak menurut Pal Baross, Chapter 3 dapat dijabarkan sebagai
berikut :
1. Identifikasi permasalahan
2. Identifikasi kelembagaan
3. Menentukan tujuan dan sasaran
4. Identifikasi sumberdaya
5. Menentukan Proyek /aksi-aksi potensial
6. Melakukan analisa terhadap permasalahan, kelembagaan, tujuan dan sasaran,
sumberdaya dan aksi-aksi potensial
7. Menentukan prioritas tindakan
8. Operasionalisasi
9. Implementasi
Proses Perencanaan pada Perencanaan Analitik menurut Pal Baross, Chapter3 dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut :
a. Mengumpulkan data
b. Analisa data
c. Menentukan alternative
d. Melakukan evaluasi
e. Membuat perencanaan
Perencanaan Skenario
Skenario adalah alat untuk menentukan persepsi mengenai alternatif kondisi masa depan
dimana keputusan mungkin akan diberlakukan. Alternatif disini diartikan sebagai cara
terorganisir untuk menyusun visi kita tentang masa depan dengan lebih efektif (Thomas
J.Chermarck, Improving Decision Making with scenario planning)
Tujuan penyusunan perencanaan skenario adalah :
PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO
19
a. Mensintesiskan informasi yang penting bagi suatu organisasi dengan tujuan
memahami ketidakpastian masa depan
b. Mengembangkan gagasan masa depan yang mungkin dan konsisten
c. Mengevaluasi implikasi skenario tertentu terhadap organisasi
Monitoring Dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi adalah alat manajemen publik yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pencapaian organisasi (Jody Zall Kusek dan Ray C. Rist , Ten Step to a Result
Based). Monitoring (pengendalian) dan evaluasi adalah ‘alat’ manajemen yang berguna
untuk:
1. memperbaiki efisiensi proyek yang sedang berjalan
2. menyeleksi dan merancang proyek yang akan datang
Substansi monitoring dan evaluasi monitoring umumnya mencakup :
1. monitoring kinerja à berkaitan dengan masukan dan keluaran
2. monitoring proses à sistem delivery proyek
Khusus untuk kegiatan evaluasi, evaluasi biasanya mencakup :
1. evaluasi dampak à pengaruh proyek terhadap target populasi
analisis keefektifan biaya à perbandingan biaya dengan alternatif lain