Post on 10-Jun-2019
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran tentang kondisi riil di
lapangan terkait dengan gaya kepemimpinan visioner kepala sekolah di SMP
Negeri 1 Tibawa Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo diuraikan sebagai
berikut :
1. Pola Pikir/Orientasi Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tibawa Kecamatan
Tibawa Kabupaten Gorontalo.
a. Kemampuan memecahkan masalah.
Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, dan dua orang
guru mengenai strategi kepala sekolah dalam memecahkan masalah pendidikan
di SMP Negeri 1 Tibawa Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo diuraikan
sebagai berikut :
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah mengatakan bahwa :
Ada banyak masalah pendidikan di sekolah ini, contohnya berbagai sarana
sekolah yang masih kurang, masalah prestasi siswa, dan masalah kualitas
guru, sebagai kepala sekolah saya berupaya semaksimal mungkin untuk
mengatasinya dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada di
sekolah maupun yang ada pada masyarakat, untuk memenuhi berbagai
kekurangan dalam sarana dan prasarana sekolah, saya melibatkan
masyarakat untuk bersama memikirkan permasalahan ini. Untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa, kepala sekolah memberikan arahan
kepada guru untuk mengoptimalkan jam pembelajaran, dan memberikan
penambahan jam sebagai tindakan pengayaan dan remedial untuk siswa.
Kepala sekolah juga memberikan kesempatan kepada guru untuk
mengikuti berbagai pelatihan dan penilaian kinerja guru. Kegiatan-
kegiatan ini perlu dilakukan demi pencapain tujuan dan peningkatan
kualitas pendidikan di sekolah. (1.1.1/W/KS/21.05.2012).
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan dua orang guru
menyatakan bahwa :
Dalam mengatasi masalah-masalah pendidikan di sekolah, khususnya
dalam masalah kualitas guru, belum lama ini kepala sekolah bekerja sama
dengan pengawas untuk melaksanakan kegiatan penilaian kinerja guru,
yang dapat membantu guru untuk melakukan perbaikan kualitas
pembelajaran setelah memperoleh masukan dari kepala sekolah.
(1.1.1/W/AU/22.05.2012).
Sedangkan menurut penuturan guru lainnya bahwa :
Beberapa fasilitas di sekolah ini masih kurang sehingga menjadi satu
masalah buat sekolah dalam penyediaan sarana dan fasilitas pendidikan
untuk siswa, kepala sekolah telah berupaya untuk melibatkan masyarakat
dalam membantu pengadaan beberapa fasilitas sekolah.
(1.1.1/W/HY/21.05.2012).
Berdasarkan uraian hasil penelitian diatas menunjukkan strategi kepala
sekolah dalam menyelesaikan beberapa masalah pendidikan yang ada di
sekolah adalah dengan mengelola berbagai sumber daya pendidikan yang
sudah ada di sekolah dan juga yang ada pada masyarakat.
Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, dan dua orang
guru mengenai strategi kepala sekolah dalam mewujudkan visi misi sekolah
diuraikan sebagai berikut :
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah yang mengatakan
bahwa :
Kepala sekolah sebagai pemimpin telah melibatkan semua yaitu guru,
tenaga kependidikan, komite sekolah, masyarakat dan pemerintah dalam
perumusan visi misi sekolah, jadi untuk mewujudkannya pun kepala
sekolah mengajak mereka untuk bekerja sama mewujudkan visi misi yang
telah ditetapkan bersama. Berbagai program sekolah disusun bersama
demi meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
(1.1.2/W/KS/21.05.2012).
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan dua orang guru
menyatakan bahwa : “kepala sekolah sebagai pemimpin yang menggerakkan
berbagai kegiatan di sekolah telah melibatkan guru dan dan stakeholder
pendidikan lainnya untuk mewujudkan visi misi sekolah secara bersama yang
dirumuskan pada rencana kegiatan sekolah”. (1.1.2/W/AU/22.05.2012).
“Dengan memberikan pemahaman akan tanggung jawab bersama, kepala
sekolah bersama guru dan masyarakat khususnya orang tua siswa untuk
mewujudkan visi misi sekolah melalui dukungan berbagai program kegiatan
sekolah”. (1.1.2/W/HY/21.05.2012).
Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas menunjukkan strategi kepala
sekolah dalam mewujudkan visi dan misi sekolah adalah dengan memberikan
pemahaman kepada berbagai unsur pendidikan akan tanggung jawab bersama
terhadap perkembangan pendidikan di sekolah dan melibatkan mereka dalam
perumusan visi dan misi sekolah dan bersama-sama pula bertanggung jawab
dalam mewujudkannya melalui dukungan terhadap berbagai program kegiatan
sekolah.
b. Kemampuan mengambil keputusan
Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, dan dua orang
guru mengenai kemampuan kepala sekolah dalam mengambil keputusan
diuraikan sebagai berikut :
Di dalam merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan
mengendalikan berbagai kegiatan di sekolah kepala sekolah benar-benar
memikirkan dan merumuskan tindakan yang harus dilakukan, pelibatan
masyarakat dalam merumuskan visi dan misi sekolah, hingga perencanaan
berbagai kegiatan di sekolah, merupakan rangkaian yang membutuhkan
suatu keputusan untuk melaksanakannya. Kepala sekolah tidak
memutuskan sendiri hal apa saja yang perlu dilakukan, tapi kepala sekolah
melibatkan masyarakat dan stakeholder lainnya untuk bersama –sama
memutuskan kegiatan yang akan dilakukan di sekolah.
(1.2/W/KS/21.05.2012).
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan dua orang guru
menyatakan bahwa :
Sebelum kepala sekolah mengambil sebuah keputusan yang
mengakomodir kepentingan sekolah secara umum maka, kepala sekolah
terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan beberapa pihak yang
berkompeten di sekolah antara lain kepala sekolah berkoordinasi dengan
wakil kepala sekolah serta guru-guru yang dianggap mampu memberikan
saran serta pertimbangan terkait dengan keputusan yang akan ditetapkan.
Tujuan kepala sekolah melakukan koordinasi seperti ini adalah untuk
mendapatkan suatu keputusan yang memang benar-benar bijak untuk
dilaksanakan oleh guru maupun siswa di SMP Negeri 1Tibawa Kabupaten
Gorontalo. (1.2/W/AU/22.05.2012).
Sedangkan menurut penuturan guru lainnya mengatakan bahwa :
“keputusan yang diambil diupayakan merupakan keputusan bersama sebagai
rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan di sekolah”.
(1.2/W/HY/21.05.2012).
Berdasarkan uraian hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa
kemampuan kepala sekolah dalam mengambil keputusan adalah melibatkan
semua unsur yang berkepentingan agar terjadi suatu keputusan bersama dan
bukan keputusan kepala sekolah saja. Apa pun keputusan yang diambil kepala
sekolah pasti memiliki makna penting, baik bagi orang lain maupun terhadap
diri sendiri. Kecil atau pun besar volume kelompok yang dipimpinnya,
keputusan pemimpin sangatlah berarti, serius, serta berpengaruh besar dan luas.
Kenyataan itu memberikan sekelebatan indikasi bahwa keputusan harus
diambil tidak saja dengan hati-hati, tapi juga tegas dan diputuskan dengan
berani dalam keadaan sadar.
c. Kemampuan dalam berkomunikasi
Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, dan dua orang
guru mengenai komunikasi kepala sekolah dengan guru dan pihak lainnya
diuraikan sebagai berikut :
Kepala sekolah membuka komunikasi dua arah dalam mendelegasikan
tugas. Kepala sekolah menerima masukan dan saran serta kritikan dari
berbagai pihak baik dari guru ataupun dari orang tua siswa dengan
berusaha memahami berbagai aspirasi serta mempertimbangkannya demi
perbaikan kinerja sekolah. (1.3/W/KS/21.05.2012).
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan dua orang guru
menyatakan bahwa :
Kepala sekolah berupaya untuk mewujudkan komunikasi yang efektif
diantara guru sekolah dan masyarakat, jika pun ada sesuatu hal yang
luput, itu masih bisa ditolerir, mengingat usia kepala sekolah yang sudah
tidak muda lagi, tapi masih tetap memiliki semangat kerja yang cukup
baik. (1.3/W/AU/22.05.2012).
Menurut penuturan guru lainnya mengatakan bahwa :
Pola komunikasi dari kepala sekolah pada umumnya bersifat
kekeluargaan. Alur penyampaian informasi berlangsung dua arah. Media
komunikasi yang digunakan oleh kepala sekolah ialah : rapat dinas, surat
edaran, papan data, pengumuman lisan serta pesan berantai yang
disampaikan secara lisan. (1.3/W/HY/21.05.2012).
Sedangkan menurut penuturan ketua komite sekolah mengatakan bahwa :
Kepala sekolah menjalin komunikasi yang cukup baik dengan masyarakat,
khususnya dengan anggota komite sekolah, jika ada beberapa hal yang
perlu dikomunikasikan dengan komite sekolah, kepala sekolah segera
menghubungi dan melibatkan komite sekolah dalam memberikan beberapa
masukan penting. (1.3/W/RP/22.05.2012).
Berdasarkan uraian hasil wawancara menunjukkan bahwa dalam hal
komunikasi kepala sekolah dengan guru dan pihak lain terjadi upaya
mewujudkan komunikasi yang efektif. Kepala sekolah sebagai pemimpin
berupaya memahami berbagai penyampaian informasi baik sebagai masukan
ataupun kritikan. Komunikasi terjadi secara dua arah, kepala sekolah juga
menjalin komunikasi dengan para guru sesuai dengan proporsinya masing-
masing.
2. Perilaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tibawa Kecamatan Tibawa
Kabupaten Gorontalo.
a. Perilaku berorientasi pada tugas
Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, dan dua orang
guru mengenai perilaku kepala sekolah dalam mengatur aktivitas kerja untuk
meningkatkan efisiensi diuraikan sebagai berikut :
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah yang mengatakan bahwa:
“profesionalisme kepala sekolah sangat diperlukan untuk mengatur aktivitas
kerja. Melalui rapat Dewan Guru, berbagai hal dibicarakan bersama untuk
mengatur berbagai aktivitas kerja sesuai dengan tupoksi masing-masing.”
(2.1.1/W/KS/21.05.2012).
Menurut hasil wawancara dengan seorang orang guru mengatakan bahwa :
Tugas kepala sekolah adalah mengatur jalannya aktivitas sekolah dan
dapat bekerja sama khususnya dengan guru sebagai bawahannya. Kepala
sekolah mengatur berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan di sekolah,
dengan membangkitkan semangat staf, guru, dan pegawai lainnya untuk
sekolah agar dapat bekerja sama dengan baik, membangun visi dan misi,
kesejahteraan, hubungan dengan pegawai sekolah, dan murid,
mengembangkan kurikulum. Tugas kepala sekolah adalah sebagai
pembina dan pembimbing guru agar bekerja dengan betul dalam proses
pembelajaran siswanya. (2.1.1/W/AU/22.05.2012).
Hasil wawancara lainnya dengan seorang guru mengatakan bahwa :
Didalam mengatur berbagai aktivitas kerja, mulai dari perencanaannya,
pelaksanaannya, sudah dilakukan cukup baik oleh kepala sekolah, tapi
dalam hal pengontrolan masih perlu ditingkatkan agar kepala sekolah
dapat mengetahui berbagai hambatan yang dihadapi khususnya hambatan
yaang kurang diperhitungkan, hal ini juga demi perbaikan kualitas dari
kegiatan selanjutnya. (2.1.1/W/YH/21.05.2012).
Berdasarkan uraian hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa kepala
sekolah mengatur aktivitas kerja di sekolah dilakukan sesuai dengan tupoksi
masing-masing. Melalui pertemuan bersama dalam suatu rapat, kepala sekolah
membicarakan berbagai kegiatan kerja mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, dan bagaimana pelaksanaannya. Tapi pengontrolan dalam
aktivitas kerja sekolah yang telah direncanakan bersama kepala sekolah masih
perlu ditingkatkan sebagai bagian untuk mengevaluasi kegiatan demi
menciptakan efesiensi terlaksananya suatu kegiatan sekolah.
Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, dan dua orang
guru mengenai perilaku kepala sekolah dalam menjalankan perannya sebagai
pemimpin dalam mengelola berbagai kegiatan sekolah diuraikan sebagai
berikut :
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah yang mengatakan bahwa :
Sekolah memiliki perencanaan kegiatan sekolah yang dituang dalam
Rencana Kegiatan Sekolah (RKS) yang telah dirumuskan bersama guru
dan komite sekolah, kepala sekolah sebagai pemimpin telah melibatkan
semua unsur agar dapat memperoleh masukan dari mereka dan
merumuskan bersama berbagai kegiatan sekolah. Dalam hal ini kepala
sekolah merencanakan kegiatan dan mengorganisasikannya. Semua unsur
yang terlibat juga ikut memantau pelaksanaannya, jika kepala sekolah
berhalangan hadir, ada wakil kepala sekolah yang akan mewakili.
(2.1.2/W/KS/21.05.2012).
Menurut hasil wawancara dengan seorang guru mengatakan bahwa :
Di dalam mengelola kegiatan sekolah, kepala sekolah merencanakan
kegiatan sekolah demi mencapai visi misi sekolah. Kegiatan sekolah
adalah kegiatan bersama, sehingga rencana kegiatan sekolah yang ada
merupakan hasil rumusan bersama dibawah kepemimpinan kepala sekolah,
rencana kegiatan ini dilaksanakan secara bersama dan dengan penuh
kesadaran untuk mewujudkan terciptanya keefektifan kerja. Memang
terkadang kepala sekolah tidak selalu berada di sekolah, sehingga
pengarahan yang diharapkan dari seorang pemimpin masih kurang, tapi hal
ini juga tidak bisa dihindari mengingat padatnya kegiatan kepala sekolah,
jadi kami sebagai guru juga bertanggung jawab untuk memonitor
pelaksanaan kegiatan sekolah. (2.1.2/W/AU/22.05.2012).
Menurut penuturan seorang guru lainnya bahwa :
Untuk masalah peran kepala sekolah sebagai pemimpin yang mengelola
kegiatan sekolah sudah cukup baik, hanya perlu meningkatkan upaya
monitor langsung dari kepala sekolah, agar sejauh mana realisasi kegiatan
dapat diketahui lebih jelas oleh kepala sekolah dan tidak hanya
berdasarkan laporan dari guru. (2.1.2/W/HY/21.05.2012).
Berdasarkan uraian hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa peran
kepala sekolah sebagai pemimpin yang mengelola kegiatan, dalam orientasi
tugas masih perlu ditingkatkan lagi karena peran kepala sekolah sebagai
pemimpin masih kurang dalam mengarahkan dan memonitor pelaksanaan
kegiatan sekolah, sehingga kepala sekolah hanya memperoleh laporan
pelaksanaan kegiatan dari hasil monitor bawahan.
b. Perilaku kepala sekolah yang berorientasi pada hubungan.
Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, dan dua orang
guru mengenai perilaku kepala sekolah dengan guru dan siswa diuraikan
sebagai berikut :
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah mengatakan bahwa :
Kepala sekolah berusaha membina hubungan yang baik dengan semua
guru karena kepala sekolah tidak bisa bekerja sendiri, kepala sekolah
membina hubungan langsung dengan guru dengan memberikan arahan dan
menawarkan beberapa inovasi kepada guru demi perbaikan kualitas
pembelajaran yang berdampak langsung kepada kualitas peserta didik.
Kepala sekolah juga mendengarkan masukan dan saran dari guru demi
perbaikan kualitas pembelajaran yang mereka lakukan. Kegiatan penilaian
kinerja guru yang dilakukan bersama pengawas didiskusikan demi
perbaikan kinerja guru, kepala sekolah menaruh kepercayaan kepada guru
dan bekerja sama mendidik siswa untuk menciptakan keefektifan sekolah.
(2.2.1/W/KS/21.05.2012).
Menurut hasil wawancara dengan seorang guru mengatakan bahwa :
Berbagai pelatihan yang diikuti kepala sekolah di imbaskan kepada guru
dan kepala sekolah mengajak guru untuk membahas dan mendiskusikan
berbagai perkembangan pembelajaran siswa. Kepala sekolah memberikan
arahan dan masukan untuk guru dan menghimbau guru untuk
melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksinya. Kepala sekolah memantau
perkembangan siswa baik akademik maupun non akademik melalui guru
karena guru lebih mengetahui dengan jelas perkembangan siswa. Kepala
sekolah mengajak guru untuk bekerja sama dan dengan sikap kekeluargaan
dan terbuka untuk menerima masukan dari guru sebagai pemimpin yang
menggerakkan kegiatan sekolah. (2.2.1/W/AU/22.05.2012).
Hasil wawancara dengan guru lainnya mengatakan bahwa :
Kepala sekolah memberikan kepercayaan kepada bawahannya untuk
melaksaksanakan kegiatan sekolah dengan memberikan arahan yang
sesuai yang dibutuhkan. Khususnya dalam pengelolaan kurikulum sekolah
yang bersentuhan langsung dengan perbaikan kualitas peserta didik.
Dengan kepercayaan yang diberikan kepala sekolah, guru melaksanakan
kegiatan sekolah dengan penuh tanggung jawab.
(2.2.1/W/HY/21.05.2012).
Berdasarkan uraian hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa perilaku
kepala sekolah kepada guru dan siswa adalah memberikan kepercayaan kepada
guru untuk melaksanakan kegiatan sekolah. Kepala sekolah dengan sikap
kekeluargaan memberikan arahan dan mengajak guru untuk bekerjasama
memperbaiki kualitas kinerja yang akan berdampak pada kualitas peserta didik
dan demi menciptakan efektifitas sekolah.
Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, dua orang guru
dan ketua komite sekolah mengenai perilaku kepala sekolah dalam
membangun kerja sama atau bermitra dengan masyarakat diuraikan sebagai
berikut :
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah yang mengatakan
bahwa :
Sekolah menjalin kerja sama dengan masyarakat khususnya dengan orang
tua siswa dalam mengembangkan sekolah. Masyarakat dan juga pihak
sekolah bertanggung jawab untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi
peserta didik. Kepala sekolah memberikan pemahaman kepada masyarakat
akan tanggung jawab bersama terhadap pendidikan siswa. Di dalam
perumusan kegiatan sekolah, pihak masyarakat dilibatkan sebagai wujud
tanggung jawab bersama terhadap kegiatan sekolah. Dengan pendekatan
secara kekeluargaan, masyarakat yang sebagian besar terdiri dari orang tua
siswa menjadi paham sehingga mendukung kegiatan sekolah dan dapat
berpartisipasi dalam kegiatan sekolah. Sekolah juga bekerja sama dengan
pihak lainnya seperti Puskesmas yang lokasinya tidak jauh dari sekolah
untuk dapat memberikan penyuluhan kesehatan kepada guru dan siswa.
(2.2.2/W/KS/21.05.2012).
Hasil wawancara peneliti dengan dua orang guru mengatakan bahwa :
Kepala sekolah menjalin hubungan yang cukup baik dengan orang tua
siswa. Pada setiap rapat dengan orang tua siswa, kepala sekolah
menyampaikan kembali beberapa kegiatan sekolah yang perlu mendapat
perhatian dan dukungan dari masyarakat sekolah, dan meminta masukan
dari masyarakat demi mewujudkan program kegiatan sekolah, yaitu
kegiatan pembelajaran siswa maupun kegiatan ekstra kurikuler seperti
Pramuka, PMR, dan kegiatan lainnya. Kepala sekolah sebagai pemimpin
semaksimal mungkin menerima masukan dan saran dari orang tua siswa
demi terlaksananya kegiatan dan perbaikan kualitas pendidikan di sekolah.
(2.2.2/W/AU/22.05.2012).
Menurut hasil wawancara dengan guru lainnya mengatakan bahwa:
“kepala sekolah membina hubungan yang cukup baik dengan masyarakat
dengan mengajak masyarakat untuk terlibat dalam berbagai program kegiatan
sekolah, khususnya masyarakat yang potensial demi terwujudnya pelaksanaan
kegiatan sekolah”. (2.2.2/W/HY/21.05.2012).
Sedangkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan ketua komite
sekolah menyatakan bahwa :
Perilaku kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah dalam menjalin
hubungan dengan masyarakat, dalam hal ini komite sekolah sebagai wakil
dari masyarakat telah sesuai dengan prosedur. Kepala sekolah selalu
mengundang komite sekolah untuk menghadiri pertemuan yang dilakukan
sekolah, untuk membicarakan rencana dan pelaksanaan suatu kegiatan
dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Dalam kegiatan sekolah ini,
komite sekolah sering memberikan sambutan dan juga memberikan saran
untuk sekolah. Keterlibatan komite sekolah ini dimulai sejak perumusan
visi dan misi sekolah, dan merumuskan kegiatan sekolah bersama sebagai
rasa tanggung jawab terhadap terwujudnya tujuan sekolah.
(2.2.2/W/RP/22.05.2012)
Berdasarkan uraian hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa perilaku
kepala sekolah dalam membangun kerja sama dan bermitra dengan masyarakat
adalah kepala sekolah melakukan pendekatan secara kekeluargaan dan
memberikan pemahaman kepada masyarakat akan tanggung jawab bersama
terhadap pendidikan. Kepala sekolah melibatkan komite sekolah sebagai wakil
dari masyarakat dalam berbagai program kegiatan sekolah demi mewujudkan
visi dan misi sekolah yang telah dirumuskan bersama sebelumnya.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pola Pikir/Orientasi Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tibawa Kecamatan
Tibawa Kabupaten Gorontalo
Kepala sekolah memainkan peran penting dalam mengejawantahkan visi
pendidikan nasional. Dalam hal ini, kepala sekolah memiliki pengaruh
signifikan terhadap kualitas praktik pengajaran dan pencapaian belajar peserta
didik. Kepala sekolah memimpin, bersama dengan pendidik dan tenaga
kependidikan, untuk memetakan arah ke depan pendidikan di sekolah,
mengembangkan pencapaian yang diharapkan, memelihara fokus perhatian
terhadap proses pengajaran dan pembelajaran dan membangun lingkungan
belajar yang kondusif dan positif. Oleh karena itu, kemampuan kepemimpinan
kepala sekolah dapat menjadi faktor pembeda terhadap proses pendidikan yang
berlangsung di sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah dalam era desentralisasi memiliki
kewenangan (hak otonomi) yang lebih luas sehingga dihadapkan pada berbagai
permasalahan yang rumit dan kompleks. Berbagai permasalahan yang terjadi di
sekolah seperti masalah-masalah seperti dalam hal kurangnya sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah, masalah prestasi dan juga kualitas guru,
tentulah memerlukan upaya dan strategi kepala sekolah selaku pimpinan di
lembaga ini untuk mengatasinya sebagai upaya perbaikan mutu sekolah.
Temuan penelitian menunjukkan strategi kepala sekolah dalam menyelesaikan
beberapa masalah pendidikan yang ada di sekolah adalah dengan mengelola
berbagai sumber daya pendidikan yang sudah ada di sekolah dan juga yang ada
pada masyarakat. Yaitu dengan menjalin kerja sama dengan masyarakat untuk
mnemikirkan bersama dalam mengatasi kekurangan sarana dan prasarana di
sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin memanfaatkan sumber daya yang
ada pada tenaga pendidik dengan memberikan ruang dan kesempatan kepada
guru untuk lebih meningkatkan kompetensinya demi peningkatan prestasi
belajar siswa. Dengan demikian terjadi pola kerja sama di sekolah demi
peningkatan mutu sesuai dengan yang diinginkan. Peran kepemimpinan
penting sekali dalam mengejar mutu yang diinginkan pada setiap sekolah.
Sekolah akan maju jika dipimpin oleh kepala sekolah yang visioner, memiliki
keterampilan manajerial, serta integritas kepribadian dalam melaksanakan
perbaikan mutu. Kepemimpinan kepala sekolah tentu menjalankan manajemen
sesuai dengan iklim dari organisasi yang dipimpinnya (Syafarudidn, 2002:50).
Visi dan misi sekolah yang telah dirumuskan bersama memerlukan
strategi untuk mewujudkannya. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus
memiliki strategi yang tepat demi pencapaian visi dan misi sekolah. Kepala
sekolah hendaknya selalu mensosialisasikan visi, misi dan tujuan sekolah
kepada seluruh warga sekolah secara terus menerus melalui berbagai macam
bentuk kegiatan yang pada akhirnya dapat menumbuhkan rasa kesadaran
kepada seluruh warga sekolah untuk memahami betapa pentingnya visi, misi
dan tujuan sekolah dalam memberikan semangat untuk melaksanakan tugas.
Temuan penelitian menunjukkan strategi kepala sekolah dalam
mewujudkan visi dan misi sekolah adalah dengan memberikan suatu kesadaran
untuk mendukung terlaksananya berbagai program kegiatan sekolah sebagai
wujud tanggung jawab bersama atas peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Kerjasama di sekolah dibangun atas kesadaran akan tanggung jawab moral
sebagai pengelola pendidikan.
Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk dapat menggerakkan
organisasinya agar dapat bekerjasama mewujudkan visi dan misi sekolah.
Bahaudin (2007:210) mengemukakan terdapat sepuluh kompetensi inti dari
pemimpin, yaitu: (1) integritas ; (2) kepercayaan dan nilai-nilai ; (3) kerjasama
tim ; (4) mendengarkan; (5) mempengaruhi dan mendorong orang lain
melakukan sesuatu ; (6) semangat yang kompetitif ; (7) dorongan yang kuat
dan intuisi ; (8) menetapkan prioritas dan pengambilan keputusan ; (9) rasa
humor ; dan (10) visi dan adaptabilitas.
Pengambilan keputusan sebagai kelanjutan dari pemecahan masalah
memiliki fungsi sebagai pangkal atau permulaan dari semua aktivitas manusia
yang sadar dan terarah secara individual dan secara kelompok baik secara
institusional maupun organisasional. Pada dasarnya seluruh kegiatan yang
berlangsung dalam sebuah sekolah merupakan akibat atau konsekuensi dari
berbagai keputusan yang diambil pimpinan. Apakah pada akhirnya sekolah
berhasil mencapai sasaran secara efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan,
ditentukan oleh ketepatan dari berbagai keputusan yang diambil pimpinan.
Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat, setiap sekolah
perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap keputusan
memerlukan dukungan informasi yang cepat, tepat, dan akurat. Kebutuhan
akan system seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada
persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini.
Temuan penelitian menunjukkan menunjukkan bahwa kemampuan kepala
sekolah dalam mengambil keputusan adalah melibatkan semua unsur yang
berkepentingan agar terjadi suatu keputusan bersama dan bukan keputusan
kepala sekolah saja. Apa pun keputusan yang diambil kepala sekolah pasti
memiliki makna penting, baik bagi diri sendiri maupun terhadap orang lain.
Sebagaimana yang kerap kita saksikan, setiap keputusan pemimpin sangat
ditunggu-tunggu berbagai kalangan dengan intensi dan kepentingan masing-
masing. Kecil atau pun besar volume kelompok yang dipimpinnya, keputusan
pemimpin sangatlah berarti, serius, serta berpengaruh besar dan luas.
Kenyataan itu memberikan sekelebatan indikasi bahwa keputusan harus
diambil tidak saja dengan hati-hati, tapi juga tegas dan diputuskan dengan
berani dalam keadaan sadar. Ada dua hal yang dibedakan berdasarkan
prosesnya, yakni memecahkan masalah (problem solving) dan membuat
keputusan, atau decision making. Tak jarang orang memandangnya sama,
kedua hal itu dianggap saling berkaitan. Kendati keduanya memiliki definisi
yang berbeda. Pemecahan masalah merupakan serangkaian aktivitas manusia
dalam menjalani kehidupannya. Aktivitas hidup tersebut meliputi berbagai
sendi atau aspek, baik menyangkut hubungan antarpribadi, pekerjaan, maupun
kehidupan sosial secara lebih luas. Keputusan terdiri atas dua bentuk yang
saling bergantung. Pertama, keputusan pribadi, dibuat atas dasar kepentingan
pribadi yang sedikit sekali melibatkan kehidupan orang lain. Kedua, keputusan
kelompok, yakni keputusan yang dibuat demi kelangsungan dan masa depan
suatu kelompok. Kelompok di sini dapat berupa organisasi sosial, profit,
bahkan negara yang melibatkan kepentingan dan kesejahteraan rakyat pada
umumnya. Keputusan kelompok paling sering dijumpai karena pada
hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang hidup di dalam kelompok.
Seorang pemimpin yang efektif harus memberikan perintah, memberi
inspirasi, membangun kelompok kerja yang kompak, menjadi teladan dan
memperoleh penerimaan dari para pegawainya. Kepemimpinan efektif tidak
hanya membolehkan diskusi diantara kelompok tapi juga mengijinkan mereka
untuk berpartisipasi dalam melaksanakan pengambilan keputusan. Jika mereka
tidak dilibatkan dalam kegiatan mendiskusikan persoalan yang relevan bagi
mereka maka partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan tidak akan
sukses (Syafaruddin, 2004:40).
Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna
apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota
kelompok, daripada keputusan yang diambil secara individual.
Komunikasi memegang peranan penting dalam organisasi dalam
organisasi. Tanpa komunikasi, organisasi akan berhenti. Komunikasi bertujuan
untuk memberi dan menerima informasi, untuk mempengaruhi orang lain
(misalnya para pelanggan), menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan
mengevaluasi perilaku secara efektif. Tanpa adanya komunikasi, beberapa
tujuan tersebut tidak akan dapat dicapai. Untuk meningkatkan efektifitas
organisasi dalam meraih sasarannya (yang dipandu oleh manajer dalam
berbaga tingkatan), maka peranan komunikasi menjadi sangat penting dan
strategis. Distorsi, ambiguitas, ketidakpastian serta konflik organisasi akan
semakin tereleminasikan mana kala semua anggota organisasi menyadari
perlunya komunikasi yang efektif. Artinya bahwa melalui komunikasi,
eksistensi serta pengembangan organisasi akan menjadi kenyataan. Ada
hubungan yang positif antara komunikasi dengan produktivitas. Baik
produktivitas di tingkat bawah, menengah maupun atas. namun harus diakui
tidaklah gampang mewujudkan komunikasi yang efektif itu.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa dalam hal komunikasi
kepala sekolah dengan guru dan pihak lain terjadi upaya mewujudkan
komunikasi yang efektif. Kepala sekolah sebagai pemimpin berupaya
memahami berbagai penyampaian informasi baik sebagai masukan ataupun
kritikan. Komunikasi terjadi secara dua arah.
Mulyasa (2003:98-122) mengemukakan dalam paradigma baru manajemen
pendidikan, kepala sekolah harus mampu berfungsi sebagai Educator,
Manager, Administrator, Supervisor, Leaders, Innovator, dan Motivator
(EMASLIM). Agar kepala sekolah mampu menjalankan fungsinya, kepala
sekolah harus memiliki kompetensi yang baik pada tujuh fungsi tersebut.
Kompetensi kepala sekolah sebagai educator meliputi kemampuan
membimbing guru, membimbing tenaga kependidikan non guru, membimbing
peserta didik, mengembangkan tenaga kependidikan, mengikuti perkembangan
iptek, dan memberi contoh mengajar. Kompetensi kepala sekolah sebagai
manager meliputi kemampuan menyusun program sekolah, organisasi
personalia, memberdayakan tenaga kependidikan, dan mendayagunakan
sumber daya sekolah secara optimal. Kompetensi kepala sekolah sebagai
administrator meliputi kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola
administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia, mengelola
administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kearsipan, dan
mengelola administrasi keuangan. Kompetensi kepala sekolah sebagai
supervisor, meliputi kemampuan menyusun dan melaksanakan program
supervisi pendidikan serta memanfaatkan hasilnya. Kompetensi kepala sekolah
sebagai leaders, meliputi kemampuan memberikan petunjuk dan pengawasan,
meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah,
dan mendelegasikan tugas. Kompetensi kepala sekolah sebagai innovator,
meliputi kemampuan menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan,
mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan,
dan mengembangkan model-model pembelajar. Kompetensi kepala sekolah
sebagai motivator, meliputi kemampuan dalam pengaturan lingkungan fisik,
pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan penghargaan secara efektif, dan
penyediaan berbagai sumber belajar.
Gambar 4.1 Diagram Pola Pikir/Orientasi Kepala Sekolah
Pola Pikir/Orientasi
Kepala Sekolah
di SMP Negeri 1 Tibawa
Kabupaten Gorontalo
Pengambilan keputusan
berpartisipasi / keputusan
kelompok
Kepala sekolah
memecahkan masalah
dengan menggunakan
segala sumber daya yang
ada dan bekerja sama
membangun kesadaran
untuk mewujudkan visi
misi sekolah
Kemampuan dalam
berkomunikasi
Komunikasi
dua arah
2. Perilaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tibawa Kecamatan Tibawa
Kabupaten Gorontalo.
Aktivitas kerja di suatu organisasi membutuhkan seorang pemimpin yang
mengatur segala gerak organisasi, mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, hingga pengontrolan kegiatan. Begitu pula dengan sekolah,
kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat mengatur aktivitas kerja demi
meningkatkan efisiensi. Dalam konteks ini temuan penelitian menunjukkan
bahwa kepala sekolah mengatur aktivitas kerja di sekolah dilakukan sesuai
dengan tupoksi masing-masing. Melalui pertemuan bersama dalam suatu rapat,
kepala sekolah membicarakan berbagai kegiatan kerja mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, dan bagaimana pelaksanaannya. Tapi Perilaku kepala
sekolah yang berorientasi tugas masih kurang dalam hal pengawasan kegiatan
pengontrolan atau pengawasan dalam aktivitas kerja sekolah masih perlu
ditingkatkan sebagai bagian untuk mengevaluasi kegiatan demi menciptakan
efesiensi terlaksananya suatu kegiatan sekolah.
Pengawasan merupakan bagian penting yang tidak dapat diabaikan untuk
mengetahui proses kegiatan organisasi itu berjalan. Pengawasan yang
dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari suatu program
organisasi memberikan dampak positif terhadap keberhasilan tujuan organisasi.
Oteng Sutisna (1996) menyatakan bahwa pengawasan adalah sebagai suatu
proses fungsi dan prinsip administrasi untuk melihat apa yang terjadi sesuai
dengan apa yang semestinya terjadi. Apabila tidak sesuai dengan semestinya
maka perlu adanya penyesuaian yang mesti dilakukan. Tindakan pengawasan
tersebut terdiri dari tiga langkah, yaitu : (1) mengukur perbuatan atau meneliti
apa yang sedang dilakukan ; (2) membandingkan perbuatan dengan standar
yang telah ditetapkan dan menetapkan perbedaannya jika terdapat perbedaan,
dan (3) memperbaiki penyimpangan dengan tindakan pembetulan atau
perbaikan.
Kepala Sekolah merupakan sosok yang begitu dihormati lantaran memiliki
andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru
sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Kepala sekolah adalah sebagai
figur pendidikan yang dapat menciptakan proses belajar mengajar dengan baik,
sehingga guru dapat mengajar dan siswa dapat belajar secara efektif.
Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku kepala sekolah
kepada guru dan siswa adalah kepala sekolah memberikan kepercayaan kepada
guru untuk melaksanakan kegiatan sekolah. Kepala sekolah dengan sikap
kekeluargaan memberikan arahan dan mengajak guru untuk bekerjasama
memperbaiki kualitas kinerja yang akan berdampak pada kualitas peserta didik
dan demi menciptakan efektifitas pembelajaran. Perilaku kepala sekolah ini
menunjukkan ada rasa percaya kepala sekolah yang tinggi kepada guru sebagai
bawahannya dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Hal ini berarti gaya
kepemimpinan kepala sekolah berorientasi pada pegawai. Gaya kepemimpinan
yang berorientasi pada pegawai/anggota organisasi melaksanakannya
kepemimpinannya dengan berupaya memberikan dorongan semangat,
membimbing dan mengarahkan secara empatik dan memberikan kepercayaan
kepada anggota untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan karyanya sendiri
(Engkoswara dan Aan Komariah, 2011:181).
Kepala sekolah sebagai manajer (pengelola) dan juga sebagai leader
(pemimpin) dalam organisasi sekolah, memiliki tugas disamping sebagai
pengembangan akademik juga pengembangan kemitraan sekolah. Keberhasilan
untuk membangun kemitraan sekolah adalah sangat ditentukan oleh peran
kepala sekolah dalam melaksanakan tugas manajemen dan kepemimpinan
pendidikan.
Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku kepala sekolah
dalam membangun kerja sama dan bermitra dengan masyarakat adalah kepala
sekolah memberikan pemahaman kepada masyarakat akan tanggung jawab
bersama terhadap pendidikan. Hubungan sekolah dan masyarakat merupakan
jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-
tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat. Dan
mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antara sekolah dan masyarakat
dalam pelaksanaan pendidikan untuk kebaikan bersama.
Perilaku kepala sekolah dalam menjalin hubungan dengan masyarakat,
dalam hal ini komite sekolah telah sesuai dengan prosedur. Adapun pengertian
hubungan dengan masyarakat menurut Abdurrahman ialah kegiatan untuk
menanamkan dan memperoleh pengertian, good wiil, kepercayaan,
penghargaan diri dari publik sesuatu badan khususnya dan masyarakat pada
umumnya (Suryosubroto, 2004:155).
Pelaksanaan hubungan masyarakat tidak menunggu adanya permintaan
masyarakat, tetapi sekolah berusaha secara aktif (jemput bola), serta
mengambil inisiatif untuk melakukan berbagai aktivitas agar tercipta hubungan
dan kerjasama harmonis.
Gambar 4.1 Diagram Perilaku Kepala Sekolah
Perilaku berorientasi pada tugas
- Mengatur aktivitas kerja sesuai
tupoksi
- Meningkatkan pengawasan demi
efisiensi pelaksanaan kegiatan
Perilaku berorientasi pada hubungan
- Gaya kepemimpinan berorientasi
pada bawahan
- Membangun kemitraan dengan
masyarakat sebagai wujud tanggung
jawab bersama
Perilaku
Kepala Sekolah di
SMP Negeri 1 Tibawa
Kecamatan Tibawa
Kabupaten Gorontalo