Post on 09-Dec-2015
description
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan
cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui Pembangunan
Nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dicapai melalui penyelenggaraan dan
pembangunan kesehatan. Salah satu tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu
meningkatnya status kesehatan masyarakat. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan
pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja,
kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar didunia. Pada
tahun 2014, Indonesia memiliki penduduk sebanyak 245.862.034 jiwa dan menempati peringkat
ke empat dalam hal jumlah penduduk terbesar setelah Republik Rakyat Cina, India, dan Amerika
Serikat. Di Indonesia, golongan anak-anak, yaitu penduduk yang berumur sampai 18 tahun,
masih merupakan golongan penduduk yang sangat besar. Pada tahun 2013/2014 golongan anak-
anak di Indonesia berjumlah 88.258.176 jiwa atau 35,89 % dari seluruh penduduk. Sementara
itu, golongan usia sekolah dasar (6-12 tahun) berjumlah 40.947.823 jiwa atau sebesar 20,34 %
dari total jumlah penduduk. Pembangunan nasional jangka panjang menitik beratkan pada
kualitas hidup sumber daya manusia yang prima. Untuk itu kita bertumpu pada generasi muda
dewasa ini yang memerlukan asuhan dan perlindungan terhadap penyakit yang mungkin dapat
menghambat tumbuh kembangnya menuju masa dewasa yang berkualitas tinggi, guna
meneruskan pembangunan nasional dengan masyarakat yang sehat, sejahtera, bahagia.
Upaya perlindungan generasi muda terhadap penyakit menular merupakan suatu hal yang
sangat penting. Hal tersebut salah satunya dapat dilakukan melalui vaksinasi yang mendorong
pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan program imunisasi. Pengembangan program
imunisasi (PPI) merupakan program pemerintah dalam bidang imunisasi guna mencapai
komitmen internasional Universal Child Immunization (UCI) pada akhir 1990. Upaya imunisasi
diselenggarakan di indonesia sejak tahun 1956 dan terbukti merupakan upaya kesehatan paling
cost effective. Pada tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi Program Pengebangan
Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I) yaitu, tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B.
Pada tahun 1990 Indonesia telah mencapai lebih dari 90% imunisasi dasar yang dikenal sebagai
Universal Child Immunization (UCI). Kemudian secara regional dilakukan juga imunisasi
terhadap hepatitis B yang masih dalam pelaksanaan sampai saat ini. Ditambah lagi dengan
gerakan PIN (Pekan Imunisasi Nasional) terhadap penyakit polio pada tahun 1995-1997 secara
berturut-turut serentak di seluruh Indonesia.
Campak,difteri dan tetanus merupakan bagian penyakit PD3I yang memerlukan perhatian
dimana angka morbiditas campak di dunia sebanyak 50 juta orang setiap tahun dan lebih dari
satu juta kematian setiap tahun. Pada tahun 2013 kasus campak masih cukup tinggi, case fatality
rate kasus campak di dunia sebesar 81% yang diperkirakan sekitar 400 kematian setiap hari atau
16 kematian setiap jam Di Indonesia tahun 2013, angka kejadian campak yang dilaporkan
sebanyak 11.521 kasus campak, dengan incidence rate (IR) campak sebesar 4,64 per 100.000
penduduk, jumlah KLB campak yang terjadi di Indonesia sebanyak 128 KLB dengan jumlah
kasus adalah 1.677 kasus. hasil Riskesdas 2010 menunjukkan penurunan caakupan imunissi DPT
yang diikuti peningkatan jumlah kasus difteri pada tahun 2010 sampai 2012 berturut-turut 385
kasus tahun 2011 806 dan 2012 sebesar 1192 kasus dan menuun menjadi 713 kasus pada tahun
2013 berhubungan dengan cakupan imunisasi DPT yang meningkat. tahun 2013, Di provinsi
Jawa barat terdapat 713 kasus campak, pada tahun 2012 terdapat 4138 kasus campak, 20 kasus
tetanus dan 65 kasus difteri. Di Kota Depok, di tahun 2011 ditemukan 712 kasus campak klinis.
Tahun 2012 kasus campak klinis sebesar 427. Pada tahun 2013 terjadi penurunan kasus
campak sebanyak 118 kasus pada laki-laki dan 117 kasus pada perempuan dengan jumlah total
235 kasus, Berdasarkan laporan pada tahun 2011 dan tahun 2012 tidak terjadi kasus tetanus dan
kasus tetanus neonatorum. Pada tahun 2010 tidak ditemukan kasus difteri, akan tetapi di tahun
2011 ditemukan 1 kasus difteri dan tahun 2012 ditemukan 1 susp difteri, tahun 2013 terdapat 1
kasus difteri.
Sejak tahun 1983 anak sekolah dasar (SD) merupakan salah satu sasaran program imunisasi
untuk mencegah penyakit difteri dan tetanus. Sejak tahun 1990 program imunisasi telah
menjangkau lebih dari 80% sasaran bayi dengan imunisasi dasar DPT 3 dosis, yang dapat
memberikan kekebalan selama 3-5 tahun. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih dari
80% anak masuk sekolah pada tahun 1997 telah memiliki kekebalan terhadap difteri dan tetanus.
Imunisasi pada anak sekolah menjadi program kegiatan rutin setiap bulan november sejak 1998
yang dikenal dengan istilah Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) berupa pemberian vaksin DT
untuk kelas I Sekolah Dasar (SD) / Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan TT untuk kelas II dan III.
Pada BIAS tahun 1999, disamping pemberian DT dan TT diberikan juga imunisasi polio pada
kelas III sampai kelas VI SD/MI. Walaupun PD3I sudah dapat ditekan cakupan imunisasi harus
dipertahankan tinggi dan merata.kegagalan untuk menjaga tingkat perlindungan yang tinggi dan
merata dapat menimbulkan terjadinya letusan (KLB) PD3I.
Pemberian imunisasi tidak hanya memberikan kekebalan dan pencegahan terhadap bayi
atau anak yang divaksinasi, namun dapat juga memberikan dampak yang jauh lebih luas kepada
masyarakat karena akan mencegah terjadinya penularan yang luas dengan adanya peningkatan
kekebalan secara umum. Oleh karena itu pandangan serta sikap setiap dokter atau orang tua
sangat penting untuk memahami tentang arti imunisasi bagi setiap anak di Indonesia.
1.2. Permasalahan
Walaupun program BIAS telah rutin dilaksanakan, namun masih terdapat masalah antara
lain belum menunjukkannya keberhasilan program Bulan Imunisasi Anak Sekolah di Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Beji Kota Depok, sehingga perlu diketahui prioritas masalah,
penyebab masalah dan penyelesaian masalah.
1.3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Terlaksananya evaluasi program Bulan Imunisasi Anak Sekolah di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Beji Kota Depok Periode Januari-Desember 2014 yang bertujuan
untuk meningkatkan keberhasilan program tersebut pada tahun-tahun berikutnya.
b. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya pelaksanaan program Bulan Imunisasi Anak Sekolah di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Beji Kota Depok Periode Januari-Desember 2014.
2. Diketahuinya masalah-masalah yang timbul pada pelaksanaan program Bulan
Imunisasi Anak Sekolah di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Beji Kota Depok
Periode Januari-Desember 2014.
3. Diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program Bulan
Imunisasi Anak Sekolah
4. Tersusunnya cara penyelesaian masalah program Bulan Imunisasi Anak Sekolah di
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Beji Kota Depok Periode Januari-Desember
2014.
1.4. Manfaat
a. Bagi Instansi Pendidikan
Mempunyai lulusan dokter yang berkualitas dan memiliki wawasan tentang
program BIAS, mampu menjalankan program BIAS serta dapat melakukan evaluasi
terhadap program BIAS.
b. Bagi Puskesmas
1. Sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan program BIAS di Puskesmas Kecamatan
Beji Depok
2. Mendapatkan gambaran tentang kemungkinan penyebab masalah pada pelaksanaan
program BIAS di Kecamatan Beji Depok
3. Mendapatkan alternatif pemecahan masalah pada program BIAS di Puskesmas
Kecamatan Beji Depok.
4. Sebagai bahan masukan untuk melakukan penyuluhan Imunisasi BIAS terhadap
orang tua murid sebagai upaya peningkatan keberhasilan program BIAS di Puskesmas
Kecamatan Beji Depok.
5. Dapat mengatasi masalah pada pelaksanaan program BIAS dengan cara
melaksanakan berbagai alternatif pemecahan masalah yang telah disusun.