bab1 a

7
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui Pembangunan Nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya dicapai melalui penyelenggaraan dan pembangunan kesehatan. Salah satu tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu meningkatnya status kesehatan masyarakat. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar didunia. Pada tahun 2014, Indonesia memiliki penduduk sebanyak 245.862.034 jiwa dan menempati peringkat ke empat dalam hal jumlah penduduk terbesar setelah Republik Rakyat Cina, India, dan Amerika Serikat. Di Indonesia, golongan anak-anak, yaitu penduduk yang berumur sampai 18 tahun, masih merupakan golongan penduduk yang sangat besar. Pada tahun 2013/2014 golongan anak- anak di Indonesia berjumlah 88.258.176 jiwa atau 35,89 % dari seluruh penduduk. Sementara itu, golongan usia sekolah dasar (6- 12 tahun) berjumlah 40.947.823 jiwa atau sebesar 20,34 % dari

description

kkk

Transcript of bab1 a

Page 1: bab1 a

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan

cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui Pembangunan

Nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dicapai melalui penyelenggaraan dan

pembangunan kesehatan. Salah satu tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu

meningkatnya status kesehatan masyarakat. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan

pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja,

kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar didunia. Pada

tahun 2014, Indonesia memiliki penduduk sebanyak 245.862.034 jiwa dan menempati peringkat

ke empat dalam hal jumlah penduduk terbesar setelah Republik Rakyat Cina, India, dan Amerika

Serikat. Di Indonesia, golongan anak-anak, yaitu penduduk yang berumur sampai 18 tahun,

masih merupakan golongan penduduk yang sangat besar. Pada tahun 2013/2014 golongan anak-

anak di Indonesia berjumlah 88.258.176 jiwa atau 35,89 % dari seluruh penduduk. Sementara

itu, golongan usia sekolah dasar (6-12 tahun) berjumlah 40.947.823 jiwa atau sebesar 20,34 %

dari total jumlah penduduk. Pembangunan nasional jangka panjang menitik beratkan pada

kualitas hidup sumber daya manusia yang prima. Untuk itu kita bertumpu pada generasi muda

dewasa ini yang memerlukan asuhan dan perlindungan terhadap penyakit yang mungkin dapat

menghambat tumbuh kembangnya menuju masa dewasa yang berkualitas tinggi, guna

meneruskan pembangunan nasional dengan masyarakat yang sehat, sejahtera, bahagia.

Upaya perlindungan generasi muda terhadap penyakit menular merupakan suatu hal yang

sangat penting. Hal tersebut salah satunya dapat dilakukan melalui vaksinasi yang mendorong

pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan program imunisasi. Pengembangan program

imunisasi (PPI) merupakan program pemerintah dalam bidang imunisasi guna mencapai

komitmen internasional Universal Child Immunization (UCI) pada akhir 1990. Upaya imunisasi

diselenggarakan di indonesia sejak tahun 1956 dan terbukti merupakan upaya kesehatan paling

cost effective. Pada tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi Program Pengebangan

Page 2: bab1 a

Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang dapat Dicegah Dengan

Imunisasi (PD3I) yaitu, tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B.

Pada tahun 1990 Indonesia telah mencapai lebih dari 90% imunisasi dasar yang dikenal sebagai

Universal Child Immunization (UCI). Kemudian secara regional dilakukan juga imunisasi

terhadap hepatitis B yang masih dalam pelaksanaan sampai saat ini. Ditambah lagi dengan

gerakan PIN (Pekan Imunisasi Nasional) terhadap penyakit polio pada tahun 1995-1997 secara

berturut-turut serentak di seluruh Indonesia.

Campak,difteri dan tetanus merupakan bagian penyakit PD3I yang memerlukan perhatian

dimana angka morbiditas campak di dunia sebanyak 50 juta orang setiap tahun dan lebih dari

satu juta kematian setiap tahun. Pada tahun 2013 kasus campak masih cukup tinggi, case fatality

rate kasus campak di dunia sebesar 81% yang diperkirakan sekitar 400 kematian setiap hari atau

16 kematian setiap jam Di Indonesia tahun 2013, angka kejadian campak yang dilaporkan

sebanyak 11.521 kasus campak, dengan incidence rate (IR) campak sebesar 4,64 per 100.000

penduduk, jumlah KLB campak yang terjadi di Indonesia sebanyak 128 KLB dengan jumlah

kasus adalah 1.677 kasus. hasil Riskesdas 2010 menunjukkan penurunan caakupan imunissi DPT

yang diikuti peningkatan jumlah kasus difteri pada tahun 2010 sampai 2012 berturut-turut 385

kasus tahun 2011 806 dan 2012 sebesar 1192 kasus dan menuun menjadi 713 kasus pada tahun

2013 berhubungan dengan cakupan imunisasi DPT yang meningkat. tahun 2013, Di provinsi

Jawa barat terdapat 713 kasus campak, pada tahun 2012 terdapat 4138 kasus campak, 20 kasus

tetanus dan 65 kasus difteri. Di Kota Depok, di tahun 2011 ditemukan 712 kasus campak klinis.

Tahun 2012 kasus campak klinis sebesar 427. Pada tahun 2013 terjadi penurunan kasus

campak sebanyak 118 kasus pada laki-laki dan 117 kasus pada perempuan dengan jumlah total

235 kasus, Berdasarkan laporan pada tahun 2011 dan tahun 2012 tidak terjadi kasus tetanus dan

kasus tetanus neonatorum. Pada tahun 2010 tidak ditemukan kasus difteri, akan tetapi di tahun

2011 ditemukan 1 kasus difteri dan tahun 2012 ditemukan 1 susp difteri, tahun 2013 terdapat 1

kasus difteri.

Sejak tahun 1983 anak sekolah dasar (SD) merupakan salah satu sasaran program imunisasi

untuk mencegah penyakit difteri dan tetanus. Sejak tahun 1990 program imunisasi telah

menjangkau lebih dari 80% sasaran bayi dengan imunisasi dasar DPT 3 dosis, yang dapat

memberikan kekebalan selama 3-5 tahun. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih dari

80% anak masuk sekolah pada tahun 1997 telah memiliki kekebalan terhadap difteri dan tetanus.

Page 3: bab1 a

Imunisasi pada anak sekolah menjadi program kegiatan rutin setiap bulan november sejak 1998

yang dikenal dengan istilah Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) berupa pemberian vaksin DT

untuk kelas I Sekolah Dasar (SD) / Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan TT untuk kelas II dan III.

Pada BIAS tahun 1999, disamping pemberian DT dan TT diberikan juga imunisasi polio pada

kelas III sampai kelas VI SD/MI. Walaupun PD3I sudah dapat ditekan cakupan imunisasi harus

dipertahankan tinggi dan merata.kegagalan untuk menjaga tingkat perlindungan yang tinggi dan

merata dapat menimbulkan terjadinya letusan (KLB) PD3I.

Pemberian imunisasi tidak hanya memberikan kekebalan dan pencegahan terhadap bayi

atau anak yang divaksinasi, namun dapat juga memberikan dampak yang jauh lebih luas kepada

masyarakat karena akan mencegah terjadinya penularan yang luas dengan adanya peningkatan

kekebalan secara umum. Oleh karena itu pandangan serta sikap setiap dokter atau orang tua

sangat penting untuk memahami tentang arti imunisasi bagi setiap anak di Indonesia.

1.2. Permasalahan

Walaupun program BIAS telah rutin dilaksanakan, namun masih terdapat masalah antara

lain belum menunjukkannya keberhasilan program Bulan Imunisasi Anak Sekolah di Wilayah

Kerja Puskesmas Kecamatan Beji Kota Depok, sehingga perlu diketahui prioritas masalah,

penyebab masalah dan penyelesaian masalah.

1.3. Tujuan

a. Tujuan Umum

Terlaksananya evaluasi program Bulan Imunisasi Anak Sekolah di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Beji Kota Depok Periode Januari-Desember 2014 yang bertujuan

untuk meningkatkan keberhasilan program tersebut pada tahun-tahun berikutnya.

b. Tujuan Khusus

1. Diketahuinya pelaksanaan program Bulan Imunisasi Anak Sekolah di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Beji Kota Depok Periode Januari-Desember 2014.

2. Diketahuinya masalah-masalah yang timbul pada pelaksanaan program Bulan

Imunisasi Anak Sekolah di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Beji Kota Depok

Periode Januari-Desember 2014.

3. Diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program Bulan

Imunisasi Anak Sekolah

Page 4: bab1 a

4. Tersusunnya cara penyelesaian masalah program Bulan Imunisasi Anak Sekolah di

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Beji Kota Depok Periode Januari-Desember

2014.

1.4. Manfaat

a. Bagi Instansi Pendidikan

Mempunyai lulusan dokter yang berkualitas dan memiliki wawasan tentang

program BIAS, mampu menjalankan program BIAS serta dapat melakukan evaluasi

terhadap program BIAS.

b. Bagi Puskesmas

1. Sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan program BIAS di Puskesmas Kecamatan

Beji Depok

2. Mendapatkan gambaran tentang kemungkinan penyebab masalah pada pelaksanaan

program BIAS di Kecamatan Beji Depok

3. Mendapatkan alternatif pemecahan masalah pada program BIAS di Puskesmas

Kecamatan Beji Depok.

4. Sebagai bahan masukan untuk melakukan penyuluhan Imunisasi BIAS terhadap

orang tua murid sebagai upaya peningkatan keberhasilan program BIAS di Puskesmas

Kecamatan Beji Depok.

5. Dapat mengatasi masalah pada pelaksanaan program BIAS dengan cara

melaksanakan berbagai alternatif pemecahan masalah yang telah disusun.